Evaluasi Logging Sumur
description
Transcript of Evaluasi Logging Sumur
![Page 1: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/1.jpg)
Evaluasi Logging Sumur
Jenis log yang digunakan atau dapat dikelompokkan atas 3 jenis log
yaitu :
I. Log Lithologi
Log ini digunakan untuk menentukan jenis batuan formasi, terdiri dari :
1. SP Log
a. Prinsip kerja : Penyimpangan SP log disebabkan oleh penyimpangan
arus listrik di dalam Lumpur. Penyebab utamanya adalah dari dua
kelompok tenaga elektromative di dalam formasi, yaitu komponen
elektrokimia dan elektrokinetik. Mereka berasal dari pemboran lubang,
yang memberikan kontak listrik kepada berbagai jenis cairan
formasi.Log ini merekam perbedaan potensial listrik antara elektroda
yang bergerak didalam lubang bor dengan elektroda dipermukaan, agar
SP dapat berfungsi, lubang harus diisi oleh lumpur konduktif . Skala
SP adalah dalam milivolt.
b. Fungsi SP log adalah :
Identifikasi lapisan-lapisan permeable.
Mencari batas-batas lapisan permeable dan korelasi antar sumur
berdasarkan batas lapisan itu.
Menentukan nilai resistivitas air-foramsi, Rw
Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih.
c. Bentuk kurva dan besarnya defleksi SP tergantung pada beberapa
faktor :
Ratio filtrasi Lumpur dengan resistivitas air, Rmf/Rw
Ketebalan h dan resistivitaas benar Rt, dari lapisan permeabel.
Resistivitas Rxo, dan diameter di dari daerah rembesan oleh filtrasi
Lumpur.
![Page 2: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/2.jpg)
Reisitivitas Rs dari formasi-formasi yang berdekatan.
Resistivitas Rm dari Lumpur, dan diameter dh dari lubang bor.
d. Aplikasi :
Log ini merupakan tahap pertama dalam analisa log yaitu mengenali
lapisan permeabel dan serpih yang tak permeabel. SP log adalah log
listrik sehingga dalam pengukurannya lubang harus diisi lumpur
konduktif. SP diukur relative terhadap potensial shale, untuk itu harus
dicari terlebih dahulu garis dasar lempung ( Shale Base Line ). Harga
SP untuk serpih cenderung konstan. Lapisan permeabel ditandai
dengan adanya defleksi SP dari Shale Base Line, bila harga Rmf > Rw
(fresh mud) maka defleksi menyimpang kekiri (SP negatif) sedangkan
bila Rmf < Rw (salt mud), maka defleksi menyimpang kekanan (SP
positif). Untuk lapisan permeabel yang mengandung air asin atau
hidrokarbon akan terjadi defleksi SP negatif, sedangkan lapisan
permeabel yang mengandung air tawar akan terjadi defleksi SP positif.
Persamaan dasar SP adalah :
SSP = - (61 + 0.133T)log (Rmfe/Rwe)
K = 61 + 0.1333T(oF)
Vclay = 1-(ASP/SSP)
Koefisien K fungsi dari temparatur
2. Log Gamma Ray
a. Prinsip kerja : Log Gamma Ray sudah lama, tapi hanya sedikit
pengembangan yang dilakukan pada alat GR dan interpretasinya.
Dengan kehadiran GR Spektrokopi beberapa tahun yang silam telah
membuka era baru bagi kemungkinan interpretasi yang lebih
rinci.Perekaman radioaktivitas alami bumi, radioaktivitas Gamma
![Page 3: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/3.jpg)
ray(GR) berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu
Uranium-U, Thorium-Th dan potassium-K yang secara kontinyu
memancarkan GR dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi.
Sinar gamma ini mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor
sinar gamma yang umumnya berupa detektor Sintilasi. Setiap GR yang
terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter
yang direkam adalah jumlah dari pulsa yang tercatat persatuan waktu.
b. Fungsi Log Gamma Ray :
Evaluasi kandungan serpih
Menentukan lapisan permeabel
Evalusi biji mineral yang radiaktif
Evaluasi lapisan mineral yang bukan radiaktif
Korelasi log pada sumur berselubung
Korelasi antar sumur
c. Faktor-faktor yang memperngaruhi respon gamma ray adalah
Diameter lubang bor : Diameter lubang lebih besar dari 8” , respon
GR dipengaruhi oleh Lumpur sehingga ada sebagian sinar gamma
yang terserap oleh Lumpur (respon GR menurun).
