Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan...

16
Kemiskinan Struktural Informasi Tuti Widiastuti Program Studi Ilmu Komunikasi FEIS Universitas Bakrie Gelanggang Mahasiswa Soemantri Bojonegoro, Jl. HR Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan Telp (021) 5261448, Fax (021) 5263191 e-mail: [email protected] Abstract This article is based on research of social network and structural poverty at Dusun Wanasari, Desa Karangsong, Indramayu, West Java. These phenomena will be analyzed with social exchange theory from Richard M. Emerson who said that people will have limited access in their social network and who has good resources will be powerful than others. The research methodology is Communication Networks Analysis. Findings in this research such as social communication networks among poor people have their own pattern, small size networks, sim- ple, limited members, interlink age and interplay. Sources of information related to daily life came from strong ties mainly, however for innovative or new invention came from weak ties. Information acquired from heterophily, and distributed to homophily relations. Mobile phone uses for tighten homophily relation, but not for heterophily. Opinion leader in this research founded as polymorphic, characterized by higher class socio-economically, well educated compare to majority of population, more experiences, more exposed to outer world, and well knowledge. Characteristic of opinion leadership is multiple level opinion leaderships. For people who are identified in under poverty line, they has limited access to information such as education and training program, financial supporting program, and information that delivered through social communication networking. Abstrak Artikel ini didasarkan pada penelitian jaringan sosial dan kemiskinan struktural di Dusun Wanasari, Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat. Fenomena ini akan dianalisis dengan teori pertukaran sosial dari Richard M. Emerson yang mengatakan bahwa orang-orang akan memiliki akses terbatas dalam jaringan sosial mereka dan yang memiliki sumber daya yang baik akan kuat dari yang lain. Metodologi penelitian ini adalah Analisis Jaringan Komunikasi. Temuan dalam penelitian ini seperti jaringan komunikasi sosial antara orang-orang miskin memiliki pola sendiri, jaringan ukuran kecil, sederhana, anggota yang terbatas, umur dan saling terhubung antara satu dengan lain. Sumber informasi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, terutama berasal dari ikatan yang kuat, namun untuk penemuan inovatif atau baru justru datang dari ikatan lemah. Informasi diperoleh berasal dari heterophily, dan didistribusikan kepada kelompok homophily. Penggunaan Ponsel untuk mempererat hubungan homophily, tetapi tidak untuk heterophily. Opini pemimpin dalam penelitian ini dibentuk secara polimorfik, ditandai dengan tinggi kelas sosial-ekonomi, berpendidikan dibandingkan dengan mayoritas penduduk, berpengalaman, lebih terpapar dunia luar, dan juga pengetahuan. Karakteristik dari opinion leader adalah adanya tingkatan kepemimpinan untuk kategori pendapat. Bagi orang-orang yang diidentifikasi di bawah garis kemiskinan, mereka memiliki akses terbatas terhadap informasi seperti pendidikan dan program pelatihan, program pendukung keuangan, dan informasi yang disampaikan melalui jaringan komunikasi sosial. Kata kunci: informasi, jaringan komunikasi sosial, kemiskinan struktural, pertukaran sosial

Transcript of Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan...

Page 1: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

314

Kemiskinan Struktural Informasi

Tuti WidiastutiProgram Studi Ilmu Komunikasi FEIS Universitas Bakrie

Gelanggang Mahasiswa Soemantri Bojonegoro, Jl. HR Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan,Jakarta Selatan Telp (021) 5261448, Fax (021) 5263191

e-mail: [email protected]

Abstract

This article is based on research of social network and structural poverty at DusunWanasari, Desa Karangsong, Indramayu, West Java. These phenomena will be analyzed withsocial exchange theory from Richard M. Emerson who said that people will have limited accessin their social network and who has good resources will be powerful than others. The researchmethodology is Communication Networks Analysis. Findings in this research such as socialcommunication networks among poor people have their own pattern, small size networks, sim-ple, limited members, interlink age and interplay. Sources of information related to daily lifecame from strong ties mainly, however for innovative or new invention came from weak ties.Information acquired from heterophily, and distributed to homophily relations. Mobile phoneuses for tighten homophily relation, but not for heterophily. Opinion leader in this research foundedas polymorphic, characterized by higher class socio-economically, well educated compare tomajority of population, more experiences, more exposed to outer world, and well knowledge.Characteristic of opinion leadership is multiple level opinion leaderships. For people who areidentified in under poverty line, they has limited access to information such as education andtraining program, financial supporting program, and information that delivered through socialcommunication networking.

Abstrak

Artikel ini didasarkan pada penelitian jaringan sosial dan kemiskinan struktural di Dusun Wanasari,Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat. Fenomena ini akan dianalisis dengan teori pertukaran sosialdari Richard M. Emerson yang mengatakan bahwa orang-orang akan memiliki akses terbatas dalamjaringan sosial mereka dan yang memiliki sumber daya yang baik akan kuat dari yang lain. Metodologipenelitian ini adalah Analisis Jaringan Komunikasi. Temuan dalam penelitian ini seperti jaringan komunikasisosial antara orang-orang miskin memiliki pola sendiri, jaringan ukuran kecil, sederhana, anggota yangterbatas, umur dan saling terhubung antara satu dengan lain. Sumber informasi yang berhubungan dengankehidupan sehari-hari, terutama berasal dari ikatan yang kuat, namun untuk penemuan inovatif ataubaru justru datang dari ikatan lemah. Informasi diperoleh berasal dari heterophily, dan didistribusikankepada kelompok homophily. Penggunaan Ponsel untuk mempererat hubungan homophily, tetapi tidakuntuk heterophily. Opini pemimpin dalam penelitian ini dibentuk secara polimorfik, ditandai dengantinggi kelas sosial-ekonomi, berpendidikan dibandingkan dengan mayoritas penduduk, berpengalaman,lebih terpapar dunia luar, dan juga pengetahuan. Karakteristik dari opinion leader adalah adanyatingkatan kepemimpinan untuk kategori pendapat. Bagi orang-orang yang diidentifikasi di bawah gariskemiskinan, mereka memiliki akses terbatas terhadap informasi seperti pendidikan dan program pelatihan,program pendukung keuangan, dan informasi yang disampaikan melalui jaringan komunikasi sosial.

Kata kunci: informasi, jaringan komunikasi sosial, kemiskinan struktural, pertukaran sosial

Page 2: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

315

Pendahuluan

Informasi merupakan unsur pokok yangsecara implisit melekat dalam konsep pemba-ngunan yang terencana. Kegiatan pembangunanyang manapun juga hanya dapat berlangsung danmencapai sasaran yang dikehendaki, apabila dalamsetiap tahapannya - perencanaan, pelaksanaan danpengawasan - didasarkan pada informasi yangmemadai (Dahlan, 1997 : 2). Informasi diperolehmelalui berbagai kegiatan komunikasi, tetapi yangpada akhirnya menentukan apakah komunikasitersebut bermakna adalah informasi yang di-bawanya.

Hampir di seluruh aspek kehidupan ma-nusia, informasi memainkan peranan penting.Misalnya informasi harga, cuaca, transaksi per-dagangan, perkiraan biaya, pelaksanaan anggaran,pendidikan, kesehatan, asuransi, dan lain seba-gainya sangat tergantung pada kelengkapan,kebenaran dan keakuratan informasi. Bahkanuntuk berbagai bidang atau profesi, informasimenduduki posisi yang begitu penting sehinggadapat menentukan keberadaan bidang yangbersangkutan. Contoh: kuliah, penelitian, cera-mah, diskusi, pidato, ditentukan oleh ketersediaaninformasi.

Pemerataan pembangunan hanya di-mungkinkan apabila dilakukan seiring denganpemerataan informasi dan komunikasi (Dah-lan, 1997 : 5). Upaya pemerataan apapun tanpadisertai pemerataan informasi dan komunikasi,yang tercapai justru sebaliknya yaitu kesenjangan.Kesenjangan ini pada akhirnya berdampak padakemiskinan. Pengalaman menunjukkan bahwaintervensi pembangunan sering kali tidak sampaikepada sasaran sebab informasi hanya dimiliki dandimanfaatkan oleh golongan yang bukan sasaran.

Informasi pada umumnya tidak bisa men-capai khalayak di tingkat terbawah dari strukturmasyarakat karena menggunakan jaringan for-mal, karena orang yang duduk di jaringan formalmemiliki jaringan komunikasi sosialnya sendiridan jaringan ini dianggapnya lebih penting. Misal-nya informasi mengenai bantuan yang mestinyaditujukan kepada warga desa ternyata tertahan ditingkat elit desa. Pada kenyataanya jaringan for-mal tidak jalan, misalnya ketika sang Lurahmengetahui tentang kredit, informasi tersebut tidak

dia salurkan kepada kalangan miskin di daerah-nya, melainkan kepada kerabatnya, dan apabilaada proyek pembangunan fisik di desa, maka yangakan mengetahui terlebih dahulu adalah elit desa.Setelah itu informasi dimanfaatkan oleh elit desauntuk kepentingan diri dan kelompoknya (Se-tiawan, 1989 : 3).

