diare pada anak

25
Diare akut Dwita Permata Sari 10-2008-214 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta [email protected] Pendahuluan Diare merupakan penyakit yang lazim ditemukan pada bayi maupun pada anak-anak. Menurut WHO diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3 kali dalam 1 hari, dan biasanya berlangsung selama 2 hari atau lebih. Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi ataupun anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430/1000 penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kematian di rumah sakit dapat ditekan kurang dari 3%. Penggunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat daripada gastroenteritis karena istilah yang disebut terakhir ini memberikan kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi, dan walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami peradangan. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak bila frekuensi lebih dari 3 kali. Penyebab dari diare ini dapat dibagi dalam beberapa factor, yaitu : factor infeksi, factor malabsorpsi karbohidrat, factor makanan,

Transcript of diare pada anak

Page 1: diare pada anak

Diare akut

Dwita Permata Sari

10-2008-214

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

[email protected]

Pendahuluan

Diare merupakan penyakit yang lazim ditemukan pada bayi maupun pada anak-anak.

Menurut WHO diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari 3 kali dalam

1 hari, dan biasanya berlangsung selama 2 hari atau lebih. Penyakit diare hingga kini masih

merupakan salah satu penyakit utama pada bayi ataupun anak di Indonesia. Diperkirakan

angka kesakitan berkisar diantara 150-430/1000 penduduk setahunnya. Dengan upaya yang

sekarang telah dilaksanakan, angka kematian di rumah sakit dapat ditekan kurang dari 3%.

Penggunaan istilah diare sebenarnya lebih tepat daripada gastroenteritis karena istilah yang

disebut terakhir ini memberikan kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh

infeksi, dan walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami peradangan.

Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk

bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak bila frekuensi lebih dari 3 kali. Penyebab dari

diare ini dapat dibagi dalam beberapa factor, yaitu : factor infeksi, factor malabsorpsi

karbohidrat, factor makanan, factor psikologis, yang ditandai dengan gejala klinis mula-mula

bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang atau

tidak ada kemudian timbul diare. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan pemeriksaan tinja,

pemeriksaan darah, pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin, pemeriksaan eletkrolit terutama

kalium, natrium, dan fosfor, serta pemeriksaan intubasi duodenum. Pengobatan diare pada

anak dapat dilakukan dengan pemberian cairan, dietik, dan obat-obatan.

Anamnesis

Anamesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien / keluarganya /

orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien dengan memperhatikan petunjuk-

petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien, meliputi :

Page 2: diare pada anak

Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:

1. Identitas pasien

Nama,tempat tanggal lahir, usia (neonatus,balita,sekolah), jenis kelamin,nama

orangtua,alamat.dan sebagainya

2. Riwayat penyakit sekarang

Keluhan utama pasien

3. Riwayat penyakit dahulu

Kronologi penyakit, ada tidaknya riwayat sakit dahulu yang pernah di derita

4. Riwayat kesehatan

Berupa riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, riwayat pertumbuhan ( berat badan

tinggi badan), riwayat makanan

5. Riwayat keluarga dan lingkungan, sosial-ekonomi-budaya

Dalam diagnosa kasus ini anamnesis yang dipertanyakan adalah :

1. Waktu dan frekuensi diare

Diare pada malam hari sepanjang hari selalu menunjukan penyakit organic.

Perasaan ingin buang air besar yang tidak bisa ditahan merupakan kunci penting

bagi petunjuk kearah penyakit inflamasi. Diare yang timbul akut terus berlanjut

menjadi kronik dengan riwayat berpergian mengingatkan pada diare pada turis

traveler diarea atau sprue tropis. Diare dengan frekuensi 3-4 kali sehari dan terjadi

pagi hari menunjukan sindrom usus iriatif.1

2. Bentuk tinja

Bila terdapat minyak dalam tinja menunjukan insufisiensi pancreas. Tinja pucat

(steatorea) menandakan kelainan di proksimal ileosekal. Diare seperti air biasa

terjadi akibat kelainan pada semua tingkat dari system pencernaan terutama usus

halus. Adanya makanan yang tidak tercerna adaalah manifestasi dari kontak yang

terlalu cepat antara tinja dan dinding usus. Bau asam menunjukan penyerapan

karbohidrat yang tidak sempurna. Harus dibedakan anatara perdarahan yang

disertai diare dengan perdrahan yang menyertai tinja normal. Pada kolitis infeksi

dan kolitis ulserosa perdarahan disertai dengan diare, sedangkan perdarahan yang

menyertai tinja normal terdapar pada keganasan, polip, hemoroid, dan fissura ani.

