EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket...

46
1 PROPOSAL EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn.) MENINGKATKAN JUMLAH FIBROBLAS DAN KETEBALAN KOLAGEN PASCA PENCABUTAN GIGI MARMUT (Cavia cobaya) NYOMAN SIDI WISESA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Transcript of EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket...

Page 1: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

1

PROPOSAL

EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn.)

MENINGKATKAN JUMLAH FIBROBLAS DAN KETEBALAN

KOLAGEN PASCA PENCABUTAN GIGI

MARMUT (Cavia cobaya)

NYOMAN SIDI WISESA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Salah satu tindakan dokter gigi dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut adalah

pencabutan gigi. Pencabutan gigi dilakukan jika gigi tersebut sudah tidak bisa dipertahankan

dalam rongga mulut misalnya apabila perawatan konservasi yang gagal, penyakit periodontal

yang parah, infeksi periapeks atau kelainan jaringan pulpa (Howe, 1999). Tindakan

pencabutan gigi diharapkan tanpa disertai rasa sakit, gigi maupun akar tetap utuh dan

minimal traumatik pada jaringan pendukung gigi sehingga bekas pencabutan gigi cepat

sembuh. Pada proses pencabutan gigi akan terbentuk perlukaan pada jaringan pendukung gigi

seperti kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan jaringan lainnya (Kozier, 1995).

Proses penyembuhan luka akibat pencabutan gigi tersebut terdiri dari 4 fase yang

berlangsung secara berkesinambungan dan kompleks yaitu hemostasis, inflamasi, proliferasi,

dan maturasi (Mackay dan Miller, 2003). Fase proliferasi ditandai dengan proses

angiogenesis, pembentukan jaringan granulasi, fibroplasia, deposisi kolagen, re-epitelisasi,

dan kontraksi luka (Stillman, 2007). Penampang histologi dari proses penyembuhan luka

menunjukkan adanya perubahan pada daerah luka seperti penurunan jumlah sel radang,

pembentukan pembuluh darah baru, jumlah sel epitel yang meningkat, sel fibroblas

meningkat dan terbentuk serat kolagen (Kumar dkk, 2009).

Dalam proses penyembuhan luka, sel utama yang terlibat adalah fibroblas dan

kolagen. Fibroblas merupakan elemen selular yang banyak ditemukan pada jaringan ikat

gingiva yang berproliferasi dan aktif mensintesis komponen matriks pada proses

penyembuhan luka dan perbaikan jaringan yang rusak. Fibroblas merupakan bahan dasar

pembentukan jaringan parut dan kolagen yang memberikan kekuatan daya rentang pada

Page 3: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

3

penyembuhan luka jaringan lunak. Pada saat jaringan mengalami keradangan, maka fibroblas

akan segera bermigrasi ke arah luka, berproliferasi dan memproduksi matriks kolagen untuk

memperbaiki jaringan yang rusak (Taqwim, 2011).

Pada saat sel dan jaringan sedang mengalami cedera, terjadi peristiwa perusakan

sekaligus penyiapan sel yang bertahan hidup untuk melakukan replikasi. ECM (extracellular

matrix) merupakan suatu kompleks makromolekul yang mengalami remodelling secara

dinamis dan konstan yang disintesis secara lokal dan menyusun bagian penting pada setiap

jaringan. ECM memiliki tiga komponen dasar yaitu struktural fibrosa, gel, serta glikoprotein.

Kolagen merupakan protein struktural fibrosa yang memberikan kekuatan regang. Kekuatan

regang pada kolagen fibril berasal dari pertautan silangnya dan bergantung pada vitamin C.

Beberapa tipe kolagen (misalnya tipe I, III, dan V) membentuk fibril melalui pertautan silang

lateral pada triple helice, kolagen lain (misalnya tipe IV) adalah nonfibril dan merupakan

komponen membrana basalis. Kolagen fibril membentuk bagian utama jaringan ikat pada

luka yang menyembuh, khususnya pada jaringan parut. Sintesis kolagen diinduksi oleh

sejumlah molekul meliputi faktor pertumbuhan (PDGF, bFGFm da nTGF-β) serta sitokin

(interleukin 1 [IL-1] yang disekresikan oleh leukosit dan fibroblas (Kumar, 2007).

Luka akibat pencabutan gigi secara klinis memerlukan waktu beberapa minggu untuk

penyembuhan sempurna. Yang ditandai dengan terbentuknya bundel serabut gingiva yang

menutupi soket gigi, sehingga perlu adanya obat untuk mempercepat proses penyembuhan

luka (Vernimo dkk., 2008). Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia telah banyak

melakukan pemanfaatan tanaman obat untuk mengobati berbagai penyakit. Penggunaan

bahan alami atau herbal, baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat dengan

adanya semangat back to nature dari kalangan masyarakat sendiri. Obat herbal atau disebut

Page 4: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

4

juga obat tradisional banyak digunakan masyarakat saat ini karena tumbuhan herbal dapat

diperoleh disekitar rumah.

Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman flora yang memberikan

keuntungan terhadap perkembangan obat herbal. Berdasarkan Internasional Journal of

Pharmacy and Pharmaceutical Sciences sejumlah produk herbal sedang diselidiki dan

berbagai produk herbal telah digunakan dalam pengelolaan dan pengobatan luka selama

bertahun-tahun. Tanaman-tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai penyembuhan

luka dan telah divalidasi secara ilmiah salah satunya adalah jambu biji

(Psidium guajava linn.) dimana bagian yang sering dipakai adalah bagian daun.

(Mittal dkk., 2012).

Berdasarkan uji fitokimia daun jambu biji (Psidium guajava linn.) memiliki

kandungan flavonoid, saponin, tannin, minyak atsiri, senyawa phenolik, carotenoid dan

vitamin C (Okunrobo dkk., 2010). Flavonoid yang berfungsi sebagai antiinflamasi dan

antioksidan ini menghambat jalur lipooksigenase dan siklooksigenase di dalam biosintesis

metabolit asam arakhidonat sebagai salah satu mediator inflamasi. Kemudian asam

arakhidonat diubah menjadi prostaglandin dan leukotrien yang memiliki efek kemotaktik

terhadap sel-sel inflamasi (Tjay dkk., 2002).

Senyawa kimia kimia yang terkandung dalam daun jambu biji (Psidium guajava linn.)

salah satunya adalah quersetin yang merupakan golongan flavonoid jenis flavonol dan flavon

yang berkhasiat sebagai antioksidan, antiinflamasi, nemostatik dan astringensia

(Yuliani dkk., 2003). Quarsetin adalah salah satu flavonoid yang dapat mencegah terjadinya

kematian sel akibat dari radikal bebas.

Page 5: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

5

Quersenin bekerja mencegah konversi radikal superoksida dan hidrogen peroksida

menjadi radikal hidrosil. Berdasarkan studi telah terbukti secara signifikan dapat

mempercepat penyembuhan luka dan melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif

(Gomathi dkk., 2002).

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat disusun permasalahan sebagai

berikut :

1.2.1 Apakah ekstrak pasta daun jambu biji (Psidium guajava linn.) dapat meningkatkan

jumlah sel fibroblast pasca pencabutan gigi marmut?

1.2.2 Apakah ekstrak pasta daun jambu biji (Psidium guajava linn.) dapat meningkatkan

ketebalan kolagen pasca pencabutan gigi marmut?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum :

Untuk mengetahui pemberian ekstrak pasta daun jambu biji (Psidium guajava linn.)

pasca pencabutan gigi marmut untuk meningkatkan jumlah fibroblas dan ketebalan kolagen.

1.3.2 Tujuan Khusus :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pemberian ekstrak pasta daun biji dapat

peningkatan jumlah fibroblas dan ketebalan kolagen setelah pemberian ekstrak

pasta daun jambu biji (Psidium guajava linn.) pasca pencabutan gigi marmut.

Page 6: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

6

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan

peneliti khususnya. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi pada bidang ilmu

tentang patogenesis penyembuhan luka dalam hal peningkatan sel fibroblas dan ketebalan

kolagen pasca pencabutan gigi marmut, dengan pemberian ekstrak pasta daun jambu biji

(Psidium guajava linn.), sehingga dapat dijadikan dasar acuan penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di bidang kesehatan terutama

di rongga mulut tentang potensi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava linn.) sebagai

obat tradisional untuk penyembuhan luka yang relatif murah, mudah didapat dan praktis.

