dhika alfianti.pdf
Transcript of dhika alfianti.pdf
STUDI DESKRIPTIF MUTU PENDIDIKAN PENERIMA BANTUAN
PROGRAM KARTU JAKARTA PINTAR (KJP) DI SMP YAYASAN
PENDIDIKAN UMMAT ISLAM (YPUI) JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
DHIKA ALFIANTI
1112054100024
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
2.
I,RMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
J.
salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Starta I (Sl) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
lakarta,2S Juni 2016
_ t/ /(,lfttnb\-/ |
I
Dhika Alfianti
i
ABSTRAK
Dhika Alfianti
Studi Deskriptif Mutu Pendidikan Penerima Bantuan Program Kartu
Jakarta Pintar (KJP) di SMP Yayasn Pendidikan Ummat Islam (YPUI)
Jakarta Selatan.
Program Kartu Jakarta Pintar (KJP) merupakan program strategis untuk
memberikan akses bagi warga DKI Jakarta dari kalangan masyarakat tidak
mampu untuk mengenyam pendidikan minimal sampai tingkat menengah. Dengan
dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar pendidikan para peserta didik. Program Kartu Jakarta Pintar ini
diterapkan di sekolah-sekolah formal di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta,
termasuk di SMP Yayasan Pendidikan Ummat Islam (YPUI) Jakarta Selatan yang
pada kesempatan ini menjadi lokasi penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran mutu pendidikan penerima bantuan program Kartu Jakarta
Pintar (KJP) dan mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat pada
pelaksanaan program Kartu Jakarta Pintar di SMP YPUI Jakarta Selatan.
Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif, dengan
metode penelitian kualitatif sebagai penunjang metode kuantitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket/kuesinoner kepada 77
siswa penerima bantuan Kartu Jakarta Pintar, observasi, studi dokumentasi, serta
wawancara mendalam kepada 7 orang informan yaitu, 2 pihak sekolah, 3 siswa,
dan 2 orang tua siswa di SMP YPUI Jakarta Selatan.
Hasil dari penelitian ini adalah terkait dengan gambaran mutu pendidikan
penerima bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP YPUI Jakarta Selatan.
Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan terkait mutu pendidikan 77 siswa setelah
menerima bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang mendapatkan hasil cukup baik
dengan persentase 58,61 %. Dalam mendapatkan gambaran mutu pendidikan
siswa penerima bantuan KJP ini, ditelaah dengan 3 dimensi yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotor. Kemudian terkait dengan manfaat atau dampak yang diharapkan
dari adanya bantuan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dalam meningkatkan
kesempatan warga DKI Jakarta untuk menamatkan pendidikan sampai jenjang
pendidikan menengah, hasilnya menunjukkan bahwa program ini sudah cukup
membantu siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk dapat mengenyam
pendidikan. Dan terkait dengan program KJP ini dalam meningkatan pencapaian
target APK pendidikan dasar dan menengah yang dimana berdasarkan data yang
telah terkumpul bahwa target terhadap pencapaian APK tersebut belum
menunjukkan peningkatan khususnya di wilayah Jakarta Selatan. Faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat keberhasilan pelaksanaan program adalah
partisipasi orang tua siswa dan karakterinsik agen pelaksana yang sudah cukup
tegas, serta kedisiplinan siswa dan orang tua siswa penerima bantuan yang harus
ditingkatkan.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, Segala puji senantiasa penulis panjatkan atas segala karunia
Allah SWT, yang telah menciptakan makhluknya dengan penuh cinta dan kasih
sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan besar kita Nabi
Muhammad SAW yang sangat mencintai ummatnya dan memandu ummatnya
menuju jalan yang lurus.
Dalam penulisan skripsi ini penulis masih banyak kekurangan, baik pada teknik
penulisan maupun pada isi pembahasan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih banyak
kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya
kepada :
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan
Sosial UIN Syarif Hidyatullah Jakarta dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA
selaku Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syari Hidyatullah
Jakarta.
3. Bapak Muhtadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta motivasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iii
4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si selaku Dosen Penguji I, dan Bapak Ahmad Zaky,
M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan penilaian
kepada penulis pada sidang skripsi berlangsung.
5. Ibu Siti Napsiyah, MSW, selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Program Studi
Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan
dan membimbing penulis selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak dan Mama tersayang yang senantiasa
memberikan dukungan moral dan materi yang tiada henti kepada penulis.
Serta doa, kasih sayang, dan pengorbanannya yang tulus dan tidak kenal lelah
yang selalu diberikan kepada penulis selama ini agar penulis dapat
menyelesaikan pendidikan ini dengan baik. Serta untuk adikku Alif dan Luiz
dan juga untuk keluarga besar teimakasih atas doa dan semangatnya selama
ini.
8. Muhammad Sofyan yang selalu setia meluangkan waktu untuk penulis serta
memberikan motivasi, dukungan dan kesabarannya selama ini termakasih
banyak.
9. Bapak Purnomo selaku kepala sekolah, Bapak Nasrullah selaku staf tata
usaha, dan seluruh staf pengajar, staf tata usaha, staf keamanan di SMP
Yayasan Pendidikan Ummat Islam (YPUI) Jakarta Selatan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah berkenan memberikan ijin penelitian
kepada penulis dan selalu memberikan informasi dan membantu penulis
iv
selama penyusunan skripsi. Terimakasih banyak semoga mendapat balasan
yang setimpal dari Allah SWT.
10. Keluarga besar SMP YPUI Jakarta Selatan, terimakasih banyak adik-adik
kelas VII sampai kelas IX yang sudah bersedia berpartisipasi dalam skirpsi
ini semoga kelak kalian menjadi anak-anak yang sukses di kemudian hari.
11. Mayangsari, S.Sos dan Oktaviani Nindy Saputri, S.Sos selaku alumni UIN
angkatan 2011 sekaligus teman penulis sejak SMK yang telah banyak
mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini terimakasih banyak.
12. Teman-teman seperjuangan Kessos angkatan 2012 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis selama ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya. Terimakasih kepada berbagai pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Jakarta, 28 Juni 2016
Dhika Alfianti
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pernyataan
Lembar Persetujuan Pembimbing
Lembar Pengesahan
Abstrak ............................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... v
Daftar Tabel .................................................................................................. viii
Daftar Gambar ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 10
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 11
E. Pedoman Penulisan .................................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Pendidikan ................................................................................................. 14
1. Pengertian Pendidikan ........................................................................ 14
2. Pendidikan Formal .............................................................................. 15
3. Jenjang Pendidikan Formal ................................................................. 16
B. Mutu Pendidikan ........................................................................................ 18
1. Pengertian Mutu Pendidikan ............................................................... 18
2. Mutu Peserta Didik ............................................................................. 18
C. Partisipasi Pendidikan ................................................................................ 23
1. Pengertian Partisipasi .......................................................................... 23
2. Angka Partisipasi Kasar (APK) .......................................................... 25
D. Program Kartu Jakarta Pintar ..................................................................... 25
vi
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................................ 34
B. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 36
1. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 36
2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 36
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 36
1. Populasi ............................................................................................... 36
2. Sampel................................................................................................. 37
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 38
1. Data Primer ......................................................................................... 38
a. Angket ............................................................................................ 38
b. Observasi ........................................................................................ 39
c. Dokumentasi................................................................................... 39
d. Wawancara ..................................................................................... 40
2. Data Sekunder ..................................................................................... 40
E. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian ............................ 40
F. Uji Instrumen ............................................................................................. 43
1. Uji Validitas instrumen ....................................................................... 43
2. Uji Reabilitas Data .............................................................................. 46
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 47
1. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 47
2. Teknik Analisis Data........................................................................... 48
3. Interprestasi Data ................................................................................ 49
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 51
B. Sejarah Singkat Sekolah ............................................................................ 51
C. Identitas Sekolah ........................................................................................ 52
D. Visi dan Misi Sekolah ................................................................................ 53
E. Siswa dan Tingkat ...................................................................................... 53
F. Guru dan Karyawan ................................................................................... 54
vii
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Uji Instrumen .......................................................................... 57
B. Rekapitulasi Validitas dan Reabilitas Instrumen ....................................... 57
1. Uji Validitas ........................................................................................ 57
2. Uji Reabilitas ...................................................................................... 61
C. Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 61
1. Deskripsi Data Responden Penelitian ................................................. 61
2. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 65
a. Peningkatan Mutu Pendidikan Peserta Didik ............................... 65
b. Analisis dan Interprestasi Data ..................................................... 79
c. Peningkatan Kesempatan Warga DKI Jakarta untuk Menamatkan
Pendidikan Menengah...................................................................82
d. Peningkatan Pencapaian Target Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan Dasar dan Menengah..................................................87
e. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Kartu
Jakarta Pintar.................................................................................89
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 93
B. Saran ......................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 103
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Besaran Bantuan Biaya Personal Pendidikan Melalui Kartu
JakartaPintar Sesuai Jenjang Pendidikan
Tabel 2.1 Besaran Dana KJP Bagi Peserta Didik dari Sekolah Negeri
Tabel 2.2 Besaran Dana KJP Bagi Peserta Didik dari Sekolah Swasta
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Blue Print (sebelum uji validitas instrumen)
Tabel 3.3 Blue Print (setelah uji validitas instrumen)
Tabel 3.4 Skala Likert
Tabel 4.1 Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2015/2016
Tabel 4.2 Jumlah Siswa Penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Tahun Ajaran
2015/2016
Tabel 4.3 Jumlah dan Pendidikan Guru/Tenaga Administrasi SMP YPUI
Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2015/2016
Tabel 4.4 Daftar Ruangan SMP YPUI Jakarta Selatan
Tabel 5.1 Uji Validitas
Tabel 5.2 Hasil Instrumen Valid
Tabel 5.3 Hasil Uji Koefiesen Reabilitas
Tabel 5.4 Karakterinsik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.5 Karakterinsik Responden berdasarkan Tingkat Kelas
Tabel 5.6 Pekerjaan Orang Tua
Tabel 5.7 Dimensi Kognitif
Tabel 5.8 Dimensi Afektif
Tabel 5.9 Dimensi Psikomotor
Tabel 5.10 Kategori Nilai
Tabel 5.11 Angka Partisipasi Kasar (APK) Pada Jenjang SMP tahun 2015
Tabel 5.12 Pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) di Jakarta Selatan
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Pendataan Calon Penerima Dana KJP
Gambar 5.1 Karakterinsik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 5.2 Karakterinsik Responden Berdasarkan Tingkatan Kelas
Gambar 5.3 Karakterinsik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang
tua
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kita semua sadar bahwa pendidikan itu sangat perlu adanya dan kita pun
tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek yang
dapat meningkatkan kualitas hidup dan jaminan untuk dapat hidup dan mampu
membimbing kita dalam menghadapi kerasnya kehidupan di tengah dunia yang
semakin mengglobal ini.
Pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri sendiri dan
kekuatan individu.1 Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, hakikat pendidikan
adalah sebagai usaha untuk menginternalisasikan nilai-nilai budaya kedalam diri
anak, sehingga anak menjadi individu yang sempurna baik jiwa dan rohaninya.2
Tujuan pendidikan dalam Islam adalah proses pembentukan diri peserta
didik (manusia) agar sesuai dengan fitrah keberadaannya. Islam telah
mengajarkan agar mempersiapkan generasi yang memiliki aqidah yang kuat,
berbadan sehat, berkeyakinan mantab dan memiliki penguasaan terhadap ilmu
pengetahuan dan keahlian hidup. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur‟an
Sûrah an-Nisa/4: 9 berikut :3
وليخش الرين لىتسكىا من خلفهم ذزية ضعافا خافىا عليهم
.فليتقىا اهلل وليقىلىا قىال سديدا“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang seandainya
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu hendaklah mereka
1 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarat Press, 2005), h. 6.
2 Henricus Suparlan, “Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan Sumbangannya Bagi
Pendidikan Indonesia,” Jurnal Filsafat vol 25, no. 1(April 2014). 3al-Qur‟an online, “Sûrah an-Nisa (ayat 9)”, diakses pada 19 Januari 2016.
2
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata
yang benar.”
Islam selalu mendorong umatnya untuk belajar, menuntut ilmu bagi setiap
muslim bukan sekedar kewajiban sepanjang manusia itu hidup, tetapi dinilai juga
sebagai ibadah. Pendidikan pada awalnya adalah berasal dari Yang Maha
Mendidik yaitu Allah SWT. Allah SWT juga memelihara makhluknya
diantaranya dengan menurunkan kitab suci al-Qur‟an sebagai bahan bacaan dan
merupakan sumber ajaran-Nya.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan itu pula, maka Undang-Undang nomor
20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional juga menjelaskan tentang
tujuan pendidikan nasional yang dituangkan pasal 3 bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena salah satu indikator kemajuan
pembangunan suatu bangsa adalah tingkat pencapaian pembangunan sumber daya
manusianya. Bahkan pendidikan menjadi fokus utama bagi setiap negara yang
ingin maju dan ingin menguasai teknologi. Negara memiliki tiga kewajiban
penting dalam bidang pendidikan. Pertama, sebagai penyedia utama lembaga-
lembaga pendidikan. Kedua, sebagai pengatur penyelenggaraan pendidikan. Dan
ketiga, adalah sebagai fasilitator dalam penyediaan infrastruktur pendidikan,
termasuk di dalamnya penyedia beasiswa dan tunjangan pendidikan bagi siswa
3
yang berprestasi dan atau tidak mampu.4 Setiap negara mempunyai kewajiban
mencerdaskan kehidupan bangsanya tanpa terkecuali. Dalam Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat (1) telah mengamanatkan
bahwa “setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal”.
Amanat UUD 1945 tersebut menyiratkan bahwa pendidikan bukan saja pilar
terpenting dalam upaya mencerdaskan bangsa, tetapi juga merupakan syarat
mutlak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,
pembangunan pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta efisiensi manajemen pendidikan
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional dan global.5
Dalam Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan
Anak, pasal 9 ayat (1) menyatakan bahwa “setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai minat dan bakat”.6 Berhubungan dengan itu, kewajiban
negara dan orang tua terkait dengan pendidikan anak juga tertuang di dalam pasal
49 yang menyatakan bahwa “negara, pemerintah, pemerintah daerah, keluarga,
dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak
untuk memperoleh pendidikan”.
Pada dasarnya, mayoritas dari orang tua di Indonesia sadar akan pentingnya
pendidikan. Contohnya pada penyebab mendasar anak putus sekolah misalnya
4Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 159.
5Dodi Nandika, Pendidikan di Tengah Gelombang Perubahan (Jakarta : Pustaka LP3ES
Indonesia, 2007), h. 4. 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
4
yang bukan akibat dari kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya
pendidikan anak, melainkan akibat faktor ekonomi.7 Memang perlu kita pahami
dan sadari bahwa tidak semua masyarakat kita mampu untuk membiayai
pendidikan anak-anaknya karena tingkat kesejahteraannya masih rendah.
Jangankan untuk membiayai pendidikan anak-anaknya untuk memenuhi
kebutuhan mereka sehari-hari saja masih sangat sulit dan masih banyak warga
negara Indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan.
Dengan kata lain, terdapat kaitan yang erat antara beban ekonomi
masyarakat dengan kegiatan pendidikan anak.8 Kesulitan finansial memang
seringkali membuat anak-anak yang harus membantu ekonomi keluarga pada
akhirnya memiliki pendidikan yang terbengkalai. Lagi-lagi kita pun kembali pada
alasan ekonomi yang melatarbelakangi menurunya kesempatan masyarakat untuk
dapat mengakses pendidikan yang bermutu untuk anak-anaknya.
Tingkat ekonomi masyarakat yang rendah jelas mengancam tercapainya
penuntasan wajib belajar 9 tahun. Dalam rangka mencanangkan wajib belajar 12
tahun, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih
dihadapkan dengan rendahnya mutu layanan pendidikan dasar yang dikarenakan
kurangnya ketersediaannya sarana dan prasarana sekolah.9
Meskipun demikian, Pemerintah secara terus menerus melakukan upaya
pembangunan pada aspek pendidikan. Seperti halnya dari waktu ke waktu
pemerintah bersama masyarakat tentunya telah berhasil mengurangi angka anak-
anak yang tidak bersekolah. Prasarana dan sarana pendidikan serta fasilitas belajar
7Wahyono, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, cet 3 (Jakarta: Rineka
Cipta, 1995), h.109. 8Emzir dan Sam Muchtar Chaniago, Isu-Isu Kritis Kebijakan Pendidikan Era Otonomi
Daerah (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), h. 28. 9http://republika.co.id/wajib_belajar, diakses pada 13 Januari 2016.
5
sudah dicoba diupayakan untuk dipenuhi walaupun mungkin fasilitas pelayanan
pendidikan di daerah pedesaan dan terpencil masih dapat dikatakan terbatas.
Begitu pula program pendidikan makin hari makin banyak yang diselenggarakan.
Termasuk pula upaya pemerintah guna meningkatkan akses masyarakat terhadap
pendidikan. Pemberian akses yang lebih besar tentunya kepada kelompok
masyarakat yang selama ini dirasakan kurang dapat menjangkau layanan
pendidikan dasar karena faktor pendapatan perekonomian yang masih minim.
Sehingga kondisi semacam ini juga berpengaruh terhadap keberlangsungan proses
pendidikan bagi anak-anak yang secara personal dinyatakan tidak mampu baik
secara materi maupun penghasilan orang tuanya yang tidak memadai untuk
memenuhi kebutuhan dasar pendidikan.10
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kemudian memberlakukan kebijakan
pemberian dana Biaya Operasional Pendidikan (BOP) dan Bantuan Biaya
Personal Pendidikan (BBPP) yang diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 27
tahun 2013 tentang Bantuan Biaya Personal Pendidikan Bagi Peserta Didik dari
keluarga tidak mampu melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP).11
Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah program strategis untuk memberikan
akses bagi warga DKI Jakarta dari kalangan masyarakat tidak mampu untuk
mengenyam pendidikan minimal sampai dengan tamat SMA/SMK dengan
dibiayai penuh dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta. Sesuai yang tertuang di
dalam pasal 53 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak bahwa pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab
untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan cuma-cuma atau pelayanan
10
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pertumbuhan Penduduk dan
Kesejahteraan (Jakarta : LIPI Press, 2011), h. 62. 11
http://kjp.jakarta.go.id/kjp2/public/pergub, diakses pada 19 Januari 2016.
6
khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu, anak terlantar, dan anak yang
bertempat tinggal di daerah terpencil.
Program Kartu Jakarta Pintar ini bertujuan untuk meningkatkan akses
memperoleh pendidikan, kepastian layanan pendidikan, dan kualitas hasil
pendidikan. Program ini melengkapi program Pemprov DKI Jakarta sebelumnya
yakni Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang telah diluncurkan lebih dulu. Kemudian
pada Desember 2012, peluncuran Kartu Jakarta Pintar ini resmi diluncurkan oleh
Bapak Joko Widodo yang pada waktu itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI
Jakarta. Untuk tahap pertama pada tahun 2012, KJP dibagikan kepada 3.013
pelajar yang bersekolah di 111 SMA dan SMK. Dengan rincian 13 sekolah negeri
(11,7 persen) dan 98 untuk sekolah swasta (88,3 persen).12
Pemenuhan Bantuan Biaya Personal Pendidikan (BBPP) melalui program
Kartu Jakarta Pintar ini dirancang agar siwa dari keluarga tidak mampu/miskin
semakin terbantu untuk memiliki kemampuan mengikuti proses pendidikan
dengan baik. Siswa miskin yang dimaksud disini adalah peserta didik pada
jenjang satuan pendidikan sekolah dasar sampai dengan menengah yang secara
personal dinyatakan tidak mampu baik secara materi maupun penghasilan orang
tuanya yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar pendidikan.
Kebutuhan dasar pendidikan yang dimaksud mencakup : seragam, sepatu, dan tas
sekolah, biaya transportasi, makanan serta biaya ekstrakurikuler. Berdasarkan
pengertian tersebut, maka kriteria penerima program KJP bagi peserta didik
SDMI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA diantaranya adalah orang tua tidak memiliki
penghasilan yang memadai, daya beli untuk keperluan sekolah rendah,
12
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/372709-pemprov-dki-jakarta-luncurkan-kartu-
jakarta-pintar, diakes pada 13 Januari 2016.
7
menggunakan angkutan umum untuk menuju sekolah serta tidak merokok dan
mengkonsumsi narkoba . 13
Besaran nilai bantuan yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
untuk Kartu Jakarta Pintar (KJP) berbeda-beda. Semua disesuaikan dengan
kebutuhan tiap jenjang pendidikan. Dinas Pendidikan DKI Jakarta membagi
pengeluaran KJP menjadi dua bagian, pengeluaran rutin dan berkala. Pengeluaran
rutin disetiap semester yang biasanya langsung diperuntukkan pembayaran SPP
untuk sekolah swasta. Sedangkan pengeluaran berkala terdiri dari pembelian buku
penunjang, seragam, sepatu, alat tulis, dan kebutuhan sekolah lainnya.14
Berikut
ini merupakan tabel besaran pencairan dana kebutuhan rutin yang dicairkan setiap
tanggal 10 pada setiap bulannya kepada masing-masing rekening siswa penerima
program KJP :
Tabel 1.1
Besaran Biaya Personal Kartu Jakarta Pintar Sesuai Jenjang
Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Biaya Pendidikan per bulan
1 SD/MI & PKBM Rp. 100.000
2 SMP/MTs Rp. 150.000
3 SMA/MA Rp. 200.000
4 SMK Rp. 200.000
Sumber : Buku petunjuk teknis Kartu Jakarta Pintar (KJP)
Pada tahun ajaran baru 2015-2016 ini, Kepala Dinas Pendidikan DKI
Jakarta membuka sistem KJP Bank DKI secara otomatis membuka blokir sebesar
13
http://kjp.jakarta.go.id, diakses pada 12 Januari 2016. 14
Buku Petunjuk Teknis Bantuan Biaya Personal Pendidikan Melalui Kartu Jakarta
Pintar.
8
Rp.500.000,- dalam rekening penerima KJP yang dapat digunakan untuk
pembelian kebutuhan berkala secara debit.
Hingga saat ini penerima KJP berjumlah 489.150 siswa yang terdaftar.
Sebanyak 59,67 persen atau sekitar 291.900 berasal dari sekolah negeri.
Sementara 40,33 persen lainnya atau 197.250 siswa berasal dari sekolah swasta.
Salah satu sekolah yang juga banyak siswanya yang terdaftar sebagai penerima
program bantuan KJP ini adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yayasan
Pendidikan Ummat Islam (selanjutnya disebut YPUI) Jakarta Selatan.
SMP YPUI Jakarta Selatan ini merupakan sekolah pendidikan Islam yang
memiliki banyak siswa. Pada tahun ajaran 2015/2016 ini berjumlah 638 siswa.
Dan berdasarkan penuturan Kepala Sekolah di SMP YPUI Jakarta Selatan ini,
bahwa siswa yang menerima bantuan program KJP ini sebanyak 50% dari jumlah
siswa yang ada.15
Sangat diharapkan pula dengan adanya program bantuan KJP
ini dapat meningkatkan motivasi belajar para siswa, karena tidak sedikit pula
siswa yang sering tidak masuk sekolah atau bahkan mengarah kepada putus
sekolah dikarenakan alasan orang tua siswa yang tidak mampu membiayai
pendidikan anak mereka. Maka dari itu dengan adanya program KJP ini
diharapkan dapat mempermudah akses pendidikan bagi siswa yang kurang
mampu agar dapat memenuhi kebutuhan personal pendidikannya seperti seragam,
sepatu, tas sekolah, bahan praktik dan lain sebagainya yang merupakan kebutuhan
penunjang pendidikan.
Harapan lain agar para orang tua siswa yang tidak mampu, tidak lagi
diberatkan dengan iuran sekolah setiap bulannya yang dikenakan sebesar Rp.
15
Wawancara pribadi dengan Bapak Purnomo. Selaku kepala sekolah di SMP YPUI
Jakarta Selatan pada 12 Januari 2016.
9
150.000,- /bulan. Karena secara otomatis untuk pembayaran iuran sekolah/
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) bagi penerima KJP yang bersekolah di
sekolah/madrasah swasta akan di autodebet dari rekening siswa ke rekening
sekolah dan dengan memenuhi persyaratan dan ketentuan yang ada.
Ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian ini dikarenakan peneliti
ingin mengetahui sejauh mana manfaat dari adanya program Kartu Jakarta Pintar
(KJP) ini, khususnya terhadap mutu pendidikan siswa penerima bantuan serta
faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan program Kartu Jakarta
Pintar di SMP YPUI Jakarta Selatan. Atas dasar alasan tersebut, maka peneliti
tertarik untuk mengambil tema penelitian skripsi denagn judul “STUDI
DESKRIPTIF MUTU PENDIDIKAN PENERIMA BANTUAN PROGRAM
KARTU JAKARTA PINTAR (KJP) DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN
UMMAT ISLAM (YPUI) JAKARTA SELATAN”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan dari uraian di atas luasnya permasalahan yang ada dalam
penelitian ini, perlu kiranya peneliti membatasi penelitian ini pada gambaran
mutu pendidikan penerima bantuan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) di
SMP YPUI Jakarta Selatan pada tahun ajaran 2015-2016.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, penelitian dapat dirumuskan
dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
10
a. Bagaimana gambaran mutu pendidikan penerima bantuan program
Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP YPUI Jakarta Selatan dilihat dari
dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor?
b. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program
Kartu Jakarta Pintar di SMP YPUI Jakarta Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui gambaran mutu pendidikan penerima bantuan program
Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP YPUI Jakarta Selatan dilihat dari
dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
program Kartu Jakarta Pintar di SMP YPUI Jakarta Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan rekomendasi
bagi para pembaca umumnya, dan bagi penulis khususnya dan bagi para
calon pekerja sosial agar dapat gambaran umum tentang hal-hal yang
berkaitan dengan bantuan program Kartu Jakrta Pintar (KJP). Serta menjadi
bahan masukan untuk program Kartu Jakarta Pintar (KJP) di tahun ajaran
yang akan datang.