3. Nyeri abdomen dan keluhan lain yang menyertai diare

Page 3: diare pada anak

Nyeri abdomen ini merupakan kelainan tak khas, karena dapat terjadi pada

kelainan organik maupun non organik. Pada penyakit organik, lokasi rasa sakit

menetap sedangkan pada diare psikogenik nyerinya dapat berubah ubah baik

tempat maupun penyebarannya. Nyeri abdomen yang disebabkan kelainan usus

kecil berlokasi disekitar pusat, dan kolik yang iakibatkan kelaian usus besar,

letaknya suprapubik. Nyeri terus menerus menandakan ulserasi yang berat pada

usus atau adanya komplikasi abses. Demam sering menyertai infeksi atau

keganasan. Mual dan muntah dapat juga menunjukan infeksi.

4. Obat

Banyak macam obat mengakibatkan diare, seperti laksan, antasida, diuretik,

bahkan neomisin. Penghentian obat beberapa hari dapat dicoba untuk membantu

menegakan diagnosis. Bila diare berhenti dengan dihentikannya obat, maka

kemungkinan besar diare disebabkan oleh obat tersebut.

5. Makanan

Diare dan mual yang menyertai minum susu menunjukkan dugaan kuat terhadap

intoleransi lactose dan sindrom usus iriatif. Pada pada pasien dengan riwayat diare

terhadap makanan tertentu biasanya mempunyai riwayat alergi dalam keluarganya

atau manifestasi alergi lain seperti asma.

6. Lain-lain

Anamnesis diare berupa air yang sangat hebat tanpa gejala yang jelas ke arah

infeksi dapat dikarenakan antara lain tumor endokrin penyebab diare yaitu

karsinoma meduler tiroid dan diare hormonal yang lain misalnya fipoma, sindrom

karsinoid atau kecanduan obat-obat pencahar.

Pemeriksaan :

Pemeriksaan fisik :

a) Tanda-tanda vital

Suhu badan mengalami peningkatan, nadi menjadi cepat dan lemah,t ekanan darah

menurun

b) Antropometri

Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran kepala,

lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami penurunan

berat badan

Page 4: diare pada anak

c) Pencernaan

Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik usus

meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer

d) Integumen

lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek, mata cekung.

Pemeriksaan laboratorium :

Pemeriksaan Tinja

Pemeriksaan tinja selalu penting,mula-mula di perhatikan apakah bentuknya

cair, setenah padat,atau bercampur darah,lendir.Harus segera di periksa apakah

ada amoeba,cacing/telur,leukosit, dan eritrosit.adanya gelembung lemak

memberi dugaan kearah malabsorbsi lemak dan penyakit pancreas.adanya

eritrosit menunjukan adanya infeksi , sedangkan jika ada leukosit

kemungkinan ada infeksi dan inflamasi usus.Pemeriksaan pH tinja perlu di

lakukan bila ada dugaan malabsorbsi karbohidrat,di mana pH tinja di bawah

6,di sertai tes reduksi positif menunjukan adanya intoleransi

glukosa.Pewarnaan gram perlu di lakukan untu mengetahui diare oleh karna

infeksi bakteri,jamur ,dan sebagainya.selain itu dapat di periksa sifat tinja

berupa volume baik itu banyak dan berbau busuk menunjukan adanya infeksi

dan bila terdapat kelainan demikian ,dapat langsung di lakukan kultur tinja.