Page 7: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Luka

Luka adalah peristiwa yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia. Terjadinya

luka dapat disebabkan oleh trauma fisik, kimia, termal, mikroba atau reaksi imunologis

terhadap jaringan (Lindhe dkk, 2008). Luka ini mengakibatkan hilangnya kontinuitas jaringan

epitel dengan atau tanpa kehilangan jaringan ikat yang mendasarinya (Dealey dkk, 2008) .

Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespon adanya perlakuan dengan proses

penyembuhan luka, yaitu suatu usaha untuk memperbaiki kerusakan jaringan yang terjadi

(Kumar dkk, 2009).

Penyembuhan luka khususnya mukosa rongga mulut lebih kompleks karena sering

terkontaminasi oleh berbagai jenis bakteri rongga mulut (Hartini, 2012). Proses penyembuhan

luka yang cepat diperlukan untuk segera dapat mengembalikan struktur anatomi dan fungsi

fisiologis jaringan yang mengalami luka (Vernino dkk, 2008). Proses yang mengarah

terhadap perbaikan matrik biologi, fungsi fisiologis dan mengembalikan kestabilan integritas

jaringan akibat luka disebut proses penyembuhan luka (Hom dkk, 2009).

2.2 Proses Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka merupakan proses yang kompleks karena terjadi bermacam-

macam interaksi sel yang berbeda dengan mediator sitokin dan matriks ekstraselluler

(Mackay dan Alan, 2003). Proses penyembuhan luka dibagi menjadi 4 fase yang

berkesinambungan dan tumpang tindih yaitu fase hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan

maturasi (Newman dkk, 2003) :

Page 8: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

8

1. Fase Hemostasis

Fase hemostasis terjadi dalam beberapa menit dari awal cedera kecuali ada

gangguan pembekuan yang mendasari. Fase ini terdiri dari dua proses utama yaitu

terbentuknya bekuan fibrin dan koagulasi, pada awal terjadinya luka atau trauma

maka terjadi vasokonstriksi pembuluh darah (Clark, 2001). Dengan adanya perlukaan

pembuluh darah, endotel terlepas maka jaringan subendotel terbuka sehingga

trombosit melekat ke kolagen di jaringan subendotel. Perlekatan trombosit ke jaringan

subendotel disebut adhesi trombosit (Nayak dkk. 2009).

Pada adhesi trombosit faktor Von Willebrand berperan sebagai jembatan antara

trombosit dengan kolagen di jaringan subendotel. Trombosit yang melekat ke

subendotel akan mengeluarkan isi granula seperti adenosine diphosphate (ADP) dan

serotonin yang akan merangsang trombosit lain untuk saling melekat atau beragregasi

membentuk gumpalan yang akan menyumbat luka pada dinding vaskuler

(Sylvia, 2003).

Trombosit yang beragregasi juga mengeluarkan isi granula seperti ADP dan

serotonin. Pengeluaran isi granula disebut reaksi pelepasan (release reaction).

Trombosit tersebut bersifat semi permeable, jadi tidak dapat dilewati eritrosit tetapi

dapat dilewati cairan. Perlukaan vaskuler juga menyebabkan sistem koagulasi

diaktifkan sehingga akhirnya terbentuk fibrin. Fibrin akan mengubah trombosit yang

semi permeable menjadi non permeable sehingga tidak dapat dilewati oleh cairan

(Arun, 2013).

Page 9: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

9

2. Fase Inflamasi

Fase inflamasi ini disertai gejala klinis antara lain peningkatan panas (kalor),

warna kemerahan (rubor), pembengkakan (tumor) dan penurunan fungsi jaringan

(Hollmann dkk., 2000). Setelah terbentuk jendalan darah sel-sel inflamasi

terutama neutrofil dan makrofag akan bermigrasi ke jendalan darah

(Polimeni dkk., 2006). Pada hari kedua dan ketiga setelah luka, populasi sel

inflamasi yang lebih dominan adalah makrofag. Selain fagositosis, makrofag juga

mensekresi sitokin dan growth factor penting pada proses penyembuhan luka

(Hom dkk., 2009).

Gambar 2.2 Fase inflamatori (Hupp dkk, 2009)

3. Fase Proliferasi

Tahap ketiga adalah fase proliferasi yang berlangsung antara 2 hari sampai 3

minggu setelah fase inflamasi. Hal ini biasanya ditandai dengan angiogenesis

(pertumbuhan pembuluh darah baru dari sel endotel), deposisi kolagen, pembentukan

jaringan, epitelisasi dan kontraksi luka (Nagori dkk. 2011). Dalam fase ini, fibroblast

bermigrasi untuk memulai fase proliferasi dan deposito matriks ekstraselular baru

(Kerstein, 2007). Fibroblast adalah sel-sel yang merangsang pembentukan kolagen di

mana regenerasi kulit lanjut terjadi dan matriks kolagen baru kemudian menjadi silang

Page 10: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

10

terkait dan terorganisir selama fase renovasi akhir (Thomson, 2000). Sel-sel 'pericytes'

yang menumbuhkan lapisan luar kapiler dan sel-sel endotel yang menghasilkan

lapisan. Pada tahap akhir epitelisasi 'Keratinosit' membedakan untuk membentuk

lapisan luar pelindung (Gupta dan Jain, 2010).

Gambar 2.3 Fase proliferasi (Hupp dkk, 2009)

4. Fase Maturasi

Fase ini berlangsung selama 3 minggu sampai 2 tahun. Kolagen baru terbentuk

pada fase ini (Bloemen dkk. 2010). Kekuatan jaringan meningkat karena antar

molekul kolagen melalui vitamin C tergantung hidroksilasi. Bekas luka merata dan

jaringan parut menjadi 80% sekuat jaringan aslinya (James dan Friday, 2010).

Gambar 2.4 Fase maturasi (Hupp dkk, 2009)

Page 11: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

11

2.1.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Menurut Anonim (2004), penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks

dan dinamis karena merupakan suatu kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi saling

berkesinambungan. Proses penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada proses regenerasi

yang bersifat lokal saja pada luka, namun dipengaruhi pula oleh faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik.

1. Faktor Intrinsik adalah faktor dari penderita yang dapat berpengaruh dalam proses

penyembuhan meliputi : usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenase dan perfusi

jaringan, status imunologi dan penyakit penyerta (hipertensi, DM, Artheriosclerosis).

2. Faktor Ekstrinsik adalah faktor yang didapat dari luar penderita yang dapat

berpengaruh dalam proses penyembuhan luka, meliputi : pengobatan baik secara

topikal maupun oral, radiasi, stress psikologi, infeksi, iskemia dan trauma jaringan.

2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi

Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca pencabutan

gigi secara histologi dibagi dalam beberapa tahap :

Tahap 1 : Koagulum

Segera setelah gigi diekstraksi dari soket gigi, maka pada soket akan terisi darah

dan membentuk gumpalan darah (mekanisme hemostasis).

Tahap 2 : Jaringan granulasi

Dibentuk pada dinding soket 2-3 hari setelah pencabutan yang merupakan

proliferasi dari sel-sel endothelial, kapiler-kapiler dan beberapa leukosit. Sel ini

akan berproliferasi dan bermigrasi menuju gumpalan darah. Selama 7 hari jaringan

granulasi ini akan menggantikan tempat dari koagulum.

Page 12: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

12

Tahap 3 : Jaringan konektif

Jaringan ini mula-mula berada pada bagian tepi soket selama 20 hari setelah

pencabutan, menggantikan jaringan granulasi. Jaringan konektif yang baru terdiri

dari sel-sel, kolagen dan serat-serat fiber.

Tahap 4 : Pertumbuhan tulang

Proses pembentukan tulang dimulai pada hari ke-7 setelah pencabutan, dimulai dari

tepi dasar soket. Pada saat ini juga terjadi proses angiogenesis pada ligamentum

perodontal. Pada hari ke-38 setelah pencabutan biasanya sudah terisi dengan tulang

muda, selama 2-3 bulan tulang telah menjadi mature dan terbentuk trabekula,

setelah 3-4 bulan maturasi tulang telah lengkap seluruhnya.

