HUBUNGAN KAPASITAS KRANIUM DAN DAYA KONSENTRASI …eprints.ums.ac.id/62545/11/NASKAH...
Transcript of HUBUNGAN KAPASITAS KRANIUM DAN DAYA KONSENTRASI …eprints.ums.ac.id/62545/11/NASKAH...
HUBUNGAN KAPASITAS KRANIUM DAN DAYA KONSENTRASI
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI
MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH GONILAN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Oleh:
MORINDA DARU MURTI
J 500 140 098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, yang tertulis
dalam naskah ini kecuali disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan penulis di
atas, maka akan penulis pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 9 Mei 2018
Penulis
MORINDA DARU MURTI
J 500 140 098
1
HUBUNGAN KAPASITAS KRANIUM DAN DAYA KONSENTRASI
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI
MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH GONILAN
Abstrak
Latar Belakang: Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa. Masa
depan anak tergantung pada pengalaman belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh
kecerdasan. Kapasitas kranium menggambarkan volume otak dan kecerdasan
anak. Daya konsentrasi belajar juga mempengaruhi kemampuan anak menyerap
materi pembelajaran.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anatara kapasitas
kranium dan daya konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa MIM Gonilan.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel diambil secara
total sampling. Subjek adalah siswa dan siswi kelas VI MIM Gonilan sebanyak 46
anak..Penelitian ini menggunakan metode antropometri linier untuk mengukur
kapasitas kranium dan Concentration Grid Test untuk menilai daya konsentrasi
belajar. Analisis data yang digunakan yaitu uji Pearson.
Hasil: Hasil analisis uji Pearson kapasitas kranium dan prestasi belajar p=0,232.
Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kapasitas kranium
dan prestasi belajar sedangkan uji Pearson daya konsentrasi belajar dan prestasi
belajar p=0,009 dan r=0,381. Hal ini berarti terdapat hubungan yang lemah antara
daya konsentrasi belajar dan prestasi belajar.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna anatara kapasitas kranium
dan prestasi belajar serta terdapat hubungan yang bermakna dengan kekuatan
korelasi lemah antara daya konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas
VI Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gonilan.
Kata kunci: kapasitas kranium, daya konsentrasi belajar, prestasi belajar.
Abstract
Children are the next generation of the nation. Their future depends on the
learning experience. Learning achievement is influenced by intelligence. Capacity
of cranium describes the brain volume and intelligence of the child. The learning
concentration potency also affects the ability of children to absorb learning
materials.This study aims to determine the relationship between the Cranium
Capacity and Learning Concentration Potency Relationship with The Learning
Achievement On Student Class VI of Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
Gonilan.This research used cross sectional design. Samples were taken in total
sampling method. Subjects were 46 students class VI MIM Gonilan. This research
used a linear anthropometry to measure the cranium capacity and Concentration
Grid Test to assess the concentration of learning. Data analyzed by Pearson test.
Pearson test result’s of cranium capacity and learning achievement p = 0.232. It
means there is no significant relationship between cranium capacity and learning
2
achievement while Pearson test of learning concentration potency and learning
achievement p = 0,009 and r = 0,381. It means there is a weak relationship
between the learning concentration potency and learning achievement. There is
no significant relationship between cranium capacity and learning achievement
and there is a significant correlation with between learning concentration potency
and learning achievement of Student Class VI Madrsah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Gonilan.
Keywords: cranium capacity, learning concentration potency and learning
achievement
1. PENDAHULUAN
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan sumber
daya manusia yang berpartisipasi aktif dalam pembangunan masa depan
bangsa (Kemenkes RI, 2013). Masa depan anak bergantung pada pendidikan
yang memberikan pengalaman belajar dalam upaya pengembangan potensi
diri dan penyelesaian tugas perkembangan pada setiap fase pertumbuhan
(Amri, 2016).
