BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap...

33
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi Bayi merupakan mahluk yang sangat peka dan halus (Choirunisa, 2009). Masa bayi adalah saat bayi berumur satu bulan sampai dua belas bulan (Anwar, 2011). Masa bayi dimulai dari usia 012 bulan ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan gizi (Notoatmodjo, 2007). Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29 hari-12 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005). 2.1.2 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Kebutuhan dasar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : a. Asuh ( Kebutuhan Fisik Biomedis) Kebutuhan asuh meliputi sebagai berikut : 1) Nutrisi yang adekuat dan seimbang 2) Perawatan kesehatan dasar Untuk mencapai kesehatan dasar yang optimal, perlu beberapa upaya misalnya 13

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bayi

2.1.1 Konsep Bayi

Bayi merupakan mahluk yang sangat peka dan halus (Choirunisa, 2009). Masa

bayi adalah saat bayi berumur satu bulan sampai dua belas bulan (Anwar, 2011).

Masa bayi dimulai dari usia 0–12 bulan ditandai dengan pertumbuhan dan

perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan gizi

(Notoatmodjo, 2007).

Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa neonatus dengan usia

0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia 29 hari-12 bulan (Nursalam,

2013). Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan

mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai

berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada pasca neonatus bayi akan mengalami

pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005).

2.1.2 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang

Kebutuhan dasar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a. Asuh ( Kebutuhan Fisik – Biomedis)

Kebutuhan asuh meliputi sebagai berikut :

1) Nutrisi yang adekuat dan seimbang

2) Perawatan kesehatan dasar

Untuk mencapai kesehatan dasar yang optimal, perlu beberapa upaya misalnya

13

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

14

imunisasi, kontrol ke Puskesmas atau Posyandu secara berkala, perawatan bila

sakit.

3) Pakaian

4) Perumahan

5) Higiene diri dan lingkungan

6) Kesegaran jasmani

b. Asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang)

Kebutuhan asih meliputi :

1) Kasih sayang orang tua

2) Rasa aman

3) Harga diri

4) Dukungan/dorongan

5) Mandiri

6) Rasa memiliki

c. Asah (Kebutuhan Stimulasi)

Stimulasi adalah adanya perangsangan dari dunia luar berupa latihan atau

bermain. Pemberian stimulus sudah dapat dilakukan sejak masa prenatal,

kemudian lahir dengan cara menyusui bayi pada ibunya sedini mungkin. Asah

merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang

dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan (Nursalam, 2013)

14

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

15

2.2 Imunisasi

2.2.1 Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi adalah

memasukkan kuman penyakit yang sudah dimatikan ke dalam tubuh anak dengan

cara suntikan atau diminum, dengan maksud agar terjadi kekebalan terhadap jenis

penyakit tertentu pada tubuh (A.S. Wahab, 2002).

Imunisasi adalah pemberian satu atau lebih antigen yang infeksius pada seorang

individu untuk merangsang sistem imun dan memproduksi antibodi yang akan

mencegah infeksi (Schwartz, 2004).

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat antibodi untuk

mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2008).

Kesimpulan dari beberapa pengertian diatas, imunisasi adalah suatu usaha

memasukkan kuman penyakit yang sudah dimatikan kedalam tubuh dengan cara

suntikan atau diminum untuk merangsang sistem imun dan memproduksi antibodi

untuk mencegah penyakit tertentu.

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar

kekebalan diatas ambang perlindungan (Marimbi, 2010). Imunisasi dasar

diberikan pada bayi umur 0-12 bulan yang terdiri dari BCG, DPT (1,2,3), Polio

(1,2,3,4), Hepatitis B (1,2,3) dan Campak (Depkes RI, 2005). Imunisasi lengkap

yaitu satu dosis vaksin BCG, tiga dosis vaksin DPT, empat dosis vaksin Polio,

15

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

16

dan satu vaksin Campak serta ditambah tiga dosis vaksin Hepatitis B diberikan

sebelum anak berumur satu tahun (Depkes RI, 2005).

2.2.2 Tujuan Program Imunisasi

a. Tujuan Umum

Untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit

yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).

b. Tujuan Khusus

1) Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan

imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/

kelurahan pada tahun 2010.

2) Tercapai eliminasi tetanus maternal dan neonatal (Maternal Neonatal Tetanus

Eliminasi/MNTE) (insiden di bawah 1/1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun) di

tingkat kabupaten/kota pada tahun 2012.

3) Eradikasi Polio pada tahun 2008.

4) Tercapainya reduksi Campak (ReCam) 2008.

2.2.3 Manfaat Imunisasi

a. Bagi Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan

kemungkinan cacat atau kematian.

b. Bagi Keluarga: menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak

sakit.

c. Bagi Negara: memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat

dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara (Marimbi, 2010).

