ijpst_vol_1_no_2_007
description
Transcript of ijpst_vol_1_no_2_007
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
8
Analisis Simplisia Saintifikasi Jamu Antihipertensi,
Antihiperglikemia, Antihiperkolesterolemia Dan
Antihiperurisemia
Supriyatna
1, Hadiyana Sukandar
2, Imas Maesaroh
1
1Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
2Statistika Universitas Padjadjaran
Abstrak
Penelitian ini dirancang untuk mengetahui jenis-jenis simplisia untuk formula
saintifikasi jamu (antihipertensi, antihiperglikemia, antihiperkolesterolemia dan
antihiperurisemia), efektivitas pada pasien (hipertensi, hiperglikemia,
hiperkolesterol dan hiperurisemia) yang menggunakan saintifikasi jamu dan harga
simplisia saintifikasi jamu dibandingkan obat generik. Data diambil secara
retrospektif dari bulan Januari-Desember 2013 dan wawancara. Efektivitas terapi
dianalisis menggunakan paired sample t test dan independent sample t test. Harga
saintifikasi jamu dihitung per simplisia dibandingkan dengan harga obat generik.
Hasil penelitian diperoleh data ada 18 simplisia yang digunakan untuk formula
saintifikasi antihipertensi, antihiperglikemia, antihiperkolesterolemia dan
antihiperurisemia. Efektivitas saintifikasi jamu menunjukkan penurunan tekanan
darah sistolik dan diastolik pada kelompok jamu antihipertensi 12,67 % dan
2,33%, kadar glukosa darah puasa (GDP) 10,09% pada kelompok jamu
antihiperglikemia, kadar kolesterol total 4,33 % pada kelompok jamu
antihiperkolesterolemia dan kadar asam urat 32,91 % pada kelompok
antihiperurisemia. Harga total saintifikasi jamu per hari lebih mahal daripada obat
generik, untuk antihipertensi Rp 1.290, antihiperglikemia Rp 750, antihiperkolesterolemia Rp 547,5 dan antihiperurisemia Rp 377,5.
Kata kunci: Saintifikasi jamu, simplisia, efektivitas terapi
Analysis Herb Scientification Antihypertensive,
Antihyperglycemia, Antihipercolesterolemia and
Antihiperurisemia
Abstract
This study was designed to determine the types of herbal (simplisia) for the
formula of herb scientification (antihypertensive, antihyperglycemia,
antihiperkolesterolemia and antihiperurisemia), the effectiveness on patients
(hypertensive, hyperglycemia, hypercolesterol and hyperrurisemia) that used herb
scientification and the price of simplisia than generic. The data was taken from
January-December 2013 retrospectively and interviews. Therapy effectiveness
was analyzed use paired sample t test and independent sample t test. The price of
herb scientification calculated per simplicia than the price of generic. The result of
the study obtained the data 18 simplicias that used for the formula of
scientification antihypertensive, antihyperglycemia, antihiperkolesterolemiaand
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
9
antihiperurisemia. Herb scientification effectiveness showed the insignificant
decreasing to systolic and diastolic blood pressure on groups of antihypertensive
herb 12, 67 % and 2, 33 %, level of GDP (glukosa darah puasa) 10, 09 % on the
groups of antihyperglycemia, and total cholesterol level 4, 33 % on groups of
antihypercolesterolemia. Whereas scientification anti hyperuricemia herb showed
the decreasing of uric acid levels significantly at 32, 91 %. The total price of herb
scientification per day more expensive that generic, for antihypertensive Rp.
1.290, antihyperglycemia Rp. 750, antihypercolesterolemia Rp. 547, 5 and
antihyperurisemia Rp. 377, 5.
Keywords: Herb Scientification, simplicia, herapy effectiveness
Pendahuluan
Jamu sudah dikenal sejak dahulu
sebagai obat tradisional Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar 2010
menunjukkan bahwa penduduk
Indonesia yang mengkonsumsi jamu
sebesar 95,60% pernah merasakan
manfaatnya pada semua kelompok
umur dan status ekonomi, baik di
pedesaan maupun diperkotaan tetapi
pemanfaatannya selama ini masih
sebatas pengobatan sendiri dan belum
dilakukan di fasilitas kesehatan. 1
Ada beberapa persyaratan agar
jamu digunakan di fasilitas kesehatan.
