ijpst_vol_1_no_2_007

13
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 8 Analisis Simplisia Saintifikasi Jamu Antihipertensi, Antihiperglikemia, Antihiperkolesterolemia Dan Antihiperurisemia Supriyatna 1 , Hadiyana Sukandar 2 , Imas Maesaroh 1 1 Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran 2 Statistika Universitas Padjadjaran Abstrak Penelitian ini dirancang untuk mengetahui jenis-jenis simplisia untuk formula saintifikasi jamu (antihipertensi, antihiperglikemia, antihiperkolesterolemia dan antihiperurisemia), efektivitas pada pasien (hipertensi, hiperglikemia, hiperkolesterol dan hiperurisemia) yang menggunakan saintifikasi jamu dan harga simplisia saintifikasi jamu dibandingkan obat generik. Data diambil secara retrospektif dari bulan Januari-Desember 2013 dan wawancara. Efektivitas terapi dianalisis menggunakan paired sample t test dan independent sample t test. Harga saintifikasi jamu dihitung per simplisia dibandingkan dengan harga obat generik. Hasil penelitian diperoleh data ada 18 simplisia yang digunakan untuk formula saintifikasi antihipertensi, antihiperglikemia, antihiperkolesterolemia dan antihiperurisemia. Efektivitas saintifikasi jamu menunjukkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok jamu antihipertensi 12,67 % dan 2,33%, kadar glukosa darah puasa (GDP) 10,09% pada kelompok jamu antihiperglikemia, kadar kolesterol total 4,33 % pada kelompok jamu antihiperkolesterolemia dan kadar asam urat 32,91 % pada kelompok antihiperurisemia. Harga total saintifikasi jamu per hari lebih mahal daripada obat generik, untuk antihipertensi Rp 1.290, antihiperglikemia Rp 750, antihiperkolesterolemia Rp 547,5 dan antihiperurisemia Rp 377,5. Kata kunci: Saintifikasi jamu, simplisia, efektivitas terapi Analysis Herb Scientification Antihypertensive, Antihyperglycemia, Antihipercolesterolemia and Antihiperurisemia Abstract This study was designed to determine the types of herbal (simplisia) for the formula of herb scientification (antihypertensive, antihyperglycemia, antihiperkolesterolemia and antihiperurisemia), the effectiveness on patients (hypertensive, hyperglycemia, hypercolesterol and hyperrurisemia) that used herb scientification and the price of simplisia than generic. The data was taken from January-December 2013 retrospectively and interviews. Therapy effectiveness was analyzed use paired sample t test and independent sample t test. The price of herb scientification calculated per simplicia than the price of generic. The result of the study obtained the data 18 simplicias that used for the formula of scientification antihypertensive, antihyperglycemia, antihiperkolesterolemiaand

description

jurnal

Transcript of ijpst_vol_1_no_2_007

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    8

    Analisis Simplisia Saintifikasi Jamu Antihipertensi,

    Antihiperglikemia, Antihiperkolesterolemia Dan

    Antihiperurisemia

    Supriyatna

    1, Hadiyana Sukandar

    2, Imas Maesaroh

    1

    1Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran

    2Statistika Universitas Padjadjaran

    Abstrak

    Penelitian ini dirancang untuk mengetahui jenis-jenis simplisia untuk formula

    saintifikasi jamu (antihipertensi, antihiperglikemia, antihiperkolesterolemia dan

    antihiperurisemia), efektivitas pada pasien (hipertensi, hiperglikemia,

    hiperkolesterol dan hiperurisemia) yang menggunakan saintifikasi jamu dan harga

    simplisia saintifikasi jamu dibandingkan obat generik. Data diambil secara

    retrospektif dari bulan Januari-Desember 2013 dan wawancara. Efektivitas terapi

    dianalisis menggunakan paired sample t test dan independent sample t test. Harga

    saintifikasi jamu dihitung per simplisia dibandingkan dengan harga obat generik.

    Hasil penelitian diperoleh data ada 18 simplisia yang digunakan untuk formula

    saintifikasi antihipertensi, antihiperglikemia, antihiperkolesterolemia dan

    antihiperurisemia. Efektivitas saintifikasi jamu menunjukkan penurunan tekanan

    darah sistolik dan diastolik pada kelompok jamu antihipertensi 12,67 % dan

    2,33%, kadar glukosa darah puasa (GDP) 10,09% pada kelompok jamu

    antihiperglikemia, kadar kolesterol total 4,33 % pada kelompok jamu

    antihiperkolesterolemia dan kadar asam urat 32,91 % pada kelompok

    antihiperurisemia. Harga total saintifikasi jamu per hari lebih mahal daripada obat

    generik, untuk antihipertensi Rp 1.290, antihiperglikemia Rp 750, antihiperkolesterolemia Rp 547,5 dan antihiperurisemia Rp 377,5.