Bila terdapat minyak dalam tinja menunjuka insufisiensi pancreas,tinja

pucat(steathore) menandakan kelainan di proximal ileosekal.diare seperti air

bisa terjadi akibat kelainan pada semua tingkat dari GI tract.adanya makana

yang tidak tercerana di saluran cerna adalah manifestasi dari kontak yang

terlalu cepat antara tinja dengan dinding usus .sedangkan bau asam

menunjukan adanya penyerapan karbohidrat yang tidak sempurna.perlu di

bedakan perdarahan yang disertai diare atau perdarahan yang menyertai tinja

normal.Pada colitis infeksi dan colitis ulcerosa perdarahan disertai dengan

diare,sedangkan yang menyertai tinja normal ada keganasan,hemoroid.polip

dan lainya.Pemeriksaan fisik tinja normal tidak selalu menyingkirkan kelainan

organic.2

Pemeriksaan darah

Idealnya pemeriksaan darah di lakukan setelah pemeriksaan tinja .bila

pemeriksaan tinja saja belum mengarah ke diagnosis. Pada diare inflamasi

Page 5: diare pada anak

ditemukan lekositosis, LED yang meningkat dan hipoproteinemia. Albumin

dan globulin rendah akan mengesankansuatu protein losing enteropathy akibat

inflamasi intestinaseperti anemia defesiensi besi,B12 serta asam folat pada

gangguan absorbsi. Kadar B12 rendah adanya pertumbuhan bakteri yang

berlebihan pada semua tempat di usus kecil.kadar albumin rendah menunjukan

adanya tanda protein loosing dari peradangan di ileum,yeyunum ,kolon atau

pada syndrome malabsorbsi.semua keadaan di atas perlu konfirmasi dengan

biobsi.Eusinofil dapat di jumpai pada gastroenteritis eusinofilik ,alergi

makanan,atau infeksi parasit diusus.Pemeriksaan serologis terhadap amoeba

harus dilakukan.Pada pasien dengan kecurigaan infeksi kronik perlu di periksa

juga kemungkinan imunodefisiensi.

Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan

menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan

analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan)

Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan fosfor

dalam serum.

Pemeriksaan untubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau

parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita

diare kronik.

Diagnosis :

Working diagnosis :

Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan gejala

klinis. Pada skenario dikatakan bahwa anak perempuan usia 4 tahun mengalami diare 7x/hari,

feses cair seperti air, tidak berbau busuk, tidak ada darah tidak ada lendir, berwarna

kekuningan. Anak tersebut lemas, dan tidak nafsu makan. Ia tidak buang air kecil sejak 8 jam

yang lalu. Pemeriksaan fisik : BB:14kg, suhu:37,8°C, kering, turgor kulit menurun, suara

bising usus meningkat. Dari data diatas bisa disimpulan bahwa anak tersebut mengalami

diare cair akut disertai dehidrasi sedang. Diare cair akut merupakan diare yang terjadi secara

akut dan berlangsungkurang dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan

pengeluarantinja yang lunak / cair yang sering dan tanpa darah. Mungkin disertai muntah dan

panas. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi, dan bila masukan makanan kurang dapat

Page 6: diare pada anak

mengakibatkan kurang gizi. Kematian yang terjadi disebabkan karena dehidrasi. Penyebab

terpenting diare pada anak-anak adalah Shigella, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium,

Vibrio cholera, Salmonella, E. coli, rotavirus.2

Diferntial diagnosis :

Dysentri

Sindrom desentri terdiri dari kumpulan gejala diare dengan darah dan lendir dalam feses dan

adanya tenesmus.Diare berdarah dapat disebabkan oleh kelompok penyebab diare,seperti

oleh infeksi virus, bakteri, parasit, Intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Tetapi

sebagian besar disentri disebabkan oleh infeksi.Penularannya secara fecal –oral kontak dan

orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. penyebab utama disentri adalah

Shigella, Salmonela, compylobacter jejui, Escherichia ( E. Coli) , dan Entamoeba histolytica.