16

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

17

2.2.4 Jadwal Imunisasi Dasar

Jadwal Imunisasi adalah informasi mengenai kapan suatu jenis vaksin atau

imunisasi harus diberikan pada anak. Pemberian imunisasi pada bayi, tepat pada

waktunya merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi. Imunisasi

diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak. Imunisasi dapat

diberikan ketika ada kegiatan Posyandu, pemeriksaan kesehatan pada petugas

kesehatan atau pekan imunisasi (Proverawati, 2010).

Jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi dengan menggunakan vaksin

DPT/HB Combo dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Lahir Di Rumah

UMUR 0 bulan

VAKSIN HB0

TEMPAT Puskesmas/ RS

1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu

2 bulan 3 bulan

DPT/HB Combo 1, polio 2 DPT/HB Combo 2, Polio 3

Posyandu Posyandu

4 bulan DPT/ HB Combo 3, polio 4 Posyandu

9 bulan Campak Posyandu

Sumber : Depkes RI, 2005

Jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi lahir di Rumah Sakit/Rumah

Bersalin/Praktek Bidan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Lahir Di Rumah Sakit/Rumah

Bersalin/Praktek Bidan

UMUR 0 bulan

VAKSIN HB0, BCG, Polio 1

TEMPAT RS/RB/Bidan

2 bulan DPT/HB Combo 1, polio 2 RS/RB/Bidan

3 bulan 4 bulan

DPT/HB Combo 2, Polio 3 DPT/ HB Combo 3, polio 4

RS/RB/Bidan RS/RB/Bidan

9 bulan Campak RS/RB/Bidan

Sumber : Depkes RI, 2005

17

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

18

2.2.5 Jenis Imunisasi Dasar Pada Bayi

Menurut Proverawati (2010), imunisasi ada dua macam, yaitu: imunisasi aktif dan

imunisasi pasif. Imunisasi aktif merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang

telah dilemahkan (vaksin) agar sistem imun tubuh berespon spesifik dan

memberikan suatu ingatan terhadap antigen, sehingga ketika terpapar lagi tubuh

dapat mengenali dan meresponnya.

Imunisasi Pasif merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara

pemberian zat imonoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses

infeksi yang berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu

melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi

mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh imunisasi pasif

adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang luka kecelakaan.

Contoh lain adalah terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut

menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa

kandungan, misalnya antibodi Campak.

Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada

juga yang hanya dianjurkan. Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana yang

diwajibkan oleh WHO yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B.

(Hidayat, 2005).

Lima jenis imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah adalah sebagai berikut :

18

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

19

a. Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette-Guerin )

1) Fungsi Imunisasi dan Jenis Vaksin: imunisasi BCG berfungsi memberi

kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Vaksin BCG

mengandung bakteri bacillus calmette-guerrin hidup yang dilemahkan

sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis (Marimbi, 2010).

2) Cara Pemberian dan Dosis: pemberian imunisasi BCG dilakukan satu kali

pada bayi baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi sebaiknya dilakukan sebelum

usia 2 bulan (Marimbi, 2010). Cara pemberian Imunisasi BCG melalui

disuntikan secara intra cutan (IC) di daerah lengan kanan atas dengan dosis

0.05 cc menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10 mm, ukuran 26).

3) Efek Samping

Reaksi Normal Lokal: setelah dua minggu dari waktu suntikan BCG akan

terjadi pembengkakan kecil berwarna merah di tempat penyuntikan kemudian

menjadi luka dengan garis tengah 10 mm dan akan sembuh sendiri dengan

meninggalkan jaringan parut (scar) dengan garis tengah 3-7 mm.

Reaksi Regional Pada Kelenjar:

a) Merupakan respon seluler pertahanan tubuh.

b) Pembengkakan pada kelenjar di axila dan cervikal

c) Timbul 2-6 bulan sesudah imunisasi

d) Kelenjar berkonsistensi padat, tidak nyeri, dan tidak demam

e) Mengecil 1-3 bulan tanpa pengobatan

19

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

20

4) Kontraindikasi:

a) Seorang anak yang sedang menderita penyakit kulit yang berat atau menahun,

seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya

b) Anak yang telah menderita penyakit TBC

b. Imunisasi DPT ( Difteri, Pertusis, Tetanus )

1) Fungsi Imunisasi dan Vaksin: imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah

penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus (Proverawati, 2010). Vaksin DPT

mengandung kuman Difteri dan Tetanus yang dilemahkan serta kuman

Bordetella Pertusis yang dimatikan.