Contoh di atas merupakan salah satu buktibahwa mereka yang kuat dalam perekonomianbiasanya sekaligus juga merupakan golongoninformasi kuat, karena mereka lebih tahu caramencari, mengolah dan memanfaatkan informasidalam waktu lebih cepat, sehingga dapat lebihmemperkuat posisi ekonominya. Diterjemahkanke dalam bahasa populer, yaitu “informasi adalahuang”, yang dapat dipakai lagi menambah keka-yaan informasi – yang perlu untuk menghimpunkekayaan riil lebih banyak (Dahlan, 1997: 5).“Informasi adalah komoditi”, kata Daniel Belldalam Dahlan, 1997 : 5). Komoditi yang palingberharga dalam masyarakat pasca industri adalahpengetahuan, oleh karena itu yang menjadi superelit dalam masyarakat yaitu produsen informasipengetahuan.

Informasi memungkinkan orang untukmengembangkan gagasan, memperoleh peluang-peluang baru, dan berbagai pembelajaran dariorang lain. Dengan kata lain, kemiskinan terjadisecara timbal balik antara miskin karena kurang-nya informasi dan sulitnya memperoleh infor-masi karena miskin (Dahlan, 1997:5). Hal ini ter-jadi karena adanya hambatan struktural arus in-formasi kepada kalangan miskin.

Pemerataan informasi dan komunikasidiperlukan dalam berbagai bidang pengentasankemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik,kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi dibidang ekonomi dapat mengurangi peluangmendapatkan usaha dan penghasilan yang baik.Di bidang politik, kesenjangan informasi dapatmenghambat pelaksanaan demokrasi, mengem-bangkan kecurigaan antar golongan, membukapeluang isu yang menyesatkan atau bahkanmenutup saluran pendapat dan aspirasi ma-syarakat. Di bidang kesejahteraan rakyat, ke-senjangan informasi dapat menghambat keefektifanberbagai jasa pelayanan masyarakat yang menjadidasar bagi peningkatan kualitas kehidupanmasyarakat.

Widiastuti, Kemiskinan Struktural Informasi

Page 3: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

316

Sebagai upaya ke luar dari kemiskinanberarti harus lepas dari kendala struktural dimanaarus informasi tidak menjangkau masyarakat yangtidak punya akses. Struktur yang menghambatharus diidentifikasi dan dicarikan jalan penye-lesaiannnya, sehingga memungkinkan penyaluraninformasi ke dalam jaringan-jaringan komunikasisosial di masyarakat. Komunikasi sosial diartikansebagai proses interaksi sosial yang melibatkandua atau lebih partisipan di dalam konteks pe-ristiwa-peristiwa sosial, dengan memperhatikanfaktor-faktor sosial yang mempengaruhi perilakuindividu dalam berinteraksi.

Jaringan komunikasi sosial adalah suaturangkaian yang menghubungkan orang-orangdalam suatu masyarakat yang menunjukkansiapa-siapa yang berkomunikasi secara teratur,berapa besar jaringan itu atau berapa banyak ang-gota yang dihubungkannya, bagaimana arus ko-munikasinya “mengalir” melalui jaringan itu sertabagaimana kedudukan masing-masing orang didalamnya.

Sebagai sekumpulan orang-orang, ma-syarakat merupakan kumpulan hubungan-hubungan berupa hubungan darah atau keturunan,pertemanan, bertetangga, pekerjaan, dan banyakhubungan lainnya. Hubungan-hubungan ini hanyaakan terjadi dan bermakna apabila ada proseskomunikasi, karena tanpa komunikasi sebuahhubungan darah sekalipun kurang berarti apabilaantar anggota seketurunan tersebut tidak terjadikontak satu dengan yang lain. Salah satu cara un-tuk memahami perilaku manusia adalah denganmengamati atau memahami hubungan-hubungansosialnya yang tercipta karena adanya proseskomunikasi.

Dalam masyarakat terdapat banyakjaringan komunikasi, namun masing-masingjaringan komunikasi ini mempunyai kecepatanperkembangan yang berbeda-beda. Semakinpenting suatu jenis informasi bagi suatu anggotamasyarakat tertentu, maka semakin cepat perkem-bangan dan semakin luas jangkauan dari jaringaninformasinya. Jaringan komunikasi yang ber-hubungan dengan informasi tentang kebutuhan-kebutuhan primer bagi suatu masyarakat akanmempunyai jangkauan yang tercepat dan terluas.Misalnya, bagi masyarakat petani maka informasimengenai pertanian mestinya akan merupakan

informasi yang terpenting. Lain halnya denganmasyarakat nelayan, maka informasi mengenaikondisi cuaca dan lokasi penangkapan ikan akanmenjadi informasi terpenting bagi mereka.

Program pembangunan pengentasankemiskinan selalu ada proses komunikasi pem-bangunan yang sering disebut dengan “sosialisa-si” melalui berbagai saluran informasi. Programtersebut masih menyisakan persoalan dan dikajidalam penelitian ini, yaitu: mengapa problem ke-miskinan belum juga berhasil diselesaikan secaraberarti? Mengapa informasi program pemba-ngunan cenderung tidak sampai pada sasarannya,atau karena informasi itu tidak dimengerti olehpenerimanya? Jika tidak sampai pada sasarannya,apakah karena ada yang dengan sengaja meng-hentikannya di tengah jalan atau karena salurankomunikasi yang digunakan salah atau tidak tepatsasaran?

Berdasarkan uraian di atas, deskripsimengenai tujuan penelitian ini yaitu: Pertama,memahami pola jaringan komunikasi sosial dikalangan orang miskin dengan mengadakanpemetaan mengenai jaringan komunikasi masalahsosial, jaringan komunikasi masalah air, jaringankomunikasi keuangan, jaringan komunikasipekerjaan, dan jaringan komunikasi kelompokbantuan. Kedua, memahami keberadaan opinionleaders yang mempunyai power, leadership, dantrust and ethic behavior dalam jaringan. Ketiga,memahami penggunaan teknologi telepon seluler(ponsel) pada jaringan komunikasi sosial untukmengetahui pola pemanfaatan ponsel di kalanganorang miskin.

Kemiskinan Struktural dan JaringanKomunikasi Sosial dalam Konteks TeoriRelasi Pertukaran Sosial

Menurut Selo Soemardjan, kemiskinanyang dialami oleh seorang individu karena diamalas bekerja atau karena dia terus-menerus sakitmaka kemiskinan yang demikian adalah bersifatindividual, sedangkan ‘kemiskinan struktural’adalah kemiskinan yang diderita oleh suatugolongan masyarakat karena struktur sosialmasyarakat itu tidak dapat menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagimereka.

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 314 - 329

Page 4: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

317

Jaringan komunikasi sosial adalah suaturangkaian alur komunikasi bersifat informal yangmenghubungkan orang-orang dalam suatumasyarakat yang menunjukkan keteraturan siapaberkomunikasi dengan siapa, berapa banyak orangyang dihubungkan dalam jaringan, bagaimana aruskomunikasinya, dan bagaimana kedudukan darimasing-masing orang dalam jaringan tersebut(Dahlan, 1997 : 6).

Analisis jaringan komunikasi pada intinyaadalah information-exchange relationship yaituhubungan dalam proses pertukaran informasi diantara dua orang atau lebih untuk mencari salingkesepahaman. Perhatian beralih dari individu ke-pada relasi di antara individu-individu. Relasi da-lam jaringan ditunjukkan melalui sosiogram. As-pek yang paling banyak dicari dalam jaringan,yaitu peran. Peran (roles) adalah posisi node atauaktor jaringan berdasarkan hubungan dengan yanglainnya. Beberapa peran node atau aktor dalamjaringan antara lain opinion leader, star, gate-keeper, liaison, brigde, dan isolate (Monge danContractor, 2003 : 32).

Dalam ilmu sosial berlangsung perdebat-an mengenai kemiskinan dan bagaimana mengu-rangi angka kemiskinan di dunia. Berbagai perde-batan yang berlangsung, tetap perlu ada patokandalam melihat kemiskinan untuk memperbaikitingkat kesejahteraan hidup masyarakat. Dalamhal ini tampaknya pendekatan kemiskinan yangbersifat struktural menjadi pilihan dalam menyele-saikan masalah dan pencapaian tujuan dari prosespembangunan yang berlangsung.

Kemiskinan merupakan persoalan mul-tidimensi yang mencakup politik, sosial, ekonomi,aset, maupun akses. Hal ini mengakibatkan orangmiskin tersingkir dari proses pengambilan kepu-tusan yang menyangkut diri mereka sendiri. Lebihdari itu, segala pekerjaan/usaha yang mereka la-kukan tidak punya akses, termasuk informasi yangmemadai ke berbagai sumber daya kunci yang di-butuhkan untuk meningkatkan taraf hidup merekasecara layak.

Guna mengatasi kemiskinan maka di-buatlah program penanggulangan kemiskinan yangdipandu oleh semangat demokrasi, yaitu denganmemberikan peluang dan mekanisme yang me-mungkinkan komunitas untuk terlibat di dalam

proses pengambilan keputusan. Keputusan-keputusan itu terutama yang akan mempengaruhinasib mereka di masa mendatang. Peluang danmekanisme partisipasi yang melekat di dalamdesain program, dibangun atas dasar asumsibahwa keterlibatan komunitas khususnya ke-lompok miskin akan memberikan kesempatan ke-pada mereka untuk mempengaruhi keputusan-keputusan signifikan yang sesuai dengan persoal-an, kebutuhan dan kepentingan mereka.

Perubahan sosial akan berjalan denganlancar atau diterima dengan baik bilamanaperubahan tersebut mendukung kebutuhan dankepentingan masing-masing kelompok. Sebuahkelompok masyarakat tidak akan tertarik dengansuatu gejala perubahan bilamana perubahantersebut tidak menguntungkan dirinya. Bahkansuatu program peningkatan kesejahteraan rakyatseringkali merupakan sebuah kepentingankelompok yang terselubung.

