baru LAPORAN KBA.

16
LAPORAN KIMIA BAHAN ALAM KELOMPOK III Chindy M. Kalengkongan (091011007) Sariyana Togubu (091011011) Vinny Ch O Kojong (091011027) Arter Muaja (091011021) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2012

Transcript of baru LAPORAN KBA.

Page 1: baru LAPORAN KBA.

LAPORAN

KIMIA BAHAN ALAM

KELOMPOK III

Chindy M. Kalengkongan (091011007)

Sariyana Togubu (091011011)

Vinny Ch O Kojong (091011027)

Arter Muaja (091011021)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2012

I. Judul

Analisis Flavonoid dan Tannin dari Daun Sirsak

Page 2: baru LAPORAN KBA.

II. Waktu dan tempat percobaan

Percobaan dimulai pada 01 Oktober sampai 26 Oktober 2012 bertempat di laboratorium

Advans Unsrat.

III. Tujuan Percobaan

Untuk menganalisis flavonoid dan tannin dari daun sirsak.

IV. Metode percobaan

IV.1 Alat dan bahan

4.1.1 Alat

Alat – alat gelas, kertas saring, blender, pipet volumetrik, timbangan analitik.

4.1.2 Bahan

Daun sirsak, etanol, FeCl3 1 %, serbuk Mg dan HCl 2 N.

4.2 Prosedur percobaan

4.2.1 Preparasi

Daun sirsak yang diambil secara acak (daun tua dan muda) yang berasal dari

lingkungan sekitaran kampus Unsrat, kemudian dikering anginkan selama 14 hari,

digiling dan diayak dengan ayakan 65 mesh.

4.2.2 Analisis tanin

20 mg sampel ditambah etanol lalu dipanaskan sampai terbentuk dua fase, 2 mL

fase cair dipindahkan ketabung reaksi, ditambahkan 2-3 tetes FeCl3 1 %, dikocok

kemudian diamati. Tanin bersifat positif jika terjadi perubahan warna hitam

kebiruan/hijau.

4.2.3 Analisis Flavonoid

1 g sampel ditambah etanol lalu dipanaskan sampai terbentuk dua fase. Fase cair

dipindahkan ketabung reaksi kemudian ditambahkan serbuk Mg secukupnya lalu

ditambahkan pula 1 mL HCl 2 N, dikocok kemudian diamati. flavonoid bersifat positif

jika terjadi perubahan warna merah.

V. Hasil dan pembahasan

V.1Preparasi

Page 3: baru LAPORAN KBA.

Semua sampel dipreparasi sesuai prosedur dan tampak visual dari setiap sampel

yang dibuat adalah sebagai berikut :

V.2 Analisis tannin

Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol.

Senyawa tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan. Tanin dahulu digunakan untuk

menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin

dapat mengikat alkaloid dan glatin. Hasil positif ditunjukkan dengan timbulnya warna

hitam kebiruan atau hijau (Marlinda et al., 2012).

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa daun sirsak

mengandung senyawa Tanin kondensasi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna

yang terjadi pada saat penambahan larutan FeCl3 1% yaitu warna hijau kehitaman.

Pereaksi FeCl3 dipergunakan secara luas untuk mengidentifikasi senyawa fenol

termasuk tanin (Robinson dalam Marlinda et al., 2012).

Dimana, Tannin dibagi menjadi dua golongan dan masing-masing golongan

memberikan reaksi warna yang berbeda terhadap FeCI3 1 %. Golongan tannin hidrolisis

akan menghasilkan warna biru kehitaman dan tannin kondensasi akan menghasilkan

Gambar 3. Uji Tanin DS

Gambar 2. Serbuk Daun SirsakGambar 1. Daun Sirsak yang dianginkan

Page 4: baru LAPORAN KBA.

warna hijau kehitaman. Pada saat penambahannya diperkirakan FeCl3 bereaksi dengan

salah satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa tannin. Hasil reaksi itulah yang

akhirnya menimbulkan warna. Pereaksi FeCI3; digunakan secara luas untuk

mengidentifikasi senyawa fenol termasuk tannin. Oleh sebab itu dapat terjadi

kemungkinan bahwa hasil positif juga dapat diberikan oleh senyawa fenolik lain dalam

sampel.

V.3 Analisis Flavonoid

Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan

mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Senyawa-senyawa ini dapat ditemukan pada

batang, daun, bunga dan buah. Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang

terdapat pada tanaman hijau, kecuali alga. Flavonoid yang lazim ditemukan pada

tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) adalah flavon dan flavonol dengan C- dan O-

glikosida, isoflavon C- dan O-glikosida, flavanon C- dan O-glikosida, khalkon dengan

C- dan O-glikosida, dan dihidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin, auron O-

glikosida, dan dihidroflavonol O-glikosida. Hasil positif ditunjukkan dengan

terbentuknya warna merah (Marlinda et al., 2012).

