hidrosefalus otitik

26
MODUL ORGAN TUMBUH KEMBANG HIDROSEFALUS KELOMPOK 4 MARIO SURJAWINATA 030.06.156 NATHASHA ADJANI 030.06.176 RIRIN RINANTI 030.06.220 RONALDO SIMAMORA 030.06.229 AMANDA PRAHASTIANTI 030.08.020 ANINDITA JUWITA P 030.08.031 ANISA DESTYA RAHMASARI 030.08.032 DEWI SEYIOWATIWIDJOJO 030.08.076 DIAH PERMATA KINANTI 030.08.078 HANA 030.08.112 HASNAN HABIB 030.08.115 HENDIANTO 030.08.116 HANISAH BINTI IDRIS 030.08.272 IZNI NUR FATIHAH BT SALLE 030.08.273 IZZUL AKMAL BIN KADARUSMAN 030.08.274 1

description

hidrosefalus otitik

Transcript of hidrosefalus otitik

Page 1: hidrosefalus otitik

MODUL ORGAN TUMBUH KEMBANG

HIDROSEFALUS

KELOMPOK 4

MARIO SURJAWINATA 030.06.156

NATHASHA ADJANI 030.06.176

RIRIN RINANTI 030.06.220

RONALDO SIMAMORA 030.06.229

AMANDA PRAHASTIANTI 030.08.020

ANINDITA JUWITA P 030.08.031

ANISA DESTYA RAHMASARI 030.08.032

DEWI SEYIOWATIWIDJOJO 030.08.076

DIAH PERMATA KINANTI 030.08.078

HANA 030.08.112

HASNAN HABIB 030.08.115

HENDIANTO 030.08.116

HANISAH BINTI IDRIS 030.08.272

IZNI NUR FATIHAH BT SALLE 030.08.273

IZZUL AKMAL BIN KADARUSMAN 030.08.274

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA, 30 November 2009

1

Page 2: hidrosefalus otitik

I. PENDAHULUAN

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu sindrom yang ditandai oleh gangguan

fungsi otak yang bersifat sementara dan paroksismal, yang memberi manifestasi

berupa gangguan, atau kehilangan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, psikologik,

dan sistem otonom, serta bersifat episodik. Defisit memori adalah masalah kognitif

yang paling sering terjadi pada pederita epilepsy.

Setiap orang punya resiko satu di dalam 50 untuk mendapat epilepsi. Pengguna

narkotik dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi. Pengguna narkotik mungkin

mendapat seizure pertama karena menggunakan narkotik, tapi selanjutnya mungkin

akan terus mendapat seizure walaupun sudah lepas dari narkotik.Di Inggris, satu orang

diantara 131 orang mengidap epilepsi.

Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan

bayi yang baru lahir. Angka kejadian epilepsi pada pria lebih tinggi dibandingkan

pada wanita, yaitu 1-3% penduduk akan menderita epilepsi seumur hidup. Di Amerika

Serikat, satu di antara 100 populasi (1%) penduduk terserang epilepsi, dan kurang

lebih 2,5 juta di antaranya telah menjalani pengobatan pada lima tahun terakhir.

Hidrosefalus adalah dimana terjadi penimbunan cairan selebropinalis pada

ventrikel otak, sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan

ubun-ubun yang Penyumbatan sering terdapat pada bayi dan anak karena kelainan

bawaan, infeksi, neoplasma, atau perdarahan.

Penyumbatan mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal yang tidak

terabsorbsi sehingga menyebabkan kepala menjadi besar.Jumlah kasus hidrosefalus

antara 0,2 - 4 persen setiap 1.000 kelahiran. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua

umur. Pada remaja dan dewasa lebih sering disebabkan oleh toksoplasmosis. Pada

hidrosefalus infantil, 46% adalah akibat abnormalitas perkembangan otak, 50% karena

perdarahan dan meningitis, serta kurang dari 4% akibat tumor fossa posterior. Apabila

dicermati, terlihat bahwa dari tahun ke tahun, insiden (kasus baru) maupun prevalensi

antara kasus lama dan kasus baru relatif tidak bertambah. usat saraf yang vital.

2

Page 3: hidrosefalus otitik

II. TINJAUAN PUSTAKA

HIDROSEFALUS(1,2,5)

Hidrosefalus adalah suatu keadaan dimana terjadi penambahan volume dari cairan

serebrospinal (CSS) di dalam ruangan ventrikel dan ruangan sub arakhnoid.

