Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

30
i DISERTASI EFEK KRIM TOPIKAL EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle linn) TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN (IL)-1β, PLATELET-DERIVED GROWTH FACTOR (PDGF)-AA, DAN EPITELISASI PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA TIKUS DENGAN MODEL PERLUKAAN AKUT Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper betle linn) on level of Interleukine-1β, Platelet-Derived Growth Factor (PDGF)-AA and epithelization in Rats using Acute Wound Model MARYUNIS P0200311011 PROGRAM STUDI S3 KEDOKTERAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDIN MAKASSAR 2017

Transcript of Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

Page 1: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

i

DISERTASI

EFEK KRIM TOPIKAL EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle

linn) TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN (IL)-1β,

PLATELET-DERIVED GROWTH FACTOR (PDGF)-AA, DAN

EPITELISASI PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA

TIKUS DENGAN MODEL PERLUKAAN AKUT

Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper betle

linn) on level of Interleukine-1β, Platelet-Derived Growth Factor

(PDGF)-AA and epithelization in Rats using Acute Wound Model

MARYUNIS

P0200311011

PROGRAM STUDI S3 KEDOKTERAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

ii

EFEK KRIM TOPIKAL EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle linn) TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN (IL)-1Β, PLATELET-DERIVED GROWTH FACTOR (PDGF)-AA, DAN EPITELISASI PADA PROSES

PENYEMBUHAN LUKA TIKUS DENGAN MODEL PERLUKAAN AKUT

Hasil Penelitian Disertasi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Doktor

Program Studi

Ilmu Kedokteran

Disusun dan diajukan oleh

MARYUNIS

Kepada

PROGRAM STUDI S3 KEDOKTERAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

DISERTASI

EFEK KRIM TOPIKAL EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle linn)

TERHADAP EKSPRESI INTERLEUKIN (IL)-1Β, PLATELET-DERIVED GROWTH FACTOR (PDGF)-AA, DAN EPITELISASI PADA PROSES

PENYEMBUHAN LUKA TIKUS DENGAN MODEL PERLUKAAN AKUT

Disusun dan diajukan oleh:

MARYUNIS

P0200311011

Dinyatakan telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan pada ujian promosi

Menyetujui

Komisi Penasehat

Promotor

Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, Sp.PD, KGH NIP: 195103181978031001

Co-Promotor Co-Promotor

Mengetahui

Ketua Program Studi S3

Ilmu Kedokteran

Prof. dr. Mochammad Hatta, Ph.D, Sp.MK (K) NIP: 1957041619850301001

Dr. dr. Ilhamjaya Patellongi, M. Kes.

NIP: 196005041986012002

Dr. dr. A. Makbul Aman , Sp.PD, KEMD.

NIP: 196406231991031004

Page 4: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

iv

ABSTRAK

Maryunis, Efek Krim Topikal Ekstrak Daun Sirih (Piper betle linn) Terhadap

Ekspresi Interleukin (IL)-1β, Platelet-Derived Growth Factor (PDGF)-AA, dan

Epitelisasi Pada Proses Penyembuhan Luka Tikus Dengan Model Perlukaan

Akut (dibimbing oleh Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, dan A. Makbul

Aman)

Daun sirih sebagai bahan alam memiliki sifat antimikroba, antijamur, anti-

inflamasi, dan antioksidan yang dapat berperan dalam penyembuhan luka.

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek ekstrak etil asetat Piper betle linn

Secara Topikal Terhadap Ekspresi Interleukin (IL-1β), Platelet-Derived Growth

Factor (PDGF-AA), dan epitelisasi jaringan,.

Penelitian ini menggunakan desain Randomized Post Test Control Group yang

dibagi dalam 3 kelompok (plasebo, obat establish, dan ekstrak daun sirih 3%).

Luka dibuat dengan diameter 8 mm di punggung menggunakan punch biosy.

Perawatan luka dilakukan tiap hari dengan teknik tertutup menggunakan kasa

steril selama 3 hari, 7 hari, dan 14 hari. Data dianalsis dengan uji kruskall-wallis

dan uji korelasi spearman dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok ekstrak daun sirih 3% diameter

luka (0,60mm) lebih kecil dibanding kelompok plasebo (0,240mm) dan tidak

kalah dengan establish (0,80mm), epitelisasi jaringan keratinisasi yang lebih baik

(80%) dibanding kelompok plasebo (20%) dan dan tidak kalah dengan establish

(80%), kadar Interleukin-1β yang lebih tinggi (p=0,002) dibanding kelompok

plasebo (p=0,217) maupun establish (p=0,249), dan peningkatan kadar PDGF-

AA yang lebih tinggi (p=0,005) dibanding kelompok plasebo (p=0,447) dan tidak

kalah dengan establish (p=0,038).

Ekstrak daun sirih 3% terbukti secara ilmiah berperan dalam proses

penyembuhan luka dengan meningkatkan kadar PDGF-AA dan kadar Interleukin-

1β dan memperbaiki epitelisasi jaringan dari hari ke hari.

