e-ISSN: 2657-1668 ...

7
e-ISSN: 2657-1668 http://www.ejournal.umbandung.ac.id/index.php/JSTE vol.1 No.2 tahun.2019 h. 127 - 133 Siklus Estrus Mencit Betina Virgin (Mus musculus) Strain BALB/c setelah Terpapar Berbagai Jenis Sound Haryanto 1 , Wulan Pertiwi 2 , Nisa Ihsani 3 Departemen Bioteknologi, Universitas Muhammadiyah Bandung Jalan Soekarno-Hatta No. 752 Cipadung Kidul, Panyileukan Kota Bandung 40614. e-mail: 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil siklus estrus pada mencit betina strain BALB/c yang dipaparkan pada berbagai jenis sound musik. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan terdiri dari 4 perlakuan serta 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah paparan sound musik dengan durasi 30 menit pada setiap hari selama 15 hari (3 siklus estrus). Perlakuan kontrol adalah mencit tanpa sound musik dan pelakuan P1, P2 dan P3 adalah dipaparkan sound klasik, sound haevy metal dan suara kucing berkelahi. Pada setiap harinya (pukul 08.00-10.00) mencit diamati siklus estrus melalui pendekatan metode sitologi vagina dan pengamatan langsung pada genitalia eksternal. Variabel yang diamati adalah fase dan panjang siklus estrus. Hasil analisis one way ANOVA menunjukkan paparan sound musik tidak signifikan terhadap panjang siklus estrus mencit betina virgin matang kelamin. Kata kunci: estrus, mencit BALB/c, sound musik. Abstract This research was conducted to evaluate estrous cycle lenght in the mice virgin strain BALB/c (Mus musculus) given music sound. This research was conducted experimentally applying complete Randomized Design (RAL Design) 4 treatments and 5 repeating. The mice was taken sound music (30 minutes everedy days for 15 days). The tested sound music were control/no sound (P1), classical music (P2), heavy metal music (P3), and the sound of cats fighting (P4). The data consisted estrous cycle from used methode include evaluating vaginal cytology and visual observation of the external genitalia. The results showed that the treatment did not significantly affect the estrous cycle length in the mice virgin strain BALB/c (p>0.05). Keywords: estrous, mice BALB/c, music sound 1. PENDAHULUAN Fase estrus pada mencit berulang dan kembali lagi membentuk siklus yang kontinyu atau dikenal dengan siklus estrus. Siklus estrus terdiri dari empat tahap yang berurutan yaitu proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Panjang siklus estrus mencit strain BALB/ c adalah 4-5 hari [1] [2]. Siklus ini dapat diamati dengan beberapa metode yaitu evaluasi sitologi vagina [2], pengukuran impedance elektrical [3], analisis biokimiawi urin [4] dan pengamatan visual pada bagian genitalia eksternal [1]. Metode evaluasi sitologi paling efektif untuk mengamati fase dalam siklus estrus. Metode ini dilakukan dengan mengulas sel-sel pada vagina (swab), menempelkan hasil ulasan ke objek gelas, fiksasi, staining dan pengamatan pada mikroskop. Metode ini mudah, murah dan memiliki akurasi yang lebih tinggi [1][2]. Larutan yang digunakan dalam tahap fiksasi adalah alkohol 70%, sedangkan methylen blue [5] dan giemsa 2017 [6] [7] [8] dapat dijadikan sebagai larutan staining. JSTE Journal of Science, Technology and Enterpreneurship

Transcript of e-ISSN: 2657-1668 ...

Page 1: e-ISSN: 2657-1668  ...

e-ISSN: 2657-1668 http://www.ejournal.umbandung.ac.id/index.php/JSTE vol.1 No.2 tahun.2019

h. 127 - 133

Siklus Estrus Mencit Betina Virgin (Mus musculus) Strain BALB/c

setelah Terpapar Berbagai Jenis Sound

Haryanto1, Wulan Pertiwi2, Nisa Ihsani3

Departemen Bioteknologi, Universitas Muhammadiyah Bandung

Jalan Soekarno-Hatta No. 752 Cipadung Kidul, Panyileukan Kota Bandung 40614.