Tahap 5 : Perbaikan epithelial

Dimulai ketika terjadi penutupan 4 hari setelah pencabutan dan biasanya akan

selesai setelah 24 hari.

Penyembuhan soket secara signifikan dipengaruhi oleh usia dan individual. Pada

individu berusia 2 dekade aktivitas histologi penyembuhan soket yaitu sekitar 10 hari setelah

pencabutan dan pada individu berusia 6 dekade atau lebih yaitu sekitar 20 hari setelah

pencabutan.

Definisi Fibroblas

Fibroblas (L. fibra, serat: Yunani. blatos, benih: Latin) adalah sel yang menghasilkan

serat dan sumber sintesis utama dari matrik protein misalnya kolagen (Tejero, 2010).

Fibroblas adalah sel yang menyintesis matriks ekstraseluler, kolagen, dan kerangka struktural

(stroma) jaringan hewan, serta berperan penting dalam penyembuhan luka

(Waldrop dan Doughty, 2000). Di dalam sel ini tedapat 2 (dua) tahap aktivitas yaitu: aktif dan

Page 13: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

13

tenang. Sel-sel dengan aktivitas sintesis yang tinggi secara morfologis berbeda dari fibroblas

tenang, yang tersebar dalam matriks yang telah disintesis sel-sel tersebut (Junqueira, 2007).

Struktur Fibroblas

Fibroblas merupakan sel besar, gepeng, intinya panjang dan ovoid, bercabang-cabang,

dari samping berbentuk gelendong atau fusiform dan serta banyak proses sitoplasmik yang

panjangnya bervariasi dan banyak terdapat dalam ligamen periodontal (Gruber, 2003).

Struktur sitoplasmiknya berhubungan dengan fibroblas lain dalam jaringan penghubung

manusia. Fibroblas membawa banyak vakoula sitoplasmik yang berisi serat-serat kolagen

yang pendek dan enzim proteolytic, dimana bukti bahwa fibroblas juga turut serta dalam

pembentukan badan serat melalui resorpsi dari kolagen yang telah dibentuk

(Zeisberg dan Muller, 2004).

Gambar 1. Struktur mikroskopis fibroblas pada jaringan ikat longgar dengan pengecatan

hematoksilin-eosin. Pembesaran sedang.

Pada kebanyakan sediaan histologi, batas sel tidak nyata dan ciri inti merupakan

pedoman untuk pengenalnnya. Inti lonjong atau memanjang dan diliputi membran inti halus

dengan satu atau dua anak inti jelas, dan sedikit granula kromatin halus (Leeson, 1996).

Dalam beberapa situasi, fibroblas ditemukan dalam bentuk stelata gepeng dengan beberapa

cabang langsing. Inti panjangnya terlihat jelas, namun garis bentuk selnya mengkin sukar

Page 14: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

14

dilihat pada sediaan histologis karena bila relatif tidak aktif, sitoplasmanya eosinofilik seperti

serat kolagen di sebelahnya (Fawcet, 2002).

Fungsi Fibroblas

Fungsi utama dari fibroblast adalah untuk menjaga integritas struktural dari jaringan

ikat dengan prekursor mensekresi terus menerus dari matriks ekstraseluler. Fibroblas

mengeluarkan prekursor dari semua komponen matriks ekstraseluler, terutama substansi

tanah dan berbagai serat ( Robbins dkk, 2007).

Fibroblast merupakan sel yang menghasilkan serat-serat kolagen, retikulum, elastin,

glikosaminoglikan, dan glikoprotein dari substansi interseluler. Fibroblas lebih aktif

mensintesis komponen matriks sebagai respon terhadap luka dengan berproliferasi dan

peningkatan fibrinogenesis. Oleh sebab itu, fibroblas menjadi agen utama dalam proses

penyembuhan luka (Lawler et al, 2002).

Peran Fibroblas pada Penyembuhan Luka

Pada saat jaringan mengalami jejas yang menyebabkan terbentuknya lesi atau

perlukaan, maka proses penyembuhan luka tersebut merupakan fenomena yang kompleks dan

melibatkan beberapa proses. Penyembuhan luka sebagai salah satu prototip dari proses

perbaikan jaringan merupakan proses yang dinamis, secara singkat meliputi proses inflamasi,

diikuti oleh proses fibrosis atau fibroplasia, selanjutnya remodeling jaringan dan

pembentukan jaringan parut.

Proses fibrosis atau fibroplasia dan pembentukan jaringan parut merupakan proses

perbaikan yang melibatkan jaringan ikat yang memiliki empat komponen, yaitu : (a)

pembentukan pembuluh darah baru, (b) migrasi dan proliferasi fibroblas, (c) deposisi ECM

Page 15: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

15

(extracellular matrix), dan (d) maturasi dan organisasi jaringan fibrous (remodeling). Dari

keseluruhan proses yang telah disebutkan di atas, fibroblas memiliki peran penting pada

proses fibrosis yang melibatkan dua dari keempat komponen di atas yaitu migrasi dan

proliferasi fibroblas serta deposisi ECM oleh fibroblas.

Pada proses inflamasi terjadi perubahan vaskuler yang mempengaruhi besar, jumlah,

dan permeabilitas pembuluh darah dan perubahan seluler yang menyebabkan kemotaksis ke

arah jejas setelah proses inflamasi berkurang, dilanjutkan dengan proses fibrosis tahap awal

yaitu migrasi dan proliferasi di daerah jejas. Migrasi dan proliferasi fibroblas terutama dipacu

oleh transforming growth factor-β (TGF-β), yaitu faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh

jaringan granulasi yang terbentuk selama proses inflamasi. Migrasi dan peningkatan

proliferasi fibroblas di daerah jejas akan meningkatkan sintesis kolagen dan fibronektin, serta

peningkatan deposisi matriks ekstraselular.

Pada tahap selanjutnya terjadi penurunan proliferasi sel endotel dan sel fibroblas,

namun fibroblas menjadi lebih progresif dalam mensintesis kolagen dan fibronektin sehingga

meningkatkan jumlah matriks ekstraselular yang berkurang selama inflamasi. Selain TGF-β,

beberapa faktor pertumbuhan lain yang ikut mengatur proliferasi fibroblas juga membantu

menstimulasi sintesis matriks ekstraselular. Pembentukan serabut kolagen pada daerah jejas

merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kekuatan penyembuhan luka. Sintesis

kolagen oleh fibroblas dimulai relatif awal pada proses penyembuhan (hari ke 3-5) dan

berlanjut terus sampai beberapa minggu tergantung ukuran luka. Menurut Sodera & Saleh

(1999), sintesis kolagen oleh fibroblas mencapai puncaknya pada hari ke-5 sampai ke-7.

Proses sintesis ini banyak bergantung pada vaskularisasi dan perfusi di daerah lunak, dan

mencapai hasil optimal dalam lingkungan yang sedikit asam.

Page 16: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

16

Proses akhir dari penyembuhan luka adalah pembentukan jaringan parut, yaitu

jaringan granulasi yang berbentuk spindel, kolagen, fragmen dari jaringan elastik dan

berbagai komponen matriks ekstraselular. Jadi, pada saat jaringan mengalami perlukaan,

maka fibroblas yang akan segera bermigrasi ke arah luka, berproliferasi dan memproduksi

matriks kolagen dalam jumlah besar yang akan membantu mengisolasi dan memperbaiki

jaringan yang rusak.

KOLAGEN

Kolagen memegang peranan yang sangat penting pada setiap tahap proses

penyembuhan luka. Kolagen mempunyai kemampuan antara lain homeostasis, interaksi

dengan trombosit, interaksi dengan fibronektin, meningkatkan eksudasi cairan, meningkatkan

komponen seluler, meningkatkan faktor pertumbuhan dan mendorong proses fibroplasia dan

terkadang pada proliferasi epidermis.

Kolagen adalah protein utama yang menyusun komponen matrik ekstraseluler dan

merupakan protein yang paling banyak ditemukan di dalam tubuh manusia. Kolagen tersusun

atas triple helix dari tiga rantai α polipeptida.

