Kalimat Dalam Tulisan Ilmiah

8/17/2019 Kalimat Dalam Tulisan Ilmiah

http://slidepdf.com/reader/full/kalimat-dalam-tulisan-ilmiah 1/24

MAKALAH

KALIMAT DALAM TULISAN ILMIAH

Disusun Oleh :

Nama : MARETMA SADAWANPM : 15.01.111.1!

D"sen Pem#im#in$ : Ha%len Siman&un'a() M.P*

+AKULTAS HUKUM

UNI,ERSITAS DARMA A-UN-

MEDAN

015

1



KATA PEN-ANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena dengan pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Kalima' Dalam Tulisan Ilmiah. Meskipun banyak rintangan

dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami

berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Kiranya makalah ini dapat meberikan pengetahuan yang lebih luas

kepada para pembaa. Meski begitu, penulis sadar bah!a makalah ini

terdapat kekurangan dan kelebihan. "ntuk itu, saran dan kritik yang

membangun dari pembaa akan diterima dengan senang hati.

Medan, #ktober $%&'

Penulis

1



DA+TAR ISI

Kata Pengantar ................................................................ i

(a)tar *si ....................................................................... ii

/A/ I Pen*ahuluan ........................................................... &

&. +atar elakang ........................................................ &$. umusan Masalah ..................................................... . Tujuan Penulisan ...................................................... '

/A/ II Pem#ahasan ........................................................... /0. Kalimat E)ekti) dalam Karya Tulis *lmiah ......................... /

&. 1iri-1iri Kalimat E)ekti) dalam Karya Tulis *lmiah ........... /

$. 2ebab-2ebab ketidake)ekti)an Kalimat ....................... &%. Pengertian Paragra) .................................................. &$

&. "nsur-"nsur Penyusun Paragra) ................................ &/$. 3enis-3enis Paragra) .............................................. &4. Kriteria Paragra) yang aik ..................................... &5

/A/ III Penu'u ............................................................... $%

0. Kesimpulan ................................................................. $&

. 2aran ........................................................................ $$(a)tar Pustaka ................................................................ $$

2



/A/ I

PENDAHULUAN

1. LATAR /ELAKAN-

Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan

dalam proses belajar yang dialami mahasis!a selama menuntut ilmu di

perguruan tinggi. Pada setiap semester para mahasis!a harus menulis

makalah atau tulisan lainnya, bahkan untuk sebagian besar mata kuliah

yang ditempuh. (engan demikian, mereka diharapakan akan memiliki

!a!asan yang lebih luas dan mendalam mengenai topik yang ditulisnya.

(alam menghadapi tugas menulis di atas sebagian besar mahasis!a

menganggapnya sebagi beban berat. 0nggapan tersebut munul karenakegiatan menulis menyita banyak !aktu, tenaga, pemikiran, serta

perhatian yang sungguh-sungguh. (isamping itu kegiatan menulis

menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak dimiliki oleh

mahasis!a. 0da pula mahasis!a yang meragukan kegunaannya, apalagi

jika tugas menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang bukan

merupakan mata kuliah bidang studinya.2ehubungan dengan kegunaan tugas atau kegiatan menulis tersebut,

2ubarti 0khadiah dkk 6&7889 mengemukakan bah!a banyak keuntungan

yang dapat diambil dari pelaksanaan tugas atau kegiatan menulis

tersebut, antara lain:1. (engan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan

potensi diri kita. Melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan. Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, menari,

serta menguasai in)ormasi sehubungan dengan topik yang kita tulis

2. Menulis berarti mengorganisasikan gagasan seara sistematik serta

mengungkapkannya seara tersurat5. Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan

kita sendiri seara lebih objekti) 3. (engan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah

memeahkan permasalahan!. Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar

seara akti)

1



4. Kegiatan menulis yang terenana akan membiasakan kita berpikir

serta berbahasa seara tertib.

Tentu saja kegiatan menulis di perguruan tinggi tidak sesederhana

menulis di lembaga pendidikan dasar atau menengah. anyak

persyaratan yang harus dipenuhi. Tulisan yang baik memilki beberapa

iri, diantaranya bermakna, jelas;lugas, merupakan kesatuan yang bulat,

singkat dan padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan. (isamping itu

tulisan yang baik harus bersi)at komunikati).

"ntuk dapat menghasilkan tulisan seperti yang diaparkan di atas,

maka dituntut beberapa kemampuan sekaligus. 0gar dapat menulis

karangan misalnya, kita harus memilki pengetahuan tenatng apa yang

akan ditulis. (isamping itu kita harus mengetahui bagaimana

menuliskannya. Pengetahuan yang pertama menyangkut isi karangan,

sedangkan yang kedua menyangkut aspek-aspek kebahasaan dan teknik

penulisan. aik isi karangan, aspek kebahasaan, maupun teknik penulisan

berkaitan erat dengan gagasan pikiran.

2etiap gagasan pikiran atau konsep yang dimilki seseorang pada

prakteknya harus dituangkan ke dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik

persyaratan utamanya harus memenuhi persyaratan gramatikal. <al

tersebut berarti bah!a kalimat harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah

yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut menurut 2ubarti 0khadiah dkk

6&7889 meliputi: 6&9 "nsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap

kalimat, 6$9 0turan-aturan tentang Ejaan Yang (isempurnakan, 69 1ara

memilih kata dalam kalimat 6diksi9.

Kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan

sebuah kalimat. #leh sebab itu sebuah kalimat minimal harus memiliki

subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan

aturan-aturan Ejaan Yang (isempurnakan 6EY(9. Kata-kata yang

digunakan dalam membentuk kalimat tadi haruslah dipiih dengan tepat,

sehingga kalimat menjadi jelas maknanya.

Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahamai orang lain

seara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat e)ekti). 2ebuah

2



kalimat e)ekti) haruslah memiliki kemampuan untuk memunulkan

kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaa seperti apa yang

terdapat pada pikiran penulis. <al ini berarti bah!a kalimat e)ekti)

haruslah disusun seara sadar untuk menapai daya in)ormasi yang

diinginkan penulis terhadap pembaa. ila hal ini terapai diharapkan

pembaa akan tertarik kepada apa yang dibiarakan dan tergerak

hatinya oleh apa yang disampaikan oleh penulis.

2ebuah paragra) yang baik merupakan suatu satuan yang tersusun

seara terperini dan terpadu di mana pemaparan materi yang

dituangkan dalam sebuah paragra) terdapat inti permasalahan yang

dibiarakan. Keterkaitan antar kalimat dalam paragra) juga perlu

diperhatikan sehingga penggunaan dan pemilihan bahasa dan kata

maupun kalimat tidak sia-sia yang akhirnya tidak keluar atau melebar

dari pokok permasalahan yang menjadi bahan pembiaraan pada suatu

paragra) yang konsisten dan terpadu.

2esuai dengan paparan di atas penulis ingin mengetahui hal-hal apa

saja yang berkaitan dengan kalimat e)ekti) dalam karya tulis ilmiah

melalui penulisan dengan judul =Penggunaan Kalimat E)ekti) dan

Paragra) dalam Penulisan Karya Tulis *lmiah=.

. RUMUSAN MASALAH

Mengau dari judul di atas maka rumusan masalah yang dapat penulis

bahas dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

&. 0pa yang dimaksud dengan kalimat e)ekti) dalam karya tulis

ilmiah>$. 0pa saja iri-iri kalimat e)ekti) dalam karya tulis ilmiah>. 0pa saja sebab-sebab ketidake)ekti)an kalimat>'. 0pa yang dimaksud dengan paragra)>/. 0pa saja jenis paragra) yang perlu diketahui dalam kaitannya

dengan penyusunan sebuah karya ilmiah>4. 0pa saja karakteristik sebuah paragra) dalam karya ilmiah>5. agaimana kriteria paragra) yang baik>

. TUUAN PENULISAN

&. Mendeskripsikan maksud kalimat e)ekti) dalam karya tulis ilmiah

3



$. Mendeskripsikan iri-iri kalimat e)ekti) dalam karya tulis ilmiah. Mendeskripsikan sebab-sebab ketidake)ekti)an kalimat'. Mendeskripsikan maksud paragra) dalam karya tulis ilmiah/. Mendeskripsikan jenis paragra) yang perlu diketahui dalam

kaitannya dengan penyusunan sebuah karya ilmiah4. Mendeskripsikan karakteristik sebuah paragra) dalam karya ilmiah5. Mendeskripsikan kriteria paragra) yang baik

4



/A/ II

PEM/AHASAN

A. Kalima' E6e('i6 *alam Ka%7a Tulis Ilmiah

Kalimat e)ekti) adalah kalimat yang berisikan gagasan pembiara atau

penulis yang dapat dipahami oleh pendengar atau pembaa 6singkat9,

hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata 6jelas9, dan sesuai

dengan kaidah bahasa yang berlaku 6tepat9. Penggunaan kalimat e)ekti)

dalam karya tulis ilmiah diukur dari dua sisi, yaitu dari sisi penulis dan

pembaa. (ari sisi penulis, kalimat dikatakan e)ekti) jika kalimat yang

digunakan dapat mengakomodasi gagasan kelimuan penulis seara tepat

dan akurat. 2edangkan dari sisi pembaa, pesan kalimat dita)sirkan sama

persis dengan yang dimaksudkan penulisnya. #leh sebab itu , jika

pembaa masih mengalami kebingungan dan kesulitan yang

mengakibatkan salah mena)sirkan pesan kalimat maka kalimat tersebut

belum dapat dikategorikan e)ekti) 6<eri dan 0nang, $%%59.