Disentri berat ummunya disebabkan oleh shigellia dysentery, kadang-kadang dapat juga

disebabkan oleh shigella flexneri, salmonella dan enteroinvasl v.e.E.coli ( EIEC).5

Infeksi ini menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan biasanya terjadi pada

daerah dengan sanitasi dan higiene perorangan yang buruk Diare pada disentri umumnya

diawali oleh diare cair, kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan

maupun tanda lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya

nafsu makan dan badan terasa lemah.Pada saat tenesmus terjadi, pada kebanyakan penderita

akan mengalami penurunan volume diarenya dan mungkin feses hanya berupa darah dan

lendir. Gejala Infeksi saluran napas akut dapat menyertai disentri. Dissentri dapat

menimbulkan dehidrasi,dari yang ringan sampai dengan dehidrasi berat walaupun

kejadiannya lebih jarang jika dibandingkan dengan diare cair akut, Komplikasi disentri dapat

terjadi lokal di saluran cema maupun sistemik.

Diare persisten

Adalah diare yang mula-mula bersifat akut tapi berlangsung selama 14 hari. Episode ini

dimulai sebagai diare cair atau disentri. Kehilangan berat badan yang nyata sering terjadi.

Volume tinja dalam jumlah banyak sehingga ada resiko dehidrasi. Penyebab : E. coli,

Shigella dan Cryptosporidium. Diare persisten berbeda dengan diare kronik, yakni diare

intermitten (hilang-timbul), atau yang berlangsung lama dengan penyebab non infeksi, seperti

penyakit sensitive terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang menurun.

Etiologi :

Page 7: diare pada anak

Etiologi diare dapat dibagi beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor infeksi

Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

utama diare pada anak. Infeksi enternal ini meliputi :

Infeksi bakteri (10-20%): vibrio, E.coli, salmonella, shigella,

campylobacter, yersenia, aeromonas

Infeksi virus (70%) : enterovirus , adenovirus, rotairus, astrovirus

Infeksi parasit : cacing (ascaris , trichiuris, oxyuris, strongyloides

Protozoa (10%) : entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas

homonis

Jamur : candida albicans

2. Infeksi parenteral yaitu infitits infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan

seperti otitis mdia akut, tonsilofaringitis, bronkopnemonia, ensefalitis. Keadaan

teruta pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.3

3. Faktor malabsorbsi :

Malabsorbsi Karbohidrat (Gula). Malabsorbsi karbohidrat atau gula

adalah ketidakmampuan untuk mencerna dan menyerap (absorb) gula-

gula. Malabsorbsi gula-gula yang paling dikenal terjadi dengan

kekurangan lactase (juga dikenal sebagai intoleransi lactose atau susu)

dimana produk-produk susu yang mengandung gula susu, lactose,

menjurus pada diare. Lactose tidak diurai dalam usus karena

ketidakhadiran dari enzim usus, lactase, yang normalnya mengurai

lactose. Tanpa diurai, lactose tidak dapat diserap kedalam tubuh.

Lactose yang tidak tercerna mencapai usus besar dan menarik air

(dengan osmosis) kedalam usus besar. Ini menjurus pada diare.

Meskipun lactose adalah bentuk yang paling umum dari malabsorbsi

gula, gula-gula lain dalam diet juga mungkin menyebabkan diare,

termasuk fructose dan sorbitol.

Malabsorbsi Lemak. Malabsorbsi lemak adalah ketidakmampuan

untuk mencerna atau menyerap lemak. Malabsorbsi lemak mungkin

terjadi karena sekresi-sekresi pankreas yang berkurang yang adalah

perlu untuk pencernaan lemak yang normal (contohnya, disebabkan

oleh pankreatits atau kanker pakreas) atau oleh penyakit-penyakit dari

Page 8: diare pada anak

lapisan dari usus kecil yang mencegah penyerapan dari lemak yang

telah dicerna (contohnya, penyakit celiac). Lemak yang tidak tercerna

memasuki bagian terakhir dari usus kecil dan usus besar dimana

bakter-bakteri merubahnya kedalam senyawa-senyawa (kimia-kimia)

yang menyebabkan air disekresikan oleh usus kecil dan usus besar.

Lintasan melalui usus kecil dan usus besar juga mungkin lebih cepat

ketika ada malabsorbsi dari lemak.

Faktor makanan : Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun,

atau alergi terhadap makanan. Penularan melalui kontak dengan tinja

yang terinfeksi secara langsung,seperti :

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang

sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang

kotor.

Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak

air dengan benar.

Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.

Epidemiologi

Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus

kematian sebagai akibatnya.4 Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang berkisar 3,5

– 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 – 5 episode per anak

per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh Depkes. diperoleh angka

kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301 per 1000 penduduk angka ini meningkat bila

dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare masih merupakan

penyebab utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat proporsi kematian

bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2% dengan peringkat 2. Diare

pada anak merupakan penyakit yang mahal yang berhubungan secara langsung atau tidak

terdapat pembiayaan dalam masyarakat. Biaya untuk infeksi rotavirus ditaksir lebih dari 6,3

juta poundsterling setiap tahunya di Inggris dan 352 juta dollar di Amerika Serikat.

Patofisisologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :

Page 9: diare pada anak

Gangguan osmotik : akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak

dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus

meninggi, sehingga menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus

meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam

rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus

untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Gangguan sekresi : akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding

usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam

rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan

isi rongga usus

Gangguan motilitas usus : hiperperistaltik akan mengakibatkan

berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga

timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat

menimbulkan diare pula.

Patogenesis diare akut :

Masuknya jasad renik yang msih hidup kedalam usus halus setelah

berhasil melewati rintangan asam lambung

Jasad renik tersebut berkembang biak didalam usus halus.

Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diargenik)

Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

menimbulkan diare.3

Ada beberapa mekanisme patofisiologis yang terjadi, sesuai dengan penyebab diare. Virus

dapat secara langsung merusak villi usus halus sehingga mengurangi luas permukaan usus

halus dan mempengaruhi mekanisme enzimatik yang mengakibatkan terhambatnya

perkembangan normal villi enterocytes dari usus kecil dan perubahan dalam struktur dan

fungsi epitel. Perubahan ini menyebabkan malabsorbsi dan motilitas abnormal dari usus

selama infeksi rotavirus.5

Bakteri mengakibatkan diare melalui beberapa mekanisme yang berbeda. Bakteri non

invasive (vibrio cholera, E.coli patogen) masuk dan dapat melekat pada usus, berkembang

dan kemudian akan mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lapisan lendir), kemudian

bakteri akan masuk ke membran, dan mengeluarkan sub unit A dan B, lalu mengeluarkan

Page 10: diare pada anak

cAMP yang akan merangsang sekresi cairan usus dan menghambat absorpsi tanpa

menimbulkan kerusakan sel epitel. Tekanan usus akan meningkat, dinding usus teregang,

kemudian terjadilah diare.

Bakteri invasive (salmonella spp, shigella sp, E.coli invasive, campylobacter) mengakibatkan

ulserasi mukosa dan pembentukan abses yang diikuti oleh respon inflamasi. Toksin bakteri

dapat mempengaruhi proses selular baik di dalam usus maupun di luar usus. Enterotoksin

Escherichia coli yang tahan panas akan mengaktifkan adenilat siklase, sedangkan toksin yang

tidak tahan panas mengaktifkan guanilat siklase.6

Gejala klinis :

Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan

berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung

lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Anus dan

sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan/atau

sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi.

Berat badan turun. Pada bayi, ubun-ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang.

Selaput lendir mulut dan bibir kering.3

Tentukan status hidrasi : pasien anak-anak juga bisa datang dalam keadaan kurang cairan,

disertai takikardi dan hipotensi postural, sehingga membutuhkan cairan salin intravena.

Pada umumnya demam merupakan tanda penyakit infeksi, namun bisa juga didapatkan pada

kolitis yang berat. Penanda penyakit kronis (clubbing, koilonikia, leukonikia, ulkus di mulut,

penurunan berat badan) bisa ditemukan pada penyakit inflamasi usus kronis. Bisa ditemukan

nyeri abdomen nonspesifik. Sigmoidoskopi dan biopsi rectal bisa membantu.

Page 11: diare pada anak

Derajat Dehidrasi 7  

Gejala &

Tanda

Keadaan

UmumMata

Mulut/

LidahRasa Haus Kulit

%

turun

BB

Estimasi

def. cairan

Tanpa

DehidrasiBaik, Sadar Normal Basah

Minum

Normal, Tidak

Haus

Dicubit

kembali

cepat

< 5 50 %

Dehidrasi

Ringan -

Sedang

Gelisah Rewel Cekung KeringTampak

Kehausan

Kembali

lambat5 – 10 50–100 %

Dehidrasi Berat

Letargik,

Kesadaran

Menurun

Sangat

cekung dan

kering

Sangat

kering

Sulit, tidak

bisa minum

Kembali

sangat

lambat

>10 >100 %

Gejala

klinik

Rotavirus Shigella Salmonella E .coli

entero

sigenik

E . coli

entero

invasif

cholera

Mual

muntah

Sering jarang sering + - sering

Panas + ++ ++ - ++ -

Nyeri perut Tenesmus Tenesmus

kolik

Tenesmus

kolik

Kadang” Tenesmus

kolik

Kolik

Gejala lain Sering

distensi

abdomen

Pusing ,dap

at ada

kejang

Hipotensi Pusing

bakterimia

toksemia

sistemik

Sifat tinja

Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

frekuensi 5-10 kali >10kali Sering Sering Sering Terus-menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair

Darah - Sering Kadang - + -

Bau - - Busuk Tdk spesifik - Amis

Page 12: diare pada anak

Warna Kuning

hijau

Merah

hijau

Hijau Tdk

berwarna

Merah –

hijau

Seperti cucian

beras

Leukosit - + + - - -

Sifat lain anoreksia kejang sepsis Meteorismus Infeksi

sistemik

-

Komplikasi :

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai

macam komplikasi seperti :

Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

  Renjatan hipovolemik.

Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan

pada elektrokardiogram).

Hipoglikemi

Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan

vili mukosa usus halus.

Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.

Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami

kelaparan.3

Penatalaksanaan :

Penggantian Cairan dan elektrolit

Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang

adekuat dan keseimbangan elektrolit selama episode akut. Ini dilakukan

dengan rehidrasi oral, dimana harus dilakukan pada semua pasien kecuali yang

tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang memerlukan hidrasi

intavena yang membahayakan jiwa. Idealnya, cairan rehidrasi oral harus terdiri

dari 3,5 g Natrium klorida, dan 2,5 g Natrium bikarbonat, 1,5 g kalium

klorida, dan 20 g glukosa per liter air. Cairan seperti itu tersedia secara

komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan dengan mencampurkan

Page 13: diare pada anak

dengan air. Jika sediaan secara komersial tidak ada, cairan rehidrasi oral

pengganti dapat dibuat dengan menambahkan ½ sendok teh garam, ½ sendok

teh baking soda, dan 2 – 4 sendok makan gula per liter air. Dua pisang atau 1

cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti kalium. Pasien harus minum

cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama kalinya.

Jika terapi intra vena diperlukan, cairan normotonik seperti cairan saline

normal atau laktat Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium

sebagaimana panduan kimia darah. Status hidrasi harus dimonitor dengan baik

dengan memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, dan urin, dan

penyesuaian infus jika diperlukan. Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi

oral sesegera mungkin.

 Mengobati kausa Diare

Tidak ada bukti klinis dari anti diare dan anti motilitis dari beberapa uji klinis.Obat anti diare

hanya simtomatis bukan spesifik untuk mengobati kausa, tidak memperbaiki kehilangan air

dan elektrolit serta menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Antibiotik yang tidak

diserap usus seperti streptomisin, neomisin, hidroksikuinolon dan sulfonamid dapat

memperberat yang resisten dan menyebabkan malabsorpsi. Sebagian besar kasus diare tidak

memerlukan pengobatan dengan antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self

limiting).Antibiotik hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera

shigella, karena penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali

pada bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri

mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan

secara klinis gajala yang berat serta berulang atau menunjukkan gejala diare dengan darah

dan lendir yang jelas atau segala sepsis. Anti motilitis seperti difenosilat dan loperamid dapat

menimbulkan paralisis obstruksi sehingga terjadi bacterial overgrowth, gangguan absorpsi

dan sirkulasi.9

 

Beberapa antimikroba yang sering dipakai antara lain

 

Kolera :

Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis (2 hari)

Page 14: diare pada anak

Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis (3 hari)

Shigella :

 

Trimetroprim 5-10mg/kg/hari

Sulfametoksasol 25mg/kg/hari Diabgi 2 dosis (5 hari)

Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 (5 hari)

Amebiasis:

Metronidasol 30mg/kg/hari dibari 4 dosis 9 5-10 hari)

Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg (maks 90mg)(im) s/d 5 hari

tergantung reaksi (untuk semua umur)

Giardiasis :

Metronidasol 15mg.kg/hari dibagi 4 dosis ( 5 hari )

 Pencegahan :

Pencegahan diare bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat.

