Eki Manajemen Transportasi

22

Click here to load reader

Transcript of Eki Manajemen Transportasi

Page 1: Eki Manajemen Transportasi

UPAYA-UPAYA MENGATASI MASALAH TRANSPORTASI DI PERKOTAAN

& DAERAH TERPENCIL

A.UMUM

Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari

suatu tempat ke tempat lain. (Salim, A Abbas 2006 Manajemen Transportasi, Jakarta :

Rajawali pers.)

Transportasi memiliki lima unsur pokok yang sling berkaitan, yang pertama

‘Manusia’, sebagai yang membutuhkan transportasi, salain itu ada ‘barang’, sebagai

kebutuhan manusia yang akan di pindahkan selain manusia itu sendiri , selanjutnya

‘kendaraan’, sebagai sarana atau alat yang digunakan , dan ‘jalan’ sarana atau alat yang

digunakan. Selanjutnya ‘jalan’, sebagai prasarana transportasi, serta ‘organisasi’,

sebagai pengelola trtansportasi.

Moda transportasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu transportasi

darat,transportasi udara, dan transportasi laut

B. PEMBAHASAN

1. Permasalahan dan potret transportasi yang muncul pada daerah perkotaan

Seperti di negara yang sedang berkembang lainnya, berbagai kota besar di

Indonessia berada dalam tahaap pertumbuhan yang sangat pesat, urbanisasi yang tinggi

akibat laju laju pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk untuk

melakukan pergerakan pun menjadi semakin meningkat .pada tahun 1990 terdapat 8

kota diIndonesia yang berkepundudukan lebih dari 1 juta jiwa,diantaranya

Jakarta,Medan, Bogor, Semarang,Surabaya, Bandung, Ujung pandang. Dan Palmbang.

Diperkirakan pada tahun 2025 penduduk Indonesia dapat mencapau sbanyak 240 juta

jiwa, dan kemungkinan 144 juta penduduk akan menempati daerah perkotaan .

Dalam hal ini masalah yang cenderung lebih serinhg muncul adalah dalam

sektor transportasi darat , dan yang paling mencolok yaitu kemacetan , dimana sebuah

kota yang penduduknya lebih dari 2 juta jiwa berpotensi akan mengalami kemacetan

1

Page 2: Eki Manajemen Transportasi

yang disebabkan oleh penggunaan kendaraan pribadi , dimana penduduk perkontaan

cendurung melakukan beberapa aktivitas diantaranya, bekerja, rekreasi,memperoleh

pendidikan ,dan melakukan aktivitas sosial, dapat dikatakan dengan meningkatnya

penggunaan kendaraan pribadi mencerminkan meningkatnya taraf hidup dan kebutuhan

mobilitas penduduk di perkotaan , namun diantaranya terdapat pula beberpa efek negatif

yang tidak dapat dihindari, seperti perusakan kualitas kehidupan di pusat kota,kerusakan

polusi baik udara ataupun suara.Sebagai potret yang terjadi di Jakarta , tercatat sekitar

84% kendaraan pribadi di jalan raya, ternyata 45% nya hanya berisi satu orang saja,

sehingga penggunaan kendaraan pribadi sudah tidak efisien.

1.1 Pendekatan dengan sistem transportasi dalam menangani masalah

Terdapat beberapa alternatif pemecah masalah yang terbaik, transportasi dalam

arti luas harus di kaji dalam bentuk kajian sistem yang terdiri dari beberapa

komponen yang saling terkait . Sitem tersebut dikenal dengan sistem transportasi

secara menyeluruh (makro ) yang dapat di perkecil kembali menjadi yang lebih

komplek (mikro), dimana sistem mikro tersebut adalah,

Sistem kebutuhan akan transpoortasi (KT)

Sistem Prasarana Transportasi (PT)

Sistem Rekayasa dan Manajemen Lalu lintas

Sistem Kelembagaan (KLG)

1.1.2 Kebutuhan akan transportasi

Untuk mengatasi tingginya tingkat urbanisasi ke daerah perkotaan dan

menghindari pergerakan arus bolak-balik yang tertinggi setiap harinya , perlu

dibangun kota satelit atau pun kota baru mandiri yang salah satu fungsinya

mengurangi intensitas kegiatan di kota induk serta menahan arus urbanisasi dan

merupakan filter bagi kota induk. Dalam hal ini perlu dilakukan pelebaran jalan

yang mengundang masalah pembebasan tanah.

