Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

35
FINANCIAL INSTRUMENT, TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING MAKALAH Pelaporan dan Akuntansi Keuangan PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Transcript of Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

Page 1: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

FINANCIAL INSTRUMENT, TRANSAKSI DALAM MATA

UANG ASING

MAKALAH

Pelaporan dan Akuntansi Keuangan

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

Page 2: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

2013

INSTRUMEN KEUANGAN

A. Definisi

Definisi Instrumen keuangan menurut IAS 32 dan 39 adalah setiap kontrak

yang menambah nilai aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau

instrument ekuitas entitas lain.

Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:

1. Kas

2. Instrumen ekuitas entitas lain

3. Hak kontraktual, yaitu hak untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya

dari entitas lain dan hak untuk menukarkan aset keuangan atau kewajiban

keuangan dengan entitas lain yang kondisinya mungkin menguntungkan bagi

entitas sendiri.

4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas

sendiri dan merupakan:

a. Instrumen non derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan

entitas itu untuk menerima instrumen ekuitas entitas sendiri dalam

jumlah variabel dan

b. Instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui

pertukaran kas atau aset keuangan lainnya dalam jumlah tetap.

Sedangkan Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa:

1. Kewajiban kontraktual yaitu kewajiban untuk menyerahkan kas atau aset

keuangan lainnya kepada entitas lain atau kewajiban untuk menukarkan aset

keuangan atau kewajiban keuangan yang kondisinya mungkin menguntungkan

bagi perusahaan.

2. Kontrak yang akan atau bisa diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas

sendiri

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual

atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.

Page 3: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

Contoh umum aset keuangan yang mencerminkan hak kontraktual untuk

menerima sejumlah kas di masa depan serta liabilitas keuangan terkait yang

mencerminkan kewajiban kontraktual untuk menyerahkan sejumlah kas dimasa

depan adalah sebgai berikut:

1. Piutang dagang dan utang dagang

2. Wesel tagih dan wesel bayar

3. Pinjaman diberikan dan pinjaman diterima

4. Piutang dan utang obligasi.

Beberapa contoh dari aset keuangan yang berkaitan dengan investasi

antara lain investasi dalam saham atau instrumen ekuitas lainnya, pinjaman ke

entitas lainnya, investasi dalam obligasi atau instrumen utang lainnya, dan lain-

lain. Sesuai dengan IAS 39 maka aset keuangan dibagi menjadi 4 kategori sebagai

berikut:

1. Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (Financial assets at fair

value through profit or loss/FVTPL).

2. Investasi yang ditahan sampai jatuh tempo (Held-to-maturity

investments/HTM).

3. Pinjaman dan Piutang (Loans and receivables/L&R).

4. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (Available-for-sale financial

assets /AFS).

Untuk liabilitas diklasifikasikan menjadi 2 kategori berikut ini.

1. Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

2. Liabilitas Keuangan lainnya.

Berikut tabel yang mengikhtisarkan klasifikasi instrumen keuangan dan contoh

instrumen keuangan sesuai dengan kategorinya.

Kategori Karakteristik Contoh

Aset Keuangan

1.  Aset keuangan

yang diukur pada

nilai wajar melalui

laporan laba rugi

1.   Aset keuangan baik yang dimiliki untuk

diperdagangkan (misalnya untuk dijual

dalam waktu dekat pada masa mendatang)

atau pada saat pengakuan awal telah

ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada

nilai wajar melalui laba rugi.

Aset derivatif dan investasi

dalam instrumen utang dan

ekuitas yang dimiliki dalam

portofolio diperdagangkan.

Page 4: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

2.   Investasi yang

dimiliki hingga

jatuh tempo

3.   Pinjaman yang

diberikan dan

piutang

Aset keuangan

tersedia untuk

dijual

2.   Aset keuangan dengan pembayaran tetap

atau telah ditentukan dan jatuh temponya

telah ditetapkan serta entitas mempunyai

intensi positif dan kemampuan untuk

memiliki aset keuangan tersebut hingga

jatuh tempo.

3.   Aset keuangan dengan pembayaran tetap

atau telah ditentukan dan tidak

mempunyai kuotasi harga di pasar aktif.

4.    Aset keuangan yang dirancang sebagai

tersedia untuk dijual atau yang tidak

diklasifikasikan dalam ketiga kategori di

atas.

Investasi dalam instrumen utang

yang mempunyai kuotasi harga

di mana entitas memiliki niat

dan mampu memiliki hingga

jatuh tempo.