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil siklus estrus pada mencit betina strain BALB/c yang dipaparkan

pada berbagai jenis sound musik. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dan terdiri dari 4 perlakuan serta 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah paparan sound musik dengan durasi 30

menit pada setiap hari selama 15 hari (3 siklus estrus). Perlakuan kontrol adalah mencit tanpa sound musik dan pelakuan

P1, P2 dan P3 adalah dipaparkan sound klasik, sound haevy metal dan suara kucing berkelahi. Pada setiap harinya (pukul

08.00-10.00) mencit diamati siklus estrus melalui pendekatan metode sitologi vagina dan pengamatan langsung pada

genitalia eksternal. Variabel yang diamati adalah fase dan panjang siklus estrus. Hasil analisis one way ANOVA

menunjukkan paparan sound musik tidak signifikan terhadap panjang siklus estrus mencit betina virgin matang kelamin.

Kata kunci: estrus, mencit BALB/c, sound musik.

Abstract

This research was conducted to evaluate estrous cycle lenght in the mice virgin strain BALB/c (Mus musculus)

given music sound. This research was conducted experimentally applying complete Randomized Design (RAL Design) 4

treatments and 5 repeating. The mice was taken sound music (30 minutes everedy days for 15 days). The tested sound music were control/no sound (P1), classical music (P2), heavy metal music (P3), and the sound of cats fighting (P4). The data consisted estrous cycle from used methode include evaluating vaginal cytology and visual observation of the external genitalia. The results showed that the treatment did not significantly affect the estrous cycle length in the mice virgin strain BALB/c (p>0.05).

Keywords: estrous, mice BALB/c, music sound

1. PENDAHULUAN

Fase estrus pada mencit berulang dan kembali lagi membentuk siklus yang kontinyu atau dikenal

dengan siklus estrus. Siklus estrus terdiri dari empat tahap yang berurutan yaitu proestrus, estrus, metestrus

dan diestrus. Panjang siklus estrus mencit strain BALB/ c adalah 4-5 hari [1] [2]. Siklus ini dapat diamati

dengan beberapa metode yaitu evaluasi sitologi vagina [2], pengukuran impedance elektrical [3], analisis

biokimiawi urin [4] dan pengamatan visual pada bagian genitalia eksternal [1].

Metode evaluasi sitologi paling efektif untuk mengamati fase dalam siklus estrus. Metode ini

dilakukan dengan mengulas sel-sel pada vagina (swab), menempelkan hasil ulasan ke objek gelas, fiksasi,

staining dan pengamatan pada mikroskop. Metode ini mudah, murah dan memiliki akurasi yang lebih tinggi

[1][2]. Larutan yang digunakan dalam tahap fiksasi adalah alkohol 70%, sedangkan methylen blue [5] dan

giemsa 2017 [6] [7] [8] dapat dijadikan sebagai larutan staining.

JSTE Journal of Science, Technology and Enterpreneurship

Page 2: e-ISSN: 2657-1668  ...

e-ISSN: 2657-1668 http://www.ejournal.umbandung.ac.id/index.php/JSTE vol.1 No.2 tahun.2019

h. 127 - 133

Siklus estrus mencit juga ditemukan pada hewan-hewan mamalia non primata [9][10]. Siklus estrus

mencit setara dengan siklus menstruasi pada hewan primata dan manusia [11]. Fase dalam siklus estrus dapat

digolongkan berdasarkan tipe dan proporsi sel yang terdapat pada hasil apusan [1][2]. Setiap fase estrus

memiliki karakteristik spesifik, saat fase estrus terjadi ovulasi. Fase estrus ditandai dengan tingkah laku aneh,

gelisah dan tidak menolak bila didekati pejantan. Selain fase estrus, hewan betina tidak mau melayani hewan

jantan untuk kopulasi [12].

Kajian estrus penting dalam aplikasi reproduksi yaitu untuk pemilihan mencit yang akan dikawinkan

dengan pejantan. Dalam bidang penelitian, fase estrus digunakan untuk mengetahui perkembangan embrional

oleh karena itu harus mengetahui secara pasti kapan oosit diovulasikan dan kapan oosit difertilisasi sel

spermatozoon dengan mengetahui saat terjadinya fertilisasi maka umur embrio dapat diketahui secara tepat

[1]. Traking fase estrus juga dapat dijadikan variabel dalam sebuah penelitian [8].

