BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah...

29
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah Tangga a. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, atau dengan pengetian lain ibu rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja di kantor). b. Faktor- faktor yang menyebabkan kejadian HIV/AIDS pada ibu rumah tangga meningkat 1. Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti mentoleransi hubungan seksual diluar nikah, multi partner dan ketergantungan financial perempuan kepada laki-laki (WHO, 2004). 2. Perempuan merasa aneh bila harus berdiskusi seksualitas termasuk tentang kondom karena selalu mempercayai suami (IWGW 2004 dan UNAIDS, 2009). 3. Tertular perilaku berisiko suami dalam hubungan perkawinan seperti seks komersial dan narkoba suntik (Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, 2010) 10

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Ibu Rumah Tangga

a. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibu rumah tangga

dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan

berbagai macam pekerjaan rumah tangga, atau dengan pengetian lain ibu

rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang hanya mengurusi

berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja di kantor).

b. Faktor- faktor yang menyebabkan kejadian HIV/AIDS pada ibu rumah

tangga meningkat

1. Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti mentoleransi

hubungan seksual diluar nikah, multi partner dan ketergantungan

financial perempuan kepada laki-laki (WHO, 2004).

2. Perempuan merasa aneh bila harus berdiskusi seksualitas termasuk

tentang kondom karena selalu mempercayai suami (IWGW 2004 dan

UNAIDS, 2009).

3. Tertular perilaku berisiko suami dalam hubungan perkawinan seperti

seks komersial dan narkoba suntik (Komisi Penanggulangan AIDS

Nasional, 2010)

10

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

11

4. Mobilitas penduduk, pembangunan fisik yang dilakukan di daerah

perkotaan dan lapangan kerja yang sempit di daerah pedesaan

menyebabkan arus urbanisasi kekota-kota besar di Indonesia

meningkat, yang membuat banyak penduduk desa yang melakukan

urbanisasi untuk bekarja di kota dengan pengetahuan yang sangat

minim tentang HIV/AIDS (Komisi Penanggulangan AIDS Nasional,

2010).

2. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil pengindraan manusia

atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga) (Notoatmodjo, 2005, p.50). Menurut Notoatmojo

(2003) yang dikutip oleh (Wawan & Dwi, 2010, p.12), pengetahuan itu

sendiri dipengruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat

hubunganya dengan pendidikan, di mana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya, namun bukan berarti seseorang yang berpendidikan

rendah akan mutlak berpengetahuan rendah pula, sebab pengetahuan tidak

mutlak diperoleh melalui pendidikan formal saja melainkan dapat

diperoleh melalui pendidikan non formal.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

12

Menurut (Notoatmodjo, 2003) yang di kutip oleh (Wawan &

Dewi, 2010, pp.12-13), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent

behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup di dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Yang termasuk kedalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di terima.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi

serta menyatakan.

1) Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan di mana dapat

menginterprestasikan secara benar.

2) Aplikasi (Application)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

13

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi ini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prisip dalam konteks atau situasi yang lain.

3) Analisis (Analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

4) Sintesis (Syntesis)

Yaitu menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan yang baru

atau dengan kata lain merupakan suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.

5) Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau objek berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

b. Cara Memperoleh Pengetahuan

menurut (Notoatmodjo, 2003, p.11) cara memperoleh

pengetahuan adalah sebagai berikut:

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

14

a) Cara coba salah (Trial and Eror)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil

maka di coba kemungkinan lain sampai masalah tersebut

terpecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan ini dapat berupa pimpinan-pimpinan

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintah dan berbagai prinsip yang lain yang dikemukan oleh

orang yang mempunyai otoritas, tanpa penguji terlebih dahulu atau

membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris

maupun penalarannya sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa

lalu.

d) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah (metodelogi penelitian).

Cara ini mula-mula dikemukakan oleh Francis Bacon (1561-1626),

kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Deven. Akhirnya lahir

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

15

suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal

dengan penelitian ilmiah.

c. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Nursalam (2003) yang di kutip oleh (Wawan & Dewi, 2010, pp.16-17)

meliputi:

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu

yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pada umumnya

makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi.

