cardiac arrest bab 1,2,5.docx

download cardiac arrest bab 1,2,5.docx

of 28

Transcript of cardiac arrest bab 1,2,5.docx

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangCardiac arrest adalah kematian yang terjadi sebagai akibat dari hilangnya fungsi jantung secara mendadak. Keadaan ini termasuk permasalahan kesehatan yang besar dan mengenaskan karena dapat menyerang secara tiba-tiba serta terjadi pada usia tua maupun muda. Keadaan henti jantung mendadak bisa saja terjadi pada seseorang dengan ataupun tanpa penyakit jantung sebelumnya.Cardiac Arrest dapat juga diartiakan sebagai penghentian normal sirkulasi dari darah akibat kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif,dan jika hal ini tak terduga dapat disebut serangan jantung mendadak serta dapat pula dijelaskan dengan suatu keadaan darurat medis dengan tidak ada atau tidak adekuatnya kontraksi ventrikel kiri jantung yang dengan seketika menyebabkan kegagalan sirkulasi. WHO (2008) menerangkan bahwa penyakit jantung, bersama-sama dengan penyakit infeksi dan kanker masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia. Serangan jantung dan problem seputarnya masih menjadi pembunuh nomor satu dengan raihan 29 % kematian global setiap tahun. Kerjasama dengan Health Sciences Authority, National Heart Centre Singapore melakukan studi pada 229 kematin mendadak tidak diharapkan pada orang berusia 18-60 tahun di tahun 2003. Di samping fakta bahwa studi ini didasarkan pada tahun tersebut, penemuannya mengejutkan. Studi menemukan bahwa 0,6 orang Singapura dibawah 60 tahun menjadi korban SCD setiap harinya dan bahwa 91% orang meninggal karena serangan jantung mendadak adalah pria. Sebagai tambahan, studi menemukan bahwa walau lebih dari setengah orang Cina mengalami serangan jantung pada mendadak tahun 2003 (53,2%), persentase orang yang meninggal juga Melayu (16,4%) dan India (14%). Studi juga menemukan bahwa umur rata-rata pria yang meninggal dari SCD tahun 2003 adalah 46 9 tahun dan 49 9 tahun untuk wanita. Penemuan penting dari studi ini adalah bahwa 81% kematian SCD disebabkan oleh penyakit jantung koroner (yaitu penutupan arteri darah), dengan hampir setengah pasien tanpa mempertimbangkan usia memiliki tripel penyakit pembuluh darah sebelum meninggal karena SCD. Sedangkan menurut data dari American Heart Association(AHA) tahun 2002, setiap dua menit ada satu orang yang meninggal karena Henti jantung mendadak cardiac arrest. Di Amerika Serikat sendiri, setiap tahunnya ada lebih dari 250.000kematian yang disebabkan cardiac arrest ini. Pada tahun 2008 angka ini meningkat, rata-rata 310.000 orang/ tahun baik yang di departemen gawat darurat maupun diluar rumah sakit mengalami cardiac arrest atau sudden cardiac death. Sekitar 375.000-750.000 orang telah diresusitasi setiap tahun dan 40% dari yang telah di resusitasi akan mengalami sirkulasi spontan. Untuk kejadian cardiac arrrest diluar rumah sakit meningkat dengan 166.200 orang pasien setiap tahunnya. Dan angka itu bertahan setelah angka resusitasi masih rendah dan mayoriata yang masih hidup akan memiliki hasil neurologis yang buruk.Pakar jantung dari pusat jantung nasional Harapan Kita (PJNHK) dr.Daniel P.L.Tobing Sp.JP mengatakan keadaan di Indonesia pun tidak jauh berbeda dalam satu hari pasien cardiac arrest yang dilarikan ke PJNHK mencapai 3-5 orang. Itu belum termasuk di Rumah Sakit lain di Jakarta ataupun di daerah lain. Oleh karena studi kasus tersebut, penulis tertarik membahas tentang penyakit cardiac arrest, agar seorang mahsiswa keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan yang digunakan dalam rangkaian pencegahan dan penanganan terhadap klien dengan penyakit cardiac arrest.

B. Rumusan masalah Bagaimana konsep dasar pada cardiac arrest ? Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien cardiac arrest ? Bagaimana klasifikasi dan kriteria dari cardiac arrest berdasarkan skenario kasus pada masing-masing pasien ?C. Tujuan Penulisan Tujuan UmumMemahami bagaimana konsep dasar dan proses asuhan keperawatan pada pasien cardiac arrest. Tujuan khusus a) Mengidentifikasi Konsep cardiac arrest meliputi definisi, etiologi, manifestasi klinis dan patofisiologi,manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, komplikasi, serta pencegahannya.b) Mengidentifikasi proses keperawatan pada cardiac arrest Mengetahui pengkajian pada klien cardiac arrest Mengetahui diagnose keperawatan yang terjadi pada klien cardiac arrest, tujuan dan kriteria hasil Mengetahui intervensi keperawatan dari klien dengan cardiac arrest

D. Manfaat Penulisan Bagi klienMengetahui faktor-faktor resiko penyakit dan gejala dari penyakit cardiac arrest sehingga dapat mengetahui cara pencegahan dan pengobatannya. Bagi institusi pendidikanMemperbanyak informasi dan pandangan terhadap masalah kesehatan dan penyakit yang sering timbul terutama penyakit cardiac arrest. Bagi masyarakat umum Memberikan informasi pada masyarakat luas tentang faktor yang mempengaruhi timbulnya cardiac arrest pada seluruh tingkatan usia sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanggulannya. Bagi penulisMemperluas wawasan dan pengetahuan mengenai kosep dasar penyakit cardiac arrest pada anak maupun dewasa serta dapat menjadi pedoman asuhan keperawatan pada saat praktik dirumah sakit.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi JantungSetiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung untuk pump the blood atau memompa darah ke organ pulmo/paru-paru dan ke seluruh tubuh. Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri.Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kumpalan tangan ( IKAPI, 1993 ).

a. Ruang JantungJantung manusia terdiri atas 4 ruang dengan sekat dan katup yang sempurna. Ruang tersebut yakni:1. Serambi Kanan/atrium dexter.Terletak pada jantung bagian kanan atas dan embelan kecil, menyerupai telinga kanan, berfungsi sebagai bilik penyimpana sementara sehingga darah dapat tersedia untuk ventrikel kanan.Darah tidak teroksigen dari sirkulasi sistemik memasuki serambi kanan lewat tiga vena, vena cava inferior,vena cava superior/vena cava anterior, dan sinus koroner.2. Bilik Kanan/ventrikel dexter.Bilik pemompa bagi sirkulasi paru paru, dengan dinding yang lebih tebal dan lebih berotot dari pada serambi, berkontraksi dan memompakan darah tidak teroksigen lewat katup paru-paru memaruh bulan bertaring tiga dan menuju arteri besar, cabang paru-paru.Yang berfungsi memompa darah ke pulmo melalui valvula pulmonalis dan disalurkan ke pulmo oleh pembuluh arteri pulmonalis sinister.3. Serambi Kiri/atrium sinisterSerambi kiri adalah ruang jantung yang menerima darah yang kaya oksigen dari pulmo melalui pembuluh vena pulmonalis sinister dan darah tersebut kemudian disalurkan ke ventrikel sinister melalui valvula bikuspidalis/valvula mitral.4. Bilik kiri/ventrikel sinisterBilik kiri adalah bilik pemompa bagi sirkulasi sistemik.Karena tekanan darah yang lebih besar di butuhkan untuk memompa darah yang melalui sirkulasi sistemik jauh lebih besar dari pada melalui sirkulasi paru-paru,ventrikel kiri lebih besar dan dinding-dindingnya lebih tebal dari pada ventrikel kanan. Ketika ventrikel kiri berkontraksi, ventrikel pemompa darah teroksigen lewat katup aorta memaruh bulan menuju arteri besar, aorta dan keseluruh tubuh. Peristiwa berikut terjadi di ventrikel kiri, secara serentak dan sama dengan apa yang terjadi pada ventrikel kanan.

b. Kantung JantungFungsi katup jantung adalah untuk mempertahankan aliran satu arah. Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.1. Katup TrikuspidKatup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

2. Katup PulmonalisSetelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.3. Katup BikuspidKatup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.4. Katup AortaKatup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.

c. Lapisan JantungDinding jantung terdiri dari 3 lapis yaitu :1. Epikardium (Pericardium visceral)Lapisan bagian luar jantung ini terdiri dari 2 lapisan yaitu perikardium fibrosa dan serosa. Di dalam kantong perikardium terdapat cairan yang memudahkan gerakan dan sangat mengurangi gesekan jantung terhadap jaringan sekitarnya. Perikardium fibrosa, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada, diafragma dan pleura. Perikardium serosa, yaitu lapisan dalam dari perikardium yang terdiri dari lapisan parietalis;melekat pada perikardium fibrosa dan lapisan viseralis yang melekat pada jantung yang juga disebut epikardium. Diantara keduanya terdapat rongga yang disebut rongga perikardium yang berisi sedikit cairan pelumas atau yang disebut cairan perikardium kurang lebih 10 atau 30 ml yang berguna untuk mengurangi gesekan yang timbul akibat pergerakan jantung.2. MyocardiumMyocardium (myo = otot) yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung, yang terdiri dari sel-sel otot dan membentuk bagian terbesar dinding dari masing-masing bilik. Myocardium ventrikel kiri lebih tebal dari kanan. Akibatnya, ventrikel kiri dapat membuat tekanan lebih besar saat berkontraksi.3. EndokardiumLapisan tipis dan halus yang menjadi pembatas dalam jantung bagian dalam otot jantung yang berhubungan langsung dengan darah dan juga bersifat sangat licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya yang membentuk katup jantung. Ketika darah bergerak melewati jantung, darah memasuki empat bilik dan memiliki empat kutup. Dua ruang bagian atas, serambi(antrium) kanan dan kiri, dipisahkan secara longitudinal oleh sekat antar serambi(septum interatrium), dua ruang bagian bawah, ventrikel kanan dan kiri adalah mesin pemompa jantung dan dipisahkan secara longitudinal oleh sekat antar vertikel(septum interventrikel). Sebuah katup terdapat pada setiap bilik untuk mencegah darah mengalir kembali kedalam bilik tempat darah berasal. ( IKAPI,1993 )

B. Definisi Henti jantung atau cardiac arrest adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan tidak terduga, diikuti hilangnya kesadaran dan akhirnya hilangnya kemampuan untuk bernafas. Biasanya hal ini terjadi karena gangguan elektrik pada jantung yang mempengaruhi kegiatan pompaan, sehingga menghalangi darah mengalir ke bagian tubuh lainnya. (Udjianti, 2011)

C. Etiologi Faktor-faktor Risiko : 1. UsiaInsiden CD meningkat dengan bertambahnya usia bahkan pada pasien yang bebas dari CAD simtomatik.2. Jenis kelaminTampak bahwa pria mempunyai insiden SCD yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang bebas dari CAD yang mendasari.3. MerokokMerokok telah dilibatkan sebagai suatu factor yang meningkatkan insiden SCD (ada efek aritmogenik langsung dari merokok sigaret atas miokardium ventrikel). Tetapi menurut pengertian Framingham, peningkatan resiko akibat merokok hanya terlihat pada pria. Yang menarik, peningkatan resiko ini menurun pada pasien yang berhenti merokok. Merokok juga meningkatkan insiden CAD yang tampil pada kebanyakan pasien yang menderita henti jantung.

Penyakit jantung yang mendasari1. Tidak ada penyakit jatung yang diketahui. Pasien ini mempunyai pengurangan resiko SCD, bila dibandingkan dengan pasien CAD atau pasien dengan pengurangan fungsi ventrikel kiri.2. Penyakit arteri koronaria (CAD)Data dari penelutian Framingham telah memperlihatkan pasien CAD mempunyai frekuensi SCD Sembilan kali pasien dengan usia yang sama tanpa CAD yang jelas. The Multicenter Post Infarction Research Group mengevaluasi beberapa variable pada pasien yang menderita MI. Kelompok ini berkesimpulan bahwa pasien pasca MI dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri yang kurang dari 40%, 10 atau lebih kontraksi premature ventrikel (VPC) per jam, sebelum MI dan ronki dalam masa periinfark mempunyai peningkatan mortalitas (1-2 tahun) dibandingkan dengan pasien tanpa masalah ini. Jelas pasien CAD (terutama yang menderita MI) dengan resiko SCD yang lebih besar.3. Sindrom prolaps katup mitral (MVPS)Tes elektrofisiologi (EP) pada pasien MVPS telah memperlihatkan tingginya insiden aritmia ventrikel yang dapat di induksi, terutama pada pasien dengan riwayat sinkop atau prasinkop. Terapi anti aritmia pada pasien ini biasanya akan mengembalikan gejalanya.4. Hipertrofi septum yang asimetrik (ASH)Pasien ASH mempunyai peningkatan insiden aritmia atrium dan ventrikel yang bisa menyebabkan kematian listrik atau hemodinamik (peningkatan obstruksi aliran keluar). Riwayat VT atau bahkan denyut kelompok ventrikel akan meningkatkan risiko SCD.5. Sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW)Perkembangan flutter atrium dengan hantaran AV 1:1 melalui suatu jalur tambahan atau AF dengan respon ventrikel sangat cepat (juga karena hantaran jalur tambahan antegrad) menimbulkan frekuensi ventrikel yang cepat, yang dapat menyebabkan VF dan bahkan kematian mendadak.6. Sindrom Q-T yang memanjangPasien dengan pemanjangan Q-T yang kongenital atau idiopatik mempunyai peningktan resiko SCD. Kematian sering timbul selama masa kanak-kanak. Mekanisme ini bisa berhubungan dengan kelainan dalam pernafasan simpatis jantung yang memprodisposisi ke VF.

Lain-lainnya1. Hipertensi: peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic merupakan predisposisi SCD2. Hiperkolesteremia: tidak ada hubungan jelas antara kadar kolesterol serum dan SCD yang telah ditemukan3. Diabetes mellitus: dalam penelitian Framingham hanya pada wanita ditemukan peningkatan insiden SCD yang menyertai intoleransi glukosa.4. Ketidakaktifan fisik: gerak badan mempunyai manfaat tidak jelas dalam mengurangi insiden SCD.5. Obesitas: menurut data Framingham, obesitas meninggkatkan resiko SCD pada pria, bukan wanita.

Riwayat aritmia1. Aritmia supraventrikelPada pasien sindrom WPW dan ASH, perkembangan aritmia supraventrikel disertai dengan peningkatan insiden SCD. Pasien CAD yang kritis juga beresiko, jika aritmia supraventrikel menimbulkan iskemia miokardium. Tampak bahwa iskemia dapat menyebabkan tidak stabilnya listrik, yang mengubah sifat elektrofisiologi jantung yang menyebabkan VT terus-menerus atau VF. Tetapi sering episode iskemik ini asimtomatik.2. Aritmia ventrikel dengan penyakit jantung yang mendasari dan VT tidak terus-menerus menpunyai peningkatan insiden SCD dibandingkan pasien dengan VPC tersendiri. Kombinasi VT yang tidak terus-menerus dan disfungsi ventrikel kiri disertai tingginya resiko SCD. Pasien CAD dan VT spontan mempunyai ambang VT yang lebih rendah dibandingkan pasien CAD dan tanpa riwayat VT. Sehingga pasien CAD dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri yang rendah dan VF atau VT terus-menerus yang spontan mempunyai insiden SCD tertinggi.

Faktor pencetus1. AktivitasHubungan antara SCD dan gerak badan masih tidak jelas. Analisis 59 pasien yang meninggal mendadak memperlihatkan bahwa setengah dari kejadian ini timbul selama atau segera setelah gerak badan. Tampak bahwa gerak badan bisa mencetuskan SCD, terutama jika aktivitas berlebih dan selama tidur SCD jarang terjadi.2. IskemiaPasien dengan riwayat MI dan Iskemia pada suatu lokasi yang jauh (iskemia dalam distribusi arteri koronaria noninfark) mempunyai insiden aritmia ventrikel yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien iskemia yang terbatas pada zona infark. Daerah iskemia yang aktif disertai dengan tidak stabilnya listrik dan pasien iskemia pada suatu jarak mempunyai kemungkinan lebih banyak daerah beresiko dibandingkan pasien tanpa iskemia pada suatu jarak.3. Spasme arteri koronariaSpasme arteri koronaria (terutama arteri koronaria destra) dapat menimbulkan brakikardia sinus, blok AV yang lanjut atau AF. Semua aritmia dapat menyokong henti jantung. Tampak bahwa lebih besar derajat peningkatan segmen S-T yang menyertai spasme arteri koronaria, lebih besar resiko SCD. Tetapi insiden SDC pada pasien spasme arteri koronaria berhubungn dengan derajat CAD obsruktif yang tetap. Yaitu pasien CAD multipembuluh darah yang kritis ditambah spasme arteri koronaria lebih mungkin mengalami henti jantung dibandingkan pasien spase arteri koronaria tanpa obstuksi koronaria yang tetap.

D. Patofisiologi Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya. Namun, umumnya mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah mencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal. Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death).Berikut akan dibahas bagaimana patofisiologi dari masing-masing etiologi yang mendasari terjadinya cardiac arrest.

1. Penyakit Jantung KoronerPenyakit jantung koroner menyebabkan Infark miokard atau yang umumnya dikenal sebagai serangan jantung. Infark miokard merupakan salah satu penyebab dari cardiac arrest. Infark miokard terjadi akibat arteri koroner yang menyuplai oksigen ke otot-otot jantung menjadi keras dan menyempit akibat sebuah materia(plak) yang terbentuk di dinding dalam arteri. Semakin meningkat ukuran plak, semakin buruk sirkulasi ke jantung. Pada akhirnya, otot-otot jantung tidak lagi memperoleh suplai oksigen yang mencukupi untuk melakukan fungsinya, sehingga dapat terjadi infark. Ketika terjadi infark, beberapa jaringan jantung mati dan menjadi jaringan parut. Jaringan parut ini dapat menghambat sistem konduksi langsung dari jantung, meningkatkan terjadinya aritmia dan cardiac arrest.2. Stress Fisik.Stress fisik tertentu dapat menyebabkan sistem konduksi jantung gagal berfungsi, diantaranya: Perdarahan yang banyak akibat luka trauma atau perdarahan dalam Sengatan listrik Kekurangan oksigen akibat tersedak, penjeratan, tenggelam ataupun serangan asma yang berat Kadar Kalium dan Magnesium yang rendah Latihan yang berlebih, adrenalin dapat memicu SCA pada pasien yang memiliki gangguan jantung. Stress fisik seperti tersedak, penjeratan dapat menyebabkan vagal reflex akibat penekanan pada nervus vagus di carotic sheed.3. Kelainan BawaanAda sebuah kecenderungan bahwa aritmia diturunkan dalam keluarga. Kecenderungan ini diturunkan dari orang tua ke anak mereka. Anggota keluarga ini mungkin memiliki peningkatan resiko terkena cardiac arrest. Beberapa orang lahir dengan defek di jantung mereka yang dapat mengganggu bentuk(struktur) jantung dan dapat meningkatkan kemungkinan terkena SCA.4. Perubahan struktur jantungPerubahan struktur jantung akibat penyakit katup atau otot jantung dapat menyebabkan perubahan dari ukuran atau struktur yang pada akhirnrya dapat mengganggu impuls listrik. Perubahan-perubahan ini meliputi pembesaran jantung akibat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung kronik. Infeksi dari jantung juga dapat menyebabkan perubahan struktur dari jantung.5. Obat-obatanAntidepresan trisiklik, fenotiazin, beta bloker, calcium channel blocker, kokain, digoxin, aspirin, asetominophen dapat menyebabkan aritmia. Penemuan adanya materi yang ditemukan pada pasien, riwayat medis pasien yang diperoleh dari keluarga atau teman pasien, memeriksa medical record untuk memastikan tidak adanya interaksi obat, atau mengirim sampel urin dan darah pada laboratorium toksikologi dapat membantu menegakkan diagnosis.6. Tamponade jantungCairan yang yang terdapat dalam perikardium dapat mendesak jantung sehingga tidak mampu untuk berdetak, mencegah sirkulasi berjalan sehingga mengakibatkan kematian.7. Tension pneumothoraxTerdapatnya luka sehingga udara akan masuk ke salah satu cavum pleura. Udara akan terus masuk akibat perbedaan tekanan antara udara luar dan tekanan dalam paru. Hal ini akan menyebabkan pergeseran mediastinum. Ketika keadaan ini terjadi, jantung akan terdesak dan pembuluh darah besar (terutama vena cava superior) tertekan, sehingga membatasi aliran balik ke jantung.

E. Manifestasi Klinis Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran (collapse). Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit, selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit. Napas dangkal dan cepat bahkan bisa terjadi apnea (tidak bernafas). Tekanan darah sangat rendah (hipotensi) dengan tidak ada denyut nadi yang dapat terasa pada arteri. Tidak ada denyut jantung.

G. Pemeriksaan Diagnostika. Elektrokardiogram Biasanya tes yang diberikan ialah dengan elektrokardiogram (EKG). Ketika dipasang EKG, sensor dipasang pada dada atau kadang-kadang di bagian tubuh lainnya misal tangan dan kaki. EKG mengukur waktu dan durasi dari tiap fase listrik jantung dan dapat menggambarkan gangguan pada irama jantung. Karena cedera otot jantung tidak melakukan impuls listrik normal, EKG bisa menunjukkan bahwa serangan jantung telah terjadi. ECG dapat mendeteksi pola listrik abnormal, seperti interval QT berkepanjangan, yang meningkatkan risiko kematian mendadak.

b. Tes darah1. Pemeriksaan Enzim Jantung Enzim-enzim jantung tertentu akan masuk ke dalam darah jika jantung terkena serangan jantung. Karena serangan jantung dapat memicu sudden cardiac arrest. Pengujian sampel darah untuk mengetahui enzim-enzim ini sangat penting apakah benar-benar terjadi serangan jantung.

2. Elektrolit JantungMelalui sampel darah, kita juga dapat mengetahui elektrolit-elektrolit yang ada pada jantung, di antaranya kalium, kalsium, magnesium. Elektrolit adalah mineral dalam darah kita dan cairan tubuh yang membantu menghasilkan impuls listrik. Ketidak seimbangan pada elektrolit dapat memicu terjadinya aritmia dan sudden cardiac arrest. Test obat Pemeriksaan darah untuk bukti obat yang memiliki potensi untuk menginduksi aritmia, termasuk resep tertentu dan obat-obatan tersebut merupakan obat-obatan terlarang. Test Hormon Pengujian untuk hipertiroidisme dapat menunjukkan kondisi ini sebagai pemicu cardiac arrest.c. Imaging Test1. Pemeriksaan Foto Torak Foto thorax menggambarkan bentuk dan ukuran dada serta pembuluh darah. Hal ini juga dapat menunjukkan apakah seseorang terkena gagal jantung.

2. Pemeriksaan nuklirBiasanya dilakukan bersama dengan tes stres, membantu mengidentifikasi masalah aliran darah ke jantung. Radioaktif yang dalam jumlah yang kecil, seperti thallium disuntikkan ke dalam aliran darah. Dengan kamera khusus dapat mendeteksi bahan radioaktif mengalir melalui jantung dan paru-paru. 3. Echocardiogram Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran jantung. Echocardiogram dapat membantu mengidentifikasi apakah daerah jantung telah rusak oleh cardiac arrest dan tidak memompa secara normal atau pada kapasitas puncak (fraksi ejeksi), atau apakah ada kelainan katup.

d. Electrical system (electrophysiological) testing and mappingTes ini, jika diperlukan, biasanya dilakukan nanti, setelah seseorang sudah sembuh dan jika penjelasan yang mendasari serangan jantung Anda belum ditemukan. Dengan jenis tes ini, dokter mungkin mencoba untuk menyebabkan aritmia, sementara dokter memonitor jantung Anda. Tes ini dapat membantu menemukan tempat aritmia dimulai. Selama tes, kemudian kateter dihubungkan denga electrode yang menjulur melalui pembuluh darah ke berbagai tempat di area jantung. Setelah di tempat, elektroda dapat memetakan penyebaran impuls listrik melalui jantung pasien. Selain itu, ahli jantung dapat menggunakan elektroda untuk merangsang jantung pasien untuk mengalahkan penyebab yang mungkin memicu - atau menghentikan aritmia.

e. Ejection fraction testing Salah satu prediksi yang paling penting dari risiko sudden cardiac arrest adalah seberapa baik jantung Anda mampu memompa darah. Dokter dapat menentukan kapasitas pompa jantung dengan mengukur apa yang dinamakan fraksi ejeksi. Hal ini mengacu pada persentase darah yang dipompa keluar dari ventrikel setiap detak jantung. Sebuah fraksi ejeksi normal adalah 55 sampai 70 persen. Fraksi ejeksi kurang dari 40 persen meningkatkan risiko sudden cardiac arrest. Dokter Anda dapat mengukur fraksi ejeksi dalam beberapa cara, seperti dengan ekokardiogram, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dari jantung Anda, pengobatan nuklir scan dari jantung Anda atau computerized tomography (CT) scan jantung.f. Coronary catheterization (angiogram)Pengujian ini dapat menunjukkan jika arteri koroner Anda terjadi penyempitan atau penyumbatan. Seiring dengan fraksi ejeksi, jumlah pembuluh darah yang tersumbat merupakan prediktor penting sudden cardiac arrest. Selama prosedur, pewarna cair disuntikkan ke dalam arteri hati Anda melalui tabung panjang dan tipis (kateter) yang melalui arteri, biasanya melalui kaki, untuk arteri di dalam jantung. Sebagai pewarna mengisi arteri, arteri menjadi terlihat pada X-ray dan rekaman video, menunjukkan daerah penyumbatan. Selain itu, sementara kateter diposisikan, dokter mungkin mengobati penyumbatan dengan melakukan angioplasti dan memasukkan stent untuk menahan arteri terbuka.H. Penatalaksanaan1. RJP (Resusitasi Jantung Paru) Adalah suatu tindakan darurat, sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas/ henti jantung atau (yang dikenal dengan istilah kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis.a. kontraindikasiorang yang diketahui berpenyakit terminal dan yang telah secara klinis mati lebih dari 5 menit.b. tahap-tahap resusitasi Resusitasi jantung paru pada dasarnya dibagi dalam 3 tahap dan pada setiap tahap dilakukan tindakan-tindakan pokok yang disusun menurut abjad:1. Pertolongan dasar (basic life support)- Airway control, yaitu membebaskan jalan nafas agar tetap terbuka dan bersih.- Breathing support, yaitu mempertahankan ventilasi dan oksigenasi paru secara adekuat.- Circulation support, yaitu mempertahankan sirkulasi darah dengan cara memijat jantung.2. Pertolongan lanjut (advanced life support)- Drug & fluid, yaitu pemberian obat-obat dan cairan- Elektrocardiography, yaitu penentuan irama jantung- Fibrillation treatment, yaitu mengatasi fibrilasi ventrikel3. pertolongan jangka panjang (prolonged life support)- Gauging, yaitu memantau dan mengevaluasi resusitasi jantung paru, pemeriksaan dan penentuan penyebab dasar serta penilaian dapat tidaknya penderita diselamatkan dan diteruskan pengobatannya.- Human mentation, yaitu penentuan kerusakan otak dan resusitasi cerebral.- Intensive care, yaitu perawatan intensif jangka panjang.Penanganan henti jantung dilakukan untuk membantu menyelamatkan pasien / mengembalikan fungsi cardiovascular. Adapun prinsip-prinsipnya yaitu sebagai berikut: Tahap I :- Berikan bantuan hidup dasar- Bebaskan jalan nafas, seterusnya angkat leher / topang dagu.- Bantuan nafas, mulut ke mulut, mulut ke hidung, mulut ke alat bantuan nafas.Jika nadi tidak teraba :Satu penolong : tiup paru kali diselingi kompres dada 30 kali.Dua penolong : tiup paru setiap 2 kali kompresi dada 30 kali.

Tahap II :- Bantuan hidup lanjut.- Jangan hentikan kompresi jantung dan Venulasi paru.Langkah berikutnya :- Berikan adrenalin 0,5 1 mg (IV), ulangi dengan dosis yang lebih besar jika diperlukan. Dapat diberikan Bic Nat 1 mg/kg BB (IV) jika perlu. Jika henti jantung lebih dari 2 menit, ulangi dosis ini setiap 10 menit sampai timbul denyut nadi.- Pasang monitor EKG, apakah ada fibrilasi, asistol komplek yang aneh : Defibrilasi : DC Shock.- Pada fibrilasi ventrikel diberikan obat lodikain / xilokain 1-2 mg/kg BB.- Jika Asistol berikan vasopresor kaliumklorida 10% 3-5 cc selama 3 menit.Petugas IGD mencatat hasil kegiatan dalam buku catatan pasien.Pasien yang tidak dapat ditangani di IGD akan di rujuk ke Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas lebih lengkap.I. KomplikasiJika penyakit cardiac arrest ini tidak ditangani dengan cepat maka akan menyebabkan kematian.J. PencegahanKarena sebagian besar penyebab cardiac arrest adalah penyakit jantung maka pencegahan terbaik adalah dengan memelihara jantung kita sebaik mungkin dengan kontrol tekanan darah setiap harinya.K. Asuhan Keperawatan secara Teoritis

BAB VPENUTUPA. KESIMPULANcardiac arrest adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan tidak terduga, diikuti hilangnya kesadaran dan akhirnya hilangnya kemampuan untuk bernafas. Cardiac arrrest dapat disebabkan oleh beberapa faktor resiko, seperti usia, jenis kelamin, dan merokok serta penyakit jantung yang mendasari.Untuk patofisiologi penyakit ini berbeda tergantung pada etiologi dari penyakit itu sendiri. Tanda dan gejala yang terjadi adalah Hypoxia cerebral, menyebabkan korban kehilangan kesadaran (collapse),Kerusakan otak, Napas dangkal dan cepat bahkan bisa terjadi apnea (tidak bernafas), hipotensi dengan tidak ada denyut nadi.Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah elektrokardigram, tes darah, imaging test, Electrical system (electrophysiological) testing and mapping , Ejection fraction testing.Penatalaksanaan yang dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu Respons awal,Penanganan untuk dukungan kehidupan dasar (basic life support) Penanganan dukungan kehidupan lanjutan (advanced life support), Asuhan pasca resusitasi, Penatalaksanaan jangka panjang

B. SARANDiharapakan setelah penulisan makalah ini, kita semua khususnya mahasiswa keperawatan dapat memahami dan mampu menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,komplikasi, pencegahan dan yang utama yaitu rencana asuhan keperawatan untuk pasien dengan cardiac arrest ini.

DAFTAR PUSTAKADiana. 2010. Kamus Kedokteran Lengkap. Surabaya : Serba jaya.Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta :EGC Udjianti, Wajan Juni. 2011. Keperawatan kardiovaskuler. Jakarta : Salemba MedikaMosby. 2008. Kamus Kedokteran Mosby. Jakarta : EGCMuttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika..Smeltzer,C.S. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGCTim IKAPI. 1993. Proses Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : EGCWilkinson, Judith M. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 9. 2011. Jakarta : EGC

LAMPIRAN

A. STEP 1 (KLARIFIKASI ISTILAH)1. Apa itu Pulse? (Mina dawarni)2. Apa itu Fibrasi ventrikel? (Nova fitria) 3. Apa itu Palpitasi? (Wiwiek widiastuti)4. Apa itu Hipotensi? (Ardyan darmawan)5. Apa itu Apnea? (Octavia rachmawati)6. Apa itu IMA? ( Abdul haris)7. Apa itu Berdilatasi? (Zulfidah ulfa)8. Apa itu Sianosis? (Dwi ayu permata l)9. Apa itu Hipertens?i (Idris hamar)10. Apa itu Nyeri? (Lita purnama sari)11. Apa itu Ekg? (Syarifah zulaika)12. Apa itu Sesak? (Nurul karimah)

jawaban:1) Pulse: Denyut nadi yang bisa diraba2) Vf: Kontraksi sangat cepat pada ruang ventrikel3) Palpitasi: Detak jantung yang cepat dan tidak menentu4) Hipotensi: Tekanan darah rendah5) Apnea: gangguan kurang tidur yang serius dan kronis ditandai dengan henti nafas sementara 6) IMA : Infark miokard akut7) Berdilatasi: Pupil mata melebar8) Sianosis: Keadaan dimana tubuh kekurang O2 yang menyebabkan kebiruan9) Hipertensi: Tekanan darah diatas normal 10) Nyeri: Rasa sakit karnaa tekanan dari luar11) EKG: Alat tes untuk mengamati kerja jantung12) Sesak: Keadaan dimana klien mengalami kekurangan oksigen

B. STEP 2 ( IDENTIFIKASI MASALAH )1. Apa penyebab pasien hilang kesadaran?2. Menagapa di pasang EKG 12 lead?3. Apa penyebab kontrasi cepat ventrikel?4. Mengapa pasien mengeluh nyeri dada?5. Kenapa klien sesak napas?6. Kenapa pupil mata berdilatasi?7. Kenapa gambaran ekg menunjukan vf?8. Kenapa pasien di rawat selama 5 hari?9. Kenapa pasien terjadi sianosis?10. Mengapa pasien di diagnosa IMA?11. Apa yang menyebabkan nyeri yang datang dan hilang?12. Kenapa pasien terjadi hipotensi?13. Mengapa pasien mengalami pulse (-)?

Jawaban :1. karena kurangnya suplay oksigen sehingga daya tahan tubuhnya menurun dan mengakibatkan kehilangan kesadaran. 2. karna merupakan rekaman rutin standar pada ekg. Dan pada EKG 12 lead, jaringan iskemik akan menghasilkan perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik diarahkan menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi , jaringan iskemik akan mengubah segmen ST menyebabkan depresi ST3. signal listrik dari SA node mengalir melalui kedua atrium, menyebabkan kedua atrium berkontraksi mengalirkan darah ke ventrikel4. karena tekanan dari luar/penumpukan asam laktat pada otot dinding dada5. karena meningkatkan kebutuhan oksigen tidak mampu dikompensasi, diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan COP. Karena semakin banyak sel yang harus disuplay oksigen sedangkan asupan oksigen menurun akibat dari pompaan yang tidak efektif6. karna mendadak pasien mengalami kerusakan di otak yang reversibel/hipoksia7. karena kerja jantung berhenti berdenyut mengakibatkan sirkulasi berhenti8. karna penyakit yang serius dan memerlukan perawatan intesif9. pasien kekurangan oksigen sehingga terjadi sianiosis10. Karena IMA adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan aliran darah koroner miokard (penyempitan atau sumbatan arteri koroner diakibatkan oleh aterosklerosis atau penurunan aliran darah akibat syok atau pendarahan11. karena beban jantung meningkat dan bisa terjadi pula karena aktifitas yang terlalu berlebihan/ kurangnya suplay oksigen12. karna tekanan darah lebih rendah, dan sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh sampai lagi ke jantung, kondisi yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi.13. karna aktifitas listrik jantung tidak menghasilkan kontraktikita yang adekuat

C. STEP 3 ( HIPOTESA)Alasan: Dilihat dari tanda-tanda klien kasus 4 ini adalah penyakit henti jantung (cardiac arrest) hilang kesadaran Pulse(-) Pupil berdilatasi Sianosis ApneaD. STEP 4 (KLASIFIKASI MASALAH) DAN STEP 5 (JAWABAN)1. Definisi Henti jantung atau cardiac arrest adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan tidak terduga, diikuti hilangnya kesadaran dan akhirnya hilangnya kemampuan untuk bernafas. Biasanya hal ini terjadi karena gangguan elektrik pada jantung yang mempengaruhi kegiatan pompaan, sehingga menghalangi darah mengalir ke bagian tubuh lainnya.

2. EtiologiEtiologi henti jantung dalam garis besarnya deisebabkan oleh : Infark miokard akutKarena fibrilasi ventrikel, cardiac standstill, aritmia lain, renjatan dan edema paru. Emboli paruKarena penyumbatan aliran darah paru Aneurisma disekansKarena kehilangan darah intravaskuler. Hipoksia, asidosisKarena gagal jantung/ kegagalan paru berat, tenggelam, aspirasi, penyumbatan trakea, pneumothoraks, kelebihan dosis obat, kelainan susunan syaraf pusat. Gagal ginjalKarena hiperkalemia

3. Klasifikasi Gangguan impuls Gangguan system konduksi ( penghantaran arus listrik) Gangguan Pembentukan Impuls :

4. Manifestasi KlinisManifestasi Klinis Cardiac Arrest :a) Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak.b) Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran (collapse).c) Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit, selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit.d) Napas dangkal dan cepat bahkan bisa terjadi apnea (tidak bernafas). e) Tekanan darah sangat rendah (hipotensi) dengan tidak ada denyut nadi yang dapat terasa pada arteri.f) Tidak ada denyut jantung.

5. PatofisiologiPatofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya. Namun, umumnya mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah mencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal. Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death).

6.Pemeriksaan Diagnostika. ElektrokardiogramBiasanya tes yang diberikan ialah dengan elektrokardiogram (EKG). Ketika dipasang EKG, sensor dipasang pada dada atau kadang-kadang di bagian tubuh lainnya missal tangan dan kaki. EKG mengukur waktu dan durasi dari tiap fase listrik jantung dan dapat menggambarkan gangguan pada irama jantung. Karena cedera otot jantung tidak melakukan impuls listrik normal, EKG bisa menunjukkan bahwa serangan jantung telah terjadi. ECG dapat mendeteksi pola listrik abnormal, seperti interval QT berkepanjangan, yang meningkatkan risiko kematian mendadak.b. Tes darah1. Pemeriksaan Enzim JantungEnzim-enzim jantung tertentu akan masuk ke dalam darah jika jantung terkena serangan jantung. Karena serangan jantung dapat memicu sudden cardiac arrest. Pengujian sampel darah untuk mengetahui enzim-enzim ini sangat penting apakah benar-benar terjadi serangan jantung.2. Elektrolit JantungMelalui sampel darah, kita juga dapat mengetahui elektrolit-elektrolit yang ada pada jantung, di antaranya kalium, kalsium, magnesium. Elektrolit adalah mineral dalam darah kita dan cairan tubuh yang membantu menghasilkan impuls listrik. Ketidak seimbangan pada elektrolit dapat memicu terjadinya aritmia dan sudden cardiac arrest.c. Imaging tes1. Pemeriksaan Foto Torak Foto thorax menggambarkan bentuk dan ukuran dada serta pembuluh darah. Hal ini juga dapat menunjukkan apakah seseorang terkena gagal jantung.2. Pemeriksaan nuklir Biasanya dilakukan bersama dengan tes stres, membantu mengidentifikasi masalah aliran darah ke jantung. Radioaktif yang dalam jumlah yang kecil, seperti thallium disuntikkan ke dalam aliran darah. Dengan kamera khusus dapat mendeteksi bahan radioaktif mengalir melalui jantung dan paru-paru.3. EkokardiogramTes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran jantung. Echocardiogram dapat membantu mengidentifikasi apakah daerah jantung telah rusak oleh cardiac arrest dan tidak memompa secara normal atau pada kapasitas puncak (fraksi ejeksi), atau apakah ada kelainan katup.d. Electrical system (electrophysiological) testing and mapping Tes ini, jika diperlukan, biasanya dilakukan nanti, setelah seseorang sudah sembuh dan jika penjelasan yang mendasari serangan jantung Anda belum ditemukan. Dengan jenis tes ini, dokter mungkin mencoba untuk menyebabkan aritmia, sementara dokter memonitor jantung Anda. Tes ini dapat membantu menemukan tempat aritmia dimulai. Selama tes, kemudian kateter dihubungkan denga electrode yang menjulur melalui pembuluh darah ke berbagai tempat di area jantung. Setelah di tempat, elektroda dapat memetakan penyebaran impuls listrik melalui jantung pasien. Selain itu, ahli jantung dapat menggunakan elektroda untuk merangsang jantung pasien untuk mengalahkan penyebab yang mungkin memicu - atau menghentikan aritmia. Hal ini memungkinkan dokter untuk mengamati lokasi aritmia.e. Ejection fraction testingSalah satu prediksi yang paling penting dari risiko sudden cardiac arrest adalah seberapa baik jantung Anda mampu memompa darah. Dokter dapat menentukan kapasitas pompa jantung dengan mengukur apa yang dinamakan fraksi ejeksi. Hal ini mengacu pada persentase darah yang dipompa keluar dari ventrikel setiap detak jantung. Sebuah fraksi ejeksi normal adalah 55 sampai 70 persen. Fraksi ejeksi kurang dari 40 persen meningkatkan risiko sudden cardiac arrest. Dokter Anda dapat mengukur fraksi ejeksi dalam beberapa cara, seperti dengan ekokardiogram, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dari jantung Anda, pengobatan nuklir scan dari jantung Anda atau computerized tomography (CT) scan jantung.f. Coronary catheterization (angiogram)Pengujian ini dapat menunjukkan jika arteri koroner Anda terjadi penyempitan atau penyumbatan. Seiring dengan fraksi ejeksi, jumlah pembuluh darah yang tersumbat merupakan prediktor penting sudden cardiac arrest. Selama prosedur, pewarna cair disuntikkan ke dalam arteri hati Anda melalui tabung panjang dan tipis (kateter) yang melalui arteri, biasanya melalui kaki, untuk arteri di dalam jantung. Sebagai pewarna mengisi arteri, arteri menjadi terlihat pada X-ray dan rekaman video, menunjukkan daerah penyumbatan. Selain itu, sementara kateter diposisikan, dokter mungkin mengobati penyumbatan dengan melakukan angioplasti dan memasukkan stent untuk menahan arteri terbuka

6. PenatalaksanaanPasien yang mendadak kolaps ditangani melalui 5 tahap, yaitu:1. Respons awal2. Penanganan untuk dukungan kehidupan dasar (basic life support)3. Penanganan dukungan kehidupan lanjutan (advanced life support)4. Asuhan pasca resusitasi5. Penatalaksanaan jangka panjang8. Komplikasi Edema paru akut adalah timbunan cairan abnormal dalam paru,baik di rongga interstisial maupun dalam alveoli. Oedema paru merupakan tanda adanya kongesti paru tingkat lanjut, dimana cairan mengalami kebocoran melalui dinding kapiler, merembes ke luar dan menimbulkan dispnu yang sangat berat. Oedema terutama paling sering ditimbulkan oleh kerusakan otot jantung akibat MI acut. Perkembangan oedema paru menunjukan bahwa fungsi jantung sudah sangat tidak adekuat. Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat. Syok kardiogenik adalah terjadi ketika jantung tidak mampu mempertahankan kadiak output yang cukup untuk perfusi jaringan. Hal ini biasanya muncul setelah adanya penyakit infark miokardial. Efusi prekardial adalah mengacu pada masuknya cairan ke dalam kantung pericardium. Rupture miokard adalah sangat jarang terjadi tetapi, dapat terjadi bila terdapat infark miokardium, proses infeksi, penyakit infeksi, penyakit pericardium atau disfungsi miokardium lain yang membuat otot jantung menjadi lemah. Henti jantung adalah bila jantung tiba-tiba berhenti berdenyut, akibatnya terjadi penghentian sirkulasi yang efektif.8. PencegahanPenyakit jantung yang bukan bawaan atau efek samping pengobatan dapat dicegah. Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengurangi risiko Anda terkena penyakit jantung: Berolah raga secara teratur Tidak merokok Mengurangi berat badan (bila kegemukan). Memakan makanan sehat yang kaya vitamin C, rendah garam, dan sedikit kolesterol. (Makanan kaya sodium, lemak dan kolesterol dapat menimbulkan aterosklerosis danmeningkatkan tekanan darah)9. Diagnosa keperawatan Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi,irama jantung Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunnya curah jantung Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan odema paru Nyeri dada berhubungan dengan peningkatan asam laktat Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan Sindrome perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi