Karya Tulis B.indo
description
Transcript of Karya Tulis B.indo
KESADARAN MASYARAKAT AKAN PENTINGNYA PENDIDIKAN
KARYA TULIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat AkademisSMAN 81 Jakarta
Oleh :Nama : Pratama Adipradana
Kelas : XI IPS 1No. Induk : 8892
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 81 JAKARTA2013
1
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Pendidikanini telah diperiksa dan disahkan oleh :
Pembimbing Teknis Pembimbing Materi
Dra. Yenitatismar, MM Hj. Aspelmi, S.Pd NIP:196908022008011015 NIP:
2
ABSTRAK
Karya tulis yang berjudul “Perkembangan Musik Jazz di Indonesia”
membahas tentang musik jazz yang merupakan salah satu musik yang cukup tua
dibanding aliran musik yang sekarang ini sedang berkembang. Musik jazz sangat
terkenal dengan tangga nada dan kunci yang khas, selain itu musik jazz juga sangan
kental dengan permainan saksofon, klarinet, trompet, dan lain-lain.
Karya tulis ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat
akademis SMA Negeri 81 Jakarta dan juga untuk menambah pengetahuan pembaca
tentang musik jazz, yang ternyata bukan merupakan aliran musik baru.
Metode yang digunakan penulis dalam menyusun karya tulis ini adalah
metode studi pustaka. Seluruh informasi yang penulis terdapat dalam karya tulis ini
didapat dari berbagai buku, majalah, internet dan sebagainya.
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan izinnya
sehingga karya tulis yang berjudul Perkembangan Musik Jazz di Indonesia dapat
diselesaikan tepat waktu.
Ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai melalui karya tulis ini. Tujuan
itu antara lain adalah memberikan penjelasan mengenai musik jazz, terutama
perkembangannya di Indonesia, sejak musik jazz masuk ke Indonesia pada tahun
1930, hingga tahun 2013.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah mendukung dalam proses penyusunan karya tulis ini, baik secara materil
maupun secara moril. Ucapan terima kasih ini terutama diperuntukkan untuk:
1. Dra. Hj. Hasnati Ramli, M.Pd. kepala sekolah SMA Negeri 81 Jakarta
2. Zol Viandri, S.Pd. pembimbing teknis.
3. Restu Mahar K. S.Pd pembimbing materi.
4. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 81 Jakarta.
5. Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan dukungan, semangat dan
kasih sayang setiap saat.
6. Teman-teman kelas XI IPA 3 yang bersama-sama membuat karya tulisnya
masing-masing dan saling membantu ketika dibutuhkan.
7. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namun sudah
berperan dalam proses penyusunan karya tulis ini.
4
Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan karya tulis pasti memiliki celah
ketidaksempurnaannya sendiri. Karenanya, penulis sangat menghargai kritik dan
saran yang pembaca ingin sampaikan setelah membaca karya tulis ini agar
penyusunan karya tulis di masa yang akan datang akan lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis berharap agar karya tulis ini dapat meningkatkan
pengetahuan pembaca tentang musik jazz.
Jakarta, November 2013
Penulis
5
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................1
1.2 Pembatasan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................2
1.4 Ruang Lingkup....................................................................................2
1.5 Landasan Teori....................................................................................3
1.6 Metodologi Penulisan..........................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan..........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
2.1 Sejarah Munculnya Musik Jazz...........................................................6
2.2 Perkembangan Musik Jazz di Indonesia............................................10
2.2.1 Musik Jazz Pada Tahun 1930 di Indonesia......................10
2.2.2 Musik Jazz Pada Tahun 1948 di Indonesia......................10
2.2.3 Musik Jazz Pada Tahun 1950 di Indonesia......................11
2.2.4 Musik Jazz Pada Tahun 1955 di Indonesia......................11
2.2.5 Musik Jazz Pada Tahun 1960-1970-an di Indonesia.......11
6
2.2.6 Musik Jazz Pada Tahun 1970-1980-an di Indonesia.......12
2.2.7 Musik Jazz Pada Tahun 1985-an di Indonesia.................12
2.2.8 Musik Jazz Pada Tahun 1990-an di Indonesia.................13
2.2.9 Musik Jazz Pada Tahun 2000-an di Indonesia.................13
2.2.10 Musik Jazz Pada Tahun 2010-2013 di Indonesia............14
2.2.10.1. Musik Jazz Pada Tahun 2010 di Indonesia. . .14
2.2.10.2. Musik Jazz Pada Tahun 2011 di Indonesia. . .15
2.2.10.3. Musik Jazz Pada Tahun 2012 di Indonesia. . .15
2.2.10.4. Musik Jazz Pada Tahun 2013 di Indonesia. . .15
2.3 Profil Musisi Musik Jazz...................................................................16
2.3.1 Benny Likumahuwa.........................................................16
2.3.2 Faris Rustam Munaf.........................................................17
2.3.3 Tohpati..............................................................................18
2.3.4 Andien..............................................................................19
2.3.5 Ecoutez.............................................................................20
2.3.6 Maliq & D’Essentials.......................................................21
BAB III PENUTUP.............................................................................................24
3.1 Kesimpulan........................................................................................24
3.2 Saran..................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................26
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Coba kita perhatikan perilaku perilaku anak-anak zaman sekarang. Dari gaya
berbicara, sikap dan pemikiran mereka.Memang sangat banyak di antara mereka
yang kreatif dan masih
menganut nilai-nilai positif. Namun ada pula di antara mereka yang hanya
menghabiskan waktu untuk bermain. Dan bahkan belajar dengan terpaksa, malas dan
semaunya.