Berdasarkan laporan Balitbang 2016, prestasi siswa di Indonesia
mengalami penurunan dan hanya menempati urutan ke-61 dari 65 negara di
Asia meskipun telah terjadi peningkatan partisipasi belajar. Selain itu, prestasi
belajar di Indonesia masih belum maksimal. Hal itu ditunjukkan dari data
statistik pendidikan pada tahun ajaran 2016/2017 bahwa Jawa Tengah menjadi
provisnsi dengan siswa mengulang terbesar, yaitu sebanyak 53.167 dari
361.215 siswa (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan siswa dalam
menjalani proses belajar. Akan tetapi, tidak semua siswa memiliki prestasi
belajar yang baik dan sesuai dengan target yang diharapkan. Tingkat prestasi
belajar siswa dipengaruhi oleh bio-pshyco-social factor. Faktor biologis yang
mempengaruhi diantaranya adalah penglihatan, pendengaran dan struktur
tubuh. Daya konsentrasi belajar merupakan salah satu faktor terpenting dalam
mencapai keberhasilan dalam tinjauan psikologis disamping faktor sosial yaitu
dukungan keluarga dan lingkungan (Fajri, et al., 2016).
Konsentrasi belajar merupakan suatu kemampuan untuk memusatkan
perhatian dan melakukan pekerjaan dengan benar. Pada usia sekolah, prestasi
3
belajar siswa sangat dipengaruhi oleh daya konsentrasi dalam menyerap
materi pelajaran, baik secara mandiri maupun melalui pengajaran (Aviana,
2015). Anak sekolah di Indonesia memiliki daya konsentrasi yang rendah. Hal
ini meyebabkan siswa hanya mencapai kemampuan pemahaman materi
sebesar 30% pada proses pembelajaran (Amri, 2016).
Inteligensi atau kecerdasan merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi prestasi belajar seseorang (Thaib, 2013). Intelegensi
selanjutnya dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan otak. Hal ini
diperkuat pada beberapa kajian medis yang mendasari kesulitan belajar pada
anak menjelaskan adanya gangguan pada sistem saraf yakni otak, khususnya
pada prefrontal cortex dan temporo-parietal junction baik secara fungsional
maupun struktural (Eboh, et al., 2016).
Cortex cerebri merupakan bagain terbesar sistem saraf pusat yang
mengisi cavitas cranialis. Hasil pengukuran cavitas cranialis adalah kapasitas
kranium yang merupakan volume interior kranium. Kapasitas kranium
bertambah seiring dengan pertumbuhan otak (Ezejindu et al., 2013).
Studi neuroanatomi di beberapa negara menunjukkan bahwa kapasitas
kranium merupakan salah satu antropometri yang menunjukkan volume otak
secara tidak langsung (Ali, et al. 2014). Di samping itu, penelitian yang
dilakukan oleh Acer pada tahun 2007 menunjukan bahwa kapasitas kranium
mempunyai korelasi yang positif dengan tingkat inteligensi seseorang
khususnya ranah kognitif (Pietsching, et al.,2015).
Meskipun beberapa teori menunjukkan bahwa manusia dengan ukuran
otak yang besar belum tentu memiliki kecerdasan yang lebih baik, tetapi
volume otak mempresentasikan pembentukkan struktur-struktur organisasi
yang berfungsi pada otak secara tidak langsung (Ali, et al. 2014). Sedangkan
menurut Gould (2012), kapasitas kranium yang kecil berhubungan dengan
degradasi proses berpikir yang menggambarkan kemunduran inteligensi
seseorang. Hal ini diperkuat dengan adanya kemunduran daya ingat dan
proses berpikir pada pasien dimensia yang ditandai dengan atropi otak
4
(Simons, 2017). Di sisi lain, beberapa studi membuktikan bahwa anak dengan
ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) memiliki ukuran otak 3-4 %
lebih kecil dari anak normal. Sedangkan pada anak Autisme dengan IQ tinggi
cenderung memiliki daya konsentrasi tinggi dan ukuran otak yang lebih besar
dari ukuran anak normal. Hal ini menjelaskan adanya hubungan antara
volume otak, daya konsentrasi, dengan intelegensi yang selanjutnya
berdampak pada tingkat prestasi belajar anak (Crust, 2015).
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan penelitian
mengenai hubungan kapasitas kranium dan daya konsentrasi belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gonilan.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Metode penelitian digunakan untuk
melihat hubungan antara kapasitas kranium dan daya konsentras belajar
terhadap prestasi belajar. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Gonilan dan dilaksanakan pada bulan Desember 2017.