    Kata kunci: Saintifikasi jamu, simplisia, efektivitas terapi

    Analysis Herb Scientification Antihypertensive,

    Antihyperglycemia, Antihipercolesterolemia and

    Antihiperurisemia

    Abstract

    This study was designed to determine the types of herbal (simplisia) for the

    formula of herb scientification (antihypertensive, antihyperglycemia,

    antihiperkolesterolemia and antihiperurisemia), the effectiveness on patients

    (hypertensive, hyperglycemia, hypercolesterol and hyperrurisemia) that used herb

    scientification and the price of simplisia than generic. The data was taken from

    January-December 2013 retrospectively and interviews. Therapy effectiveness

    was analyzed use paired sample t test and independent sample t test. The price of

    herb scientification calculated per simplicia than the price of generic. The result of

    the study obtained the data 18 simplicias that used for the formula of

    scientification antihypertensive, antihyperglycemia, antihiperkolesterolemiaand

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    9

    antihiperurisemia. Herb scientification effectiveness showed the insignificant

    decreasing to systolic and diastolic blood pressure on groups of antihypertensive

    herb 12, 67 % and 2, 33 %, level of GDP (glukosa darah puasa) 10, 09 % on the

    groups of antihyperglycemia, and total cholesterol level 4, 33 % on groups of

    antihypercolesterolemia. Whereas scientification anti hyperuricemia herb showed

    the decreasing of uric acid levels significantly at 32, 91 %. The total price of herb

    scientification per day more expensive that generic, for antihypertensive Rp.

    1.290, antihyperglycemia Rp. 750, antihypercolesterolemia Rp. 547, 5 and

    antihyperurisemia Rp. 377, 5.

    Keywords: Herb Scientification, simplicia, herapy effectiveness

    Pendahuluan

    Jamu sudah dikenal sejak dahulu

    sebagai obat tradisional Indonesia.

    Riset Kesehatan Dasar 2010

    menunjukkan bahwa penduduk

    Indonesia yang mengkonsumsi jamu

    sebesar 95,60% pernah merasakan

    manfaatnya pada semua kelompok

    umur dan status ekonomi, baik di

    pedesaan maupun diperkotaan tetapi

    pemanfaatannya selama ini masih

    sebatas pengobatan sendiri dan belum

    dilakukan di fasilitas kesehatan. 1

    Ada beberapa persyaratan agar

    jamu digunakan di fasilitas kesehatan.

    Persyaratan tersebut antara lain yaitu

    tersedianya jamu yang aman

    berdasarkan uji toksisitas, memiliki

    khasiat nyata yang teruji secara ilmiah

    (berdasarkan data empirik yang

    dibuktikan dengan uji manfaat

    praklinik) serta berkualitas (mengacu

    pada pedoman yang berlaku secara

    nasional). Untuk memenuhi

    persyaratan tersebut, mengacu kepada

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik

    Indonesia Nomor

    1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang

    penyelenggaraan pengobatan

    komplementer alternatif di fasilitas

    kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

    telah mencanangkan program

    unggulan Saintifikasi Jamu pada tahun

    2010 di Kabupaten Kendal kemudian

    diatur melalui Permenkes RI Nomor

    003/Menkes/Per/2010 tentang

    saintifikasi jamu dalam penelitian

    berbasis pelayanan kesehatan.2,3

    Saintifikasi jamu telah difokuskan

    pada empat formula untuk mengatasi

    gejala hipertensi, hiperglikemia,

    hiperurisemia dan hiperkolesterol.

    Dalam empat formula ini terdiri dari

    jamu dasar yang mengandung

    meniran, temulawak dan kunyit yang

    memiliki efek sebagai penyegar serta

    jamu yang mengandung bahan-bahan

    berkhasiat (Tabel 1).