1. 8i%i98i%i Kalima' E6e('i6 *alam Ka%7a Tulis Ilmiah

seara garis besar kalimat e)ekti) mempunyai iri-iri gramatikal,

bernalar atau logis, e)isien, dan jelas. Keempat hal yang menjadi syarat

ini merupakan syarat pokok yang perlu dimilki oleh semua kalimat dalam

karya tulis ilmiah. 2yarat yang lain, misalnya keparalelan dan

ke?ariasian, hanya berlaku pada kalimat-kalimat tertentu. 2edangkan

syarat penekanan tidak bisa ditentukan kebenarannya dalam pemakaian

mengingat yang perlu mendapat tekanan dalam suatu kalimat si)atsubjekti), sehingga yang tahu seara pasti hanya penulis. (isamping itu

ara melakukan penekanan tidak hanya menggunakan satu ara,

melainkan tergantung kepada penulisnya. erikut ini adalah pemaparan

iri-iri kalimat e)ekti) antara lain:

1 -%ama'i(al2yarat pertama kalimat e)ekti) adalah kegramatikalan atau

kebenaran kalimat. 2uatu kalimat dikatakan gramtikal atau benar

5



apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang bersangkutan.

Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur yang dibangun dalam

kalimat tersebut. Kaidah tata bahasa dapat dilihat dalam buku-buku

tata bahasa. 2elain itu, kaidah tata bahasa selalu dimiliki oleh

penutur asli bahasa yang dimaksud. Maksudnya, penutur asli

mempunyai kepekaan terhadap kaidah tata bahasanya.Kegramatikalan sebuah kalimat dapat dilihat dari segi struktur

sintaksis, bentuk kata, dan ketepatan diksi. Kalimat dikatakan

gramatikal dari segi sintaksis apabila urutan kata-kata yang

membentuk kalimat itu tepat dan la@im digunakan oleh masyarakat

penuturnya.8"n'"h:2urat itu saya telah tanda tangani.uku itu diambil oleh saya2eharusnya:2urat itu telah saya tanda tanganiuku itu saya ambil

Kalimat dikatakan gramatikal dari segi bentuk kata apabila bentuk

kata yang digunakan dalam kalimat itu sesuai dengan kaidah

pembentukan kata. Kesalahan pembentukan kata yang digunakan

dalam kalimat biasanya berupa ketidaklengkapan pembentukan dan

ketidakermatan pembentukan kata.8"n'"h:Mike Tyson pukul K# la!annya.Pemerintah bantu korban benana alam.2eharusnya:Mike Tyson memukul K# la!annya.Pemerintah membantu korban benana alam.

Kalimat dikatakan gramatikal dari segi ketepatan diksi apabila

dalam kalimat itu tidak terdapat pemakaian kata yang tidak la@im.

Kata-kata digunakan dengan makna yang tepat serta sesuai dengan

perilakunya, khususnya kata-kata yang mempunyai 6makna9 kolokasi

dan sinonim.8"n'"h:+ampu di ruang tamu itu telah te!as.*bu saya tampan sekali.2eharusnya:

+ampu di ruang tamu itu telah mati.

6



*bu saya antik sekali.

L"$is

2uatu kalimat dikatakan logis apabila in)ormasi 6proporsi9 kalimat

tersebut dapat diterima oleh akal atau nalar. +ogis atau tidaknya

kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya. Kelogisan

kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan

dala kalimat. 2uatu kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang

disampaikan masuk akal, hubungan antargagasan dalam kalimat

masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga

masuk akal 6<eri 2u!ignyo dkk, $%%&9.

8"n'"h:

Kuda memanjat pohon

2eharusnya:

Tidak masuk akal kuda dapat memanjat pohon 6kalimat tidak logis9.

Kelogisan kalimat didukung oleh ketepatan diksi dan bentukan kata

yang digunakan. (iksi yang tepat akan dapat membantu memperjelas

in)ormasi yang dikandungnya.

8"n'"h:

Penopet itu telah berhasil ditangkap oleh polisi.