Implementasinya, pemerintah menggu-nakan satu asumsi bahwa struktur negara me-rupakan satu struktur yang sejalan, dipahami danditerima oleh masyarakat. Sehingga dalam im-plementasi program tersebut pemerintah meng-gunakan jalur formal mengikut pada struktur for-mal negara. Mulai dari departemen, provinsi,kabupaten, kecamatan, desa atau kelurahan, dandusun. Program-program pengentasan kemiskinandijalankan dan disalurkan melalui jalur formal ini.

Salah satu kegiatan pengkomunikasianprogram penanggulangan dan pengentasankemiskinan oleh pemerintah adalah apa yangdisebut dengan sosialisasi dan diseminasi programpembangunan pengentasan kemiskinan. Dengankata lain ada proses komunikasi dan penyebaraninformasi dari lembaga pemerintah ke masyarakatyang mengikut jalur formal atau saluran resmimenurut mekanisme yang diyakini pemerintahberlangsung benar dan normal hingga ke targetnyayaitu orang miskin. Namun dalam kenyataannya,asumsi pemerintah ini tidak selalu berjalan sesuaidengan yang direncanakan dan diasumsikan.Bahwa secara teoritis, baik secara sosiologismaupun berdasarkan ilmu komunikasi, bahwamasyarakat punya struktur dan jaringan ko-munikasinya sendiri. Sering bahkan tidak samadengan definisi formal pemerintah itu sendiri.

Widiastuti, Kemiskinan Struktural Informasi

Page 5: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

318

Tiap kelompok masyarakat memiliki struktur danjaringan sosial, dan setiap masyarakat punyastruktur dan jaringan komunikasinya sendiri.

Hal demikian pada gilirannya akanmenghambat kelancaran arus komunikasi, di manamasing-masing orang atau kelompok membuatsemacam aturan siapa berkomunikasi dengansiapa. Adanya nilai, norma, dan kebiasan yangmengatur pola komunikasi dalam masyarakat, akanmenyebabkan terpusatnya kepemilikan informasipada pihak-pihak tertentu dalam lapisan/stratifikasimasyarakat. Sumbatan-sumbatan arus komunikasiberakibat pada tidak sampainya informasi kepadakhalayak sasaran yang tepat. Dengan kata lain adasebagian orang atau kelompok yang tidakmendapatkan akses pada suatu informasi karenastruktur sosial yang mempersulitnya.

Dalam konteks teori relasi pertukaransosial, sebuah interaksi di antara anggota-anggotadalam jaringan komunikasi merupakan suatubentuk dari pertukaran sosial yang dipahami dalamlevel mikro dan makro (Emerson dalam Ha-ralambos, Michael, Martin Holborn and RobinHeald, 2004 : 78-83). Level mikro menganalisisbagaimana suatu hubungan diadik dapat terciptadi antara dua orang yang saling bertukar (informasi)dan pada level makro mengkaitkan struktur sosialmasyarakat yang mempengaruhi pola interaksidiadik tersebut. Teori relasi pertukaran berasumsibahwa orang saling berinteraksi karena ada sumberdaya yang dibutuhkan dan dicari yang bisa dipenuhioleh orang-orang tertentu. Pola interaksi yangterpelihara merupakan gambaran dari tarik ulurreciprocal power untuk mengendalikan poweradvantage sehingga relasi yang kohesif dapatterbina dengan baik. Tarik ulur kekuatan yang adamenimbulkan ketergantungan dan keseimbanganyang salah satunya dilakukan dalam prosespertukaran informasi, selain hal-hal yang bersifatmateri tentunya.

Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakanmetode analisis jaringan komunikasi (communi-cation network analysis), adalah sebuah metoderiset untuk mengidentifikasi struktur komunikasidalam sebuah sistem, di mana relational datamengenai arus-arus komunikasi dianalisis dengan

menggunakan beberapa tipe hubungan interper-sonal sebagai unit analisis (Kriyantono, 2007:315).

Teknik yang digunakan untuk pengumpulandata dalam penelitian ini adalah teknik sosiometrik.Prosedur pengumpulan data meliputi tiga tahapan,yaitu: survey, penyebaran kuesioner komunikasisosial, dan wawancara. Survey dilakukan denganmetode sensus, untuk mendapatkan gambaranlengkap mengenai kondisi populasi di DusunWanasari. Data dari survey ini yang kemudiandipilih responden dari populasi yang sesuai dengandefinisi konseptual mengenai kemiskinan strukturalguna dilakukan penyebaran kuesioner komunikasisosial.

Penyebaran kuesioner komunikasi sosialdilakukan setelah data demografi warga dusundiperoleh. Agar kelima jaringan komunikasi dapatditemui dan dikenali, maka kuesioner berisikanpertanyaan-pertanyaan sosiometrik digunakanuntuk menanyakan kontak komunikasi menyangkutinformasi yang relevan dalam setiap jaringan.Setiap responden diwawancarai tentang sumberdan saluran informasinya mengenai masalah-masalah konkrit sehari-hari tentang masalah sosial,masalah air, keuangan, pekerjaan, dan kelompokbantuan. Dengan demikian dapat dilihat apakahresponden termasuk dalam jaringan yangmengalirkan informasi yang bersangkutan, darimana arus informasi itu dan ke mana, kepada siapainformasi tersebut diteruskan, serta posisi res-ponden dalam jaringan.

Wawancara dilakukan kepada informanyang dianggap memiliki peran penting dalamjaringan dan pihak-pihak terkait dengan masalahkemiskinan dan jaringan komunikasi sosial dimasyarakat.

Pola hubungan-hubungan sosial yangterwujud di antara responden dianalisis dengansebuah program komputer yaitu Ucinet versienam yang menunjukkan sosiogram jaringan ko-

Tabel 1. NarasumberKriteria

Jumlah

- Nelayan 4- Petani Tambak 3- Pengurus Koperasi

1

- Tokoh Masyarakat

4

- Unsur Kedinasan Daerah 5

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 314 - 329

Page 6: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

319

munikasi dimana aktor-aktor saling berhubungandalam jaringan. Sedangkan untuk analisis statistikbila dipandang perlu dan relevan, seperti untukmendapatkan statistik deskripsi mengenai sebaranfrekuensi dan tabulasi silang digunakan SPSS.

Hasil Penelitian dan PembahasanDeskripsi Jaringan Komunikasi Sosial

Dari hasil deskripsi jaringan komunikasisosial ditemukan bahwa kelima jaringankomunikasi yang teliti (masalah sosial, masalah air,keuangan, pekerjaan, dan kelompok bantuan)memiliki bentuk yang berbeda-beda. Perbedaanini disebabkan tidak semua responden merupakananggota dari jaringan-jaringan lainnya. Kalau punada responden yang mampu terlibat pada kelimajaringan komunikasi, kuantitasnya sangat terbatas.

Merujuk pada sosiogram yang dihasilkandari pertanyaan sosiometrik mengenai masalahsosial, diperoleh bentuk roda. Bentuk rodamerupakan cerminan sumber informasi ada padapusat roda, sementara anggota jaringan berada disekitar jari-jari roda. Jumlah orang yang beradadi pusat jari-jari lebih sedikit dibandingkan denganjumlah orang yang berada di sekitar jari-jari roda.Bentuk roda dapat juga diartikan bahwa orang-orang yang berada di tengah jari-jari memainkanperanan penting untuk mereka yang berada disekitar jari-jari.

Memperhatikan bentuk sosiogram jaringankomunikasi masalah air, nampak bahwa ada tiga

pola komunikasi roda, ada bentuk Y, dan lebihbanyak bentuk komunikasi rantai di antara duaorang atau lebih. Bentuk jaringan roda ada padaorang-orang di sekitar aktor # 7, 90, 299, dan376. Artinya ketiga aktor ini menjadi pusatpenyaluran informasi seputar masalah air,sementara orang-orang di sekitar roda lebihberperan sebagai pengikut.

Dari gambar sosiogram jaringankomunikasi keuangan diperoleh tiga bentukjaringan, yaitu bentuk roda, Y, dan rantai. Bentukroda nampak di antara # 326 sebagai pusatinformasi dan jari-jari di sekitarnya. Bentuk inimenandakan bahwa # 326 adalah orang yangsangat berpengaruh mengenai masalah keuangan.Dalam keseharian # 326 memberikan jasapeminjaman uang dalam bentuk bank harian. Setiaphari # 326 mendatangi rumah-rumah warga untukmenawarkan jasa peminjaman uang.

