B.indo - Media Seni Rupa Dan Penggunaannya Teptep
Transcript of B.indo - Media Seni Rupa Dan Penggunaannya Teptep
MEDIA SENI RUPA DAN PENGGUNAANNYA
Oleh :
Andreas Wellijanto Bunda
62510010
DKV - A
Fakultas Seni Rupa dan Desain
Universitas Tarumanagara
Jakarta
2010
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………………………………………………………………………………………. 1
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………………………………….. 2
Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………………………..……………….. 3
Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………..………………..……………………….. 3
Dasar Teori …………………………………………………………………………………………………………………………………..………. 4
Tujuan …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 5
Pembahasan …………………………………………………………………………………………………………………………………………. 5
Penutup ………………………………………………………………………………………………………………………………………………. 16
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………………………………………………….. 17
LATAR BELAKANG
Dalam proses pengerjaan sebuah karya seni khususnya seni lukis, diperlukan beberapa
komponen yang vital. Antara lain komponen garis, titik, komposisi, volume, ruang, prespektif,
cahaya, tekstur, anatomi, dan warna. Untuk mewujudkan sebuah hasil karya diperlukan media
seni.
Banyak sekali media yang digunakan untuk mewarnai. Pensil warna, crayon, cat air, cat
poster, cat akrilik, cat minyak. Cat air atau populer juga dengan sebutan aquarel adalah media
lukisan yang menggunakan pigmen dengan pelarut air dengan sifat transparan. Meskipun media
permukaannya bisa bervariasi, biasanya yang digunakan adalah kertas. Selain itu bisa pula
papyrus, plastik, kulit, kain, kayu, atau kanvas.
Bila kita tidak tahu bagaimana menggunakan media dan segala fasilitas seni
dengan kurang baik, maka hasilnya pun kurang optimal. Hal inilah yang akan kita bahas,
sehingga penggunaan media seni rupa yang tepat dan sesuai dengan syarat-syarat media
tersebut kita tahu bagaimana memanfaatkan media dalam berkarya seni rupa.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah media lukis ikut mempengaruhi hasil lukisan?
2. Apa saja jenis-jenis media?
3. Apa kelebihan dan kekurangan tiap-tiap media seni?
DASAR TEORI
Dalam makalah ini, pembahasan media kita batasi pada media seni rupa yang
lazim dipakai dalam pembelajaran seni rupa di sekolah baik tingkat sekolah dasar
maupun sekolah lanjutan atas. Jadi bukan untuk tingkatan seniman profesional, hal ini
dikarenakan menyangkut masalah aturan dan kaidah-kaidah penggunaan media tersebut
secara konvensional, disamping begitu luasnya dan bebasnya media yang digunakan
seniman dalam berkarya seni sehingga kaidah-kaidahnya pun tersebut sering diabaikan.
Adapun penyampaian kaidah-kaidah media seni rupa itu bertujuan agar anak didik
mengetahui karakter dan cara pemakaian media seni rupa yang mereka pakai.
Ada juga beberapa media seni rupa yang akrab di lingkungan anak didik kita,
namun karena kurang dipahami pengguanaannya, maka hasilnya pun kurang optimal. Hal
inilah yang akan kita benahi, sehingga penggunaan media seni rupa yang tepat dan sesuai
dengan syarat-syarat media tersebut anak yang dilatihkan kepada anak didik kita akan
sangat membantu mereka dalam berkarya seni rupa. (Penataran Pendidikan Seni Rupa
bagi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Kedungreja tahun 1989, Kecamatan Kroya
Tahun 1996 , Kecamatan KasugihanTahun 1996, Kecamatan Cilacap Tengah Tahun
1997).
TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :
4. Mengetahui pengaruh media lukis terhadap hasil lukisan.
5. Mengetahui jenis-jenis media seni.
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tiap-tiap media seni.
PEMBAHASAN
Media seni rupa tersebut antara lain:
1. Pensil
Ada beberapa jenis pensil yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran seni rupa
di sekolah, diantaranya :
a. Pot lood
Pensil jenis ini adalah pensil yang sering kita gunakan sehari-hari baik dalam kegiatan
menulis, menggambar atau juga sering pula digunakan untuk mengisi qestioner pada
lembar jawab komputer pada klasifikasi tertentu, misalnya 2B. Pensil ini dulu dikenal
dengan sebutan ‘potlot’, dari kata pot dan lood.
Pot artinya tempat, maksudnya tempat meletakan lood dari sebatang kayu
disamping sebagai penguatnya, sedangkan lood adalah sejenis timah hitam yang dapat
memantulkan cahaya dan meninggalkan noktah hitam pada permukaan benda yang
kena gores lood tersebut. Untuk produk-produk sekarang telah penggunaan lood
tersebut telah dicampur dengan sejenis grafit untuk memperjelas noktah bekas goresan.
Mengenai pengklasifikasian pensil jenis ini didasarkan pada kelunakan loodnya dan
fungsinya, sehingga menjadi dua klasifikasi. Klasifikasi ini masih dibagi lagi delam
beberapa tingkatan yang dituliskan dengan angka. Secara garis besar klasifikasi tersebut
sesbagai berikut:
B ( Bross = lunak ), pensil ini dibuat untuk kegiatan-kegiatan ekspresi. Semakin tinggi
angka yang dituliskan pada pensil ini berarti semakin lunak dan semakin mudah tumpul,
misalnya ; 2B, 4B, 6B dst.
H ( Hard = lunak ), pensil ini diproduksi untuk keperluan gambar teknik. Semakin besar
angka yang tertulis berarti semakin keras pula dan tidak mudah tumpul, misalnya ; H, 2H
5H dst.
b. Konte
Berbeda denga pensil potlood, pensil ini bagian tengahnya terbuat dari karbon atau
arang sehingga sering pensil ini disebut juga pensil arang atau pensil karbon. Karena
bagian dalamnya dari sejenis arang , maka pensil ini tidak dapat memantulkan cahaya
sehingga tidak dapat digunakan untuk mengisi lembar jawab komputer. Konte sering
digunakan untuk kepentingan ekspresi terutama dalam melukis potret hitam putih dan
menggambar bentuk.
Konte mempunyai tiga seri yaitu; Soft, Medium dan Hard, namun sekarang muncul
produk pensil berseri EE yang sifat-sifatnya hampir sama dengan konte.
2. Pulas / Pesil Warna
Pada saat ini pensil warna tersedia dalam dua karakter yaitu:
a. Clasik
Pesil warna ini model awal diprodusinya pensil warna. Pensil ini mempunyai sifat
tidak luntur dan sulit dihapus dengan karet penghapus.
b. Aquarel
Pensil warna ini termasuk produk baru dengan sifat seperti halnya cat air. Ini
dimaksudkan untuk memudahkan anak dalam menggunakan pewarna dengan hasil
seperti cat air, sehingga sering disebut juga pensil warna aquarel atau dapat digunakan
dengan media tambahan air. Karena sifatnya demikian mudah luntur pada maka
pemeliharaan hasil karya dengan memanfaatkan media ini harus disimpan di tempat
yang benar-benar kering dan tidak lembab.
3. Crayon dan Pastel
Crayon dan pastel pada dasarnya sama, hanya bahan penguatnya yang berbeda
sehingga menghasilkan goresan yang berbeda pula. Penggunaan bahan penguat yang
berbeda ini untuk keperluan yang disesuaikan dengan tingkatan usia penggunanya.
Untuk itu pembagian disini dimaksudkan agar kita mengetahui kelebihan dan
kekurangan masing jenis, agar kita dapat menerapkan untuk siapa media tersebut
digunakan.
a. Pastel Lilin (Crayon)
Pastel lilin (crayon) bahan dasarnya adalah pewarna (piqment) dicampur dengan
sejenis lilin sebagai bahan penguat.
Keuntungan pastel jenis ini adalah kerasnya liolin sebagai bahan penguat
sehingga tidak mudah patah dan tidak mudah mengotori baju. Namun kekurangan
pastel ini adalah warna yang dihasilkan tidak cerah karena pengaruh bahan penguat lilin
tersebut sebagai penguat yang cenderung lebih keras di banding bahan penguat pastel
jenis lain.
Untuk itu sebaiknya pastel jenis ini diberikan kepada anak-anak usia pemula sekitar usia
2 tahun – 3 tahun, karena mereka merka tidak begitu memerlukan kecerahan warna dan
cenderung sebagai pelampiasan ekspresinya terhadap bekas-bekas goresan tangannya.
b. Pastel Minyak
Pastel minyak dengan bahan campuran penguat lemak padat relatif lebih lunak
dibandingkan dengn lilin, namun bahan ini tidak mempengaruhi kecerahan warna
piqment. Hal tersebut termasuk kelebihan pastel minyak disamping kelunakannya yang
memudahkan pengguna mencampur warna.
Kelemahan pastel munyak ini hanya tergantung pada tingkat usia penggunanya,
karena kelunakannya mudah memungkinkan terjadinya kotor pada baju dan tempat-
tempat yang tidak dikehendaki kotor.
c. Pastel Kapur
Hampir sama dengan pastel minyak hanya bahan campuran penguatnya
menggunakan sejenis kapur yang lembut (talk). Kelebihan pastel kapur ini adalah
sifatnya yang lebih kering, tetapi tidak berdebu seperti halnya kapur berwarna. Hanya
untuk mendapatkan media ini tidak terdapat di setiap toko yang menjual alat-alat tulis
kecuali di toko-toko yang khusus menjual alat dan bahan seni rupa. Media ini termasuk
media yang yang harganya mahal dengan segala kemudahannya sehingga lebih banyak
penggunanya dari kalangan seniman profesional.
4. Spidol / Marking
Spidol sering digunakan untuk mewarnai, namun juga sering digunakan untuk
menulis, melukis atau menggambar. Memang jenis media ini multi fungsi, karena
memang jenisnya hampir sama dengan jenis pensil.
Secara garis besar spidol dikalsifikasikan dalam beberapa jenis, sebagai berikut:
a. Spidol Non Permanen
1. Board Marking : Spidol ini diproduksi khusus untuk menulis di papan
tulis putih (white board), jadi jarang dipergunakan untuk berkarya
seni kecuali hanya sebagai media untuk latihan ilustrasi di papan tulis.
2. Fine Marking : Spidol jenis fine ini diproduksi dalam warna yang
beraneka dan beberapa ukuran mata spidolnya; ada yang kecil,
sedang dan besar. Media ini sering dimanfaatkan untuk mewarnai
disain maupun untuk melukis. Adapun kandungan isinya adalah tinta
ecoline. Alat ini memiliki warna yang sangat bervariasi dari yang
sangat mencolok hingga warna-warna pastel sampai warna yang
mendekati warna kulit orang Eropa.
b. Spidol Permanen
1. Ink Marking : Spidol / marking ini berbahan tinta sehingga
penggunaannya instan, tidak perlu dikocok dan ditekan pada
ujungnya.
2. Opaque Marking : Berbeda dengan spidol / marking yang berisi tinta
marking ini layaknya cat semprot, jadi harus dikocok lebih dulu dan
juga ditekan pada ujungnya. Spidol ini lebih pekat dan berpencair
semacam tinner.
5. Cat
1. Cat Air / Water Color
Cat air merupakan media cat yang sering kita jumpai di toko-toko dan di warung-
warung, karena harganya yang relatif lebih murah. Namun demikian cat ini
penggunaannya secara konvensional masih kurang diperhatikan, bahkan guru dan
pembina seni rupa pun sering kurang memahami, sehinggga hasilnya pun kurang
maksimal. Karena itu perlu disampaikan penggunaan media ini secara tepat sesuai
dengan sifat dan karakter media tersebut, sehingga dapat menghasilkan karya optima
disamping akan menghemat cat dan biaya. Inilah alasan orang memilih media cat air
walaupun perlu pelatihan khusus.
Sifat dan karakter cat air yang khas ini dikarenakan bahan perekat atau
campurannya sejenis glukosa atau zat gula yang perlu perlakuan khusus. Glukosa
mempunyai sifat manis, licin, bening dan lembut. Sebaiknya dalam penggunaannya
secara aquarel, yaitu mencampurnya dengan air hingga encer atau lebih banyak airnya
(tidak kental). Bila adonan ini dipoleskan pada kertas akan menghasilkan warna-warna
yang transparan (tembus pandang/bening). Penggunaan cat air yang terlalu kental atau
inkonvensional akan berakibat fatal, yaitu cat akan mudah mengelupas, merangsang
serangga untuk merusaknya.
Yang perlu diketahui, cat air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Lembut dan halus tidak terdapat butiran-butiran pewarnanya.
Licin dapat mengantarkan pewarna sampai batas basah paling tepi.
Bening, warna-warnanya tidak saling menutup.
Dalam hal teknik aquarel ada dua penerapan yaitu aquarel kering dan aquarel
basah. Teknik aquarel kering dimaksudkan penggunaan cat air pada permukaan kering
atau kertas kering, sedang teknik aquarel basah adalah penggunaan cat air pada
permukaan kertas basah. Contoh hasil dengan cat air, warna transparan.
2. Cat Poster / Poster Color
Berbeda dengan cat air, cat poster memanfaatkan zat kapur sebagai perekatnya.
Sifat zat kapur bebeda dengan glukosa, zat kapur lebih kasar butirannya, sehingga
pemakainnya cat poster pun tidak sama dengan cat air (secara konvensional). Jika cat air
dengan teknik aquarel, maka cat poster tekniknya disebut teknik opaque / plakat.
Teknik plakat adalah teknik pemakaian cat pada kondisi kental, jika pelu bahan
bantu pencair cukup sekedar sebagai pelumas saja. Cat ini digunakan diatas kertas /
karton.
Cat poster mempunyai sifat dekken/menutup artinya semua warna dapat
digunakan unutk menutup warna lainya tidak seperti cat air yang mempunyai sifat
warna transparan. Contoh hasil cat poster, warna muda dapat menutup warna tua.
3. Cat Akrilik / Acrilyc Color
Cat akrilik adalah cat yang bahan-bahannya sentetis (buatan). Cat ini dapat
digunakan pada kanvas, kertas dan aneka permukaan, karena cat akrilik tidak luntur.
Kelebihan cat akrilik yang tidak luntur ini memberi kebebasan penggunanya dalam
memanfaatkannya, yaitu dengan teknik aquarel maupun teknik plakat.
Disamping memiliki kelebihan cat akrilik juga memiliki kelemahan, yaitu sifatnya
yang cepat kering menimbulkan kesulitan bagi mereka yang mempunyai karakter visual
unutk melukis obyek-obyek yang sifatnya realis naturalis.
4. Cat Minyak / Oil Color
Cat minyak merupakan media yang sering digunakan oleh senman profesional
untuk berkarya seni rupa dua mimensi, hal ini dikarenakan media cat minyak lebih tahan
lama dan proses keringnya tergantung kelasifikasi bahan bantunya, seperti; minyak cat,
terpentin atau tinnernya. Namun bukan berarti ncat minyak ini bebas masalah dengan
bahan bantu tersebuit. Cat minyak dan minyak cat yang mutunya bagus akan saling
menunjang warna dan keawetan hasilnya (lukisan). Cat minyak dan minyak cat yang
mutu rendah biasanya akan mudah terserang jamur, sehingga mengakibatkan warna
lukisan lama kelamaan akan berwarna keputih-putihan.
Minyak cat yang bagus tidak mempengaruhi warna / cenderung bening, tetapi
sudah mengandung zat anti jamur. Indonesia memiliki bahan minyak cat yang bermutu
tinggi, yaitu dari sadapan getah pohon pinus yang banyak ditanam dihutuan-hutan yang
termasuk hutan tropis.
6. Kuas
a. Kuas Lembut
Kuas jenis ini lazimnya digunakan untuk permukaan yang halus, karena bulu-bulu
lembut pada kuas jenis tidak cocok untuk permukaan yang kasar seperti halnya papan
atau kanvas yang teksturnya kasar. Bulu-bulu kuas ini diambil dari jenis binatang
pengerat ; yaitu pada bagian punggungnya, karena struktur bentuknya dengan ujung
yang panjang dibandingkan dengan batang dan pangkalnya.
b. Kuas Kaku
Kuas yang ini sering digunakan untuk melukisi permukaan yang kasar dan keras
dan sangat ciocok untuk digunakan dengan media cat minyak. Bulu-bulu kuas ini
diambil dari binatang memamah biak dari jenis kerbau dan lain-lain pada bagian dalam
daun telinga.
7. Tanah Liat dan Plastisin
Tanah liat dan plastisin adalah media seni rupa tiga dimensi yang sering
digunakan dalam kegiatan di sekolah. Di sekolah penggunaaan dua media ini biasanya
dipilih salah satu yang mudah didapat disekitar sekolah. Sekolah-sekolah di daerah
perkotaan cenderung menggunakan plastisin karena untuk mendapatkan tanah liat
biasanya lebih sulit.
8. Pena Tarik / Trekpen (untuk siswa sekolah lanjutan)
Pena tarik ini sering dipakai untuk menggambar teknik, namun sekarang telah
banyak digantikan dengan alat yang namanya rapido, pena tarik jarang digunakan
kecuali dalam gambar desain. Orang cenderung memakai rapido khusus untuk
menggambar teknik, karena ketepatan ukuran mata penanya pasti, misalnya; 0,1; 0,.5;
1,0 dst.. Sedang untuk pena tarik ukuran mata penanya berdasarkan kira-kira, namun
demikian pena tarik disamping hanya cukup dengan satu pena yang bisa diatur, dapat
juga digunakan dengan mengganti media selain tinta, seperti; cat air, cat poster dsb.
PENUTUP
Kesimpulannya adalah :
1. Media ekspresi dalam seni lukis justru sangat perlu demi hidup, maju
berkembangnya cabang seni lukis itu sendiri.
2. Media ekspresi di dalam seni lukis masing-masing justru dapat
dipertanggungjawabkan, baik mutu maupun nilai artistiknya karena memiliki potensi
keindahan dan sifat tersendiri yang tidak dimiliki material lainnya.
3. Seniman harus kreatif dan menguasai teknik yang sempurna.
4. Masing-masing material mampu saling melengkapi manjadi sarana di dalam
proses penciptaan, sebagaimana halnya material lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Crawson, Alwyn, ‘How to Paint with Water Colors”, First Published by Collins, ,
1979: Glasgow and London.
Kautsky, Ted, “Ways with Water Colors”. Reindhold Publishing Corporation,
1953: New York.
Purwantoro, Agus, “Bahan dan Teknik dalam Seni Lukis”. FPBS IKIP. 1989:
Padang.