Hydrocephalus.repair

19
HYDROCEPHALUS I. KONSEP DASAR DEFINISI Hidrocephalus adalah keadaan penimbunan cairan cerebra spinalis dalom rongga intrakranial (Ventrikel dan atau Subarachnoid). PATOFISIOLOGI Liquor cerebrospinalis dibentuk di plexus choroideus ventriculus dan mengalir masuk ke ventrikel tiga melalui interventrikuler foramen monro dan selanjutnya masuk ke ventrikel empat melalui aquaductus cerebri sylvii. Liquor cerebrospinalis keluar dari sistem ventrikel melalui foramen magendie dan foramen luschka dan masuk ke subarachnoid. Selanjutnya cairan cerebrospinal didistribusikan ke seluruh permukaon otak dan medulla spinalis. Setelah itu diabsorbsi melalui villi arachnoid. Kemudian cairan cerebrospinal masuk ke sistem vena jugularis dan diteruskan ke vena cava superior dan akhirnya masuk ke sirkulasi sistemik. Pada keadaan hydrocephalus terjadi penumpukan cairan cerebrospinal yang masuk ke sistem vena jugularis dan diteruskan ke vena cava superior dan akhirnya masuk ke sirkulasi sistemik. Proses terjadinya penumpukan, tergantung dari faktor penyebab.

description

AE

Transcript of Hydrocephalus.repair

HYDROCEPHALUSI. KONSEP DASARDEFINISIHidrocephalus adalah keadaan penimbunan cairan cerebra spinalis dalom rongga intrakranial (Ventrikel dan atau Subarachnoid).

PATOFISIOLOGILiquor cerebrospinalis dibentuk di plexus choroideus ventriculus dan mengalir masuk ke ventrikel tiga melalui interventrikuler foramen monro dan selanjutnya masuk ke ventrikel empat melalui aquaductus cerebri sylvii. Liquor cerebrospinalis keluar dari sistem ventrikel melalui foramen magendie dan foramen luschka dan masuk ke subarachnoid. Selanjutnya cairan cerebrospinal didistribusikan ke seluruh permukaon otak dan medulla spinalis. Setelah itu diabsorbsi melalui villi arachnoid. Kemudian cairan cerebrospinal masuk ke sistem vena jugularis dan diteruskan ke vena cava superior dan akhirnya masuk ke sirkulasi sistemik.Pada keadaan hydrocephalus terjadi penumpukan cairan cerebrospinal yang masuk ke sistem vena jugularis dan diteruskan ke vena cava superior dan akhirnya masuk ke sirkulasi sistemik. Proses terjadinya penumpukan, tergantung dari faktor penyebab.Pada hydrocephalus kongenital, terjadi stenosis aqua ductus sylvii ataupun terjadi anomali pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan tempat pembentukan dan absorbsi Liquor Cerebro Spinalis (LCS). Hal ini juga dapat mengakibatkan fibrosa lepto meningen pada basal otak.Pada hydrocephalus yang disebabkan infeksi, dimulai dengan obliterasi ruang subarachnoid yang mengakibatkan pelebaran ventrikel pada meningitis purulenta dan membentuk exudat lalu menyumbat tempat pembentukan mengganggu absorbsi dan selanjutnya dapat menimbulkan dilatasi ruang LCS sehingga terjadi peningkatan tekanan intrakranial yang ditandai dengan pupil anisokor, muntah projektik dan kesadaran menurun.Hydrocephalus dapat dibedakan antara hydrocephalus pada bayi dan anak : Hydrocepholus pada bayi terjadi akibat penyakit pada masa kehamilan ; seperti infeksi intro uteri, trauma, obat-obatan, radiasi dan teratogenesis (pertumbuhan sel yang salah). Hydrocephalus pada anak disebabkan adanya : infeksi, neoplasma dan perdarahan sub arachnid.

II. PENGKAJIANA. Data Subyektif : Riwayat kehamilan.Kesehatan ibu : infeksi maternal/ Toxoplasmosis. Riwayat persalinan.Trauma : penggunaan alat bantu dalam proses kelahiran. Riwayat Kesehatan anak. Anak kejang. Sering pangs. Rewel dan menangis dengan suara yang nyaring dan melengking. Riwayat psikososial anak. Kebiasaan sehari-hari anak dan keluarga serta mekanisme penyesuaiannya. Pola nutrisi dan metabolik. Mengeluh mual, muntah, dan tidak nafsu makan.