Kata Kunci : penyembuhan luka, Piper betle linn, PDGF, Interleukin-1β, dan

epitelisasi jaringan

Page 5: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

v

ABSTRACT

Maryunis, Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper betle linn) on Wound Healing in Rats using the Acute Wound Model (Supervised by Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, and A. Makbul Aman)

The betel leaf as a natural resources has antimicrobial properties, antifungal, anti-inflammatory, and antioxidant that may play a role in wound healing. This study aims to determine the effect of topical ethyl acetate extract of Piper betle linn on level of Interleukin (IL-1β), Platelet-Derived Growth Factor (PDGF), and epitelization. This experimental study uses a randomized post-test control group design. Wistar rats were divided into three groups: placebo, establish, and extract Piper betle linn 3%. The wound was made with a diameter of 8 mm at the back using a punch biosy. Wound care is done every day by the closed technique using sterile gauze for 3 days, 7 days, and 14 days. Data were analyzed with a confidence level of 95%. The research results showed that extract topical of betel leaf 3% had effect in acute wound healing process with evidence: diameter wound (0,60mm) smaller than placebo (2,40mm) and not inferior to establish (0,80mm), tissue epithelization (80%) better than the placebo group (20%), levels of Interleukin- 1β (p=0,002) which was higher than the placebo (p=0,217) and establish group (p=0,249), and increased levels of PDGF-AA (p=0,005) was higher than the placebo (p=0,447) and not inferior to establish (p=0,038). Extract of Piper betle linn 3 % was found to play a role in wound healing via increasing levels of PDGF and IL-1β levels and improved epitelization. Keywords : wound healing, Piper betle linn, PDGF, Interleukin-1β, and

epitelization

Page 6: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maryunis Nomor Mahasiswa : P0200311011 Program Studi : Ilmu Kedokteran

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa disertasi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan disertasi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, April 2017 Yang membuat pernyataan

Maryunis P0200311011

Page 7: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

vii

PRAKATA

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah Puji Syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat

Allah SWT atas segala berkah, Rahmat, Hidayah dan Nikmat-Nya, serta

salam dan salawat tercurah kepada junjungan Nabiullah Muhammad

SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan disertasi ini dengan baik

sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar pendidikan sebagai

Doktor.

Pertama-tama saya haturkan ucapan terima kasih yang tulus

kepada orang tua saya tercinta, Ayahanda Jumeri (alm) dan Ibunda

Hameri (alm), yang memelihara, menjaga, membersarkan dan mendidik

saya dengan penuh kasih sayang serta menanamkan nilai-nilai kehidupan

dalam diri saya sehingga saya mampu menjadi insan seperti saat ini.

Penyusunan dan penyelesaian disertasi ini tidak lepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dengan rasa syukur

menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada: Prof. Dr. dr. Syakib Bakri, Sp. PD, KGH selaku

Promotor yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya dengan iklhas

sehingga disertasi ini dapat saya selesaikan dengan baik, Dr. dr.

Ilhamjaya Patellongi M.Kes. selaku Co- Promotor, yang telah banyak

memberikan motivasi, membimbing dan mengarahkan dalam menjalankan

pendidikan dari jenjang S1, S2, dan S3. Dr. dr. A. Makbul Aman, Sp. PD,

KEMD selaku Co-Promotor yang telah banyak memberikan saran, ide dan

bimbingan untuk kesempurnaan disertasi ini. Prof. Dr. Nursalam MN

Page 8: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

viii

(hons) selaku penguji Eksternal dan senior dalam bidang keperawatan

yang telah memberikan banyak arahan dalam penyelesaian disertasi ini.

Prof. Dr. dr. Suryani As’ad M.Sc, Sp.GK(K), Prof. Dr. Gemini

Alam., M.Sc., Apt, dr. Machmud Ghaznawie, Ph.D, dr. Upik A. Miskad,

Ph. D, Dr. dr. Fonny Josh, Sp. BP-RE, terima kasih yang tulus atas

kesediaannya membimbing sekaligus sebagai tim penguji yang telah

memberikan ide, saran dan pemikiran positif sehingga disertasi dapat

tersusun dengan baik.

Rasa hormat dan terima kasih juga saya sampaikan kepada Rektor

Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu MA,

Direktur Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Syamsul

Bachri MH dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof.

Dr. dr. A. Asadul Islam, Sp. BS dan Ketua Program Studi S3 Ilmu

Kedokteran Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Prof. dr.

Mochammad. Hatta, Ph.D, Sp.MK (K) yang telah berkenan memberikan

izin kepada saya untuk mengikuti program pendidikan S3 bidang Ilmu

Kedokteran Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

Direktur RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Dr. dr. Khalid

Saleh, Sp.PD, KKV, FINASIM, MARS serta jajaran Direksi atas perkenan

dan dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan studi saya dengan

baik. Hj. Murtini, SKM, M. Kes. Selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan

Universitas Muslim Indonesia Makassar. yang telah memberikan

dukungan dan bantuan dalam proses menyelesaikan pendidikan ini.

Page 9: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

ix

Terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada Yayu Evary, SSi.,

Apt. Sebagai staf lab Fitofarmaka Unhas, Handayani, S.Si., M. Kes.

Selaku staf lab Penelitian RSP dan Bapak Bahar selaku staf lab animal

Fak. Kedokteran Unhas atas bantuan dan fasilitas penelitian yang

diberikan.Terima kasih yang tulus buat Nur Ila Fadilah, S. Kep., Ns.

M.Kes, Rita Fitriani, S. Kep. M.Kes. atas kerja samanya dan bantuannya

merawat binatang coba, mengumpulkan sampel selama proses penelitian

pada lab animal.