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    10

    Tabel 1 Formula Saintifikasi Jamu untuk Antihipertensi, Antihiperglikemia,

    Antihiperurisemia dan Antihiperkolesterol

    No Khasiat Formula Saintifikasi Jamu

    1. Anti hipertensi - Seledri 4,5,6 - Meniran 9,10 - Kumiskucing 7 - Temulawak 11 - Pegagan 8 - Kunyit

    2. Anti

    hiperglikemia

    - Sambiloto 12,13 - Temulawak - Brotowali 14,15 - Kunyit - Meniran

    3. Anti

    hiperurisemia

    - Daun kepel 16,17,18 - Meniran 20 - Kayu secang - Temulawak - Tempuyung 19 - Kunyit

    4. Anti

    hiperkolesterol

    - Daunjatibelanda21,22 - Temulawak - Kemuning 23 - Kunyit - Meniran

    Dari empat formula jamu yang

    diteliti, dua formula sudah ada bukti

    ilmiahnya, yakni jamu tekanan darah

    tinggi dan asam urat. Dua jenis jamu

    itu mendapat sertifikat dari Komisi

    Nasional Saintifikasi Jamu serta

    dinyatakan terbukti aman dan

    berkhasiat. Penelitian meliputi uji

    standardisasi, toksisitas pada hewan

    coba, observasi klinik, dan uji klinik.

    Hipertensi, hiperglikemia,

    hiperkolesterolemia dan hiperurisemia

    termasuk penyakit metabolik yaitu

    gangguan fungsi metabolisme tubuh

    akibat konsumsi berbagai jenis

    makanan yang tidak terkendali. Untuk

    menanggulangi penyakit tersebut

    diperlukan pemakaian obat dalam

    waktu lama sehingga jika digunakan

    obat modern (obat konvensional)

    dikhawatirkan adanya efek samping

    yang terakumulasi terus menerus dan

    dapat merugikan kesehatan. Oleh

    karena itu lebih sesuai bila

    menggunakan obat alam/obat

    tradisional, walaupun penggunaanya

    dalam waktu lama tetapi efek

    sampingnya relatif kecil (jika

    digunakan secara tepat dan rasional)

    sehingga dianggap lebih aman.24

    Penggunaan saintifikasi jamu yang

    terbukti aman dan berkhasiat perlu

    juga dilakukan penelitian bagaimana

    biaya dan efektivitas saintifikasi jamu

    dibandingkan dengan obat

    konvensional generik yang relatif

    paling murah, sehingga saintifikasi

    jamu dapat dirasakan manfaatnya oleh

    seluruh masyarakat. Dari literatur

    disebutkan bahwa penggunaan

    tanaman obat menawarkan berbagai

    keuntungan, yaitu relatif aman,

    sedikitnya efek samping, dan pada

    umumnya biaya yang lebih rendah

    (harga yang lebih murah)

    dibandingkan dengan biaya untuk

    pengobatan konvensional.25

    Metode

    Penelitian ini menggunakan

    metode non eksperimental dengan

    pengambilan data secara retrospektif

    untuk menilai efektivitas terapi

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    11

    saintifikasi jamu antihipertensi,

    antihiperglikemia,

    antihiperkolesterolemia dan

    antihiperurisemia.

    Populasi adalah data rekam medik

    semua pasien hipertensi yang berobat

    rawat jalan ke Puskesmas

    Gondomanan Yogyakarta pada bulan

    Januari-Desember 2013. Kriteria

    inklusi pasien: pasien yang

    terdiagnosis hipertensi yang berusia 18

    tahun atau lebih, data rekam medik

    pasien hipertensi dengan tekanan

    darah > 120/80 mmHg, pasien

    hiperglikemia dengan kadar glukosa

    darah puasa (GDP) > 130 mg/dl,

    pasien hiperkolesterolemia dengan

    kadar kolesterol > 200 mg/dl, dan

    pasien antihiperurisemia dengan kadar

    asam urat perempuan > 6 mg/dl, laki-

    laki > 7 mg/dl. Pasien yang diberi

    saintifikasi jamu mengandung

    simplisia berkhasiat untuk hipertensi,

    hiperglikemia, hiperkolesterolemia

    dan hiperurisemia . Kriteria eksklusi:

    pasien dengan penyakit penyerta,

    pasien yang mengalami gangguan

    fungsi ginjal dan fungsi hati, data

    status pasien yang tidak lengkap,

    hilang dan tidak jelas terbaca.

    Efektivitas terapi dianalisis

    menggunakan paired sample t test dan

    independent sample t test. Teknik

    wawancara untuk memperoleh data

    formula saintifikasi jamu dan harga

    simplisia.

    Hasil dan Pembahasan

    Simplisia Saintifikasi Jamu

    Program pengobatan saintifikasi

    jamu di puskesmas Gondomanan

    Yogyakarta dimulai pada awal tahun

    2013. Ada 18 simplisia saintifikasi

    jamu antihipertensi, antihiperglikemia,

    antihiperurisemia dan

    antihiperkolesterolemia dengan

    beberapa formula (Tabel 2). Formula

    yang sering digunakan untuk terapi

    antihipertensi, antihiperglikemia,

    antihiperkolesterolemia, dan

    antihiperurisemia adalah formula yang

    pertama. Cara pengolahan saintifikasi

    jamu yaitu dengan merebus air 150 ml

    sampai mendidih, setelah mendidih api

    dikecilkan dan ramuan jamu

    dimasukkan kemudian ditunggu

    selama 15 menit dengan sesekali

    diaduk. Ramuan dibiarkan dalam

    keadaan tertutup hingga hangat,

    kemudian disaring dan diminum

    semua.