2. Manfaat Akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah informasi dan
pemahaman pada masyarakat dan mahasiswa tentang bagaimana
11
program Kartu Jakarta Pintar (KJP) serta bagaimana mutu
pendidikan siswa setelah menerima bantuan program Kartu Jakarta
Pintar (KJP).
b. Untuk menambah wawasan ilmiah dalam bidang studi mengenai
program-program pendidikan lainnya.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan pustaka pada :
1. Skripsi yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Gratis
Bagi Keluarga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro”. Skripsi
yang ditulis oleh Ranny Yulia mahasiswi Kesejahteraan Sosial Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Yayasan Ibnu Sina
Maleo.
Persamaan antara penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu pada sasaran program yang sama-sama diperuntukkan bagi siswa
miskin atau siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Dan perbedaannya
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pada program yang diteliti,
program yang akan diteliti disini lebih kepada program bantuan biaya personal
pendidikan yaitu Kartu Jakarta Pintar (KJP). Selain itu, metode penelitian yang
digunakan juga berbeda.
12
F. Pedoman Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan pedoman sesuai dengan
buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)” yang
diterbitkan oleh CeQda tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan isi skripsi ini, maka
peneliti membuat sistematika penelitian sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pedoman
penulisan serta sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori, dalam bab ini peneliti mengemukakan teori-teori yang
berhubungan dengan isi skripsi sebagai dasar pemikiran untuk membahas
permasalahan dalam penelitian skripsi, yang terdiri dari pengertian pendidikan,
mutu pendidikan, partisipasi pendidikan, dan program Kartu Jakarta Pintar (KJP).
BAB III Metedologi Penelitian, dalam bab ini peneliti akan memaparkan
mengenai metode-metode yang berkenaan dengan skripsi ini, yaitu: pendekatan
dan jenis penelitian, ruang lingkup penelitian, populasi dan sampel, metode
pengumpulan data, definisi operasional variabel penelitian, uji instrumen dan
teknik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Lembaga, dalam bab ini akan dijelaskan gambaran
umum tentang SMP Yayasan pendidikan Umat Islam (YPUI) Jakarta Selatan.
BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini akan dijelaskan dan
dijabarkan data hasil penelitian dan berdasarkan statistik.
13
BAB VI Penutup, dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan serta saran-
saran sebagai bentuk hasil dari penelitian yang dilakukan.
14
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Secara bahasa, pendidikan berasal dari bahasa Yunani, paedagogi yang
mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar
oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan
paedagogos. Dalam bahasa romawi pendidikan diistilahkan sebagai educate
yang berarti mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam. Dalam bahasa Inggris
pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan
melatih intelektual.
Dalam buku-buku ilmu pendidikan juga seringkali pengertian
pendidikan diartikan berbeda-beda:
Dictionary of Education; (1) “The Aggregate of all process by
which a person develops ability, attitudes, and other forms of behavior
of practical values, in the society in which his lives; (2) The social
process by which people are subjected to the influence of a selected and
controlled environment (especially that of the school) so that they may
obtain social competence and optimum individual development.
Menurut kamus pendidikan, pendidikan diartikan: (1) serangkaian
proses dengannya seseorang/anak mengembangkan kemampuan, sikap dan
bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yang bernilai/berguna di masyarakat. (2)
proses sosial dimana orang-orang atau anak-anak dipengaruhi dengan
lingkungan yang sengaja dipilih dan misalnya oleh guru di sekolah sehingga
15
mereka memperoleh kemampuan-kemampuan sosial dan perkembangan
indiviual yang optimal.”16
Menurut Ki Hajar Dewantara, hakikat pendidikan adalah sebagai usaha
untuk menginternalisasikan nilai-nilai budaya kedalam diri anak, sehingga
anak menjadi individu yang sempurna baik jiwa dan rohaninya.
Dalam Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa “pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan
adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh keluarga, masyarakat dan
pemerintah melalui kegiatan pengajaran yang berlangsung di sekolah
ataupun luar sekolah baik formal, non formal, maupun informal.
2. Pendidikan Formal
Pendidikan dapat berbentuk formal, non formal, dan informal. Dan
kegiatannya bisa berupa bimbingan, pengajaran, atau latihan. Pendidikan
juga diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan,
dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pasal 13 ayat (1) dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “jalur pendidikan terdiri
16
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 5.
16
atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya”.
Yang dimaksud dengan pendidikan formal sebagaimana yang tertuang
dalam pasal 1 ayat (11) bahwa “pendidikan formal adalah jalur pendidikan
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi”.17
Pendidikan sebagai sebuah aktivitas tidak lepas dari fungsi dan tujuan.
Fungsi utama pendidikan mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak, kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan
kehidupan. Atau dengan kata lain pendidikan berfungsi memanusiakan
manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang
dijadikan landasannya. Sedangkan tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah
tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani peserta didik.
3. Jenjang Pendidikan Formal
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai,
dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Jenjang pendidikan dasar yang merupakan jenjang pendidikan formal
tingkatan pertama yang terdiri dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI). Penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang
memiliki dasar-dasar karakter, kecakapan, keterampilan, dan pengetahuan
17
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Naisonal.
17
yang memadai untuk mengembangkan potensi diri secara optimal. Sehingga
lulusan memiliki ketahanan dan keberhasilan dalam pendidikan lanjutan,
serta kehidupan yangt selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Jenjang pendidikan formal setelah pendidikan dasar adalah pendidikan
menengah. Pendidikan menengah bersifat umum yang terdiri dari Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah
Aliyah (MA). Penyelenggaraan sekolah menengah ditunjukkan untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan
yang kuat untuk mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan
sosial, budaya, dan alam sekitar, serta mengembangkan kemajuan lebih
lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan lebih lanjut.18
Pendidikan tinggi yang merupakan lanjutan dari pendidikan menengah,
ini mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselenggarakan secara terbuka oleh perguruan tinggi.
Diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.
18
Abdul Kadir, dkk., Dasar-Dasar Pendidikan, h. 79.
18
B. Mutu Pendidikan
1. Pengertian Mutu Pendidikan
Secara umum, mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk
memperbaiki keluaran yang dihasilkan.19
Di dalam dunia pendidikan, yang dimaksud mutu adalah proses dan
hasil (output) dari program pendidikan yang telah dilaksanakan.20
Pendidikan akan dikatakan bermutu apabila proses belajar mengajar
berjalan dengan baik dan lancar. Begitu pula dengan hasil yang memuaskan.
Pada proses pendidikan, mutu pendidikan berkaitan dengan bahan ajar,
metedologi, sarana dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan, lingkungan dan
sebagainya. Namun pada hasil pendidikan, mutu berkaitan dengan prestasi
yang dicapai sekolah dalam kurun waktu tertentu. Prestasi tersebut bisa
berupa hasil tes kemampuan akademik dan non akademik.21
Selain itu,
kemampuan sekolah untuk mengahasilkan lulusan-lulusan terbaik juga
menunjukkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Karena lulusan-lulusan
inilah yang nantinya akan berkontribusi untuk memajukan Indonesia.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah proses
dan hasil dari keberlangsungan pendidikan di lembaga pendidikan.
2. Mutu Peserta Didik
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (4)
dijelaskan bahwa “peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
19
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, cet ke-4 (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2007), h. 75. 20
Jahja Umar, Penilaian dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia (Tangerang:
UIN Jakarta PRESS, 2011), h. 39. 21
Choirul Fuad Yusuf, Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan (Jakarta: PT Pena
Citasatria, 2008), h. 21.
19
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”.22
Yang dimaksud dengan mutu pendidikan peserta didik adalah hasil dari
keberlangsungan kegiatan pendidikan yang dilihat melalui perkembangan
dan peningkatan kemampuan belajar para peserta didik.
Perkembangan atau peningkatan mutu peserta didik merupakan hasil
(output) dari program pengajaran di sekolah, termasuk pengajaran di dalam
kelas. Kemajuan peserta didik sangat bertumpu pada usaha serta
ketekunannya secara individual.23
Perkembangan ataupun peningkatan mutu
peserta didik tersebut dapat dilihat dari aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek psikomotor.
Ketiga aspek tersebut merupakan ranah taksonomi bloom. Taksonomi
Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun
1956. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, taksonomi adalah klasifikasi
bidang ilmu; kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek.24
Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa ranah yang
kemudian dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci.25
Taksonomi Bloom dibagi ke dalam tiga ranah , yaitu26
:
22
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 23
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Terori Dasar Psikologi Pendidikan
(Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 68. 24
Jan Hoesada, Taksonomi Ilmu Manajemen (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2013), h. 6. 25
Imam Gunawan dan Anggraini Retno Palupi, “Taksonomi Bloom-Revisi Ranah
Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Penilaian,” artikel di akses
pada 15 April 2016 dari http://e-journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPE/article/viewFile/27/26 26
Ismet Basuki dan Hariyanto, Asesmen Pembelajaran (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), h.184.
20
a. Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada
kemampuan berpikir, yang menekankan aspek intelektual. Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Adapun masing-masing tingkatannya yakni pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.27
Berikut ini
merupakan penjelasan dari tingakatan kognitif :
- Pengetahuan (knowldege), merupakan kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang
nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya. Dengan kata lain,
penilaian pada aspek pengetahuan ini adalah tingkat penguasaan
peserta didik atas semua mata pelajaran yang diajarkan.
Seperti: kemampuan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal
Matematika ataupun kemampuan peserta didik dalam mengartikan
maksud soal dalam pelajaran Bahasa Inggris dan sebagainya.
- Pemahaman (comprehension), kemampuan peserta didik untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu
apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang
lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Seperti: kemampuan peserta didik dalam mengungkapkan gagasan
dan pendapat dari suatu materi pelajaran dengan kata-katanya
sendiri.
27
Siti Hartinah, Pengembangan Peserta Didik (Bandung: PT Refika Aditama, 2008), h.
5.
21
- Aplikasi (application), kemampuan peserta didik dalam menerapkan
gagasan, rumus, teori dan lain-lain dalam proses belajarnya. Peserta
didik mampu untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum,
tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,
teori-teori dan sebagainya.
Seperti : kemampuan peserta didik dalam memecahkan soal Fisika
menggunakan rumus-rumus.
- Analisis (analysis), kemampuan peserta didik dalam menganalisis
suatu informasi atau suatu materi yang masuk dan kemudian
menguraikan informasi menjadi bagian-bagiannya. Dalam tingkat ini
peserta didik diharapkan memiliki kemampuan dalam menunjukkan
hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan
gagasan tersebut dengan standar atau prinsip yang telah dipelajari.
Seperti : kemampuan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan
kepada guru yang bertujuan untuk mencari informasi yang
menurutnya belum jelas.
b. Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan hal-hal atau tujuan belajar yang
berorientasi pada emosional si peserta didik. Ranah afektif berkaitan dengan
sikap dan nilai, dan sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya apabila
ia telah memiliki penguasaan kognitif yang tinggi.
Bloom menyatakan bahwa penilaian afektif adalah setiap metode yang
digunakan untuk mengungkapkan bagaimana seorang peserta didik
merasakan tentang dirinya, persepsi tentang citra dirinya, apa yang
22
berpengaruh terhadap perilakunya di dalam masyarakat, kelas, dan
rumahnya.28
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam
berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya dan kedisiplinannya terhadap
mata pelajaran disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak
mengenai pelajaran yang di terimanya serta penghargaan atau rasa
hormatnya terhadap guru-guru di sekolah dan sebagainya. Berikut ini
merupakan penjelasan dari tingkatan afektif :
- Sikap (attitude), merupakan kecenderungan merespon secara
konsisten tentang menyukai atau tidak menyukai suatu objek.
Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
sikap peserta didik terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan proses pembelajaran di dalam pendidikan.
Seperti: sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, sikap terhadap
guru, sikap terhadap kegiatan sekolah, dan sebagainya.
- Nilai (value), merupakan keyakinan terhadap suatu pendapat,
kegiatan, atau objek. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, nilai
merupakan konsep penting bagi pembentukan kompetensi peserta
didik. Aktivitas yang disukai peserta didik di sekolah dipengaruhi
oleh penilaian peserta didik terhadap aktivitas tersebut.
Seperti: nilai dan keyakinan peserta didik, pandangan dan perilaku
peserta didik tentang mana yang baik dan mana yang buruk, dan
sebagainya.
28
Ismet Basuki dan Hariyanto, Asesmen Pembelajaran, h.184.
23
- Minat (interest), merupakan keinginan yang terbentuk melalui
pengalaman yang mendorong individu tentang keadaan suatu objek,
untuk tujuan mendapatkan penguasaan atau pencapaian.
Seperti: minat peserta didik terhadap mata pelajaran , minat peserta
didk terhadap proses belajar, dan lain sebagainya.
- Moral, merupakan perasaan salah atau benar terhadap tindakan yang
dilakukan. Dalam pembelajaran, moral berkenaan dengan perilaku
peserta didik dalam memaknai kejujuran, dan juga berkaitan dengan
prinsip, nilai, dan keyakinan peserta didik.
c. Psikomotor
Ranah psikomotor berorientasi pada keterampilan motorik yang
dicirikan oleh adanya aktifitas fisik. Seperti yang dinyatakan oleh Bloom,
ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya
melalui keterampilan yang melibatkan otot dan kemampuan fisik. Dalam hal
ini, peserta didik melaksanakan suatu tugas tertentu yang memerlukan
keterampilan.
Dengan kata lain, kegiatan peserta didik yang berhubungan dengan ranah
psikomotor adalah praktik di lapangan.29
Dalam kegiatan-kegiatan praktik itu
juga terdapat ranah kognitif dan afektifnya, tetapi hanya sedikit.
C. Partisipasi Pendidikan
1. Pengertian Partisipasi
Kata partisipasi berasal dari bahasa latin yaitu participatio, yang
terbentuk dari kata kerja participare yang berarti ikut serta. Dengan
29
Ismet Basuki dan Hariyanto, Asesmen Pembelajaran, h. 209.
24
demikian partisipasi mengandung makna aktif yaitu adanya kegiatan atau
aktifitas.30
Menurut Sastropoetro, partisipasi adalah keterlibatan yang berkaitan
dengan keadaan eksternal. Sedangkan menurut Paul dalam Jim Ife memberi
pengertian tentang partisipasi yaitu kemampuan rakyat dalam memengaruhi
kegiatan-kegiatan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraannya.
Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari
masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila
terpenuhi oleh tiga faktor pendukungnya, yaitu: adanya kemauan, adanya
kemampuan dan adanya kesempatan untuk berpartisipasi.
Dalam bidang pendidikan, adanya partisipasi sangatlah penting. Karena
salah satu tujuan pemerataan pendidikan adalah menyiapkan masyarakat
untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan
bangsa.31
Dengan mengetahui partisipasi pendidikan akan mengetahui
apakah anggaran pendidikan yang semakin besar berkorelasi positif
terhadap pemerataan dan perluasan akses pendidikan pada berbagai jenjang
pendidikan.
Jadi yang dimaksud dengan partisipasi pendidikan adalah keterlibatan
atau keikutsertaan seseorang secara perseorangan atau berkelompok dalam
kelangsungan kegiatan pengajaran yang berlangsung di sekolah ataupun luar
sekolah baik keikutsertaan di dalam jalur pendidikan formal, non formal,
maupun informal.
30
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, cet ke-4, h. 112. 31
Abdul Kadir, dkk., Dasar-Dasar Pendidikan, h. 245.
25
2. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai perbandingan
antara jumlah peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SMP,
SMA dan sederajat) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai
dan dinyatakan dalam persentase.32
APK merupakan indikator untuk
mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah di suatu jenjang
pendidikan pada wilayah tertentu yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas
pendidikan. Serta untuk mengukur keberhasilan program pembangunan
pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan
bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan.
Semakin tinggi APK berarti semakin banyak penduduk usia sekolah
yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Jika nilai
APK lebih besar dari 100 % , hal tersebut disebabkan karena populasi
peserta didik yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup
anak berusia di luar batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang
bersangkutan. Dengan mengetahui angka partisipasi maka akan mengetahui
sejauh mana upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan telah
dicapai. 33
D. Kartu Jakarta Pintar (KJP)
1. Pengertian Kartu Jakarta Pintar
Program Bantuan Biaya Personal Pendidikan melalui Kartu Jakarta
Pintar (KJP) adalah pemberian bantuan biaya personal pendidikan untuk
32
http://jakarta.bps.go.id/, diakses pada 23 Maret 2016. 33 Dini Amaliah, “Pengaruh Partisipasi Pendidikan Terhadap Persentase Penduduk
Miskin,” Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan 2, no. 3 (November 2015), h. 233-234.
26
pemenuhan kebutuhan peserta didik dengan menggunakan kartu. Program
ini khusus diperuntukkan bagi anak usia sekolah SD hingga SMA atau yang
sederajat yang berasal dari keluarga tidak mampu.34
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
c. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia
Jakarta;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2009 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
e. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2006
tentang Sistem Pendidikan;
f. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
g. Peraturan Gubernur Nomor 130 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pelaksanaan APBD Provinsi DKI Jakarta;
h. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 199 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 134 Tahun
2009 tentang Organisasi dan tata Kerja Dinas Pendidikan;
34
Buku Petunjuk Teknis Bntuan Biaya Personal Pendidikan Melalui Kartu Jakarta Pintar.
27
i. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 27 Tahun 2013 tentang
Bantuan Personal Pendidikan Bagi Peserta Didik Tidak mampu
Melalui Kartu Jakarta Pintar;
j. Instruksi Gubernur Nomor 106 Tahun 2012 tentang Penggunaan
Data Rumah Tangga Hasil pendataan Program Perlindungan Sosial
(PPLS) 2011.
3. Manfaat Kartu Jakarta Pintar
Manfaat dan dampak positif yang diharapkan dari siswa penerima Kartu
Jakarta Pintar, antara lain :
a. Seluruh warga DKI Jakarta menamatkan pendidikan minimal
sampai dengan jenjang SMA/SMK;
b. Mutu pendidikan di Provinsi DKI Jakarta meningkat secara
signifikan;
c. Peningkatan pencapaian target Angka Partisipasi Kasar (APK)
pendidikan dasar dan menengah.
4. Sasaran dan Kriteria Peserta Didik Penerima Kartu Jakarta Pintar
Sasaran penerima program Bantuan Biaya Personal Pendidikan melalui
Kartu Jakarta Pintar adalah peserta didik pada jenjang satuan pendidikan
sekolah dasar sampai dengan menengah yang secara personal dinyatakan
tidak mampu baik secara materi maupun penghasilan orang tuanya yang
tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar pendidikan.
Berdasarkan sasaran tersebut, maka untuk kepentingan pemenuhan
kriteria program pemberian bantuan biaya personal pendidikan bagi peserta
28
didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA melalui Kartu Jakarta Pintar
sebagai berikut:
a. Tidak merokok dan atau mengkonsumsi narkoba
b. Orang tua tidak memiliki penghasilan yang memadai
c. Menggunakan angkutan umum
d. Daya beli untuk sepatu dan pakaian seragam sekolah/pribadi
rendah
e. Daya beli untuk buku, tas, dan alat tulis rendah
f. Daya beli untuk konsumsi makan/jajan rendah
g. Daya pemanfaatan internet rendah
h. Tidak dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang berpotensi
mengeluarkan biaya.
Selain kriteria diatas apabila kuota masih tersedia, Kepala Satuan
Pendidikan bersama dengan Komita Sekolah dapat mengusulkan nama
siswa lain yang dianggap pantas dan berhak mendapatkan dana bantuan
Biaya Personal Pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Siswa yang orang tuanya terdaftar sebagai peserta PKH (Program
Keluarga Harapan);
b. Siswa yang berasal dari Panti Sosial/Panti Asuhan yang dikelola
oleh Kementrian Sosial;
c. Siswa yatim dan/atau Piatu;
d. Siswa yang berasal dari rumah tangga yang memiliki Surat
Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kelurahan;
29
e. Siswa korban musibah bencana alam;
f. Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya, atau;
g. Pertimbangan lain (misalnya kelainan fisik, korban musibah
berkepanjangan dan siswa berasal dari rumah tangga miskin dan
memiliki lebih dari 3 (tiga) orang bersaudara yang berusia di
bawah 18 tahun)
5. Syarat Kartu Jakarta Pintar
Peserta didik yang berhak menerima KJP harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Warga DKI Jakarta yang dibuktikan dengan Kartu Keluarga atau
surat keterangan lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
b. Membuat surat pernyataan tidak mampu/miskin yang diketahui
orang tua dan Ketua Rukun tetangga (RT) setempat.
c. Terdaftar dan masih aktif disalah satu satuan pendidikan di
Provinsi DKI Jakarta.
d. Diusulkan oleh sekolah yang telah ditandatangani oleh Kepala
Sekolah, Komita Sekolah dan kepala Seksi Dikdas/Dikmen
Kecamatan setempat yang selanjutnya diajukan ke Suku
Dinas/Dinas Pendidikan setempat.
e. Menandatangani lembar Pakta Integritas yang telah disediakan.
6. Pendistribusian Kartu Jakarta Pintar
Berikut merupakan penyaluran dana Kartu Jakarta Pintar :
30
a. Pendistribusian KJP dilakukan perkelurahan, bagi
sekolah/madrasah yang berdomilsili di kelurahan yang
bersangkutan.
b. Kepala sekolah/madrasah wajib mengumpulkan siswa atau wali
siswa penerima KJP untuk mengambil di waktu dan tempat yang
telah ditentukan.
c. Penyerahan KJP, buku tabungan, beserta pin ATM yang tersegel
diserahkan langsung oleh petugas Bank DKI ke siswa atau wali
siswa dengan didampingi oleh pihak sekolah.
d. Pin ATM harus dihafal dan tidak diberitahukan kepada orang lain.
e. KJP dan buku tabungan harus disimpan dengan baik dan menjadi
tanggung jawab siswa atau wali siswa penerima KJP.
7. Prosedur Pencairan Dana Kartu Jakarta Pintar
a. Dana KJP hanya dapat digunakan untuk belanja di toko
perlengkapan pendidikan bermesin EDC/ gesek Bank DKI atau
jaringan Prima (BCA) dengan menggunakan Kartu ATM KJP.
b. Dana KJP tidak dapat ditarik tunai baik di teller maupun ATM.
c. Dana yang belum digunakan tidak akan hangus dan akan menjadi
tabungan siswa.
d. Penggunaan EDC bank selain Bank DKI dikenakan biaya sesuai
ketentuan antar bank.
8. Ringkasan besaran dana Kartu Jakarta Pintar
Besaran dana bantuan Kartu Jakarta Pintar ini disesuaikan berdasarkan
tingkatan pendidikan para peserta didik yang berhak menerima. Berikut ini
31
merupakan penjelasan tabel ringkasan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP)
untuk sekolah negeri dan sekolah swasta :
Tabel 2.1
Besaran Dana KJP Bagi Peserta Didik dari Sekolah Negeri
Jenjang Pendidikan Biaya Personal
Pendidikan/Bulan
Biaya Keperluan
AlatTulis/Semester
SD & PKBM Rp. 100.000,- Rp. 500.000,-
SMP/Sederajat Rp. 150.000,- Rp. 500.000,-
SMA/Sederajat Rp. 200.000,- Rp. 500.000,-
SMK/Sederajat Rp. 200.000,- Rp. 500.000,-
Sumber : Buku Petunjuk Teknis Bantuan Biaya Personal Pendidikan Melalui Kartu
Jakarta Pintar.
Tabel 2.2
Besaran Dana KJP Bagi Peserta Didik dari Sekolah Swasta
Jenjang
Pendidikan
Biaya Personal
Pendidikan/Bulan
Biaya Keperluan
Alat Tulis/Semeter
SPP
SD/Sederajat Rp. 100.000,- Rp. 500.000,- Rp.130.000,-
SMP/Sederajat Rp. 150.000,- Rp. 500.000,- Rp. 170.000,-
SMA/Sederajat Rp. 200.000,- Rp. 500.000,- Rp. 2750.000,-
SMK/Sederajat Rp. 200.000,- Rp. 500.000,- Rp. 240.000,-
Sumber : Buku Petunjuk Teknis Bantuan Biaya Personal Pendidikan Melalui Kartu
Jakarta Pintar.
9. Penggunaan Dana Kartu Jakarta Pintar
Dana Kartu Jakarta Pintar hanya boleh digunakan untuk pembelian :
32
a. Buku tulis.
b. Buku gambar.
c. Buku pelajaran.
d. Alat tulis seperti pensil, pulpen, penghapus dan rautan.
e. Alat gambar seperti macam-macam penggaris, pensil lwarna,
spidol, cat/kertas warna, buku dan atau kertas gambar dan jangka.
f. Alat dan atau bahan praktik.
g. Seragam sekolah dan kelengkapannya.
h. Sepatu dan kaos kaki sekolah.
i. Tas sekolah.
j. Pakaian olahraga sekolah.
k. Buku pelajaran penunjang.
l. Kudapan bergizi.
m. Kacamata sebagai alat bantu penglihatan.
n. Alat bantu pendengaran.
o. Kalkulator scientific.
p. USB flashdisk sebagai alat simpan data.
q. Seragam pramuka dan kelengkapannya.
r. Pembayaran SPP untuk sekolah swasta.
s. Pembayaran kegiatan ekstrakurikuler yang tidak dibiayai oleh
Biaya Operasional Pendidikan dan Bantuan Operasional Sekolah.
33
10. Alur Pendataan Calon Penerima Dana Kartu Jakarta Pintar
Bagan alur bagi peserta didik calon penerima bantuan dana KJP dan
pihak satuan pendidikan (sekolah) adalah sebagai berikut35
:
Gambar 2.1
Alur Pendataan Calon Penerima Dana KJP
35
Buku Petunjuk Teknis Bantuan Biaya Personal Pendidikan Melalui Kartu Jakarta
Pintar.
34
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif,
dengan metode kualitatif sebagai sebagai penunjang metode utama (kuantitatif).
