PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN …
Transcript of PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN …
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
KEMISKINAN TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA
(Studi Kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2013-
2019)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Lili Nurkhamidah
NIM 11160150000055
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Skripsi berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan terhadap
Pembangunan Manusia (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Tahun 2013 - 2019)” disusun oleh Lili Nurkhamidah Nomor Induk Mahasiswa
11160150000055, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
pada tanggal 19 November 2020 Di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Tadris Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Jakarta, 19 November 2020
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd
NIP. 19730424 200801 1 012 ………. ……………..
Sekertaris (Sekertaris Jurusan/Prodi)
Andri Noor Ardiansyah, M.Si
NIP. 19840312 201503 1 002 ………. ……………..
Penguji 1
Anissa Windarti, M.Sc
NIP. 19820802 201101 2 005 ………. ……………..
Penguji 2
Andri Noor Ardiansyah, M.Si
NIP. 19840312 201503 1 002 ………. ……………..
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dr. Sururin, M.Ag
NIP. 197103191998032001
ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
iv
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
vi
ABSTRAK
Lili Nurkhamidah (NIM 11160150000055), Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. “Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan terhadap Pembangunan Manusia
(Studi Kasus Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2013-2019)”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi dan Kemiskinan terhadap Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten tahun 2013-2019.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 8 Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten dari tahun 2013-2019. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari website-website institusi pemerintahan seperti Badan
Pusat Statistik. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan dianalisis
menggunakan analisis regresi data panel menggunakan Random Effect Model
dengan bantuan Eviews 10.
Hasil menunjukkan bahwa secara parsial Pertumbuhan Ekonomi
berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Pembangunan Manusia dibuktikan
dengan signifikansi 0.000000<0.05. Sedangkan Kemiskinan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Pembangunan Manusia dibuktikan dengan
sigifikansi 0.1857>0.05. Nilai R-Squared sebesar 0.915440 yang berarti bahwa
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dapat di jelaskan
sebesar 91.54% di dalam model dan sisanya 8.46% dijelaskan oleh faktor lain di
luar model penelitian.
Kata Kunci: Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan,
Random Effect Model (REM).
vii
ABSTRACT
Lili Nurkhamidah (NIM 11160150000055). Department of Social
Sciences Education, Faculty of Tarbiyah Science an Teaching. “The Influence
of Economic Growth and Poverty toward Humant Development (Case Study
Regency/ or City in Province Banten year 2013-2019)”
The aims of this research to analyze the influence of Economic Growth and
Poverty toward Humant Development Regency/ City in Province Banten year 2013-
2019.
The method used id a description method with quantitative approach. The
sample in this study consisted of 8 regencies/cities in Banten Province from 2013-
2019. The data used in this study is secondary data obtained from government
institution websites such us Statistic. This data was collected by documentation and
analyzed panel data regression using Random Effect Model with the help Eviews
10.
The results showed that Partially Economic Growth positive and significant
toward Humant Development evidenced by signification 0.000000<0.05. While the
Poverty don’t have a significant effect toward Humant Development evidenced by
signification 0.1857>0.05. The value of R-Squared is 0.915440 which means that
the relationship between the dependent variable and the independent variables can
be explained by 91.54% in this model and the remaining 8.46% is explained by
other factors outside the research model.
Keywords: Human Development, Economic Growth, Poverty, Random Effect
Model.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat dan
keberkahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN
TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA (Studi Kasus Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten Tahun 2013-2019” dengan baik. Sholawat serta salam penulis
haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
dari zaman jahiliah ke zaman yang penug ilmu pengetahuan.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan doa, dukungan, bimbingan, bantuan, serta
semangat dari orang – orang sekeliling penulis selama proses penyelesaian skripsi
ini. Maka dari itu, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Kardi dan Ibu Arwati, yang telah
membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, yang selalu memberikan
doa, dukungan, bantuan, serta semangat yang tiada henti. Adik tersayang
Lujeng Pangestu dan Arsyila Fatah yang memberikan semangat selama
pengerjaan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc. MA selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Kepala Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan
Sosial
5. Andri Noor Ardiansyah, M.Si., selaku Sekretaris Prodi Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial
6. Syaripulloh, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah
membimbing penulis selama berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Saya ucapkan banyak terimakasih.
ix
7. Dr. H. Nurochim, M.M., dan Neng Sri Nuraeni M.Pd., selaku Dosen
Pembimbing skripsi I dan II, yang telah membantu saya menyelesaikan
skripsi ini, memberikan arahan, masukan, waktu, dan semangat saya
ucapkan banyak terimakasih.
8. Seluruh Dosen Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang berharga selama
perkuliahan. Terimakasih banyak atas ilmu bermanfaatnya.
9. Teman-teman tersayang Kartika Dwi Wanda, Mela Putri Utami dan Afifah
Nur Oktaviani yang selama empat tahun ini melewati suka duka bersama di
bangku perkuliahan, mendengarkan segala keluh kesah penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas segala bantuan, dukungan,
semangat selama ini semoga kita semua sukses dimasa mendatang.
10. Teman-teman terbaik Rida Nur Afiyah dan Urfiyah yang telah banyak
membantu dan memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih banyak atas waktunya.
11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan
2016 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya konsentrasi
Ekonomi yang memberikan banyak pengalaman dan pelajaran hidup.
12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga untuk semua pihak yang telah penulis sebutkan dapat dilimpahkan
pahala oleh ALLAH SWT serta diberikan kemudahan dalam menjalani hidup dan
diberi kebahagiaan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki penulis, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 10 Oktober 2019
Lili Nurkhamidah
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI .................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 12
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 12
D. Perumusan Masalah ................................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 13
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 13
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................... 15
A. Deskripsi Teoritik....................................................................................... 15
1. Pembangunan Manusia ........................................................................... 15
2. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................... 23
3. Kemiskinan ............................................................................................. 37
4. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Manusia ............ 43
5. Hubungan Kemiskinan dengan Pembangunan Manusia ........................ 47
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 48
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 60
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 63
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 65
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 65
xi
1. Tempat Penelitian ................................................................................... 65
2. Waktu Penelitian .................................................................................... 65
B. Metode Penelitian....................................................................................... 65
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 66
1. Populasi .................................................................................................. 66
2. Sampel .................................................................................................... 66
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 66
1. Definisi Konseptual Variabel ................................................................. 67
2. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 68
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 69
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 70
G. Teknik Pengolahan Data ............................................................................ 71
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 71
1. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 73
2. Estimasi Model Regresi Data Panel ....................................................... 73
3. Pemilihan Model Regresi Data Panel ..................................................... 75
4. Pengujian Asumsi Klasik ....................................................................... 75
5. Pengujian Statistik .................................................................................. 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 79
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 79
1. Gambaran umum objek penelitian.......................................................... 79
2. Kondisi Pembangunan Manusia ............................................................. 84
3. Kondisi Pertumbuhan Ekonomi ............................................................. 85
4. Kondisi Kemiskinan ............................................................................... 86
B. Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis .............................. 88
1. Statistik Deskriptif Data ......................................................................... 88
2. Pemilihan Model Regresi Data panel ..................................................... 89
3. Pengujian Asumsi Klasik ....................................................................... 93
4. Pengujian Statistik .................................................................................. 95
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 102
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 107
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................... 108
A. Kesimpulan .............................................................................................. 108
B. Implikasi ................................................................................................... 108
xii
C. Saran ......................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 110
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 114
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten Tahun 2019 ................................................................................... 3
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Relevan ...................................................................... 54
Tabel 3. 1 Bagan Waktu Penelitian ....................................................................... 65
Tabel 4. 1 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten ................................................................................................................... 82
Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif ............................................................................... 88
Tabel 4. 3 Hasil Regresi Data Panel Common Effect model ................................ 89
Tabel 4. 4 Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model ..................................... 90
Tabel 4. 5 Hasil Uji Chow..................................................................................... 91
Tabel 4. 6 Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model ................................. 91
Tabel 4. 7 Hasil Uji Hausman ............................................................................... 92
Tabel 4. 8 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................... 94
Tabel 4. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 94
Tabel 4. 10 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 95
Tabel 4. 11 Hasil Uji Regresi Data Panel ............................................................. 96
Tabel 4. 12 Hasil Uji Persamaan Setiap Objek Penelitian .................................... 97
Tabel 4. 13 Hasil Uji t ......................................................................................... 100
Tabel 4. 14 Hasil Uji F ........................................................................................ 101
Tabel 4. 15 Hasil Uji R Square ........................................................................... 102
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. 1 Angka harapan hidup di Kabupaten atau Kota di Provinsi Banten tahun
2019 ......................................................................................................................... 4
Grafik 1. 2 angka rata-rata lama sekolah menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten tahun 2019................................................................................................... 6
Grafik 1. 3 Pengeluaran per kapita menurut Kabupaten/Kota di Provinsi banten
tahun 2019 ............................................................................................................... 7
Grafik 4. 1 Persentase Luas Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten .......... 80
Grafik 4. 2 Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten tahun 2013-2019 ....................................................................................... 85
Grafik 4. 3 PDRB ADHK menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tahun 2013-
2019 ....................................................................................................................... 86
Grafik 4. 4 Persentae penduduk miskin menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
tahun 2013-2019 ................................................................................................... 87
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 63
Gambar 4. 1 Peta Administrasi Provinsi Banten ................................................... 79
Gambar 4. 2 Lambang Daerah Provinsi Banten.................................................... 83
Gambar 4. 3 Hasil Uji Normalitas......................................................................... 93
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian ................................................................................. 115
Lampiran 2 Hasil Analisis Data .......................................................................... 117
Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi .................................................................. 125
Lampiran 4 Lembar Uji Referensi ...................................................................... 126
Lampiran 5 Biografi Penulis ............................................................................... 134
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
adil dan Makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila
dan Undang – Undang Dasar 1945 dalam wadah negara kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam
suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib, dan dinamis
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan
damai. Tujuan ini dicapai melalui pembangunan nasional secara bertahap
dan berkesinambungan di semua sektor kehidupan.1
Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
untuk menilai keberhasilan pembangunan dari suatu negara.2 Pembangunan
diartikan sebagai proses multidimensional, yaitu baik dalam perubahan
struktur sosial maupun sikap hidup mayarakat. Selain itu, pembangunan
juga meliputi perubahan dalam tingkat pertumbuhan ekonomi dan
pengurangan kemiskinan.