    Karakteristik Pasien

    1) Antihipertensi Pasien hipertensi rawat jalan yang

    menggunakan saintifikasi jamu

    antihipertensi di puskesmas

    Gondomanan Yogyakarta pada bulan

    januari-Desember 2013 yang

    memenuhi kriteria inklusi berjumlah 9

    orang dan 100 % adalah perempuan,

    dengan total pengobatan sebanyak 21

    kali. Mayoritas pasien pengguna

    saintifikasi jamu antihipertensi adalah

    pasien dengan kelompok usia 54 65 tahun sebesar 88,89 % sedangkan

    pasien dengan kelompok usia > 65

    tahun (lanjut usia) sebesar 11,11 %.

    Pasien tersebut sebelum dan sesudah

    diberikan terapi diukur tekanan darah

    sistolik/diastoliknya, kemudian

    diberikan terapi dengan saintifikasi

    jamu antihipertensi.

    2) Antihiperglikemia Pasien hiperglikemia rawat jalan

    yang menggunakan saintifikasi jamu

    antihiperglikemia di puskesmas

    Gondomanan Yogyakarta pada bulan

    januari-Desember 2013 yang

    memenuhi kriteria inklusi berjumlah

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    12

    13 orang terdiri dari 69,23 %

    perempuan dan 30,77 % laki-laki,

    dengan total pengobatan sebanyak 14

    kali. Mayoritas pasien pengguna

    saintifikasi jamu antihiperglikemia

    adalah pasien dengan kelompok usia

    54 65 tahun sebesar 61,54 % sedangkan pasien dengan kelompok

    usia > 65 tahun (lanjut usia) sebesar

    38,46 %. Pasien tersebut sebelum dan

    sesudah diberikan terapi, diukur

    kadar gula darah puasanya (GDP),

    kemudian diberikan terapi dengan

    saintifikasi jamu antihiperglikemia.

    3) Antikolesterolemia Pasien hiperkolesterolemia rawat

    jalan yang menggunakan saintifikasi

    jamu antihiperkolesterolemia di

    puskesmas Gondomanan Yogyakarta

    pada bulan januari-Desember 2013

    yang memenuhi kriteria inklusi

    berjumlah 7 orang terdiri dari 57,14

    % laki-laki dan 42,86 % perempuan,

    dengan total pengobatan sebanyak 10

    kali. Mayoritas pasien pengguna

    saintifikasi jamu

    antihiperkolesterolemia adalah pasien

    dengan kelompok usia 54 65 tahun sebesar 85,71 % sedangkan pasien

    dengan kelompok usia > 65 tahun

    (lanjut usia) sebesar 14,29 %. Pasien

    tersebut sebelum dan sesudah

    diberikan terapi, diukur kadar

    kolesterol totalnya, kemudian

    diberikan pengobatan saintifikasi

    jamu antihiperkolesterolemia.

    4) Antihiperurisemia Pasien hiperurisemia rawat

    jalan yang menggunakan saintifikasi

    jamu antihiperurisemia di puskesmas

    Gondomanan Yogyakarta pada bulan

    januari-Desember 2013 yang

    memenuhi kriteria inklusi berjumlah

    10 orang terdiri dari 70 % perempuan

    dan 30 % lai-laki, dengan total

    pengobatan sebanyak 11 kali.

    Mayoritas pasien pengguna saintifikasi

    jamu antihiperurisemia adalah pasien

    dengan kelompok usia 54 65 tahun sebesar 90 % sedangkan pasien

    dengan kelompok usia > 65 tahun

    (lanjut usia) sebesar 10 %. Pasien

    tersebut sebelum dan sesudah

    diberikan terapi, diukur kadar asam

    uratnya, kemudian diberi pengobatan

    saintifikasi jamu.

    Saintifikasi jamu yang paling

    banyak penggunaannya adalah

    saintifikasi jamu antihipertensi

    (Gambar 1). Walaupun pasien

    penggunanya hanya 9 orang tetapi

    beberapa pasien hipertensi banyak

    melakukan kontrol rutin seminggu

    sekali sehingga total penggunaannya

    sebanyak 21.