Lumpur yang ada didalam lubang bor : Lumpur yang digunakan
lebih berat dari 10 lb/gal perlu dilakukan koreksi.
Casing : Casing akan menurunkan intensitas radioaktif sekitar 30
%.
Sement : Sement dibuat dari limestone dan shale, sebagian sinar
gamma akan terserap oleh semen.
d. Aplikasi :
Log gamma ray biasanya ditampilkan pada kolom pertama, bersama-
sama kurva SP dan Kaliper. Biasanya diskala dari kiri kekanan dalam
0 – 100 atau 0 – 150 GAPI. Tingkat radiasi serpih lebih tinggi
dibandingkan batuan lain karena unsur-unsur radioaktif cenderung
![Page 4: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/4.jpg)
mengendap dilapisan serpih yang tidak permeabel, hal ini terjadi
selama proses perubahan geologi batuan. Pada formasi permeabel
tingkat radiasi GR lebih rendah, dan kurva akan turun kekiri, sehingga
log GR adalah log permebilitas yang bagus sekali karena mampu
memisahkan dengan baik antara lapisan serpih dari lapisan permeabel.
Persamaan untuk menghitung Vclay dari GR :
Vclay = (GRread – Grmin)/(GRmax – Grmin)
II. Resisyivitas Log
Biasanya log ini digunakan untuk penentuan hydrocarbon vs water bearing
zone. Karena matrik batuan non konduktip, kemampuan penghantaran listrik
batuan hampir semuanya fungsi dari air formasi. Hidrocarbon, seperti matrik
batuan, tidak konduktip, karena itu jika saturasi hidrocarbon pada batuan
bertambah, resistivitas batuan juga bertambah. Log ini digunakan untuk
membedakan isi fluida yang terkandung dalam lapisan permeabel (HC atau
air).
1. Laterolog Log : merupakan log resistivitas yang difokuskan
Jenis log ynag difokuskan antara lain :
SFL (Spherically Focussed Log) : mempunyai kemampuan
pembacaan dangkal ( lebih dangkal dari short normal)
Laterolog 8 : untuk pembacaan kedalaman medium
Laterolog 7
Laterolog 3 untuk pembacaan dalam
Deep laterolog
a. Prinsip kerja : memfokuskan arus listrik secara lateral kedalam formasi
dalam bentuk lembaran tipis. Ini dicapai dengan menggunakan arus -
pengawal (bucking current) yang fungsinya untuk mengawal arus
utama masuk kedalam formasi sedalam-dalamnya. Degan mengukur
tegangan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan arus listrik utama
yang besarnya tetap. Resistivitas dapat dihitung dengan hukum ohm.
( gambar 17 )
![Page 5: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/5.jpg)
b. Fungsi Log Resistivitas yaitu :
Interpretasi pintas deteksi hidrokarbon.
Penentuan kejenuhan air.
Penentuan diameter rembesan di.
Penentuan resistivitas air Rw ditempat asal (insitu).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran yaitu :
Lumpur pemboran yang ada di lubang bor.
Resistivitas dari lapisan yang ada disekitarnya.
Kedalaman zona invasi.
Sebagai pendekatan pertama, resistivitas-dalam LLd dapat dianggap
sebagai Rt. Akan tetapi agar lebih tepat, kedua besaran LLd perlu
dikoreksi terhadap sejumlah faktor yaitu lubang bor, tebal lapisan dan
rembesan. Data yang diperlukan untuk koreksi resistivitas dangkal dan
dalam adalah diameter lubang bor dh dari kaliper, resistivitas Lumpur
Rm dan resistivitas lapisan-bahu Rs pada temparatur formasi.
d. Aplikasi :
Laterolog ganda menawarkan banyak kelebihan dibandingkan dengan
alat induksi lama yaitu :
Mampu mengukur resistivitas dari 0.2 s/d 40.000 Ohms.
Dapat dikombinasikan dengan alat Rxo.
Dapat digunakan pada Lumpur garam dengan kadar dari yang
menengah hingga tinggi.
Memberi hasil yang dalam rasio kontras yang tinggi dari Rt / Rm.
Resolusi vertikal lebih baik dari pada alat induksi.
Alat DLT dapat dikombinasikan dengan MSFL, sinar gamma dan SP.
![Page 6: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/6.jpg)
2. Log Induksi
o Alat induksi ada beberapa jenis : IRT(Induction Resistivity Tool),
DIT-D(Dual induction Tool jenis D) dan DIT-E ( Dual Induction
Tool jenis E). Log yang dihasilkan mempunyai nama yang
berbeda. ISF untuk IRT, DIL untuk DIT-E dan PI untuk DIT-E
a. Prinsip kerja : Sonde terdiri dari 2 set kumparan disusun dalam
batangan fiberglass non-konduktif. Suatu rangkaian osilator
menghasilkan arus konstan pada kurva pemancar, karena kumparan
dialiri arus listrik bolak-balik akan menghasilkan medan magnet,
medan magnet akan menghasilkan listrik pada kumparan sehingga
arus listrik mengalir dalam kumparan. Alat induksi ini menghasilkan
medan magnet disekeliling sonde. Formasi konduktif disekitar alat
bereaksi seperti kumparan-kumparan kecil. Kekuatan dari arus pada
penerima adalah sebanding dengan kekuatan medan yang dihasilkan
dan sebanding dengan arus eddy dan juga konduktivitas dari formasi.
( gambar 18 )
b. Fungsi : sama dengan alat laterolog tetapi alat induksi difokuskan
untuk tempat yang lebih dangkal sinyalnya juga berubah ke arus DC
yang sebanding dengan konduktivitas dan dikirim ke komputer.
c. Dalam penginterpretasian, sebelum mendapatkan nilai kuantitas untuk
Rt, Harus dibuat beberapa koreksi pada pembacaan log, ILd, ILm, SFL
untuk pengaruh :
- lubang bor
- ketebalan lapisan
data yang diperlukan meliputi diameter lubang bor dh dari kaliper,
Rm pada temparatur formasi, dan posisi alat (direngah-tengah lubang
atau berjarak dari dinding / stand-off). Dan akhirnya kita dapat
menggabungkan log Rxo dengan log induksi menengah dan dalam
![Page 7: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/7.jpg)
untuk mengoreksinya dan menyelesaikan untuk Rt, Rt / Rxo, dan di. Ini
berdasarkan asumsi pada profil step-contact sari rembesan.
d. Aplikasi :
Ciri khas dari alat DIL adalah dapat bekerja pada Lumpur tak
konduktif seperti air dan Lumpur minyak.
Memberiakn hasil yang lebih baik dalam formasi resistivitas
rendah atau konduktivitas tinggi.
Dapat dikombinasikan dengan alat Rxo dan sonik.
Untuk lapisan dengan ketebalan lebih dari 5 – 6 ft dan tidak lebih
dari 100 Ohms.
III. Porosity Log
Log ini digunakan untuk membedakan lapisan porous dan lapisan nonporous.
1. Density Log
a. Prinsip kerja : Instrumen densitas secara umum terdiri atas sumber
energi gamma ray, berupa cobalt-60 atau cesium-137, dan dua
detector. Sumber dan detektornya terletak pada suatu skid atau pad
yang diperkuat lagi dengan dinding lubang. Detektor spasi panjang
membaca formasi. Detektor spasi pendek mengukur banyak dari
formasi dan material yang terjadi antara pad dan formasi.Sumber sinar
gamma (biasanya digunakan adalah Cesium-137) memancarkan sinar
gamma ke formasi. Sinar gamma akan bertabrakan dengan inti atom
dari batuan didalam formasi. Interaksi yang dominan pada peristiwa ini
adalah Compton scattering effect. Intensitas dari hubungan sinar
gamma yang kembali diukur dengan detektor yang terletak diatas
sumber. Intensitas sinar gamma yang dideteksi ini merupakan fungsi
dari densitas formasi.(gambar 12 )
![Page 8: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/8.jpg)
b. Fungsi :
Menentukan porositas batuan. Bila densitas ρb yang benar telah
ditentukan, maka dapat dihitung porositasnya. Ketika mengukur
densitas dari formasi, tidak hanya matriks formasi yang diukur tetapi
juga kadar fluida dalam ruang porinya, karena densitas dari fluida
formasi adalah berbeda dari densitas batuan, maka pembacaan dari
densitas formasi berpori tidak sama dengan pembacaan densitas dari
batuan yang sama tanpa ruang pori. Densitasyang diukur tergantung
pada densitas batuan, jumlah ruang pori matriks dan densitas fluida
pengisi ruang pori. Ini mencerminkan porositas karena porositas
dinyatakan sebagai banyaknya fluida yang mengisi ruang pori.
c. Faktor-faktor yang memperngaruhi pengukuran yaitu :
Lubang buruk.
