Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...
Transcript of Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...
i
DISERTASI
EFEK KRIM TOPIKAL EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle
linn) TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN (IL)-1β,
PLATELET-DERIVED GROWTH FACTOR (PDGF)-AA, DAN
EPITELISASI PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA
TIKUS DENGAN MODEL PERLUKAAN AKUT
Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper betle
linn) on level of Interleukine-1β, Platelet-Derived Growth Factor
(PDGF)-AA and epithelization in Rats using Acute Wound Model
MARYUNIS
P0200311011
PROGRAM STUDI S3 KEDOKTERAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDIN
MAKASSAR
2017
ii
EFEK KRIM TOPIKAL EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle linn) TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN (IL)-1Β, PLATELET-DERIVED GROWTH FACTOR (PDGF)-AA, DAN EPITELISASI PADA PROSES
PENYEMBUHAN LUKA TIKUS DENGAN MODEL PERLUKAAN AKUT
Hasil Penelitian Disertasi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Doktor
Program Studi
Ilmu Kedokteran
Disusun dan diajukan oleh
MARYUNIS
Kepada
PROGRAM STUDI S3 KEDOKTERAN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDIN
MAKASSAR
2017
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
DISERTASI
EFEK KRIM TOPIKAL EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle linn)
TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN (IL)-1Β, PLATELET-DERIVED GROWTH FACTOR (PDGF)-AA, DAN EPITELISASI PADA PROSES
PENYEMBUHAN LUKA TIKUS DENGAN MODEL PERLUKAAN AKUT
Disusun dan diajukan oleh:
MARYUNIS
P0200311011
Dinyatakan telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada ujian promosi
Menyetujui
Komisi Penasehat
Promotor
Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, Sp.PD, KGH NIP: 195103181978031001
Co-Promotor Co-Promotor
Mengetahui
Ketua Program Studi S3
Ilmu Kedokteran
Prof. dr. Mochammad Hatta, Ph.D, Sp.MK (K) NIP: 1957041619850301001
Dr. dr. Ilhamjaya Patellongi, M. Kes.
NIP: 196005041986012002
Dr. dr. A. Makbul Aman , Sp.PD, KEMD.
NIP: 196406231991031004
iv
ABSTRAK
Maryunis, Efek Krim Topikal Ekstrak Daun Sirih (Piper betle linn) Terhadap
Ekspresi Interleukin (IL)-1β, Platelet-Derived Growth Factor (PDGF)-AA, dan
Epitelisasi Pada Proses Penyembuhan Luka Tikus Dengan Model Perlukaan
Akut (dibimbing oleh Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, dan A. Makbul
Aman)
Daun sirih sebagai bahan alam memiliki sifat antimikroba, antijamur, anti-
inflamasi, dan antioksidan yang dapat berperan dalam penyembuhan luka.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efek ekstrak etil asetat Piper betle linn
Secara Topikal Terhadap Ekspresi Interleukin (IL-1β), Platelet-Derived Growth
Factor (PDGF-AA), dan epitelisasi jaringan,.
Penelitian ini menggunakan desain Randomized Post Test Control Group yang
dibagi dalam 3 kelompok (plasebo, obat establish, dan ekstrak daun sirih 3%).
Luka dibuat dengan diameter 8 mm di punggung menggunakan punch biosy.
Perawatan luka dilakukan tiap hari dengan teknik tertutup menggunakan kasa
steril selama 3 hari, 7 hari, dan 14 hari. Data dianalsis dengan uji kruskall-wallis
dan uji korelasi spearman dengan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok ekstrak daun sirih 3% diameter
luka (0,60mm) lebih kecil dibanding kelompok plasebo (0,240mm) dan tidak
kalah dengan establish (0,80mm), epitelisasi jaringan keratinisasi yang lebih baik
(80%) dibanding kelompok plasebo (20%) dan dan tidak kalah dengan establish
(80%), kadar Interleukin-1β yang lebih tinggi (p=0,002) dibanding kelompok
plasebo (p=0,217) maupun establish (p=0,249), dan peningkatan kadar PDGF-
AA yang lebih tinggi (p=0,005) dibanding kelompok plasebo (p=0,447) dan tidak
kalah dengan establish (p=0,038).
Ekstrak daun sirih 3% terbukti secara ilmiah berperan dalam proses
penyembuhan luka dengan meningkatkan kadar PDGF-AA dan kadar Interleukin-
1β dan memperbaiki epitelisasi jaringan dari hari ke hari.