    Gambar 1 Penggunaan Saintifikasi

    Jamu

    Series1; Antihipertensi; 21;

    37%

    Series1; Antihiperglikemia; 14; 25%

    Series1; Antihiperkolesterolemia; 10; 18%

    Series1; Antihiperurisemia; 11; 20%

    PENGGUNAAN SAINTIFIKASI JAMU

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    13

    Tabel 2 Formula Saintifikasi Jamu Antihipertensi, Antihiperglikemia,

    Antihiperkolesterolemia dan Antihiperurisemia di Puskesmas

    Gondomanan Yogyakarta

    Saintifiasi Jamu Formula

    Antihipertensi I. R/ Seledri (Apii graveolens herba) 5 g Daun kumis kucing (Orthosiphonis folium )3 g

    Pegagan (Centella asiatica L.Urban) 3 g

    m.f infusa ad 150 ml

    II. R/ Pegagan (Centella asiatica L.Urban) 5 g Daun salam (Syzygium polyanthi folium) 3 g

    Buah Pace (Morindea citrifoliae fructus) 3 g

    Adas (Foeniculum vulgare) 2 g

    m.f infusa ad 150 ml

    III. R/ Sambiloto (Andrographidis herba) 5 g Pegagan (Centella asiatica L.Urban) 3 g

    Daun kumis kucing (Orthosiphonis folium) 3 g

    m.f infusa ad 150 ml

    Antihiperglikemia I. R/ Sambiloto (Andrographidis herba) 5 g Daun salam (Syzygium polyanthi folium) 3 g

    Temulawak (Curcumae xanthorriza) 5 g

    m.f infusa ad 150 ml

    II. R/ Sambiloto(Andrographidis herba) 5 g Brotowali(Tinospora caulis lignum) 5 g

    Daun kumis kucing (Orthosiphonis folium) 3 g

    m.f. infusa ad 150 ml

    Antihiperurisemia I. R/ Kayu Secang (Caesalpinia sappan L) 5 g Tempuyung (Sonchus arvensis folium) 3 g

    Temulawak (Curcumae xanthorriza) 5 g

    m.f infusa ad 150 ml

    II. R/ Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus) 5 g Seledri (Apii graveolens Herba) 3 g

    Daun Sendok(Plantago major folium) 3 g

    m.f infusa ad 150 ml

    III. R/ Daun Kepel (Stelechocarpus burahol) 7 g Tempuyung (Sonchus arvensis folium) 3 g

    Daun Kumis Kucing (Orthosiphonis folium) 5 g

    Adas (Foeniculum vulgare) 2 g

    m.f infusa ad 150 ml

    Antihiperkolesterolemia I. R/ Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia folium) 5 g Daun Kemuning (Murrayae paniculata folium) 3 g

    Kelembak (Rheum officinale radix) 3 g

    Tempuyung (Sonchus arvensis folium) 3 g

    m.f infusa ad 150 ml

    II. R/ Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia folium) 5 g Tempuyung(Sonchus arvensis folium) 3 g

    Bangle (Zingiber purpureum) 5 g

    Rosela (Hibiscus sabdariffa) 1 g

    m.f infusa ad 150 ml

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    14

    Efektivitas Terapi

    1) Efektivitas terapi antihipertensi berdasarkan tekanan darah

    Hasil perhitungan penurunan

    tekanan darah rata-rata pada tabel

    3, terapi dengan jamu

    antihipertensi mampu menurunkan

    tekanan darah rata-rata 12,67 %.

    Tabel 3 Rata-rata PenurunanTekanan Darah

    Terapi

    Tekanan Darah

    Sistolik/Diastolik

    Sebelum

    (mmHg)

    Sesudah

    (mmHg)

    Saintifikasi Jamu

    Antihipertensi

    150/90 110/70

    140/70 130/80

    150/90 130/80

    140/80 130/90

    110/70 110/70

    125/90 130/90

    130/90 140/90

    140/90 165/100

    140/90 130/90

    130/90 150/100

    130/90 110/70

    110/70 130/80

    150/100 130/80

    140/80 120/80

    120/80 110/70

    150/80 140/90

    160/110 160/95

    150/100 130/90

    130/80 130/80

    130/80 120/80

    120/80 150/80

    Rata-rata 150/86 131/84

    2) Efektivitas terapi antihiperglikemia berdasarkan

    kadar GDP

    Hasil perhitungan penurunan

    kadar GDP rata-rata pada Tabel 4,

    terapi dengan jamu

    antihiperglikemia kadar GDP rata-

    rata menurun sebesar 10,09 %.