Isu pembangunan manusia merupakan isu sentral yang memiliki
dimensi yang lebih luas dibandingkan dengan konsep pembangunan
ekonomi yang lebih menekankan pada pertumbuhan, pengembangan
sumber daya manusia dan kebutuhan dasar. Berbagai ukuran pembangunan
manusia dibuat untuk melihat pembangunan pembangunan sosial dan
ekonomi suatu negara, namun sejak publikasi pertama dari Laporan
Pembangunan Manusia (Human Development Report) pada tahun 1990 oleh
UNDP, Human Development Index (HDI) atau indeks pembangunan
1 M. Faqihudin, “Human Development Index (HDI) salah satu indikator yang populer untuk
Mengukur Kinerja Pembangunan Manusia”, Cermin, 2010, h. 1.
2 Denni Sulistio Mirza, “Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal
terhadap IPM Jawa Tengah”, Jejak, Vol.4, No.2, 2011, h.102.
2
manusia (IPM) dibuktikan sebagai indikator pengukuran pembangunan
manusia di seluruh dunia.3
Pembangunan manusia yang dimaksudkan dalam IPM tidak sama
dengan pengembangan sumber daya manusia yang biasanya dimaksudkan
dalam teori ekonomi. Sumber daya manusia menunjuk pada manusia
sebagai salah satu faktor produksi, yaitu sebagai tenaga kerja yang
produktivitasnya harus ditingkatkan. Dalam hal ini manusia hanya sebagai
input untuk mencapai tujuan yaitu peningkatan output barang dan jasa.
Sedangkan manusia di dalam IPM lebih diartikan sebagai tujuan
pembangunan yang orientasi akhirnya pada peningkatan kesejahteraan.4
Kualitas pembangunan manusia menjadi hal yang sangat penting
dalam strategi kebijakan nasional. Penekanan terhadap pentingnya kualitas
pembangunan manusia menjadi suatu kebutuhan karena dengan sumber
daya yang unggul akan menghasilkan seluruh tatanan kehidupan yang maju
diberbagai bidang baik sosial, ekonomi, lingkungan, sehingga kualitas
manusia memiliki andil besar dalam menentukan keberhasilan pengolahan
pembangunan wilayahnya.5
Pembangunan manusia merupakan sebuah proses pembangunan
yang bertujuan agar mampu memiliki lebih banyak pilihan, khususnya
dalam pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Aktualisasi konsep
pembangunan manusia melahirkan Indeks Pembangunan Manusia.6
Saat ini persoalan pencapaian pembangunan manusia menjadi
perhatian pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan daerah dengan
kualitas manusianya yang tinggi. Pembangunan manusia di Provinsi Banten
secara konsisten terus mengalami kemajuan, yang ditandai dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2019, IPM
3 Prayudha Ananta, “Determinants Of Human Development In Lampung Province”, Jurnal
Ekonomi Pembangunan, Vol. 2, No. 3, 2013, h. 244.
4 Syahril Ilhami, “Analisis Pengaruh Anggaran Pendidikan Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia di Indonesia”, Tesis pada Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, 2014. h.20.
5 Irvana Arofah dan Siti Rohimah, “analisis jalur untuk pengaruh angka harapan hidup, haraoan
lama sekolah, rata-rata lama sekolah terhadap IPM melalui pengeluaran riil per kapita di Provinsi
NTT” Jurnal Saintika, Vol.2, No. 1, 2019, h.77.
6 Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia 2015, (Jakarta: BPS, 2016), h. 1.
3
Banten telah mencapai 72,44 atau meningkat 0,49 poin dibandingkan tahun
lalu yang sebesar 71,95. Masih tertahan pada kategori “Tinggi” yang
diperoleh sejak tahun 2015.7 Namun demikian IPM tertinggi diduduki Kota
Tangerang Selatan sebesar 81,48 dan terendah Kabupaten Lebak 63,88 hal
tersebut menunjukkan bahwa masih adanya kesenjangan kualitas hidup
masyarakat antar daerah di Provinsi Banten yang ditunjukkan oleh lebarnya
perbedaan antara IPM di Kota tangerang Selatan dengan Kabupaten Lebak.
Tabel 1. 1 Peringkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2019
Sumber: BPS Provinsi Banten
Indeks Pembangunan Manusia mengukur capaian pembangunan
manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran
kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar.
Dimensi tersebut, mencakup umur panjang dan sehat, pengetahuan dan
kehidupan yang layak.8 Melalui peningkatan ketiga dimensi tersebut
diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas hidup manusia.
1. Usia Harapan Hidup
Banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur usia hidup,
tetapi dengan pertimbangan ketersediaan data secara global dipilih indikator
angka harapan hidup waktu lahir (life expantancyat birth) yang bisa
dinotasikan dengan eo. Angka kematian bayi (IMR) tidak digunakan untuk
7 Badan Pusat Statistik, indeks pembangunan manusia, (https://banten.bps.go.id/indeks-
pembangunan-manusia-ipm-banten.html). Diakses tanggal 3 Februari 2020 jam 00.07.