Sekitar 30 bentuk rantai alfa terdapat pada 14 tipe kolagen. Kolagen tipe I,II,dan III

merupakan kolagen interstisiil atau kolagen fibriler yang merupakan jumlah yang paling

banyak, tipe IV,V, VI merupakan bentuk non fibriler dan terdapat di jaringan interstitiil dan

membrana basalis 6. Kolagen tipe VII adalah sebuah homopolimer yang menyatu menjadi

bundel dengan diameter dan lengkungan yang bervariasi. Kolagen tipe ini memiliki rantai

lebih panjang 467 nm atau lebih, terletak pada lamina basalis dari dermal-epidermal junction.

Kolagen disintesa terutama oleh fibroblas dan diatur oleh koordinasi dari aksi sejumlah

β mRNA dengan kolagen α1mRNA dan konsentrasi IL I sehingga akan merangsang produksi

kolagen I oleh fibroblast.

Page 17: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

17

Pada deposisi matrik ekstraseluler, sintesis kolagen diperbanyak oleh faktor

pertumbuhan dan sitokin yaitu PDGF, FGF, TGF β dan IL-1, IL-4, IgGI yang diproduksi oleh

lekosit dan limfosit pada saat sintesis kolagen. Pada proses remodeling jaringan faktor

pertumbuhan seperti PDGF, FGF, TGF β dan IL 1, TNF α akan menstimulasi sintesis

kolagen serta jaringan ikat lain yang selanjutnya sitokin dan faktor pertumbuhan memodulasi

sintesis dan aktivasi metaloproteinase, suatu enzim yang berfungsi untuk degradasi

komponen ECM. Hasil dari sintesis dan degradasi ECM merupakan remodeling kerangka

jaringan ikat, dan struktur ini merupakan gambaran pokok penyembuhan luka pada inflamasi

kronis. Sedangkan proses degradasi kolagen dan protein ECM lain dilaksanakan oleh

metalopreteinase. Metalopreteinase terdiri atas interstitial kolagenase dan gelatinase,

diproduksi oleh beberapa macam sel : fibroblas, makrofag, netrofil, sel sinovial dan beberapa

sel epitel. Untuk mensekresikannya perlu stimulus tertentu yaitu

Quersetin

Salah satu antioksidan alami yang berperan sebagai antioksidan adalah flavonoid.

Senyawa-senyawa ini dapat ditemukan pada batang, daun, bunga dan buah. Senyawa ini

berperan sebagai penangkap radikal bebas, melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas

Page 18: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

18

vitamin C, anti-inflamasi dan antibiotik. Karena mengandung gugus hidroksil. Karena

bersifat sebagai reduktor, flavonoid dapat bertindak sebagai donor hidrogen terhadap radikal

bebas (Silalahi, 2006).

Kuersetin (Quersetin) adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis

amat kuat. Bila vitamin C menpunyai antioksidan 1, maka kuersetin memiliki antioksidan

4,7. Flavonoid merupakan sekelompok besar antioksidan bernama polifenol yang terdiri dari

atas antosianidin, biflavon, katekin, flavanon, flavon dan flavonol. Kuersetin termasuk

kedalam kelompok flavonol.

Kuersetin (3,4-dihidroksiflavonol) merupakan senyawa flavonoid dari kelompok

flavonol dan terdapat terutama pada tanaman teh, tomat, apel, kakao, anggur dan bawang

yang memiliki sifat antioksidan yang sangat potensial. Dengan mengkonsumsi kuersetin

dalam jumlah yang cukup (50-200 mg per hari) maka dapat bermanfaat memberi

perlindungan karena berperan sebagai senjata pemusnah radikal bebas sehingga dapat

mencegah penuaan dini. Kuersetin menunjukkan aktivitasnya dalam menghambat reaksi

oksidasi low-density lipoprotein (LDL) secara in vitro (Kosasih, 2004), mencegah kerusakan

oksidatif dan kematian sel dengan mekanisme menangkap radikal oksigen, memberi efek

farmakologi sebagai antiinflamasi (Herowati, 2008). Kuersetin merupakan antioksidan yang

memiliki sifat anti-inflamasi. Pada penelitian Yoshida dkk menggambarkan potensi kuersetin

sebagai inhibitor monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1). Kuersetin menghambat

ekspresi cytokine-triggered MCP-1. Untuk mengetahui mekanisme yang terlibat pada efek

anti-inflamsi kuersetin, diduga ada hubungan dengan nuclear factor- B (NF-B) dan

Page 19: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

19

aktivator protein-1 (AP-1). Akibat dari aktivitas IL-1β, MCP-1 yang merupakan sinyal untuk

memanggil monosit dapat teraktivasi. Pada pembeian kuersetin dapat dilihat penurunan

aktivitas NF-B lebih dari 50 % dan penurunan aktivitas AP-1 ± 50% dan adanya korelasi

antara dosis pemberian kuersetin terhadan penurunan aktivitas MCP-1. Dari penjelasan

diatas, dapat disimpulkan bahwa kuersetin dapat berperan sebagai anti-inflamasi yang

diinduksi oleh IL-1 dengan mekanisme menghambat NF-B dan AP-1 yang dapat

mengaktifkan IL-1 yang kemudian dapat menginduksi MCP-1.

Peran Kuersetin sebagai antioksidan

Kuersetin diketahui memiliki manfaat yaitu dapat mengurangi stress oksidatif.

Penelitian pada hewan diamati setelah suplementasi kuersetin menunjukkan adanya

perbaikan status oksidan, seperti pengurangan plasma lipid peroksida dan isoprotanes. Pada

penelitian Helmizar dkk.??? Ditemukan hubungan antara kuersetin dengan profil lipid yaitu

didapatkan perbedaan rata-rata kadar trigliserida berdasarkan kuadran kuarsetil pada respon

kelompok umur ≥40thn. Respon dengan komsumsi kuersetin tinggi dan aktif menunjukkan

kadar HDL yang lebih tinggi dibandingkan respon dengan konsumsi rendah. Rata-rata profil

lipid menurut konsumsi total kuersetin dan serat, didapatkan bahwa respon dengan konsumsi

total kuersetin tinggi dengan tinggi serat menunjukkan kolesterol total, kolesterol LDL dan

rasio kolesterol LDL/HDL yang lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan

komsumsi total kuersetin rendah. LDL yang tinggi dalam darah dapat masuk kedalam sub

endotel pembuluh darah dan mengalami oksidasi yang dapat memicu pemanggilan monosit

dan pembentukan sel busa. Sel busa dapat berkembang menjadi atheroma yang dapat disebut

plak atherosklerosis. Kuersetin dapat menurunkan kadar LDL dan mencegah oksidasi LDL

yang berperan sebagai pencetus atherosklerosis.

2.4 Pencabutan (ekstraksi) Gigi

2.4.1 Definisi Pencabutan Gigi

Salah satu tindakan perawatan gigi dan mulut yang dilakukan dokter gigi adalah

melakukan ekstraksi atau pencabutan gigi. Pencabutan gigi atau ekstraksi adalah tindakan

pengambilan gigi dari dalam soket pada tulang alveolar tanpa disertai rasa sakit, gigi maupun

akar gigi tetap utuh dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi sehingga bekas

Page 20: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

20

pencabutan gigi dapat sembuh dengan sempurna dan tidak terdapat masalah prostetik pasca

operasi di masa mendatang (Howe, 1999).

Ekstraksi sendiri dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama gigi dipisahkan dari

jaringan lunak di sekitarnya menggunakan desmotome atau elevator dan tahap kedua

pengeluaran gigi dari soketnya menggunakan tang atau elevator (Fragiskos, 2007).

