BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat Badan Lahir Bayi Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Menurut (Kosim, 2008, p.12). a. Pengertian Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1jam pertama setelah lahir. b. Macam – macam Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu: 1) Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. 2) Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram 3) Bayi Besar bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Berat Bayi Lahir Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut: 1) Umur Ibu Hamil 10

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Berat Badan Lahir Bayi

Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru

lahir. Menurut (Kosim, 2008, p.12).

a. Pengertian

Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1jam

pertama setelah lahir.

b. Macam – macam

Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

1) Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram tanpa

memandang masa gestasi.

2) Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram

3) Bayi Besar bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram

c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Berat Bayi Lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor

melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam

kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir

adalah sebagai berikut:

1) Umur Ibu Hamil

10

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

11

Umur ibu erat kaitanya dengan berat bayi lahir. Kehamilan

dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, dan

dua sampai empat kali lebih tinggi di bandingkan dengan

kehamilan pada wanita yang cukup umur (Sitorus, 1999 dalam

Setianingrum, 2005). Pada umur yang masih muda, perkembangan

organ - organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal.

Selain itu emosi dan kejiwaanya belum cukup matang, sehingga

pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi

kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi.

Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang

dilahirkan akan semakin ringan (Setianingrum, 2005).

Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan

diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya.

Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi,

tumor jinak peranakan, atau penyakit degenerative pada persendian

tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia

35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti

diatas yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa kelainan

(Sitorus, 1999 dalam Setianingrum, 2005). Semakin muda dan

semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan

berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda

perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk

pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

12

dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang

tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin

melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka

memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung

kehamilan yang sedang berlangsung. (Proverawati, 2009, P.52).

Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting

terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi,

maka sebainya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30

tahun (Setianingrum, 2005).

2) Umur kehamilan

Umur kehamilan dapat menentukan berat badan janin , semakin tua

kehamilan maka berat badan janin akan semakin bertambah. Pada

umur kehamilan 28 minggu berat janin ± 1000 gram, sedangkan

pada kehamilan 37 – 42 minggu berat janin di perkirakan

mencapai 2500 – 3500 gram (Wiknjosastro, 2005, p.775).

Kehamilan preterm maupun postterm mempengaruhi berat

lahir bayi, semakin lama kehamilan berlangsung sehingga

melampaui usia aterm, semakin besar kemungkinanya bayi yang

akan dilahirkan mengalami kekurangan nutrisi dan gangguan

kronis (Cunningham, 2002).

3) Status Gizi Hamil

Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil

dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

13

(Setianingrum, 2005). Status gizi pada trimester pertama akan

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa

perkembangan dan pembentukan organ – organ tubuh

(organogenesis). Pada trimester II dan III kebutuhan janin terhadap

zat – zat atus gizi semakin meningkat jika tidak terpenuhi,

plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi

kemampuannya dalam mensintesis zat – zat yang dibutuhkan oleh

janin. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil tersebut, dapat

menggunakan beberapa cara antara lain: dengan memantau

pertambahan berat badan selama hamil, mengukur lingkar lengan

atas (LLA). Dan mengukur kadar Hb. Selain itu gizi ibu hamil

menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu

hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri

merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil.

Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan

adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan

atas (LLA) selama kehamilan (Setianingrum, 2005).

Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan

berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai

resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR.

Sehingga ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan

berkisar 11-12,5 kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil

(Setianingrum, 2005). Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil juga

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

14

sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Menurut Sitorus

(1999) dalam Setianingrum (2005) seorang ibu hamil dikatakan

menderita anemia bila kadar hemoglobinya dibawah 11 gr/dl. Data

depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita

anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko menambah

bayi berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan sebelum pada

saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan

bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes

RI, 2002). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah

nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada

fungsi plasenta terhadap janin (Setianingrum, 2005).

4) Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan

mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga

kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting

ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat

persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat

segera mengetahui apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu

hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong

tenaga kesehatan (Depkes RI, 2000 dalam Setianingrum, 2005).

5) Kehamilan ganda

Pada kehamilan kembar dengan distensi uterus yang berlebihan

dapat menyebabkan persalinan premature dengan BBLR.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

15

Kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar

sehingga terjadi defisiensi nutrisi seperti anemia hamil yang dapat

menggangu pertumbuhan janin dalam rahim (Datta, 2004, pp.88-

89).