Kata Kunci : penyembuhan luka, Piper betle linn, PDGF, Interleukin-1β, dan
epitelisasi jaringan
v
ABSTRACT
Maryunis, Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper betle linn) on Wound Healing in Rats using the Acute Wound Model (Supervised by Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, and A. Makbul Aman)
The betel leaf as a natural resources has antimicrobial properties, antifungal, anti-inflammatory, and antioxidant that may play a role in wound healing. This study aims to determine the effect of topical ethyl acetate extract of Piper betle linn on level of Interleukin (IL-1β), Platelet-Derived Growth Factor (PDGF), and epitelization. This experimental study uses a randomized post-test control group design. Wistar rats were divided into three groups: placebo, establish, and extract Piper betle linn 3%. The wound was made with a diameter of 8 mm at the back using a punch biosy. Wound care is done every day by the closed technique using sterile gauze for 3 days, 7 days, and 14 days. Data were analyzed with a confidence level of 95%. The research results showed that extract topical of betel leaf 3% had effect in acute wound healing process with evidence: diameter wound (0,60mm) smaller than placebo (2,40mm) and not inferior to establish (0,80mm), tissue epithelization (80%) better than the placebo group (20%), levels of Interleukin- 1β (p=0,002) which was higher than the placebo (p=0,217) and establish group (p=0,249), and increased levels of PDGF-AA (p=0,005) was higher than the placebo (p=0,447) and not inferior to establish (p=0,038). Extract of Piper betle linn 3 % was found to play a role in wound healing via increasing levels of PDGF and IL-1β levels and improved epitelization. Keywords : wound healing, Piper betle linn, PDGF, Interleukin-1β, and
epitelization
vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Maryunis Nomor Mahasiswa : P0200311011 Program Studi : Ilmu Kedokteran
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa disertasi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan disertasi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, April 2017 Yang membuat pernyataan
Maryunis P0200311011
vii
PRAKATA
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah Puji Syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala berkah, Rahmat, Hidayah dan Nikmat-Nya, serta
salam dan salawat tercurah kepada junjungan Nabiullah Muhammad
SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan disertasi ini dengan baik
sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar pendidikan sebagai
Doktor.
Pertama-tama saya haturkan ucapan terima kasih yang tulus
kepada orang tua saya tercinta, Ayahanda Jumeri (alm) dan Ibunda
Hameri (alm), yang memelihara, menjaga, membersarkan dan mendidik
saya dengan penuh kasih sayang serta menanamkan nilai-nilai kehidupan
dalam diri saya sehingga saya mampu menjadi insan seperti saat ini.
Penyusunan dan penyelesaian disertasi ini tidak lepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dengan rasa syukur
menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada: Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, Sp. PD, KGH selaku
Promotor yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya dengan iklhas
sehingga disertasi ini dapat saya selesaikan dengan baik, Dr. dr.
Ilhamjaya Patellongi M.Kes. selaku Co- Promotor, yang telah banyak
memberikan motivasi, membimbing dan mengarahkan dalam menjalankan
pendidikan dari jenjang S1, S2, dan S3. Dr. dr. A. Makbul Aman, Sp. PD,
KEMD selaku Co-Promotor yang telah banyak memberikan saran, ide dan
bimbingan untuk kesempurnaan disertasi ini. Prof. Dr. Nursalam MN
viii
(hons) selaku penguji Eksternal dan senior dalam bidang keperawatan
yang telah memberikan banyak arahan dalam penyelesaian disertasi ini.
Prof. Dr. dr. Suryani As’ad M.Sc, Sp.GK(K), Prof. Dr. Gemini
Alam., M.Sc., Apt, dr. Machmud Ghaznawie, Ph.D, dr. Upik A. Miskad,
Ph. D, Dr. dr. Fonny Josh, Sp. BP-RE, terima kasih yang tulus atas
kesediaannya membimbing sekaligus sebagai tim penguji yang telah
memberikan ide, saran dan pemikiran positif sehingga disertasi dapat
tersusun dengan baik.
Rasa hormat dan terima kasih juga saya sampaikan kepada Rektor
Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu MA,
Direktur Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Syamsul
Bachri MH dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof.
Dr. dr. A. Asadul Islam, Sp. BS dan Ketua Program Studi S3 Ilmu
Kedokteran Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Prof. dr.
Mochammad. Hatta, Ph.D, Sp.MK (K) yang telah berkenan memberikan
izin kepada saya untuk mengikuti program pendidikan S3 bidang Ilmu
Kedokteran Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.
Direktur RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Dr. dr. Khalid
Saleh, Sp.PD, KKV, FINASIM, MARS serta jajaran Direksi atas perkenan
dan dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan studi saya dengan
baik. Hj. Murtini, SKM, M. Kes. Selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan
Universitas Muslim Indonesia Makassar. yang telah memberikan
dukungan dan bantuan dalam proses menyelesaikan pendidikan ini.
ix
Terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada Yayu Evary, SSi.,
Apt. Sebagai staf lab Fitofarmaka Unhas, Handayani, S.Si., M. Kes.
Selaku staf lab Penelitian RSP dan Bapak Bahar selaku staf lab animal
Fak. Kedokteran Unhas atas bantuan dan fasilitas penelitian yang
diberikan.Terima kasih yang tulus buat Nur Ila Fadilah, S. Kep., Ns.
M.Kes, Rita Fitriani, S. Kep. M.Kes. atas kerja samanya dan bantuannya
merawat binatang coba, mengumpulkan sampel selama proses penelitian
pada lab animal.
Kepada rekan-rekan seperjuangan profesi keperawatan yang kuliah
bersama angkatan 2011 Takdir Tahir, S. Kep., Ns., M. Kes., Dr.
Makkasau S. Kep., Ns. M. Kes., Dr. Kadek Ayu Erika S. Kep., Ns., M.