Populasi penelitian adalah siswa kelas VI yang bersedia dan memenuhi
kriteria penelitian. Penelitian menggunakan sumber data primer yang
memenuhi kriteria restriksi. Data diperoleh dengan mengukur kepala (panjang,
tinggi, dan lebar), mengerjakan tes konsentrasi (grid concentration test) dan
data nilai rapor semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Pengambilan sampel
secara total sampling, yaitu seluruh siswa kelas VI yang bersedia dan
memenuhi kriteria penelitian. Analisis data uji Shapiro-Wilk, uji korelasi
Pearson, dan analisis multivariat regresi linear.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Analisis Statistik
3.1.1 Hasil Uji Distribusi Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tersebar
normal atau tidak. Sebaran data dikatakan normal jika p > 0,05 (Priyatno,
2011). Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji Saphiro-
Wilk Test karena subjek berjumlah ≤50 orang. Berdasarkan hasil uji
5
normalitas, didapatkan hasil bahwa semua variabel berdistribusi normal,
yaitu kapasitas kranium p = 0, 734, daya konsentrasi belajar p = 0, 109 dan
prestasi belajar p = 0, 103.
3.1.2 Hasil Uji Korelasi Pearson
Berdasarkan uji hipotesis Pearson diperoleh nilai r sebesar 0,180
dengan p 0, 232 pada variabel kapasitas kranium dengan prestasi belajar
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan
antara kapasitas kranium dengan prestasi belajar..
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis univariat kapasitas kranium, seluruh subjek
penelitian memiliki nilai kapasitas kranium pada rentang nilai 1300-1600 cc
dengan sebagian besar kapasitas kranium sebesar 1400-1500 cc. Menurut
Milner ( dalam Ganiyu, 2015) besar kapasitas kranium normal pada manusia
hidup adalah 950-1800 cc dengan rata-rata 1400cc sedangkan menurut jenis
kelamin, rata-rata kapasitas kranium subjek berjenis kelamin laki-laki lebih
besar, yaitu 1458, 2 cc dibandingkan perempuan, yaitu sebesar 1423,7cc. Hal
ini sejalan dengan pendapat Irmak (dalam Ganiyu, 2015) bahwa kapasitas
kranium laki-laki lebih besar kurang lebih 100 cc dibandingkan dengan
perempuan disebabkan oleh komposisi densitas tulang yang lebih besar pada
laki-laki, aktivitas fisik yang lebih banyak, pengaruh genetik dan hormonal
tubuh, serta asumsi bahwa jumlah Cortical Neuron laki-laki lebih banyak 4
milyar dibandingkan dengan perempuan. Analisis univariat prestasi belajar,
sebagian besar subjek, yakni sebesar 93% memiliki prestasi belajar yang baik
dengan rata-rata nilai ≥ 75 (Depdiknas, 2010) dengan prestasi belajar siswi
lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat Nell (dalam Ganiyu, 2015)
bahwa permpuan meiliki eye and hand motor coordination yang lebih baik
dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk menilai ada
tidaknya hubungan antara kapasitas kranium dan daya konsentrasi belajar
dengan prestasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gonilan.
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi Pearson antara kapasitas kranium dan
prestasi belajar , diperoleh hasil r = 0,180 dan nilai p = 0,232. Nilai koefisien
6
korelasi r = 0,180 berada 0 < r < 1 memberi kesimpulan bahwa jenis
korelasi di antara dua variabel adalah positif. Nilai kekuatan korelasi sebesar
0,180 menunjukkan adanya kekuatan korelasi yang lemah di antara kedua
variabel sedangkan nilai p = 0,232 menunjukkan bahwa hubungan antara
kedua variabel tidak bermakna secara statistik (Dahlan, 2013). Dua variabel
dikatakan memiliki hubungan yang signifikan secara statistik apabila p <
0,05. Berdasarkan hasil analisis statistik, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan anatara kapasitas kranium dengan prestasi belajar
siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gonilan.Penelitian ini berlatar
belakang adanya kontroversi pendapat ahli mengenai hubungan volume otak
dengan kecerdasan seseorang karena meskipun beberapa penelitian mengenai
hubungan volume otak dan kecerdasan menunjukkan hasil yang signifikan,
namun pada beberapa penelitian yang lain memiliki kesimpulan yang berbeda.