Metode penelitian kuantitatif merupakan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme.36
Filafat positivisme memandang
realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati,
terukur dan hubungan gejala sebab akibat.
Peneliti lebih mementingkan aspek keluasaan data sehingga data atau hasil
penelitian dianggap representasi dari seluruh populasi.37
Penelitian kuantitaif ini
menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan
statiska. Untuk menguji teori-teoi tertentu dengan cara meneliti hubungan antar
variabel.
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif. Penelitian
deskriptif (descriptive research) adalah jenis penelitian yang memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan
terhadap obyek yang diteliti.38
Menurut Suprian penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
36
Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, cet ke-19 (Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 8. 37
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2009), h. 55. 38
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis, cet ke- 3 (Jakarta: PPM,
2005), h. 105.
35
Artinya penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada
masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan.39
Penelitian kuantitaif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel yang
timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang
kondidi, situasi, ataupun variabel tersebut.40
Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar
variabel yang ada. Oleh karena itu, pada suatu penelitian deskriptif, tidak
melakukan pengujian hipotesis; berarti tidak dimaksudkan untuk membangun
pembendaharaan teori. Dalam pengolahan dan analisis data, lazimnya
menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif (statistik deskriptif).41
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan mengenai
bagaimana mutu pendidikan siswa penerima bantuan program bantuan Kartu
Jakarta Pintar (KJP) di SMP YPUI Jakarta Selatan yang dilihat dari dimensi
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengukuran data yang pokok. Adapun data primer melalui wawancara mendalam
digunakan untuk menggali informasi yang lebih mengenai manfaat dan dampak
positif yang diharapkan dari program bantuan KJP tersebut serta untuk menunjang
dalam menginteprestasi data kuantitatif.
39
Suprian, Metedologi Penelitian (Bandung: FPTKIKIP Bandung, 1990), h. 22. 40
Burhan Bugin, Metedologi Penelitian Kuantitatif, cet ke-2 (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2005), h. 44. 41
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2007), h. 20.
36
B. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah sekelompok yang dapat memberikan
informasi, yaitu siswa peneirma bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP), orang
tua siswa penerima bantuan KJP serta kepala atau staf pengajar SMP YPUI
Jakarta. Adapun objek penelitian adalah program bantuan Kartu Jakarta
Pintar (KJP).
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP YPUI dan beralamatkan di Jalan
Praja Lapangan No. 8 Jakarta Selatan. Alasan peneliti memilih lokasi
penelitian tersebut didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut :
a. Lokasi penelitian cukup strategis dan mudah dijangkau.
b. Banyaknya jumlah siswa penerima bantuan KJP dari jumlah siswa
yang ada di sekolah ini.
c. Ketertarikan peneliti terhadap adanya program bantuan KJP.
Waktu penelitian yang dilakukan peneliti dimulai dari Maret 2016
sampai dengan Mei 2016.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakterinsik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik keismpulannya. Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
37
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakterinsik ataupun sifat yang dimiliki
oleh subjek/objek itu.42
Adapun populasi yang diteliti ialah siswa penerima bantuan Kartu
Jakarta Pintar di SMP YPUI Jakarta Selatan yang berjumlah 327 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterinsik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tema dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili).43
Dan untuk menentukan banyak sampel minimal yang perlu diambil
dalam melakukan penelitian dapat digunakan rumus slovin sebagai
berikut:44
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d² = Presisi (perkiraan tingkat kesalahan)
42
Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, h. 80. 43
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, cet ke-15 (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 116. 44
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasinya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 137.
38
Dengan jumlah siswa penerima bantuan Kartu Jakarta Pintar di SMP
YPUI Jakarta Selatan sebanyak 327 siswa. Maka berdasarkan rumus diatas,
jumlah sampel yang diperoleh untuk penelitian ini dengan nilai presisi yang
ditetapkan sebesar 10%, maka diperoleh jumlah sampel minimal adalah
sebagai berikut:
=
( ) =76,58 (dibulatkan menjadi 77)
Maka jumlah sampel yang pada penelitian ini dibulatkan menjadi 77
siswa.
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau
objek penelitian yang dilakukan. Sumber data ini bisa responden atau subjek
riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara dan observasi.
a. Angket/Kuesioner
Metode angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur
dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa
39
pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim mealui pos, atau internet.45
Jadi dengan metode angket ini, peneliti mengumpulkan sejumlah daftar
pernyataan tertulis kepada responden mengenai seperti apa mutu pendidikan
para siswa penerima bantuan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang akan
diteliti untuk mendapatkan jawaban yang bersifat pribadi, kemudian dari
jawaban peneliti kemukakan dan selanjutnya peneliti sajikan dalam
penyajian data. Adapun jumlah responden yang akan mengisi angket
sejumlah 77 responden yang termasuk siswa penerima bantuan KJP di SMP
YPUI Jakarta Selatan.
b. Observasi
Merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian yang diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa
peneliti menggunakan panca indra untuk menghimpun data tersebut.46
Observasi peneliti dilakukan pada tahap awal fase pra lapangan. Hal ini
dimaksudkan agar peneliti dapat melihat situasi dan kondisi tempat maupun
subjek yang akan dijadikan sebagai objek penelitian.
c. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia
dalam catatan dokumen. Dokumentasi yang tersaji berupa foto-foto, brosur
dan buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian.
45
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, h. 119. 46
Bungin, Metedologi Penelitian Kuantitatif, h. 135.
40
d. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Jenis wawancara yang peneliti lakukan adalah
wawancara mendalam (in-dept interview), dimana pelaksanaannya lebih
bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari
wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-
idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.47
Dalam hal ini
peneliti akan melakukan wawancara mendalam kepada beberapa siswa dan
orang tua siswa penerima bantuan KJP, serta kepala sekolah serta staf
pengajar.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data atau data yang diperoleh dari berbagai literatur, buku-
buku, perpustakaan, atau internet yang terkait dengan penelitian.
E. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel yang sedang
diteliti menjaadi bersifat operasional dalam kaitannya dengan proses pengukuran
variabel. Definisi operasional memnungkinkan sebuah konsep yang bersifat
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h. 232-233.
41
abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga memudahkan peneliti dalam
melakukan pengukuran.48
Berikut rincian konsepnya :
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Variabel Penelitian Sub Variabel/
Dimensi
Definisi operasional Indikator
Mutu Pendidikan
Penerima Bantuan
Program Kartu
Jakrta Pintar (KJP)
1. Kognitif a. Pengetahuan
(knowledge)
Kemampuan seseorang
untuk mengingat-ingat
kembali (recall) atau
mengenali kembali
tentang nama, istilah,
ide, rumus-rumus, dan
sebagainya, mencakup
hal-hal yang dipelajari.
b. Pemahaman
(comprehension)
Kemampuan seseorang
untuk mengerti atau
memahami sesuatu
setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat.
c. Aplikasi (application)
Kemampuan peserta
didik dalam menerapkan
gagasan, rumus, teori
dan lain-lain dalam suatu
situasi.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan seseorang
dalam menganalisis
suatu informasi atau
suatu materi yang masuk
dan kemudian
a. Pengetahuan
(knowledge)
Pengetahuan
terkait tingkat
penguasaan peserta
didik terhadap
pelajaran .
b. Pemahaman
(comprehension)
Kemampuan
peserta didik untuk
mengerti dan
memahami
pelajaran setelah
diingatnya.
c. Aplikasi
(application)
Kemampuan
peserta didik
dalam menerapkan
gagasan/rumus/teo
ri dalam proses
belajar.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan
peserta didik
dalam
menganalisis suatu
materi pelajaran
48
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), h. 27.
42
menguraikan informasi
menjadi bagian-
bagiannya.
yang Ia pahami.
2. Afektif a. Sikap (attitude)
Merupakan
kecenderungan
merespon secara
konsisten tentang
menyukai atau tidak
menyukai suatu objek.
b. Nilai (value)
Merupakan keyakinan
terhadap suatu pendapat,
kegiatan, atau objek.
c. Minat (interest)
Merupakan keinginan
yang terbentuk melalui
pengalaman yang
mendorong individu
tentang keadaan suatu
objek, untuk tujuan
mendapatkan
penguasaan atau
pencapaian.
d. Moral
Merupakan perasaan
salah atau benar terhadap
tindakan yang dilakukan.
a. Sikap (attitude)
Sikap peserta
didik terhadap
mata pelajaran,
sikap terhadap
guru, dan
sebagainya.
b. Nilai (value)
Nillai peserta
didik terhadap
suatu pendapat,
ataupun objek
c. Minat (interest)
Minat peserta
didik terhadap
mata pelajaran ,
minat peserta
didk terhadap
proses belajar.
d. Moral
Perilaku peserta
didik dalam
memaknai
kejujuran, dan
juga berkaitan
dengan prinsip
3. Psikomotor Berorientasi pada
keterampilan motorik yang
dicirikan oleh adanya
aktifitas fisik.
Kemampuan,
keaktifan serta
keterampilan (skill)
peserta didik dalam
proses pembelajaran.
43
F. Uji Instrumen
1. Uji Validitas Data
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner
tersebut.
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pernyataan pada
kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan.
Item instrumen dianggap valid jika r hitung > r table dengan ɑ = 0,05. Hasil
coba instrumen untuk peningkatan mutu peserta didik didapatkan, dari 38
item pertanyaan ada 28 item yang valid. Pada uji instrumen ini peneliti
menggunakan bantuan Microsoft Exel.
Ada blue print untuk skala mutu pendidikan penerima bantuan program
Kartu Jakrta Pintar (KJP), sebelum dilakukan uji coba validitas instrumen
terlihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Blue Print
(sebelum validitas instrumen)
No
Dimensi Kognitif
Item
Jumlah Favorable UnFavorable
1 Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan terkait tingkat
penguasaan peserta didik
terhadap pelajaran .
1,2 3 3
2 Pemahaman (comprehension)
Kemampuan peserta didik
untuk mengerti dan memahami
pelajaran setelah diingatnya.
4,5 6 3
3 Aplikasi (aplication)
Kemampuan peserta didik
7,8 9 3
44
dalam menerapkan
gagasan/rumus/teori dalam
proses belajar.
4 Analisis (analysis)
Kemampuan peserta didik
dalam menganalisis suatu
materi pelajaran yang Ia
pahami.
10,11,13 12 4
No
Dimensi Afektif
Item
Jumlah Favorable UnFavorable
1 Sikap (attitude)
Sikap peserta didik terhadap
mata pelajaran, sikap terhadap
guru, sikap terhadap kegiatan
sekolah, dan sebagainya.
14,16,25,27 15,20,24 7
2 Nilai (value)
Keyakinan peserta didik
terhadap suatu pendapat,
kegiatan ataupun suatu objek.
19,22 23 3
3 Minat (interest)
Minat peserta didik terhadap
mata pelajaran , minat peserta
didk terhadap proses belajar,
dan lain sebagainya.
17,21,30 18 4
4 Moral
Moral berkenaan dengan
perilaku peserta didik dalam
memaknai kejujuran, dan juga
berkaitan dengan prinsip, nilai,
dan keyakinan peserta didik
26,31 28,29 4
No
Dimensi Psikomotor
Item
Jumlah Favorable UnFavorable
1 Kemampuan, keaktifan serta
keterampilan (skill) peserta
didik dalam proses
pembelajaran.
32,34,36,38 33,35,37 7
Jumlah 38
45
Selanjutnya, blue print untuk skala mutu pendidikan penerima bantuan
program Kartu Jakrta Pintar (KJP), setelah dilakukan uji coba validitas
instrumen terlihat pada tabel 3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.3 Blue Print
(setelah uji validitas instrumen)
No
Dimensi Kognitif
Item
Jumlah Favorable UnFavorable
1 Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan terkait tingkat
penguasaan peserta didik
terhadap pelajaran
1 4 2
2 Pemahaman (comprehension)
Kemampuan peserta didik
untuk mengerti dan memahami
pelajaran setelah diingatnya.
2,3 6 3
3 Aplikasi (aplication)
Kemampuan peserta didik
dalam menerapkan
gagasan/rumus/teori dalam
proses belajar.
5 - 1
4 Analisis (analysis)
Kemampuan peserta didik
dalam menganalisis suatu
materi pelajaran yang Ia
pahami.
7,9 8 3
No
Dimensi Afektif
Item
Jumlah Favorable UnFavorable
1 Sikap (attitude)
Sikap peserta didik terhadap
mata pelajaran, sikap terhadap
guru, sikap terhadap kegiatan
sekolah, dan sebagainya.
11,20,22 10,15,19 6
2 Nilai (value)
Keyakinan peserta didik
terhadap suatu pendapat,
kegiatan ataupun suatu objek.
14,17 18 3
3 Minat (interest)
Minat peserta didik terhadap
mata pelajaran , minat peserta
12,16 13 3
46
didk terhadap proses belajar,
dan lain sebagainya.
4 Moral
Moral berkenaan dengan
perilaku peserta didik dalam
memaknai kejujuran, dan juga
berkaitan dengan prinsip, nilai,
dan keyakinan peserta didik
21 23,24 3
No
Dimensi Psikomotor
Item
Jumlah Favorable UnFavorable
1 Kemampuan, keaktifan serta
keterampilan (skill) peserta
didik dalam proses
pembelajaran.
25,27,29,31 26,28,30 7
Jumlah 31
2. Uji Reabilitas Data
Uji reabilitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauh mana alat
ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen dikatakan reliable apabila
terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.
Jika hasil cronbach alpha < 0,60 maka data tersebut mempunyai
reabilitas kurang baik, sedangkan cronbach alpha > 0,7 dapat diterima dan
cronbach alpha > 0,8 adalah baik.49
49
Iskandar, Metedologi Penelitian dan Pendidikan Sosial (Jakarta: Refrensi, 2013), h.
266.
47
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah kegiatan lannjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum
dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian
identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating).
a. Editing
Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini penting karena kenyataannya
bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi harapan
peneliti. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus diperbaiki melalui editing
ini.
b. Pengkodean (coding)
Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk memberikan identitas
sehingga memiliki arti tertentu pada saat di analisis. Kode-kode tersebut
biasanya berbentuk angka. Tujuannya ialah untuk dapat dipindahkan ke
dalam sarana penyimpanan. Dengan data sudah diubah dalam bentuk
angka-angka, maka peneliti akan lebih mudah mentransfer ke dalam
komputer dan mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan data
untuk digunakan sebagai sarana analisis.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya. Tabulasi juga dapat
48
digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif variabel-variabel yang
diteliti atau variabel yang akan ditabulasi silang.
2. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan uraian dasar.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memaparkan hasil
yang diperoleh. Statistik deskriptif mengacu pada transformasi data mentah
ke dalam suatu bentuk yang akan membuat pembaca lebih mudah
memahami dan menafsirkan maksud dari data atau angka yang ditampilkan.
Kegunaan utama statistik deskriptif adalah untuk menggambarkan jawaban-
jawaban observasi. Yang termasuk di dalamnya adalah distribusi frekuensi,
distribusi persen dan rata-rata (mean).50
Dengan menggunakan analisa data
statistik distribusi frekuensi dengan rumus :
P =
×100%
Keterangan :
P = Angka presentase
F = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden
100% = Nilai konstanta51
50
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha
ilmu, 2006), h. 138. 51
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003),
h. 43€.
49
Dalam mendeskripsikan hasil peneliti juga menggunakan skala likert.
Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena
tertentu. Sebagai berikut52
:
Tabel 3.4
Skala Likert
No Alternatif Jawaban Positif Negatif
1 Sangat Setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Cukup Setuju 3 3
4 Tidak Setuju 2 4
5 Sangat Tidak Setuju 1 5
3. Interpretasi Data
Untuk memberikan interprestasi atas nilai rata-rata yang diperoleh
digunakan pedoman interprestasi sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi
Arikunto adalah sebagai berikut :
a. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 75%-100%.
b. Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 55%-75%.
c. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%-
55%.
d. Tidak Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0%-40%.53
52
Sofyan Siregar, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian, h. 138. 53
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman
Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cet ke-3 (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2009), h. 35.
50
Untuk menentukan persentase digunakan perhitungan sederhana dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan Nilai Harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
b. Menghitung Nilai Skor (NS), nilai ini merupakan rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Menentukan kategori yaitu dengan menggunakan rumus :
P =
×100%
Keterangan :
P : Angka Persentase
NS : Nilai Skor
NH : Nilai Harapan
100% : Nilai Konstanta54
54
Ibid, h. 36.
51
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
SMP Yayasan Pendidikan Ummat Islam (YPUI) Jakarta Selatan adalah
sekolah menengah pertama berstatus swasta yang beralamatkan di Jalan Praja
Lapangan No. 8 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
B. Sejarah Singkat Sekolah
Yayasan Pendidikan Ummat Islam (YPUI) yang terletak di Jalan Praja
Lapangan No. 8 Kebayoran Lama ini merupakan Yayasan Islam yang mendirikan
pendidikan di jenjang menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dengan kompetensi keahlian Akutansi dan
Pemasaran. Pada Oktober 2012, SMP dan SMK YPUI ini pernah terbakar yang
disebabkan karena korsleting listrik dari ruang kelas yang berada di lantai 2.
Akibat kejadian tersebut, 10 ruangan kelas hangus terbakar.
Untuk SMP YPUI mulai didirikan pada tanggal 5 Januari 1970. Pada awal
tahun ajaran 2015/2016 jumlah pendaftar atau calon siswa baru berjumlah 256
orang siswa, dan yang berhasil masuk berjumlah 230 orang siswa. Saat ini jumlah
siswa SMP YPUI berjumlah 638 siswa, yang menempati 19 kelas dari VII sampai
kelas IX. Kegiatan belajar dan mengajar SMP YPUI dilaksanakan pada pagi dan
siang hari. Untuk kelas VIII dan kelas IX kegiatan belajar dan mengajar
dilaksanakan pagi hari, kemudian untuk kelas VII kegiatan belajar dan
mengajarnya dilaksanakan pada siang hari. Hal ini terjadi karena jumlah ruang
kelas yang hanya berjumlah 15 kelas tidak sesuai dengan jumlah siswa dari
52
seluruh tingkat. SMP YPUI memiliki 2 ruang laboratorium sebagai penunjang
kegiatan belajar dan mengajar siswa, yaitu ruang laboratorium IPA dan ruang
laboratorium Komputer. Serta ruang-ruang lainnya seperti ruang kepala sekolah,
ruang guru, ruang perpustakaan, ruang BK, ruang tata usaha, ruang UKS, toilet
dan lain sebagainya.
Saat ini SMP YPUI di pimpin oleh Drs. Purnomo, selaku kepala Sekolah.
Dengan jumlah tenaga pengajar 32 orang guru, dan 12 orang tenaga administrasi
sekolah (termasuk pegawai tata usaha, staf pramu bakti dan staf keamanan).
C. Identitas Sekolah
1. Nama Sekolah : SMP YPUI
2. NSS : 2,02016E+11
3. NPSN : 20107023
4. Status Sekolah : Swasta
5. Bentuk Pendidikan : SMP
6. Alamat : Jalan Praja Lapangan No. 8
7. Kelurahan : Kebayoran Lama Selatan
8. Kecamatan : Kebayoran Lama
9. Kota : Jakarta Selatan
10. Nomor Telepon : 021-7204218
11. Nomor Fax : 021-72895388
12. Email : [email protected]
13. SK Pendirian Sekolah : 1956/-1.851.58
14. Tanggal Pendirian : 05-01-1970
15. SK Izin Operasional : 103/1.851.58
53
16. Tanggal SK Izin Operasional : 15-01-2013
17. SK Akreditasi : 372/BAP-S/M/DKI/2014
18. Tanggal SK Akreditasi : 24-11-2014
19. Nama Kepala Sekolah : Drs. Purnomo
D. Visi dan Misi SMP YPUI Jakarta Selatan
Visi SMP YPUI Jakarta Selatan adalah “Mewujudkan insan Jakarta yang
cerdas berkarakter dan kompetitif”. Adapun Misi SMP YPUI Jakarta Selatan yaitu
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat Jakarta.
2. Mewujudkan pendidikan yang kompetitif untuk menghadapi perubahan.
3. Meningkatkan standar layanan yang berkualitas.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan
pengelolaan pendidikan.
5. Penguatan tata kelola akuntabel dan citra publik pendidikan dengan
pendekatan pakem.
E. Siswa dan Tingkat
Jumlah siswa di SMP YPUI Jakarta Selatan periode tahun ajaran 2015/2016
dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:
54
Tabel 4.1
Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2015/2016
No Tingkat Jumlah Siswa
1 Kelas VII 230 Siswa
2 Kelas VIII 213 Siswa
3 Kelas IX 195 Siswa
Jumlah 638 Siswa
Sumber : Arsip SMP YPUI Jakarta Selatan
Tabel 4.2
Jumlah Siswa Penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Tahun Ajaran
2015/2016
No Tingkat Jumlah
1 Kelas VII 98 Siswa
2 Kelas VIII 115 Siswa
3 Kelas IX 114 Siswa
Jumlah 327 Siswa
Sumber : Arsip SMP YPUI Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2015/2016
F. Guru dan Karyawan
Guru merupakan seorang pendidik yang mengajarkan suatu ilmu kepada
para siswa agar mereka mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk kepentingan
dunia dan akhiratnya, sehingga mereka menjadi anak yang berguna bagi agama,
nusa dan bangsa.
Dalam proses belajar dan mengajar sangat dibutuhkan guru atau tenaga
pendidik yang profesional agar terciptanya generasi yang berkompeten dan
mempunyai skill yang memadai. Adapun tenaga pengajar yang tersedia di SMP
55
YPUI jakarta Selatan tahun ajaran 2015/2016, dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 4.3
Jumlah dan Pendidikan Guru/Tenaga Administrasi SMP YPUI
Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2015/2016
No Jenis
Kelamin
Pendidikan Terakhir Jumlah
SD SMP SMA D3 S1 S2 S3
1 Laki-laki 3 1 4 4 11 1 1 25
2 Perempuan 1 1 - - 16 1 - 19
Jumlah 44
Sumber : Arsip SMP YPUI Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2015/2016
Tabel 4.4
Daftar Ruangan SMP YPUI Jakarta Selatan
No Jenis Ruang
Milik Sekolah
Ket Baik Rusak
Jumlah Luas Jumlah Luas
1. Ruang Kelas 15 1156 m2 3 192 m
2
2. Ruang Perpustakaan 1 72 m2
3. Ruang Kepala
sekolah
1 32 m2
4. Ruang Guru 1 64 m2
5. Ruang BP / BK 1 32 m2
6. Ruang Tata Usaha 1 32 m2
7. Ruang Komite 1 32 m2
8. Ruang UKS 1 32 m2
9. Ruang Prokyektor 1 64 m2
10. Komputer 1 64 m2
56
11. Lab IPA 1 64 m2
12. Ruang OSIS 1 16 m2
13. Ruang Musholah 1 64 m2
14. WC Guru 2 16 m2
15. WC Murid 2 16 m2
16. Ruang Penjaga
Sekolah
1 32 m2
17. Ruang Yayasan 1 32 m2
18. Kantin 4 64 m2
19. Gudang 1 64 m2
20. Lapangan 1 450 m2
21 Lahan Parkir 1 450 m2
Sumber : Arsip SMP YPUI Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2015/2016
57
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Uji Instrumen
Untuk mendapatkan data primer dilakukan penyebaran kuesioner kepada
siswa SMP YPUI Jakarta Selatan sebanyak 77 responden yang dianggap dapat
mewakili objek penelitian. Sebelum kuesioner diberikan kepada 77 responden,
peneliti melakukan try out kepada 30 orang responden dengan memberikan 38
butir pertanyaan untuk menguji vaiditas dan reabilitas dari sebuah pertanyaan
yang diajukan. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan Microsoft
Exel.
B. Rekapitulasi Validitas dan Reaabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas instrumen dari masing-masing pernyataan,
maka peneliti akan memaparkan pada tabel 5.1 berikut ini :
Tabel 5.1
Uji Validitas
No Pernyataan Dimensi Kognitif r hitung r tabel Hasil
Instrumen
1 Saya mampu mengerjakan soal-soal
Matematika dengan benar.
0.0457 0.3061
Tidak Valid
2 Saya mampu mengemukakan maksud soal
dalam pelajaran Bahasa Inggirs.
0.1534 0.3061 Tidak Valid
3 Saya kesulitan untuk menyelesaikan soal
latihan Matematika yang diberikan guru.
0.4339 0.3061 Valid
4 Saya dapat mendeskripsikan materi yang
telah disampaikan guru, dengan kata-kata
saya sendiri.
0.5468 0.3061 Valid
5 Saya dapat menjelaskan gagasan pokok dari
suatu wacana dengan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
0.4692 0.3061 Valid
58
6 Saya kesulitan untuk dapat menyimpulkan
kembali materi yang sudah disampaikan oleh
guru.
0.5559 0.3061 Valid
7 Saya senang mencoba cara-cara baru yang
saya anggap praktis untuk mempelajari
Matematika.
0.0564 0.3061 Tidak Valid
8 Saya membiasakan diri untuk selalu mencatat
setiap materi pelajaran yang disampaikan
guru.
0.6043 0.3061 Valid
9 Saya menggunakan rumus yang sudah ada
untuk menyelesaikan soal Matematika.
0.0545 0.3061 Tidak Valid
10 Saya berusaha memecahkan soal Fisika
menggunakan rumus yang mudah.
0.2828 0.3061 Tidak Valid
11 Saya selalu mengajukan pertanyaan kepada
guru jika ada materi pelajaran yang belum
jelas.
0.3231 0.3061 Valid
12 Saya kesulitan untuk menganalisis soal Fisika
menggunakan rumus.
0.5890 0.3061 Valid
13 Saya mampu menentukan nasihat yang
terkandung dari suatu cerita dalam pelajaran
Bahasa Indonesia.
0.3542 0.3061 Valid
14 Saya senang membaca buku pelajaran Bahasa
Indonesia.
0.0732 0.3061 Tidak Valid
15 Saya sering terlambat datang ke sekolah. 0.8779 0.3061 Valid
16 Saya berusaha mengerjakan PR di rumah
dengan sungguh-sungguh.
