KelasB2013 Labling1 Kel8 SulfatFosfat

36
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN I PENETAPAN SULFAT DAN FOSFAT OLEH : KELOMPOK 8 1. PUSPITASARI PUTRI D (082001300031) 2. MUHAMMAD SABIL (082001300058 ) ASISTEN FAJRIANI WIDYA HARYANTI JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS ARSITEKTUR LANSEKAP DANTEKNOLOGI LINGKUNGAN

description

labling

Transcript of KelasB2013 Labling1 Kel8 SulfatFosfat

LAPORANPRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN IPENETAPAN SULFAT DAN FOSFAT

OLEH :KELOMPOK 8

1. PUSPITASARI PUTRI D (082001300031)1. MUHAMMAD SABIL (082001300058 )

ASISTEN FAJRIANI WIDYA HARYANTI

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS ARSITEKTUR LANSEKAP DANTEKNOLOGI LINGKUNGAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA 2015BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBeberapa senyawaan yang tak dapat larut, dalam jumlah-jumlah sedikit, dapat disiapkan dalam keadaan agregasi sedemikian sehingga diperoleh suspensi yang sedang-sedang stabilnya. Sifat-sifat dari setiap suspensi akan berbeda-beda menurut konsentrasi fase terdispersinya. Bila cahaya dilewatkan melalui suspensi itu, sebagian dari energi radiasi yang jatuh didisipasi (dihamburkan) dengan penyerapan (absorpsi), pemantulan (refleksi), pembiasan (reflaksi), sementara sisanya ditransmisikan (diteruskan).Pengukuran intensitas cahaya yang ditransmisi sebagai fungsi dari konsentrasi fase terdispersi adalah dasar dari analisis turbidimetri.Membuat kurva kalibrasi dianjurkan dalam penerapan turbidimetri karena hubungan antara sifat-sifat optis suspensi dan konsentrasi fase terdispersinya paling jauh adalah semi empiris.Agar kekabutan atau kekeruhan (turbidity) itu dapat diulang, penyiapannya haruslah seseksama mungkin.Endapan harus sangat halus, sehingga tidak cepat mengendap.Intensitas cahaya-baur bergantung pada banyaknya dan ukuran partikel-partikel dalam suspensi, dan asalkan ukuran rata-rata dari partikel-partikel itu cukup dapat diulang, aplikasi secara analitik adalah dimungkinkan.Kondisi-kondisi berikut hendaknya dikendalikan dengan hati-hati untuk menghasilkan suspensi dengan sifat-sifat yang cukup seragam :1. Konsentrasi-konsentrasi kedua ion yang bergabung (bersenyawa) yang menghasilkan endapan, maupun rasio dari konsentrasi-konsentrasinya dalam larutan-larutan yang dicampurkan.2. Cara, urut-urutan, dan laju pencampuran.3. Banyaknya garam-garam dan zat-zat lain yang ada serta terutama koloid-koloid pelindung (gelatin, gom arab, dekstrin, dsb).4. Temperatur.Penggunaan fosfat sebagai builder dalam deterjen perlu ditinjau kembali, mengingat senyawa ini dapat menjadi salah satu penyebab proses eutrofikasi (pengkayaan unsur hara yang berlebihan) pada sungai/danau yang ditandai oleh ledakan pertumbuhan algae dan eceng gondok yang secara tidak langsung dapat membahayakan biota air dan lingkungan. Kualitas air dibanyak ekosistem air menjadi sangat menurun. Rendahnya konsenrasi oksigen terlarut,bahkan sampai batas nol,menyebabkan mahluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik,sehingga akhirnya mati. Hilangnya ikan dan hewan lainnya dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem air. Permasalahan lainya,cyanobacteria ( blue-green alge)diketahui mengandung toksin sehinnga membawa resiko kesehatan bagi manusia dan hewan.Fosfat berada dalam air limbah dalam bentuk organik.Sebagai ortophosfat anorganikatau sebagai fosfat-fosfat kompleks.Fosfat kompleks mewakili kira-kira separuh dari fosfat airlimbah perkotaan dan berasal dari penggunaan bahan-bahan detergen sintetis.Fosfatkompleks mengalami hidrolisa selama pengolahan biologis menjadi bentuk ortofosfat (PO43-).Bentuk-bentuk penting fosfat dalam air limbah adalah pospor organik, polyphosfat dan orthophospat.Polyfosfat banyak digunakan dalam pembuatan detergen sintetis.Komponen fosfat dipergunakan untuk membuat sabun sebagai pembentuk buih. Dan adanya fosfat dalam air limbah dapat menghambat penguraian pada proses biologis. Bermacam-macam jenis fosfat juga dipakai untuk penngolahan anti karat dan anti kerak pada pemanas air (boiler). Pembuangan limbah yang banyak mengandung fosfat ke dalam badan air dapat menyebabkan pertumbuhan lumut dan mikroalgae yang berlebih yang disebut eutrophication sehingga air menjadi keruh dan berbau karena pembusukan lumut-lumut yang mati. Pada keadaan eutrotop tanaman dapat menghabiskan oksigen dalam sungai atau pada malam hari atau bila tanaman tersebut mati dan dalam keadaan sedang mencerna (digest) dan pada siang hari pancaran sinar matahari kedalam air akan berkurang, sehingga proses fotosintesis yang dapat menghasilkan oksigen juga berkurang1.2 Tujuan Percobaan1.2.1 Penetapan Sulfat Menentukan kandungan ion sulfat dalam larutan berdasarkan intensitas cahaya yang diteruskan1.2.2 Penetapan Fosfat Menentukan kandungan fosfat,ortofosfat,polifosfat, dan fosfat organic dalam air sampel