2eharusnya:

Penopet itu telah ditangkap oleh polisi.

Kelogisan kalimat juga ditentukan oleh pembentukan kata.

8"n'"h:

ina menangkapkan kupu-kupu adiknya.

2eharusnya:

ina menangkapkan adiknya kupu-kupu. ; ina menangkap kupu-kupu

untuk adiknya.

Kalimat menjadi tidak logis dapat juga disebabkan oleh pengguna

logika bahasa yang salah.

8"n'"h:

7



Aaktu dan tempat kami persilakanB

Yang merasa kehilangan buku harap diambil di kantor T".

2eharusnya:

Aaktu dan tempat kami serahkan. ; Yang terhormat apak C kami

persilahkanB

Yang merasa kehilangan buku harap mengambilnya di kantor T".

E6isien

Kalimat e)isien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan

padat kata. 0rtinya, kalimat itu hanya menggunakan kata sesedikit

mungkin, tetapi dapat menyampaikan in)ormasi seara tepat dan

jelas. Pengungkapan in)ormasi dengan menggunakan banyak kata

merupakan pemborosan. Penggunaan kata yang berlebihan

menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit dan sulit dipahami.

8"n'"h:

2esuai dengan pengamatan kami yang selam kuranng lebih dua bulan

melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata yang kami programkan di

desa Pronoji!o di mana salah satu kegiatan itu adalah di dalamnya

terdapat sektor Keluarga erenana, di mana pelaksanaan KKN itu

dilaksanakan bulan 3uni, 3uli $%%7, bah!a pelaksanaan Keluarga

erenana desa Pronoji!o belum berhasil.

2eharusnya:

2esuai dengan pengamatan kami saat melaksanakan program KKN di

desa Pronoji!o pada bulan 3uni-3uli $%%7, ternyata pelaksanaan K di

desa tersebut belum berhasil.

Kalimat e)isien ditandai dengan tiadanya unsur kalimat yang tidak

ada man)aatnya 6atau tidak ada unsur muba@ir9.

1ontoh:

Pasukan Mujahidin saling tembak-menembak dengan pasukan

pemerintah Kabul dukungan 2o?iet di perbatasan kota.

0muba itu he!an yang amat sangat keil sekali.

8



2eharusnya:

Pasukan Mujahidin tembak-menembak dengan pasukan pemerintah

Kabul dukungan 2o?iet di perbatasan kota.

0muba itu he!an yang sangat sekali.

(alam perakapan sehari-hari atau pun di surat kabar sering

dijumpai penggunaan unsur muba@ir. "nsur muba@ir itu dapat berupa

penggunaan kata tugas.

1ontoh:

Kakak dari apak Parno meninggal pada hari 2enin yang lalu.

Mereka membiarakan tentang hasil penelitiannya.

2eharusnya:

Kakak apak Parno meninggal pada hari 2enin yang lalu.

Mereka membiarakan hasil penelitiannya.

2 elas

Tujuan menyusun kalimat adalah untuk menyampaikan in)ormasi

6proposisi9 kepada orang lain. Tujuan itu dapat terapai bila proposisi

kalimat itu dapat dipahami dengan mudah oleh para pembaa.

Kalimat yang proposisinya dapat mudah dipahami itulah yang

dinamakan kalimat jelas. 2ebaliknya, kalimat yang mempunyai

kemungkinan banyak ta)sir dinamakan kalimat ambigius 6<eri

2u!ignyo dkk, $%%&9. Kalimat yang ambigius dalam karya tulis ilmiah

perlu dihindari sebab dapat menimbulkan salah pengertian.

1ontoh:

Dadis itu tidak antik, pandai, dan ramah.

Kemungkinan arti:

Dadis itu pandai, ramah, dan tidak antik. ; Dadis itu tidak antik,

tidak pandai, dan tidak ramah.

Kesalahan penggunaan tanda baa dapat menimbulkan ketidakjelasan

kalimat. (alam surat kabar sering dijumpai kalimat-kalimat yang

tidak memperhatikan penggunaan tanda baa.

9



$. 2ebab-2ebab Ketidake)ekti)an Kalimat

Kalimat e)ekti) merupakan kalimat yang mampu dipahami pembaa

sesuai dengan maksud penulisnya. 2ebaliknya, kalimat yang sulit

dipahami atau salah terpahami oleh pembaanya termasuk kalimat yang

tidak e)ekti).

Ketidake)ekti)an kalimat tersebut antara lain disebabkan oleh

beberapa hal sebagai berikut:

&. Kontaminasi, yaitu meranukan $ struktur benar & struktur salah.

