Diagnosis, Patofisiologi Pengobatan Malaria

download Diagnosis, Patofisiologi Pengobatan Malaria

of 31

description

Diagnosis, Patofisiologi Pengobatan Malaria

Transcript of Diagnosis, Patofisiologi Pengobatan Malaria

  • Diagnosis, Patofisiologi MalariaDr.H.Armen Ahmad SpPD KPTI FINASIM

  • Curiculum Vitae :Pendidikan :Dokter umum FK UGM 1987Spesialis Penyakit Dalam FK Unand 2002Konsultan Peny. Tropik dan Infeksi FK. UI 2007FINASIM PAPDI 2012Jabatan : Kepala Divisi tropik dan InfeksiBag.P.Dalam RSUP M.Jamil/ FK.UnandOrganisasi :IDI,PAPDI,PETRI,PDPAI

  • Masalah Malaria di dunia dan IndonesiaMasalah kesehatan globalLebih dari 2,4 milyar (40% penduduk dunia) di 100 negara terpapar malariaUrutan 8 dari 10 penyebab kematian di Indonesia dengan angka mortalitas 0,7-1,7 %Program pemerintah untuk meningkatkan upaya diagnosis dini dan pengobatan yang tepatPengobatan malaria yang berbeda antara tenaga kesehatanMalaria resisten obat semakin meluas 77 kabupaten (158 kecamatan)

  • Etiologi

    Malaria vivax Malaria malariae Malaria ovale Malaria falciparum Matualesi

  • Hospes MalariaHospes perantara :ManusiaVertebra lainnya

    Hospes definitifNyamuk Anopheles

  • Malaria disebabkan protozoa plasmodium melalui gigitan nyamuk anopheles betina

    5 spesies : Plasmodium falciparum, vivax, malariae dan ovale,matualesi

    Infeksi dengan 2 cara yaitu alamiah melalui vektor dan induksi melalui transfusi darah, suntikan, kongenital

    Etiologi dan Transmisi

  • Daur Hidup Parasit Malaria

    ManusiaAnopheles betinaDalam hatiDalam kelenjar liurSporozoitookistaZigot (ookinet)hipnozoitskizonskizonmerozoittrofozoitskizonmerozoitmakrogametmikrogametmakrogametmikrogametDalam lambung

  • Plasmodium falciparumPlasmodium vivaxPlasmodiumovalePlasmodiummalariaeHipnozoit-++-Jumlah merozoit40000100001500015000Daur eritrosit48 jam48 jam50 jam72 jamDaur dalam nyamuk10 hari8-9 hari12-14 hari26-28 hariDaur praeritrosit5,5 hari8 hari9 hari10-15 hariEritrosit yang dihinggapiMuda ( bisa menyerang eri segala usia)RetikulositRetikulositTuaPeriode Inkubasi9-14 hari12-17 hari ; 6-12 bulan16-18 hari ; dpt lbh lama18-40 hari ; dpt lbh lama

  • MANIFESTASI KLINIK Gejala yang khas : trias malaria, yaitu menggigil, panas, dan keringat banyak. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah : 1.Demam Demam periodik berkaitan dgn saat pecahnya skizon matang (sporulasi). Malaria tertiana (P.vivax dan P.ovale) tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3

  • Malaria kuartana (P.malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Demam khas 3 stadium : menggigil (15 menit 1 jam), puncak demam (2 6 jam) berkeringat (2 4 jam).

    2. Splenomegali , anemia, ikterus

  • Gejala dan Tanda klinis Malaria Trias malaria : demam, menggigil, berkeringat Sakit kepala, mual-muntah, diare, nyeri otot, pegal Riwayat bepergian dan bermalam dalam 1-4 minggu di daerah malaria Tinggal/berdomisili di daerah endemis malaria Pernah menderita malaria Riwayat mendapat transfusi darah Pemeriksaan fisik : Suhu 37,5-40oC, anemia, splenomegali, hepatomegali, penurunan kesadaran

  • PATHOGENESIS OF CEREBRAL MALARIACAPILLARY OBSTRUCTION MECHANISM :Rosetting ( erythrocyte segregation )Cytoadherence (Erythrocyte adherence to endothel )IMMUNOLOGIC MECHANISM : cytokine, nitrit- oxide formation MECHANISMS OF INCREASED INTRACRANIAL PRESSURE: pediatric cases onlyENDOTOXIN MECHANISM

  • PATHOGENESIS MECHANISM : ROSSETTINGPRBC

  • PRBCKnobCYTOADHERENCE MECHANISMENDOTELEP

  • PATHOGENESIS MECHANISMENDOTHELICAM-1ELAMVCAMTSPCD-36Pf-EMP-1PRBC

  • 1. Dengan mikroskop cahayaa. Pemeriksaan hapus darah tebalb. Pemeriksaan hapus darah tipis2. Rapid diagnostic test ICT (Immuno Chromatographic Test)

    3. PCR Diagnosis Laboratoris Malaria

    ICTSensitifitasSpesifisitasHRP2 (enzim parasite Lactase dehidrogenase)84-100 82,5-97,5pLDH (antigen histidin rich protein 2)9095