Siklus estrus dapat dipengaruhi oleh stimulasi auditori [13] faktor nutrisi [14] [15], hormonal [16],

faktor fotoperiodisme [17], dan faktor setres lingkungan lainnya seperti bising [18]. Pada penelitian Naff et al,

tahun 2007 menunjukkan bahwa penyedotan debu dengan vacuum cleaner menyebabkan mencit C57Bl/6 dan

CD mengalami setress [19]. Peningkatan kebising pada kandang yang berventilasi menurunkan jumlah

blastokista mencit [20], oleh karena itu penelitian ini menjadi penting untuk mengetahui profil siklus estrus

pada mencit betina virgin matang kelamin strain BALB/c yang dipaparkan pada berbagai jenis sound musik.

2. METODE PENELITIAN

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang mencit, tempat minum, timbangan

digital, beaker glass 10 mL, staining jarr, cutton bud for babby merk alfamart, gelas objek, gelas penutup,

mikroskop cahaya binokuler, timer, kamera digital dan hand phone.

Bahan yang digunakan adalah mencit betina virgin matang kelamin strain BALB/c umur 12-14

minggu (20,45 g), pelet N954 merk dagang Hyprovit, sekam, larutan methylen blue, NaCl fisiologis, alkohol

70%, akuades, dan air ledeng. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi, Universitas

Muhammadiyah Bandung selama 16 hari (3 kali siklus estrus mencit).

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Perlakuan yang diuji adalah pemaparan jenis sound yaitu tanpa suara sound (P0), sound musik klasik (P1),

sound musik heavy metal (P2) dan sound kucing berkelahi (P3). Setiap taraf perlakuan dibutuhkan ulangan

sebanyak 5 sehingga ada 20 ekor mencit. Variabel bebas dalam penelitian ini jenis sound. Variabel terikat

berupa panjang dan fase siklus estrus. Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Persiapan Kandang

Persiapan kandang utuk pemeliharaan mencit uji. Kandang dengan penutup berventilasi. Ukuran kandang yang

digunakan berukuran 30x23x10 cm3, masing-masing kandang diisi sebanyak lima ekor mencit. Agar mencit

dapat hidup dengan nyaman, diletakkan sekam pada bagian dasar kandang.

2. Persiapan Hewan Uji

Dua puluh ekor mencit betina (M. musculus) strain BALB/c disediakan dengan usia matang kelamin yaitu

umur 12-14 minggu dan berat yang sekitar 17-24 (20,45±2,30 g). Mencit dipastikan dalam keadaan sehat dan

normal, hal tersebut dapat dilihat dari keadaan mencit yang tidak cacat dan aktif bergerak. Mencit

diaklimatisasi selama 7 hari sebelum perlakuan penelitian diujicobakan.

3. Pemberian Perlakuan dan Pemeliharaan

Mencit dibagi kedalam taraf taraf perlakuan yaitu P0, P1, P2, dan P3. Setiap hari mencit diberi pakan sebanyak

4 g/ekor. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum. Pencahayaan berasal dari lampu bohlam yaitu

dinyalakan pada pukul 08.00-16.00. Selama 15 hari, mencit dipaparkan pada berbagai jenis sound selama 30

menit dengan volume maksimal HP SONY Z5 Compact. Jarak sumber suara dengan mencit adalah 10 cm.

Spesies Mus musculus pendengaran 1000-4000 Hz [19]; dan tikus domestikasi memiliki rentang 34.5-kHz -

85.5-kHz [21].

4. Pengambilan dan Analisis Data

Data penelitian berupa panjang dan fase siklus estrus. Pengambilan data dilakukan setiap hari pada pukul

08.00-10.00 pagi. Penentuan fase estrus dilakukan dengan cara pembuatan preparat apus vagina. Ujung cotton

bud dibasahi dengan larutan NaCl fisiologis, secara perlahan cotton bud tersebut dimasukkan kedalam vagina

mencit (5 mm) dan diputar perlahan searah dengan jarum jam sebanyak tiga rotasi. Ujung cotton bud dioleskan

memanjang pada objek gelas menjadi tiga baris. Apusan dipastikan menempel dan dikering anginkan 5 menit.