Kes. dan Dr. Zaenal S. Kep., Ns., M. Kes. dan rekan-rekan program S3
Kedokteran angkatan 2011 atas kerja sama, kebersamaan dan dukungan
selama proses pendidikan, semua akan menjadi kenangan yang indah
yang tak terlupakan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak
sempat saya tuliskan satu persatu, penulis sampaikan rasa terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan karunia dan Rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah
banyak membantu penyelesaian disertasi ini.
Makassar, April 2017
Maryunis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………. ................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN …………. ................................................. iii
ABSTRAK …………...... ...................................................................... iv
ABSTRACT …………...... ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
DAFTAR ISI …………... ...................................................................... x
DAFTAR TABEL …………. ................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………. .......................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN............ ............................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………. .. 10
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 11
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Luka ........................................................ 13
B Tinjauan Tentang Proses Penyembuhan Luka…. ............... 17
C. Tinjauan Tentang Interleukin (IL-1) ...................................... 30
D. Tinjauan Tentang Platelet-Derived Growth Factor (PDGF) . 32
E. Tinjauan Tentang Epitelisasi Jaringan ................................. 35
F. Tinjauan Tentang Daun Sirih (Piper betle linn) .................... 38
G. Kerangka Teori .................................................................... 45
H. Kerangka Konsep ............................................................... 46
I. Hipotesis ............................................................................. 46
J. Definisi Operasional ............................................................. 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ......................................................... 49
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 51
xi
C. Populasi dan Sampel ........................................................... 51
D. Alur Penelitian. .................................................................... 53
E. Instrumen Penelitian. ........................................................... 59
F. Prosedur Penelitian ............................................................. 62
G. Pengolahan dan Penyajian data .......................................... 72
H. Analisis data dan Uji statistik ............................................... 73
I. Aspek Etik Penelitian ........................................................... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Dasar Penelitian ................................................... 75
B. Hasil Penelitian .................................................................... 77
C. Pembahasan …. .................................................................. 89
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Ringkasan ............................................................................ 112
B. Kesimpulan .......................................................................... 113
C. Saran ...... ............................................................................ 113
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
xii
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Tabel Hal Tabel 2.1. Kandungan Fitokimia Ekstrak daun sirih......…. 43 Tabel 4.1. Diameter Luka (mm) Pada Tikus Dengan Model
Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan....................................................................
78 Tabel 4.2. Perbedaan Diameter Luka Pada Tikus Dengan
Model Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan....................................................................
79 Tabel 4.3. Korelasi Lama Perlakuan dengan Diameter Luka
Pada Tikus Dengan Model Perlukaan Akut...............
80 Tabel 4.4. Persentase Epitelisasi Jaringan Pada Tikus Dengan
Model Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan....................................................................
81 Tabel 4.5. Kadar Interleukin-1β Pada Tikus Dengan Model
Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan...................................................................
83 Tabel 4.6. Perbedaan Kadar Interleukin-1β Pada Tikus
Dengan Model Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan.................................................
84 Tabel 4.7. Korelasi Lama Perlakuan dengan Kadar Interleukin-
1β Pada Tikus Dengan Model Perlukaan Akut.........
85 Tabel 4.8. Kadar PDGF Pada Tikus Dengan Model Perlukaan
Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan..........
86 Tabel 4.9 Perbedaan Kadar PDGF Pada Tikus Dengan Model
Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan....................................................................
87 Tabel 4.10 Korelasi Waktu dengan Kadar PDGF Pada Tikus
Dengan Model Perlukaan Akut............................…...
87 Tabel 4.11. Korelasi Kadar PDGF-AA dan Interleukin-1β dengan
Epitelisasi Jaringan Pada Tikus Dengan Model Perlukaan Akut...........................................................
88
xiii
DAFTAR GAMBAR
.................................................................................................................
No Gambar Judul Gambar Hal Gambar 1. Fase Normal Cutaneus Wound Healing.....…. 18 Gambar 2. Fase penyembuhan luka cutaneus................. 22 Gambar 3. Model acute wound healing............................. 27 Gambar 4. Sequential changes in soluble factors
associated with wound healing in drainage fluids from subcutaneous wounds....................
