Fantom Kuretase dan AVM

41
KURETASE I. Definisi Kuretase Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrument (sendok kuret) ke dalam kavum uteri. 1 Kuretase juga merupakan suatu cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase (sendok kerokan). Sendok kuret akan melepaskan jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secara sistematik. Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus. Gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi. 2 II. Tujuan Kuretase 2, 3 a. Sebagai terapi pada kasus-kasus abortus. Intinya, kuret ditempuh oleh dokter untuk membersihkan rahim dan dinding rahim dari benda-benda atau jaringan yang tidak diharapkan. 1

Transcript of Fantom Kuretase dan AVM

Page 1: Fantom Kuretase dan AVM

KURETASE

I. Definisi Kuretase

Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang

melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan

memanipulasi instrument (sendok kuret) ke dalam kavum uteri.1

Kuretase juga merupakan suatu cara membersihkan hasil konsepsi

memakai alat kuretase (sendok kerokan). Sendok kuret akan

melepaskan jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secara

sistematik.

Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan

pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks

dan besarnya uterus. Gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya

kecelakaan misalnya perforasi.2

II. Tujuan Kuretase2, 3

a. Sebagai terapi pada kasus-kasus abortus. Intinya, kuret ditempuh oleh

dokter untuk membersihkan rahim dan dinding rahim dari benda-

benda atau jaringan yang tidak diharapkan.

b. Penegakan diagnosis. Semisal mencari tahu gangguan yang terdapat

pada rahim, apakah sejenis tumor atau gangguan lain. Meski

tujuannya berbeda, tindakan yang dilakukan pada dasarnya sama saja.

Begitu juga persiapan yang harus dilakukan pasien sebelum

menjalani kuret.

III. Indikasi2, 3

a.Kuretase pada Abortus:

Abortus inkompletus

Abortus inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari

kavum uteri dan masihada yang tertinggal. Batasan ini juga masih

1

Page 2: Fantom Kuretase dan AVM

terpancang pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat

janin kurang dari 500 gram. Pada pemeriksaan vagina, kanalis

servikalis terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri

ataumenonjol pada ostium uteri eksternum (OUE). Sendok kuret akan

melepaskan jaringan tersebut dengan teknik pengerokan secara

sistematik.Ciri : perdarahan yang banyak, disertai kontraksi, serviks

terbuka, sebagian jaringan keluar.Tindakan kuretase harus

dilaksanakan dengan hati-hati sesuai dengan keadaan umum ibu dan

besarnya uterus.

Abortus septik4,5

Sepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya dilakukan

oleh dukun atau awam). Abortus septik adalah abortus yang disertai

penyebaran infeksi pada peredaran darah tubuh atau peritoneum

(septikemia atau peritonitis). Ciri : perdarahan pervaginam yang

berbau, uterus yang membesar dan lembut serta nyeri tekan, tampak

lelah, panas tinggi, menggigil, tekanan darah turun dan leukositosis.

Tindakan kuretase dilakukan bila keadaan tubuh sudah membaik

minimal 6 jam setelah antibiotika adekuat diberikan. Pada saat

tindakan uterus dilindungi dengan uterotonika.

Gunakan secara hati-hati pada:

Abortus yang disertai cedera intra abdomen (perlu

tindakanlaporotomi)

Abortus mola

Abortus terkomplikasi (syok hipovolemik) yang belum dapat di

koreksi

b. Kuretase pada Paska Persalinan:

Sisa Plasenta

Sisa Selaput Ketuban

2

Page 3: Fantom Kuretase dan AVM

Gunakan secara hati-hati pada:

Sisa plasenta dengan keadaan umum yang jelek atau

dengankomplikasi syok hipovolemik, syok septik, dan infeksi

berat.

Sisa plasenta akreta yang melekat erat/tertanam pada dinding

uterus

Alat-alat kuret:

a. Cunam tampon: 1

b. Cunam peluru atau tenakulum: 1

c. Klem ovum (Foerster/Fenstrer clampt) lurus dan lengkung: 2

d. Sendok kuret: 1 set

e. Penala kavum uteri (Uterine Sound/Sondage): 1

f. Spikulum Sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1

g. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23 sekali pakai: 2

Gambar 1. Alat –Alat Kuretase5

3

Page 4: Fantom Kuretase dan AVM

Prosedur Kuretase pada Abortus Inkomplit 2

LANGKAH/KEGIATANPERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda adalah petugas

yang akan melakukan tindakan medik.