Ataupun dengan usaha lain yakni dengan mengatur lokasi pusat kegiatan

utama sebagai pusat bangkitan lalulintas sehingga pergerakan pemenuhan

kebutuhan trsebut hanya terjadi pada luas wilayah tertentu saja.Pembangunan

daerah sentra primer barat, utara, selatan ,timur adalah salah satu wujud

2

Page 3: Eki Manajemen Transportasi

langsung usaha tersebut, atau dengan usaha lain ,seperti rayonisasi sekolah

dengan mengatur jam mauk dan keluarnya kantor dan sekolah .

1.1.3 Prasarana Transportasi

Beberapa tindakan yang telah dan akan dilakukan untuk meningkatkan

luas jalan dan kapsitatas prasarana transportasi antara lain

a. Pembangunan jalan baru

Baik jalan lokal, kolektor ataupun arteri, disesuaikan dengan program

Bina Marga, misalnya jalan Tol di dalam kota ,contohnya jalan tol

Grogol –cawang, atau pun dengan adanya jalan lingkar luar di Jakarta ,

dimana prisipnya mengalihkan pergerakan lalulintas menerus agar

jangn memasuki DKI-Jakarta sehingga kemacetan yang timbul karena

pembebanannya yang terlalu banyak pada jalan arteri radial dapat

dihindari. Atau dengan adanya jalan penghubung 2 buah zona yang

sangat tinggi tingkat lalulintasnya , seperti Jalan arteri Rawamangun –

Jatinegara , jelas dapat memecahkan masalah kemacetan pada jalan

radial menuju pusat kota.

b. Peningkatan kapasitas prasarana

Peningkatan kapsitas jaringan jalan arteri yang telah ada adalah dengan

cara melebarkan jalan radial. Harus adanya terobosan yang dilakukan ,

untuk menghindari penyempitan , misalnya seperti,

Pelebaran dan perbaikan geometrik persimpangan

Pembuatan jembatan penybrangan untuk pejalan kaki maupun

kendaraan pada daerah tertentu bertujuan mengurangi kecelakaan

dan juga membuka isolasi akibat pembangunan jalan bebas

hambatan yang memisahkan dua daerah yang terisolasi. Masalah

pejalan kaki juga merupakan masalah utama , karena sering

terlihat pengalihanfungsi trotoar menjadi tempat kegitan lain,

disamping itu , tidak sulit menemukan trotoar yang beralih fungsi

sehingga pejalan kaki terpaks menggunakan badan

3

Page 4: Eki Manajemen Transportasi

jalan,akibatnya kapsitas jalan berkurang begitu juga keselamatan

pejalan kaki terpaksa terabaikan.

1.1.4 Rekayasa dan manajemen lalulintas

Beberapa hal dalam rekayasa manajemen lalulintas dapat melakukan

berbagai cara seperti

Pemasangan dan perbaikan lampu lalu lintas

Perbaikan perencanaaan sistem jaringan jalan yang ada , termasuk

jaringan jalan KA, jalan raya , bus , untuk menunjang sitem

angkutan umumtransportasi perkotaan terpadu (SAUTPT)

2. Permasalahan dan potret transportasi yang muncul pada daerah terpencil

Daerah terpencil adalah daerah yang memiliki kondisi sosial, ekonomi dan fisik

relatif tertinggal dibandingkan daerah lain atau sekitarnya, yang dicirikan oleh adanya

permasalahan sebagai berikut : rendahnya tingkat kesejahteraan dan ekonomi

masyarakat, keterbatasan Sumberdaya Alam (rendahnya produktifitas lahan / kritis

minus), rendahnya aksesibilitas dan terbatasnya ketersediaan prasarana dan sarana

kawasan,serta rendahnya kualitas Sumberdaya Manusia.