3.    Piutang usaha, pinjaman yang

diberikan, dan piutang wesel.

4.   Investasi dalam instrumen utang

dan ekuitas yang tidak termasuk

dalam kategori lain.

Liabilitas

Keuangan

1.  Liabilitas keuangan

yang diukur pada

nilai wajar melalui

laporan laba rugi

2.  Liabilitas keuangan

yang diukur

dengan biaya

perolehan

diamortisasi

1.   

Liabilitas keuangan baik yang dimiliki

untuk diperdagangkan (misalnya dibeli

kembali dalam waktu dekat pada masa

mendatang) atau ditetapkan pada saat

pengakuan awal telah ditetapkan oleh

entitas untuk diukur pada nilai wajar

melalui laba rugi.

Semua liabilitas lainnya selain daripada

liabilitas yang dinillai pada nilai wajar

melalui laba rugi.

1.   

Liabilitas derivatif dan liabilitas

diperdagangkan lainnya.

Utang usaha, utang wesel, dan

efek utang yang diterbitkan.

Instrumen Derivatif

Page 5: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

Instrumen derivatif adalah instrumen keuangan yang berasal dari nilai-

nilai dan karakteristik dari satu atau lebih underlying asset, seperti opsi, futures

dan forwards, swap, suku bunga, dan swap mata uang. Instrumen keuangan

derivative menimbulkan hak dan kewajiban yang mengakibatkan pemindahan

antar pihak-pihak yang terkait dengan instrument keuangan derivative tersebut

atas satu atau lebih resiko keuangan yang melekat pada instrument keuangan

utama. Pada saat penerbitan, instrument keuangan derivatif memberi hak

kontraktual pada satu pihak untuk menukarkan aset atau liabilitas keuangan

kepada pihak lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan, atau

menimbulkan kewajiban kontraktual untuk menukarkan aset atau liabilitas

keuangan kepada pihak lain dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan.

B. Konsep Pengakuan, Pengukuran, Penyajian dan Pengungkapan Instrumen Keuangan

Pengakuan

Entitas harus mengakui aset keuangan atau Liabilitas keuangan pada neraca jika,

dan hanya jika, entitas menjadi pihak dalam ketentuan-ketentuan kontrak dari

instrumen. Penghentian pengakuan kewajiban keuangan: Entitas harus menghapus

kewajiban keuangan (atau bagian dari kewajiban keuangan) dari neraca jika, dan

hanya jika, itu dipadamkan-yaitu ketika kewajiban yang ditentukan dalam kontrak

habis atau dibatalkan atau berakhir.

Pengukuran Awal Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Ketika aset keuangan atau liabilitas keuangan diakui pada awalnya, suatu entitas

harus mengukurnya pada nilai wajarnya ditambah, dalam hal aset keuangan atau

liabilitas keuangan tidak pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya

transaksi yang secara langsung dengan akuisisi atau isu dari aset keuangan atau

liabilitas keuangan.

Biaya transaksi (transaction costs) adalah biaya-biaya tambahan, seperti biaya

pendaftaran dan komisi lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada

penasehat hukum, akuntan, dan penasehat profesional lain, biaya percetakan dan

Page 6: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

meterai. Biaya transaksi meliputi fee dan komisi yang dibayarkan pada para agen

(termasuk karyawan yang berperan sebagai agen penjual/selling agent), konsultan,

perantara efek dan pedagang efek; pungutan wajib yang dilakukan oleh pihak

regulator dan bursa efek, serta pajak dan bea yang dikenakan atas transfer yang

dilakukan. Biaya-biaya transaksi tidak termasuk premium atau diskonto utang,

biaya pendanaan (financing costs), biaya administrasi internal, atau biaya

penyimpanan (holding costs).

Pengukuran Berikutnya.

Setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur pada nilai

wajar, biaya perolehan diamortisasi atau biaya perolehan tergantung klasifikasi

apakah nilai wajar dapat ditentukan dengan andal. Pengukuran awal (initial

measurement) dan pengukuran berikutnya (subsequent measurement) atas

instrumen keuangan dan perlakuan akuntansi atas perubahan nilai wajar

(keuntungan atau kerugian kepemilikan yang belum direalisasi – unrealized

holding gain or loss) diikhtisarkan dalam tabel berikut:

Klasifikasi Kategori Pengukuran

awal

Pengukuran

selanjutnya

Perlakuan atas

perubahan nilai wajar

(keuntungan dan

kerugian)

Aset

Keuangan

Nilai wajar

melalui laba

rugi

Nilai wajar Nilai wajar Diakui dalam laba rugi

Pinjaman yang

diberikan dan

piutang

Nilai wajar * Biaya perolehan

diamortisasi dengan

menggunakan metode

suku bunga efektif

Tidak dapat diterapkan

Dimiliki

hingga jatuh

tempo

Nilai wajar * Biaya perolehan

diamortisasi dengan

menggunakan metode

suku bunga efektif

Tidak dapat diterapkan

Tersedia untuk Nilai wajar * Nilai wajar Perubahan nilai wajar

Page 7: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

dijual pada awalnya dicatat

sebagai pendapaan

komprehensif lain dan

kemudian akan

direklasifikasi ke laba rugi

atas penurunan nilai atau

penghentian pengakuan

Lainnya

(instrumen

ekuitas) tidak

memiliki

kuotasi harga

di pasar aktif

dan nilai

wajarnya tidak

dapat diukur

secara andal

Biaya

perolehan

Biaya perolehan Tidak dapat diterapkan

Liabilitas

Keuangan

Nilai wajar

melalui laba

rugi

Nilai wajar Nilai wajar Diakui dalam laba rugi

Liabilitas

keuangan lain

Nilai wajar * Biaya perolehan

diamortisasi dengan

menggunakan metode

suku bunga efektif

Tidak dapat diterapkan

·  * Nilai pada awal juga disesuaikan dengan biaya transaksi, kecuali aset atau liabilitas pada nilai

wajar melalui laba rugi

·  Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai

wajarnya tidak dapat diukur secara andal, serta derivatif yang terkait dengan dan diselesaikan

melalui penyerahan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif tersebut,

diukur pada biaya perolehan.

Dari tabel di atas, setelah pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan

diukur dengan menggunakan salah satu dari tiga atribut pengukuran berikut.

1. Biaya perolehan;

Page 8: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

Biaya perolehan adalah jumlah aset yang diperoleh atau liabilitas yang

diselesaikan, termasuk biaya transaksi (misalnya komisi atau fee yang dibayar

2. Biaya perolehan diamortisasi; danMerupakan biaya perolehan dari aset atau liabilitas setelah disesuaikan, jika

layak, untuk mencapai suatu suku bunga efektif yang konstan selama umur

aset atau liabilitas (misalnya, pendapatan bunga yang konstan atau beban

bunga yang konstan sebagai suatu persentase jumlah tercatat dari aset

keuangan atau liabilitas keuangan). Dengan kata lain, biaya perolehan

diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah pada

pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan dikurangi pembayaran

pokok, ditambah atau dikurangi dengan akumulasi amortisasi berdasarkan

metode suku bunga efektif dan dikurangi penurunan nilai atau nilai yang tidak

dapat ditagih

3. Nilai wajar. Adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas

diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan

transaksi wajar.

Penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan

Tujuan pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan

dalam laporan keuangan yang memungkinkan pengguna untuk mengevaluasi:

Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan

suatu entitas.

Sifat dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan dimana

entitas terpengaruh selama periode dan pada saat tanggal pelaporan, serta

bagaimana entitas mengelola risiko tersebut

Page 9: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

TRANSAKSI MATA UANG ASING

A. Pengertian

Pasar uang dan pasar modal di Indonesia kini telah didenominasi oleh

mata uang lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta asing). Valuta Asing

(valas) merupakan pertukaran mata uang suatu negara terhadap negara lainnya.

Dengan adanya perbandingan nilai antara mata uang suatu negara terhadap mata

uang negara lain yang menimbulkan suatu nilai, dapat disebut foreign exchange

rate (kurs valuta asing).

Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta

asing (foreign activities) dalam dua cara yakni melakukan transaksi dalam mata

uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri (foreign operations). Untuk

memasukkan transaksi dalam valuta asing pada laporan keuangan suatu

perusahaan, transaksi tersebut harus dinyatakan dalam mata uang pelaporan

perusahaan.

Pernyataan ini mengatur akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing

yang meliputi penentuan kurs yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan

dari perubahan kurs vauta asing dalam laporan keuangan.