Persyaratan tersebut antara lain yaitu
tersedianya jamu yang aman
berdasarkan uji toksisitas, memiliki
khasiat nyata yang teruji secara ilmiah
(berdasarkan data empirik yang
dibuktikan dengan uji manfaat
praklinik) serta berkualitas (mengacu
pada pedoman yang berlaku secara
nasional). Untuk memenuhi
persyaratan tersebut, mengacu kepada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan
komplementer alternatif di fasilitas
kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
telah mencanangkan program
unggulan Saintifikasi Jamu pada tahun
2010 di Kabupaten Kendal kemudian
diatur melalui Permenkes RI Nomor
003/Menkes/Per/2010 tentang
saintifikasi jamu dalam penelitian
berbasis pelayanan kesehatan.2,3
Saintifikasi jamu telah difokuskan
pada empat formula untuk mengatasi
gejala hipertensi, hiperglikemia,
hiperurisemia dan hiperkolesterol.
Dalam empat formula ini terdiri dari
jamu dasar yang mengandung
meniran, temulawak dan kunyit yang
memiliki efek sebagai penyegar serta
jamu yang mengandung bahan-bahan
berkhasiat (Tabel 1).
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
10
Tabel 1 Formula Saintifikasi Jamu untuk Antihipertensi, Antihiperglikemia,
Antihiperurisemia dan Antihiperkolesterol
No Khasiat Formula Saintifikasi Jamu
1. Anti hipertensi - Seledri 4,5,6 - Meniran 9,10 - Kumiskucing 7 - Temulawak 11 - Pegagan 8 - Kunyit
2. Anti
hiperglikemia
- Sambiloto 12,13 - Temulawak - Brotowali 14,15 - Kunyit - Meniran
3. Anti
hiperurisemia
- Daun kepel 16,17,18 - Meniran 20 - Kayu secang - Temulawak - Tempuyung 19 - Kunyit
4. Anti
hiperkolesterol
- Daunjatibelanda21,22 - Temulawak - Kemuning 23 - Kunyit - Meniran
Dari empat formula jamu yang
diteliti, dua formula sudah ada bukti
ilmiahnya, yakni jamu tekanan darah
tinggi dan asam urat. Dua jenis jamu
itu mendapat sertifikat dari Komisi
Nasional Saintifikasi Jamu serta
dinyatakan terbukti aman dan
berkhasiat. Penelitian meliputi uji
standardisasi, toksisitas pada hewan
coba, observasi klinik, dan uji klinik.
Hipertensi, hiperglikemia,
hiperkolesterolemia dan hiperurisemia
termasuk penyakit metabolik yaitu
gangguan fungsi metabolisme tubuh
akibat konsumsi berbagai jenis
makanan yang tidak terkendali. Untuk
menanggulangi penyakit tersebut
diperlukan pemakaian obat dalam
waktu lama sehingga jika digunakan
obat modern (obat konvensional)
dikhawatirkan adanya efek samping
yang terakumulasi terus menerus dan
dapat merugikan kesehatan. Oleh
karena itu lebih sesuai bila
menggunakan obat alam/obat
tradisional, walaupun penggunaanya
dalam waktu lama tetapi efek
sampingnya relatif kecil (jika
digunakan secara tepat dan rasional)
sehingga dianggap lebih aman.24
Penggunaan saintifikasi jamu yang
terbukti aman dan berkhasiat perlu
juga dilakukan penelitian bagaimana
biaya dan efektivitas saintifikasi jamu
dibandingkan dengan obat
konvensional generik yang relatif
paling murah, sehingga saintifikasi
jamu dapat dirasakan manfaatnya oleh
seluruh masyarakat. Dari literatur
disebutkan bahwa penggunaan
tanaman obat menawarkan berbagai
keuntungan, yaitu relatif aman,
sedikitnya efek samping, dan pada
umumnya biaya yang lebih rendah
(harga yang lebih murah)
dibandingkan dengan biaya untuk
pengobatan konvensional.25
Metode
Penelitian ini menggunakan
metode non eksperimental dengan
pengambilan data secara retrospektif
untuk menilai efektivitas terapi
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
11
saintifikasi jamu antihipertensi,
antihiperglikemia,
antihiperkolesterolemia dan
antihiperurisemia.