Persyaratan/penilaian (assessment) sebelum melakukan tindakan pencabutan gigi

antara lain (Balaji, 2008) :

1. Morfologi mahkota gigi

2. Morfologi akar gigi (impaksi, ankylosis, hipersementosis)

3. Kepadatan tulang di sekitar gigi

4. Hubungan antar gigi dan struktur anatomi penting lainnya

5. Kelainan pada gigi atau tulang yang mengelilinginya

2.4.2 Indikasi dan Kontraindikasi Pencabutan Gigi

Menurut Starshak (1980), indikasi dan kontraindikasi pencabutan gigi adalah sebagai berikut:

Indikasi pencabutan gigi antara lain :

1. Gigi dengan patologis pulpa, baik akut dan kronis yang tidak mugkin dilakukan

perawatan endodontik

2. Gigi dengan karies yang besar, baik dengan atau tanpa penyakit pulpa atau

periodontal

3. Penyakit periodontal yang terlalu parah.

4. Gigi malposisi dan overeruption

Page 21: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

21

5. Gigi impaksi dalam denture bearing area harus dicabut sebelum dilakukan

pembuatan protesa

6. Gigi yang mengalami trauma dan harus dicabut untuk mencegah kehilangan tulang

lebih besar lagi

7. Beberapa gigi yang terdapat pada garis fraktur rahang harus dicabut untuk

meminimalisir kemungkinan infeksi, penyembuhan yang tertunda atau tidak

menyatunya rahang

8. Gigi yang mengalami fraktur akar

9. Supernumerary teeth

10. Untuk keperluan perawatan ortodonsia atau prostodonsia

11. Gigi dengan sisa akar

Kontra indikasi pencabutan gigi meliputi faktor lokal dan faktor sistemik.

Kontra indikasi lokal meliputi :

1. Infeksi dental akut harus dievaluasi tergantung kondisi pasien. Pasien dalam kondisi

toksik dengan demam tinggi berbeda perawatannya dengan pasien dengan kondisi

sehat, walaupun keduanya mempunyai infeksi dental dengan inflamasi lokal ataupun

menyebar.

2. Perawatan infeksi perikoronal akut berbeda dengan abses apikal. Pada abses apikal,

drainase infeksi dapat dilakukan dengan cara pencabutan gigi, sedangkan infeksi

perikoronal dapat menyebar jika gigi yang terlibat dicabut pada fase akut. Untuk

alasan ini lebih sering dilakukan drainase dan irigasi abses perikoronal dan

meresepkan antibiotik untuk 72 jam sebelum ekstraksi gigi.

Page 22: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

22

3. Tumor ganas, baik awalnya lokal hingga menyebar ke sirkulasi umum melalui soket

gigi yang diekstraksi. Oleh karena itu ekstraksi pada beberapa kasus dapat dibenarkan

hanya setelah dilakukan konsultasi medis.

4. Terapi radiasi yang dahulu pada rahang merupakan kontraindikasi ekstraksi gigi.

Disarankan untuk mencabut semua gigi yang terlibat sebelum radioterapi.

Kontra indikasi sistemik meliputi :

1. Diabetes mellitus tidak terkontrol.

2. Kelainan darah ( hemofili, leukemia, anemia).

3. Kehamilan pada trimester I dan trimester 3.

4. Kelainan kardiovaskular ( hipertensi).

5. Pasien dengan kelainan hati (hepatitis).

2.4.4 Komplikasi pencabutan

Komplikasi pencabutan merupakan suatu kejadian yang dapat terjadi secara tidak

normal dan dapat meningkatkan ketidaknyamanan pasien. Ketidaknyamanan pasca

pencabutan gigi pada pasien seperti perdarahan, rasa sakit dan edema (Pedlar, 2001).

Komplikasi pencabutan digolongkan menjadi intraoperatif, segera setelah operasi dan jauh

sesudah operasi. Komplikasi intraoperatif antara lain : perdarahan, fraktur, pergeseran, cidera

jaringan lunak dan cidera saraf. Komplikasi pasca bedah diantaranya perdarahan, rasa sakit,

edema dan reaksi terhadap obat. Sedangkan komplikasi jauh sesudah operasi antara lain dry

socket (alveolitis) dan infeksi. Pencegahan tergantung pada pemeriksaan riwayat,

pemeriksaan menyeluruh, foto roentegen yang memadai dan operator yang menaati prinsip-

prinsip pembedahan selama pencabutan (Pedersen, 1996).

Page 23: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

23

2.5 Tumbuhan jambu biji (Psidium guajava Linn.)

Tanaman Jambu bji (Psidium guajava Linn.) dalam sistematikan dunia tumbuhan

diklasifikasikan menjadi seperti di bawah ini :

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Familia : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spessies : Psidium guajava Linn. (Cronquis, 1981).

Jambu bji (Psidium guajava Linn.) berasal dari kawasan Amerika tropik, tumbuh pada

tanah yang gembur maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung cukup banyak air.

Tumbuhan ini tumbuh dan ditemukan pada ketinggian 1-1200 meter di atas permukaan laut.

Sekarang tanaman ini menyebar luas keseluruh dunia, terutama di daerah tropis. Diperkirakan

terdapat sekitar 150 spesies Psidium yang telah menyebar di daerah tropis dan berhawa sejuk

(Hapsoh dan Hasanah, 2011).

Page 24: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

24

1.5.1 Morfologi Tumbuhan Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)

Tumbuhan jambu bji (Psidium guajava Linn.) mempunyai tinggi 2-10 meter,

bercabang banyak. Batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna

coklak kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, daun muda berambut halus, permukaan

atas daun tua licin (Hapsoh dan Hasanah, 2011). Daun mahkota bulat telor terbalik, panjang

1,5-2 cm, tonjolan dasar bunga yang berbulu, pipih dan lebar, daging buah tebal, buah yang

masak bertekstur lunak berwarna putih kekuningan atau merah jambu (Steenis, 2008).

2.6 Aplikasi Topikal

Obat topikal adalah bentuk medikasi yang diaplikasikan secara eksternal menuju

tubuh, tidak diingestikan atau diinjeksikan ke dalam tubuh. Obat topikal antara lain termasuk

lotion, krim, ointment, bedak (talc), dan gel. Tujuan penggunaan aplikasi topikal adalah

untuk menghantarkan efek obat langsung pada area kulit yang mengalami iritasi, inflamasi,

atau terinfeksi selain juga sebagai lapisan pelindung, dimana gel bersifat membentuk lapisan

film dan mudah mengering. Obat-obatan topikal biasanya diaplikasikan secara langsung pada

area yang membutuhkan pengobatan (Martelli, 2012).

Gel merupakan sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung zat

aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang

saling berikatan pada fase terdispersi. Dalam industri farmasi, sediaan gel banyak digunakan

pada produk obat-obatan, kosmetik dan makanan. Polimer yang biasa digunakan untuk

membuat gel-gel farmasetik meliputi gom alam tragakan, pektin, karagen, agar, asam alginat,

serta bahan-bahan sintetis dan semisintetis seperti metil selulosa, hidroksietilselulosa,

karboksimetilselulosa (CMC-Na), dan karbopol yang merupakan polimer vinil sintetis

dengan gugus karboksil yang terionisasi (Kartinah, 2012).

Carboxymethylcellulose Sodium (CMC-Na) adalah bahan yang umum digunakan

dalam formulasi sediaan oral maupun topikal, merupakan basis pembuatan gel sebab dapat

Page 25: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

25

berperan sebagai emulsifying agent dan meningkatkan kekentalan dari sediaan yang dibuat

(Rowe, 2009).

Keuntungan obat dengan sediaan gel ialah kemampuan penetrasi obat dalam kulit

yang baik, dengan daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori

tidak terganggu. Setelah diaplikasi secara topikal, gel ini akan melekat pada permukaan

mukosa rongga mulut, membentuk lapisan tipis dan bertindak sebagai barier untuk

melindungi ujung saraf yang terpajan menjadi lebih sensitif dari nyeri yang ditimbulkan dari

kegiatan makan, minum, dan bahkan berbicara (Lachman dkk., 1994).

2.7 Marmut (Cavia cobaya)

Marmut digolongkan sebagai hewan pengerat yang memakan tumbuh-tumbuhan dan

memiliki gigi pemotong seperti pahat yang berguna untuk memotong dan mengerat.

Membrana nictitans terdapat pada sudut mata. Lubang telinga luar dilengkapi dengan daun

telinga. Struktur kelenjar susu terletak di lipatan paha, alat-alat kelamin luar dan tungkai

terdapat pada badannya. Tungkai depan berjari tiga dan tungkai belakang berjari empat.

(Pratigno, 1982).

Marmut (Cavia cobaya) termasuk mamalia, yaitu hewan yang memiliki kelenjar

mamae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan. Ciri

lain yang khas dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh rambut, kulit mengandung

bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Kaki beradaptasi

untuk berjalan, memanjat, menggali tanah, loncat. Marmut merupakan hewan berdarah panas

(homoiterm) (Vera, 2012).

