Dry eye

21
I. Dry eye (mata kering) Sindroma Mata Kering (Keratokonjungtivitis Sikka) merupakan kekeringan pada konjungtiva (lapisan pada kelopak mata yang melapisi bagian putih bola mata) dan kornea (lapisan jernih di depan iris dan pupil pada bola mata). 1 Mata kering sering terjadi pada sindroma Sjogren (suatu gangguan autoimun). Pada sindroma Sjogren, sel-sel darah putih menyerang kelenjar-kelenjar yang menghasilkan cairan, seperti kelenjar air liur dan kelenjar air mata, sehingga menyebabkan mulut dan mata menjadi kering. Pada kasus yang jarang, mata kering akibat produksi air mata yang kurang merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu, seperti lupus atau rheumatoid arthritis. 1 Selain itu, mata kering juga dapat diakibatkan oleh kelainan komposisi air mata sehingga menyebabkan penguapan air mata yang lebih cepat. Meskipun kelenjar air mata menghasilkan air mata dalam jumlah yang cukup, tetapi karena adanya penguapan air mata yang sangat cepat membuat seluruh lapisan mata tidak dapat dilindungi oleh lapisan air mata yang utuh. 1 Mata kering juga dapat terjadi akibat mata terbuka sebagian untuk waktu tertentu saat tidur (nocturnal lagophthalmos) atau karena mata tidak cukup berkedip (seperti yang dapat terjadi pada penyakit Parkinson). 1 Etiologi

description

tugas

Transcript of Dry eye

I. Dry eye (mata kering)Sindroma Mata Kering (Keratokonjungtivitis Sikka) merupakan kekeringan pada konjungtiva (lapisan pada kelopak mata yang melapisi bagian putih bola mata) dan kornea (lapisan jernih di depan iris dan pupil pada bola mata).1Mata kering sering terjadi pada sindroma Sjogren (suatu gangguan autoimun). Pada sindroma Sjogren, sel-sel darah putih menyerang kelenjar-kelenjar yang menghasilkan cairan, seperti kelenjar air liur dan kelenjar air mata, sehingga menyebabkan mulut dan mata menjadi kering.Pada kasus yang jarang, mata kering akibat produksi air mata yang kurang merupakan gejala dari penyakit-penyakit tertentu, seperti lupus atau rheumatoid arthritis.1 Selain itu, mata kering juga dapat diakibatkan oleh kelainan komposisi air mata sehingga menyebabkan penguapan air mata yang lebih cepat. Meskipun kelenjar air mata menghasilkan air mata dalam jumlah yang cukup, tetapi karena adanya penguapan air mata yang sangat cepat membuat seluruh lapisan mata tidak dapat dilindungi oleh lapisan air mata yang utuh.1 Mata kering juga dapat terjadi akibat mata terbuka sebagian untuk waktu tertentu saat tidur (nocturnal lagophthalmos) atau karena mata tidak cukup berkedip (seperti yang dapat terjadi pada penyakit Parkinson).1 Etiologi Defisiensi produksi air mata ATD (Aqueous Tear Deficiency) dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai berikut :Non-sindrom SjogrenKekurangan kelenjar lakrimal primer, idiopatik, umur-yang berhubungan dengan mata kering, kongenital alacrima (misalnya, riley-hari sindrom), keluarga dysautonomia, kurangannya produksi kelenjar lakrimal sekunder, infiltrasi kelenjar lakrimal, sarcoidosis, limfoma, aids, amiloidosis, hemochromatosis, penyakit infeksi kelenjar lakrimal, trachoma, kekurangan vitamin A (xeroftalmia), gizi buruk, diet bebas lemak, malabsorpsi usus dari inflamasi usus, reseksi usus, atau kronik alkohol, ablasi kelenjar lakrimal ablasi, denervasi kelenjar lakrimal, penyakit obstruktif lakrimal,trachoma, okuler pemfigoid cicatricial, eritema multiforme dan sindrom stevens-johnson, kimia dan luka bakar termal, ketidakseimbangan endokrin, postradiation fibrosis, pengobatan (antihistamin, beta-blocker, fenotiazin, atropin, kontrasepsi oral, anxiolytics, obat antiparkinson, diuretik, antikolinergik, antiaritmik, obat tetes mata topikal, anestesi topikal, dan isotretinoin), refleks hyposecretion (reflek blok sensorik dan reflek blok motorik), neurotrophic keratitis operasi kornea (misalnya, ekstraksi katarak ekstrakapsular), keratoplasty, penyakit infeksi seperti, keratitis herpes simplex, herpes zoster ophthalmicus, obat topical, obat anastesi, obat sistemik seperti, penyekat beta, obat-obatan seperti atropi, diabetes, trichloroethylene, toksisitas, kerusakan nervus vii, dan multiple neuromatosis.7,8