8 Ibid.,
Kabupaten/ Kota Nilai IPM Peringkat
IPM
Kota Tangerang Selatan 81,48 1
Kota Tangerang 78,43 2
Kota Cilegon 73,01 3
Kota Serang 72,10 4
Kabupaten Tangerang 71,93 5
Kabupaten Serang 66,38 6
Kabupaten Pandeglang 64,91 7
Kabupaten Lebak 63,88 8
4
keperluan itu karena indikator itu tidak dinilai tidak peka bagi negara-negara
industri yang telah maju. Seperti halnya IMR, eo sebenarnya merefleksikan
seluruh tingkat pembangunan dan bukan hanya bidang kesehatan.9
Direktur Eksekutif Pattiro Banten Ari Setiawan mengatakan,
persoalan yang dihadapi Banten dinilai sangat pelik. Sebagai provinsi
penyangga ibu kota, di tahun 2015 berdasarkan data dinas kesehatan masih
ada ribuan bayi lahir dengan kondisi gizi buruk. Selain itu, kasus penyakit
menular di Banten juga masih sangat tinggi dan mengancam kesehatan
masyarakat. Di tengah program kesehatan gratis dengan KTP yang tak
kunjung selesai, masih banyak persoalan kesehatan dari aspek lain yang
mengantre dan butuh perhatian serius, salah satunya terkait dengan
infrastruktur kesehatan yang masih sangat timpang, di mana fasilitas
kesehatan masih terpusat di wilayah Tangerang Raya.10
Grafik 1. 1 Angka harapan hidup di Kabupaten atau Kota di Provinsi
Banten tahun 2019
Sumber: BPS Provinsi Banten
Angka harapan hidup di Provinsi Banten di setiap Kabupaten/ Kota
memiliki perbedaan yang cukup signifikan, angka harapan hidup tertinggi
sebesar 72,41 diraih oleh Kota Tangerang Selatan dan terendah sebesar
9 Faqihudin, op., cit. h. 6.
10 Saepullah, Anggaran Kesehatan Provinsi Banten Belum Sesuai Amanat Undang – Undang,
2018, (https://bantenhits.com). Diakses tanggal 27 Februari 2020 jam 19.42.
64,49
67,04
69,79
64,47
71,57
66,667,83
72,41
5
64,47 di Kabupaten Serang. Hal tersebut menunjukkan kualitas kesehatan
antar daerah di Provinsi Banten masih rendah.
Capaian Banten untuk bidang kesehatan dalam tiga tahun terakhir
telah menunjukkan adanya perbaikan. Kondisi ini terlihat dari terus
meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) hingga mencapai 69 tahun
lebih 5 bulan pada tahun 2016. Selain itu, angka kesakitan yang diukur
dengan persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan menurun
hingga menjadi 28,30 persen. Sayangnya, rata-rata lama sakit dari penduduk
yang mengalami keluhan kesehatan justru meningkat dari sekitar 5 hari
menjadi 6 hari.11
Oleh karena itu pembangunan dikatakan belum berhasil apabila
pemanfaatan sumber daya masyarakat tidak diarahkan pada pembinaan
kesehatan agar dapat tercegah “warga meninggal lebih awal dari yang
seharusnya”.12
2. Pengetahuan
Indikator yang digunakan untuk mengukur dimensi pendidikan
adalah harapan lama sekolah (HLS) dan rata – rata lama (RLS) sekolah.
HLS adalah lamanya sekolah yang diharapkan dapat dirasakan oleh anak
usia tertentu dimasa yang akan datang dengan asumsi kemungkinan anak
tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan
rasio penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur sama saat
ini.13
Anggota Komisi V DPRD Banten, Iip Makmur mengatakan,
permasalahan pendidikan menjadi sangat serius karena kini kualitas
pendidikan masih jauh dari yang diharapkan. Terlebih mayoritas
penyumbang pengangguran di Banten berasal dari lulusan SMK yang tak
mampu bersaing dengan tuntutan dunia kerja. Terakhir, Iip menyoroti
11 Pemerintah Provinsi Banten, Rencana Pembangunan jangka menengah daerah Provinsi
Banten tahun 2017-2022. 2017. h.50.
12 Yusniah Anggraini, Kebijakan Peningkatan IPM di Indonesia, (Jakarta: Indocamp, 2018),
h.10.
13 Nadiah Muhlisani, “Pengaruh Indeks Pembangunan manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Kabupaten Enrekang”, Skripsi pada UIN Alauddin Makassar, 2017, h.26.
6
masalah perbedaan bantuan antara sekolah negeri dan swasta yang
dianggapnya tidak adil. Karena itu pihaknya mendorong menyamaratakan
bantuan kepada sekolah swasta seperti sekolah negeri.14 Hal tersebut
menunjukkan kualitas pendidikan antar daerah di Provinsi Banten masih
rendah.
Grafik 1. 2 angka rata-rata lama sekolah menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten tahun 2019
Sumber: BPS Provinsi Banten
Rata – rata lama sekolah merupakan salah satu indikator kualitas
pendidikan dalam pembangunan manusia. Pada tahun 2019 terlihat rata –
rata lama sekolah sangat timpang antar daerah di Provinsi Banten. Posisi
tertinggi diraih oleh Kota Tangerang Selatan sebesar 11,8 dan terendah di
Kabupaten Lebak sebesar 6,31.
Rata rata lama sekolah Provinsi Banten pada tahun 2012 adalah
8.06, angka pada tahun 2016 mengalami peingkatan sebesar 31 poin atau
8,37. Selama periode 2012 hingga 2016, Harapan Lama Sekolah telah
meningkat sebesar 0,31 tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah juga
menjadi sinyal bahwa memang ada perbaikan pada sistem pendidikan di
Banten. Kondisi ini sekaligus menjadi penanda dari semakin banyaknya
14 Difa, Dewan Nilai Kualitas Pendidikan di Banten Memprihatinkan, (https://
www.redaksi24.com/dewan-nilai-kualitas-pendidikan-di-Banten-memprihatinkan/), Diakses pada
tanggal 3 Februari jam 21.50.
6,96 6,31
8,287,33
10,659,74
8,67
11,8
7
penduduk yang bersekolah. Sayangnya, angka pertumbuhan Harapan Lama
Sekolah dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, inilah yang harus
dicari jalan keluarnya. Betapapun juga, Harapan Lama Sekolah pada tahun
2016 telah mencapai 12,70 tahun. Artinya, bahwa anak-anak yang telah
berusia 7 tahun pada tahun 2015, memiliki peluang untuk bersekolah hingga
Semester I di perguruan tinggi, atau setidaknya menamatkan pendidikan
hingga lulus SMA.15
3. Standar Hidup Layak
Unsur dasar pembangunan manusia yang ketiga ialah standar hidup
layak. Dalam cakupan lebih luas standar hidup layak menggambarkan
tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak
semakin membaiknya ekonomi. UNDP mengukur standar hidup layak
menggunakan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita riil yang
disesuaikan, sedangkan untuk pengukuran standar hidup layak di Indonesia,
BPS menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan.16
Grafik 1. 3 Pengeluaran per kapita menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi banten tahun 2019
Sumber: BPS Provinsi Banten
15 Pemerintah Provinsi Banten, op. cit., h.50.
16 Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten 2010, Banten: BPS
Provinsi Banten, 2010, h. 15.
8719 8850
1247610802
1486013230 13418
15988
8
Provinsi Banten masih menghadapi sejumlah tantangan ekonomi.
Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Banten mampu tumbuh di
atas rata-rata nasional dan memberi kontribusi besar khususnya disektor
manufaktur. Namun, perekonomian Banten masih menghadapi sejumlah
permasalahan yang juga terjadi diberbagai daerah Indonesia seperti
menekan kemiskinan.17
Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) tahun
2018, penduduk miskin di pedesaan mengalami peningkatan dibanding
perkotaan. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua BPS Agoes Soebono,
“selama periode Maret 2018-September 2018, jumlah penduduk miskin di
daerah perkotaan turun sebanyak 11.67 ribu orang dari 393.80 ribu orang
pada maret 2018 menjadi 382.13 ribu orang pada September 2018.
Sedangkan di daerah perdesaan naik sebanyak 19.05 ribu orang dari 267.55
ribu orang pada maret 2018 menjadi 286.60 ribu orang pada September
2018.18
Salah satu faktor yang mempengaruhi pembangunan manusia adalah
pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana yang dinyatakan Ranis dalam
Lombanturuan bahwa pertumbuhan ekonomi memberikan manfaat
langsung terhadap peningkatan pembangunan manusia melalui peningkatan
pendapatan. Peningkatan pendapatan akan meningkatkan alokasi belanja
rumah tangga untuk makanan yang lebih bergizi dan pendidikan, terutama
pada rumah tangga miskin. Maka ketika tingkat pendapatan atau PDB per
kapita rendah akibat dari pertumbuhan ekonomi yang rendah, menyebabkan
pengeluaran rumah tangga untuk peningkatan pembangunan manusia
menjadi turun. Begitu juga sebaliknya, pendapatan yang relatif tinggi
17 Arif Soleh, Perekonomian Banten masih hadapi permasalahan kemiskinan dan ketimpangan,
(https://inilahbanten.co.id/detail/perekonomian-banten-masih-hadapi-permasalahan-kemiskinan/),
Diakses pada tanggal 3 Februari 2020 jam 00.39.
