EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

134
EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DINAS SOSIAL KOTA SERANG TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh Ines Shafa Hasanah 6661131616 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2017

Transcript of EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

Page 1: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI

PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN

SOSIAL DINAS SOSIAL KOTA SERANG

TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

Ines Shafa Hasanah

6661131616

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2017

Page 2: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …
Page 3: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …
Page 4: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …
Page 5: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

ABSTRAK

Ines Shafa Hasanah. NIM 6661131616. Tahun 2017. Efektivitas Program Rehabilitasi

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016.

Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing Pertama: Yeni Widyastuti, S.Sos.,

M.Si dan Dosen Pembimbing Kedua Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si.

Latar belakang masalah penelitian yaitu belum adanya panti rehabilitasi untuk

melakukan program rehabilitasi secara berkelanjutan, tidak adanya pengawasan

lebih lanjut oleh Dinas Sosial Kota Serang terhadap para penyandang masalah

kesejahteraan sosial yang telah mengikuti program rehabilitasi, sosialisasi yang

belum efektif, tidak tegasnya sanksi yang diberikan. Tujuan penelitian ini Untuk

mengetahui efektifitas program rehabilitasi yang dijalankan oleh Dinas Sosial

Kota Serang kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial yang

terjaring razia pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan teori Efektivitas

Duncan terdiri dari Pencapaian Tujuan, Integrasi dan Adaptasi. Metode yang

digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Sampel dalam metode penelitian ini

adalah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang pernah mengikuti

rehabilitasi Dinas Sosial Tahun 2016. Teknik pengambilan dampel menggunakan

teknik sampel secara kebetulan yang didapat 153 sampel. Hasil dari penelitian

ini, diketahui tingkat efektivitas sebesar 49% yang dapat diartikan bahwa

efektivitas program rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial belum

berjalan efektif. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tujuan dari program ini

belum tercapai, sosialisasi yang belum optimal, minimnya sarana prasarana,

belum optimalnya pengawasan berkelanjutan untuk mengurangi jumlah

penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Serang. Saran peneliti Dinas

Sosial perlu menyediakan sarana prasarana yang memadai, perbaikan program

rehabilitasi sesuai Peraturan Daerah No 2 Kota Serang, meningkatkan kerjasama

dengan SatPol PP dan relawan sosial, peningkatan pengawasan pasca

rehabilitasi, pemberian modal usaha dan proses pendataan.

Kata kunci: Efektivitas, Program Rehabilitasi, Penyandang Masalah Sosial

Page 6: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

ABSTRACT

Ines Shafa Hasanah. NIM 6661131616. Year 2017. Effectiveness of Rehabilitation

Program in People with social problems of Serang Social Department in 2016.

Department of Public Administrasi. Faculty of Social Science and Political Science. Sultan

Ageng Tirtayasa University. 1st Supervisor: Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si; 2nd Supervisor:

Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si.

The background of the problem of research that is no rehabilitation building

available to do training programs, there is no further supervision from the social

department to people with social problems who have followed rehabilitation

programs, socialization guidance program of people with social problems has not

been effective and lack of strict sanction. The purpose of this study is determine

the extent to which the effectiveness of the guidance program of the people with

social problems workers in the Serang Social Department in 2016. This study uses

the theory of Duncan Effectiveness consists of Achievement, Integration and

Adaptation. Sample in this research is people with social problems who have

followed rehabilitation programs in Serang Social Department in 2016. Sample

technique used technique accidental sample obtained 153 sample. The result of

this research, known the level of effectiveness reached 49%, that conclude the

programs has not run effectively. The conclution of the research in the objectives

of the program has not been obtained, for the socialization that is not ideal, lack

of infrastructure, not optimal periodical control to minimize the people whith

social problems in Serang. Recommendation of this research are to speed up of

social rehabilitation building, rehabilitation program improvement in accordance

with Serang local regulations No 2, enhance cooperation with the municipal

police of Indonesia as a field supervisior. Increased supervision after

rehabilitation, controling venture capital, and data collection process.

Keywords: Effectiveness, Rehabilitation Program, People with Social Problems

Page 7: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi kemudian

solawat serta salam semoga terlimpah dan tercurah kepada Nabi besar

Muhammad S.A.W yang telah mengiringi doa dan harapan penulis untuk

mewujudkan terselesaikannya skripsi yang berjudul Efektivitas Program

Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota

Serang Tahun 2016. Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Strata satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada konsentrasi

Manajemen Publik program studi Ilmu Administrasi Negara. Sekalipun penulis

menemukan hambatan dan kesulitan dalam memperoleh informasi akurasi data

dari para narasumber namun disisi lain penulis juga sangat bersyukur karena

banyak mendapat masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan

khususnya pada bidang yang sedang diteliti oleh penulis. Untuk terwujudnya

penulisan skripsi ini banyak pihak yang membantu penulis dalam memberikan

motivasi baik waktu, tenaga, dan ilmu pengetahuannya. Maka dengan ketulusan

hati, penulis mengucapkan terima kasih ke pada kedua orang tua tercinta atas

curahan perhatian dan kasih sayangnya dan juga doa yang tak henti serta motivasi

dalam pengerjaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini juga suatu kebanggaan bagi penulis untuk

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang

telah membantu dan mendukung, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada:

Page 8: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak DR. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu

Politik Universitas Sultan AgengTirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

6. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

7. Bapak Riswanda, Ph.D Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

8. Ibu Yeni Widyastuti, M.Si., sebagai dosen pembimbing I yang telah

senantiasa memberikan arahan dan bimbingan secara sabar dan juga

dukungan selama proses penyusunan skripsi.

9. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., sebagai dosen

pembimbing II yang telah senantiasa memberikan bimbingan, arahan

Page 9: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian

ini.

10. Bapak Julianes Cadith, S.Sos., M.Si, sebagai dosen pembimbing

akademik yang telah membimbing mulai dari awal perkuliahan.

11. Kepada seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang

membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

12. Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa atas segala bantuan informasi selama perkuliahan.

13. Pihak Dinas Sosial Kota Serang yang telah memberikan informasi,

data, dan ketersediaan waktu dalam proses pengambilan data untuk

penulis.

14. Kepada orang tuaku tercinta Ibunda Heny Setiowati dan Ayahanda

Kartiko Nurintias, SH., MH yang telah menjadi motivator terbesar

selama perjalanan hidupku. Terima kasih atas segala doa, bimbingan,

kasih sayang, penyemangat, perhatian, dukungan serta motivasi yang

tidak ada henti-hentinya yang selalu diberikan untukku.

15. Kepada seluruh saudara-saudaraku yang telah mendoakan, memberi

semangat dan motivasi.

16. Kepada Muhammad Rizkhi yang terus memberikan semangat dan

membantu sejauh ini.

Page 10: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

17. Kepada para sahabat Siti Aida Faradisha, Al Mira Raisa, Yesi

Kusumaningrum, Aghnia Destiani dan Erma Wijaya yang telah

memberikan dukungan serta keceriaan dan kebahagiaan selama 4

tahun perkuliahan.

Dengan ini penelitian skripsi telah selesai disusun. Penulis meminta maaf

apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam pembuatan skripsi ini. Maka dari itu

kritik dan saran saya harapkan guna memperbaiki dan menyempurnakan skripsi

berikutnya. Penulis pun berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi

mahasiswa dan peneliti sendiri.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,

Serang, 16 Juni 2017

Penulis

Ines Shafa Hasanah

Page 11: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 20

1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................... 20

1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 20

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 21

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 LandasanTeori ........................................................................................... 22

2.1.1 Teori Efektivitas ............................................................................... 22

2.1.2 Teori Kesejahteraan Sosial............................................................... 27

2.1.3 Pengertian Program Pembinaan ....................................................... 30

2.1.4 Pengertian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ................... 33

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 37

2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 39

2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 42

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ..................................................................................... 43

3.2 Fokus Penelitian ........................................................................................ 44

3.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 44

3.4 Variabel Penelitian .................................................................................... 44

Page 12: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

3.4.1 Definisi Konsep ............................................................................... 44

3.4.1 Definisi Operasional ........................................................................ 46

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................. 50

3.6 Informan Penelitian ................................................................................... 51

3.6.1 Populasi ............................................................................................ 52

3.6.2 Sampel .............................................................................................. 52

3.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data .............................................. 55

3.7.1 Teknik Pengolahan Data .................................................................. 55

3.7.2 Uji Validitas ..................................................................................... 55

3.7.3 Uji Reliabilitas ................................................................................. 56

3.7.4 Tabel Frekuensi .............................................................................. 57

3.7.5 Uji Hipotesis ...................................................................................59

3.8 Jadwal Penelitian .....................................................................................60

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................61

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Sosial Kota Serang.............................61

4.2 Deskripsi Data .....................................................................................62

4.2.1 Identitas Responden ..................................................................63

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik ...........................................................65

4.3.1 Uji Validitas ..............................................................................65

Page 13: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

4.3.2 Uji Reliabilitas...........................................................................66

4.3.3 Analisis Data .............................................................................67

4.4 Pengujian Hipotesis ...........................................................................104

4.5 Interpretasi Data ...............................................................................108

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan........................................................................................113

5.2 Saran .................................................................................................114

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 14: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagai negara berkembang, Indonesia masih terus melakukan

pembangunan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat di negaranya

yang sesuai dengan pasal 33 UUD 1945, yang diantaranya adalah mewujudkan

kesejahteraan umum. Di dalamnya berupa membangun masyarakat yang sejahtera

dan berkeadilan sosial. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya menyangkut

peningkatan dan pertumbuhan ekonomi tetapi pembangunan juga harus

ditunjukan untuk kesejahteraan masyarakat. Khususnya perhatian lebih pada

masyarakat yang kurang beruntung agak tidak selalu dikesampingkan, untuk itu

perlu adanya peran pemerintah berupa perlindungan sosial.

Indonesia juga merupakan negara dengan masyarakat yang sangat

banyak, akan timbul masalah sosial jika tidak sesuainya unsur budaya dan

masyarakat yang berdampak pada kehidupan sosial. Menurut Soekanto

(2005:739), terhambatnya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial

tersebut dapat menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Masalah sosial juga bisa

diartikan sebuah kondisi yang dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat

sebagai sesuatu yang tidak diharapkan. Adanya masalah sosial dalam masyarakat

Page 15: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti pemerintah,

organisasi sosial, dan lain sebagainya.

Dalam lingkungan bermasyarakat ada banyak ditemukan masalah

sosial yang merupakan dampak dari masyarakat miskin. Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial atau yang sering disingkat menjadi PMKS inilah yang

dikategorikan sebagai individu yang memiliki kesulitan serta hambatan

memenuhi kebutuhan hidupnya dengan wajar secara jasmani dan rohani dan

melakukan fungsi sosial sebagaimana seorang individu semestinya seperti

menjalin hubungan dengan individu lain dan lingkungannya karena pada

hakekatnya masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang mendapatkan

perlindungan sosial dan pelayanan sosial dari negara. Seperti yang di amanatkan

oleh Undang-undang dasar 1945 pasal 34 ayat 1 menjelaskan bahwa fakir miskin

dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, maka sudah menjadi kewajiban

negara untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar. Sehingga sudah menjadi

tugas pemerintah dan pemerintah daerah memberikan rehabilitasi sosial, jaminan

sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial sebagai perwujudan

pelaksanaan kewajiban negara dalam menjamin terpenuhinya hak atas kebutuhan

dasar warga negara yang miskin dan tidak mampu, karena masyarakat tentunya

menginginkan untuk mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan kata-kata dalam

undang-undang tersebut.

Page 16: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

Menurut Departemen Sosial (2002:20), masalah sosial timbul karena

adanya tingkah laku individu yang menjadi penyebab utama adanya masalah

sosial jika telah menimbulkan tekanan dari organisasi dan menjadi agenda publik

yang perlu ditangani. Adanya beberapa faktor pemicu yakni melemahnya

kekuatan ekonomi sehingga tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup

sehingga minimnya tenaga kerja yang terserap membuat masalah sosial seperti

terus bertambahnya jumlah penduduk tanpa diimbangi oleh tersedianya sumber-

sumber penghidupan di masyarakat. Meningkatnya populasi penyandang masalah

kesejahteraan sosial disekitar masyarakat terutama didaerah perkotaan yang tidak

dapat terhindarkan. Masalah kemiskinan yang membuat tidak terkontrolnya arus

keluar masuknya penduduk menimbulkan banyaknya masyarakat yang akhirnya

menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial. Adapula jenis-jenis PMKS

adalah:

1. Anak Nakal

2. Anak Jalanan

3. Korban Tindak Kekerasan/Diperlakukan Salah

4. Tuna Susila

5. Pengemis

6. Gelandangan

7. Bekas Warga Binaan Lembaga Kemasyarakatan (BWBLK)

8. Korban Penyalahgunaan Napza

9. Komunitas Adat Terpencil

Page 17: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

10. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis

11. Korban Bencana Alam

12. Korban Bencana Sosial

13. Pekerja Migran Bermasalah Sosial

14. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)

Dengan munculnya penyandang masalah kesejahteraan sosial di suatu

kota, akan memberi peluang adanya gangguan keamanan yang akan berdampak

pula pada sektor pembangunan. Sering kali kita jumpai dengan keadaan yang

keberadaan PMKS tersebut seperti di lampu merah, emperan toko bahkan

perumahan-perumahan. Faktor lain penyebab muncul dan bertambahnya

penyandang masalah kesejahteraan sosial yakni menyempitnya lahan pertanian di

desa karena digunakan untuk pembangunan pemukiman dan perusahaan atau

pabrik. Keadaan ini mendorong penduduk desa untuk pindah ke daerah dengan

maksud untuk merubah nasib, tapi sayangnya mereka tidak membekali diri

dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai. Sehingga keadaan ini akan

menambah tenaga yang tidak produktif di kota.

Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka bekerja apa

saja asalkan mendapatkan uang termasuk meminta-minta (mengemis). Untuk

menekan biaya pengeluaran, mereka memanfaatkan kolong jembatan, pinggiran

rel kereta api, emperan toko dan lain sebagainya untuk mencari tempat tinggal

dengan mengabaikan berbagai aspek sosial. Menjadi penyandang masalah

kesejahteraan sosial tidak menutup kemungkinan bahwa mereka berkeluarga dan

Page 18: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

mempertahankan diri. PMKS merupakan fenomena sosial terutama didaerah

perkotaan yang kadang dijadikan cermin kemiskinan kotadan kegagalan

beradaptasi suatu individu/kelompok terhadap kehidupan dinamis kota besar.

Munculnya PMKS ini disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan kota secara paralel

dan tingginya laju urbanisasi. (Sihombing, M Justin, 2005:61)

Secara yuridis pemerintah daerah bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial sesuai dengan ketentuan pasal Pasal 12 ayat

1 Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, dimana

Pemerintah Kota Serang wajib melaksanakan urusan wajib pelayanan dasar

termasuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Peraturan daerah ini akan

menjawab dan menjadi solusi dalam menangani masalah kesejahteraan sosial di

Kota Serang yang belum tertangani dengan baik.

Sehingga perlu adanya penangan terhadap penyandang masalah

kesejahteraan sosial yang serius dari pemerintah pusat dan daerah seiring terus

bertambahnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti

rehabilitasi. Rehabilitasi Menurut Pasal 1 ayat 22 KUHAP, rehabilitasi ialah hak

seseorang untuk mendapatkan pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan,

harkat dan martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau

peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut atau diadili tanpa alasan berdasarkan

undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orang atau hukum yang

diterapkan menurut cara yang diatur. Bentuk rehabilitasi yang diberikan kepada

Page 19: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

para penyandang masalah kesejahteraan sosial berupa program yang sengaja

dibuat untuk membangun rasa ingin memperbaiki fungsi sosial, potensi dan

menjalankan perannya sebagai seorang individu yang sesuai seperti pemberian

keterampilan berwirausaha.

Kota Serang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Banten menjadi daerah

yang tentunya memiliki jumlah PMKS yang tinggi. Bahkan untuk tahun 2016

terhitung terdapat 153 pengemis, 25 gelandangan, 57 anak jalanan dan 13 wanita

rawan sosial ekonomi yang masuk dalam data Dinas Sosial Kota Serang. Karena

merupakan ibu kota provinsi dan merupakan daerah penghubung antara Sumatera

dan Jawa membuat Kota Serang merupakan tujuan bagi banyak masyarakat

pendatang untuk bergantung hidup.

Untuk mendukung ketertiban dan menciptakan rasa aman, nyaman

dan tentram maka diperlukan aturan tentang pembinaan, pengawasan dan

pengendalian. Yakni dengan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 2

tahun 2010 tentang pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit

masyarakat. Dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan, mekanisme

terbentuknya Peraturan Daerah No 2 Tahun 2010 tentang pencegahan,

pemberantasan, dan penanggulangan penyakit masyarakat adalah DPRD Kota

Serang sebagai pembuat kebijakan, kemudian yang menjadi pelaksana kebijakan

adalah Dinas Sosial dan Satpol PP Kota Serang. Adanya peraturan bahwa

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial tidak boleh berkeliaran di jalanan

Page 20: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

terutama jalan protokol. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Serang

nomor 2 Tahun 2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat. Apabila larangan ini tidak diindahkan maka Polisi Pamong

Praja sebagai eksekutor setelah berkoordinasi dengan instansi terkait yaitu Dinas

Sosial akan melakukan eksekusi dilapangan sebagai bentuk pembinaan yang

kemudian akan diserahkan atau disalurkan kepada panti rehabilitasi untuk dibina.