Kepada rekan-rekan seperjuangan profesi keperawatan yang kuliah

bersama angkatan 2011 Takdir Tahir, S. Kep., Ns., M. Kes., Dr.

Makkasau S. Kep., Ns. M. Kes., Dr. Kadek Ayu Erika S. Kep., Ns., M.

Kes. dan Dr. Zaenal S. Kep., Ns., M. Kes. dan rekan-rekan program S3

Kedokteran angkatan 2011 atas kerja sama, kebersamaan dan dukungan

selama proses pendidikan, semua akan menjadi kenangan yang indah

yang tak terlupakan.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak

sempat saya tuliskan satu persatu, penulis sampaikan rasa terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT selalu

melimpahkan karunia dan Rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah

banyak membantu penyelesaian disertasi ini.

Makassar, April 2017

Maryunis

Page 10: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. ................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN …………. ................................................. iii

ABSTRAK …………...... ...................................................................... iv

ABSTRACT …………...... ................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI …………... ...................................................................... x

DAFTAR TABEL …………. ................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………. .......................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN............ ............................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. 9

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………. .. 10

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 11

E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Luka ........................................................ 13

B Tinjauan Tentang Proses Penyembuhan Luka…. ............... 17

C. Tinjauan Tentang Interleukin (IL-1) ...................................... 30

D. Tinjauan Tentang Platelet-Derived Growth Factor (PDGF) . 32

E. Tinjauan Tentang Epitelisasi Jaringan ................................. 35

F. Tinjauan Tentang Daun Sirih (Piper betle linn) .................... 38

G. Kerangka Teori .................................................................... 45

H. Kerangka Konsep ............................................................... 46

I. Hipotesis ............................................................................. 46

J. Definisi Operasional ............................................................. 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ......................................................... 49

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 51

Page 11: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

xi

C. Populasi dan Sampel ........................................................... 51

D. Alur Penelitian. .................................................................... 53

E. Instrumen Penelitian. ........................................................... 59

F. Prosedur Penelitian ............................................................. 62

G. Pengolahan dan Penyajian data .......................................... 72

H. Analisis data dan Uji statistik ............................................... 73

I. Aspek Etik Penelitian ........................................................... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Dasar Penelitian ................................................... 75

B. Hasil Penelitian .................................................................... 77

C. Pembahasan …. .................................................................. 89

D. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Ringkasan ............................................................................ 112

B. Kesimpulan .......................................................................... 113

C. Saran ...... ............................................................................ 113

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

Page 12: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

xii

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal Tabel 2.1. Kandungan Fitokimia Ekstrak daun sirih......…. 43 Tabel 4.1. Diameter Luka (mm) Pada Tikus Dengan Model

Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan....................................................................

78 Tabel 4.2. Perbedaan Diameter Luka Pada Tikus Dengan

Model Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan....................................................................

79 Tabel 4.3. Korelasi Lama Perlakuan dengan Diameter Luka

Pada Tikus Dengan Model Perlukaan Akut...............

80 Tabel 4.4. Persentase Epitelisasi Jaringan Pada Tikus Dengan

Model Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan....................................................................

81 Tabel 4.5. Kadar Interleukin-1β Pada Tikus Dengan Model

Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan...................................................................

83 Tabel 4.6. Perbedaan Kadar Interleukin-1β Pada Tikus

Dengan Model Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan.................................................

84 Tabel 4.7. Korelasi Lama Perlakuan dengan Kadar Interleukin-

1β Pada Tikus Dengan Model Perlukaan Akut.........

85 Tabel 4.8. Kadar PDGF Pada Tikus Dengan Model Perlukaan

Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan..........

86 Tabel 4.9 Perbedaan Kadar PDGF Pada Tikus Dengan Model

Perlukaan Akut Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan....................................................................

87 Tabel 4.10 Korelasi Waktu dengan Kadar PDGF Pada Tikus

Dengan Model Perlukaan Akut............................…...

87 Tabel 4.11. Korelasi Kadar PDGF-AA dan Interleukin-1β dengan

Epitelisasi Jaringan Pada Tikus Dengan Model Perlukaan Akut...........................................................

88

Page 13: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

xiii

DAFTAR GAMBAR

.................................................................................................................

No Gambar Judul Gambar Hal Gambar 1. Fase Normal Cutaneus Wound Healing.....…. 18 Gambar 2. Fase penyembuhan luka cutaneus................. 22 Gambar 3. Model acute wound healing............................. 27 Gambar 4. Sequential changes in soluble factors

associated with wound healing in drainage fluids from subcutaneous wounds....................