Sindrom Sjogren a.Primer (tidak terkait penyakit jaringan ikat) dan sekunder (berhubungan dengan penyakit jaringan ikat), rheumatoid arthritis, sistemik lupus erythematosus, progresif sclerosis, sistemik (scleredema), sirosis bilier primer, nefritis interstisial, polymyositis dan dermatomyositis, polyarteritis nodosa, hashimoto tiroiditis, pneumonitis interstisial, limfositik, idiopatik purpura trombositopenik, hypergammaglobulinemia,waldenstrom macroglobulinemia, dan wegener granulomatosis.7,8

Kehilangan evaporasi lebih lanjut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:Penyebab IntrinsikPenyakit kelenjar meibom, mengurangi jumlah (defisiensi congenital), disfungsi kelenjar meibom yang didapat, replacement-distichiasis, distichiasis sindrom lymphedema, metaplasia (disfungsi kelenjar meibom: hipersekresi/meibomian seborrhea dan hyposecretory/terapi retinoid), obstruktif (primer atau sekunder terhadap penyakit lokal misalnya, blepharitis anterior maupun penyakit sistemik misalnya, rosacea jerawat, dermatitis seboroik, atopy, ichthyosis, psoriasis serta sindrom misalnya, displasia ectodermal anhidrotic, ectrodactyly sindrom, sindrom turner serta toksisitas sistemik misalnya, asam retinoic 13-cis, polychlorinated biphenyls), cicatricial (primer atau sekunder terhadap penyakit lokal misalnya, kimia luka bakar, trachoma, pemfigoid, erythema multiforme, rosacea jerawat, vkc, akc), tingkat berkedip yang rendah, fenomena fisiologi, seperti selama pelaksanaan tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi (misalnya, bekerja di sebuah komputer atau mikroskop), gangguan ekstrapiramida seperti penyakit parkinson (penurunan neuron dopaminergik kolam), gangguan terbukanya kelopak mata exposure (misalnya, craniostenosis, proptosis, exophthalmos, miopia tinggi), lid palsy, ectropion, dan lid koloboma.7,8Penyebab ekstrinsik Kekurangan vitamin A, gangguan perkembangan sel goblet, kerusakan asinar lacrimal, memakai lensa kontak, dan penyakit permukaan okuler (misalnya, alergi)7,8