2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan abortus inkomplit

3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah

diduga sebelumnya maupun tidak.

4. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang

penjelasan tersebut di atas.

5. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapatkan

penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti.

6. Setelah pasien dan keluarga mengerti dan memberikan persetujuan untuk

dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis, dengan

mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan.

7. Masukkan lembar Persetuan Tindakan Medik yang telah diisi dan

ditandatangani ke dalam catatan medik pasien.

8. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah diperiksa

kelengkapannya, catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi.

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

A. PASIEN

9. Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha

sudah dibersihkan dengan air dan sabun.

10. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardipulmoner.

11. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah

12. Medikamentosa

a. Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kgBB, Ketamin HCl 0,5 mg/kgBB,

Tramadol 1-2 mg/kgBB)

b. Sedativa (Diazepam 10mg)

c. Atropin Sulfat (0,25-0,50mg/ml)

13. Larutan antiseptik (Povidon iodin 10%)

4

Page 5: Fantom Kuretase dan AVM

14. Oksigen dengan regulator

15. Instrumen

a. Cunam tampon: 1

b. Cunam peluru atau tenakulum: 1

c. Klem ovum (Foerster/Fenstrer clampt) lurus dan lengkung: 2

d. Sendok kuret: 1 set

e. Penala kavum uteri (Uterine Sound/Sondage): 1

f. Spikulum Sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1

g. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23 sekali pakai: 2

B. PENOLONG (Operator dan Asisten)

16. Baju kamar tindakan, pelapis plastik, marker dan kacamata pelindung: 3

set

17. Sarung tangan DTT/Steril: 4 pasang

18. Alas kaki (Sepatu/boot karet): 3 pasang

19. Instrumen

a. Lampu sorot: 1

b. Mangkok logam: 2

c. Penampung darah dan jaringan: 1

PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN

20. Cuci tangan dan lengan dengan sabun hingga ke siku dibawah air

mengalir

21. Keringkan tangan dengan handuk DTT/Steril

22. Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker, dan kacamata

pelindung

23. Pakai sarung tangan DTT/Steril

24. Pasien dengan posisi lithotomi, pasangkan alas bokong, sarung kaki dan

penutup perut bawah, fiksasi dengan klem kain (ingat: sarung tangan

tidak boleh menyentuh bagian yang tidak aman)

TINDAKAN

25. Instruksikan asisten untuk memberikan sedativa dan analgetikamelalui

karet infus (Pethidin diberikan secara intramuskuler)

5

Page 6: Fantom Kuretase dan AVM

26. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri sisihkan labium mayus ke kiri

dan kanan ke lateral hingga tampak muara urethra. Masukkan kateter ke

urethra dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan hingga 0,5cm.

Pindahkan telunjuk kiri ke dinding depan vagina (dasar urethra) dorong

kateter (dengan tuntunan telunjuk kiri) hingga memasuki kandung kemih

(keluar air kemih).

27. Setelah kandung kemih dikosongkan, lepaskan kateter, masukkan ke

dalam tempat yang tersedia. Buka introitus vagina dengan ibu jari dan

telunjuk tangan kiri, masukkan telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke

dalam lumen vagina, pindahkan tangan kiri ke perut bawah

(suprasimfisis) untuk memeriksa besar dan lengkung uterus, bukaan

serviks, jaringan yang terkumpul di vagina atau terjepit di kanalis

servisis (pemeriksaan dalam).

28. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5%, bersihkan darah atau jaringan yang melekat di

sarung tangan, lepaskan sarung tangan secara terbalik.

29. Pakai sarung tangan DTT/ steril yang baru

30. Pegang speculum Sim’s/L dengan tangan kanan masukkan bilahnya

secara vertikal kedalam vagina, setelah itu putar kebawah sehingga

posisi bilah menjadi transversal.

31. Minta asisten untuk menahan spekulum bawah pada posisinya

32. Dengan sedikit menarik spekulum bawah (hingga lumen vagina tampak

jelas) masukkan bilah spekulum atas secara vertikal kemudian putar dan

tarik keatas hingga jelas terlihat serviks.

33. Minta asisten untuk memegang spekulum atas pada posisinya

34. Jepit kapas (yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik) dengan

cunam tampon, bersihkan jaringan dan darah dalam vagina. Tentukan

bagian serviks yang akan dijepit (posisi jam 11 dan 13).

35. Dengan tangan kanan, jepit serviks dengan tenakulum, setelah terjepit

dengan baik pegang gagang tenakulum dengan tangan kiri.