Kawasan Tertinggal secara lokasi pada umumnya berada di kawasan pedalaman,

kawasan kepulauan/gugus pulau terpencil,pesisir pantai, atau kawasan perbatasan

terpencil. Contoh Kawasan Tertinggal : KAWASAN Kepulauan Sangihe Talaud,

Kawasan Pulau Nias, Kawasan Pedalaman/ Perbatasan Kalimantan dengan Sarawak

(Malaysia), Kawasan kritis minus di Sukabumi bagian selatan, Kawasan Pedalaman

Jaya Wijaya, Kawasan Perbatasan Irian Jaya dengan Papua Nugini, dll.

Pengertian lain tentang Daerah terpencil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)

huruf d , Pasal 6 ayat (1) huruf a, Pasal 9 ayat (1) huruf d *23736 dan Pasal 11 ayat (15)

dan ayat (16) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 adalah daerah

yang memiliki potensi ekonomi berupa sumber daya alam di bidang pertanian,

perhutanan, pertambangan, pariwisata dan perindustrian, tetapi keadaan prasarana dan

sarana ekonomi yang tersedia masih terbatas, sehingga untuk mengubah potensi

4

Page 5: Eki Manajemen Transportasi

ekonomi yang tersedia menjadi kekuatan ekonomi nyata, penanam modal perlu

membangun atas beban sendiri prasarana dan sarana yang dibutuhkannya seperti jalan,

pelabuhan, tenaga listrik, telekomunikasi, air, perumahan karyawan, pelayanan

kesehatan, sekolah, tempat peribadatan, pasar dan kebutuhan sosial lainnya, yang

memerlukan biaya yang besar. (2)Diberikan perlakuan yang sama dengan daerah

terpencil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (15) dan ayat (16) Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1991 adalah daerah perairan laut yang dasar lautnya

memiliki cadangan mineral dalam kedalaman lebih dari 50 (lima puluh) meter (deep sea

deposits).

Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda baik itu sumberdaya alamnya

maupun potensi yang lain. Disamping itu pula kebutuhan manusia untuk memenuhi

kehidupannya selalu berubah. Hal inilah yang membuat transportasi sangat penting bagi

manusia karena kebutuhan manusia tidak sama dan belum tentu semua kebutuhan itu

terdapat didaerahnya faktor inilah yang memperngaruhi manusia untuk pindah dari satu

tempat ketempat yang lain.

Dalam determinan perkembangan wilayah ada enam aspek/faktor penting yang

mendasari maju tidak suatu wilayah. Ke enam faktor penting itu adalah sumberdaya

alam, peralatan manufaktur, pekerja, modal, pasar, dan keahlian teknologi. Determinan

pengembangan wilayah yang terdiri atas enam faktor tersebut sebenarnya tidak bisa

diabaikan begitu saja oleh suatu wilayah, karena jika salah satunya saja tidak terpenuhi

maka akan mengakibatkan wilayah tersebut menjadi kurang maju atau bahkan

tertinggal.

Yang menjadi masalah adalah tidak semua wilayah memiliki ke enam faktor

penting tersebut. Masing-masing wilayah memang memiliki potensi tersendiri yang bisa

dikembangkan tetapi sangat jarang kita menemui keenam faktor determinan itu dalam

satu wilayah. Misalnya saja kita ambil contoh kota Yogyakarta dengan kabupaten

Sleman. Di kota banyak terdapat modal, peralatan ,pasar dan keahlian teknologi tetapi

sumberdaya alam tidak terdapat dikota, sedangkan sebaliknya Sleman memiliki banyak

pekerja dan sumberdaya alam tetapi tidak mempunyai yang lainnya sehingga kedua

5

Page 6: Eki Manajemen Transportasi

wilayah itu pasti akan saling berinteraksi untuk bisa saling memenuhi kebutuhannya

masing-masing. Disini dapat kita lihat arti penting adanya transportasi. Transportasi

dapat menghubungkan wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya untuk tujuan

saling berinteraksi memenuhi kebutuhan masing-masing wilayah. Transportasi juga

akan mempermudah akses pada semua aspek antar wilayah yang berbeda. Sehingga

dari hal ini sedikit dapat kita simpulkan bahwa baik buruknya sistem transportasi antar

wilayah akan mempengaruhi maju tidaknya wilayah-wilayah tersebut. masih banyak

lagi namun untuk daerah terpencil tidak semua alat transportasi tersebut dapat

digunakan hanya sebagian saja yang dapat digunakan untuk transportasi didaerah

terpencil.