29 Gambar 5. Bagan Kerangka Teori..............................…... 45 Gambar 6. Bagan Kerangka Konsep................................. 46 Gambar 7. Skema Rancangan Penelitian ..........…....... 50 Gambar 8. Luka Paska Eksisi..........………....................... 55 Gambar 9. Alur Kerja Penelitian......................................... 58 Gambar 10. Diameter Luka.................................................. 78 Gambar 11. Diameter Luka berdasarkan kelompok............. 80 Gambar 12. Gambaran Histologi Epitelisasi Jaringan.......... 82 Gambar 13. Kadar IL-1β berdasarkan lama perlakuan............ 83 Gambar 14. Kadar PDGF-AA berdasarkan lama perlakuan.... 86 Gambar 15 Kadar IL-1β.................................................... 99

Page 14: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Komisi Etik

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 3 Lembar Observasi Penelitian

Lampiran 4 Master Tabel Penelitian

Lampiran 5 Hasil Analasis SPSS

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi S3 Kedokteran

Unhas

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Meneliti Laboratorium Penelitian

Rumah Sakit Unhas

Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

Page 15: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

xv

DAFTAR SINGKATAN

ALT : Alanine Aminotransferase

AST : Aspartate Aminotransferase

CARD : caspase-associated recruitment domain

CCI4 : Carbon tetrachloride

COX : Cyclooxygenase

CPPD : calcium pyro-phosphate dihydrate

DNA : deoxyribonucleic acid

ECM : extracellular matrix

EGF : Epidermal Growth Factor

FGF : fibroblast growth factor

GST : glutathione S-transferase

HC : Hydroxychavico

KGF : Keratinocyte Growth Factor

NLR : NOD-like Receptor

NLS : nuclear localization sequence

NO : nitric oxide

MSU : mono sodium urate

MMP : Mayrix Metalloproteinase

PDGF : platelet-derived growth factor

PMN : Polimorfo nuclear

ROS : Reactive oxygen species

SOD : Superoxide dismutase

TGF-β : transforming growth factor-beta

TIMP : Tissue Inhibitor of Metalloproteinase

TNF : Tumor Necrosis Factor

IL-1β : Interleukin-1 β

IGF : insulin-like growth factors

VEGF :vascular endotel growth factor

Page 16: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

xvi

RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Maryunis

NIP : 1982050902008011019

Tempat & Tanggal Lahir : Gayabaru (Soppeng), 09 Mei 1982

Agama : Islam

Orang Tua : Ayah (Alm. Jumeri)

Ibu (Alm. Hameri)

Pekerjaan : Pegawai RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar

Pangkat/ Golongan : Penata/ IIIc

Alamat : Perum Graha Togika Blok C No.05

Paccerakkang Makassar

B. Riwayat Pendidikan

No Jenis/

Jurusan Pendidikan

Nama Sekolah/ Institusi Tahun Lulus

1 SD SDN 95 Kecce’e Kabupaten Soppeng

1992

2 SMP SMP Negeri 4 Liliriaja Kabupaten Soppeng

1995

3 SMA SPK Labuang Baji Makassar 1998

4 S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Unhas

2005

5 Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Unhas

2006

6 S2 Biomedik Konsentrasi Fisiologi Unhas

2009

7 S3 Ilmu Kedokteran Unhas

C. Riwayat Pekerjaan

1. Dosen Tetap STIKES Panakkukang Makassar (2006-2008)

2. Dosen Luar Biasa Program Studi Ilmu Keperawatan Unhas (2010-

2012)

3. Dosen Luar Biasa Program Studi Ilmu Keperawatan UMI (2009-

Sekarang)

Page 17: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

xvii

4. Pegawai RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar (2008-

Sekarang)

D. Pelatihan

1. Pelatihan Assesor Kompetensi Perawat Klinik oleh KP3I PPNI

Pusat (Surabaya, 20-24 Oktober 2015)

2. Pelatihan Workshop Penyusunan Instrumen Asesmen Kompetensi

Perawat Rumah Sakit oleh PSMIK FK Unhas (Makassar, 13-15

Mei 2016)

E. Publikasi Ilmiah

1. Maryunis Yunis, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Takdir Tahir, Ade Irma Rahayu, Hasriyani, Saldy Yusuf

(2016) Analysis Collagen Density on Wistar DM And Non-DM With Acute Wounds Modelling: Animal Trial, oral presentation in proceeding congress 4th inETNA, Hotel Mega Anggrek, Jakarta 23-24 April 2016

2. Maryunis Yunis, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Takdir Tahir, Ade Irma Rahayu, Hasriyani, Saldy Yusuf

(2016) Analysis Collagen Density on Wistar DM And Non-DM With Acute Wounds Modelling: Animal Trial, Jurnal Luka Indonesia, 2(2):106

3. Takdir Tahir, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Upik A. Miskad, Maryunis, Ade Irma Rahayu (2016) Efek Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhyzus) Terhadap Penyembuhan Luka Akut DM dan Non-DM Pada Wistar, Jurnal Luka Indonesia, 2(2):105

4. Maryunis & Hastuti (2016) Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya maserasi stoma pada pasien yang terpasang kolostomi di RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar. Jurnal luka Indonesia. 2016, 2(3):125-131

5. Maryunis, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Takdir Tahir, Ade Irma Rahayu, Hasriyani, Saldy Yusuf (2016) Analysis collagen density on diabetic and non-diabetic acute wound model: animal trial using wistar rats. Jurnal luka Indonesia. 2016, 2(3):117-123

6. Maryunis Maryunis, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Takdir Tahir, Azniah Syam (2016) The Effect of the Extracts of Betel (Piper betel) Leaves on the Content of IL-1βas the Inflammatory Cytokine in Experimental Mice Using an Acute Wound Healing Modeling, International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) (2016) Volume 30, No 1, pp 180-190

7. Freddy Chandra Montolalu, Veni Hadju, Gatot S.Lawrence, Siti Wahyuni, Maryunis Maryunis (2016) The Effectiveness of Extract Snack Head Fish and Virgin Coconut Oil (VCO) on Sputum