B.Data Obyektif Pada bayi. Pembesaran lingkar kepala yang progresif. Ubun-ubun (fontanel mayor) menonjol dan tegang serta tidak berdenyut. Mato berdeviasi ke bawah (sunset sign). Gelisah dan cengeng. Suara tangisan nyaring dan melengking. Sering muntah dan nafsu makan menurun.

- Pada anak. Tanda-tanda peningkatan intracranial : tekonan darah meningkat, nadi menurun dan muntah. Irritabel. Papila edema. Perubahan pupil. Pernafasan turun, tidak teratur. Perubahan pola makan. Kejang baik vokal maupun umum.C.Test Diagnostik : Foto kepala menunjukkan pelebaran pada fontanel dan sutura serta erosi tulang intrakranial. Foto kepala menunjukkan pelebaran pada Fontanel dan sutura serta erosi tulang intrakranial. USG kepala dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup. CT Scan / MRI.

D.Komplikasi : Septicemia. Endocarditis. Ventrikulitis. Bacteremia. Pleura Effusion. UTI. Hernia otak. Perkembangan lambat.

III. PENATALAKSANAAN MEDIKa. Operasi mengangkat tumor yang menyebabkan penyumbatan.Operasi pasang shunt (untuk mengalihkan cairan cerebrospinalis) : Ventriculo Peritonial Shunt (V-P Shunt). Cara ini adalah cara yang mendekati sempurna karena lebih mudah, komplikasinya rendah Berta mudah untuk melakukan perbaikan / revisi bila terjadi penyumbatan. Cairan dialirkan dari tempat steril ke rongga yang steril juga. Mengalihkan cairan cerebrospinal dari ventrikel lateral atau sub arachnoid ke rongga peritonial. Tube (slang) dipasang dari ventrikel lateral ke occipital secara subcutan terus ke leher dan ke daerah spinal dan terus ke rongga peritoneal dengan membuat insisi kecil di dalam kuadran bawah sebelah kanan. V-P Shunt mempunyai tekanan katub satu arah dan sangat peka terhadap peningkatan tekanan intrakranial. Ventriculo Atrial Shunt (V - A Shunt) Tube (slang) dipasang dari ventrikel lateral yang besor ke lobang Burr di daerah parietal tengkorak. Kemudian dipasang, dibawah kulit di belakang telinga, masuk ke vena cava superior dan selonjut-nya masuk ke atrium kanan. V-A Shunt mempunyai tekanan katubsearah, yong peka dan akan tertutup untuk mencegah refluk darah ke dalam ventrikel dan akan terbuka saat tekanan ventrikel naik, sehingga cairan cerebrospinalis lewat dan masuk ke dalam aliran darah.Kateter yang digunakan adalah kateter silikon, walaupun tipe ini dapat menjadi penyebab infeksi atau obstruksi. Sebagai akibat infeksi adalah endocarditis, ventriculitis dan bacterimia.Ventriculo Pleura ShuntMengalihkan cairan cerebrospinalis ke rongga pleural.Dilakukan bila indikasi pada soot V-P shunt atau V-A shunt tidak dapat digunakan.IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN, HASIL YANG DIHARAPKAN, DAN RENCANA TIMAKAN A. Sebelum OperosiDiagnosa Keperawatan 1 Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial (TIK).Hasil yang diharapkan :Perfusi jaringan cerebral optimal.Anak terbebas dari komplikasi, Berta kenaikan tekanan intrakranial yang ditandai dengan perubahan kesadaran, muntah, nyeri kepala, peningkatan tekanan darah, kejang, bradicardia, nafas lambat clan ticlak teratur.Renton tindakan :Observasi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial. Setiap 4 jam clan segera beritahukan pada dokter jika ado tanda-tanda peningkatan.Ukur lingkor kepala setiop hari.Observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nod i, pernof ason clan suhu.Monitor ukuran clan tonjolan ubun-ubun besot tiap 8 jam.Tinggikan bagian tempat tidur 15-30 