Target SDG Bertambah
-
Upload
gerakan-kesehatan-ibu-dan-anak -
Category
Documents
-
view
36 -
download
0
description
Transcript of Target SDG Bertambah
tu, terlebih di daerah," kata Nila Nila mengapresiasi sejumlah
kegiatan organisasi nonpemerin - tah dalam peningkatan kesehat an ibu dan anak. Beberapa ak tivitas itu antara lain posyandu percontohan, penyebaran poster tentang kesehatan sekaligus di jelaskan kepada warga.
Pernyataan Menkes itu disam but baik koalisi NGO yang ter gabung dalam Gerakan Kesehat an Thu dan Anak. Wahdini Ha kim, anggota staf senior program gizi dari Save the Children, dalam risetnya mengungkapkan pen - tingnya peran lembaga interna sional dan lokal mendorong pern berian AS! di enam negara, yakni Banglades, Brasil, Indonesia, Ni geria, Filipina, dan Inggris.
Di enam negara itu ditemukan lima faktor yang memengaruhi komitmen politik negara, yakni kerja sama, lingkungan yang mendukung, implementasi prog ram, advokasi dan komunikasi, dukungan tenaga kesehatan, dan organisasi profesi. "Jadi, masya rakat sipil bisa memengaruhi ko mitmen politik negara," katanya. ·
Peran masyarakat sipil dalam mendukung upaya kesehatan ibu dan bayi terjadi di sejumlah dae rah. Di Lampung, misalnya, ada program lelaki peduli keluarga untuk membentuk ayah yang melindungi dan mendampingi keluarga tanpa kekerasan.
Ketua Panitia Simposium Praktik Cerdas Asteria Aritonang menjelaskan, dalam simposium itu dipaparkan 50 praktik terbaik oleh LSM dari 16 provinsi berupa presentasi, pameran, dan poster. "Praktik cerdas itu karena ada inovasi teknologi, kepeloporan pendidikan, peningkatan ke mampuan warga, dan kerja sama antarsektor," ujarnya. (B06)
orang per 100.000 kelahiran. !tu seiring tingginya angka pernikah an usia dini yangmemicu remaja putri putus sekolah.
Padahal, ibu punya tugas pen ting, seperti mendidik dan men jaga kesehatan anaknya, menjaga kesehatan personal dan menye diakan lingkungan yang sehat ba gi keluarganya Jadi, perempuan seharusnya berpendidikan dan matang secara fisik dan mental saat berkeluarga.
Akses kesehatan Program kesehatan. juga ter
kendala minimnya akses kese hatan dan berbenturan dengan tradisi di sejumlah daerah. Ke menkes masih menemukan ibu melahirkan tanpa bantuan tena ga medis. Bahkan, ada yang harus mengurus persalinan sendiri di hutan karena tradisi masyarakat, seperti yang terjadi di Kabupaten Boven Digoel, Papua.
Untuk itu, masyarakat sipil di harapkan turut membantu me- . ningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Menurut Nila, orga nisasi nonpemerintah (NGO) berperan penting mengedukasi warga, khususnya di daerah yang tak terjangkau pemerintah.
"Pemerintah dan NGO harus berjalan bersama dan punya tu juan sama agar target ini tercapai. Tak mungkin kami (pemerintah) bekerja sendiri. Para NGO di perlukan karena amat memban-
"Isi konsep yang disiapkan hampir sama dengan sebelum nya. Bedanya ada tambahan, ka lau dulu tak ada penyakit tak menular, sekarang kami tambah kan," kata Menteri Kesehatan Nila Moeloek seusai menghadiri simposium yang diprakarsai Ge rakan Kesehatan Thu dan Anak, Rabu (19/8) di Jakarta.
Penyakit tak menular menjadi masalah serius dilihat dari besar nya biaya Jaminan Kesehatan Nasional untuk mengobati pen derita Tahun 2014, total biaya terapi pasien kardiovaskuler (pe nyakit jantung dan pembuluh da rah) Rp 3,5 triliun dan total biaya terapi kanker Rp 1,5 triliun.
Maka dari itu, penyakit tak menular ditambahkan dalam daftar penyakit yang harus di berantas dan dicegah dalam SDG yang ditargetkan tercapai pada io30. "Intinya tetap mernprio ritaskan kesehatan," ujarnya.
Sebelumnya, dalam MDG yang akan berakhir September 2015, targetnya, pemberantasan penyakit menular, seperti HIV dan malaria.
Nila mengakui, sejumlah poin MDG tak tercapai,' misalnya ang ka kematian ibu (AKI) dan bayi tinggi, terutama di Jawa, Me nurut Survei Demografi Kese hatan. Indonesia 2012; AKI ·359
· orang per 100.000 kelahiran hi dup, meningkat dibandingkan ta hun 2007 yang tercatat 228
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah memasukkan penanggulangan penyakit tidak menular ke dalam program pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG). Hal itu seiring meningkatnya jumlah penderita penyakit tak menular, seperti obesitas, kanker, dan penyakit jantung.