Widiastuti, Kemiskinan Struktural Informasi

Gambar 1. Sosiogram Jaringan Komunikas Masalah Sosial

2

3

4

5

7

8

912

1820

21

22

23 28

41

42

47

48

49

51

53

55

58

62

64

66

67

73

74

7982

83

88

91

97

100

101

103

107

109

111

114

117

118

121

122

123

137

138

139

152

153

166

190

191

194

201204

215220

95

216

224

896

900

911

Gambar 2. Sosiogram Jaringan Komunikasi Masalah Air

5

7

9

10

12

17

20

21

23

26

32

42

48

49

51

53

5557

58

64

66

67

68

69

72

73

75

76

7778

8081

83

88

89

91

93

101

104

121

122

123

128

136

139140

141

147

150

153

155

157

160

190

194

195

200

203

206

228

232

233

235237

240 243

251

260

262

273

277

279

280

281

282

284 285

291

294295

312

316

322

325

327

372

373

374

376

377

381

382

383

386

388

391

393

395401

510

Gambar 3. Sosiogram Jaringan Komunikasi Keuangan

2

3

5

7

9

10

12

16

17

18 20

21

22

23

26

32

40

41

42

47

48 49

51

5354

55

58

59

66

67

68

69

72

73

75 76

77

78

79

81

83

88

89

90

91

93

100

101

121

122

123128

135

136

137

138

139

140

141

147

153

155

157

160

166190

191

194

195

196

200

203206

216

226

228

229

232

234

235

236

237

243

250

252

258

265

266

268

269

271

277

281282

283

284

289

291

299300310

312

316

318

319

324

326

329

338

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380381 382

383384

385386391

393

396397

399

401

402

404

406

490

502

503

504

505

510

530

590

710

800810 830

890

930

1110

1350

1360

5900

Page 7: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

320

Dari sosiogram sumber informasi mencaripekerjaan, nampak bahwa pola komunikasinyaada yang terpusat dalam bentuk roda dan tersebardalam bentuk Y yaitu berupa komunikasiantarpribadi (interpersonal communication). Halini diduga karena ketersediaan berbagai jenispekerjaan di desa/dusun terbatas, maka informasimengenai pekerjaan ini pun tidak banyak tersedia.

Sosiogram jaringan komunikasi kelompokbantuan menunjukkan bentuk roda dan lingkaran.Bentuk roda nampak pada beberapa aktor yangberada di pusat roda, yaitu # 32, 90, 299, 216,295, 261. Keenam aktor berada di pusat jari-jaridengan beberapa pengikut yang mengililinginya.Bentuk ini menandakan bahwa keenam aktor inimerupakan pusat informasi mengenai penyaluranbantuan melalui pembentukan kelompok.

Perbandingan Jaringan Komunikasi

Dari kelima jaringan komunikasi sosial diDusun Wanasari, yaitu jaringan komunikasimasalah sosial, masalah air, keuangan, pekerjaan,dan kelompok bantuan pada umumnya yangditemukan adalah bentuk roda. Karenanya polakomunikasi yang terjadi terpusat pada orang-orangtertentu dan kurang menyebar. Struktur jaringanberbentuk roda mencerminkan pola komunikasiyang terpusat pada orang-orang tertentu saja.Orang-orang yang berada di pusat struktur rodaakan menjadi pengendali, sementara keterlibatanindividu yang ada di sekitar jari-jari roda jaringankurang berpeluang menjadi pemimpin.

Bentuk Y ditemukan dalam jaringankomunikasi masalah air, keuangan, dan pekerjaan.Bentuk Y dikatakan kurang tersentralistikdibandingkan bentuk roda, tetapi ada potensiuntuk terjadinya pola komunikasi yang terpusatnamun masih memberikan ruang bagi anggotalainnya untuk menjadi pemimpin kedua. Lainhalnya dengan struktur jaringan roda, dimana satuorang mengendalikan proses pertukaran pesan.

Sementara bentuk rantai ditemukan dalamjaringan komunikasi keuangan. Dengan jaringankomunikasi berbentuk rantai, kelompok menjadisentralistik, dengan menempatkan seseorangsebagai poros. Orang-orang dalam bentuk jaring-an rantai secara hirarki saling berkomunikasi di-mana posisi bawah tergantung pada orang-orangyang berada pada posisi di atasnya. Bentuk rantaisama dengan bentuk lingkaran kecuali bahwa paraanggota yang paling ujung hanya dapat berko-munikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpu-sat juga terdapat di sini. Orang yang berada diposisi tengah lebih berperan sebagai pemimpindaripada mereka yang berada di posisi lain.

Bentuk lingkaran ditemukan dalam jaringankomunikasi kelompok bantuan. Bentuk lingkaran(circle) dan comcon, merupakan kebalikan daribentuk-bentuk roda dan Y, yaitu tidak memfasilitasiseseorang untuk muncul sebagai pemimpin yangdominan (Leavit, 1951). Dalam jaringan komu-nikasi ini, memungkinkan setiap anggota untukberkomunikasi satu sama lain, tapi tidak dimung-kinkan untuk meramalkan posisi yang mana yangbesar kemungkinannya untuk menjadi pemimpin

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 314 - 329

Gambar 5. Sosiogram Jaringan Komunikasi KelompokBantuan

2

3

5

7

9

10

12

16

17

18

20

21

22

23

26

32

40

41

42 47

48

49

50

51

53

55

57

58

59

64

66

68

69

72

73

76

77

78

79

81

83

88

90

91

93

101

121

122

123135

137

138139

140

141

147

150

152

153

155

160

166

190

191

194

195

196

200206

216

224

226

227

229

231

233234

240

241

243

246

249

250

252

260

266269

275

277

279

280

283

284

285

291

312

316317

321

322

325

338

371

372

373

374 375

376

377

378379

380

382

385

386

392

398

402403

406

407

501

504

506520

530

590

710800

1360

1750

295

298

364

301

302

Gambar 4. Sosiogram Jaringan Komunikasi Pekerjaan

2

5

12

18

22

23

26

32

40

42

44

47

53

54

55

57

59

66

67

68

69

73

75

76

78

79

83

90

104

123

128

135

136

137

138

139141

147

150

152

155

190

191

195

216

226

229

240

252260

261

281

284

294

295

338371

374

377

378

379

380

396

407

710

810

1350

1360

298

364

358

Page 8: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

321

yang dominan. Dari penjelasan di atas, kiranyadapat dikemukakan bahwa bentuk lingkaran tidakmemiliki pemimpin karena semua anggota posisinyasama. Mereka memiliki wewenang atau kekuasaanyang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiapanggota bisa berkomunikasi dengan dua anggotalain di sisinya.

Gambaran umum mengenai ukuran kelimajaringan komunikasi sosial yang ditemukan, yaitujumlahnya tidak cukup banyak. Urutan jaringankomunikasi berdasarkan jumlah aktor yang adadalam jaringan yakni jaringan komunikasi ke-lompok bantuan, masalah air, keuangan, pekerjaan,dan masalah sosial. Banyaknya aktor yang terlibatdalam sebuah jaringan minimal menunjukkan ke-terlibatan responden pada jaringan komunikasisosia yang diamati. Namun ukuran jaringan belumsepenuhnya menunjukkan keterlibatan seluruhaktor dalam jaringan, karena bisa saja dari seluruhresponden belum semua terlibat sepenuhnya dalamjaringan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah isolate yangditemukan dalam jaringan. Dengan mengetahui iso-late bisa diperkirakan inklusivitas atau eksklusivitasdari jaringan yang diamati.

Jaringan komunikasi yang memilikiinklusivitas tertinggi adalah jaringan komunikasimasalah sosial karena tidak ditemukan adanya iso-late. Berikutnya jaringan komunikasi pekerjaan(tujuh isolate), jaringan komunikasi kelompokbantuan (21 isolate), jaringan komunikasi ke-uangan (31 isolate), jaringan komunikasi masa-lah air (42 isolate). Tingkat inklusi jaringan meru-pakan indikasi potensi jaringan sebagai jaringanyang berpengaruh. Makin tinggi tingkat inklusisuatu jaringan, makin tinggi pula kemampuannyauntuk menjadi saluran komunikasi yang berpe-ngaruh. Dari data tersebut, dengan tata urutaninklusivitas jaringan tertinggi ada pada jaringankomunikasi masalah sosial dan pekerjaan, makakedua jaringan ini dianggap sebagai salurankomunikasi yang memiliki pengaruh yang besardalam dusun.

Jaringan komunikasi masalah sosial palingbanyak memiliki komponen dikarenakan masing-masing responden dapat menunjuk tiga orang yangsering diminta pendapat dan nasehatnya terkaitdengan masalah sehari-hari yang dialaminya. Dariketiga orang yang ditunjuk ini kemudian juga

terkait dengan orang-orang lainnya dalam dusunyang juga dirujuk oleh responden berikutnya.Sehingga orang-orang ini kemudian termasukdalam satu komponen karena mereka berinter-aksi secara langsung ataupun melalui orang lain-nya.

Keempat jaringan lainnya yaitu jaringankomunikasi pekerjaan, masalah air, kelompokbantuan, dan keuangan ditemukan komponen yangterbatas. Hal ini dikarenakan untuk masing-masinginformasi ada kelompok-kelompok yang memangsecara khusus menyalurkan informasi-informasiyang sangat spesifik. Misalnya jaringan komunika-si pekerjaan ada kelompok-kelompok yang me-nyalurkan informasi mengenai pekerjaan di tambak,nelayan, keamanan, bahkan untuk bekerja ke luarnegeri pun ada jalur komunikasi tersendiri.

Jangkauan pengaruh sumber informasimenunjukkan bahwa pengaruh sumber terhadappengikutnya mengenai jenis informasi yang ditelitipaling besar pada jaringan komunikasi masalahsosial. Artinya orang yang sangat berpengaruh ataustar dalam jaringan komunikasi masalah sosialmampu menjangkau sejumlah besar pengikutberdasarkan koneksi langsung dan tidak langsung.Sehingga apabila informasi disampaikan melaluistar dalam jaringan ini, maka bisa diperkirakaninformasi tersebut akan menyebar ke sejumlahbesar orang dalam dusun. Sementara pada ke-empat jaringan lainnya, yaitu jaringan komunikasikelompok bantuan, keuangan, masalah air, danpekerjaan tidak begitu besar. Hal ini berarti keter-jangkauan sumber-sumber informasi atau star darikeempat jaringan ini terbatas. Sehingga kalauinformasi disampaikan melalui star keempat ja-ringan ini maka keterjangkauannya pada orang-orang dalam dusun juga terbatas.