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penetapan SulfatSulfat didalam lingkungan (air) dapat berada secara ilmiah dan atau dari aktivitas manusia, misalnya dari limbah industry dan limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan kalsium sufat anhidrat ( CaSO4). Selain itu dapat juga berasal dari oksidasi senyawa organik yang mengandung sulfat adalah antara lain industri kertas,tekstil dan industri logam.Ion sulfat merupakan sejenis ion padatan dengan rumus empiris SO4dengan massa molekul 96.06 satuan massa atom. Sulfat terdiri atom pusat sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron ion sulfat bermuatan dua negatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen sulfat (bisulfit) H2SO4-yaitu bes konjugat asam sulfat H2SO4terdapat sulfat organik seperti dimetil sulfat yang merupakan senyawa kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2dan merupakan ester asamsulfat(Anonim, 2011)Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang muncul di air alami atau alam.Sulfat adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek pentingnya bagi manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. PenambahanBariumKloridapada suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu barium sulfat yang menunjukkan adanya anion sulfat. Ion sulfat bisa menjadi ligan yang menghubungkan mana-mana satu dengan oksigen (monodentant) dan dua oksigen sebagai kelat atau jembatan(Jakaoktasano, 2012)Contohdari Sulfat antara lain: senyawanyaH2SO4(asam sulfat). Senyawa sulfat mudah dijumpai di alam,seperti dalam airhujan. Senyawa sulfat juga berasal dari hasil buangan pabrik (limbah) kertas, tekstil (karena proses pembuatannya atau pewarnaan memakai asam sulfat) dan industri lainnyaSulfat cukup sulit dihilangkan dari air, karena sifat sulfat yang sempurna larut dalam air, sehingga untuk memisahkannya harus memakai membran elektrodialisis. Cara untuk mendeteksi kandungan sulfat dalam air dapat dilakukan dengan mempergunakan alat spektrofotometer (uji kuantitatif). Pengujian dengan spektrofotometer akan mengukur absorban larutan melalui instensitas warna larutan. Oleh karena itu, sampel yang akan digunakan harus jernih agar tidak mengganggu proses pembacaan absorban pada spektrofotometer.Ciri dari sulfat, yaitu1. Kebanyakan sulfat sangat larut dalam air, kecuali Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat, danBarium Sulfat. Barium Sulfat yang sangat berguna dalam analisis gravimetri sulfat dengan panambahan Barium Klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu Barium Sulfat menunjukkan adanya anion sulfat;2. Ion sulfat bias menjadi satu ligan, menghubungkan satu dengan oksigen (mono dentat) atau dua oksigen sebagai kelas atau jembatan;3. Sulfat berwujud sebagai zat mikroskopik (aerosol) yang merupakan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil dan biomassa. Zat yang dihasilkan menambahkan keasaman atmosfer dan mengakibatkan hujan asam.2.1 Penetapan FosfatFosfor merupakan salah satu nutrisi utama yang sangat penting dalam pertumbuhantanaman.Fosfor tidak terdapat secara bebas di alam.Fosfor ditemukan sebagai fosfatdalam beberapa mineral, tanaman dan merupakan unsur pokok dari protoplasma.Fosfor terdapat dalam air sebagai ortofosfat. Sumber fosfor alami dalam air berasaldari pelepasan mineral-meneral dan biji-bijian (Bausch, 1974)Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah, fosfat di dalam air limbah dijumpaidalam bentuk orthofosfat (seperti H2PO4-, HPO42-, PO3-, polyfosfat sepertiNa2(PO4)6-yangterdapat dalam deterjen dan fosfat organik. Semua polyfosfat dan fosfat organik dalam airsecara bertahap akan dihidrolisa menjadi bentukorthofosfat yang stabil, melalui dekomposisisecara biologi (Hammer, 1986).Orthofosfat merupakan sumber fosfat terbesar yang digunakan oleh fitoplankton danakan diserap dengan cepat pada konsentrasi kurang dari 1 mg/l (Reynold, 1993). Padakonsentrasi kurang dari 0.01 mg/l pertumbuhan tanaman dan algae akan terhambat, keadaanini dinamakan oligotrop. Bila kadar fosfat serta nutrien lainnya tinggi, pertumbuhan tanamandan algae tidak terbatas lagi disebut eutrofikasi (Alaerts dan Santika, 1987).Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi, atau terikat didalam sel organisme dalam air. Dalam air limbah senyawa fosfat dapat berasal dari limbahpenduduk, industri dan pertanian. Orthofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk kedalam sungai melalui drainase dan aliran air hujan. Polyfosfat dapat memasuki sungaimelalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yangmengandung fosfat. Fosfat organik terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisamakanan. Fosfat organik dapat pula terjadi dari orhofosfat yang terlarut melalui prosesbiologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya(Alaerts dan Santika, 1987)