29 Gambar 5. Bagan Kerangka Teori..............................…... 45 Gambar 6. Bagan Kerangka Konsep................................. 46 Gambar 7. Skema Rancangan Penelitian ..........…....... 50 Gambar 8. Luka Paska Eksisi..........………....................... 55 Gambar 9. Alur Kerja Penelitian......................................... 58 Gambar 10. Diameter Luka.................................................. 78 Gambar 11. Diameter Luka berdasarkan kelompok............. 80 Gambar 12. Gambaran Histologi Epitelisasi Jaringan.......... 82 Gambar 13. Kadar IL-1β berdasarkan lama perlakuan............ 83 Gambar 14. Kadar PDGF-AA berdasarkan lama perlakuan.... 86 Gambar 15 Kadar IL-1β.................................................... 99
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Komisi Etik
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Komisi Etik
Lampiran 3 Lembar Observasi Penelitian
Lampiran 4 Master Tabel Penelitian
Lampiran 5 Hasil Analasis SPSS
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi S3 Kedokteran
Unhas
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Meneliti Laboratorium Penelitian
Rumah Sakit Unhas
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
xv
DAFTAR SINGKATAN
ALT : Alanine Aminotransferase
AST : Aspartate Aminotransferase
CARD : caspase-associated recruitment domain
CCI4 : Carbon tetrachloride
COX : Cyclooxygenase
CPPD : calcium pyro-phosphate dihydrate
DNA : deoxyribonucleic acid
ECM : extracellular matrix
EGF : Epidermal Growth Factor
FGF : fibroblast growth factor
GST : glutathione S-transferase
HC : Hydroxychavico
KGF : Keratinocyte Growth Factor
NLR : NOD-like Receptor
NLS : nuclear localization sequence
NO : nitric oxide
MSU : mono sodium urate
MMP : Mayrix Metalloproteinase
PDGF : platelet-derived growth factor
PMN : Polimorfo nuclear
ROS : Reactive oxygen species
SOD : Superoxide dismutase
TGF-β : transforming growth factor-beta
TIMP : Tissue Inhibitor of Metalloproteinase
TNF : Tumor Necrosis Factor
IL-1β : Interleukin-1 β
IGF : insulin-like growth factors
VEGF :vascular endotel growth factor
xvi
RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
Nama : Maryunis
NIP : 1982050902008011019
Tempat & Tanggal Lahir : Gayabaru (Soppeng), 09 Mei 1982
Agama : Islam
Orang Tua : Ayah (Alm. Jumeri)
Ibu (Alm. Hameri)
Pekerjaan : Pegawai RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Pangkat/ Golongan : Penata/ IIIc
Alamat : Perum Graha Togika Blok C No.05
Paccerakkang Makassar
B. Riwayat Pendidikan
No Jenis/
Jurusan Pendidikan
Nama Sekolah/ Institusi Tahun Lulus
1 SD SDN 95 Kecce’e Kabupaten Soppeng
1992
2 SMP SMP Negeri 4 Liliriaja Kabupaten Soppeng
1995
3 SMA SPK Labuang Baji Makassar 1998
4 S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Unhas
2005
5 Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Unhas
2006
6 S2 Biomedik Konsentrasi Fisiologi Unhas
2009
7 S3 Ilmu Kedokteran Unhas
C. Riwayat Pekerjaan
1. Dosen Tetap STIKES Panakkukang Makassar (2006-2008)
2. Dosen Luar Biasa Program Studi Ilmu Keperawatan Unhas (2010-
2012)
3. Dosen Luar Biasa Program Studi Ilmu Keperawatan UMI (2009-
Sekarang)
xvii
4. Pegawai RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar (2008-
Sekarang)
D. Pelatihan
1. Pelatihan Assesor Kompetensi Perawat Klinik oleh KP3I PPNI
Pusat (Surabaya, 20-24 Oktober 2015)
2. Pelatihan Workshop Penyusunan Instrumen Asesmen Kompetensi
Perawat Rumah Sakit oleh PSMIK FK Unhas (Makassar, 13-15
Mei 2016)
E. Publikasi Ilmiah
1. Maryunis Yunis, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Takdir Tahir, Ade Irma Rahayu, Hasriyani, Saldy Yusuf
(2016) Analysis Collagen Density on Wistar DM And Non-DM With Acute Wounds Modelling: Animal Trial, oral presentation in proceeding congress 4th inETNA, Hotel Mega Anggrek, Jakarta 23-24 April 2016
2. Maryunis Yunis, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Takdir Tahir, Ade Irma Rahayu, Hasriyani, Saldy Yusuf
(2016) Analysis Collagen Density on Wistar DM And Non-DM With Acute Wounds Modelling: Animal Trial, Jurnal Luka Indonesia, 2(2):106
3. Takdir Tahir, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Upik A. Miskad, Maryunis, Ade Irma Rahayu (2016) Efek Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhyzus) Terhadap Penyembuhan Luka Akut DM dan Non-DM Pada Wistar, Jurnal Luka Indonesia, 2(2):105
4. Maryunis & Hastuti (2016) Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya maserasi stoma pada pasien yang terpasang kolostomi di RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal luka Indonesia. 2016, 2(3):125-131
5. Maryunis, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Takdir Tahir, Ade Irma Rahayu, Hasriyani, Saldy Yusuf (2016) Analysis collagen density on diabetic and non-diabetic acute wound model: animal trial using wistar rats. Jurnal luka Indonesia. 2016, 2(3):117-123
6. Maryunis Maryunis, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Takdir Tahir, Azniah Syam (2016) The Effect of the Extracts of Betel (Piper betel) Leaves on the Content of IL-1βas the Inflammatory Cytokine in Experimental Mice Using an Acute Wound Healing Modeling, International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) (2016) Volume 30, No 1, pp 180-190