2) Cara Pemberian dan Dosis: pemberian vaksin DPT dilakukan tiga kali mulai

bayi berumur 2 bulan sampai 11 bulan dengan interval empat minggu (Depkes

RI, 2005). Cara pemberian imunisasi DPT melalui suntikan intramuscular pada

paha tengah luar atau subkutan dalam dengan dosis 0,5 cc.

3) Efek Samping: reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan,

pembengkakan dan rasa nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari, namun dalam

kasus tertentu bisa dijumpai gejala yang berat seperti demam tinggi, kejang dan

syok berat.

4) Kontraindikasi:

a) Anak yang sakit parah dan menderita penyakit kejang demam kompleks

(suhu diatas 38º C).

b) Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya seperti

panas tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.

20

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

21

c. Imunisasi Hepatitis B

1) Fungsi Imunisasi dan Vaksin: Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk

memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit hepatitis (Proverawati, 2010).

Kandungan vaksinnya adalah HbsAg dalam bentuk cair.

2) Cara Pemberian dan Dosis: imunisasi aktif dilakukan dengan cara suntikan

dasar sebanyak tiga kali dengan jarak waktu satu bulan antara suntikan

pertama dan kedua, dan lima bulan antara suntikan kedua dan ketiga.

Imunisasi ulang diberikan lima tahun setelah imunisasi dasar. Cara pemberian

imunisasi dasar disesuaikan dengan rekomendasi pabrik pembuatnya. Khusus

bagi bayi yang lahir dari seorang ibu pengidap virus Hepatitis B, harus

dilakukan imunisasi pasif memakai imunoglobulin khusus anti Hepatitis B

dalam waktu 24 jam setelah kelahiran.

3) Efek Samping: reaksi imunisasi yang terjadi biasanya reaksi lokal seperti rasa

sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi

yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah dua hari.

4) Kontraindikasi: imunisasi tidak dapat diberikan kepada penderita infeksi berat

yang disertai kejang.

d. Imunisasi Polio

1) Fungsi Imunisasi dan Vaksin: merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah

Poliomyelitis. Terdapat 2 macam vaksin Polio:

a) Inactivated Polio Vaccine (IPV=Vaksin Salk), mengandung virus Polio yang

sudah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.

21

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

22

b) Oral Polio Vaccine (OPV= Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang

telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan (Proverawati,

2010).

2) Cara Pemberian dan Dosis: di Indonesia dipakai vaksin sabin yang diberikan

melalui mulut. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur

beberapa hari, dan selanjutnya setiap 4-6 minggu. Vaksin ini diberikan

sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung ke mulut anak atau dengan sendok yang

menggunakan larutan gula. Setiap membuka vial baru harus menggunakan

penetes (dopper) yang baru (Depkes RI, 2005).

3) Efek Samping: pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping

berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi

(Proverawati, 2010).

4) Kontraindikasi: pada anak-anak dengan diare berat (kemungkinan terjadi diare

lebih parah) atau yang sedang sakit parah, anak yang mengalami gangguan

kekebalan imunisasi polio sebaiknya ditangguhkan.

e. Imunisasi Campak

1) Fungsi Imunisasi dan Jenis Vaksin: imunisasi Campak bertujuan untuk

memberikan kekebalan terhadap penyakit Campak (Proverawati, 2010).

Vaksin Campak mengandung virus Campak hidup yang telah dilemahkan.

Bentuk kemasan kering dikombinasikan dengan vaksin gondong/bengok

(mumps) dan rubella (campak Jerman ). Di Amerika Serikat kemasan terakhir

terkenal dengan nama vaksin MMR (Measles Mumps Rubella vaccine).

22

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

23

2) Cara Pemberian dan Dosis: pemberian imunisasi Campak hanya diberikan

satu kali, dapat dilakukan pada umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5 cc.

Sebelum di suntikan vaksin Campak terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut

kemudian disuntikan di lengan kiri atas secara subkutan (Depkes RI, 2005).

3) Efek Samping: mengalami demam ringan dan kemerahan selama tiga hari

yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi, dapat terjadi radang otak dalam

30 hari setelah penyuntikan tetapi kejadian ini jarang terjadi

4) Kontraindikasi: panas lebih dari 38ºC, anak yang sakit parah, anak yang

defisiensi gizi dalam derajat berat, riwayat kejang demam.

2.3 Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar

Menurut Suparyanto (2011), faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan

imunisasi dasar adalah :

2.3.1 Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan

untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok dan masyarakat

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Menurut Dictionary of Education (dalam Munib, 2004) pendidikan adalah proses

seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk utorang

dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol

(khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau

mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang

optimal.

23

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

24

Pendidikan terjadi melalui kegiatan atau proses belajar yang dapat terjadi

dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Kegiatan belajar mempunyai ciri-

ciri yaitu: pertama, belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan

pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik

aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar bahwa perubahan tersebut

di dapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif

lama. Ciri yang ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha, dan

didasari bukan karena kebetulan (Notoatmodjo, 2007).