Patofisiologi Manifestasi Klinisa. gejala -) Sensasi kering, terbakar, gatal, nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, dan penglihatan kaburmerupakan gejala yang sering terjadi pada pasien dengan mata kering. Gejala-gejala ini sering diperburuk di lingkungan berasap atau kering, dengan pemanasan ruangan, dengan membaca atau menggunakan komputer secara berlebihan.8 -) Dalam KCS, gejala cenderung lebih buruk menjelang akhir hari, dengan penggunaan mata dalam waktu yang lama, atau terpapar terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim. Pasien dengan disfungsi kelenjar meibom mungkin mengeluhkan kemerahan pada kelopak mata dan konjungtiva, namun, pada pasien ini, gejala yang buruk adalah saat bangun di pagi hari.8 -) Anehnya, beberapa pasien dengan sindrom mata kering mengeluh banyaknya air mata. Ketika terjadi sindrom mata kering, gejala ini sering dijelaskan dengan refleks berlebihan dari air mata akibat penyakit yang parah pada permukaan kornea.8 -) Obat sistemik tertentu juga mengakibatkan penurunan produksi air mata, seperti antihistamin, beta-blocker, dan kontrasepsi oral.8 b. Tanda Klinisa. Tanda dari mata kering adalah sebagai berikut:8Dilatasi vaskular konjungtiva bulbar, penurunan meniskus air mata, permukaan kornea tidak teratur, penurunan air mata waktu break-up, keratopati epitel punktata, filamen kornea, meningkatnya debris pada film air mata, konjungtiva pleating, superficial punktata keratitis, dengan pewarnaan positif fluorescein, mucous discharge, ulkus kornea pada kasus yang berat, gejala sering tidak berkorelasi dengan tanda-tanda. Pada kasus yang berat, mungkin ada defek epitel atau infiltrat kornea atau ulkus. infeksi keratitis sekunder juga dapat berkembang.8c. Klasifikasi dry eye The International Dry Eye WorkShop (DEWS) baru-baru ini mengembangkan klasifikasi dari mata kering, berdasarkan etiologi, mekanisme, dan stadium penyakit.8Sistem klasifikasi, membedakan 2 kategori utama (atau penyebab) dari mata kering, yaitu sebagai berikut: defisiensi aqueous dan evaporasi/penguapan.81. Kurangnya produksi air mataA. Non-Sjorgen sindrom mata kering a. Defisiensi kelenjar lakrimal b. Obstruksi saluran kelenjar lakrimal c. Refleks hyposekresi d. Obatsistemik 7,8B. Sjorgen sindrom mata kering a. Primer b. Sekunder 7,8 2. Evaporasi A. Penyebab intrinsik Disfungsi kelenjar Meibom, disorder of lid aperture, rendahnya kedipan mata, drug action (misalnya, accutane).7,8B. Penyebab ekstrinsik Kekurangan vitamin A, penggunaan obat topical, memakai lensa kontak, penyakit permukaan okuler (misalnya, alergi). 7,8

Komplikasi Pada awal perjalanan sindrom mata kering, penglihatan bisa normal atau sedikit terganggu. Dengan memburuknya keadaan atau pada kasus lanjut dapat timbul ulkus pada kornea, penipisan kornea, dan perforasi. Kadang-kadang terjadi infeksi bakteri sekunder dan berakibat parut serta vaskularisasi pada kornea, yang sangat menurunkan ketajaman penglihatan dan bahkan bisa sampai menimbulkan kebutaan.6

Penatalaksanaan1) Non Medika Mentosa Untuk membantu meringankan gejala dari sindrom mata kering, ada beberapa cara yang bisa dilakukan sendiri di rumah: Humidifier memberikan lebih banyak kelembaban di udara. Dengan lebih banyak kelembaban udara, air mata akan menguap lebih lambat dan menjaga mata lebih nyaman. Pemanas di musim dingin dan AC di musim panas akan mengurangi kelembaban di udara. Gerakan udara berlebihan dapat mengeringkan mata. Menghindari gerakan udara berlebihan dengan mengurangi kecepatan kipas langit-langit. Sejumlah besar debu atau partikular di udara dapat memperburuk gejala mata kering. Dalam situasi itu, penyaring udara dapat membantu. Hot compresses dan scrub kelopak mata/pijat dengan bantuan shampo bayi dengan memberikan lapisan lemak tebal yang lebih stabil. Hal ini sangat membantu jika memiliki disfungsi kelenjar meibom, rosacea, atau blepharitis. Panas tersebut dapat menghangatkan minyak dalam kelenjar minyak, sehingga alirannya lebih mudah; tindakan memijat membantu mengeluarkan minyak dari kelenjar. Tindakan pembersihan menurunkan jumlah bakteri yang dapat memecah minyak. Jika kita melihat mata kita kering terutama ketika kita sedang membaca atau menonton TV, beristirahatlah untuk membuat mata istirahat dan menjadi lembab kembali. Tutup mata selama 10 detik setiap 5 sampai 10 menit akan meningkatkan kenyamanan mata dan harus lebih sering berkedip.

