BAB III PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAGI REMAJA...
Transcript of BAB III PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM BAGI REMAJA...
88
BAB III
PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM
BAGI REMAJA NAKAL DALAM PERSPEKTIF KONSELING ISLAM
DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK WANITA TANGERANG
3.1 Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
3.1.1 Sejarah Berdirinya dan Letak Geografis
Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Anak Wanita Tangerang
yang sekarang berdiri tegar ini adalah merupakan peninggalan Belanda.
LAPAS ini didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1928,
semula bernama Land Opvoeding Gesticht (LOG), tujuan didirikannya yaitu
untuk pengasingan anak-anak Indo Belanda yang melakukan pelanggaran
atau kenakalan agar tidak membuat malu pemerintah Belanda. Kemudian
pada tahun 1934 pengelolaannya diserahkan kepada yayasan swasta Pro
Yuven Tute, lalu pada tahun 1942 diserahkan kepada pemerintah Jepang dan
dipergunakan untuk rumah tahanan perang (terutama anak-anak dan wanita
Belanda) yang akan dipulangkan ke negara Belanda.
Pada tahun 1942 dipergunakan oleh Sekolah Akademik Militer
Tangerang dan terkenal dengan salah satu pahlawannya yang sekarang
menjadi nama jalan yaitu Daan Mogot. Setelah Indonesia merdeka tahun
1950 diambil alih oleh pemerintah RI dan dikelola oleh yayasan yang
bernama Pra Yuwgna, kemudian pada tahun 1962 diambil alih kembali oleh
pemerintah RI dan pengelolaannya oleh Departemen Kehakiman dan
89
bernama Rumah Pendidikan Negara (RPN). Dengan lahirnya sistem
pemasyarakatan yang jatuh pada tanggal 27 April 1964, maka RPN diganti
menjadi Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang dan pada tahun
yang sama juga LAPAS ini pernah dipergunakan untuk Kampus Akademi
Ilmu Pemasyarakatan (AKIP).
Berdasarkan surat keputusan Menteri Kehakiman RI tahun 1977
tentang struktur organisasi Departemen Kehakiman maka Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang namanya diganti menjadi Lembaga
Pemasyarakatan Anak Negara Wanita. Kemudian berdasarkan keputusan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 26 Februari 1985 No.
M01-PR.07.03 Tahun 1985 tentang struktur organisasi maka Lembaga
Pemasyarakatan Anak Negara Wanita diganti menjadi Lembaga
Pemasyarakatan Klas II B Anak Wanita Tangerang.
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang berkedudukan
di Jalan Daan Mogot (diambil dari nama seorang pahlawan) No. 28C
Kelurahan Tanah Tinggi Kota Tangerang Propinsi Banten, letaknya berjarak
sekitar kurang lebih 200 M dari Masjid Agung Tangerang. Lokasi gedung
berada di pinggir jalan raya sehingga mudah untuk diketahui orang, mudah
dijangkau dan dilewati kendaraan umum (Observasi, 14 Maret 2006).
Adapun batas-batas Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Jalan Daan Mogot
- Sebelah Selatan : Kelurahan Tanah Tinggi
90
- Sebelah Barat : Kantor HAKI
- Sebelah Timur : Jalan Metrology (Wawancara: Sri Setiati, 15 Maret
2006)
3.1.2 Bentuk Bangunan
Gedung LAPAS dan Blok narapidana atau tahanan dibangun di
atas tanah seluas 67.841,41 M², dengan luas bangunan 39.560 M² dengan
kapasitas 100 orang. pidana (Dokumentasi LAPAS Anak Wanita
Tangerang, 14 Maret 2006).
Bangunan atau gedung Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang terdiri dari:
- 17 ruang kantor
- Lima buah paviliun diperuntukkan:
a. Paviliun I untuk tempat tinggal kepala dan staf
b. Paviliun II untuk hunian narapidana dewasa
c. Paviliun III untuk kegiatan sekolah SD Istimewa, ruang guru, kelas
dan perpustakaan
d. Paviliun IV untuk hunian anak didik
e. Paviliun V untuk hunian anak didik
- Empat ruang sel
- Satu ruang tahanan
- Satu ruang mushalla
- Satu ruang aula
- Satu ruang serba guna
91
- Dua ruang besuk (kunjungan)
- Satu ruang tamu
- Satu ruang poliklinik
- Satu ruang dapur umum dan satu ruang dapur untuk belajar memasak
narapidana
- Satu ruang komputer dilengkapi dengan lima komputer
- Tiga ruang latihan ketrampilan (menjahit, salon dan sablon)
- Satu ruang data
- Satu lapangan bola volley
- Lima gudang
Untuk Denah Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
sebagaimana dalam lampiran II
3.1.3 Motto, Visi, Misi dan Tujuan
1. Motto
“Berpikir Bersama, Bekerja Bersama, Berjalan Bersama, Maju Bersama,
Berhasil Bersama”.
2. Visi
Memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan
Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat
dan mahkluk Tuhan YME (membangun manusia mandiri).
3. Misi
Melaksanakan perawatan tahanan pembinaan dan pembimbingan Warga
Binaan Pemasyarakatan dalam kerangka penegakan hukum pencegahan
92
dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan hak
asasi manusia.
4. Tujuan
Membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia
seutuhnya, menyadari kesalahannya, memperbaiki diri dan tidak
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh
lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan
dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung
jawab.
3.1.4 Pembinaan Yang Diberikan
1. Pembinaan Kesadaran Beragama
a. Belajar membaca Al-Qur’an
b. Membentuk manusia yang beragama dengan mempelajari,
melaksanakan, dan mengamalkan perintah agama yang dianut.
c. Belajar sopan santun, saling hormat menghormati dan saling
menghargai sesama narapidana.
d. Menciptakan rasa aman dan saling melindungi dengan cara
menempatkan narapidana di dalam satu paviliun dan diawasi oleh
petugas paviliun.
2. Pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Pembinaan kemampuan intelektual (kecerdasan)
Dengan pendidikan formal (sekolah) untuk meningkatkan dan memberi
bekal masa depan anak didik dengan melalui pendidikan SD dan SLTP.
93
a. Pendidikan Sekolah Dasar
Di dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
diselenggarakan pendidikan SD dan bernama SD Istimewa III,
merupakan perpaduan pelajaran SD biasa dan SD luar biasa,
keistimewaan tersebut terletak pada:
- Jumlah murid
- Usia murid
- Permasalahan yang dihadapi
- Pelaksanaan pendidikan (misal: EBTANAS).
S/d Istimewa III di bawah pengawasan dan bimbingan
Kan.Dik.Bud Jakarta Barat di Cengkareng, status sama seperti SD
swasta lainnya.
b. Pendidikan SLTP
Bagi anak didik yang telah memenuhi syarat (sudah tamat SD
berkemauan dan berkemampuan memadai serta sudah memenuhi
syarat-syarat pembinaan lainnya dan disetujui sidang TPP bisa
melanjutkan ke SLTP yang berada di LPAN Anak Pria Tangerang
dengan pengawalan petugas.
c. Demikian juga apabila ada yang ingin meneruskan ke SLTA.
4. Pembinaan kesadaran hukum
5. Pembinaan mengintegrasikan diri dengan masyarakat:
a. Kunjungan keluarga
b. Berkirim surat
94
c. Kunjungan tamu (organisasi) ke dalam LAPAS
d. Kegiatan pramuka di luar tembok
e. Melakukan shalat Ied di luar tembok
6. Pembinaan ketrampilan dan non formal lainnya:
a. Belajar ketrampilan menjahit, merenda, dan memasak
b. Belajar ketrampilan bercocok tanam
c. Mengikuti kegiatan pramuka
d. Perpustakaan
e. Hiburan atau rekreasi dan olah raga
7. Pembinaan dalam bentuk pelayanan
a. Pemberian pelayanan perawatan (jasmani)
- Mengolah dan menyajikan makanan untuk narapidana tiga kali
dalam satu hari
- Pemberian pelayanan di bidang kesehatan: memeriksa kesehatan
anak didik setiap satu minggu sekali, mengobati dan merawat
anak didik yang sakit.