BAB IIIMETODA

3.1 Waktu & TempatWaktu: 07.00 08.00Tempat : Halte TransJakarta Grogol 2 S : 610,2 . 4276 E : 106 4716. 1016

Gambar 3.1 Lokasi Sampling3.2 Alat & BahanTabel 3.2.1 Alat Penetapan Sulfat & FosfatNoNama AlatJumlahSpesifikasi

1Labu ukur 50 ml

3pyrex

2Pipet mohr 25 ml1pyrex

3Pipet mohr 50 ml1pyrex

4Corong1prexy

5Tabung Erlenmeyer1Iwaki

6Spektofotometer1-

7Gelas piala1iwaki

8Labu Kjeldahl1pyrex

9Pemanas1-

10Labu ukur 100 ml1pyrex

11Pipet Mohrn 1 ml1-

12Turbidimeter1-

Tabel 3.2.2 Bahan Penetapan Sulfat & FosfatNoNama BahanJumlahSpesifikasi

1Air Sampel-

2Larutan Buffer A20ml-

3BaCl2-1 sendok-

4Pereaksi kombinasi8 ml-

5Air suling--

6Fenolftalein --

7Larutan NaOH1 N

8Batu Didih3 Buah-

3.3 Cara Kerja3.3.1 Penetapan Sulfat Pipet 50 ml larutan sampel masukan kedalam labu ukur 100 ml lalu encerkan hingga tanda tera, Tambahkan 20 ml larutan buffer A sambil diaduk dengan kecepatan konstan, Tambahkan 1 sendok Kristal BaCl2 dan diaduk selama 60 2 detik, Ukur kekeruhan air sampel menggunakan turbidimeter.3.3.2 Penetapan Ortofosfat Pipet 50 ml larutan sampel ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, Tambahkan 8 ml pereaksi kombinasi lalu homogenkan, Diamkan 10-30 menit higga warna larutan menjadi biru pekat, Ukur serapan larutan dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 880nm, lalu hitung kadar fosfat,3.3.3 Penetapan Polifosfat Pipet 50 ml larutan sampel air dan masukan ke dalam labu didih 200 ml, Tambahkan 10 ml asam sulfat H2SO4 5N, Didihkan selama 30 menit, lalu dinginkan, Netralkan larutan sampel hingga pH 71 dengan menggunakan larutan NaOH 5M, Pindahkan larutan ke labu ukur 100 ml, kemudian tambahkan air suling hingga tanda tera, Pipet 1 ml larutan sampel air dan masukan ke dalam labu ukur 50 ml, kemudian tambahkan air suling hingga tanda tera, Pipet 40 ml larutan sampel air yang sudah dihidrolisis ke dalam Erlenmeyer , Tambahkan pereaksi campuran 8 ml, lalu homogenkan, Diamkan 10-30 menit hingga warna larutan berubah menjadi biru pekat, Ukur serapan larutan dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 880 nm, Hitung kadar polifosfat.3.3.4 Penetapan Fosfat Organik Pipet 100 ml larutan sampel ke dalam labu kjeldahl, Tambahkan 1 ml larutan asam sulfat H2SO4 98% dan 5 ml asam nitrat 65%, Tambahkan beberapa buah batu didih, lalu