36. Lakukan pemeriksaan dalam dan lengkung uterus dengan penala

6

Page 7: Fantom Kuretase dan AVM

(Uterine Sound/Soundage)

37. Sementara tangan kiri menahan serviks, masukkan klem ovum yang

sesuai dengan bukaan kanalis servisis hingga menyentuh fundus uteri

keluarkan dulu jaringan yang tertahan pada kanalis).

38. Lakukan pengambilan jaringan dengan jalan membuka dan menutup

klem (dorong klem dalam keadaan terbuka hingga menyentuh fundus

kemudian tutup dan tarik). Pilih klem ovum yang mempunyai permukaan

bulatan, halus, rata, agar tidak melukai dinding dalam uterus.

39. Keluarkan klem ovum jika dirasakan sudah tidak ada lagi jaringan yang

terjepit/keluar.

40. Pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk, masukkan

ujung sendok kuret (sesuai lengkung uterus) melalui kanalis servisis

kedalam uterus hingga menyentuh fundus uteri.

41. Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah jarum jam,

hingga bersih (seperti mengenai bagian bersabut).

42. Untuk dinding cavum uteri yang berlawanan dengan lengkung cavum

uteri, masukkan sendok kuret dengan lengkung uteri, setelah mencapai

fundus, putar gagang sendok 180derajat baru lakukan pengerokan.

43. Keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang menggenangi lumen

vagina bagian belakang.

44. Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks.

45. Lepaskan spekulum atas.

46. Keluarkan spekulum bawah.

47. Sebelum melepas sarung tangan, kumpulkan dan masukkan instrumen

kedalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5%.

48. Kumpulkan bahan habis pakai yang terkena darah atau cairan tubuh

pasien, masukkan ketempat sampah yang tersedia.

49. Bubuhi benda-benda dalam kamar tindakan yang terkena cairan tubuh

atau darah pasien dengan cairan klorin 0,5%

7

Page 8: Fantom Kuretase dan AVM

50. Bersihkan sarung tangan dari noda darah dan cairan tubuh pasien

kemudian lepaskan secara terbalik dan rendam dalam cairan klorin 0,5%.

CUCI TANGAN PASKA TINDAKAN

51. Setelah melepas sarung tangan, cuci tangan kembali dengan sabun,

dibawah air mengalir.

52. Keringkan tangan dengan handuk/tissue yang bersih.

53. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan beri

instruksi apabila terjadi kelainan/komplikasi.

54. Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan didalam kolom yang

tersedia dalam status pasien. Bila keadaan umum pasien cukup baik,

setelah cairan habis, lepaskan peralatan infus.

55. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan pasien

56. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telahselesai

dilakukan tetapi pasien masih memerlukan perawatan.

57. Bersama petugas yang akan merawat pasien, jelaskan jenis perawatan

yang masih diperlukan.

58. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi

perawatan dan pengobatan serta laporkan segera bila pemantauan lanjut

ditemukan perubahan-perubahan seperti yang ditulis dalam catatan pasca

tindakan.

8

Page 9: Fantom Kuretase dan AVM

Prosedur Kuretase Pasca Persalinan2

Kuretase pascapersalinan menjadi khusus karena dilakukan setelah

lahir dan sebagian dari jaringan plasenta masih melekat pada dinding

kavum uteri.Uterus masih berukuran cukup besar dan lunak sehingga risiko

tindakan ini cukup tinggi.Instrumen atau sendok kuret yang dipergunakan

adalah sendok besar dengan tangkai yang lebih panjang dan (dirancang

khusus). Untuk fiksasi porsio, digunakan klem ovum (Fenster atau

Foerster clamp).

LANGKAH/KEGIATAN

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda adalahpetugas yang

akan melakukan tindakan medik.

2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan sisa plasenta

3. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah

diduga sebelumnya maupun tidak.

4. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang

penjelasan tersebut di atas.

5. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapatkan

penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti.

6. Setelah pasien dan keluarga mengerti dan memberikan persetujuan untuk

dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan secara tertulis, dengan mengisi

dan menandatangani formulir yang telah disediakan.

7. Masukkan lembar Persetuan Tindakan Medik yang telah diisi dan

ditandatangani ke dalam catatan medik pasien.

8. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah diperiksa kelengkapannya,

catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi.

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

9

Page 10: Fantom Kuretase dan AVM

A. PASIEN

9. Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat paha sudah

dibersihkan dengan air dan sabun.

10. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.

11. Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah

12. Medikamentosa

a. Analgetika (Pethidin 1-2 mg/kgBB, Ketamin HCl 0,5 mg/kgBB,

Tramadol 1-2 mg/kgBB)

b. Sedativa (Diazepam 10mg)

c. Atropin Sulfat (0,25-0,50mg/ml)

13. Larutan antiseptik (Povidon iodin 10%)

14. Oksigen dengan regulator

15. Instrumen

a. Cunam tampon: 1

b. Klem ovum (Foerster/Fenstrer clampt) lurus dan lengkung: 1

c. Sendok kuret pasca persalinan: 1 set

d. Spikulum Sim’s atau L dan kateter karet: 2 dan 1

e. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23 sekali pakai: 2

B. PENOLONG (Operator dan Asisten)

16. Baju kamar tindakan, pelapis plastik, marker dan kacamata pelindung: 3 set

17. Sarung tangan DTT/Steril: 4 pasang

18. Alas kaki (Sepatu/boot karet): 3 pasang

19. Instrumen

a. Lampu sorot: 1

b. Mangkok logam: 2

c. Penampung darah dan jaringan: 1

PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN

20. Cuci tangan dan lengan dengan sabun hingga ke siku dibawah air mengalir.

21. Keringkan tangan dengan handuk DTT/Steril

22. Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker, dan kacamata pelindung.

23. Pakai sarung tangan DTT/Steril

10

Page 11: Fantom Kuretase dan AVM

24. Pasien dengan posisi lithotomi, pasangkan alas bokong, sarung kaki dan

penutup perut bawah, fiksasi dengan klem kain.

TINDAKAN

25. Instruksikan asisten untuk memberikan sedativa dan analgetika melalui

karet infus (Pethidin diberikan secara intramuskuler).

26. Sisihkan labium mayus kiri dan kanan ke lateral hingga muara urethra

tampak jelas. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, masukkan kateter

hingga 0,5 cm. Pindahkan telunjuk kiri ke dinding depan vagina

(dasar urethra) dorong kateter ke kandung kemih.

27. Setelah kandung kemih dikosongkan, cabut kateter, dan letakkan di dalam

wadah yang tersedia. Buka introitus vagina dengan ibu jari dan telunjuk

tangan kiri, masukkan jari telunjuk dan tengah ke dalam lumen vagina.

Pindahkan tangan kiri ke suprasimfisis (pemeriksaan bimanual). Tentukan

besar uterus dan bukaan serviks. Setelah pemeriksaan selesai, masukkan

tangan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%, bersihkan noda

darah dan bekas cairan tubuh pasien, kemudian lepaskan sarung tangan

tersebut secara terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%.

28. Pakai sarung tangan DTT/ steril yang baru.

29. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, buka labium mayus kanan dan kiri

ke lateral sehingga introitus vagina tampak dengan jelas, ambil spekulum

Sim’s atau L dengan tangan kanan,masukkan bilahnya secara vertikal,

kemudian putar ke bawah.

30. Ambil spekulum Sim’s berikutnya dengan tangan kiri, masukkan bilahnya

secara vertikal (di atas bilah spekulum bawah) kemudian putar dan tarik

keatas sehingga portio tampak dengan jelas.

31. Minta asisten untuk memegang spekulum atas dan bawah, pertahankan

pada posisinya semula.

32. Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan

antiseptik kemudian bersihkan lumen vagina dan portio. Buang kapas

tersebut dalam tempat sampah yang tersedia, kembalikan cunam ke tempat

semula.

11

Page 12: Fantom Kuretase dan AVM

33. Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas portio (perbatasan antara

kuadran atas kiri dan kanan atau pada jam 12).

34. Pegang gagang cunam dengan tangan kiri, ambil sendok kuret pasca

persalinan dengan tangan kanan, pegang diatara ibu jari dan telunjuk

(gagang sendok berada pada telapak tangan) kemudian masukkan hingga

menyentuh fundus.

35. Minta asisten untuk memegang gagang klem ovum, telapak tangan kiri

menahan bagian atas fundus uteri (sehingga penolong dapat merasakan

tersentuhnya fundus oleh ujung sendok kuret).

36. Memasukkan lengkung sendok kuret, disesuaikan dengan lengkung kavum

uteri kemudian lakukan pengerokan dinding uterus bagian depan searah

jarum jam, secara sistematis. Keluarkan jaringan plasenta

(dengan sendok kuret) dari kavumuteri.