Di Indonesia ini, anak-anak bagaikan incaran orang-orang yang tidak
bertanggung jawab, yang ingin merusak demi mereguk keuntungan pribadi. Di
antaranya adalah dengan mengajarkan mereka untuk merokok, mencoba ganja,
bahkan narkoba sekaligus. Modus operandinya beraneka
ragam, dari cara yang halus sampai ’terang-terangan’, seperti tipu daya dengan
sebuah permen yang sebenarnya adalah narkoba. Dan pada akhirnya mereka
kecanduan, sehingga ingin mencobanya lagi dan lagi.
8
Di lain pihak, ketika banyak anak sekolah yang menyia-nyiakan kesempatan
belajar, ternyata masih banyak sekali anak Indonesia yang tidak bisa menikmati
pendidikan formal. Kebanyakan dari mereka adalah masyarakat yang tidak mampu,
dan berada di bawah garis kemiskinan. Jangankan untuk biaya pendidikan, untuk
membiayai kehidupan sehari-hari saja sangat sulit. Di Indonesia tingkat kemiskinan
masih sangat tinggi, dan jumlah keluarga miskin semakin hari semakin bertambah.
Sesuatu hal yang dilematis, karena yang kita harapkan adalah adanya
perkembangan dari generasi penerus bangsa kita ini. Di mana mereka bisa berperan
optimal untuk masa depan bangsa kita yang lebih baik di masa-masa mendatang.
1.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, bahwa masih banyak anak Indonesia yang tidak
bersekolah atau menyia-nyiakan kesempatan bersekolah dengan melakukan hal-hal yang tidak
terpuji, maka timbul berbagai masalah sbb :
1) Banyaknya anak Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan.
2) Bagaimana tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam menindak lanjuti kasus anak-
anak yang sudah terkena dampak lingkungan yang tidak sehat
3) Tindakan apa saja yang dilakukan Pemerintah dalam memajukan pendidikan
Indonesia
1.3 Tujuan
9
Dari masalah di atas maka tujuan kita adalah membahas bagaimana mengatasi
masalah problematika pendidikan sebagaimana tersebut di atas adalah :
1. Mengupayakan semaksimal mungkin anak Indonesia agar bisa menikmati
pendidikan.
2. Mempersiapkan tindakan preventif dan kuratif untuk mengurangi dampak
negatif lingkungan buruk yang terjadi di sekolah..
3. Memberikan alternatif metode pendidikan yang efisien dan efektif untuk
kultur budaya Indonesia.
Lebih lanjut ketiga tujuan tersebut akan menjadi fondasi awal untuk memperbaiki
pendidikan di Indonesia yang akan menunjang upaya mengatasi krisis multidimensi
di Indonesia, berupa krisis ekonomi, mental dan spiritual yang pada dasarnya
bersumber dari tingkat pendidikan yang tidak memadai.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup karya tulis ini meliputi pengamatan lapangan, penelaahan
masalah melalui nara sumber dan referensi dari media, buku dan internet. kemudian
diolah dalam pembahasan dan kesimpulan.
1.5 Metodologi Penulisan
10
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah metode
studi pustaka (mengumpulkan data/materi yang dibutuhkan dari berbagai sumber
pustaka seperti buku, koran, majalah, ensiklopedia, internet).