1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.

Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.

2. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan

tempat tinggal.

3. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak

berasa.

4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.

5. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau

bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah

6. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air

bersih dan jamban/WC yang memadai.9

Page 15: diare pada anak

7. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara

jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter

agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih

untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.

Prognosis

Secara umum prognosis untuk diare akut pada anak bergantung pada penyakit

penyerta/komplikasi yang terjadi.Jika diarenya segera di tangani sesuai dengan kondisi umum

pasien maka kemungkinan pasien dapat sembuh.Yang paling penting adalah mencegah

terjadinya dehidrasi dan syok karena dapat berakibat fatal.jika terdapat penyakit penyerta

yang memberatkan keadaan pasien maka perlu di lakukan pengobatan terhadap penyakitnya

selain penanganan terhadap diare.10Oleh karna itu perlu di lakukan diagnosa pasti

berdasarkan pemeriksaan penunjang lain yang membantu, sehingga dapat di lakukan

penanganan yang tepat sesuai Penyebab/kausal dari diare yang di alaminya

Kesimpulan :

1. Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per

hari, disertai dengan perubahan konsitensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa

lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu

2. Cara penularan diare umumnya melalui cara fekal – oral. Faktor resiko

( Faktor umur, Infeksi asimtomatik, Faktor musim, Epidemi dan pandemik)

3. Sebagian besar penyebab infeksi diare adalah Rotavirus. Etiologi diare dapat

dibagi dalam beberapa faktor, yaitu: Faktor infeksi, Faktor Malabsopsi, Faktor

makanan : makanan, Faktor Psikologis

4. Gejala klinis: Bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare.

Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/ atau lendir, warna tinja

berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Karena seringnya

defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama makin menjadi

asam akibat banyaknya asam laktat, yang terjadi dari pemecahan laktosa yang

tidak dapat diabsorpsi oleh usus.

5. Upaya pencegahan diare: Penggunaan ASI, Perbaikan pola penyapihan, dan

Perbaikan higiene perorangan.10

Page 16: diare pada anak

Daftar pustaka

1. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu kebidanan. Edisi 3; jilid III.

Jakarta: P.T. Gramedia. 2004. Hal 630-40.

2. Norasid H,Surratmadja S, Asnil PO. Gastroenteritis (Diare ) akut dalam:

Gastroenterologi anak praktis, Ed Suharyono, Aswitha B,EM Halimun : edisi ke2

Jakarta 2005: Balai penerbit FK-UI hal 51-76

3. Hassan R, Alatas H. Ilmu kesehatan anak. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.2000.

hal 283-7

4. Irwanto,Roim A, Sudarmo SM.Diare akut anak dalam ilmu penyakit anak diagnosa

dan penatalaksanaan ,Ed Soegijanto S : edisi ke 1 jakarta 2004 : Salemba Medika hal

73-103

5. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Nelson textbook of pediatrics.

Edisi 15; Vol. 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2000. Hal 1339-58

6. Juffire M, Sri Supar dkk. Buku ajar Gastroenterologi-Hepatologi. UKK Gastro-

Hepatologi IDAI. 2011

7. Diare pada Anak. [ update 2011 mar 10, citied 2011 mar 20.00 WIB] Available

From: http://www.docstoc.com/docs/36661392/Diare-pada-anak

8. Panduan Pelayanan medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak. RSUP Nasional DR.

Cipto Mangunkusumo. Jakarta. 2007

9. Dwipoerwantoro PG.Pengembangan rehidrasi perenteral pada tatalaksana diare akut

dalam kumpulan makalah Kongres Nasional II BKGAI Juli 2008

10. Hegar B, Kadim M. Tatalaksana diare akut pada anak dalam Majalah kesehatan

Kedokteran indonsia Vol 1 No 06,2006