Menurut Sukel (Sari, 2015), manusia dengan ukuran otak yang besar belum
tentu memiliki kecerdasan yang lebih baik, karena kecerdasan tidak hanya
dipengaruhi oleh ukuran otak melainkan juga dipengaruhi oleh struktur
organisasi yang berfungsi pada otak. Potensi kecerdasan seseorang
dipengaruhi bukan hanya oleh volume otaknya, namun juga oleh jumlah
neuron dalam otak tersebut, densitas atau kepadatan neuron, jumlah sinaps
pada otak, dan kemampuan fungsional dari masing-masing struktur dalam
otak. Volume otak lebih lanjut dijelaskan belum tentu memiliki korelasi
dengan jumlah sinaps dalam otak yang membentuk organisasi dan koordinasi
pada otak. Belajar dan berpikir merupakan hasil dari organisasi, koordinasi
dan integrasi dari semua area dalam otak yang terkoneksi melalui sinaps
(Sherwood, 2001). Pertumbuhan maupun atrofi perkembangan pada salah satu
area di otak dapat menyebabkan gangguan fungsi otak secara keseluruhan
meskipun tiap area dalam otak memiliki fungsi intinya masing-masing.
Prefrontal Cortex merupakan bagian terbesar sistem saraf pusat yang mengisi
cavitas cranialis akan tetapi pengukuran kapasitas kranium tidak hanya
melibatkan area Prefrontal Cortex, namun juga mengukur keseluruhan area
otak yang dilindungi oleh kranium sedangkan kemampuan kognitif seseorang
7
secara anatomis terpusat pada area Prefrontal Cortex sehingga peningkatan
kapasitas kranium belum tentu meningkatkan kecerdasan seseorang (Ezejindu
et al., 2013). Hasil penelitian ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
termasuk didalamnya variabel luar yang tidak dapat dikendalikan oleh
peneliti. Prestasi belajar dipengaruhi oleh stimulasi intelektual, pola tidur,
olahraga, asupan nutrisi, lingkungan sosial, motivasi, kepribadian dan minat
terhadap pelajaran.
Berdasarkan hasil uji statistik korelasi Pearson antara daya konsentrasi
belajar dan prestasi belajar , diperoleh hasil r = 0,381 dan nilai p = 0,009.
Nilai koefisien korelasi r = 0,380 berada 0 < r < 1 memberi kesimpulan
bahwa jenis korelasi di antara dua variabel adalah positif. Nilai kekuatan
korelasi sebesar 0,381 menunjukkan adanya kekuatan korelasi yang lemah di
antara kedua variabel sedangkan nilai p = 0,009 menunjukkan bahwa
hubungan antara kedua variabel bermakna secara statistik (Dahlan, 2012).
Berdasarkan analisis, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
anatara kapasitas kranium dengan prestasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah
Muhammadiyah Gonilan. Keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh
kemampuan individu dalam memusatkan perhatian terhadap hal yang sedang
dipelajarinya dengan mengabaikan hal lain diluar kegiatan belajar. Nilai
kekuatan korelasi yang lemah antara daya konsentrasi belajar dan prestasi
belajar pada penelitian ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
motivasi dan minat belajar. Motivasi sangat menentukan prestasi belejar
seseorang. Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu (Dimyati, 2013). Semakin besar motivasi yang dimiliki oleh
seseorang maka dorongan yang timbul untuk berprestasi juga akan semakin
besar. Minat siswa terhadap pelajaran memungkinkan terjadinya pemusatan
perhatian dan pikiran serta merangsang timbulnya kegembiraan dalam uasaha
belajar sehingga dapat mempengaruhi proses belajar yang berhubungan
dengan prestasi belajar (Ula, 2013; Fajri, 2016). Hal ini juga terlihat pada
proses penelitian ini, pada siswa dengan motivasi dan minat besar untuk
8
mendapatkan skor tinggi pada Concentration Grid Test juga menunjukkan
hasil yang tinggi pada daya konsentrasinya.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis statistik maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kapasitas kranium dan prestasi
belajar serta terdapat hubungan yang bermakna antara daya konsentrasi belajar
dengan prestasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Gonilan.
Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan metode stereologikal dalam
pengukuran kapasitas kranium sedangkan dalam keperluan aplikasi klinis
sebaiknya digunakan parameter Cerebral Index yang telah memperhitungkan
Body Mass Index dalam menentukan korelasi besar kapasitas kranium dengan
prestasi belajar atau kecerdasan anak juga menggunakan tes Intellegensi
seperti IQ test dalam menentukan derajat kecerdasan dan prestasi anak.