Keadaan ini disebabkan oleh karena terdapat produksi cairan serebrospinal yang

berlebihan, obstruksi jalur cairan cerebrospinal maupun gangguan absorpsi cairan

serebrospinal.

Ada dua jenis hidrosefalus yaitu hidrosefalus nonkomunikans dan hidrosefalus

komunikans.

Hidrosefalus nonkomunikans/hidrosefalus obstruktif merupakan masalah bedah

saraf pediatrik yang paling sering ditemukan dan biasanya mulai timbul segera

setelah lahir, hidrosefalus obstruktif biasanya disebabkan oleh kelainan

kongenital.Hidrosefalus komunikans dimana aliran cairan dari sistem ventrikel ke

ruang sub arakhnoid tidak mengalami sumbatan, biasanya terjadi karena lebih

banyak produksi CSS dibanding direabsorpsi.

Embriologi

Pada umur kehamilan 35 hari terlihat pleksus khoroidalis sebagai invaginasi

mesenkhimal dari atap ventrikel IV, lateralis dan ventrikel III. Pada saat kehamilan

50 hari sudah mulai terjadi sirkulasi CSS secara normal, bersamaan dengan tiga

peristiwa penting, yakni; perforasi atap ventrikel IV oleh proses aktif diferensiasi,

berkembangnya fungsi sekresi pleksus khoroidalis dan terbentuknya ruang

subarakhnoid.(3,4,6)

Fisiologi Cairan Serebrospinal (CSS)

Sebagian besar (80-90%) CSS dihasilkan oleh pleksus khoroidalis pada ventrikel

lateralis sedangkan sisanya (10-20%) di ventrikel III, ventrikel IV, juga melalui

difusi pembuluh-pembuluh ependim dan piamater. Proses pembentukan CSS

melalui dua tahap, yaitu:

3

Page 4: hidrosefalus otitik

Tahap ke I; Pembentukan ultrafiltrat plasma oleh tekanan hidrostatika, melalui

celah endotel kapiler koroid di dalam stroma jaringan ikat di bawah epitel vili.

Tahap ke II; perubahan ultrafiltrat plasma ke dalam bentuk sekresi oleh proses

metabolisme aktif di dalam epitel khoroid.

Mekanisme dari proses ini belum diketahui secara pasti, tetapi diduga merupakan

aktivasi pompa Na-K-ATPase dengan bantuan enzim karbonik anhidrase.

Kecepatan pembentukan CSS 0,3-0,4 cc/menit atau antara 0,2-0,5% volume total

per menit dan ada yang menyebut 14-38 cc/jam. Sekresi total CSS adalah 150 cc,

berarti dalam 1 hari terjadi pertukaran atau pembaharuan dari CSS sebanyak 4-5

kali/hari. Pada neonatus jumlah total CSS berkisar 20-50 cc dan akan meningkat

sesuai usia sampai mencapai 150 cc pada orang dewasa.(2,5,7)

Pada hakekatnya susunan CSS sama seperti cairan interselular otak, ventrikel dan

ruang subarakhnoid. CSS setelah diproduksi oleh pleksus khoroideus pada

ventrikel lateralis akan mengalir ke ventrikel III melalui foramen Monroe.

Selanjutnya melalui akuaduktus serebri (Sylvius) menuju ventrikel IV. Dari

ventrikel IV sebagian besar CSS dialirkan melalui foramen Luschka dan Magendie

menuju ruang subarakhnoid, setinggi medulla oblongata dan hanya sebagian kecil

CSS yang menuju kanalis sentralis.

Dalam ruang subarakhnoid CSS selanjutnya menyebar ke segala arah untuk

mengisi ruang subarakhnoid, serebral maupun spinal.

Absorpsi CSS dilakukan oleh vili-vili arakhnoid yang jumlahnya sangat banyak

pada permukaan hemisferium serebri, basis serebri dan sekeliling radiks nervi

spinalis.(4,5,6)

Patofisiologi(13,14,15)

Pada prinsipnya hidrosefalus terjadi sebagai akibat dari ketidak seimbangan antara

produksi, obstruksi dan absorpsi dari CSS. Adapun keadaan-keadaan yang dapat

mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan tersebut adalah:

1. Disgenesis serebri

4

Page 5: hidrosefalus otitik

46% hidrosefalus pada anak akibat malformasi otak dan yang terbanyak adalah

malformasi Arnold-Chiary. Berbagai malformasi serebral akibat kegagalan dalam

proses pembentukan otak dapat menyebabkan penimbunan CSS sebagai

kompensasi dari tidak terdapatnya jaringan otak. Salah satu contoh jelas adalah

hidroanensefali yang terjadi akibat kegagalan pertumbuhan hemisferium serebri.