Mamalia mempunyai tubuh berbentuk bilateral simetris dengan tulang rangka yang

mempunyai kendio okspital, pada rahangnya terdapat gigi yang bentuk dan besarnya berbeda

Page 26: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

26

untuk setiap individu. Kaki teradaptasi untuk berjalan,memanjat, menggali tanah, serta

berenang sehingga kakinya mempunyai cakar, kuku, dan telapak. Jantung mempunyai empat

ruang dengan sekat yang sempurna, aortanya hanya terdapat di sebelah kiri. Ukuran paru-

paru relatif besar, kompak dan kenyal yang terdapat pada rongga dada (Muda, 2011).

Klasifikasi Marmut (Cavia cobaya) menurut Vanderlip (2003) yakni :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Kelas : Mammalia

Subkelas : Placentalia

Ordo : Rodentia

Subordo : Simplicidentata

Famili : Caviidae

Genus : Cavia

Spesies : Cavia Cobaya

Gambar 2.9 Marmut (Cavia cobaya) (Muda, 2011)

Pengamatan terhadap morfologi dan anatomi mamalia dalam praktikum adalah

marmut. Pertimbangan ini dipilih untuk dapat mewakili class mamalia antara lain, marmut

Page 27: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

27

mudah didapatkan, ukuran cukup besar dan tubuhnya mudah dipelajari, serta organ-organ

lengkap untuk mewakili class mamalia.

2.8 Perubahan Fisiologis Luka Akibat Pemberian Gel Topikal

Pemberian obat berupa gel secara topikal dapat mempercepat penyembuhan luka pasca

pencabutan gigi karena dapat menghantarkan efek obat langsung pada daerah luka serta

melindungi luka dari infeksi akibat terkena makanan, minuman maupun berbicara. Pemberian

gel topikal juga diharapkan dapat menurunkan inflamasi dengan cara meningkatkan sel

fibroblast. Sel Fibroblas merupakan bahan dasar pembentukan jaringan parut dan kolagen

yang memberikan kekuatan daya rentang pada penyembuhan luka jaringan lunak. Pada saat

jaringan mengalami keradangan, maka fibroblas akan segera bermigrasi ke arah luka,

berproliferasi dan memproduksi matriks kolagen untuk memperbaiki jaringan yang rusak.

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Luka merupakan suatu keadaan kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi karena

paparan suhu, zat kimia, gesekan, tekanan, radiasi dan trauma. Respon tubuh terhadap luka

atau trauma dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan

pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut penyembuhan luka.

Proses penyembuhan luka adalah suatu proses yang dinamis dan kompleks serta

melibatkan beberapa fase yang saling berkelanjutan, saling tumpang tindih dan terprogram

dari satu fase ke fase lainnya. Pada manusia, proses penyembuhan luka yang optimal

melibatkan beberapa proses yaitu hemostasis yang cepat, inflamasi yang tepat, proses

diferensiasi, proliferasi, dan migrasi sel mesenkimal, angiogenesis, pembentukan sel

Page 28: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

28

fibroblast dan sintesis kolagen yang berfungsi memberikan kekuatan terhadap jaringan yang

dapat mempercepat proses penyembuhan luka.

Penyembuhan luka terutama didalam rongga mulut dapat berjalan lambat karena

proses penyembuhan luka ini terganggu oleh adanya bakteri yang ada didalam rongga mulut.

Terhambatnya proses proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi dapat mempengaruhi

perawatan gigi pasca pencabutan seperti pembuatan gigi palsu atau pemasangan kawat gigi.

Proses penyembuhan luka adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai

dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung

jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama

proses rekonstruksi jaringan. Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan

sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Setelah

terjadinya luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka,

kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi antara lain

kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan profeoglycans) yang berperan dalam

membentuk jaringan baru.

Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk jaringan baru

(connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast, memberikan

tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai satu kesatuan unit

dapat memasuki kawasan luka. Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas

mengeluarkan keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel

epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang

menutupi permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblas, pembentukan lapisan

dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan

granulasi dan dermis.

Page 29: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

29

Untuk membantu jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas akan merubah

strukturnya menjadi myofibroblast yang mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada

jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek luas dibandingkan

dengan defek luka minimal. Fase akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah

terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth factor yang

dibentuk oleh makrofag dan platelet.

Pemberian obat-obatan kimia baik secara oral atau topikal diberikan untuk

mempercepat proses penyembuhan luka pasca pencabutan. Selain obat-obatan kimia,

penelitian tentang obat-obatan berbahan dasar herbal banyak dikembangkan untuk dapat

mempercepat proses penyembuhan luka sehingga dapat membantu tenaga kesehatan yang

berada didaerah yang terpencil. Salah satunya obat-obatan berbahan dasar herbal

yang diteliti adalah ekstrak daun jambu biji. Berdasarkan uji fitokimia daun jambu biji

memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, antosianin, tanin dan vitamin B dan C. Flavonoid

memiliki efek sebagai antiinflamasi dan antioksidan. Efek antiinflamasi flavonoid adalah

dengan menghambat jalur lipooksigenase dan siklooksigenase didalam biosentesis metabolit

asam arakhidonat sebagai salah satu mediator inflamasi. Asam arakhidonat diubah menjadi

prostaglandin dan leukotrien yang memiliki efek kemotaktik terhadap sel-sel inflamasi.

Dasar pemikiran pemberian ekstrak daun jambu biji secara topical untuk

meningkatnya jumlah fibroblast dan kolagen didalam ekstrak daun jambu biji terdapat

kandungan quersetin, vitamin C dan zat besi (Zn) yang dapat mempercepat proses

penyembuhan luka dengan cara meningkatkan jumlah fibroblast, pembentukan kolagen.

Beberapa jenis cidera seperti terbakar, luka, dan bisul kulit biasanya menghasilkan

superoksida dan peroksidasi lipid melalui aktivasi neutrofil. Oleh karena itu, obat-obatan

yang menghambat peroksidasi lipid diyakini untuk meningkatkan jumlah serat fibril kolagen,

meningkatkan kekuatan serat kolagen, meningkatkan sirkulasi darah, mencegah kerusakan sel

Page 30: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

30

dan sintesis DNA. Peningkatan jumlah fibroblast dan serat kolagen lebih baik dilihat di

bawah pengaruh beberapa ekstrak herbal, karena obat-obatan herbal mengandung zat

antioksidan yang tinggi. Dengan demikian, intervensi ke dalam salah satu dari fase ini dengan

obat herbal akhirnya dapat meningkatkan jumlah fibroblast dan serat kolagen dalam proses

penyembuhan luka.

3.2 Konsep Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan kajian pustaka yang telah diuraikan sebelumnya maka

dapat dibuat suatu kerangka konsep yang terkait dengan masalah penelitian seperti di

bawah ini :

Faktor Endogen :

Hormonal

- Psikologis

- Genetik

- Sistem

kekebalan

Luka

Pencabutan

Gigi

Pasta ekstrak daun jambu

biji :

- bekerja lokal pada

daerah luka.

- mampu berpenetrasi

dengan baik.

- barier untuk melindungi

ujung saraf yang terpajan.

- lebih melekat di jaringan

Faktor Eksogen :

Lingkungan

- Stress

- Infeksi

- Obat-

obatan

Page 31: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

31

Gambar 3.1 Konsep Penelitian

Keterangan : = faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

= faktor yang dapat mempercepat penyembuhan luka

3.3 Hipotesis Penelitian

1. Ekstrak pasta daun jambu biji lebih meningkatkan jumlah fibroblast pada soket

mandibula pasca pencabutan gigi marmut jantan.

2. Ekstrak pasta daun jambu biji meningkatkan jumlah kolagen pada soket mandibula

pasca pencabutan gigi marmut jantan.