Penyakit Tidak Menular Jadi Tantangan
Target SDG Bertambah
hatan. Untuk kanker seharusnya bisa, misalnya deteksi dini kanker payudara bagi peserta'berusia 35 tahun ke atas dan kanker usus besar," ucap Hasbullah.
Studi ASEAN Cost in Onco logy (Action) yang dilakukan George Institute for Global He alth, merekomendasikan negara negara di Asia Tenggara mening katkan anggaran deteksi dini · kanker. Tujuannya, menekan be ban ekonomi akibat kanker,
Studi kohor longitudinal pada 2012-2014 itu melibatkan 9.513 pasien kanker selama setahun setelah mereka didiagnosis di se jumlah rumah sakit di 8 negara ASEAN, yaitu Karnboja, Indo nesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Pemimpin investigator pada Action Study, Prof Mark Wood ward, mernaparkan, liasil studi menunjukkan, diagnosis kanker bagi pasien di Asia Tenggara bisa jadi bencana. Sebanyak 75 persen pasien, dalam setahun setelah di diagnosis, berujung pada kema tian dan kesulitan finansial. Biaya terapi kanker yang tinggi bisa · memiskinkan pasien dan kelu arganya. Makin tinggi stadium kanker saat diagnosis, kian tinggi pula biaya yang dibutuhkan.
Semakin tua usia pasien, kian rendah pendapatan dan tingkat pendidikan pasien. Pasien yang tak punya jaminan kesehatan adalah kelompok pasien yang ke mungkinan besar meninggal dan kesulitan ekonomi.
Nirmala Bhoo-Pathy; ahli epi demiologi kanker dari University of Malaya, menambahkan, pasien berpenghasilan 1.100 dollar AS sebulan atau kurang akan ke sulitan membayar pengobatan. Karena itu, pencegahan dan de teksi dini penting dalam penang gulangan kanker. (ADH/B06)
segera ditangani," kata Kepala Dinas Kesehatan · Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Johari Angkasa Johari. ·
Deteksi dini Hasbullah menyatakan, . se
iring meningkatnya anggaran fungsi kesehatan 2016, pemerin tah diminta mengalokasikan ang garan edukasi warga dengan ber kampanye kesehatan lewat me dia. "Alokasikan anggaran seti daknya Rp 2 triliun untuk edu kasi masyarakat," ujarnya
Informasi ya,ng diperoleh dari kampanye kesehatan bisa men dorong kesadaran warga untuk menghindari faktor risiko dan mendeteksi dini penyakit tak me nular. Misalnya, kanker yang ter deteksi pada stadium awal punya peluang keberhasilan terapi lebih baik dan beban ekonomi lebih rendah dibandingkan jika ter deteksi pada stadium lanjut.
Kini upaya promosi kesehatan tak bisa bergantung pada pem biayaan JKN oleh Badan Penye lenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sebab, iuran,JKN be lum memadai dan pembiayaan kesehatan yang ditanggung fokus ke pengobatan, Setelah iuran ke pesertaan JKN naik, seharusnya deteksi dini kanker bisa dima sukkan dalam manfaat peserta.
"Tahun depan, pemerintah berkomitmen agar penapisan hi potiroid ditanggung BPJS Kese-
"Anggaran promosi kesehatan perlu ditambah," kata Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fa kultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany, dalam jumpa pers ha sil riset beban sosioekonomi ka rena kanker di Asia Tenggara, Kamis (20/8) di Nusa Dua, Bali.
Sebelumnya, Menteri Kese hatan Nila F Moeloek menya takan, pemerintah akan mema sukkan penanggulangan penyakit tak menular dalam program pen capaian target SDG. Itu karena jumlah penyakit tak menular, se perti kanker dan penyakit kar diovaskular, meningkat sehingga membebani anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Terkait target SDG, koalisi ma syarakat sipil yang tergabung da lam Gerakan Kesehafan Thu dan Anak mengeluarkan 13 rekomen-
I dasi di Jakarta, kemarin. Ketua Panitia Simposium GKIAAsteria Aritonang menyatakan, salah sa
I tu poin yang direkomendasikan adalah meningkatkan kesadaran
I dan pengetahuan warga tentang kesehatan melalui pendekatan
I
secara individu.dan kelompok. Dengan meningkatnya kesa-
I daran warga terhadap kesehatan, tiap daerah harus meningkatkan
. standar layanan minimal. "Mi- salnya, dalam penanganan per salinan. Kalau bisa tak ditangani satu orang saja, tetapi satu tim. Jadi, jik1:_terjadi komplikasi, bisa
l NUSA.DUA, KOMPAS - Pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran edukasi kesehatan agar_ pemahaman masyarakat terhadap kanker dan penyakit tak menular lainnya meningkat. Hal itu seiring dengan re_ncana pemerintah rnemasukkan penanggulangan penyakit tidak menular dalam tujuan pernbangunan berkelanjutan atau SDG.
Deteksi Dini Kanker Diusulkan Masuk JKN
Dorong Promosi Kesehatan