Dinas Sosial Kota Serang merupakan unsur pelaksana otonomi daerah

yang dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab

kepada walikota melalui sekertaris daerah. Dinas Sosial Kota Serang memiliki

tugas pokok yakni melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan azas

otonomi daerah dan tugas pembantuan dibidang sosial. Adapula tugas pokok dan

fungsi struktur kelembagaan sebagai berikut adalah Kepala dinas, Sekretaris,

Bidang Pengembangan Potensi Kesejahteraan Sosial, Bidang Pemberdayaan

Sosial, Bidang Rehabilitasi Sosial, Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial,

Kelompok Jabatan Fungsional, Unit Pelaksana Teknis Dinas.

Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi pada tahap awal di Dinas

Sosial Kota Serang bahwa jumlah PMKS yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota

Serang hanya terdiri dari kategori anak jalanan, gelandangan, pengemis dan

wanita rawan sosial ekonomi. Sedangkan untuk kategori lainnya, Dinas Sosial

Kota Serang belum menangani sampai ke program pembinaan. Adapun data

pembanding pada jumlah PMKS dengan Kota Cilegon sebagai berikut:

Page 21: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

Tabel I.I

Data Penyandang Masalah Kesejahteraan SosialDi Kota Serang Tahun 2016

NO TAHUN KETERANGAN JUMLAH

1 2012

356 Jiwa

1. 135 anak jalanan

2. 53 gelandangan

3. 156 pengemis

4. 12 wanita rawan sosial ekonomi

2 2015 435 Jiwa

1. 152 anak jalanan

2. 61 gelandangan

3. 203 pengemis

4. 19 wanita rawan sosial ekonomi

3 2016 248 Jiwa

1. 57 anak jalanan

2. 25 gelandangan

3. 153 pengemis

4. 13 wanita rawan sosial ekonomi

(Sumber: Dinas Sosial Kota Serang, 2016)

Tabel di atas merupakan ulasan jumlah penyandang masalah

kesejahteraan sosial yang sudah ditangani oleh Dinas Sosial Kota Serang Tahun

2012, 2015 dan 2016 dan bukan hanya di data. Data tersebut dijadikan sebagai bahan

acuan dalam penelitian ini. Di bawah ini, peneliti menampilkan data pembanding

jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial di Dinas Sosial Kota Cilegon Tahun

2016. Sehingga dapat dilihat dari data yang terlampir bahwa jumlah penyandang

masalah kesejahteraan sosial diantaranya anak jalanan, pengemis, gelandangan lebih

banyak dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Serang, sedangkan wanita rawan sosial

ekonomi lebih banyak dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Cilegon.

Page 22: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

Tabel I.I

Data PMKS Di Kota Cilegon Tahun 2016

NO JENIS PMKS JUMLAH

1 Anak Balita Terlantar 71

2 Anak Berhadapan dengan Hukum 9

3 Anak Jalanan 34

4 Anak Terlantar 207

5 Bekas Warga Binaan 18

6 Gelandangan 42

7 Keluarga Bermasalah Sosial Ekonomi 193

8 Keluarga Rentan Sosial Ekonomi 1097

9 Korban Penyalahgunaan NAPZA 15

10 Korban Tindak Kekerasan 27

11 Pengemis 2

12 Penyandang Cacat 1244

13 Tuna Susila 40

14 Usia Lanjut Terlantar 686

15 Wanita Rawan Sosial Ekonomi 1488

(Sumber: Badan Pusat Statistik Banten, 2016)

Dalam hal ini perlunya program yang efektif dari Dinas Sosial dalam

penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial agar lebih terorganisir

dengan baik sebagaimana diamanatkan dalam pasal 27 ayat 2 undang-undang

Page 23: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

dasar 1945 amandemen keempat berbunyi: „‟Tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan‟‟. Pasal ini memberikan

pengertian bahwa pemerintah harus memberantas pengangguran dan

mengupayakan supaya setiap warga negara memperoleh pekerjaan yang layak.

Adanya pembinaan berupa bimbingan sosial, fisik, mental hingga

keterampilan untuk berwirausaha yang sesuai agar meminimalisir kembalinya

para masyarakat masalah penyandang kesejahteraan sosial ke jalan. Pada awal

kegiatan tersebut masing-masing PMKS diberikan kebebasan untuk memilih

usaha apa yang akan mereka jadikan pilihan untuk sekiranya memperbaiki taraf

hidup mereka, mulai dari pemberian bahan dan alat penunjang wirausaha seperti

tabung gas; gerobak; perabotan untuk berjualan. Namun program yang diberikan

terkesan percuma karena kurangnya sarana prasarana pendukung seperti ruang

untuk pemberian program keterampilan dan panti rehabilitasi sehingga PMKS

hanya mendapatkan pembekalan keterampilan secukupnya, adapun program

keterampilan yang membutuhkan waktu selama tiga hari membuat para PMKS

harus kembali lagi keesokan harinya ke Dinas Sosial untuk melanjutkan

pembekalan keterampilan. Menurut hasil observasi awal, kurangnya pemantauan

lebih lanjut dari Dinas Sosial Kota Serang terhadap para PMKS yang telah

diberikan modal usaha seperti wajib melaporkan usaha apa yang dijalankan dan

peninjauan tempat usaha. Sanksi yang tidak tegas juga menjadi salah satu faktor,

sehingga banyak PMKS yang lebih memilih untuk tetap berada di jalan. Hal

Page 24: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

tersebut disampaikan oleh kepala bidang rehabilitasi dan didukung oleh

pernyataan pengemis yang ditemui oleh peneliti.

Contoh dari kegiatan program rehabilitasi berupa pembinaan

keterampilan yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial adalah pelatihan otomotif,

kegiatan mengolah bahan pangan untuk dijadikan kuliner layak jual, pelatihan

service elektronik, sampai pemberian modal usaha. Dengan adanya program-

program seperti yang telah disebutkan, tentunya diharapkan agar para PMKS

dapat meningkatkan taraf kesejahteraan sosial dan memperbaiki fungsi sosial

yang semestinya. Berikut adalah data program pembinaan penyandang masalah

kesejahteraan di Kota Serang.

Tabel I.2

Program-program rehabilitasi yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota Serang

terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kota Serang

NO Program-program

rehabilitasi

Tahun Lokasi Peserta Output

1 Pembekalan

keterampilan

berwirausaha, seperti:

a. pengolahan

bahan pangan

sehingga layak

jual

b. service

elektronik

c. otomotif

2016

Kantor

Dinas

Sosial

Kota

Serang

248

- Pengolahan

bahan pangan

bertujuan agar

para pmks

mampu membuat

bahan olahan

pangan yang

layak dijadikan

peluang usaha.

- Keterampilan

service

elektronik

dimaksudkan

agar para pmks

Page 25: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

memiliki

keterampilan dan

peluang usaha

dalam perbaikan

alat elektronik.

- Keterampilan

otomotif

dimaksudkan

agar para pmks

dapat memahami

prihal otomotif

sehingga

memiliki

keterampilan dan

pekerjaan layak.

2 Pemberian modal

usaha

2016 Kantor

Dinas

Sosial

Kota

Serang

77 Pemberian modal usaha

dimaksudkan agar

setelah pemberian

keterampilan, para pmks

dapat memiliki modal

usaha awal utuk

memulai peluang usaha.

3 Pemberian motivasi 2016 Kantor

Dinas

Sosial

Kota

Serang

248 Pemberian motivasi

bertujuan agar para

pmks terbuka hati dan

fikirannya untuk

menjalankan fungsi

sosial yang semestinya.

4 Outreach(pembinaan

luar panti)

2016 Kantor

Dinas

Sosial

Kota

Serang

10 Pembinaan luar panti

bertujuan agar para

pmks mendapatkan

pembinaan intensif

berkelanjutan berupa

keterampilaan, motivasi,

spiritual dan pola hidup

yang sesuai.

(Sumber: Data Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016)

Page 26: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, terdapat beberapa kegiatan dalam

program pembinaan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Kegiatan program

pembinaan berupa:

1. Pengolahan bahan pangan diadakan pada tahun 2016, berlokasi di Dinas

Sosial Kota Serang dan berjalan selama sehari. Dalam pelatihan tersebut

PMKS diberikan demo mengolah bahan pangan seperti daging menjadi bakso,

gorengan serta bubur yang variatif, yang pesertanya didominasi oleh wanita.

2. Pelatihan servis elektronik diadakan juga pada tahun 2016, yang berlokasi di

Dinas Sosial Kota Serang dan berjalan selama 3 hari. Dalam pelatihan

tersebut PMKS diberikan demo servis elektronik lalu dibiarkan mencoba

dengan didampingi tenaga ahli dari Dinas Sosial, namun kendala terjadi

karena minimnya peserta yang datang dihari selanjutnya.

3. Pelatihan otomotif diadakan juga pada tahun 2016, yang berlokasi di Dinas

Sosial Kota Serang dan berjalan selama 3 hari. Dalam pelatihan tersebut

PMKS diberikan demo lalu dibiarkan mencoba dengan didampingi tenaga ahli

dari Dinas Sosial, namun kendala terjadi karena minimnya peserta yang

datang dihari selanjutnya.

4. Pemberian modal usaha diberikan jika para PMKS yang terjaring razia

mengikuti semua rangkaian rehabilitas berupa pembinaan keterampilan yang

diberikan oleh Dinas Sosial.

Page 27: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

5. Pemberian motivasi oleh Dinas Sosial berupa muatan-muatan positif

bagaimana seharusnya menjadi warga negara yang baik, mampu bersosialisasi

dengan orang lain dan tidak menjadi beban bagi masyarakat.

6. Outreach atau yang merupakan pembinaan luar panti yang terkait dengan

pelayanan yang lebih mengedepankan proses kemandirian dan pembangunan

sasaran program yang dijalankan oleh Panti Sosial Bina Rungu Wicara

“Melati”. Sebagai salah satu institusi pemerintah yang ikut andil dan berperan

aktif dalam proses pelayanan luar panti yang dilaksanakan dalam program

penjangkauan dan pendampingan, kegiatan ini juga turut dibantu oleh Dinas

Sosial Provinsi Banten dan Para Camat Kota Serang.Kota Serang menjadi

salah satu dari lima daerah yang mendapatkan pembinaan penjangkauan luar

panti atau outreach dan daerah lainnya seperti Cirebon, Jakarta Barat,

Bandung Barat dan Cianjur.

Dalam program yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial pada program

kerja tahun 2016 dimaksudkan agar dampak yang dihasilkan dapat mencegah

penyandang masalah kesejahteraan sosial tidak kembali lagi ke jalanan karena

dalam pelaksanaannya para PMKS telah diberikan rehabilitasi berupa

keterampilan dan spiritual yang cukup dan bertujuan mengubah pola pikir

kearah yang tentunya lebih baik. Pada observasi awal, peneliti mendapatkan

pengakuan dari seorang pengemis yang kembali ke pekerjaannya terdahulu di

alun-alun Kota Serang, pengemis tersebut mengakui pernah mengikuti

Page 28: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

berbagai program rehabilitasi yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota Serang,

tetapi tidak adanya pemantauan dari Dinas Sosial dan menganggap

pendapatan mengemis lebih menjanjikan dibandingkan berwirausaha.

Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Heli Priyatna selaku kepala seksi

rehabilitasi tuna sosial Dinas Sosial Kota Serang pada tanggal 4 oktober 2016,

bahwa setelah rehabilitasi dilakukan, sulit untuk memantau apakah mereka

yang pernah tejaring razia dan di rehabilitasi menjalankan fungsi sosialnya

dengan semestinya atau kembali lagi ke pekerjaan sebelumnya. Serta

anggaran yang terbatas menjadikan kendala bagi Dinas Sosial Kota Serang

karena Pemerintah Kota Serang belum juga memberikan anggaran yang

diperlukan. Anggaran dalam pembuatan panti rehabilitasi sosial diperkirakan

mencapai 50 miliar.

Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Iwan Setiawan selaku

Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Serang

sekaligus penanggung jawab program pelaksanaan kegiatan rehabilitasi pada

tanggal 4 oktober 2016 di Dinas Sosial Kota Serang mengakui bahwa Dinas

Sosial belum dapat berbuat maksimal karena belum adanya Unit Pelaksana

Teknis Dinas Sosial, karena dengan adanya UPT baru dapat dibentuk panti

sosial, yang otomatis dengan adanya panti penyandang masalah kesejahteraan

sosial dapat dibina di Kota Serang. Belum adanya panti rehabilitasi juga

membuat bingung Dinas Sosial selaku penanggung jawab masalah PMKS

Page 29: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

tentang bagaimana para penyandang masalah sosial tersebut akan dibina. Hal

tersebut juga dibenarkan oleh Tb Ridwan Akhmad selaku Sekretaris Pansus

pada tanggal 3 november di Dinas Sosial Kota Serang bahwa masalah PMKS

di Kota Serang belum tertangani dengan baik oleh Pemerintah Kota sehingga

akan dibuat Raperda kesejateraan sosial yang dimaksud akan menjadi

katalisator dalam penyelesaian problematika sosial dan agar supaya

Pemerintah Kota segera memiiki panti sosial rehabilitasi. Berikut adalah

diagram hasil yang menggambarkan bahwa masih belum efektifnya program-

program rehabilitasi pada tahun 2016 oleh Dinas Sosial Kota Serang.

Diagram I.I

Diagram Persentase Tingkat Pencapaian Program Rehabilitasi Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Keterangan:

: Tahun 2012

: Tahun 2015

: Tahun 2016

(Sumber:Data Dinas Sosial Kota Serang, 2016)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Pengolahan

Bahan Pangan

Servis

Elektronik

Servis

Otomotif

Pemberian

Modal Usaha

Rehabilitasi

luar panti

Page 30: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

Sesuai dengan keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia No 80

Tahun 2010 tentang Panduan Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Bidang Sosial

Derah Provonsi Dan Daerah Kabupaten/Kota, bahwa untuk mencapai

kesejahteraan sosial pada bidang sosial suatu daerah terdapat 4 pelayanan dasar

yang harus terpenuhi yaitu:

1. Pelaksanaan program/kegiatan bidang sosial

2. Penyediaan sarana dan prasarana sosial

3. Penanggulangan korban bencana

4. Pelaksanaan dan pengembangan jaminan sosial

Dari empat jenis pelayanan dasar tersebut, terdapat 7 sub kegiatan

untuk daerah kabupaten/kota yaitu:

1. Pemberian bantuan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS)

2. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial bagi skala kabupaten/kota

3. Penyediaan sarana dan prasarana panti sosial

4. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan luar panti

5. Bantuan sosial bagi korban bencana

6. Evakuasi korban bencana

7. Penyelenggaraan jaminan sosial

Page 31: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

Di dalamnya termasuk harus tersedianya sarana dan prasarana panti

sosial dan prasarana pelayanan luar panti yang berguna untuk mendukung

kelancaran program rehabilitasi yang dimiliki oleh kabupaten/kota sehingga

tumbuh kesadaran serta tanggung jawab sosial dalam diri PMKS.

Adapun salah satu faktor penyebab masih belum efektifnya program

rehabilitasi yang berjalan adalah belum tersedianya panti rehabilitasi sebagai

tempat menampung dan memberikan program rehabilitasi secara menyeluruh

sehingga pemberian program rehabilitasi kepada penyandang masalah

kesejahteraan sosial. Tidak adanya pengawasan lebih lanjut kepada pada

PMKS yang diberikan keterampilan oleh Dinas Sosial Kota Serang sehingga

masih banyak para penyandang masalah kesejahteraan sosial tersebut kembali

ke jalanan dengan alasan pendapatan yang lebih besar lebih didapatkan jika

ada dijalanan dan bantuan yang diberikan terkesan cuma-cuma. Serta

ketegasan pemberian sanksi yang masih diragukan.

Pentingnya pengawasan lebih lanjut terhadap penyelenggaraan suatu

program, tanpa diimbangi dengan pengawasan lebih lanjut dan intensif serta

sarana prasarana yang masih belum memadai maka akan menghasilkan

ketidakefektifan hasil dari program yang telah dijalankan. Tujuan agar para

penyandang kesejahteraan sosial yang telah terjaring razia tidak kembali lagi

ke jalanan tentunya tidak akan tercapai jika Dinas Sosial Kota Serang tidak

segera melengkapi sarana prasarana dasar seperti panti rehabilitasi yang

Page 32: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

memadai dan terus menerus tidak melakukan pengawasan lebih lanjut

terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial yang telah diberikan

bantuan.

Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan, terdapat beberapa

permasalahan dalam efektivitas program pembinaan tersebut dapat

disimpulkan bahwa efektivitas program pembinaan penyandang masalah

kesejahteraan sosial masih belum berjalan dengan optimal karena terkendala

kurangnya pengawasan setelah pembinaan dan ketersediaan panti rehabilitasi

yang seharusnya menjadi tempat pemberian program rehabilitasi, sehingga

dapat mencegah dan mengurangi keberadaan penyandang masalah

kesejahteraan sosial. Walaupun seharusnya dinas sosial merupakan wadah

untuk membantu memperbaiki taraf kehidupan sosial bagi para penyandang

masalah kesejahteraan sosial.

Hal inilah yang membuat peneliti tertarik dan menjadikan hal

tersebut sebagai penelitian tentang ‘’Efektivitas Program Rehabilitasi

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota Serang’’.

Page 33: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Belum adanya panti rehabilitasi untuk melakukan program rehabilitasi

secara berkelanjutan bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial,

karena belum adanya dana dari pemerintah daerah Kota Serang untuk

pembangunan panti rehabilitasi.