derajat, luruskan kepala clan leher (body aligment) untuk mempelancor aliran vena.Batasi cairan untuk mencegah edema otak.Pada anak usia > 8 tahun, kurangi aktifitas yang meningkatkan TIK misalnya : mengedan, batuk, dll.terpenuhi, ditandai dengan ticlak ter jaclinya penurunan berat badan.Renton tindakan :Koji kemampuan mengunyah clan menelan, keluhan mual, sakit menelan clan perkembangan nafsu makan.Koji jenis makanan yang ticlak disukai oleh anak clan mudah menyebabkan muntah, beri makan hangat clan yang mudah clitelan : Baring atau bubur.Beri makan dalam porsi kecil clan Beringatau sesuai dengan kemampuan anak.Timbang berat badan pasien 1-2 hari sekali.Bantu clan dompingi pasien soot makan.Anjurkan bernafas panjang saat mual.ruang pemulihan dan prosedur perawatan sesudah operasi).Beri dorongan pada keluarga untuk mendiskusikan tentang resiko dan keuntungan dari operasi serta cars kerja shunt dengan ahli bedah.Siopkan anak untuk pembedahan dengan meng9unakon boneka atou bends lain sebagai gambaran. Jika mungkin, libatkan keluarga dolam memberikan support pada anak sebelum operasi.Tawarkan untuk pendampingan dan dos.B. Sesudah OperasiDiagnosa Keperawatan 1 Resiko tinggi perubahan sensori/persepsi berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial okibat malfungsi shunt yang mungkin terjacli.Hasil yang diharapkanPerubahan sensori/persepsi kurang atau hilang.Rencana tindakanUkur lingkar kepala setiap hari.Koji ukuran penonjolan fontanel, tingkot kesodaron, ukuran pupil, posisi dan reaksi, gerakan ekstro-okuler dan12kemampuan untuk memusatkan dan mengikuti gerakan, tonus, otot dan kwalitas menangis setiap jam.Observasi tanda-tanda vital tiop 4 jam.Pertahankan posisi pada sisi kepala yang tidak dioperasi.Jaga anak tetap dalam posisi datar dan hanya meninggikon kepala sesuai rencana untuk mencegah penurunan cepat TIK.Berikan terapi stimulasi auditorius dan taktil seperti kain dengan tekstur lembut di dekat kulit, memperdengarkan irama musik lembut.Diagnosa Keperawatan 2 Resiko tinggi kerusakan otak berhubungan dengan tidak berfungsinya shunt.Hasil yang d1harapkanAnak bebas dari komplikasi.Rencana tindakan :Monitor tondo-tondo peningkatan TIK.Lakukan tehnik antiseptik.Kontrol balutan dan perdarahan sekitor luka operasi.Koji tanda-tanda infeksi pada daerah luka setiap 2 jam sampai dengan tanda13tande vital stabil, kemudian tiap 4 jam.Cegah aspirosi dengan tidur miring ke salah satu sisi.Diagnosa Keperawatan 3 Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan pemasangan shunt.Hasil yang d1harapkanAnckbebosdariinfeksi.Rencana tindakanCatat setiap perubahan tanda-tanda vital, terutama suhu, perilaku iritabel dan penurunan kesadaran.Perhatikan keadaan shunt, tekanan reservoir sesuai pesanon.Perhatikan posisi shunt, karena infeksi dapat mengakibatkon posisi shunt bergeser.Berikan terapi antibiotik sesuai program medik.Monitor tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak, pangs.Cegah kontaminasi daerah operasi dengan menutup baluton steril dan dengan mencuci tangan secara seksoma sebelum menyentuh daerah operasi.14Diagnosa Keperawatan 4 Perubahan dalam proses penerimaan keluarga berhubungan dengan kemungkinan anak hidup dengan kondisi pengobatan. Hasil yang d1harapkanOrang tua akan menerima anak dengan kondisinya dalam keluarga.Orang tua dapat mengatasi kesedihan. Rencana tindakanBeri kesempatan pada orang tua/ keluarga untuk mendiskusikan masalahnya.Berikan contoh (role model) bahwo kits menerima kehadiran anak (dipeluk, berbicara dan menyenangkan anak).Dorong orang tua untuk ikut merawat anak, libatkon orang tua sebanyak mungkin.Jelaskan semuo prosedur pengobatan.Dorong orang tua untuk bersikap positif. Beri pujian untuk setiap sikap positif dan perbaikan untuk sikap negatif.Diskusikan sikap-sikap keluarga yang mencerminkan frustasi.15Diagnosa Keperawatan 5 Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan pembesaran kepala dan berat badan Berta penurunan mobilitas. Hasil yang d1harapkanAnak terhindar dari luka/lecet.Rencona TindakanUbah posisi anak tiap 2 jam; ketika memiringkan anak, putar kepala dan badan secara bersama-sama, untuk mencegah terjadinya keseleo pada leher.Pelihara kebersihan kulit dan jags agar tetap kering.Observasi keadaan kulit yang tertekan.Berikon latihan pasif pada ekstremitas.Baringkan kepala di atas bantal karet buss atou menggunakan tempat tidur air jika mungkin.Diagnosa Keperawatan 6 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan di rumah dan kebutuhan evaluasi.Hasil yang d1harapkanOrang tua dapat mengenali gejala infeksiatau malfungsi shunt dan mekanisme menghubungi dokter.Rencana tindakanJelaskan manfaat pemasangan shunt.Diskusikan gejala kegagalan shunt atau infeksi dan peningkatan TIK yang harus diloporkan pada dokter.Tekankan perlunya observasi terns menerus.Ajorkan orang tua cars memompa shunt.Perhatikan tondo-tondo infeksi kulit di sekitar luka insisi (kemerahan, bengkak, dan ado cairan).Perhatikan kebutuhan makan bergizi.Jelaskan tondo-tondo yang perlu diperhatikan bila di rumah terjadi demam, perubahan perilaku, muntah, mats seperti melihat "matahari terbit", peningkatan letargi dan peka rangsang.V. IMPLIKASI KEPERAWATANA. Pemeriksaan Diagnostik1. Foto KepalaDiagnosa Keperawatan Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur pemeriksaan dan hasilnya.Implikasi keperawatanInformasikan tahap-tahap prosedurpemeriksaan kepada pasien/keluarga.Informasikan pada pasien/keluarga bahwa pemeriksaan membutuhkan waktu 10-15 menit.Informasikan agar pasien menunggu di ruang radiologi selama 10-15 menit setelah pemeriksaan untuk memastikan apakah hasilnyo clopot dibaca atau tidak.Anjurkan keluarga menanyokan kepada perawat/dokter/petugas radiologi tentang hal-hal yang kurang dipahami.2. CT ScanDlagnosa KeperawatanKecemasan berhubungan dengan ketakutandi ruang scan yang tertutup clan immobilisasi selama pemeriksaan dilakukan. Implikasi keperawatanInformasikan tahap-tahap prosedurpemeriksaan kepada pasien/keluarga. Informasikan kepada pasien bahwa petugas CT Scan berada di ruangan lain tetapi clapat berkomunikasi melalui sistem intercom.Eksplorasi masalah-masalah masa lalu yang berhubungan dengan ketakutan terhadap ruang sempit clan tertutup.Bila diperlukan keluarga dapat mendampingi pasien dengan menggunakan baju pelindung.Kolaborosi dengan dokter untuk persiapanpremedikasi clan perlunya zat kontras.Koji kepada keluarga apakah ada alergi terhadap obat-obatan, makanan, dll yang berhubungan dengan pemakaian zat kontras.Jelaskan kepada keluarga / pasien bahwa selama pemeriksaan pasien harus ticlur berbaring di otas meja rontgen clan pemeriksaan memerlukan waktu 1/2 jam.3. USG KepolaDiagnosa KeperawatanKecemasan berhubungan dengan prosedur pemeriksaan.Implikasi keperawatanInformasikan tahap-tahap prosedur pemeriksaan kepada keluarga.Kolaborosikan dengan dokter apakah perlu pemberian premedikasi.