2) Medika Mentosa Meskipun tidak ada obat untuk sindrom mata kering, banyak pengobatan yang tersedia. Pengobatan tergantung pada beratnya sindrom mata kering, seperti pada kasusin hanya memerlukan air mata buatan/artificial tears, atau mungkin untuk kasus-kasus sindroma mata kering lainnya membutuhkan pembedahan. Obat tetes mata pelumas Over-the-counter, biasanya disebut sebagai air mata buatan, dapat membantu meringankan mata kering. The International Dry Eye WorkShop (DEWS) Subcommittee members reviewed the Delphi Panel (the Dry Eye Preferred Practice Patterns of the American Academy of Ophthalmology and the International Task Force Delphi Panel on Dry Eye) melakukan pendekatan terhadap pengobatan mata kering.

Rekomendasi pengobatan didasarkan pada keparahan penyakit : Level 1 Edukasi dan modifikasi lingkungan hidup, eliminasi penggunaan obat sistemik, menggunakan air mata buatan, gel, dan salep, dan eyelid terapi Level 2 Jika pada level 1 pengobatan tidak mencukupi, dilakukan tambahan sebagai berikut: Nonpreserved air mata buatan, anti-inflamasi agen, tropical corticosteroids, tropical siklosporin A, topical/sistemik omega-3 asam lemak, tetrasiklin (untuk meibomianitis, rosacea), punctal plugs (setelah kontrol peradangan), secretagogues, dan Moisture chamber spectaclesLevel 3 Jika pengobatan level 2 tingkat tidak mencukupi: Autologus serum, umbilical cord serum, kontak lensa, dan punctual oklusi permanen.Level 4 Jika pengobatan level 3 tidak memadai: Obat anti-inflamasi sistemik, surgery, lid surgery, tarsorrhaphy, grafting membrane mukosa, transportasi saluran kelenjar saliva, transplantasi membrane ketuban, dan oklusi punctual.Pengobaatan didasarkan pada penyebab dari dry eye syndrome tersebut. jika mengalami kesulitan menutup mata untuk alasan apapun, mata akan mengering karena penguapan air mata. Harus dilakukan tindakan seperti: 1. Lateral tarsorrhaphy merupakan prosedur lateral (luar) sepertiga dari kelopak mata yang dijahit bersama untuk mengurangi kemampuan mata untuk membuka secara luas dan untuk membantu mata menutup lebih mudah. 2. Jika stroke atau kerusakan saraf membuat kelopak mata menutup dengan benar, small gold weight dapat ditanamkan ke atas kelopak mata untuk membantu menutup.7

Prognosis Secara umum, prognosis untuk ketajaman visual pada pasien dengan sindrom mata kering adalah baik.4 Pada pemeriksaan pasien untuk kasus ini, didapatkan visus kedua mata 6/6, pada pemeriksaan segment anterior tidak ada kelainan lensa dan pemeriksaan posterior dalam batas normal.II. PresbiopaPresbiopia adalah makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.2 Kelainan ini terjadi pada mata normal berupa gangguan perubahan kencembungan lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi. 3Berikut ini gambar ilustrasi pembentukan bayangan pada penderita presbiopia.