2. Tidak adanya pengawasan lebih lanjut oleh Dinas Sosial Kota Serang

terhadap para penyandang masalah kesejahteraan sosial yang telah

mengikuti program rehabilitasi.

3. Tidak tegasnya sanksi yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota Serang

kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti merumuskan masalah

yang akan diteliti yaitu: Seberapa besar tingkat Efektivitas program

rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Dinas Sosial Kota

Serang Tahun 2016?

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektifitas program rehabilitasi yang dijalankan

oleh Dinas Sosial Kota Serang kepada para penyandang masalah

kesejahteraan sosial yang terjaring razia pada tahun 2016.

Page 34: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar pembaca dapat mengetahui gambaran

mengenai kinerja Dinas Sosial Kota Serang dalam penanganan gelandangan

dan pengemis.

1. Manfaat Secara Praktik:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan bagi penulis.

b. Penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi pemerintah untuk

mengambil langkah yang tepat dalam rangka penanggulangan pada

penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Serang.

2. Manfaat Secara Teoritis:

a. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti dan

mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih

mendalam terhadap Efektivitas Program Rehabilitasi PMKS oleh

Dinas Sosial Kota Serang.

b. Menambah ilmu pengetahuan berdasarkan hasil penelitian

khususnya dalam efektivitas program pada manajemen publik.

Page 35: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

22

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Landasan Teori

Pengertian tinjauan pustaka menurut Black dan Champion (2009:296)

merupakan gambaran yang menyeluruh dari setiap proyek penelitian.

Tinjauan pustaka digunakan sebagai peninjauan kembali pustaka (laporan

penelitian, dan sebagainya) mengenai masalah yang berkaitan dengan

penelitian. Berikut adalah beberapa teori yang relevan dalam penelitian

Efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Dinas Sosial Kota Serang.

2.1.1 Teori Efektivitas

Setiap organisasi yang meliputi publik maupun privat pasti memiliki

tujuan organisasi dimana tujuan yang menjadi pencapaian akhir didukung

dengan adanya visi dan misi sebagai alat pembantu untuk pencapaian tujuan

dengan hasil yang efektif dan efisien. Efektivitas berasal dari kata effective

yang artinya berhasil atau ditaati.

Menurut (Siagaan, 2001:24), efektivitas pada dasarnya menkankan

pada taraf pencapaian hasil, sedangkan efisiensi lebih melihat bagaimana

mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan

outputnya.

Page 36: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

23

23

Selanjutnya Steers dalam Tangkilisan (2005:141) mengemukakan 5

(lima) kriteria dalam pengukuran efektivitas, yaitu:

1. Produktivitas

2. Kemampuan adaptasi kerja

3. Kepuasan kerja

4. Kemampuan berlaba

5. Pencarian sumber daya

Sedangkan menurut Tangkisan (2005:314) yaitu:

1. Pencapaian target, yang dimaksud adalah sejauh mana target dapat

ditetapkan organisasi sehingga terealisasi dengan baik. Hal ini

dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam

mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Kemampuan adaptasi, dilihat dari sejauh mana organisasi dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.

3. Kepuasan kerja, yang merupakan suatu kondisi yang dirasakan

oleh seluruh anggota organisasi yang mampu memberikan

kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kinerja organisasi

yang menjadi fokus elemen ini adalah antara pekerjaan dan

kesesuaian imbalan atau sistem insentif yang diberlakukan bagi

anggota yang berprestasi.

4. Tanggung jawab, organisasi dapat melaksanakan mandate yang

telah diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat

sebelumnya, dan bias menghadap serta menyelesaikan masalah

yang terjadi dengan pekerjaannya.

Sedangkan Siagian (2001:24) berpendapat bahwa:

„‟Efektifitas adala pemanfaatan sumber daya, sarana, dan prasarana

dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang

telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,

berarti makin tinggi efektifitasnya.‟‟

Budiani (2007:53) menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas

suatu program dapat dilakukan dengan menggunakan variabel-variabel

sebagai berikut :

1. Ketepatan sasaran program yaitu sejauhmana peserta program

tepat dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

Page 37: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

24

2. Sosialisasi program yaitu kemampuan penyelenggara program

dalam melakukan sosialisasi program sehingga informasi

mengenai pelaksanaan program dapat tersampaikan kepada

masyarakat pada umumnya dan sasaran peserta program pada

khususnya.

3. Tujuan program yaitu sejauhmana kesesuaian antara hasil

pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah

ditetapkan sebelumnya.

4. Pemantuan program yaitu kegiatan yang dilakukan setelah

dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada

peserta program.

Supriyono (2000:29) mendefinisikan pengertian efektivitas, sebagai

berikut:

“Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran suatu pusat

tanggung jawab dengan sasaran yang mesti dicapai, semakin besar

konstribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai

pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit

tersebut”.

Menurut Handoko (2000):

„‟Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan,

semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian

tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan.

outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila

output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan.‟‟

Martoyo (2002:4) berpendapat:

„‟Efektifitas sebagai kondisi atau keadaan dimana dalam memilih

tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau peralatan yang digunakan,

disertai dengan kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga

tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan.‟‟

Sementara James L. Gibson yang dikutip oleh Kurniawan (2005)

mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai;

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan;

3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap;

4. Perencanaan yang matang;

5. Penyusunan program yang tepat;

6. Tersedianya sarana dan prasarana;

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik.

Page 38: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

25

Menurut Robbins (2003:142), dapat didefinisikan bahwa:

„‟Efektivitas merupakan kemampuan suatu organisasi dalam

pencapaian tujuan secara efisien dengan sumber daya yang tersedia.

Organisasi yang efektif merupakan organisasi yang mendesain struktur

dan budayanya sesuai dengan stakeholder.‟‟

Sedangkan menurut Handayaningrat, efektivitas adalah pengukuran

dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

Menurut Duncan dalam Richard M.Steers (1985:83), terdapat 3

indikator yang mempengaruhi efektivitas, antara lain:

1. Pencapaian tujuan

Pencapaian adalah suatu proses yang merupakan bagian puncak

dari usaha keseluruhan suatu program. Upaya pencapaian tujuan

harus dipandang sebagai suatu proses karena dari pencapaian

tersebut dapat diketahui apakah tujuan dari program yang

dijalankan berjalan dengan optimal atau tidak. Indikator dari

pencapaian tujuan ini yaitu: (1) Kurun Waktu (2) Sasaran dan (3)

Dasar Hukum.

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan

konsensus, serta komunikasi dengan berbagai macam organisasi

lainnya. Integrasi terdiri dari beberapa indikator yaitu: (1) Prosedur

dan (2) Proses Sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk

menyelaraskan suatu individu terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi di lingkungannya. Adaptasi terdiri dari beberapa indicator

yaitu: (1) Peningkatan Kemampuan dan (2) Sarana dan Prasarana.

Menurut pendapat Mahmudi (2005:92) sebagai berikut:

“Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan,

semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian

tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan”

Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan

Page 39: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

26

yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat

memenuhi tujuan yang diharapkan.

Menurut Gibson (1996:34) efektivitas memiliki berbagai

kriteria, antara lain:

1. Produksi

Merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah

dan mutu output sesuat dengan permintaan lingkungan. Ukuran

ini berhubungan secara langsung dengan output yang

dikonsumsi oleh pelanggan organisasi.

2. Efisiensi

Merupakan perbandingan (ratio) antara output dan input,

perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan output

atau dengan waktu merupakan bentuk umum dari ukuran ini.

3. Kepuasan

Ukuran untuk menunjukan tingkat dimana organisasi dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat.

4. Keunggulan

Tinggal dimana sampai seberapa jauh organisasi dapat dan

benar-benar tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal.

Kriteria ini dihubungkan dengan kemampuan manajemen

untuk menduga adanya perubahan dalam lingkungan maupun

dalam organisasi itu sendiri.

5. Pengembangan

Merupakan pengukur kemampuan organisasi untuk

meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan

masyarakat.

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat diartikan bahwa efektivitas

pada umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan

operasional. Pada dasarnya efektivitas adalah tingkat pencapaian tugas sasaran

organisasi yang ditetapkan. Efektifitas juga merupakan alat ukur seberapa

baik pekerjaan yang dilakukan dan sejauh mana seseorang menghasilkan

keluaran sesuai dengan yang direncanakan, sehingga tidak dapat dikatakan

Page 40: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

27

efektif tanpa memperhatikan waktu, tenaga dan lainnya. Semakin banyak

rencana yang dicapai maka semakin efektif pula tingkat keberhasilan sesuai

dengan tujuan yang dicapai. Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan

membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang

telah diwujudkan. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang

dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau

sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif. Sehubungan

dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah menggambarkan seluruh

siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna daripada suatu

organisasi, program atau kegiatan yang menyatakan sejauh mana tujuan

(kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya

suatu organisasi mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini

berarti, bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata

hasil atau tujuan yang dikehendaki.

2.1.2 Teori Kesejahteraan Sosial

Pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, baik kita suka atau tidak,

hampir semua yang kita lakukan dalam kehidupan kita berkaitan dengan

orang lain. Kondisi sejahtera (well-being) biasanya menunjuk pada istilah

kesejahteraan sosial (social welfare) sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan

material dan non material.

Page 41: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

28

Sementara definisi Suud (2006) kesejahteraan sosial dibagi menjadi

tiga kelompok, antara lain:

1. Kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan

2. Kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan atau pelayanan

3. Kesejahteraan sosial sebagai ilmu

Selanjutnya menurut Friedlander dalam Suud (2006:8):

„‟Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisasi dari

pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang dimaksudkan

untuk membantu individu-individu dan kelompok-kelompok agar

mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan, dan

hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi kesempatan

kepada mereka untuk memperkembangkan seluruh kemampuannya

dan untuk meningkatkan kesejahteraannya sesuai dengan kebutuhan-

kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.‟‟

Sedangkan Suharto (2006:3):

„‟Kesejahteraan sosial juga termasuk sebagai suatu proses atau usaha

terencana yang dilakukan oleh perorangan, lembaga-lembaga sosial,

masyarakat maupun badan-badan pemerintah untuk meningkatkan

kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan tunjangan

sosial.‟‟

Penjelasan mengenai program penyelenggaraan kesejahteraan sosial

terdapat pada undang-undang nomor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial pasal 7, yaitu:

1. Rehabilitasi Sosial dimaksud untuk memulihkan dan mengembangkan

kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar

melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

2. Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilaksanakan sacara persuasif, motivatif, koersif, baik dalam kelurga,

masyarakat maupun panti sosial.

3. Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk:

a. Motivasi dan diagnosis psikososial

b. Perawatan dan pengasuhan

c. Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan

d. Bimbingan mental dan spiritual

Page 42: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

29

e. Bimbingan fisik

f. Bimbingan sosial dan konseling psikososial

g. Bantuan dan asistensi sosial

h. Bimbingan resosialisasi

Adapun dalam Suud (2006:5) bahwa kesejahteraan sosial adalah:

„‟Menandakan keadaan sejahtera pada umumnya, yang meliputi

keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial dan bukan hanya perbaikan

dan pemberantasan keburukan sosial tertentu saja; jadi merupakan

suatu keadaan dan kegiatan.‟‟

Kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, sehingga

setiap keluarga atau individu di dalamnya yang memiliki pedoman, tujuandan

cara hidup yang berbeda akan memberikan nilai yang berbeda tentang faktor-

faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan (BKKBN 1992).

Kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik (2007) adalah suatu

kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga

tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup.

Sehingga dapat disimpulkan menurut definisi para ahli diatas bahwa

kesejahteraan sosial merupakan kondisi dimana seluruh aspek masyarakat

terpenuhi sesuai dengan sistem sosial yang ada. Adapun unsur yang dapat

mendukung terciptanya kesejahteraan sosial dalam lingkungan sosial seperti

kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari

segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga

dan anak, kesehatan dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan

sosial memberi perhatian utama terhadap individu-individu, kelompok-

Page 43: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

30

kelompok, komunitas-komunitas, dan kesatuan-kesatuan penduduk.

Pelayanan yang diberikan mencakup pemeliharaan, penyembuhan dan

pencegahan.

2.1.3 Pengertian Program Pembinaan

Program merupakan rencana yang harus dimiliki dalam suatu kegiatan

untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, karena dalam

program tersebut telah dijelaskan mengenai tujuan kegiatan, aturan yang

dipegang, serta perkiraan anggaran yang dibutuhkan. Oleh sebab itu, menurut

Menurut Mathis (2002:112), pembinaan adalah suatu proses dimana orang-

orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan

organisasi. Oleh karena itu, proses ini terkait dengan berbagai tujuan

organisasi, pembinaan dapat dipandang secara sempit maupun luas.

Sedangkan Ivancevich (2008:46), mendefinisikan pembinaan sebagai:

„‟Usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya

sekarang atau dalam pekerjaan lain yang akan dijabatnya segera. Pembinaan

adalah sebuah proses sistematis untuk mengubah perilaku kerja

seorang/sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi.

Pembinaan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan

untuk pekerjaan yang sekarang dilakukan. Pembinaan berorientasi ke masa

sekarang dan membantu pegawai untuk menguasai keterampilan dan

kemampuan (konpetensi) yang spesifik untuk berhasil dalam pekerjaannya.

Page 44: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

31

Mathis (2009:307-308) juga mengemukakan empat tingkatan pokok

dalam kerangka kerja untuk mengembangkan rencana pembinaan strategis,

antara lain:

1. Mengatur stretegi, yaitu manajer-manajer SDM dan pembinaan harus terus

lebih dahulu bekerja sama dengan manajemen untuk menentukan bagaimana

pembinaan akan terhubung secara strategis pada rencana bisnis strategis,

dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan organisasi.

2. Merencanakan, yaitu perencanaan harus terjadi dengan tujuan untuk

menghadirkan pembina yang akan membawa hasil-hasil positif untuk

organisasi dan karyawannya. Sebagai bagian dari perencanaan, tujuan dan

harapan dari pembinaan harus diidentifikasi serta diciptakan agar tujuan dari

pembelajaran dapat diukur untuk melacak efektivitas pembinaan.

3. Mengorganisasi, yaitu pembinaan tersebut harus diorganisasi dengan

memutuskan bagaimana pembinaan akan dilakukan, dan mengembangkan

investasi-investasi pembinaan.

4. Memberi pembenaran yaitu mengukur dan mengevaluasi pada tingkat mana

pembinaan memenuhi tujuan pembinaan tersebut. Kesalahan-kesalahan yang

terjadi dapat diidentifikasi pada tahap ini, dan dapat meningkatkan efektivitas

pembinaan dimasa depan.

Sedangkan komponen-komponen pembinaan oleh Mangkunegara

(2005:76) terdiri dari:

1. Tujuan dan sasaran pembinaan dan pengembangan harus jelas dan dapat

dikur.

2. Para pembina yang profesional.

3. Materi pembinaan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang

hendak dicapai.

4. Peserta pembinaan dan pengembangan harus memenuhi persyaratan yang

ditentukan

Menurut Tangdilintin (2008:58):

„‟Pembinaan dapat diibaratkan sebagai pelayanan.Pembinaan sebagai

pelayanan itu merupakan suatu keprihatinan aktif yang nyata dalam tindakan

yang menjunjung tinggi harkat dan martabat orang muda, serta mengangkat

harga diri dan kepercayaan diri mereka. Dengan melihat pembinaan sebagai

pelayanan, seorang pembina tidak akan pernah mencari nama, popularitas,

atau kedudukan dan kehormatan dengan memperalat orang muda‟‟.

Page 45: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

32

Mangunhardjana (1986: 37) apabila pembinaan berjalan dengan baik

maka seseorang yang telah mengikuti pembinaan akan memiliki kemampuan

untuk:

a. Melihat diri dan pelaksanaan hidup serta kerjanya.

b. Menganalisa situasi kehidupan dan kerjanya dari segi positif

dan negatif.

c. Menemukan masalah-masalah dalam kehidupan serta berusaha

mengatasinya.

d. Menemukan hal-hal yang sebaliknya diubah atau diperbaiki.

e. Merenungkan sasaran yang ingin dicapai dalam hidup setelah

mengikuti pembinaan.

Lebih lanjut Mangunhardjana mengatakan bahwa:

„‟Dalam pembinaan, orang tidak sekedar dibantu untuk mempelajari

ilmu murni, tetapi ilmu yang dipraktekkan, tidak dibantu untuk mendapatkan

pengetahuan demi pengetahuan tetapi pengetahuan untuk dijalankan. Dalam

pembinaan, orang terutama dilatih untuk mengenal kemampuan dan

mengembangkannya agar dapat memanfaatkannya secara penuh dalam bidang

hidup atau kerja mereka. Oleh karena itu unsur pokok dalam pembinaan

adalah mendapatkan sikap dan kecakapan dan menekankan pada

pengembangan manusia dari segi praktis, yaitu pengembangan sikap,

kemampuan dan kecakapan‟‟.

Dengan demikian pembinaan merupakan proses belajar untuk

melepaskanhal-hal yang dianggap sudah tidak berguna dan menggantinya

dengan mempelajari pengetahuan dan praktek baru. Berdasarkan uraian

tersebut dapat disimpulkan bahwa pembinaan berfungsi untuk menyampaikan

informasi dan pengetahuan, merubah dan mengembangkan sikap, memberikan

latihan, mengembangkan kecakapan dan keterampilan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa program pembinaan merupakan

sekumpulan rencana yang disusun dengan unsur dasar jelas, tujuan tepat dan

Page 46: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

33

prinsip matang yang telah dipertimbangkan sedemikian rupa agar supaya

rencana yang memiliki unsur tersebut dapat menghasilkan hasil yang efektif

dan efisien.