panaskan hingga volume tersisa beberapa ml, Pindahkan larutan ke labu ukur 100 ml, tambahkan air suling hingga tanda tera, Pipet 5 ml larutan yang sudah diencerkan lalu tambahkan indicator pp, Tambahkan larutan NaOH hingga larutan berubah menjadi merah muda seulas, Ambil 25 ml larutan sampel yang sudah dimineralisasi dan masukan kedalam Erlenmeyer, Tambahkan pereaksi campuran 4ml, lalu homogenkan, Diamkan 10-30 menit hingga warna larutan berubah menjadi biru pekat, Ukur serapan larutan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 880 nm.

3.4 MetodaMetoda yang digunkan dalam percoban kali ini adalaha. Penetapan Sulfat menggunakan metode turbidimetri b. Penetapan Fosfat menggunakan metode kolorimetri/spektrofotometri dengan panjang gelombang 880nm

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan & Perhitungan4.1.1 Pengamatan In situ Suhu Udara : 30oCSuhu Air: 26 oCKondisi Cuaca: CerahKondisi Sungai: Berwarna hitam dan berbau, berbusaKedalaman : 2 MeterSumber Pencemar: Kelurahan Pemukiman

Gambar 4.1 Cuaca

Gambar 4.2 Kondisi perairan

4.1.2 Pengamatan Ex Situ4.1.2.1 Hasil Pengamatan pHTabel 4.1.2.1 pHGambarKeterangan

pH : 7,18

4.1.2.2 Hasil Pengamatan Sulfat Tabel 4.1.2.2 Hasil Pengamatan SulfatGambarKeterangan

Hasil percobaan berwarna keruh

Hasil kekeruhan menggunakan turbidimeter adalah 123 NTU

4.1.2.3 Hasil Pengamatan OrtofosfatTabel 4.1.2.3 Hasil Pengamatan OrtofosfatGambarKeterangan

Larutan berubah warna menjadi biru

ABS dari larutan pada percobaan ini adalah 0,087

Dibandingkan dengan larutan Standard dan yang paling mendekati adalah 0,125 PO43-

4.1.2.4 Hasil Pengamatan Fosfat OrganikTabel 4.1.2.4 Hasil Pengamatan Fosfat OrganikGambarKeterangan

Setelah dilakukan mineralisasi

Setelah ditambahkan indicator pp dan NaOH larutan menjadi merah muda seulas

Setelah ditambahkan 4ml larutan pereaksi campuran dan didiamkan selama 30 menit

ABS larutan sampel adalah 0,031

Dibandingkan dengan larutan standard dan yang paling mendekati adalah 0,025 mg/L PO43-

4.1.2.5 Hasil Penetapan PolifosfatTabel 4.1.2.5 Hasil Penetapan PolifosfatGambarKeterangan

Setelah dilakukan hidrolisis

Setelah pH dinetralkan menjadi 71

pH setelah dinetralkan adalah 7,01

ABS dari percobaan ini adalah 0,005

Dibandingkan dengan larutan standard dan yang paling mendekati adalah 0 mg/l PO43-