Jaringan komunikasi masalah sosialketerhubungan yang ada tinggi, artinya keter-hubungan star dengan para pengikutnya jugakuat dalam jaringan ini. Jaringan komunikasikelompok bantuan, bisa dikatakan bahwa keter-hubungan star dengan para pengikutnya cukupberarti. Dibandingkan dengan ketiga jaringanlainnya, yaitu jaringan komunikasi keuangan,masalah air, dan pekerjaan yang memiliki keter-hubungan yang rendah. Berarti star dalam ketigajaringan ini mempunyai keterhubungan yang lemah

Widiastuti, Kemiskinan Struktural Informasi

Page 9: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

322

dengan para pengikutnya. Jaringan komunikasi inimemiliki pengaruh yang lemah bagi orang-orangdalam dusun.

Secara umum kelima jaringan komuni-kasi, tingkat kepadatan yang ada adalah rendah.Hal yang diduga menjadi penyebab rendahnyatingkat kepadatan yaitu karena tidak banyaknyawarga dusun yang menjadi anggota jaringan.Urutan tingkat kepadatan jaringan dari kelimajaringan komunikasi yang ditemukan, yaitu jaringankomunikasi masalah sosial, pekerjaan, jaringankomunikasi keuangan, jaringan komunikasimasalah air, dan jaringan komunikasi kelompokbantuan.

Dari kelima jaringan komunikasi yang di-temukan, ternyata jaringan komunikasi masalahsosial yang paling tinggi tingkat sentralitasnya.Posisi sentral ada pada individu # 7, 32, 90, 104,150, 173, 295, 298, 299, 326, 353, 891, dan893. Pada urutan berikutnya jaringan kelompokbantuan memiliki tingkat integritas yang cukup.Hal ini juga dapat diamati dari sosiogram jaringankomunikasi kelompok bantuan tersebut. Nampakbahwa dari informasi terpusat pada individu # 32,90, 216, 261, dan 299. Dengan demikian dapatdikatakan bahwa kelima orang ini dianggapmemiliki pengaruh yang kuat terhadap informasibantuan yang disalurkan.

Pemuka Pendapat (Opinion Leader)

Berdasarkan jumlah keterjangkauan yangbisa dicapai oleh masing-masing opinion leaderberikut urutannya, # 298 (278), 299 (170), 353(153), 104 (150), 32 (137), 90 (137), 295 (87),216 (71), 173 (70), 150 (32), 7 (23), 72 (12), 26(10), 203 (9), 20 (5), dan 206 (4). Dari data diatas juga menunjukkan bahwa pemuka pendapatcenderung bersifat polimorfik dibandingkan de-ngan monomorfik.

Power. Teori jaringan pertukaran meli-hat bagaimana orang-orang dalam suatu jaringansaling bertukar hal-hal yang mereka miliki. Namunrelasi tidak selamanya seimbang karena perbedaansumber daya yang masing-masing miliki. Ke-timpangan itu pada akhirnya menimbulkan ke-kuasaan. Aspek kekuasaan memperhatikan ke-timpangan relasi di antara dua orang yang ber-hubungan (Emerson, 1981 : 43-62). Seseorang

dikatakan berkuasa terhadap yang lainnya, apabiladia memiliki sumber daya yang dibutuhkan olehorang lain dan membuat mereka tergantungpadanya.

Dalam berbagai kharakteristik dikatakanseorang pemuka melebihi karakteristik parapengikutnya (Rogers, 1995 : 52). Misalnya lebihtinggi kelas sosial ekonominya, lebih tinggi tingkatpendidikannya, lebih luas pergaulannya, dan lebihberorientasi ke luar kelompoknya (kosmopolitan).Kekuasaan pada umumnya lebih mudah dilihat daribesaran penghasilan dan kepemilikan. Seseorangyang memiliki banyak sumber daya seperti harta,uang, dan barang, akan lebih berpeluang untukmendapatkan apa yang diinginkannya. Sebaliknya,orang yang tidak memiliki materi, akan bersusahpayah untuk mendapatkan yang diinginkannya.Sehingga untuk memenuhi kebutuhannya pun diaakan pergi mencari kepada orang-orang yangberkecukupan.

Dari aspek tingkat pendidikan, bisa di-katakan seseorang berkuasa karena memilikipengetahuan, informasi, dan keterampilan tertentu.Misalnya seseorang dengan latar belakangpendidikan agama yang baik, maka orang lain akancenderung ikut apa yang diutarakannya mengenaiurusan keagamaan. Pada masyarakat pedesaan,pemuka agama sering kali dianggap menguasai danmampu menyalurkan informasi lainnya di luarkeagamaan.

Berdasarkan pekerjaan, tidak bisa di-katakan suatu pekerjaan tertentu lebih baik daripekerjaan lainnya. Pada umumnya pekerjaan yangdianggap memberikan pengaruh kepada orangyang menyandangnya, terkait dengan pengetahuankhusus yang harus dimiliki untuk menjalankanpekerjaan tersebut dan juga tingginya penghasilandiperoleh dari rata-rata pekerjaan lainnya. Mi-salnya profesi sebagai dokter, insinyur, arsitek, danpekerjaan dengan keahlian khusus lainnya. Selainitu dengan pekerjaannya, seseorang bisa dikatakanberpengaruh karena banyak orang bergantungpadanya, seperti bakul.

Pola jaringan komunikasi memusat padaorang-orang yang mempunyai klas ekonomi tinggidaripada klas ekonomi rendah serta pemukapendapat yang klas ekonominya tinggi lebihberpeluang menjadi pemuka pendapat polimorfik(banyak macam informasi) daripada pemuka

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 314 - 329

Page 10: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

323

pendapat yang klas ekonominya rendah (Setiawan,1989 : 171). Dalam penelitian ini juga terbukti, dibakul dan pemilik tambak dan/atau perahu jugaditemukan dalam kelima jaringan komunikasi yangdiamati ada pada posisi sebagai opinion leadersbahkan star. Selain karena memiliki materi yangdibutuhkan responden, juga mereka ada banyakakses pada sumber-sumber informasi, misalnyainformasi bibit, pakan, obat-obatan, pupuk, harga,pemasaran, dan sumber-sumber penting lainnya.

Orang-orang yang mempunyai banyakhubungan cenderung memiliki informasi danpengaruh yang besar. Pola-pola jaringan komu-nikasi di Dusun Wanasari cenderung memusatpada orang-orang yang klas ekonominya tinggi.Hal ini lebih lagi jika dalam suatu jaringan disalur-kan informasi yang bernilai ekonomi. Orang dariklas ekonomi tinggi (bukan berarti mutlak demi-kian), pada umumnya mobilitas dan kontak sosi-alnya tinggi. Peluang-peluang bagi orang-orangyang klas ekonominya rendah tetap ada, tetapisangat kecil kemungkinan dan peluang merekauntuk menjadi pemuka, apalagi menjadi pemukapolimorfik kemungkinannya juga kecil.

Leadership: yang muda yang didengar

Perhatian studi-studi jaringan komunikasisosial lebih banyak melihat peran dari pemukapendapat yang individual. Muliple leadership ha-rus dipertimbangkan dalam kaitannya dengankredibilitas opinion leaders. Kredibilitas opinionleaders diperoleh berdasarkan keahlian dankemampuan yang dimilikinya, seperti petugas pe-nyuluh perikanan. Tetapi untuk urusan menentu-kan kapan waktu yang baik untuk pergi ke laut,warga Dusun Wanasari pergi kepada seorang pe-milik warung yang dianggap memiliki kemampu-an menghitung tanggal, waktu dan hari baik.

Pemuka pendapat pada umumnya terlihatmempunyai kelebihan dari para pengikut dalambeberapa hal, seperti latar belakang pendidikan,status sosial ekonomi. Beberapa studi seringkalimenunjukkan bahwa pemuka pendapat adalahorang yang klas ekonominya lebih tinggi dari rata-rata para pengikutnya bahkan dari faktor usianya(Rogers, 1983 : 63-74). Untuk negara berkem-bang, faktor usia seseorang dianggap mewakili

banyaknya pengetahuan dan pengalaman hi-dupnya, tetapi kadar kelebihannya sangat ter-gantung pula pada jenis masyarakat yang ber-sangkutan.

Berdasarakan temuan di lapangan, justruorang-orang muda yang memimpin kelompoknya.Misalnya dalam jaringan komunikasi masalah sosialada beberapa opinion leader yang kemudianditelusuri mengarah pada star # 298 dengan ciriusia 39 tahun, pekerjaan guru SD dan petanitambak, pengguna ponsel dan Internet, dan pernahbekerja pada LSM. Dari sini dapat dilihat bahwaumur bukan sesuatu yang paling penting, tetapipengalaman yang bersangkutan ditambah karakterpersonal yang sabar dan tekun paling menentukan.

Selain itu dalam pandangan multiple levelopinion leadership, orang-orang yang diterimadalam berbagai kelompok di masyarakat, makamerekalah yang berpengaruh. Merujuk padaketerlibatan opinion leaders dalam kelima jaringankomunikasi yang ditemukan ada pada # 298, 299,90, 32, dan 216. Orang-orang dengan berbagailatar belakang pekerjaan, latar pendidikan, danjuga pengalaman menjadikan mereka opinionleaders yang mampu menjangkau berbagaitingkatan sosial masyarakat di dusun.

