Transaksi Dlm Mata Uang Asing n Financial Instrumen 2
description
Transcript of Transaksi Dlm Mata Uang Asing n Financial Instrumen 2
TUGAS KELOMPOK 1
PELAPORAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN
FINANCIAL INSTRUMENT, TRANSAKSI DALAM
MATA UANG ASING
Oleh:
1. Muhammad Massaid
2. Lisdawati
3. Rizkie Awalia
Pendidikan Profesi Akuntansi(PPAk)
Fakultas Ekonomi UNLAM
Banjarmasin
2014
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang.
Munculnya perdagangan bebas ini menyebabkan terbukanya kesempatan hubungan dagang
antar negara sehingga kegiatan usaha tidak lagi berorientasi di dalam negeri saja. Dari
perkembangan kegiatan usaha tersebut, transaksi yang terjadi di dalam perusahaan saat ini
berhubungan erat dengan perdagangan valuta asing sehingga tidak hanya terbatas pada
transaksi dalam bentuk mata uang domestik tapi juga transaksi dalam bentuk valuta asing.
Transaksi valuta asing ini terjadi baik di negara maju maupun negara berkembang, besar atau
kecil, pada belahan dunia yang satu ataupun yang lain sehingga menyebabkan adanya
hubungan internasional yang lebih erat dan ketergantungan ekonomi yang lebih tinggi.
Transaksi dalam mata uang asing dapat terjadi dengan dua cara, yaitu melakukan
transaksi dalam valuta asing (foreign activities) atau memiliki kegiatan usaha di luar negeri
(foreign operations). Dengan adanya transaksi perdagangan tersebut maka diperlukan adanya
nilai tukar yang disebut dengan kurs. Transaksi-transaksi ini memiliki pengaruh yang cukup
signifikan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan karena terdapat kemungkinan
terjadi selisih kurs tersebut, ditambah lagi dengan nilai kurs yang berfluktuasi secara tidak
menentu akibat gejolak moneter. Dalam praktek akuntansi yang formal di Indonesia,
transaksi dalam valuta asing terkait selisih kurs ini diperlakukan secara berbeda agar
penyajian laporan keuangan lebih akurat dan transparan. Standar akuntansi yang
mengaturnya, yaitu PSAK 10 (revisi 2010) dan penjabaran laporan keuangan mata uang asing
ini terdapat pada PSAK 11.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Financial instrument yang sesuai dengan PSAK ?
2. Bagaimana transaksi dalam mata uang asing menurut PSAK ?
3
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Financial Instrument
Financial instrument atau Instrumen keuangan adalah kontrak yang mengakibatkan
timbulnya asset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas
bagi entitas lainnya.
Asset keuangan (financial asset) adalah asset berupa:
1. kas
2. instrumen ekuitas entitas lain
3. hak kontraktual:
a. untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain
b. untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas
lain yang persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi entitas sendiri
4. kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri
dan merupakan:
o instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas
itu untuk menerima instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel , atau
o instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui
pertukaran kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan instrumen
ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini, instrumen ekuitas
entitas sendiri tidak mencakup instrumen yang berupa kontrak untuk menerima dan
menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri di masa depan; instrumen ekuitas
entitas sendiri juga tidak mencakup instrumen keuangan yang dapat dijual dengan
harga tertentu di masa depan (puttable financial instrument).
Kewajiban keuangan (financial liability) mencakup:
1. kewajiban kontraktual:
a. untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lainnya kepada entitas lain
b. untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan yang
persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi perusahaan; atau
2. kontrak yang akan atau bisa diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri dan
berupa:
4
a. instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas
untuk menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel atau
b. instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui
pertukaran kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan instrumen
ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini, instrumen ekuitas
entitas sendiri tidak mencakup instrumen keuangan yang dapat dijual dengan harga
tertentu di masa depan (puttable financial instrument).
Ada beberapa jenis dokumen yang diidentifikasi sebagai instrumen keuangan. Di
bawah cakupan yang luas dari instrumen keuangan, diklasifikasikan menjadi instrumen kas
dan instrumen derivatif. Ketika kebanyakan orang berpikir dalam instrumen keuangan,
mereka cenderung mengidentifikasi apa yang dikenal sebagai instrumen kas.