  • Diagnosis Laboratoris Malaria Pemeriksaan tetes tebal darah tepi: (-) = negatif tidak ditemukan parasit dalam 100 LP (+) = positif 1 ditemukan 1-10 parasit/100 LP (++) = positif 2 ditemukan 11-100 parasit/100 LP (+++) = positif 3 ditemukan 1-10 parasit/1 LP (++++) = positif 4 ditemukan > 10 parasit/ 1LP Hapusan tipis Terutama untuk melihat jenis spesies Dapat dilakukan hitung parasit berdasarkan jumlah parasit/1000 eritrosit

  • Diagnosis Malaria BeratDitemukan P. falciparum bentuk aseksual ditambah minimal satu keadaan berikut : Malaria serebral (penurunan kesadaran, kejang, koma) Anemia berat (Hb 10.000/ul Gagal ginjal akut Udema paru/ARDS Hipoglikemia Renjatan Perdarahan spontan atau disertai KID Kejang berulang Asidosis Makroskopik hemoglobinuria Hiperparasitemia >5% pada daerah hipoendemis (non imun) Ikterus (Bilirubin >3 mg/dl) Hiperpireksia Kelemahan otot/gangguan neurologis Diagnosis post-mortem dengan ditemukannya parasit yg padat pada pembuluh darah kapiler jaringan otak

  • Prognosis malaria beratMortalitas anak anak 15 %Mortalitas dewasa 20 %Mortalitas Ibu Hamil 50%Gagal 3 organ >50%Gagal 4 atau lebih organ > 75%Kepadatan parasit : < 100.000/ul < 1% > 100.000/ul > 1% > 500.000/ul > 50%

  • Pengobatan Pengobatan malaria : 1. Pengobatan malaria tanpa komplikasi Pengobatan radikal 2. Pengobatan malaria berat 3. Pencegahan

  • 1. Pengobatan malaria tanpa komplikasi Pengobatan malaria falsifarum Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP)+Primakuin

    hariJenis obat15 tahun>60Kg>15 tahun1-3DHP1/41/21 1 1/22341primaquin--1/21 1/2223

  • Pengobatan malaria vivaks Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP)+Primakuin

    hariJenis obat15 tahun>60Kg>15 tahun1-3DHP1/41/21 1 1/22341-14primaquin--1/41/23/411

  • Pengobatan malaria falsifarumartesunat +amodiakuin dan primaquin

    hariJenis obat15 tahun>60Kg>15 tahun1-3artesunat1/41/21 1 1/2234amodiquin1/41/21 1 1/22341primaquin--1/21 1/2223

  • Pengobatan malaria vivaks artesunat +amodiakuin dan primaquin

    hariJenis obat15 tahun>60Kg>15 tahun1-3artesunat1/41/21 1 1/22341-3amodiakuin1/41/21 1 1/22341-14primaquin--1/41/23/411

  • Pengobatan malaria falsifarum Dan Vivaks Pada ibu Hamil

    Umur kehamilanJenis obatTrimester I (0-3 bl)Kina 3x2 tablet+klindamisin 2x300mg 7 hariTrimester II (4-6 bl)ACT tablet 3 hariTrimester III (7-9 bl) ACT tablet 3 hari

  • 2. Pengobatan malaria beratTindakan umum/suportif Oksigenisasi, cairan, nutrisi, monitoringPengobatan simtomatik Antipiretik Bila kejang diberi antikonvulsan DZP 0,3-0,5 mg/kgbb/kali (5mg supp bb10 kg),tdk baik phenitoin 10-25 mg/kgbb dalam NaCL o,9,lanjut rumatan 5 mg/kgbb 2-3 kali/hariAntimalaria Artesunat loading dose 2,4 mg/kgbb iv 2 menit,ulang 12 jam,lajut tiap hari sampai bisa minum obat atau Artemeter : loading dose 3,2 mg im,lanjut 1,6 mg/kg bb sampai penderita bisa minum obat Kina iv dengan cara 1 ampul kina 500 mg dilarutkan dalam500 cc D5 diberikan dalam 8 jam terus menerus sampai penderita dapat minumobatMengatasi penyulit/komplikasi Malaria serebral Anemia berat Hipoglikemia Renjatan Gagal ginjal akut

  • Pengobatan lini kedua

    plasmodium falsifarum Kina 3x2 tab Klindamisin 300 mg 2x1 kapsul Primaquin 1x3 tabletPlasmodium vivaks Kina 3x2 tab Klindamisin 300 mg 2x1 kapsul Primaquin 1x3 tablet hari I lanjut 1x1 tablet ( 14 hari)

  • Pemantauan PengobatanGagal obat dini (early treatment failure) Hari pertama (H1-3) terjadi gejala malaria berat H-2 hitung parasit >Ho H-3 hitung parasit > 25% Ho H-3 parasit bentuk aseksual masih positif disertai panasGagal obat kasep (late treatment failure) a. Late clinical and parasitological failure H4-28 terjadi gejala malaria berat masih terdapat parasit bentuk aseksual+demam b. Late parasitological failure Terdapat parasit bentuk aseksual pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 tanpa demam

  • 3. PencegahanDoksisiklin 2 mg / Kg BB / hari :Untuk daerah yg efikasi P. Falcifarum terhadap klorokuin < 75 % Maksimal untuk 3 bulanKontra Indikasi anak < 8 thn dan ibu hamil Diberikan 1 hari sebelum berangkat ke daerah endemis s.d 4 mg setelah meninggalkan daerah endemis maximum12 mg2. kelambu,repellent,kawat kassa

  • **P.falciparum resistance to Chloroquine has been found in all over Indonesia in different degree.Increase areas and degree of existing anti-malarial drugs resistance.

    *****