2. Produksi CSS yang berlebihan

Ini merupakan penyebab hidrosefalus yang jarang terjadi. Penyebab tersering

adalah papiloma pleksus khoroideus, hidrosefalus jenis ini dapat disembuhkan.

3. Obstruksi aliran CSS

Sebagian besar kasus hidrosefalus termasuk dalam kategori ini. Obstruksi dapat

terjadi di dalam atau di luar sistem ventrikel. Obstruksi dapat disebabkan beberapa

kelainan seperti: perdarahan subarakhnoid post trauma atau meningitis, di mana

pada kedua proses tersebut terjadi inflamasi dan eksudasi yang mengakibatkan

sumbatan pada akuaduktus Sylvius atau foramina pada ventrikel IV. Sisterna

basalis juga dapat tersumbat oleh proses arakhnoiditis yang mengakibatkan

hambatan dari aliran CSS. Tumor fossa posterior juga dapat menekan dari arah

belakang yang mengakibatkan arteri basiliaris dapat menimbulkan obstruksi secara

intermiten, di mana obstruksi tersebut berhubungan dengan pulsasi arteri yang

bersangkutan.

4. Absorpsi CSS berkurang

Kerusakan vili arakhnoidalis dapat mengakibatkan gangguan absorpsi CSS,

selanjutnya terjadi penimbunan CSS. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan

kejadian tersebut adalah:

Post meningitis

Post perdarahan subarakhnoid

Kadar protein CSS yang sangat tinggi

5. Akibat atrofi serebri

Bila karena sesuatu sebab terjadinya atrofi serebri, maka akan timbul penimbunan

CSS yang merupakan kompensasi ruang terhadap proses atrofi tersebut.

Terdapat beberapa tempat yang merupakan predileksi terjadinya hambatan aliran

CSS :

1. Foramen Interventrikularis Monroe

5

Page 6: hidrosefalus otitik

Apabila sumbatan terjadi unilateral maka akan menimbulkan pelebaran ventrikel

lateralis ipsilateral.

2. Akuaduktus Serebri (Sylvius)

Sumbatan pada tempat ini akan menimbulkan pelebaran kedua ventrikel lateralis

dan ventrikel III.

3. Ventrikel IV

Sumbatan pad aventrikel IV akan menyebabkan pelebaran kedua ventrikel

lateralis, dan ventrikel III dan akuaduktus serebri.

4. Foramen Mediana Magendie dan Foramina Lateralis Luschka

Sumbatan pada tempat-tempat ini akan menyebabkan pelebaran pada kedua

ventrikel lateralis, ventrikel III, akuaduktus serebri dan ventrikel IV. Keadaan ini

dikenal sebagai sindrom Dandy-Walker.

5. Ruang Sub Arakhnoid di sekitar medulla-oblongata, pons, dan mesensefalon

Penyumbatan pada tempat ini akan menyebabkan pelebaran dari seluruh sistem

ventrikel. Akan tetapi apabila obstruksinya pada tingkat mesensefalon maka

pelebaran ventrikel otak tidak selebar seperti jika obstruksi terjadi di tempat

lainnya. Hal ini terjadi karena penimbunan CSS di sekitar batang otak akan

menekan ventrikel otak dari luar.

Gambaran klinis

Gejala yang menonjol pada hidrosefalus adalah bertambah besarnya ukuran

lingkar kepala anak dibanding ukuran normal. Di mana ukuran lingkar kepala terus

bertambah besar, sutura-sutura melebar demikian juga fontanela mayor dan minor

melebar dan menonjol atau tegang. Beberapa penderita hidrosefalus kongenital

dengan ukuran kepala yang besar saat dilahirkan sehingga sering mempersulit

proses persalinan, bahkan beberapa kasus memerlukan operasi seksio sesaria.