1ontoh:

• diperlebar, dilebarkan 6benar9 diperlebarkan 6salah9

• memperkuat, menguatkan 6benar9 - memperkuatkan 6salah9

• sangat baik, baik sekali 6benar9 - sangat baik sekali 6salah9

• saling memukul, pukul-memukul 6benar9 - saling pukul-

memukul 6salah9

• (i sekolah diadakan pentas seni 6benar9 2ekolah mengadakan

pentas seni 6salah9$. Pleonasme, yaitu berlebihan atau tumpang tindih.

1ontoh:

• para hadirin 6hadirin sudah jamak, tidak perlu para9

• para bapak-bapak 6bapak-bapak sudah jamak9

• banyak sis!a-sis!a 6banyak sis!a9

• saling pukul-memukul 6pukul-memukul sudah bermakna

FsalingG9

• agar supaya 6agar bersinonim dengan supaya9

• disebabkan karena 6sebab bersinonim dengan karena

. Tidak memiliki subjek1ontoh:

• uah mangga mengandung ?itamin 1. 62P#9 6benar9

• (i dalam buah mangga terkandung ?itamin 1. 6KP29 6benar9

• (i dalam buah mangga mengandung ?itamin 1. 6KP#9 6salah9'. 0danya kata depan yang tidak perlu

1ontoh:

• Perkembangan daripada teknologi in)ormasi sangat pesat.

6kata daripada dihilangkan9

• Kepada sis!a kelas H** berkumpul di D#. 6kata kepada

dihilangkan9

• 2elain daripada bekerja, ia juga kuliah. 6kata daripada

dihilangkan/. 2alah nalar

10



Paragra) merupakan kumpulan sebuah kalimat yang disusun seara

runtut dan terperini sehingga terbentuklah sebuah susunan yang

dikenal dengan satu istilah yaitu paragra). Pengertian yang berkaitan

dengan paragra) sangat banyak, dijelaskan dalam kamus besar bahasa

*ndonesia tentang pengertian paragra) yaitu bagian bab dalam suatu

karangan 6biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya

dimulai dengan garis baru9. 0pabila dipaparkan seara sistematis

maka suatu karangan seara umum merupakan kumpulan dari bab per

bab, dalam tiap bab tersebut terdapat beberapa paragra) yang

disusun seara sistematis dan konsisten, pada paragra) terdapat

kumpulan kalimat-kalimat sebagai pengembangan dari pemaparan

satu buah paragra), dan dalam kalimat tersebut terdapat kumpulan

kata-kata yang membangun unsur sebuah kalimat yang e)ekti) dan

memenuhi kriteria dalam sebuah kalimat pada tulisan ilmiah.

Paragra) juga dapat dikatakan karangan yang paling pendek 6singkat9.

(engan adanya paragra) kita dapat membedakan di mana suatu ide

mulai dan berakhir.

(alam bukunya 2abarti 0khadiah, Maidar D. 0rsjad, dan 2akura <.

id!an memberikan de)inisi tentang paragra) yaituJ

Paragra) merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah

karangan. (alam paragra) ini terkandung satu unit buah pikiran yang

didukung oleh semua kalimat dalam paragra) tersebut, mulai dari

kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat-kalimat

penjelas sampai pada kalimat penutup. <impunan kalimat ini saling

bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

(apat diartikan bah!a paragra) merupakan suatu hasil pemikiran

yang mana dalam paragra) tersebut terdapat inti maupun pokok

permasalahan yang menjadi satu hal yang perlu dijelaskan atau

dipaparkan sehingga dapat sebuah paragra) terdapat beberapa

kalimat yang membangun unsur paragra). Kalimat-kalimat

penjelas;pengiring bertujuan untuk menerangkan dan

mengembangkan kalimat pokok yang menjadi )okus pembiaraan

12



sehingga isi dalam paragra) tersebut dapat dipaparkan seara luas

dan terpadu namun tidak keluar;keluar bahkan menyimpang dari

pokok pembiaraan dalam paragra) tersebut.