Apusan tersebut difiksasi menggunakan alkohol 70% dan diwarnai menggunakan methylen blue selama 5

menit. Pewarna yang berlebih dibersihkan dengan air mengalir. Apusan diamati pada perbesaran 400x guna

evaluasi panjang dan fase siklus estrus. Evaluasi siklus estrus berdasarkan Meziane et al., 2007 [2], yaitu tipe

Page 3: e-ISSN: 2657-1668  ...

e-ISSN: 2657-1668 http://www.ejournal.umbandung.ac.id/index.php/JSTE vol.1 No.2 tahun.2019

h. 127 - 133

dan proporsi sel pada apusan. Data fase estrus hasil pengamatan genitalia luar dan apus vagina dianalisis secara

deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk gambar. Data panjang siklus estrus dianalis menggunakan ANOVA

satu arah dan diikuti uji beda nyata terkecil (BNT) menggunakan softwere SPSS for windows.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Fase estrus dalam siklus estrus

Berdasarkan hasil pengamatan langsung terhadap genitalia luar mencit betina strain BALB/c adalah

fase proestrus ditandai dengan vagina mulai membuka dan ditandai dengan jaringan bengkak, lembab, dan

berwarna merah muda (Gambar 1A). Vagina terbuka lebar, sehingga ada kerutan disekitar vagina, fase estrus

ditandai dengan bukaan vagina yang lebar dengan jaringan yang sedikit bengkak, sedikit lembab, dan

internsitas warna merah mudah memudar dibandingkan fase proestrus (Gambar 1B). Fase metestrus ditandai

dengan pembukaan vagina yang tidak terbuka lebar, tidak bengkak, tidak lembab dan dijumpai dengan debris

seluler putih (Gambar 1C). Fase diestrus ditandai dengan pembukaan vagina kecil dan tertutup dan tanpa

jaringan yang bengkak (Gambar 1D).

Gambar 1. Karakteristik fase-fase estrus pada pengamatan genitalia eksternal mencit betina strain BALB/c.

Fase proestrus (A), fase estrus (B), fase metestrus (C) dan fase diestrus (D).

Penentuan fase estrus dengan pengamatan langsung pada genitalia eksternal mencit betina

membutuhkan cahaya yang cukup pada ruang pengamatan. Sumber cahaya diperlukan untuk pengamatan

warna genitalia eksternal mencit betina yang mengalami perubahan warna dan pembukaan vagina pada setiap

A B

C D

Page 4: e-ISSN: 2657-1668  ...

e-ISSN: 2657-1668 http://www.ejournal.umbandung.ac.id/index.php/JSTE vol.1 No.2 tahun.2019

h. 127 - 133

fase. Mencit betina fase proestrus dan estrus dengan pejantan akan mengalami kopulasi setelah semalam jika

disatukan. Mencit yang berhasil kopulasi ditandai dengan adanya vaginal plug pada esok harinya [1].

Karakteristik proestrus, alat kelamin betina luar mulai memperlihatkan tanda-tanda bahwa terjadi

peningkatan peredaran darah di daerah itu. Meskipun telah ada perubahan yang menimbulkan gairah sex,

namun hewan betina ini masih menolak pejantan yang datang karena tertarik oleh perubahan tingkah laku

tersebut. Fase estrus merupakan fase yang tepat dan terjadi kopulasi. Pada fase metestrus, serviks telah

menutup, kelenjar-kelenjar serviks merubah sifat hasil sekresinya dari cair menjadi kental. Lendir kental ini

berfungsi sebagai sumbat lumen serviks. Diestrus adalah fase dalam siklus berahi yang ditandai dengan tidak

adanya kebuntingan, tidak adanya aktivitas kelamin dan hewan menjadi tenang (Partodihardjo, 1982) dalam

Huda et al., 2017[5]..

Berasarkan hasil pengamatan mikroskopik preparat apus vagina dijumpai dua tipe sel yaitu sel leukosit

dan sel epitel. Sel leukosit memiliki struktur bulat dengan inti yang bersegmen-segmen ditengah. Inti leukosit

menyerap warna yang lebih kontras dibadandingkan dengan sitoplasma. Ada dua tipe perkembangan sel epitel

vagina yaitu epitel berinti dan epitel terkornifikasi. Epitel berinti memiliki struktur bulat dan atau lonjong

dengan inti bulat ditengah. Intesitas penyerapan warna inti sel epitel lebih kontras jika dibandingkan dengan

sitoplasmanya. Epitel kornifikasi adalah epitel berinti akan mengalami diferensiasi perkembangan karena

epitel megalami keratinisasi protein dan sel nampak menanduk atau menebal sehingga inti sel tidak tampak.