18 Rasyid Ridho, BPS: Angka kemiskinan di Banten naik, (https://news.okezone.com/bps-angka-
kemiskinan-di-banten-naik), Diakses pada tanggal 3 Februari 2020 jam 00.45.
9
cenderung meningkatkan belanja rumah tangga untuk peningkatan
pembangunan manusia.19
Modal manusia (human capital), merupakan salah satu faktor
penting dalam proses pembangunan ekonomi. Dengan modal manusia yang
berkualitas, pembangunan ekonomi yang diukur dengan meningkatnya
output atau pertumbuhan ekonomi, diyakini akan lebih baik. Demikian pula
sebaliknya, pembangunan ekonomi dapat pula meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Dengan pertumbuhan ekonomi, akan menjamin
tersedianya dana yang cukup guna peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Dengan demikian, terdapat hubungan yang saling mempengaruhi
atau hubungan dua arah antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan
manusia.20
Menurut Ramirez dalam Brata, pertumbuhan ekonomi berpengaruh
terhadap pembangunan manusia melalui aktivitas rumah tangga dan
pemerintah, selain adanya peran sipil seperti melalui organisasi masyarakat
dan lembaga swadaya masyarakat. Semua aktivitas tersebut berkaitan
dengan peningkatan kualitas manusia seperti pengeluaran untuk makanan
dan gizi (rumah tangga), serta pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan dan
pelatihan ketenagakerjaan.21 Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi
mempengaruhi naik turunnya Pembangunan Manusia
Selain pertumbuhan ekonomi, faktor lain yang mempengaruhi
pembangunan manusia yaitu kemiskinan. Kemiskinan dapat dilihat dari
peluang memperoleh kesehatan dan umur yang panjang, peluang memiliki
pengetahuan dan keterampilan, dan lain-lain. Intinya adalah kemiskinan
sangat terkait dengan sempitnya kesempatan seseorang dalam menentukan
pilihan-pilihan hidup. Jika kemiskinan berkait dengan semakin sempitnya
kesempatan yang dimiliki, maka pembangunan manusia adalah sebaliknya.
19 Eka Pratiwi Lumbantoruan dan Paidi Hidayat, “Analisis pertumbuhan ekonomi dan IPM
Provinsi-Provinsi di Indonesia”, jurnal ekonomi dan keuangan, Vol. 2, No. 2, h. 17
20 Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten 2010, (Banten: Badan
Pusat Statistik Provinsi Banten, 2010), h. 38.
21 Aloysius Gunadi Brata, “Pembangunan manusia dan kinerja ekonomi regional di Indonesia”,
Jurnal ekonomi pembangunan, Vol. 7, No. 2, 2002, h.114.
10
Konsep pembangunan manusia adalah memperluas pilihan manusia
terutama untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan
dan kemampuan daya beli. Dengan hubungan yang berkebalikan tersebut,
suatu daerah dengan kualitas pembangunan manusia yang baik idealnya
memiliki persentase penduduk miskin yang rendah.22
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan Suradi di mana hasil
analisisnya menyatakan bahwa kemiskinan merupakan kondisi sebaliknya
dari pembangunan manusia. Apabila dalam konsep pembangunan manusia
ditunjukkan dengan kemajuan manusia atau derajat manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidup, maka kemiskinan ditunjukkan dengan
ketidakmampuan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan kata
lain, antara pembangunan manusia dan kemiskinan merupakan kondisi yang
masing-masing menempati kutub yang berlawanan.23
Kemiskinan dapat menjadikan efek yang serius bagi pembangunan
manusia karena masalah kemiskinan merupakan sebuah masalah yang
kompleks yang sebenarnya bermula dari kemampuan daya beli masyarakat
yang tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan pokok sehingga kebutuhan
yang lain seperti pendidikan dan kesehatan pun terabaikan. Hal tersebut
menjadikan gap pembangunan manusia di antara keduanya pun menjadi
besar dan pada akhirnya target capaian IPM yang ditentukan oleh
pemerintah menjadi tidak terealisasikan dengan baik.24
Tingkat kemiskinan yang tinggi membuat individu tidak
mempunyai alokasi dana dalam rangka memenuhi kebutuhan dasarnya.
Kemiskinan sendiri akan menghambat individu untuk mengonsumsi nutrisi
bergizi, mendapatkan pendidikan yang layak serta menikmati lingkungan
yang menunjang bagi hidup sehat. Dari sudut pandang ekonomi semua hal
tersebut akan menghasilkan sumber daya manusia yang kurang berkualitas,
22 Badan Pusat Statistik, loc. cit., h.43
23 Suradi, “Pembangunan manusia, kemiskinan, dan kesejahteraan sosial”, jurnal penelitian dan
pengembangan kesejahteraan sosial, Vol. 12, No.03, 2007, h. 4.
24 Mirza, op. cit., h. 104
11
sehingga dalam perkembangannnya akan memengaruhi tingkat
pembangunan di suatu daerah.25
Menurut Ginting, pembangunan manusia di Indonesia adalah identik
dengan pengurangan kemiskinan. Investasi di bidang pendidikan dan
kesehatan akan lebih berarti bagi penduduk miskin. Tersedianya fasilitas
pendidikan dan kesehatan murah akan sangat membantu untuk
meningkatkan produktivitas masyarakat, dan pada gilirannya meningkatkan
pendapatan masyarakat tersebut.26
Alasan mengapa pembangunan manusia perlu mendapat perhatian
adalah: pertama, banyak negara berkembang yang berhasil mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi gagal mengurangi kesenjangan
sosial ekonomi dan kemiskinan. Kedua, banyak negara maju yang
mempunyai tingkat pendapatan tinggi ternyata tidak berhasil mengurangi
masalah – masalah sosial. Ketiga, beberapa negara berpendapatan rendah
mampu mencapai tingkat pembangunan manusia yang tinggi karena mampu
menggunakan secara bijaksana semua sumberdaya untuk mengembangkan
semua sumber daya manusia.27
Pertumbuhan ekonomi harus didorong untuk mencapai
kesejahteraan penduduk serta mengurangi kesenjangan yang terjadi antar
wilayah di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak sampai saat ini merupakan
wilayah yang paling terbelakang diantara kabupaten dan kota di Provinsi
Banten. Kondisi kemiskinan yang terjadi pada desa di wilayah Kabupaten
Lebak sudah dalam kondisi sangat kompleks, dengan karakteristik yang
berbeda dengan wilayah lain. Fokus penanganan kemiskinan harus menjadi
25 Christina Usmaliadanti, “Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Pengeluaran Pemerintah,
Sektor pendidikan dan kesehatan terhadap IPM Jawa tengah”, Skripsi pada Universitas Diponegoro
Semarang, 2011, h.20
26 Charisma Ginting, “Analisis Pembangunan Manusia di Indonesia”, Tesis pada Sekolah Pasca
Sarjana Medan: Universitas Sumatera Utara, 2008, h.6
27 Rela Setiaji Nurhaini, “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan
Pengangguran terhadap IPM Di wilayah Subosukawonosraten”, Skripsi pada Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2016, h. 4
12
perhatian dari pemerintah.28 Oleh karena itu, Provinsi Banten adalah salah
satu provinsi yang ada di Indonesia yang masih membutuhkan perhatian
khusus dari pemerintah terutama pada bidang ekonomi, pendidikan dan
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas pembangunan manusia
dengan mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.
Melihat fenomena di atas, pembangunan manusia atau peningkatan kualitas
sumberdaya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam strategi
kebijakan pembangunan di Provinsi Banten.