7. Freddy Chandra Montolalu, Veni Hadju, Gatot S.Lawrence, Siti Wahyuni, Maryunis Maryunis (2016) The Effectiveness of Extract Snack Head Fish and Virgin Coconut Oil (VCO) on Sputum
xviii
Conversion and Levels of Interferon-ɣ in Patients with Pulmonary TB Multi Drug Resistant (MDR) in Labuang Baji Hospital Makassar, International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) (2016) Volume 30, No 4, pp 147-158
8. Fias, Mochammad Hatta, Andi Asadul Islam, Rahmawati Minhajat, Maryunis Maryunis (2017) Detection Salmonella Typhi RNA from Suspect Typhoid using Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction, International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) (2017) Volume 31, No 2, pp 99-107
9. Takdir Tahir, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Upik A. Miskad, Maryunis Maryunis, Saldy Yusuf, Ade Irma Rahayu, Ahmad Dahlan Syam, Hasriyani (2017) Evaluation of Topical Red Dragon Fruit Extract Effect (Hylocereus Polyrhizus) on Tissue Granulation and Epithelialization in Diabetes Mellitus (DM) and Non-DM Wistar Rats: Pre Eliminary Study, International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) (2017) Volume 32, No 1, pp 309-320
10. Maryunis Maryunis, Hastuti (2017) Factors Associated with the Occurence of Maceration of Stoma, oral presentation in proceeding 7th Asia Pacific Enterostomal Therapy Nursing Association (APETNA) conference, IPB International Convention Center, Bogor 14-16 April 2017
11. Takdir Tahir, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Upik A. Miskad, Maryunis Maryunis, Saldy Yusuf (2017) Effect of Hylocereus Polyrhizus on the Level of VEGFs and TGF-β1 in Acute Wound Model Using Wistar Rats, oral presentation in proceeding 7th Asia Pacific Enterostomal Therapy Nursing Association (APETNA) conference, IPB International Convention Center, Bogor 14-16 April 2017
12. Maryunis Maryunis, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Upik A. Miskad, Takdir Tahir (2017) Effectiveness of Topical Cream of The Betel Leaf Extract (Piper Betle Linn) on Wound Healing in Rats With Acute Wound Model. Poster presentation in proceeding 7th Asia Pacific Enterostomal Therapy Nursing Association (APETNA) conference, IPB International Convention Center, Bogor 14-16 April 2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan bahan alam dalam pengobatan telah dilakukan sejak
dahulu. Penggunaannya berdasarkan pengalaman mengingat fakta bahwa
pada saat itu tidak ada informasi yang cukup baik mengenai alasan untuk
penyakit atau mengenai mana tanaman dan bagaimana hal itu bisa
dimanfaatkan sebagai obat (Petrovska, 2012),
Diantara tiga model terapi obat alam, terapi alternatif, terapi
komplementer dan terapi konvensional, model terapi komplementer paling
banyak diterapkan di masyarakat. Sebab dalam terapi komplementer, obat
alam dipergunakan mendampingi terapi konvensional, Sementara itu,
sebagai terapi konvensional, obat alam bisa berdiri sendiri. Dalam terapi
konvensional, obat bahan alam telah melalui uji klinis dan terbukti tidak
lebih jelek dibandingkan obat konvensional dari segi manfaat dan efek
samping dan obat bahan alam dalam terapi konvensional ini, sudah dapat
digolongkan sebagai fitofarmaka (Kertia, 2013). bahkan sebagian obat
modern juga diisolasi dari sumber alami (Venkatachalam, Singh, & Marar,
2012). Salah satu penggunaan bahan alam adalah untuk perawatan luka.
Pengobatan tradisional terhadap luka merupakan salah satu
pemanfaatan obat yang berasal dari alam dengan biaya yang lebih murah
dan mudah didapatkan. Penyembuhan luka secara alami dapat
menggunakan daun-daunan dari tanaman yang mengandung senyawa
2
kimia yang berfungsi sebagai penyembuhan luka (Kaneria & Chanda,
2011); (Ndukwe, Awomukwu, & Ukpabi, 2013).
Selama lebih dari 150 tahun, perawat telah mengkaji dan menangani
pasien dengan luka. Secara tradisional dan umum, perawatan luka masuk
dalam praktek asuhan keperawatan dasar. Dibutuhakn pengetahuan yang
mendalam bagi praktisi perawatan luka tentang luka dan
penyembuhannya (Corbett, 2012).
Luka merupakan kerusakan terhadap struktur anatomi dan fisiologi
kulit dan atau jaringan di bawahnya (Velnar, Bailey, & Smrkolj, 2009)
sebagai akibat dari jejas mekanik, kimiawi, listrik, suhu, dan nuklir (Wedro,
2016). Berdasarkan waktu penyembuhan, luka dibedakan menjadi luka
akut dan luka kronis. Dikategorikan luka akut apabila luka sembuh dalam
3-4 minggu. Luka yang bertahan sampai lebih dari 3-4 minggu dianggap
sebagai luka kronis (Prasetyono, 2009).
Penyembuhan luka merupakan sebuah proses transisi yang
merupakan salah satu proses paling kompleks dalam fisiologi manusia
yang melibatkan serangkaian reaksi dan interaksi kompleks antara sel dan
mediator (Prasetyono, 2009). Penyembuhan luka melibatkan beberapa
tahap yang tumpang tindih termasuk inflamasi, pembentukan jaringan
granulasi, reepitelisasi, pembentukan matriks dan maturasi remodeling
(Barrientos, Stojadinovic, Golinko, Brem, & Tomic-Canic, 2008).