Menurut beberapa studi, pemuka pen-dapat di masyarakat tradisional lebih cenderungpolimorfik sedangkan di masyarakat yang lebihmodern lebih cenderung monomorfik. Hal inidisebabkan pengetahuan orang-orang di daerahperdesaan belum terspesialisasikan, sehingga se-seorang yang mampu menjelaskan suatu masalahtertentu dianggap juga mampu menjelaskan ma-salah-masalah yang lain. Lain halnya yang terjadidi negara-negara yang sudah maju, pengetahuansudah sedemikian terspesialisasinya, sehinggapemuka pendapat hanya menjadi sumber bagi satujenis informasi saja.

Keberagaman informasi yang dimiliki dandikuasai oleh opinion leader diperoleh dari hasilinteraksi dengan para pemuka lainnya. Sulitmembayang seorang opinion leader menguasaiberbagai hal dalam waktu singkat. Untuk itu opin-ion leaders ini saling mengkomunikasikan hal-halyang mereka miliki untuk kemudian menjadikandiri mereka pribadi yang menguasai banyak haldalam waktu yang tidak terlalu lama.

Widiastuti, Kemiskinan Struktural Informasi

Page 11: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

324

Studi-studi empirik mengisyaratkan ada-nya petunjuk yang kuat bahwa orang yang mem-punyai banyak hubungan dalam jaringan ko-munikasi cenderung mempunyai banyak informasidan memiliki pengaruh yang besar. Pola-pola so-siometris merupakan hubungan antaranggotamasyarakat, juga membentuk secara teratur polasentralisasi dan kompetisi kepemimpinan. Dengandemikian, orang yang banyak mempunyai in-formasi biasanya menjadi pemuka pendapat ka-rena dia menjadi tempat bertanya orang banyak.Peranan pemuka pendapat dalam mendorongmasyarakat menerima suatu inovasi adalah sa-ngat besar. Hal ini dibuktikan oleh Rogers dalampenelitiannya di desa Oryu Li di Korea Selatan,kemajuan sosial ekonomi di desa tersebut dicapaiberkat adanya pimpinan informal atau pemukapendapat tersebut.

Dalam kenyataan hidup, maka sebenarnyaterdapat suatu perpaduan dua faktor yang me-nentukan seseorang memimpin dalam masya-rakatnya, yaitu bahwa masyarakat akan memilihseseorang diantaranya menjadi pemimpin sesuaidengan kebutuhan jamannya, sesuai dengangambaran serta harapannya. Sebaliknya, pemimpinyang terpilih adalah orang yang tergiat dalampartisipasi kelompoknya, karena kegiatan yangmenyolok ini, penilaian dan status yang diberikanorang kepadanya, maka ia dipilih menjadi pemim-pin.

Dalam hubungan ini yang menentukanaktualisasi seorang pemimpin adalah bukankenyataan apakah seorang pemimpin yang resmi(formal leader) ataupun pemimpin yang tidakresmi (informal leader) suatu kelompok.Sehingga pemimpin menjadi pemimpin sebenar-benarnya dalam masyarakat karena ada kebutuhanpada masyarakat akan orang seperti yang terpilihserta karena pemimpin yang mewujudkanaktualisasi dari kebutuhan, maka pemimpintersebut yang akan mempengaruhi dan mendesakorang untuk menjalankan apa yang diduga sebagaikeinginan masyarakat.

Hierarki terkait erat pada para pemimpinsosial, di tingkat mana pun nyaris selalu ada yangdisebut dengan pemimpin sosial atau pemukapendapat dari kelompok sosial. Akan tetapi secaravertikal ikatan kebersamaan yang sesungguhnyadalam masyarakat, sejauh itu sungguh diikat oleh

kontak sosial, dan dicapai oleh orang-orang luarbiasa. Karena itu kedudukan dan kontak me-mainkan peran begitu besar dalam menentukan apayang dapat dilihat, didengar, dibaca, dialami, dandiketahui.

Dari temuan penelitian jaringan komunikasisosial di Dusun Wanasari, ternyata opinion leadertidak dipegang oleh satu orang. Opinion leadersterdiri atas orang-orang yang memiliki kepeduliantinggi terhadap kondisi serba kekuarang di dusun.Mereka adalah kelompok yang terdiri atas # 216,259, 298, 299 dan 364 (khusus # 364 tinggal diluar dusun). Secara latar belakang mereka memilikibeberapa kesamaan, antara lain: (1) Berpen-didikan tinggi setingkat SLTA, Diploma, dan S1;(2) Bekerja sebagai petani tambak, selain pe-kerjaan pokok lainnya; (3) Usia relatif sama (37-40 tahun); (4) Senang berorganisasi; (5) Memilikiakses yang baik pada berbagai sumber sepertianggota DPRD, Kepala Dinas, LSM, dan lem-baga lainnya.

Selain memiliki beberapa kesamaan,mereka juga mempunyai beberapa perbedaankarakteristik personal, yaitu ada di antara merekayang tegas, bicara apa adanya, berani ambil resiko,gemar mencoba suatu hal yang baru, dan tidaktakut rugi. Sementara yang lainnya, ada memilikikarakter sabar, bicara pelan, hati-hati, penuhpertimbangan dalam mengambil keputusan, danbisa menjadi pendengar yang baik.

Kombinasi dari orang-orang ini yangkemudian melahirkan multiple level opinion lead-ership. Untuk membela kepentingan warga miskin,maka yang didengar pendapatnya adalah pemukadengan karakter pertama, yaitu keras dan beraniambil resiko. Sedangkan untuk menghadapi parapejabat formal dalam struktur lebih didengarpemuka yang sabar dan penuh pertimbangan.Sehingga dari karakteristik yang bertolak belakangini sebenarnya berintegrasi dalam hal tujuan yangingin dicapai sama, yaitu untuk meningkatkankesejahteraan masyarakat.

Trust and Ethical Behavior. Keper-cayaan diperoleh opinion leaders dari parapengikutnya berdasarkan berbagai pertimbangan.Seperti dijelaskan di atas orang-orang dengankepedulian yang tinggi terhadap orang-orang disekitarnya merupakan opinion leaders. Keper-cayaan tidak diperoleh semata-mata karena yang

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 314 - 329

Page 12: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

325

bersangkutan ahli atau terampil dalam suatubidang, tetapi kepercayaan muncul karena prosesinteraksi dalam keseharian. Misalnya untukseorang petugas penyuluh tidak akan serta-mertadidengar dan dituruti pendapatnya, dibandingkandengan orang yang sudah bertahun-tahun menge-lola tambak, pernah mengalami untung dan rugidan pada akhirnya berhasil.

Kepercayaan merupakan proses alamiahyang akan diperoleh seseorang karena pembuktianterhadap apa yang diucapkan dengan yangdikerjakan. Apabila seorang mampu membuktikanbahwa pendapatnya berhasil terwujud, makatingkat kepercayaan akan lebih tinggi lagi. Dalampandangan Rogers (1983 : 38-51), aspek kemam-puan mengamati (observability) penting untuksebuah inovasi agar diikuti oleh yang lainnya.

Untuk konteks masyarakat pedesaan,maka sopan santun dan budaya malu masihterpelihara. Dalam berkomunikasipun aspek sosialbudaya sangat menjadi perhatian, seperti usia, sta-tus sosial-ekonomi dan posisi atau jabatan parapelaku komunikasi. Misalnya untuk orang-orangyang memiliki status sosial-ekonomi yang sama,seperti sesama nelayan maka pertukaran pesandapat dilakukan seketika. Tetapi apabila di antaraorang-orang tersebut terdapat perbedaan statussosial-ekonomi, seperti sumber adalah pemilikperahu dan pemilik tambak biasa disebut juragan,maka ada kebiasaan untuk menyampaikan pesanmelalui orang-orang yang sudah memilikikedekatan kepada sumber.

Pola komunikasi berjenjang seperti inijuga masih ditemukan dengan orang-orang yangmemiliki posisi/jabatan di desa, seperti aparat danpamong desa. Seorang pemimpin desa akan me-miliki keleluasaan untuk menghubungi bawahan-nya kapan dan dengan saluran komunikasi apapun,termasuk menggunakan Ponsel. Tetapi tidaksebaliknya, apabila bawahan hendak menghubungipimpinan maka akan langsung datang untukberbicara secara lisan atau dengan menggunakansurat.

Kekuatan Ikatan yang Lemah

Struktur kelima jaringan komunikasi yangdiamati, yaitu jaringan komunikasi masalah sosial,masalah air, keuangan, pekerjaan, dan kelompok

bantuan, ada ditemukan berhimpit atau tumpangtindih. Struktur jaringan komunikasi masalah sosialditemukan lebih banyak klik. Dalam keseharianresponden berinteraksi dengan keluarga, tetangga,kerabat dan teman-teman yang secara fisikmemiliki jarak tempat tinggal yang dekat. Merekayang ada dalam satu jaringan sosial, pada umumnyatinggal pada dusun yang sama dan atau bertemandengan warga dari desa tetangga.

Jaringan kekerabatan masih berpengaruh.Jaringan komunikasi yang terjalin di antara orang-orang yang masih terikat hubungan keluarga ataukekerabatan, nyatanya dapat disalurkan informasiyang bermacam-macam. Di antara orang-orangdalam satu kekerabatan dapat menyalurkaninformasi pada jaringannya dan ada interkoneksisatu dengan lainnya. Contoh seperti yang dite-mukan dalam jaringan komunikasi masalah sosial,antara 298, 104 dan 353 masih ada hubungan pa-man, kemenakan, dan saudara sepupu. Di antaraketiganya berbeda usia cukup jauh, tapi ketiganyamampu berkomunikasi lintas generasi.