Page 18: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

xviii

Conversion and Levels of Interferon-ɣ in Patients with Pulmonary TB Multi Drug Resistant (MDR) in Labuang Baji Hospital Makassar, International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) (2016) Volume 30, No 4, pp 147-158

8. Fias, Mochammad Hatta, Andi Asadul Islam, Rahmawati Minhajat, Maryunis Maryunis (2017) Detection Salmonella Typhi RNA from Suspect Typhoid using Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction, International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) (2017) Volume 31, No 2, pp 99-107

9. Takdir Tahir, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Upik A. Miskad, Maryunis Maryunis, Saldy Yusuf, Ade Irma Rahayu, Ahmad Dahlan Syam, Hasriyani (2017) Evaluation of Topical Red Dragon Fruit Extract Effect (Hylocereus Polyrhizus) on Tissue Granulation and Epithelialization in Diabetes Mellitus (DM) and Non-DM Wistar Rats: Pre Eliminary Study, International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) (2017) Volume 32, No 1, pp 309-320

10. Maryunis Maryunis, Hastuti (2017) Factors Associated with the Occurence of Maceration of Stoma, oral presentation in proceeding 7th Asia Pacific Enterostomal Therapy Nursing Association (APETNA) conference, IPB International Convention Center, Bogor 14-16 April 2017

11. Takdir Tahir, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Upik A. Miskad, Maryunis Maryunis, Saldy Yusuf (2017) Effect of Hylocereus Polyrhizus on the Level of VEGFs and TGF-β1 in Acute Wound Model Using Wistar Rats, oral presentation in proceeding 7th Asia Pacific Enterostomal Therapy Nursing Association (APETNA) conference, IPB International Convention Center, Bogor 14-16 April 2017

12. Maryunis Maryunis, Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, Makbul Aman, Upik A. Miskad, Takdir Tahir (2017) Effectiveness of Topical Cream of The Betel Leaf Extract (Piper Betle Linn) on Wound Healing in Rats With Acute Wound Model. Poster presentation in proceeding 7th Asia Pacific Enterostomal Therapy Nursing Association (APETNA) conference, IPB International Convention Center, Bogor 14-16 April 2017

Page 19: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan bahan alam dalam pengobatan telah dilakukan sejak

dahulu. Penggunaannya berdasarkan pengalaman mengingat fakta bahwa

pada saat itu tidak ada informasi yang cukup baik mengenai alasan untuk

penyakit atau mengenai mana tanaman dan bagaimana hal itu bisa

dimanfaatkan sebagai obat (Petrovska, 2012),

Diantara tiga model terapi obat alam, terapi alternatif, terapi

komplementer dan terapi konvensional, model terapi komplementer paling

banyak diterapkan di masyarakat. Sebab dalam terapi komplementer, obat

alam dipergunakan mendampingi terapi konvensional, Sementara itu,

sebagai terapi konvensional, obat alam bisa berdiri sendiri. Dalam terapi

konvensional, obat bahan alam telah melalui uji klinis dan terbukti tidak

lebih jelek dibandingkan obat konvensional dari segi manfaat dan efek

samping dan obat bahan alam dalam terapi konvensional ini, sudah dapat

digolongkan sebagai fitofarmaka (Kertia, 2013). bahkan sebagian obat

modern juga diisolasi dari sumber alami (Venkatachalam, Singh, & Marar,

2012). Salah satu penggunaan bahan alam adalah untuk perawatan luka.

Pengobatan tradisional terhadap luka merupakan salah satu

pemanfaatan obat yang berasal dari alam dengan biaya yang lebih murah

dan mudah didapatkan. Penyembuhan luka secara alami dapat

menggunakan daun-daunan dari tanaman yang mengandung senyawa

Page 20: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

2

kimia yang berfungsi sebagai penyembuhan luka (Kaneria & Chanda,

2011); (Ndukwe, Awomukwu, & Ukpabi, 2013).

Selama lebih dari 150 tahun, perawat telah mengkaji dan menangani

pasien dengan luka. Secara tradisional dan umum, perawatan luka masuk

dalam praktek asuhan keperawatan dasar. Dibutuhakn pengetahuan yang

mendalam bagi praktisi perawatan luka tentang luka dan

penyembuhannya (Corbett, 2012).

Luka merupakan kerusakan terhadap struktur anatomi dan fisiologi

kulit dan atau jaringan di bawahnya (Velnar, Bailey, & Smrkolj, 2009)

sebagai akibat dari jejas mekanik, kimiawi, listrik, suhu, dan nuklir (Wedro,

2016). Berdasarkan waktu penyembuhan, luka dibedakan menjadi luka

akut dan luka kronis. Dikategorikan luka akut apabila luka sembuh dalam

3-4 minggu. Luka yang bertahan sampai lebih dari 3-4 minggu dianggap

sebagai luka kronis (Prasetyono, 2009).

Penyembuhan luka merupakan sebuah proses transisi yang

merupakan salah satu proses paling kompleks dalam fisiologi manusia

yang melibatkan serangkaian reaksi dan interaksi kompleks antara sel dan

mediator (Prasetyono, 2009). Penyembuhan luka melibatkan beberapa

tahap yang tumpang tindih termasuk inflamasi, pembentukan jaringan

granulasi, reepitelisasi, pembentukan matriks dan maturasi remodeling

(Barrientos, Stojadinovic, Golinko, Brem, & Tomic-Canic, 2008).

