I..docx

2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stomatitis aftosa rekuren (SAR) atau lebih dikenali oleh masyarakat awam dengan “sariawan” merupakan salah satu penyakit yang ulang kambuh pada mukosa mulut yang paling sering terjadi.SAR merupakan salah satu kasus yang sering dijumpai.Penyebab lain gejala ketidakseimbangan hormon adalah stres .Dengan persaingan di dunia perkuliahan dan persaingan antar teman membuat para mahasiswa-mahasiswi berada di bawah tekanan sehingga menyebabkan naik turunnya sekresi hormon dalam tubuh dan juga menempatkan tekanan tambahan pada kelenjar adrenal yang mengatur hormon dalam tubuh sehingga kelenjar ini menjadi terganggu yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Ketidakseimbangan ini menyebabkan beberapa masalah emosional serta fisik lainnya yang berkaitan dengan hormon . Stres dan 1

Transcript of I..docx

Page 1: I..docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stomatitis aftosa rekuren (SAR) atau lebih dikenali oleh masyarakat awam

dengan “sariawan” merupakan salah satu penyakit yang ulang kambuh pada mukosa

mulut yang paling sering terjadi.SAR merupakan salah satu kasus yang sering

dijumpai.Penyebab lain gejala ketidakseimbangan hormon adalah stres .Dengan persaingan di

dunia perkuliahan dan persaingan antar teman membuat para mahasiswa-mahasiswi berada di

bawah tekanan sehingga menyebabkan naik turunnya sekresi hormon dalam tubuh dan juga

menempatkan tekanan tambahan pada kelenjar adrenal yang mengatur hormon dalam tubuh

sehingga kelenjar ini menjadi terganggu yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon.

Ketidakseimbangan ini menyebabkan beberapa masalah emosional serta fisik lainnya yang

berkaitan dengan hormon . Stres dan ketidakseimbangan hormonal merupakan faktor pemicu

terjadinya stomatitis.

Sariawan merupakan salah satu keadaan yang sering terjadi secara berulang pada mukosa

mulut seseorang, Dapat dikatakan bahwa setiap orang pasti pernah mengalami sariawan baik

yang ringan maupun yang berat sampai sariawan tersebut mengganggu fungsi fisiologis.

Gangguan ini dapat menyebabkan seseorang penderita mengalami gangguan bicara, mengunyah,

menelan bahkan kelainan ini

1