Menurut #)ord (itionary paragraph is a di?ision o) a piee

!riting, started on a ne! line. Paragra) juga dapat diartikan sebagai

a short part o) a tet, onsisting o) at least one sentene and

beginning on a ne! line. *t usually deals !ith a single e?ent,

desription, idea, et. Paragra) merupakan bagian yang pendek dari

sebuah teks;baaan, pada umumnya terdiri dari sedikitnya satu

kalimat, dan dimulai dengan sebuah baris baru. (i dalam ensiklopedia

bebas !ikipedia.om terdapat de)inisi tentang paragra) yaitu a

paragraph 6)rom the Dreek paragraphos, “to !rite beside= or

“!ritten beside=9 is a sel)-ontained unit o) a disourse in !riting

dealing !ith a partiular point or idea, paragraphs onsist o) one or

more sentenes. Paragra) dalam bahasa Yunani berasal dari kata

paragraphos, merupakan hasil pemikiran yang terdiri dari satu atau

lebig kalimat yang saling terkait antar kalimat dalam paragra)

tersebut. 2umber lain menyebutkan bah!a the start o) a paragraph is

indiated by beginning on a ne! line, sometimes the )irst line is

indented, at ?arious times, the beginning o) a paragraph has been

indiated by the pilro!: L. 0!al sebuah paragra) ditandai dengan

dimulainya sebuah baris baru, kadangkala a!al dari baris tersebut

mengarah ke dalam 6tidak simetris dengan baris sebelum dan

sesudahnya9, namun pada ada juga pada sebuah a!al suatu paragra)

ditandai dengan tanda L.

(i luar daripada konteks di atas mengenai de)inisi paragra)

sebagaimana dipaparkan di atas, aenal 0ri)in dan 0mran Tasai juga

memberikan de)inisi tentang paragra), sebagai berikutJ

Paragra) adalah seperangkat kalimat yang membiarakan suatu

gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragra) memperlihatkan

kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk

gagasan atau topik tersebut. 2ebuah paragra) mungkin terdiri atas

13



sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat, mungkin juga

lebih dari dua buah kalimat. ahkan, sering kita temukan bah!a

satua paragra) berisi lebih dari lima buah kalimat. Aalaupun paragra)

itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-kalimat

itu yang memperkatakan soal lain. 2eluruhnya memperbinangkan

satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah

itu.

(ari pemaparan ainal 0ri)in dan 0mran Tasai di atas dapat disarikan

bah!a paragra) merupakan kumpulan kalimat, terdapat satu pokok

)okus pembiaraan yang dipaparkan dalam beberapa kalimat yang

mana dalam sebuah paragra) tidak mengikat terdiri atas berapa

kalimat, dapat satu kalimat, dua kalimat, bahkan lebih dari lima

kalimat. Yang perlu digarisba!ahi di sini adalah sebuah paragra)

hanya terdapat satu pokok pembiaraan )okus yang dikembangkan

dalam satu, dua, tiga, bahkan lebih dari kalimat yang mana jumlah

kalimat tergantung dari unsur pokok )okus pembiaraan dan tidak ada

istilah dalam satu paragra) membiarakan topik yang berlainan

dengan topik yang dibiarakan dalam paragra) tersebut.

2eara umum de)inisi paragra) dapat dijabarkan bah!a paragra)

merupakan sekumpulan kalimat yang saling terkait satu kalimat

dengan lainnya, paragra) merupakan bagian dari suatu bab yang

tersusun seara runtut dan terpadu, pada umumnya sebuah paragra)

ditandai dengan penulisan pada baris baru dengan penulisan a!al

huru)nya mengarah ke dalam, dalam sebuah paragra) terdapat

kalimat pembuka, kalimat inti, dan kalimat penutup. 0dapun dalam

sebuah penyusunan paragra) tidak dibenarkan

membiarakan;membahas materi yang berseberangan dengan )ikus

materi yang dibiarakan dalam satu paragra) karena sebuah paragra)

merupakan satu kesatuan utuh sebuah pemaparan permasalahan atau

materi yang utuh dan terpadu.

1. Unsu%9Unsu% Pen7usun Pa%a$%a6

14



2eara umum dalam sebuah paragra) terdapat tiga unsur utama

antara lainJ kalimat pembuka, kalimat inti, dan kalimat penutup.

2ebuah paragra) biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok

yang dibantu dengan kalimat pendukung. #leh karena itu, paragra)

yang baik terdapat beberapa unsur di atas, namun tidak menutup

kemungkinan bah!a tidak semua paragra) dengan ketiga unsur

tersebut dipenuhi namun kenyataan yang ada ontent materi yang

dipaparkan tidak sistematis bahkan tidak berarah sehingga

menyulitkan pembaa untuk memahami maksud dari isi paragra)

tersebut.

(alam bukunya “Materi Pokok ahasa dan 2astra *ndonesia=,

ainuddin menyatakan bah!aJ

Paragra) merupakan bentuk yang ikut mendukung suatu gagasan

atau buah pikiran yang ber!ujud atau berbentuk karangan. Pada

dasarnya, paragra) mengandung satu sub-buah pikiran atau bagian

buah pikiran dalam karangan. (engan demikian, paragra)

mengandung satu ide atau satu pikiran.