Tetapi sebagian besar anak-anak dengan hidrosefalus tipe ini dilahirkan dengan

ukuran kepala yang normal. Baru pada saat perkembangan secara cepat terjadi

perubahan proporsi ukuran kepalanya. Akibat penonjolan lobus frontalis, bentuk

kepala cenderung menjadi brakhisefalik, kecuali pada sindrom Dandy-Walker di

mana kepala cenderung berbentuk dolikhosefalik, karena desakan dari lobus

oksipitalis akibat pembesaran fossa posterior. Sering dijumpai adanya “Setting Sun

Appearance / Sign”, yaitu adanya retraksi dari kelopak mata dan sklera menonjol

6

Page 7: hidrosefalus otitik

keluar karena adanya penekanan ke depan bawah dari isi ruang orbita, serta

gangguan gerak bola mata ke atas, sehingga bola mata nampak seperti matahari

terbenam.(1,3,4,5,6,15)

Kulit kepala tampak tipis dan dijumpai adanya pelebaran vena-vena subkutan.

Pada perkusi kepala anak akan terdengar suara “cracked pot”, berupa seperti suara

kaca retak. Selain itu juga dijumpai gejala-gejala lain seperti gangguan tingkat

kesadaran, muntah-muntah, retardasi mental, kegagalan untuk tumbuh secara

optimal.(1,3,5,6,14,15)

Pada pasien-pasien tipe ini biasanya tidak dijumpai adanya papil edema, tapi pada

tahap akhir diskus optikus tampak pucat dan penglihatan kabur. Secara pelan sikap

tubuh anak menjadi fleksi pada lengan dan fleksi atau ekstensi pada tungkai.

Gerakan anak menjadi lemah, dan kadang-kadang lengan jadi gemetar.(2,4)

KEJANG(3,4,5)

Bangkitan kejang merupakan satu manifestasi klinis daripada lepas muatan listrik

yang berlebihan di sel neuron saraf pusat. Keadaan ini merupakan gejala terganggunya fungsi

otak. Gangguan ini dapat disebabkan oleh factor fisiologis, biokimiawi, anatomis atau

gabungan factor tersebut. Tiap-tiap penyakit atau kelainan yang dapat menganggu fungsi otak,

dapat menyebabkan timbulnya bangkitan kejang. Dengan demikian dapatlah difahami bahwa

bangkitan kejang dapat disebabkan oleh banyak penyakit atau kelainan di antaranya adalah

trauma lahir, trauma kapitis, radang otak, tumor otak, perdarahan otak, gangguan peredaran

darah, hipoksia, anomaly congenital otak.

Manifestasi bangkitan kejang dapat bermacam-macam, dari yang ringan sampai rasa

tidak enak di perut sampai kepada yang berat(kesadaran menghilang disertai kejang tonik-

klonik). Semua ini bergantung kepada sel-sel neuron mana dalam otak yang teransang dan

sampai berapa luas rangsangan ini menjalar.

Patofisiologi

Bahan baku untuk metabolism otak adalah glukosa. Sifat proses itu adalah oksidasi

dimana oksigen disediakan dengan peantaraan fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak

7

Page 8: hidrosefalus otitik

melalui system kardiovaskuler. Jadi sumber energy otak adalah glokusa yang melalui proses

oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.

Sel dikelilingi oleh suatu membrane yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan

permukaan luar adalah ionic. Dalam keadaan normal membrane sel neuron dapat dilalui

dengan mudah oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilakukan oleh ion Natrium (Na+) dan

electron lainnya, kecuali ion Klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi

dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan di luar sel neuron terda[at keadaan sebaliknya.

Kerana perbedaan jenis dan konsentrasi ion di salam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan

potensial yang disebut potensial membrane dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan

potensial membrane ini diperlukan energy dan bantuan enzim Na-K-ATPaseyang terdapat

pada permukaan sel.(7,10,15)

Manifestasi klinis

Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakannyabersamaan dengan

kenaikan suhu badan yang tnggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf

pusat, misalnya tonsillitis, otitis media okuta, bronchitis, furunkolosis dan lain-lain. Serangan

kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan

sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya

kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak member reaksi apapun untuk

sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa

adanya kelainan saraf.(8,9,12)

III. LAPORAN KASUS

8

Page 9: hidrosefalus otitik

Sesi 1 Lembar 1

Seorang anak laki-laki 2 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena kejang-

kejang.