6) Penyakit Saat Kehamilan

Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi

berat bayi lahir diantaranya adalah Diabetes mellitus (DM), cacar

air, dan penyakit infeksi TORCH.

Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak

sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya

adalah penkreas tidak cukup produksi insulin / tidak dapat gunakan

insulin yang ada. Akibat dari DM ini banyak macamnya

diantaranya adalah bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran,bayi

lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal) karena bayi

yang dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan pada

alat tubuh bayi (Sitorus, 1999 dalam Setianingrum, 2005).

Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit

infeksi yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan herpes.

Keempat jenis penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu

dapat mengganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung

tersebut mungkin akan terkena katarak mata, tuli, Hypoplasia

(gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-paru,

dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

16

keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris

mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya (Sitorus, 1999 dalam

Setianingrum, 2005).

7) Faktor kebiasaan ibu

Kebiasaan ibu sebelum / selama hamil yang buruk seperti

merokok, minum minuman beralkohol, pecandu obat dan

pemenuhan nutrisi yang salah dapat menyebabkan anomali

plasenta karena plasenta tidak mendapat nutrisi yang cukup dari

arteri plasenta ataupun karena plasenta tidak mampu mengantar

makanan ke janin. Selain itu, aktifitas yang berlebihan juga dapat

merupakan faktor pencetus terjadinya masalah berat badan lahir

rendah. Kebiasaan – kebiasaan tersebut yaitu:

a) Merokok

Salah satu perilaku negatif yang sering terjadi pada ibu hamil

adalah kebiasaan meroko dan berinteraksi dengan komunitas

orang yang merokok. Walaupun ibu tidak meroko secara

langsung tetapi ketika ibu berinteraksi dengan komunitas

tersebut, ibu tetap akan menghirup asap rokok. Organ yang

berada pada kondisi seperti ini dikatakana sebagai perokok

pasif dengan resiko yang lebih besar di bandingkan dengan

perokok aktif.

Suatu penelitian di Ontario menunjukkan akibat meroko

tersebut menyebabkan terjadinya plasenta abruption dan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

17

plasenta previa. Plasenta abruption dapat terjadi akibat

pengurangan aliran darah ke plasenta yang akhirnya

menyebabkan nekrosis pada periper dari plasenta. Sedangkan

plasenta previa terjadi karena terjadinya pembesaran plasenta

sebagai akibat dari berkurangnya transpot oksigen dari ke fetus

akibat paparan CO. plasenta berubah secara tetap dengan

kerusakan pada kemampuan plasenta untuk melakukan

pertukaran gas karena terjadinya pengentalan dari trophoblastic

basal lamina dan mengurangi ukuran pada kapiler dari fetus.

Jika plasenta tersebut bermasalah, maka hal ini dapat

menggangusuplai makan ke janin. Karena lingkungan rahim

tidak ideal maka janin tidak tumbuh dengan kecepatan yang

semestinya. Maka tanpa adanya bantuan medis, bayi tersebut

akan lahir kesil tidak sesuai usia kehamilan walaupun lahir

tepat padawaktunya (Bobak & Jansen, 2000, p.316).

b) Konsumsi minuman beralkohol dan obat – obatan terlarang

Konsumsi obat – obatan terlarang dan konsumsi minuman

beralkohol pada wanita hamil juga dapat menimbulkan efek

negatif bagi dirinya maupun janin yang sedang di kandungnya.

Miller dan Mark (2000) menyatakan, alcohol yang dikonsumsi

ibu hamil secara jelas pasti akan melintasi plasenta dan bebas

mencapai janin. Meskipun terbukti bahwa alcohol dalam

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

18

jumlah kecil hingga sedang dapat pula menimbulkan efek yang

berbahaya (Hardinge dkk, 2001, p.312).

c) Pekerjaan yang melelahkan

Seorang wanita hamil dengan aktifitas kerja yang berat

beresiko mengalami persalinan premature atau bayi dengan

BBLR. Jenis pekerjaan juga dihubungkan dengan penghasilan

yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi wanita

hamil tersebut. Dari bebrapa penelitian, persalianan premature

dan BBLR dapat terjadi pada wanita yang bekerja terus

menerus selama kehamilan, terutama bila pekerjaan tersebut

memerlukan kerja fisik atau berdiri untuk waktu yang lama.