Penyembuhan luka adalah transisi dari proses yang juga diakui

sebagai salah satu proses yang paling kompleks dalam fisiologi manusia.

Page 21: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

3

Serangkaian reaksi dan interaksi yang kompleks terjadi antara sel-sel dan

mediator berlangsung dalam proses penyembuhan luka. Semua fase

penyembuhan melibatkan peristiwa seluler dan molekuler (Prasetyono,

2009).

Fase inflamasi merupakan tahap pertama dari penyembuhan luka

dimulai dari segera setelah cedera dan dapat berlangsung sampai 4-6 hari

(Broughton, Janis, & Attinger, 2006). Tahap awal ini secara alami

dimaksudkan untuk menghilangkan jaringan yang rusak dan mencegah

invasi infeksius (Prasetyono, 2009) dan ditandai dengan peningkatan

permeabilitas pembuluh darah oleh trombin, sekresi sitokin kemotaktik

yang memfasilitasi migrasi sell. Luka mengganggu suplai vaskular jaringan

dan tubuh yang menginisiasi kejadian kaskade yang memungkinkan untuk

menyembuhkan dirinya (Myers, eong, & Phillips, 2007). Ekspose kolagen

selama pembentukan luka mengaktifkan clotting kaskade (Broughton,

Janis, & Attinger, 2006), yang memuncak dalam pembentukan fibrin clott

dan hemostasis memulai fase inflamasi (Prasetyono, 2009). Fibrin clot

berfungsi sebagai skafolding untuk sel yang datang, seperti neutrofil,

monosit, fibroblast, dan sel endotel (Broughton, Janis, & Attinger, 2006).

Leukosit polimorfonuklear dan makrofag adalah jenis sel dominan selama

fase awal ini (Myers, eong, & Phillips, 2007). Fibrin clot/ provisional matrix

(matriks sementara) juga berfungsi untuk berkonsentrasi sitokin dan

growth factors yang dirilis oleh trombosit, trombin, dan fibronektin

(Broughton, Janis, & Attinger, 2006). Penghapusan provisional matrix

Page 22: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

4

akan mengganggu penyembuhan luka (Prasetyono, 2009). Neutrofil

berespon pertama untuk signal distres selular dan signal kemotaktik (oleh

sitokin) tiba ke fibrin clot. Selanjutnya pembuluh darah di dekatnya

mengalami vasodilatasi dan lebih lanjut neutrofil ditarik ke daerah luka

dengan Interleukin (IL)-1, tumor necrosis factor (TNF)-α, platelet factor

(PF)-4, transforming growth factor (TGF)-β, platelet derived growth factor

(PDGF), dan produk bakteri. Leukosit PMN mulai membersihkan bakteri

yang menyerang dan puing-puing selular (Broughton, Janis, & Attinger,

2006).

Fase proliferasi ditandai dengan pembentukan jaringan granulasi,

terdiri dari jaringan kapiler baru, fibroblast, dan makrofag (Myers, eong, &

Phillips, 2007). Selain pembentukan jaringan granulasi, terjadi deposisi

kolagen dan jaringan ikat protein, angiogenesis dan epitelisasi juga

merupakan bagian pokok bagian dari penyembuhan luka (Broughton,

Janis, & Attinger, 2006).

Angiogenesis ditandai dengan migrasi sel endotel dan pembentukan

kapiler (Broughton, Janis, & Attinger, 2006). Ini adalah respon alami

penyembuhan untuk menggantikan mikrosirkulasi terluka dan melibatkan

pergerakan sel endotel dalam menanggapi tiga gelombang growth factors

yang meliputi PDGF, TGF-β, insulin-like growth factor selama fase

inflamasi; fibroblast growth factor (FGF) dirilis dari normal binding sites

pada molekul jaringan ikat sebagai gelombang kedua; dan vascular

endothelial growth factor (VEGF) didelivery oleh macrophages sebagai

Page 23: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

5

gelombang ketiga (Ueno, Hunt, & Hopf, 2006). PDGF and epidermal

growth factor (EGF) yang mana berasal dari platelets dan macrophages

merupakan signal utama untuk fibroblast (Broughton, Janis, & Attinger,

2006). Fibroblast bermigrasi ke situs luka dari jaringan sekitarnya, mulai

mensintesis kolagen dan berproliferasi. Menanggapi PDGF, fibroblast

mensintesis provisional matriks terdiri dari kolagen tipe-III,

glikosaminoglikan, dan fibronectin 1 yang menyediakan platform untuk

migrasi keratinosit (Prasetyono, 2009). Sebenarnya epitelisasi mulai

terjadi segera setelah luka terjadi dan distimulasi oleh cytokins inflamasi.

IL-1 dan TGF-a meng-upregulate ekspresi gen keratinocyte growth factor

(KGF) di fibroblast. Fibroblast mensintesis dan mengsekresi KGF-1, KGF-

2, dan IL-6 yang menstimulasi keratinosit di sekitarnya bermigrasi ke area

luka, proliferasi dan diferensiasi di epidermis (Broughton, Janis, & Attinger,

2006). Fibroblast yang bertanggung jawab untuk memproduksi matriks

baru yang diperlukan untuk mengembalikan struktur dan fungsi pada

jaringan yang terluka . Fibroblast menempel pada matriks fibrin sementara

dan mulai memproduksi kolagen (Diegelmann & Evans, 2004).