Penyembuhan luka adalah transisi dari proses yang juga diakui
sebagai salah satu proses yang paling kompleks dalam fisiologi manusia.
3
Serangkaian reaksi dan interaksi yang kompleks terjadi antara sel-sel dan
mediator berlangsung dalam proses penyembuhan luka. Semua fase
penyembuhan melibatkan peristiwa seluler dan molekuler (Prasetyono,
2009).
Fase inflamasi merupakan tahap pertama dari penyembuhan luka
dimulai dari segera setelah cedera dan dapat berlangsung sampai 4-6 hari
(Broughton, Janis, & Attinger, 2006). Tahap awal ini secara alami
dimaksudkan untuk menghilangkan jaringan yang rusak dan mencegah
invasi infeksius (Prasetyono, 2009) dan ditandai dengan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah oleh trombin, sekresi sitokin kemotaktik
yang memfasilitasi migrasi sell. Luka mengganggu suplai vaskular jaringan
dan tubuh yang menginisiasi kejadian kaskade yang memungkinkan untuk
menyembuhkan dirinya (Myers, eong, & Phillips, 2007). Ekspose kolagen
selama pembentukan luka mengaktifkan clotting kaskade (Broughton,
Janis, & Attinger, 2006), yang memuncak dalam pembentukan fibrin clott
dan hemostasis memulai fase inflamasi (Prasetyono, 2009). Fibrin clot
berfungsi sebagai skafolding untuk sel yang datang, seperti neutrofil,
monosit, fibroblast, dan sel endotel (Broughton, Janis, & Attinger, 2006).
Leukosit polimorfonuklear dan makrofag adalah jenis sel dominan selama
fase awal ini (Myers, eong, & Phillips, 2007). Fibrin clot/ provisional matrix
(matriks sementara) juga berfungsi untuk berkonsentrasi sitokin dan
growth factors yang dirilis oleh trombosit, trombin, dan fibronektin
(Broughton, Janis, & Attinger, 2006). Penghapusan provisional matrix
4
akan mengganggu penyembuhan luka (Prasetyono, 2009). Neutrofil
berespon pertama untuk signal distres selular dan signal kemotaktik (oleh
sitokin) tiba ke fibrin clot. Selanjutnya pembuluh darah di dekatnya
mengalami vasodilatasi dan lebih lanjut neutrofil ditarik ke daerah luka
dengan Interleukin (IL)-1, tumor necrosis factor (TNF)-α, platelet factor
(PF)-4, transforming growth factor (TGF)-β, platelet derived growth factor
(PDGF), dan produk bakteri. Leukosit PMN mulai membersihkan bakteri
yang menyerang dan puing-puing selular (Broughton, Janis, & Attinger,
2006).
Fase proliferasi ditandai dengan pembentukan jaringan granulasi,
terdiri dari jaringan kapiler baru, fibroblast, dan makrofag (Myers, eong, &
Phillips, 2007). Selain pembentukan jaringan granulasi, terjadi deposisi
kolagen dan jaringan ikat protein, angiogenesis dan epitelisasi juga
merupakan bagian pokok bagian dari penyembuhan luka (Broughton,
Janis, & Attinger, 2006).
Angiogenesis ditandai dengan migrasi sel endotel dan pembentukan
kapiler (Broughton, Janis, & Attinger, 2006). Ini adalah respon alami
penyembuhan untuk menggantikan mikrosirkulasi terluka dan melibatkan
pergerakan sel endotel dalam menanggapi tiga gelombang growth factors
yang meliputi PDGF, TGF-β, insulin-like growth factor selama fase
inflamasi; fibroblast growth factor (FGF) dirilis dari normal binding sites
pada molekul jaringan ikat sebagai gelombang kedua; dan vascular
endothelial growth factor (VEGF) didelivery oleh macrophages sebagai
5
gelombang ketiga (Ueno, Hunt, & Hopf, 2006). PDGF and epidermal
growth factor (EGF) yang mana berasal dari platelets dan macrophages
merupakan signal utama untuk fibroblast (Broughton, Janis, & Attinger,
2006). Fibroblast bermigrasi ke situs luka dari jaringan sekitarnya, mulai
mensintesis kolagen dan berproliferasi. Menanggapi PDGF, fibroblast
mensintesis provisional matriks terdiri dari kolagen tipe-III,
glikosaminoglikan, dan fibronectin 1 yang menyediakan platform untuk
migrasi keratinosit (Prasetyono, 2009). Sebenarnya epitelisasi mulai
terjadi segera setelah luka terjadi dan distimulasi oleh cytokins inflamasi.
IL-1 dan TGF-a meng-upregulate ekspresi gen keratinocyte growth factor
(KGF) di fibroblast. Fibroblast mensintesis dan mengsekresi KGF-1, KGF-
2, dan IL-6 yang menstimulasi keratinosit di sekitarnya bermigrasi ke area
luka, proliferasi dan diferensiasi di epidermis (Broughton, Janis, & Attinger,
2006). Fibroblast yang bertanggung jawab untuk memproduksi matriks
baru yang diperlukan untuk mengembalikan struktur dan fungsi pada
jaringan yang terluka . Fibroblast menempel pada matriks fibrin sementara
dan mulai memproduksi kolagen (Diegelmann & Evans, 2004).