2.1.4 Pengertian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS)

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial atau yang sering

disingkat menjadi PMKS merupakan individu yang memiliki kesulitan

serta hambatan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan wajar secara

jasmani dan rohani dan melakukan fungsi sosial sebagaimana seorang

individu semestinya seperti menjalin hubungan dengan individu lain

dan lingkungannya karena pada hakekatnya masyarakat yang sejahtera

adalah masyarakat yang mendapatkan perlindungan sosial dan dapat

pelayanan sosial dari negara. Undang-undang mengamanatkan bahwa

kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar

seperti yang dimaksud dalam undang-undang dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945. Pemerintah dan pemerintah daerah memberikan

rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan

perlindungan sosial sebagai perwujudan pelaksanaan kewajiban negara

dalam menjamin terpenuhinya hak atas kebutuhan dasar warga negara

yang miskin dan tidak mampu, karena masyarakat tentunya

menginginkan untuk mendapatkan kebahagiaan dan kemakmuran

sesuai dengan kata-kata dalam undang-undang tersebut.

Page 47: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

34

Dengan munculnya PMKS disuatu kota, akan memberi peluang

adanya gangguan keamanan yang akan mengganggu pembangunan.

Sering kali kita jumpai dengan keadaan yang kurang lazim seperti

dilampu merah, emperan toko bahkan diperumahan-perumahan.

Menyempitnya lahan pertanian di desa karena banyak digunakan

untuk pembangunan pemukiman dan perusahaan atau pabrik. Keadaan

ini mendorong penduduk desa untuk berurbanisasi dengan maksud

untuk merubah nasib, tapi sayangnya mereka tidak membekali diri

dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai. Sehingga

keadaan ini akan menambah tenaga yang tidak produktif di kota.

Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka bekerja

apa saja asalkan mendapatkan uang termasuk meminta-minta

(mengemis). Demi untuk menekan biaya pengeluaran, mereka

memanfaatkan kolong jembatan, stasiun kereta api, emperan toko dan

lain sebagainya untuk beristirahat, mereka tinggal tanpa

mengindahkan norma sosial. Hidup bergelandangan tidak

memungkinkan orang hidup berkeluarga, tidak memiliki kebebasan

pribadi, tidak memberi perlindungan terhadap diri dan hidup

bergelandangan akan dianggap hidup yang paling hina diperkotaan.

PMKS merupakan fenomena sosial terutama di daerah perkotaan yang

kadang dijadikan cermin kemiskinan kota dan kegagalan beradaptasi

Page 48: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

35

suatu individu/kelompok terhadap kehidupan dinamis kota besar.

Munculnya PMKS ini disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan kota

secara paralel dan tingginya laju urbanisasi. (Sihombing, M Justin,

2005:50).

Perlu adanya penangan terhadap penyandang masalah

kesejahteraan sosial yang serius dari pemerintah pusat dan daerah

seiring terus bertambahnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan

sosial seperti rehabilitasi. Rehabilitasi Menurut Pasal 1 ayat

22 KUHAP, rehabilitasi ialah hak seseorang untuk mendapatkan

pemulihan haknya dalam kemampuan, kedudukan, harkat dan

martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau

peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut atau diadili tanpa alasan

berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orang

atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur. Salah satu

bentuk rehabilitasi seperti program-program yang sengaja dibuat untuk

ditunjukkan kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial

sehingga dapat memperbaiki potensi dan menjalankan perannya

sebagai seorang individu yang sesuai.

Adanya peraturan bahwa Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial tidak boleh berkeliaran di jalanan terutama jalan protokol, hal

tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Serang nomor 2 Tahun

Page 49: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

36

2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat. Apabila larangan ini tidak diindahkan maka

Polisi Pamong Praja sebagai eksekutor setelah berkoordinasi dengan

instansi terkait yaitu Dinas Sosial akan melakukan eksikusi dilapangan

sebagai bentuk pembinaan yang kemudian akan diserahkan atau

disalurkan kepada panti rehabilitasi untuk dibina.

Kegagalan pembangunan dan proses marginalisasi yang terjadi

di wilayah pedesaan, bukan saja telah terbukti menimbulkan derasnya

migrasi penduduk yang berlebihan di wilayah kota, tetapi juga

setumpuk masalah sosial yang menyertainya. Seperti bisa kita lihat

dalam lima tahun terakhir, kota-kota besar dan daerah penyangga

bukan saja diserbu arus migrasi yang terus meningkat dari waktu ke

waktu, tetapi di saat yang sama juga memicu munculnya berbagai

permasalahan kota seperti PKL, permukiman kumuh, gelandangan,

pengemis, tuna wisma, anak jalanan, PSK, dan lain-lain sebagainya

yang merupakan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial),

alih-alih jumlahnya makin menurun, di lapangan yang terjadi justru

perkembangannya tampak makin mencemaskan. Seperti, anak balita

terlantar, anak terlantar, anak cacat, wanita rawan sosial ekonomi,

lanjut usia terlantar, dan penyandang cacat jumlahnya masih ribuan

orang.

Page 50: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

37

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial oleh Dinas Sosial Kota Serang telah dilakukan

beberapa kali oleh peneliti sebelumnya. Dari beberapa penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya, berikut ini akan dicantumkan beberapa penelitian yang

dapat menjadi referensi bagi penelitian ini.

1. Nitha Chitrasari (2012), dengan judul penelitian ‘’Kinerja Dinas

Sosial Dalam Penanganan Gelandangan dan Pengemis di Kota

Cilegon’’. Penelitian dari jurusan Ilmu Administrasi Negara ini

menggunakan teori Dwiyanto, yakni: Produktivitas, Kualitas

Layanan, Responsivitas, Responsibilitas, dan Akuntabilitas.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,

dan studi dokumentasi. Hasil penelitian adalah masih belum

efektifnya kinerja dinas sosial dalam penanganan gelandangan dan

pengemis karena belum adanya panti rehabilitasi sehingga

pemberian program rehabilitasi dapat lebih efektif. Perbedaan dari

penelitian yang peneliti lakukan adalah peneliti saat ini lebih

memfokuskan pada efektivitas program rehabilitasi yang diberikan

oleh Dinas Sosial Kota Serang kepada PMKS sedangkan penelitian

Page 51: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

38

yang dijadikan referesi memfokuskan pada kinerja Dinas Sosial

Kota Cilegon terhadap penanganan geladangan dan pengemis.

2. Ari Hardiawan (2015), dengan penelitian yang berjudul

‘’Efektivitas Program Pembinaan Dinas Sosial Pada Wanita

Pekerja Seks Di Kota Cilegon’’. Penelitian dari jurusan Ilmu

Administrasi Negara ini menggunakan metode kualitatif dan

menggunakan teori Duncan, yakni: Pencapaian Tujuan, Integrasi,

Adaptasi yang membahas tentang efektivitas pembinaan yang

diberikan kepada wanita pekerja seks di Kota Cilegon dan

mengahsilkan penelitian berupa masih kurangnya waktu

pelaksanaan program rehabilitasi, anggaran yang belum cukup

untuk pembangunan panti rehabilitasi dan masih belum tepatnya

cara sosialisasi kepada wanita pekerja seks, sedangkan penelitian

yang peneliti lakukan adalah peneliti lebih memfokuskan pada

efektivitas program rehabilitasi yang diberikan oleh Dinas Sosial

Kota Serang kepada PMKS.

3. Asrul Nurdin (2013), dengan penelitian yang berjudul

‘’Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2008

Tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis, dan

Pengamen di kota makassar’’. Penelitian ini beasal dari Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanudin Makasar

menggunakan metode kualitatif. Menghasilkan penelitian berupa

Page 52: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

39

upaya dinas sosial kota makasar telah melakukan upaya

sedemikian rupa, namun seiring perkembangan zaman yang

semakin modern hal ini sangat riskan bagi kaun marjinal karena

tidak sepenuhnya tau soal hal tersebut. Sedangkan penelitian yang

peneliti lakukan adalah peneliti lebih memfokuskan pada

efektivitas program rehabilitasi yang diberikan oleh Dinas Sosial

Kota Serang kepada PMKS.

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah. Kerangka berfikir yang baik menjelaskan secara teoritis pertautan

antar variabel yang akan diteliti. Yang menjadi fokus penelitian pada

penelitian ini adalah efektivitas program pembinaan Dinas Sosial terhadap

penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Serang.

Penelitian mengenai Efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial di Dinas Sosial Kota Serang menggunakan

teori Efektivitas Duncan (dalam Steers 1985:83), yaitu:

1. Pencapaian Tujuan, Pencapaian adalah suatu proses yang

merupakan bagian puncak dari usaha keseluruhan suatu

program. Upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai

suatu proses karena dari pencapaian tersebut dapat diketahui

apakah tujuan dari program yang dijalankan berjalan dengan

Page 53: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

40

optimal atau tidak. Indikator dari pencapaian tujuan ini yaitu:

(1) Kurun Waktu (2) Sasaran dan (3) Dasar Hukum.

2. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan

consensus, dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi

lainnya. Integrasi terdiri dari beberapa indikator yaitu: (1)

Prosedur dan (2) Proses Sosialisasi.

3. Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk

menyelaraskan suatu individu terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi di lingkungannya. Adaptasi terdiri dari beberapa

indikator yaitu: (1) Peningkatan Kemampuan dan (2) Sarana

dan Prasarana.

Page 54: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

41

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berfikir

EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PMKS DI DINAS SOSIAL

KOTA SERANG

IDENTIFIKASI MASALAH:

1. Tidak tersedianya panti rehabilitasi untuk penyandang masalah

kesejahteraan sosial karena belum adanya anggaran yang cukup

dari pemerintah Kota Serang untuk pembangunan panti

rehabilitasi, sehingga pemberian program rehabilitasi dinilai

kurang efektif.

2. Tidak adanya pengawasan lebih lanjut oleh Dinas Sosial Kota

Serang terhadap para penyandang masalah kesejahteraan sosial

yang telah mengikuti program rehabilitasi, sehingga banyak dari

penyandang masalah kesejahteraan sosial yang kembali lagi ke

pekerjaan awalnya.

3. Kurang tegasnya sanksi yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota

Serang terhadap para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

yang terjaring razia.

INDIKATOR EFEKTIVITAS menurut Duncan (Steers:1985)

1. Pencapaian tujuan: (Kurun Waktu, Sasaran dan Dasar Hukum)

2. Integrasi: (Prosedur dan Proses Sosialisasi)

3. Adaptasi: (Peningkatan Kemampuan dan Sarana dan Prasarana)

Terciptanya Program-Program Rehabilitasi yang

Efektif dan Efisien

Page 55: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

42

2.4 Hipotesis Penelitian

Sugiyono (2006:70) menyebutkan bahwa hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Dikatakan sementara karena jawaban empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.

Berdasarkan latar belakang masalah, landasan teori serta rumusan

masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mempunyai

Hipotesis atau anggapan dasar sementara dengan Hipotesis Deskriptif yaitu :

Ha: Efektivitas Program Rehabilitasi PMKS Dinas Sosial Kota Serang paling

tinggi 65%

H0: Efektivitas Program Rehabilitasi PMKS Dinas Sosial Kota Serang Paling

rendah atau sama dengan 65%

Page 56: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:2) metodologi penelitian merupakan cara

ilmiah untuk mendeskripsikan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang harus diperhatikan

yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Data yang diperoleh melalui itu

adalah data empiris yang memiliki kriteria tertentu yang valid. Valid yaitu

derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan

data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Menurut Arikunto (2002:136)

metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan

data penelitiaannya. Dalam arti umum dan awam, metodologi biasa digunakan

dalam konteks apa saja, misalnya berpikir, metodologi pendidikan, atau

metodologi pengajaran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif yaitu

penelitian yang menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah

dengan metode statistika (Azwar, 2007: 5), serta metode penelitian yang

berusahamenggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa

adanya dan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian ini

Page 57: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

44

difokuskan tentang „‟ Efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota Serang‟‟.

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Ruang lingkup penelitian menjelaskan substansi materi kajian

penelitian yang dilakukan. Ruang lingkup penelitian ini adalah efektivitas

program rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Serang.

3.3 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Sosial Kota Serang yang berada di

Jl. Bhayangkara Serang Banten.Dinas Sosial Kota Serang merupakan dinas

yang menaungi para penyandang masalah kesejahteraan sosial, agar para

penyandang masalah kesejahteraan sosial memiliki tempat dimana mereka

dapat memperbaiki taraf kehidupan sosial mereka kearah yang lebih baik

dengan mendapatkan binaan sehingga memiliki kemampuan yang layak untuk

masuk kedalam lingkungan sosial yang semestinya.

3.4 Variabel Penelitian/Fenomena yang diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari

variable yang akan diteliti berdasarkan kerangka teori yang digunakan. Pada

penelitian ini terdapat variable tunggal yang di amati, yakni Efektivitas

Page 58: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

45

program yang dianalisis melalui indikator efektivitas program rehabilitasi

PMKS Dinas Sosial dan dalam hal ini mengacu kepada seberapa baik

efektivitas program dalam upaya memenuhi kebutuhan penyandang masalah

kesejahteraan sosial. Peneliti menggunakan teori Duncan dalam Richard

M.Steers (1985:83), sebagai berikut:

1. Capaian adalah suatu proses yang merupakan bagian puncak dari

usaha keseluruhan suatu program. Upaya pencapaian tujuan harus

dipandang sebagai suatu proses karena dari pencapaian tersebut

dapat diketahui apakah tujuan dari program yang dijalankan

berjalan dengan optimal atau tidak. Indikator dari pencapaian

tujuan ini yaitu: (1) Kurun Waktu (2) Sasaran dan (3) Dasar

Hukum.

2. Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan

consensus, dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi

lainnya. Integrasi terdiri dari beberapa indikator yaitu: (1) Prosedur

dan (2) Proses Sosialisasi.

3. Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk

menyelaraskan suatu individu terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi di lingkungannya. Adaptasi terdiri dari beberapa indikator

yaitu: (1) Peningkatan Kemampuan dan (2) Sarana dan Prasarana.

Page 59: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

46

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel

penelitian dalam rincian yang terukur. Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel

yang diamati yakni Efektivitas Program Rehabilitasi Sosial Penyandang

masalah Kesejahteraan Sosial. Adapun penjelasannya dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.1

Tabel Operasional Variable

VARIABLE INDIKATOR SUB-INDIKATOR PERNYATAA

N

EFEKTIVITAS

Pencapaian 1) Kurun waktu:

1. Waktu pelaksanaan

rehabilitasi.

-Jangka waktu

pelaksanaan

program

rehabilitasi.

-Ketepatan

pemberian

waktu

pelaksanaan

program

rehabilitasi.

1) Sasaran:

1. Sasaran konkrit

program rehabilitasi.

2. Input dan Output

program Rehabilitasi.

-Pencapaian

tujuan

rehabilitasi.

-Pengawasan

setelah

Page 60: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

47

rehabilitasi.

-Ketepatan

program

rehabilitasi.

-Kegiatan pasca

PMKS

direhabilitasi.

1) Dasar Hukum:

1. Aturan hukum

tentang masalah

sosial.

-Implementasi

aturan hukum

tentang

penyandang

masalah

kesejahteraan

sosial.

-Penerapan

aturan hukum

tentang

penyandang

masalah

kesejahteraan

sosial.

-Pemberian

sanksi kepada

para PMKS.

Integrasi 1) Prosedur: -Cara pendataan

Page 61: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

48

1. Prosedur pendataan

PMKS.

2. Prosedur pemberian

jenis rehabilitasi.

setelah razia dan

penentuan

bentuk

rehabilitasi

keterampilan.

-Bentuk

pemberian

sanksi bagi

PMKS yang

kembali

terjaring Razia

1) Proses Sosialisasi:

1. Sosialisasi keberadaan

PMKS.

2. Sosialisasi program

rehabilitasi.

-Cara sosialisasi

mengenai

rehabilitasi.

-Ketepatan

pemberian

sosialisasi

penyandang

masalah

kesejahteraan

sosial.

Adaptasi 1) Peningkatan

Kemampuan:

1. Bentuk kegiatan

rehabilitasi yang

diberikan.

2. Ketepatan kegiatan

rehabilitasi yang

diberikan.

-Ketepatan

penentuan

bentuk

rehabilitasi.

-Proses

rehabilitasi yang

diberikan.

Page 62: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

49

-Dampak setelah

pemberian

rehabilitasi.

-Kesadaran

untuk tidak

kembalinya

penyandang

masalah

kesejahteraan

sosial ke jalan.

1) Sarana dan Prasarana:

1. Ketersediaan faktor

penunjang program

rehabilitasi.

2. Ketersediaan faktor

penunjang program

luar panti.

-Ketersediaan

tempat

rehabilitasi di

Dinas Sosial

Kota Serang.

-Adanya

peralatan

penunjang

program-

program

rehabilitasi.

-Ketepatan

pemberian

modal usaha.

-Adanya

pendataan

Page 63: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

50

berkala setelah

pembinaan

keteraampilan

dan rehabilitasi.

(Sumber: Peneliti, 2016)

3.5 Instrumen Penelitian

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu

mempelajari buku dan dokumen-dokumen dengan maksud untuk menghimpun

teori. Sedangkan data primer melalui teknik-teknik sebagai berikut:

1. Observasi, menurut Sugiyono (2005:166) adalah proses pengamatan yang

dilakukan secara intens terhadap obyek yang akan diteliti, dengan observasi

nonpartisipan dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat

independen. Observasi yang dilakukan pada penelitian adalah observasi pra

penelitian dimana kegiatan pengamatan peneliti dilakukan sebelum

merancang penelitian. Observasi pra penelitian dilakukan untuk menghimpun

data awal dan merumuskan masalah yang terjadi di Dinas Sosial Kota Serang.