1.6 Sistematika Penulisan
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.8 Latar Belakang Masalah
1.9 Pembatasan Masalah
1.10 Tujuan
1.11 Ruang Lingkup
1.12 Metodologi Penulisan
1.13 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.4 Sejarah Munculnya Musik Jazz
2.5 Perkembangan Musik Jazz di Indonesia
2.2.1 Musik Jazz Pada Tahun 1930 di Indonesia
2.2.2 Musik Jazz Pada Tahun 1948 di Indonesia
2.2.3 Musik Jazz Pada Tahun 1950 di Indonesia
2.2.4 Musik Jazz Pada Tahun 1955 di Indonesia
2.2.5 Musik Jazz Pada Tahun 1960-1970-an di Indonesia
11
2.2.6 Musik Jazz Pada Tahun 1970-1980-an di Indonesia
2.2.7 Musik Jazz Pada Tahun 1985-an di Indonesia
2.2.8 Musik Jazz Pada Tahun 1990-an di Indonesia
2.2.9 Musik Jazz Pada Tahun 2000-an di Indonesia
2.2.10 Musik Jazz Pada Tahun 2010-2013 di Indonesia
2.2.10.1 Musik Jazz Pada Tahun 2010 di Indonesia
2.2.10.2 Musik Jazz Pada Tahun 2011 di Indonesia
2.2.10.3 Musik Jazz Pada Tahun 2012 di Indonesia
2.2.10.4 Musik Jazz Pada Tahun 2013 di Indonesia
2.6 Profil Musisi Musik Jazz
2.3.1 Benny Likumahuwa
2.3.2 Faris Rustam Munaf
2.3.3 Tohpati
2.3.4 Andien
2.3.5 Ecoutez
2.3.6 Maliq & D’Essentials
BAB III PENUTUP
3.3 Kesimpulan
3.4 Saran
DAFTAR PUSTAKA
12
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Problematika Pendidikan
Apakah yang dimaksud dengan Problematika Pendidikan?
Sebelum kita membahas hal tersebut, terlebih dahulu kita akan bahas apa
yang dimaksud dengan pendidikan. Kata pendidikan selalu dipakai dalam dua arti : (
education, opvoeding ). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus,
dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian
13
pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan
adalah untuk mengejar kebudayaan mengejar generasi. Lalu apakah yang dimaksud
dengan problematika? Problematika adalah masalah yang dihadapi. Sehingga
Problematika pendidikan adalah masalah yang dihadapi dalam suasana dan proses
pembelajaran dalam rangka pengembangan potensi seseorang baik secara umum
maupun khusus.
2.2 Upaya Menyadarkan Pentingnya Pendidikan
Pada tahun 2007 ini semakin banyak anak yang tidak bisa bersekolah. Dan
hal tersebut terus meningkat dari waktu ke waktu. Menyadari bahwa pendidikan
adalah hal yang sangat penting , maka hal ini harus menjadi tanggung jawab
bersama untuk diatasi. Beberapa faktor yang menyebabkan anak-anak tidak bisa
mendapatkan kesempatan pendidikan adalah :
1. Faktor kemiskinan , yaitu kurangnya biaya untuk mecukupi kebutuhan hidup,
sehingga lebih diprioritaskan untuk kebutuhan primer seperti makan, pakaian dan
rumah.
2. Faktor budaya, di mana sebagian masyarakat kita, terutama di daerah pedalaman,
masih menganggap pendidikan sebagai sesuatu yang tidak penting dan hanya
membuang waktu dan tenaga serta biaya. Lebih baik anak-anak bekerja untuk hasil
yang lebih nyata.
14
3. Faktor gender, di mana sebagian masyarakat kita juga beranggapan kalau perempuan
tidak perlu mendapatkan pendidikan, karena secara fungsional akan hanya berada di
dalam rumah, mengurus rumah tangga nantinya
4. Faktor fasilitas, terutama di daerah terpencil, khususnya tenaga pengajar, yang
ternyata masih sangat kurang bila dibandingkan dengan jumlah anak yang harus
belajar.
Hal-hal tersebut di atas yang harus membuka kesadaran kita, sehingga dengan
mengetahui penyebab mana yang lebih dominan, akan memudahkan kita untuk
mengambil jalan keluarnya.
Penyuluhan, penyebaran informasi, pendekatan kekeluargaan sampai instruksi perlu
diambil untuk memulai kesadaran tersebut kepada masyarakat luas. Penyediaan
fasilitas juga harus dipertimbangkan, baik secara swadaya maupun bersama-sama
dengan pemerintah, ataupun pemanfaatan dari donasi maupun zakat yang didapat
dari orang-orang yang lebih mampu.
2.3 Upaya Prevent Untuk Mengatasi Pengaruh Buruk di Sekolah
Sekarang kita akan membahas mengenai pengaruh buruk lingkungan di
sekolah, sekaligus upaya untuk mengatasinya. Salah satu pengaruh buruk dari
lingkungan di sekolah yang menonjol akhir-akhir ini adalah narkoba. Bisa bermula
dari ajakan teman ataupun paksaan dengan alasan mengikuti trend atau agar tidak
tersisih dari pergaulan. Pengaruh buruk lainnya adalah gaya hidup materialistis,
yang dipicu oleh tawaran-tawaran informasi yang konsumtif serta keinginan untuk
mendapat pujian . Pengaruh buruk lainnya timbul dari dampak permainan masa kini,
15
seperti games, ’ps’ dan lain-lain yang lebih banyak mengajarkan anak untuk bersikap
egosentris. Dan yang paling mengerikan adalah juga beredarnya informasi dari film
dan majalah tanpa batasan yang menyebabkan seorang anak bisa mengikuti
pergaulan menyimpang. Coba bayangkan kalau beribu-ribu anak terkena dampak
buruk lingkungan di sekolah tersebut.
Dari suatu perbuatan yang tercela, maka akan ada akibatnya. Dari dampak buruknya
lingkungan sekolah bisa merusak diri sendiri, merusak nama baik keluarga, dan
segalanya. Lihat saja, banyak sekali anak sekarang yang di DO ( Drop Out ) karena
masalah-masalah akibat buruknya lingkungan sekolah. Ada juga diantara mereka
yang sampai harus dipenjara karena mengkonsumsi narkoba. Padahal mereka masih
belum cukup umur untuk memikul beban berat tersebut dengan berjuang hidup di
dalam penjara, di mana tidak saja terputus kesempatan bersekolah, tetapi juga akan
lebih banyak menghadapi pengaruh buruk lainnya. Tetapi setiap perbuatan buruk
pasti ada akibatnya.
Sejauh ini upaya preventif lebih penting untuk dilakukan, karena bersifat mencegah
sebelum kejadian buruk menimpa kehidupan anak. Upaya-upaya preventif yang
harus dilakukan adalah :
1) Pendidikan agama yang kuat sejak dini : Jadi anak harus diajarkan
pendidikan agama yang kuat mulai dari kecil. Ajarkan untuk beribadah,
membaca kitab suci, dan yang lainnya. Usaha ini sangatlah penting bagi
seorang anak. Karena agama adalah sebuah pedoman bagi hidup kita dan
akan lebih efektif bila dimulai sedini mungkin, sebelum anak banyak
mengenal hal-hal lain di lingkungannya.
16
2) Hubungan yang baik dengan keluarga : Yang dimaksud adalah seorang anak
harus terbuka untuk mencurahkan hatinya kepada anggota keluarganya. Dan
tidak segan untuk diskusi tentang hal-hal yang harus diketahui. Baik tentang
tanda-tanda pubertas, kejanggalan-kejanggalan dari peristiwa sehari-hari,
bahkan membahas tentang tayangan buruk yang sering ada di media. Orang
tua juga sebaiknya menjadi contoh atau ’role model’ untuk hal-hal positif,
karena pada dasarnya seorang anak akan lebih mudah meniru dan melihat
contoh nyata.
3) Perluasan informasi melalui media : Seperti yang sudah kita lihat di televisi,
radio, dan alat media yang lain ada banyak iklan layanan masyarakat tentang
pendidikan, baik formal maupun tentang etika, sopan santun maupun
menghindari kejahatan narkoba. Usaha ini juga sangat baik, karena informasi
media sangat mudah didapat dan dicerna oleh anak.
2.4 Upaya Kuartif Untuk Mengatasi Dampak Buruk Lingkungan di Sekolah
Selain ada upaya preventif, kita juga memiliki upaya kuratif. Usaha
ini dilakukan apabila dampak buruk lingkungan sudah mempengaruhi
atau sudah terjadi. Bisa dikatakan upaya ini adalah penanggulangan
perbuatan seorang anak akibat kurangnya upaya preventif yang
dilakukan . Upaya kuratif diantaranya:
1. Rehabilitasi Terarah : Upaya untuk merubah sifat anak menjadi lebih
baik. Rehabilitasi juga bisa dilakukan terhadap anak yang sudah terkena
narkoba. Rehabilitasi adalah upaya yang relatif sulit, karena tidak mudah
untuk merubah hal yang buruk menjadi baik. Ibaratnya tidaklah semudah
mambalikkan telapak tangan . Kecuali itu, rehabilitasi juga memerlukan
17
kerjasama komprehensip dari semua pihak. Rehabilitasi ini tidak saja
melibatkan tenaga medis, tetapi juga memerlukan pendampingan dan
pengawasan orang tua serta bimbingan dari pemuka agama, sebagai
pembimbing spiritual, bahkan motivasi positif dari teman dan lingkungan.
2. Mengutamakan kepentingan pendidikan anak : Usaha ini bisa dilakukan
dengan cara memperingan hukuman tahanan dan berupaya untuk tetap
lebih banyak memberikan fasilitas pendidikan. Jangan sampai anak
mengalami putus sekolah,karena akan kehilangan kesempatan untuk
mendapatkan pengetahuan dan informasi. Pada akhirnya anak akan lebih
terpuruk, tidak saja oleh hal negatif yang telah dia lakukan tetapi juga
tidak mampu bersaing dengan teman-temannya untuk berprestasi
2.5Alternatif Metode Pendidikan yang Efektif dan Efisien
Dari semua masalah-masalah pendidikan di Indonesia, pasti ada
alternatif metode pendidikan yang efektif dan efisien. Pendidikan formal
masih tetap menjadi prioritas. Karena bagaimanapun pendidikan formal
lebih terarah, memiliki system yang jelas. Tetapi apabila tidak
memungkinkan, karena berbagai alasan seperti misalnya keterbatasan
biaya, maka harus diupayakan agar setiap anak bisa mendapatkan
pendidikan. Beberapa cara yang bisa ditempuh di antaranya adalah :
18
1. Usaha kolektif dari kita, sebagai siswa yang berkesempatan menikmati
pendidikan formal untuk bersama-sama memberikan pembelajaran gratis
dan meminjamkan buku-buku di sela waktu senggang kita. Bisa pula
dilakukan di hari libur, agar liburan kita lebih
Bermanfaat. Selain semakin bisa memahami pelajaran juga beribadah
membantu mereka. Usaha ini juga murah meriah dan dapat memberikan
inspirasi bagi masyarakat sekitar untuk melakukan hal yang sama.
2. Bekerja sama dengan LSM (Lembaga Sumberdaya Masyarakat) untuk
mendapatkan metode pembelajaran yang lebih efektif. Apalagi bila LSM
tersebut cukup mendapat dukungan materiil dan spirituil dari Pemerintah
Luar maupun dalam negeri.
3. Perpustakaan keliling, berupa mobil keliling yang memuat buku-buku
pelajaran untuk dibaca siapa saja dan di mana saja. Upaya ini akan serius
dilakukan pemerintah , di mana sejak tahun 2006, Ibu Soesilo Bambang
Yudhoyono sudah mulai merintis usaha ini, walaupun belum maksimal
menyentuh semua lapisan masyarakat.
4. Taman Bacaan : adalah kegiatan megumpulkan buku-buku bekas untuk
dipinjamkan. Usaha ini juga bisa melibatkan kita, para pelajar, agar bisa
menyimpan buku dengan baik dan sekaligus bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
5. Pemberian beasiswa oleh Pemerintah , yang juga dapat bekerjasama
dengan Pemerintah negara lain untuk anak-anak yang berpotensi tetapi
kurang mampu.
19
6. Kesadaran pihak swasta untuk ikut serta berkontribusi dengan
memberikan bea siswa sekaligus lapanganpekerjaan bagi anak yang
berprestasi.
2.6 Upaya Pemerintah Dalam Menangani Kasus Pendidikan di Indonesia
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberlakukan program sekolah
gratis yang merupakan program Departemen Pendidikan Nasional.
Program itu hanya berlaku untuk sekolah dasar negeri. Bedasarkan berita
dari TEMPO Interaktif, Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Barat,
Saefullah mengatakan,”Tetapi tidak berlaku untuk SDN percontohan dan
SDN inti”, begitu ungkapnya. Jadi program sekolah gratis tidak
diberlakukan untuk sekolah percontohan dan inti. Biasanya program ini
diberlakukan di sekolah-sekolah pedalaman. Jumlah maksimum yang
ditetapkan pemerintah hanya 480 siswa per sekolah, karena jumlah
tersebut merupakan daya tampung maksimal sekolah dalam mencapai
keefektifan belajar. Saefullah menambahkan, kendala yang dihadapi di
lapangan adalah adanya sekolah yang menampung 600 sampai 700
siswa, seperti di Kecamatan Cengkareng. Penyebaran yang tidak merata
ini membuat pola belajar siswa tidak efektif, sehingga yang seharusnya
satu kelas maksimum menampung 40 siswa, bisa mencapai 60 siswa.
Oleh karena itu, kata Saefullah, Rancangan Anggaran Pendapatan Dana
Sekolah (RAPDS) harus dikalkulasi sesuai dengan jumlah subsidi yang
diberikan kepada 480 siswa untuk masing-masing sekolah. RAPDS ini
nantinya disetujui oleh Kepala Seksi Pendidikan Dasar Tingkat Kecamatan
menjadi APDS.
20
Begitulah salah satu upaya pemerintah dalam menangani kasus
pendidikan di Indonesia. Begitu susahnya untuk menangani hal itu.
Karena banyak sekali anak Indonesia yang tidak mempunyai biaya untuk
sekolah. Jadi untuk menyekolahkan mereka semua secara gratis, itu
bukanlah hal yang mudah. Karena ada berbagai faktor penyebabnya.
Diantaranya adalah kurangnya SDM untuk menjadi guru bagi mereka
semua . Lalu banyaknya jumlah anak yang tidak bersekolah, yang tidak
sebanding dengan kapasitas dan fasilitas yang tersedia. Akibatnya tidak
semua diantara mereka yang mendapat kesempatan untuk bersekolah.
Karena kurangnya tempat atau ” kursi ” bagi mereka.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi yang bisa kita simpulkan adalah pendidikan di negara kita ini harus
lebih ditingkatkan lagi. Masih banyak faktor yang harus ditingkatkan, terutama
tentang pentingnya kesadaran bersekolah. Menghadapi beberapa kendala untuk
mendapatkan pendidikan layak, segenap lapisan masyarakat harus
mengupayakan secara bersama , di samping juga usaha nyata dari pemerintah.
22
Pendidikan kita masih jauh jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Masa depan Indonesia bergantung kepada generasi penerus. Jika masih banyak
problematik pendidikan di Indonesia, dan jika tidak sedikitpun ada usaha dari
setiap diri kita untuk berkontribusi, kita akan merasa khawatir akan masa depan
bangsa Indonesia. Sekecil apapun usaha kita, kalau banyak di antara kita
melakukannya, Insya Allah akan menjadi manfaat yang besar. Pemahaman
agama dan akar budaya perlu ditingkatkan di kalangan siswa untuk
penyempurnaan akhlak, perilaku dan tameng dalam menghadapi berbagai hal
negatif dalam kehidupan
3.2 Saran
Saran yang bisa saya berikan kepada pemerintah adalah pemerintah
harus lebih mementingkan pendidikan anak-anak. Dan harus menyekolahkan
semua anak Indonesia bagaimanapun juga. Dan saya juga mengingatkan kepada
anak-anak Indonesia, agar tetap belajar dan belajar. DEMI BANGSA
INDONESIA!!
DAFTAR PUSTAKA
Daliyo, Marian May, Philip Guest, Riwanto Tirtosudarmo. 1998. Pekerja Anak
Dan Perencanaan Pendidikan di Nusa Tenggara Barat Dan Nusa Tenggara Timur.
Policy Paper No. 7: Indonesia-Australia
Pontianak Post. 23 Maret 2008. Pertama dan Terutama di Kalimantan: Singkawang,
India
Ami Afriatni. 7 September 2004. get the first but first get the truth. Tempo
Interaktif : Jakarta, Indonesia
23
Sugiharto. 14 Februari 2008. Lengkap dan Terpercaya : Jakarta, Indonesia
Vitri. November 2004. Ajang Informasi Psikologi Anak dan Keluarga. Blog.com :
Indonesia
Kaspul Anwar. 14 Februari 2008. Hampir empat ribu anak SD terkena narkoba.
Kompas.com : Banjarmasin-Indonesia
24
25
26