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    15

    Tabel 4 Rata-rata Penurunan kadar Glukosa Darah Puasa (GDP)

    Terapi

    Kadar GDP

    Sebelum

    (mg/dL)

    Sesudah

    (mg/dL)

    Jamu Antihiperglikemia

    375 228

    224 237

    193 152

    152 135

    228 316

    316 267

    264 188

    256 154

    154 197

    197 217

    217 202

    120 105

    217 318

    276 156

    Rata rata 228 205

    3) Efektivitas terapi antihiperkolesterolemia

    berdasarkan kadar kolesterol total

    Hasil perhitungan penurunan

    kadar kolesterol total rata-rata

    pada Tabel 5, terapi dengan jamu

    antihiperkolesterolemia kadar

    kolesterol total rata-rata menurun

    sebesar 4,33 %.

    Tabel 5 Rata-rata Penurunan Kadar Kolesterol total

    Terapi

    Kadar Kolesterol Total

    Sebelum

    (mg/dL)

    Sesudah

    (mg/dL)

    Jamu

    Antihiperkolesterolemia

    250 274

    213 218

    252 232

    276 229

    208 199

    199 206

    206 191

    191 198

    256 226

    255 238

    Rata-rata 231 221

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    16

    4) Efektivitas terapi antihiperurisemia berdasarkan kadar asam urat

    Hasil perhitungan penurunan kadar

    asam urat rata-rata pada Tabel 4.4,

    terapi dengan jamu

    antihiperurisemia kadar asam urat

    rata-rata menurun sebesar 32,91

    %.

    Tabel 6 Rata-rata Penurunan Kadar Asam urat (Jamu Antihiperurisemia)

    Terapi

    Kadar

    Asam urat Sebelum

    (mg/dL)

    Sesudah

    (mg/dL)

    Jamu

    Antihiperurisemia

    9,5 5,3

    4,5 3

    6,6 7,8

    7,8 4,6

    10,1 13,1

    9,5 6,4

    8,6 4,2

    6,8 2,2

    7,5 4,5

    8,6 4,6

    7,2 2,9

    Rata-rata 7,9 5,3

    Harga Simplisia Saintifikasi Jamu

    Harga setiap saintifikasi jamu

    di Puskesmas Gondomanan

    Yogyakarta Rp 5.000,00 untuk 7 hari.

    Untuk melihat perbedaan harga per

    item saintifikasi jamu, dapat dilihat

    dari harga simplisia saintifikasi jamu

    (Tabel 7). Dari harga simplisia

    tersebut didapat harga saintifikasi

    jamu per hari, hasilnya menunjukkan

    bahwa harga saintifikasi jamu per hari

    lebih mahal dibandingkan harga obat

    generik ( Tabel 8).

    Tabel 7 Daftar Harga Simplisia

    No Nama Simplisia Harga / Kg

    1 Seledri Rp 225.000

    2 Kumis Kucing Rp 25.000

    3 Pegagan Rp 30.000

    4 Meniran Rp 17.500

    5 Temulawak Rp 20.000

    6 Kunyit Rp 20.000

    7 Sambiloto Rp 25.000

    8 Brotowali Rp 20.000

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    17

    Tabel 8 Perbandingan Harga Saintifikasi jamu dengan Obat Generik

    Resep Saintifikasi Jamu Harga per hari

    Resep Obat Generik Harga per hari

    Antihipertensi R/ Seledri (Apii graveolens herba) 5 g

    Daun kumis kucing (Orthosiphonis folium)3 g

    Pegagan (Centella asiatica L.Urban) 3 g

    m.f infusa ad 150 ml

    S 2dd1

    Rp 1.125

    Rp 75

    Rp 90

    Rp 1.290

    R/ Captopril 25 mg No II

    S 2dd1

    R/ Amlodipin 5 mg No I

    S 1dd1

    Rp 176

    Rp 240

    Antihiperglikemia R/ Sambiloto (Andrographidis herba) 5 g

    Daun salam (Syzygium polyanthi folium) 3 g

    Temulawak (Curcumae xanthorriza) 5 g

    m.f infusa ad 150 ml

    S 2dd1

    Rp 125

    Rp 525

    Rp 100

    Rp 750

    R/ Glimepirid No I

    S 1dd1

    R/ Metformin 500 No III

    S 3dd1

    R/ Glibenclamid No I

    S 1dd1

    Rp 350

    Rp 819

    Rp 54

    Antihiperkolesterolemia R/ Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia folium) 5 g