Dari uraian data dan latar belakang di atas penulis bermaksud
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi
dan Kemiskinan terhadap Pembangunan Manusia (Studi kasus
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Tahun 2013 - 2019)”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Kesenjangan kualitas hidup masyarakat antardaerah di Provinsi
Banten.
2. Kualitas kesehatan antardaerah di Provinsi Banten yang masih
rendah
3. Kualitas pendidikan antardaerah di Provinsi Banten yang masih
rendah
4. Meningkatnya jumlah kemiskinan di pedesaan di Provinsi Banten.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Pengaruh Pertumbuhan ekonomi terhadap Pembangunan manusia
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
2. Pengaruh Kemiskinan terhadap Pembangunan manusia
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
28 Arief Rahman Susila, “Analisis Sebaran Kemiskinan dan Faktor Penyebab Kemiskinan di
Kabupaten Lebak”, Semnas Fekon; Optimisme Ekonomi Indonesia 2013, Antara Peluang dan
Tantangan, 2013, h.198.
13
3. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan terhadap
Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas
maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap
Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi Banten?
2. Bagaimana pengaruh Kemiskinan terhadap Pembangunan Manusia
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten?
3. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan
terhadap Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa:
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pembangunan Manusia
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
2. Pengaruh Kemiskinan terhadap Pembangunan Manusia
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
3. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan terhadap
Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, terutama terkait dengan
studi ekonomi pembangunan.
b. Dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh pertumbuhan
ekonomi dan kemiskinan terhadap pembangunan manusia di
Provinsi Banten.
c. Sebagai bahan informasi, referensi, dan literatur tentang
pembangunan manusia di Provinsi Banten.
14
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah Banten
Sebagai dasar yang dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan
untuk meningkatkan kualitas pembangunan manusia di Provinsi
Banten.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan
menambah wawasan terhadap permasalahan pembangunan yang ada
di lingkungan sekitar.
65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi tempat penelitian ini adalah Kabupaten/ Kota di Provinsi Banten.
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tangerang Selatan.
2. Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di semester 9 tahun pelajaran 2019/2020
selama enam bulan yakni bulai Juni sampai November 2020. Penentuan
waktu pelaksanaan penelitian guna memfokuskan peneliti dalam
menyusun skripsi.
Tabel 3. 1 Bagan Waktu Penelitian
No Kegiatan Juni Juli Agst Sept Okt Nov
1. Revisi proposal
skripsi
√
2. Penyusunan BAB I,
BAB II, dan BAB III
√ √
3. Pengambilan dan
pengolahan data
√ √
4. Penyusunan Bab IV
dan Bab V
√
5. Sidang Munaqasah √
6. Revisi Skripsi √
B. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang
berupa angka, atau data berupa kata-kata atau kalimat yang dikonversi
menjadi data yang berbentuk angka. Data yang berupa angka tersebut
66
kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah
dibalik angka-angka tersebut.104
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Menurut
Nana Sudjana, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian pada saat sekarang
dimana peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi
pusat perhatian untuk kemudian digambarkan sebagaimana adanya. Metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitaif digunakan apabila
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian
yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang
bermakna.105
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan
sampel.106 Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh
kabupaten/kota di Provinsi Banten yang terdiri dari 4 Kabupaten dan 4 Kota.
2. Sampel
Sampel yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian.107 Penelitian ini menggunakan Teknik sampel jenuh. Sampel
jenuh merupakan Teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua
anggota populasi sebagai sampel.108 Dari pernyataan ini maka sampel yang
diambil dalam penelitian ini sebesar 100% sehingga jumlah sampel adalah
sebanyak 8 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Banten.
D. Variabel Penelitian
Variabel dapat didefinisikan sebagai konsep yang memiliki atau
memiliki lebih dari satu nilai.109 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
104 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,
(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada 2016), h.20.
105 Sudjana, op. cit., h. 53
106 Mardalis, op. cit., h. 53.
107 Ibid., h. 55.
108 Martono, loc. cit., h.81.
109 Martono, Metode Penelitian Kuantitatif analisis isi dan analisis data sekunder, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada 2016), h.60
67
penelitian yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat
(variabel dependen). Penjelasan lebih lanjut akan dijabarkan pada point-
point berikut ini.
1. Definisi Konseptual Variabel
Definisi konsep mengacu pada pemahaman atau makna dari variabel
suatu penelitian yang mengungkapkan abstraksi yang terbentuk oleh
generalisasi hal-hal yang khusus (pendapat ahli atau berdasarkan teori-
teori).110 Variabel konseptual penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Terikat
Variabel terikat atau sering disebut variabel dependen
merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel
bebas.111 Hasil dari pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas
akan terlihat dengan adanya perubahan dari variabel terikat. Dalam
hal ini yang menjadi variabel terikat adalah Pembangunan Manusia
(Y).
Pembangunan manusia sebagai ukuran kinerja pembangunan
secara keseluruhan dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar
yaitu, umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan penghidupan yang
layak. Semua indikator yang merepresentasikan ketiga dimensi ini
terangkum dalam satu nilai tunggal, yaitu angka Indeks
Pembangunan Manusia.112
2. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang pada
umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu.113
Variabel bebas yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
110 Wijaya, op. cit., h. 14.
111 Martono, op. cit, h.61.
112 Badan Pusat statistik, indeks pembangunan manusia 2014 metode baru, (Jakarta: BPS,2015),
h.2.
113 Martono, op. cit., h.61.
68
1. Pertumbuhan Ekonomi (X1)
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal
produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti
pertambahan dan jumlah produksi barang industri,
perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah,
pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi
barang modal.114
2. Kemiskinan (X2)
Menurut Suparlan dalam Khomsan dkk, kemiskinan
dapat didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang
rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada
sejumlah golongan orang dibandingkan dengan standar
kehidupan umum yang berlaku dalam masyarakat yang
berangkutan.115
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah penentuan konstruk sehingga menjadi
variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara
tertentu yang digunakan untuk mengoperasionalkan konstruk. Definisi
operasional berkaitan dengan penyusunan alat ukur atau skala
penelitian.116 Definisi operasional dalam penelitian ini adalah, sebagai
berikut:
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diukur menggunakan rumus pertumbuhan
ekonomi dengan membandingkan antara produk domestik bruto
tahun ini dan produk domestik bruto tahun sebelumnya yang
114 Sadono sukirno, Makroekonomi Teori pengantar edisi ketiga, (Jakarta: rajawali pers, 2017).
h. 423
115 Ali Khomsan, dkk. Indikator Kemiskinan dan misklasifikasi orang miskin, Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2015, h.2.
116 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2013), h. 14.
69
diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Banten dengan satuan
rupiah.
2. Kemiskinan
Kemiskinan diukur menggunakan rumus tingkat kemiskinan dengan
membandingkan persentase jumlah penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan dan jumlah penduduk pada wilayah tersebut yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Banten dengan satuan
persen.
3. Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia diukur menggunakan rumus indeks
pembangunan manusia dengan rata-rata geometrik dari indeks
kesehatan, indeks pendidikan, dan indeks pengeluaran yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Banten dengan satuan
persen.
E. Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data di samping menggunakan instrumen dapat pula
dilakukan dengan mempelajari dokumentasi-dokumentasi atau catatan-
catatan yang menunjang penelitian yang sedang dilakukan.117 Dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data
sekunder dan studi dokumentasi.
1. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang
menerbitkan dan bersifat siapa dipakai, data sekunder mampu
memberikan informasi dalam pengambilan keputusan meskipun data
diolah lebih lanjut.118 Penggunaan data sekunder dalam penelitian ini
dapat membantu dalam merumuskan permasalahan yang sedang diteliti,
daya cakupannya yang luas, serta data dapat diperoleh diluar kemampuan
peneliti.
117 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi Aksara 2014),
h. 73.