Tahap akhir tetapi terpanjang dari fase penyembuhan luka adalah
proses maturasi, yang melibatkan remodeling jaringan granulasi di bawah
lapisan epitel yang baru terbentuk dan meningkatkan kekuatan tarik luka
(Ueno, Hunt, & Hopf, 2006). Fase ini dimulai dan tumpang tindih dengan
fase proliferasi 8-21 hari setelah cedera sampai satu tahun (Broughton,
Janis, & Attinger, 2006), (Prasetyono, 2009). Karakteristik utama dari fase
6
ini adalah deposisi kolagen dalam kontraksi luka. Pergerakan fibroblast
menarik serat kolagen bersama-sama, mempromosikan kontraksi jaringan
parut (Ueno, Hunt, & Hopf, 2006). Kolagen tipe III yang diproduksi dan
disimpan oleh fibroblast selama fase proliferasi akan digantikan oleh
kolagen tipe I selama beberapa bulan ke depan melalui proses yang
lambat dari degradasi kolagen tipe III. Degradasi ini dimediasi melalui
matriks metaloproteinase (MMP) yang disekresikan oleh makrofag,
fibroblast, dan sel-sel endotel (Prasetyono, 2009).
Saat sel-sel imun mensekresikan sitokin pro inflamasi, sel-sel
inflamasi, terutama neutrofil, juga menghasilkan sejumlah besar reactive
oxygen species (ROS), yang penting untuk melindungi tubuh terhadap
pengembangan infeksi, tetapi ketika hadir secara berlebihan, secara
bersamaan dapat merusak jaringan sekitarnya (Kurahashi & Fujii, 2015).
Oksigen memainkan peran penting dalam proses penyembuhan luka,
seperti pembunuhan bakteri oksidatif, sintesis kolagen, angiogenesis, dan
epitelisasi (Sen, 2009), (Schreml, Szeimies, Prantl, Karrer, Landthaler, &
Babilas, 2010). Sementara oksigen digunakan untuk menghasilkan energi
melalui fosforilasi oksidatif, ROS diproduksi dan menyebabkan cedera
oksidatif. Sel-sel pada organisme aerobik terus menghasilkan ROS
selama proses metabolisme normal, dan produksi mereka meningkat
dalam kondisi patologis (Sen & Roy, Redox signals in wound healing,
2008), (Wagener, Carels, & Lundvig, 2013).
7
Pada fase inflamasi, neutrofil dan makrofag tiba di luka lesi awal
sampai mengeluarkan sejumlah besar ROS bersama dengan pro-
inflamasi sitokin (Goldman, 2004) dan enzim proteolitik seperti matriks
metalloproteinase (MMP) (Gill & Parks, 2008). NADPH oksidase (NOX2)
diekspresikan pada tingkat tinggi dalam membran plasma dari sel-sel
inflamasi dan aktif selama fagositosis, yang menghasilkan produksi dalam
jumlah besar anion radikal superoksida (Darr & Fridovich, 1994). ROS
yang dihasilkan langsung menyerang patogen, dan akhirnya membunuh
mereka untuk membantu fagositosis. Namun, berlebihan menghasilkan
kerusakan superoksida jaringan sekitarnya (Kurahashi & Fujii, 2015).
Dibandingkan dengan imun sel, ROS diproduksi oleh sel-sel lain di
tingkat yang jauh lebih rendah. Rendahnya tingkat ROS memainkan peran
fisiologis, terutama sebagai signal selular dalam menanggapi rangsangan
(Rhee, 2006). ROS berperan dalam signal angiogenesis (Bretón-Romero
& Lamas, 2014), tingkat moderat H2O2 meningkatkan produksi VEGF
(Sen, Khanna, Babior, Hunt, Ellison, & Roy, 2002). memodulasi proliferasi
sel vaskular endotel, (Jiang, Zhang, & Dusting, 2011), dan berperan dalam
re-epitelisasi. H2O2 memicu aktivasi reseptor untuk EGF dan KGF
(Marchese, et al., 2003), (Goldkorn, et al., 1998) dan menginduksi
produksi TGFα (anggota dari EGF) dalam fibroblast (Vivekananda, Lin,
Coalson, & King, 1994). Namun, ROS yang berlebihan memperlambat
proses angiogenesis (Kurahashi & Fujii, 2015).
8
Daun sirih (Piper betle linn) yang merupakan famili Piperaceae
secara medis dikaitkan dengan sifat - seperti anti racun dan penyembuhan
luka (Chitra & Vidya, 2006). Ekstrak daun sirih juga memiliki sifat
antimikroba, antijamur, anti-inflamasi dan aktivitas antiplatelet (Alam, et
al., 2013).
Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi efek proteksi dan
penyembuhan allylpyrocatechol ekstrak daun sirih terhadap ulserasi
lambung yang diinduksi indometasin pada tikus menunjukkan bahwa
allylpyrocatechol dapat melindungi ulserasi lambung yang diinduksi
indometasin karena sifat antioksidan dan protektif musin (Bhattacharya,
Banerjee, Bauri, & Chattopadh, 2007).
Minyak atsiri daun sirih mengandung senyawa fenol, kavikol, serta
asetil eugenol yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Minyak atsiri
daun sirih memiliki potensi antioksidan karena terdapat senyawa phenol-2-
methoxy-3-(2-propenyl), dan kavikol yang berfungsi sebagai reduktor bagi
senyawa teroksidasi (Utami & Yostia, 2011). Selain itu, daun sirih juga
mempunyai efek anti mikroba karena adanya sterol yang telah diperoleh
dalam jumlah besar pada ekstrak daun sirih. Mode aksinya mungkin
karena interaksi permukaan molekul sterol ekstrak daun sirih dengan
dinding sel bakteri dan membran menyebabkan perubahan dalam struktur
primer dari dinding sel dan membran, akhirnya menyebabkan
pembentukan pori dan degradasi komponen bakteri (Chakraborty & Shah,
2011).
9
Data yang peneliti dapatkan saat melakukan uji kandungan ekstrak
ethyl asetat daun sirih di laboratorium biofarmaka Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin didapatkan kadar rata-rata 35,99% senyawa
polifenol. Selain itu, hasil uji aktivitas anti oksidan didapatkan pada
konsentrasi 12 ppm. Dalam pre eliminari studi yang dilakukan oleh
peneliti, peneliti menemukan bahwa ekstrak daun sirih 3% lebih baik
dalam proses penyembuhan luka dibandingkan dengan konsentrasi 1%
dan 2% dengan menggunakan indikator diameter luka.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan IL-1β sebagai salah satu
indikator dalam menilai penyembuhan luka dimana IL-1 telah diidentifikasi
sebagai promotor kuat angiogenesis (Chamberlain, et al., 2013). Selain
itu, indikator lain yang peneliti gunakan PDGF-AA yang memainkan peran
penting dalam pembentukan jaringan granulasi, dan sangat penting untuk
diferensiasi / proliferasi myofibroblast selama penyembuhan luka (Ostman
& Heldin, 2001) (Demaria, et al., 2014).
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti efek ekstrak etil asetat
Piper betle linn Secara Topikal Terhadap Ekspresi Interleukin (IL-1),
Platelet-Derived Growth Factor (PDGF), dan epitelisasi jaringan sebagai
prediktor penyembuhan luka.
B. Rumusan Masalah
Penggunaan daun sirih sebagai pengobatan tradisional telah turun
temurun dilakukan oleh masyarakat termasuk dalam hal pengobatan luka
namun belum banyak dibuktikan secara ilmiah. Untuk itu, selaku perawat
10
dan peneliti, merasa perlu menjembatani kearifan lokal tersebut dengan
pengobatan modern agar kearifan lokal yang ada dapat dipertahankan.
Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan
pembuktian secara ilmiah dari daun sirih terhadap proses penyembuhan
luka. Untuk itu, dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap penutupan
luka dalam proses penyembuhan luka akut dan membandingkannya
dengan obat establish?
2. Bagaimana efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap epitelisasi
dalam dalam proses penyembuhan luka akut dan membandingkannya
dengan obat establish?
3. Bagaimana efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap dinamika
kadar IL-1B dalam proses penyembuhan luka akut dan
membandingkannya dengan obat establish?
4. Bagaimana efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap dinamika
kadar PDGF-AA dalam proses penyembuhan luka akut dan
membandingkannya dengan obat establish?
5. Apakah ada korelasi kadar IL-1β dan PDGF-AA dengan epitelisasi
jaringan pada tikus dengan model perlukaan akut?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap penutupan
luka dalam proses penyembuhan luka akut dan membandingkannya
dengan obat establish
11
2. Mengetahui efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap epitelisasi
dalam dalam proses penyembuhan luka akut dan membandingkannya
dengan obat establish
3. Mengetahui efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap dinamika
kadar IL-1B dalam proses penyembuhan luka akut dan
membandingkannya dengan obat establish
4. Mengetahui efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap dinamika
kadar PDGF-AA dalam proses penyembuhan luka akut dan
membandingkannya dengan obat establish
5. Mengetahui korelasi kadar IL-1β dan PDGF-AA dengan epitelisasi
jaringan pada tikus dengan model perlukaan akut
D. Kegunaan Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan manfaat antara lain :
1. Aspek Pengembangan teori/ ilmu
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan
landasan bagi penelitian selanjutnya tentang peranan ekstrak daun
sirih dalam penyembuhan luka dan peranan Interleukin (IL-1) dan
Platelet-Derived Growth Factor (PDGF), sebagai prediktor
penyembuhan luka.
2. Aspek Aplikasi
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan ekstrak daun sirih
sebagai salah satu bahan yang dapat dipakai dalam perawatan luka
12
serta penggunaan Interleukin (IL-1) dan Platelet-Derived Growth Factor
(PDGF) sebagai prediktor penyembuhan luka.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian ilmu keperawatan medikal bedah
terkait dengan perawatan luka, meliputi pendekatan penggunaan bahan
alami dengan menggunakan ekstrak daun sirih dalam penanganan
perawatan luka dengan mengambil hewan coba wistar sebagai sampel
penelitian.