Tidak luasnya kelima jaringan komunikasisosial yang ditemukan, bukan sekedar karenamasalah penyebaran atau kemudahan memperolehinformasi, tetapi yang lebih mendasar adalah masihbesarnya orientasi trickle down effect dimanaorang pada lapisan atas diharapkan akan seketikamenyampaikan informasi yang dimilikinya kepadalapisan bawah berikutnya. Kerangka pemikirannyaadalah bahwa keberhasilan yang dicapai olehpengusaha besar pada gilirannya juga akandirasakan oleh pengusaha kecil di bawahnya.Bahkan untuk aspek komunikasi sekalipun, modeltrickle down effect dapat ditemui dalam modelkomunikasi dua tahap atau two step flow com-munication, yaitu informasi yang disampaikankepada para pemuka masyarakat pada gilirannyaakan sampai pada pengikutnya seperti ditemukandalam penelitian Katz dan Lazarsfeld. Melalui polakomunikasi bertahap ini idealnya akan terbentukjaringan komunikasi yang mampu menjangkaubanyak anggota termasuk orang dari lapisanbawah.

Padahal dalam penelitian-penelitian ter-dahulu informasi yang disampaikan pada lapisanatas belum bisa memastikan informasi itu disalur-kan kembali kepada yang paling membutuhkan(Setiawan, 1989 : 114-125). Kecenderungan yang

Widiastuti, Kemiskinan Struktural Informasi

Page 13: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

326

ada malahan informasi dikuasai dan ditahan olehyang terlebih dahulu mengetahuinya.

Penanganan kemiskinan tidak akan pernahefektif dengan hanya menyentuh si miskinnya sajakarena orang terkait dengan struktur-struktur danjaringan-jaringannya. Kemiskinan adalah produkstruktural yang saling terkait, yakni struktur eko-nomi, pendidikan, kesehatan, dan jaringan sosial.Karena kemiskinan struktur menyebabkan orangmemiliki jaringan komunikasi sosial yang terbatas,dan sebaliknya keterbatasan jaringan komunikasisosial menyebabkan orang miskin sulit keluar darikemiskinannya.

Keterbatasan akses merupakan penye-bab terbesar yang membuat orang berpeluangmengalami kemiskinan. Karena miskin makaseseorang tidak mampu untuk mendapatkanlayanan pendidikan, kesehatan, makanan bergizi,pakaian yang layak, perumahan yang memadai,tidak dapat memasuki pasar tenaga kerja, dankesulitan memperoleh bantuan keuangan. Bahkan,kemiskinan juga dapat menyebabkan seseorangtidak dapat memasuki jaringan komunikasi sosialkarena perbedaan status sosial-ekonomi darianggota lainnya dalam jaringan.

Justru aspek komunikasi yang berpenga-ruh terhadap tidak luasnya jaringan-jaringankomunikasi dalam penelitian ini lebih dikarena-kan kelangkaan atau ketiadaan berbagai infor-masi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat didesa pesisir. Informasi-informasi yang dibutuhkantersebut antara lain perkiraan cuaca yang amanuntuk pergi melaut, perkiraan curah hujan untukpasokan air tawar, upaya peningkatan kualitas airtambak, upaya peningkatan gizi tanah, produksiolahan perikanan, pemasaran, mengelola usaha,teknologi perikanan, dan lain sebagainya.

Selain itu juga terbatasnya pengetahuanmengenai luas wilayah pemasaran dan terbatasnyakemampuan untuk menjangkau pasar, membuatpetani tambak dan nelayan belum mengalamiperubahan yang signifikan. Luasnya wilayahpemasaran telah dikuasai oleh tengkulak yangmembeli komoditi petani tambak dan nelayan.Dengan tidak diketahuinya wilayah-wilayah pasarsecara secara langsung akan mengurangi motiva-si untuk meningkatkan produksi, sehingga pe-tani tambak dan nelayan kurang bergairah untukmeningkatkan produksi mereka. Pada akhir-

nya mereka pun enggan untuk terlibat dalam ja-ringan komunikasi keuangan khususnya yangmenyalurkan bantuan dan perkreditan karenakurangnya motivasi untuk meningkatkan pro-duksi komoditi mereka.

Potensi pasar sudah diketahui atau cukupluas tetapi untuk dijadikan sebagai wilayahpemasaran, belum berarti petani tambak dannelayan langsung meningkatkan produksi untukmemenuhi kebutuhan pasar tersebut. Misalnyadengan menyelenggarakan pameran, maka di-anggap potensi pasar sudah terbuka. Tetapi ma-salah berikutnya adalah bagaimana mencapaipasar. Masalah di sini bukan hanya menyangkuthal-hal teknis seperti pengolahan, pengepakan,pengiriman, tapi juga termasuk di dalamnyabagaimana menciptakan kontak dengan orang-orag dalam jaringan pemasaran tersebut.

Membuka kontak komunikasi denganorang baru tidak mudah dilakukan oleh para pe-tani tambak dan nelayan tradisional. Denganketerbatasan pengenalan dan pemahaman in-formasi, maka sulit untuk mengembangkan komo-diti masyarakat pedesaan nelayan. Hal ini me-rupakan salah satu kelemahan umum yang biasa-nya diatasi melalui cara mudah yaitu denganmengajak perusahaan-perusahaan besar untukmembantu pemasaran. Akibatnya lagi-lagi yangdiuntungkan adalah pengusaha besar, sementarapengusaha kecil hanya mendapat keuntungantak seberapa.

Pada bidang usaha tradisional, kegiatankomunikasi yang paling banyak dilakukan yaitukomunikasi antarpribadi tatap muka. Walaupunhubungan yang demikian lebih efektif untukmembina keakraban, tetapi kapasitanya sangatterbatas dan belum mampu diandalkan untukmenjangkau atau bahkan menembus hambatanstruktural, seperti pada bidang pemasaran.Sehingga komoditi yang dihasilkan sekedarmemenuhi kebutuhan dasar bahkan terkadangkurang.

Hampir semua kegiatan di pedesaan yangbertujuan meningkatkan pendapatan masyarakattidak lepas dari pelayanan birokrasi desa. Seringditemukan prosedur pelayanan birokrasi dipemerintahan, tidak kecuali pemerintahan desa,dipandang berbelit-beli dan menyulitkan. Misal-nya untuk prosedur penyaluran bantuan kredit

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 314 - 329

Page 14: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

327

untuk pengusaha kecil diberlakukan persyaratanseperti pelayanan perbankan pada umumnya.Maka bisa dipastikan tidak akan banyak yangberminat, karena kesulitan dalam menerima danmemahami informasi guna memenuhi persyaratantersebut.

Guna penyediaan dukungan sosail (socialsupport) khususnya di kalangan orang miskin,perlu kiranya dipertimbangakan penjelasan di atas.Bahwa pada kenyataannya orang masih perludukungan sosial untuk meredam ketegangan-ketegangan yang dialaminya. Misalnya untukmenghadapi masalah sosial terkait dengankehidupan sehari-hari, orang mencari informasi dariikatan kuatnya (strong ties), yaitu keluarga,kerabat, dan teman dekat. Mereka diandalkankarena dianggap mengetahui kesulitan yang dialamiorang miskin dalam kesehariannya.

Berkaitan dengan pencarian informasimengenai hal-hal baru dan dianggap hanya be-berapa orang saja yang memiliki dan menguasaiinformasinya, maka orang akan mencari kepadaikatan lemahnya (weak ties). Tetapi tentu sajaproses pencarian informasi kepada ikatan lemahbelum sepenuhnya dapat dijamin bahwa informasiyang dibutuhkan akan diperoleh. Dari penelitiansebelumnya justru informasi yang seharusnyadiberikan kepada kalangan kurang beruntung,malahan disalurkan kepada jaringan kelompok elitinformasi.

Posisi Teknologi Telepon Seluler padaJaringan Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi yangselama ini dikenal oleh masyarakat dan banyakmenjadi perhatian dalam kajian-kajian jaringankomunikasi, yaitu media massa elektronik (TV danradio), dan media massa cetak (suratkabar ataukoran). Saat ini telepon seluler (ponsel) atau hand-phone (HP) telah banyak digunakan oleh masya-rakat dari berbagai lapisan khususnya di daerah-daerah yang belum tersedia infrastruktur teleponkabel. Karena itu perlu juga dilihat bagaimana posisiteknologi komunikasi ini dalam jaringan komu-nikasi.

Berdasarkan usia responden, pola pe-manfaatan ponsel berikut urutannya: usia 31-40

tahun (34,29 persen), kurang dari 30 tahun (28,57persen), 51-60 tahun (22,85 persen), 41-50 tahun(11,43 persen), dan di atas 61 tahun (2,86 per-sen). Berdasarkan kriteria usia ini, respoden yangberusia kurang dari 30 sampai dengan 40 tahunpaling banyak memanfaatkan ponsel.

Jaringan ponsel merupakan jaringan ko-munikasi ini relatif mudah untuk diakses olehberbagai pihak, sekalipun oleh kalangan orangmiskin karena banyak orang bisa ikut menikmatimurahnya layanan telepon seluler dari berbagaiprovider. Tetapi belum semua responden meman-faatkan untuk kegiatan yang produktif, ada ke-cenderungan ponsel digunakan untuk mendengarlagu dan memutar film. Ponsel sudah digunakansecara produkstif oleh para opinion leader ka-rena mereka relatif sudah berpendidikan, memilikipekerjaan, dan terlibat pada berbagai organisasisosial.