118 Wijaya, op. cit., h. 20.
70
Dalam penelitian ini Sumber data diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS). Badan Pusat Statistik menyediakan data yang
mempunyai kebenaran akurat dan menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. Selain itu, BPS menyediakan data statistik pada skala
nasional maupun regional, sesuai dengan penelitian ini yaitu
menggunakan data Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
2. Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan sebuah metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai dokumen yang
berkaitan dengan masalah penelitian.119 Adapun dokumen yang
digunakan yaitu pertumbuhan ekonomi menggunakan ukuran PDRB atas
dasar harga konstan, kemiskinan menggunakan ukuran persentase
penduduk miskin, dan pembangunan manusia menggunakan ukuran
indeks pembangunan manusia. Dengan objek penelitian 8
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dan periode yang digunakan meliputi
tahun 2013-2019.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Widoyoko, instrumen penelitian merupakan alat bantu
yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan
cara melakukan pengukuran.120 Dalam penelitian ini, instrumen penelitian
yang diperlukan yaitu pedoman dokumentasi yang terdapat tiga jenis, yaitu:
1. Laporan Pertumbuhan Ekonomi
Pada penelitian ini, laporan perkembangan pertumbuhan ekonomi
atas dasar harga konstan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
dari tahun 2013-2019.
2. Laporan Kemiskinan
Pada penelitian ini, laporan persentase penduduk miskin menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dari tahun 2013-2019.
119 Martono, op. cit., h.87.
120 Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2017), h. 51.
71
3. Laporan Pembangunan Manusia
Pada penelitian ini, laporan perkembangan Indeks Pembangunan
Manusia menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dari tahun 2013-
2019.
G. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif
adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan
menggunakan cara-cara atau rumusan tertentu. Pengolahan data meliputi
kegiatan sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau pemeriksaan data yang telah berhasil
dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah masuk
tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan.
2. Codeting
Codeting adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data yang
termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk angka-angka atau huruf untuk membedakan antara data atau
identitas data yang akan dianalisis.
3. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel yang telah
diberi kode sesuai dengan kebutuhan analisis.121
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan analisis regresi data panel diolah menggunakan program
Eviews 10 dan Ms. Excel. Data panel yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah penggabungan antara periode penelitian (tahun 2013-2019)
dengan data seluruh variabel yang dilihat per kabupaten/kota di Provinsi
121 Syofian Siregar, Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara),
2014, h. 125
72
Banten (meliputi Kabupaten pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten
Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Tangerang, Kota Cilegon, Kota
Serang, Kota Tangerang selatan).
Data panel dapat didefinisikan sebagai sebuah kumpulan data di mana
perilaku unit cross sectional (misalnya individu, perusahaan, negara).
Diamati sepanjang waktu.122
Dari segi jenis data, regresi data panel memiliki karakteristik data yang
bersifat cross section dan time series. Sedangkan dilihat dari tujuan analisis
data, data panel berguna untuk melihat perbedaan karakteristik antar setiap
individu dalam beberapa periode pada objek penelitian.123
Menurut Wibisono dalam Agus Tri Basuki, terdapat beberapa
keunggulan dalam menggunakan data panel, yaitu:
1. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara
eksplisit dengan mengizinkan variabel spesifik individu.
2. Kemampuan mengontrol heterogenitas ini selanjutnya menjadikan
data panel dapat digunakan untuk menguji dan membangun model
perilaku lebih kompleks.
3. Data panel mendasarkan diri pada observasi cross section yang
berulang -ulang (time series), sehingga metode data panel cocok
digunakan sebagai study of dynamis adjustment.
4. Tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang lebih
informatif, lebih variatif, dan kolinearitas antara data semakin
berkurang, dan derajat kebebasan lebih tinggi sehingga dapat
diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.
5. Data panel dapat digunakan untuk mempelajari model -model
perilaku yang kompleks.
122 Imam Ghazali dan Dwi Ratmono, Analisis Multivariant dan Ekonometrika (Teori, Konsep,
dan aplikasi dengan eviews 10) edisi 2, (Semarang: Badan Penerbit Undip), 2018, h.195.
123 Indra Sakti, Modul Eviews 9: Analisis Regresi Data Panel menggunakan eviews, (Jakarta:
Universitas Esa Unggul, 2018), h. 2.
73
6. Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias yang
mungkin ditimbulkan oleh regresi data individu.124
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif berkenaan dengan bagaimana cara
mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan,
data agar mudah dipahami dengan beberapa cara yang antara lain:
a. Menentukan ukuran dari data, seperti nilai modus, rata-rata,
median.
b. Menentukan ukuran variabilitas data, seperti (varian), tingkat
penyimpangan (deviasi standar), dan jarak (range).
c. Menentukan ukuran bentuk data.125
2. Estimasi Model Regresi Data Panel
Dalam penentuan estimasi model regresi data panel, terdapat tiga
pendekatan, antara lain:
a. Common Effect Model
Merupakan pendekatan model data panel yang paling
sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan
cross section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu
maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku data
perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa
menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik
kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel.126
Dari pendekatan ini kita dapat melihat perbedaan antar
individu dan perbedaan antar waktu karena interseptnya maupun
slope sama. Model ini tidak memperhatikan adanya perbedaan
karakteristik dalam cross section maupun time series dalam
persamaan nya dapat ditulis sebagai berikut:
𝑌𝑖𝑡= 𝛽1+𝛽2+𝛽3𝑋3𝑖𝑡+⋯+𝛽𝑛𝑋𝑛𝑖𝑡+𝑒𝑖𝑡
124 Agus Tri Basuki, Bahan ajar regresi data panel: Panduan regresi data panel, (Jakarta:
Universitas Muhammadiyah Jakarta), h.2.
125 Siregar, op.cit., h. 2.
126 Basuki, op. cit., h.3.
74
b. Fixed Effect Model
Dalam model ini memiliki intercept yang mungkin berubah-
ubah untuk setiap individu dan waktu, dimana setiap unit cross
section bersifat tetap secara time series persamaan dari model adalah
sebagai berikut:
𝑌𝑖𝑡 = 𝛼1 + 𝛼𝑛𝐷𝑛 + … + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡 + ⋯ +𝛽𝑛𝑋𝑛𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
Dengan keterangan merupakan variabel dummy sebanyak N-1 dan
T-1, selain itu model ini masih banyak mempunyai kekurangan yaitu
kekurangan derajat kebebasan (degree of freedom) akibat jumlah
sample yang terbatas dan adanya multikolinieritas yang diakibatkan
oleh banyaknya variabel dummy yang diestimasi sedangkan
kemampuan estimasinya masih terbatas, terutama jika terdapat
variabel dummy yang diestimasi, ditambah lagi kemungkinan
korelasi diantara komponen residual spesifik (cross section dan time
series).
c. Random Effect Model
Model ini mumpunyai kesamaan dengan model sebelumnya
yaitu fixed effects, dimana dimasukan juga dimensi individu dan
waktu namun pembeda model ini dari fixed effects adalah dalam
mengestimasi dimasukan juga error term karena dalam
mengansumsikan error term berhubungan dengan dimensi individu
maupun waktu, dalam persamaannya yang ditulis sebagai berikut:
𝑌𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋2𝑖𝑡 + 𝛽3𝑋3𝑖𝑡 + ⋯ +𝛽𝑛𝑋𝑛𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡
Dimana 𝑒𝑖𝑡 adalah gangguan (error term) yang merupakan
gabungan dari time series dan cross section, untuk melihat apakah
model yang digunakan adalah Fixed Effects atau Random Effects
maka harus dilakukan uji Correlated Random Effects–Hausman
Test.127
127 Dias Satria, Modul stata panel data: analisis regresi model data panel, (Malang: Universitas
Brawijaya, 2018). h.3.
75
3. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Untuk mengetahui model regresi data panel yang terbaik, maka perlu
dilakukan pengujian, yaitu uji chow dan uji hausman.
a. Uji Chow
Uji Chow merupakan uji untuk menentukan model terbaik antara
Fixed Effect Model dengan Common/ Pool effect model. Jika hasil
menyatakan menerima hipotesis nol maka model yang terbaik untuk
digunakan adalah Common effect model. Akan tetapi, jika hasilnya
menyatakan menolak hipotesis nol maka model terbaik yang
digunakan adalah Fixed effect model, dan pengujian akan beranjut
ke Uji Hausman.