Sesi 1 Lembar 2

Pasien adalah anak terkecil dari 5 bersaudara, ayahnya bekerja sebagai supir angkot.

Pasien lahir di bidan setelah kehamilan 8 bulan, berat lahir 2100 gram, tidak langsung

menangis, menolak dirujuk ke rumah sakit. Anak jarang dibawa ke Posyandu. Sejak

usia 6 bulan anak mengalami mengalami kejang bila sakit demam. Kejang sekali 10

menit pada saat suhu tubuh mulai demam. Perkembangan anak dikatakan normal,

sudah bias berjalan, sampai saat umur 13 bulan, saaat anak mengalami panas tinggi,

kejang-kejang sampai lama dan tidak sedar. Pasien dirawat di rumah 10 hari, setelah

pulang tampak lemah, tidak bias berdiri dan berjalan, sering kejang seluruh tubuh

tanpa disertai demam. Ibunya menyatakan anaknya semakin kurus tapi bertambah

berat dan kepalanya makin membesar.

Sesi 2

9

Page 10: hidrosefalus otitik

IV. PEMBAHASAN

Identitas pasien

Nama : Anak X

Umur : 13 bulan

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : (perlu ditanyakan ventilasi keadaan lingkungan)

Pekerjaan : tidak bekerja

Anamnesis

Keluhan utama : Sering mengalami kejang tanpa disertai demam

Keluhan tambahan : tampak lemah, tubuh semakin kurus tetapi berat

bertamah,kepala semakin membesar

Anamnesis tambahan

o Riwayat penyakit sekarang :

- Kejang seluruh tubuh tanpa demam

- Tidak bisa berdiri dan berjalan

- Semakin kurus tetapi berat bertambah

- Kepala makin membesar

o Riwayat Keluarga : -

o Riwayat penyakit dahulu :

- Demam disertai kejang sejak berumur 6 bulan

- Kejang sekali kira-kira 10 menit

- Saat berumur 13 bulan :

- Demam panas tinggi,kejang-kejang sampai lama dan tidak sadar

- Dirawat di rumah sakit selama 10 hari

o Riwayat perinatal :

- Lahir premature( usia kehamilan 8 bulan )

- BBLR(berat badan lahir rendah): 2100 gram

- Tidak langsung menangis

10

Page 11: hidrosefalus otitik

o Riwayat tumbuh kembang :

- Perkembangan normal sampai umur 13 bulan

- Setelah dirawat di rumah sakit selama 10 hari, tubuh semakin kurus

tetapi berat badan bertambah

Pemeriksaan Fisik

o Keadaan Umum: normal

o Tanda vital: normal

o Inspeksi: 1. besarnya ukuran lingkar kepala anak dibanding ukuran normal2. sutura-sutura melebar3. fontanela mayor dan minor melebar dan menonjol atau tegang4. bentuk kepala brakhisefalik (akibat penonjolan lobus frontalis) 5. “Setting Sun Appearance / Sign”, yaitu adanya retraksi dari kelopak

mata dan sklera menonjol keluar karena adanya penekanan ke depan bawah dari isi ruang orbita

6. gangguan gerak bola mata ke atas, sehingga bola mata nampak seperti matahari terbenam

7. Kulit kepala tampak tipis dan dijumpai adanya pelebaran vena-vena subkutan.

o Palpasi

o Perkusi: Pada perkusi kepala anak akan terdengar suara “cracked pot”, berupa

seperti suara kaca retak.

o Auskultasi

o Pemeriksaan neurologi: tubuh anak menjadi fleksi pada lengan dan fleksi atau

ekstensi pada tungkai. Gerakan anak menjadi lemah, dan

kadang-kadang lengan jadi gemetar

Pemeriksaan penunjang(7,9,10)

o Rontgen foto kepala

Dengan prosedur ini dapat diketahui:

a. Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala, adanya

pelebaran sutura, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial kronik berupa

imopressio digitate dan erosi prosessus klionidalis posterior.

11

Page 12: hidrosefalus otitik

o Transimulasi

Syarat untuk transimulasi adalah fontanela masih terbuka, pemeriksaan ini

dilakukan dalam ruangan yang gelap setelah pemeriksa beradaptasi selama 3

menit. Alat yang dipakai lampu senter yang dilengkapi dengan rubber adaptor.