Beberapa contoh Studi Kasus yang ada kaitannya dengan ketersediaan

transportasi di daerah terpencil/terisolir di Indonesia

1. Kabupaten Aceh Tengah

Letak kabupaten yang berada di tengah-tengah Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam dengan wilayah yang didominasi pegunungan, menjadikan daerah

ini masih terisolir. Prasarana transportasi menjadi kendala utama. Takengon dan

daerah lain di Aceh Tengah bisa dibilang jauh dari keramaian arus lalu lintas.

Jalur ke Takengon menjadi semacam jalan "buntu". Artinya, angkutan semacam

bus dan truk tidak dapat melanjutkan perjalanan ke daerah lain, sehingga

kembali melalui jalan yang sama.

Akses menuju ke daerah ini sangat bergantung pada jalan Bireun-

Takengon, serta jalan alternatif Takengon-Blang Kejeren-Kutacane yang kurang

representatif. Kondisi kedua jalan itu sangat tidak kondusif, baik karena rawan

longsor maupun gangguan lainnya seperti gangguan keamanan.

Tak heran bila di daerah yang bergunung-gunung masih terdapat

kawasan yang tidak memiliki prasarana transportasi seperti kawasan

Samarkilang, Karang Ampar, Pameu, dan Jamat.Kawasan ini masih terisolasi

dari berbagai aspek. Sebagian besar produk pertanian yang dihasilkan hanya

digunakan untuk kebutuhan hidup.

6

Page 7: Eki Manajemen Transportasi

Menyadari persoalan itu, salah satu upaya pemerintah kabupaten

(pemkab) untuk mengatasinya adalah memperbaiki dan membuka ruas jalan

baru yang bernilai ekonomis, baik antar kecamatan maupun antarkabupaten.

Terutama jaringan jalan yang menghubungkan pusat produksi dengan daerah

pemasaran.

2. Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur

Setelah berpisah dengan Kabupaten Bulungan tahun 1999, nama daerah

baru ini belum banyak didengar. Apalagi, tidak ada jalan darat untuk

mencapainya. Terpaksa harus memanfaatkan jasa angkutan sungai ataupun

pesawat udara. Setelah jalan Trans Kalimantan selesai dibangun tahun 2000,

Kabupaten Malinau baru bisa dijangkau dengan sarana transportasi darat.

Meski pusat pemerintahannya dilintasi jalan raya yang menghubungkan

titik-titik utama di Pulau Kalimantan, prasarana berstatus jalan kabupaten belum

menjangkau keseluruhan wilayah. Delapan puluh persen wilayahnya belum juga

tertembus oleh infrastruktur jalan. Tak heran, sistem transportasi di kabupaten

yang memiliki 24 sungai ini bertumpu pada angkutan sungai. Bahkan, beberapa

daerah terpencil hanya bisa dicapai dengan pesawat terbang.

Lokasi daerah ini sangat jauh dari pusat kota, sehingga akses ke dunia

luar sangat sulit. Daerah ini menjadi sangat terisolir. Untuk tiba di sana, butuh

tiga sarana transportasi. Pertama, naik pesawat ke Samarinda, lalu disambung

dengan speed boat. Sekitar tiga jam perjalanan, kemudian naik angkutan umum,

kemudian berjalan kaki. Jarak dari Malinau ke Balikpapan saja masih sekitar

700 kilometer, itupun harus menempuh perjalanan dengan kapal laut sehari

semalam. (Swaramuslim.net, 2006)

Kabupaten yang dicapai 30 menit dari Tarakan menggunakan pesawat ini

harus bergantung pada daerah sekelilingnya. Kota Tarakan menjadi penyuplai

barang-barang kebutuhan pokok penduduk yang dikirim dengan memanfaatkan

angkutan sungai. Bahkan, ada beberapa barang seperti telur, gula, minuman, dan

makanan kaleng dikirim dari Malaysia melalui Kabupaten Nunukan.

7

Page 8: Eki Manajemen Transportasi

Namun, ketersediaan barang-barang kebutuhan tetap menjadi masalah di

bagian-bagian Malinau yang terpencil. Keterbatasan sarana transportasi

menyebabkan kenaikan harga barang. Sebagai contoh, harga BBM Rp 15.000

per liter karena beratnya medan dan mahalnya ongkos pengangkutan ke daerah

yang terpencil.