Jenis instrumen kas hanya dokumen-dokumen yang diakui sebagai kas yang dapat
digunakan untuk berbagai transaksi. Kas dalam bentuk Mata uang adalah jenis yang paling
mudah diidentifikasi dari semua instrumen kas, meskipun dokumen-dokumen seperti cek atau
transfer dana dari rekening bank juga akan digolongkan sebagai sebuah instrumen keuangan
dari jenis ini.
Instrumen derivatif adalah contoh lain dari instrumen keuangan. Klasifikasi ini akan
mencakup instrumen seperti futures , opsi, dan swap., karena memungkinan untuk melunasi
hutang dengan mentransfer kepemilikan saham dan obligasi. Dalam arti luas, instrumen
derivatif adalah beberapa jenis kontrak yang memiliki nilai berdasarkan status aset yang
mendasari / underlying asset. Beberapa analis juga memilih untuk menyertakan saham,
obligasi, dan currency futures dalam kategori ini, sementara analis yang lain cenderung
beranggapan instrumen-instrumen tersebut adalah setara kas
Kontrak masa depan (future contract) merupakan perjanjian dua atau lebih pihak
untuk membeli atau menjual komoditas tertentu atau aktiva keuangan pada tanggal tertentu
dimasa depan (yang disebut tanggal penyerahan) pada harga tertentu. Kontrak swap (swap
contract) merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk menukarkan arus kas masa
depan. Kontrak ini umumnya digunakan sebagai perlindungan atas resiko seperti tingkat
bunga dan resiko kurs valuta asing. Kontrak opsi (option contract) memberikan hak pada satu
pihak-bukan kewajiban- untuk melakukan suatu transaksi. Opsi beli merupakan hak untuk
membeli sekuritas (atau komoditas) dengan harga tertentu pada atau sebelum tanggal
penyerahan. Opsi jual (put option) adalah merupakan opsi untuk menjual sekuritas dengan
5
harga tertentu atau sebelum tanggal penyerahan. Opsi amerika dapat dieksekusi sebelum
tanggal penyerahan, sementara opsi Eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal penyerahan.
Jenis dokumen lain yang sering berfungsi sebagai instrumen keuangan. Dalam dunia
pendanaan real estate, hipotek memenuhi syarat sebagai instrumen keuangan. surat berharga
atau indeks saham juga memenuhi definisi dasar untuk dikategorikan sebagai instumen
keuangan. Bills of exchange-pun biasanya diakui sebagai instrumen keuangan juga.
Sebuah instrumen keuangan dapat berupa hard copy dokumen, atau dokumen virtual.
Mata uang dan cek akan mewakili dokumen instrumen keuangan berbentuk fisik yang
mewakili nilai-nilai moneter tertentu dan bebas digunakan untuk transaksi. Transfer dana
antar rekening bank akan menjadi contoh instrumen keuangan virtual. Saham dan obligasi
mungkin berupa hard copy atau mungkin berupa catatan virtual yang merupakan hak dan
keistimewaan investor pemiliknya.
Instrumen keuangan dapat dikategorikan dalam bentuk tergantung pada apakah
mereka adalah instrumen kas atau instrumen derivative. Instruments kas adalah instrumen
keuangan yang nilainya ditentukan langsung oleh pasar. Mereka dapat dibagi menjadi efek ,
yang mudah dipindahtangankan, dan instrumen kas lainnya seperti pinjaman dan deposito , di
mana baik peminjam dan pemberi pinjaman harus setuju pada transfer.
Instrumen Derivatif adalah instrumen keuangan yang berasal dari nilai nilai dan
karakteristik dari satu atau lebih underlying asset / aset yang mendasari. Mereka dapat dibagi
ke dalam derivatif yang diperdagangkan atau dipertukaran dan over-the-counter (OTC)
derivatif.
Over-the-counter (OTC) derivatif adalah kontrak yang diperdagangkan dan
dinegosiasikan secara langsung antara dua pihak, tanpa melalui perantara Produk seperti
swaps , forward rate agreements , dan exotic options hampir selalu diperdagangkan dengan
cara ini. Pasar derivatif OTC adalah pasar terbesar untuk derivatif, dan sebagian besar tidak
diatur sehubungan dengan keterbukaan informasi antara pihak-pihak yang berhubungan,
karena pasar OTC terdiri dari bank dan pihak lain yang sangat moderat, seperti hedge fund .