- Meningkatkan jumlah fibroblast

- Meningkatkan jumlah kolagen

Page 32: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

32

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian eksperimental, dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental

Randomized Post Test Only Control Group Design (Pocock, 2008). Skema rancangan

penelitian sebagai berikut :

O1

RA

P S

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

P : Populasi

S : Sampel

RA : Random Alokasi

P1 : Perlakuan pada Kelompok I (kelompok kontrol) diberikan povidon iodin

10%

P2 : Perlakuan pada Kelompok II diberikan povidon iodin 10% dan pasta ekstrak

daun jambu biji

P3 : Perlakuan pada Kelompok III diberikan pasta ekstrak daun jambu biji

P3

P2

O2

O3

P1

Page 33: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

33

O1 : Pengukuran jumlah fibroblast dan kolagen kelompok I setelah diberikan

povidon iodin 10%

O2 : Pengukuran jumlah fibroblast dan kolagen kelompok II setelah diberikan

pasta ekstrak daun jambu biji

O3 : Pengukuran jumlah fibroblast dan kolagen kelompok III setelah diberikan

povidon iodin 10% dan pasta ekstrak daun jambu biji

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat : LPPT (Laboratorium Penelitian & Pengujian Terpadu) Unit I, II, dan IV dan

Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Penelitian ini dilakukan di LPPT UGM karena keterbatasan sarana dan prasarana dalam

memotong mandibula marmut di FKH Universitas Udayana Denpasar.

Waktu : September 2015 - Oktober 2015

4.2 Sumber Data

Sesuai dengan rancangan penelitian, maka sampel marmut (cavia cobaya) dalam

penelitian ini berjumlah 38 ekor dan dibagi dalam 3 kelompok yang tidak berpasangan, yaitu

kelompok I kontrol diberikan povidon iodin 10%, kelompok II perlakuan diberikan gel

ekstrak daun jambu biji dan kelompok III perlakuan diberikan povidon iodin 10% dan pasta

gel daun jambu biji.

4.3 Besar Sampel :

Perhitungan besar sampel dihitung berdasarkan rumus Frederer (Hanafiah, 2004).

Page 34: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

34

Rumus :

(n – 1) (r – 1) ≥ 15

(n – 1) (3 – 1) ≥ 15

(n – 1) (2) ≥ 15

(n – 1) ≥ 8

n ≥ 9

Keterangan :

n : jumlah ulangan (replikasi)

r : jumlah perlakuan

Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 9 per kelompok. Untuk

menghindari drop out pada sampel ditambahkan 20 % sehingga jumlah sampel menjadi 10,8

dan dibulatkan menjadi 11 ekor per kelompok. Jadi jumlah sampel seluruhnya adalah 33

ekor.

4.3.1 Kriteria Sampel

Sampel yang digunakan sebagai objek penelitian ini adalah marmut jantan (Cavia

Cobaya) yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

4.3.2 Kriteria Inklusi :

1. Marmut jantan dewasa (Cavia Cobaya)

Page 35: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

35

2. Umur marmut 3 bulan

3. Berat badan 250-350 gram

4. Sehat

4.3.3 Kriteria Eksklusi : Marmut memiliki kelainan pada giginya atau mempunyai cacat

fisik.

4.3.4 Kriteria Drop out : Marmut tidak mau makan, sakit atau marmut mati saat

penelitian.

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Klasifikasi dan identifikasi variabel

Variabel pada penelitian ini adalah semua faktor yang mempengaruhi fibroblast dan

kolagen antara lain :

4.4.1.1 Variabel Bebas :

1. Pasta ekstrak daun jambu biji dan povidon iodin 10%

4.4.1.2 Variabel Tergantung :

1. Jumlah fibroblas.

2. Serat kolagen.

4.4.1.3 Variabel Kendali :

1. Makanan dan kandang marmut.

2. Umur marmut 3 bulan

Page 36: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

36

3. Jenis kelamin marmut jantan

4. Berat badan marmut 250-350 gram

5. Kelembaban

6. Suhu

7. Cahaya.

4.4.1.4 Hubungan antar variabel :

Gambar 4.2 Hubungan antar variabel

4.5 Definisi Operasional

1. Pasta ekstrak jambu biji adalah pasta yang mengandung zat aktif, yang diperoleh

secara maserasi dengan menggunakan larutan metanol 40% dan diencerkan

dengan akuades steril dan dibuat dalam sediaan pasta.

2. Iodin povidon (povidone-iodine, PVP-I) adalah sebuah polimer larut air yang

mengandung sekitar 10% iodin aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak

Variabel Bebas : gel

ekstrak daunjambu biji dan

povidon iodin 10%

Variabel Tergantung :

jumlah fibroblas dan serat

kolagen

Variabel Kendali : makanan,

kandang marmut, umur marmut,

jenis kelamin marmut, berat badan

marmut, kelembaban, suhu, cahaya

Page 37: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

37

memperlambat penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit iodin aktif yang

dapat menciptakan efek berkelanjutan. Keuntungan antiseptik berbasis iodin

adalah cakupan luas aktivitas antimikroba. Iodin menewaskan semua patogen

utama berikut spora-sporanya, yang sulit diatasi oleh desinfektan dan antiseptik

lain.

3. Tampon adalah massa silinder yang dibentuk dengan gulungan kapas serta kasa

steril yang mampu menyerap darah pasca pencabutan gigi.

4. Luka pencabutan gigi adalah luka pada soket gigi daerah dilakukannya

pencabutan gigi. Pencabutan pada gigi incisivus kanan atas dilakukan dengan

menggunakan tang hemostat.

5. Jumlah fibroblas dinilai dengan menghitung fibroblas yang aktif (memiliki

sitoplasma yang besar, kromatin halus, nukleus ovoid dan tampak nyata), di

sekitar daerah perlukaan gingiva labial yang telah dibuat preparat dengan

pengecatan Harris Hematoxylin-Eosin, dan dilihat pada lima lapang pandang yang

dihitung menggunakan mikroskop binokuler (Olympus Type CX31), dengan

pembesaran 400 X (Lab Patologi Anatomi UGM, 2014).

6. Kolagen merupakan protein utama penyusun komponen matrik ekstraseluler dan

memegang peranan penting dalam proses penyembuhan di daerah soket gigi pasca

pencabutan gigi marmut jantan menggunakan mikroskop binokuler (Olympus

Type CX31) pada 5 lapang pandang dengan pembesaran 400x (Lab Patologi

Anatomi UGM, 2014).

7. Makanan marmut adalah AD II pellet serta daun kacang tanah dan minumnya RO

(Reverse Osmosis), (LPPT IV UGM, 2014).

8. Kandang marmut terbuat dari bahan stainless dengan ukuran panjang 50 cm x

lebar 40 cm x tinggi 40 cm, (LPPT IV UGM, 2014).

Page 38: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

38

9. Jenis kelamin marmut : jantan.

10. Berat badan marmut : 250 – 350 gram.

11. Kelembaban udara : 70 – 75 %, (LPPT IV UGM, 2014).

12. Cahaya : 12 jam terang dan 12 jam gelap, (LPPT IV UGM, 2014).

13. Suhu : 25 ⁰C – 27 ⁰C, (LPPT IV UGM, 2014).

Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan penelitian :

1. Gel ekstrak daun jambu biji

2. Iodin povidon 10%

3. Anestesi (xylonor pellets, chlorofom)

4. Akuades steril (kontrol)

5. Cat Harris Hematoxylin –Eosin

6. Cat Mallory

7. Alkohol 70 %

8. Larutan buffer formalin 10 %

2. Alat Penelitian

a. Alat untuk pembuatan ekstrak kulit manggis

1. Almari pengering

2. Penggiling dan penyaring

Page 39: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

39

3. Timbangan elektrik

4. Corong

5. Homogenizer

6. Tabung Erlenmeyer

7. Vacuum Rotary Evaporator

8. Cawan porselen

9. Water Bath

10. Botol kaca dan tutupnya.

b. Alat untuk perlakuan subjek penelitian

1. Nampan plastik

2. Syringe

3. Ekskavator

4. Tang Hemostat

5. Bengkok

6. Kertas saring

7. Toples

8. Gunting bedah

9. Pinset

c. Alat untuk pembuatan preparat histologis

Page 40: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

40

1. Tabung kaca

2. Automatic tissue processor

3. Cetakan blok parafin

4. Freezer

5. Mikrotom

6. Water bath

7. Hot Plate

8. Staining jar

9. Objek glass

10. Deck glass

d. Alat untuk pengamatan

1. Mikroskop Binokuler (Olympus Type CX31).

4.6 Prosedur Penelitian

4.6.1 Pembuatan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava linn.)

Ekstrak daun jambu biji (Ipomea batatas L.) diproses di Laboratorium Penelitian dan

Pengujian Terpadu (LPPT) Unit II Yogyakarta. Ekstrak daun jambu biji didapat dari maserasi

dengan menggunakan pelarut metanol 40% karena dapat menghasilkan suatu hasil yang

optimal, sebab bahan pengotor yang larut dalam cairan hanya dalam skala kecil. Metanol

merupakan pelarut yang dapat menyari senyawa yang dapat bersifat polar, semipolar,

Page 41: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

41

maupun non polar sehingga memungkinkan zat aktif pada daun jambu biji melalui metode

maserasi.