sel leukosit memiliki ukuran yang relatif kecil dibandingkan sel epitel berinti. Sel epitel terkornifikasi memiliki

intensitas penyerapan warna yang lebih kontras dibandingkan sel epitel berinti. Fase proestrus ditandai dengan

keberadaan sel epitel berinti dan epitel terkornifikasi (Gambar 2A). Fase estrus ditandai dengan dominansi sel

epitel terkornifikasi (Gambar 2B). Fase metestrus ditandai dengan kehadiran proporsi sel leukosit diantara

epitel terkornifikasi (Gambar 2C). Fase diestrus ditandai dengan proporsi sel leukosit yang lebih banyak

dibandingkan dengan sel epitel inti dan epitel terkornifikasi (Gambar 2D).

Gambar 2. Karakteristik fase-fase estrus pada pengamatan mikroskopis apus vagina dengan perbesaran 400x.

Fase proestrus (A), fase estrus (B), fase metestrus (C) dan fase diestrus (D).

Keterangan gambar 1. Sel leukosit, 2. Sel epitel berinti, 3. Sel epitel terkornifikasi.

Pada fase proestrus dan estrus hanya dijumpai satu tipe sel yaitu sel epitel. Kopulasi hanya terjadi saat estrus,

mencit betina dalam fase ini siap menerima pejantan dikarenakan epitel sudah dilapisi epitel kornifikasi atau

A B

C D

2

3 3

1

3

2 3 1

Page 5: e-ISSN: 2657-1668  ...

e-ISSN: 2657-1668 http://www.ejournal.umbandung.ac.id/index.php/JSTE vol.1 No.2 tahun.2019

h. 127 - 133

sel epitel yang menebal atau menanduk. Kehadiran sel leukosit pada fase metestrus dan diestrus adalah sebagai

sel imunitas [11].

B. Panjang siklus estrus

Berdasarkan hasil apus vagina dan pengamatan genitalia luar mencit betina menunjukkan bahwa

panjang siklus estrus pada P0 berkisar 4-6 hari, pada P1 berkisar 4-8 hari, pada P2 berkisar 4-8 hari dan pada

P3 berkisar 5-8 hari. Rerata panjang siklus estrus pada P0 adalah (5,46±0,258 hari), P1 (5,72±1,772 hari), P2

hari (5,70±1,745 hari), dan P3 (5,86±0,473 hari).

Berdasarkan hasil analisis ANOVA menunjukkan paparan sound musik 30 menit selama 15 hari pada

setiap harinya tidak berpengaruh terhadap panjang siklus estrus. Data lengkap panjang siklus estrus tersaji

dalam Tabel 1.

Tabel 1. Panjang siklus estrus mencit betina yang dipaparkan berbagai jenins sound musik

Perlakuan Panjang siklus estrus (hari)

P0 5,46±0,258A

P1 5,70±1,745A

P2 5,72±1,772A

P3 5,86±0,473A

Keterangan : angka yang diikuti huruf superscript sama menunjukkan tidak beda nyata (α=5%).

Berdasarkan hasil apus vagina dan pengamatan genitalia luar mencit betina pada hari ke-16

menunjukkan P0 terdapat 4 mencit dalam fase estrus dan 1 ekor mencit dalam fase diestrus. Pada P1 terdapat

2 ekor mencit fase estrus, 1 ekor mencit fase metestrus dan 2 ekor mencit fase diestrus. Pada P2 terdapat 1

ekor mencit fase proestrus, 3 ekor mencit fase estrus dan 1 ekor mencit fase diestrus. Pada P3 1 ekor mencit

fase proestrus, 1 ekor mencit fase estrus dan 3 ekor mencit fase diestrus. Hal ini menunjukkan bahwa paparan

musik sound 30 menit selama 15 hari pada setiap harinya belum mampu mensinkronkan fase estrus pada

masing-masing perlakuan.

