Journal Reading Hyperbilirubinemia in G6PD

download Journal Reading Hyperbilirubinemia in G6PD

of 2

description

Journal Reading Hyperbilirubinemia in G6PD

Transcript of Journal Reading Hyperbilirubinemia in G6PD

Nama: AHMAD FARID ASYRAF BIN RAMLI/ 11 2012 - 088Dokter Pembimbing: dr. OPY, Sp.A Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

Neonatal Hyperbilirubinemia in Infants With G6PD c.563C > T VariantBushra Muiz, Amna Nasir, Sarosh Ahmed Khan, Salima Amin Kherani and Maqbool Qadir

ABSTRACT

Background : There is a strong correlation between glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD) deficiency and neonatal hyperbilirubinemia with a rare but potential threat of devastating acute bilirubin encephalopathy. G6PD deficiency was observed in 414% of hospitalized icteric neonates in Pakistan. G6PD c.563C > T is the most frequently reported variant in this population. The present study was aimed at evaluating the time to onset of hyperbilirubinemia and the postnatal bilirubin trajectory in infants having G6PD c.563C > T.

Methods : This was a casecontrol study conducted at The Aga Khan University, Pakistan during the year 2008. We studied 216 icteric male neonates who were re-admitted for phototherapy during the study period. No selection was exercised. Medical records showed that 32 were G6PD deficient while 184 were G6PD normal. Each infant was studied for birth weight, gestational age, age at the time of presentation, presence of cephalhematoma, sepsis and neurological signs, peak bilirubin level, age at peak bilirubin level, days of hospitalization, whether phototherapy or exchange blood transfusion was initiated, and the outcome. During hospital stay, each baby was tested for complete blood count, reticulocyte count, ABO and Rh blood type, direct antiglobulin test and quantitative G6PD estimation [by kinetic determination of G6PDH]. G6PDgenotype was analyzed in 32 deficient infants through PCR-RFLP analysis and gene sequencing.

Results : G6PD variants c.563C > T and c.131 C > G were observed in 21 (65%) and three (9%) of the 32 G6PD deficient infants, respectively. DNA of eight (25%) newborns remained uncharacterized. In contrast to G6PD normal neonates, infants with c.563C > T variant had significantly lower enzyme activity (mean 1SD; 0.30.2 U/gHb vs. 14.04.5 U/gHb, p T variant developed jaundice earlier than infants with normal G6PD enzyme levels. Compared to G6PD normal infants, G6PD c.563C > T carrying infants had significantly low G6PD activitySumber : Moiz et al. BMC Pediatrics 2012, 12:126

PENDAHULUAN

Terdapat hubungan yang signifikan antara kekurangan enzim G6PD dengan hiperbilirubinemia pada neonatal serta berpotensi menimbulkan bilirubin ensefalopati akut. Defisiensi G6PD diamati pada pada 4-14% daripada neonatus dengan ikterik yang dirawat di rumah sakit di Pakistan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi waktu onset terjadinya hiperbilirubinemia dan post-natal bilirubin tinggi pada bayi dengan G6PD c.563C>T.

Metode penelitian: Studi Kasus Kontrol

Subjek penelitian: Terdapat 270 neonatal yang diambil sebagai subjek awal penelitian ini. Neonatal ini merupakan dikalangan yang dirawat di The Aga Khan University akibat ikterik. Daripada jumlah tersebut, dikecualikan neonatal dikalangan bayi perempuan [n=52] dan yang kehilangan data serta data tidak lengkap [n=2]. Hasilya terdapat sebanyak 216 neonatal yang diambil sebagai subjek dalam penelitian ini.

Waktu penelitian: Antara 1 Januari - 31 Desember 2008

Lokasi penelitian: The Aga Khan University

Pengumpulan data: Data dikumpul melalui rekam medik neonatus yang dirawat akibat ikterik. Terdapat 216 neonatus yang diteliti, 32 daripadanya didapati mempunyai defisiensi G6PD. Setiap neonatus dikumpul datanya berdasarkan berat lahir, usia kehamilan, usia saat presentasi, kehadiran cephalhematoma, sepsis dan tanda-tanda neurologis, tingkat puncak bilirubin, usia saat bilirubin tinggi, hari rawat inap, riwayat fototerapi atau transfusi darah pertukaran dimulai, dan hasilnya. Selama di rumah sakit, setiap bayi diuji hitung darah lengkap, jumlah retikulosit, ABO dan jenis darah Rh, uji antiglobulin direk dan estimasi G6PD kuantitatif (dengan penentuan kinetik G6PDH). G6PD genotype dianalisis dalam 32 bayi yang kekurangan melalui analisis PCR-RFLP dan gen sequencing.

Analisis statistik: Semua data dikumpulkan ke dalam software SPSS version 16 [SPSS Inc, Chicago, IL, USA] untuk dianalisa. Data kontinyu dan data diskrit dibandingkan dengan G6PD normal, G6PD defisiensi dan varian G6PD c.563C>T menggunakan uji T-test apabila nilai distribusi normal. Ambang batas yang dianggap sebagai signifikan apabila p T diamati pada 21 bayi (65%) dan c.131 C> G pada tiga bayi (9%) dari 32 bayi yang kekurangan G6PD. DNA dari delapan (25%) bayi lagi tidak dikategorikan. Berbeda dengan neonatus yang mempunyai G6PD normal, bayi dengan c.563C> varian T memiliki aktivitas enzim secara signifikan lebih rendah (rata-rata 1SD, 0,3 0,2 U/gHb vs 14,0 4,5 U gHb, p T menyumbang terjadinya ikterik lebih dini dan tingkat puncak hiperbilirunemia yang tinggi. Genotipe G6PD c.563C>T ini didapati banyak pada populasi bayi Pakistan. Ia juga dikenali berhubungan kadar aktiviti enzim G6PD yang sangat rendah, dan melalui penelitian ini telahpun dibuktikan. Studi ini juga mendapati terdapat perbedaan nilai hemoglobin dan retikulosit yang signifikan pada bayi defisiensi G6PD dan bayi normal.

Kesimpulan: Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa G6PD c.563C> T mutasi berisiko menyebabkan hiperbilirubinemia dini pada neonatus.

Saran: Penelitian ini haruslah dilakukan secara prospektif dan dengan skala lebih besar. Kesemua sampel juga harus dinilai genotype varian G6PD walaupun mempunyai nilai G6PD normal.