Pada hidrosefalus, lebar halo dari tepi sinar akan terlihat lebih lebar 1-2 cm.

o Lingkaran kepala

Diagnosis hidrosefalus pada bayi dapat dicurigai, jika penambahan lingkar

kepala melampaui satu atau lebih garis-garis kisi pada chart (jarak antara dua

garis kisi 1 cm) dalam kurun waktu 2-4 minggu. Pada anak yang besar

lingkaran kepala dapat normal hal ini disebabkan oleh karena hidrosefalus

terjadi setelah penutupan suturan secara fungsional.

Tetapi jika hidrosefalus telah ada sebelum penutupan suturan kranialis maka

penutupan sutura tidak akan terjadi secara menyeluruh.

o Ventrikulografi

Yaitu dengan memasukkan konras berupa O2 murni atau kontras lainnya

dengan alat tertentu menembus melalui fontanela anterior langsung masuk ke

dalam ventrikel. Setelah kontras masuk langsung difoto, maka akan terlihat

kontras mengisi ruang ventrikel yang melebar. Pada anak yang besar karena

fontanela telah menutup untuk memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan

bor pada kranium bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini sangat

sulit, dan mempunyai risiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah memiliki

fasilitas CT Scan, prosedur ini telah ditinggalkan.

o Ultrasonografi

Dilakukan melalui fontanela anterior yang masih terbuka. Dengan USG

diharapkan dapat menunjukkan system ventrikel yang melebar. Pendapat lain

mengatakan pemeriksaan USG pada penderita hidrosefalus ternyata tidak

mempunyai nilai di dalam menentukan keadaan sistem ventrikel hal ini

disebabkan oleh karena USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem

ventrikel secara jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT Scan.

12

Page 13: hidrosefalus otitik

o CT Scan kepala

Pada hidrosefalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan adanya pelebaran

dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat terjadi di atas ventrikel lebih

besar dari occipital horns pada anak yang besar. Ventrikel IV sering ukurannya

normal dan adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorpsi

transependimal dari CSS.

Pada hidrosefalus komunikans gambaran CT Scan menunjukkan dilatasi ringan

dari semua sistem ventrikel termasuk ruang subarakhnoid di proksimal dari

daerah sumbatan.

Diagnosis kerja dari kasus ini adalah hidrosefalus dengan gejala klinis yang mendukung

diagnosis adalah: kepala membesar,kejang seluruh tubuh tanpa demam

Penatalaksanaan(6,11)

Informasi, edukasi yang harus diberikan

o Diberikan pengarahan dan edukasi tentang pelaksanaan apa yang dapat dilakukan pada

anak dan pilihan apa sahaja yang dapat dipilih oleh orang tua.

o Rawatan susulan kepada anak setelah menjalankan terapi operatif untuk mencegah

berlaku komplikasi.Contohnya seperti infeksi.

o Gejala kejang hendaklah ditangani dengan secepatnya agar anak tidak mengalami

kecederaan neurologis yang parah.

o Obat- obatan yang perlu diambil dan efek samping yang terdapat pada obat tersebut

diedukasikan kepada orang tua.

Pentalaksaan gizi

o Pasien diberi asupan makanan yang tinggi kalori dan tinggi protein karena pasien

masih lagi sedang bertumbuh kembang pada kadar yang cepat.

Terapi medikamentosa :

o Asetazolamid- dosis: 2mg/kgbb/hr,diberikan 3 kali dosis

Obat ini diberikan untuk mengurangi cairan.

o Furosemid – 1 mg/kgbb/hr,diberikan 3 hingga 4 kali dosis

13

Page 14: hidrosefalus otitik

Fungsi : Memobilasi cairan ekstrasel dengan menghambat reabsorbsi Na dan air

Efek samping : lemah,haus,konstipasi,pandangan kabur

o Diazepam (per oral) – 0,3mg/kg BB/kali

Fungsi :Menghambat gejala kejang pada tubuh

Efek samping diazepam – mengantuk, hipotensi, penekana pusat pernapasan,

laringospasme dan henti jantung.

Terapi Operatif

o Ventikuloperitoneal,ventikulosisternotomi

Operasi pintas bertujuan membuat saluran baru antara aliran likuor dengan

kavitas drainase. Pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah

rongga peritoneum. Biasanya cairan serebrospinalis didrainase dari

ventrikel, namun kadang pada hidrosefalus komunikans ada yang didrain

ke rongga subarakhnoid lumbar.

