Dermatitis All About

20
DERMATITIS 1 Adalah peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, meimbulkan kelainan kliis berupa eflorosensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi dan keluhan gatal). Tanda bisa saja tidak timbul bersamaan. Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis ETIOLOGI Dapat berasal dari luar ( eksogen) misalnya bahan kimia (detergen, asam, basa, oli, semen) fisik ( sinar,suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula endogen misalnya adalah dermatitis atopik. PATOGENESIS Banyak dermatitis yang belum diketahui patogenesis-nya, terutama yang penyebab-nya faktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah dermatitis kontak dan dermatitis atopik. GEJALA KLINIS Pada umum-nya penderita merasa gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batas-nya sirkumsip, dapat pula difus, penyebaran-nya dapat setempat, general dan universalis. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edem, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak

description

KULIT

Transcript of Dermatitis All About

DERMATITIS

DERMATITIS1Adalah peradangan kulit sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, meimbulkan kelainan kliis berupa eflorosensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi dan keluhan gatal). Tanda bisa saja tidak timbul bersamaan. Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis

ETIOLOGIDapat berasal dari luar ( eksogen) misalnya bahan kimia (detergen, asam, basa, oli, semen) fisik ( sinar,suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur); dapat pula endogen misalnya adalah dermatitis atopik.

PATOGENESISBanyak dermatitis yang belum diketahui patogenesis-nya, terutama yang penyebab-nya faktor endogen. Yang telah banyak dipelajari adalah dermatitis kontak dan dermatitis atopik.

GEJALA KLINISPada umum-nya penderita merasa gatal. Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, batas-nya sirkumsip, dapat pula difus, penyebaran-nya dapat setempat, general dan universalis.

Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edem, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah ( madidans ). Stadium subakut eritema dan edem berkurang, eksudat mengeirng menjadi krusta. Sedang pada kronis lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul, dan likenifikasi, mungkin juga terdapat erosi atau eksoriasi karena garukan.PENGOBATANPengobatan yang tepat berdasarkan kausa, yaitu menyingkirkan penyebab-nya. Tapi seperti diketahui penyebab dermatitis multifaktor, jadi pengobatan bersifat simptomatis, yaitu dengan menghilangkan keluhan dan gejala serta menekan peradangan.

DERMATITIS KONTAK1Dermatitis Kontak adalah peradangan yang disebabkan oleh kontak dengan suatu zat tertentu; ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas.

ETIOLOGIZat-zat tertentu dapat menyebabkan peradangan kulit melalui 2 cara, yaitu 1. iritasi (dermatitis kontak iritan) 2. Alergika (dermatitis kontak alergika).Dermatitis kontak iritan

Sabun yang sangat lembut, deterjen dan logam logam tertentu bisa mengiritasi kulit setelah beberapa kali digunakan. Kadang pemaparan berulang bisa menyebabkan kekerigan dan iritasi kulit dalam waktu beberapa menit, iritan kuat ( misalnya asam, alkali dan beberapa pelarut organik ) bisa menyebabkan perubahan kulit.

Dermatitis kontak AlergikaPada reaksi alergi, pemaparan pertama pada zat tertentu tidak menimbulkan suatu reaksi, tetapi pemaparan berikut-nya bisa menyebabkan gatal gatal dan dermatitis dalam waktu 4 24 jam.

Seseorang bisa saja sudah biasa menggunakan suatu zat selama bertahun tahun tanpa masalah, lalu secara tiba tiba mengalami reaksi alergi. Bahkan salep, krim dan lotion yang digunakan untuk mengobati dermatitis-pun bisa menyebabkan reaksi alergi.

Sekitar 10% wanita mengalami alergi terhadap nikel. Dermatitis juga bisa terjadi akibat berbagai bahan yang ditemukan di tempat bekerja. Jika dermatitis terjadi setelah menyentuh zat tertentu lalu terkena sinar matahari maka keadaan-nya disebut dermatitis kontak fotoalergika atau dermatiti skontak fototoksik. Zat zat tersebut antara lain tabir surya, lotion setelah bercukur, parfum terntentu antibiotik dan minyak.

Penyebab dari dermatitis kontak alergika

1. Kosmetik : cat kuku, penghapus, deodoran, pelembab, tabir surya

2. Senyawa Kimia

3. Tanaman

4. Obat obatan yang terkandung dalam krim kulit : antibiotik (penisilin, sulfonamid), antihistamin (difenhidramin, prometazian)

GEJALAEfek dari dermatitis kontak bervariasi, mulai dari kemerahan yang ringan dan hanya berlangsung sekejap sampai kepada pembengkakan hebat dan lepuhan kulit

Gambar 1. Dermatitis kontakRuam seringkali terdiri dari lepuhan kecil yang terasa gata (vesikel). Pada awal-nya ruam hanya terbatas di daerah yang kontak berlangsung dengan alergen (zat penyebab terjadi reaksi alergi), tetapi selanjut-nya ruam bisa menyebar.

Ruam bisa sangat kecil (misalnya sebesar lubang anting-anting) atau bisa menutupi area tubuh yang luas (misalnya dermatitis karena pemakaian lotion badan).

Jika zat penyebab ruam tidak lagi digunakan, biasanya dalam beberapa hari kemerahan akan menghilang. Lepuhan akan pecah dan mengeluarkan cairan serta membentuk keropeng lalu mengering.

Sisa sisa sisik, gatal dan penebalan kulit yang bersifat sementara, bisa berlangsung selama beberapa hari sampai minggu

DIAGNOSA

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala gejala dan adanya riwayat kontak dengan bahan iritan atau alergen. Jika diduga suatu dermatitis kontak, bisa dilakukan tes patch, yaitu suatu plester kecil mengandung zat zat yang biasanya menyebabkan dermatitis ditempelkan pada kulit penderita selama 2 hari untuk melihat apakah terbentuk suatu ruam dibawah salah satu plester tersebut.

Pemeriksaan lain yang digunakan utukmenyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya adalah biopsy atau pembiakan luka di kulit

PENGOBATAN

Pengobatan dilakukan dengan cara menghilangkan atau menghindari zat zat penyebab terjadi-nya dermatitis kontak.

Untuk mencegah infeksi dan menghindari iritasi, daerah yang terkena harus dibersihkan secara teratur dengan air dan sabun yang lembut. Lepuhan tidak boleh dipecahkan. Perban kering juga bias mencegah terjadinya infeksi.

Krim atau salep kotikosteroid biasanya bias meringankan gejala gejala dermatitis kontak yang ringan.

Tablet kortikosteroid kadang digunakan pada kasus yang berat. Pada keadaan tertentu pemberian antihistamin bisa meringankan gatal - gatal

DERMATITIS ATOPIK

DefinisiDermatitis atopik ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif. Disertai gatal (pruritus). Banyak istilah lain dalam menyebut penyakit ini. Misalnya : Ekzema konstitusional, Ekzema fleksural, neurodermatitis diseminata, prurigo Besnier, Tetapi, hingga sekarang yang paling banyak diterima adalah istilah Dermatitis Atopik.2,4,5

Etiologi dan patogenesis

Penyebab pasti dermatitis atopik belum sepenuhnya diketahui. Gambaran klinis yang muncul diakibatkan oleh kerja sama berbagai faktor konstitusional dan faktor pencetus.1Dermatitis atopik dihubungkan dengan malfungsi dari sistem imun tubuh. Sistem yang berfungsi untuk menolong melawan bakteri dan virus yang menginvasi tubuh. Penelitian menunjukkan pasien dengan dermatitis atopik mempunyai sedikit cytokine (protein) yang yang essensial untuk fungsi sehat dari system imun tubuh dan banyak cytokine yang mengambil peranan pada reaksi alergi. Sistem imun tidak bekerja sebagaimana semestinya dan menimbulkan peradangan di kulit walau tidak terjadi infeksi yang berarti. Ini bisa dilihat pada bentuk autoimun, dimana reaksi tubuh melawan jaringan itu sendiri.2

Perkembangan penyakit ini tergantung dari gen yang multiple ( polygenic ).3 Pada sebagian besar penderita dermatitis atopik, ditemukan peningkatan jumlah IgE di dalam serum, terutama bila bersamaan dengan asma bronchial atau rhinitis alergik.1,3,10Tabel 1. Patogenesis Dermatitis atopik 1,2,6 Peningkatan serumlevel pada lebih dari 80 % pasien

Serum normal pada beberapa pasien, terutama pada pasien murni dermatitis atopik

IgE kembali meningkat selama masa remisi

Peningkatan spontan produksi IgE oleh Atopic B limfosit in vitro

Pertanggungjawaban IgE sepertinya mungkin pada beberapa pasien alergi. Setelah pemberian makanan atau alergen inhalans yang berinteraksi dengan Cythopilic IgE, sel mast kulit melepaskan berbagai mediator inflammatory yang akan menyebabkan papul urtikaria dan pruritus selama 15 60 menit. Apabila reaksi ini bekerjasama dengan fase lambat atau delayed respon hipersensitivitas, dermatitis yang kronik dapat timbul.6,7Meskipun peningkatan IgE hampir ditemukan pada semua pasien penderita dermatitis atopik, namun hal ini bukan merupakan penyebabnya, karena ditemukan pula kadar normal pada sebagian penderita. Alasan lain adalah pada penderita penyakit atopi lain (misalnya asma bronchial) walau ditemukan kadar IgE tinggi, tapi tidak disertai dengan dermatitis atopik.1,8,9Rasa gatal (pruritus) dan reaktivitas kulit yang kuat merupakan tanda penting pada dermatitis atopik. Menurut Rajka ada dua jenis pruritus :2,5,61. Timbul karena berbagai rangsangan imunologik dan nonimunologik, kemudian dilepaskan mediator peradangan dan enzim proteolitik

2. Timbul karena faktor intrinsik kulit, yaitu ambang gatal yang rendah.

Eksaserbasi pruritus timbul karena berbagai alergen, kelembaban rendah, keringat berlebihan, dan bahan iritan, sehingga penderita akan menggaruk

Pada dermatitis atopik yang berat, kadar histamine di plasma maupun jaringan meningkat, Histamin ini dilepaskan oleh sel basofil.1Bila kulit penderita dermatitis atopik digores dengan benda berujung tumpul akan timbul white dermographism. Hal ini diakibatkan karena pembuluh darah kecil pada dermatitis atopik cenderung vasokonstriksi. Kulit penderita dermatitis atopik umumnya kering, kadar lipid di epidermis berkurang, dan kehilangan air lewat epidermis meningkat1Tabel.2 Keadaan kulit penderita 2Atopic pleat ( dennie-Morgan fold): Lipatan ekstra pada kulit yang timbul di bawah mata

Cheilitis : Peradangan pada kulit dan sekitar bibir

Hyperlinear palms : peningkatan lipatan pada telapak tangan

Hyperpigmented eyelids: Warna yang menjadi gelap pada kelopak mata akibat inflammasi

Ichthyosis : kulit kering

Urticaria

GAMBARAN KLINIS

Gejala utama dermatitis atopik yaitu pruritus menyebabkan terjadinya berbagai kelainan akibat garukan yang dilakukan penderita. Kelainan itu antara lain papul, likenifikasi, dan lesi ekzematosa berupa eritema, papulo-vesikel, erosi, ekskoriasi, dan krusta.

BENTUK BENTUK DERMATITIS ATOPIK 1,2,4,10

Gambar 1. Kelainan pada kulit penderita dermatitisBentuk infantil ( 2 bulan 2 tahun )

Masa awitan paling sering terjadi pada usia 2-6 bulan. Lesi mulai di muka (pipi, dahi) dan scalp, tetapi dapat pula mengenai tempat lain. Bila anak mulai merangkak, maka lesi ditemukan pada lutut. Lesi berupa eritema dan papulovesikel miliar yang sangat gatal; karena garukan terjadi erosi, ekskoriasi dan eksudasi atau krusta, tidak jarang mengalami infeksi. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga anak menjadi gelisah dan susah tidur.

Gambar 2. Lesi pada lipatan di belakang lututBentuk anak (3-11 tahun)Dapat merupakan kelanjutan perjalanan penyakit tahap infantil atau baru timbul pada usia dini.

Kulit cenderung kering. Tempat predileksi di lipat siku, lipat lutut, leher, pergelangan tangan dan kaki. Jarang mengenai muka.Kelainan yang timbul khas, simetris dengan bercak kemerahan, kulit yang beruntusan kasar, disertai dengan sisik , luka lecet akibat garukan, keropeng dan garis-garis kulit yang nyata.

Bentuk remaja dan dewasa (12-30 tahun)

Kelainan yang timbul tetap simetris. Daerah yang sering ditemukan kelainan adalah kelopak mata, dahi, daerah sekitar mulut, tengkuk, leher, dada atas, bahu, lipatan-lipatan, dan punggung tangan. Ditemukan hiperpigmentasi (bercak hitam) disertai kulit yang menebal dengan garis-garis kulit yang nyata.DIAGNOSIS 2,5,11Kelainan yang selalu ditemukan pada pasien eksim susu adalah :

1. Rasa gatal

2. Kelainan kulit yang khas dengan tempat kelainan yang khas

3. Eksim yang bersifat kronis dan cenderung mengalami kekambuhan

Ditambah dengan adanya riwayat keluarga, hasil pemeriksaan uji kulit yang positif, dan kriteria lain yang terdapat pada kriteria Hanifin dan Rajka

Tabel 3. Kriteria Hanifin dan Rajka

Kriteria mayorKriteria minor

Rasa gatal

Gambaran dan sebaran kelainan kulit yang khas:

1. Pada tahap bayi dan anak: kelainan ditemukan di wajah dan lipatan lengan dan lutut

2. Pada tahap dewasa : kelainan ditemukan penebalan kulit, garis garis kulit yang jelas

Eksim menahun dan sering mengalami kekambuhan

Ada riwayat atopi dalam keluarga seperti asma, rhinitis alergi, eksim susu Kulit kering

Fisura disekitar telinga

Peningkatan IgE

Kulit retak atau luka di sudut mulut

Ptiriasis alba

Katarak

White deemographism

Garis Dennie-morgan

Tanda Hertog : rambut alis bagian luar berkurang

Uji kulit positif

Seorang pasien dinyatakan dermatitis atopik bila ditemukan 3 kriteria mayor dan tiga atau lebih kriteria minor.

Imunitas seluler yang menurun pada sebagian besar penderita Dermatitis atopik menimbulkan kerentanan penderitanya. Komplikasi yang sering ditemukan pada pasien eksim susu adalah :1,121. Infeksi bakteri

2. Infeksi virus

3. Infeksi jamur kulit

4. Eritroderma

Diagnosa banding :

1. Dermatitis seboroik

2. Liken simpleks kronis

3. Sindrom wiskott- Aldrich

4. Sindrom hiper-IgE

5. Histiositosis-X

6. SkabiesPENGOBATAN 1,5,8,10,11Pada umumnya pengobatan dermatitis atopik ditujukan untuk mengatasi kelainan atau gejala yang terjadi pada pasien serta mencegah kekambuhan. Untuk memperoleh hasil pengobatan yang maksimal diperlukan kerja sama yang baik antara dokter dengan pasien dan keluarga pasien sehingga pasien dapat hidup dengan nyaman. Khusus untuk penatalaksanaan pada bayi akan dibahas secara khusus selanjutnya.Penatalaksanaan eksim susu terdiri atas :

1. Mengidentifikasi dan menghilangkan faktor faktor pencetus penyakit

Banyak yang dapat menjadi faktor pencetus timbulnya dermatitis atopik. Antara lain makanan, emosi, iklim dan polusi, serta bahan-bahan kimia tertentu. Dengan mengidentifikasi faktor faktor pencetus diharapkan dapat menghindari terjadinya kekambuhan yang tidak diinginkan

2. Tindakan pencegahan

Pada bayi yang memiliki faktor resiko, perlu dilakukan upaya pencegahan dengan cara:

Mengatasi kekeringan kulit

a) Pada umumnya pasien dermatitis atopik memiliki kulit yang kering. Karena itu, untuk mengatasi keadaan ini perlu dilakukan pemelihaaran atau perawatan kulit yang baik dan tepat.

b) Hindari pemakaian bahan bahan yang dapat mengiritasi kulit dan menambah kekeringan kulit, misalnya sabun, deterjen, alcohol, bahan antiseptic, pemutih pakaian, dan lain lain. Pasien dimandikan dengan menggunakan sabun yang menghilangkan lemak kulit minimal dan pH netral (pH kulit: 4,5 5,75)

c) Setelah mandi, keringkan tubuh dengan menggnakan handuk halus dan lembut serta diusahakan tidak terlalu banyak menggosok

Tindakan pencegahan lain pada diri pasien

a) Hindari garukan atau menggosok kulit dengan benda kasar, misalnya handuk

b) Baju yang baru dibeli dicuci sebelum dipakai, bahan pakaian baiknya terbuat dari bahan yang lembut dan halus. Hindari bahan sintetik, berbulu dan berserat kasar

c) Suhu dan kelembaban ruangan sebaiknya diatur agar mencegah timbulnya rasa gatal

d) Hindari olah raga yang merangsang timbulnya rasa gatal

e) Hindari pajanan sinar matahari yang berlebihan

f) Hilangkan faktor stress yang dapat mencetuskan kekambuhan, Tindakan pencegahan terhadap lingkungan

a) Ibu hamil dianjurkan tidak merokok selama hamil

b) TIdak merokok di dekat bayi atau anak

c) Memberikan ASI ekslusif

d) Bila tidak dapat diberikan ASI ekslusif, dapat diberikan susu formula yang bersifat hipoalergik

e) Menunda pemberian makanan padat, terutama makanan yang dapat menimbulkan reaksi alergi, misalnya susu sapi, telur, kacang kacangan, daging, dan makanan hasil laut, sampai usia bayi lebih dari 6 bulan

f) Usahakan menghindari debu tumah dalam kamar tidur atau tempat bermain3. Pengobatan yang dapat dilakukan antara lain

Menghilangkan peradangan

a) Obat yang sering digunakan adalah preparat kortikosteroid secara oles. Dalam pemberian kortikosteroid ini, sangat penting diperhatikan indikasi dan kontraindikasi, serta pemilihan kortikosteroid dalam hal potensi dan vehikulum disesuaikan dengan lokasi kelainan, kondisi klinis dan usia pasien. Umumnya kareba penggunaan steroid yang tepat akan segera memberikan perbaikan klinis, maka pasien sering mengulang terapi sendiri. Untuk itu, mengingat berbagai efek samping yang dapat terjadi, diharapkan para dokter bersedia meluangkan waktu untk memberikan penjelasan bagi pasien atau keluarga dengan sebaik- baiknya.b) Kini juga telah beredar obat baru golongan imunomodulator yang dapar digunakan untuk mengatasi gejala inflamasi, yaitu preparat takrolimus atau pimekrolimus dengan efek samping yang minimal

Mengurangi rasa gatal

Untuk mengatasi rasa gatal biasanya diberikan obat golongan antihistamin secara sistemik. Pemakaian preparat antihistamin oles tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan kulit pasien menjadi lebih sensitif Bila terdapat infeksi sekunder diberikan salep antibiotik atau perlu diberikan pengobatan antibiotik secara oral.PROGNOSIS

Penderita dermatitis yang bermula sejak bayi, dapat sembuh spontan tapi dapat juga berlanjut ke bentuk anak dan dewasa. Ada pula yang menyatakan bahwa 40 50 % sembuh pada usia 15 tahun. Sebagian besar penderita sembuh pada usia 30 tahun. 1,2,5,14KESIMPULAN

Penyakit dermatitis yang banyak menyerang bayi dan anak walaupun penyebab pastinya belum secara pasti dapat ditentukan tetapi secara umum para peneliti menyimpulkan bahwa dermatitis atopik disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor konstitusional dan faktor pencetus. Gambaran khas yang ditemukan pada bayi penderita penyakit ini adalah rasa gatal, dan lesi berupa eritema dan papulovesikel miliar pada wajah dan lipatan lengan dan lutut. Diagnosis dapat ditegakkan dengan kriteria dari Hanifin dan Rajka. Pengobatan yang dapat dilakukan terhadap sang bayi, mencakup 3 hal. Pertama Menghilangkan faktor yang dapat mencetuskan timbulnya penyakit ini, seperti misalnya makanan yang dapat mengakibatkan timbulnya dermatitis atopik. Yang kedua dengan cara melakukan pencegahan. Bagi bayi dengan faktor resiko, antara lain memberikan perawatan kulit yang ekstra, seperti pemilihan sabun dan menghindari garukan pada kulit. Dan yang terakhir adalah dengan pengobatan. Pilihan obat yang banyak digunakan sampai sekarang adalah obat golongan kortikosteroid. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antihistamin, serta apabila terjadi infeksi sekunder akibat garukan atau hal lainnya, maka diberikan salep antibiotik atau antibiotik secara oral. Penderita dermatitis atopik yang bermula sejak bayi, dapat sembuh spontan atau berlanjut ke bentuk anak dan dewasa. Persentase sembuh spontan pada bayi sekitar 40%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda S, Sri Adi Sularsito. Dermatitis atopik. in: Djuanda. Adhi Prof, Dr, et al, sditors. Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. 1999;p.131-1352. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin DiseasesNIAMS/National Institutes of Health . atopic dermatitis. Available : http://www.niams.nih.gov/hi/topics/dermatitis/#link_c [ cited May, 2006 ]3. Mackean JM, Frank J Eidelman,. The Genetics of Atopy and Atopic Eczema. Archives of Dermatology; vol 137. Nov 2001.4. Barnetson RSC, Rogers M. Dermatitis Atopi pada Anak: BMJ 2002;324:1376-13795. Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNPAD / RS DR. Hasan Sadikin Bandung dan kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia ( KSDAI ). Penanganan Eksim Pada Bayi dan Anak. Balai Penerbit Fakultas kedokteran Indonesia. 2006.

6. Hanifin JM, Thurston M, Omoto M et al. The eczema area and severity index (EASI): assessment of reliability in atopic dermatitis. EASI Evaluator Group. Exp Dermatol 2001; 10: 1118.

7. Hawjins N, Dziegielewski M. Atopic Dermatitis. In : Image of Diseases. School of Pathology UNSW. 1999.8. Mansjoer, Arief kuspadji Triyanti, Rakhmi savitri, et al. Kapita Selekta Edisi ketiga Jilid Kedua. Media Aesculapsius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.2001.

9. Kondo S, Hitoshi Yazawa and Kowichi jimbow. Reduction of serum Interleukin-5 levels Reflect Clinical Improvement in Patients with Atopic Dermatitis. The journal of Dermatology ; vol. 28: 237- 243, 2001.

10. Vincent S. Beltrani, MD, and Mark Boguneiwicz, MD. Atopic Dermatitis. Dermatology online journal; Vol 9 no.2, 200311. Liselotte BH, et al. Development of Atopic Dermatitis During the First 3 Years of Life. Archives of Dermatology;142:561-566; 2006.

12. Rusmono, Nikmah. Kenali Alergen untuk Hindari Alergi. Available from : http://www.indomedia.com/sripo/2003/10/09/0910gay3.htm [ cited october, 2005 ].

13. Hidayat, Teddy. Kulit Gatal gatal karena stress ?. Available from : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0504/23/hikmah/konsultasi.htm [ cited April, 2005 ].

14. Wadonda-Kabondo N, Sterne JA, Golding J, Kennedy CT, Archer CB, Dunnill MG. A prospective study of the prevalence and incidence of atopic dermatitis in children aged 0-42 months. Br J Dermatol. 2003