Daun jambu biji dikeringkan didalam almari pengering dengan suhu 50⁰C selama 4

hari. Daun jambu biji kering tersebut kemudian diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dan

disaring. Metanol 40% ditambahkan hasil penyerbukan ubi jalar ungu kering, kemudian

diaduk dengan pengaduk listrik selama 30 menit dan didiamkan 24 jam lalu disaring

menggunakan corong Buchner. Perlakuan ini diulang sampai 3 kali sehingga didapatkan hasil

berupa ampas dan filtrat. Filtrat yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan vacuum

rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental kemudian diuapkan

dengan pemanas water bath 70⁰C. Hasilnya kemudian dituangkan ke dalam cawan porselin

lalu dipanaskan kembali pada suhu 70⁰C sehingga didapatkan ekstrak daun jambu biji (LPPT

Unit II UGM, 2014).

1.7.2 Pembuatan pasta ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava linn.)

Pasta ekstrak daun jambu biji adalah ekstrak daun jambu biji sebanyak 10 mg

ditambah dengan 1,00 gr Na CMC dan 180,00 mg Methyl paraben dan propil paraben

dilarutkan dengan sisa gliserin diaduk hingga homogen, kemudian ditambah air, CaCO3

sedikit demi sedikt diaduk hingga homogen.

4.6.2 Perlakuan pada marmut

Semua hewan marmut yang akan dipakai sebagai hewan coba diadaptasikan selama 3

hari sampai 1 minggu dalam kandang sebelum dilakukan penelitian sesuai dengan prosedur

tetap di LPPT Unit IV UGM Yogyakarta. Marmut 33 ekor dibagi menjadi 3 kelompok

Page 42: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

42

(masing-masing 11 ekor) yaitu kelompok I, kelompok II dan kelompok III. Masing-masing

kelompok nantinya akan didekapitasi pada hari ke-7. Sebelum dilakukan perlakuan semua

marmut dianestesi menggunakan ketamin dengan dosis 0,2 ml/kgBB secara intramaskuler

pada paha atas. Gigi incisivus kanan rahang bawah diluksasi dengan menggunakan

ekskavator kemudian dicabut menggunakan tang hemostat. Pada kelompok I soket gigi bekas

pencabutan diaplikasi iodin povidon 10% secara topikal, kelompok II diaplikasi iodin

povidon 10% dan pasta ekstrak daun jambu biji secara topikal dan pada kelompok III

diaplikasi pasta ekstrak daun jambu biji secara topikal.

4.6.3 Pembuatan Sediaan Histologis

Marmut dikorbankan pada hari ke-7 pasca cabut gigi. Sebelum dilakukan

pengorbanan, marmut-marmut tersebut dianestesi menggunakan dietil eter dengan cara

memasukkan marmut ke dalam toples kemudian dimasukkan kapas yang telah diberi dietil

eter. Pengorbanan dilakukan dengan cara dekapitasi. Soket pasca cabut gigi beserta tulang

disekitarnya dipotong, dibersihkan dengan larutan NaCl fisiologis dan difiksasi menggunakan

beffered formalin 10% selama 24 jam untuk mempertahankan struktur jaringan sehingga

menjadi stabil secara fisik dan kimiawi. Jaringan tersebut kemudian didekalsifikasi untuk

menghilangkan atau melarutkan ion kalsium dari jaringan dengan menggunakan formic acid

HCl selama 4 hari.

Proses selanjutnya yaitu jaringan dimasukkan ke dalam automatic tissue

processor. Dalam proses ini, dilakukan fiksasi ulang sekiranya fiksasi yang telah dilakukan

sebelumnya kurang sempurna. Tahap selanjutnya adalah dehidrasi jaringan untuk

menghilangkan kadar air dalam jaringan dengan menggunakan alkohol mulai konsentrasi

rendah sampai konsentrasi tinggi (70%, 80%, 95%, dan 100%) secara bertahap. Pada

jaringan yang telah didehidrasi selanjutnya dilakukan clearing menggunakan xylol. Proses ini

Page 43: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

43

berfungsi untuk menarik keluar kadar alkohol yang berada dalam jaringan dan memberikan

warna bening pada jaringan serta zat perantara masuknya ke dalam parafin. Tahap

selanjutnya adalah infiltrasi parafin cair pada suhu 57⁰C-59⁰C yang berfungsi mengisi

rongga-rongga yang ada setelah ditinggalkan oleh cairan sebelumnya.

4.6.4 Perhitungan Jumlah Fibroblas

Indikator yang dipakai untuk mengetahui pengaruh dari aplikasi ekstrak daun jambu

biji terhadap kecepatan proses penyembuhan soket gigi pasca cabut gigi adalah jumlah

fibroblas. Perhitungan jumlah fibroblas dilakukan pada daerah soket gigi marmut dari apeks

kearah servikal. Daerah soket ini cukup luas maka sel fibroblas dilihat dengan mikroskop

binokuler (Olympus Type CX31) perbesaran 400x, serta perhitungan dilakukan dengan 5

lapang pandang kemudian hitung berapa jumlah fibroblas tiap lapang pandang sehingga

terlihat jelas. Dari lapang pandang 1 sampai lapang pandang 5 dijumlahkan, dan diambil rata-

ratanya (Lab Patologi Anatomi UGM,2014).

4.6.5 Penghitungan jumlah serat kolagen

Pengukuran dilakukan dengan menghitung jumlah pembuluh darah pada daerah soket

mandibula yang sudah dibuat sediaan histologi dan dibagi menjadi 5 lapang pandang dengan

menggunakan mikroskop binokuler (Olympus Type CX31) pembesaran 400x. Dalam

penelitian ini dihitung jumlah pembuluh darah tiap lapang pandang lalu dijumlahkan semua

kemudian dibagi 5 sehingga dapat mewakili semua lapang pandang (Permatasari dkk., 2012).

Page 44: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

44

4.7 Prosedur Penelitian

Page 45: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

45

Gambar 4.3 Alur Penelitian

4.8 Analisis Data

Data dianalisis secara statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Marmut

24 ekor marmut

Random Alokasi

Kelompok I

Kontrol

Diolesi iodin povidon 10%

2x sehari

Dekapitasi marmut hari ke-7 pada masing-masing kelompok

Kelompok III

Diolesi ekstrak pasta

ubi jalar ungu

2x sehari

Pembuatan preparat dengan Pewarnaan Harris H-E

Penghitungan jumlah fibroblas dan jumlah pembuluh darah

Analisis Data

Pencabutan gigi insive bawah kanan

Kelompok II

Diolesi iodin povidon 10% dan

ekstrak pasta ubi jalar ungu

2x sehari

Page 46: EKSTRAK PASTA DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava linn ... · 2.1.4.3 Penyembuhan Luka pada Soket Pasca Pencabutan Gigi Menurut Andreasen (1997), proses penyembuhan luka pada soket pasca

46

1. Analisis Deskriptif : analisis data untuk memberikan gambaran tentang karakteristik

data (fibroblas dan serat kolagen) yang didapatkan dari hasil penelitian yaitu rerata,

standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum

2. Uji Normalitas dan Homogenitas

a. Distribusi data diuiji dengan uji Shapiro-Wilk oleh karena sampelnya < 30. Data

yang diuji yaitu fibroblas dan serat kolagen. Sebaran data adalah normal dengan

nilai p>0,05.

b. Homogenitas data diuji dengan Levene’s test. Data yang diuji yaitu fibroblast dan

serat kolagen. Data adalah homogen dengan nilai p>0,05.

3. Uji Efek Perlakuan

3.1 Jika distribusi data normal dan homogen maka data dianalisis dengan uji

Independent sample T test.

3.2 Jika distribusi data tidak normal maka data dianalisis dengan Mann Whitney.