Kandungan serpih : Serpih memperngaruhi pengukuran densitas
sebesar jumlah volumenya. Koreksi terhadap serpih perlu untuk
memperoleh densitas sesungguhnya.
Hidrokarbon : Jika terdapat hidrokarbon maka densitas air formasi
dalam rumus mungkin perlu dirubah untuk memperoleh porositas
densitas.
Lumpur barit : Barit sangat memperngaruhi pengukuran Pe dan
mengganggu aplikasi lithologi. Barit dalam lumpur sering dapat
dideteksi oleh penyimpangan yang tajam dari kurva Pe kearah kanan.
c. Aplikasi :
Litho Density Tool Quick Look (LDQL) adalah produk CSU yang
menawarkan jenis mineral secara pintas dari data yang diukur dengan
LDT. Program ini memberikan densitas butiran ρma, porositas
tampak Φa dan indeks volumetrik fotolistrik tampak Uma
dengan menggunakan densitas ρb, porositas neutron ΦN
dan faktor fotolistrik Pe. Program ini berfungsi dengan
![Page 9: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/9.jpg)
baik untuk formasi bersih , campuran dengan 3 jenis
mineral atau untuk satu mineral dengan 2 mineral
lempung yang lain. Data yang diperlukan meliputi log
LDT, log CNL dan GR.
Perasamaan penentuan porositas
ρb = Φ. ρf + ( 1 – Φ) ρma
Atau karena ρb dibaca langsung dari log, porositas Φ
dapat dicari
Φ = (ρma – ρb) / (ρma – ρf)
2. Log Neutron
a. Prinsip kerja : Neutron dibuat dari sumber kimia pada alat neutron
loging. Sumber kimia tersebut dapat berupa campuran dari americium
dan berilium yang terus menerus memancarkan neutron.Neutron
berenergi tinggi dipancarkan dari sumber neutron secara terus-menerus
dan menyebar kesegala arah. Partikel neutron tersebut akan
bertumbukan dengan inti atom batuan didalam formasi dengan tipe
tumbukan “billard ball collision” akibat tumbukan ini, neutron akan
kehilangan energi . Kehilangan energi terbesar terjadi bila neutron
bertumbukan dengan inti atom yang mempunyai massa yang sama
seperti hydrogen. Akhirnya neutron akan mengalami penurunan hingga
level tertentu dan terserap oleh inti batuan didalam formasi.
b. Fungsi :
Menentukan besarnya porositas batuan
Untuk lapisan hidrokarbon terjadi separasi positif.
Pada kurva density log akan cenderung mempunyai defleksi kekiri
(ρb makin kecil) dan neutron log cenderung makin kekanan (ΦN)
Lapisan air tawar atau air asin : terjadi separasi
positif, sehingga untuk membedakkan separasi
positif anatara lapisan air dengan lapisan HC, jalan
![Page 10: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/10.jpg)
yang terbaik dengan melihat kurva resistivity dan
kurva SP.
c. Faktor-faktor yang memperngaruhi pengukuran yaitu :
Kondisi lubang bor.
Ukuran lubang bor : Koreksi ini dilakukan secara
otomatis bila log CNL dikerjakan, kombinasi
dengan alat LDT sebagai fungsi caliper.
Kerak Lumpur.
Kadar garam cairan lubang bor : Chlorine
mempunyai pengaruh yang besar terhadap
hamburan neutron sehingga kehadiran unsure-
unsur chlorine dalam cairan Lumpur harus
diperhitungkan.
Kadar garam fluida formasi.
Bobot Lumpur : berat jenis Lumpur akan
memperngaruhi proses interaksi neutron.
Sonde stand-off : adalah jarak antara alat CNT
dengan dinding sumur, biasanya diambil nol
karena dianggap alat CNT dengan bantuan pegas
busurnya (bow spring) selalu menempel rapat ke
dinding sumur alat logging.
Teksnsn hidrostatik Lumpur.
Temparatur lubang bor : Suhu yang tinggi
mempunyai pembacaan detektor-detektor CNT.
Jenis fluida
Serpih-serpih mengandung air sehingga CNL akan
bereaksi terhadap air. Ini akan menunjukkan
porositas yang tinggi.