Penelitian juga sebaiknya menggunakan subjek anak dengan gangguan mental
seperti ADHD atau anak dengan Autisme untuk menilai lebih lanjut besarnya
pengaruh daya konsentrasi dalam prestasi belajar anak dan memperhatikan
variabel-variabel luar seperti kondisi sosial ekonomi, latar belakang orang tua
dan kondisi lingkungan
PERSANTUNAN
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada dr. Anika Candrasari, M.Kes,
dr. Burhanuddin Ichsan, M.Med.Ed, M.Kes, dan dr. Budi Hermawan, M.Sc. yang
telah membimbing, memberikan saran dan nasihat kepada penulis dalam skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Acer, N., Iteire K.A.., Jacobs N., 2007. Comparison Of Three Methods For The
Estimation Of Total Intracranial Volume. Annals Of Plastic Surgery,
58(1):48-53.
Ali, S. Marjinah, S., Hermin M., 2014. Study Of Cranial Capacity Of Adult North
Indian Human Skulls And Its Sexual Dimorphism. International Journal
Of Scientific Study, 1(5):29-31.
Amri, R., 2016. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (Sppkb) Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan
Siswa Kelas XI Semester Genap Smk Muhammadiyah Metro T.P
2015/2016. Jurnal Pendidikan Ekonomi Um Metro, 2(3): 46-54.
Aviana, R., 2015. Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Terhadap Daya
Pemahaman Materi Pada Pembelajaran Kimia Di Sma Negri 2 Batang.
Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang 3(1): 30-
3.
Crust L., 2015. Influence Of Music And Distraction On Visual Search
Performance Of Participants With High And Low Affect Intensity And
Concentration. International Journal Food Science Nutrition 2(4):1003-
7.
Dahlan, M., 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Dimyati, M., 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Eboh, D. E., Okoro, E. C. & Iteire, K. A., 2016. A Cross-Sectional
Anthropometric Study Of Cranial Capacity Among Ukwuani People Of
South Nigeria. Malays J Med Sci,1(3): 72-82.
Ezejindu, Chinweife, Ihentuge & Uloleme, 2013. Studies Of Cranial Capacity
Between The Ages Of 14 – 20 Yrs Of Ogidi People Of Anambra State,
Nigeria. Journal Of Dental And Medical Science, 4(1): 54-9.
Fajri, N., Yoesoef, A. & Nur, M., 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Talking Stick dengan Strategi Joyful Learning terhadap Prestasi
Ganiyu, M. O., 2015. Study Of Cranial Capacity In Relation To Intelligence And
Other Anthropometric Parameters Among Students Of Ahmadu Bello
University, Zaria. Ahmadu Bello University, 6(4) :1-114.
Gould, J., 2012. Morton's Ranking of Races by Cranial Cpacity. Journal of
Science, New Series 200(4341): 503-9
10
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2017. Ikhtisar Data Pendidikan Tahun
2016/2017. Jakarta: Pusat Data Dan Statistik Pendidikan Dan
Kebudayaan.
Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar; Riskesdas. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.
Pietschnig, J., Elmira D., Naela D., 2015. Meta-Analysis Of Associations
Between Human Brain Volume And Intelligence Differences: How
Strong Are They And What Do They Mean?. Neuroscience And
Biobehavioral Reviews, 27(9): 411-32.
Priyatno, D. , 2011. Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS. Yogyakarta:
Mediakom
Sari R., 2015. Hubungan Estimasi Kapasitas Kranium dengan Memori Kerja pada
Siswa SD Kristen Manahan. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas
Maret
Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem. Terjemahan Brahm
U.Pendit.Human Physiology: From Cells To System. Jakarta: EGC
Simons, J., 2017.Dimentian and The Brain. Alzheimer’s Society National
Dementia Journal 8(5):1-13
Thaib, E. N., 2013. Hubungan Antara Prestasi Belajar Dengan Kecerdasan
Emosional. Jurnal Ilmiah Didaktika , 7(2) : 384-99.
Ula, S. S. (2013). Revolusi Belajar: Optimalisasi Kecerdasan Melalui
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemu. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.