Ruang lingkup pendidikan terdiri dari pendidikan informal, non formal dan

formal. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di

rumah dalam lingkungan keluarga. Pendidikan informal berlangsung tanpa

organisasi, yakni tanpa orang tertentu yang diangkat atau ditunjuk sebagai

pendidik, tanpa suatu program yang harus diselesaikan dalam jangka waktu

tertentu, dan tanpa evaluasi yang formal berbentuk ujian. Pendidikan non formal

meliputi berbagai usaha khusus yang diselenggarakan secara terorganisasi

terutama generasi muda dan orang dewasa, yang tidak dapat sepenuhnya atau

sama sekali tidak berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah dapat memiliki

pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang mereka perlukan sebagai warga

masyarakat yang produktif. Sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan

yang mempunyai bentuk atau organisasi tertentu seperti terdapat di sekolah atau

universitas (Notoatmodjo, 2007).

24

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

25

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2004 tentang

Sistem Pendidikan Nasional jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan

dasar (SD dan SMP), pendidikan menengah (SMA dan SMK), dan pendidikan

tinggi (akademi, institute, sekolah tinggi dan universitas)(Hasbulah, 2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan yaitu faktor umur, faktor

tingkat sosial ekonomi dan faktor lingkungan. Faktor umur merupakan indikator

kedewasaan seseorang, semakin bertambah umur, pendidikan yang didapat akan

lebih banyak, baik itu pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang

diinginkan adalah terjadinya perubahan kemampuan, ketrampilan atau

perilakunya. Perubahan perilaku didasari adanya perubahan atau penambahan

pengetahuan, sikap atau ketrampilannya. Faktor tingkat sosial ekonomi sangat

mempengaruhi perbaikan pendidikan dan perbaikan pelayanan kesehatan yang

diinginkan masyarakat. Rata-rata keluarga dengan sosial ekonomi yang baik akan

memilih tingkat pendidikan dan sarana kesehatan yang bagus dan bermutu.

Sedangkan faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang besar dalam pendidikan

seseorang. Contoh orang yang berada dalam lingkungan yang mendukung serta

mengutamakan pendidikan, mereka akan merasa lebih termotivasi untuk belajar.

Sehingga pengetahuan yang mereka peroleh akan lebih baik dibandingkan

seseorang yang keluarganya tidak mendukung untuk merasakan bangku sekolah

(Notoatmodjo, 2007).

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan fasilitas pelayanan

kesehatan. Penggunaan posyandu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dapat

25

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

26

membuat orang menjadi berpandangan lebih luas berfikir dan bertindak secara

rasional sehingga latar belakang pendidikan seseorang dapat mempengaruhi

penggunaan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik

pula tingkat pengetahuannya. Ibu dengan pendidikan yang relatif tinggi

cenderung memiliki kemampuan untuk menggunakan sumber daya keluarga

yang lebih baik dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah

(Notoatmodjo, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Thaib (2012) tentang “Cakupan Imunisasi Dasar

Anak Usia 1-5 Tahun dan Beberapa Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Banda Aceh” menunjukan ada hubungan

bermakna pendidikan dengan kelengkapan imunisasi dasar (p=0,05). Penelitian

lain yang dilakukan oleh Kurniawati (2004) tentang “Beberapa Faktor yang

Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi di Desa Mukti Jaya

Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir” menunjukan tidak ada

hubungan tingkat pendidikan terhadap kelengkapan imunisasi dasar bayi

( p>0,05).

2.3.2 Pendapatan atau Penghasilan

Menurut Mulyanto dan Dieter (dalam Syamsul, 2002), pendapatan adalah

jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang di

sumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam

rumah tangga, dalam kehidupan sehari-hari. Pendapatan erat kaitannya dengan

26

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

27

gaji, upah, serta pendapatan lainnya yang di terima seseorang setelah orang itu

melakukan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Menurut Departemen

Pendidikan Nasional (2002) adalah hasil pencarian atau perolehan usaha. Jadi

yang dimaksud pendapatan dalam penelitian ini adalah jumlah penghasilan yang

diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan

anggota keluarga lainnya.

Menurut Notoatmodjo (2007), yang sering dilakukan adalah menilai hubungan

antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun

pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada

mungkin karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar

transport, dan sebagainya. Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap

pengetahuan seseorang, namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka

dia akan mampu menyediakan atau membeli fasilitas sumber informasi.