Populasi adalah data rekam medik
semua pasien hipertensi yang berobat
rawat jalan ke Puskesmas
Gondomanan Yogyakarta pada bulan
Januari-Desember 2013. Kriteria
inklusi pasien: pasien yang
terdiagnosis hipertensi yang berusia 18
tahun atau lebih, data rekam medik
pasien hipertensi dengan tekanan
darah > 120/80 mmHg, pasien
hiperglikemia dengan kadar glukosa
darah puasa (GDP) > 130 mg/dl,
pasien hiperkolesterolemia dengan
kadar kolesterol > 200 mg/dl, dan
pasien antihiperurisemia dengan kadar
asam urat perempuan > 6 mg/dl, laki-
laki > 7 mg/dl. Pasien yang diberi
saintifikasi jamu mengandung
simplisia berkhasiat untuk hipertensi,
hiperglikemia, hiperkolesterolemia
dan hiperurisemia . Kriteria eksklusi:
pasien dengan penyakit penyerta,
pasien yang mengalami gangguan
fungsi ginjal dan fungsi hati, data
status pasien yang tidak lengkap,
hilang dan tidak jelas terbaca.
Efektivitas terapi dianalisis
menggunakan paired sample t test dan
independent sample t test. Teknik
wawancara untuk memperoleh data
formula saintifikasi jamu dan harga
simplisia.
Hasil dan Pembahasan
Simplisia Saintifikasi Jamu
Program pengobatan saintifikasi
jamu di puskesmas Gondomanan
Yogyakarta dimulai pada awal tahun
2013. Ada 18 simplisia saintifikasi
jamu antihipertensi, antihiperglikemia,
antihiperurisemia dan
antihiperkolesterolemia dengan
beberapa formula (Tabel 2). Formula
yang sering digunakan untuk terapi
antihipertensi, antihiperglikemia,
antihiperkolesterolemia, dan
antihiperurisemia adalah formula yang
pertama. Cara pengolahan saintifikasi
jamu yaitu dengan merebus air 150 ml
sampai mendidih, setelah mendidih api
dikecilkan dan ramuan jamu
dimasukkan kemudian ditunggu
selama 15 menit dengan sesekali
diaduk. Ramuan dibiarkan dalam
keadaan tertutup hingga hangat,
kemudian disaring dan diminum
semua.
Karakteristik Pasien
1) Antihipertensi Pasien hipertensi rawat jalan yang
menggunakan saintifikasi jamu
antihipertensi di puskesmas
Gondomanan Yogyakarta pada bulan
januari-Desember 2013 yang
memenuhi kriteria inklusi berjumlah 9
orang dan 100 % adalah perempuan,
dengan total pengobatan sebanyak 21
kali. Mayoritas pasien pengguna
saintifikasi jamu antihipertensi adalah
pasien dengan kelompok usia 54 65 tahun sebesar 88,89 % sedangkan
pasien dengan kelompok usia > 65
tahun (lanjut usia) sebesar 11,11 %.
Pasien tersebut sebelum dan sesudah
diberikan terapi diukur tekanan darah
sistolik/diastoliknya, kemudian
diberikan terapi dengan saintifikasi
jamu antihipertensi.