Rogers (1995) juga membuktikan bah-wa orang-orang yang memiliki orientasi danwawasan serta hubungan pergaulan yang lebihluas (biasa disebut kosmopolit) cenderung lebihdahulu dalam memperoleh pengetahuan tentangide baru, sehingga mereka akan lebih cepat pulamengadopsi ide baru tersebut ketimbang orang-orang yang berorientasi lokal.

Tingkat pengetahuan seseorang mengenaisuatu ide baru atau inovasi juga dipengaruhi olehintesitas hubungan dengan orang-orang yangtergolong inovator atau agen pembaruan, dantingkat persinggungannya dengan media massa.Masyarakat yang tingkat terpaan medianya tinggirelatif cepat terbuka dan cepat dalam mengadopsiteknologi tinggi (McQuail & Windahl, 2005).

Apabila dihubungkan dengan karakteris-tik individu, Rogers dalam Kriyantono (2007)mengatakan bahwa orang-orang yang dikenalinovatif dan kosmopolit lebih banyak menggunakansaluran komunikasi media massa, sedangkanmereka yang kurang inovatif banyak menggunakansaluran komunikasi interpersonal.

Di awal diduga ponsel dapat berfungsisebagai equalizer (pemerata), yaitu teknologi yangdapat membantu orang dalam mencari informasiyang dibutuhkan dan memperoleh informasi darisiapa pun. Dari ilustrasi temuan lapangan, ternyataponsel belum sepenuhnya mampu mengatasi

Widiastuti, Kemiskinan Struktural Informasi

Page 15: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

328

hambatan struktural karena dalam lapisan sosialmasyarakat pun ada mengatur siapa bisa meng-hubungi siapa.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya,terbukti bahwa ponsel lebih banyak digunakanuntuk menjalin kekerabatan dan untuk menghu-bungi individu kawan sekerja. Jumlah ponsel masihjauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah daripihak keluarga yang dihubungi melalui ponsel.Penelitian ini menunjukkan ponsel lebih banyak di-gunakan untuk hal-hal berkaitan dengan urusankekerabatan.

Temuan lainnya, yaitu bahwa orang padalapisan sosial bawah belum tentu bisa langsungmenghubungi orang-orang pada lapisan sosial diatasnya. Berdasarkan data yang ditemukanmengenai topik yang dibicarakan melalui ponsel,yaitu menghubungi pihak keluarga konteksnyaselain menanyakan kabar yang bersangkutan, jugaberkaitan dengan urusan keuangan seperti untukmeminjam uang dan menanyakan kiriman uang dariangota keluarga yang bekerja di luar kota atau luarnegeri. Dalam konteks mencari pekerjaan, darisosiogram pihak yang dihubungi langsung denganmenggunakan ponsel yaitu pemilik perahu, pemiliktambak, dan koordinator pekerja. Koordinator inijuga bekerja sebagai petani tambak yang beradapada lapisan sosial yang tidak terlalu jauh berbedadengan kondisi warga dusun pada umumnya.

Hal tersebut tidak berlaku sepenuhnyapada komunikasi di antara pihak-pihak yangberada pada lapisan sosial yang berbeda. Misalnyauntuk mendapatkan pekerjaan di perahu atautambak yang dimiliki oleh seorang juragan, makapada umumnya para pencari pekerjaan akanterlebih dahulu menghubungi orang yang telahbekerja dan dianggap memiliki kedekatan padajuragan tersebut. Bahkan untuk mendapatkanpekerjaan di perahu juragan, rekomendasi darinahkoda merupakan langkah jitu untuk mem-peroleh pekerjaan sebagai anak buah kapal.

Realitanya dalam pola penggunaan pon-sel, responden tidak banyak mengetahui danmemahami bagaimana cara memanfaatkan pon-sel berdasarkan fitur-fitur yang mereka miliki.Kegunaan ponsel yang paling banyak dimengertiadalah untuk berbicara. Bahkan jarang di antararesponden yang menggunakan SMS. Apabila

dikaitkan dengan berbagai program berbasis tek-nologi komunikasi seperti halnya informasi lokasitangkapan ikan, maka kemungkinan besar in-formasi ini tidak banyak diketahui oleh masya-rakat yang sangat membutuhkannya.

Simpulan

Pertama, keterbatasan keterlibatan danperan responden kelas bawah pada jaringan ko-munikasi sosial sejalan dengan pandangan ke-miskinan struktural. Orang atau golongan miskinakan mengalami keterpinggiran dalam berbagaikegiatan sosial termasuk komunikasi. Miskin ka-rena kurangnya informasi dan sulitnya memper-oleh informasi diakibatkan oleh kemiskinan.

Kedua, representasi opinion leader adapada beberapa orang dalam kelompok yaitu mul-tiple level opinion leadership. Untuk konteksmasyarakat kolektif maka kredibilitas pemukapendapat merupakan kombinasi dari orang-orangyang memiliki qualification atau expertise dansafety atau trustworthiness sesuai dengan kondisidan kebutuhan masyarakat setempat.

Ketiga, trust dan ethical behavior dalampenelitian ini tidak bisa dijadikan satu. Dalam kasusmasyarakat Indonesia, faktor budaya mem-pengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuketika perilaku komunikasi. Tetapi kepercayaanlebih merupakan hasil pengalaman berinteraksidengan orang lain.

Keempat, pandangan mengenai kede-katan fisik tergantikan dengan kedekatan elek-tronik, untuk konteks pedesaan di Indonesia be-lum sepenuhnya terjadi. Karena dalam penggu-naan teknologi komunikasi ada faktor budayayang turut dipertimbangkan ketika orang berko-munikasi. Komunikasi antarpribadi tatap mukamerupakan salah satu bentuk penghargaan padaorang-orang yang diajak berkomunikasi.

Berdasarkan simpulan, maka rekomen-dasi dari penelitian ini antara lain: pertama, perlu-nya studi mengenai jaringan komunikasi di Indo-nesia yang mempertimbangkan potensi dalammenciptakan pemerataan informasi dan komu-nikasi; kedua, penelitian mengenai karakteristikopinion leader pada penekanan bagaimana ka-rakter-karakter opinion leader yang berlawanan

Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September - Desember 2010, halaman 314 - 329

Page 16: Kemiskinan Struktural Informasi · kemiskinan, seperti bidang ekonomi, politik, kesejahteraan rakyat. Kesenjangan informasi di bidang ekonomi dapat mengurangi peluang mendapatkan

329

ini dapat bersinergi dalam kajian dinamika ke-lompok karena karakter yang berlawanan biasa-nya dianggap tidak dapat bertemu dan selalubertentangan; ketiga, menemukan jaringankomunikasi saja tidak cukup, perlu adanya suatukajian untuk mengetahui faktor-faktor yang ber-pengaruh pada dinamika kelompok dalam pem-bangunan; dan keempat perlu adanya penelitianbagaimana peran ponsel pada jaringan komunika-si kekerabatan dalam cakupan masyarakat yanglebih besar atau pada suatu komunitas tertentuuntuk mengetahui faktor-faktor yang mempe-ngaruhi peran ponsel dalam perluasan jaringankomunikasi kekerabatan.

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepa-da beberapa pihak yang telah membantu prosespenelitian yang hasilnya ditulis dalam jurnal ilmiahini, yaitu Promotor: Prof. M. Alwi Dahlan,Ph.D.,Co Promotor: Prof. Dr. Ilya R. Sunarwinadi danFrancisia SSE Seda, Ph.D. dan yang turut mem-bantu di lapangan: Adri Amirudin dan Makrus.

Daftar Pustaka

Dahlan, M. Alwi, 1997, Pemerataan Informasi,Komunikasi dan Pembangunan, PidatoPengukuhan Guru Besar Tetap Ilmu Ko-munikasi pada Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik, Universitas Indonesia, Depok.

Departemen Ilmu Komunikasi UI, 2008, ManusiaKomunikasi Komunikasi Manusia,Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Dijk, Jan van, 2006, The Network Society, So-cial Aspects of New Media, Second Edi-tion, Sage Publications, London.

Fiedler, Klaus (ed.), 2007, Social Communica-tion, Psychology Press, Madison Avenue.

Haralambos, Michael, Martin Holborn and RobinHeald, 2004, Sociology Themes and Per-spectives, Sixth Edition, Collins Publish-ers, London.

Horst, Heather A., dan Daniel Miller, 2007, TheCell Phone, An Anthropology of Com-munication, Berg, Oxford.

Kriyantono, Rachmat, 2007, Teknik Praktis RisetKomunikasi, Kencana Prenada MediaGroup, Jakarta.

McQuail, Denis, 2005, McQuail’s Mass Com-munication Theory, Fifth Edition, SagePublication, London.

Monge, Peter R., dan Noshir S. Contractor, 2003,Theories of Communication Networks,Oxford University Perss, Madison Av-enue.

Rogers, Everett M.,Diffusion of Innovations,Fourth Edition, 1995, The Free Press,New York.

Setiawan, Bambang, 1989, Pelapisan Sosial danJaringan Komunikasi, Penelitian diDesa Senik Kalurahan BumirejoKecamatan Lendah Kabupaten KulonProgo Daerah Istimewa Yogyakarta,UGM, Yogyakarta.

Widiastuti, Kemiskinan Struktural Informasi