Berdasarkan Keputusan Gubernur NTT Nomor 298/HK/2012 tentang Upah

Minimun Regional (UMR) Propinsi NTT, Standar Upah Minimun Kabupaten

Manggarai Timur sebesar Rp 1.010.000. Nilai ini peneliti gunakan sebagai

batasan instrumental variabel pendapatan.

Penelitian Bangun (2002) tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Status Imunisasi Anak Balita di Kelurahan Beringin Kecamatan Medan Selayang

Tahun 2002” menunjukan ada hubungan pendapatan keluarga dengan status

imunisasi balita dengan nilai p=0,000. Penelitian lain oleh Albertina (2008)

tentang “Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor-Faktor yang

27

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

28

Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan Sekitarnya

pada Bulan Maret 2008” yang menunjukan tidak terdapat hubungan pendapatan

terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

2.3.3 Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses

pembelajaran dan dipengaruhi faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor dari

luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya

(Poerwadarminta, 2002). M enurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan

hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,

pendengaran penciuman, rasa, dan raba.

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan yaitu :

a. Tahu (know)

Artinya kemampuan mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik

dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b. Memahami (comprehention)

Artinya kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui

dan dapat menginterprestasikan secara benar.

c. Aplikasi (application)

Artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

28

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

29

situasi atau kondisi yang nyata, yaitu menggunakan hukum-hukum, rumus-

rumus, prinsip, dan sebagainya.

d. Analisis (analysis)

Artinya kemampuan untuk menjabarkan materi atau subyek objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang

itu sudah sampai t ingkat analisis adalah apabila orang tersebut dapat

membedakan, memisahkan, mengelo mpokkan, membuat diagram terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.

e . Sintesis (syntesis)

Menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan

dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen ilmu

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Artinya kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di

masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi t ingk at pengetahuan menurut Notoatmodjo

(2010), meliputi :

29

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

30

a. Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka seseorang akan mudah menerima

informasi sehingga makin banyak juga pengetahuan yang dimilikinya,

sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan.

b. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang

sesuatu yang bersifat non formal.

c. Sumber informasi

Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki

pengetahuan yang lebih banyak pula.

d. Lingkungan

Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan

berpengaruh pada cara berpikir, dimana seseorang akan mempelajari hal-hal

yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.

e. Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya untuk

menempuh pendidikan, sehingga pengetahuan pun rendah.

f. Umur

Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada bertambahnya

pengetahuan yang diperolehnya akan tetapi pada umur-umur tertentu (usia

lanjut) kemampuan penerimaan atau mengingat sesuatu pengetahuan akan

berkurang.

30

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

31

Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket yang menyatakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari responden (Notoatmodjo, 2007).

M enurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan dibagi menjadi tiga yaitu

pengetahuan baik (skor 76-100%), pengetahuan cukup (skor 56-75%), dan

pengetahuan kurang (skor 0-55%).

Penelitian Irfani (2010) tentang “ Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap

Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap di Kecamatan Tanjung

Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010” menunjukan bahwa

pengetahuan berpengaruh terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi

lengkap (p=0,000). Penelitian lain yang dilakukan oleh Adenin (2012) tentang

“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Terhadap Status Imunisasi pada Anak

Usia 12-23 Bulan di Puskesmas Medan Marelan” menunjukan tidak ada hubungan

pengetahuan terhadap status imunisasi dasar pada anak (p>0,05).

2.3.4 Sikap

Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu

yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-

tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Campbell

(1950) mendefinisikan sangat sederhana, yakni: “An individual’s attitude is

syndrome of response consistency with regard to object.” Sikap adalah suatu

sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek, sehingga

sikap melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaa n yang lain

(Notoatmodjo, 2010).

31

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

32

Tim WHO (1984) dalam Notoatmodjo (2005) menyebutkan bahwa sikap

merupakan bentuk dari pikiran dan perasaan yang dapat mempengaruhi

seseorang berperilaku.

Karakteristik sikap adalah:

a. Sikap merupakan kecendrungan berpikir, berpersepsi, dan bertindak

b. Sikap mempunyai daya pendorong (motivasi)

Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku

atau perilaku (Notoatmodjo, 2010).

Menurut McClelland mengatakan bahwa dalam diri manusia ada dua

motivasi yaitu motivasi primer atau motif yang tidak dipelajari dan motif

sekunder atau motif yang dipelajari melalui pengalaman serta interaksi

dengan orang lain. Motif Sekunder atau motif sosial timbul kerena interaksi

dengan orang lain sedangkan motif primer atau motif yang tidak dipelajari

ini secara alamiah timbul pada setiap manusia secara biologis. Motif ini

mendorong seseorang untuk terpenuhi kebutuhan biologis, seperti makan,

minum, seks dan kebutuhan-kebutuhan biologis lainnya (Notoatmodjo,

2010).

c. Sikap relatif lebih menetap dibandingkan emosi dan prilaku

d. Sikap mengandung aspek penilaian dan evaluatif terhadap objek dan

mempunyai tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif.