2) Antihiperglikemia Pasien hiperglikemia rawat jalan
yang menggunakan saintifikasi jamu
antihiperglikemia di puskesmas
Gondomanan Yogyakarta pada bulan
januari-Desember 2013 yang
memenuhi kriteria inklusi berjumlah
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
12
13 orang terdiri dari 69,23 %
perempuan dan 30,77 % laki-laki,
dengan total pengobatan sebanyak 14
kali. Mayoritas pasien pengguna
saintifikasi jamu antihiperglikemia
adalah pasien dengan kelompok usia
54 65 tahun sebesar 61,54 % sedangkan pasien dengan kelompok
usia > 65 tahun (lanjut usia) sebesar
38,46 %. Pasien tersebut sebelum dan
sesudah diberikan terapi, diukur
kadar gula darah puasanya (GDP),
kemudian diberikan terapi dengan
saintifikasi jamu antihiperglikemia.
3) Antikolesterolemia Pasien hiperkolesterolemia rawat
jalan yang menggunakan saintifikasi
jamu antihiperkolesterolemia di
puskesmas Gondomanan Yogyakarta
pada bulan januari-Desember 2013
yang memenuhi kriteria inklusi
berjumlah 7 orang terdiri dari 57,14
% laki-laki dan 42,86 % perempuan,
dengan total pengobatan sebanyak 10
kali. Mayoritas pasien pengguna
saintifikasi jamu
antihiperkolesterolemia adalah pasien
dengan kelompok usia 54 65 tahun sebesar 85,71 % sedangkan pasien
dengan kelompok usia > 65 tahun
(lanjut usia) sebesar 14,29 %. Pasien
tersebut sebelum dan sesudah
diberikan terapi, diukur kadar
kolesterol totalnya, kemudian
diberikan pengobatan saintifikasi
jamu antihiperkolesterolemia.
4) Antihiperurisemia Pasien hiperurisemia rawat
jalan yang menggunakan saintifikasi
jamu antihiperurisemia di puskesmas
Gondomanan Yogyakarta pada bulan
januari-Desember 2013 yang
memenuhi kriteria inklusi berjumlah
10 orang terdiri dari 70 % perempuan
dan 30 % lai-laki, dengan total
pengobatan sebanyak 11 kali.
Mayoritas pasien pengguna saintifikasi
jamu antihiperurisemia adalah pasien
dengan kelompok usia 54 65 tahun sebesar 90 % sedangkan pasien
dengan kelompok usia > 65 tahun
(lanjut usia) sebesar 10 %. Pasien
tersebut sebelum dan sesudah
diberikan terapi, diukur kadar asam
uratnya, kemudian diberi pengobatan
saintifikasi jamu.
Saintifikasi jamu yang paling
banyak penggunaannya adalah
saintifikasi jamu antihipertensi
(Gambar 1). Walaupun pasien
penggunanya hanya 9 orang tetapi
beberapa pasien hipertensi banyak
melakukan kontrol rutin seminggu
sekali sehingga total penggunaannya
sebanyak 21.
Gambar 1 Penggunaan Saintifikasi
Jamu
Series1; Antihipertensi; 21;
37%
Series1; Antihiperglikemia; 14; 25%
Series1; Antihiperkolesterolemia; 10; 18%
Series1; Antihiperurisemia; 11; 20%
PENGGUNAAN SAINTIFIKASI JAMU
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
13
Tabel 2 Formula Saintifikasi Jamu Antihipertensi, Antihiperglikemia,
Antihiperkolesterolemia dan Antihiperurisemia di Puskesmas
Gondomanan Yogyakarta
Saintifiasi Jamu Formula
Antihipertensi I. R/ Seledri (Apii graveolens herba) 5 g Daun kumis kucing (Orthosiphonis folium )3 g
Pegagan (Centella asiatica L.Urban) 3 g
m.f infusa ad 150 ml
II. R/ Pegagan (Centella asiatica L.Urban) 5 g Daun salam (Syzygium polyanthi folium) 3 g
Buah Pace (Morindea citrifoliae fructus) 3 g
Adas (Foeniculum vulgare) 2 g
m.f infusa ad 150 ml
III. R/ Sambiloto (Andrographidis herba) 5 g Pegagan (Centella asiatica L.Urban) 3 g
Daun kumis kucing (Orthosiphonis folium) 3 g
m.f infusa ad 150 ml
Antihiperglikemia I. R/ Sambiloto (Andrographidis herba) 5 g Daun salam (Syzygium polyanthi folium) 3 g
Temulawak (Curcumae xanthorriza) 5 g
m.f infusa ad 150 ml
II. R/ Sambiloto(Andrographidis herba) 5 g Brotowali(Tinospora caulis lignum) 5 g
Daun kumis kucing (Orthosiphonis folium) 3 g
m.f. infusa ad 150 ml
Antihiperurisemia I. R/ Kayu Secang (Caesalpinia sappan L) 5 g Tempuyung (Sonchus arvensis folium) 3 g
Temulawak (Curcumae xanthorriza) 5 g
m.f infusa ad 150 ml
II. R/ Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus) 5 g Seledri (Apii graveolens Herba) 3 g
Daun Sendok(Plantago major folium) 3 g
m.f infusa ad 150 ml
III. R/ Daun Kepel (Stelechocarpus burahol) 7 g Tempuyung (Sonchus arvensis folium) 3 g
Daun Kumis Kucing (Orthosiphonis folium) 5 g
Adas (Foeniculum vulgare) 2 g
m.f infusa ad 150 ml
Antihiperkolesterolemia I. R/ Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia folium) 5 g Daun Kemuning (Murrayae paniculata folium) 3 g
Kelembak (Rheum officinale radix) 3 g
Tempuyung (Sonchus arvensis folium) 3 g
m.f infusa ad 150 ml
II. R/ Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia folium) 5 g Tempuyung(Sonchus arvensis folium) 3 g
Bangle (Zingiber purpureum) 5 g
Rosela (Hibiscus sabdariffa) 1 g
m.f infusa ad 150 ml
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
14
Efektivitas Terapi
1) Efektivitas terapi antihipertensi berdasarkan tekanan darah
Hasil perhitungan penurunan
tekanan darah rata-rata pada tabel
3, terapi dengan jamu
antihipertensi mampu menurunkan
tekanan darah rata-rata 12,67 %.
Tabel 3 Rata-rata PenurunanTekanan Darah
Terapi
Tekanan Darah
Sistolik/Diastolik
Sebelum
(mmHg)
Sesudah
(mmHg)
Saintifikasi Jamu
Antihipertensi
150/90 110/70
140/70 130/80
150/90 130/80
140/80 130/90
110/70 110/70
125/90 130/90
130/90 140/90
140/90 165/100
140/90 130/90
130/90 150/100
130/90 110/70
110/70 130/80
150/100 130/80
140/80 120/80
120/80 110/70
150/80 140/90
160/110 160/95
150/100 130/90
130/80 130/80
130/80 120/80
120/80 150/80
Rata-rata 150/86 131/84
2) Efektivitas terapi antihiperglikemia berdasarkan
kadar GDP
Hasil perhitungan penurunan
kadar GDP rata-rata pada Tabel 4,
terapi dengan jamu
antihiperglikemia kadar GDP rata-
rata menurun sebesar 10,09 %.
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
15
Tabel 4 Rata-rata Penurunan kadar Glukosa Darah Puasa (GDP)
Terapi
Kadar GDP
Sebelum
(mg/dL)
Sesudah
(mg/dL)
Jamu Antihiperglikemia
375 228
224 237
193 152
152 135
228 316
316 267
264 188
256 154
154 197
197 217
217 202
120 105
217 318
276 156
Rata rata 228 205
3) Efektivitas terapi antihiperkolesterolemia
berdasarkan kadar kolesterol total
Hasil perhitungan penurunan
kadar kolesterol total rata-rata
pada Tabel 5, terapi dengan jamu
antihiperkolesterolemia kadar
kolesterol total rata-rata menurun
sebesar 4,33 %.
Tabel 5 Rata-rata Penurunan Kadar Kolesterol total
Terapi
Kadar Kolesterol Total
Sebelum
(mg/dL)
Sesudah
(mg/dL)
Jamu
Antihiperkolesterolemia
250 274
213 218
252 232
276 229
208 199
199 206
206 191
191 198
256 226
255 238
Rata-rata 231 221
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
16
4) Efektivitas terapi antihiperurisemia berdasarkan kadar asam urat
Hasil perhitungan penurunan kadar
asam urat rata-rata pada Tabel 4.4,
terapi dengan jamu
antihiperurisemia kadar asam urat
rata-rata menurun sebesar 32,91
%.
Tabel 6 Rata-rata Penurunan Kadar Asam urat (Jamu Antihiperurisemia)
Terapi
Kadar
Asam urat Sebelum
(mg/dL)
Sesudah
(mg/dL)
Jamu
Antihiperurisemia
9,5 5,3
4,5 3
6,6 7,8
7,8 4,6
10,1 13,1
9,5 6,4
8,6 4,2
6,8 2,2
7,5 4,5
8,6 4,6
7,2 2,9
Rata-rata 7,9 5,3
Harga Simplisia Saintifikasi Jamu
Harga setiap saintifikasi jamu
di Puskesmas Gondomanan
Yogyakarta Rp 5.000,00 untuk 7 hari.
Untuk melihat perbedaan harga per
item saintifikasi jamu, dapat dilihat
dari harga simplisia saintifikasi jamu
(Tabel 7). Dari harga simplisia
tersebut didapat harga saintifikasi
jamu per hari, hasilnya menunjukkan
bahwa harga saintifikasi jamu per hari
lebih mahal dibandingkan harga obat
generik ( Tabel 8).
Tabel 7 Daftar Harga Simplisia
No Nama Simplisia Harga / Kg
1 Seledri Rp 225.000
2 Kumis Kucing Rp 25.000
3 Pegagan Rp 30.000
4 Meniran Rp 17.500
5 Temulawak Rp 20.000
6 Kunyit Rp 20.000
7 Sambiloto Rp 25.000
8 Brotowali Rp 20.000
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
17
Tabel 8 Perbandingan Harga Saintifikasi jamu dengan Obat Generik
Resep Saintifikasi Jamu Harga per hari
Resep Obat Generik Harga per hari
Antihipertensi R/ Seledri (Apii graveolens herba) 5 g
Daun kumis kucing (Orthosiphonis folium)3 g
Pegagan (Centella asiatica L.Urban) 3 g
m.f infusa ad 150 ml
S 2dd1
Rp 1.125
Rp 75
Rp 90
Rp 1.290
R/ Captopril 25 mg No II
S 2dd1
R/ Amlodipin 5 mg No I
S 1dd1
Rp 176
Rp 240
Antihiperglikemia R/ Sambiloto (Andrographidis herba) 5 g
Daun salam (Syzygium polyanthi folium) 3 g
Temulawak (Curcumae xanthorriza) 5 g
m.f infusa ad 150 ml
S 2dd1
Rp 125
Rp 525
Rp 100
Rp 750
R/ Glimepirid No I
S 1dd1
R/ Metformin 500 No III
S 3dd1
R/ Glibenclamid No I
S 1dd1
Rp 350
Rp 819
Rp 54
Antihiperkolesterolemia R/ Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia folium) 5 g
Daun Kemuning (Murrayae paniculata foliu3 g
Kelembak (Rheum officinale radix) 3 g
Tempuyung (Sonchus arvensis folium) 3 g
m.f infusaad 150 ml
S2dd1
Rp 75
Rp 67,5
Rp 240
Rp 165
Rp 547,5
R/ Simvastatin No I
S 1dd1
Rp 180
Antihiperurisemia R/ Kayu Secang (Caesalpinia sappan L)5 g
Tempuyung (Sonchus arvensis folium)3 g
Temulawak (Curcumae xanthorriza) 5 g
m.f infusa ad 150 ml
S 2dd1
Rp 112,5
Rp 165
Rp 100
Rp 377,5
R/ Allopurinol No I
S 1dd1
Rp 125
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa ada 18 simplisia
yang dijadikan formula untuk
saintifikasi jamu antihipertensi,
antihiperglikemia,
antihiperkolesterolemia dan
antihiperurisemia. Saintifikasi jamu
antihipertensi, antihiperglikemia,
antihiperkolesterolemia dan
antihiperurisemia menunjukkan
penurunan yang signifikan terhadap
tekanan darah sistolik dan sistolik,
kadar GDP, kadar kolesterol total dan
kadar asam urat. Harga saintifikasi
jamu per hari lebih mahal
dibandingkan dengan obat generik
untuk antihipertensi, antihipeglikemia,
antihiperkolesterolemia dan
antihiperurisemia.
9 Daun Jati Belanda Rp 15.000
10 Kemuning Rp 22.500
11 Daun Salam Rp 175.000
12 Kayu Secang Rp 22.500
13 Tempuyung Rp 55.000
14 Kelembak Rp 80.000
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
18
Daftar Pustaka
1. Balitbangkes, 2010, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2010, Badan Litbang Kesehatan,
Jakarta
2. Kementerian Kesehatan RI, 2007, Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1109/Menkes/Per/IX/2007
tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Komplementer
Alternatif di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, Jakarta
3. Kementerian Kesehatan RI, 2010 Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
003/MENKES/PER/2010 Tentang
Saintifikasi Jamu dalam Penelitian
Berbasis Pelayanan Kesehatan,
Jakarta
4. Li-ming C, Li Tian, Yong Li, Chun-sheng L, Li-ya W,
Antihypertensive Effect of Roots of
Apium graveolens Extract in Renal
Hipertensive Rats, Chinese Journal
of Experimental Traditional
Medical Formulae, 2010-11
5. Siska, Armenia, Arifin H, Akar Seledri (Apium graveolens L)
sebagai Obat Antihipertensi:
Efektivitas Fraksi Etanol Air dan
Etil asetat pada Tikus Putih Jantan
Hipertensi, Jurnal Bahan Alam
Indonesia, 2011; 7(6)
6. Galicia Jorge, Ramirez LA, Suarez A, Crespo F, Gomez A, Soto
Samuel, Ovando A, Nunez
Emmanuel, Vasorelaxant activity
of extracts obtained from Apium
graveolens: possible source for
vasorelaxant molecules isolation
with potential antihypertensive
effect, Acian Pacific Journal of
Tropical Biomedicine, 2013,
3(10): 776-9
7. Matsubara T, Bohgaki T, Watarai M, Suzuki H, Ohashi K, Shibuya
H, Antihypertensive actions of
methylripari ochromene a from
Orthosiphon aristatus, an
Indonesian Traditional Medicinal
Plant, Journal Biol Pharm Bull,
1999 Oct; 22(10):1083-8
8. Intharacton T, Srisawat R, Antihypertensive Effects of
Centella asiatica Extract,
International Conference on Food
and Agricultural Sciences,
2013;55, IACISIT Press,
Singapore
9. Ying Lee C, Hang Peng W, Yuan Cheng H, Na Chen F, Tsung Lai
M, Hui Chiu T, Hepatoprotective
Effect of Phyllanthus in Taiwan on
Acute Liver, The American Journal
of Chinese Medicine, 2006;34(03)
10. Zalizar L, Flavonoid of Phyllanthus niruri as
immunodulators A Prospect to
Animal Disease Control, ARPN
Journal of Science and
Technology, 2013 May;3(5)
11. Chowli S, Ching Lin C, Ho Lin Y, Supriyatna S, Wei Teng C,
Protective and Therapeutic effects
of Curcuma Xanthorrhiza on
hepatotoxin-Induced Liver
Damage, The American Journal of
Chinese Medicine, 1995;23(03:04)
12. Zhang Z, Jiang J, Yu P, Zeng XP, Larrick JW, Wang Y,
Hypoglycemic and Beta Cell
Protective Effects of
Andrographolide Analogue for
Diabetes Treatment, Journal of
Translational Medicine, 2009, 7:62
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
19
13. Nugroho AE, Andrie M, Warditiani NK, Siswanto E,
Pramono S, Lukitaningsih E,
Antidiabetic and
Antihiperlipidemic Effect of
Andrographis paniculata (Burm.f)
Nees and Andrographolide in
High-Fructose-Fat-Fed Rats,
Indian Jpharmacol, 2012, May-
Jun;44(3):377-381
14. Sriyapai C, Upakorn RD, Sangwatanaroj S, Kongkhatip N,
Krittiyanunt S, Hypoglycemic
effect of Tinospora crispa Dry
Powder in Outpatients with
Metabolic Syndrome at King
Chulalongkorn Memorial
Hospital, Journal of Health
Research, 2009, 23(3):125-133
15. Klangjareonchai T and Pisuthipong CR, The Effect of
Tinospora crispa on Serum
Glucose and Insulin Levels in
Patients with Type 2 Diabetes
Mellitus, Journal of Biomedicine
and Biotechnology, 2012
16. Purwatiningsih, Hakim AR, Purwantini I, Antihyperuricemic
Activity of The Kepel
[Stelechocarpus burahol
(BI.)Hook.F.&Th.] Leaves Extract
and Xanthine Oxidase Inhibitory
Study, International Journal of
Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences, 2010;2(2)
17. Purwantiningsih and Nurlaila, One-Day Oral Treatment Effect of
The Ethanol Extract of Kepel
[Stelechocarpus burahol
(BI.)Hook.F.&Th.]Leaves on The
Body Weight and Organ of
Sprague-Dawley Rats, IJPS Journal of Pharmacology and
Toxicology, 2011;11:5
18. Purwantiningsih, Purwantini I, Santoso D, Identification of
Standard Parameters of Kepel
Leaves [Stelechocarpus burahol
(BI.)Hook.F.&Th.]and The Extract
as Raw Material for
Antihyperuricemic Medicaments,
Asian Journal of Pharmaceutical
and Clinical Research, 2011, 4(1)
19. Dhianawaty D, Soediro I, Soemardji AA, Two Synergetic
Effects of Sonchus Arvensis L
Leaves Decoction in Calcium
Oxalate Bladder Stone Therapy on
Male Wistar Rat, International
Journal of Research in
Phytochemistry & Pharmacology,
2012;2(3),147-149
20. Murugaiyah, Vikneswaran, Chan, Lam K, Mechanism of
Antihyperuricemic Effect of
Phyllanthus niruri and its Lignan
Constituents, Journal of
Ethnopharmacology, 2009,2
July;124(15):233-239
21. Sukandar EY, Nurdewi, Elfahmi, Antihypercholesterolemic Effect of
Combination of Guazuma umifolia
Lamk Leaves and Curcuma
xanthorrhiza Roxb. Rhizomes
Extract in Wistar Rats,
International Journal of
Pharmacology, 2012;8(4):277-282
22. Puspita Sari I, Nurrochmad A, Setiawan IM, Indonesian Herbals
Reduce Cholesterol Levels in Diet-
Induced Hypercholesterolemia
through Lipase Inhibition,
Malaysian Journal of
Pharmaceutical Sciences,
2013;11(1):13-20
-
IJPST Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
20
23. Temburne SV and Sakarkar DM, Biochemical and Physological
Responses of Fruit Juice of
Murraya Koeniggi (L) in 28 Days
Repeated Dose Toxicity Study,
International Journal of Pharm
Tech Research CODEN (USA),
2009, Oct-Dec;1(4):1568-1575
24. Katno, 2008, Tingkat Manfaat Keamanan dan Efektivitas
Tanaman Obat dan Obat
Tradisional, Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional,
Balitbangkes Depkes RI
25. Supriyatna, Moelyono MW, Iskandar Y, Febriyanti RM, 2013,
Mengenal Obat Herbal
Pemahaman Obat Herbal Untuk
Fitoterapi, Unpad Press, Bandung