    Daun Kemuning (Murrayae paniculata foliu3 g

    Kelembak (Rheum officinale radix) 3 g

    Tempuyung (Sonchus arvensis folium) 3 g

    m.f infusaad 150 ml

    S2dd1

    Rp 75

    Rp 67,5

    Rp 240

    Rp 165

    Rp 547,5

    R/ Simvastatin No I

    S 1dd1

    Rp 180

    Antihiperurisemia R/ Kayu Secang (Caesalpinia sappan L)5 g

    Tempuyung (Sonchus arvensis folium)3 g

    Temulawak (Curcumae xanthorriza) 5 g

    m.f infusa ad 150 ml

    S 2dd1

    Rp 112,5

    Rp 165

    Rp 100

    Rp 377,5

    R/ Allopurinol No I

    S 1dd1

    Rp 125

    Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dapat

    disimpulkan bahwa ada 18 simplisia

    yang dijadikan formula untuk

    saintifikasi jamu antihipertensi,

    antihiperglikemia,

    antihiperkolesterolemia dan

    antihiperurisemia. Saintifikasi jamu

    antihipertensi, antihiperglikemia,

    antihiperkolesterolemia dan

    antihiperurisemia menunjukkan

    penurunan yang signifikan terhadap

    tekanan darah sistolik dan sistolik,

    kadar GDP, kadar kolesterol total dan

    kadar asam urat. Harga saintifikasi

    jamu per hari lebih mahal

    dibandingkan dengan obat generik

    untuk antihipertensi, antihipeglikemia,

    antihiperkolesterolemia dan

    antihiperurisemia.

    9 Daun Jati Belanda Rp 15.000

    10 Kemuning Rp 22.500

    11 Daun Salam Rp 175.000

    12 Kayu Secang Rp 22.500

    13 Tempuyung Rp 55.000

    14 Kelembak Rp 80.000

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    18

    Daftar Pustaka

    1. Balitbangkes, 2010, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

    2010, Badan Litbang Kesehatan,

    Jakarta

    2. Kementerian Kesehatan RI, 2007, Peraturan Menteri Kesehatan

    Nomor 1109/Menkes/Per/IX/2007

    tentang Penyelenggaraan

    Pengobatan Komplementer

    Alternatif di Fasilitas Pelayanan

    Kesehatan, Jakarta

    3. Kementerian Kesehatan RI, 2010 Peraturan Menteri Kesehatan

    Republik Indonesia Nomor

    003/MENKES/PER/2010 Tentang

    Saintifikasi Jamu dalam Penelitian

    Berbasis Pelayanan Kesehatan,

    Jakarta

    4. Li-ming C, Li Tian, Yong Li, Chun-sheng L, Li-ya W,

    Antihypertensive Effect of Roots of

    Apium graveolens Extract in Renal

    Hipertensive Rats, Chinese Journal

    of Experimental Traditional

    Medical Formulae, 2010-11

    5. Siska, Armenia, Arifin H, Akar Seledri (Apium graveolens L)

    sebagai Obat Antihipertensi:

    Efektivitas Fraksi Etanol Air dan

    Etil asetat pada Tikus Putih Jantan

    Hipertensi, Jurnal Bahan Alam

    Indonesia, 2011; 7(6)

    6. Galicia Jorge, Ramirez LA, Suarez A, Crespo F, Gomez A, Soto

    Samuel, Ovando A, Nunez

    Emmanuel, Vasorelaxant activity

    of extracts obtained from Apium

    graveolens: possible source for

    vasorelaxant molecules isolation

    with potential antihypertensive

    effect, Acian Pacific Journal of

    Tropical Biomedicine, 2013,

    3(10): 776-9

    7. Matsubara T, Bohgaki T, Watarai M, Suzuki H, Ohashi K, Shibuya

    H, Antihypertensive actions of

    methylripari ochromene a from

    Orthosiphon aristatus, an

    Indonesian Traditional Medicinal

    Plant, Journal Biol Pharm Bull,

    1999 Oct; 22(10):1083-8

    8. Intharacton T, Srisawat R, Antihypertensive Effects of

    Centella asiatica Extract,

    International Conference on Food

    and Agricultural Sciences,

    2013;55, IACISIT Press,

    Singapore

    9. Ying Lee C, Hang Peng W, Yuan Cheng H, Na Chen F, Tsung Lai

    M, Hui Chiu T, Hepatoprotective

    Effect of Phyllanthus in Taiwan on

    Acute Liver, The American Journal

    of Chinese Medicine, 2006;34(03)

    10. Zalizar L, Flavonoid of Phyllanthus niruri as

    immunodulators A Prospect to

    Animal Disease Control, ARPN

    Journal of Science and

    Technology, 2013 May;3(5)

    11. Chowli S, Ching Lin C, Ho Lin Y, Supriyatna S, Wei Teng C,

    Protective and Therapeutic effects

    of Curcuma Xanthorrhiza on

    hepatotoxin-Induced Liver

    Damage, The American Journal of

    Chinese Medicine, 1995;23(03:04)