Diterangkan bahwa: terjadi kekakuan lensa seiring dengan bertambahnya usia, sehingga kemampuan lensa untuk memfokuskan bayangan saat melihat dekat. Hal tersebut menyebabkan pandangan kabur saat melihat dekat. 2EtiologiGangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat: Kelemahan otot akomodasi Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa 3PatofisiologiPada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang. 1,2Gejala Klinis Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia lebih dari 40 tahun, akan memberikan keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan sering terasa pedas. Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat mata makin menjauh dan pada awalnya akan kesulitan pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan kecil. Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka penderita cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat dibaca lebih jelas.PenatalaksanaanDiberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur yaitu umur 40 tahun (umur rata rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50. Ukuran lensa yang memberikan ketajaman penglihatan sempurna merupakan ukuran lensa yang diperlukan untuk adisi kacamata baca. Hubungan lensa adisi dan umur biasanya:2,340 sampai 45 tahun 1.0 dioptri 45 sampai 50 tahun 1.5 dioptri50 sampai 55 tahun 2.0 dioptri55 sampai 60 tahun 2.5 dioptri60 tahun ke atas 3.0 dioptriLensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara:1. kacamata baca untuk melihat dekat saja2. kacamata bifokal untuk sekaligus mengoreksi kelainan yang lain3. kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas, penglihatan sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen bawah4. kacamata progressive mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh, tetapi dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan bertingkat.2Diagnosis Banding Konjungtivitis alergiBentuk radang konjungtiva akibar reaksi alergi terhadap noninfeksi dapat berupa reaksi cepat seperti alergi biasa dan reaksi terlambat sesudah beberapa hari kontak seperti pada reaksi terhadap obat, bakteri, dan toksik. Merupakan reaksi antibodi humoral terhadap alergen. Biasanya dengan riwayat atopi.Gejala utama penyakit alergi ini adalah radang (merah, sakit, bengkak, dan panas), gatal, silau berulang dan menahun. Tanda karakteristik launnya adalah terdapatnya papilbesar pada konjungtiva, datang bermusim, yang dapat mengganggu penglihatan. Walaupun penyakit alergi konjungtiva sering sembuh sendiri akan tetapi dapat memberikan keluhan yang memerlukan pengobatan.Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan sel eosinofil, sel plasma, limfosit dan basofil.Pengobatan terutama dengan menghindarkan penyebab pencetus penyakit dan memberikan astringen, sodium kromolin, steroid topikal dosis rendah yang kemudian disusul dengan kompres dingin untuk menghilangkan edemanya. Pada kasus yang berat dapat diberikan antihistamin dan steroid sistemik.Prinsip terapi yang dapat diberikan adalah tetes mata: antihistamin, Na chromoglycat (chromolyn), pemirolast, dsb. Bila sudah sangat berat gejalanya yaitu saat kornea terkena imbas misalnya terjadi keratitis atau ulkus berikan tetes mata steroid, tetapi harus diingat akan efek samping pemakaian steroid jangka panjang (katarak dan glaukoma sekunder).Penyuluhan masyarakat mengenai habituasi penggunaan steroid tetes in sangat penting dilakukan mengingat saat in masyarakat sering menggunakan tetes mata tersebut tanpa konsultasi terlebih dahulu kepada dokter.Dikenal beberapa macam bentuk konjungtivitis alergi seperti konjungtivitis flikten, konjungtivitis vernal, konjungtivitis vernal, konjungtivitis atopi, konjungtivitis alergi bakteri, konjungtivitis alergi akut, konjungtivitis alergi kronik, sindrom Steven Johnson, pemfigoid okuli, dan sindrom Syorgen.a. Konjungtivitis VernalKonjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipe I) yang mengenai kedua mata dan bersifat