32

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

33

Menurut Notoatmodjo (2010), sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subyek mau menerima stimulus yang

diberikan (objek)

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi berarti memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (Valuing)

Menghargai berarti subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus dalam arti membahasnya dengan orang lain.

d. Bertanggung Jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang telah diyakininya. Seseorang mengambil sikap tertentu berdasarkan

keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain

mencemoohkan atau adanya resiko lain.

e. Tindakan atau praktik (practice)

Sikap adalah kecendrungan untuk bertindak (praktek). Sikap belum tentu

terwujud dalam tindakan sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain

adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.

Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2010), sikap terdiri dari tiga

komponen pokok yaitu :

a. Kepercayaan atau keyakinan, dan konsep terhadap objek artinya bagaimana

keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

33

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

34

b. Kehidupan emosional dan evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana

penilaian orang tersebut terhadap objek

c. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave) artinya sikap merupakan

komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Ketiga komponen tersebut diatas secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Contoh seorang ibu mendengar

(tahu) penyakit TBC (penyebab, cara penularan, cara pencegahan dan

sebagainya). Pengetahuan ini akan membuat ibu berpikir dan berusaha supaya

keluarga terutama anak tidak terkena TBC. Dalam berpikir ini komponen emosi

dan keyakinan ibu ikut bekerja sehingga ibu tersebut berniat (kecendrungan

bertindak) melakukan imunisasi. Ibu ini mempunyai sikap tertentu (berniat

melakukan imunisasi) terhadap objek tertentu yakni penyakit TBC.

Menurut Sunaryo (2013), sikap tidak dibawa sejak lahir, namun dipelajari dan

dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama

hidupnya. Pembentukan sikap pada manusia dipengaruhi oleh faktor dalam diri

manusia (internal) dan pengaruh interaksi manusia satu dengan lainnya

(eksternal). Faktor-faktor internal yang membentuk sikap yaitu fisiologi, psikologi

dan motif. Sedangkan faktor eksternal yaitu pengalaman yang diperoleh individu,

situasi yang dihadapi oleh individu, norma dala m masyarakat, hambatan, dan

pendorong yang dihadapi individu dalam masyarakat.

34

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

35

Menurut Sarwono (2000) dalam Sunaryo (2013) mengungkapkan ada beberapa

cara untuk membentuk dan mengubah sikap individu yaitu:

a. Adopsi yaitu suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui suatu

peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang dan terus menerus sehingga

lama kelamaan secara bertahap hal tersebut akan diserap oleh individu dan

akan mempengaruhi pebentukan dan perubahan sikap individu.

b. Diferensiasi yaitu suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena

adanya pengetahuan, pengalaman, inteligensi dan pertambahan umur

individu.

c. Integrasi yaitu suatu cara pembentukan dan perubahan sikap secara bertahap,

diawali dari bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang

berhubungan dengan objek sikap tertentu hingga akhirnya membentuk sikap

terhadap objek tersebut.

d. Trauma yaitu suatu pembentukan dan perubahan sikap melalui suatu

kejadian secara tiba-tiba dan mengejutkan sehingga menimbulkan kesan

mendalam dalam diri individu tersebut.

e. Generalisasi yaitu suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena

pengalaman traumatik pada diri individu terhadap hal tertentu sehingga dapat

menimbulkan sikap negatif terhadap semua hal yang sejenis atau sebaliknya.

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku

manusia adalah pengungkapan (assesmant) atau pengukuran (measurement)

sikap.

35

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

36

Menurut Sugiyono (2012), berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk

penelitian pendidikan, administrasi dan sosial. Salah satunya adalah skala

Guttman. Pada skala Guttman akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”;

“benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif”; dan lain-lain. Penelitian

menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang

tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman hanya ada

dua interval yaitu “positif” atau “negatif”. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi

satu dan terendah nol. Untuk jawaban yang mendukung sikap positif dapat

diberikan nilai satu dan untuk jawaban yang tidak mendukung nilai positif

diberikan nilai nol sedangkan untuk jawaban yang mendukung sikap negatif dapat

diberikan nilai nol dan jawaban yang tidak mendukung sikap negatif diberi nilai

satu. Untuk mendapat nilai presentase dari nilai responden, dapat digunakan

rumus :

Nilai persentasi responden = Nilai jawaban responden x 100%

Nilai maksimal

Menurut Sunaryo (2004), sikap dikatakan negatif apabila mendapat nilai 0-50%

dan sikap dikatakan positif apabila mendapat nilai 51-100%.