H0 : Common Effect Model
H1 : Fixed Effect Model
b. Uji Hausman
Hausman test yakni pengujian untuk menentukan model
fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan dalam
mengestimasi data panel. Hipotesis dalam uji chow adalah:
H0: Random Effeect Model
H1: Fixed Effect Model
Jika dari hasil uji hausman tersebut menyatkan meneriman
hipotesis nol maka model yang terbaik untuk digunakan adalah
model Random Effect. Akan tetapi, jika hasilnya meyatakan
menolak hipotesis nol maka model yang terbaik adalah model Fixed
Effect.128
4. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu mempunyai distribusi normal. Seperti
diketahui, bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai residual
128 Basuki, op. cit., h.21.
76
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka
hasil uji statistik menjadi tidak valid khusunya untuk ukuran sampel
kecil. Terdapat dua cara mendeteksi apakah residual memiliki
distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.129
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna
antarvariabel independen. Jika antar variabel independen Xs terjadi
multikolinearitas sempurna, maka koefisien regersi variabel X tidak
dapat ditentukan dan nilai standar error menjadi tak terhingga. Jika
multikolinearitas antar variabel Xs tidak sempurna tetapi tinggi,
maka koefisien regersi X dapat ditentukan, tetapi memiliki nilai
standart error tinggi yang berarti nilai koefisien regresi tidak dapat
diestimasi dengan tepat.130
c. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi heteroskedastisitas berarti sama (homo) dan sebaran
(scedasticity) memiliki variance yang sama (equal variance) atau
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
E(µi2) = σ2 i = 1,2,3,……,n
Heteroskedastisitas tidak menyebabkan estimator (koefisien
variabel independen) menjadi bias karena residual bukan komponen
menghitungnya. Namun, menyebabkan estimator jadi tidak efisien
dan BLUE lagi serta standard error dari model regresi menjadi bias
sehingga menyebabkan nilai t statistik dan F hitung bias. Dampak
akhirnya adalah pengambilan kesimpulan statistik untuk pengujian
hipotesis menjadi tidak valid.131
129 Ghazali, Op. cit., h. 145
130 Ibid., h.71.
131 Ibid, h. 86.
77
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu
(residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtun waktu
karena gangguan pada seorang individu/kelompok yang sama pada
periode berikutnya. Pada data silang waktu, masalah autokorelasi
relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda
berasal dari individu/kelompok yang berbeda.132
5. Pengujian Statistik
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas
berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat. Uji t merupakan
alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif
dua sampel bila datanya berada pada skala interval atau rasio.133
Adapun kriteria yang digunakan untuk melihat pengaruh satu
variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat dalam uji t
adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai p atau sig < α (alpha = 0,05), maka dapat diartikan
ada pengaruh signifikan dari variabel independent terhadap
variabel dependen secara parsial.
2. Jika nilai p atau sig > α (alpha = 0,05), maka dapat diartikan
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independent terhadap variabel dependen secara parsial.
132 Ibid., h. 121.
133 Martono, op. cit., h.192.
78
b. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel
dependen. Hipotesis nol adalah joint hypotesis bahwa β1, β2,…... βk
secara simultan sama dengan nol.
H0 : β1 = β2 = ……= βk = 0
Pengujian hipotesis ini sering disebut pengujian signifikansi
keseluruhan terhadap garis regresi yang ingin menguji apakah Y
secara linier berhubungan dengan kedua X1 dan X2. Joint hypotesis
dapat diuji dengan teknik analisis variance (ANOVA).134
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berati kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi semua yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk
data silang relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara
masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu
biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.135
134 Ghazali, op. cit., h. 56.
135 Ibid., h. 55.
108
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan pada bab
sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap Pembangunan Manusia pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Banten.
2. Kemiskinan tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembangunan
Manusia pada Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
3. Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan secara simultan
berpengaruh terhadap Pembangunan Manusia pada Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka implikasi dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi
pada Kabupaten/Kota di Provinsi Banten terus mengalami
peningkatan dari tahun 2013-2019. Sehingga upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi terus dilakukan pemerintah guna
meningkatkan kualitas pembangunan manusia pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
2. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa kemiskinan pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Banten tahun 2013-2019 mengalami
naik turun atau fluktuatif, oleh karena itu pemerintah terus berupaya
untuk mengurangi kemiskinan agar dapat meningkatkan
pembangunan manusia pada Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
3. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi dan
kemiskinan mampu memberikan pengaruh terhadap pembangunan
manusia pada Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
109
C. Saran
Berdasarkan hasil, pembahasan dan kesimpulan dari penelitian ini,
maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
Maka penelitian ini berfungsi sebagai masukan kepada Pemerintah
Provinsi Banten agar terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi
ekonomi dengan memperhatikan pemerataan distribusi pendapatan agar
tidak terjadi kesenjangan sosial antar daerah di Provinsi Banten. Serta
penerapan berbagai kebijakan dan program yang komprehensif guna
mengurangi kemiskinan sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembangunan manusia pada Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
1. Dapat menggunakan variabel independen lainnya seperti
ketimpangan distribusi pendapatan serta memperpanjang periode
penelitian.
2. Dapat menggunakan variabel perantara yang menghubungkan
antara variabel independen (kemiskinan) dengan variabel dependen
(pembangunan manusia).
3. Dapat menggunakan analisis uji kausalitas untuk mengetahui
hubungan sebab akibat antar variabel, serta analisis Error Corection
Model (ECM) untuk mengetahui hubungan jangka panjang antar
variabel yang diteliti.
110
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Adisasmita, Rahardjo. Teori-Teori Pembangunan Ekonomi. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2013.
Anggraini, Yusniah. Kebijakan Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
di Indonesia, Jakarta: Indocamp, 2018.
Arsyad, Lincolin. Modul Ekonomi Pembangunan dan Pembangunan Ekonomi.
Tangerang Selatan: Universitas terbuka, 2020. Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Polewali Mandar
2013. Polewali Mandar: BPS Kabupaten Polewali Mandar, 2014.
Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten 2010,
Banten: BPS Provinsi Banten, 2010.
Badan Pusat statistik, indeks pembangunan manusia 2014 metode baru, (Jakarta:
BPS, 2015). Badan Pusat Statistik, Indeks Pembangunan Manusia 2015, Jakarta: BPS, 2016.
Basuki, Agus Tri. Bahan ajar regresi data panel: Panduan regresi data panel,
Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017.
Ghazali, Imam dan Ratmono, Dwi. Analisis Multivariant dan Ekonometrika (Teori,
Konsep, dan aplikasi dengan eviews 10) edisi 2, Semarang: Badan Penerbit
Undip, 2018.
Hasan, M dan Azis, M. Pembangunan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat,
Pustaka Taman Ilmu, 2019. Irfan, Beik Syauqi. Ekonomi Pembangunan Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2019.
Khomsan, dkk. Indikator Kemiskinan dan misklasifikasi orang miskin, Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015. Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014.
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif analisis isi dan analisis data
sekunder, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2016.
Pemerintah Provinsi Banten, Rencana Pembangunan jangka menengah daera
Provinsi Banten tahun 2017-2022. 2017.
Sakti, Indra. Modul Eviews 9: Analisis Regresi Data Panel menggunakan eviews,
Jakarta: Universitas Esa Unggul, 2018.
Satria, Dias. Modul stata panel data: analisis regresi model data panel, Malang:
Universitas Brawijaya, 2018.
Siregar, Syofian. statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif, (Jakarta: PT
Bumi Aksara), 2014.
Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan : Proses Masalah dan Dasar Kebijakan,
Jakarta : Kencana, 2006.
. Makroekonomi Teori pengantar edisi ketiga, Jakarta: Rajawali Pers, 2017.
111
Taryono, Modul Pengantar Teori Pembangunan. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2012. Wijaya, Tony. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
JURNAL
Ananta, Prayuda. “Determinants Of Human Development In Lampung Province”,
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 2, No. 3, 2013.
Agustina, Eka. dkk, “pengaruh pengeluaran pemerintah daerah sektor pendidikan
dan kesehatan terhadap PDRB serta IPM di Kalimantan Timur” , Jurnal
ekonomi keuangan, dan manajemen, Vol. 12, No. 2, 2016.