4.1.3 Perhitungan 4.1.3.1 Perhitungan SulfatCNTU

058,9

573,0

1089,8

20129

50217

Sampel = 123 NTU

4.1.3.2 Perhitungan FosfatV1M1V2M2ABS

02,510000

52,51000,1250,045

152,51000,3750,0189

202,51000,50,247

4.1.3.2.1 Perhitungan Ortofosfat

4.1.3.2.2 Perhitungan Polifosfat

4.1.3.2.3 Perhitungan Fosfat Organik

4.2 PembahasanPada praktikum ini dilakukan penentuan konsentrasi sulfat menggunakan turbidimeter berdasarkan prinsip turbiditas/kekeruhan. Dimana Sulfat akan bereaksi dengan kristal BaCl2dan Buffer Sulfat akan membentuk koloid tersuspensi (kekeruhan). Semakin tinggi konsentrasi sulfat, maka semakin keruh cairan yang bersangkutan.Kekeruhan yang terjadi diukur dengan turbidimeter. Metode yang digunakan untuk untuk menentukan kadar sulfat adalah metode turbidimetri dengan alat spektrofotometri. Metode tersebut berdasarkan kenyataan bahwa BaSO4 cenderung membentuk endapan koloid yang dibentuk dengan penambahan BaCl2,bentuk koloid ini distabilkan oleh lar. NaCl dan HCl yang mengandung gliserol dan senyawa organik.BaSO4 mempunyai kelarutan 3ppm pada temperatur biasa.Kelarutan ini bertambah dengan adanya asam-asam mineral karena terbentuk ion hidrogen sulfat.Koloid BaSO4 yang terbentuk ini distabilkan oleh keberadaan NaCl dan HCl dalam larutan yang mengandung gliserol.Larutan HCl-NaCl mempertahan kankekeruhan yang terbentuk.Turbiditas atau kekeruhan berbanding lurus dengan konsentrasi.Dengan demikian setiap kenaikan konsentrasi akan meningkat pula kekeruhan larutan.Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi larutan maka keberadaan partikel -partikel kecil penyusun koloid BaSO4 akan semakin tinggi.Keberadaan partikel -partikel ini menyebabkan kekeruhan yang makin tinggi yang terjadi terhadap larutan. partikel ini akan berada saling rapat didalam larutan yang memungkinkanpembiasan cahaya lebih banyak. Dari hasil turbidimeter didapatkan hasil sebesar 123 NTU dan dari perhitungan didapatkan hasil jumlah sulfat yang terkandung sebesar 39,928 mg/L. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kota Jakarta Nomor 582 Tahun 1995 batas kandungan sulfat yang terkandung dalam air sungai adalah 100mg/l. air sampel kelompok kami masih berada dibawah batas maksimum yang ditentukan. Percobaan selanjutnya adalah penetapan sulfat.Pada percobaan ini dibagi menjadi 3 percobaan. Yang pertama adalah ortofosfat,polifosfat,dan fosfat organic. Ortofosfat adalah ebuahion poliatomikatauradikalterdiri dari satuatomfosforusdan empatoksigen.bentuk ionik, dia membawa sebuah -3muatan formal, dan dinotasikanPO43-.Pada percobaan ortofosfat digunakan 4ml larutan pereaksi yang mengakibatkan warna larutan berubah menjadi biru pekat setelah didiamkan selama 30 menit.Pada percobaan ini digunakan metode spektrofotometer dan diukur pada oanjang gelombang 880nm.Larutan yang sudah berubah warna juga dibandingkan dengan larutan standard. Pada percobaan ini didapatkan jumlah ortofosfat sebesar 5,69 mg/L. dan larutan standar yang paling mendekati adalah 0,125mg/L. Percobaan ketiga adalah penetapan polifosfat. Pada percobaan ini perlukan hidrolisis larutan dengan cara dipanaskan lalu ditambahkan larutan NaOH hingga pH larutan menjadi 71. Dilakukan juga pengenceran sebanyak satu kali untuk percobaan ini.Semua polifosfat mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat.Perubahan ini tergantung pada suhu.Pada suhu yang mendekati titik didih, perubahan polifosfat menjadi ortofosfat berlangsung cepat.Kecepatan ini meningkat dengan menurunnyanilai pH.Perubahan polifosfat meenjadi ortofosfat pada air limbah yang mengandung bakteri berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan perubahan yang terjadi pada air bersih.Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya.Pada percobaan ini digunakan juga larutan pereaksi untuk memberi warna biru pekat pada larutan.Lalu dihitung menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 880 nm.Perhitungan polifosfat tidak langsung didapatkan hasil dari polifosfat itu sendiri. Perhitungan awal didapatkan total fosfat anorganik. Setelah itu, baru bias dihitung berapa jumlah polifosfat yang terkandung. Pada perhitungan ini didapatkan hasil polifosfat sebesar -1,9748. Didapatkan hasil polifosfat minus.Ini tidak mungkin kandungan dalam suatu air sampel negative.Pada percobaan ini kemungkinan terdapat kesalahan praktikan baik dalam mentralkan larutan atau saat melakukan hidrolisis.Percobaan terakhir adalah penetapan fosfat organic.Pada percobaan ini diperlukan tahap mineralisasi yang memakan waktu cukup lama karena terbatasnya alat pemanas yang tersedia.Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah dimana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap di sedimen.Pada penetapan fosfat dilakukan pengenceran sebanyak sepuluh kali.Pada percobaan ini diperlukan ketelitian saat menambahkan larutan NaOH agar warna larutan tidak berubah menjadi ungu melainkan merah muda seulas.Diperlukan larutan NaOH sangat sedikit sekali.Apabila larutan berwarna terlalu ungu bisa dinetralkan dengan larutan Hcl. Namun tidak sedikit yang saat menambahkan larutan Hcl larutan sampel berubah warna lagi menjadi bening.Digunakan juga larutan pereaksi sebanyak 4 ml. digunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 880nm untuk mengukur kandungan fosfat organic dalam air.