![Page 11: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/11.jpg)
d. Aplikasi :
Alat CNT yang baru dirancang untuk memberikan dua buah
pengukuran porositas dari proses thermal dan epithermal. Tanggapan
alat neutron terutama mencerminkan banyaknya atom hydrogen
didalam formasi, karena minyak dan air mempunyai jumlah hydrogen
per unit volume yang hamper sama, neutron akan memberikan
tanggapan porositas fluida dalam formasi bersih , akan tetapi, neutron
tidak dapat membedakan antara atom hydrogen bebas dengan atom-
atom hydrogen yang secara kimia terikat pada mineral batuan,
sehingga tanggapan neutron pada formasi lempung yang banyak
mengandung atom-atom hydrogen didalam susunan molekulnya
seolah-olah mempunyai porositas yang lebih tinggi. Gas mempunyai
konsentrasi hydrogen yang lebih rendah yang bervariasi dengan suhu
dan tekanan, alat neutron akan memberikan pembacaan porositas yang
lebih rendah daripada porositas sesungguhnya.
Secara matematis porositas neutron dapat dituliskan sebagai fungsi
dari berbagai variable :
ΦN = ƒ ( Σw, dh, SO,P,T )
3. Log Sonik
a. Prinsip Kerja : Alat Sonic log terdiri dari satu atau lebih pengirim
sinyal (sound transmitter), dan dua atau lebih penerima
sinyal(receiver).Setelah gelombang dikirimkan melalui alat pengirim
sinyal kemudian ditentukan interval transite time(∆t) dari gelombang
suara yang melewati setiap ft dari formasi. Mengukur waktu rambatan
gelombang suara melalui formasi pada jarak tertentu. Pada dasarnya
diperlukan pemancar dan penerima yang dipisahkan pada jarak
tertentu. (gambar 6)
b. Fungsi :
![Page 12: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/12.jpg)
Menghitung besarnya porositas batuan dengan mencatat transite time
(∆t ) yang merupakan waktu yang diperlukan oleh gelombang suara
yang dipancarkan oleh transmitter dan diterima oleh receiver.
c. Faktor-faktor yang memperngaruhi pengukuran :
Kepadatan : Sifat elastis dari batuan dianggap konstan jika tekanan
pada batuannya adalah cukup besar. Pada tekanan yang lebih
dangkal ( kedalaman yang dangkal), Waktu transit yang diamati
akan lebih besar akan tetapi hubungan Φ dengan ∆t masih
linier, dalam hal ini suatu faktor koreksi diperlukan
yaitu faktor kepadatan Cp.
Kandungan serpih : jika terdapat serpih dalam
batuan, maka akan memberikan kontribusi waktu
transit.
Hidrokarbon : Hidrokarbon ringan atau gas akan
membuat waktu transit menjadi lebih besar,
sehingga sonic digunakan sebagai indikator gas yang
bagus.
Rekahan dan Gerohong : Jika terdapat rekahan atau gerohong,
maka sonic akan cenderung mengabaikan pengaruh dari rekahan
tersebut yang dikenal sebagai porositas sekunder, sehingga
porositas sonic akan cenderung menjadi lebih besar dibandingkan
porositas total benar.
Pengaruh dari lubang bor : Lubang bor harus diisi dengan cairan
sebagai media penghantar gelombang suara dari alat sonic ke
formasi dan kembali ke detector sonic. Ukuran lubang tidak boleh
melebihi 50 % dari ukuran pahat. Lubang yang terlalu besar akan
menyebabkan pengurangan sinyal ke detektor jauh. Ini akan
mengakibatkan perubahan mendadak pada }t atau sering disebut
cycle skipping
![Page 13: Evaluasi Logging Sumur](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082318/5572143f497959fc0b941a8b/html5/thumbnails/13.jpg)
d. Aplikasi :
Alat Sonik dapat dibagi menjadi :
Bore hole compensated sonic tool (BHC)
2 transmitter
2 receiver
Long spacing sonic (LSS)
Jarak antara transmitter dan receiver lebih panjang.
Sonic digital tool (STD)
Alat sonic mengukur kelajuan gelombang suara akan tetapi secara
praktis log sonic diskalakan menurut besaran waktu transit. Untuk
menghitung porositas sonic dari pembacaan log ∆t harus terdapat
hubungan antara waktu transit dengan porositas.
Hubungan linier antara waktu dan porositas, bentuk umum
persamaannya adalah :
∆t log = ∆t fluid .Φ + ∆tma.( 1 – Φ – Vsh ) + ∆tsh . Vsh
Pada formasi bersih, persamaan tersebut disederhanakan dengan
menghilangkan komponen lempungnya, menjadi :
∆t log = ∆t fluid .Φ + ∆t ma . ( 1 - Φ )
Porositas sonic Φs dapat dijabarkan :
Φs = ( ∆t log - ∆t ma ) / (∆t fluid - ∆t ma )