Keadaan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan serta kesejahteraan janin yang dikandungnya

(Ferrer H, 2001). Selain itu, wanita hamil yang memiliki

aktifitas kerja yang berat maka akan mempengaruhi

psikologinya. Hal ini disebabkan oleh ketertekanan yang

dipicu dari pekerjaanya tersebut (Bobak & Jansen, (2000,

p.315).

d) Konsumsi kafein

Kafein dapat merusak kromosom yang meningkatkan kegiatan

mutasi genetika. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bahwa

resiko cacat bawaan sejak lahir lebih tinggi pada bayi yang

ibunya meminum kafein yang terdapat pada kopi sebanyak 600

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

19

mg lebih per harinya. Kafein menyebrang dari darah ibu ke

janin melalui plasenta. Hati janin belum memiliki enzim untuk

memecah kafein karena enzim ini tidak akan terbentuk sebelum

umur janin berumur 9 bulan. Oleh karena itu, wanita yang

banyak minum kopi dan minuman ringan yang ditambah

kafein, janin akan terus menerus terpapar kadar kafein yang

tinggi. Dan angka kejadian keguguran spontan, lahir mati, dan

BBLR atau premature jelas lebih tinggi terjadi pada wanita

yang meminum 4 – 6 cangkir kopi setiap hari (Hardinge dkk,

2001, p.277).

2. Ukuran Lingkar Lengan Atas

Penilaian status gizi dapat dilaksanakan secara langsung dengan

antropometri yaitu dengan menggunakan LLA (Supariasa, 2000, pp.48-

50).

a. Pengertian

Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko

kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur (WUS).

Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan

status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan karena

pengukuran sangat mudah dan dapat dilakukan siapa saja.

b. Tujuan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

20

Beberapa tujuan pengukuran LLA adalah mencakup masalah

WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran

petugas lintas sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah :

1) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu,

untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi

berat lahir rendah (BBLR).

2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih

berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

3) Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan

tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

4) Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan

gizi WUS yang menderita KEK.

5) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS

yang menderita KEK.

c. Ambang batas

Di Indonesia batas ambang LLA dengan resiko KEK adalah 23,5

cm hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan

melahirkan bayi BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) akan mempunyai resiko kematian, gizi kurang,

gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Untuk

mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita usia

subur sudah harus mempunyai gizi yang baik,misalnya dengan LILA

tidak kurang dari 23,5 cm. apabila LILA ibu sebelum hamil kurang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

21

dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak

beresiko melahirkan BBLR (Lubis, 2005).

Menurut Saimin (2005), bila LILA < 23,5 cm berarti ibu

tersebut mengalami KEK atau status gizi kurang, demikian pula pada

ibu dengan anemia. Ibu dengan LILA < 23,5 cm adalah ibu yang

beresiko positif melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan

ibu dengan LLA > 23,5 cm adalah ibu yang beresiko negative

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Saimin, 2005).

d. Penilaian status gizi

Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat cara yaitu

secara klinis, biokimia, biofisik, dan antropometri (Proverawati &

Asfuah, 2009, pp.169-170), yaitu sebagai berikut:

1) Penilaian secara klinis

Penelitian status gizi secara klinis sangat penting untuk menilai

status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-

perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan

zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial

epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau

pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti

kelenjar tiroi. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey

klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang

untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari

kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

22

untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan

pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau

riwayat penyakit.

2) Penilaian secara biokimia

Penilaian status gizi secara biokimia dilapangan banyak

menghadapi masalah. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan

sering digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks

dari anemia gizi. Disamping itu juga digunakan untuk suatu

peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi

yang lebih parah lagi, banyak gejala klinis yang kurang spesifik,

maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk

menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

3) Penilaian secara biofasik

Penentuan status gizi secara biofasik adalah metode penentuan

status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan)

dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat

digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja

epidemik (epidemic of night blindness), cara yang digunakan tes

adaptasi gelap.

4) Penilaian secara antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau

dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan

dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

23

tubuh dari berbagai tingkat umur dantingkat gizi. Atas dasar-

dasarini ukuran-ukuran antropometri diakui sebagai indeks yang

baik dan dapat diandalkan bagi penentuan status gizi untuk

Negara-negara berkembang. Indikator yang sering digunakan

khususnya untuk penentuan status gizi ibu hamil dipelayanan dasar

adalah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas (LLA).

e. Tindak lanjut pengukuran LLA

Hasil pengukuran LLA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari

23,5 cm dan lebih dari 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm

berarti resiko KEK dan anjuran atau tindakan yang perlu dilakukan

adalah dengan makan cukup dengan pedoman umum gizi seimbang,

hidup dehat, tunda kehamilan, bila hamil segera dirujuk sedini

mungkin. Apabila hasil pengukuran > 23,5 cm maka anjuran yang

diberikan adalah pertahankan kondisi kesehatan, hidup sehat, bila

hamil periksa kehamilan kepada petugas kesehatan.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin

tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi

dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system

reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi

pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi

lebih besar dab lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan

yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa

hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

24

kematian yang tinggi, terlebih lagi ibu menderita anemia. (Supariasa,

2000, pp.48-50).

3. Berat badan ibu

Berat badan ibu akan menentukan seberapa banyak asupan makanan

yang harus ibu konsumsi pada waktu hamil. Harapannya, kebutuhan gizi

janin tercukupi dan bayi yang akan lahir dengan berat badan normal.

(Wibisono & Bulan ayu, 2009).

Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran

lingkar lengan atas LLA secara teratur mempunyai arti klinis penting,

karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama

kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Pertambahan berat badan hanya

sedikit, menghasilakan rata-rata berat badan lahir bayi yang lebih rendah

dan resiko yang lebih tingggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian

bayi, pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan

sebagai indicator pertumbuhan janin dalam rahim. Berdasarkan

pengamatan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi

berat badannya sebelum hamil. Pertambahan yang optimal kira-kira 20%

dari berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk., 1997), jika berat

badan tidak bertambah, lingkar lengan atas < 23,5 cm menunjukkan ibu

mengalami kurang gizi. (Mufdlilah, 2009, p.2).

a. Peningkatan berat badan ibu selama hamil

1) Pola pertambahan BB (Arisman, 2004, p.11)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

25

Laju pertambahan berat selama hamil merupakan petunjuk

yang sama pentingnya dengan pertambahan berat itu sendiri.

Pemeriksaan antropometri yang biasa dilakukan adalah

penimbangan berat, pengukuran tinggi badan, penentuan berat

ideal dan pola pertambahan berat. Berat pada kunjungan

pertamaditimbang sementara berat sebelumnya jangan terlewat

untuk di tanyakan. Berat sebelum hamil berguna untuk penentuan

prognosisserta keputusan perlu tidaknya dilakukan terapi gizi

secara intensif. Status gizi buruk ditandai oleh berat sebelum hamil

10% dibawah atau 20% diatas berat ideal.

Penambahan berat badan ibu semasa kehamilan

menggambarkan laju pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada

usia kehamilan trimester I laju pertambahan berat badan ibu belum

tampak nyata karena pertumbuhan janin belum pesat, tetapi

memasuki usia kehamilan trimester II laju pertumbuhan janin

mulai pesat dan pertambahan berat badan ibu juga mulai pesat

(Moehji, 2003 dalam Setianingrum, 2005).

Sebaiknya menentukan patokan besaran pertambahan berat

sampai kehamilan berakhir sekaligus memantau prosesnya dan

kemudian mencatatnya dalam KMS ibu hamil perlu dilakukan.

Selama trimester I kisaran pertambahan berat sebaiknya 1-2 kg,

sementara trimester II dan III sekitar 0,35 - 0,5 kg tiap minggu.

Pertambahan yang berlebihan setelah minggu ke-20 menyebabkan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

26

terjadinya retensi air dan juga berkaitan dengan janin besar dan

berisiko penyulit Disproporsi Kepala Panggul (DKP). Retensi

berlebih juga merupakan tanda awal preeklamsi. Sebaliknya

pertambahan berat <1 kg selama trimester II apalagi trimester III

jelas tidak cukup dan dapat memperbesar resiko kelahiran BB

rendah, kemunduran pertumbuhan dalam rahim serta kematian

prinatal.

Namun demikian, masih ada pengecualian dalam penggunaan

patokan umum diatas karena pada hakikatnya tujuan pertambahan

berat kumulatif itu didasarkan pada berat dan tinggi badan selama

hamil. Meskipun begitu, pertambahan berat wanita pendek (150

cm) cukup sampai 8,8-13,6 kg. mereka yang hamil kembar dibatasi

sekitar 15,4 - 20,4 kg. mereka dengan BB berlebih, pertambahan

berat diperlambat sampai 0,3 kg / minggu.

Menurut (Alfriana, 2001, p.113), seorang ibu dengan tinggi

badan yang lebih tinggi mempunyai kecenderungan kenaikan BB

yang lebih besar pada waktu hamil daripada orang yang lebih

pendek.

Menurut (Helen, 2002, p.119), BB ibu sebelum hamil dan

kenaikan BB selama kehamilan sangat mempengaruhi hasil dari

kehamilan tersebut. Resiko akan meningkat pada kasus-kasus

berikut:

1) Pengkajian kurang gizi

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

27

Kurang gizi didefinisikan sebagai defisit protein antara

kebutuhan protein normal kehamilan untuk wanita secara

individu dan diet asupan protein aktualnya, yang ditentukan

dari kalkulasi data yang siperoleh dari riwayat diet klien.

2) Pengkajian berat badan rendah

Berat badan rendah didefinisikan sebagai berat badan ibu

sebelumhamilsebanyak 5% atau lebih berada dibawah berat

badan ideal.

3) Pengkajian stress nutrisi

Stress nutrisi didefinisikan sebagai adanya satu atau lebih dari

kondisi seperti:

a) Muntah parah

b) Jarak kehamilan kurang dari satu tahun

c) Riwayat obstetri yang buruk

d) Berat badan gagal mencapai 5 kg pada usia gestasi 20

minggu

e) Masalah atau gangguan emosi yang serius.

2) Memperhatikan pertambahan BB (Musbikin, 2008, pp.115-116)

Masalah pertambahan BB sebenarnya tidak perlu

dikawatirkan bila kenaikan BB masih normal. Selama trimester

pertama kehamilan, biasanya terjadi penambahan BB minimal (1-

2kg). Setelah trimester II, penambahan BB rata-rata 0,35-0,4 kg

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

28

perminggu. Secara keseluruhan pertambahan BB selama kehamilan

berkisar antara 10-12,5 kg atau rata-rata 11kg.

Perlu diketahui, ibu hamil yang BBnya bertambah secara

berlebihan maka memiliki resiko lebih besar untuk mengalami

berbagai komplikasi selama kehamilan serta saat persalianan kelak.

Bila pertambahan berat badan melebihi yang dianggap normal,

misal pada trimester 1 BB sudah naik 8-10 kg, maka susunan menu

harus diatur kembali. Namun sebaiknya jangan mengurangi

makanan yang merupakan sumber protein, vitamin dan mineral.

Sebaiknya, batasi mengkonsumsi karbohidrat, lemak, dan makanan

manis.

Yang perlu diingat, jangan melakukan diet ketat, karena akan

membahayakan janin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

para ibu hamil yang berdiet ketat, cenderung memiliki bayi dengan

BB rendah dan berisiko lebih besar terhadap ibu juga akan

mengalami persalianan lebih lama dan sulit serta kemungkinan

menderita perdarahan.

3) Cara menambah BB (Sinsin, 2008. pp.36-37)

Ibu hamil tidak di anjurkan untuk berdiet. Seharusnya BB

harus meningkat dari bulan kebulan. BB selama kehamilan

bertambah karena adanya janin, cairan amnion, plasenta, darah,

pembesaran rahim, dan payudara. janin beratnya mencapai kurang

lebih 3,375 kg, cairan amnion, plasenta, lemak, dan cairan lainya

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

29

sekitar 3,6 kg - 5,4 kg. Sementara rahim dan payudara beratnya

menjadi 1,8 - 2,7 kg. Pertambahan berat total sangat bergantung

kepada berat badan ibu sebelum hamil. Semakin kurus berat badan

ibu, semakin banyak pertambahan berat badan yang harus dicapai.

Sebaliknya, semakin gemuk ibu, semakin sedikit pertambahan

beratnya. Bila kurus, total pertambahan berat sampai menjelang

persalianan sekitar 12,6 kg sampai 18 kg. jika normal, pertambahan

BB 11,25 kg hingga 15,75 kg, sampai 18 kg. jika normal,

pertambahan BB 11,25 kg hingga 15,75 kg, jika gemuk, hanya

membutuhkan 6,75 kg sampai 11,25 kg. Jika bayi kembar,

pertambahan berat rata-rata adalah 15,75 kg hingga 20,25 kg. Jika

pertambahan berat tidak sesuai dengan semestinya yang di capai,

tandanya pertumbuhan bayi terganggu.

Makan adalah cara menambah berat badan paling cepat.

Menambah berat badan kadang-kadang menjadi hal yang sulit bagi

ibu hamil. Pada umumnya ibu hamil malas makan. Makanlah

secara teratur pada saat jam makan, baik pagi, siang, malam. Bila

makan dalam jumlah sedikit, sebaiknya perbanyak ngemil. Pada

prinsipnya makanan yang sehat untuk ibu hamil adalah makanan

yang bervanariasi dan disertai dengan buah-buahan segar. Jauhi

makanan seperti coklat, gorengan dan minuman bersoda, apalagi

alcohol, sebaiknya pilihlah roti, sereal, sayuran hijau.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

30

Menurut (Wiknjosastro, 2006, p.161) bila berat badan naik

lebih dari semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang

mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi terlebih-lebih

sayur mayur dan buah-buahan.

4) Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan BB ibu hamil

(Muliarini, 2010, pp.8-9).

a) Segera setelah dinyatakan hamil, cobalah bertanya pada orang

lain tentang badan ibu, kalau perlu ibu hamil perlu melakukan

foto tiap bulan seluruh badan. Foto dan pendapat orang sekitar

dapat menjadi pencegah jika ibu hamil menginginkan terlalu

banyak makanan berlemak.

b) Jika cenderung mempunyai berat badan berlebihan, namun

perlu dapat mengontrolnya, maka sangat mudah menghindari

makanan yang berlebih saat hamil, sambil mengingat kesehatan

janin.

c) Usahakan hanya mengkonsumsi makan sehat dan teratur, serta

mengurangi makan saat hamil tua.

d) Pertahankan hanya mengkonsumsi snack bergizi, keju dan buah

segar, baik dirumah ataupun ditempat kerja. Hindari makanan

yang mengandung kalori tinggi dan makanan yang

mengandung nutrisi yang rendah seperti manisan dan kripik.

e) Jika ingin snack maka harus mempertahankan bahwa snack

tersebut tidak diproses dengan bahan kimia, tidak di goreng dan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

31

bukan makanan yang dimaniskan dengan cara tidak alami dan

bercampur bahan kimia.

f) Jangan makan hanya untuk menyenangkan diri sendiri.

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertambahan berat badan

Kenaikan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan

dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang terpenting keadaan gizi ibu

hamil dan makanan ibu selama berlangsung kehamilan. Berat badan

hamil dan makanan ibu selama berlangsung kehamilan. BB sebelum

hamil dan perubahan BB selama kehamilan berlangsung merupakan

parameter klinik yang penting untuk memprediksi berat badan lahir

bayi. Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan

berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan berat badan tidak

cukup banyak pada saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR.

Kenaikan berat badan yang dianggap baik untuk orang Indonesia

adalah 9 kg. kenaikan berat badan ibu tidak sama, tetapi pada

umumnya kenaikan berat badan tertinggi adalah pada umur kehamilan

16-20 minggu, dan kenaikan yang paling rendah pada 10 minggu

pertama kehamilan (Supariasa, 2002).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

32

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Skema Kerangka Teori

Keterangan :

Berat Badan Lahir (BBL) bayi dipengaruhi oleh Lingkar Lengan Atas

ibu dan Berat Badan ibu sebagai indikator penentu status gizi ibu hamil.

Selain itu, BBL juga dipengaruhi oleh faktor riwayat ANC, multivitamin,

asupan nutrisi, kebiasaan berpantangan, kehamilan ganda, umur ibu, umur

kehamilan, penyakit ibu.

ANC

Umur ibu

Ukuran

lingkar

lengan ibu

Kehamilan

ganda

Multi

vitami

n

Kebiasaan

berpantangan

Berat

bayi lahir

Asupan

nutrisiStatus bumil

Umur

kehamilan

Peningkatan

berat badan

ibu

Penyakit

ibuKecukupan

kebutuhan

Tumbuh

kembang

janin

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Berat …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-liapratama... · lahir mati, bayi mati setelah lahir, (kematian perinatal)

33

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingi diamati di ukur melalui penelitian–penelitian

yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2005, p69).

Kerangka konsep pada penelitian ini adalah:

Gambar 2.2 Skema Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesa adalah jawaban sementara dari penelitian, patokan duga atau

dalil sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut.

(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada hubungan ukuran lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat badan

lahir bayi

2. Ada hubungan peningkatan berat badan Ibu hamil dengan berat badan

bayi lahir

Ukuran lingkar

lengan atas ibu

hamil

Berat badan lahir bayi

Peningkatan

berat badan ibu

hamil