37. Memasukkan ujung sendok sesuai dengan lengkung kavum uteri, setelan

sampai fundus, kemudian putar 180 derajat lalu bersihkan dinding

belakang uterus. Keluarkan jaringan yang ada.

38. Kembalikan sendok kuret ke tempat semula, pegang kembali gagang klem

ovum dengan tangan kiri.

39. Ambil kapas (dibasahi larutan antiseptik) dengan cunam tampon, bersihkan

darah dan jaringan dalam lumen vagina.

40. Lepaskan jepitan klem ovum pada portio.

41. Lepaskan spekulum atas dan bawah.

42. Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung kaki

masukkan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.

43. Bersihkan noda darah dan cairan tubuh dengan larutan antiseptik.

DEKONTAMINASI

44. Sebelum melepas sarung tangan, kumpulkan semua instrumen dan

masukkan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.

45. Kumpulkan bahan habis pakai, masukkan ke dalam tempat sampah yang

tersedia.

46. Bubuhi larutan klorin 0,5% pada benda atau bagian-bagian yang tercemar

12

Page 13: Fantom Kuretase dan AVM

darah atau cairan tubuh pasien

47. Masukkan tangan ke dalam wadah yang berisi cairan klorin 0,5% bersihkan

sarung tangan dari darah atau cairan tubuh pasien kemudian lepaskan

sarung tangan secara terbalik dan rendam di dalam wadah tersebut.

CUCI TANGAN PASKA TINDAKAN

48. Cuci tangan dan lengan (hingga siku) dengan sabun, dibawah air mengalir.

49. Keringkan tangan dan lengan dengan handuk/tissue yang bersih.

PERAWATAN PASCA BEDAH

50. Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan beri

instruksi apabila terjadi kelainan/gangguan pasca tindakan.

51. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan pada kolom

yang tersedia dalam catatan medik pasien.

52. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan kondisi pasien (bila

diperlukan pitosin drip atau pemberian obat melalui infus, pertahankan

peralatan infus. Bila keadaan umum pasien baik, lepaskan peralatan infus).

53. Beritahukan kepada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai

dan pasien masih memerlukan perawatan lanjutan.

54. Bersama petugas yang akan melakukan perawatan, jelaskan kepada pasien

jenis dan lama perawatan serta laporkan pada petugas tersebut bila ada

keluhan/gangguan pasca tindakan.

55. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalankan instruksi

pengobatan dan perawatan dan laporkan segera bila pada pemantauan

lanjut, ditemukan perubahan-perubahan seperti yang ditulis dalam catatan

pasca tindakan.

Perawatan Pasca Tindakan :

13

Page 14: Fantom Kuretase dan AVM

Beri Paracetamol 500 mg jika perlu

Beri antibiotic profilaksis, termasuk tetanus profilaksis kalau ada

Segera mobilisasi dan realimentasi

Konseling KB

Boleh pulang 1 sampai 2 jam pasca tindakan dan jika tidak terdapat

tanda-tanda komplikasi

Anjurkan pasien segera kembali jika terjadi gejala sebagai berikut :

1. Nyeri perut lebih dari beberapa hari

2. Perdarahan berlanjut lebih dari 2 minggu

3. Perdarahan lebih dari haid

4. Demam, menggigil.

5. Pingsan

Komplikasi :

Infeksi, Perdarah dan Perforasi

Penanganan Komplikasi :

Infeksi : Pemberian antibiotika yang adekuat, bila perlu kultur dan

tes resistensi

Perforasi : Bila kecil pasien hanya di observasi terhadap adanya

perdarahan dan infeksi. Kuretase dapat diteruskan dengan hati-hati.

Perdarahan banyak : Maka segera di buka.

Bila Perforasi besar ada bahaya terjadi prolaps usus atau organ lain

melalui perforasi atau bahkan terjepit cunam maka tindakan

kuretase harus dihentikan.

Segera lakukan laparotomi

Observasi vital signs pasang infus atau tranfusi drip oksitosin,

posisi semi fowler dan beri antibiotika.

ASPIRASI VAKUM MANUAL (AVM) /

14

Page 15: Fantom Kuretase dan AVM

MANUAL VACUUM ASPIRATION (MVA)

I. DefinisiAspirasi vakum manual (AVM) adalah teknik aspirasi untuk

mengeluarkan isi uterus melalui servik dan merupakan cara yang cepat

dan aman untuk mengosongkan rahim menggunakan jarum besar dan

kanul. Hal ini dapat digunakan untuk membantu seorang wanita yang

telah mengalami keguguran atau aborsi yang tidak lengkap, mengatur

perdarahan bulanan dan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak

diinginkan.

Aspirasi vakum manual (AVM) lebih aman, mudah dan murah

dibandingkan metode lain yang biasanya digunakan untuk

mengosongkan rahim. Sementara metode lain hanya bisa dilakukan oleh

dokter di pusat-pusat medis, aspirasi vakum manual dapat diakukan oleh

bidan, perawat, atau siapa saja yang telah dilatih, memiliki alat-alat dan

dapat mensterilkan alat tersebut. Jika bidan dan petugas dan petugas

kesehatan belajar untuk menggunakan aspirasi vakum manual dengan

aman, akan banyak perempuan terutama yang miskin dan tinggal di desa

yang jauh dari fasilitas medis, akan memiliki akses untuk melakukan

aborsi dengan aman dan perawatan untuk keamanan setelah keguguran

yang tidak lengkap dan aborsi.

Wanita yang memiliki sisa jaringan dalam rahim setelah keguguran

atau aborsi dapat meninggal karena aborsi atau perdarahan. Aspirasi

vakum manual dapat mengurangi resiko terjadinya kejadian tersebut.

Namun aspirasi vakum manual juga berbahaya jika tidak dilakukan

dengan hati-hati.

Untuk melakukan aspirasi vakum manual, operator harus memasukkan

sesuatu ke dalam rahim wanita.Memasukkan sesuatu ke dalam rahim

seorang wanita sangat beresiko karena jika tidak dilakukan dengan benar

dapat menyebabkan infeksi dan melukai rahim. Aspirasi vakum manual

15

Page 16: Fantom Kuretase dan AVM

dapat dilakukan dengan aman hanya sampai pada usia 12 minggu

kehamilan.

Sebelum melakukan aspirasi vakum manual harus dipastikan bahwa

memang tidak ada alternatif lain yang lebih aman sperti tidak ada pusat

kesehatan terdekat dan bukan waktu yang tepat untuk menggunakan

misoprostol. Aspirasi vakum manual hanya digunakan jika prosedur ini

merupakan cara yang paling aman untuk mengosongkan rahim.

Teknik ini biasanya digunakan pada:

Kasus abortus provokatus

Prosedur terapi pada abortus inkompletus

Pengambilan sediaan endometrium (endometrial biopsi)

Keuntungan dibandingkan dilatasi dan kuretase konvensional:

Tindakan aspirasi vakum manual dilakukan pada kehamilan kurang

dari 6 minggu dengan komplikasi yang lebih rendah dibandingkan

tindakan dilatasi dan kuretase umumnya.

Aspirasi vakum manual peralatan yang digunakan jauh lebih murah

dibandingkan peralatan untuk tindakan D&C.

Tindakan dapat dilakukan tanpa anestesi dan secara poliklinis tanpa

rawat inap.

Tindakan aspirasi vakum manual dapat dikerjakan oleh dokter, bidan

dan tidak perlu seorang ahli obstetri ginekologi. 

Aspirasi manual vakum tidak memerlukan tenaga listrik sehingga

dapat digunakan di tempat terpencil sekalipun.

Gambar 2. Perbandingan Kuretase Konvensional dengan AVM5

Untuk melakukan aspirasi vakum manual secara aman diperlukan :

16

Page 17: Fantom Kuretase dan AVM

Alat yang steril

Petugas atau tenaga ahli yang sudah terlatih dan berpengalaman

Mengetahui bahwa prosedur ini merupaka prosedur yang tepat untuk

pasien

Abortus inkomplit yang ditandai dengan rasa sakit didaerah bawah

pusat, perdarahan hebat dari vagina, nadi yang cepat, suhu badan

tinggi dan tekanan darah menurun.

Kewaspadaan sebelum tindakan AVM, yang menjadi perhatian, bila :

Besar uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan (HPHT)

Usia kehamilan > trimester pertama

II. Persiapan prosedur AVM

Mengurangi Risiko Infeksi

Cuci tangan dengan sabun & air mengalir

Peralatan yang steril atau DTT

Bersihkan vagina & serviks dengan larutan antiseptik

Teknik tanpa sentuh

Menyiapkan Instrumen AVM

Periksa fungsi isap tabung AVM

Kesiapan tindakan gawat darurat

Buat tekanan negatif dengan :

Kunci katup pengatur

Tarik tangkai toraks

Pemeriksaan Panggul

Besar & arah uterus (bimanual)

Kondisi vagina & servik

Persiapan Pasien

Kosongkan kandung kemih

Bersihkan perut bawah, lipat paha, genitalia eksterna dengan

sabun & air

17

Page 18: Fantom Kuretase dan AVM

Siapkan vagina & serviks dengan antiseptik 2-3 kali

(bila dengan iodofor tunggu 2 menit)

Menyiapkan AVM

Membantu pasien merasa nyaman

Pencegahan rasa sakit selama proses berlangsung

Berikan Paracetamol 500 – 1000 mg per oral 20 menit sebelum

prosedur dilaksanakan.