0.6289 0.3061 Valid
17 Saya merupakan anak yang rajin belajar. 0.6279 0.3061 Valid
18 Saya semangat belajar jika ada mata pelajaran
yang saya sukai.
0.0462 0.3061 Tidak Valid
19 Saya yakin, jika saya bersungguh-sungguh
hasil belajar saya akan memuaskan.
0.4909 0.3061 Valid
20 Menurut saya, pelajaran Bahasa Indonesia
sangat membosankan.
0.6694 0.3061 Valid
21 Saya menyimak dengan baik di saat guru
sedang menerangkan pelajaran.
0.7672 0.3061 Valid
22 Saya selalu menghargai peran guru ketika
pelajaran berlangsung.
0.7105 0.3061 Valid
23 Prestasi saya masih sulit untuk ditingkatkan,
meskipun sudah rajin belajar.
0.6404 0.3061 Valid
24 Saya kurang konsentrasi jika guru sedang
menerangkan pelajaran.
0.5749 0.3061 Valid
25 Sebagai siswa, saya wajib mematuhi
peraturan sekolah.
0.7176 0.3061 Valid
26 Saya menghargai pendapat teman saya ketika
sedang diskusi kelompok.
0.3254 0.3061 Valid
27 Saya mengikuti setiap pelajaran dengan
penuh konsentrasi.
0.6811 0.3061 Valid
59
28 Kesulitan orang lain merupakan tanggung
jawabnya sendiri.
0.3923 0.3061 Valid
29 Dalam diskusi kelompok, saya kurang
sependapat teman saya.
0.8455 0.3061 Valid
30 Saya selalu aktif mengikuti semua
pembelajaran sesuai jadwal.
0.1631 0.3061 Tidak Valid
31 Saya berusaha membantu teman saya jika
mengalami kesulitan dalam mengerjakan
tugas.
0.0357 0.3061 Tidak Valid
32 Saya selalu mengikuti kegiatan pramuka di
Sekolah.
0.1580 0.3061 Tidak Valid
33 Saya kesulitan dalam mengikuti praktik
Fisika.
0.5522 0.3061 Valid
34 Saya terampil dalam mengaplikasikan
komputer.
0.4161 0.3061 Valid
35 Saya jarang mengikuti kegiatan olah raga di
Sekolah.
0.3466 0.3061 Valid
36 Saya mampu membuat karya seni yang baik. 0.5465 0.3061 Valid
37 Saya malas mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di Sekolah.
0.6518 0.3061 Valid
38 Saya senang menulis dengan menggunakan
ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
0.4649 0.3061 Valid
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang tertera pada tabel 5.1, dapat diketahui bahwa
nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen yang diperoleh rata-rata
lebih besar dari “r” tabel dan seluruh instrumen sebanyak 28 dikatakan
valid.
Setelah itu hasil instrumen valid kemudian di sebar kepada 77
responden. Seperti yang tertera pada tabel 5.2 berikut ini :
Tabel 5.2 Hasil Instrumen Valid
No Pernyataan Dimensi Kognitif Hasil
Instrumen
1 Saya mampu mengerjakan soal-soal Matematika dengan benar. Valid
2 Saya dapat menjelaskan gagasan pokok dari suatu wacana dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Valid
3 Saya dapat mendeskripsikan materi yang telah disampaikan guru,
dengan kata-kata saya sendiri.
Valid
4 Saya kesulitan untuk menyelesaikan soal latihan Matematika
yang diberikan guru.
Valid
60
5 Saya membiasakan diri untuk selalu mencatat setiap materi
pelajaran yang disampaikan guru.
Valid
6 Saya kesulitan untuk dapat menyimpulkan kembali materi yang
sudah disampaikan oleh guru.
Valid
7 Saya selalu mengajukan pertanyaan kepada guru jika ada materi
pelajaran yang belum jelas.
Valid
8 Saya kesulitan untuk menganalisis soal Fisika menggunakan
rumus.
Valid
9 Saya mampu menentukan nasihat yang terkandung dari suatu
cerita dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Valid
10 Saya sering terlambat datang ke sekolah. Valid
11 Saya berusaha mengerjakan PR di rumah dengan sungguh-
sungguh.
Valid
12 Saya merupakan anak yang rajin belajar. Valid
13 Menurut saya, belajar itu jika akan ada ulangan saja Valid
14 Saya yakin, jika saya bersungguh-sungguh hasil belajar saya akan
memuaskan.
Valid
15 Menurut saya, pelajaran Bahasa Indonesia sangat membosankan. Valid
16 Saya menyimak dengan baik di saat guru sedang menerangkan
pelajaran.
Valid
17 Saya selalu menghargai peran guru ketika pelajaran berlangsung. Valid
18 Prestasi saya masih sulit untuk ditingkatkan, meskipun sudah
rajin belajar.
Valid
19 Saya kurang konsentrasi jika guru sedang menerangkan
pelajaran.
Valid
20 Sebagai siswa, saya wajib mematuhi peraturan sekolah Valid
21 Saya menghargai pendapat teman saya ketika sedang diskusi
kelompok.
Valid
22 Saya mengikuti setiap pelajaran dengan penuh konsentrasi. Valid
23 Kesulitan orang lain merupakan tanggung jawabnya sendiri. Valid
24 Dalam diskusi kelompok, saya kurang sependapat dengan teman
saya.
Valid
25 Saya selalu mengikuti kegiatan pramuka di Sekolah. Valid
26 Saya kesulitan dalam mengikuti praktik Fisika. Valid
27 Saya terampil dalam mengaplikasikan komputer. Valid
28 Saya jarang mengikuti kegiatan olah raga di Sekolah. Tidak
Valid
29 Saya mampu membuat karya seni yang baik. Valid
30 Saya malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah. Valid
31 Saya senang menulis dengan menggunakan ejaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Valid
61
2. Uji Reabilitas
Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan software SPSS 22
for wndows release, nilai koefisien reabilitas Cronbach’s Alpha sebagai
berikut : (data selengkapnya terlampir)
Tabel 5.3
Hasil Uji Koefiesen Reabilitas
Hasil koefisien reabilitas yang tertera pada tabel dapat dikatakan bahwa
instrumen yang digunakan handal, karena Cronbach’s Alpha > 0,07 dapat
diterima, dan Cronbach’s Alpha >0,08 adalah baik. Artinya data instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau
mengukur objek yang sudah ditetapkan karena instrumen tersebut dapat
diterima dan tergolong baik.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Deskripsi Data Responden Penelitian
Responden diklasifikasikan menurut jenis kelamin dan tingkatan kelas.
Dari hasil profil responden diperoleh data responden yang menjadi sample
dalam penelitian ini, antara lain :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,881 ,882 38
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
62
Tabel 5.4
Karakterinsik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Karakterinsik Responden Jumlah
1 Jenis Kelamin Frekuesni Presentase
Laki-Laki 43 55,9%
Perempuan 34 44,1%
Total 77 100%
Sumber : Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 5.4, dapat diketahui bahwa banyaknya siswa yang
menjadi sampel berdasarkan jenis kelamin lebih banyak siswa laki-laki
dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki berjumlah 43 siswa atau sebesar
55,9 %, sedangkan perempuan berjumlah 34 siswa atau sebesar 44,1 %. Hal
ini dikarenakan karena jumlah siswa di SMP YPUI Jakarta Selatan
didominasi oleh laki-laki, begitu pula dengan jumlah siswa penerima
program bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Selanjutnya 77 responden tersebut diklasifikasikan berdasarkan
tingkatan kelas, seperti yang tertera pada tabel 5.5 berikut ini :
Tabel 5.5
Karakterinsik Responden berdasarkan Tingkat Kelas
No Karakterinsik Responden Jumlah
1 Kelas Frekuensi Presentase
VII 25 32,4 %
VIII 25 32,4 %
63
IX 27 35,2 %
Total 77 100 %
Sumber : Hasil Penelitian
Tabel 5.6
Pekerjaan Orang Tua
No Pekerjaan Orang Tua N F %
1 PNS
77
0 0
2 Karyawan Swasta 23 29,9%
3 Buruh 26 33,8%
4 Wirasusaha 27 35,1%
5 Pensiunan 1 1,2%
Total 77 100%
Sumber : Hasil Penelitian
Dari hasil tabel 5.6, dapat menunjukkan tingkat status ekonomi orang
tua siswa penerima bantuan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP
YPUI Jakarta Selatan. Siswa yang pekerjaan orang tuanya pegawai negeri
sipil tidak ada (0%). Siswa yang pekerjaan orang tuanya sebagai karyawan
swasta sebanyak 23 orang (29,9%). Siswa yang pekerjaan orang tuanya
sebagai buruh sebanyak 26 orang (33,8%). Siswa yang pekerjaan orang
tuanya sebagai wiraswasta sebanyak 27 orang ( 35,1%). Dan siswa yang
orang tuanya pensiunan sebanyak 1 orang (1,2%).
Kesimpulan yang peneliti dapat bahwa pekerjaan orang tua siswa
sebagai wirausaha dan buruh merupakan pekerjaan yang mendominasi,
diantara pekerjaan yang lainnya. Hal ini dikarenakan sasaran program
64
bantuan KJP ini diperuntukkan bagi siswa miskin atau siswa yang secara
personal dinyatakan tidak mampu baik secara materi maupun penghasilan
orang tuanya yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar
pendidikan.
Jika digambarkan dalam bentuk diagram pie, maka hasil karakterinsik
responden adalah sebagai berikut :
Gambar 5.1
Gambar 5.2
55,9%
44,1%
Karakterinsik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Karakterinsik Responden Berdasarkan
Tingkatan Kelas
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
35,2% 32,4% 35,2% 32,4%
32,4%
65
Gambar 5.3
2. Deskripsi Hasil Penelitian
a) Peningkatan Mutu Pendidikan Peserta Didik
Berdasarakan pengumpulan data yang peneliti lakukan terhadap 77
responden mengenai mutu pendidikan penerima bantuan program Kartu
Jakarta Pintar (KJP) di SMP YPUI Jakarta Selatan, maka diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 5.7
Dimensi Kognitif
Karakterinsik Responden Berdasarkan
Jenis Pekerjaan Orang Tua
Karyawan Swasta
Buruh
Wirausaha
Pensiunan
35,1%
33,8%
29,9%
1,2%
No Pernyataan SS S CS TS STS Skor
1 Saya mampu mengerjakan soal-soal
Matematika dengan benar.
5 15 56 0 1 254
2 Saya dapat menjelaskan gagasan pokok
dari suatu wacana dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
11 36 28 2 0 287
3 Saya dapat mendeskripsikan materi
yang telah disampaikan guru, dengan
kata-kata saya sendiri.
7 21 49 0 0 266
4 Saya kesulitan untuk menyelesaikan
soal latihan Matematika yang diberikan
guru.
0 11 41 21 4 249
66
Tabel 5.7 menunjukkan aspek kognitif siswa terkait dengan mutu
pendidikan penerima bantuan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) di
SMP YPUI Jakarta Selatan berdasarkan dimensi kognitif. Dari segi
pengetahuan dapat dilihat dari jawaban siswa yang menjadi penerima
KJP yang rata-rata cukup mampu menerima materi pelajaran di
Sekolah. Dari segi pemahaman dapat terlihat adanya kemampuan
responden untuk memahami pelajaran dilihat dari jawaban responden
yang rata-rata menjawab setuju. Kemudian dari segi aplikasi dan
analisis dapat dilihat dari jawaban responden yang rata-rata cukup
mampu dalam melakukannya.
Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden pada butir instrumen
nomor 1 dimensi kognitif pada item analisis mengenai pengetahuan.
Yang peneliti lihat dari kemampuan responden didalam pelajaran
Matematika yang memiliki skor 254. Dengan jumlah jawaban sangat
setuju 5 responden, jumlah jawaban setuju 15 responden, jumlah
jawaban cukup setuju 56 responden, 0 responden menjawb tidak setuju
5 Saya membiasakan diri untuk selalu
mencatat setiap materi pelajaran yang
disampaikan guru.
22 39 16 0 0 314
6 Saya kesulitan untuk dapat
menyimpulkan kembali materi yang
sudah disampaikan oleh guru.
0 11 39 22 5 252
7 Saya selalu mengajukan pertanyaan
kepada guru jika ada materi pelajaran
yang belum jelas.
13 35 25 4 0 288
8 Saya kesulitan untuk menganalisis soal
Fisika menggunakan rumus.
1 15 39 18 4 244
9 Saya mampu menentukan nasihat yang
terkandung dari suatu cerita dalam
pelajaran Bahasa Indonesia.
21 34 21 1 0 306
X = 273,33 2460
67
dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju. Maka sebagian besar
responden menjawab cukup setuju dalam kemampuannya
menyelesaikan soal-soal pelajaran Matematika.
Butir instrumen nomor 2 pada indikator item analisis yang masih
mengenai pengetahuan, dilihat dari kemampuan responden dalam
menjelaskan gagasan pokok suatu pelajaran dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar memiliki skor 287. Dengan jumlah jawaban sangat
setuju 11 responden, jumlah jawaban setuju 36 responden, jumlah
jawaban cukup setuju 28 responden, 2 responden menjawab tidak setuju
dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju. Maka sebagian besar
responden menjawab setuju dalam kemampuan menjelaskan gagasan
pokok dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Butir instrumen nomer 3 pada indikator item analisis mengenai
pemahaman, dilihat dari kemampuan responden dalam mendeskripsikan
materi pelajaran dengan kata-kata sendiri memiliki skor 266. Dengan
jumlah jawaban sangat setuju 7 responden, jumlah jawaban setuju 21
responden, jumlah jawaban cukup setuju 49 responden, 0 responden
menjawab tidak setuju dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju.
Maka sebagian besar responden menjawab cukup setuju dalam
kemampuan mendeskripsikan pelajaran menggunakan kata-katanya
sendiri.
Butir instrumen nomor 4 pada indikator item analisis mengenai
pengetahuan, dilihat dari responden yang merasa kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal pelajaran Matematika memiliki skor 249.
68
Dengan jumlah jawaban sangat setuju 0 responden, jumlah jawaban
setuju 11 responden, jumlah jawaban cukup setuju 41 responden, 21
responden menjawab tidak setuju dan 4 responden menjawab sangat
tidak setuju. Maka sebagian besar responden menjawab cukup setuju
dalam mendapatkan kesulitan menyelesaikan soal-soal Matematika.
Butir instrumen nomor 5 pada indikator item analisis mengenai
aplikasi, dilihat dari kebiasaan diri responden untuk selalu mencatat
setiap materi pelajaran memiliki skor 314. Dengan jumlah jawaban
sangat setuju 22 responden, jumlah jawaban setuju 39 responden,
jumlah jawaban cukup setuju 16 responden, 0 responden menjawab
tidak setuju, dan 0 responden juga menjawab sangat tidak setuju. Maka
sebagian besar responden menjawab setuju dalam membiaskan diri
mencatat materi pelajaran yang diberikan guru.
Butir instrumen nomor 6 pada indikator item analisis mengenai
pemahaman, dapat dilihat dari kesulitan reponden dalam menyimpulkan
kembali materi yang telah disampaikan memiliki skor 252. Dengan 0
responden yang menjawab sangat setuju, jumlah jawaban setuju 11
responden, jumlah jawaban cukup setuju 39 responden, jumlah
jawaban tidak setuju 22 responden dan 5 responden menjawab sangat
tidak setuju. Maka sebagian besar responden menjawab cukup setuju
dalam kesulitan untuk menyimpulkan kembali materi yang telah
disampaikan guru.
Butir instrumen nomor 7 pada indikator item analisis, dapat dilihat
dari responden mengajukan pertanyaan jika ada materi pelajaran yang
69
belum jelas memiliki skor 288. Dengan 13 responden menjawab sangat
setuju, 35 responden menjawab setuju, jumlah jawaban tidak setuju 4
responden dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju. Maka
sebagian responden menjawab setuju dalam mengajukan pertanyaan
kepada guru jika ada materi pelajaran yang belum jelas.
Pada butir instrumen nomor 8 pada indikator item analisis, dapat
dilihat dari ada atau tidkanya kesulitan responden dalam menganalisis
soal Fisika menggunakan rumus memiliki skor 244. Dengan jumlah
jawaban sangat setuju 1 responden, jumlah jawaban setuju 15
responden, jumlah jawaban cukup setuju 39 responden, jumlah jawaban
tidak setuju 18 responden, dan 4 responden menjawab sangat tidak
setuju. Maka sebagian responden menjawab cukup setuju dalam
kesulitannya menganalisis soal Fisika menggunakan rumus.
Sedangkan butir instrumen nomor 9 pada indikator item analisis
yang dapat dilihat dari kemampuan responden dalam menentukan
nasihat yang terkandung dari suatu cerita dalam pelajaran Bahsa
Indonesia memiliki skor 306. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 21
responden, jumlah jawaban setuju 34 responden, jumlah jawaban cukup
setuju 21 responden, 1 responden menjawab tidak setuju, dan 0
responden menjawab sangat tidak setuju.
Kesimpulan untuk dimensi kognitif adalah bahwa 77 siswa yang
menjadi sampel penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan dan
pemahaman yang cukup mengenai pelajaran. Dan juga cukup
70
memahami terkait dengan aplikasi dan analisisnya dalam proses
belajarnya di sekolah.
Tabel 5.8
Dimensi Afektif
No Pernyataan SS S CS TS STS Skor
10 Saya sering terlambat datang ke
sekolah.
0 2 5 28 42 341
11 Saya berusaha mengerjakan PR di
rumah dengan sungguh-sungguh.
25 27 25 0 0 308
12 Saya merupakan anak yang rajin
belajar.
14 26 37 0 0 285
13 Menurut saya, belajar itu jika akan ada
ulangan saja
0 0 8 42 27 327
14 Saya yakin, jika saya bersungguh-
sungguh hasil belajar saya akan
memuaskan.
52 21 4 0 0 356
15 Menurut saya, pelajaran Bahasa
Indonesia sangat membosankan.
0 1 10 39 27 323
16 Saya menyimak dengan baik di saat
guru sedang menerangkan pelajaran.
18 42 17 0 0 309
17 Saya selalu menghargai peran guru
ketika pelajaran berlangsung.
29 36 12 0 0 325
18 Prestasi saya masih sulit untuk
ditingkatkan, meskipun sudah rajin
belajar.
3 10 42 17 5 242
19 Saya kurang konsentrasi jika guru
sedang menerangkan pelajaran.
0 9 34 26 8 264
20 Sebagai siswa, saya wajib mematuhi
peraturan sekolah
60 12 5 0 0 363
21 Saya menghargai pendapat teman saya
ketika sedang diskusi kelompok.
34 32 11 0 0 331
22 Saya mengikuti setiap pelajaran dengan
penuh konsentrasi.
20 31 26 0 0 302
23 Kesulitan orang lain merupakan
tanggung jawabnya sendiri.
7 13 26 23 8 243
24 Dalam diskusi kelompok, saya kurang
sependapat dengan teman saya.
2 6 37 24 8 261
X = 305,33 4580
Tabel 5.8 menunjukkan aspek afektif siswa terkait dengan mutu
pendidikan penerima bantuan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) di
71
SMP YPUI Jakarta Selatan berdasarkan dimensi afektif. Dari dimensi
afektif dapat dilihat mutu pendidikan siswa dari segi sikap, nilai, minat
dan moral. Baik terhadap pelajaran, guru, teman sebaya serta kegiatan
di sekolah.
Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden pada butir
instrumen nomor 10 yang merupakan instrumen dimensi afektif pada
indikator item analisis mengenai sikap responden yang sering terlambat
datang ke sekolah memiliki skor 341. Dengan jumlah jawaban sangat
setuju 0 responden, jumlah jawaban setuju 2 responden, jumlah
jawaban cukup setuju 5 responden, serta 28 responden menjawab tidak
setuju dan 42 responden menjawab sangat tidak setuju. Maka sebagian
besar responden menjawab sangat tidak setuju pada sikap sering
terlambat datang ke sekolah.
Pada butir instrumen nomor 11 pada indikator item analisis
mengenai sikap responden yang selalu berusaha mengerjakan PR di
rumah mmiliki skor 308. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 25
responden, jumlah jawaban setuju 27 responden, jumlah jawaban cukup
setuju 25 responden, 0 responden menjawab tidak setuju dan 0
responden juga menjawab sangat tidak setuju. Maka sebagian besar
responden menjawab setuju mengenai sikap/usaha untuk selalu
mengerjakan PR di rumah.
Butir instrumen nomor 12 pada indikator item analisis mengenai
minat responden terhadap belajar memiliki skor 285. Dengan jumlah
jawaban sangat setuju 14 responden, jumlah jawaban setuju 26
72
responden, 37 responden menjawab cukup setuju, 0 responden
menjawab tidak setuju dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju.
Maka sebagian besar responden menjawab cukup setuju terkait dengan
minat belajarnya.
Butir instrumen nomor 13 yang juga merupakan indikator item
analisis terkait dengan minat belajar responden itu ada jika akan ada
ulangan memiliki skor 327 dengan 0 responden menjawab sangat
setuju, 0 responden menjawab setuju, 8 responden menjawab cukup
setuju, 42 responden menjawab tidak setuju dan 27 responden
menjawab sangat tidak setuju. Maka sebagian besar responden
menjawab tidak setuju terkait dengan adanya minat belajar jika ada
ulangan saja.
Butir instrumen nomor 14 pada indikator item analisis nilai
responden mengenai kesungguhannya terhadap hasil belajar memiliki
skor 356. Dengan jumlah jawaban 52 reponden menjawab sangat
setuju, jumlah jawaban setuju 21 responden, jumlah jawaban cukup
setuju 4 responden, serta tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-
masing 0 responden. Maka sebagian besar responden menjawab sangat
setuju terkait dengan keyakinannya dalam bersungguh-sungguh akan
menghasilkan hasil belajar yang memuaskan.
Butir instrumen nomor 15 pada indikator item mengenai adanya
sikap bosan responden terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia
memiliki skor 323. Dengan jumlah jawaban sangat setuju 0 responden,
jumlah jawaban setuju 1 responden, jumlah jawaban cukup setuju 10
73
responden, jumlah jawbaan tidak setuju 39 responden dan jumlah
jawaban sangat tidak setuju 27 responden. Maka sebagian besar
responden menjawab tdak setuju terhadap sikap bosan terhadap mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada butir instrumen nomor 16 pada indikator item minat
responden dalam menyimak pelajaran memiliki nilai 309. Dengan
jumlah jawaban sangat setuju 18 responden, jumlah jawaban setuju 42
responden, jumlah jawaban cukup setuju 17 responden, jumlah jawaban
tidak setuju dan jawaban sangat tidak setuju masing-masing 0
responden. Maka sebagian besar responden menjawab setuju terkait
dengan minat responden dalam menyimak pelajaran dengan baik.
Kemudian pada butir instrumen nomor 17 pada indikator item nilai
responden terhadap peran guru memiliki skor 325. Dengan jumlah
jawaban 29 responden menjawab sangat setuju, 36 responden
menjawab setuju, 12 responden menjawab cukup setuju, 0 responden
menjawab tidak setuju dan 0 responden menjawab sangat tidak setuju.
Maka sebagian besar responden menjawab setuju terkait dengan nilai
yang ditunjukkan responden ketika pelajaran berlangsung dengan
menghargai peran guru.
Butir instrumen 18 pada indikator item analisis mengenai prestasi
yang sulit ditingkatkan meski sudah rajin belajar memiliki skor 242.
Dengan 3 responden menjawab sangat setuju, 10 responden menjawab
setuju, 42 responden memberi jawaban cukup setuju, 17 responden
menjawab tidak setuju dan 5 responden yang menjawab sangat tidak
74
setuju. Maka sebagian besar responden menjawab cukup setuju terkait
dengan prestasi yang masih sulit ditingatkan meski sudah rajin belajar.
Butir instrumen nomor 19 pada indikator item analisis mengenai
sikap kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran memiliki skor 264.
Dengan jumlah jawaban sangat setuju 0 responden, jumlah jawaban
setuju 9 responden, jumlah jawaban cukup setuju 34 responden, jumlah
jawaban tidak setuju 26 responden dan jumlah jawaban sangat tidak
setuju 8 responden. Maka sebagian bear responden menjawab cukup
setuju terkait dengan sikap yang kurang konsentrasi jika guru sedang
menerangkan pelajaran.
Butir instrumen nomor 20 pada indikator item analisis mengenai
sikap responden terhadap kewajibannya mematuhi peraturan sekolah
memiliki skor 363. Dengan 60 responden menjawab sangat setuju, 12
responden menjawab setuju, 5 responden menjawab cukup setuju, 0
responden menjawab tidak setuju, dan 0 responden pula yang
menajwab sangat tidak setuju.maka sebagian besar jawaban responden
sangat setuju terkait dengan sikap akan kewajibannya mematuhi
peraturan sekolah.
Kemudian pada butir instrumen nomor 21 pada indikator item
moral responden dalam menghargai pendapat sesama teman dalam
diskusi kelompok memilki skor 331. Dengan jumlah jawaban sangat
setuju 34 responden, jumlah jawaban setuju 32 responden, jumlah
jawaban cukup setuju 11 reponden, jumlah jawaban tidka setuju 0
responden dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 0 responden. Maka
75
sebagian besar responden menjawab sangat setuju dalam menghargai
pendapat teman ketika sedang diskusi kelompok.
Pada butir instrumen nomor 22 pada indikator item analisis
mengenai sikap responden dalam mengikuti setiap pelajaran dengan
penuh konsentrasi memiliki skor 302, dengan 20 responden manjawab
sangat setuju, 31 responden menjawab setuju, 26 responden menajwab
cukup setuju, serta jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-
msing 0 responden.
Butir instrumen nomor 23 pada indikator item analisis tentang
moral responden mengenai persepsi tentang kesulitan orang lain yang
merupakan tanggung jawabnya sendiri memiliki skor 243. Dengan
jumlah jawaban sangat setuju 7 responden, jumlah jawaban setuju 13
responden, jumlah jawaban cukup setuju 26 responden, jumlah jawaban
tidak setuju 23 responden dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 8
responden. Maka sebagian besar responden menjawab cukup setuju
terkait dengan kesulitan orang lain yang merupakan tanggung jawabnya
sendiri.