Jumlah transaksi di OTC sulit dilaporkan karena perdagangan dapat terjadi secara
pribadi, tanpa aktivitas yang dapat dilihat pada setiap pertukaran. Menurut Bank for
International Settlements, total Saldo nasional adalah $ 684.000.000.000.000 (per Juni 2008). [6] dari total jumlah nasional, 67% adalah interest rate contracts /tingkat bunga kontrak, 8%
adalah credit default swap (CDS) , 9 % adalah kontrak valuta asing, 2% adalah kontrak
komoditi, 1% adalah kontrak ekuitas, dan 12% yang lain.
6
Karena derivatif OTC tidak diperdagangkan di bursa, maka tidak ada institusi counter
pusat (institusi yang mengatur jalannya kontrak). Oleh karena itu, mereka lebih berfokus pada
risiko counter-party, seperti kontrak yang biasa terjadi, karena masing-masing pihak-counter
bergantung pada yang lain dalam melakukan kontrak.
Exchange-traded derivative contracts (ETD) /Exchange- kontrak derivatif yang
diperdagangkan adalah instrumen derivatif yang diperdagangkan melalui bursa derivatif
khusus atau bursa lainnya. derivatives exchange adalah pasar di mana individu
memperdagangan kontrak standar yang telah ditentukan oleh bursa. Derivatives exchange
bertindak sebagai perantara untuk seluruh transaksi yang terkait, dan mengambil margin awal
dari kedua sisi perdagangan untuk digunakan sebagai jaminan. bursa derivatif terbesar di
dunia ini (menurut jumlah transaksi) adalah Efek Korea (yang daftar KOSPI Indeks Futures
& Options), Eurex (yang berisi berbagai macam produk Eropa seperti suku bunga & produk
indeks), dan CME Group (terdiri dari penggabungan ditahun 2007 dari Chicago Mercantile
Exchange dan Chicago Board of Trade dan akuisisi 2008 dari New York Mercantile
Exchange ). Menurut BIS, omzet gabungan derivatif di bursa dunia sebesar $
344.000.000.000.000 sebelum Q4 tahun 2005. Beberapa jenis instrumen derivatif juga
mungkin diperdagangan di bursa tradisional.
Misalnya, instrumen hybrid seperti konversi utang dan konversi preferen (konversi
pilihan) mungkin terdaftar di bursa saham atau obligasi. Juga, waran (atau "rights") dapat
terdaftar di bursa ekuity.
Performance Rights/Kinerja Hak dan berbagai instrumen lain yang pada dasarnya
terdiri dari seperangkat pilihan kompleks, digabungkan dalam paket sederhana dan secara
rutin didaftarkan pada bursa ekuitas. Seperti derivative lainnya, derifatif yang
diperdagangkan ke public ini, memberikan investor akses ke risiko / imbalan dan
karakteristik volatilitas, sementara sedang terkait dengan suatu underlying komoditas.
Instrumen keuangan dapat dikategorikan dengan "kelas aset" tergantung pada apakah
berbasis ekuitas (mencerminkan kepemilikan dari entitas yang menerbitkan) atau berdasarkan
utang (yang mencerminkan suatu pinjaman investor yang telah dilakukan entitas yang
menerbitkan).
Utang dapat dikategorikan lebih lanjut ke dalam jangka pendek (kurang dari satu
tahun) atau jangka panjang. Sedangkan instrumen mata uang asing /Devisa dan transaksi
yang ada didalamnya tidak berbasis hutang atau ekuitas dan termasuk dalam kategori mereka
sendiri.
7
A. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
PSAK 10 (revisi 2010) merupakan standar akuntansi yang mengatur mengenai
pengaruh perubahan nilai tukar valuta asing pada laporan keuangan khususnya di Indonesia,
ketika transaksi dalam valuta asing tersebut mempengaruhi pelaporan keuangan yang
disajikan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya bermacam-macam jenis valuta asing di
dalam suatu perusahaan, maka manajemen perlu mempertimbangkan mengenai mata uang
fungsional yang akan dipakai pada kegiatan operasional perusahaan. Mata uang fungsional
merupakan mata uang pada lingkungan ekonomi utama tempat suatu entitas beroperasi, yang
akan menjadi tolak ukur yang konsisten. Sekali mata uang fungsional ditentukan tidak dapat
diubah kembali kecuali ada kejadian khusus yang mempengaruhi indikator dalam
menentukan mata uang fungsional tersebut. Mata uang fungsional biasanya disebut sebagai
mata uang dasar (base currency) dalam menentukan pengukuran dan nilai tukar atau dalam
perhitungan selisih kurs.