Pendidikan seseorang dapat diperoleh secara formal,

informal dan non formal. Pendidikan disebut juga dengan

pendidikan prasekolah dan berupa rangkaian jenjang yang telah

baku. Misalnya SD, SMP, SMA dan PT (Perguruan Tinggi).

Pendidikan non formal lebih difokuskan pada pemberian keahlian

dan skil yang berguna untuk terjun ke masyarakat. Sedangkan

pendidikan informal merupakan pendidikan yang berada

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

16

disamping pendidikan formal dan nonformal. Menurut UU RI

No.2 Tahun 1989 ada tiga jenjang dari pendidikan yaitu

pendidikan dasar jika pendidikan ibu (SD dan SMP), menengah

jika (SMA) dan tinggi jika pendidikan ibu PT (Perguruan Tinggi) (

Umar & S.L La Sulo, 2005).

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara

tidak langsung.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998)

semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

17

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.

d. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) yang di kutip oleh (Wawan & Dewi,

2010, p.15) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1) Baik : Hasil presentase 76-100%

2) Cukup : Hasil presentase 56-75%

3) Kurang : Hasil presentase < 56.

3. Sikap

a. Pengertian

Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam

psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu

maupun kelompok. Menurut Eagly and Chaiken (1993) yang di kutip oleh

(Wawan & Dewi, 2010, p.20) mengemukakan bahwa sikap dapat

diposisikan sebagai hasil evaluasi terhadap obyek sikap yang di

ekspresikan kedalam proses-proses kognitif, afektif (emosi) dan perilaku.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

18

Menurut (Notoatmodjo, 1997, p.130) yang di kutip oleh (Wawan

& Dewi, 2010, p.27) merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek.

b. Fungsi Sikap

Menurut Katz (Lilh.Secord and Backman, 1996) yang di kutip

oleh (Wawan & Dewi, 2010, p.23) sikap mempunyai empat fungsi, yaitu:

1) Fungsi instrumental, penyesuaian atau manfaat.

Di sini sikap merupakan sarana mencapai tujuan. Bila obyek sikap

dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuan maka orang akan

bersikap positif terhadap obyek tersebut dan sebaliknya orang akan

bersikap negatif bila obyek sikap menghambat pencapaian tujuannya.

2) Fungsi pertahanan ego

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk

mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini di ambil oleh seseorang

pada waktu orang yang bersangkutan terancam keaadaan dirinya.

Demi untuk mempertahankan egonya, orang yang bersangkutan

mengambil sikap tertentu untuk mempertahankan egonya.

3) Fungsi ekspresi nilai

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu

untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya. Dengan

mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan.

4) Fungsi pengetahuan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

19

Individu mempunyai dorongan untuk mengerti dengan pengalaman-

pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Elemen-elemen dari

pengalaman yang tidak konsisten akan di ubah menjadi konsisten. Ini

berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek,

menunjukan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap obyek sikap

yang bersangkutan.

c. Komponen Sikap

Menurut Baron and Byrner juga Myers and Gerungan yang

dikutip oleh (Wawan & Dewi, 2010, p.32) menyatakan bahwa ada 3

komponen yang membentuk sikap yaitu:

1) Komponen Kognitif (Komponen Perseptual)

Yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan,

keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang

mempersepsi terhadap sikap.

2) Komponen Afektif (Komponen Emosional)

Komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang

terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif,

sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen

ini menunjukan arah sikap yaitu positif dan negatif.

3) Komponen Konaktif (Komponen Perilaku atau Action Component)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

20

Yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak

terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap,

yaitu menunjukan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau

berperilaku terhadap objek sikap.

d. Tingkatan Sikap

Tingkatan sikap menurut (Notoatmodjo, 1996, p.23) yang di

kutip oleh (Wawan & Dewi, 2010, p.33) yaitu meliputi:

1. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (Obyek).

2. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena

dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan

tugas yang diberikan, lepas tugas itu benar atau salah berarti orang itu

menerima ide tersebut.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat

tiga, misal: seseorang mengajak ibu yang lain, (tetangga, saudaranya)

untuk menimbang anaknya ke posyandu.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

21

4. Bertanggung jawab (Responsibel)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko. Misalnya: seseorang mau menjadi akseptor KB

meskipun mendapatkan tantangan dari orang tuanya.

e. Sifat Sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif

(Heri Purwanto, 1998, p.63) yang di kutip oleh (Wawan & Dewi, 2010,

p.34) yaitu:

1. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

mengharapkan obyek tertentu.

2. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

tidak menyukai obyek tertentu.

f. Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap menurut (Heri purwanto, 1998, p.63) yang di kutip

oleh (Wawan & Dewi, 2010, pp.34-35) yaitu:

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan di bentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat

ini membedakanya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar,

haus, kebutuhan akan istirahat.

2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap

dapat berubah pada orang-orang bila ada keadaan dan syarat-syarat

tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

22

3. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu di bentuk,

dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek

tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki.

g. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap

obyek sikap antara lain (Wawan & Dewi, 2010, pp.35-36)

1. Pengalaman pribadi

Untuk menjadi dasar dalam pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat oleh karena itu, sikap akan

lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi

dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang di anggap penting

Pada umumnya individu cenderung unuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

3. Pengaruh kebudayaan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

23

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena

kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu

masyarakat asuhanya.

4. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar, radio maupun media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif

cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh

terhadap sikap konsumennya.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dari lembaga pendidikan dan agama sangat menentukan

sistem kepercayaan tidaklah, mengherankan jika kalau pada gilirannya

konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6. Faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2005).

h. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak

lansung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana

pendapat/pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara tidak

langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

24

kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner

(Notoatmodjo, 2003).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran sikap

menurut (Hadi, 1971) yang di kutip oleh (Wawan & Dewi, 2010, p.37)

yaitu:

1. Keadaan obyek yang diukur

2. Situasi pengukuran

3. Alat ukur yang digunakan

4. Penyelenggaraan pengukuran

5. Pembacaan atau penilaian hasil pengukuran.

i. Pengukuran Sikap

Teknik pengukuran sikap menurut (Hidayat, 2009, p.90) yaitu

dapat menggunakan Skala Likert (Method of Summated Ranting) yaitu:

masing-masing responden di minta melakukan agreement atau

disagrement untuk masing-masing aitem dalam skala yang terdiri dari 3

point (setuju, ragu-ragu, tidak setuju) semua aitem yang favourabel

kemudian di ubah nilainya dalam angka yaitu setuju nilainya 3, ragu-ragu

2, tidak setuju 1 dan sebaliknya untuk aitem yang unfavorabel yang

setuju nilainya 1, ragu-ragu 2 dan tidak setuju nilainya 3 (Hidayat, 2009,

p.90).

j. Faktor-Faktor Perubahan Sikap

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

25

Perubahan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor (Wawan & Dewi,

2010, pp.42-43) yaitu:

1) Sumber dari pesan

Sumber pesan dapat berasal dari seseorang, kelompok atau institusi.

Dua ciri penting dari sumber pesan

a) Kredibilitas

Semakin percaya dengan orang yang mengirimkan pesan, maka

seseorang akan semakin menyukai untuk dipengaruhi oleh pemberi

pesan. Aspek penting yang harus dimiliki oleh pengirim pesan

dalam kredibilitas adalah memiliki keahlian dan kepercayaan.

b) Daya Tarik

Kredibilitas masih perlu ditambah dengan daya tarik agar lebih

persuasif.