Dan pada butir instrumen nomor 24 pada indikator item analisis
mengenai moral responden dalam berdiskusi kelompok yang kurang
sependapat dengan sesama teman memiliki skor 261. Dengan 2
responden menjawab sangat setuju, 6 responden menjawab setuju, 37
responden menjawab cukup setuju, 24 responden menjawab tidak setuju
dan 8 responden menjawab sangat tidak setuju. Maka sebagian besar
76
responden menjawab cukup setuju yang dalam berdiskusi kelompok
kurang sependapat dengan sesama teman.
Dan untuk kesimpulan pada dimensi afektif adalah bahwa 77 siswa
yang menjadi sampel penelitian ini dapat dinilai memiliki sikap, nilai,
minat dan moral yang cukup baik terhadap pelajaran, guru serta
temannya di sekolah.
Tabel 5.9
Dimensi Psikomotor
No Pernyataan SS S CS TS STS Skor
25 Saya selalu mengikuti kegiatan
pramuka di Sekolah.
24 29 21 0 3 302
26 Saya kesulitan dalam mengikuti praktik
Fisika.
1 9 45 17 5 237
27 Saya terampil dalam mengaplikasikan
komputer.
17 23 32 2 3 280
28 Saya jarang mengikuti kegiatan olah
raga di Sekolah.
2 1 3 27 44 329
29 Saya mampu membuat karya seni yang
baik.
14 23 36 4 0 278
30 Saya malas mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di Sekolah.
1 0 12 39 25 318
31 Saya senang menulis dengan
menggunakan ejaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
38 24 15 0 0 301
X = 292,14 2045
Tabel 5.9 menunjukkan aspek psikomotor siswa terkait dengan
mutu pendidikan penerima bantuan program Kartu Jakarta Pintar (KJP)
di SMP YPUI Jakarta Selatan berdasarkan dimensi psikomotor. Dari
77
dimensi psikomotor dapat dilihat mutu pendidikan peserta didik/siswa
melalui keterampilan (skill) siswa proses pembelajaran di Sekolah.
Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden pada butir
instrumen nomor 25, yang merupakan instrumen dimensi psikomotor
pada indikator item analisis mengenai keaktifan mengikuti kegiatan
Pramuka di sekolah memiliki skor 302, dengan jumlah jawaban sangat
setuju 24 responden, jumlah jawaban setuju 29 responden, jumlah
jawaban cukup setuju 21 responden, 0 responden menjawab tidak setuju
dan 3 responden menjawab sangat tidak setuju. Maka sebagian
responden menjawab setuju terkait dengan keaktifannya mengikuti
kegiatan Pramuka di sekolah.
Butir instrumen nomor 26 pada indikator item analisis mengenai
tingkat kesulitan responden dalam mengikuti kegiatan praktik Fisika
memiliki skor 237, dengan jumlah jawaban sangat setuju 1 responden,
jumlah jawaban setuju 9 responden, jumlah jawaban cukup setuju 45
responden, jumlah jawaban tidak setuju 17 responden dan jumlah
jawaban sangat tidak setuju 5 responden. Maka sebagian responden
menjawab cukup setuju mengenai kesulitan responden dalam mengikuti
kegiatan praktik Fisika.
Butir instrumen nomor 27 pada indikator item analisis mengenai
keterampilan responden dalam mengaplikasikan komputer memiliki
skor 280, dengan 17 responden menjawab sangat tidak setuju, 23
responden menjawab setuju, 32 responden menjawab cukup setuju, 2
responden menjawab tidak setuju dan 3 responden menjawab sangat
78
tidak setuju. Maka sebagian responden menjawab cukup setuju dalam
keterampilannya mengaplikasn komputer.
Kemudian pada butir instrumen nomor 28 pada indikator item
analisis terkait dengan kegiatan olah raga di sekolah yang jarang diikuti
oleh responden memiliki skor 329, dengan jumlah jawaban sangat
setuju 2 responden, jumlah jawban setuju 1 responden, jumlah jawaban
cukup setuju 3 responden, jumlah jawaban tidak setuju 27 responden
dan jumlah jawaban sangat tidak setuju 44 responden. Maka sebgaian
besar responden menjawab sangat setuju, yang artinya sebagian besar
responden selalu mengikuti kegiatan olah raga yang ada di sekolah.
Butir instrumen nomor 29 pada indikator item analisis terkait
dengan kemampuan responden dalam membuat karya seni yang baik
memiliki skor 278, dengan 14 responden menjawab sangat setuju, 23
responden menjawab setuju, 36 responden menjawab cukup setuju, 4
responden menjawab tidak setuju dan 0 responden menjawab sangat
tidak setuju. Maka sebagian besar responden menjawab cukup setuju
dalam kemampuan membuat karya seni yang baik.
Butir instumen nomor 30 pada indikator item mengenai sikap
rsponden yang malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
memiliki skor 318, dengan jumlah jawaban 1 responden menjawab
sangat setuju, 0 responden menjawab setuju, 12 responden menjawab
cukup setuju, 39 responden menjawab tidak setuju dan 25 responden
menjawab sangat tidak setuju, maka sebagian besar responden
79
menjawab tidak setuju, yang artinya sebagian besar responden selalu
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Selanjutnya pada butir instrumen nomor 31 yang merupakan butir
instrumen terakhir pada indikator item analis yang merupakan
pernyataan mengenai kemampuan/keterampilan responden dalam
menulis menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
memiliki skor 301, dengan jumlah jawaban sangat setuju 38 responden,
jumlah jawaban setuju 24 responden, jumlah jawaban cukup setuju 15
responden, 0 responden menjawab tidak setuju dan 0 responden
menjawab sangat tidak setuju. Maka sebagian besar responden
menjawan sangat setuju terkait dengan kemampuan/keterampilan
menulis dengan menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
Kemudian untuk kesimpulan pada dimensi psikomotor ini adalah
bahwa 77 siswa yang menjadi sampel penelitian ini dapat dinilai
memiliki kemampuan, keaktifan serta keterampilan (skill) yang cukup
baik di sekolah.
b) Analisis dan Interprestasi Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diinteprestasikan.
Inteprestasi hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh nilai rata-
rata setiap dimensi variabel penelitian. Berikut ini data dari hasil
penyebaran angket terhadap 77 responden yang terdiri dari tiga dimensi
80
Tabel 5.10
Kategori Nilai
No Dimensi Skor Nilai
Harapan
(NH)
Nilai
Skor (NS)
P =
NS/NH
x100%
Kategori
Nilai
1 Kognitif 2460 9 x 5 = 45 2460/100
= 24,6
24,6/45
x100% =
54,66%
Kurang
Baik
2 Afektif 4580 15 x 5 = 75 4580/100
= 45,8
45,8/75 x
100% =
61,06%
Cukup Baik
3 Psikomotor 2045 7 x 5 = 35 2045/100
= 20,45
20,45/35 x
100% =
58,42%
Cukup Baik
Rata-rata 9085 31 x 5 =
155
9085/100
= 90,85
90,85/155
x 100% =
58,61%
Cukup
Baik
Berdasarkan tabel 5.10, hasil interprestasi data dari ketiga dimensi
yaitu dimensi kognitif, afektif dan psikomotor. Nilai rata-rata dimensi
kognitif diperoleh sebesar 54,66% dengan kategori nilai kurang baik,
kemiudian nilai rata-rata dimensi afektif diperoleh sebesar 61,06%
dengan kategori nilai cukup baik, dan nilai rata-rata dari dimensi
psikomotor diperoleh sebesar 58,42% yang juga dengan kategori cukup
81
baik. Hasil nilai rata-rata dari ketiga dimensi yaitu sebesar 58,61% dan
kategorikan cukup baik.
Untuk dimensi kognitif dengan persentase 54,66% (kurang baik)
dapat diartikan bahwa mutu pendidikan penerima bantuan program
Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP YPUI Jakarta Selatan yang dilihat
dari tingkat pengetahuan dan pemahaman para siswa yang belum masih
kurang baik berdasarkan dimensi kognitif. Hal ini dapat dilihat dari para
siswa penerima bantuan program KJP yang memiliki tingkat
pengetahuan dan pemahaman yang masih kurang mengenai pelajaran.
Dan juga dalam memahami terkait dengan aplikasi dan analisisnya
dalam proses belajarnya di sekolah.
Kemudian untuk dimensi afektif dengan persentase 61,06% (cukup
baik) dapat diartikan bahwa mutu pendidikan penerima bantuan
program Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP YPUI Jakarta Selatan ini
sudah cukup baik berdasarkan dimensi afektif. Hal tersebut terlihat dari
para siswa penerima bantuan program KJP yang memiliki sikap, nilai,
minat dan moral yang cukup baik terhadap pelajaran, guru serta
temannya di Sekolah.
Dan terakhir untuk dimensi psikomotor dengan persentase 58,42%
(cukup baik) diartikan bahwa mutu pendidikan penerima bantuan
program Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP YPUI Jakarta Selatan ini
cukup baik berdasarkan dimensi. Hal tersebut terlihat dari para siswa
penerima program bantuan KJP yang memiliki kemampuan, keaktifan
serta keterampilan (skill) yang cukup baik di sekolah.
82
Berdasarkan hasil dari rata-rata dengan persentase 58,61%
dinyatakan cukup baik. Dimana program bantuan Kartu Jakarta Pintar
(KJP) di SMP YPUI Jakarta Selatan ini mempengaruhi mutu
pendidikan yang cukup baik terhadap para siswa penerima bantuan
program KJP di SMP YPUI Jakart Selatan.
c) Peningkatan Kesempatan Warga DKI Jakarta untuk
Menamatkan Pendidikan Minimal Sampai Jenjang Menegah
Keatas
Program bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk siswa kurang
mampu ini juga diharapkan dapat memberikan dampak lain selain pada
peningkatan mutu pendidikan peserta didik itu sendiri. Dampak lain
yang diharapkan diantaranya terkait dengan kesempatan seluruh warga
DKI Jakarta untuk menamatkan pendidikan minimal sampai jenjang
SMA/SMK. Kepala SMP YPUI Jakarta Selatan mengatakan bahwa
adanya program KJP ini sudah dapat membantu siswa DKI Jakarta
untuk dapat bersekolah, sebagaimana yang diungkapkannya sebagai
berikut :
“Menurut saya sudah membantu. Dengan harapan bahwa siswa
kesulitan biaya untuk sekolah sudah tidak ada lagi. Karena banyak
sebelumnya siswa yang sering bolos alasannya karena tidak ada
ongkos untuk ke sekolah.”55
Pernyataan diatas mengartikan bahwa adanya program bantuan
Kartu Jakarta Pintar (KJP) ini setidaknya sudah mempermudah seluruh
siswa yang merupakan warga DKI Jakarta untuk dapat mengakses
55
Wawancara pribadi dengan Bapak Purnomo. Jakarta, 12 Januari 2016.
83
pendidikan. Karena dengan adanya bantuan KJP ini siswa dengan
keluarga tidak mampu, tidak lagi mengalami kesulitan dalam
pemenuhan biaya pendidikannya. Sebagaimana pernyataan yang
disampaikan oleh Ibu Tarmini, orang tua dari Alif yang merupakan
salah satu siswa penerima KJP bahwa :
“Ngebantu banget ko. Karena diliat juga banyak kasus kaya anak
jadi gak mau sekolah karena orang tuanya enggak bisa bayarnya,
atau kesulitan untuk ngasih ongkos. Sekarang ada KJP jadi ga
kesulitan lagi buat bayar bulanan sekolah, anak juga jadinya bisa
sekolah terus.”56
Meskipun sasaran dari program KJP adalah siswa dari keluarga
tidak mampu, namun pada pelaksanaannya tidak semua yang mendapat
KJP berlatarbelakang dari keluarga tidak mampu. Seperti yang
diungkapkan oleh Ibu Sumiyati, orang tua dari Fahrian yang juga siswa
penerima KJP :
“Buat sekarang ini menurut saya masih banyak mba yang harusnya
enggak berhak mendapat KJP, tapi malah menjadi penerima
bantuan. Padahal kalo diliat ya orang tuanya sebenarnya mampu.”57
Hal ini serupa dengan pernyataan Bapak Nasrullah, selaku staff
pengajar sekaligus selaku tim pelaksana KJP di SMP YPUI Jakarta
Selatan yang mengatakan bahwa :
“Terkait dengan tepat sasaran, memang ada beberapa dari orang tua
siswa yang bisa dibilang nakal. Nakal dalam arti mereka ikut
mengajukan bantuan ini padahal masuk kategori yang belum layak
untuk menerima bantuan. Karena kan ada orang tua siswa yang
berpikiran selama ada yang gratis kenapa mesti bayar, gitu.”58
56
Wawancara pribadi dengan Ibu Tarmini. Jakarta, 21 Mei 2016. 57
Wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati. Jakarta, 27 Mei 2016. 58
Wawancara pribadi dengan Bapak Nasrullah. Jakarta, 30 Mei 2016.
84
Pernyataan tersebut membuktikan bahwa sikap kesadaran orang tua
siswa dalam memahami dan mentaati ketentuan program KJP masih
rendah. Berbagai alasan digulirkan untuk dapat mendapatkan KJP,
padahal sudah ada kriteria yang telah ditentukan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi DKI Jakarta.
Salah satu tolak ukur keberhasilan suatu program adalah jika
dampak yang diharapkan dari adanya program tersebut dapat
terealisasikan dan tepat sasaran. Peningkatan kesempatan warga DKI
Jakarta untuk dapat menamatkan pendidikan minimal sampai jenjang
menengah keatas ini merupakan langkah pemerintah, khususnya
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam
mencangkan wajib belajar 12 tahun. Hal tersebut juga dibenarkan oleh
orang tua siswa yang mengatakan bahwa :
“Pendidikan itu penting mba, apalagi kan sekarang semuanya juga
udah dibuat mudah sama Pemerintah. Yang enggak mampu bisa
ngajuin bantuan. Jadi semuanya bisa merasakan bangku
pendidikan.”59
Hal serupa juga diungkapkan oleh Lidya sebagai salah satu siswa
penerima bantuan kelas VIII (delapan) di SMP YPUI Jakarta Selatan :
“Ya pendidikan penting kak. Kalau gak gitu kita gak bisa pinter
nanti.”60
Dalam mencanangkan wajib belajar 12 tahun, jalur pendidikan
yang semestinya ditempuh adalah jalur pendidikan formal yang terdiri
atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
59
Wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati. 60
Wawancara pribadi dengan Lidya. Jakarta, 30 Mei 2016.
85
Dan untuk saat ini, pemberian program bantuan KJP ini sudah sampai
pada siswa yang sedang menempuh jenjang pendidikan menengah,
seperti SMA/SMK di DKI Jakarta.
Terlepas dari dampak positif yang diharapkan dari adanya program
KJP tersebut, dalam pelaksanaannya program ini juga menimbulkan
dampak lain, seperti dampak ekonomi baik kepada siswa penerima
bantuan maupun orang tua siswa. Dampak ekonomi tersebut seperti
menimbulkan sikap konsumtif yang berlebihan hingga kepada sikap
akan ketergantungan dana KJP tersebut. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Bapak Nasrullah :
“Ya memang efek negatifnya itu mereka menjadi sangat
ketergantungan terhadap KJP ini, termasuk orang tuanya juga.
Misalnya kalau KJP itu turun nya suka terlambat, jadi ada
kekhawatiran sendiri dari mereka, jadi sering nanya ke saya kenapa
kok belum turun dan lain sebagainya.”61
Peneliti melihat bahwasanya sikap ketergantungan dari penerima
bantuan KJP ini timbul karena memang jika dilihat dana KJP yang
dicairkan secara berkala ditiap bulan maupun ditiap semesternya
memang dapat dikatakan sangat membantu kebutuhan biaya pendidikan
personal para siswa, yang memang berasal dari keluarga tidak mampu
yang secara finansial mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
biaya personal pendidikan. Jadi secara tidak langsung memang program
KJP ini dapat dikatakan membantu memperbaiki tingkat kesejahteraan
keluarga para penerima bantuan program KJP tersebut.
61
Wawancara pribadi dengan Bapak Nasrullah.
86
Dampak lain yang juga timbul yaitu dampak psikologis, khususnya
terhadap siswa penerima KJP. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Dinda selaku siswa kelas VIII, sebagai berikut :
“Suka minder, karena kadang banyak yang suka ngatain katanya
gaul nya karena duit KJP.”62
Pernyataan lainnya juga diungkapkan oleh siswa penerima KJP
lainnya yaitu Lidya:
“Iya kadang minder kan karena banyak yang ngajuin KJP gitu
kak.”63
Peneliti juga melihat tidak sedikit memang siswa yang merasakan
minder setelah mendapat KJP. Hal tersebut peneliti ketahui ketika
sedang melakukan pengumpulan data menggunakan kuesioner yang
peneliti lakukan di dalam kelas. Peneliti mengamati ada beberapa siswa
yang kepercayaan dirinya menjadi kurang ketika peneliti meminta
untuk memberikan kesan-kesan terkait dengan adanya program KJP ini.
Namun Bapak Nasrullah melihat dari segi yang berbeda terkait
dengan dampak psikologis siswa penerima bantuan, sebagaimana yang
diungkapkannya sebagai berikut :
“Kalau positifnya, ya jadi siswa mulai bisa berakaian layak, jadi
lebih percaya diri. Karena ada beberapa anak yang dulunya
berpakaian asal/lusuh atau ada yang bekas dari kakaknya. Siswa
yang seperti itu jadi terlihat dalam pergaulannya jadi lebih minder,
keliatan jadi menyendiri juga. pada dasarnya si mereka sekarang ini
jadi lebih berani tampil dan lebih percaya diri di sekolah.”64
62
Wawancara pribadi dengan Dinda. Jakarta, 30 Mei 2016. 63
Wawancara pribadi dengan Lidya. 64
Wawancara pribadi dengan Bapak Nasrullah.
87
Menurut penuturan Bapak Nasrullah diatas, program KJP ini
memperbaiki kepercayaan diri para siswa yang sebelumnya mungkin
minder karena beberapa faktor, namun saat ini berubah menjadi lebih
percaya dri di sekolah setelah mendapatkan KJP.
d) Peningkatan Pencapaian Target Angka Partisipasi Kasar
(APK) Pendidikan Dasar dan Menengah
Peningkatan pencapaian target Angka Partisipasi Kasar (APK) juga
merupakan dampak lain yang diharapkan dari adanya program bantuan
Kartu Jakarta Pintar (KJP) ini, khususnya pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. APK itu sendiri merupakan indikator untuk untuk
mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah di suatu jenjang
pendidikan pada wilayah tertentu yang sudah dapat memanfaatkan
fasilitas pendidikan. Serta untuk mengukur keberhasilan program
pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka
memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan.
Program KJP adalah program yang tergolong mendapatkan
antusias yang besar dari masyarakat DKI Jakarta. Program ini dinilai
dapat menjadi jalan keluar warga yang menjadi siswa dari keluarga
tidak mampu untuk berkesempatan mengenyam pendidikan dasar
sampai menengah, tanpa mengeluhkan biaya untuk pemenuhan
kebutuhan personal pendidikan mereka. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Bapak Nasrullah :
“Ya kebanyakan dari DKI Jakarta ini yang bikin anak menjadi
putus sekolah itu kan karena faktor biaya, tetapi semenjak ada KJP
ya bisa dibilang sudah berkurang. Walaupun ada beberpa mungkin
88
yang putus sekolah karena faktor kenakalan dari siswa itu
sendiri.”65
Dari hasil wawancara tersebut peneliti dapat menggambarkan
bahwa seharusnya dari adanya program KJP yang telah berlangsung
sekitar 4 tahun ini dapat memberikan peningkatkan terhadap target
APK di DKI Jakarta, khususnya di wilayah Jakarta Selatan. Namun dari
data lain yang peneliti dapatkan menunjukkan adanya penurunan APK
pendidikan dasar dan menengah hingga tahun 2015. Seperti yang tertera
pada tabel 5.11 dan 5.12 di bawah ini:66
Tabel 5.11
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pada Jenjang SMP
No
Indikator Tahun 2015
Target Realisasi %
1 Rasio APK SMP/MTs 0,86 0,54 63%
Sumber : http://kemendikbud.go.id.
Tabel 5.12
Pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) di Jakarta Selatan
No Indikator Satuan Tahun
2012-2013 2014-2015
1 Angka Partisipasi Kasar (APK)
SD/MI
Persen 115,41 105,23
2 Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMP/MTs
Persen 119,86 114,47
3 Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA/MA/SMK
Persen 105,38 96,73
Sumber: http://kemdikbud.go.id.
Tabel 5.12 menunjukan persentase Angka Partisipasi Kasar (APK)
wilayah Jakarta Selatan tahun 2012-2015. Akhir tahun 2012 merupakan
awal dimulainya program bantuan KJP di seluruh wilayah DKI Jakarta.
65
Wawancara pribadi dengan Bapak Nasrullah. 66
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/BukuRingkasanDataPendidikan/Final-
APK-APM-Gab-1213.pdf, diakses pada 4 Juni 2016.
89
Data dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan diatas menunjukkan
pada kisaran tahun 2013-2015 terjadi penurunan persentase APK
pendidikan dasar hingga menengah di wilayah Jakarta Selatan. Hal ini
memberikan kesimpulan bahwa dampak yang diharapkan dari adanya
program bantuan KJP ini terhadap pencapaian target APK belum
sepenuhnya terealisasikan.
e) Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program
Bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP)
Dengan sudah berjalannya program bantuan Kartu Jakarta Pintar
(KJP) ini dari akhir tahun 2012 sampai dengan sekarang, dapat
dikatakan dampak yang diharapkan dari adanya program ini sudah
cukup tercapai. Dampak yang telah tercapai dalam pelaksanaan
program ini dapat dilihat dari prestasi beberapa siswa yang bisa
dikatakan cukup meningkat setalah mendapat bantuan KJP, hal ini
karena secara tidak langsung ada beberapa orang tua yang ikut berperan
dalam keberlangsungan pelaksanaan pogran KJP ini.
Karena jika dilihat tidak semua siswa yang berasal dari keluarga
tidak mampu mempunyai motivasi untuk sekolah karena beberapa
faktor seperti keterbatasan ekonomi, keadaan lingkungan, sudah bekerja
dari kecil, dan lain-lain. Dengan adanya program bantuan KJP ini, maka
secara langsung para penerima bantuan tidak lagi kesulitan dalam hal
biaya pendidikannya. Bentuk partisipasi beberapa orang tua siswa yang
memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap anaknya
90
ditunjukkan dengan memberikan motivasi kepada anak mereka, seperti
yang diungkapkan oleh Ibu Tarmini sebagai berikut :
“Iya Alhamdulillah sih mba, karena di rumah juga saya sering
ingetin anak saya nilai nya harus bagus karena sekarang apa-
apanya udah bisa kebeli karena ada KJP. Kayak tas, sepatu juga
bisa baru makanya harus rajin belajar biar rapotnya bagus. Paling
kaya gitu saya bilanginnya mba.”67
Faktor pendukung lainnya adalah karakterinsik para pelaksana
program KJP di SMP YPUI Jakarta Selatan. Berdasarkan yang tertuang
dalam pedoman program KJP yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi DKI Jakarta menegaskan bahwa adanya jenis-jenis sanksi bagi
para siswa penerima KJP ataupun pelaksana program KJP itu sendiri
apabila terbukti adanya penggunaan dana KJP yang tidak
diperuntukkan dengan semestinya. Dengan adanya penjelasan tersebut
perlu dketahui seberapa tegas kemudian para pelaksana program dalam
melaksanakan program dalam melaksanakan program KJP di SMP
YPUI Jakarta Selatan, sebagaimana yang diungkapakan oleh Bapak
Purnomo sebagai berikut :
“Jika ada siswa yag terlibat tawuran sekolah. Maka ada
kemungkinan pemblokiran KJP siswa yang bersangkutan.
Begitupun jika pada prakteknya dana KJP dipergunakan untuk
menbeli kebutuhan pribadi.”68
Karena pihak sekolah yang berperan langsung dalam memonitor
siswa penerima KJP di sekolahnya masing-masing, begitupun di SMP
YPUI ini. Pihak sekolah lah yang sejatinya menjadi agen pelaksana
terdepan program KJP. Hasil wawancara peneliti dengan Bapak
Nasrullah yang mengatakan :
67
Wawancara pribadi dengan Ibu Tarmini. 68
Wawancara pribadi dengan Bapak Purnomo.
91
“Kita juga ada kendali seperti setiap habis belanja nanti di setiap
akhir semesternya mereka harus kumpulin bon belanja yang pake
KJP itu, jadi kita bisa pantau dari situ. Kita juga ada sistem
pelaporan ke pusat kalau ternyata terbukti ada pelanggaran dari
penerima KJP.”69
Dalam suatu keberlangsungan program pasti tidak akan terhindar
dari yang namanya hambatan atau kendala. Begitu juga untuk
mengevaluasi pelaksanaan program bantuan KJP di SMP YPUI Jakarta
Selatan ini bukanlah suatu hal yang mudah, adapun beberapa hambatan
yang dialami baik untuk staff sekolah maupun para siswa dan orang tua
seperti sasaran program dari KJP ini yang merupakan program yang
dibuat untuk siswa tidak mampu, namun tidak jarang masih banyak
orang tua siswa yang melanggar ketentuan tersebut. Hal tersebut karena
pihak sekolah terkadang kesulitan untuk mengetahui standar „susah‟
ataupun kriteria yang spesifik untuk merumuskan siswa dengan kriteria
tidak mampu. Maka pada pelaksanaannya masih banyak oang tua siswa
dengan kriteria mampu ekonominya namun tetap saja mengajukan
bantuan KJP untuk anak mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak
Nasrullah sebagai berikut :
“Terkait dengan tepat sasaran, memang ada beberapa dari orang tua
siswa yang bisa dibilang nakal. Nakal dalam arti mereka ikut
mengajukan bantuan ini padahal masuk kategori yang belum layak
untuk menerima bantuan. Karena kan ada orang tua siswa yang
berpikiran selama ada yang gratis kenapa mesti bayar, gitu.”70
Hal tersebut akan menimbulkan rasa cemburu sosial terhadap siswa
lainnya, kemudian dikhawatirkan akan timbul siswa-siswa yang mampu
lainnya yang dengan sengaja memanfaatkan program KJP ini. Kendala
69
Wawancara pribadi dengan Bapak Nasrullah. 70
Wawancara pribadi dengan Bapak Nasrullah.