1. Definisi
Dalam PSAK 10 dan 11 menjelaskan tentang kegiatan usaha luar negeri (foreign
operation) adalah suatu anak perusahaan (subsidiary), perusahaan asosiasi (associates), usaha
patungan (joint venture) atau cabang perusahaan pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di
suatu negara di luar negara perusahaan pelapor. Kegiatan usaha tersebut dapat merupakan
suatu bagian integral dari suatu perusahaan pelapor atau suatu entitas asing.
Entitas asing (foreign entity) adalah suatu kegiatan usaha luar negeri (foreign
operation), yang aktivitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan
pelapor.
Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan
keuangan. Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan suatu perusahaan.
Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Selisih kurs (exchange difference) adalah selisih
yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang
pelaporan pada kurs yang berbeda. Kurs penutup (closing rate) adalah nilai tukar spot pada
tanggal neraca. Investasi neto dalam suatu entitas asing adalah bagian (share) perusahaan
pelapor dalam aktiva neto suatu entitas asing. Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva
dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran
8
aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction).
Suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau
membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang. asing, termasuk transaksi yang timbul
ketika suatu perusahaan:
a. Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu
mata uang asing.
b. Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam
suatu mata uang asing.
c. Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana;
atau
d. Memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban, yang
didenominasi dalam suatu mata uang asing.
Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs
spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi
sering digunakan. Jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata
untuk satu periode tidak dapat diandalkan.
2. Pelaporan Pada Tanggal Neraca Berikutnya
Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata
uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam
menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai
indikator yang obyektif. Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs
tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi. Pos
non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan
menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan. Nilai terbawa dari suatu
pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan.
3. Pengakuan Selisih Kurs (Recognition of Exchange Differences)
Dalam PSAK 10 Paragraf 13 hingga 17 menjelaskan perlakuan akuntansi yang
diharuskan. Pernyataan ini sehubungan dengan selisih kurs atas transaksi dalam mata uang
asing. Paragraf tersebut juga mencakup perlakuan wajib (benchmark treatment) untuk selisih
kurs sebagai akibat devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang yang tidak
memungkinkan dilakukannya hedging dan yang menimbulkan kewajiban tak terselesaikan
9
sehubungan dengan perolehan aktiva dalam mata uang asing. Perlakuan alternatif yang
diijinkan untuk selisih kurs seperti itu dijelaskan dalam paragraf 20.
Pernyataan ini mengatur akuntansi hedge sebatas selisih kurs dalam transaksi hedge.
Aspek lain dari akuntansi hedge diatur dalam standar akuntansi keuangan terkait. Kecuali
untuk hal-hal yang diuraikan dalam paragraf 16 dan 18, selisih penjabaran pos aktiva dan
kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi kurs yang
timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba
rugi periode berjalan.
Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan
tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata
uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode
akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika
timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi,
maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan
perubahan kurs untuk masing-masing periode.
4. Transaksi Valuta Berjangka
Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua valuta
asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan
tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Pada hakekatnya transaksi tersebut
dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang bersifat tetap
selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian akibat perubahan
kurs. Dalam transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya memperhitungkan premi yang
ditetapkan terlebih dahulu .
Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging
hutang adalah sebagai berikut:
a. Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat
sebagai diskonto atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak
valuta berjangka.
b. (Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata
uang asing (yang diproteksi melalui hedging), forward receivable dan forward payable
dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs
tanggal neraca dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan
atau kerugian kurs periode berjalan.
10
c. Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau
premi yang belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang
berhubungan harus dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi
neto dari seluruh pos tersebut.
5. Investasi Neto dalam suatu Entitas Asing
Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya
membentuk bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan
sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat pelepasan (disposal)
investasi neto dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban. Suatu
perusahaan mungkin memiliki suatu pos moneter berupa hutang piutang dengan suatu entitas
asing. Apabila timbulnya dan penyelesaian pos moneter tersebut tidak terencana, dalam
substansinya merupakan suatu perluasan, atau pengurangan dari, investasi neto perusahaan
dalam entitas asing tersebut. Pos moneter itu mungkin mencakup piutang jangka panjang atau
pinjaman tetapi tidak mencakup piutang dagang atau hutang dagang.
Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan sebagai
suatu hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan
sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga pelepasan (disposal) investasi
neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban.
6. Perlakuan Alternatif yang Diijinkan
Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu
mata uang dalam keadaan tidak tersedia fasilitas hedging dan menimbulkan kewajiban yang
tak terselesaikan akibat-perolehan aktiva yang baru saja dilakukan dan harus dilunasi dalam
mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying
amount) aktiva tersebut sepanjang nilai tercatat aktiva yang telah disesuaikan tidak melebihi
jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh
kembali (amount recoverable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut. Alternatif
yang dipilih harus diungkapkan secukupnya.
Selisih kurs tidak termasuk dalam nilai tercatat suatu aktiva jika tersedia fasilitas
hedging hutang valuta asing yang timbul dari perolehan aktiva. Tetapi, kerugian akibat
perubahan kurs adalah bagian yang secara langsung dapat diatribusikan pada biaya perolehan
aktiva jika kewajiban tidak dapat diselesaikan dan tidak terdapat alat praktis untuk hedging,
contohnya, jika sebagai hasil dari pengendalian valuta asing terdapat penundaan dalam
11
memperoleh mata uang asing. Maka dalam keadaan demikian biaya perolehan aktiva
termasuk selisih kurs.
7. Pengungkapan
Perusahaan harus mengungkapkan:
a. Jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk periode
tersebut;
b. Selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur
yang terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode; dan
c. Jumlah selisih kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam nilai tercatat
suatu aktiva sesuai dengan perlakuan alternatif yang diijinkan dalam paragraf 20.
Perusahaan mengungkapkan dampak atas pos-pos moneter mata uang asing sehubungan
dengan suatu perubahan dalam kurs yang terjadi setelah tanggal neraca jika perubahan
tersebut sedemikian besar sehingga bila tidak diungkapkan akan mempengaruhi kemampuan
pembaca laporan keuangan untuk membuat evaluasi dan keputusan yang tepat.
Pengungkapan juga diperlukan sehubungan dengan kebijakan manajemen risiko mata uang
asing.
Suatu kegiatan usaha luar negeri yang merupakan bagian integral dengan operasi
perusahaan pelapor menjalankan usahanya seolah-olah suatu perluasan dari operasi
perusahaan pelapor. Karenanya, perubahan dalam nilai tukar mempengaruhi masing- masing
pos moneter pada kegiatan usaha luar negeri daripada investasi neto perusahaan pelapor
dalam operasi tersebut.
Sebaliknya, suatu entitas asing mengakumulasikan kas dan pos moneter lainnya,
mengadakan pengeluaran, menghasilkan pendapatan atau berhutang, dalam mata uang
setempat. Entitas asing mungkin juga melakukan transaksi dalam mata uang asing, termasuk
transaksi dalam mata uang perusahaan pelapor. Perubahan dalam nilai tukar hanya sedikit
atau bahkan tidak berdampak atas arus kas dari operasi baik sekarang maupun yang akan
datang untuk entitas asing maupun perusahaan pelapor. Perubahan dalam nilai tukar
mempengaruhi investasi neto perusahaan pelapor dalam entitas asing ketimbang pos-pos
moneter dan non- moneter secara individual yang dipegang oleh entitas asing.
Indikasi entitas asing (foreign entity) mencakup:
a. walaupun perusahaan pelapor mungkin mengendalikan kegiatan usaha luar
negeri, tetapi masih terdapat tingkat otonomi yang memadai;
12
b. transaksi-transaksi dengan perusahaan pelapor bukan suatu proporsi besar bagi
kegiatan usaha luar negeri;
c. aktivitas operasi luar negeri dibiayai terutama dari operasinya sendiri atau
pinjaman lokal, bukan dari perusahaan pelapor;
d. biaya tenaga kerja, bahan baku dan komponen lainnya dari produk atau jasa
kegiatan usaha luar negeri terutama dibayar atau diselesaikan dalam mata uang lokal
daripada dalam mata uang pelaporan;
e. penjualan kegiatan usaha luar negeri terutama dalam mata uang yang berbeda
dengan mata uang pelaporan; dan
f. pengelolaan arus kas mandiri.
Laporan keuangan dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang merupakan bagian
integral dari perusahaan pelapor harus dijabarkan dengan menggunakan prosedur
sebagaimana dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 10 tentang
Transaksi dalam Mata Uang Asing, seolah-olah transaksi kegiatan usaha luar negeri tersebut
merupakan transaksi perusahaan pelapor sendiri. Masing- masing pos dalam laporan
keuangan kegiatan usaha luar negeri dijabarkan seolah-olah seluruh transaksi telah
dilaksanakan sendiri oleh perusahaan pelapor.
(a) Biaya perolehan dan beban penyusutan aktiva tetap berwujud, dijabarkan menggunakan
kurs tanggal transaksi atau, jika aktiva dinilai dengan nilai wajar, menggunakan kurs pada
tanggal penilaian.
(b) Biaya persediaan (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 14 tentang
Persediaan) dijabarkan dengan menggunakan kurs pada saat biaya terjadi.
(c) Jumlah yang dapat dipulihkan (recoverable amount) atau nilai yang dapat direalisasikan
(realisable value) dari suatu aktiva dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku
pada saat penilaian
Dalam menjabarkan laporan keuangan suatu entitas asing untuk
disatukan/diinkorporasi dengan laporan keuangan perusahaan pelapor, digunakan prosedur
sebagai berikut:
(a) Aktiva dan kewajiban entitas asing, baik moneter maupun non moneter dijabarkan dengan
menggunakan kurs penutup (closing rate).
13
(b) Pendapatan dan beban entitas asing dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku
pada tanggal transaksi.
(c) Beda nilai tukar yang terjadi disajikan sebagai "selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan" dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas sampai pelepasan investasi neto yang
bersangkutan.
Mata uang fungsional adalah mata uang utama dalam arti substansi ekonomi yaitu
mata uang utama yang dicerminkan dalam kegiatan operasi perusahaan. Mata uang pelaporan
adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan. Mata uang
pencatatan adalah mata uang yang digunakan oleh perusahaan untuk membukukan transaksi.
Dengan demikian, mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan.
Suatu mata uang merupakan mata uang fungsional apabila memenuhi indikator
berikut ini secara menyeluruh (kumulatif):
a) Indikator arus kas: arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan
didominasi oleh mata uang tertentu,
b) Indikator harga jual: harga jual produk perusahaan dalam periode jangka pendek sangat
dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang tertentu atau produk perusahaan
secara dominan dipasarkan untuk ekspor, dan
c) Indikator biaya: biaya-biaya perusahaan secara dominan sangat dipengaruhi oleh
pergerakan mata uang tertentu.
Laporan keuangan konsolidasi disajikan dalam mata uang fungsional. Penjabaran
laporan keuangan anak perusahaan ke mata uang fungsional pada laporan keuangan
konsolidasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
i) Aktiva dan kewajiban dijabarkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca;
ii) Ekuitas dijabarkan dengan menggunakan kurs historis;
iii) Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata tertimbang;
iv) Dividen diukur dengan menggunakan kurs tanggal pencatatan dividen tersebut;
v) Prosedur (i) sampai (iv) di atas akan menghasilkan selisih penjabaran kembali yang
disajikan dalam akun ekuitas sebagai “Selisih Penjabaran”.
Mata uang pencatatan induk perusahaan harus sama dengan mata uang pelaporan
konsolidasi.
14
Perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut ini:
a) Alasan penentuan mata uang pelaporan
b) Perubahan mata uang pelaporan dan alasan perubahannya:
alasan perubahan
kurs (historis, sekarang, atau rata-rata tertimbang) yang digunakan dalam pengukuran
kembali atau penjabaran,
ikhtisar neraca dan laporan laba-rugi yang disajikan sebagai perbandingan dalam mata
uang pelaporan sebelumnya.
15
Kasus
Mengelola Investasi di Luar Negeri : Valuta Siapa?
Offshore Investment Fund (OIF) didirikan di Fairfield, Connecticut untuk tujuan tunggal agar
pemegang saham di AS bisa melakukan investasi dalam surat-surat berharga di Malta. OIF
terdaftar di New York Stock Exchange. Custodian dari dana ini adalah shady Rest Bank and
Trust Company of Connecticut (“Shady Rest”), yang mencatat perkiraan-perkiraan dana ini.
Pertanyaan segera timbul mengenai valuta mana yang harus dipakai dalam buku pencatatan.
Shady Rest memulai pencatatan OIF dalam Lira Malta, karena dana tersebut hanya
diinvestasikan dalam saham-saham di Malta Stock Exchange. Kemudian, auditor OIF, Big
Six menyatakan bahwa, dalam pendapat mereka, valuta fungsional yang lebih tepat adalah
dollar AS.
Efek-Efek Keputusan
Keputusan untuk mengadopsi dollar AS sebagai valuta fungsional bagi dana tersebut
menciptakan kesukaran manajerial yang substansial. Untuk satu hal, penulisan kembali dan
pengerjaan kembali transaksi-transaksi akuntansi merupakan suatu tugas yang monumental
yang menunda publikasi perkiraan-perkiraan tahunan. Konsep valuta fungsional merupakan
gagasan yang asing di Malta, dan efek-efek dari valuta yang dipilih tidak jelas bagi para
manajer. Akibatnya, mereka terus mengelola OIF sampai akhir November tanpa mengetahui
dampak dari valuta yang dipilih atas hasil-hasil investasi.
Kesukaran-kesukaran tambahan yang ditimbulkan oleh pemilihan fungsional adalah:
a. Shady Rest, Walaupun mengelola berbagai dana berjumlah total sekitar $300 milyar,
masih belum membentuk sistem akuntansi multi-valuta yang memadai sementara
pembelian surat berharga dulu biasanya dicatat dalam jurnal sederhana, sekarang
diperlukan 3 ayat jurnal. Selain itu, pembayaran atas pembelian itu sendiri bisa
mempengaruhi laporan laba-rugi periode berjalan.
b. Masalah-masalah yang lebih serius berkaitan dengan operasi harian. Pada saat suatu
transaksi diprakarsai, manajer Dana tidak mengetahui dampak keuangan akhir dari
transaksi tersebut. Sebagai sebuah contoh, selama tahun pertama operasi, manajer dana
yakin bahwa transaksi penjualan portofolio-nya telah menghasilkan laba lebih dari $ 1
juta. Ketika transaksi ini kemudian direflesikan dalam perkiraan-perkiraan dolar AS,
keuntungan transaksi ditutupi oleh kerugian valuta yang berjumlah total sekitar $ 7 juta!
16
Alasan-Alasan Yang Diajukan Bagi Pemilihan Dollar Sebagai Valuta Fungsional
Auditor Big-six memberikan alasan-alasan berikut ini mengapa dollar dipilih sebagai valuta
fungsional OIF :
a. OIF didirikan di AS
b. Didanai oleh pemegang saham AS
c. Deviden ditentukan dan dibayar dalam Dollar AS
d. Pelaporan keuangan didasarkan pada GAAP AS dan dalam Dollar AS
e. Biaya-biaya administrasi dan konsultasi dihitung berdasarkan aktiva bersih AS dan
dibayar dalam dollar AS
f. Sebagian besar beban terjadi dan dibayar di AS
g. Catatan-catatan akuntansi dibuat dalam Dollar As
h. OIF menjadi subjek pajak AS, SEC dan regulasi 1940 Exchange Act
Karena OIF dibentuk untuk memudahkan investasi di Malta, diasumsikan bahwa
pemegang saham di AS berkepentingan dengan akibat-akibat dari perubahan kurs atas arus
kas dan modal OIF; yaitu, pemegang saham tidak hanya melakukan investasi dalam surat-
surat berharga di Malta karena yield-nya yang menarik, tetapi juga karena tertarik pada
keuntungan dari permainan valuta yang mempengaruhi pengukuran arus kas dan modal
secara langsung.
Sudut Pandang Manajemen
Manajemen tidak setuju dengan kesimpulan auditor. Berikut ini adalah bantahan-
bantahan atas poin-poin yang diajukan Big-six:
a. Didirikan di AS dengan pemegang-pemegang saham dari AS. FAS 52 dengan jelas
menyatakan bahwa valuta fungsional harus ditentukan oleh “lingkungan ekonomi utama
tempat entitas yang bersangkutan beroperasi”, bukannya detail-detail teknis pendirian.
Sama halnya, fakta bahwa perusahaan memiliki pemegang-pemegang saham AS dan
deviden dibayar dalam dollar AS tidak disebutkan dalam FAS 52 sebagai suatu
pertimbangan yang relevan. Bahkan, FAS 52 sendiri seluruhnya berkenaan dengan
perusahaan dan manajemennya, bukan pemegang sahamnya.
b. Pelaporan keuangan dalam dollar AS berdasarkan GAAP AS. Auditor gagal
membedakan antara valutas pelaporan dan valuta fungsional. Adalah jelas bahwa dollar
17
AS harus menjadi valuta pelaporan tetapi hal itu sendiri tidak mengimplikasikan bahwa
dollar AS merupakan valuta fungsional.
c. Pembayaran beban-beban tertentu dalam dollar AS. Pembayaran beban-beban dalam
dollar bukan merupakan alasan untuk memilih dollar sebagai valuta fungsional. Walaupun
beban sekitar $ 8 juta untuk tahun kalender 19X6 bisa dikatakan telah terjadi dalam dollar As,
pendapatn yang berjumlah diatas $ 100 juta dihasilkan dalam Lira Malta.
d. Regulasi pajak AS dan SEC. Pertimbangan-pertimbangan ini tidak relevan dengan valuta
fungsional, tetapi relevan dengan valuta pelaporan.
Argumen yang menolak dollar sebagai valuta fungsional menyatakan bahwa pemilihan dollar
sebagai valuta fungsional tidak menyediakan informasi yang, dalam kata-kata FAS 52,
“secara umum cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus
kas dan modal perusahaan.” Tegasnya, dari sudut pandang operasi, arus kas OIF seluruhnya
berlokasi di Malta, sejak transfer dana awal dari hasil pengeluaran modal dilakukan. OIF
membeli dan menjual investasi di Malta, dan menerima semua labanya dari negara tersebut.
Jika valuta fungsional-nya adalah Lira, maka fluktuasi valuta yang terealisir hanya diakui jika
tersebut dikembalikan ke AS. Praktik yang berlaku sekarang dalam “merealisasikan”
keuntungan atau kerugian transaksi ketika misalnya, kas di Malta digunakan untuk membeli
investasi, keliru dan menyesatkan.
Kajilah sebuah contoh. Anggaplah OIF mendepositkan L 1,000,000 pada sebuah bank
Malta ketika kurs L 1 = $ 3. Seminggu kemudian ketika kurs, katakanlah, L 1 = $ 2,90, OIF
membeli dan membayar suatu investasi seharga L 1,000,000 yang kemudian dijual kembali
pada hari itu juga, dan mengganggap bahwa investasi tersebut tidak bijaksana. Dengan
mengabaikan biaya transaksi, OIF memiliki kas L 1,000,000 di malta, baik pada awal
maupun pada akhir minggu. Jika valuta fungsionalnya adalah Lira Malta, tidak ada
keuntungan atau kerugian terealisasi. Tetapi, jika ditranslasikan ke dollar, terdapat kerugian
valuta yang belum terealisasi sebesar $ 100.000, yang akan terealisasi jika dan ketika jumlah
yang bersangkutan dikembalikan ke AS. Hal ini sesuai dengan logika; analogis dengan
pembelian saham yang harganya kemudian jatuh. Jika dollar AS merupakan mata uang
fungsional, transaksi yang bersangkutan akan menghasilkan kerugian transaksi yang terealisir
sebesar $ 100,000. Dari sudut pandang akal sehat apapun mengenai arus kas, hasil
menggelikan; tentu, hal ini memperlihatkan bahwa, menimbang alasan eksistensi OIF, efek
dari pengadopsian dollar AS sebagai valuta fungsional atas laba yang dilaporkan adalah sama
menggelikannya.
18
Nilai aktiva netto OIF ditentukan tiap minggu dalam dollar As dan dilaporkan kepada
para pemegang saham berdasarkan basis tersebut. Hal ini seluruhnya konsisten dengan
pandangan yang mengimplikasikan bahwa, pada tiap transaksi, terdapat pilihan yang realistik
dan praktis untuk berpindah antara dua valuta yang terlibat. Hal ini ternyata tidak benar, OIF
dilikuidasi atau, sebagai suatu tindakan bijaksana yang temporer semata, jika yield Malta
berada dibawah yield AS.
19
DAFTAR PUSTAKA
IAI. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 10
IAI. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 11
IAI. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 50
IAI. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 52
International Accounting Standard 32 dan 39
Statement of Financial Accounting Standards No. 52
20