Kegiatan usaha luar negeri (foreign operation) adalah suatu anak

perusahaan (subsidiary), perusahaan asosiasi (associates), usaha patungan (joint

venture) atau cabang perusahaan pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu

negara di luar negara perusahaan pelapor. Kegiatan usaha tersebut dapat

merupakan suatu bagian integral dari suatu perusahaan pelapor atau suatu entitas

asing. Entitas asing (foreign entity) adalah suatu kegiatan usaha luar negeri

(foreign operation), yang aktivitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari

perusahaan pelapor.

Transaksi mata uang asing adalah dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam

mata uang fungsional dari suatu entitas. Di Indonesia, akuntansi untuk transaksi

dalam mata uang asing diatur dalam PSAK No.10 tentang transaksi dalam mata

uang asing

Page 10: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Beberapa kurs yang

digunakan :

1. Kurs Spot (spot rate) ; Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi.

2. Kurs Sekarang (current rate) ; Kurs dimana 1 unit mata uang dapat

dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau tanggal

transaksi.

3. Kurs Historis (historical rate) ; Kurs yang berlaku pada tanggal tertentu

terjadinya transaksi.

4. Forward Rate ; Kurs tertentu yang disepakati dan digunakan dalam transaksi

kontrak berjangka.

B. PSAK No. 10 (Revisi 2012) Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

Penyataan ini menggantikan:

1. PSAK no 10 tentang transaksi dalam mata uang asing2. PSAK no 11 tentang Penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing3. PSAK no 52 Akuntansi mata uang pelaporan4. ISAK no 4 Interprestasi atas paragraph 32 PSAK 10 tentang alternative

perlakuan yang diizinkan atas selisih kurs

Sebuah entitas dapat melakukan aktivitas luar negeri dalam dua cara yaitu

mungkin memiliki transaksi dalam valuta asing atau memiliki kegiatan usaha luar

negeri. Disamping itu, sebuah entitas dapat menyajikan laporan keuangannya

dalam valuta asing. Sehingga, tujuan dari PSAK no. 10 (revisi 2012) adalah

menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi dalam valuta asing dan kegiatan

usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan

laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik permasalahan utama terkait transaksi

dalam mata uang asing adalah kurs mana yang digunakan dan bagaimana

melaporkan pengaruh dari perubahan kurs dalam laporan keuangan. Berdasakan

maslah tersebut, maka Ruang lingkup pernyataan PSAK no. 10 (revisi 2012)

adalah sebagai berikut:

Page 11: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

1. Akuntansi transaksi dan saldo dalam valuta asing, kecuali transaksi dan saldo

derivatif yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK no. 55: Instrumen

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;

2. Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang

termasuk dalam laporan keuangan entitas dengan cara konsolidasi, konsolidasi

proposional atau metode ekuitas;

3. Menjabarkan hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang

penyajian.

Sebaliknya, yang tidak termasuk dalam pernyataan ini, antara lain:

1. Akuntansi lindung nilai atas valuta asing, termasuk lindung nilai investasi neto

dalam kegiatan usaha luar negeri, yang sudah diatur dalam PSAK 55.

2. Penyajian laporan arus kas untuk arus kas yang timbul dari transaksi dalam

valuta asing, atau penjabaran arus kas dari kegiatan usaha luar negeri.

Sebelum mengulas mengenai apa saja yang terdapat dalam PSAK no. 10

ini, ada baiknya bila kita memahami beberapa istilah yang terdapat dalam

pernyataan ini. Penjelasan beberapa istilah yang terkait dengan transaksi dalam

mata uang asing, antara lain:

1. Pos Moneter adalah unit mata uang yang dimiliki serta aset dan liabilitas yang

akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang tetap atau

dapat ditentukan. Misalnya termasuk pensiun dan imbalan kerja lain yang

dibayar dalam kas, provisi yang diselesaikan secara kas, dan dividen kas yang

diakui sebagai liabilitas. Selain itu juga, kontrak untuk menerima (ataupun

menyerahkan) jumlah bervriasi dari instrument ekuitas yang dimiliki oleh

entitas atau jumlah bervariasi dari aset yang nilai wajarnya diterima (atau

diserahkan) setara dengan sejumlah unit mata uang yang dapat ditentukan.

Sedangkan, yang merupakan pos nonmoneter adalah goodwill, aset

takberwujud, persediaan, aset tetap, dan provisi yang diselesaikan dengan

penyerahan aset nonmoneter.

2. Investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri adalah Jumlah kepentingan

entitas pelapor dalam aset neto dari kegiatan usaha luar negeri tersebut.

Sebuah entitas mungkin memiliki pos moneter yang merupakan tagihan dari

Page 12: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

atau utang kepada kegiatan usaha luar negeri. Pos yang penyelesaiannya tidak

direncanakan atau mungkin tidak akan terjadi dimasa depan adalah bagian dari

investasi neto entitas dalam kegiatan usaha luar negeri. Pos moneter ini dapat

berupa piutang atau utang jangka panajng, sedangkan untuk piutang dan utang

dagang bukan merupakan pos moneter.

3. Kegiatan usaha luar negeri adalah entitas yang merupakan entitas anak, entitas

asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor, yang aktivitasnya

dilaksanakan disuatu Negara atau mata uang selain Negara atau mata uang

entitas pelapor.

4. Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh entitas anaknya.

5. Kurs adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang.

6. Kurs spot adalah kurs untuk realisasi segera.

7. Kurs penutup adalah kurs spot pada akhir periode pelaporan.

8. Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dipertukarkan, atau liabilitas

disesuaikan, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan

memadai dalam suatu transaksi yang wajar.

9. Mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian

laporan keuangan.

10. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkunagan ekonomi utama

dimana netitas beroperasi.

11. Valuta asing adalah mata uang selain mata uang fungsional entitas

12. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu

satu mata uang ke dalam mata uang lain pada kurs yang berbeda.

Mata Uang Fungsional

Lingkungan ekonomi utama yang dimaksud dalam definisi mata uang

fungsional diatas merupakan lingkungan dimana entitas beroperasi, yang

utamanya menghasilkan dan mengeluarkan kas. Faktor-faktor utama yang

dipertimbangakan sebuah entitas dalam menentukan mata uang fungsionalnya

adalah sebagai berikut:

a. Mata uang:

Page 13: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

1. Yang paling mempengaruhi harga jual (Seringkali menjadi mata uang

yang harga jual barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan

2. Dari Negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar

menentukan harga jual barang dan jasa entitas

b. Mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan

biaya lain dari pengadaan barang ataupun jasa (seringkali menjadi mata

uang yang mana biaya tersebut dedenominasikan dan diselesaikan).

Faktor-faktor lainnya yang dijadikan pertimbangan entitas dalam menentukan

mata uang fungsional, adalah sebgai berikut:

a. Mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan (seperti

penerbitan instrumen uang dan instrumen ekuitas).

b. Mata uang yang mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya

ditahan

c. Apakah aktivitas kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan sebgai perpanjangan

dari entitas pelapor atau otonomi yang signifikan.

d. Apakah transaksi dengan entitas pelapor memiliki proporsi yang tinggi atau

rendah dari kegiatan usaha luar negeri

e. Apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara langsung

mempengaruhi arus kas entitas pelapor dan siap tersedia untuk dikirimkan ke

entitas pelapor.

f. Apakah arus kas dari aktivitas kegiatan usaha luar negeri cukup untuk

membayar kewajiban utang yang ada ataupun yang diperkirakan dapat terjadi

tanpa adanya dana yang disediakan oleh entitas pelapor.

Ketika indikator mata uang fungsional tidak jelas, maka manajaemen

menggunakan pertimbangannya untuk menentukan mata uang fungsional yang

paling tepat. Manajemen meberikan prioritas pada faktor-faktor atau indikato

utama sebelum mempertimbangkan fakto-faktor lainnya. Mata uang fungsional

entitas mencerminkan transaksi, peristiwa, dan kondisi mendasari yang relevan.

Sekali ditentukan, mata uang fungsional tidak berubah kecuali jika ada perubahan

pada transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mendasari tersebut.

Page 14: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

Pelaporan Transaksi Valuta Asing ke dalam Mata Uang Fungsional

Pengakuan Awal

Transaksi valuta asing merupakan transaksi yang didenominasika atau

memerlukan penyelesaian dalam mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul

ketika entitas:

a. Membeli atau menjual barang ataupun jasa yang harganya didonominasikan

dalam valuta asing;

b. Meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang atau

tagihan dideonominasikan dalam valuta asing; atau

c. Memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau menyelesaikan liabilitas,

yang dideonominasikan dalam valuta asing.

Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing harus di catat dalam mata

uang fungsional, jumlah valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional

dengan kurs spot antara mata uang fungsional dan valuta asing pada tanggal

transaksi, yang dimaksud tanggal transaksi

Pelaporan pada akhir periode pelaporan berikutnya

Pada akhir setiap periode pelaporan, maka:

a. Pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup;

b. Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing

dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan

c. Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan

menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.

Aset tetap, dapat diukur dengan nilai wajar ataupun biaya historis sesuai

dengan PSAK 16: Aset tetap, jika jumlahnya ditentukan dalam valuta asing, maka

jumlah tercata tersebut dijabarkan ke dalam mata uang fungsional.

Page 15: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

Ketika tersedia beberapa kurs, kurs yang digunakan adalah kurs yang

mana arus kas masa depan digambarkan transaksi atau saldo dapat diselesaikan

jika arus kas tersebut telah terjadi pada tanggal pengukuran.

Pengakuan selisih kurs

Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada proses

penjabaran pos moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter

tersebut dijabarkan, pada pengakuan awal selama periode atau pada periode

laporan keuangan sebelumnya, diakui dalam laba rugi pada periode saat

terjadinya, kecuali pada selisih kurs investasi neto dalam kegiatan usaha luar

negeri.

Selisih Kurs-Komprehensif

Jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter diakui dalam pendapatan

komprehensif lain, maka setiap komponen kurs dari keuntungan atau kerugian

tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain. Sebaliknya, jika keuntungan

atau kerugian pos nonmoneter diakui dalam laba rugi, maka setiap komponen kurs

dari keuntungan atau kerugian tersebut diakui dalam laba rugi.

Selisih Kurs-Investasi Neto

Selisih kurs yang timbul pada pos moneter yang membentuk bagian dari

investasi neto entitas pelapor dalam kegiatan usaha luar negeri diakui dalam laba

rugi pada laporan keuangan tersendiri entitas pelapor (PSAK no 4) atau laporan

keuangan individual kegiatan usaha luar negeri, mana yang tepat. Dalam laporan

keuangan yang mencakup kegiatan usaha luar negeri dan entitas pelapor

(misalnya laporan keuangan konsoidasian ketika kegiatan usaha luar negeri adalah

entitas anak), selisih kurs diakui awalnya dalam pendapatan komprehensif lain

dan direklasifikasi dari euitas ke laba rugi pada saat pelepasan investasi neto.

Perubahan dalam mata uang fungsional

Ketika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional, entitas

menerapkan prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara

Page 16: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

prospektif sejak tanggal perubahan itu. Pengaruh perubahan mata uang fungsional

diperlakukan secara prospektif, maksudnya adalah entitas menjabarkan semua pos

ke dalam mata uang fungsional yang baru menggunakan kurs pada tanggal

perubahan itu. Hasil dari jumlah yang dijabarkan untuk pos nonmoneter dianggap

sebgai biaya historisnya. Selisih kurs yang timbul dari penjabaran kegiatan usaha

luar negeri yang diakui sebelumnya dalam pendapatan komprehensif lain tidak

direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sampai pelepasan kegiatan usaha tersevut.

Penggunaan Mata Uang Penyajian Selain Mata Uang Fungsional

Penjabaran dalam Mata uang Penyajian

Pada umunya mata uang penyajian di Indonesia adalah rupiah. Sebuah

entitas dapat menyajikan laporan keuangan dalam mata uang atau beberapa mata

uang selain mata uang fungsionalnya. Jika mata uang penyajian berbeda dari mata

uang fungsional entitas, maka entitas harus menjabarkan hasil dan posisi

keuangannya ke dalam mata uang penyajian.

Hasil dan posisi keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya bukan

mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dijabarkan ke dalam mata uang

penyajian yang berbeda, dengan prosedur sebagai berikut:

1. Aset dan liabilitas untuk setiap laporan posisi keuangan yang disajikan

(termasuk komparatif) dijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal

laporan posisi keuangan tersebut;

2. Penghasilan dan beban untuk setiap laporan laba rugi komprehensif atau

laporan laba rugi terpisah yang disajikan (termasuk komparatif) dijabarkan

menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan

3. Semua selisih kurs yang dihasilkan diakui dalam pendapatan komprehensif

lain.