Rehabilitasi medis

o Pada masalah kejang dilakukan untuk mengatasi masalah nyeri dan kejang otot, di samping untuk memperluas lingkup gerak sendi

PROGNOSIS

Keberhasilan tindakan operatif serta prognosis hidrosefalus ditentukan ada atau

tidaknya anomali yang menyertai, mempunyai prognosis lebih baik dari hidrosefalus yang

bersama dengan malformasi lain (hidrosefalus komplikata).

Prognosis pada kasus ini dubia ad bonam jika anak harus diberikan tindak lanjut

dengan kelompok multidisipliner supaya anak ini dapat meneruskan kehidupan dengan baik

walaupun mungkin disertai gangguan perkembangan kognitif dan fisik akibat komplikasi

sakit kejang dan hidrosefalus.

14

Page 15: hidrosefalus otitik

V. KESIMPULAN

Anak ini lahir secara prematur dan BBLR( berat badan lahir rendah). Anak ini juga

jarang dibawa ke posyandu. Berdasarkan riwayat perinatal dan imunisasi, pasien ini mungkin

memiliki daya tahan tubuh badan yang rendah karena pasien ini sering mengalami kejang

apabila demam walaupun perkembangan anak ini normal. Pada umur 13 bulan, karena demam

tinggi yang tidak ditangani mungkin telah menyebabkan berlakunya infeksi pada tubuh anak

ini menyebabkan kejang sampai lama dan hilang kesadaran lalu infeksi ini mengarah kepada

komplikasi hidrosefalus. Komplikasi hidrosefalus berdasarkan kepala anak yang semakin

membesar dan tubuh yang semakin kurus tetapi bertambah berat. Hidrosefalus

dikonformasikan dengan menjalankan pemeriksaan penunjang hidrosefalus lalu

penatalaksanaan kejang dan hidrosefalus diberikan berdasarkan etiologi penyakit anak ini.

Anak ini perlu menerima terapi rehabilitasi karena tidak bisa berjalan dan berdiri serta untuk

mencegah masalah perkembangan fisik dan mental anak ini pada masa hadapan sesudah

operasi dijalankan.

15

Page 16: hidrosefalus otitik

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk

Pendidikan Bidan. Buku kedokteran EGC, Jakarta.

2. Ilmu Kesehatan Anak, Edisi I, Jakarta

3. Haws, paulette s. 2008.”Asuhan neonatal rujukan cepat”.Jakarta: EGC

4. Subekti, nike budhi. 2007. “Buku saku managemen masalah BBL”. Jakarta : EGC

5. Surasmi, asriningsih dkk. 2003. “Perawatan bayi resiko tinggi”. Jakarta : EGC

6. Kapita Selekta Kedokteran. 2001. Jakarta : Media Aesculapius FKUI

7. Hasan, Rupseno, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak II, Jakarta, Bagian Ilmu

Kesehatan Anak FK UI.

8. Nelhaus, G. Stumpf, D.A. Moe, P.G.,1999, Neurological and Neuromusculer

Disorder, Current Pediatric Diagnosis, Hinth ed.

9. Price, S.A., 1998, Patofisiologi Konsep Klimik Prose-proses Penyakit, Bag. II

Terjemahan Adji Dharma, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

10. Sherwood L. Human Physiology: From Cells To Systems 2/E. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 1996

11. Gan S, Suharto B, dkk. Farmakologi Dan Terapi. Jakarta: Bagiam Farmakologi

Kedokteran – UI; 1980

12. Anatole, D.M. 2000 Neurology of Early Childhood, The William and Willins Co.,

Baltimore, pp: 202-6

13. Anonim, 1985 Hidrosefalus dalam Hassan, R., Alatas, H. (editor) Kumpulan Kuliah

Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, cetakan ke IV, Jakarta.

Hal : 874-8

14. Anonim, 1999, Kelainan Neurologi Hidrosefalus dalam Harsono (editor) Buku Ajar

Neurologi Klinis dan Kapita Selekta, Gadjah Mada University Press, Bulaksumur,

Yogyakarta. Hal 45-8

15. Ceddia A, Di Rocco C, Tanelli A, Lauretti L. 2000 Non Tumoral Neonatal

Hydrocephalus, Result of Surgical Treatment in Firs Month of Live in Minerva-

Pediatrics. 49(9) : 445-50

16

Page 17: hidrosefalus otitik

17