Di masa mendatang, pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan

pemerintah kabupaten adalah terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana

transportasi. Pembangunan hanya akan tetap terkutub di titik-titik tertentu bila

tak ada dukungan jaringan prasarana yang merata. Saat ini pemerintah daerah

memulai pembangunan dengan sistem gunting. Maksudnya, pembangunan

dilakukan dari dua arah bersamaan. Satu arah dari ibu kota menuju daerah-

daerah terpencil di pinggiran, pada saat yang sama dari daerah terpencil ke pusat

pemerintahan.

Bila jaringan jalan tersedia menyeluruh, sektor lain yang berpotensi

terakselerasi lebih laju, seperti sektor perkebunan dan pariwisata. Selama ini

berbagai obyek wisata jauh dari pusat kota dan sulit dicapai. (Kompas, 2003)

3. Sintang, Pontianak, Kalimantan Barat

Infrastruktur jalan dan jembatan sebagai sarana membuka daerah

terisolasi di pedesaan masih jadi kebutuhan utama. Banyak desa dan dusun di

pehuluan terisolir lantaran tak tersedianya infrastruktur jalan. Di Kayan Hulu

misalnya, 9 desa dari 14 desa di kecamatan tersebut relatif tertinggal

pembangunannya sementara 5 desa lainnya bisa diakses langsung melalui jalan

darat, dan sisanya masih mengandalkan transportasi sungai.

Akibat keterisoliran tersebut malah ada warga dari satu desa, yakni Desa

Nanga Kemangai, yang urbanisasi ke kota kecamatan dan kota kabupaten untuk

mencari pekerjaan. Ini membuat tingkat keterisolasian masyarakat dari segi

ekonomi dan budaya jauh tertinggal. Ditambah, sejak diserang hama belalang

kembara dua tahun terakhir ini, ladang berpindah gagal panen.

Selain tak tersedianya jalan darat menuju desa dan dusun, tertinggalnya

masyarakat di daerah pehuluan sungai yang jauh di daerah terpencil juga

8

Page 9: Eki Manajemen Transportasi

disebabkan tak meratanya potensi SDA (sumber daya alam). Diperkirakan ada

16 ribu penduduk yang tinggal di daerah terisolir. Umumnya masyarakat itu

pekerjaan utamanya ladang berpindah dan masih tergantung alam.

Kendati masih mengalami keterbatasan, menurut Abdul Sufriyadi,

masyarakat Kayan Hulu masih punya keyakinan bahwa pemerintahan daerah

saat ini (Milton-Jarot) bisa membuka keterisolasian di Kayan Hulu serta dapat

menyediakan program-program padat karya bagi penduduk yang gagal panen

pasca serangan hama belalang dua tahun terakhir ini. Karena selain ladang

berpindah, masyarakat petani di Kayan Hulu juga masih bersandar dengan SDA

yang ada walaupun relatif terbatas. (Pontianak Post Online, 2007)

4. Nusa Tenggara Barat

Secara geografis, NTB umumnya terisolir dari segi transportasi dan

komunikasi. Hal ini bisa dilihat, kalau ke Mataram ibu kota Propinsi NTB dari

Jakarta harus mampir dulu di Surabaya atau daerah lain.

Semestinya, Mataram sebagai ibu kota propinsi mampu ditempuh dari

berbagai penjuru di seluruh Indonesia, khususnya Jakarta, tanpa harus mampir

atau transit di daerah lain. Kendati sekarang ini, sudah ada maskapai

penerbangan melayani Mataram-Jakarta dan sebaliknya, itu masih belum cukup

dan mesti ditambah, sehingga akses transportasi ke NTB tetap lancar.

Di sisi lain, NTB sebagai daerah yang rawan bencana memerlukan

sarana telekomunikasi memadai, sehingga mampu mengatasi permasalahan

ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Untuk itu, adanya kerjasama daerah

yang tergabung dalam forum regional di daerah ini mampu mempercepat

pembangunan yang diinginkan.