Siapkan alat-alat yang diperlukan

Jarum suntik

Kanul

Sterilkan alat-alat yang akan digunakan

sarung tangan plastik

kassa

ring forcep

jarum suntik aspirasi vakum manual

tenakulum

spekulum

kanul

Gambar 3. Alat- Alat AVM5

III. Prosedur Aspirasi vakum manual (AVM)

1. Vakum di dalam jarum

18

Page 19: Fantom Kuretase dan AVM

Tutup katup dengan menekan ke depan dan ke belakang sampai

terdengar bunyi klik. Pegang laras jarum suntik dengan satu tangan

dan tarik plunger kembali dengan tangan lain sampai hujung barel.

2. Berikan cahaya pada alat kelamin wanita sehingga dapat melihat

dengan baik.

3. Cuci tangan dengan sabun dan air, biarkan tangan kering oleh udara

kemudian masukan sarung tangan plastik yang bersih ke tangan.

4. Apabila pasien sudah siap, lakukan pemeriksaan bimanual.

Perkirakan ukuran rahim, ukuran rahim harus sesuai dengan usia

kehamilan yang dikatakan pasien. Aspirasi vakum manual tidak

boleh dilakukan pada wanita dengan usia kandungan lebih dari 3

bulan, kecuali ada masalah yang serius dari abortus inkomplit dan

tidak ada cara lain yang untuk menolongnya.

5. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan anda. Gunakan sarung

tangan steril yang baru.

6. Masukkan spekulum.

7. Masukkan kassa steril dengan bantuan ring forcep atau swab

panjang ke dalam antiseptik. Gunakan kassa atau swab untuk

membersihkan leher rahim.

19

Page 20: Fantom Kuretase dan AVM

8. Minta wanita untuk rileks dan tarik nafas dalam-dalam. Ketika

wanita sudah siap pegang serviks dengan tenakulum atau ring

forcep. Tutup tenakulum dan tarik sedikit untuk meluruskan rahim.

Hal ini bisa sangat tidak nyaman bagi wanita, jadi lakukan dengan

perlahan dan jelaskan apa yang kita lakukan.

9. Berikan suntikkan ke daerah serviks untuk memberikan efek

kesemutan.

20

Page 21: Fantom Kuretase dan AVM

10. Pilih kanul. Ukuran kanul bermacam-macam, semakin besar rahim

seorang wanita semakin besar kanul yang harus digunakan.

11.Beberapa jenis kanul membutuhkan adaptor untuk menyesuaikan

dengan jarum suntik.

12.Katakan kepada pasien bahwa prosedur akan segera dimulai ketika

pasien sudah siap, dengan lembut dorong kanul yang sudah

disterilkan melalui pembukaan pada serviks. Jangan sampai kanul

menyentuh apapun, termasuk dinding vagina sekalipun, sebelum

21

Page 22: Fantom Kuretase dan AVM

masuk ke dalam servik.Kadang-kadang servik terlalu kencang

sehingga kanul dengan ukuran besar tidak dapat masuk. Jika hal ini

terjadi, masukkan kanul dengan ukuran kecil terlebih dahulu

kemudian keluarkan dan masukkan kanul dengan ukuran yang lebih

besar. Dengan perlahan putar kanul saat melewati servik. Ini akan

memudahkan kanul untuk masuk.

13.Secara perlahan masukkan kanul sampai kanul berhenti pada bagian

atas rahim. Ketika pemeriksa merasakan bagian atas dari rahim,

tarik kembali kanul sedikit saja. Jika diperlukan, lepaskan

tenaculum.

14. Pegang tabung suntuk dengan satu tangan dan kanul dengan tangan

lainnya. Pasang jarum suntik pada kanul dengan menarik sedikit

kanul ke tabung suntuk. Pastikan jangan sampai kanul terdorong ke

dalam rahim. Mendorong terlalu jauh akan melukai rahim.