Pada penelitian ini terdapat 3 ekor mencit yang dipaparkan sound musik memiliki panjang siklus estrus

8 hari. Satu siklus estrus pada mencit berkisar 4-5 hari [1] [2]. Mencit yang diberi dosis ekstrak biji kapas 2,1

dan 2,7 g/kg BB memiliki panjang siklus estrus yang lebih lama dibandingkan dengan mencit kontrol, yaitu

siklus estrusnya melebihi 5 hari. Pemanjangan siklus estrus menyebabkan durasi folikulogenesis menjadi lebih

panjang [8]. Intensitas, frekuensi dan suara yang tidak diinginkan dapat menyebabkan cascade neuroendokrin

[19]. Terganggunya sel-sel neuron mengakibatkan gangguan hipotalamus untuk menstimulasi sekresi GnRH

yang merangsang hipofisis mensekresikan FSH dan LH. Hormon FSH dan LH ini berperan dalam siklus

reproduksi [22]. Pada penelitian ini, paparan berbagai jenis sound musik (P1, P2 dan P3) menunjukkan relatif

sama dengan kontrol (P0). Paparan kebisingan vacuum cleaner dengan suara moderat selama satu jam belum

menyebabkan peningkatan konsentrasi fecal corticosterone paska 24 jam pendedahan terhadap mencit betina

dewasa C57BL/6 [23].

Selama pemeliharaan, berat badan mencit pada setiap minggunya tersaji dalam Tabel. 2

Tabel 2. Berat mencit selama penelitian

Perlakuan Berat badan mencit (g)

H0 H7 H15

P0 19,6±2,51 25,2±1,92 2,48±2,28

P1 2,12±1,48 25,6±1,51 25,2±1,92

P2 19,8±3,11 24,2±2,48 25,6±2,71

P3 21,2±2,05 27,0±2,91 26,8±2,28

C. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan siklus dan fase estrus dapat dilakukan dengan pengamatan

visual langsung pada genitalia eksternal dan memalui metode sitologi dengan cara apus vagina. Pemberian

paparan sound musik 30 menit selama 15 hari pada setiap harinya belum berpengaruh terhadap panjang siklus

estrus mencit betina virgin matang kelamin strain BALB/c.

Page 6: e-ISSN: 2657-1668  ...

e-ISSN: 2657-1668 http://www.ejournal.umbandung.ac.id/index.php/JSTE vol.1 No.2 tahun.2019

h. 127 - 133

Daftar Pustaka

[1] S.L. Byers, M. V. Wiles, S. L. Dunn, and R. A. Taft. 2012. “Mouse Estrous Cycle Identification Tool and

Images”. PLoS ONE. vol. 7, no. 4, pp 1-5.

[2] H. Meziane, A.M. Ouagazzal, L. Aubert, M. Wietrzych and W. Krezel. 2007. Estrous Cycle Effects on

Behavior of C57BL/6J and BALB/cByJ Female Mice: Implications for Phenotyping Strategies. Genes,

Brain and Behavior. vol. 6, pp. 192–200.

[3] S.D. Ramos, J. M. Lee and J. D. Peuler. 2001 “An inexpensive meter to measure differences in electrical

resistance in the rat vagina during the ovarian cycle”. Journal of Applied Physiology vol. 91, pp 667.

[4] S. Achiraman, G.Archunan, D. Sankarganesh, T. Rajagopal, and R. L. Rengarajan. 2011 “Biochemical

analysis of female mice urine with reference to endocrine function: a key tool for estrus detection”.

Zoologi Science, vol. 28, pp. 600–605.

[5] N.K. Huda, R. Sumarmin dan Y. Ahda. 2017. “Pengaruh Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata

Nees.) terhadap Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L. Swiss Webster)”. Eksakta. vol. 18, no. 2, pp.

69-76.

[6] N. Lusiana. 2017. “Pengaruh Fitoestrogen Daging Buah Kurma Ruthab (Phoenix dactylifera L.) terhadap

Sinkronisasi Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L.)” KLOROFIL. vol. 1, no. 1, pp. 24-31.

[7] S. Sulastri, N.I Wiratmini dan N.L.Suriani. 2014. “Panjang Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L.) yang

Diberi Pemanis Buatan Aspartam secara Oral”. Jurnal Biologi. Vol.18, no.2, pp. 69–72.

[8] S. A. Ramadhani, I. Supriatna, N. W. K. Karja, dan A. Winarto. 2007. “Pengendalian Folikulogenesis

Ovarium dengan Pemberian Ekstrak Biji Kapas”. Jurnal Sain Veteriner, vol. 35, no. 1, pp 71-79.