92
lainnya juga timbul dari para siswa penerima KJP, sebagaimana yang
diungkapkan kembali oleh Bapak Nasrullah :
“Karena pada praktiknya selama ini siswa lebih ke membeli
perlengkapan kebutuhan pribadinya seperti tas, seragam, sepatu
dan lain-lain, bukan untuk penunjang pendidikan. Sehingga potensi
belajarnya pun tidak terlalu meningkat, karena itu tadi mereka lebih
mementingkan ke penampilan.”71
Dengan demikian penerapan kedisiplinan para siswa dan orang tua
merupakan suatu kendala dalam pelaksanaan program KJP ini.
Sehingga membuat prestasi belajar beberapa siswa menurun.
Disamping itu yang menjadi hambatan atau kendala dalam pelaksaan
program ini merupakan kelemahan bagi pelaksana program KJP di
SMP YPUI Jakarta Selatan ini agar para staff pengajar lainnya
memberikan penekanan kepada para siswa agar penggunaan bantuan
KJP ini diutamakan untuk hal-hal penunjang pendidikan. Begitupun
para orang tua seharusnya dapat memberikan penekanan kepada anak
mereka agar bantuan KJP ini dapat dimanfaatkan dengan baik, dengan
lebih mengutamakan keperluan pendidikan daripada kebutuhan
personal lainnya, agar tidak timbul ketergantungan serta gaya konsumtif
yang berlebihan dari para siswa penerima bantuan KJP ini.
Dari beberapa hambatan dan kendala .yang ada diatas sebaiknya
pihak Sekolah mengevaluasi setiap program kegiatan dari pelaksanaan
program bantuan KJP ini. sehingga nantinya dapat memperbaiki sistem
yang ada seperti sumber daya manusia (SDM), program, serta penerima
bantuan (siswa dan orang tua).
71
Wawancara pribadi dengan Bapak Nasrullah.
93
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kartu Jakarta Pintar (KJP) adalah program strategis untuk memberikan
akses bagi warga DKI Jakarta dari kalangan masyarakat tidak mampu untuk
mengenyam pendidikan minimal sampai dengan pendidikan menengah. Sangat
diharapkan dengan adanya program bantuan KJP ini dapat meningkatkan motivasi
belajar para siswa serta mengurangi angka putus sekolah yang disebabkan karena
faktor biaya.
Manfaat dan dampak positif yang diharapkan dari adanya program Kartu
Jakarta Pintar (KJP) ini diantaranya adalah: (1) Seluruh warga DKI Jakarta
menamatkan pendidikan minimal sampai jenjang SMK/SMA, (2) Peningkatan
mutu pendidikan peserta didik di DKI Jakarta, dan (3) Peningkatan pencapaian
Angka Partisipasi kasar (APK) pendidikan dasar dan mnengah.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif
deskriptif dan metode penelitian kualitatif sebagai penunjang metode utama
(kuantitatif). Tujuan penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui gambaran
mutu pendidikan penerima bantuan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP
YPUI Jakarta Selatan dilihat dari dimensi kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dengan klasifikasi responden yang dilakukan peneliti terhadap 77 siswa, dari
jumlah populasi 327 siswa penerima KJP. Dengan didominasi siswa laki-laki
sebesar 55,9%, dan siswa perempuan sebesar 44,1%. Selain itu karakterinsik
responden berdasarkan tingkatan kelas, lebih banyak siswa kelas IX dengan
94
persentase 35,2% atau 27 siswa. Dan untuk siswa kelas VII dan VIII masing-
masing sebanyak 32,4% atau 25 siswa
Untuk mengetahui gambaran mutu pendidikan penerima bantuan program
KJP di SMP YPUI Jakarta Selatan, penelitiannya terdiri dari tiga dimensi yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor mendapatkan hasil cukup baik dengan persentase
58,61 %. Untuk dimensi kognitif, peneliti melihat dari tingkat pengetahuan dan
pemahaman siswa penerima KJP setelah mendapat bantuan yaitu cukup baik,
begitu pula dalam aplikasi dan analisisinya dalam proses belajarnya di sekolah.
Kemudian untuk dimensi afektif, peneliti melihat dari sikap, nilai, minat dan
moral siswa penerima KJP yang cukup baik terhadap pelajaran, guru serta sesama
temannya di sekolah. Dan untuk dimensi psikomotor, peneliti melihat dari
kemampuan, keaktifan serta keteranpilan (skill) siswa penerima KJP yang cukup
baik di sekolah.
Terkait dengan manfaat atau dampak positif yang diharapkan dari adanya
program KJP, yang pertama terkait dengan kesempatan warga DKI Jakarta untuk
menamatkan pendidikan sampai jenjang pendidikan menengah. KJP ini dinilai
sudah cukup membantu siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk
dapat mengenyam pendidikan. Hal ini karena program KJP memberikan bantuan
biaya personal pendidikan yang khsusunya untuk siswa tidak mampu agar tidak
lagi kesulitan biaya untuk bersekolah. Hal ini juga berhubungan dengan langkah
pemerintah dalam mencanagkan dan merealisasikan wajib belajar 12 tahun.
Kemuidan terkait dengan manfaat atau dampak positif yang diharapkan dari
program KJP yang berikutnya adalah peningkatan pencapaian target APK
pendidikan dasar dan menengah. Dimana APK ini juga merupakan indikator
95
untuk mengukur keberhasilan program pembangunan pendidikan yang
diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk
mengenyam pendidikan. Berdasarkan tabel 5.11 pada bab sebelumnya yang
menunjukkan adanya penurunan APK di wilayah Jakarta Selatan di tahun 2014-
2015. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa dampak yang diharapkan dari
adanya program bantuan KJP ini terhadap pencapaian target APK belum
sepenuhnya terealisasikan, khususnya di wilayah Jakarta Selatan. Dampak
ekonomi dan dampak psikologis juga timbul dari adanya program KJP ini.
Dampak ekonomi lebih mengarah kepada peningkatan kesejahteraan keluarga
para penerima bantuan KJP tersebut. Sedangkan dampak psikologis yang
dimaksud adalah adanya rasa minder yang timbul dari dalam diri beberapa siswa
penerima bantuan KJP.
Ada faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan KJP di SMP
YPUI Jakarta Selatan. Adapun faktor pendukung diantaranya adalah adanya
partisipasi orang tua siswa penerima KJP dalam memotivasi anak-anak mereka
agar prestasinya di sekolah dapat menunjukkan adanya peningkatan. Serta
karakteristik para pelaksana program di SMP YPUI yang berperan langsung
dalam memonitoring para siswa penerima bantuan KJP. Kemudian faktor
penghambatnya adalah rendahnya kedisiplinan penerima bantuan (baik siwa
maupun orang tua siswa) dalam pelaksanaan KJP.
B. Saran
Untuk perbaikan pelaksanaan program Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP
YPUI Jakarta Selatan dan dalam rangka keberlanjutan program ini, maka
96
peneliti sangat perlu untuk memberikan saran terhadap pelaksanaan program
diantaramya sebagai berikut :
a. Bagi agen pelaksana program, dalam hal ini pihak sekolah termasuk
kepala sekolah serta staf pengajar agar dapat bersama-sama
memberikan motivasi yang lebih kepada seluruh siswanya, khususnya
dalam hal ini siswa penerima bantuan KJP. Dan juga dalam
menanamkan rasa tanggung jawab moral kepada para siswa agar dapat
memanfaatkan KJP ini sebagaimana dengan lebih mengutamakan
kebutuhan pendidikan terlebih dahulu dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa itu sendiri.
b. Bagi para penerima bantuan (siswa dan orang tua siswa) hendaknya
harus lebih memahami dan mentaati ketentuan umum bahwa program
ini khusus diperuntukkan untuk siswa dari keluarga tidak mampu. Sikap
opportunis harus mampu dikendalikan agar program KJP dapat benar-
benar tepat sasaran. Serta menghilangkan rasa akan ketergantungan
terhadap program KJP ini. karena sejatinya KJP diperuntukan hanya
untuk pemenuhan akses pendidikan, bukan untuk kebutuhan pribadi.
97
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi (Pengantar Pada pemikiran dan Pendekatan Praktis) edisi
revisi 2003 seri pemberdayaan masyarakat 03. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003.
Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008.
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin. Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cet
ke-3. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Basuki, Ismet dan Hariyanto. Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015.
Bugin, Burhan. Metedologi Penelitian Kuantitatif, cet ke-2. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2005.
Emzir dan Chaniago, Sam Muchtar. Isu-Isu Kritis Kebijakan Pendidikan Era
Otonomi Daerah. Bogor : Ghalia Indonesia, 2010.
Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.
Fuad Yusuf, Choirul. Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan. Jakarta: PT
Pena Citasatria, 2008.
Hoesada, Jan. Taksonomi Ilmu Manajemen. Yogyakarta: CV Andi Offset,
2013.
98
Hartinah, Siti. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama,
2008.
Iskandar. Metedologi Penelitian dan Pendidikan Sosial. Jakarta: Refrensi,
2013.
Kadir, Abdul dkk. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2012.
Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis, cet ke- 3.
Jakarta: PPM, 2005.
Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana,
2009.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pertumbuhan Penduduk dan
Kesejahteraan. Jakarta : LIPI Press, 2011.
Nandika, Dodi. Pendidikan di Tengah Gelombang Perubahan. Jakarta :
Pustaka LP3ES Indonesia, 2007.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
S. Arcaro, Jerome. Pendidikan Berbasis Mutu, cet ke-4. Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2007.
Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarat Press, 2005.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Luantitatif dan Kualitatif .
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
Siregar, Sofyan. Statistik Deskriptif Untuk Penelitian.
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003.
99
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, cet ke-15. Bandung: Alfabeta, 2010.
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, cet ke-19.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial.
Bandung: PT Refika Aditama, 2005.
Suharto, Edi. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung : Alfabeta, 2009.
Suprian. Metedologi Penelitian. Bandung: FPTKIKIP Bandung, 1990.
Umar, Jahja. Penilaian dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia.
Tangerang: UIN Jakarta PRESS, 2011.
Wahyono, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, cet 3. Jakarta:
Rineka Cipta, 1995.
Wirawan. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi: Contoh
Aplikasi Evaluasi Program pengembangan Sumber Daya Manusia,
PNPM Pedesaan, Kurikulum, Perpustakaan dan Buku Teks. Jakarta:
Rajawali Press, 2011.
Yudhawati, Ratna dan Dany Haryanto. Teori-Terori Dasar Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011.
2. Undang – Undang
Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Naisonal.
100
3. Jurnal
Dini Amaliah, “Pengaruh Partisipasi Pendidikan Terhadap Persentase
Penduduk Miskin,” Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan 2, no. 3
(November 2015), h. 233-234.
Henricus Suparlan, “Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan
Sumbangannya Bagi Pendidikan Indonesia,” Jurnal Filsafat vol 25, no.
1(April 2014).
Imam Gunawan dan Anggraini Retno Palupi, “Taksonomi Bloom-Revisi
Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran
dan Penilaian,” artikel di akses pada 15 April 2016 dari http://e-
journal.ikippgrimadiun.ac.id/index.php/JPE/article/viewFile/27/26
Jauharul Islam, Ana. “Evaluasi Dampak Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar
(Studi Tentang Program Desentralized Basic Education 2) di Kabupaten
Nganjuk,” Jurnal Administrasi Publik I, no. 6 (2013).
4. Website
al-Qur‟an online, “Sûrah an-Nisa (ayat 9)”, diakses pada 19 Januari 2016.
http://republika.co.id/wajib_belajar, diakses pada 13 Januari 2016.
http://kjp.jakarta.go.id/kjp2/public/pergub, diakses pada 19 Januari 2016.
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/372709-pemprov-dki-jakarta-
luncurkan-kartu-jakarta-pintar, diakes pada 13 Januari 2016.
http://kjp.jakarta.go.id, diakses pada 12 Januari 2016.
http://jakarta.bps.go.id/, diakses pada 23 Maret 2016.
101
5. Modul
Buku Petunjuk Teknis Bantuan Biaya Personal Pendidikan Melalui Kartu
Jakarta Pintar.
6. Skripsi
Ranny Yulia, “Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Gratis Bagi Keluarga
Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
7. Wawancara
Wawancara pribadi dengan Bapak Purnomo. Kepala Sekolah SMP YPUI.
Wawancara pribadi dengan Bapak Nasrullah. Guru/Staff Tata Usaha SMP
YPUI.
Wawancara pribadi dengan Ibu Tarmini. Orang tua siswa penerima KJP di
SMP YPUI.
Wawancara pribadi dengan Ibu Sumiyati. Orang tua siswa penerima KJP di
SMP YPUI.
Wawancara pribadi dengan Alif. Siswa penerima KJP kelas IX (sembilan) .
Wawancara pribadi dengan Lidya. Siswi penerima KJP kelas VIII (delapan).
Wawancara pribadi dengan Dinda. Siswi penerima KJP kelas VIII (delapan).
8. Observasi
Observasi pada tanggal 25 Januari 2016 di SMP YPUI.
Observasi pada tanggal 16 Maret 2016 di ruang Tata Usaha SMP YPUI.
102
Observasi pada tanggal 16 Mei 2016 di ruang guru dan ruang kelas SMP
YPUI.
103
LAMPIRAN
LAMPIRAN
ANGKET UNTUK SISWA
Nama :
Kelas :
Jenis kelamin : L / P (lingkari)
Pekerjaan Orangtua : PNS, karyawan swasta, buruh, wirausaha, pensiunan
(lingkari)
Besar uang saku : lebih dr Rp. 10.000,- / kurang dr Rp. 10.000 (lingkari)
Pergi ke sekolah menggunakan: kendaraan umum/motor/ berjalan kaki
(lingkari)
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dan perhatikan baik-baik pertanyaan yang tertera pada angket di
bawah ini.
2. Berilah tanda silang (X) pada pertanyaan yang tertera pada angket sesuai
dengan pendapat anda pribadi tanpa pengaruh orang lain!
3. Sebelum dikumpulkan pastikan setiap pertanyaan yang tertera dalam
daftar angket tersebut telah anda isi semuanya.
4. Partisipasi dan kesediaan anda mengisi daftar angket ini merupakan
bantuan yang sangat berarti bagi peneliti dalam menyelesaikan penelitian
ini.
5. SS: Sangat Setuju, S: Setuju, CS: Cukup Setuju, TS: Tidak Setuju, STS:
Sangat Tidak Setuju.
No Pernyataan Dimensi Kognitif SS S CS TS STS
1 Saya mampu mengerjakan soal-soal
Matematika dengan benar.
2 Saya dapat menjelaskan gagasan pokok dari
suatu wacana dengan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
3 Saya dapat mendeskripsikan materi yang telah
disampaikan guru, dengan kata-kata saya
sendiri.
4 Saya kesulitan untuk menyelesaikan soal latihan
Matematika yang diberikan guru.
5 Saya membiasakan diri untuk selalu mencatat
setiap materi pelajaran yang disampaikan guru.
6 Saya kesulitan untuk dapat menyimpulkan
kembali materi yang sudah disampaikan oleh
guru.
7 Saya selalu mengajukan pertanyaan kepada
guru jika ada materi pelajaran yang belum jelas.
8 Saya kesulitan untuk menganalisis soal Fisika
menggunakan rumus.
9 Saya mampu menentukan nasihat yang
terkandung dari suatu cerita dalam pelajaran
Bahasa Indonesia.
No Pernyataan Dimensi Afektif SS S CS TS STS
10 Saya sering terlambat datang ke sekolah.
11 Saya berusaha mengerjakan PR di rumah
dengan sungguh-sungguh.
12 Saya merupakan anak yang rajin belajar.
13 Menurut saya, belajar itu jika akan ada ulangan
saja
14 Saya yakin, jika saya bersungguh-sungguh hasil
belajar saya akan memuaskan.
15 Menurut saya, pelajaran Bahasa Indonesia
sangat membosankan.
16 Saya menyimak dengan baik di saat guru
sedang menerangkan pelajaran.
17 Saya selalu menghargai peran guru ketika
pelajaran berlangsung.
18 Prestasi saya masih sulit untuk ditingkatkan,
meskipun sudah rajin belajar.
19 Saya kurang konsentrasi jika guru sedang
menerangkan pelajaran.
20 Sebagai siswa, saya wajib mematuhi peraturan
sekolah
21 Saya menghargai pendapat teman saya ketika
sedang diskusi kelompok.
22 Saya mengikuti setiap pelajaran dengan penuh
konsentrasi.
23 Kesulitan orang lain merupakan tanggung
jawabnya sendiri.
24 Dalam diskusi kelompok, saya kurang
sependapat dengan teman saya.
No Pernyataan Dimensi Psikomotor SS S CS TS STS
25 Saya selalu mengikuti kegiatan pramuka di
Sekolah.
26 Saya kesulitan dalam mengikuti praktik Fisika.
27 Saya terampil dalam mengaplikasikan
komputer.
28 Saya jarang mengikuti kegiatan olah raga di
Sekolah.
29 Saya mampu membuat karya seni yang baik.
30 Saya malas mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
di Sekolah.
31 Saya senang menulis dengan menggunakan
ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 5 5 4 4 4 3 4 5 2 4 3 2 4 4 2 4 2 2
2 5 5 2 3 4 2 4 3 2 5 3 2 4 4 2 4 2 2
3 4 4 2 5 5 2 5 5 2 5 5 3 5 5 5 5 5 1
4 3 3 4 5 5 4 5 5 2 5 5 3 5 5 5 5 5 1
5 5 4 3 4 3 2 5 3 2 5 3 1 2 5 3 3 3 4
6 4 4 3 4 4 3 4 5 2 3 4 3 4 4 2 4 4 2
7 4 4 4 5 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 1
8 5 4 5 4 4 5 5 5 1 4 4 5 4 4 5 5 5 1
9 5 4 4 4 3 4 5 4 2 5 4 4 4 5 4 4 4 2
10 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2
11 3 4 2 3 4 2 4 5 2 5 5 2 5 5 4 4 5 2
12 3 4 2 4 5 4 2 5 1 3 3 3 5 3 5 3 4 1
13 4 4 4 5 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 5 4 3
14 4 3 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4
15 4 4 4 4 4 5 3 5 2 4 4 4 4 4 5 4 4 3
16 3 3 4 4 4 4 3 5 1 4 4 4 3 5 4 5 4 2
17 3 4 2 4 3 4 4 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 3
18 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 3 5 5 4 4 2
19 4 4 4 3 3 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 3 3
20 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4
21 3 4 3 5 5 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3
22 4 3 4 4 4 4 3 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2
23 3 2 3 2 3 3 4 4 2 3 5 4 4 5 3 3 3 2
24 3 2 3 4 3 4 4 4 2 3 5 4 4 5 3 3 3 2
25 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 2
26 3 4 2 2 2 5 3 5 2 4 5 3 4 4 3 3 5 2
27 5 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 5 5 5 4 4
28 3 4 2 3 3 5 3 5 3 4 4 3 4 4 3 3 5 2
29 5 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 5 5 5 4 4
30 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 5 4 4 5 3 3 3 2
0.04571846 0.1534838 0.433852 0.546769 0.469236 0.555898 0.0564149 0.604314 0.05453854 0.282836671 0.323094 0.58902 0.35423 -0.0732386 0.877882 0.6289546 0.627923 0.04622543
tidak valid tidak valid valid valid valid valid tidak valid valid tidak valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid
No Responden
Uji Validitas 30 RespondenNomor Butir Pernyataan
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
4 4 2 3 4 3 3 5 3 3 2 4 4 5 2 4 4 2 2 4 130
4 4 2 3 4 3 3 5 3 3 2 4 5 5 2 4 4 2 2 4 126
5 5 5 5 5 4 5 5 5 1 4 2 5 4 2 4 5 5 5 5 159
5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 162
3 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 5 3 3 2 3 4 3 3 118
5 4 4 4 2 3 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 134
5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 156
4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 2 5 4 4 4 160
5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 157
5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 161
5 4 5 4 1 4 5 4 5 3 3 5 3 4 3 5 1 4 5 5 144
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 154
5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 162
5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 3 5 4 158
5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 160
5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4 4 152
5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 156
5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 3 4 4 153
5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 154
5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 161
4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 4 150
5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 3 4 5 3 4 4 146
5 5 3 4 3 4 5 4 3 3 2 3 3 5 3 3 5 3 3 2 129
5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 5 3 3 5 3 3 3 135
5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 134
5 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 5 3 4 3 5 4 4 4 5 142
5 4 5 5 4 5 5 5 4 2 4 4 3 2 4 3 4 4 5 5 158
5 4 4 4 3 3 5 5 4 4 4 5 3 4 3 5 3 4 4 5 144
5 4 5 5 4 5 5 5 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 5 5 159
5 5 3 4 4 3 5 4 3 3 3 4 3 5 3 3 5 3 3 4 134
0.4909532 0.66943 0.76723 0.71053 0.640385 0.574892 0.717555 0.325416 0.68107 0.39231 0.845544026 0.16319643 -0.03571724 -0.1580412 0.55224 0.416122 0.34662 0.546525 0.651814 0.46494
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid valid
Total
Uji Validitas 30 RespondenNomor Butir Pernyataan
Hasil Uji Reability
Scale: ALL VARIABLES
Hasil koefisien reabilitas yang tertera pada tabel dapat dikatakan bahwa
instrumen yang digunakan handal, karena Cronbach’s Alpha > 0,07 dapat diterima,
dan Cronbach’s Alpha >0,08 adalah baik. Artinya data instrumen dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau mengukur objek yang
sudah ditetapkan karena instrumen tersebut dapat diterima dan tergolong baik.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items N of Items
,881 ,882 38
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Tabel Skor Jawaban Responden Penelitian "Studi Deskriptif Mutu Pendidikan Penerima Bantuan Program KJP Di SMP SMP YPUI Jakarta Selatan"
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 total %
1 2 1 4 5 3 3 3 3 3 2 4 5 3 3 5 4 5 3 3 2 3 4 4 3 5 3 4 3 4 3 3 4 4 110 0.012043
2 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 5 5 101 0.011058
3 1 1 3 4 3 2 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 1 4 3 3 3 4 2 4 3 100 0.010948
4 1 1 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 113 0.012371
5 1 1 3 2 3 3 4 3 4 3 3 5 4 3 4 4 4 3 3 3 4 5 4 3 2 4 3 3 3 5 4 4 5 110 0.012043
6 1 1 4 4 3 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 3 4 3 3 4 4 5 5 4 5 5 133 0.014561
7 2 1 3 2 3 2 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 5 4 3 2 4 3 3 3 5 4 5 5 108 0.011824
8 1 1 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 5 4 3 4 1 1 2 4 5 5 4 4 106 0.011605
9 1 1 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 5 5 3 4 3 4 5 5 5 5 3 5 4 3 3 5 3 5 5 120 0.013138
10 1 1 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 120 0.013138
11 1 1 3 4 4 4 3 4 4 3 3 5 3 3 5 5 4 3 4 4 4 5 5 3 2 3 3 3 4 5 3 4 5 117 0.012809
12 1 1 3 4 3 2 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 2 5 4 2 5 5 4 3 2 3 4 3 1 5 5 3 5 119 0.013028
13 1 1 3 3 3 3 5 3 4 3 2 5 5 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 5 2 3 5 117 0.012809
14 1 1 4 3 3 4 4 4 4 3 3 5 4 3 4 4 5 4 5 3 3 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 5 114 0.012481
15 1 1 3 3 4 3 4 3 5 5 3 4 5 5 4 5 3 4 4 3 3 5 3 4 3 3 4 3 5 5 5 3 4 120 0.013138
16 1 1 3 3 4 3 3 2 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 2 4 2 1 5 3 5 4 114 0.012481
17 2 1 3 3 4 2 5 2 3 3 5 4 4 4 4 5 3 4 5 3 4 5 5 4 3 4 5 4 3 4 5 1 4 117 0.012809
18 2 1 3 4 3 4 4 5 3 3 3 5 5 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 107 0.011714
19 2 1 3 5 3 3 4 4 3 3 3 5 5 3 5 5 5 3 4 3 3 5 4 3 3 2 5 3 4 3 3 3 4 114 0.012481
20 2 1 4 5 5 4 4 3 2 4 5 4 4 4 4 5 3 4 5 3 3 5 5 5 4 4 5 2 4 4 5 4 5 127 0.013904
21 1 1 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 5 2 3 5 3 4 4 108 0.011824
22 2 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120 0.013138
23 1 1 1 4 3 2 5 3 2 3 4 5 3 3 3 4 4 4 5 1 2 5 5 3 3 3 5 4 2 5 5 4 4 109 0.011933
24 1 1 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 145 0.015875
25 1 1 5 5 5 3 5 4 3 2 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 5 4 5 4 3 5 4 5 1 3 4 5 129 0.014123
26 1 2 3 3 3 4 5 3 3 4 5 5 3 3 4 5 4 5 5 3 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 125 0.013685