<al ini menunjukan bah!a sebuah paragra) sudah tentu

mengandung sebuah atau bagian dari pokok permasalahan atau

materi yang hendak dipaparkan dengan menganut prinsip konsistensi

dalam pemaparannya agar terhindar dari penggunaan kata-kata

maupun kalimat yang tidak sesuai atau di luar materi yang dibahas.

. enis9enis Pa%a$%a6

3enis-jenis paragra) sangat beragam bila ditinjau dari berbagai

sudut pandang. 0dapun menurut tujuannya, paragra) dapat dibedakan

menjadi antara lainJ paragra) pembuka, paragra) penghubung, dan

paragra) penutup.

Paragra) pembuka memiliki )ungsi sebagai pengantar untuk menapai

pokok permasalahan;topik yang akan dikembangkan;diuraikan. #leh

karena itu, pada paragra) pembuka ini perlu dipikirkan sesuatu yang

menarik perhatian pembaa sehingga menarik minat dan perhatian

15



pembaa dan pembaapun akan merasa kurang apabila tidak

menyelesaikan baaan yang sedang dibaanya. 2elain itu, paragra)

pembuka juga berberan sebagai pengantar dalam menyiapkan pikiran

pembaa terhadap )okus permasalahan yang akan dipaparkan.

*mplikasi dari hal tersebut menyarankan bah!a dalam penyusunan

dan penulisan paragra) pembuka ini menuntut penggunaan kalimat

yang tidak terlalu panjang agar tidak membuat pembaa bingung

dengan panjangnya paragra) yang merupakan kategori paragra)

pembuka tersebut.

(alam paragra) penghubung, masalah yang akan diuraikan

terdapat di dalam paragra) ini. (alam paragra) penghubung berisi inti

persoalan yang akan dipaparkan seara panjang lebar, tentunya

dengan memperhatikan penggunaan kata-kata dan kalimat yang

e)ekti) dan e)isien. #leh karenanya, antara paragra) satu dengan

paragra) lain dan berikutnya harus saling terhubung seara logis

sehingga memudahkan pembaa dalam mengerti dan memahami apa

sebenarnya yang akan disampaikan penulis.

Paragra) penutup merupakan akhir dari sebuah karangan. (alam

sebuah penyusunan dan penulisan suatu karya ilmiah, paragra)

penutup terdapat kesimpulan yang merupakan intisari dari pokok

permasalahan;topik yang dipaparkan dalam paragra) penghubung.

2elain intisari dalam paragra) penutup pada umumnya mengandung

unsur penegasan dari pemaparan pokok permasalahan;topik yang

dijelaskan mengenai hal-hal yang dianggap penting pada paragra)

penghubung. Paragra) penutup ber)ungsi mengakhiri sebuah karangan

sehingga mengimplikasikan pada banyaknya kalimat;kata yang tidak

terlalu panjang agar mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh

pembaa.

2elain menurut tujuannya, *lham Mulia memaparkan jenis-jenis

paragra) menurut letak kalimat utamanya ke dalam empat jenis

antara lainJ paragra) dedukti) yaitu paragra) yang kalimat utamanya

terletak di a!al kalimat, paragra) indukti) yaitu paragra) yang

16



kalimat utamanya terletak di akhir kalimat, paragra) ampuran yaitu

paragra) yang kalimat utamanya terletak di a!al dan di akhir

paragra), dan paragra) yang tidak memiliki kalimat utama yaitu

paragra) yang gagasan utamanya tersebar seara seimbang dan

merata pada setiap kalimat.

. Kriteria Paragra) yang aik

"ntuk membuat sebuah paragra) yang baik dan benar menurut

ketentuan dan kaidah-kaidah yang berlaku perlu diketahui tiga

komponen yang disyaratkan sebagai sebuah paragra) yang baik dan

benar. 2yarat pembentukan paragra) dimaksud menurut 2abarti

0khadiah, et. al. terdapat tiga unsur yaitu kesatuan, kepaduan, dan

kelengkapan.

&9 Kesatuan 6Kohesi9Tiap paragra) hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu

topik. ungsi paragra) ialah mengembangkan topik tersebut.

#leh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat

unsur- unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik.Paragra) dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat

dalam paragra) itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu

rele?an dengan topiknya. 2emua kalimat ter)okus pada topik

dan menegah masuknya hal-hal yang tidak rele?an.$9 Kepaduan 6Koherensi9

2yarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragra) ialah

koherensi atau kepaduan. "rutan pikiran yang teratur, akan

memperlihatkan kepaduan. 3adi, kepaduan;koherensi

dititikberatkan pada hubungan antar kalimat dengan kalimat.