Sedangkan, apabila hasil dan posisi keuangan entitas yang mata uang

fungsionalnya adalah mata uang ekonomi hiperinflasi, prosedur yang digunaka

adalah sebagai berikut:

1. Semua jumlah (aset, liabilitas, pos ekuitas, pendapatan, dan beban termasuk

komparatifny) dijabarkan dengan kurs penutup pada tanggal laporan posisi

keuang terkini, kecuali bahwa

Page 17: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

2. Ketika jumlah tersebut dijabarkan ke dalam mata uang ekonomi

nonhiperinflasi, maka jumlah komparatif adalah jumlah yang disajikan

sebgai jumlah tahun berjalan dalam laporan keuangan tahun sebelumnya

yang releva yaitu tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga

berikutnya atau perubahan kurs berikutnya.

Penjabaran Kegiatan Usaha Luar Negeri

Penggabungan hasil dan posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri

dengan entitas pelapor mengikuti prosedur konsolidasi normal, seperti eliminasi

saldo dan transaksi intra kelompok usaha dari entitas anak. Namun, aset atau

liabilitas moneter intra kelompok usaha, baik jangka pendek atau jangka panjang,

tidak dapat dieliminasi denga aset atau liabilitas intra kelompok usaha tanpa

menunjukkan hasil fluktuasi mata uang dalam laporan keuangan konsolidasian.

Jika laporan keuangan kegiatan usaha luar negeri memiliki tanggal yang

berbeda dengan entitas pelapor, maka kegiatan usaha luar negeri sering menyusun

laporan keuangan tambahan dengan tanggal yang sama dengan laporan keuangan

entitas pelapor. Namun, jika hal ini tidak dilakukan, PSAK no 4

memperkeknankan untuk menggunakan tanggal yang berbeda yang mana

perbedaan tersebut tidak lebih dari tiga bulan dan penyesuaian dialkukan atas

dampak setiap transaksi atau peristiwa signifikan lain yangv terjadi anatara

tanggal yang berbeda tersebut.

Goodwill yang timbul dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri dan setiap

penyesuaian nilai wajar jumlah tercata aset dan liabilitas yang timbul dari akuisis

kegiatan usaha luar negeri diperlakukan sebgai aset dan liabilitas kegiatan usaha

luar negeri tersebut. Aset dan liabilitas tersebut dinyatakan dalam mata uang

fungsional kegiatan usaha luar negeri dan dijabarkan dengan menggunkan kurs

penutup.

Pelepasan atau Pelepasan Sebagian Kegiatan Usaha Luar Negeri

Pelepasan pada suatu kegiatan usaha luar negeri, jumlah kumulatif selisih

kurs yangvterkait dengan kegiatan usaha luar negeri tersebut, yang diakui dalam

Page 18: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

pendapatan komprehensif lain dan diakumulasi dalam komponen ekuitas yang

terpisah, direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi (sebgai penyesuaian reklasifikasi)

ketika keuntungan atau kerugian dari pelepasan kegiatan usaha luar negeri diakui.

Selain hal diatas, hal berikut juga dicatat sebgai pelepasan walupun entitas

masih memiliki kepentingan pada entitas anak, entitas asosiasi, atau pengendalian

bersema entitas terdahulu, antara lain:

a. Hilangnya pengendalian pada netitas anak yang mencakup kegiatan usaha

luar negeri;

b. Hilangnya pengaruh signifikan pada netitas asosiasi yang mencakup

kegiatan usaha luar negeri; dan

c. Hilangnya pengendalian bersama pada pengendalian bersama entitas yang

mencakup kegiatan usaha luar negeri.

Pelepasan sebagian dari entitas anak yang mencakup kegiatan usaha luar

negeri, entitas mereatribusi bagian yang sebanding dari jumlah kumulatif selisih

kurs yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain ke kepentingan

nonpengendali pada kegiatan usaha luar negeri tersebut. Dalam setiap pelepasan

yang lain atas sebagian kegiatan usaha luar negeri, entitas mereklasifikasi hanya

bagian proposional dari jumlah kumulatif selisih kurs yang diakui dlaam

pendapatan komprehensif lain ke laba rugi.

Pengaruh Pajak dari Semua Selisih Kurs

Keuntungan atau kerugian transaksi valuta asing dan selisih kurs yang

timbul dalam penjabaran hasil dan posisi keuangan tentitas (termasuk kegiatan

usaha luar negeri) ke dalam mata uang yang berbeda mungkin memiliki pengaruh

pajak. PSAK 46 tentang Akuntansi Paja Penghasilan diterapkan atas pengaruh

pajak tersebut.