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukuan sampel daun sirsak positif

mengandung flavonoid. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol.

Pemanasan dilakukan karena sebagaian besar golongan flavonoid dapat larut dalarn air

panas. Menurut Robinson (1995), warna merah yang dihasilkan menandakan adanya

flavonoid akibat dari reduksi oleh asam klorida pekat dan magnesium. Dan atau yang

ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi kuning kemerahan. Warna merah

pada uji flavonoid disebabkan karena terbentuknya garam flavilium (Achmad dalam

Marlinda et al., 2012) menurut reaksi berikut:

Gambar 4. Uji Flavonoid DS

Page 5: baru LAPORAN KBA.

VI. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan daun sirsak mengandung senyawa aktif

flavanoid, dan tanin. Dari hasil uji analisis, uji flavonoid pada daun sirsak terjadi perubahan

warna dari hijau menjadi kuning kemerahan. warna merah yang dihasilkan menandakan

adanya flavonoid akibat dari reduksi oleh asam klorida pekat dan magnesium. Sedangkan uji

tannin pada daun sirsak, dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi pada saat

penambahan larutan FeCl3 1% yaitu warna hijau kehitaman. Karena, Pada saat

penambahannya diperkirakan FeCl3 bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada

senyawa tannin. Hasil reaksi itulah yang akhirnya menimbulkan warna.

I. Judul Praktikum

Penentuan Total Fenolik dan Analisis Vitamin C pada Kulit Nenas

II. Waktu Pelaksanaan

Page 6: baru LAPORAN KBA.

Percobaan dimulai pada 01 Oktober sampai 26 Oktober 2012 bertempat di laboratorium

Advans Unsrat.

III. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan total kandungan fenolik dan analisis vitamin C pada kulit nanas

IV. Metode Percobaan

4.1 Alat dan Bahan

4.1.1 Alat

Alat – alat gelas, kertas saring, blender, pipet volumetri, pipet mikro, ayakan 65

mesh, incubator, senrifius, spektrofotometer, oven.

4.1.2 Bahan

Kulit nanas , etanol, aquades, amilum 2 N, iodium, reagen Folin-Ciocalteu, NaC03.

4.2 Prosedur Percobaan

4.2.1 Preparasi

Nanas yang diperoleh dari pasar lokal diambil kulitnya sebanyak 100 g dan

ditambahkan aquades 300 mL (1:3) kemudian disentrifugasi pada 35 rpm selama 45

menit. Disaring menggunakan kertas saring dan dipisakan filtrate dan residunya.

Diambil filtrate 10 mL dan dikeringkan bersama residu dalam oven pada suhu 100o C

sampai kering.residu yang telah kering digiling dan diayak pada ayakan 65 mesh.

4.2.2 Analisis vitamin C

10 mL sampel ditambahakan amilum 2 mL yang sebelumnya telah dipanaskan

dan ditambahkan aquades 20 mL kemudian di titrasi dengan iodium sampai larutan

berwarna biru dan dicatat volume awal dan saat berubah warna.

4.2.3. Maserasi

0,2 g serbuk nanas dimaserasi dengan 4 mL etanol 80% selama 2 jam kemudian

disaring. Filrat yang diperoleh diuji total fenolik.

Gambar 5. Filtrat dan ampas maserasi nenas

Page 7: baru LAPORAN KBA.

4.2.4. Pembuatan Konsentrasi-Konsentrasi Ekstrak

Semua sampel (kulit dan daging ubi kuning dan putih) dilarutkan dalam etanol 80%

dibuat dengan konsentrasi 5000 ppm, 1000 ppm, 500 ppm dan 100 ppm.

4.2.5. Penentuan total fenolik

Sebanyak 0,1 mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambahkan reage

Folin-Ciocalteu. Selanjutnya ditambahkan 2 mL larutan Na2CO3, campuran divorteks

selama 3 menit kemudian larutan disimpan dalam ruangan gelap selama 30 menit.

Absorbansi larutan ekstrak dibaca pada λ = 750 nm dengan spektrofotometer Uv-Vis.

Hasilnya dinyatakan sebagai mg asam galat / kg ekstrak.

V. Hasil dan Pembahasan

5.1 Preparasi

Gambar 4. Konsentrasi-konsentrasi ekstrak

Page 8: baru LAPORAN KBA.

Semua sampel dipreparasi sesuai prosedur dan tampak visual dari setiap sampel yang dibuat

adalah sebagai berikut :

5.2 Analisis vitamin C

Vitamin umumnya dikelompokan ke dalam 2 golongan utama yaitu vitamin yang larut

dalam lemak yang meliputi A, D, E, K dan vitamin yang larut dalam air yang terdiri dari

vitamin C dan B. Penetapan kadar Vitamin C dalam suasana asam akan mereduksi larutan

dye membentuk larutan yang tidak berwarna.

Apabila semua asam askorbat sudah mereduksi larutan dye sedikit saja akan terlihat

dengan terjadinya perubahan warna (merah jambu). Kadar vitamin C ditetapkan berdasarkan

titrasi dengan 2,6-diklorofenol indofenol dimana terjadi reaksi reduksi 2,6- diklorofenol

indofenol dengan adanya vitamin C dalam larutan asam (Hashmi, 1986). Titrasi dimulai dari

0 dan perubahan warna di mulai pada 0,9 mL lalu pada 1,7 mL dan stabil (tidak berubah)

pada 2,0 mL.

5.3. Penentuan total fenolik

Penentuan total fenol pada setiap sampel kulit nanas dilakukan dengan metode Folin-

Ciocalteu dan absorbansi larutan ekstrak dibaca pada λ = 750 nm dengan spektrofotometer

Uv-Vis. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Gambar 5.Serbuk halus

Gambar 6.Serbuk kasar

Gambar 7.Filtrat nenas

Page 9: baru LAPORAN KBA.

Table 1. Absorbansi ekstrak kulit nanas

Sampel Absorbansi

5000 ppm 0,099

1000 ppm 0,053

500 ppm 0,038

100 ppm 0,034

Hasil maserasi 0,498

VI. Kesimpulan

I. Judul Praktikum

Gambar 6. Uji Fenol nenas

Page 10: baru LAPORAN KBA.

Penentuan Total Fenolik Kulit dan Daging Singkong yang Disoxletasi dengan Etanol

II. Waktu Pelaksanaan

Percobaan dimulai pada 01 Oktober sampai 26 Oktober 2012 bertempat di laboratorium

Advans Unsrat.

III. Tujuan Percobaan

Untuk menentukan total kandungan fenolik dalam kulit dan daging Singkong putih dan

kuning.

IV. Metode Percobaan

4.1 Alat dan Bahan

4.1.1 Alat

Ayakan 65 mesh, pipat folumetri, pipet mikro, blender ,kolom, percolator, coron

pisah, spektometer, oven, neraca analitik, vorteks, dan alat-alat gelas lainnya.

4.1.2 Bahan

Buah singkong kuning dan putih, etanol 80%, aquades, reagen Folin-Ciocalteu, NaC03 ,

4.2 Prosedur Percobaan

4.2.1 Preparasi

Buah singkong putih dan kuning dicuci bersih dan dipisahkan kulit dengan

daging. Kulit dan daging dipotong kecil-kecil secara terpisah dan dikeringkan dalam

oven pada suhu 400 C selama 1 hari. Semua sampel kemudian digiling dan diayak dalam

ayakan 65 mesh.

4.2.2 Soxletasi

Sebanyak 5 g sampel disoxletasi dengan etanol 80% sebanyak 2 putaran. Ekstrak

kasar yang diperoleh dievaporasi sampai mendapatkan ekstrak pekat.

Page 11: baru LAPORAN KBA.

4.2.3 Pembuatan Konsentrasi-Konsentrasi Ekstrak

Semua sampel (kulit dan daging ubi kuning dan putih) dilarutkan dalam etanol

80% dibuat dengan konsentrasi 5000 ppm, 1000 ppm, 500 ppm dan 100 ppm.

4.2.4 Penentuan Total Fenol

Sebanyak 0,1 mL ekstrak dimasukan ke dalam tabung reaksi , ditambahkan 0,1

mL reagen Folin-Ciocalteu. Selanjutnya ditambahkan 2 mL larutan Na2CO3, campuran

divortex selama 3 menit kemudian larutan disimpan dalam ruaang gelap selama 30

menit. Absorbansi larutan ekstrak dibaca pada λ = 750 nm dengan spektrofotometer

Uv-Vis. Hasilnya dinyatakan sebagai mg asam galat/kg ekstrak.

Gambar Rangkaian evaporasi

Gambar Rangkaian soxlet

Page 12: baru LAPORAN KBA.

V. Hasil dan Pembahasan

Semua sampel dipreparasi sesuai prosedur dan tampak visual dari setiap sampel yang dibuat

adalah sebagai berikut :

Dari analisis uji fenolik menggunakan ubi kayu putih dan kuning sampel, pertama-tama

terlebih dahulu di preparasi dimana dari kedua sampel tersebut hanya diambil kulit dan

daging.

VI. Kesimpulan

Kulit Ubi Putih Kulit Ubi Kuning Daging Ubi Putih Daging Ubi Kuning