Masing-masing daerah yang tergabung dalam forum regional tersebut

harus saling bahu membahu mengembangkan produk-produk unggulan yang

dimiliki, sehingga sesuai dengan yang diinginkan bersama. (Suara NTB, 2006)

9

Page 10: Eki Manajemen Transportasi

5. Sumbawa Selatan

Wilayah selatan pulau Sumbawa masih terisolir. Tidak ada lintasan jalan

sepanjang 400 kilometer. Akibatnya, terjadi hambatan pergerakan ekonomi

masyarakat di desa-desa selatan daerah Nusa Tenggara Barat. Diperlukan dana

pembiayaan Rp500an miliar untuk membuka isolasi daerah tersebut.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah NTB Lalu

Fathurahman menjelaskan idealnya dibutuhkan kelancaran transportasi di

Selatan Sumbawa. "Untuk terbukanya jalan di sana, diperlukan sekitar 50 unit

jembatan penghubung," ujarnya.

Selain jalan tersebut, guna meningkatkan kesejahteraan dan sumber daya

manusianya, NTB juga memerlukan ketersediaan infrastruktur lainnya berupa

pembangkit listrik tenaga uap kapasitas 100 megawatt, rumah sakit umum di

setiap kabupaten, air, perguruan tinggi, pendidikan dasar dan peluang lapangan

kerja untuk masyarakat. (Tempo Interaktif, 2006)

6. Papua

Pemekaran daerah baru di Papua sejak tahun 2001 sampai tahun 2006

mencapai 16 daerah pemekaran. Permasalahan daerah pemekaran di Papua

terkait minimnya sarana akses di daerah terpencil dan terisolir.

Permasalahan pemekaran daerah baru di Papua merupakan

ketidakpuasan daerah yang terisolir dan terpencil. Selain itu, daerah pemekaran

muncul karena tidak ada intervensi pembangunan dan juga minimnya intervensi

negara dalam hal ini pemerintah pusat. Rencana pemekaran daerah Papua

kedepan dibutuhkan sarana aksesbilitas untuk jangka panjang. (Okezone, 2007)

Dalam kunjungan kerja ke Papua, Menkokesra Aburizal Bakrie juga

menyatakan bahwa diharapkan dalam tiga tahun mendatang tidak ada lagi

daerah terisolir di Papua. Jalan tembus yang akan menghubungkan daerah di

kawasan Pegunungan Tengah dengan kawasan pesisir di Kabupaten Timika

nantinya diharapkan sudah selesai dalam waktu dekat. Dengan adanya jalan ini

10

Page 11: Eki Manajemen Transportasi

roda perekonomian bisa berjalan lebih lancar dan harga-harga pun tidak terlalu

tinggi. (www.menkokesra.go.id, 2006)

7. Kabupaten Seram, Maluku

Kabupaten Seram Bagian Timur yang dikategorikan kabupaten miskin di

Indonesia oleh Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, kini masih

terisolir khusus di bidang transportasi dan komunikasi. Ruas jalan aspal yang

ada di kabupaten tersebut hanya sepanjang empat kilometer. Untuk menjangkau

satu desa ke desa lain, maupun ke kota kecamatan dan kota kabupaten hanya

bisa melewati laut. Itu juga kalau kondisi lautnya mendukung.

Selain dataran luas, kabupaten yang memiliki banyak pulau dan terpencil

makin membuat jaringan transportasi antar pulau sangat terbatas. Banyaknya

pulau-pulau terpencil itu hanya dilayari kapal perintis antara 2 hingga 4 minggu

sekali di beberapa lokasi saja. Persoalan ini tentu saja berpengaruh, termasuk

akses pelayanan kesehatan ke masyarakat.

Akibat kondisi itu pula, saat wabah malaria menyerang Dusun Wawasa

Kecamatan Kepulauan Gorom pada awal Mei 2005 lalu menewaskan 22 orang

dan 761 warga di dusun tersebut sakit parah. Warga Wawasa meninggal selain

krisis pangan di daerahnya, juga akibat lambatnya penanganan kesehatan karena

keterisolasiannya.