    12. Zhang Z, Jiang J, Yu P, Zeng XP, Larrick JW, Wang Y,

    Hypoglycemic and Beta Cell

    Protective Effects of

    Andrographolide Analogue for

    Diabetes Treatment, Journal of

    Translational Medicine, 2009, 7:62

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    19

    13. Nugroho AE, Andrie M, Warditiani NK, Siswanto E,

    Pramono S, Lukitaningsih E,

    Antidiabetic and

    Antihiperlipidemic Effect of

    Andrographis paniculata (Burm.f)

    Nees and Andrographolide in

    High-Fructose-Fat-Fed Rats,

    Indian Jpharmacol, 2012, May-

    Jun;44(3):377-381

    14. Sriyapai C, Upakorn RD, Sangwatanaroj S, Kongkhatip N,

    Krittiyanunt S, Hypoglycemic

    effect of Tinospora crispa Dry

    Powder in Outpatients with

    Metabolic Syndrome at King

    Chulalongkorn Memorial

    Hospital, Journal of Health

    Research, 2009, 23(3):125-133

    15. Klangjareonchai T and Pisuthipong CR, The Effect of

    Tinospora crispa on Serum

    Glucose and Insulin Levels in

    Patients with Type 2 Diabetes

    Mellitus, Journal of Biomedicine

    and Biotechnology, 2012

    16. Purwatiningsih, Hakim AR, Purwantini I, Antihyperuricemic

    Activity of The Kepel

    [Stelechocarpus burahol

    (BI.)Hook.F.&Th.] Leaves Extract

    and Xanthine Oxidase Inhibitory

    Study, International Journal of

    Pharmacy and Pharmaceutical

    Sciences, 2010;2(2)

    17. Purwantiningsih and Nurlaila, One-Day Oral Treatment Effect of

    The Ethanol Extract of Kepel

    [Stelechocarpus burahol

    (BI.)Hook.F.&Th.]Leaves on The

    Body Weight and Organ of

    Sprague-Dawley Rats, IJPS Journal of Pharmacology and

    Toxicology, 2011;11:5

    18. Purwantiningsih, Purwantini I, Santoso D, Identification of

    Standard Parameters of Kepel

    Leaves [Stelechocarpus burahol

    (BI.)Hook.F.&Th.]and The Extract

    as Raw Material for

    Antihyperuricemic Medicaments,

    Asian Journal of Pharmaceutical

    and Clinical Research, 2011, 4(1)

    19. Dhianawaty D, Soediro I, Soemardji AA, Two Synergetic

    Effects of Sonchus Arvensis L

    Leaves Decoction in Calcium

    Oxalate Bladder Stone Therapy on

    Male Wistar Rat, International

    Journal of Research in

    Phytochemistry & Pharmacology,

    2012;2(3),147-149

    20. Murugaiyah, Vikneswaran, Chan, Lam K, Mechanism of

    Antihyperuricemic Effect of

    Phyllanthus niruri and its Lignan

    Constituents, Journal of

    Ethnopharmacology, 2009,2

    July;124(15):233-239

    21. Sukandar EY, Nurdewi, Elfahmi, Antihypercholesterolemic Effect of

    Combination of Guazuma umifolia

    Lamk Leaves and Curcuma

    xanthorrhiza Roxb. Rhizomes

    Extract in Wistar Rats,

    International Journal of

    Pharmacology, 2012;8(4):277-282

    22. Puspita Sari I, Nurrochmad A, Setiawan IM, Indonesian Herbals

    Reduce Cholesterol Levels in Diet-

    Induced Hypercholesterolemia

    through Lipase Inhibition,

    Malaysian Journal of

    Pharmaceutical Sciences,

    2013;11(1):13-20

  • IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

    20

    23. Temburne SV and Sakarkar DM, Biochemical and Physological

    Responses of Fruit Juice of

    Murraya Koeniggi (L) in 28 Days

    Repeated Dose Toxicity Study,

    International Journal of Pharm

    Tech Research CODEN (USA),

    2009, Oct-Dec;1(4):1568-1575

    24. Katno, 2008, Tingkat Manfaat Keamanan dan Efektivitas

    Tanaman Obat dan Obat

    Tradisional, Balai Besar Penelitian

    dan Pengembangan Tanaman Obat

    dan Obat Tradisional,

    Balitbangkes Depkes RI

    25. Supriyatna, Moelyono MW, Iskandar Y, Febriyanti RM, 2013,

    Mengenal Obat Herbal

    Pemahaman Obat Herbal Untuk

    Fitoterapi, Unpad Press, Bandung