Kepaduan paragra) dapat terlihat melalui penyusunan kalimat

seara logis dan melalui ungkapan-ungkapan 6kata-kata9

pengait antar kalimat. "rutan yang logis tersebut akan terlihat

pada pola susunan antar kalimat yang terdapat pada paragra)

tersebut. Kepaduan dalam sebuah paragra) dibangun dengan

memperhatikantiga hal, antara lainJ pertama, unsur

17



kebahasaan yang digambarkan antara lain denganJ 6&9 repetisi

atau pengulangan kata kuni, kata ganti, 6$9 kata transisi atau

ungkapan penghubung, 69 paralelisme, 6'9 pemerinian dan

urutan isi paragra). Kedua, perinian dapat diurutkan seara

kronologis 6menurut urutan !aktu9, seara logis 6sebabakibat,

akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus9, menurut urutan

ruang 6spasial9, menurut proses, dan dapat juga dari sudut

pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain.9 Kelengkapan

2uatu paragra) dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat

penjelas yang ukup untuk menunjang kejelasan kalimat topikatau kalimat utama. 2ebaliknya suatu paragra) dikatakan tidak

lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan

pengulangan-pengulangan.

18



/A/ III

PENUTUPA. KESIMPULAN

Kegiatan menulis karya tulis ilmiah merupakan kegiatan yang akrab

dengan para mahasis!a khususnya dalam hal tugas akhir mata kuliah.

2elain untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah, kegiatan menulis

karya tulis ilmiah banyak sekali man)aatnya bagi para mahasis!a,

diantaranya yaitu lebih mengenali kemampuan dan potensi diri,

mengembangkan berbagai gagasan, lebih banyak menyerap, menari,

dan menguasai in)ormasi, serta membiasakan kita berpikir dan berbahasa

seara tertib.(alam kegiatan menulis harus memperhatikan kaidah-kaidah yang

berlaku, salah satunya yaitu penggunaan kalimat e)ekti). Kalimat e)ekti)

adalah kalimat yang mampu menyampaikan pesan kepada pembaa

sebagaimana yang dikehendaki penulis. Kalimat e)ekti) memiliki empat

persyaratan pokok, yaitu gramatikal, logis, e)isien, dan jelas. 2uatu

kalimat dikatakan gramatikal apabila kalimat tersebut disusun

berdasarkan kaidah ketatabahasaan. 2uatu kalimat dikatakan logisapabila in)ormasi yang disampaikan penulis dapat diterima oleh akal

sehat. 2uatu kalimat dikatakan e)isien apabila dalam kalimat tersebut

tidak ditemukan unsur yang boros atau muba@ir. 2edangkan kejelasan

kalimat berhubungan dengan ketidakambiguan makna yang terkandung

dalam kalimat.

Penggunaan paragra) setidaknya dapat mempermudah seorang penulis

dalam membuat suatu karya ilmiah baik dalam bentuk sederhana

maupun kompleks agar pembahasan suatu pokok permasalahan tidak

keluar dari topik yang telah ditentukan sebelumnya. (engan adanya

paragra), penulis akan lebih mudah mengkategorikan pokok materi yang

akan menjadi pokok pembiaraan pada pemaparan yang dituangkan

dalam bentuk paragra) tersebut.

19



A. SARAN(alam kegiatan menulis karya tulis ilmiah hendaknya para mahasis!a

memperhatikan penggunaan kalimat e)ekti). (alam kegiatan menulis

karya tulis ilmiah hendaknya para mahasis!a menghindari penggunaan

kalimat yang tidak e)ekti).

20



DA+TAR PUSTAKA

http:;;aiemalissa.!ordpress.om;$%%7;&%;%';kalimat-e)ekti)-dlm

bind; akses &$ #ktober $%&%

http:;;id.!ikipedia.org;!iki;Paragra)

http:;;!!!.brainyIuote.om;!ords;pa;paragraph&777&.html

0ri)in, aenal, et. al. 1ermat erbahasa *ndonesia untuk Perguruan

Tinggi. 3akarta: 0kademika Pressindo. $%%8

0khadiah, 2abarti dkk. &788. Pembinaan Kemampuan Menulis ahasa

*ndonesia. 3akarta: Erlangga

http://aiemalissa.wordpress.com/2009/10/04/kalimat-efektif-dlm

http://aiemalissa.wordpress.com/2009/10/04/kalimat-efektif-dlm

Kalimat Dalam Tulisan Ilmiah

Documents

Transcript of Kalimat Dalam Tulisan Ilmiah