- Pemberian sarana kebersihan berupa sabun mandi, odol dan
sikat satu kali dalam satu bulan, sabun cuci shampoo setiap hari
sabtu, baju harian berwarna biru dua kali dalam satu tahun, baju
sekolah, dan lain-lain.
- Perlengkapan shalat
- Perlengkapan tidur
- Perlengkapan makan
95
b. Pembentukan sifat disiplin (kedisiplinan), dengan melalui apel
kegiatan. Apel kegiatan penggantian petugas jaga, apel makan, dan
lain-lain
3.1.5 Status dan Struktur Organisasi
1. Status Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang.
Status Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
adalah salah satu unit Pelaksana Teknis Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, yang dalam pelaksanaan tugas
sehari-hari bertanggung jawab langsung ke Kantor Wilayah
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Banten (Dokumen
LAPAS Anak Wanita Tangerang, 14 Maret 2006). Status Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang di samping untuk
menampung narapidana yang telah menerima keputusan hukum, juga
tahanan yang sedang menunggu proses peradilan.
Berdasarkan kapasitas dan lokasi, Lembaga Pemasyarakatan
Anak Wanita Tangerang diklasifikasikan dalam kelas II B
(Dokumentasi LAPAS Anak Wanita Tangerang, 14 Maret 2006).
2. Struktur organisasi Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang.
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang dipimpin
oleh Kepala. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang mempunyai tugas mengkoordinasi, memimpin dan
mengawasi proses penerimaan, penempatan, perawatan, keamanan dan
96
tata tertib tahanan serta bidang fasilitas LAPAS sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk kepentingan penyidikan dan
penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan (Dokumentasi
LAPAS Anak Wanita Tangerang, 14 Maret 2006).
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh:
a. Sub Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga
LAPAS, dan mempunyai fungsi:
- Melakukan urusan kepegawaian dan keuangan.
- Melakukan urusan surat menyurat, perlengkapan dan rumah
tangga.
b. Seksi Bimbingan Narapidana atau Anak Didik dan Kegiatan Kerja
Mempunyai tugas memberikan bimbingan pemasyarakatan bagi
narapidana atau anak didik dan bimbingan kerja. Dan mempunyai
fungsi:
- Melakukan registrasi dan membuat statistik sidik jari serta
memberikan bimbingan pemasyarakatan bagi narapidana atau
anak didik.
- Mengurus kesehatan dan memberikan perawatan bagi
narapidana atau anak didik.
- Memberikan bimbingan kerja, mempersiapkan fasilitas sarana
kerja dan mengelola hasil kerja.
97
c. Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib
Mempunyai tugas mengatur jadwal tugas, penggunaan
perlengkapan dan pembagian tugas pengamanan, menerima
laporan harian dan berita acara dari satuan pengamanan yang
bertugas serta menyusun laporan berkala di bidang keamanan dan
menegakkan tata tertib. Dan mempunyai fungsi:
- Mengatur jadwal tugas, penggunaan perlengkapan dan
pembagian tugas pengamanan.
- Menerima laporan harian dan berita dan berita acara dari satuan
pengamanan yang bertugas serta mempersiapkan laporan
berkala di bidang keamanan dan menegakkan tata tertib.
d. Seksi Kesatuan Pengamanan LAPAS
Mempunyai tugas menjaga keamanan dan tata tertib LAPAS, dan
mempunyai fungsi:
- Melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap narapidana
atau anak didik.
- Melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban.
- Melakukan pengawalan, penerimaan, penempatan dan
pengeluaran narapidana atau anak didik.
- Melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran keamanan.
- Membuat laporan harian dan berita acara pelaksanaan
pengamanan.
98
Dalam menjalankan tugasnya Seksi Kesatuan Pengamanan dibantu
oleh petugas pengamanan yang terdiri dari empat regu:
- Regu I
- Regu II
- Regu III
- Regu IV
Masing-masing petugas pengamanan membawahi lima orang
personil atau anggota. Dalam menjalankan tugas, petugas
pengamanan dibagi dalam empat shift dan diharuskan datang atau
hadir 15 menit sebelum dinas didahului dengan kegiatan apel dan
pembagian tugas. Empat shift tersebut adalah:
- Dinas pagi dimulai pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul
12.00 WIB.
- Dinas siang dimulai pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul
18.00 WIB.
- Dinas malam dimulai pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul
06.00 WIB.
- Satu regu istirahat.
Adapun susunan struktur organisasi Lembaga Pemasyarakatan
Anak Wanita Tangerang, adalah sebagai berikut:
1. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang adalah
Dianawati Rachman, Bc.Ip, SH.
99
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha adalah Djoko Santoso dalam
menjalankan tugasnya dibantu oleh Hj. Sitatun, Amd. Ag selaku
Kepala Urusan Umum dan Haryani selaku Kepala Urusan
Kepegawaian dan Keuangan.
3. Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan adalah
Hj. Warlinda Harahap dibantu oleh Lilis Irianti, Yosiana dan
Kasini. Kesatuan pengamanan LAPAS ini membawahi empat
petugas pengamanan yang terdiri dari:
a) Regu I yaitu:
- Sutikno : Komandan
- Nuryati : Wakil
- Yudita Simatupang : Anggota
- Rustam : Anggota
- Tri Sundari :Anggota
- Etna Beliandri : Anggota
b) Regu II yaitu:
- Yuyu Sumiati : Komandan
- Sukemi : Wakil
- Handayani : Anggota
- Sunarti : Anggota
- Nurul Qomariah : Anggota
- Titi Hajrah. A : Anggota
100
c) Regu III yaitu:
- Ismiyanto : Komandan
- Titi Indrayanti : Wakil
- Cut Suatika : Anggota
- Suprapti : Anggota
- Ari Anjaswati : Anggota
- Imaculata Lany Rahayu : Anggota
d) Regu IV yaitu:
- Joko Purnomo H.S : Komandan
- Sri Gayatri : Wakil
- Hasnah : Anggota
- Sri Suarni : Anggota
- Sumadi : Anggota
- Kurmy Mutini : Anggota
4. Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Kegiatan Kerja adalah
Dra. Afiva Amirudin, dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
Sri Setiati, Bc.Ip selaku Kepala Sub Seksi Registrasi dan
Bimbingan Pemasyarakatan dan Iyam Mariam selaku Kepala Sub
Seksi Perawatan serta Mahmudah selaku Kepala Sub Seksi
Kegiatan Kerja.
5. Kepala Seksi Administrasi Keamanan dan Ketertiban adalah
Sudaryati, Bc.Ip., S.Pd. dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
101
Suparmo selaku Kepala Sub Seksi pelaporan dan Sri Mulatsih,
B.A. selaku Kepala Sub Seksi Keamanan.
Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang, lihat pada halaman
berikutnya
102
103
3.1.4 Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
Menurut UU No. 12 Tahun 1995 pasal I ayat 8a, 8b, 8c anak didik
(sebutan untuk penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang) dapat dibedakan kepada:
a. Anak Negara
Yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan pada
negara untuk dididik dan ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan
Anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun.
b. Anak Sipil
Yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya memperoleh
penetapan pengadilan untuk dididik di Lembaga Pemasyarakatan Anak
paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun.
c. Anak Pidana
Yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di
Lembaga Pemasyarakatan Anak, dan umur mereka belum mencapai 22
tahun.
Dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang Anak Pidana
dibedakan atas:
- Anak Pidana B I yaitu anak yang dijatuhi hukuman di atas 1 (satu)
tahun.
- Anak Pidana B IIa yaitu anak yang dijatuhi hukuman antara 3 bulan
sampai 1 tahun.
104
d. Tahanan Anak
Yaitu anak yang didakwa melakukan suatu kejahatan.
Dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang Tahanan
Anak dibedakan atas:
- Tahanan A II yaitu tahanan yang perkaranya sudah dilimpahkan
kepada Hakim tetapi belum dijatuhi vonis.
- Tahanan A III yaitu tahanan yang sudah dijatuhi vonis oleh
pengadilan akan tetapi naik banding.
Jumlah anak didik di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang pada bulan Maret 2006 sebanyak 31 orang. Adapun perinciannya
sebagai berikut:
- Anak Negara : 1 (satu) orang
- Anak Sipil : 1 (satu) orang
- Anak Pidana B I : 20 (dua puluh) orang
- Anak Pidana B II a : 5 (lima) orang
- Tahanan Anak A II : 1 (satu) orang
- Tahanan Anak A III : 3 (tiga) orang
Karakteristik penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang sangat heterogen baik dilihat dari faktor umur, pendidikan, hidup
keagamaan, sosial ekonominya maupun tindak pidananya.
Untuk lebih jelasnya penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak
Wanita Tangerang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
105
Tabel I
Pendidikan Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang
Tingkat Pendidikan Anak Negara Anak Sipil Anak Pidana Tahanan Anak Jumlah
Buta Huruf - - 1 - 1
SD - 1 8 2 11
SMP 1 - 12 2 15
SMA - - 4 - 4
Jumlah 1 1 25 4 31
Sumber: Dokumentasi LAPAS Anak Wanita Tangerang
Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa, mayoritas taraf pendidikan
penghuni LAPAS (anak negara, anak pidana, tahanan anak) sebanyak 15
(lima belas) orang adalah lulusan SMP, kemudian disusul dengan tamatan SD
Sebanyak 11 (sebelas) orang dan lulusan SMA sebanyak 4 orang, ada juga
yang buta huruf sebanyak 1 orang.
Tabel II
Usia Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
Usia Anak Negara Anak Sipil Anak Pidana Tahanan Anak Jumlah
13 tahun - 1 - - 1
15 tahun - - 1 - 1
16 tahun - - 1 - 1
17 tahun 1 - 3 1 5
18 tahun - - 6 3 9
19 tahun - - 5 - 5
20 tahun - - 5 - 5
21 tahun - - 4 - 4
Jumlah 1 1 25 4 31
Sumber Dokumentasi LAPAS Anak Wanita Tangerang
106
Dari tabel di atas, terlihat bahwa mayoritas usia penghuni Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang adalah 18 tahun.
Tabel III
Agama Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
Agama Anak Negara Anak Sipil Anak Pidana Tahanan Anak Jumlah
Islam 1 1 23 4 29
Kristen - - 2 - 2
Lain-lain - - - - -
Jumlah 1 1 25 4 31
Sumber Dokumentasi LAPAS Anak Wanita Tangerang
Dari data di atas, maka dapat dilihat bahwa sebagian besar agama
yang dipeluk oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang adalah agama Islam. Sedangkan untuk agama lainnya hanya 2
orang yang memeluk agama Kristen.
Mengenai bentuk-bentuk kejahatan yang dilakukan oleh penghuni
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
107
Tabel IV
Bentuk Kejahatan Penghuni
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
No. Bentuk Kejahatan Anak
Negara
Anak
Sipil
Anak
Pidana
Tahanan
Anak
Jumlah
1. Narkoba - - 9 1 10
2. Perampokan - - 2 - 2
3. Pencurian - - 4 2 6
4. Pembunuhan - - 2 - 2
5. Penggelapan 1 - - - 1
6. Penganiayaan - - 2 - 2
7. Penipuan - - 1 - 1
8. Pelanggaran Tata Tertib - - 3 - 3
9. Kenakalan - 1 - - 1
10. Penadahan - - - 1 1
11. Penelantaran Anak - - 1 - 1
12. Aborsi - - 1 - 1
Jumlah 1 1 25 4 31
Sumber Dokumentasi LAPAS Anak Wanita Tangerang
Tabel di atas menunjukkan bahwa tindak kejahatan yang banyak
dilakukan oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
adalah narkoba, yang dilakukan sebanyak 10 orang yang terdiri dari 9 orang
anak pidana dan 1 orang tahanan anak.
3.1.4 Fasilitas-Fasilitas Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang
Yang dimaksud fasilitas adalah segala bentuk sarana yang
penanganannya ditujukan untuk menunjang keberhasilan sistem
108
pemasyarakatan dan pembinaan agama. Adapun sarana tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Fasilitas pembinaan rohani, yaitu berupa:
1. Sebuah aula lengkap dengan peralatannya, yaitu podium, papan
tulis, penghapus, kapur tulis dan pengeras suara
2. Sebuah ruang serba guna lengkap dengan peralatannya
3. Mushalla yang selain berfungsi sebagai tempat ibadah (khususnya
shalat), juga digunakan sebagai tempat pembinaan rohani dan
diskusi.
4. Sebuah ruang perpustakaan
b. Fasilitas untuk olah raga
1. Sebuah lapangan volley ball lengkap dengan peralatannya, yaitu
net dan bola. Lapangan ini juga digunakan untuk senam.
2. Sebuah tenis meja lengkap dengan peralatannya, yaitu berupa net,
bet dan bola.
3. Sebuah lapangan bulu tangkis lengkap dengan peralatannya, yaitu
berupa net, raket dan kok.
c. Fasilitas untuk ketrampilan,
1. Sebuah ruangan untuk menjahit lengkap dengan peralatannya
berupa mesin jahit dan lain-lain.
2. Sebuah ruangan sablon lengkap dengan peralatannya.
3. Sebuah ruangan untuk salon lengkap dengan peralatannya.
4. Lahan atau kebun lengkap dengan peralatan untuk bercocok tanam.
109
d. Fasilitas kesehatan, yaitu satu ruang kesehatan (poliklinik) yang
dilengkapi dengan obat-obatan, serta tenaga paramedis yang terdiri
dari 2 orang dokter umum, 2 orang dokter gigi dan 4 orang perawat.
e. Fasilitas perawatan yang berupa makanan, minuman, pakaian, tempat
tinggal dan pemeliharaan kebersihan yang ditujukan untuk memelihara
kesehatan anak didik (penghuni LAPAS), dalam pembagian makanan
pada anak didik semua mendapat bagian yang sama yaitu makan tiga
kali sehari, mereka diberi nasi yang cukup mengenyangkan dan lauk
yang cukup bergizi.
Pakaian diberikan kepada anak didik dan harus dipakai setiap hari
pada jam kerja, warna pakaian biru tua (Wawancara: Sri Setiati, 16 Maret
2006).
3.2 Masalah Kenakalan Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang
3.2.1 Faktor Penyebab Kenakalan Remaja di Lembaga Pemasyarakatan
Anak Wanita Tangerang
Di sini penulis hanya membahas tiga (3) kenakalan utama yang
dilakukan oleh remaja sehingga menyebabkan mereka masuk ke dalam
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang. Bentuk kenakalan utama
di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang yaitu penyalahgunaan
Narkoba, pencurian,dan aborsi. Yang menyebabkan terjadinya kenakalan
110
tersebut menurut hasil penelitian dan wawancara dengan narapidana atau
anak didik adalah:
1. Penyalahgunaan Narkoba
Yang menyebabkan para remaja mengkonsumsi Narkoba yaitu:
a. Lemahnya keimanan para remaja, menyebabkan mereka tidak dapat
mengendalikan dirinya terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
sekelilingnya.
b. Kondisi keluarga yang meliputi broken home, kesibukan orang tua
dan hubungan orang tua dan anak yang tidak harmonis serta ekonomi
keluarga.
c. Pengaruh dari pergaulan, terutama dengan para remaja yang selalu
mengkonsumsi narkoba.
d. Keingintahuan remaja terhadap narkoba.
e. Mudahnya sarana untuk mendapatkan narkoba.
2. Pencurian
Tindakan pencurian yang dilakukan remaja disebabkan oleh :
a. Lemahnya iman para remaja.
b. Ekonomi keluarga yang serba kekurangan.
c. Banyaknya pengangguran di kalangan remaja
3. Aborsi
Yang menyebabkan remaja melakukan tindakan aborsi yaitu:
111
a. Kurangnya didikan agama dari keluarga sehingga menyebabkan
remaja tidak punya pegangan dalam hidup dan tidak tahu mana yang
baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dilakukan dan mana
yang tidak boleh dilakukan.
b. Kondisi keluarga yang meliputi broken home, kesibukan orang tua
dan hubungan orang tua dan anak yang tidak baik.
c. Pengaruh dari bacaan-bacaan, gambar-gambar, dan film porno
(Wawancara: narapidana, 21 Maret 2006).
Menurut hasil wawancara kepada Ketua Sie Registrasi dan
Bimbingan Pemasyarakatan, Sri Setiati, Bc.Ip., faktor penyebab ketiga
kenakalan yang dilakukan remaja yaitu:
1. Lingkungan rumah (keluarga)
Kondisi ini meliputi; kurang akrabnya hubungan antar anggota
keluarga, perbedaan kasih sayang, keluarga broken home, kurang
diperhatikannya kehidupan beragama. Berdasarkan hasil wawancara
dengan responden tentang kehidupan beragama dalam keluarga
meliputi kurangnya pendidikan agama dalam keluarga, jarangnya atau
tidak pernah para anggota keluarga melakukan aktivitas shalat
berjamaah.
2. Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah juga dapat menimbulkan kenakalan remaja,
seperti kurang ketatnya peraturan sekolah, bergaul dengan teman yang
112
kurang baik, suasana pergaulan dalam sekolah yang buruk.
3. Lingkungan masyarakat
Faktor-faktor tersebut antara lain tipisnya kepedulian masyarakat
terhadap agama Islam, pengaruh budaya asing (banyaknya budaya luar
yang masuk), adanya tingkah laku dan tempat tercela (pelacuran,
perjudian, kriminalitas) (Wawancara : Sri Setiati, 20 Maret 2006).
3.3 Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam Bagi Remaja Nakal
Bimbingan rohani Islam adalah merupakan salah satu program
pembinaan yang diberikan kepada para anak didik yang beragama Islam.
Program ini berada di bawah tanggung jawab Kepala Seksi Pembinaan
Narapidana atau anak didik (KASI BINAPI) Dra. Afiva Amirudin. Ia
menjelaskan bahwa pengadaan program bimbingan rohani Islam mempunyai
dua tujuan yaitu pertama, sebagai media pendidikan. Ia menjelaskan bahwa
umumnya para narapidana atau anak didik yang ada di sana pengetahuan
agamanya sangat kurang. Adanya bimbingan rohani Islam ini adalah sebagai
media pembelajaran agama bagi para narapidana atau anak didik, sehingga
materinya disesuaikan dengan materi-materi islami, seperti: aqidah, akhlak,
sejarah Islam dan Nabi, dan baca-tulis Al-Qur’an (Wawancara: Afiva
Amirudin, 23 Maret 2006).
Kedua, sebagai pelayanan kejiwaan. Ia mengakui dan meyakini
bahwa banyak narapidana atau anak didik yang sebenarnya mengalami
gangguan mental seperti stres, sayangnya hal ini tidak terdeteksi sejak dini
bahkan tidak bisa diteliti satu per satu. Dengan adanya kegiatan bimbingan
113
rohani Islam diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada mereka
(narapidana atau anak didik), sehingga melalui pendekatan keagamaan dapat
dijadikan sebagai solusi dari masalah mereka (Wawancara: Afiva Amirudin,
23 Maret 2006).
Semangat yang sama disampaikan dalam kesempatan lain dalam
wawancara dengan Ketua Sie Registrasi dan Bimbingan Pemasyarakatan Sri
Setiati, Bc.Ip. Adanya bimbingan rohani Islam di LAPAS ini adalah sebagai
media pembelajaran dan penyadaran kepada narapidana atau anak didik. Ia
juga mengatakan bahwa suatu usaha harus mempunyai tujuan, sebab tanpa
adanya tujuan serta orientasi yang jelas tidak akan bisa dievaluasi berhasil
atau tidaknya suatu usaha.
Tujuan dari pelaksanaan bimbingan rohani Islam di Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang adalah:
1. Ingin mengembalikan narapidana atau anak didik, sebagai manusia muslim
dan taqwa kepada Allah SWT.
2. Untuk membantu narapidana atau anak didik, supaya dengan kesadaran
dan kemauannya sendiri menjadi bersedia mengamalkan syariat Islam,
sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
3. Ingin menjadikan narapidana atau anak didik seutuhnya yang memiliki ciri
tidak melanggar hukum serta memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan
hukum yang berlaku.
Dari tujuan tersebut, diharapkan supaya narapidana atau anak didik
menyadari kesalahan yang dilakukan, menjalankan perintah Allah SWT. Dan
114
dapat menjauhi larangan-larangan Allah, menjadi manusia seutuhnya yang
memiliki ciri-ciri tidak melanggar hukum serta menjunjung kewajiban dan
hak sebagai manusia yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat,
bangsa, negara, dan agama (Wawancara: Sri Setiati, 24 Maret 2006).
3.3.1 Proses Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam Bagi Remaja Nakal
Proses bimbingan rohani Islam bagi remaja nakal yang menjadi
penghuni LAPAS adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian nasehat-
nasehat Islami yang dilakukan oleh pembimbing rohani Islam selama anak-
anak nakal itu dididik di dalam LAPAS sampai masa hukumannya berakhir.
Jadwal bimbingan rohani Islam
Selasa 10.00-12.00
14.00-16.00
dari BKBRIN
dari FUIT
Aqidah, akhlaq, syari’ah
Cerita-cerita mengenai sejarah
Islam dan Nabi
Rabu 14.00-16.00 Dari FUIT Baca tulis Al-Qur’an dan
praktek ibadah (shalat, wudhu,
berdo’a)
Kamis 10.00-11.30 Dari An-
Nabawiyah
Baca tulis Al-Qur’an,
pembacaan shalawat, rebana
Jum’at 09.00-11.00 Mar’atus
Sholihah
Baca tulis Al- Qur’an, akhlaq,
tarikh Islam
Selama penulis melakukan penelitian, proses berjalannya
bimbingan rohani Islam secara keseluruhan berada di bawah pengawasan
pembimbing rohani dari BKBRIN. Kegiatan bimbingan rohani Islam ini
berlangsung pada hari selasa dimulai pukul 10.00 WIB diawali dengan
115
pelantunan shalawat selama kurang lebih 10 menit yang dipimpin langsung
Ustadz Muhammad Syarif Effendi, dilanjutkan dengan siraman rohani
dengan tema atau materi berbeda setiap minggunya.
Dalam menyampaikan siraman rohaninya, Ustadz (pembimbing
rohani) tidak selalu menyampaikan materi yang bersifat teoritik saja, tetapi
terkadang beliau mengupas atau membahas mengenai materi yang berkaitan
dengan masalah kehidupan yang terjadi saat ini. Tidak lama pembimbing
rohani dalam memberikan siraman rohani, yaitu kurang lebih 20 menit
kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. Pada saat tanya jawab ini,
narapidana atau anak didik biasanya bertanya mengenai materi yang tidak
disampaikan. Setelah siraman rohani selesai biasanya pembimbing selalu
memberikan tugas pada anak didik seperti harus menghafal doa-doa pendek,
surat-surat pendek, tata cara berwudhu dan praktek shalat. Penyampaian
materi tersebut disampaikan pada saat penyampaian materi mengenai fiqih.
Setelah itu para narapidana atau anak didik dibagi berdasarkan
tingkatan Al-Qur’an dan Iqro’ agar dapat memudahkan pembimbing dalam
memberikan materi mengenai baca tulis Al-Qur’an, dan agar anak didik
juga lebih mudah memahami.
Meskipun materi bimbingan rohani Islam telah selesai
disampaikan, para narapidana atau anak didik sering menggunakan waktu
senggang disaat menunggu shalat dhuhur untuk berkonsultasi mengenai
masalah-masalah yang mereka hadapi selama di dalam LAPAS kepada para
116
pembimbing rohani. Jadi secara keseluruhan kegiatan bimbingan rohani
Islam selesai pada pukul 12.00 WIB.
Selain BKBRIN, kegiatan bimbingan rohani Islam juga berada di
bawah pengawasan pembimbing rohani dari FUIT, An-Nabawiyah, dan
Mar’atus Sholihah. Kegiatan bimbingan rohani Islam yang dilakukan oleh
pembimbing rohani dari FUIT berjalan setiap hari selasa dan rabu mulai
pukul 14.00 WIB- 16.00 WIB. Kegiatan ini diawali dengan ceramah atau
siraman rohani yang disampaikan oleh ustadz Wawan Irawan, S.Pd.I, materi
yang diberikan dalam siraman rohani berbeda pada setiap minggunya.
Pemberian siraman rohani ini berlangsung selama ½ jam, setelah
itu dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai tema yang sedang dibahas
atau disampaikan oleh pembimbing rohani tersebut. Secara keseluruhan sesi
ceramah dan tanya jawab berlangsung selama 1 jam. Setelah itu dilanjutkan
dengan memberikan materi mengenai baca tulis Al-Qur’an selama 1 jam.
Dalam memberikan materi baca tulis Al-Qur’an pembimbing rohani
membagi anak didik pada tingkatan yang berbeda sesuai dengan
kemampuan mereka masing-masing, hal ini bertujuan agar anak didik lebih
mudah dalam memahami materi yang diberikan.
Proses berjalannya kegiatan bimbingan rohani Islam dari BKBRIN
ini hampir sama seperti kegiatan bimbingan rohani Islam dari FUIT, hanya
saja BKBRIN mengadakan konseling karena konseling merupakan salah
satu program BKBRIN sedangkan FUIT mengadakan program bimbingan
117
keagamaan pada salah satu hari yang telah dijadwalkan dalam kegiatan
bimbingan rohani Islam.
Kegiatan bimbingan rohani Islam yang dilakukan oleh kelompok
ibu-ibu pengajian (majlis ta’lim) dari An-Nabawiyah berlangsung pada
hari kamis mulai pukul 10.00 WIB-11.30 WIB, kegiatan ini diawali
dengan pembacaan shalawat selama 15 menit. Setelah itu anak didik
dibagi berdasarkan tingkatan Al-Qur’an dan Iqro untuk diajarkan cara
membaca dan menulis, pemberian materi baca tulis Al-Qur’an ini
berlangsung selama 1 jam lebih 15 menit. Untuk rebana, biasanya
diberikan pada saat akan diadakan acara-acara peringatan hari-hari besar
Islam.
Sedangkan kegiatan bimbingan rohani Islam dari kelompok ibu-
ibu pengajian Mar’atus Sholihah berlangsung pada hari jum’at mulai
pukul 09.00 WIB-11.00 WIB. Kegiatan ini diawali dengan pemberian
siraman rohani dengan tema yang berbeda pada setiap minggunya, setelah
itu dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai materi yang telah
disampaikan, namun kadang-kadang ada salah satu anak didik yang
bertanya tidak sesuai dengan materi yang sedang dibahas. Kegiatan ini
berlangsung selama 1 ½ jam. Setelah itu dilanjutkan dengan memberikan
materi mengenai baca tulis Al-Qur’an.
3.3.2 Bentuk Kegiatan Bimbingan Rohani Islam
1) Pengajian mingguan
118
Pengajian yang dimaksud adalah suatu proses pembinaan anak didik
melalui pendekatan pendidikan agama yang disampaikan secara face to
face. Maksud dari pengajian ini adalah agar para anak didik dapat
memperdalam ilmu pengetahuan agama Islam, sehingga dengan
pengetahuan yang mereka dapat akan mampu melaksanakan syari’at
Islam dengan benar. Pengajian ini dilaksanakan empat kali dalam satu
minggu.
2) Bimbingan membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan pedoman dan tuntunan hidup manusia. Oleh
karena itu kita wajib mengajarkan para anak didik untuk membaca Al-
Qur’an yang baik dan benar. Di dalam mengajarkan membaca Al-
Qur’an ini pembimbing rohani mengajarkan mengenai tajwid,
makharijul huruf. Jika ada anak didik yang belum bisa membaca Al-
Qur’an sama sekali, pembimbing rohani mengajarkan mereka mulai dari
awal dengan menggunakan panduan IQRO.
3) Bimbingan Praktek Ibadah
Bimbingan praktek ibadah yang dilakukan di LAPAS Anak Wanita
Tangerang adalah berupa tata cara berwudhu yang benar, gerakan-
gerakan dalam shalat dan urutannya, cara mandi menghilangkan hadas
besar, hafalan doa-doa dan surat-surat pendek.
4) Peringatan Hari Besar Islam
Dalam rangka menyiarkan ajaran agama Islam dan mengetahui nilai-
nilai sejarah yang ada dalam agama Islam, maka petugas bimbingan
119
rohani Islam menyelenggarakan Peringatan Hari-hari Besar Islam di
dalam LAPAS. Adapun Peringatan Hari-hari Besar Agama Islam yang
diperingati di LAPAS Anak Wanita Tangerang yaitu:
a. Maulid Nabi Muhammad SAW
b. Isra’ dan Mi’raj
c. Shalat Tarawih bersama di bulan Ramadhan
d. Nuzulul Qur’an
e. Idul Fitri
f. Idul Adha
3.3.3 Subyek dan Obyek Bimbingan Rohani Islam
1. Subyek Bimbingan Rohani Islam
Subyek atau pembimbing rohani di Lembaga Pemasyarakatan
Anak Wanita Tangerang secara teknis bekerja sama dengan LSM-LSM
di daerah sekitar Tangerang dan Jakarta. LSM-LSM yang bertugas
sebagai pembimbing rohani di LAPAS ini antara lain :
a. BKBRIN (Badan Koordinasi Bimbingan Islam Nasional), dengan
para pembimbingnya antara lain; Drs. H. M Syarif Effendy, Hafidz,
S.Sos.I, Decky Zulkarnain S.Sos.I, dan Sahroji, S.Sos.I.
b. FUIT (Forum Ukhuwah Islamiyah Tangerang), dengan para
pembimbingnya antara lain; Wawan Irawan S.Pd.I, Syahroni,
Almanah, Mulyadi, Basit, dan .Imron.
c. An- Nabawiyah, dengan para pembimbingnya antara lain; Rita,
Tholib, dan Khasanah
120
d. Mar’atus Sholihah, dengan pembimbingnnya antara lain;
Sholikhah, S.Sos.I, Hj. Nahdliratus Sa’adah, dan Shofihatul
Hidayah, S.Pd.I.
Para pembimbing rohani tersebut bertugas sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
2. Obyek Bimbingan Rohani Islam
Obyek atau penerima bimbingan rohani Islam di Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang adalah seluruh penghuni
LAPAS (narapidana atau anak didik) yang beragama Islam yang
terdiri dari para penghuni yang sedang menjalani masa hukumannya
dan para tahanan narasangka (yaitu orang-orang yang disangka
melakukan tindak pidana dan merupakan tahanan pihak kepolisian
atau kejaksaan yang dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan Anak
Wanita Tangerang yang sementara menunggu proses penyelesaian
hukumnya.
3.3.4 Materi Bimbingan Rohani Islam
Materi bimbingan rohani Islam yang disampaikan oleh para
pembimbing terhadap narapidana atau anak didik di Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang pada dasarnya adalah sama
dengan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits, serta
disesuaikan dengan bimbingan yang dilaksanakan. Dengan harapan agar
121
materi yang telah disampaikan itu benar-benar dapat diketahui, dipahami,
dihayati, dan diamalkan.
Materi-materi yang disampaikan dalam bimbingan rohani Islam
dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok:
1. Materi tentang keimanan (aqidah)
2. Materi tentang keIslaman (syari’ah)
3. Materi tentang budi pekerti (akhlaqul karimah)
4. Materi tentang sejarah Islam dan Nabi
5. Materi tentang baca tulis Al-Qur’an
Adapun uraian materi-materi tersebut antara lain:
1. Materi tentang keimanan (aqidah)
Para pembimbing dalam menyampaikan materi keimanan meliputi;
keimanan kepada Allah, Rasul, Kitab-Kitab yang diwahyukan kepada
Rasul serta masalah-masalah yang berkaitan dengan pokok-pokok
keimanan itu seperti; taqwa kepada Allah, perilaku orang beriman,
taubat, taqarrub kepada Allah atau dzikir, hidup setelah mati, dan lain-
lain.
Karena materi ini merupakan dasar dari keyakinan, maka diharapkan
para anak didik tidak hanya hafal tentang rukun iman melainkan
supaya meyakininya dalam hati dan dapat mengaplikasikan dalam
perbuatan sehari-hari sebagai nilai ibadah (Wawancara: Sahroji, 24
April 2006).
122
2. Materi tentang keislaman (syari’ah)
Para pembimbing dalam menyampaikan materi hukum Islam (syari’ah)
lebih menitik beratkan pada hukum-hukum ibadah, yaitu sistem yang
mengatur tentang hubungan manusia dengan Tuhannya
(hablumminallah). Materi-materi ibadah yang diberikan pembimbing
kepada anak didik antara lain:
a. Thaharah (bersuci)
Islam mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan kesucian
dan kebersihan badan. Dalam istilah agama disebut thaharah.
Bahkan sebelum melaksanakan ibadah yang lain, kita dianjurkan
untuk bersuci, karena kebersihan adalah sebagian dari iman.
Pembimbing menerangkan bahwa seorang muslim sebelum
melakukan ibadah shalat, seorang muslim harus melakukan wudhu.
Pembimbing juga menerangkan mengenai tayamum sebagai
pengganti wudlu. Apabila tidak diperbolehkan menyentuh air maka
diwajibkan bertayamum dengan menggunakan debu yang bersih,
seperti debu yang berada di lantai atau
Islam tembok kamar atau lainnya yang kesat, keras dan suci.
Pembimbing juga menerangkan cara bertayamum yaitu dengan
meletakkan kedua tangan ke tanah (debu) dan ditiup, dengan niat
yang ikhlas karena Allah. Pembimbing menjelaskan semua itu
dengan cara mempraktekkannya di hadapan anak didik. (Observasi,
2 Mei 2006)
123
b. Shalat
Shalat adalah tiang agama yang merupakan pegangan keyakinan
dari berbagai macam kegiatan. Shalat fardhu merupakan kewajiban
yang harus dikerjakan oleh setiap muslim, dimana saja berada,
kapan saja dan dalam keadaan bagaimanapun juga baik di rumah,
di kendaraan atau di perjalanan. Shalat fardhu yang diwajibkan ada
lima (5) yaitu; shalat dhuhur, shalat ashar, shalat magrib, shalat
isya’, dan shalat subuh. Selain shalat yang diwajibkan dalam Islam
tersebut, juga ada shalat sunnah yang dikerjakan oleh seorang
muslim seperti; shalat sunah rowatib, shalat dhuha, shalat hari raya
idul fitri dan idul adha, shalat tarawih, shalat tahajjud, shalat
istikharah, dan lain-lain.
c. Puasa
Allah SWT menguraikan kenikmatan yang amat besar kepada
hambanya yaitu dengan memberikan suatu amalan yang dapat
digunakan untuk menolak tipu daya syaitan, untuk mengecewakan
angan-angannya dan untuk mematahkan usaha busuknya, amalan
yang dimaksud adalah ibadah puasa. Orang yang berpuasa itu
pahalanya benar-benar dipenuhi secukupnya serta dilipat gandakan
(Wawancara: Sahroji, 24 April 2006).
124
Materi yang diberikan mengenai ibadah puasa yaitu mengenai
hukum-hukum puasa wajib dan puasa sunah seperti puasa senin
kamis, puasa daud, dan lain-lain.
3. Materi tentang budi pekerti (akhlaqul karimah)
Para pembimbing memandang sangat perlu menyampaikan materi budi
pekerti, agar pada diri anak didik tidak kembali melakukan perbuatan
yang dilarang oleh hukum dan agama. Materi-materi yang diberikan
dalam hal budi pekerti yaitu:
a. Sifat-sifat dan kemuliaan akhlak Rasulullah
Materi yang diberikan mengenai sifat-sifat Rasulullah yaitu
mengenai akhlak beliau yang wajib kita teladani, karena sifat-sifat
beliau merupakan panutan bagi seluruh umat muslim yang ada di
seluruh dunia.
b. Hubungan dalam masyarakat
Materi yang disampaikan mengenai hubungan dalam masyarakat
meliputi menjalin hubungan yang baik dengan kerabat, tetangga,
teman, guru, dan lain-lain.
c. Ukhuwah Islamiyah
Di dalam Islam diajarkan bahwa tali silahturahmi hendaknya tidak
boleh putus antar sesama umat muslim. Oleh karena itu materi
ukhuwah islamiyah juga diberikan dalam bimbingan rohani Islam,
dengan adanya materi ini diharapkan hubungan kita antar sesama
125
umat muslim akan terjalin dengan baik dan sesuai dengan ajaran
Islam.
d. Langkah menuju Sukses sebagai motivasi dalam kehidupan
Pembimbing rohani memberikan motivasi kepada para anak didik
agar mereka tidak putus asa dan harus bersikap optimis dalam
menjalani kehidupan ini. Motivasi ini diberikan dengan harapan
agar anak didik yang telah selesai menjalani masa pidananya dan
keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang ini
menatap ke masa depan. Karena penghuni LAPAS ini masih
berusia remaja yang masa depan mereka masih panjang. Jadi
diharapkan dengan bimbingan dan pembinaan yang diberikan
selama mereka dalam LAPAS dapat dijadikan langkah mereka
untuk menuju sukses.
e. Sabar
Pembimbing rohani mengajarkan kepada anak didik bahwa kita
sebagai umat muslim diharapkan bersabar dalam menghadapi
cobaan atau musibah dari Allah SWT. Karena bila kita sabar dalam
menghadapi semua musibah yang diberikan Allah SWT kepada
kita niscaya akan dinaikkan martabatnya. Pembimbing rohani juga
mengatakan bahwa Allah mencintai orang-orang yang sabar.
f. Ikhlas
Selain sabar, kita sebagai umat muslim diharapkan mempunyai
keikhlasan hati dalam menghadapi semua cobaan atau musibah
126
yang diberikan Allah kepada anak didik. Karena dengan masuknya
mereka ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak wanita
Tangerang berarti hilanglah kebebasan mereka untuk sementara,
oleh karena itu pembimbing memberikan materi ikhlas agar mereka
bisa menerimanya dengan hati yang ikhlas dan sabar.
g. Tolong-menolong
Pembimbing rohani mengajarkan kepada anak didik bahwa kita
sebagai manusia yang nota bene sebagai makhluk sosial diwajibkan
saling tolong menolong bila ada temannya yang terkena musibah
(Wawancara: Sholikhah, 12 Mei 2006).
4. Materi tentang sejarah Islam dan Nabi yang meliputi; sejarah kelahiran
dan kehidupan para Nabi, sahabat, Tabi’in serta sejarah kelahiran dan
perkembangan agama Islam.
5. Materi baca tulis Al-Qur’an
Materi ini merupakan materi yang wajib disampaikan agar para
narapidana atau anak didik bisa membaca dan menulis Al-Qur’an.
Biasanya para pembimbing dalam menyampaikan materi ini dengan
menggunakan metode bergilir. Adapun buku yang dipakai biasanya
adalah Juzz Amma dan Iqro’, hal ini dimaksudkan agar anak didik
yang belum bisa membaca dan menulis Al-Qur’an lebih mudah dalam
belajar dan mengikutinya.
Itulah materi yang disampaikan dalam pelaksanaan bimbingan
rohani Islam di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang.
127
3.3.5 Media Bimbingan Rohani Islam
Media yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan rohani Islam
di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang meliputi :
1. Media Lisan
Media lisan adalah suatu cara penyampaian materi yang
dilakukan oleh pembimbing melalui suara. Media ini bentuk
realisasinya berupa pengajian yang diisi ceramah para pembimbing,
nasehat-nasehat yang diberikan oleh pembimbing bagi para anak didik.
2. Media Tulisan
Pelaksanaan bimbingan rohani Islam di Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang juga menggunakan tulisan.
Hal ini diwujudkan dalam bentuk perpustakaan yang dapat digunakan
para narapidana atau anak didik untuk memperdalam pengetahuan
agamanya melalui buku-buku, majalah-majalah, dan buku Iqro’.
Namun buku-buku atau majalah-majalah yang ada di LAPAS sangat
terbatas karena kurangnya dana operasionalnya.
Untuk kegiatan bimbingan rohani Islam biasanya buku-buku
yang digunakan disediakan para pembimbing rohani sendiri, dan bila
sekiranya ada materi-materi yang perlu maka pembimbing rohani akan
memberikan foto kopiannya serta para pembimbing menjelaskannya di
papan tulis.
128
3. Media Audio
Bimbingan melalui media audio adalah suatu cara
penyampaian materi dengan menggunakan media elektronik yang
dapat didengarkan oleh anak didik. Media yang dimaksud yaitu tape
dan mikrofon (pengeras suara).
4. Media Audio Visual
Media audio visual adalah suatu cara penyampaian materi
bimbingan rohani Islam melalui media elektronik yang sekaligus
merangsang penglihatan dan pendengaran bagi anak didik. Media yang
digunakan pembimbing dalam menjelaskan materi yaitu dengan
menggunakan OHP (Over Head Proyektor).
3.3.6 Metode Bimbingan Rohani Islam
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan rohani
Islam di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang adalah
menggunakan dua pendekatan (Wawancara: Hafidz, 4 April 2006) yaitu:
1. Pendekatan langsung (personal approach), yaitu bimbingan yang
diberikan secara pribadi terhadap narapidana. Melalui pendekatan ini
pembimbing menggunakan dua metode, yaitu:
a. Metode konseling
Dalam hal ini metode konseling yang diterapkan di LAPAS sangat
efektif bagi anak didik atau narapidana, ini bisa terlihat dari adanya
interaksi yang baik antara pembimbing dan anak didik. Dengan
129
begitu akan membantu klien dalam memecahkan masalah
(Wawancara: Hafidz dari BKBRIN, 4 April 2006).
b. Metode bimbingan keagamaan
Yaitu melalui adanya penyuluhan secara langsung terhadap remaja
nakal (narapidana atau anak didik). Di mana pembimbing
memanggil secara individu terhadap remaja nakal untuk diberikan
suatu bimbingan keagamaan, agar mereka dapat meninggalkan
kebiasaan-kebiasaan yang sudah dilaksanakan mereka. Di mana
dalam bimbingan keagamaan ini diberikan materi-materi yang
mencakup masalah keagamaan (Wawancara: Wawan Irawan dari
FUIT, 5 April 2006).
2. Pendekatan melalui kelompok
Melalui pendekatan ini pembimbing menggunakan metode-metode
sebagai berikut:
a. Metode ceramah
Dalam metode ini disampaikan pengetahuan yang dapat ditangkap,
dipahami atau dimengerti oleh akal pikiran dan perasaan penghuni
LAPAS serta menanamkan kepercayaan atau keyakinan terhadap
apa yang telah disampaikan. Adapun materi yang disampaikan
yaitu materi-materi yang berkaitan dengan pengetahuan agama dan
materi-materi yang disesuaikan pada realita yang ada.
130
b. Metode tanya jawab
Pada dasarnya metode ini adalah sebagai kelanjutan dari metode
ceramah, dalam pelaksanaannya permasalahan yang kurang atau
tidak dipahami penghuni LAPAS secara langsung dapat ditanyakan
kepada pembimbing rohani. Metode tanya jawab ini dimaksudkan
untuk membangkitkan minat serta perhatian para anak didik agar
memusatkan perhatiannya pada materi atau masalah yang
disampaikan, di samping itu untuk memberikan kesempatan
kepada anak didik agar dapat mengutarakan hal-hal yang kurang
sepaham atau menanyakan tentang hal-hal yang dipahami sehingga
anak didik benar-benar mendapatkan tambahan pengetahuan yang
lebih jelas. Metode ini dipandang cukup efektif guna pelaksanaan
bimbingan rohani Islam, paling tidak dapat menggugah daya pikir
para anak didik (remaja).
c. Metode pemberian tugas
Metode ini digunakan khusus untuk tujuan agar narapidana dapat
mengulangi kembali materi yang disampaikan. Bentuk dari
pemberian tugas ini berupa tulisan dan hafalan yang diberikan oleh
pembimbing rohani kepada anak didik. Mereka diberikan tugas
untuk menghapal bacaan wudhu, shalat, niat puasa wajib, dan lain-
lain pada saat pertemuan selanjutnya Para anak didik akan dites
satu persatu untuk mengetahui apakah mereka sudah hafal akan
tugas yang diberikan.
131
d. Metode demonstrasi verbal
Metode ini digunakan ketika menyampaikan materi yang memang
harus dipraktekkan, seperti BTAQ (Baca Tulis Al-Qur’an), cara
shalat, cara berwudhu.
e. Metode silahturahmi
Yang dimaksud dengan silahturahmi sebagai metode bimbingan di
kalangan narapidana adalah setiap usaha atau kegiatan untuk
menghubungkan narapidana dengan keluarganya, baik melalui
surat atau kunjungan langsung ke rumah agar dapat meringankan
penderitaannya.
Kegiatan ini merupakan dakwah (dalam hal ini bimbingan rohani
Islam) dengan amal atau perbuatan nyata yang sekaligus akan
memperlancar usaha bimbingan terhadap narapidana itu sendiri.
3.4 Hasil Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam Bagi Remaja Nakal
Setelah penulis melakukan penelitian dan ikut mengamati proses
kegiatan bimbingan rohani Islam, serta melakukan wawancara oleh pegawai
LAPAS, pembimbing rohani dan penghuni LAPAS yang beragama Islam.
Adapun jumlah narapidana yang beragama Islam di Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang sewaktu penulis mengadakan
penelitian berjumlah 29 orang.
Untuk lebih jelasnya tentang hasil yang didapat dari kegiatan
bimbingan rohani Islam dapat dilihat pada label berikut:
132
Tabel V
Keaktifan Anak Didik Dalam Mengikuti
Bimbingan Rohani Islam
No Jawaban Jumlah
1. Aktif 29
2. Kurang Aktif -
3. Tidak aktif - Sumber: Dokumen BKBRIN
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh anak didik yang
beragama Islam selalu aktif mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam yang
diadakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang.
Setelah mengetahui kondisi narapidana yang aktif mengikuti kegiatan
bimbingan rohani Islam, selanjutnya mengetahui bagaimana hasil dari
kegiatan bimbingan rohani Islam yang meliputi:
1. Pelaksanaan ibadah shalat wajib (lima waktu)
Mengenai pelaksanaan shalat lima waktu, dari yang dulunya belum pernah
shalat atau jarang shalat setelah berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan
Anak Wanita Tangerang dan aktif mengikuti bimbingan rohani Islam
menjadi rajin melaksanakan shalat wajib (lima waktu). Dan yang dulunya
belum bisa bagaimana itu tata cara shalat yang benar, setelah aktif
mengikuti bimbingan rohani Islam menjadi tahu dan bisa mengenai tata
cara shalat yang benar sesuai dengan hukum.
2. Pelaksanaan shalat sunnah
Mengenai shalat sunnah, sebelum mereka masuk ke dalam Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang tidak pernah melaksanakan
133
shalat sunnah menjadi pernah melaksanakan shalat sunnah walaupun
frekuensinya masih ada yang jarang melaksanakan dan masih ada yang
belum pernah melaksanakan shalat sunnah.
3. Pelaksanaan ibadah puasa wajib
Mengenai ibadah puasa wajib, bila sebelum mereka berada di dalam
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang tidak pernah atau
jarang melaksanakan puasa wajib, setelah mendapatkan bimbingan rohani
islam menjadi sering melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
4. Pelaksanaan puasa sunnah
Mengenai puasa sunnah, bila sebelumnya tidak pernah melaksanakan
puasa sunnah, setelah mendapatkan bimbingan rohani Islam di dalam
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang menjadi pernah
melaksanakan puasa sunnah seperti puasa senin dan kamis, walaupun
frekuensinya masih ada yang jarang bahkan masih ada yang belum
melaksanakan.
5. Pelaksanaan dzikir setelah shalat
Mengenai pelaksanaan dzikir setelah shalat, bila sebelumnya tidak pernah
atau jarang melaksanakan dzikir setelah shalat, menjadi sering
melaksanakan dzikir setelah mendapatkan bimbingan rohani Islam,
walaupun masih ada yang jarang melaksanakan dzikir.
6. Pengamalan membaca Al-Qur’an
Mengenai pengamalan membaca Al-Qur’an, bila sebelum mendapatkan
bimbingan rohani Islam ada yang belum bisa membaca Al-Qur’an dan
134
yang sudah bisa tetapi jarang melaksanakannya, maka setelah
mendapatkan bimbingan rohani Islam menjadi bisa membaca Al-Qur’an
walaupun masih terbata-bata membacanya dan yang jarang menjadi sering
melaksanakan atau mengamalkan membaca Al-Qur’an walaupun masih
ada yang jarang mengamalkan bahkan masih ada yang tidak pernah
membaca Al-Qur’an.
7. Sikap anak didik terhadap sesama penghuni Lembaga Pemasyarakatan
Anak Wanita Tangerang
Mengenai sikap anak didik terhadap sesama penghuni sangat baik, karena
mereka selalu membantu temannya bila ada yang terkena musibah seperti
sakit.
8. Sikap anak didik terhadap petugas di Lembaga Pemasyarakatan Anak
Wanita Tangerang.
Mengenai sikap anak didik terhadap petugas juga sangat baik, karena
mereka hormat pada petugas di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang, dan mereka selalu menyapa bila bertemu atau berpapasan
dengan petugas.
9. Keimanan anak didik
Mengenai keimanan anak didik setelah mendapatkan bimbingan rohani
Islam di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang menunjukkan
adanya peningkatan pada keimanan mereka. Hal ini terbukti dari
peningkatan ibadah anak didik selama di dalam Lembaga Pemasyarakatan
Anak Wanita Tangerang dan sebagian besar dari mereka sudah
135
meninggalkan kebiasaan buruk mereka seperti mengkonsumsi narkoba,
mencuri barang milik orang lain. Walaupun belum semua penghuni
LAPAS seperti itu, paling tidak sudah ada peningkatan dibandingkan
sebelum mereka masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Tangerang (Wawancara: Afiva Amirudin, 31 Mei 2006).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel VI
Keaktifan Anak Didik Dalam Menjalankan Shalat Wajib
Lima Waktu di LAPAS Anak Wanita Tangerang
No Jawaban Jumlah
1. Menjalankan 24
2. Jarang Menjalankan 5
3. Tidak Menjalankan - Sumber: Dokumen BKBRIN
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa selama anak didik berada di
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang, sebagian besar dari
mereka aktif dalam menjalankan ibadah shalat lima waktu, dan ada anak
didik yang masih jarang melaksanakan shalat lima waktu.
Tabel VII
Keaktifan Anak Didik Dalam Menjalankan Shalat
Sunnah di LAPAS Anak Wanita Tangerang
No Jawaban Jumlah 1 Menjalankan 14 2 Jarang Menjalankan 11 3 Tidak Menjalankan 4
Sumber: Dokumen BKBRIN
136
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa yang menjalankan shalat
sunnah di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang sebanyak 14
orang, dan yang jarang melaksanakan sebanyak 11 orang, sedangkan yang
tidak pemah menjalankan shalat sunnah sebanyak 4 orang.
TabeI VIII
Keaktifan Anak Didik Dalam Menjalankan Puasa
Wajib di LAPAS Anak Wanita Tangerang
No Jawaban Jumlah
1 Menjalankan 29
2 Jarang Menjalankan -
3 Tidak Menjalankan - Sumber: Dokumen BKBRIN
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa semua anak didik selalu
menjalankan puasa wajib (puasa Ramadhan) ketika mereka berada di
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang.
Tabel IX
Keaktifan Anak Didik Berpuasa Sunnah
di LAPAS Anak Wanita Tangerang
No Jawaban Jumlah
1 Melaksanakan 15
2 Jarang Melaksanakan 9
3 Tidak Melaksanakan 5 Sumber: Dokumen BKBRIN
137
Dari tabel di atas, diketahui bahwa yang melaksanakan puasa sunnah
sebanyak 15 orang, dan yang jarang menjalankan puasa sunnah sebanyak 9
orang, sedangkan yang tidak pemah menjalankan sebanyak 5 orang.
Tabel X
Pelaksanaan Dzikir Sehabis Shalat
di LAPAS Anak Wanita Tangerang
No Jawaban Jumlah
1 Aktif 22
2 Kurang Aktif 7
3 Tidak Aktif - Sumber: Dokumen BKBRIN
Dari tabel di atas, diketahui bahwa yang melaksanakan dzikir setelah
shalat sebanyak 22 orang, dan yang jarang berdzikir setelah shalat sebanyak 7
orang.
Tabel XI
Amalan Membaca Al-Qur’an Anak Didik
di LAPAS Anak Wanita Tangerang
No Jawaban Jumlah
1 Sering Membaca 18
2 Jarang Membaca 7
3 Tidak Membaca 4 Sumber: Dokumen BKBRIN
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa yang sering membaca Al-
Qur’an sebanyak 18 orang, dan yang jarang membaca Al-Qur’an sebanyak 7
orang, sedangkan yang tidak pemah membaca Al-Qur’an sebanyak 4 orang.
138
Tabel XII
Sikap Anak Didik Pada Sesama Penghuni
LAPAS Anak Wanita Tangerang
No Jawaban Jumlah
1 Sering Membantu 28
2 Jarang Membantu -
3 Tidak Membantu -
Sumber: Dokumen BKBRIN
Dari tabel di atas, diketahui bahwa semua anak didik selalu membantu
temannya bila ada temannya yang terkena musibah.
Tabel XIII
Sikap Anak Didik Pada Petugas
LAPAS Anak Wanita Tangerang
No Jawaban Jumlah
1 Hormat 29
2 Kurang hormat -
3 Tidak hormat - Sumber: Dokumen BKBRIN
Dari tabel di atas, diketahui bahwa semua anak didik bersikap hormat
pada petugas Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang.
Tabel XIV
Tingkat Keimanan Anak Didik
di LAPAS Anak Wanita Tangerang
No Jawaban Jumlah
1 Meningkat 15
2 Kurang Meningkat 9
3 Tidak meningkat 5 Sumber Dokumen BKBRIN
139
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa keimanan anak didik
menunjukkan sebagian besar ada peningkatan pada keimanan mereka,
sedangkan yang sama saja hanya berjumlah 9 orang dan menunjukkan tidak
meningkat keimanan mereka hanya 5 orang saja.
Dari tabel tentang hasil yang dicapai dalam bimbingan rohani Islam
yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Tangerang di
atas, menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan rohani Islam yang telah
dilaksanakan berhasil dengan cukup baik. Baik itu dari segi akidah, ibadah
dan akhlak. Hal ini dibuktikan dari segi pengamalan ibadahnya sehari-hari
terlihat bahwa tingkat kesadaran beragama meningkat baik, serta sosialnya
pada sesama penghuni LAPAS sangat baik.