Penelitian Paridawati (2012) tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Tindakan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa” menunjukan ada hubungan sikap terhadap

kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Fatmawati (2006) tentang “Determinan yang Mempengaruhi Cakupan Imunisasi

Dasar Lengkap pada Balita Usia 1-2 Tahun di Wilayah Puskesmas Tegal Rejo”

36

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

37

menujukan tidak ada hubungan nilai sikap terhadap kelengkapan imunisasi dasar

pada balita.

2.3.5 Pekerjaan

Teori Maslow (teori kebutuhan) mengemukakan lima tingkatan kebutuhan

pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan Maslow adalah kebutuhan

fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan sosialisasi,

kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan tingkat

pertama yaitu kebutuhan fisiologi (kebutuhan sandang, pangan, dan papan)

merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Apabila kebutuhan

fisiologi terpenuhi, maka kebutuhan lainnya akan menyusul akan terpenuhi. Ibu

yang mempunyai pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga (kebutuhan

tingkat pertama) akan mempengaruhi kegiatan imunisasi yang termasuk

kebutuhan rasa aman dan perlindungan sehingga ibu lebih mengutamakan

pekerjaan daripada mengantar anaknya untuk diimunisasi (Suparyanto, 2011).

Penelitian Siswandoyo (2003) menunjukan ibu yang bekerja mempunyai resiko

empat kali status imunisasi tidak lengkap dibandingkan dengan ibu yang tidak

bekerja. Menurut Notoatmodjo (2010), pekerjaan dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

Bekerja : buruh, tani, swasta dan PNS

Tidak bekerja : ibu rumah tangga dan pengangguran

37

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

38

2.3.6 Dukungan Keluarga

Menurut Sarwono (2003) dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada

orang lain baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam

melaksanakan kegiatan. Bailon dan Maglaya dalam Setiadi (2008) menyatakan

bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan

darah, perkawinan atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga,

melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing serta

menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.

Dukungan keluarga adalah komunikasi verbal dan non verbal, saran, bantuan yang

nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan

subyek didalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang

dapat memberikan keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku

penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan secara

emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang

menyenangkan pada dirinya (Kuncoro, 2002). Dukungan keluarga merupakan

suatu proses yang terjadi sepanjang siklus masa kehidupan, sifat dan jenis

dukungan berbeda-beda pada setiap siklus kehidupan. Dampak positif dari

dukungan keluarga adalah meningkatkan penyesuaian diri seseorang terhadap

kejadian-kejadian dalam kehidupan (Friedman, 2003).

Sudiharto (2007) menyatakan bahwa setiap anggota keluarga mempunyai struktur

peran formal dan informal, misalnya ayah mempunyai peran formal sebagai

kepala keluarga dan pencari nafkah. Struktur keluarga meliputi kemampuan

berkomunikasi, kemampuan saling berbagi, kemampuan sistem pendukung

38

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

39

diantara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri dan kemampuan

menyelesaikan masalah.

Teori lingkungan kebudayaan dimana orang belajar banyak dari lingkungan

kebudayaan sekitarnya. Pengaruh keluarga terhadap pembentukan sikap sangat

besar karena keluarga merupakan orang yang paling dekat dengan anggota

keluarga yang lain. Jika sikap keluarga terhadap imunisasi kurang berespon

terhadap kegiatan imunisasi dan bersikap tidak menghiraukan pelaksanaan

kegiatan imunisasi, maka pelaksanaan imunisasi tidak akan dilakukan oleh ibu

bayi karena tidak ada dukungan oleh keluarga (Suparyanto, 2011).

Menurut Friedman (1998) dalam Setiadi (2008), komponen-komponen

dukungan keluarga adalah:

a. Dukungan Informasional

Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan disseminator informasi tentang

dunia yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Aspek-

aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, petunjuk dan pemberi

informasi.

b. Dukungan Penilaian

Keluarga bertindak sebagai pembimbing, penengah masalah serta sumber

validator identitas anggota keluarga, diantaranya memberikan support,

pengakuan, penghargaan dan perhatian.

c. Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit seperti

39

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

40

bantuan langsung dari orang yang diandalkan dalam bentuk materi, tenaga

dan sarana. Manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi atau

stamina dan semangat yang menurun selain itu individu merasa bahwa

masih ada kepedulian atau perhatian dari lingkungan terhadap seseorang

yang sedang mengalami kesusahan dan penderitaan.

d. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Manfaat dukungan

secara emosional menjamin nilai-nilai individu akan selalu terjaga

kerahasiaan dari keingintahuan orang lain. Aspek-aspek dari dukungan

emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya

kepercayaan, perhatian, mendengarkan serta didengarkan.