rekuren. Pada mata ditemukan papil besar dengan permukaan rata pada konjungtiva tarsal, dengan rasa gatal berat, sekret gelatin yang berisi eosinofil atau granula eosinofil, pada kornea terdapat keratitis, neovaskularisasi dan tukak indolen. Mengenai pasien muda antara 3-25 tahun dan kedua jenis kelamin sama. Biasanya pada laki-laku mulai pada usia di bawah 10 tahun. Penderita konjungtivitis vernal sering menunjukkan gejala-gejala alergi terhadap tepung sari rumput-rumputan.b. Konjungtivitis FliktenMerupakan konjungtivitis nodular yang disebabkan alergi terhadap bakteri atay antigen tertentu. Konjungtivitis flikten disebabkan oleh karena alergi (hipersensitivitas tipe IV) terhadap tuberkuloprotein, stafilokok, limfogranuloma venerea, leismaniasis, infeksi parasit, dan infeksi di tempat lain dalam tubuh. Flikten merupaka infiltrasi selular subepitel yang terutama terdiri atas sel monokular limfosit.c. Konjungtivitis IatrogenikKonjungtivitis akibat pengobatan yang diberikan oleh dokter. Berbagai obat dapat memberikan efek samping pada tubuh, demikian pula pada mata yang dapat terjadi dalam bentuk konjungtivitis.d. Sindrom Steven johnsonSindrom Steven Johnson adalah suatu penyakit eritema multiforme yang berat (mayor). Sindrom in disertai dengan gejala vesikel pada kulit, bula, dan stomatitis ulseratif. Pada mata terdapat vaskularisasi kornea, parut konjungtiva, konjungtiva kering, simblefaron, tukak dan perforasi kornea dan dapat memberikan penyulit endoftalmitis. Kelainan mukosa dapat berupa konjungtivitis pseudomembran.e. Konjungtivitis AtopikReaksi alergi selaput lendir mata atau konjungtiva terhadap polen, disertai dengan demam. Memberikan tanda mata berair, bengkak dan belek berisi eosinofil.HipermetropiaHipermetropia merupakan keadaan dimana mata tanpa akomodasi memfokuskan bayangan sinar dibelakan retina.1,2Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang lebih pendek, akibatnya bayangan benda akan difokuskan dibelakang retina. Kekuatan optik mata terlalu rendah(biasanya karena bola mata terlalu pendek) dan cahaya paralel mengalami konvergensi pada titik dibelakan retina.Berdasarkan etiologi, hipermetropi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :1. Hipermetropia sumbu atau aksial merupakan kelainan refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek.2. Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina3. Hipermetropia indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem optik mata, misalnya pada usia lanjut lensa mempunyai indeks refraksi lensa yang berkurang.a. Bentuk hipermetropia1. Hipermetropia manifes. Ialah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kaca mata positif maksimal yang memeberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif. a. Hipermetropia absolut adalah dimana kelainan reffraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh.b. Hipermetropia fakultatif adalah dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kacamata positif. Pasien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata. Bila diberikan kacamata positif memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan mendapatkan istirahat.2. Hipermetropia laten adalah dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegia (atau dengan obat yang melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan akomodasi. Hipermetropi laten hanya dapat diukur bila diberika siklopegia. Semakin muda, semakin besar komponen hipermetropia laten seseorang. Makin tua sesorang akan terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia fakultatif dan kemudian menjadi hipermetropia absolut. Hipermetropi laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus menerus, terutama bila pasien masih muda dan daya akomodasi masih kuat.3. Hipermetropia Total adalah hipermetropia yang ukurannya didapatkan setelah diberikan siklopegia.Gejala hipermetropia, pada hipermetropia melihat dekat akan lebih kabur dibandingkan dengan melihat sedikit dijauhkan. Biasanya