.

BAB VKESIMPULAN

Kesimpulan dari percobaan penetapan sulfat dan fosfat adalah :1. Kandungan sulfat dalam air sampel adalah sebesar 39,928 mg/L. berdasarkan Berdasarkan Keputusan Gubernur Kota Jakarta Nomor 582 Tahun 1995 batas kandungan sulfat yang terkandung dalam air sungai adalah 100mg/l. air sampel kelompok kami masih berada dibawah batas maksimum yang ditentukan. 2. kandungan polifosfat air sampel adalah -1,9748 mg/L. disimpulkan pada percobaan ini mengalami kegagalan karena kesalahan dari praktikan sehingga didapat hasil negative3. kandungan ortofosfat dalam air sampel adalah 5,69 mg/L. Menurut PP no 82 tahun 2001 nilai baku mutu untuk fosfat sebesar 0.2 mg/l. kandungan fosfat dalam air sampel sudah melewati baku mutu yang ditentukan.4. Kandungan fosfat organic dalam air sampel adalah 23,22 mg/L menurt PP. No. 82 Tahun 2001adar maksimum fosfat sbg P yang masih diperbolehkan 0,2mg/L. dapat disimpulkan bahwa air sampel sudah melewati batas baku mutu 5. pHpada air sampel adalah 7,18 dan kondisi perairan saat melakukan sampling adalah hitam,berbau menyengat,berbusa, dan air tidak mengalir sangatlah pelan. Kondisi perairan juga sedang surut sehingga diharuskan untuk mengambil sampel sedikit ketengah perai

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Laporan Penentuan Kadar Sulfat.Jakaoktasano. 2012. Analisis Grafimetri Penentuan Kadar Sulfat.Bausch, Lomb., 1974.Analytical System Division. New York : Rochester.Hammer. 1986.Kandungan-kandungan Limbah Industri (Terjemahan)Alaerts, G., dan Santika, S.S. 1987.Metode Penelitian Air.Usaha Nasional. Surabaya. Indonesia.http://www.academia.edu/6865527/PROSES_PEMBENTUKAN_ASAM_SULFATdiakses pada tanggal 19 april 2015 pukul 12:21http://ik.pom.go.id/v2013/katalog/Barium%20Sulfat.pdfdiakses pada tanggal 19 april 2015 pukul 12:21http://personal.its.ac.id/files/pub/2086-ali-masduqi-adsorpsi_haloisit.pdfdiakses pada tanggal 19 april 2015 pukul 12:21http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17788-Chapter1-815338.pdf.diakses pada tanggal 19 april 2015 pukul 12:21http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100008032335/2216.diakses pada tanggal 19 april 2015 pukul 12:21http://download.portalgaruda.org/article.php?article=95268&val=1576.diakses pada tanggal 19 april 2015 pukul 12:21http://papers.sttn-batan.ac.id/prosiding/2010/82.pdf.diakses pada tanggal 19 april 2015 pukul 12:21http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65368/potongan/S1-2013-257500-chapter1.pdf.diakses pada tanggal 19 april 2015 pukul 12:21PP. No. 82 Tahun 2001Berdasarkan Keputusan Gubernur Kota Jakarta Nomor 582 Tahun 1995