[9] T. L. Blanchard, T. S. Taylor and C. L. Love. 1999. “Estrous Cycle Characteristics and Response to Estrus

Synchronization in Mammoth Asses (Eouus asinus Americanus)”. Elsevier, vol. 52, pp: 827-834.

[10] K. Satué and J.C. Gardón. 2013. “A Review of the Estrous Cycle and the Neuroendocrine Mechanisms in

the Mare”. Journal of steroids and Hormonal Science, vol. 4, no. 2, pp. 1-8.

[11] N. A. Campbell, J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V. Minorsky, and R. B.

Jackson. 2011. Biology. Jakarta, Erlangga.

[12] R Rough, 1962. Experimental Embryology. Third Ed.Burgers Publishing Co., Minneapolis, Minn.

[13] M. Hernández-González, D. R. C. G. Abascal, M. Á. Guevara, R. A. R. Orozco, M. L. A. Sepúlveda, L.

E. F. Mancilla. 2013. “Prefrontal and Accumbal Electric Activity during Auditory Stimulation in Virgin

Female Rats: Changes Related to the Estrous Cycle”. Journal of Behavioral and Brain Science, vol. 3,

pp. 454-462.

[14] D.A. Nursyah. 2012. Gambaran Siklus Estrus Tikus Putih (Rattus norvegicus) Ovariektomi yang Diberi

Tepung Daging Teripang (Holothuria scabra). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[15] V.T. Darma, L. M. Santoso, dan Riyanto. 2017. “Pengaruh Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiutica)

terhadap Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L) dan Sumbangannya terhadap Pembelajaran Biologi

SMA”. Jurnal Pem Belajaran Biologi. vol. 4, no. 1, pp. 17-87.

[16] E. Narulita, J. Prihatin, K. Anam, dan F. A. R. H. Oktavia. 2017. “Perubahan Kadar Estradiol dan

Histologi Uterus Mencit (Mus musculus) Betina dengan Induksi Progesteron Sintetik”. Biosfera. vol.34,

no. 3, pp. 117-122.

[17] K. Yoshinaka, A. Yamaguchi, R. Matsumura, K. Node, I. Tokuda and M. Akashi. 2017.” Effect of

Different Light-dark Schedules on Estrous Cycle in mice, and implications for mitigating the adverse

impact of night work”. Genes to cells, vol. 22, pp. 876-884.

Page 7: e-ISSN: 2657-1668  ...

e-ISSN: 2657-1668 http://www.ejournal.umbandung.ac.id/index.php/JSTE vol.1 No.2 tahun.2019

h. 127 - 133

[18] E. G. Patterson-Kane and M. J. Farnworth. 2006. “Noise Exposure, Music, and Animals in the

Laboratory: A Commentary Based on Laboratory Animal Refinement and Enrichment Forum (LAREF)

Discussions”. Journal of Applied Animal Welfare Science, vol. 9, no.4, pp. 327–332.

[19] K. A. Naff, C. M. Riva, S. L. Craig, and K. N. Gray. 2007. “Noise Produced by Vacuuming Exceeds the

Hearing Thresholds of C57Bl/6 and CD1 Mice”. Journal of the American Association for Laboratory

Animal Science”. vol. 46, no. 1. pp. 52-57.

[20] B. M. Zamora, M. Jiang, Y. Wang, M. Chai, P T. Lawson, and G. W Lawson. 2009. “Decreased Blastocyst

Production in Mice Exposed to Increased Rack Noise”. Journal of the American Association for

Laboratory Animal Science, vol. 48, no. 5. pp. 486-491.

[21] H. E Heffner and R. S. Heffner. 2007. “Hearing Ranges of Laboratory Animals”. Journal of the American

Association for Laboratory Animal Science, vol. 46, no. 1, pp. 20-22.

[22] Y.S. Uke. 2008. “Efek Toksik Monosodium Glutamat (MSG) pada Binatang Percobaan”. Sutisning,.vol.

3, no. 2, pp. 306-314.

[23] K. Jensen, N. E Hahn, R. Palme, K. Saxton, and D. D Francis. 2010. “Vacuum-Cleaner Noise and Acute

Stress Responses in Female C57BL/6 Mice (Mus musculus)”. Journal of the American Association for

Laboratory Animal Science, vol. 49, no. 3, pp. 300-306.