2) Pesan (Isi Pesan)

Umumnya berisi kata-kata dan simbol-simbol lain yang

menyampaikan informasi. Tiga hal yang berkaitan dengan isi pesan:

a) Usulan

Suatu pernyataan yang diterima seseorang secara tidak kritis dan

pesan di rancang dengan harapan orang akan percaya, membentuk

sikap dan terhasut dengan apa yang dikatakan tanpa melihat

faktanya. Misal: iklan di TV.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

26

b) Menakuti

Cara lain untuk membujuk seseorang adalah dengan cara menakut-

nakuti.

c) Pesan satu sisi dan dua sisi

Pesan satu sisi paling efektif jika seseorang dalam keadaan netral

atau sudah menyukai suatu situasi pesan.

3) Penerima Pesan

a) Influencibility

Sifat kepribadian seseorang tidak berhubungan dengan mudahnya

seseorang untuk di bujuk

b) Arah perhatian dan penafsiran

Pesan akan berpengaruh pada penerima, tergantung dari persepsi

dan penafsiranya.

4. HIV/AIDS

a. Pengetian

HIV (Human immuno Virus) merupakan famili retrovirus, yang

menyerang sistem kekebalan tubuh terutama limfosit (sel darah putih),

sedangkan penyakit AIDS (Aquired immunodefisiency Syndrome) adalah

penyakit yang merupakan kumpulan gejala akibat menurunnya sistem

kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

27

(Nugroho & Arif Setiawan, 2010, p.94). Seperti retrovirus yang lain, HIV

menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi yang panjang (klinik-laten),

dan utamanya memunculkan tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan

beberapa kerusakan sistem imun dan menghancurkannya. Hal tersebut

terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk

mereplikasi diri. Dalam proses ini, virus tersebut menghancurkan CD4+

dan limfosit (Nursalam & Kurniawati, 2007, p.40).

b. Penyebab

Ada 2 tipe HIV yang dapat menyebabkan AIDS: HIV-1 dan

HIV-2. HIV-1 bermutasi lebih cepat karena mampu bereplikasi lebih

cepat. Berbagai macam subtipe dari HIV-1 telah ditemukan dalam area

geografis yang spesifik dan kelompok spesifik resiko tinggi. Individu

dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda (Nursalam & Kurniawati, 2007,

p. 44-49).

Berikut adalah HIV-1 dan distribusi geografisnya menurut

(Nursalam & Kuniawati, 2007, pp.44-49)

1) Sub tipe A (Klinik-laten): Afrika Tengah.

Individu yang terinfeksi HIV tidak akan menunjukan tanda dan gejala

infeksi HIV. Pada orang dewasa yang terinfeksi HIV fase ini

berlangsung selama 8-10 tahun. HIV-ELISA dan Western Blot atau

Imunofluorescence Assay (IFA) menunjukan hasil positif dengan

jumlah limfosit CD4+ > 500 µI sel

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

28

2) Sub tipe B (Tanda dan Gejala Awal HIV): Amerika Selatan, Brazil.

Individu yang terinfeksi HIV dapat nampak sehat selama beberapa

tahun dan tanda gejala minor dari infeksi HIV mulai tampak. Individu

mulai menunjukkan Candidiasis dan kanker serviks.

3) Sub tipe C (Tanda dan Gejala Lanjut HIV): Brazil, India.

Individu yang terinfeksi HIV menunjukan infeksi dan keganasan yang

mengancam kehidupan. Perkembangan pneumonia (Pneumocytis

Carini), toxoplasmosis, cryptosporidiosis dan infeksi oportunistik

lainnya yang biasa terjadi.

c. Fase-Fase dan Gejala Infeksi HIV

Menurut (Madyan, 2009, pp.44-45) fase-fase perkembangan

infeksi HIV pada diri seseorang bisa diklasifikasikan menjadi empat yaitu

diantaranya:

1) Stadium infeksi primer (HIV)

Menurut (Nursalam & Kurniawati, 2007, p.47) infeksi di mulai dengan

masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologis ketika

antibodi terhadap virus tersebut berubah dari negatif menjadi positif.

pada stadium infeksi HIV primer biasanya belum ditemukan gejala

apapun, tetapi pada 30-60% setelah 6 minggu terinfeksi, penderita

dapat mengalami gejala-gejala ringan seperti: influenza, demam, lelah,

sakit pada otot dan persendian, sakit pada saat menelan dan

pembengkakan kelenjar getah bening.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

29

2) Stadium tanpa gejala (Asimptomatic)

Menurut (Nursalam & Kurniawati, 2007, p.47) dalam stadium

asimptomatic ini di dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak

menunjukan gejala-gejala. Keadaan ini berlangsung selama 5-10

tahun. Cairan tubuh pasien HIV/AIDS yang tampak sehat ini sudah

dapat menularkan HIV kepada orang lain. Sedangkan menurut

(Madyan, 2009, pp.44-45) dalam stadium ini merupakan lanjutan dari

infeksi primer yang selama bertahun-tahun tidak terlihat gejala

apapun, bahkan yang bersangkutan tidak mengetahui dan tidak merasa

dirinya telah tertular HIV karena tetap merasa sehat. Pada stadium ini,

hanya tes darah yang dapat memastikan bahwa yang bersangkutan

telah tertular HIV. Ini yang disebut sebagai Silence period.

3) Stadium dengan gejala ringan/berat

Menurut (Madyan, 2009, pp.44-45) setelah melewati masa beberapa

tahun tanpa gejala, akan mulai timbul gejala ringan pada kulit, kuku,

dan mulut. Beberapa infeksi jamur, sariawan berulang-ulang dan

peradangan sudut mulut atau bercak-bercak kemerahan akan muncul

di kulit. Gejala pada mulut berakibat pada penurunan nafsu makan dan

diare ringan. Berat badan pasien akan turun sekitar 10% dari berat

badan sebelumnya. Sering juga ada infeksi saluran nafas bagian atas

yang berulang, tetapi penderita masih bisa beraktifitas seperti biasa.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

30

4) Stadium AIDS

Pada tahap ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara lain

penyakit konstitusional, saraf dan infeksi sekunder. Adapun gejala

utama pada stadium AIDS adalah demam berkepanjangan lebih dari

tiga bulan, diare kronis lebih dari satu bulan dan berat badan penderita

menurun lebih dari 10% dalam tiga bulan. Sedangkan Gejala minor

pada stadium ini adalah adanya pneumonia yang berat, toxoplasmosis

otak, kriptosporidiosis, virus sito megalo (CMV), infeksi virus Herpes

Zaster.

d. Penularan

Cara penularan HIV/AIDS menurut (Nursalam & Kurniawati,

2007, pp.51-53) dapat ditularkan melalui 6 cara:

1) Melalui hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS

Hubungan seksual secara vaginal, anal dan oral dengan penderita HIV

tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama berhubungan bisa

terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa

menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan seksual di

kutip dari (syaiful, 2000).

2) Ibu pada bayinya

Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero),

selama proses persalinan melalui transfusi fetomaternal atau kontak

antara kulit atau membran mukosa bayi dengan darah atau sekresi

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

31

maternal saat melahirkan, semakin lama proses persalinan semakin

besar resiko tertular HIV. Transmisi lain terjadi selama periode post

partum melalui ASI dari ibu yang positif sekitar 10 % di kutip dari

(Lily V, 2004).

3) Transfusi darah, produk darah dan organ donor

Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk

kepembuluh darah dan menyebar keseluruh tubuh, resiko penularan

melalui jalur transfusi darah tidak dapat dihilangkan sepenuhnya oleh

karena teknologi saat ini belum mampu mendeteksi RNA HIV dalam

kurun waktu 1-2 minggu setelah terinfeksi karena rendahnya jumlah

virus dalam darah, selain itu HIV juga dapat menular melalui

transplantasi organ.

4) Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril

Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum, tenakulum dan alat-

alat lain yang menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang

terinfeksi HIV, dan langsung digunakan untuk orang lain yang tidak

terinfeksi bisa menularkan HIV di kutip dari (PELKESI, 1995).

5) Alat-alat untuk menoreh kulit

Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau silet yang tidak disterilkan

dulu dapat menularkan HIV.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

32

6) Menggunakan jarum suntik secara bergantian

Jarum suntik yang digunakan di fasilitas kesehatan, maupun yang

digunakan oleh para pengguna narkoba (Injecting Drug User-IDU)

sangat berpotensi menularkan HIV.

Menurut (Nursalam & Kurniawati, 2007, p.52) HIV tidak

menular melalui peralatan makan, pakaian, handuk, sapu tangan, toilet

yang dipakai secara bersama-sama, berpelukan, ciuman pipi, berjabat

tangan dan hidup serumah dengan penderita HIV.

e. Pencegahan

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan HIV

yaitu meliputi:

1) Menurut (Nursalam, 2007, p.165) pada wanita dilakukan secara primer

yaitu dengan cara mengubah perilaku seksual dengan menerapkan

prisip ABC yang meliputi:

a) Abstinence (tidak melakukan hubungan seksual)

b) Befaithful (setia kepada pasangan)

c) Condom (penggunakan kondom jika terpaksa melakukan

hubungan dengan pasangan).

d) Drug (narkoba suntik) wanita juga disarankan untuk tidak

menggunakan narkoba terutama narkoba suntikan dengan

pemakaian jarum yang bergantian.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

33

2) Menurut Dekes RI (2003) yang di kutip oleh (Nursalam, 2000, p.165)

WHO mencanangkan empat strategi untuk mencegah penularan HIV

dari ibu ke bayi dan anak yaitu dengan cara:

a) Mencegah jangan sampai wanita terinfeksi HIV/AIDS, apabila

sudah terinfeksi di cegah supaya tidak hamil namun apabila ibu

sudah hamil maka sebaiknya diberikan dukungan dan perawatan

bagi ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) dan keluarganya

b) Penggunaan anti retrovial selama kehamilan, persalinan dan

selama menyusui

c) Persalinan sebaiknya di pilih dengan metode sectio caesaria

karena terbukti mengurangi resiko penularan HIV dari ibu ke bayi

sampai 80 %

d) Wanita dengan HIV/AIDS yang hamil harus diberikan penyuluhan

tentang kehamilanya, baik berupa penghentian atau kelanjutan

kehamilanya karena adanya resiko transmisi vertikal dari ibu ke

bayi sebesar 25-45% di kutip oleh (Nursalam & Kurniawati, 2007,

pp.165-166).

3) Pencegahan HIV/AIDS

Pencegahan HIV oleh petugas kesehatan menurut (Nursalam

& Kurniawati, 2007, p.82) yaitu melalui Universal precaution:

pengendalian infeksi sederhana yang digunakan oleh seluruh petugas

kesehatan, untuk semua pasien, setiap saat pada semua tempat

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

34

pelayanan dalam rangka mengurangi resiko penyebaran infeksi yaitu

diantaranya:

a) Pengelolaan alat kesehatan habis pakai

b) Cuci tangan guna mencegah infeksi silang

c) Pemakaian alat pelindung diri missal: sarung tangan, masker,

celemek

d) Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan

e) Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

f) Densifeksi dan sterilisasi untuk alat yang digunakan ulang

g) Pengelolaan linen.

f. Pengobatan

Menurut (Nursalam & Kurniawati, 2007, pp.99-101) saat ini

sudah banyak obat-obatan yang dapat diberikan untuk penderita

HIV/AIDS yaitu ARV (Anti Retroviral Virus) yang dapat digunakan

untuk menghentikan aktivitas virus dan memulihkan sistem imun yang

mempunyai berbagai jenis yaitu diantaranya:

1. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)

Obat ini di kenal dengan analog nukleosida yang menghambat proses

perubahan RNA virus menjadi DNA (proses ini dilakukan oleh virus

HIV agar bereplikasi) contoh: (AZT, ZCV, ddc, ddi ).

2. Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor (NtRTI)

Yang termasuk golongan ini adalah tenofofir (TDF).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

35

3. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)

Bekja dengan menghambat proses perubahan RNA menjadi DNA

dengan cara mengikat reserve transcriptase sehingga tidak berfungsi

contohnya: (NVP, DLP, BI-RG).

4. Protease inhibitor

Contoh obat golongan ini: IDV (indinavir), (NFV) nelvinavir.

5. Fusion inhibitor yang termasuk golongan ini adalah Enfufirtide (T-

20).

Sedangkan obat-obatan HIV diatas menurut (Nursalam &

Kurniawati, 2007, pp.109-111) dapat menimbulkan efek samping pada

orang yang mengkonsumsinya, karena pengobatan HIV merupakan

tindakan yang kompleks antara menyeimbangkan keuntungan supresi HIV

dan toksisitas obat, efek samping obat HIV jangka pendek meliputi: mual,

muntah, diare, sakit kepala, lesu dan susah tidur. Akibatnya penderita

menghentikan terapi akan pemakaian obat karena takut pada efek samping

yang ditimbulkan. Hal ini sangat sangat merugikan pasien karena bisa

menimbulkan resistensi obat dan memburuknya kondisi pasien.

g. Penanggulangan

Menurut (Nursalam & Kurniawati, 2007, p.56) penyebaran

infeksi sudah bisa terjadi sebelum penderita menampakan gejala klinis,

oleh karena itu diperlukan sistem diagnostik yang baik bagi penderita.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

36

1. Tes HIV (tes darah) merupakan salah satu cara yang dapat di pakai

untuk mendiagnosis HIV, yang digunakan untuk memastikan apakah

seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau belum. ELISA adalah

salah satu tes skrining untuk mengidentifikasi antibodi terhadap HIV,

tes ELISA sangat sensitif tapi tidak selalu spesifik karena penyakit lain

dapat menunjukan hasil yang positif antara lain adalah penyakit

autoimun, infeksi virus atau keganasan hematologi. Tes lain yang

dapat digunakan untuk mengkonfirmasi hasil tes ELISA adalah

dengan menggunakan tes Western Bolt (WB), Indirect

immunofluoresence assay (IFA) Radio-immuno-precipitation assay

(RIPA) (Nursalam & Kurniawati, 2007, p.56).

2. Bersedia mengikuti layanan VCT (Voluntary Counseling Testing)

yaitu suatu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak

terputus antara konselor dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah

penularan HIV, memberikan dukungan moral, informasi serta

dukungan kepada ODHA (Orang Dengan HIVAIDS), keluarga dan

lingkunganya (Nursalam & Kurniawati, 2007, p.76).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

37

B. Kerangka Teori

Keterangan:

Gambar 2.1 Kerangka teori penelitian komponen yang membentuk sikap

Sumber : Baron and Byrne, Myers and Gerungan dalam (Wawan & Dewi, 2010,

pp.32-33).

Komponen yang membentuk sikap

1.Komponen kognitif (komponen perseptual)

a.Pengetahuan

b. Pandangan

c. Keyakinan

2. Komponen Afektif (komponen emosional)

a. Rasa senang (arah sikap positif)

b. Rasa tidak senang(arah sikap negatif)

Sikap

3. komponen Konaktif (komponen perilaku)

Kecenderungan bertindak dan berperilaku

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Ibu Rumah …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-salimahg0e... · Adanya kerentanan sosial budaya dan ekonomi seperti

38

C. Kerangka konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang HIV/AIDS

D. Hipotesis

Menurut Notoatmodjo (2010, p.107) pada hakikatnya hipotesis adalah

sebuah pernyataan tentang sesuatu yang di duga atau hubungan yang diharapkan

antara dua variabel atau lebih yang dapat di uji secara empiris. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan

sikap ibu rumah tangga tentang HIV/AIDS di RW 5 Kelurahan Kebonagung

Demak.

Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang HIV/AIDS

Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang HIV/AIDS