Entitas mengungkapkan:

a. Jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs

yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui

laba rugi sesuai dengan PSAK no 55

Page 19: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

b. Selisih kurs neto yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan

diakumulasikan dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi

selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode.

Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional, maka fakta

tersebut dinyatakan bersama dengan pengungkapan tentang mata uang fungisonal

dan alasan untuk menggunakan mata uang penyajian yang berbeda. Ketika

terdapat perubahan dalam mata uang fungsional entitas pelapor maupun kegiatan

usaha luar negeri yang signifikan, maka fakta dan alasan perubahan dalam mata

uang fungsional perlu diungkapkan.

Jika entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang yang berbeda

dari mata uang fungsionalnya, maka entitas menjelaskan bahwa laporan keuangan

tunduk pada SAK hanya jika entitas mematuhi semua persyaratan SAK yang

berlaku.

Jika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lain

dalam mata uang yang berbeda, baik mata uang fungsional maupun mata uang

penyajian, dan persyaratan pada paragraf sebelumnya tidak terpenuhi, maka

entitas:

a. Mengidentifikasi secara jelas informasi tersebut sebgai informasi tambahan

untuk membedakannya dengan informasi yang tunduk pada SAK;

b. Mengungkapkan mata uang yang digunakan dalam informasi tambahan

tersebut; dan

c. Mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang

digunakan untuk menntukan informasi tambahan tersebut.

Page 20: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

Kasus Translasi Mata Uang Asing

Sebuah perusahaan telah memulai usaha pada tanggal 1 Januari 20X6

dengan modal saham awal sebesar $2 juta. Kondisi laporan laba rugi dan neraca

pada tanggal 31 Desember 20X6 adalah sebagai berikut:

Laporan Laba Rugi

Untuk setahun, berakhir 31 Desember 20X6

Jutaan Dollar

Pendapatan                                                     32

Harga Pokok Penjualan                                   (10)

Laba kotor                                                       22

Biaya operasi                                                   (8)

Biaya administrasi                                           (2)

Laba sebelum pajak                                         12

Pajak                                                               (4)

Laba                                                               8

Neraca

Per 31 Desember 20X6

(Jutaan Dollar)

Piutang dagang                                               2

Persediaan                                                       4

Tanah (diperoleh 31 Desember 20X6)            8

Total asset                                                      14

Hutang dagang                                               4

Page 21: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

Modal saham                                                   2

Laba ditahan                                                   8

Total kewajiban dan ekuitas                        14

Catatan:

   Mata uang fungsional adalah dollar, tetapi perusahaan ingin menyajikan

laporan keuangan menggunaka euro sebagai mata uang pelaporan. Perusahaan

mentranslasikan laporan laba rugi dengan kurs rata-rata, neraca dengan kurs

penutupan. Dimana, kurs nilai tukar periode ini adalah sebagai berikut:

$1=

1 Januari 20X6                        €1

31 Desember 20X6                 €2

Kurs rata-rata                          €1.5

Translasi laporan keuangan dari Functional Currency ke Presentational Currency

Laporan Laba Rugi pada Kurs rata-rata

Untuk setahun, berakhir 31 Desember 20X6

Jutaan Dollar

Pendapatan                                                     48

Harga Pokok Penjualan                                   (15)

Laba kotor                                                       33

Biaya operasi                                                   (12)

Biaya administrasi                                           (3)

Laba sebelum pajak                                         18

Pajak                                                               (6)

Laba                                                               12

Neraca

Per 31 Desember 20X6

                                                                        Jutaan Dollar

Piutang dagang                                               4

Page 22: Instrumen Keuangan Dan Transaksi Mata Uang Asing

Persediaan                                                       8

Tanah                                                              16

Total asset                                                      28

Hutang dagang                                               8

Modal saham                                                   4

Laba ditahan                                                   12

Selisih kurs*)                                                   4

Total kewajiban dan ekuitas                           28

*)Besarnya laba ditahan seharusnya adalah  €16 juta. Namun, pada laporan laba

rugi ditranslasikan dengan kurs rata-rata, laba sebesar  €12 juta, terdapat selisih

kurs sebesar €4 juta ditunjukkan sebagai komponen ekuitas.

Referensi

IAI. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia

Epstein, Barry J, Eva K Jermakowik. 2010. Interpretation and Aplication of

International Financial Reporting Standars

http://rezwan-rizki.blogspot.com/2013/05/akuntansi-untuk-instrumen-

keuangan.html