Arofah, Iravah dan Rohimah, Siti. “Analisis jalur untuk pengaruh angka harapan
hidup, haraoan lama sekolah, rata-rata lama sekolah terhadap IPM melalui
pengeluaran riil per kapita di Provinsi NTT” Jurnal Saintika, Vol.2, No. 1,
2019. Brata, Aloysius Gunadi. “Pembangunan manusia dan kinerja ekonomi regional di
Indonesia”, Jurnal ekonomi pembangunan, Vol. 7, No. 2. 2002.
Chendrawan, Tony “Sejarah pertumbuhan ekonomi”. Jurnal Tirtayasa Ekonomika,
Vol. 12, No. 1, 2017.
Faqihudin, M. “Human Development Index (HDI) salah satu indikator yang
populer untuk Mengukur Kinerja Pembangunan Manusia”, Cermin, 2010.
Lumbantoruan dan Hidayat. P, “Analisis pertumbuhan ekonomi dan IPM Provinsi-
Provinsi di Indonesia”, jurnal ekonomi dan keuangan, Vol. 2, No. 2
Mirza, Denni Sulistio. “Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja
Modal terhadap IPM Jawa Tengah”, Jejak, Vol.4, No.2, 2011.
Niswati, Kartasasmita. “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kemiskinan di Daerah
Istimewa Yogyakarta tahun 2003-2011”. Ekonomi regional. Vol. 9, 2014.
Pake, Sal Diba Susan. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah pada Bidang Pendidikan
dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten
Halmahera Utara”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol. 18, 2018.
Prihastuti, dkk. “Pengaruh kinerja keuangan terhadap alokasi belanja modal dan
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten/Kota Riau”, jurnal sorot, vol. 10, no.
2, 2015.
Sasana, Hadi “pengaruh belanja pemerintah daerah dan pendapatan perkapita
terhadap indeks pembangunan manusia”, jurnal media ekonomi dan
manajemen, vol. 25, no. 1, 2012.
Suradi, “Pembangunan manusia, kemiskinan, dan kesejahteraan sosial”, jurnal
penelitian dan pengembangan kesejahteraan sosial, Vol. 12, No.03, 2007
Suryawati, Chriswardani. “Memahami kemiskinan secara mutidimensional”,
Jurnal Manajemen pembangunan dan kebijakan, Vol. 08, No.03. 2013.
Susila, Arief Rahman. “Analisis Sebaran Kemiskinan dan Faktor Penyebab
Kemiskinan di Kabupaten Lebak”, Semnas Fekon; Optimisme Ekonomi
Indonesia 2013, Antara Peluang dan Tantangan, 2013.
Tarumingkeng, Winsy A. dkk, “pengaruh belanja modal dan tingkat kemiskinan
terhadap IPM Provinsi Sulawesi Utara”, Vol. 19, No. 6, 2018.
112
Wijayanto, “analisis keterkaitan pertumbuhan ekonomi, ketimpangan pendapatan
dan pengentasan kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2000-2020”,
Jurnal berkala ilmiah efisiensi, Vol. 16, No. 2, 2016.
SKRIPSI
Andini, Ayu. “Analisis Determinan Pembangunan Manusia di beberapa Negara
Asean periode 2002 – 2005”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017.
Khotimah, Khusnul. “Analisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, tigkat
pengangguran, kemiskinan, ketimpangan distribusi pendapatan, dan belanja
modal terhadap IPM di Jawa Tengah”, skripsi pada UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2018.
Larasati, Diah. “Analisis pengaruh penyaluran dana ZIS, PDRB per kapita, dan
kemiskinan terhadap Ipm di Indonesia”, skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Muhlisani, Nadiah. “Pengaruh Indeks Pembangunan manusia terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Enrekang”, Skripsi pada UIN
Alauddin Makassar, 2017.
Nurhaini, Rela Setiaji. “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan,
dan Pengangguran terhadap IPM Di wilayah Subosukawonosraten”, Skripsi
pada Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016.
Pambudi, Eko Wicaksono. “analisis pertumbuhan ekonomi dan faktor -faktor yang
mempengaruhi (Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah), Skripsi pada
Universitas Diponegoro Semarang, 2013.
Risyadi, Ilham Irsyad. “pengaruh pembiayaan syariah, belanja pemerintah, dan gini
ratio terhadap IPM dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia”, skripsi pada
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Suryandari, Andri. “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan, dan Kesehatan
terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2004-2014” Skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta: 2017.
Usmaliadanti, Christina. “Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Pengeluaran
Pemerintah, Sektor pendidikan dan kesehatan terhadap IPM Jawa tengah”,
Skripsi pada Universitas Diponegoro Semarang, 2011.
Sulisty, Desiana Pinastika. “analisis pengaruh belanja daerah bidang pendidikan,
bidang kesehatan, dan kemandirian fiskal terhadap IPM”, skripsi pada UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
TESIS
Ginting, Charisma. “Analisis Pembangunan Manusia di Indonesia”, Tesis pada
Sekolah Pasca Sarjana Medan: Universitas Sumatera Utara, 2008.
Ilhami, Syahril. “Analisis Pengaruh Anggaran Pendidikan Terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Indonesia”, Tesis pada Sekolah Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor, 2014.
113
Renggaspratiwi, A. “Kemiskinan dalan Perkembangan Kota Semarang:
Karakteritik dan Respon kebijakan”, Tesis pada Universitas Diponegoro,
2009.
WEBSITE
Badan Pusat Statistik. https://banten.bps.go.id/indeks-pembangunan-manusia-ipm-
banten.html, 3 Februari 2020.
Badan Pusat Statistik, “indeks pembangunan manusia”,
(https://www.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-manusia.html),
diakses tanggal 27 Agustus 2020 jam 15.39.
Badan Pusat Statistik, “pendapatan nasional”,
(https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-bruto-lapangan usaha-
.html), 21 Agustus 2020.
Badan Pusat Statistik, “penduduk miskin”,
(https://www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan-ketimpangan.html), 21
Agustus 2020.
Biro Umum Setda Provinsi Banten, “Terbentuknya Provinsi Banten”,
(https://biroumum.bantenprov.go.id/terbentuknya-provinsi-banten), 5
September 2020.
Biro Umum Setda Provinsi Banten, “Visi dan Misi”,
(https://biroumum.bantenprov.go.id/visi-dan-misi), 5 September 2020.
Difa, “Dewan Nilai Kualitas Pendidikan di Banten Memprihatinkan”, diakses dari
(https:// www.redaksi24.com/dewan-nilai-kualitas-pendidikan-di-Banten-
memprihatinkan/),3 Februari 2020.
Rasyid Ridho, BPS: Angka kemiskinan di Banten naik, diakses dari
https://news.okezone.com/bps-angka-kemiskinan-di-banten-naik pada
tanggal 3 Februari 2020.
Saepullah. “Anggaran Kesehatan Provinsi Banten Belum Sesuai Amanat Undang –
Undang”, https://bantenhits.com, 27 Februari 2020.
Soleh, Arif. “Perekonomian Banten masih hadapi permasalahan kemiskinan dan
ketimpangan”, https://inilahbanten.co.id/detail/perekonomian-banten-
masih-hadapi-permasalahan-kemiskinan/, 03 Februari 2020.
134
Lampiran 5 Biografi Penulis
Lili Nurkhamidah lahir di Cilacap, 09 Juni
1998. Anak pertama dari tiga bersaudara
dari pasangan Bapak Kardi dan Ibu Arwati.
Bertempat tinggal di Jalan Telaga Bening
RT 02 RW 01 No. 41 Kelurahan Sampang
Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap,
Jawa Tengah. Penulis memulai pendidikan
di SD Negeri 01 Sampang (2004-2010),
kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 01
Sampang (2010-2013), kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 01 Maos (2010-
2016), dan terakhir Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada
tahun 2016, penulis diterima sebagai mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Program Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi ekonomi melalui jalur SPMB
Mandiri. Pengalaman organisasi yang pernah diikuti yaitu Anggota Pojok Seni
Tarbiyah (POSTAR) elemen Karawitan Jawa tahun 2017-2018.