Tahap akhir tetapi terpanjang dari fase penyembuhan luka adalah

proses maturasi, yang melibatkan remodeling jaringan granulasi di bawah

lapisan epitel yang baru terbentuk dan meningkatkan kekuatan tarik luka

(Ueno, Hunt, & Hopf, 2006). Fase ini dimulai dan tumpang tindih dengan

fase proliferasi 8-21 hari setelah cedera sampai satu tahun (Broughton,

Janis, & Attinger, 2006), (Prasetyono, 2009). Karakteristik utama dari fase

Page 24: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

6

ini adalah deposisi kolagen dalam kontraksi luka. Pergerakan fibroblast

menarik serat kolagen bersama-sama, mempromosikan kontraksi jaringan

parut (Ueno, Hunt, & Hopf, 2006). Kolagen tipe III yang diproduksi dan

disimpan oleh fibroblast selama fase proliferasi akan digantikan oleh

kolagen tipe I selama beberapa bulan ke depan melalui proses yang

lambat dari degradasi kolagen tipe III. Degradasi ini dimediasi melalui

matriks metaloproteinase (MMP) yang disekresikan oleh makrofag,

fibroblast, dan sel-sel endotel (Prasetyono, 2009).

Saat sel-sel imun mensekresikan sitokin pro inflamasi, sel-sel

inflamasi, terutama neutrofil, juga menghasilkan sejumlah besar reactive

oxygen species (ROS), yang penting untuk melindungi tubuh terhadap

pengembangan infeksi, tetapi ketika hadir secara berlebihan, secara

bersamaan dapat merusak jaringan sekitarnya (Kurahashi & Fujii, 2015).

Oksigen memainkan peran penting dalam proses penyembuhan luka,

seperti pembunuhan bakteri oksidatif, sintesis kolagen, angiogenesis, dan

epitelisasi (Sen, 2009), (Schreml, Szeimies, Prantl, Karrer, Landthaler, &

Babilas, 2010). Sementara oksigen digunakan untuk menghasilkan energi

melalui fosforilasi oksidatif, ROS diproduksi dan menyebabkan cedera

oksidatif. Sel-sel pada organisme aerobik terus menghasilkan ROS

selama proses metabolisme normal, dan produksi mereka meningkat

dalam kondisi patologis (Sen & Roy, Redox signals in wound healing,

2008), (Wagener, Carels, & Lundvig, 2013).

Page 25: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

7

Pada fase inflamasi, neutrofil dan makrofag tiba di luka lesi awal

sampai mengeluarkan sejumlah besar ROS bersama dengan pro-

inflamasi sitokin (Goldman, 2004) dan enzim proteolitik seperti matriks

metalloproteinase (MMP) (Gill & Parks, 2008). NADPH oksidase (NOX2)

diekspresikan pada tingkat tinggi dalam membran plasma dari sel-sel

inflamasi dan aktif selama fagositosis, yang menghasilkan produksi dalam

jumlah besar anion radikal superoksida (Darr & Fridovich, 1994). ROS

yang dihasilkan langsung menyerang patogen, dan akhirnya membunuh

mereka untuk membantu fagositosis. Namun, berlebihan menghasilkan

kerusakan superoksida jaringan sekitarnya (Kurahashi & Fujii, 2015).

Dibandingkan dengan imun sel, ROS diproduksi oleh sel-sel lain di

tingkat yang jauh lebih rendah. Rendahnya tingkat ROS memainkan peran

fisiologis, terutama sebagai signal selular dalam menanggapi rangsangan

(Rhee, 2006). ROS berperan dalam signal angiogenesis (Bretón-Romero

& Lamas, 2014), tingkat moderat H2O2 meningkatkan produksi VEGF

(Sen, Khanna, Babior, Hunt, Ellison, & Roy, 2002). memodulasi proliferasi

sel vaskular endotel, (Jiang, Zhang, & Dusting, 2011), dan berperan dalam

re-epitelisasi. H2O2 memicu aktivasi reseptor untuk EGF dan KGF

(Marchese, et al., 2003), (Goldkorn, et al., 1998) dan menginduksi

produksi TGFα (anggota dari EGF) dalam fibroblast (Vivekananda, Lin,

Coalson, & King, 1994). Namun, ROS yang berlebihan memperlambat

proses angiogenesis (Kurahashi & Fujii, 2015).

Page 26: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

8

Daun sirih (Piper betle linn) yang merupakan famili Piperaceae

secara medis dikaitkan dengan sifat - seperti anti racun dan penyembuhan

luka (Chitra & Vidya, 2006). Ekstrak daun sirih juga memiliki sifat

antimikroba, antijamur, anti-inflamasi dan aktivitas antiplatelet (Alam, et

al., 2013).

Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi efek proteksi dan

penyembuhan allylpyrocatechol ekstrak daun sirih terhadap ulserasi

lambung yang diinduksi indometasin pada tikus menunjukkan bahwa

allylpyrocatechol dapat melindungi ulserasi lambung yang diinduksi

indometasin karena sifat antioksidan dan protektif musin (Bhattacharya,

Banerjee, Bauri, & Chattopadh, 2007).