Menurut Nursalam (2003) pengukuran dukungan keluarga dapat menggunakan

skala Likert yaitu selalu (skor 4), sering (skor 3), kadang-kadang (skor 2),

tidak pernah (skor 1). Pertanyaan didasarkan pada teori Friedman (1998) yang

disusun dalam 12 butir pertanyaan. Skor yang dihasilkan yaitu antara 12-48 akan

dikategorikan menurut Arikunto (2002) bahwa rentang skor kategori dibagi

tiga sama besar sehingga diperoleh skor kategori sebagai berikut: dukungan

keluarga baik: 37-48, dukungan keluarga cukup: 25-36, dukungan keluarga

kurang: 1 2 - 2 4 .

Penelitian Khotimah (2008) tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Peran Serta Ibu Membawa Anaknya untuk di Imunisasi di Desa Sugih Waras

40

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

41

Kecamatan Rambang Kabupaten Muara Enim Tahun 2008” menunjukan ada

hubungan dukungan keluarga terhadap peran serta ibu untuk membawa anaknya

diimunisasi (p=0,003<0,05). Penelitian lain yang dilakukan oleh Paridawati

(2012) tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Ibu dalam

Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” menunjukan ada hubungan dukungan

keluarga terhadap tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi

(p=0,0042 <0,05).

2.3.7 Fasilitas Posyandu

Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang

dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) (Kemenkes RI, 2011).

Kegiatan di Posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita,

pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit,

penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan dan konseling, rujukan

konseling bila diperlukan (Kemenkes RI, 2011).

41

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

42

Tujuan Posyandu dibagi menjadi:

a. Tujuan Umum

Menunjang percepatan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi

(AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui

upaya pemberdayaan masyarakat (Kemenkes RI, 2011)

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelengaraan upaya pelayanan

kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan

AKABA.

2) Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelengaraan Posyandu terutama

yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

3) Meningkatnya cakupan dan jangkauan kemampuan pelayanan kesehatan

dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA

(Kemenkes RI, 2011).

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga utamanya adalah bayi

baru lahir, balita, ibu hamil, ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS)

(Kemenkes RI, 2011).

Fasilitas kesehatan merupakan suatu prasarana dalam hal pelayanan kesehatan.

Fasilitas pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya prilaku

kesehatan. Apabila fasilitas baik akan mempengaruhi tingkat kesehatan yang

ada, ini terbukti seseorang yang memanfaatkan fasilitas kesehatan secara baik

maka akan mempunyai taraf kesehatan yang tinggi (Notoatmodjo, 2003).

42

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

43

2.3.8 Lingkungan

Kehidupan dalam suatu lingkungan mutlak adanya interaksi sosial hubungan

antara dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi. Lingkungan rumah

dan masyarakat dimana individu melakukan interaksi sosial merupakan faktor

yang dapat mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar seperti jarak pelayanan

(Panjaitan, 2003).

2.3.9 Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah orang yang berperan penting dalam pembangunan

kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan berupaya dan bertanggung jawab,

memberikan pelayanan kesehatan profesional pada individu dan masyarakat

yang akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Dengan demikian

diharapkan ibu mau mengimunisasikan bayinya melalui penjelasan dan

motivasi tenaga kesehatan (Suparyanto, 2011). Mutu pelayanan kesehatan

sangat dipengaruhi oleh sikap, ketrampilan, dan perilaku.

Menurut Sugiyono (2012) untuk mengukur pendapat seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena dapat digunakan skala Likert yaitu selalu (skor 4),

sering (skor 3), kadang-kadang (skor 2), tidak pernah (skor 1). Menurut

C.Y.Tam (2001) metode untuk menentukan derajat kebutuhan kriteria penilaian

dengan cara mengumpulkan penilaian responden, kemudian dirata-ratakan untuk

tiap elemen. Seluruh kriteria diurutkan dari nilai tertinggi ke nilai terendah.

43

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

44

Kemudian dicari nilai cut off point dengan rumus:

Natural Cut-Off Point =

( Maximum Score + Minimum Score)

2

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi 2.1.1 Konsep Bayi II.pdf · mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, ... dari

44

(4x5 +1x5) Natural Cut-

off Point = = 12,5 2

Keterangan:

Maximum score: jumlah item x score tertinggi

Minimum score: jumlah item x score terendah

Penelitian Khotimah (2008) tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran

Serta Ibu Membawa Anaknya Untuk Diimunisasi” menunjukan ada hubungan peran

petugas kesehatan terhadap tindakan ibu untuk membawa anaknya diimunisasi

p=0,014. Penelitian lain yang dilakukan oleh Harahap (2013) yang menyatakan

bahwa tidak ada hubungan antara pelayanan kesehatan

terhadap pemberian imunisasi hepatitis B pada bayi p= 0,060.