27 1 2 3 4 5 3 5 3 3 4 5 4 5 5 3 4 5 3 5 3 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 5 5 4 124 0.013576
28 2 2 4 3 4 3 3 4 5 5 3 5 3 3 4 4 5 5 4 3 3 5 3 3 3 4 4 4 4 1 3 5 3 115 0.01259
29 2 2 3 3 3 3 5 3 3 3 3 5 3 3 4 5 4 3 5 3 4 5 4 4 2 3 4 1 3 4 3 4 5 110 0.012043
30 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 5 3 3 5 5 4 4 4 3 3 5 4 4 3 3 3 4 3 5 3 4 3 112 0.012262
31 1 2 3 3 3 3 4 3 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 3 5 5 4 4 3 3 3 5 5 3 5 5 124 0.013576
32 1 2 3 4 3 3 3 4 4 2 5 3 3 3 5 4 4 3 3 3 4 5 4 3 4 5 3 4 3 5 3 4 4 113 0.012371
33 1 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 2 5 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 107 0.011714
34 2 2 3 4 4 3 4 3 3 3 4 5 5 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4 126 0.013795
35 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 153 0.016751
36 1 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 5 5 3 2 4 4 2 4 4 2 3 4 105 0.011496
37 1 2 3 3 3 2 5 2 5 2 5 5 5 4 5 5 4 5 5 2 2 5 5 4 1 2 5 2 5 5 3 5 5 119 0.013028
38 1 2 3 4 4 3 3 2 5 4 5 5 3 4 5 5 5 4 5 3 4 5 4 5 1 4 5 3 3 5 5 5 5 126 0.013795
39 2 2 3 3 4 3 5 3 4 3 4 5 4 5 5 5 4 5 4 3 3 5 4 5 2 3 5 3 4 5 3 5 5 124 0.013576
40 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 5 5 4 5 5 3 5 5 3 3 5 5 5 2 3 5 3 3 5 3 5 3 120 0.013138
41 2 2 3 3 3 3 5 3 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 3 5 5 4 5 4 5 5 133 0.014561
42 2 2 3 3 3 3 5 3 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 3 3 5 5 3 5 3 5 3 127 0.013904
43 1 2 3 5 5 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 3 5 4 5 5 3 3 3 5 5 3 4 4 118 0.012919
44 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 5 4 5 3 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 5 4 3 5 5 3 5 5 126 0.013795
45 1 2 3 5 5 3 4 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 4 3 3 4 1 4 3 4 5 4 5 126 0.013795
46 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 5 3 3 5 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 3 3 5 4 5 5 125 0.013685
47 2 2 5 5 5 5 5 5 4 1 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 4 4 4 4 4 4 136 0.014889
48 1 2 4 4 3 3 4 3 4 2 5 4 3 3 4 5 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 116 0.0127
49 2 2 5 3 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 1 3 4 3 5 4 4 4 3 130 0.014233
50 1 2 3 3 3 3 5 3 5 2 5 5 5 5 4 5 5 4 4 2 2 5 5 4 5 4 3 3 5 5 4 5 5 126 0.013795
51 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 109 0.011933
52 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 110 0.012043
53 2 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 105 0.011496
54 2 3 3 4 4 2 5 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 3 2 4 3 3 4 4 5 3 3 2 4 4 4 113 0.012371
55 2 3 3 4 3 2 5 4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 4 5 2 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 3 5 5 126 0.013795
56 2 3 3 4 3 2 5 4 3 2 5 5 3 3 4 5 4 4 5 2 3 5 5 5 4 4 4 2 4 5 2 4 5 118 0.012919
57 2 3 3 4 3 4 5 4 3 3 5 5 3 3 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 3 4 5 126 0.013795
58 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 5 5 3 4 3 3 3 5 3 3 4 3 3 3 5 3 4 5 113 0.012371
59 2 3 3 4 3 3 4 3 5 3 4 5 3 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 116 0.0127
60 2 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 5 5 3 5 4 4 4 3 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 5 5 120 0.013138
61 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 2 2 5 3 3 4 4 4 5 119 0.013028
62 2 3 5 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 2 5 4 5 3 3 4 3 5 4 3 4 4 120 0.013138
63 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 5 3 5 5 1 3 5 5 5 3 1 4 3 1 5 3 4 3 106 0.011605
64 1 3 3 5 4 4 4 5 3 3 5 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 120 0.013138
65 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 114 0.012481
66 1 3 4 5 3 4 4 3 3 2 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 3 5 3 4 4 3 3 3 5 4 3 4 4 120 0.013138
67 1 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 5 4 3 5 5 4 5 1 2 5 5 3 4 4 3 5 4 5 3 3 3 117 0.012809
68 1 3 4 4 3 4 4 2 3 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 133 0.014561
69 1 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 3 5 4 4 3 3 3 3 3 4 5 3 5 116 0.0127
70 1 3 3 4 4 3 5 3 4 3 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 123 0.013466
71 1 3 4 4 3 4 3 5 4 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3 5 5 4 3 3 1 3 5 5 4 4 5 123 0.013466
72 1 3 3 4 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 2 5 5 3 3 3 5 3 5 5 4 4 5 119 0.013028
73 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 4 5 4 3 3 3 3 5 5 3 3 3 5 3 5 5 3 4 5 116 0.0127
74 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 5 5 4 4 3 4 5 5 4 3 3 5 3 4 5 3 5 3 121 0.013247
75 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 3 5 5 4 4 3 3 5 5 4 1 3 4 3 3 5 3 4 4 109 0.011933
76 2 3 3 4 3 5 4 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 2 5 5 4 1 2 4 2 3 4 4 4 5 107 0.011714
77 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 3 5 3 3 5 3 4 4 131 0.014342
9134 100%Jumlah
No Responden
Nomor Butir
Jenis Kelamin Tingkatan Kelas
43 1 2 3 5 5 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 3 5 4 5 5 3 3 3 5 5 3 4 4 118 0.012919
44 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 5 4 5 3 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 5 4 3 5 5 3 5 5 126 0.013795
45 1 2 3 5 5 3 4 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 4 3 3 4 1 4 3 4 5 4 5 126 0.013795
46 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 5 3 3 5 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 3 3 5 4 5 5 125 0.013685
47 2 2 5 5 5 5 5 5 4 1 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 4 4 4 4 4 4 136 0.014889
48 1 2 4 4 3 3 4 3 4 2 5 4 3 3 4 5 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 116 0.0127
49 2 2 5 3 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 1 3 4 3 5 4 4 4 3 130 0.014233
50 1 2 3 3 3 3 5 3 5 2 5 5 5 5 4 5 5 4 4 2 2 5 5 4 5 4 3 3 5 5 4 5 5 126 0.013795
51 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 109 0.011933
52 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 110 0.012043
53 2 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 105 0.011496
54 2 3 3 4 4 2 5 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 3 2 4 3 3 4 4 5 3 3 2 4 4 4 113 0.012371
55 2 3 3 4 3 2 5 4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 4 5 2 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 3 5 5 126 0.013795
56 2 3 3 4 3 2 5 4 3 2 5 5 3 3 4 5 4 4 5 2 3 5 5 5 4 4 4 2 4 5 2 4 5 118 0.012919
57 2 3 3 4 3 4 5 4 3 3 5 5 3 3 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 3 4 5 126 0.013795
58 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 5 5 3 4 3 3 3 5 3 3 4 3 3 3 5 3 4 5 113 0.012371
59 2 3 3 4 3 3 4 3 5 3 4 5 3 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 116 0.0127
60 2 3 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 5 5 3 5 4 4 4 3 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 5 5 120 0.013138
61 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 2 2 5 3 3 4 4 4 5 119 0.013028
62 2 3 5 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 2 5 4 5 3 3 4 3 5 4 3 4 4 120 0.013138
63 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 5 3 5 5 1 3 5 5 5 3 1 4 3 1 5 3 4 3 106 0.011605
64 1 3 3 5 4 4 4 5 3 3 5 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 120 0.013138
65 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 114 0.012481
66 1 3 4 5 3 4 4 3 3 2 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 3 5 3 4 4 3 3 3 5 4 3 4 4 120 0.013138
67 1 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 5 4 3 5 5 4 5 1 2 5 5 3 4 4 3 5 4 5 3 3 3 117 0.012809
68 1 3 4 4 3 4 4 2 3 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 133 0.014561
69 1 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 3 5 4 4 3 3 3 3 3 4 5 3 5 116 0.0127
70 1 3 3 4 4 3 5 3 4 3 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 123 0.013466
71 1 3 4 4 3 4 3 5 4 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3 5 5 4 3 3 1 3 5 5 4 4 5 123 0.013466
72 1 3 3 4 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 2 5 5 3 3 3 5 3 5 5 4 4 5 119 0.013028
73 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 4 5 4 3 3 3 3 5 5 3 3 3 5 3 5 5 3 4 5 116 0.0127
74 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 5 5 4 4 3 4 5 5 4 3 3 5 3 4 5 3 5 3 121 0.013247
75 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 3 5 5 4 4 3 3 5 5 4 1 3 4 3 3 5 3 4 4 109 0.011933
76 2 3 3 4 3 5 4 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 2 5 5 4 1 2 4 2 3 4 4 4 5 107 0.011714
77 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 3 5 3 3 5 3 4 4 131 0.014342
9134 100%Jumlah
Validitas 77 Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 total
1 4 5 3 3 3 3 3 2 4 5 3 3 5 4 5 3 3 2 3 4 4 3 5 3 4 3 4 3 3 4 4 110
2 3 3 3 2 3 2 2 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 5 5 101
3 3 4 3 2 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 1 4 3 3 3 4 2 4 3 100
4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 113
5 3 2 3 3 4 3 4 3 3 5 4 3 4 4 4 3 3 3 4 5 4 3 2 4 3 3 3 5 4 4 5 110
6 4 4 3 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 3 4 3 3 4 4 5 5 4 5 5 133
7 3 2 3 2 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 5 4 3 2 4 3 3 3 5 4 5 5 108
8 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 5 4 3 4 1 1 2 4 5 5 4 4 106
9 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 4 5 5 3 4 3 4 5 5 5 5 3 5 4 3 3 5 3 5 5 120
10 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 120
11 3 4 4 4 3 4 4 3 3 5 3 3 5 5 4 3 4 4 4 5 5 3 2 3 3 3 4 5 3 4 5 117
12 3 4 3 2 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 2 5 4 2 5 5 4 3 2 3 4 3 1 5 5 3 5 119
13 3 3 3 3 5 3 4 3 2 5 5 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 5 2 3 5 117
14 4 3 3 4 4 4 4 3 3 5 4 3 4 4 5 4 5 3 3 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 5 114
15 3 3 4 3 4 3 5 5 3 4 5 5 4 5 3 4 4 3 3 5 3 4 3 3 4 3 5 5 5 3 4 120
16 3 3 4 3 3 2 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 2 4 2 1 5 3 5 4 114
17 3 3 4 2 5 2 3 3 5 4 4 4 4 5 3 4 5 3 4 5 5 4 3 4 5 4 3 4 5 1 4 117
18 3 4 3 4 4 5 3 3 3 5 5 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 107
19 3 5 3 3 4 4 3 3 3 5 5 3 5 5 5 3 4 3 3 5 4 3 3 2 5 3 4 3 3 3 4 114
20 4 5 5 4 4 3 2 4 5 4 4 4 4 5 3 4 5 3 3 5 5 5 4 4 5 2 4 4 5 4 5 127
21 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 5 2 3 5 3 4 4 108
22 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120
23 1 4 3 2 5 3 2 3 4 5 3 3 3 4 4 4 5 1 2 5 5 3 3 3 5 4 2 5 5 4 4 109
24 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 145
25 5 5 5 3 5 4 3 2 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 5 4 5 4 3 5 4 5 1 3 4 5 129
26 3 3 3 4 5 3 3 4 5 5 3 3 4 5 4 5 5 3 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 125
27 3 4 5 3 5 3 3 4 5 4 5 5 3 4 5 3 5 3 4 4 3 4 4 3 5 3 4 4 5 5 4 124
28 4 3 4 3 3 4 5 5 3 5 3 3 4 4 5 5 4 3 3 5 3 3 3 4 4 4 4 1 3 5 3 115
29 3 3 3 3 5 3 3 3 3 5 3 3 4 5 4 3 5 3 4 5 4 4 2 3 4 1 3 4 3 4 5 110
30 3 4 3 3 3 3 3 3 4 5 3 3 5 5 4 4 4 3 3 5 4 4 3 3 3 4 3 5 3 4 3 112
31 3 3 3 3 4 3 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 3 5 5 4 4 3 3 3 5 5 3 5 5 124
32 3 4 3 3 3 4 4 2 5 3 3 3 5 4 4 3 3 3 4 5 4 3 4 5 3 4 3 5 3 4 4 113
33 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 2 5 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 107
34 3 4 4 3 4 3 3 3 4 5 5 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4 126
35 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 153
36 3 3 3 2 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 5 5 3 2 4 4 2 4 4 2 3 4 105
37 3 3 3 2 5 2 5 2 5 5 5 4 5 5 4 5 5 2 2 5 5 4 1 2 5 2 5 5 3 5 5 119
38 3 4 4 3 3 2 5 4 5 5 3 4 5 5 5 4 5 3 4 5 4 5 1 4 5 3 3 5 5 5 5 126
39 3 3 4 3 5 3 4 3 4 5 4 5 5 5 4 5 4 3 3 5 4 5 2 3 5 3 4 5 3 5 5 124
40 3 3 4 3 4 3 3 3 4 5 5 4 5 5 3 5 5 3 3 5 5 5 2 3 5 3 3 5 3 5 3 120
41 3 3 3 3 5 3 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 3 5 5 4 5 4 5 5 133
42 3 3 3 3 5 3 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 3 3 5 5 3 5 3 5 3 127
43 3 5 5 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 5 4 3 4 3 3 5 4 5 5 3 3 3 5 5 3 4 4 118
44 3 4 3 3 3 3 3 3 5 4 5 3 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 5 4 3 5 5 3 5 5 126
45 3 5 5 3 4 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 4 3 3 4 1 4 3 4 5 4 5 126
46 3 3 3 3 4 3 4 3 4 5 3 3 5 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 3 3 5 4 5 5 125
47 5 5 5 5 5 5 4 1 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 4 4 4 4 4 4 136
48 4 4 3 3 4 3 4 2 5 4 3 3 4 5 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 116
49 5 3 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 1 3 4 3 5 4 4 4 3 130
50 3 3 3 3 5 3 5 2 5 5 5 5 4 5 5 4 4 2 2 5 5 4 5 4 3 3 5 5 4 5 5 126
51 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 109
52 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 110
53 3 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 105
54 3 4 4 2 5 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 3 2 4 3 3 4 4 5 3 3 2 4 4 4 113
55 3 4 3 2 5 4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 4 5 2 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 3 5 5 126
Res
Nomor Butir
56 3 4 3 2 5 4 3 2 5 5 3 3 4 5 4 4 5 2 3 5 5 5 4 4 4 2 4 5 2 4 5 118
57 3 4 3 4 5 4 3 3 5 5 3 3 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 3 4 5 126
58 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 5 5 3 4 3 3 3 5 3 3 4 3 3 3 5 3 4 5 113
59 3 4 3 3 4 3 5 3 4 5 3 3 4 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 116
60 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 5 5 3 5 4 4 4 3 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4 5 5 120
61 3 3 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 2 2 5 3 3 4 4 4 5 119
62 5 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 2 5 4 5 3 3 4 3 5 4 3 4 4 120
63 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 5 3 5 5 1 3 5 5 5 3 1 4 3 1 5 3 4 3 106
64 3 5 4 4 4 5 3 3 5 3 3 3 3 5 5 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 5 120
65 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 114
66 4 5 3 4 4 3 3 2 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 3 5 3 4 4 3 3 3 5 4 3 4 4 120
67 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 5 4 3 5 5 4 5 1 2 5 5 3 4 4 3 5 4 5 3 3 3 117
68 4 4 3 4 4 2 3 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 133
69 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 3 5 4 4 3 3 3 3 3 4 5 3 5 116
70 3 4 4 3 5 3 4 3 5 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 123
71 4 4 3 4 3 5 4 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3 5 5 4 3 3 1 3 5 5 4 4 5 123
72 3 4 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 2 5 5 3 3 3 5 3 5 5 4 4 5 119
73 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 4 5 4 3 3 3 3 5 5 3 3 3 5 3 5 5 3 4 5 116
74 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 5 5 4 4 3 4 5 5 4 3 3 5 3 4 5 3 5 3 122
75 3 4 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 3 5 5 4 4 3 3 5 5 4 1 3 4 3 3 5 3 4 4 109
76 3 4 3 5 4 3 3 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 2 5 5 4 1 2 4 2 3 4 4 4 5 107
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 3 5 3 3 5 3 4 4 131
0.447654 0.30819 0.4747 0.414909 0.4059 0.31665 0.35344 0.3082 0.31696 0.4171 0.4148 0.5905 0.42686 0.51847 0.36228 0.54578 0.48889 0.42382 0.33507 0.3633 0.31868 0.587 0.319 0.3284 0.32933 0.4822 0.49205 0.18327 0.361952 0.358264 0.325419
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid
PEDOMAN OBSERVASI
Mengamati segala sesuatu yang peneliti lihat dalam proses pengumpulan data
penelitian :
1. Mengenal lingkungan di sekitar SMP YPUI Jakarta Selatan.
2. Mengamati ruang kelas, termasuk pula ruang kepala sekolah, ruang guru
dan ruang tata usaha.
3. Melihat proses Kegiatan belajar dan Mengajar (KBM).
4. Melihat sarana dan prasarana yang ada di SMP YPUI Jakarta Selatan.
HASIL OBSERVASI
Fokus observasi : Mengenal lingkungan SMP YPUI Jaksel
Hari/tanggal observasi : Senin, 25 Januari 2016
Tempat observasi : SMP YPUI Jaksel
Orang yang terlibat : Kepala Sekolah SMP YPUI Jaksel
Waktu Deskripsi Makna
08.30-10.00 WIB Peneliti datang ke SMP YPUI Jakarta
Selatan untuk menyerahkan surat izin
penelitian, dan diterima oleh Bapak
Purnomo selaku Kepala Sekolah di SMP
YPUI. Peneliti mengamati ruang kerja
Bapak Purnomo, yang berada tepat di
sebelah kanan gerbang masuk sekolah. Di
dalamnya ada meja, kursi, rak-rak buku
serta piala dan penghargaan-penghargaan
yang tersusun rapi di sebuah lemari.
Peneliti juga mengamati lingkungan
gedung sekolah ini yang memiliki 2 lantai,
tetapi peneliti belum melihat kesetiap
sudutnya. Peneliti juga melihat adanya
lahan parkir motor untuk guru dan
karyawan yang berada tepat di depan
gerbang sekolah.
Tahap awal peneliti
dalam melakukan kontak
dengan pihak sekolah.
Dimana pada waktu itu
peneliti bertemu dengan
Bapak Purnomo, selaku
kepala sekolah di SMP
YPUI dan juga dalam
observasi awal mengenai
lingkungan di lokasi
penelitian.
HASIL OBSERVASI
Fokus observasi : Mengamati ruang T.U
Hari/tanggal observasi : Kamis, 16 Maret 2016
Tempat observasi : ruang T.U SMP YPUI Jaksel
Orang yang terlibat : Staff T.U
Waktu Deskripsi Makna
10.00-11.30 WIB Peneliti masuk kedalam ruang tata usaha
yang berada di pojok sebelah kiri dari
gerbang masuk sekolah. Peneliti juga
bertemu dengan salah satu staf tata usaha
yang mengurus keberlangsungan program
KJP di sekolah ini, yaitu Bapak Nasrullah.
Peneliti mengamati sekeliling ruangan tata
usaha yang juga terdapat meja-meja serta
kursi. Terdapat beberapa buah filling
cabinet (lemari arsip) dan juga beberapa
unit komputer. Keadaan di ruang tata
usaha sedikit berbeda dengan ruang kepala
sekolah, di ruang tata usaha peneliti
merasakan lebih cenderung sempit dan
penuh dengan barang-barang lainnya.
Sehingga keadaan di ruang tata usaha
menjadi lebih panas.
Dalam observasi kali ini,
peneliti juga melakukan
kontak awal dengan salah
satu sataf tata usaha
sekaligus guru di SMP
YPUI ini yang mengurus
pelaksanaan program
KJP di sekolah ini. Hal
ini peneliti lakukan untuk
mendapatkan informasi
awal mengenai pelaksaan
KJP itu sendiri.
HASIL OBSERVASI
Fokus observasi : Melihat sikap siswa dalam proses KBM
Hari/tanggal observasi : Senin, 16 Mei 2015
Tempat observasi : Ruang guru dan ruang kelas VIII D dan VIII F
Orang yang terlibat : Guru dan Siswa
Waktu Deskripsi Makna
09.00-12.00 WIB Peneliti masuk ke ruang guru untuk
meminta izin masuk ke kelas VIII untuk
penyebaran angket/kuesioner. Peneliti
bertemu dengan Bu Ning, selaku guru
yang piket di hari ini. Beliau mengizinkan
peneliti masuk ke kelas VIII D, seusai
pelajaran Bahasa Inggris. Ruang kelasnya
berada di lantai 2 tepat di sebelah kanan
tangga.
Kemudian peneliti melihat sikap siswa
selama pelajaran Bahasa Inggris
berlangsung cukup kondusif dan
memperhatikan guru. Begitu pula sikap
yang ditunjukkan kepada peneliti, ketika
peneliti meminta siswa untuk mengisi
lembar kuesioner, khususnya untuk siswa
yang mendapat bantuan program KJP.
Dalam melakukan
pengumpulan data
melalui penyebaran
kuesioner kepada kelas
VIII ini, sebelumnya
peneliti sempat
mengamati kegiatan
belajar mengajar pada
mata pelajaran bahasa
inggris. Peneliti melihat
bahwa para siswa cukup
kondusif dalam
mengikuti pelajaran
bahasa inggris tersebut.
HASIL OBSERVASI
Fokus observasi : Mengamati sekeliling ruangan kelas
Hari/tanggal observasi : Rabu, 18 Mei 2015
Tempat observasi : Ruang kelas IX A
Orang yang terlibat : Siswa
Waktu Deskripsi Makna
08.30-09.15 WIB Pagi ini peneliti melihat siswa kelas IX
banyak yang baru berdatangan. Ada yang
langsung menuju kelas, berbincang di
kantin dan duduk-duduk di lapangan.
Peneliti mendapatkan izin untuk masuk ke
kelas IX A, yang letak kelasnya berdekatan
dengan kantin sekolah. Ruangan kelasnya
sangat rapi dan juga bersih, siswa nya pun
duduk dengan rapi di bangkunya masing-
masing sambil menunggu teman-temannya
yang belum datang. Kemudian peneliti
meminta siswa yang mendapat bantuan
program KJP untuk dapat mengisi
angket/kuesioner yang telah peneliti buat.
Keadaan kelas pun sangat kondusif ketika
masing-masing sedang mengisi angket
yang telah peneliti buat.
Pengumpulan data
melalui kuesioner kepada
kelas IX peneliti lakukan
di dalam ruangan kelas
IX A, yang dalam
pengamatan peneliti
ruangan kelasnya dalam
keadaan bersih dan rapi,
dan juga para siswanya
yang sopan dan santun.
HASIL OBSERVASI
Fokus observasi : Melihat sarana dan prasarana di SMP YPUI Jaksel
Hari/tanggal observasi : Senin, 16 Mei 2016
Tempat observasi : SMP YPUI Jaksel
Orang yang terlibat :
Waktu Deskripsi Makna
11.00 WIB Peneliti mengamati ruangan-ruangan yang
ada di lantai 1 dan lantai 2 SMP YPUI
Jaksel
Lantai 1 terdapat ruangan :
1. Ruang Kepala Sekolah
2. Ruang guru
3. Ruang Tata Usaha
4. Ruang BP
5. Lab Komputer
6. 6 ruang kelas
7. Mushola
8. Kantin sekolah
9. Toilet siswa dan toilet guru
Lantai 2 terdapat :
1. Ruang perpustakaan
2. Lab IPA
3. 9 ruangan kelas
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman wawancara untuk kepala sekolah SMP YPUI :
1. Berapa jumlah siswa di SMP YPUI ini yang mendapat bantuan KJP?
2. Pada tahun berapa pelaksanaan KJP mulai berlangsung di SMP YPUI dan
bagaimana pelaksanaannya sampai saat ini?
3. Untuk apa biasanya dana KJP dimanfaatkan oleh penerima bantuan?
4. Apa kebijakann yang dilakukan oleh sekolah jika ternyata ada pelanggaran
yang dilakukan oleh penerima bantuan KJP di SMP YPUI ini?
Pedoman wawancara untuk staf pengajar/ tata usaha :
1. Bagaimana menurut bapak tentang adanya program bantuan KJP ini?
2. Apakah menurut bapak, program KJP ini berpengaruh baik atau malah
sebaliknya untuk siswa dan keluarga?
3. Bagaimana respon siswa yang mendapat bantuan program KJP?
4. Apa hasil yang telah dicapai terhadap program bantuan KJP ini?
5. Menurut bapak, apakah selama ini program KJP tersebut sudah tepat sasaran,
khususnya oleh siswa DKI Jakarta dengan kategori kurang mampu? Dan
membantu siswa untuk dapat menamatkan pendidikannya?
6. apakah program KJP ini sudah dapat membantu anak-anak dari keluarga
kurang mampu untuk berpartisipasi dalam menamatkan pendidikannya?
7. Apakah bapak melihat adanya perubahan dalam motivasi belajar siswa
sesudah mendapatkan program bantuan KJP? Dan bagaimana prestasinya saat
ini?
8. Apa yang bapak harapkan dari keberlanjutan program bantuan KJP ini?
Pedoman wawancara untuk orang tua siswa :
1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang program KJP?
2. Apa saja manfaat yang sudah diraskaan dari adanya program bantuan KJP
ini?
3. Menurut bapak/ibu, apakah selama ini program KJP tersebut sudah tepat
sasaran, khususnya oleh siswa DKI Jakarta dengan kategori kurang mampu?
4. Apa dampak yang dirasakan oleh anak bapak/ibu setelah mendapat bantuan
KJP?
5. Apakah bapak/ibu melihat adanya perubahan dalam motivasi belajar anak
sesudah mendapatkan program bantuan KJP?
6. Jika ada perubahan dalam motivasi belajarnya, lalu bagaimana prestasi
belajar anak untuk saat ini?
7. Menurut bapak/ibu seberapa penting pendidikan itu?
8. Lalu, apakah program KJP ini sudah dapat membantu anak-anak dari
keluarga kurang mampu untuk berpartisipasi dalam menamatkan
pendidikannya?
9. Apa yang bapak/ibu harapkan dari keberlanjutan program bantuan KJP ini?
10. Untuk apa dana KJP ini biasa di manfaatkan?
Pedoman wawancara untuk siswa :
1. Sudah berapa lama menjadi siswa penerima bantuan KJP ini?
2. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program bantuan KJP ini?
3. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa penerima bantuan KJP?
4. Apakah dengan adanya program bantuan KJP ini, kamu menjadi lebih rajin
untuk belajar? Berikan alasannya.
5. Bagaimana prestasi belajar kamu untuk saat ini?
6. Bagaimana absensi kehadiran kamu di sekolah?
7. Setelah mendapatkan KJP, di sekolah kamu menjadi lebih percaya diri atau
sebaliknya (minder)?
8. Apakah siswa mematuhi tata tertib/kebijakan dari prog kjp tsb?
9. Menurut kamu seberapa penting pendidikan itu?
10. Lalu, apakah menurut kamu, program bantuan KJP ini sangat membantu para
siswa dari keluarga kurang mampu untuk berpartisipasi dalam menamatkan
pendidikannya?
11. Apa yang kamu harapkan dari keberlanjutan program bantuan KJP ini?
Hasil Wawancara untuk Kepala Sekolah
Nama : Bapak Purnomo
Jabatan : Kepala Sekolah
Tempat wawancara : Ruang Kepala Sekolah SMP YPUI Jakarta SElatan
Waktu wawancara : Selasa, 12 Januari 2016
5. Berapa jumlah siswa di SMP YPUI ini yang mendapat bantuan KJP?
Jawab : Kurang lebih 50% dari jumlah 638 siswa pada tahun ajaran ini.
6. Pada tahun berapa pelaksanaan KJP mulai berlangsung di SMP YPUI
dan bagaimana pelaksanaannya sampai saat ini?
Jawab : Sekitar tahun 2013. Dan untuk pelaksanannya samapai saat ini
masih berjalan baik, karena sekolah pun selalu mengadakan monitoring.
Menurut saya sudah membantu. Dengan harapan bahwa siswa kesulitan biaya
untuk sekolah sudah tidak ada lagi. Karena banyak sebelumnya siswa yang
sering bolos alasannya karena tidak ada ongkos untuk ke sekolah atau minder
karena belum bayaran SPP. Adanya KJP untuk sekarang ini kan juga bisa
untuk pembayaran SPP khusus untuk sekolah swasta. Jadi diharapan kasus-
kasus seperti itu tidak ada lagi nantinya.
7. Untuk apa biasanya dana KJP dimanfaatkan oleh penerima bantuan?
Jawab : Program KJP ini merupakan program pemberian bantuan biaya
personal pendidikan makadari itu pada prinsipnya dana KJP tersebut dapat
dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan siswa yang berhubungan dengan
pendidikannya. Khususnya untuk siswa yang berasal dari kelurga tidak
mampu. Selain untuk kebutuhan personal siswa seperti buku, alat tulis,
seragam dan lain-lain, dapat juga untuk memenuhi kebutuhan gizi siswa.
8. Apa kebijakann yang dilakukan oleh sekolah jika ternyata ada
pelanggaran yang dilakukan oleh penerima bantuan KJP di SMP YPUI
ini?
Jawab : Akan dicopot KJP siswa yang bersangkutan. Misalnya jika ada
siswa yag terlibat tawuran sekolah. Maka ada kemungkinan pemblokiran KJP
siswa tersebut. Begitupun jika pada prakteknya dana KJP dipergunakan untuk
menbeli kebutuhan pribadi. Akan dilakukan hal yang sama.
Hasil Wawancara untuk Pihak Guru SMP YPUI Jakarta Selatan
Nama : Bapak Nasrullah
Jabatan : Guru/Staff Tata Usaha
Tempat wawancara : Ruang Tata Usaha SMP YPUI Jakarta Selatan
Waktu wawancara : Senin, 30 Mei 2016
9. Bagaimana menurut bapak tentang adanya program bantuan KJP ini?
Jawab : Ya cukup membantu untuk kelanjutan siswa mempermudah
dalam biaya maupun untuk kebutuhan sekolah siswa. Karena di KJP itu
bukan hanya untuk alat sekolah tetapi juga gizi terus baju seragam, sekarang
apalagi spp juga bisa dari KJP ini.
10. Apakah menurut bapak, program KJP ini berpengaruh baik atau malah
sebaliknya untuk siswa dan keluarga?
Jawab : Kalau dampak baik iya, tetapi kalau dampak buruknya sepertinya
enggak juga ya karena dari kita juga ada kendali seperti setiap habis belanja
nanti di setiap akhir semesternya mereka harus kumpulin bon belanja yang
pake KJP itu, jadi kita bisa pantau dari situ. Kita juga ada sistem pelaaporan
ke pusat kalau ternyata terbukti ada pelanggaran dari penerima KJP.
Sebenarnya positifnya si banyak, karena malah orang tua siswa justru takut,
takut dalam arti dalam mempergunakan dana KJP tersebut takut salah. Jadi
justru orang tua siswa yang lebih banyak bertanya ke sekolah kalau mau beli
ini itu, akhirnya ya jadi seperlunya saja.
11. Bagaimana respon siswa yang mendapat bantuan program KJP?
Jawab : Ya memang efek negatifnya itu mereka menjadi sangat
ketergantungan terhadap KJP ini, termasuk orang tuanya juga. Misalnya
kalau KJP itu turun nya suka terlambat, jadi ada kekhawatiran sendiri dari
mereka, jadi sering nanya ke saya kenapa kok belum turun dan lain
sebagainya. Kalau positifnya, ya jadi siswa mulai bisa berakaian layak, jadi
lebih percaya diri. Karena ada beberapa anak yang dulunya berpakaian
asal/lusuh atau ada yang bekas dari kakaknya. Siswa yang seperti itu jadi
terlihat dalam pergaulannya jadi lebih minder, keliatan jadi menyendiri juga.
pada dasarnya si mereka sekarang ini jadi lebih berani tampil dan lebih
percaya diri di sekolah.
12. Apa hasil yang telah dicapai terhadap program bantuan KJP ini?
Jawab : Yang pasti dari keuangan sekolah jadi lebih stabil karena ada
penjamin dari KJP, karena spp juga langsung bisa kebayar 6 bulan, jadi siswa
yang nunggak spp gak ada. Tadinya kan kalau ada yang nungak sanpai lebih
dari 6 bulan jadi jarang masuk, akhirnya gak mau masuk jadi keluar
sekolahnya. Nah sekarang ada KJP mereka jadi gak takut lagi sekolah karena
spp nya nunggak, karena sudah kepotong dari KJP selagi saldonya masih
mencukupi. Karena kan memang kebanyakan siswa yang putus sekolah itu
karena kesulitan biaya, setelah adanya KJP ini sangat membantu.
13. Menurut bapak, apakah selama ini program KJP tersebut sudah tepat
sasaran, khususnya oleh siswa DKI Jakarta dengan kategori kurang
mampu? Dan membantu siswa untuk dapat menamatkan
pendidikannya?
Jawab : Ya kebanyakan dari DKI Jakarta ini yang bikin anak menjadi
putus sekolah itu kan karena faktor biaya, tetapi semenjak ada KJP ya bisa
dibilang sudah berkurang. Walaupun ada beberpa mungkin yang putus
sekolah karena faktor kenakalan dari siswa itu sendiri. Terkait dengan tepat
sasaran, memang ada beberapa dari orang tua siswa yang bisa dibilang nakal.
Nakal dalam arti mereka ikut mengajukan bantuan ini padahal masuk kategori
yang belum layak untuk menerima bantuan. Karena kan ada orang tua siswa
yang berpikiran selama ada yang gratis kenapa mesti bayar, gitu.
Namun untuk mengetahui standar ‘susah’ terkadang sekolah juga kesulitan.
Karena tidak ada kriteria yang spesifik untuk merumuskan siswa dengan
kriteria tidak mampu.
14. Apakah program KJP ini sudah dapat membantu anak-anak dari
keluarga kurang mampu untuk berpartisipasi dalam menamatkan
pendidikannya?
Jawab : Sudah cukup membantu. Ya yang tadi itu, setidaknya siswa yang
putus sekolah karena faktor biaya sudah berkurang karena adanya KJP ini.
dan mereka tidak takut lagi untuk bersekolah.
15. Apakah bapak melihat adanya perubahan dalam motivasi belajar siswa
sesudah mendapatkan program bantuan KJP? Dan bagaimana
prestasinya saat ini?
Jawab : Sebenarnya gini ya, sasaran untuk penggunaan KJP itu saya juga
sudah bilang ke masing-masing guru untuk minta dukungannya karena pada
praktiknya selama ini siswa lebih ke membeli perlengkapan kebutuhan
pribadinya seperti tas, seragam, sepatu dan lain-lain, bukan untuk penunjang
pendidikan. Dan kalau saya sendiri sudah mewajibkan ke seluruh siswa
penerima KJP untuk membeli kamus Bahasa Inggris untuk mempermudah
siswa dalam proses belajarnya. Tetapi mungkin karena penekannya yang
diberikan kepada siswa itu kurang maksimal, sehingga potensi belajarnya pun
tidak terlalu meningkat, karena itu tadi mereka lebih mementingkan ke
penampilan. Karena mungkin disisi lain memang tidak adanya penekanan
dari guru lain ataupun mungkin orang tua nya juga. Karena seharusnya itukan
lebih diutamakan untuk yang berhubungan dengan proses belajar, seperti
untuk membeli buku paket lain untuk tambahan referensi belajar siswa,
sehingga tidak hanya mengandalkan dari LKS saja. Karena seharusnya lebih
diutamakan pendidikan terlebih dahulu, baru sandang dan papan nya.
16. Apa yang bapak harapkan dari keberlanjutan program bantuan KJP
ini?
Jawab : Salah satunya yang tadi itu, kalau bisa dari pusat ada peraturan
yang tertulis agar penggunaan dana KJP tersebut diutamakan untuk
pendidikan terlebih dahulu. Kemudian yang kedua, kalau bisa perencanaan
untuk anggaran KJP terhadap perguruan tinggi dapat terealisasikan. Minimal
untuk terciptanya anak-anak DKI Jakarta yang cerdas, sehingga memiliki
pola pikir yang bagus. Dan saya pun selalu berusaha menanamkan tanggung
jawab moral kepada siswa siswa penerima KJP agar lebih rajin dalam
sekolahnya.
Hasil Wawancara untuk Pihak Orang Tua Siswa
Nama : Ibu Tarmini
Jabatan : Orang Tua dari Alif
Tempat wawancara : Rumah Alif
Waktu wawancara : Sabtu, 21 Mei 2016
11. Apa yang ibu ketahui tentang program KJP?
Jawab : Yang saya tau mba, KJP ini pemberian bantuan pendidikan untuk
anak-anak yang bersekolah. Biasanya untuk membeli keperluan sekolah anak-
anak, seperti alat tulis, tas, seragam, bisa juga buat bayar bulanan sekolah
mba.
12. Apa saja manfaat yang sudah diraskaan dari adanya program bantuan
KJP ini?
Jawab : Banyak mba, ya Alhamdulillahnya keperluan sekolah anak saya
jadi ringan mba. Terutama sih untuk pelunasan bulanan sekolah mba.
Sekarang juga jadinya untuk sehari-hari saya tinggal mikirin ongkos sekolah
anak saya aja mba. Karena keperluan lainnya bisa dibei pakai KJP.
13. Menurut ibu, apakah selama ini program KJP tersebut sudah tepat
sasaran, khususnya oleh siswa DKI Jakarta dengan kategori kurang
mampu?
Jawab :Sudah mba, karena memang rata-rata yang mengajukan KJP itu
siswa yang bisa dibilang kurang mampu mba. Karena kalau ternyata yang
dapat KJP itu orang tuanya mampu nanti KJP nya langsung ditarik oleh pihak
sekolah.
14. Apa dampak yang dirasakan oleh anak ibu setelah mendapat bantuan
KJP?
Jawab : Anak saya senang. Karena memang KJP ini ngebantu banget mba
untuk keperluan sekolah anak saya.
15. Apakah ibu melihat adanya perubahan dalam motivasi belajar anak
sesudah mendapatkan program bantuan KJP?
Jawab : Iya Alhamdulillah sih mba, karena di rumah juga saya sering
ingetin anak saya nilai nya harus bagus karena sekarang apa-apanya udah bisa
kebeli karena ada KJP. Kayak tas, sepatu juga bisa baru makanya harus rajin
belajar biar rapotnya bagus. Paling kaya gitu saya bilanginnya mba.
16. Jika ada perubahan dalam motivasi belajarnya, lalu bagaimana prestasi
belajar anak untuk saat ini?
Jawab : Iya bisa dibilang lumayan sih, seenggaknya nilai anak saya diatas
rata-rata kelas mba. Mulai kelihatan peningkatannya ya pas kelas 2 sampai
kemaren yang kelas 3 ini mba.
17. Menurut ibu seberapa penting pendidikan itu?
Jawab : Sangat penting. Karena kita sebagai oang tua cuma pengen
anaknya bisa sekolah pinter sampai tingkat yang tinggi mba. Terkadang
sebagai orang tua ya diusahain cari duit buat bayar sekolah anak biar anaknya
bisa maju.
18. Lalu, apakah program KJP ini sudah dapat membantu anak-anak dari
keluarga kurang mampu untuk berpartisipasi dalam menamatkan
pendidikannya?
Jawab : Ngebantu banget ko. Karena diliat juga banyak kasus kaya anak
jadi ga mau sekolah karena orang tuanya enggak bisa bayarnya, atau kesulitan
untuk ngasih ongkos. Sekarang ada KJP jadi ga kesulitan lagi buat bayar
bulanan sekolah, anak juga jadinya bisa sekolah terus.
19. Untuk apa dana KJP ini biasa di manfaatkan?
Jawab : Yang saya utamakan untuk buku anak saya dan seragam. Kalau
ada lebihnya baru saya beliin buat kebutuhan gizi anak saya biasanya untuk
dia sarapan sehari-hari mba.
20. Apa yang ibu harapkan dari keberlanjutan program bantuan KJP ini?
Jawab : Saya berharapnya mudah-mudahan program ini bisa terus
berlanjut mba. Apalagi kaya saya sebentar lagi anak saya masuk SMA
pastikan biayanya lebih banyak lagi, tapi kalo ada KJP kan orang tua jadi
sedikit ringan gitu mba.
Hasil Wawancara untuk Pihak Orang Tua Siswa
Nama : Ibu Sumiyati
Jabatan : Orang Tua dari Fahrian
Tempat wawancara : Rumah Fahrian
Waktu wawancara : Jum’at, 27 Mei 2016
1. Apa yang ibu ketahui tentang program KJP?
Jawab : Yang saya tahu KJP itu tentang bantuan biaya sekolah untuk
anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.
2. Apa saja manfaat yang sudah diraskaan dari adanya program bantuan
KJP ini?
Jawab : KJP sangat membantu sekali untuk biaya keperluan sekolah anak
saya. Untuk seragam, alat tulis, sepatu, untuk SPP juga mba.
3. Menurut ibu, apakah selama ini program KJP tersebut sudah tepat
sasaran, khususnya oleh siswa DKI Jakarta dengan kategori kurang
mampu?
Jawab : Buat sekarang ini menurut saya masih banyak mba yang harusnya
enggak berhak mendapat KJP, tapi malah menjadi penerima bantuan. Padahal
kalo diliat ya orang tuanya sebenarnya mampu.
4. Apa dampak yang dirasakan oleh anak ibu setelah mendapat bantuan
KJP?
Jawab : Selama ini anak saya merasa senang mba dengan adanya KJP.
Jadi lebih rajin sekolahnya juga.
5. Apakah ibu melihat adanya perubahan dalam motivasi belajar anak
sesudah mendapatkan program bantuan KJP?
Jawab : Iya ada juga mba lumayan tetap ada perubahan dalam belajarnya
walaupun dikit.
6. Jika ada perubahan dalam motivasi belajarnya, lalu bagaimana prestasi
belajar anak untuk saat ini?
Jawab : Kemaren saya ambil rapotnya ya lumayan meskipun rata-ratanya
70 mba hehe tapi enggak ada nilai merahnya.
7. Menurut ibu seberapa penting pendidikan itu?
Jawab : Pendidikan itu penting mba, apalagi kan sekarang semuanya juga
udah dibuat mudah sama Pemerintah. Yang enggak mampu bisa ngajuin
bantuan. Jadi semuanya bisa merasakan bangku pendidikan.
8. Lalu, apakah program KJP ini sudah dapat membantu anak-anak dari
keluarga kurang mampu untuk berpartisipasi dalam menamatkan
pendidikannya?
Jawab : Sangat membantu mba. Karena kan KJP ini juga masih bisa
didapatkan sampai anak-anak SMA nanti.
9. Untuk apa dana KJP ini biasa di manfaatkan?
Jawab : Kan peraturannya memang KJP ini untuk keperluan sekolah
seperti alat tulis, seragam dan lain-lain, jadi ya paling dana KJP saya
manfaatkan untuk membeli itu mba. Kalo buat SPP biasanya pihak sekolah
langsung yang ngurusin mba.
10. Apa yang ibu harapkan dari keberlanjutan program bantuan KJP ini?
Jawab : Semoga bisa terus berlanjut mba, kalo bisa jangan cuma di
Jakarta, tapi di daerah-daerah lain. Karena didaerah lain juga masih banyak
siswa yang untuk sekolah kesusahan biaya.
Hasil Wawancara untuk Siswa
Nama : Alif
Jabatan : Siswa kelas IX A
Tempat wawancara : Rumah Alif
Waktu wawancara : Sabtu, 21 Mei 2016
1. Sudah berapa lama menjadi siswa penerima bantuan KJP ini?
Jawab : Udah 2 tahun dari saya kelas VIII.
2. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program bantuan KJP ini?
Jawab : Membantu sekali kak, karena ngebantu untuk biaya sekolah.
3. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa penerima bantuan KJP?
Jawab : Sangat senang kak ya karena tadi kan kebutuhan sekolah saya jadi
kebantu gitu kak.
4. Apakah dengan adanya program bantuan KJP ini, kamu menjadi lebih
rajin untuk belajar? Berikan alasannya.
Jawab : Iya. Karena kata guru kalo gak rajin belajar KJP nya nanti di
copot kak.
5. Bagaimana prestasi belajar kamu untuk saat ini?
Jawab : Kalo prestasi ya lumayan kak gak masih diatas rata-rata kelas
kemaren rapot saya kak.
6. Bagaimana absensi kehadiran kamu di sekolah?
Jawab : Masuk terus kak saya, kalo gak masuk karena pas sakit aja paling.
Tapi kemaren selama kelas 3 kalopun sakit juga saya paksain masuk saya
takut ketinggalan pelajaran.
7. Setelah mendapatkan KJP, di sekolah kamu menjadi lebih percaya diri
atau sebaliknya (minder)?
Jawab : Enggak minder kak, saya sih biasa aja karena kan banyak juga
yang dapet.
8. Apakah siswa mematuhi tata tertib/kebijakan dari program KJP
tersebut?
Jawab : Iya kak, kan kalo gak patuh nanti KJP nya diblokir. Katanya gitu.
9. Menurut kamu seberapa penting pendidikan itu?
Jawab : Penting banget kak.
10. Lalu, apakah menurut kamu, program bantuan KJP ini sangat
membantu para siswa dari keluarga kurang mampu untuk
berpartisipasi dalam menamatkan pendidikannya?
Jawab : Iya kak ngebantu. Ngebantu orang tua juga, jadi gak kesusahan
lagi biaya sekolahnya.
11. Apa yang kamu harapkan dari keberlanjutan program bantuan KJP
ini?
Jawab : Ya semoga berlanjut aja kak seterusnya.
Hasil Wawancara untuk Siswa
Nama : Dinda
Jabatan : Siswa kelas VIII D
Tempat wawancara : Depan ruang kelas
Waktu wawancara : Senin, 30 Mei 2016
1. Sudah berapa lama menjadi siswa penerima bantuan KJP ini?
Jawab : Baru dari kelas VIII sekarang ini.
2. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program bantuan KJP ini?
Jawab : Ya bagus kak, saya ngerasain manfaatnya KJP ini.
3. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa penerima bantuan KJP?
Jawab : Seneng kak tapi kadang suka diledekin.
4. Apakah dengan adanya program bantuan KJP ini, kamu menjadi lebih
rajin untuk belajar? Berikan alasannya.
Jawab :Iya kak. Apalgi ini juga mau kenaikan kelas soalnya.
5. Bagaimana prestasi belajar kamu untuk saat ini?
Jawab : Lumayan kak. Tapi ada yang turun juga kadang nilainya.
6. Bagaimana absensi kehadiran kamu di sekolah?
Jawab : Masih suka sering gak masuk kak, karena saya sering sakit.
7. Setelah mendapatkan KJP, di sekolah kamu menjadi lebih percaya diri
atau sebaliknya (minder)?
Jawab : Suka minder, karena kadang banyak yang suka ngatain katanya
gaul nya karena duit KJP.
12. Apakah siswa mematuhi tata tertib/kebijakan dari program KJP
tersebut?
Jawab : Iya mematuhi kak.
13. Menurut kamu seberapa penting pendidikan itu?
Jawab : Buat saya pendidikan itu penting banget.
Hasil Wawancara untuk Siswa
Nama : Lidya
Jabatan : Siswa kelas VIII B
Tempat wawancara : Depan ruang kelas
Waktu wawancara : Senin, 30 Mei 2016
1. Sudah berapa lama menjadi siswa penerima bantuan KJP ini?
Jawab : Saya dari kelas VII dapetnya.
2. Bagaimana menurut kamu dengan adanya program bantuan KJP ini?
Jawab : Menurut saya positif ka programnya.
3. Bagaimana perasaan kamu menjadi siswa penerima bantuan KJP?
Jawab : Perasaan saya senang dapat bantuan KJP.
4. Apakah dengan adanya program bantuan KJP ini, kamu menjadi lebih
rajin untuk belajar? Berikan alasannya.
Jawab :Iya jadi rajin belajar kak. Biar ditiap semesternya nilainya naik
terus kak.
5. Bagaimana prestasi belajar kamu untuk saat ini?
Jawab : Cukup memuaskan nilai saya di sekolah kak.
6. Bagaimana absensi kehadiran kamu di sekolah?
Jawab : Lumayan kak saya masuk terus.
7. Setelah mendapatkan KJP, di sekolah kamu menjadi lebih percaya diri
atau sebaliknya (minder)?
Jawab : Iya kadang minder kan karena banyak yang ngajuin KJP gitu kak.
8. Apakah siswa mematuhi tata tertib/kebijakan dari program KJP
tersebut?
Jawab : Iya kak
9. Menurut kamu seberapa penting pendidikan itu?
Jawab : Ya pendidikan penting kak. Kalau gak gitu kita ga bisa pinter
nanti.
10. Lalu, apakah menurut kamu, program bantuan KJP ini sangat
membantu para siswa dari keluarga kurang mampu untuk
berpartisipasi dalam menamatkan pendidikannya?
Jawab : Sangat ngebantu kak, kan biayanya dibantu dari KJP ini. Buat
bayaran sekolah gitu misalnya.
11. Apa yang kamu harapkan dari keberlanjutan program bantuan KJP
ini?
Jawab : Mudah-mudahan programnya lanjut biar saya bisa dapet terus
kak.
STUDI DOKUMENTASI
Studi dokumentasi penulis saat melakukan pengumpulan data dengan
kuesioner kepada siswa penerima program bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Penyebaran kuesioner kepada siswa kelas VII dan VIII ini penulis lakukan pada
Senin, 16 Mei 2016 pukul 09.00 WIB.
Studi dokumentasi penulis saat melakukan pengumpulan data dengan
kuesioner kepada siswa kelas IX yang menjadi siswa penerima bantuan KJP.
Penyebaran kuesioner kepada siswa kelas IX ini penulis lakukan pada Rabu, 18
Mei 2016 pukul 09.00 WIB.
Studi dokumentasi penulis saat melakukan wawancara dengan Bapak
Nasrullah selaku guru dan juga staf tata usaha yang juga mengurus pelaksaan
program KJP di SMP YPUI. Dalam dokumentasi ini terlihat penulis sedang
mewawancarai Bapak Nasrullah dan beliau juga menerangkan yang telah
ditanyakan penulis, khususnya terkait dengan dampak dari adanya KJP terhadap
para penerima bantuan, baik siswa maupun orang tua siswa. ini Suasana ini
dilakukan pada Senin, 30 Mei 2016, di ruang tata usaha SMP YPUI.
Studi dokumentasi penulis saat melakukan wawancara dengan salah satu
orang tua siswa penerima KJP, yaitu Ibu Sumiyati (ibu dari Fahrian siswa kelas
IX). Dalam dokumentasi ini terlihat penulis sedang mendengarkan pernyataan
yang diungkapan oleh Ibu Sumiyati terkait dengan dampak program KJP yang
dirasakan oleh anaknya. Ibu Sumiyati mengatakan bahwa program KJP ini cukup
membantu pendidikan anaknya, dan menurutnya tidak dipungkiri bahwa dengan
adanya KJP ini memberikan manfaat kepada perubahan hasil belajar anaknya,
meskipin tidak terlalu meningkat pesat. Wawancara ini penulis lakukan pada
Jum’at, 27 Mei 2016 di rumah Fahrian.
Studi dokumentasi penulis saat melakukan wawancara dengan salah satu
orang siswa penerima KJP, yaitu Dinda kelas VIII yang menjadi siswa penerima
bantuan KJP baru satu tahun terakhir. Suasana ini dilakukan di depan ruang kelas
VIII D pada hari Senin, 30 Mei 2016. Dalam hal ini Dinda juga memaparkan
bahwasanya meskipun Ia mendapat KJP, tetapi Ia masih sering tidak masuk
sekolah. Namun Dinda mengungkapkan itu karena dirinya sering sakit-sakitan,
dan hal tersebut yang membuat hasil belajarnya terkadang menjadi menurun
karena tertinggal materi-materi pelajaran.