Pengobatan warga yang terjangkit malaria sulit dilakukan akibat tidak

adanya fasilitas kesehatan di Wawasa. Puskesmas terdekat berada di desa

induknya Amarsekaru, yang dapat ditempuh dengan menggunakan perahu

tradisional ketinting selama 1 hingga 1,5 jam., warga sulit untuk berobat dan

perawat di puskesmas terdekat juga sulit mengunjungi korban. (Fkmcpr, 2006)

11

Page 12: Eki Manajemen Transportasi

C. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Permasalahan transportasi yang utama adalah kemacetan ,keterlambatan serta

polusi suara dan udara .Untuk mengatasinya perlu dipikirkan beberapa alternatif

untuk memecahkannya

2. Kemacetan pada darnya timbul karena tingkat pertumbuhan akan kebutuhan

transportasi melebihi tingkat pertumbuhan fasilitas prasarana yang ada , selain

itu , masalah tersebut juga timbul karena fasilitas prasarana yang tidak berfungsi

sebagaiman fungsinya

3. Beberapa alternatif pemecahan

4. transportasi merupakan sarana penghubung yang sangat penting dalam

mempengaruhi maju tidaknya suatu wilayah.

5. kondisi geografis daerah terisolir mengakibatkan sulitnya pembagunan sektor

transportasitelah diberikan ,ditinjau dai sisi kebutuhan akan

transportasi ,prasarana transportasi , rekayasa dan manajemen transportasi serta

kelembagaan ,peran serta pemerintah .

6. bentuk transportasi di daerah terpencil di dominasi oleh truk, motor trail,

pesawat terbang, speed boat, dan kapal laut.

7. kondisi transportasi di daerah terpencil kurang layak baik dari segi sarana

maupun prasarana dan rendahnya anggaran yang disediakan untuk sektor

transportasi di daerah terpencil.

12

Page 13: Eki Manajemen Transportasi

SARAN

1. Untuk memajukan transportasi berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus

menaruh perhatian besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan,

pelabuhan, dan bandar udara. Selain itu yang tak kalah penting adalah terus

berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan infrastruktur-infrastruktur

tersebut.

2. sehibungan dengan penyediaan berbagai macam moda saran/prasarana

transportasi bagi daerah pinggiran terpencil, prioritas perlu ditekankan pada

pengembangan fasilitas pelayanan transportasi di daerah pedesaan, daerah/pulau

terpencil, dan daerah transmigrasi, yang diharapkan akan meningkatkan aktifitas

perekonomian wilayah-wilayah tersebut.

3. selain membangun berbagai infrastruktur trasnportasi, pemerintah kiranya perlu

untuk selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi

masyarakat di daerah terpencil/pinffiran, misalnya dengan kebijakan-kabijakan

untuk menurunkan harga BBM, memberikan subsidi, melakukan pengawasan

ketat terhadap tata niaga dan distribusinya dan sebagainya.

4. dalam hal peningkatan kualitas pelayanan transportas, pemerintah wajib

menerapkan kebijakan-kebijakan regulasi dan manajemen transportasi yang

efektif, serta melakukan pengawasan-pengawasan ketat terhadap pengoperasia

kebijakan-kebijakan tersebut untuk meminimalisir penyimpangan-

penyimpangan yang dilakukan oleh perusahan atau organisasi penyelenggara

transportasi.

5. hal terakhir yang paling penting dari pembanaunan sarana/prasaranatransportasi

adalah pembangunan dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia di

bidang transportasi. Selain itu, diperlukan peran serta segenap pengguna

transportasi untuk memelihara sarana dan prasarana transportasi, serta turut

mematuhi berbagai peraturan keselamatan yang ada utuk mengurangi terjadi

kecelakaan.

13

Page 14: Eki Manajemen Transportasi

DAFTAR PUSTAKA

MG Retno Setyowati. 2002. Kabupaten Aceh Tengah.

http://72.14.235.104/search?q=cache:IrWq0SNnbXcJ:bankdata.depkes.go.id/kompas/Kabupaten%2520Aceh%2520Tengah.pdf+bentuk+transportasi+di+daerah+terisolir&hl=id&ct=clnk&cd=5&client=opera . Download : 4 Maret 2007.

Ratna Sri Widyastuti. 2003. Kabupaten Malinau. http://www.kompas.com/kompas-

Sutarmi. 2007. Pemekaran Papua Terjadi karena Akses ke Daerah Terisolir Minim.

www.okezone.com/index.php?option=com.content&task=view&id=5797&Itemid=67 - 47k –. Download : 4 Maret 2007.

14