Minyak atsiri daun sirih mengandung senyawa fenol, kavikol, serta

asetil eugenol yang dapat berfungsi sebagai antioksidan. Minyak atsiri

daun sirih memiliki potensi antioksidan karena terdapat senyawa phenol-2-

methoxy-3-(2-propenyl), dan kavikol yang berfungsi sebagai reduktor bagi

senyawa teroksidasi (Utami & Yostia, 2011). Selain itu, daun sirih juga

mempunyai efek anti mikroba karena adanya sterol yang telah diperoleh

dalam jumlah besar pada ekstrak daun sirih. Mode aksinya mungkin

karena interaksi permukaan molekul sterol ekstrak daun sirih dengan

dinding sel bakteri dan membran menyebabkan perubahan dalam struktur

primer dari dinding sel dan membran, akhirnya menyebabkan

pembentukan pori dan degradasi komponen bakteri (Chakraborty & Shah,

2011).

Page 27: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

9

Data yang peneliti dapatkan saat melakukan uji kandungan ekstrak

ethyl asetat daun sirih di laboratorium biofarmaka Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin didapatkan kadar rata-rata 35,99% senyawa

polifenol. Selain itu, hasil uji aktivitas anti oksidan didapatkan pada

konsentrasi 12 ppm. Dalam pre eliminari studi yang dilakukan oleh

peneliti, peneliti menemukan bahwa ekstrak daun sirih 3% lebih baik

dalam proses penyembuhan luka dibandingkan dengan konsentrasi 1%

dan 2% dengan menggunakan indikator diameter luka.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan IL-1β sebagai salah satu

indikator dalam menilai penyembuhan luka dimana IL-1 telah diidentifikasi

sebagai promotor kuat angiogenesis (Chamberlain, et al., 2013). Selain

itu, indikator lain yang peneliti gunakan PDGF-AA yang memainkan peran

penting dalam pembentukan jaringan granulasi, dan sangat penting untuk

diferensiasi / proliferasi myofibroblast selama penyembuhan luka (Ostman

& Heldin, 2001) (Demaria, et al., 2014).

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti efek ekstrak etil asetat

Piper betle linn Secara Topikal Terhadap Ekspresi Interleukin (IL-1),

Platelet-Derived Growth Factor (PDGF), dan epitelisasi jaringan sebagai

prediktor penyembuhan luka.

B. Rumusan Masalah

Penggunaan daun sirih sebagai pengobatan tradisional telah turun

temurun dilakukan oleh masyarakat termasuk dalam hal pengobatan luka

namun belum banyak dibuktikan secara ilmiah. Untuk itu, selaku perawat

Page 28: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

10

dan peneliti, merasa perlu menjembatani kearifan lokal tersebut dengan

pengobatan modern agar kearifan lokal yang ada dapat dipertahankan.

Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan

pembuktian secara ilmiah dari daun sirih terhadap proses penyembuhan

luka. Untuk itu, dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap penutupan

luka dalam proses penyembuhan luka akut dan membandingkannya

dengan obat establish?

2. Bagaimana efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap epitelisasi

dalam dalam proses penyembuhan luka akut dan membandingkannya

dengan obat establish?

3. Bagaimana efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap dinamika

kadar IL-1B dalam proses penyembuhan luka akut dan

membandingkannya dengan obat establish?

4. Bagaimana efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap dinamika

kadar PDGF-AA dalam proses penyembuhan luka akut dan

membandingkannya dengan obat establish?

5. Apakah ada korelasi kadar IL-1β dan PDGF-AA dengan epitelisasi

jaringan pada tikus dengan model perlukaan akut?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap penutupan

luka dalam proses penyembuhan luka akut dan membandingkannya

dengan obat establish

Page 29: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

11

2. Mengetahui efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap epitelisasi

dalam dalam proses penyembuhan luka akut dan membandingkannya

dengan obat establish

3. Mengetahui efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap dinamika

kadar IL-1B dalam proses penyembuhan luka akut dan

membandingkannya dengan obat establish

4. Mengetahui efek ekstrak daun sirih secara topikal terhadap dinamika

kadar PDGF-AA dalam proses penyembuhan luka akut dan

membandingkannya dengan obat establish

5. Mengetahui korelasi kadar IL-1β dan PDGF-AA dengan epitelisasi

jaringan pada tikus dengan model perlukaan akut

D. Kegunaan Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan manfaat antara lain :

1. Aspek Pengembangan teori/ ilmu

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan

landasan bagi penelitian selanjutnya tentang peranan ekstrak daun

sirih dalam penyembuhan luka dan peranan Interleukin (IL-1) dan

Platelet-Derived Growth Factor (PDGF), sebagai prediktor

penyembuhan luka.

2. Aspek Aplikasi

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan ekstrak daun sirih

sebagai salah satu bahan yang dapat dipakai dalam perawatan luka

Page 30: Effect of Topical Cream of the Betel Leaf Extract (Piper ...

12

serta penggunaan Interleukin (IL-1) dan Platelet-Derived Growth Factor

(PDGF) sebagai prediktor penyembuhan luka.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian ilmu keperawatan medikal bedah

terkait dengan perawatan luka, meliputi pendekatan penggunaan bahan

alami dengan menggunakan ekstrak daun sirih dalam penanganan

perawatan luka dengan mengambil hewan coba wistar sebagai sampel

penelitian.