pada usia muda tidak banyak menimbulkan masalah karena dapat diimbangi dengan akomodasi. Dengan bertambahnya usia, kemampuan berakomodasi untuk mengatasi hipermetropia ringan akan berkurang.1,2 Misalnya pasien hipermetropia hingga +2.00 dengan usia 20 tahun masih dapat melihat jauh dan dekat tanpa kacamata dengan tidak mendapat kesukaran. Pada usia lanjut dengan hipermetropia,terjadi pengurangan untuk berakomodasi pada saat melihat dekat ataupun jauh.3Pasien dengan hipermetropia apapun penyebabnya akan mengeluh matanya lelah dan sakit karena terus-menerus harus berakomodasi untuk melihat atau memfokuskan bayangan yang terletak di belakang makula agar terletak di daerah makula lutea. Keadaan ini disebut astenopia akomodatif. Akibat terus-menerus berakomodasi, maka bola mata bersama-sama melakukan konvergensi dan mata akan sering terlihat mempunyai kedudukan esotropia atau juling ke dalam.1Pasien muda dengan hipermetropia tidak akan memberikan keluhan karena matanya masih mampu melakukan akomodasi kuat untuk melihat benda dengan jelas. Pada pasien yang banyak membaca atau mempergunakan matanya, terutama pada usia yang telah lanjut, akan memberikan keluhan kelelahan setelah membaca. Keluhan tersebut berupasakit kepala, mata terasa pedas dan tertekan.1Keluhan mata yang harus berakomodasi terus untuk dapat melihat jelas adalah:1 Mata lelah Sakit kepala Penglihatan kabur melihat dekatPada usia lanjut seluruh titik fokus akan berada di belakang retina karena berkurangnya daya akomodasi mata dan penglihatan akan berkurang.Penatalaksanaan, untuk memperbaiki kelainan refraksi adalah dengan mengubah system pembiasan dalam mata. Pada hipermetropia, mata tidak mampu mematahkan sinar terutama untuk melihat dekat. Mata dengan hipermetropia memerlukan lensa cembung atau konveks untuk mematah sinar lebih kuat ke dalam mata. Pengobatan hipermetropia adalah diberikan koreksi hipermetropia manifest dimana tanpa sikloplegia didapatkan ukuran lensa positif maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal (6/6).1Bila terdapat juling ke dalam atau esotropia, diberikan kaca mata koreksi hipermetropia total. Bila terdapat tanda atau bakat juling keluar (eksoforia) maka diberikan kaca mata koreksi positif kurang. Bila terlihat tanda ambliopia diberikan koreksi hipermetropia total. Mata ambliopia tidak terdapat daya akomodasi.1Koreksi lensa positif kurang berguna untuk mengurangkan berat kaca mata dan penyesuaian kaca mata. Biasanya resep kaca mata dikurangkan 1-2 dioptri kurang daripada ukuran yang didapatkan dengan pemberian sikloplegik.1Pada pasien dengan hipermetropia sebaiknya diberikan kaca mata sferis positif terkuat atau lensa positif terbesar yang masih memberikan tajam penglihatan maksimal. Bila pasien dengan + 3.0 ataupun dengan + 3.25 memberikan ketajaman penglihatan 6/6, maka diberikan kaca mata + 3.25. Hal ini untuk memberikan istirahat pada mata akibat hipermetropia fakultatifnya diistirahatkan dengan kaca mata (+).(1)Pada pasien dimana akomodasi masih sangat kuat atau pada anak-anak, maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan memberikan sikloplegik atau melumpuhkan otot akomodasi. Dengan melumpuhkan otot akomodasi, maka pasien akan mendapatkan koreksi kaca matanya dengan mata yang istirahat. Pada pasien diberikan kaca mata sferis positif terkuat yang memberikan penglihatan maksimal.1Komplikasi/penyulit, mata dengan hipermetropia sering akan memperlihatkan ambliopia akibat mata tanpa akomodasi tidak pernah melihat obyek dengan baik dan jelas. Bila terdapat perbedaan kekuatan hipermetropia antara kedua mata, maka akan terjadi ambliopia pada salah satu mata. Mata ambliopia sering menggulir ke arah temporal.1Penyulit lain yang dapat terjadi pada pasien dengan hipermetropia adalah esotropia dan glaukoma. Esotropia atau juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi. Glaukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang akan mempersempit sudut bilik mata.2