Jelaskan pada keluarga bahwa waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan 1/2 jam.Libatkan keluarga untuk memberi pendampingan terhadap anak.B. Obat-obatan1. AnalgetikPemakaian UmumObat kelompok ini digunakan untuk mengontrol nyeri ringan dan sedang, demam dan berbagai kondisi peradangan seperti rematoid dan artritis.Acetaminophen mempunyai kekuatan analgetik dan antipiretik tetapi tidak efektif sebagai anti peradangan.Cara KerjaKelompok besar dari analgetik non narkotik adalah anti peradangan non steroid.Mekanisme dari analgetik adalah dengan menghalangi sintesa prostaglandin di susunan saraf pusat dan vasodilatasi.kontra indikasiPeka terhadap aspirin merupokan kontra indikasi untuk golongan ini.Hanya golongan acetaminophen yang aman untuk sekali-sekali dipakai pada kehomilan atau menyusui.PencegahanPenggunaan obat ini harus hati-hati pada pasien dengan riwayat gangguan perdarahan atau perdarahan gastrointestinal, penyakit hati, ginjal atau jantung yang berat.InteraksiGolongan obat ini memperpanjang waktu perdarahan dan potensial mempengaruhi anti koagulan dan thrombolitik. Penggunaan obat yang kronis dengan aspirin dapat menyebabkon meningkatnya efek samping pada saluran pencernaon dan menurunkan efektivitas.Implikasl KeperawatanPengkajianPasien dengan asma, alergi aspirin, dan polip hidung mempunyai resiko untuk menjadi peka terhadap reaksi obat tersebut. Pantau adanya rinitis, asma dan urtikaria.Nyeri/sakit : kaji lokasi, lamanya, intensitas sebelum dan setelah 1 jam pemberian.Potensial Diagnoso KeperawatanPerubahan rasa nyaman : nyeri.Kurang pengetahuan berhubungan dengan program pengobaton.ImplementasiPemberian bersama antara analgetik dan narkotik dapat mempunyai efek ketagihan. Bile perlu diberikan dalam dosis rendah.Agar pengaruhnya lebih cepat, berikan 30 menit sebelum atou 2 jam sesudah makan.Depot diminum bersama susu, makananatau antasid untuk mengurangi iritasi.Penyuluhan pasien/keluargaBeritahu keluarga untuk memberi obat pada anak sesuai pesanan, bile lupa segera minum, tetapi bile sudah dekat waktu dengan pemberian yang ke-2 jangan diminum, jangan minum obat dengan dosis ganda.Dapat menyebabkan rasa mengantuk dan pusing, beritahu keluarga agar mengawasi aktifitas anak sampai reaksi obat hilang.Peringatkon keluarga untuk tidak memberikon secara bersamaan antara minuman yang mengandung alkohol, aspirin, acetaminophen atau obat lain tonpa konsultasi dokter.22Beritahu dokter bile anak mengeluh gatal, kemerahan, kedinginan, demam, penglihatan terganggu, tinitus (gejala ketidak seimbangan), edema, feses hitam, diare atou sakit kepolo.EvoluasiMenurunkan rasa nyeri.Meningkatkan mobilitas sendi.2. Anti Infeksi (Antibiotik)Pemokaidn UmumUntuk pengobatan dan pencegahan berbagai infeksi oleh bakteri.Cora KerjaAnti infeksi membunuh atou menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang renters, tidak menghambat aktivitas virus atau jamur. Anti infeksi dibagi dalam kategori-kategori yang tergantung pada susunan kimia yang same dan spektrum anti mikrobial.Kontra IndikasiIndividu yang telah diketahui songat sensitif terhadap antibiotik.PerhatianPenggunaan anti infeksi "Broad Spectrum" dalam waktu lama dapat menyebabkan jamur men jadi gangs atau resisters.23Implikasi KeperawatanPengkajianKoji tondo dan gejala infeksi sebelum dan selama terapi.Tentukan hipersentivitas pada pasien yang mendapat penicillin atau cephalosporin.Perikso kultur dan sensitivitas dari bahan (darch, urine, feses, sekret tubuh, cairan liquor) sebelum mulai pengobatan sesuai program medik.Potensial diagnosa keperawatonResiko tinggi infeksi.Kurang pengetahuan berhubungan dengan aturan/cara pengobatan.Ketidaktaaton menjolankan pengobatan.ImplementasiHompir semua anti infeksi harus diberikan dalam interval waktu yang sama dalom 24 jam, untuk mempertahankan kadar dosis terapetik obat tersebut dalam serum.Penyuluhan pasien/keluargaIngatkan pasien/keluarga untuk meneruskon minum obat, dalam interval waktu yang sama selama 24 jam, sampaihabis walaupun sudah merasa lebih balk.Anjurkan pasien / keluarga melaporkan tondo-tondo super-infeksi (rasa tebal) pada lidah, gatal pada vagina atau keluar cairan dan feses berbau khas) kepada dokter.VI. PENYUWHANHasil yang diharapkan :Keluarga dapat menjelaskan atau mendemonstrasikan :KondisiNit.Obat dan perawatan luka.Aktivitas / perawatan diri.Metode :Ceramah.biskusi.Materi.1. Kondisi Jelaskan pengertian, kondisi pasien scat itu sesuai dengan hasil wowancarc dan pemeriksaan fisik. Jelaskan tentang4. Aktivitas / perawatan diri.Menjelaskan aktivitas yang perlu, posisi selang-seling untuk mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit.Melakukanlatihanpasifuntuk ekstremitas.Pada anak-anak, hindari aktivitas yang berlebihan yang dapat meningkatkan tekanan intro kranial, misainyo: menangis / batuk dengan kerns.prosedur persiapan operasi, aktivitas yang dilakukan setelah operasi dan perawatan dirumah.2. NitBeri makanan lunak dan tidak merangsang untuk menghindari terjadinya batuk/ bersin yang menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.Beri cairan dalam batasan sesuai program medik untuk mengurangi resiko edema pada joringan serebral dan resiko mual muntah.Jouhkan makonan/bau-bouan yang merangsang mual, muntah, dan tidak nafsu makan.Beri makanan dalam porsi kecil dan Bering atau sesuai dengan kemampuan anak.3. Obat dan perawatan luka.Jelaskan nama dan cara pemberian obat, kegunaan dan efek samping obat.Mengajarkan cara merawat luka bila perlu Berta tehnik steril dalam merawat luka.