22

Page 23: Fantom Kuretase dan AVM

15. Jepit tombol pada jarum suntik kearah pemeriksa untuk membuka

katup. Tombol akan mengeluarkan suara klik. Cairan berbusa,

berbuih, darah dan jaringan akan mengalir dari rahim ke dalam

tabung suntik. Darah juga bisa keluar ke dalam vagina.

16. Kosongkan rahim dengan mengeluarkan kanul keluar dan masuk

secara perlahan dan hati-hati saat memutarkan jarum suntik.

23

Page 24: Fantom Kuretase dan AVM

17. Terus bergerak dan putar jarum suntuk sampai rahim kosong.

Biasanya dibutuhkan waktu kurang lebih 5 menit untuk

mengosongkan rahim. Berikut adalah tanda-tanda bahwa rahim

telah kosong :

Hanya ada busa bewarna merah muda di dalam kanul.

Tidak ada lagi jaringan di dalam kanul.

Ketika ujung kanul menyentuh rahim, rasanya kasar dan

berpasir.

Rahim akan mengencang dan menjempit kanul.

18. Ketika rahim sudah kosong, keluarkan jarum suntik dari dalam

kanul. Keluarkan isi tabung suntik ke dalam wadah bening seperti

botol kaca. Secara perlahan keluarkan kanul dan lepaskan

tenaculum dan keluarkan speculum.

24

Page 25: Fantom Kuretase dan AVM

19. Periksa jaringan yang didapat dari rahim apakah sudah lengkap atau

belum. Sangat penting untuk mengetahui apakah pemeriksa sudah

mengambil semua jaringan karena jika ada jaringan yang tersisa di

dalam rahim akan menyebabkan infeksi dan perdarahan.

20. Setelah selesai melakukan pemeriksaan pada jaringan, buang

jaringan.

Pasca AVM:

Bercak perdarahan sekitar 2 minggu

Nyeri mengejang beberapa jam pasca tindakan

Reaksi emosional

Tindakan AVM:

Antibiotika

Isitrahat satu hari

Asetaminofen atau ibuprofen

Hindari sexual intercourse satu minggu

Segera awali dengan kontrasepsi

25

Page 26: Fantom Kuretase dan AVM

Masalah pada AVM:

Kanul keluar dari Rahim

Jarum suntik penuh

Kanula tersumbat

Rahim terlalu besar

Efek samping AVM:

Aspirasi vakum manual yang tidak lengkap

Infeksi

Cedera pada rahim

Setelah melakukan prosedur AVM:

Periksa temperatur dan nadi pasien untuk melihat adanya tanda-tanda

infeksi dan periksa berapa banyak perdarahan yang dialami.

Katakan pada pasien untuk segera datang kembali apabila ditemukan

tanda-tanda berikut ini :

Perdarahan dengan jumlah lebih banyak dari menstruasi selama

beberapa hari atau beberapa minggu terutama jika bewarna merah

terang dan bergumpal-gumpal.

Keluar cairan berbau dari vagina

Rahim yang tetap besar atau bahkan semakin besar setelah

dilakukan aspirasi vakum manual.

Sakit hebat, atau sakit semakin hebat atau keram atau sakit pada

bagian perut atau pelvis lebih dari 3 hari.

Demam, menggigil atau merasa sakit.

Merasa lemas pusing ataupun pernah pingsan.

Jika wanita mengalami perdarahan lebih dari perdarahan pada saat

menstruasi, gosok rahimnya setiap beberapa jam untuk menjaga tetap

26

Page 27: Fantom Kuretase dan AVM

keras dan membantu mengeluarkan darah yang sudah membeku.

Kompres perut dengan kantong es selama 15 – 20 menit. Jika

perdarahan masih terus berlanjut atau ditemukan tanda-tanda bahaya

segera cari bantuan medis.

Komplikasi

Untuk maksud evakuasi uterus, keberhasilan aspirasi vakum kira-kira

98% dan sisa produk konsepsi seringkali memerlukan tindakan aspirasi

berikutnya. Komplikasi lain adalah perdarahan, cedera servik dan

adhesi uterus.

DAFTAR PUSTAKA

27

Page 28: Fantom Kuretase dan AVM

1. Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

2. Saifuddin, A. B., dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

3. Supono. 1983. Ilmu Kebidanan Bagian Tindakan. Palembang : Bagian

Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum FK Unsri.

4. Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

5. Manjoer, A., dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI,

Media Aesculapius, Jakarta : 2002

6. A Book for Midwives 2010. www.hesperian.org

28