2. Angket, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini angket merupakan

instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dan

akan diberikan kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial yang pernah

Page 64: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

51

mengikuti rehabilitasi di Dinas Sosial Kota Serang. Angket yang digunakan

oleh peneliti adalah angket tertutup, dimana responden hanya diperkenankan

memilih dari sejumlah alternatif jawaban yang sudah peneliti sediakan.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala

Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel

(Sugiyono, 2005:107). Skala Likert hanya menggunakan item secara pasti baik

dan secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, yang agak kurang, yang

netral dan ranking lain diantara dua sikap yang pasti diatas. Maka peneliti

menggunakan skala nilai 1 sampai 4, dan bobot yang diberikan pada setiap

jawaban responden adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor Pengikat Menggunakan Skala Likert

Jawaban Alternatif Skor

SS Sangat Setuju 4

S Setuju 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

(Sumber: Sugiyono, 2006:105)

Page 65: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

52

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian/Informan Penelitian

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneleiti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2005:90). Populasi dalam penelitian ini adalah penyandang

masalah kesejahteraan sosial di Kota Serang yang pernah direhabilitasi

Dinas Sosial Kota Serang pada tahun 2016 yakni sebanyak 248 jiwa,

maka peneliti mengambil beberapa populasi untuk dijadikan sampel.

Tabel 3.3

Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota Serang

Tahun 2016

NO Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial

Jumlah

1 Anak jalanan 57

2 Gelandangan 25

3 Pengemis 153

4 Wanita rawan sosial ekonomi 13

(Sumber: Dinas Sosial Kota Serang, 2016)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih

mengikuti prosedur tertentu sehingga dapat mewakili

populasinya. Pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan

Page 66: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

53

keterbatasan melakukan observasi terhadap seluruh sampel

untuk efisiensi waktu dan biaya untuk menghasilkan

generalisasi terhadap populasi dan mengurangi kesalahan

penelitian dalam pengambilan sampel.

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah

Non-Probability Sampling dengan tipe Accidental Sampling.

Merupakan pengambilan sampel secara kebetulan, dengan cara

membagikan kuesioner kepada responden yang dianggap

sesuai untuk dijadikan data penelitian. Dengan demikian,

anggota populasi yang dipilih akan mampu mewakili kondisi

populasi.

Agar sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat

mewakili populasi maka dapat ditentukan jumlah sampel yang

dihitung dengan menggunakan rumus Taro Yamane sebagai

berikut:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena

kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat

Page 67: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

54

ditolerir, dan dalam penelitian ini sebesar= 5%

Jadi, n = 248

1 + (248 x 0.05)2

n = 248

1 + 0,62

n = 248

1,62

n = 153 sampel

Dengan demikian, jumlah sampel yang digunakan sebagai responden

dalam penelitian ini sebanyak 153 orang.

Tabel 3.4

Sampel Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

NO Jenis Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

Rumus Jumlah

1

Anak jalanan

35

2 Gelandangan

16

3 Pengemis

94

4

Wanita rawan sosial ekonomi

8

JUMLAH 153

Page 68: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

55

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

1. Editing yakni proses memeriksa atau pengecekan data yang

berhasil dikumpulkan dari lapangan. Tujuan editing adalah

untuk mengoreksi kesalahan dan kekurangan data yang

terdapat pada lapangan (Sofiyan Siregar, 2011:206).

2. Koding yakni merupakan kegiatan pemberian kode tertentu

pada tiap-tiap data yang termasuk pada kategori yang sama.

(Ibid, 2008).

3. Tabulating Penyusunan data berdasarkan jenis-jenis data.

Keseluruhan hasil kuesioner dijumlah dan dicari nilainya

sebagai dasar untuk menganalisis data.

3.7.2 Uji Validitas

Untuk menguji kelayakan suatu kuesioner yang akan disebarkan pada

responden, maka dilakukan pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

Hal ini dikarenakan syarat suatu instrumen yang baik adalah valid dan

reliabel. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:144), menjelaskan bahwa

validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas data dilakukan untuk

melihat apakah instrumen yang digunakan mengukur apa yang harusnya

Page 69: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

56

diukur. Untuk pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah

tiap skor butir. Dan rumus korelasi produk moment adalah :

r : koefisien korelasi

∑X : jumlah skor item

∑Y : jumlah skor total item

N : jumlah responden

Menurut Masrun (1929), jika korelasi antara butir soal dengan skor

total sama dengan 0,3 (minimum), maka dinyatakan “valid” item instrumen

tersebut. Tetapi bila kurang dari 0,3 berarti instrumen “tidak valid”. Untuk

melihat tingkat Validitas, angka korelasi yang diperoleh (r-hitung) harus

dibandingkan dengan angka tabel korelasi (r-tabel) dengan tingkat Signifikasi

10% atau 0,1 dan derajat bebas n-2 maka dapat diperoleh nilai r-tabel.

3.7.3 Uji Reliabilitas

Realibilitas berasal dari kata dalam bahasa inggris „rely‟, yang berarti

peracaya, dan reliable yang artinya dapat dipercaya. Instrumen reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006:135). Pengujian

reliabilitas instrumen, dilakukan dengan internal konsisten dengan

menggunakan teknik Alpha Cronbach. Yaitu penghitungan yang dilakukan

𝑟 =𝑛 ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 ∑𝑌

√[𝑛∑𝑋2 − ∑𝑋 ²][𝑛∑𝑌2 − ∑𝑌 2]

Page 70: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

57

dengan menghitung rata-rata interkorelasi di antara butir-butir

pertanyaan/pernyataan dalam kuisioner atau angket, variabel di katakan

reliabel jika nilai aphanya lebih dari 0,30 (Purwanto, 2007:181). Dengan

dilakukan uji reliabilitas maka akan menghasilkan suatu instrumen yang

benar-benar tepat atau akurat. Apabila koefisien reliabiltas instrumen yang

dihasilkan lebih besar, berarti instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang

baik. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

r11 : reliabilitas instrumen

n : banyak butir pernyataan

ơ²i : jumlah varians butir

ơ²t : varians total

3.7.4 Tabel Frekuensi

Dalam hal ini peneliti menggunakan Skala Likert.Dimana skala

ini digunakan untuk menentukan sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Skala Likert yang

peneliti gunakan yakni untuk mengetahui efektivitas program

rehabilitasi PMKS Dinas Sosialdan dapat diklasifikasikan kedalam

empat kelompok berikut:

𝑟 = 𝑛

𝑛 − −

∑𝜎2𝑖

𝜎2𝑡

Page 71: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

58

Tabel 3.2

Skala Likert

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Setuju 3

Sangat Setuju 4

(Sumber: Sugiyono, 2010)

Selain itu dalam menganalisis data-data, digunakan analisis

rata-rata untuk mengetahui rata-rata jawaban responden pada setiap

kategori pertanyaan dengan bantuan tabel frekuensi dan analisis

persentase (Singarimbun dan Effendy, 1995). Dengan rumus:

X = Rata-rata

Σ (F.X) = Jumlah skor kategori jawaban

N = Banyaknya responden

Rata-rata persen = Rata-rata skor x 100

Banyaknya kualifikasi jawaban

X = Σ (F.X)

________________ -

N

Page 72: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

59

3.7.5 Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini. Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut, perlu

dilaku uji t-test satu sampel dengan menggunakan rumus :

t =

n

s

X 0

Dimana :

t = nilai t yang dihitung

X = nilai rata – rata

μ0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

Dengan ketentuan sebagai berkut :

1. Bila t Hitung ≤ t Tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak, dan

2. Bila t Hitung > t Tabel ,, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Maka peneliti menggunakan uji pihak kiri untuk menguji hipotesis

penelitian ini.

Page 73: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

60

3.8 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Tahun 2016-2017

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1 Observasi

Awal

2 Penyusunan

Proposal

3 Bimbingan

4 Penyerahan

Proposal

5 Seminar

Proposal

6 Penelitian di

Lapangan

7 Analisis Data

8 Sidang

Skripsi

9 Revisi

(Sumber: Peneliti 2016)

Page 74: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Dinas Sosial Kota Serang

Dengan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 2 tahun

2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan dan Penanggulangan Penyakit

Masyarakat, bahwa penyandang masalah kesejahteraan sosial tidak boleh

berkeliaran di jalanan terutama jalan protokol Dalam pembuatan dan

pelaksanaan kebijakan, mekanisme terbentuknya Peraturan Daerah No 2

Tahun 2010 tentang Pencegahan, Pemberantasan, dan Penanggulangan

Penyakit Masyarakat, yang kemudian adalah Dinas Sosial dan Satpol PP Kota

Serang menjadi pelaksana kebijakan.

Dinas Sosial Kota Serang merupakan unsur pelaksana otonomi daerah

yang dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab

kepada walikota melalui sekertaris daerah. Dinas Sosial Kota Serang memiliki

tugas pokok yakni melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan

azas otonomi daerah dan tugas pembantuan di bidang sosial. Adapula tugas

pokok dan fungsi struktur kelembagaan sebagai berikut adalah:

Page 75: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

62

1. Kepala dinas

2. Sekretaris

3. Bidang Pengembangan Potensi Kesejahteraan Sosial

4. Bidang Pemberdayaan Sosial

5. Bidang Rehabilitasi Sosial

6. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial

7. Kelompok Jabatan Fungsional

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas

Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi pada tahap awal di

Dinas Sosial Kota Serang bahwa jumlah penyandang masalah kesejahteraan

sosial yang dimiliki oleh Dinas Sosial Kota Serang hanya terdiri dari kategori

anak jalanan, gelandangan, pengemis dan wanita rawan sosial ekonomi.

Sedangkan untuk kategori lainnya, Dinas Sosial Kota Serang belum

menangani sampai ke program pembinaan

4.2 Deskripsi Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan dan menggambarkan

kondisi yang ada di lapangan, terkait dengan penelitian yang bersifat

deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif berupa angka-angka yang

dijadikan sebagai simbol untuk mengetahui seberapa besar tingkat efektivitas

program rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial yang ada di

Dinas Sosial Kota Serang.

Page 76: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

63

Untuk menilai tingkat efektivitas program rehabilitasi penyandang

masalah kesejahteraan sosial, dapat dilihat dari penilaian penyandang masalah

kesejahteraan sosial yang berada di Kota Serang, hasil dari survei dan

kuesioner akan menunjukan indikator yang berpengaruh terhadap efektivitas

program rehabilitasi yang ada di Dinas Sosial Kota Serang yang kemudian

hasilnya akan digunakan oleh peneliti untuk melihat bagaimana tanggapan

para penyandang masalah kesejahteraan sosial mengenai tingkat efektivitas

program rehabilitasi di Dinas Sosial Kota Serang. Selain hal tersebut, dari

hasil penelitian ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan

dan memacu kinerja para pegawai Dinas Sosial Kota Serang dalam hal

meningkatkan efektivitas program rehabilitasi.

Penilaian terhadap tingkat efektivitas program rehabilitasi dapat dilakukan

dengan cara melihat pencapaian tujuan program rehabilitasi, integrasi serta

sarana prasarana pendukung berjalannya program rehabilitasi Dinas Sosial

Kota Serang.

4.2.1 Identitas Responden

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah para penyandang

masalah kesejahteraan sosial Kota Serang yaitu responden yang ditemui di

lokasi-lokasi penelitian, berusia 17-60 tahun dan pernah menjalani program

rehabilitasi di Dinas Sosial Kota Serang sebanyak 153 responden, terdiri dari

Page 77: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

64

35 anak jalanan, 16 gelandangan, 94 pengemis, 8 wanita rawan sosial

ekonomi. Penentuan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah teknik

sampling yang digunakan oleh peneliti adalah Non-Probability Sampling

dengan tipe Accidental Sampling, dimana pengambilan sampel secara

kebetulan, dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang

dianggap sesuai untuk dijadikan data penelitian sesuai dengan kriteria yakni

penyandang masalah kesejahteraan sosial yang pernah menjalankan program

rehabilitasi di Dinas Sosial Kota Serang, sehingga mampu mewakili kondisi

populasi. Berikut diagram sample penelitiannya:

Diagram 4.1

Jumlah Sampel Penelitian

(Sumber:Peneliti, 2016)

0

20

40

60

80

100

120

anak jalanan gelandangan pengemis wanita rawan sosial

Page 78: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

65

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

4.3.1 Uji Validitas

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Penelitian

No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan

1 0,396 0,30 Valid

2 0,416 0,30 Valid

3 0,418 0,30 Valid

4 0,558 0,30 Valid

5 0,487 0,30 Valid

6 0,541 0,30 Valid

7 0,481 0,30 Valid

8 0,448 0,30 Valid

9 0,475 0,30 Valid

10 0,644 0,30 Valid

11 0,497 0,30 Valid

12 0,621 0,30 Valid

13 0,563 0,30 Valid

14 0,534 0,30 Valid

15 0,662 0,30 Valid

16 0,499 0,30 Valid

17 0,425 0,30 Valid

18 0,463 0,30 Valid

Page 79: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

66

19 0,526 0,30 Valid

20 0,565 0,30 Valid

21 0,478 0,30 Valid

22 0,423 0,30 Valid

23 0,448 0,30 Valid

24 0,501 0,30 Valid

25 0,401 0,30 Valid

26 0,598 0,30 Valid

(Sumber: Pengolahan data SPSS Statistic 20.0 for Windows, 2017)

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa dari 26 item instrumen yang

diajukan kepada seluruh responden bahwa seluruh item dinyatakan valid,

dimana nilai r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel yang

mempunyai nilai 0,30 yang didapatkan dari 30 sampel awal.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Dari uji reliabilitas yang telah di hitung sebelumnya menggunakan

formula Cronbach’s Alpha, didapatkan nilai 0,523 (lihat di lampiran Uji

Reliabilitas). Nilai ini lebih besar dibandingkan r tabel yang mempunyai nilai

0,153, maka dapat dikatakan bahwa data yang didapat adalah data yang

reliable.

Page 80: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

67

4.3.3 Analisis Data

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dengan menggunakan teori

efektivitas menurut Duncan dalam Richard M.Steers (1985:83), dalam teori

tersebut terdapat 3 indikator yang kemudian diuraikan dalam kuesioner.

Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala Likert, dengan pilihan

jawaban data kuesioner terdiri dari 4 item yang memiliki opsi berbeda akan

tetapi memiliki poin yang sama antara pernyataan satu sampai dua puluh

enam, yaitu opsi A bernilai 4, opsi B bernilai 3, opsi C bernilai 2, opsi D

bernilai 1. Dengan asumsi semakin tinggi nilai yang diperoleh dari kuesioner,

maka semakin efektif pula program rehabilitasi penyandang masalah

kesejahteraan sosial di Dinas Sosial Kota Serang.Pemaparan tanggapan

masing-masing pernyataan digambarkan dalam bentuk diagram, disertai

dengan pemaparan dan kesimpulan dari hasil jawaban dan pernyataan yang

diajukan melalui kuesioner kepada responden. Berikut adalah pemaparan

indikator-indikator dari pernyataan tersebut:

Page 81: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

68

Diagram 4.1

Tanggapan Responden tentang Waktu Pelaksanaan Program

Rehabilitasi yang cukup di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 47 responden atau 30,7%

menyatakan bahwa cukupnya waktu pelaksanaan program rehabilitasi

penyandang masalah kesejahteraan sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun

2016 setuju dengan cukupnya waktu pelaksanaan program rehabilitasi yang

cukup di Dinas Sosial Kota Serang. 0 responden menyatakan sangat setuju.

100 responden lainnya atau sekitar 65,4% menyatakan tidak setuju dengan

pernyataan tersebut, sedangkan 6 responden atau sebesar 3,9% menyatakan

bahwa sangat tidak setuju dengan cukupnya waktu pelaksanaan program

rehabilitasi. Dapat disimpulkan bahwa belum cukupnya waktu pelaksanaan

program rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial Dinas Sosial

Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas

pernyataan tersebut. Waktu pelaksanaan yang semestinya dilakukan dalam

0%

31%

66%

3%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 82: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

69

waktu seminggu agar mengoptimalkan pembinaan yang di berikan, namum

waktu pelaksanaa program rehabilitasi hanya dilakukan dalam sehari sampai

dua hari dengan sistem para penyandang masalah kesejahteraan sosial

diperbolehkan untuk datang kembali di keesokan harinya setelah pemberian

program dilaksanakan pada hari pertama. Sedangkan idealnya pemberian

program rehabilitasi mengharuskan para penyandang masalah kesejahteraan

sosial menetap di panti Dinas Sosial Kota Serang agar meminimalisir tidak

kembalinya penyandang masalah kesejahteraan sosial ke Dinas Sosial.

Dengan alasan Dinas Sosial tidak memiliki panti rehabilitasi sosial untuk

meninapkan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang terjaring razia.

Masih minimnya tempat untuk pelaksanaan berbagai program pembinaan

rehabilitasi juga menjadi penyebab mengapa waktu yang disediakan oleh

Dinas Sosial Kota Serang sangat singkat. Contoh dalam indikator cukupnya

waktu pelaksanaan program rehabilitasi di Dinas Sosial Kota Serang adalah

pemberian program rehabilitasi yang hanya 1-2 hari dengan jeda pulang, yang

semestinya dilakukan dalam waktu seminggu.

Page 83: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

70

Diagram 4.2

Tanggapan Responden tentang Ketepatan Pelaksanaan Program

Rehabilitasi di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 23 responden atau 15%

menyatakan bahwa tepatnya pelaksanaan program rehabilitasi penyandang

masalah kesejahteraan sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 setuju

dengan tepatnyapelaksanaan program rehabilitasi yang cukup di Dinas Sosial

Kota Serang. 4 responden atau sekitar 2,6% menyatakan sangat setuju. 103

responden lainnya atau sekitar 67,3% menyatakan tidak setuju dengan

pernyataan tersebut, sedangkan 23 responden atau sebesar 15% menyatakan

bahwa sangat tidak setuju dengan tepatnya pelaksanaan program rehabilitasi.

Ketidaktepatan pelaksanaan program rehabilitasi berupa, pemilihan kebijakan

yang memperbolehkan para penyandang masalah kesejahteraan sosial untuk

pulang setelah pembinaan hari pertama dilakukan dan kembali di hari

berikutnya. Hal tersebut membuat pelaksanaan program rehabilitasi dinilai

2% 15%

68%

15%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 84: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

71

kurang tepat karena besar kemungkinan untuk tidak kembalinya penyandang

masalah kesejahteraan sosial di hari berikutnya untuk mengikuti program

pembinaan. Dapat disimpulkan bahwa belum tepatnya pelaksanaan program

rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial Dinas Sosial Tahun

2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas pernyataan

tersebut.

Diagram 4.3

Tanggapan Responden tentang Tercapainya Tujuan Program

Rehabilitasi di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 0 responden atau

menyatakan setuju bahwa tercapainya tujuan program rehabilitasi di Dinas

Sosial Kota Serang.0 responden menyatakan sangat setuju. 110 responden

lainnya atau sekitar 71,9% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan

tersebut, sedangkan 43 responden atau sebesar 28,1% menyatakan bahwa

0% 0%

72%

28%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 85: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

72

sangat tidak setuju dengan tercapainya tujuan program rehabilitasi di Dinas

Sosial Kota Serang. Indikator tercapainya tujuan pada indikator ini adalah

tersampaikannya pembelajaran yang dapat diambil oleh penyandang masalah

kesejahteraan sosial sehingga kesadaran untuk kembali lagi ke jalan dapat

diminimalisir. Sedangkan pemberiaan pembinaan yang terkesan terburu-buru

dikarenakan tidak adanya sarana prasarana yang menunjang, ketepatan waktu

danwaktuyang cukup membuat belum tersampaikannya tujuan rehabilitasi

serta tercapainya tujuan program rehabilitasi sehingga masih banyak

penyandang masalah kesejahteraan sosial yang tidak mengikuti program

rehabilitasi dan kembali ke jalan. Dapat disimpulkan bahwa belum

tercapainya tujuan program rehabilitasi di Dinas Sosial Kota Serang Tahun

2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas pernyataan

tersebut.

Page 86: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

73

Diagram 4.4

Tanggapan Responden tentang Tepatnya Pemberian Program

Rehabilitasi di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 0 responden atau

menyatakan setuju bahwa tepatnya pemberian program rehabilitasi di Dinas

Sosial Kota Serang. 17 atau sekitar 11,1 responden menyatakan sangat setuju.

64 responden lainnya atau sekitar 41,8% menyatakan tidak setuju dengan

pernyataan tersebut, sedangkan 72 responden atau sebesar 47,1% menyatakan

bahwa sangat tidak setuju dengan tepatnya pemberian program rehabilitasi di

Dinas Sosial Kota Serang. Sebuah program dapat dikatakan tepat apabila

program yang diberikan sesuai dengan kriteria penyandang masalah

kesejahteraan sosial, mulai dari minat dan bakat serta penentuan usia sehingga

program yang diberikan dapat bermanfaat dengan semestinya. Namun pada

penerapannya, para responden hanya merasakan penentuan jenis kelamin

digunakan sebagai acuan penentuan program rehabilitasi, sehingga dapat

0% 11%

42%

47%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 87: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

74

disimpulkan bahwa belum tepatnya pemberian program rehabilitasi di Dinas

Sosial Kota Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang

tidak setuju atas pernyataan tersebut.

Diagram 4.5

Tanggapan Responden tentang Jelasnya Aturan Hukum tentang

Masalah Sosial di Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 30 atau sekitar

19,6%responden atau menyatakan setuju bahwa jelasnya aturan hukum tentang

masalah sosial di Kota Serang. 123 responden menyatakan sangat setuju.

responden lainnya atau sekitar 80,4% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan

tersebut, sedangkan 0 responden menyatakan bahwa sangat tidak setuju dengan

jelasnya aturan hukum tentang masalah sosial di Kota Serang yakni Peraturan

Daerah No 2 Kota Serang. Sebagian besar responden dalam indikator ini

menjawab belum jelasnya aturan hukum yang ada mengenai masalah sosial

karena masih minimnya sosialisasi tentang aturan hukum dalam masalah sosial

0% 19%

81%

0%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 88: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

75

yang di dapatkan oleh para penyandang masalah kesejahteraan sosial yang

mengakibatkan minimnya pemahaman penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Karena dengan sosialisasi, penyandang masalah kesejahteraan sosial

mendapatkan pehamanan tentang peraturan yang ada. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa belum jelasnya aturan hukum tentang masalah sosial di Kota

Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas

pernyataan tersebut.

Diagram 4.6

Tanggapan Responden tentang Aturan Hukum yang Berjalan dengan

Baik di Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 1 atau sekitar 0,7%

responden atau menyatakan setuju bahwa adanya tentang aturan hukum yang

berjalan dengan baik di Kota Serang. 1 atau sekitar 0,7% responden menyatakan

sangat setuju. 95 responden lainnya atau sekitar 62,1% menyatakan tidak setuju

dengan pernyataan tersebut, sedangkan 56 responden atau sebesar 36,6%

0% 0%

63%

37%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 89: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

76

menyatakan bahwa sangat tidak setuju dengan aturan hukum yang berjalan

dengan baik di Kota Serang. Banyaknya responden yang tidak setuju dengan

aturan hukum yang telah berjalan dengan baik dikarenakan, belum berjalan

dengan baiknya aturan hukum yang ada dilihat dari masih banyaknya para

penyandang masalah kesejahteraan sosial yang mudah untuk kembali lagi ke jalan

setelah terjaring razia dan mendapatkan pembinaan, serta masih bebasnya para

penyandang masalah sosial terutama gelandangan, pengemis dan anak jalanan

yang berkeliaran di jalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum berjalan

aturan hukum dengan baik di Kota Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya

responden yang tidak setuju atas pernyataan tersebut.

Diagram 4.7

Tanggapan Responden tentang Berjalannya Sosialisasi Larangan

Mengemis di Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 29 atau sekitar 19%

responden atau menyatakan setuju bahwa telah berjalannya sosialisasi larangan

3%

19%

71%

7%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 90: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

77

mengemis di Kota Serang. 5 atau sekitar 3,3% responden menyatakan sangat

setuju. 108 responden lainnya atau sekitar 70,6% menyatakan tidak setuju dengan

pernyataan tersebut, sedangkan 11 responden atau sebesar 7,2% menyatakan

bahwa sangat tidak setuju dengan berjalannya sosialisasi larangan mengemis di

Kota Serang. Dinas Sosial Kota Serang memiliki program kerja yang berbeda

mengenai sosialisasi yang diantaranya sosialisasi tentang larangan mengemis dan

sosialisasi mengenai program rehabilitasi. Dalam indikator ini dinilai masih

minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Serang tentang

larangan mengemis terutama di jalan-jalan protokol membuat para responden

menyatakan tidak setuju tentang indikator telah berjalannya sosialisasi larangan

mengemis. Sosialisasi yang seharusnya diberikan oleh Dinas Sosial Kota Serang

masih minim meskipun sosialisasi merupakan tugas pokok Dinas Sosial dalam

penanggulangan penyakit masyarakat, karena kurangnya pemberitahuan akan

diadakannya sosialisasi mengenai larangan mengemis kepada penyandang

masalah kesejahteraan sosial. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum berjalan

dengan baiknya sosialisasi larangan mengemis di Kota Serang Tahun 2016

dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas pernyataan tersebut.

Page 91: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

78

Diagram 4.8

Tanggapan Responden tentang Adanya Sosialisasi mengenai Program

Rehabilitasi di Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 0 responden atau

menyatakan setuju bahwa adanya sosialisasi tentang program rehabilitasi di Kota

Serang. 0 responden menyatakan sangat setuju. 124 responden lainnya atau

sekitar 81% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 21

responden atau sebesar 13,7% menyatakan bahwa sangat tidak setuju dengan

adanya sosialisasi tentang program rehabilitasi di Kota Serang. Masih minimnya

sosialisasi yang dilakukan dan koordinasi dalam pemberitahuan pelaksanakan

sosialisasi oleh Dinas Sosial Kota Serang tentang program rehabilitasi yang

bertujuan agar dapat memperbaiki taraf hidup para penyandang masalah

kesejahteraan sosial membuat para responden menyatakan ketidaksetujuan

tentang indikator adanya sosialisasi tentang program rehabilitasi. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa belum maksimalnya sosialisasi tentang program rehabilitasi

0% 5%

82%

13%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 92: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

79

di Kota Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak

setuju atas pernyataan tersebut.

Diagram 4.9

Tanggapan Responden tentang Pemahaman para Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial mengenai Penyakit Masyarakat di Kota Serang Tahun

2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 30 responden atau

sebesar 19,6% responden atau menyatakan setuju tentang fahamnya para

penyandang masalah kesejahteraan sosial mengenai penyakit masyarakat di

Kota Serang. 0 responden menyatakan sangat setuju. 123 responden lainnya

atau sekitar 80,4% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut,

sedangkan 0 responden menyatakan bahwa sangat tidak setuju tentang

fahamnya para penyandang masalah kesejahteraan sosial mengenai penyakit

masyarakat di Kota Serang. Pemahaman mengenai penyakit masyarakat dapat

diukur dari apakah penyandang masalah sosial memahami tentang apa yang

mereka lakukan di jalan termasuk dalam golongan penyakit masyarakat dan

0% 19%

81%

0%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 93: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

80

bagaimana seharusnya memperbaiki taraf hidup agar mampu masuk ke dalam

lingkungan sosial. Dampak dari minimnya sosialisasi tentang masalah sosial

yang salah satunya adalah masih belum didapatkannya pemahaman yang

cukup oleh penyandang masalah sosial tentang penyakit masyarakat yang

semestinya tidak terus menerus dijalani karena memberikan dampak yang

kurang baik seperti terbiasa dikasihani oleh orang lain dan enggan bekerja

keras. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum adanya pemahaman pada

para penyandang masalah kesejahteraan sosial mengenai penyakit masyarakat

dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas pernyataan

tersebut.

Diagram 4.10

Tanggapan Responden tentang Adanya Dampak Positif dalam Program

Rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

0%

32%

68%

0%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 94: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

81

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 49 responden atau sebesar

32% responden atau menyatakan setuju tentang adanya dampak positif dalam

program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang. 0 responden menyatakan

sangat setuju. 103 responden lainnya atau sekitar 67,3% menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 1 responden lainnya atau sekitar

0,7% menyatakan bahwa sangat tidak setuju tentang adanya dampak positif

dalam program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang. Dampak positif yang

seharusnya di dapatkan setelah program rehabilitasi seperti adanya kesadaran

untuk tidak kembali lagi ke jalan dan memanfaatkan keterampilan serta modal

yang diberikan. Dampak yang belum signifikan dapat terlihat dengan masih

kembalinya para penyandang masalah sosial ke jalan setelah dilakukannya

program pembinaan, pemanfaatan modal yang tidak berjalan. Dimana

seharusnya pasca pemberiaan program pembinaan para penyandang masalah

sosial memiliki dampak positif bagi kelangsungan hidup mereka kedepannya,

sehingga dapat disimpulkan bahwa belum adanya dampak positif dalam

program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 dengan melihat

banyaknya responden yang tidak setuju atas pernyataan tersebut.

Page 95: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

82

Diagram 4.11

Tanggapan Responden tentang Tepatnya Isi Program Rehabilitasi Di

Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 42 responden atau sebesar

27,5% responden atau menyatakan setuju tentang tepatnya isi program

rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang. 0 responden menyatakan sangat

setuju. 94 responden lainnya atau sekitar 61,4% menyatakan tidak setuju

dengan pernyataan tersebut, sedangkan 17 responden lainnya atau sekitar

11,1% menyatakan bahwa sangat tidak setuju tentang tepatnya isi program

rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang. Isi program yang disampaikan pada

saat pembinaan dilaksanakan tidak disampaikan dengan baik karena berkaitan

dengan tidak berbanding lurusnya sarana prasarana yang disediakan, waktu

penyelenggaraan dan jumlah penyandang masalah sosial yang dibina.

Sedangkan program yang diberikan seharusnya dapat tersampaikan dengan

baik agak dapat diimplementasikan dan difahami di lingkungan sosial. Seperti

0%

27%

62%

11%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 96: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

83

penyampaian program rehabilitasi mengenai kewirausahaan yang semestinya

disampaikan mulai dari pemanfaatan bahan sampai dengan proses pemasaran

dengan detail namun hanya disampaikan secara singkat saja. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa belum tepatnya isi program rehabilitasi Di Dinas Sosial

Kota Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak

setuju atas pernyataan tersebut.

Diagram 4.12

Tanggapan Responden tentang Program Rehabilitasi yang Berjalan Baik

Di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 4 responden atau sebesar

2,6% responden atau menyatakan setuju tentang program rehabilitasi yang

berjalan baik Di Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 6 responden atau

sebesar 3,9% responden menyatakan sangat setuju. 111 responden lainnya

atau sekitar 72,5% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut,

sedangkan 32 responden lainnya atau sekitar 20,9% menyatakan bahwa sangat

3% 2%

74%

21%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 97: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

84

tidak setuju tentang program rehabilitasi yang berjalan baik Di Dinas Sosial

Kota Serang. Sebuah program dapat dikatakan berjalan dengan baik jika

perencanaan, pelaksanaan dan pertanggung jawaban dilaksanakan sesuai

tujuan, program rehabilitasi yang dilakukan oleh Dinas Sosial masih belum

dikatakan baik karena belum terlaksananya perencanaan, pelaksanaan dan

pertanggung jawaban yang sesuai tujuan. Seperti belum tercapainya tujuan

yang menjadi tugas Dinas Sosial dalam menangani penyakit sosial. Indikator

ini menjelaskan dampak pencapaian tujuan keseluruhan program rehabilitasi.

Belum berjalan dengan baiknya program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota

Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju

atas pernyataan tersebut.

Diagram 4.13

Tanggapan Responden tentang Tidak Kembalinya PMKS Ke Jalan

Setelah Program Rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

0% 10%

41%

49%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 98: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

85

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 16 responden atau

sebesar 10,5% responden atau menyatakan setuju tentang tidak kembalinya

PMKS ke jalan setelah program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang.

Sebanyak 0 responden menyatakan sangat setuju. 62 responden lainnya atau

sekitar 40,5% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan

75 responden lainnya atau sekitar 49,0% menyatakan bahwa sangat tidak

setuju tentang tidak kembalinya PMKS ke jalan setelah program rehabilitasi

Di Dinas Sosial Kota Serang karena responden di atas merupakan responden

yang termasuk penyandang masalah sosial yang memilih untuk kembali ke

jalan. Tidak tercapainya tujuan pembiaan program rehabilitasi yang diberikan

seperti pembinaan keterampilan dan pemberian modal usaha, membuat masih

kembalinya para penyandang masalah kesejahteraan sosial ke jalan sehingga

dapat disimpulkan bahwa masih banyak PMKS yang kembali ke jalan setelah

program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang Serang Tahun 2016 dengan

melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas pernyataan tersebut.

Page 99: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

86

Diagram 4.14

Tanggapan Responden tentang Pemahaman para Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial mengenai Sosialisasi Program Rehabilitasi Di Dinas

Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 42 responden atau

sebesar 27,5% responden atau menyatakan setuju tentang fahamnya para

penyandang masalah kesejahteraan sosial mengenai sosialisasi program

rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 0 responden menyatakan

sangat setuju. 105 responden lainnya atau sekitar 68,6% menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 6 responden lainnya atau sekitar

3,9% menyatakan bahwa sangat tidak setuju tentang fahamnya para

penyandang masalah kesejahteraan sosial mengenai sosialisasi program

rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang. Terdapat perbedaan pada indikator

4.9 tentang pemahaman mengenai penyakit masyarakat yang bersumber dari

progam sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Sosial mengenai penyakit

masyarakat dan mengenai program rehabilitasi. Minimnya sosialisasi yang

0%

28%

69%

3%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 100: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

87

diberikan oleh Dinas Sosial tentang program-program rehabilitasi yang dapat

menunjang kehidupan sosial para penyandang masalah kesejahteraan sosial

serta singkatnya waktu pembinaan membuat tidak tersampaikannya

pemahaman tentang program rehabilitasi dengan baik pada para penyandang

masalah kesejahteraan sosial, sehingga dapat disimpulkan bahwa belum

adanya pemahaman para penyandang masalah kesejahteraan sosial mengenai

sosialisasi program rehabilitasi di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas pernyataan

tersebut.

Diagram 4.15

Tanggapan Responden tentang Berjalannya Isi Sosialisasi Program

Rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 oleh PMKS

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 5 responden atau

sebesar 3,3% responden atau menyatakan setuju tentang telah dijalankannya isi

sosialisasi program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang oleh PMKS.

0% 3%

85%

12%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 101: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

88

Sebanyak 0 responden menyatakan sangat setuju. 129 responden lainnya atau

sekitar 84,3% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 19

responden lainnya atau sekitar 12,4% menyatakan bahwa sangat tidak setuju

tentang telah dijalankannya isi sosialisasi program rehabilitasi Di Dinas Sosial

Kota Serang oleh PMKS. Pola berfikir dalam indikator ini merupakan sesuatu

yang dijalankan sebagai pedoman dalam menjalankan keseharian karena pola

pikir menghasilkan kebiasaan dan karakter, dampak dari belum maksimalnya

sosialisasi yang diberikan seperti lebih baik mengubah pola berfikir dengan

berusaha dibandingkan menanti belas kasih dari orang lain, menyebabkan belum

berjalannya isi program rehabilitasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum

dijalankannya isi sosialisasi program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang

oleh PMKS Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju

atas pernyataan tersebut.

Page 102: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

89

Diagram 4.16

Tanggapan Responden tentang Tepatnya Pemanfaatan Modal Usaha

Oleh Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 20 responden atau

sebesar 13,1% responden atau menyatakan setuju tentang tepatnya

pemanfaatan modal usaha yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota Serang.

Sebanyak 0 responden menyatakan sangat setuju. 75 responden lainnya atau

sekitar 49% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan

58 responden lainnya atau sekitar 37,9% menyatakan bahwa sangat tidak

setuju tentang telah tepatnya pemanfaatan modal usaha yang diberikan oleh

Dinas Sosial Kota Serang. Banyaknya para penyandang masalah

kesejahteraan sosial yang tidak memanfaatkan modal usaha dengan

semestinya seperti cenderung memilih kembali ke jalan dengan alasan lebih

menguntungkan dibandingkan mempergunakan modal usahanya untuk

berwirausaha. Modal usaha yang diberikan berupa uang, gerobak, mesin jahit

0% 13%

49%

38%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 103: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

90

dan alat-alat servis elektronik yang semestinya dapat digunakan untuk

membuka usaha yang merupakan salah satu cara memperbaiki taraf kehidupan

sosial. Pada indikator ini peneliti lebih menekankan pada bagaimana

pemanfaatan modal oleh para penyandang masalah sosial yang mendapatkan

modal dari Dinas Sosial Kota Serang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

belum tepatnya pemanfaatan modal usaha yang diberikan oleh Dinas Sosial

Kota Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak

setuju atas pernyataan tersebut.

Diagram 4.17

Tanggapan Responden tentang Tepatnya Pemberian Modal Usaha yang

Diberikan Oleh Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 8 responden atau

sebesar 5,2% responden atau menyatakan setuju tentang tepatnya pemberian

modal usaha yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 6

responden atau sebesar 3,9% menyatakan sangat setuju. 107 responden

3% 5%

71%

21%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 104: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

91

lainnya atau sekitar 69,9% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan

tersebut, sedangkan 32 responden lainnya atau sekitar 20,9% menyatakan

bahwa sangat tidak setuju tentang tepatnya pemberian modal usaha yang

diberikan oleh Dinas Sosial Kota Serang. Dikatakan bahwa belum tepatnya

pemberian modal usaha oleh Dinas Sosial karena pemberian modal usaha

yang diberikan belum sesuai dalam arti banyak penyandang masalah sosial

yang semestinya berhak mendapatkan modal usaha karena berpotensi

mengembangkan tapi tidak mendapatkan. Tidak berbanding lurusnya

pemberian modal dengan cara pemanfaatan modal yang seharusnya dapat

dijadikan pedoman bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial dalam

mempergunakan modal usaha yang diberikan. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa belum tepatnya pemberian modal usaha yang diberikan oleh Dinas

Sosial Kota Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang

tidak setuju atas pernyataan tersebut.

Perbedaan dengan indikator sebelumnya adalah, pada indikator ini peneliti

lebih menekankan pada ketepatan pemberian modal usaha oleh Dinas Sosial

Kota Serang. Ketepatan pemberian modal usaha tidak menjamin ketepatan

pemanfaatan modal usaha yang diberikan dikarenakan masih minimnya pula

pengawasan dan bimbingan mengenai pemanfaatan modal usaha dari Dinas

Sosial yang membuat banyaknya penerima modal usaha menggunakan modal

dengan tidak semestinya.

Page 105: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

92

Diagram 4.18

Tanggapan Responden tentang Adanya Pengawasan Pasca Rehabilitasi

PMKS Oleh Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 7 responden atau

sebesar 4,6% responden atau menyatakan setuju tentang adanya pengawasan

pasca rehabilitasi PMKS oleh Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 0

responden menyatakan sangat setuju. 121 responden lainnya atau sekitar

79,1% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 25

responden lainnya atau sekitar 16,3% menyatakan bahwa sangat tidak setuju

tentang adanya pengawasan pasca rehabilitasi PMKS oleh Dinas Sosial Kota

Serang. Masih belum adanya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas

Sosialpasca pemberian program rehabilitasi membuat tidak ragunya para

penyandang masalah kesejahteraan sosial untuk terus kembali lagi ke jalan

meskipun adanya aturan yang menjelaskan tentang pengawasan para

penyandang masalah kesejahteraan sosial yang harus diawasi dengan cara

0% 4%

80%

16%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 106: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

93

diberlakukannya wajib lapor serta pemantauan langsung di lapangan, dimana

kepala seksi rehabilitasi selaku penanggung jawab dapat berkoordinasi

langsung dengan SatPol PP. Dari indikator ini dapat ditarik sebagai saran

untuk Dinas Sosial Kota Serang kedepannya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa belum adanya pengawasan pasca rehabilitasi PMKS oleh Dinas Sosial

Kota Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak

setuju atas pernyataan tersebut.

Diagram 4.19

Tanggapan Responden tentang Adanya Pengawasan Pemanfaatan

Pemberian Modal Usaha yang Diberikan Oleh Dinas Sosial Kota Serang

Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 153 responden atau sebesar

30,1% responden atau menyatakan setuju tentang adanya pengawasan

pemanfaatan pemberian modal usaha yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota

Serang. Sebanyak 0 responden menyatakan sangat setuju. 99 responden lainnya

atau sekitar 64,7% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut,

0%

30%

65%

5%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 107: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

94

sedangkan 8 responden lainnya atau sekitar 5,2% menyatakan bahwa sangat tidak

setuju tentang adanya pengawasan pemanfaatan pemberian modal usaha yang

diberikan oleh Dinas Sosial Kota Serang. Perbedan indikator ini dengan indikator

nomor 18 diantaranya pada perspektif ini peneliti lebih menekankan pada

pengawasan pemanfaatan modal usaha seperti pelaporan modal usaha yang

digunakan setelah diberikan oleh Dinas Sosial karena tidak semua penyandang

masalah kesejahteraan sosial mendapatkan modal usaha sedangkan pada indikator

nomor 18 peneliti lebih menekankan pada para penyandang masalah sosial secara

keseluruhan yang telah diberikan pendekatan secara personal dan diberikan

pelatihan. Indikator ini mengkhususkan pada pengawasan penyandang masalah

social yang mendapatkan modal usaha, sedangkan pada indikator 4.18 tentang

pengawasan pasca rehabilitasi dimaksudkan pada pengawasan penyandang

masalah sosial yang hanya di rehabilitasi tetapi tidak mendapatkan modal usaha.

Dapat disimpulkan bahwa belum adanya pengawasan pemanfaatan pemberian

modal usaha yang diberikan oleh Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 dengan

melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas pernyataan tersebut.

Page 108: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

95

Diagram 4.20

Tanggapan Responden tentang Pendataan PMKS yang Berkala Oleh

Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 27 responden atau

sebesar 17,7% responden atau menyatakan setuju tentang pendataan PMKS

yang berkala oleh Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 0 responden

menyatakan sangat setuju, 76 responden lainnya atau sekitar 49,7%

menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 51 responden

lainnya atau sekitar 33,3% menyatakan bahwa sangat tidak setuju tentang

adanya pendataan PMKS yang berkala oleh Dinas Sosial Kota Serang. Belum

berjalannya pendataan berkala yang dilakukan sesuai tugas pokok dan fungsi

Dinas Sosial Kota Serang kepada para penyandang masalah kesejahteraan

sosial yang dimaksud adalah tidak adanya pendataan yang berlanjut seperti

penyandang masalah sosial yang pernah menjalani program rehabilitasi tidak

diberlakukan pendataan di tahap setelah mengikuti program rehabilitasi dan

0% 17%

50%

33%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 109: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

96

pemberian modal usaha. Meskipun dengan pendataan berkala tersebut, dapat

meminimalisir para penyandang masalah sosial untuk kembali ke jalan dan

terlihat apakah perkembangan yang signifikan. Pendataan yang dilakukan

hanya pada awal setelah para penyandang masalah kesejahteraan sosial

terjaring razia SatPol PP, sehingga para penyandang masalah kesejahteraan

sosial masih belum merasakan adanya pendataan berkala sebagai bentuk

monitoring dari Dinas Sosial Kota Serang setelah pemberian program

rehabilitasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum adanya pendataan

PMKS yang berkala oleh Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 dengan

melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas pernyataan tersebut.

Diagram 4.21

Tanggapan Responden tentang Pendataan PMKS yang Terstruktur Oleh

Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 42 responden atau sebesar 27,5%

responden atau menyatakan setuju tentang pendataan PMKS yang terstruktur oleh

0%

27%

62%

11%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 110: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

97

Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 0 responden menyatakan sangat setuju. 94

responden lainnya atau sekitar 61,4% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan

tersebut, sedangkan 17 responden lainnya atau sekitar 11,1% menyatakan bahwa

sangat tidak setuju tentang adanya pendataan PMKS yang terstruktur oleh Dinas

Sosial Kota Serang. Dalam indikator ini, terstruktur yang dimaksudkan oleh peneliti

adalah belum optimalnya pendataan yang dilakukan dan dihasilkan oleh Dinas Sosial

Kota Serang terhadap PMKS karena tidak terbagi dalam beberapa klasifikasi

(penyusunan berkelompok) sesuai dengan permasalahan dari PMKS, belum adanya

pendataan yang rapi dan sistematis mengenai informasi pribadi para penyandang

masalah kesejahteraan sosial yang terjaring razia dan mendapatkan pembinaan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum terstrukturnya pendataan PMKS oleh

Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016.

Diagram 4.22

Tanggapan Responden tentang Pendataan PMKS yang Menyeluruh Oleh

Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

0% 15%

66%

19%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 111: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

98

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 23 responden atau sebesar 15%

responden atau menyatakan setuju tentang pendataan PMKS yang menyeluruh oleh

Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 0 responden menyatakan sangat setuju. 101

responden lainnya atau sekitar 66% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan

tersebut, sedangkan 29 responden lainnya atau sekitar 19% menyatakan bahwa sangat

tidak setuju tentang pendataan PMKS yang menyeluruh oleh Dinas Sosial Kota

Serang. Dalam indikator ini peneliti menekankan pada pendataan yang dilakukan oleh

pihak Dinas Sosial apakah sudah menyeluruh dalam arti keseluruhan data

penyandang masalah sosial telah lengkap mulai dari data pribadi sampai dengan sikap

dari PMKS secara terperinci. Data keseluruhan ini nantinya mampu dijadikan sebagai

data acuan dan pembanding setiap tahunnya karena bersifat umum ke khusus.

Pendataan menyeluruh juga dimaksudkan agar Dinas Sosial mengetahui secara rinci

apa saja yang dibutuhkkan oleh penyandang masalah sosial sehingga dampak yang

dihasilkan dari pendataan tidak hanya sekedar data saja tetapi memberikan dampak

yang baik kepada penyandang masalah sosial. Namun yang didapati sesuai dengan

hasil kuesioner responden, para penyandang masalah kesejahteraan sosial yang

terjaring razia maupun yang diberikan rehabilitasi tidak merasakan pendataan secara

menyeluruh.Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum menyeluruhnya pendataan

PMKS oleh Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016.

Page 112: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

99

Diagram 4.23

Tanggapan Responden tentang Tepatnya Pemberian Sanksi Oleh Dinas

Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 20 responden atau

sebesar 13,1% responden atau menyatakan setuju tentang tepatnya pemberian

sanksi oleh Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 0 responden menyatakan

sangat setuju. 93 responden lainnya atau sekitar 60,8% menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 40 responden lainnya atau

sekitar 26,1% menyatakan bahwa sangat tidak setuju tentang tepatnya

pemberian sanksi oleh Dinas Sosial Kota Serang. Sanksi yang diberikan

belum tepat karena pemberian sanksi dinilai masih disama ratakan, dengan

contoh saat dilakukannya penertiban terdapat anak jalanan dan gelandangan

dewasa yang berusia terpaut cukup jauh. Dinas Sosial sebangai lembaga yang

memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi ternyata memberikan sanksi

hanya berupa bersih-bersih lingkungan Dinas Sosial saja. Mungkin pemilihan

0% 13%

61%

26%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 113: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

100

ini masih dapat dikatakan tepat bagi anak-anak usia di bawah 10 tahun, namun

bagi penyandang masalah sosial yang sudah dewasa pemilihan sanksi dinilai

kurang tepat karna tidak memberikan nilai edukasi sama sekali. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa belum tepatnya pemberian sanksi oleh Dinas Sosial

Kota Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak

setuju atas pernyataan tersebut.

Diagram 4.24

Tanggapan Responden tentang Pemberian Sanksi yang Tegas Oleh Dinas

Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 12 responden atau

sebesar 7,8% responden atau menyatakan setuju tentang pemberian Ssnksi

yang tegas oleh Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 0 responden menyatakan

sangat setuju. 125 responden lainnya atau sekitar 81,7% menyatakan tidak

setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 16 responden lainnya atau

sekitar 10,5% menyatakan bahwa sangat tidak setuju tentang pemberian

0% 7%

83%

10%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 114: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

101

Ssnksi yang tegas oleh Dinas Sosial Kota Serang. Belum adanya

implementasi tindakan konkrit dalam pemberian sanksi bagi para penyandang

masalah kesejahteraan sosial yang kembali lagi ke jalan atau bagi penyandang

masalah kesejahteraan sosial yang tidak melaporkan pemanfaatan modal

usaha yang diberikan meskipun sudah terdapat ketegasan bagaimana

seharusnya tindakan yang diberikan dapat menimbulkan efek jera. Dapat

disimpulkan bahwa belum tegasnya pemberian Ssnksi oleh Dinas Sosial Kota

Serang Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju

atas pernyataan tersebut.

Diagram 4.25

Tanggapan Responden tentang Tersedianya Tenaga Ahli Dalam

Pemberian Program Rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 11 responden atau sebesar

7,2% responden atau menyatakan setuju tentang tersedianya tenaga ahli dalam

pemberian program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 0

0% 7%

90%

3%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 115: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

102

responden menyatakan sangat setuju. 137 responden lainnya atau sekitar

89,5% menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, sedangkan 5

responden lainnya atau sekitar 3,3% menyatakan bahwa sangat tidak setuju

tentang tersedianya tenaga ahli dalam pemberian program rehabilitasi Di

Dinas Sosial Kota Serang. Dalam indikator ini, pihan Dinas Sosial Kota

Serang menjelaskan bahwa pihak Dinas Sosial menyediakan tenaga ahli untuk

memberikan program rehabilitasi, namun banyaknya responden yang

menyatakan bahwa tidak adanya tenaga ahli dalam program rehabilitasi

membuat peneliti dan Dinas Sosial berasumsi bahwa karena waktu yang

disediakan kurang mencukupi serta penjelasan yang tidak disampaikan secara

mendetail membuat para penyandang masalah kesejahteraan sosial

menganggap tenaga ahli yang menyampaikan bukanlah individu yang mereka

harapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum tersedianya tenaga ahli

dalam pemberian program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang Tahun

2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas pernyataan

tersebut.

Page 116: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

103

Diagram 4.26

Tanggapan Responden tentang Tersedianya Sarana Prasarana Dalam

Program Rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, sebanyak 27 responden atau sebesar

17,6% responden atau menyatakan setuju tentang tersedianya sarana prasarana

dalam program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang. Sebanyak 5

responden atau sebesar 3,3% responden menyatakan sangat setuju. 108

responden lainnya atau sekitar 70,6% menyatakan tidak setuju dengan

pernyataan tersebut, sedangkan 13 responden lainnya atau sekitar 8,5%

menyatakan bahwa sangat tidak setuju tentang tersedianya sarana prasarana

dalam program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang. Tidak adanya

ruangan yang mencukupi untuk pelaksanaan program-program rehabilitasi

dan panti rehabilitasi, membuat tidak efektifnya pemberian program-program

rehabilitasi yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belum tersedianya

sarana prasarana dalam program rehabilitasi Di Dinas Sosial Kota Serang

3%

18%

71%

8%

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

Page 117: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

104

Tahun 2016 dengan melihat banyaknya responden yang tidak setuju atas

pernyataan tersebut.

4.4 Pengujian Hipotesis

Hipotesis deksriptif adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif

yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Adapun hipotesis kerja yang peneliti

ajukan dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016” adalah sebagai

berikut:

“Efektivitas Program Rehabilitasi PMKS Dinas Sosial Kota Serang Paling tinggi

65%.’’

Pengujian hipotesis yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini

menggunakan rumus t-test satu sampel dengan uji pihak kiri. Adapun perhitungan

pengujian hipotesis adalah melalui tahap-tahap berikut:

1. Skor ideal yang harus diperoleh dalam jawaban-jawaban dari pernyataan-

pernyataan yang diajukan melalui kuesioner untuk mengetahui efektivitas

program rehabilitasi PMKS Dinas Sosial Kota Serang berdasarkan data yang

diperoleh dalam penelitian sebagai berikut:

Keterangannya adalah 4 merupakan nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban

dari pernyataan yang ada dalam kuesioner, 153 adalah jumlah sampel atau

4 x 153 x 26 = 15.912

Page 118: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

105

responden yang mengisi kuesioner-kuesioner tersebut, sedangkan 26 adalah

jumlah pernyataan atau item instrumen yang valid dan diajukan peneliti

kepada responden. Rata-rata dari skor ideal penelitian tersebut adalah

15.912:153 = 104. Sedangkan skor penelitian adalah sebesar 7.919 (lihat

lampiran tabel distribusi data). Skor penelitian adalah jumlah total nilai

seluruh pertanyaan yang dijawab oleh seluruh responden. Dengan demikian

nilai efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 adalah 7.919:15.912 = 0,49 atau

dalam presentase menjadi 49%. Sehingga efektivitas Program Rehabilitasi

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun

2016 adalah 49%.

2. Dalam variabel tentang, efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 nilai

yang dihipotesiskan adalah paling tinggi 65% (0,65) dari yang

diharapkan/skor ideal. Hal ini berarti 0,65x104 = 67,6. Hipotesis statistiknya

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ha : µₒ > 65% > 0,65 x 104 = 67,6

Ho : µₒ < 65% < 0,65 x 104 = 67,6

3. Pengujian hipotesis menggunakan rumus t-test satu sampel adalah sebagai

berikut:

Page 119: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

106

Diketahui :

∑x = 7.919

µ = 67,6

n = 153

∑x 7.919

x = = = 51,75

n 153

√∑(x - x)² √7918 74,96

S = = =

√( n - 1 ) √135 - 1 12,32

S = 9.37

Ditanya: t?

Jawab: x - µₒ

t =

S/√n

51,75 – 67,6

=

9,37/√153

Page 120: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

107

-15,85

= 0,75

= -16,6

Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan

derajat kebebasan (dk) = n - 1 = 153 - 1 = 152 dan taraf kesalahan 5% untuk uji satu

pihak kiri, maka harga t tabelnya yaitu 1.65494.

Dengan hipotesis bahwa:

Jika t hitung < t tabel, maka Ha diterima/H0 ditolak

Jika t hitung ≥ t tabel, maka Ha ditolak/H0 diterima

Hasil penenelitian didapatkan bahwa harga t hitung lebih kecil dari

harga t tabel atau jatuh pada penerimaan Ha (-16,6 < 1.65630) maka Ha diterima, H0

ditolak. Harga ini dapat ditunjukkan pada gambar di atas Harga -16,6 terletak pada

daerah penerimaan Ha. Berikut adalah kurva daerah penerimaannya:

Page 121: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

108

Gambar 4.1

Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Daerah Penerimaan Ha Daerah Penerimaan H0

-16,6 1.65494

49% 65%

4.5 Interpretasi Data

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah

deskriptif yang sebelumnya telah dirumuskan peneliti. Rumusan masalah

yang harus dijawab adalah sebagai berikut. Seberapa besar efektivitas

Program Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial

Kota Serang Tahun 2016?

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, terdapat beberapa

langkah yang dilakukan untuk menjelaskan jawaban dari rumusan masalah

Page 122: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

109

yang telah diajukan. Langkah pertama yaitu, menentukan skor ideal dan

menghitung skor hasil penelitian, skor ideal variabel adalah 4 x 153 x 26 =

15.912. Dimana 4 adalah nilai tertinggi dari pilihan jawaban atas pernyataan

dalam kuesioner, angka ini menggunakan skala Likert. 153 adalah jumlah

responden atau sampel yang ditujukkan untuk mengisi kuesioner karena

dianggap memahami tentang efektivitas program rehabilitasi penyandang

masalah kesejahteraan sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016.

Sedangkan 26 adalah jumlah item pernyataan yang valid dan dibuat oleh

peneliti untuk semua responden.

Sedangkan skor penelitian adalah sebesar 7.919 (lihat lampiran tabel

distribusi data). Dengan demikian nilai efektivitas Program Rehabilitasi

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun

2016 adalah 7.919 : 15.912= 0,49 yang dalam presentase ialah 49%.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jawaban dari rumusan

masalah deskriptif yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 dikatakan berhasil apabila mencapai

65%, namun berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diketahui

bahwa efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 mencapai presentase 49%.

Dapat dilihat bahwa Program Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan

Page 123: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

110

Sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 belum mencapai kata efektif.

Adapun penggambaran dari penjelasan tersebut dapat dilihat dari interval di

bawah ini:

3.978 7.956 7.919 11.934 15.912

SBE BE E SE

Dari skala tersebut, terlihat bahwa nilai keefektivitasan Program

Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota

Serang Tahun 2016 berada di antara nilai 7.956 dan 11.934 atau terdapat di

tengah-tengah interval belum efektif dan efektif. Hal ini menyatakan bahwa

efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 belum efektif.

Dari hasil penelitian diperoleh data yang menggambarkan harga

tingkat indikator penelitian. Untuk mengetahui harga tingkat indikator terlebih

dahulu mengetahui skor ideal dari setiap indikator.

1. Untuk indikator Pencapaian Tujuan terdiri dari 6 pernyataan. Skor idealnya

adalah 4 x 153 x 6 = 3.672. 4 adalah nilai tertinggi dari setiap pilihan

pertanyaan yang diajukan pada responden (kriteria penilaian skor ini adalah

Page 124: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

111

berdasarkan pada skala Likert), 153 adalah jumlah sampel yang dijadikan

responden dalam penelitian ini. Sedangkan 6 adalah jumlah pernyataan yang

diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner. Sedangkan skor indikator

pencapaian tujuan itu sendiri adalah 1.764 (lihat lampiran tabel distribusi

data). Jadi nilai indikator pencapaian target adalah 1.764 :3.672= 0,48, maka

dalam persentase adalah 48%. Dalam penjelasan diatas dapat diketahui bahwa

pencapaian tujuan yang telah direncanakan dalam program rehabilitasi

penyandang masalah kesejahteraan sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun

2016 belum efektif.

2. Untuk indikator Integrasi terdiri dari 9 pernyataan. Skor idealnya adalah 4 x

153 x 9 = 5.508. 4 adalah nilai tertinggi dari setiap pilihan pertanyaan yang

diajukan pada responden (kriteria penilaian skor ini adalah berdasarkan pada

skala Likert), 153 adalah jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini. Sedangkan 9 adalah jumlah pernyataan yang diajukan kepada

responden dalam bentuk kuesioner. Sedangkan skor indikator kemampuan

beradaptasi itu sendiri adalah 2.819 (lihat lampiran tabel distribusi data). Jadi

nilai indikator kemampuan beradaptasi adalah 2.819: 5.508 = 0,51, maka

dalam persentase adalah 51%. Dalam penjelasan diatas dapat diketahui bahwa

kemampuan integrasi dalam hal program rehabilitasi penyandang masalah

kesejahteraan sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 bagi sebagian

pegawai masih belum bisa dikatakan baik.

Page 125: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

112

3. Untuk indikator Adaptasi terdiri dari 11 pernyataan. Skor idealnya adalah 4 x

153 x 11 = 6.732. 4 adalah nilai tertinggi dari setiap pilihan pertanyaan yang

diajukan pada responden (kriteria penilaian skor ini adalah berdasarkan pada

skala Likert), 65 adalah jumlah sampel yang dijadikan responden dalam

penelitian ini. Sedangkan 9 adalah jumlah pernyataan yang diajukan kepada

responden dalam bentuk kuesioner. Sedangkan skor indikator kepuasan kerja

itu sendiri adalah 3.336 (lihat lampiran tabel distribusi data). Jadi nilai

indikator adaptasi adalah 3.336 :6.732= 0,49 maka dalam persentase adalah

49%. Dapat dilihat bahwa faktor adaptasi masih belum dapat dikatakan baik.

Dari perhitungan dan penjelasan diatas, didapat nilai efektivitas

Program Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas

Sosial Kota Serang Tahun 2016 adalah 49% dari pernyataan yang telah

dihipotesiskan sebelumnya yaitu 65%. Maka dapat disimpulkan bahwa

efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 belum efektif.

Page 126: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari proses pengumpulan dan

analisis data yang diterangkan dalam Bab IV mengenai efektivitas program

rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial di Dinas Sosial Kota Serang

Tahun 2016 yaitu dengan menggunakan teori efektivitas dari Duncan dalam

Richard M.Steers yakni diantaranya adalah pencapaian tujuan, integrasi dan

adaptasi. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa efektivitas program rehabilitasai

penyandang masalah kesejahteraan sosial di Dinas Sosial Kota Serang Tahun

2016 yang dianalisis menggunakan indikator sesuai teori yang dipakai dinyatakan

bahwa belum efektivnya program rehabilitasi yang diberikan oleh Dinas Sosial

Kota Serang kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial yang terjaring

razia. Para masalah kesejahteraan sosial merasa masih sangat kurang tepatnya

waktu pelaksanaan program rehabilitasi, kurang tegasnya sanksi, kurangnya

pengawasan pasca rehabilitasi dan pemberian modal serta sarana prasarana yang

belum memadai. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

1. Untuk indikator Pencapaian Tujuan memiliki persentase sebesar 54% dari

nilai hipotesis sebesar 65%. Sehingga dapat diketahui bahwa pencapaian

tujuan yang telah direncanakan dalam program rehabilitasi penyandang

masalah kesejahteraan sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 belum

efektif.

Page 127: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

2. Untuk indikator Integrasi memiliki persentase sebesar 58% dari nilai

hipotesis sebesar 65%. Sehingga dapat diketahui bahwa kemampuan

integrasi dalam halprogram rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan

sosial Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 belum efektif.

3. Untuk indikator Adaptasi memiliki persentase sebesar 56% dari nilai

hipotesis sebesar 65%. Sehingga dapat diketahui bahwa indikator adaptasi

dalam hal program rehabilitasi penyandang masalah kesejahteraan sosial

Dinas Sosial Kota Serang Tahun 2016 belum efektif.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, peneliti hendak

mengajukan saran yang diharapkan dapat berguna bagi peningkatan efektivitas

program rehabilitasi para penyandang masalah kesejahteraan sosial oleh Dinas

Sosial Kota Serang di tahun-tahun berikutnya. Adapun saran-saran yang

diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki efektivitas program

berupa, dengan menentukan secara matang pelaksanaan program

rehabilitasi mulai dari waktu pelaksanaan program rehabilitasi yang lebih

sesuai dengan kriteria PMKS, pemberian program rehabilitasi yang tepat

guna sehingga tercapainya tujuan dari dilaksanakannya program

rehabilitasi yakni untuk membuat para PMKS tidak kembali lagi ke jalan

serta aturan hukum Peraturan Daerah No 2 Kota Serang yang lebih

diterapkan.

Page 128: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

2. Dinas sosial juga perlu meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait

seperti relawan social, OPD serta SatPol PP untuk kelancaran pelaksanaan

proses sosialisasi mengenai penyakit masyarakat dan rehabilitasi sosial

sehingga tujuan yang disampaikan dapat tercapai yakni para PMKS

mendapatkan pemahaman yang sesuai, seperti adanya kerjasama yang

lebih bersinergi antara Dinas Sosial dengan SatPol PP sebagai pengawas

lapangan. Meskipun sudah berjalannya kerjasama antara Dinas Sosial dan

SatPol PP seperti pada saat razia dilakukan. Pada kondisi yang ada, hal

tersebut dinilai masih kurang bersinergi karena peran Dinas Sosial dan

SatPol PP selaku pengawas penyandang masalah sosial di lapangan perlu

dilakukan secara terus menerus. Terlihat dari masih jarangnya pengawasan

dan pengamanan daerah rawan penyandang masalah sosial.

3. Upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki efektivitas program yang

semestinya sudah berjalan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas

Sosial. Penerapan yang perlu dimulai pada sektor pengawasan pasca

rehabilitasi berupa pengawasan modal usaha, pendataan berkala dan

menyeluruh, penegakkan sanksi yang tegas serta tersedianya sarana

prasarana seperti panti sosial serta tenaga ahli yang sesuai sehingga dapat

menunjang program rehabilitasi berjalan dengan tepat sasaran dan agar

supaya tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial sebagai wadah penyandang

masalah sosial.

Page 129: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

DAFTAR PUSTAKA

Adi, I. R. (2013). Kesejahteraan Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Agung, Kurniawan. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Pembaharuan.

Agung, N. B. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan

SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anwar, Prabu M. (2005). Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi

Kelima. Rineka Cipta: Jakarta.

Azwar, S. (1986). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Liberty.

Fahrudin, A. (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Gibson, Ivancevich, Donelly. (2005) Produktivitas Kerja. Edisi Ke8. Jakarta:

Birarupa Aksara.

Handoko, T. Hani. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: BPFE.

Ivancevich, John M, dkk. (2008). Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta:

Erlangga.

Herawati, T., & Putra, N. M. (2000). Penelitian Efektifitas Metode Dan Teknik

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Usaha Kesejahteraan Sosial . Jakarta:

Departemen Sosial RI.

Martoyo, Susilo. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedelapan.

Yogyakarta: BPFE.

Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP

AMPYKPN.

Mangunhardjana, A. M. (1986). Pembinaan: Arti dan Metodenya. Yogyakarta:

Kanisius.

Mathis, Robert L dan Jackson, John H. (2001). Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Page 130: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

Purwanto. (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok

Gramedia.

Sihombing, M. J. (2005). Kekerasan Terhadap Masyarakat Marjinal. Yogyakarta:

Narasi.

Soehartono, I. (2002). Metode Penelitian Sosial : Suatu Teknik Penelitian

Kesejahteraan Sosial Dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Steers, M. Richard. (1985). Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Suharto, Edi. (2006). Pemberdayaan Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial.

Bandung: Lembaga Studi Pembangunan STKS.

Suud, M. (2006). 3 Teori Kesejateraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Suud, M. (2006). 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Siregar, S. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Grup.

Singarimbun, M & Effendi, S (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta. LP3S.

Supriyono. (2000). Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Erlangga.

Tang, Dilintin P. (2008). Pembinaan Generasi Muda. Yogyakarta: Kanisius.

Tangkilisan, Noggittessel. (2005). Manajemen Publik. Jakarta: PT.Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Page 131: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-undang Ayat 1 Tahun Tahun 1945 Tentang Anak Terlantar dan Fakir

Miskin Dipelihara Negara.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Peraturan Daerah sebagai

Pelaksanaan Pelayanan Dasar dan Kesejahteraan Sosial.

KUHAP No 8 Tahun 1981 Rehabilitasi Pasal 1 Ayat 23.

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial.

Peraturan Menteri Sosial Nomor 80 Tahun 2010 Tentang Panduan Perencanaan

Bidang Sosial Kabupaten/Kota.

Skripsi :

Nitha Chitrasari, 2012. Kinerja Dinas Sosial Dalam Penanganan Gelandangan

dan Pengemis di Kota Cilegon. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang

Adi Hardiawan, 2015. Efektivitas Program Pembinaan Dinas Sosial Pada Wanita

Pekerja Seks Di Kota Cilegon. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang

Asrul Nurdin, 2013. Implementasi Kebijakan Peraturan Daerah No 2 Tahun 2008

Tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis, dan Pengamen di

kota Makassar. Universitas Hasanudin Makasar

Lainnya :

a) http://www.serangkota.go.id

b) rehsos.kemsos.go.id

c) http://repository.unhas.ac.id

d) http://storage.jakstik.ac.id/ProdukHukum/Sosial/Kepmensos_No_80_HUK

_2010_Panduan_SPM.pdf

e) http://www.kemsos.go.id/

Page 132: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

113

Deskripsi Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pilihlah salah satu alternative jawaban untuk setiap pernyataan berdasarkan

pendapat tentang Efektivitas Program Rehabilitasi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial Kota Serang di bawah ini dengan memberi

tanda check list (√) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.

Keterangan:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

NO PERNYATAAN RESPON

SS S TS STS

1 Waktu pelaksanaan program rehabilitasi yang cukup

2 Ketepatan pelaksanaan program rehabilitasi

3 Tercapainya tujuan program-program rehabilitasi

4 Tepatnya pemberian program rehabilitasi

5 Jelasnya aturan hokum tentang masalah social

6 Aturan hukum yang berjalan dengan baik

7 Berjalannya sosialisasi larangan mengemis

8 Berjalannya sosialisasi mengenai program-program

rehabilitasi

9 Pemahaman penyandang masalah kesejahteraan social

tentang penyakit masyarakat

10 Program rehabilitasi memberikan dampak ke arah yang

lebih baik

Page 133: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

11 Tepatnya isi program rehabilitasi

12 Berjalannya program rehabilitasi dengan baik

13 Tidak kembalinya penyandang masalah kesejahteraan

social ke jalan setelah pemberian program rehabilitasi

14 Sosialisasi yang diberikan telah dipahami oleh

penyandang masalah kesejahteraan sosial

15 Sosialisasi yang diberikan oleh dinas sosial telah

dijalankan oleh PMKS

16 Tepatnya pemanfaatan modal usaha

17 Tepatnya pemberian modal usaha

18 Adaya pengawasan pasca rehabilitasi

19 Adanya pengawasan pemanfaatan modal usaha

20 Pendataan berkala pasca pemberian program rehabilitasi

21 Pendataan yang terstruktur

22 Pendataan yang menyeluruh

23 Tepatnya pemberian sanksi

24 Pemberian sanksi yang tegas

25 Tersedianya tenaga ahli dalam pemberian program

rehabilitasi

26 Cukupnya sarana prasarana dalam pelaksanaan program

rehabilitasi

Page 134: EFEKTIVITAS PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG …

LAMPIRAN:

DOKUMENTASI: