Bab II Tinjauan Kebijakan
-
Upload
wahyu-eko-adi-saputro -
Category
Documents
-
view
227 -
download
2
description
Transcript of Bab II Tinjauan Kebijakan
Halaman | II -1
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
2.1 RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROPINSI KALIMANTAN
UTARA
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi (penataan provinsi)
merupakan terjemahan dari visi dan misi pengembangan wilayah provinsi dalam pelaksanaan
pembangunan untuk mencapai kondisi ideal tata ruang wilayah provinsi yang diharapkan.
Tujuan penataan ruang wilayah provinsi merupakan arahan perwujudan ruang wilayah provinsi
yang diinginkan pada masa yang akan datang. Kebijakan penataan ruang wilayah provinsi
merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang
wilayah provinsi.
Strategi penataan ruang wilayah provinsi merupakan penjabaran masing-masing
kebijakan penataan ruang wilayah provinsi ke dalam langkah-langkah operasional untuk
mencapai tujuan penataan ruang yang telah ditetapkan.
2.1.1 Tujuan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Utara
Tujuan penataan ruang Provinsi Kalimantan Utara adalah mewujudkan kesejahteraan
masyarakat secara merata dan berkelanjutan sesuai potensi fisiogeografis Provinsi Kalimantan
Utara sebagai pusat pertanian dan perikanan berbasis agro serta pintu gerbang internasional
dengan tetap menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.1.2 Kebijakan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Utara
Kebijakan penataan ruang wilayah provinsi, meliputi:
Pada bab ini akan di uraikan mengenai tinjauan kebijakan dala kaitannya dengan penyusunan
Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030 dengan
kebijakan-kebijakan terkait, terutama kebijakan kebijakan yang menjadi payung dalam rencana
Struktur dan Pola Ruang Penyesuaian dengan RTRW Provinsi Kalimantan Utara.
Halaman | II -2
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
a. pengembangan kawasan perbatasan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat berbasis kelestarian lingkungan hidup;
b. peningkatan fungsi kawasan perbatasan untuk pertahanan dan keamanan negara;
c. penguatan sistem perkotaan dan sinergi hubungan fungsional kota-desa;
d. pembangunan kawasan berbasis daya dukung dan daya tampung lingkungan
lingkungan dan mitigasi bencana;
e. pembangunan kawasan berbasis kearifan lokal;
f. pembangunan sistem jaringan prasarana wilayah; dan
g. penguatan kelembagaan pembangunan wilayah.
2.1.3 Strategi Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Utara
1. Strategi pengembangan kawasan perbatasan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat berbasis kelestarian lingkungan hidup, terdiri atas:
a. mengembangkan dan meningkatkan fungsi PKSN sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi, pintu gerbang internasional, serta simpul transportasi di kawasan
perbatasan negara dengan Negara Malaysia;
b. mengembangkan sistem jaringan prasarana utama berupa transportasi darat,
sungai, dan udara yang menghubungkan kawasan perbatasan dengan pusat-
pusat kegiatan wilayah;
c. mengembangkan sistem jaringan prasarana lainnya berupa energi, listrik,
sumber daya air, dan komunikasi;
d. meningkatkan sinergi sosial dan ekonomi antara kawasan perbatasan dengan
pusat kegiatan dan/atau kawasan strategis lainnya yang terdekat; dan
e. mengintegrasikan kawasan ekonomi produktif pendukung sistem permukiman
dengan kawasan berfungsi lindung sebagai bagian dari Kawasan Jantung
Kalimantan.
2. Strategi peningkatan fungsi kawasan perbatasan untuk pertahanan dan keamanan
Negara, terdiri atas:
a. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya sebagai zona
penyangga disesuaikan dengan dukungan fungsi pertahanan dan keamanan di
sekitar fasilitas dan infrastruktur PKSN; dan
b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif pada zona penyangga
fasilitas dan infrastruktur PKSN untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan.
Halaman | II -3
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
3. Strategi penguatan sistem perkotaan dan sinergi hubungan fungsional kota–desa,
terdiri atas:
a. mendukung percepatan perkembangan PKSN agar dapat setaradengan
perkembangan wilayah negara tetangga;
b. memantapkan peran pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang dan
mengembangkan pusat-pusat kegiatan baru yang melayani kawasan
perbatasan;
c. meningkatkan keterkaitan kawasan perkotaan, antara PKN, PKSN, PKW, dan
PKL; dan
d. mendorong pengembangan kawasan koridor perkotaan baru Tarakan - Tanjung
Selor.
4. Strategi pembangunan kawasan berbasis daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta mitigasi bencana, terdiri atas:
a. mengembalikan fungsi lindung berbasis DAS;
b. melindungi pelestarian ekologi pesisir dan pulau-pulau kecil serta kawasan
perlindungan bencana pesisir;
c. melindungi sungai dari limbah dan kegiatan yang mengurangi fungsi sungai
sebagai sarana transportasi;
d. membatasi pembangunan jaringan infrastruktur wilayah yang berpotensi
mengurangi fungsi lindung kawasan;
e. membangun infratruktur wilayah dan kawasan permukiman baru sebagai
alternatif pengganti infrastruktur wilayah dan kawasan permukiman eksisting
yang mengurangi fungsi lingkungan kawasan dan/atau berada di daerah rawan
bencana;
f. menetapkan desain infrastruktur wilayah dan desain hunian serta desain
kawasan permukiman yang sesuai dengan daya dukung lingkungan dan mitigasi
bencana;
g. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh
persen) dari luas wilayah kota;
h. mengoptimalkan pemanfaatan potensi pertanian, perkebunan, dan perikanan
berbasis agro; dan
i. mengembangkan kawasan budidaya unggulan dan berkelanjutan pada area
penggunaan lain yang sesuai dan adaptif terhadap mitigasi bencana.
Halaman | II -4
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
5. Strategi pembangunan kawasan berbasis kearifan lokal, terdiri atas:
a. menguatkan pola kegiatan sosial-ekonomi sesuai kearifan masyarakat lokal
berbasis penataan ruang;
b. menguatkan pola permukiman masyarakat adat dan penyediaan akses
pengelolaan sumber daya alam; dan
c. mengendalikan pembangunan infrastruktur dan pengembangan kawasan
dengan memperhatikan kaidah-kaidah kearifan lokal.
6. Strategi pembangunan sistem jaringan prasarana wilayah, terdiri atas:
a. meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan transportasi yang
seimbang dan terpadu untuk menjamin aksesibilitas yang tinggi antara kawasan
perbatasan dengan kawasan pesisir;
b. mengembangkan pemenuhan kebutuhan energi dan ketenagalistrikan dan
perluasan jangkauan pelayanan jaringan energi dan ketenagalistrikan dengan
optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya energi termasuk sumber energi
terbarukan;
c. mengembangkan jaringan dan peningkatan pelayanan telekomunikasi secara
merata dan seimbang sesuai kebutuhan untuk membuka keterisolasian daerah;
d. meningkatkan kualitas jaringan, pengembangan pemanfaatan sumber daya air
untuk memenuhi kebutuhan air baku, air bersih, dan pengairan lahan pertanian;
dan
e. mengembangkan dan memanfaatkan teknologi pengolahan sampah ramah
lingkungan.
7. Strategi penguatan kelembagaan pembangunan wilayah, terdiri atas:
a. mengembangkan kelembagaan lintas wilayah sebagai wadah koordinasi
pelaksanaan pembangunan Provinsi Kalimantan Utara;
b. menguatkan tupoksi SKPD terkait penyelenggaraan penataan ruang; dan
c. mewujudkan sinergi stakeholders untuk perwujudan penataan ruang.
2.1.4 Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang wilayah provinsi merupakan rencana kerangka tata ruang wilayah
provinsi yang dibangun oleh konstelasi pusat-pusat kegiatan (sistem perkotaan) yang berhirarki
satu sama lain dan dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah provinsi terutama
jaringan transportasi.
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi:
Halaman | II -5
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
a. sebagai pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah provinsi yang memberikan layanan bagi
wilayah kabupaten dan wilayah kota yang berada dalam wilayah provinsi; dan
b. sebagai arahan perletakan sistem jaringan prasarana antarwilayah kabupaten/kota yang
juga menunjang keterkaitan pusat kabupaten/kota antarwilayah provinsi.
Rencana struktur ruang Provinsi Kalimantan Utara dirumuskan berdasarkan:
a. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;
b. kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah provinsi dalam rangka mendukung
kegiatan sosial, ekonomi;
c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah provinsi;
d. kedudukan provinsi di dalam wilayah yang lebih luas; dan
e. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
“Rencana struktur ruang Provinsi Kalimantan Utara ditetapkan dengan tujuan untuk
meningkatkan pelayanan pusat kegiatan, meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan
jaringan prasarana, serta meningkatkan fungsi kawasan perkotaan inti dan kawasan
perkotaan di sekitarnya”.
Rencana struktur ruang Provinsi Kalimantan Utara berfungsi sebagai penggerak dan
penunjang kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat yang secara hirarki memiliki hubungan
fungsional.
Rencana struktur ruang wilayah provinsi, meliputi:
a. sistem perkotaan;
b. sistem jaringan prasarana utama; dan
c. sistem jaringan prasarana lainnya.
2.1.4.1 Sistem Perkotaan
Sistem perkotaan wilayah Provinsi Kalimantan Utara, meliputi rencana
pengembangan sistem perkotaan. Rencana pengembangan sistem perkotaan tersebut, meliputi:
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN), di Kota Tarakan;
2. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp) di Tanjung Selor.
3. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), meliputi:
Nunukan dan Tau Lumbis di Kabupaten Nunukan; dan
Malinau Kota di Kabupaten Malinau.
4. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp), meliputi:
Sebatik dan Long Bawan di Kabupaten Nunukan;
Long Nawang di Kabupaten Malinau; dan
Tidung Pale di Kabupaten Tana Tidung.
Halaman | II -6
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
5. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), meliputi:
Bunyu, Long Bia, Karang Agung, Sekatak Buji, dan Tanah Kuning di Kabupaten
Bulungan;
Long Layu, Mensalong, dan Pembeliangandi Kabupaten Nunukan;
Data Dian, Long Berang, Long Loreh, Long Pujungan, dan Mahak Baru di Kabupaten
Malinau; dan
Tanah Merah di Kabupaten Tana Tidung.
6. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), meliputi:
Long Midang, Nunukan, dan Simanggarisdi Kabupaten Nunukan; dan
Long Nawang di Kabupaten Malinau.
Posisi Kabupaten Tana Tidung dalam Sistem Perkotaan Struktur Ruang Propinsi
Kalimantan Utara adalah sebagai berikut :
Tideng Pale Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Propinsi (PKWp) dengan fungsi :
a. pusat pemerintahan kabupaten;
b. pusat perdagangan dan jasa skala regional; dan
c. pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang skala regional.
Tanah Merah Sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan fungsi :
a. pusat pemerintahan kecamatan;
b. pusat perdagangan dan jasa skala lokal;
c. pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang; dan
d. pusat kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, pariwisata, agroindustri
dan pertambangan
2.1.4.2 Sistem Jaringan Prasarana Utama
Sistem jaringan prasarana utama diarahkan untuk menunjang kegiatan ekonomi dan
sosial-budaya penduduk, yang dikembangkan berdasarkan pada struktur kota yang akan
dibentuk serta untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten/kota dengan kabupaten/kota di
sekitarnya.
Rencana sistem jaringan prasarana utama di Provinsi Kalimantan Utara, terdiri atas:
A. Sistem Jaringan Transportasi Darat;
Rencana sistem jaringan transportasi darat di Provinsi Kalimantan Utara, terdiri atas (1)
jaringan lalu lintas dan angkutan jalan; (2) jaringan transportasi perkeretaapian; dan (3)
jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan.
Jaringan lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas (a) jaringan jalan; dan (b) jaringan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan.
Halaman | II -7
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
Sistem Jaringan Jalan
Jaringan jalan diarahkan untuk:
menciptakan dan meningkatkan aksesibilitas antar wilayah;
meningkatkan jalur distribusi, barang dan jasa dalam mengurangi kesenjangan
pembangunan antar wilayah;
meningkatkan dan mengembangkan minat investasi di sektor perkebunan,
pertanian, perikanan, pertambangan, dan pariwisata;
meningkatkan pelayanan transportasi darat berbasis jalan dengan memadukan
sistem pelayanan inti dan antarmoda; dan
meningkatkan aksesibilitas dalam rangka mempertahankan dan mengikat
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rencana Sistem Jaringan jalan yang masuk dalam Kabupaten Tana Tidung adalah :
Jaringan jalan kolektor primer 3 (K-3) ruas jalan Tideng Pale - Tanah Merdeka.
Jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan
Rencana jaringan prasarana yang di tetapkan propinsi Kalimantan Utara di Kabupaten
Tana Tidung adalah :
terminal penumpang tipe B yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
antarkota dalam provinsi, angkutan kota, dan/atau angkutan perdesaan Tideng Pale
Sistem Jaringan Transportasi Perkeretaapian
Rencana pengembangan jaringan perkeretaapian, meliputi jalur kereta api, stasiun
kereta api, dan fasilitas pengoperasian kereta api.
a. Jaringan jalur kereta api
Rencana jalur kereta api di Provinsi Kalimantan Utara, terdiri atas jaringan
jalur KA umum, dan jaringan jalur KA khusus. Jaringan jalur kereta api umum,
meliputi:
jaringan jalur kereta api nasional, meliputi:
Tanjung Redeb (Provinsi Kalimantan Timur) - Tanjung Selor - Kerang
Agung - Sesayap - Tidung Pale - Malinau Kota - Mensalong -
Sembakung Atulai - Sembakung - Pembeliangan - Salang -
Simanggaris - Batas Negara; dan
Sekatak - Jembatan Bulungan Tarakan - Pelabuhan Laut Tarakan –
Bandara Juata Tarakan.
jaringan jalur kereta api provinsi, meliputi: Tanjung Selor - Malinau Kota -
Sesayap dan Malinau Kota - Nunukan.
Halaman | II -8
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
Jaringan jalur kereta api khusus diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Stasiun kereta api
Stasiun kereta api ditetapkan dalam rangka memberikan pelayanan kepada
setiap pengguna transportasi kereta api sampai ke tujuannya melalui
persambungan pelayanan dengan moda transportasi lain.
Stasiun kereta api, ditetapkan di:
Sekatak, Tanjung Selor, dan Tanjung Palas Timur di Kabupaten Bulungan;
Kota Tarakan;
Mensalong dan Simanggaris di Kabupaten Nunukan;
Malinau Kota di Kabupaten Malinau; dan
Sesayap di Kabupaten Tana Tidung.
c. Fasilitas pengoperasian kereta api diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sistem Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan
Rencana sistem jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan terdiri atas (1)
pelabuhan dan alur pelayaran angkutan sungai dan danau; (2) pelabuhan dan alur
pelayaran lintas penyeberangan; dan (3) pelabuhan dan alur pelayaran khusus.
Rencana pengembangan jaringan sungai, danau dan penyeberangan berupa
penyediaan dermaga sebagai pusat-pusat pergantian antar moda untuk
mengintegrasikan jalur transportasi sungai antara angkutan sungai dengan angkutan
jalan serta angkutan sungai dengan angkutan laut.
a. Pelabuhan sungai, meliputi:
pelabuhan Tanjung Selor, Ancam, Sekatak, dan Bunyu di Kabupaten Bulungan;
pelabuhan Tengkayu I di Kota Tarakan;
pelabuhan Nunukan, Sebuku, Simenggaris, Sembakung, Mensalong, Binter, Tau
Lumbis, dan Sungai Ular di Kabupaten Nunukan;
pelabuhan Malinau Hilir di Kabupaten Malinau; dan
pelabuhan Sesayap, dan Sesayap Hilir di Kabupaten Tana Tidung.
b. Pelabuhan penyeberangan, meliputi:
pelabuhan penyeberangan Kayan II, pelabuhan penyeberangan Bunyu, dan
pelabuhan penyeberangan Ancam di Kabupaten Bulungan;
pelabuhan penyeberangan Juata di Kota Tarakan; dan
pelabuhan penyeberangan Nunukan di Pulau Nunukan.
Halaman | II -9
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
Alur pelayaran angkutan sungai, meliputi:
alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai di Kabupaten Tana Tidung,
meliputi:
Tideng Pale - Tarakan;
Tideng Pale - Malinau;
Tideng Pale - Tanjung Selor;
Tideng Pale - Nunukan; dan
Tideng Pale - Tana Lia.
B. Sistem Jaringan Transportasi Laut
Rencana sistem jaringan transportasi laut, terdiri atas (1) tatanan kepelabuhanan; dan (2)
alur pelayaran.
Tatanan kepelabuhanan
Tatanan kepelabuhanan di Provinsi Kalimantan Utara, terdiri atas:
a. Pelabuhan Umum
Pelabuhan umum meliputi:
(1). Pelabuhan utama
Pelabuhan utama adalah Pelabuhan Malundung di Kota Tarakan.
(2). Pelabuhan pengumpul
Pelabuhan pengumpul, ditetapkan di:
pelabuhan Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan;
pelabuhan Pulau Bunyu di Kabupaten Bulungan;
pelabuhan Pidada di Kabupaten Bulungan;
pelabuhan Tunon Taka di Kabupaten Nunukan; dan
pelabuhan Sungai Nyamuk di Kabupaten Nunukan.
(3). Pelabuhan pengumpan regional
Pelabuhan pengumpan regional ditetapkan di Pelabuhan Ancam di
Kabupaten Bulungan
(4). Pelabuhan pengumpan lokal
Pelabuhan pengumpan local, ditetapkan di:
pelabuhan Sesayap di Kabupaten Tana Tidung; dan
pelabuhan Tana Lia di Kabupaten Tana Tidung.
b. Pelabuhan untuk Kegiatan Pertahanan dan Keamanan
Pelabuhan untuk kegiatan pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, meliputi:
Halaman | II -10
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
(1). Pangkalan Angkatan Laut (LANAL) Nunukan di Kecamatan Nunukan Selatan,
Kabupaten Nunukan; dan
(2). Pos Angkatan Laut (POSAL) Satrad Sei Pancang, POSAL Sei Nyamuk, POSAL
Sei Taiwan di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan.
c. Pelabuhan untuk kegiatan perikanan
Pelabuhan untuk kegiatan perikanan, meliputi:
(1). Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Mensapa di Kabupaten Nunukan;
(2). Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tengkayu II di Kota Tarakan;
(3). Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Bunyu di Kabupaten Bulungan; dan
(4). Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Sebatik di Kabupaten Nunukan.
d. Terminal Khusus
Terminal dikembangkan untuk menunjang pengembangan kegiatan atau fungsi
tertentu, dan diatur lebih lanjut sesuai peraturan perundang-undangan terkait.
Alur pelayaran
Alur pelayaran di Provinsi Kalimantan Utara dibedakan atas (1) alur pelayaran
internasional; dan (2) alur pelayaran nasional:
a. Alur pelayaran internasional
Alur pelayaran internasional ditetapkan berdasarkan kriteria yang berlaku
secara internasional dan peraturan perundang-undangan.
b. Alur pelayaran nasional
Denpasar - Ende - Kalabahi - Kupang - Larantuka - Lembar - Lewoleba -
Makassar - Maumere - Nunukan - Pare-Pare - Tarakan - Waingapu;
Balikpapan - Kijang - Makassar - Nunukan - Pantoloan - Pare-Pare -
Surabaya - Tarakan - Tanjung Priok – Tolitoli;
Balikpapan - Makassar - Nunukan - Pantoloan - Pare–Pare - Surabaya -
Tarakan; dan
Balikpapan - Bau Bau - Makassar - Nunukan - Pantoloan - Pare-Pare -
Tarakan – Tolitoli;
Tanjung Selor - Malinau; dan
Malinau - Tarakan - Tanjung Selor - Tanjung Redeb - Tanjung Batu (Kabupaten
Berau).
C. Sistem Jaringan Transportasi Udara
Sistem jaringan transportasi udara, terdiri atas (1) tatanan kebandarudaraan; dan (2)
ruang udara. Tatanan kebandarudaraan ditetapkan dalam rangka melaksanakan
Halaman | II -11
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
fungsi bandar udara untuk menunjang kelancaran, keamanan, dan ketertiban arus lalu
lintas pesawat udara, penumpang, kargo dan/atau pos, keselamatan penerbangan,
tempat perpindahan intra dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian
nasional dan daerah.
Tatanan kebandarudaraan terdiri atas:
a. bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan sekunder:
Bandar Udara Juata di Kota Tarakan; dan
Bandar Udara Tanjung Harapan di Kabupaten Bulungan.
b. Bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan tersier di Bandar Udara Nunukan
di Kabupaten Nunukan.
c. bandar udara pengumpan:
Bandar Udara Long Layu di Kabupaten Nunukan;
Bandar Udara Yuvai Semaring di Kabupaten Nunukan;
Bandar Udara Sebatik di Kabupaten Nunukan;
Bandar Udara Long Ampung di Kabupaten Malinau;
Bandar Udara RA. Bessing di Kabupaten Malinau;
Bandar Udara Binuang di Kabupaten Nunukan;
Bandar Udara Sesayap di Kabupaten Tana Tidung; dan
Bandar Udara Buang Baru di Kabupaten Tana Tidung.
d. bandar udara khusus:
bandar udara khusus perbatasan darat meliputi:
o Bandar Udara Apau Ping di Kabupaten Malinau;
o Bandar Udara Pa’Upan, Bandar Udara Tau Lumbis, Bandar Udara Kampung
Baru, Bandar Udara Kurid, Bandar Udara Lembudud, Bandar Udara Berian
Baru, Bandar Udara Buduk Kubul, Bandar Udara Long Rungan, Bandar Udara
Mensalong di Kabupaten Nunukan.
bandar udara khusus penanganan bencana meliputi:
o Bandar Udara Nunukan di Kabupaten Nunukan;
o Bandar Udara Juata Tarakan;
o Bandar Udara Tanjung Harapan Bulungan; dan
o Bandar Udara Long Ampung di Kabupaten Malinau.
e. bandar udara perintis:
bandar udara perintis Keburau di Kecamatan Tanjung Palas Barat Kabupaten
Bulungan;
Halaman | II -12
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
bandar udara perintis Long Bia di Kecamatan Peso Kabupaten Bulungan;
bandar udara perintis Bunyu di Kecamatan Bunyu Kabupaten Bulungan;
bandar udara perintis Data Dian, Long Metun dan Long Sule di Kecamatan Kayan
Hilir Kabupaten Malinau;
bandar udara perintis Sungai Barang di Kecamatan Kayan Selatan Kabupaten
Malinau;
bandar udara perintis Mahak Baru dan Long Lebusan di Kecamatan Sungai Boh
Kabupaten Malinau;
bandar udara perintis Long Pujungan di Kecamatan Pujungan Kabupaten Malinau;
bandar udara perintis Long Alango di Kecamatan Bahau Hulu Kabupaten Malinau;
dan
bandar udara perintis Long Pala di Kecamatan Mentarang Hulu Kabupaten
Malinau.
Ruang udara untuk penerbangan digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan
dalam rangka menjamin keselamatan penerbangan. Ruang udara untuk penerbangan
terdiri atas:
ruang udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara;
ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi
penerbangan; dan
ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.
Ruang udara untuk penerbangan dimanfaatkan bersama untuk kepentingan pertahanan
dan keamanan negara. Ruang udara untuk penerbangan diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2.1.4.3 Sistem Prasarana Lainnya
Rencana sistem jaringan prasarana lainnya di Provinsi Kalimantan Utara, terdiri atas:
a. sistem jaringan energi;
b. sistem jaringan telekomunikasi;
c. sistem jaringan sumber daya air; dan
d. sistem jaringan prasarana perkotaan.
A. Sistem Jaringan Energi
Sistem jaringan energi ditetapkan dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dalam jumlah
yang cukup dan menyediakan akses berbagai jenis energi bagi masyarakat untuk
kebutuhan sekarang dan masa datang. Sistem jaringan energi dimaksudkan untuk
penunjang penyediaan energi listrik dan pemenuhan energi lainnya, terdiri atas:
Halaman | II -13
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
Jaringan Pipa Minyak Dan Gas Bumi
Jaringan pipa minyak dan gas bumi terdiri atas:
a. jaringan pipa gas bumi nasional: Bunyu-Tanjung Palas Tengah-Tanjung Palas
Timur (Kabupaten Bulungan);
b. jaringan distribusi gas kota yang tersebar diseluruh Kota Tarakan; dan
c. rencana pengembangan jaringan pipa gas nasional diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembangkit Tenaga Listrik
Pembangkit tenaga listrik terdiri atas:
a. Pembangkit tenaga listrik tenaga uap (PLTU), meliputi:
PLTU Tanjung Selor Kabupaten Bulungan;
PLTU Binusan Kabupaten Nunukan;
PLTU Kelapis, Kecamatan Malinau Utara, Kabupaten Malinau;dan
PLTU Juata Laut di Kota Tarakan.
b. Pembangkit tenaga listrik tenaga diesel (PLTD), meliputi:
PLTD Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan;
PLTD Bunyu, Kecamatan Bunyu di Kabupaten Bulungan;
PLTD Sungai Bilal, Kecamatan Nunukan di Kabupaten Nunukan;
PLTD Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur di Kabupaten Nunukan;
PLTD Desa Atap, Kecamatan Sembakung di Kabupaten Nunukan;
PLTD Pembeliangan, Kecamatan Sebuku di Kabupaten Nunukan;
PLTD Kuala Lapang, Kecamatan Malinau Barat di Kabupaten Malinau;
PLTD Long Loreh, Kecamatan Malinau Selatan di Kabupaten Malinau; dan
PLTD Tideng Pale di Kabupaten Tana Tidung.
c. Pembangkit tenaga listrik tenaga air (PLTA), meliputi:
PLTA Peso di Kabupaten Bulungan;
PLTA Sungai Malinau di Kabupaten Malinau;
PLTA Sei. Mentarang di Kabupaten Malinau; dan
PLTA Sungai Kayan di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau.
d. Pembangkit tenaga listrik tenaga gas (PLTG) di Pulau Bunyu; dan
e. Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Sebatik; dan
f. Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Halaman | II -14
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
Gardu Induk
Gardu induk terdiri atas:
a. GI Bunyu di Kabupaten Bulungan;
b. GI Tanjung Palas Timur di Kabupaten Bulungan;
c. GI Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan;
d. GI Peso di Kabupaten Bulungan;
e. GI Tanjung Palas Utara di Kabupaten Bulungan.
f. GI Malinau di Kabupaten Malinau;
g. GI Sesayap di Kabupaten Tana Tidung;
h. GI Sesayap Hilir di Kabupaten Tana Tidung; dan
i. GI Tana Lia di Kabupaten Tana Tidung.
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Jaringan transmisi tenaga terdiri atas:
a. pembangunan jaringan transmisi yang meliputi:
Malinau Barat - Malinau Kota - Malinau Utara - Mensalong dan Malinau Barat
- Mentarang - Malinau Selatan;
Tanjung Redeb – Tanjung Selor
Tanjung Selor – Tideng Pale;
Tideng Pale – Malinau;
PLTA Boh I - PLTA Boh II;
GI Tanjung Selor - PLTA Kayan - PLTA Sesayap - PLTA Sebakung;
GI Tanjung Selor - PLTA Sesayap;
PLTG di Desa Tepian (Sebaung) ke Pulau Nunukan (Sei. Lancang);
Pulau Nunukan (Sedadap) ke Pulau Sebatik (Liang Bunyu);
SUTT Tanjung Palas Timur ke kecamatan Tanjung Selor;
SUTT Tanjung Palas ke Kecamatan Peso;
SUTT Tanjung Palas ke kecamatan Sekatak; dan
Tanjung Redeb - Kelay - Kayan - Boh I - Boh II (Kabupaten Malinau); dan
Kayan - Sesayap (Kabupaten Malinau).
b. Transmisi kabel bawah laut, meliputi:
PLTG Sebaung – Sei Lancang; dan
Sedadap (Pulau Nunukan) – Liang Bunyu (Pulau Sebatik).
Halaman | II -15
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
Rencana pengembangan energi baru dan terbarukan
Rencana pengembangan energi baru dan terbarukan oleh pemerintah provinsi
maupun Kabupaten/Kota, meliputi:
a. Sumber energi biomassa, tenaga surya dan angin yang terdapat di pantai
Tarakan;
b. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS), baik berupa PLTS komunal maupun PLTS SHS (unit rumah tangga)
yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Nunukan dan Kabupaten
Malinau; dan
c. Pembangkit listrik Tenaga Biodiesel (PLTBio) di Kabupaten Bulungan
B. Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi ditetapkan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas
masyarakat dan dunia usaha terhadap layanan telekomunikasi.
Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi terdiri atas jaringan terestrial, jaringan
nirkabel, dan jaringan satelit diarahkan pada peningkatan jangkauan pelayanan dan
kemudahan akses diharapkan menjangkau wilayah pelosok perdesaan khususnya
perdesaan kawasan perbatasan melalui desa berdering (ringing village) dan desa pintar
(smart village), pengembangan tower BTS (Base Transceiver Station) secara bersama-sama,
dan pengembangan dan kemudahan jaringan telematika di daerah terpencil.
Peningkatan pelayanan telekomunikasi dengan sistem jaringan satelit perlu direncanakan
penataan lokasi BTS yang diatur dalam peraturan tersendiri.
C. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Sistem jaringan sumber daya air ditetapkan dalam rangka pengelolaan sumber daya air.
Pengelolaan sumber daya air meliputi konservasi sumber daya air, pendayagunaan
sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air dan didukung dengan sistem informasi
sumber daya air dan peningkatan peran masyarakat.
Sistem jaringan sumber daya air terdiri atas:
Sumber Air
Sumber air terdiri atas air permukaan serta air tanah pada cekungan air tanah (CAT).
Sumber air, terdiri atas:
a. sumber air berupa air permukaan pada sungai terdiri atas:
WS Berau-Kelai;
WS Kayan;
WS Mahakam; dan
Halaman | II -16
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
WS Sesayap.
b. Sumber air berupa air tanah berada pada CAT berupa CAT Tanjung Selor
mencakup sebagian wilayah Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan,
Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
Prasarana Sumber Daya Air
Prasarana sumber daya air meliputi sistem pengelolaan banjir, sistem jaringan irigasi,
dan sistem jaringan air baku.
a. pengembangan prasarana pengendali banjir yang diprioritaskan meliputi:
normalisasi dan rehabilitasi sungai-sungai;
pembangunan, rehabilitasi serta operasi pemeliharaan bangunan pengendali
banjir diseluruh sungai rawan banjir;
rehabilitasi dan pemantapan fungsi kawasan resapan air dan kawasan
sempadan sungai
b. Sistem jaringan irigasi
Meliputi jaringan irigasi primer dan jaringan irigasi sekunder berupa Daerah
irigasi (DI) terdiri atas:
DI Kaliamok dan DI Manja Lutung di Kabupaten Malinau;
DI Terang Baru, DI Bina Lawan, DI Tanjung Aru, DI Sebatik di Kabupaten
Nunukan.
c. Sistem pengamanan pantai dilaksanakan dalam rangka mengurangi abrasi
pantai dan bencana tsunami melalui pengurangan energi gelombang yang
mengenai pantai, dan/atau penguatan tebing pantai.
d. Sistem jaringan air baku, berupa pengembangan waduk, bendungan, dan
embung dalam rangka penyediaan air baku. Pengembangan embung, meliputi:
Embung sungai Bilal, Embung Bolong, dan Embung Sebatik di Kabupaten
Nunukan; dan
Embung Persemaian, Embung Batumapan, Embung Binalatung, Embung
Selayung, Embung Simaya, Embung Semunti, dan Embung Bengawan di Kota
Tarakan.
D. Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan
Sistem jaringan prasarana perkotaan ditetapkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan
jangkauan pelayanan perkotaan yang dikembangkan secara terintegrasi dan disesuaikan
dengan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara.
Sistem jaringan prasarana terdiri atas:
Halaman | II -17
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional
SPAM dilaksanakan melalui pengembangan SPAM regional untuk wilayah
kabupaten/kota yang berdekatan dilakukan kerjasama lintas wilayah secara
terpadu dalam hal lokasi maupun sistem pengelolaan
b. Sistem pengelolaan persampahan regional
Sistem pengelolaan persampahan dilaksanakan melalui:
pengembangan sistem persampahan untuk wilayah kabupaten/kota yang
berdekatan dilakukan kerjasama lintas wilayah melalui sistem pengelolaan
sampah secara terpadu dalam hal lokasi maupun sistem pengelolaan;
pengembangan sistem pengelolaan persampahan untuk kabupaten/kota
akan dikembangkan pada masing-masing kabupaten dengan lokasi tempat
pengelolaan jauh dari permukiman atau dengan melakukan sistem
pengelolaan daur ulang; dan
pengelolaan persampahan untuk daerah yang belum terjangkau oleh sistem
pelayanan ini, terutama yang ada di pulau-pulau diarahkan penanganannya
melalui pengelolaan secara individu atau secara komunal setempat atau
pengembangan pengelolaan daur ulang seperti pembuatan pupuk kompos.
Rencana pola ruang wilayah provinsi merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam
wilayah provinsi yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana
peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Rencana pola ruang wilayah provinsi berfungsi:
1) sebagai alokasi ruang untuk kawasan budi daya bagi berbagai kegiatan sosial ekonomi
dan kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan dalam wilayah provinsi;
2) mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
3) sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk
dua puluh tahun; dan
4) sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang skala besar pada wilayah
provinsi.
Rencana pola ruang wilayah Provinsi Kalimantan Utara, terbagi atas (1) rencana kawasan
lindung, dan (2) rencana kawasan budidaya.
Rencana pola ruang Provinsi Kalimantan Utara ditetapkan dengan tujuan mengoptimalkan
pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya sebagai kawasan lindung dan kawasan
budi daya berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Rencana pola ruang wilayah provinsi meliputi:
Halaman | II -18
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
1) rencana kawasan lindung; dan
2) rencana kawasan budidaya.
Rincian rencana pengembangan pola ruang provinsi digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1 : 250.000
2.1.5 Rencana Pola Ruang
2.1.5.1 Kawasan Lindung
Rencana kawasan lindung di Provinsi Kalimantan Utara, terdiri atas:
Kawasan hutan lindung
Kawasan hutan lindung yang merupakan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya ditetapkan dalam rangka:
1) mencegah terjadinya erosi dan sedimentasi;
2) menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah,
air tanah, dan air permukaan; dan
3) memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu
untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir,
baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan.
Kawasan hutan lindung terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten
Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi:
a. Kawasan bergambut
Kawasan bergambut ditetapkan dengan kriteria kawasan yang mempunyai
kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air
permukaan.
Kawasan bergambut, terdapat di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana
Tidung.
b. Kawasan Resapan Air
Kawasan resapan air ditetapkan dengan kriteria kawasan yang mempunyai
kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air
permukaan.
Kawasan resapan air, terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
Kawasan perlindungan setempat
Kawasan perlindungan setempat di Provinsi Kalimantan Utara, meliputi:
Halaman | II -19
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
a. Kawasan sempadan pantai
Kawasan sempadan pantai terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung disesuaikan dengan lekukan
garis pantai dan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan eksistensi
kawasan permukiman penduduk lokal, kawasan pelabuhan, kawasan
parawisata dan olahraga pantai dan kawasan pertahanan dan keamanan
b. Kawasan sempadan sungai.
Kawasan sempadan sungai dikembangkan bagi seluruh aliran sungai baik yang
mengalir di kawasan perkotaan maupun di luar kawasan perkotaan dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan kawasan permukiman penduduk lokal
pada sepanjang sempadan sungai, dermaga sungai dan dermaga
penyeberangan, kawasan pariwisata dan kawasan pertahanan dan keamanan,
meliputi:
DAS Mahakam;
DAS Kayan;
DAS Sesayap;
DAS Sembakung,
DAS Sebuku;
DAS Tabul, dan;
DAS Simanggaris.
c. Kawasan sekitar danau atau waduk
Kawasan sekitar danau atau waduk terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota
Tarakan, dan Kabupaten Nunukan.
d. Kawasan sempadan mata air
Kawasan sempadan mata air menyebar di seluruh wilayah provinsi.
e. Kawasan ruang terbuka hijau
Kawasan terbuka hijau kota menyebar di kawasan permukiman perkotaan.
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagarbudaya
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya ditetapkan dalam
rangka:
a. mengawetkan keanekaragaman tumbuhan dan satwa dalam rangka mencegah
kepunahan spesies, melindungi sistem penyangga kehidupan, dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati secara lestari; dan
Halaman | II -20
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
b. melindungi kekayaan budaya bangsa berupa peninggalan sejarah, bangunan
arkeologi dan monumen, yang berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia.
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya terdiri atas:
a. Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya
Kawasan suaka alam laut ditetapkan di Kawasan suaka alam Pulau Sebatik
Kabupaten Nunukan
b. Kawasan pantai berhutan bakau
Kawasan pantai berhutan bakau meliputi Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.
c. Taman nasional
Taman nasional ditetapkan di Taman Nasional Kayan Mentarang di Kabupaten
Nunukan dan Kabupaten Malinau.
d. Taman hutan raya
Taman hutan raya ditetapkan di Taman Hutan Raya Gunung Rian, Kecamatan
Sesayap, di Kabupaten Tana Tidung.
e. Cagar budaya dan ilmu pengetahuan
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan ditetapkan di Kabupaten
Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan
Kabupaten Tana Tidung.
Kawasan rawan bencana alam
Kawasan rawan bencana alam ditetapkan dalam rangka memberikan perlindungan
semaksimal mungkin atas kemungkinan bencana alam yang diakibatkan oleh
peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam terhadap fungsi
lingkungan hidup dan kegiatan lainnya.
Kawasan rawan bencana alam terdiri atas:
a. Kawasan rawan tanah longsor
Kawasan rawan tanah longsor meliputi kawasan berbentuk lereng yang rawan
terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran.
Kawasan rawan tanah longsor terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
b. Kawasan rawan gelombang pasang
Halaman | II -21
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
Kawasan rawan gelombang pasang terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota
Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.
c. Kawasan rawan dampak kebakaran hutan/lahan
Kawasan rawan dampak kebakaran hutan terdapat di Kabupaten Bulungan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
d. Kawasan rawan banjir
Kawasan rawan banjir meliputi kawasan yang diidentifikasikan sering dan/atau
berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir.
Kawasan rawan banjir terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
Kawasan lindung geologi
Kawasan lindung ditetapkan dalam rangka memberikan perlindungan semaksimal
mungkin atas kemungkinan bencana alam geologi terhadap fungsi lingkungan hidup
dan kegiatan lainnya.
Kawasan lindung geologi, meliputi:
a. kawasan cagar alam geologi
kawasan cagar alam geologi meliputi:
kawasan keunikan batuan dan fosil
Kawasan keunikan batuan dan fosil terdapat di Kabupaten Bulungan.
kawasan keunikan bentang alam
Kawasan keunikan bentang alam terdapat di Kabupaten Bulungan.
kawasan keunikan proses geologi
Kawasan keunikan proses geologi terdapat di Kabupaten Bulungan.
b. kawasan rawan bencana alam geologi
Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas:
kawasan rawan gempa bumi
Kawasan gempa bumi meliputi kawasan yang diidentifikasikan dapat
terjadi mengalami goncangan gempa bumi dengan skala lebih dari VI MMI.
Kawasan gempa bumi terdapat di sepanjang pantai provinsi Kalimantan
Utara.
kawasan yang terletak di zona patahan aktif
Kawasan yang terletak di zona patahan aktif terdapat di daerah daratan
Provinsi Kalimantan Utara dengan indikasi Endapan Aluvial yang terpotong
Halaman | II -22
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
oleh patahannya. Kawasan yang terletak di zona patahan aktif terdapat di
Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tindung.
kawasan rawan tsunami
Kawasan rawan tsunami meliputi kawasan yang diidentifikasikan
kemungkinan dapat terjadi mengalami gelombang airlaut pasang apabila
gempabumi mempunyai sekala goncangan lebih dari VI MMI. Kawasan
tsunami terdapat di sepanjang pantai timur Provinsi Kalimantan Utara
termasuk pulau – pulau yang berada di sekitar pantai.
kawasan rawan abrasi
Kawasan rawan abrasi ditetapkan dengan kriteria pantai yang berpotensi
dan/atau pernah mengalami abrasi. Kawasan rawan abrasi terdapat di
Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kota Tarakan, dan Kabupaten
Tana Tidung.
c. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah meliputi:
kawasan imbuhan air tanah
Kawasan imbuhan air tanah meliputi:
memiliki jenis fisik batuan dengan kemampuan meluluskan air dengan
jumlah yang berarti;
memiliki lapisan penutup tanah berupa pasir sampai lanau;
memiliki hubungan hidrogeologis yang menerus dengan daerah
lepasan; dan/atau
memiliki muka air tanah tidak tertekan yang letaknya lebih tinggi
daripada muka air tanah yang tertekan.
Kawasan imbuhan air tanah ditetapkan di CAT Tanjung Selor.
kawasan sempadan mata air
Kawasan sempadan mata air meliputi:
daratan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat untuk
mempertahankan fungsi mata air; dan
wilayah sempadan mata air dengan jarak paling sedikit 200 (dua
ratus) meter dari mata air.
Kawasan sempadan mata air ditetapkan di Kabupaten Bulungan, Kota
Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana
Tidung.
Halaman | II -23
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
Kawasan lindung lainnya
Kawasan lindung lainnya ditetapkan dalam rangka mempertahankan, melestarikan,
dan mengembangkan plasma nutfah terdiri atas:
a. Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut
Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut terdapat pada koridor
ekosistem bekantan dan orang utan yang menghubungkan antarekosistem dataran
tinggi di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan.
b. Kawasan konservasi perairan daerah
Kawasan konservasi perairan daerah meliputi:
Kawasan konservasi perairan Pulau Burung dan kawasan konservasi
perairan Pulau Keris di Kabupaten Bulungan; dan
Kawasan konservasi perairan Pulau Silinak di Kabupaten Nunukan.
2.1.5.2 Kawasan Budidaya
Rencana kawasan budidaya di Provinsi Kalimantan Utara, terdiri atas:
Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi, terdiri atas:
a. kawasan peruntukan hutan produksi terbatas
Kawasan peruntukan hutan produksi terbatas terdapat di Kabupaten Bulungan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
b. kawasan peruntukan hutan produksi tetap
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap terdapat di Kabupaten Bulungan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
c. kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi
Kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi terdapat di
Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Nunukan.
Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan dengan kriteria kawasan yang dapat
diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang dibebani hak milik. Kawasan
peruntukan hutan rakyat terdapat di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau.
Distribusi kawasan hutan rakyat diatur lebih lanjut secara rinci dalam rencana tata
ruang wilayah kabupaten/kota bersangkutan.
Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian, ditetapkan dengan kriteria:
a. memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian;
Halaman | II -24
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
b. ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi;
c. mendukung ketahanan pangan nasional; dan/atau
d. dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air.
Kawasan peruntukan pertanian, meliputi;
a. kawasan pertanian tanaman pangan
Kawasan pertanian tanaman pangan terdapat di Kabupaten Bulungan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
b. kawasan hortikultura
Kawasan hortikultura terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
c. kawasan peternakan
Kawasan peternakan terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
Kawasan Peruntukan Perkebunan
Kawasan peruntukan perkebunan, ditetapkan dengan kriteria:
a. memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan perkebunan;
b. ditetapkan sebagai lahan perkebunan bernilai ekonomi tinggi; dan/atau
c. mendukung kawasan perbatasan untuk fungsi kesejahteraan masyarakat dan
fungsi pertahanan keamanan.
Kawasan perkebunan terdapat di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan,
Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan, terdiri atas:
a. kawasan budidaya perikanan
Kawasan budidaya perikanan terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
b. kawasan perikanan tangkap
Kawasan perikanan tangkap terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung.
c. kawasan pengolahan ikan
Kawasan pengolahan ikan terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, dan
Kabupaten Nunukan.
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan, terdiri atas:
Halaman | II -25
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
a. kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara
Kawasan peruntukan pertambangan mineral dan batubara terdapat di
Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau,
dan Kabupaten Tana Tidung.
b. kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi
Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi terdapat di
Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana
Tidung.
Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri, ditetapkan dengan kriteria:
a. berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri;
b. memberikan nilai tambah pada komoditas unggulan wilayah;
c. tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan/atau
d. tidak mengubah lahan produktif.
Kawasan peruntukan industri terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
Kawasan Peruntukan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata, ditetapkan dengan kriteria:
a. memiliki objek dengan daya tarik wisata; dan/atau
b. mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan.
Kawasan peruntukan pariwisata, terdiri atas:
a. kawasan pariwisata alam
Kawasan pariwisata alam terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
b. Kawasan pariwisata budaya
Kawasan pariwisata budaya meliputi Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan,
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Tana Tidung.
c. Kawasan pariwisata buatan
Kawasan pariwisata buatan meliputi Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan, dan
Kabupaten Tana Tidung.
Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan peruntukan permukiman meliputi:
a. Permukiman perkotaan
Halaman | II -26
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
kawasan permukiman perkotaan didominasi oleh kegiatan non agraris
dengan tatanan kawasan permukiman yang terdiri atas sumberdaya buatan
seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, prasarana dan sarana
perkotaan;
kawasan permukiman di PKN, PKW, dan PKL yang padat penduduknya;
dan
pola permukiman perkotaan yang rawan terhadap bencana alam seperti
banjir, gempa bumi, dan tsunami harus menyediakan tempat evakuasi
pengungsi bencana alam baik berupa lapangan terbuka di tempat
ketinggian ≥ 30 m di atas permukaan laut.
b. Permukiman perdesaan
didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan,
penduduk serta prasarana dan sarana permukiman yang rendah, dan
kurang intensif dalam pemanfaatan lahan untuk keperluan non agraris;
bangunan-bangunan perumahan diarahkan menggunakan nilai kearifan
budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai
panggung; dan
kawasan permukiman perdesaan termasuk kawasan permukiman penduduk
di perkampungan yang ada.
c. Permukiman pada kawasan khusus
kawasan permukiman yang tumbuh akibat perkembangan infrastruktur;
kawasan permukiman yang tumbuh akibat kegiatan sentra ekonomi;
kawasan industri yang mengalami kelangkaan penyediaan rumah untuk
pekerja industri;
kawasan perbatasan yang mengalami kesenjangan sosial ekonomi dengan
negara tetangga dan kerawanan terhadap gangguan pertahanan dan
keamanan wilayah kedaulatan negara;
kawasan permukiman pada kawasan lindung yang telah menjadi kawasan
permukiman suku asli daerah;
kawasan nelayan yang mengalami kerawanan terhadap bencana
kebakaran, rawan terhadap terpaan gelombang termasuk tsunami dan
angin ribut;
Halaman | II -27
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
kawasan permukiman pada kawasan pertambangan yang mengalami
kelangkaan penyediaan rumah untuk pekerja tambang dan energi;
kawasan permukiman padakawasan pertanian yang tidak layak lingkungan
perumahannya, termasuk ketersediaan prasarana dan sarana tidak
memadai;
kawasan permukiman pada kawasan pariwisata yang mengalami
kelangkaan penyediaan rumah untuk pekerja di sektor pariwisata, kawasan
perumahan yang berada di sekitar destinasi pariwisata yang mempunyai
isu lingkungan dengan ketersediaan prasarana dan sarana umum yang
belum memadai dan lingkungan perumahan yang memiliki nilai jual wisata;
kawasan permukiman pada kawasan pelabuhan yang mengalami
kelangkaan penyediaan rumah, isu kemiskinan, dan kekumuhan di
sekitarnya, baik pelabuhan lautmaupun perikanan;
kawasan permukiman pada kawasan cagar budaya yang mengalami
kelangkaan penyediaan rumah dan ketidaklayakan lingkungan perumahan,
dan isu lingkungan terjadi terutama pada kawasan perumahan yang
berada di sekitar obyek wisata alam yang menjadi bagian dari kawasan
cagar terkait dengan ketersediaan prasarana dan sarana umum yang
belum memadai; dan
kawasan khusus lainnya pada kawasan permukiman yang mengalami
kelangkaan penyediaan rumah untuk pekerja informal di sektor khusus
lainnya, kekumuhan serta adanya isu lingkungan terjadi terutama pada
kawasan perumahan terkait dengan prasarana dan sarana umum yang
belum memadai.
Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan lainnya meliputi:
Kawasan pertahanan dan keamanan;
Kawasan peruntukan instalasi pembangkit energi listrik; dan Instalasi
lainnya.
2.1.6 Rencana Kawasan Strategis
Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010, menjelaskan bahwa penataan ruang
kawasan strategis dilakukan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi dan/atau
Halaman | II -28
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
mengoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam mendukung
penataan ruang wilayah.
Kawasan strategis terdiri atas kawasan yang mempunyai nilai strategis yang meliputi:
a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan;
b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;
c. Kawasan strategis dari sudut kepentingan social dan budaya;
d. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi; dan
e. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Penetapan kawasan strategis Provinsi Kalimantan Utara, meliputi:
a. kawasan strategis nasional yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional yang terkait dengan wilayah provinsi; dan
b. kawasan strategis provinsi.
2.1.6.1 Kawasan Strategis Nasional
Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Provinsi Kalimantan Utara, ditetapkan di:
1. Kawasan Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo); dan
2. Kawasan Perbatasan Laut RI di sekitar pulau-pulau kecil terluar Kalimantan Utara
meliputi Pulau Sebatik dan Gosong Makasar.
2.1.6.2 Kawasan Strategis Provinsi
Kriteria Kawasan Startegis Provinsi (KSP)
Kawasan strategis provinsi merupakan bagian wilayah provinsi yang penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
provinsi, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Penentuan
kawasan strategis provinsi lebih bersifat indikatif. Batasan fisik kawasan strategis
provinsi akan ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata ruang kawasan strategis.
Kawasan strategis provinsi berfungsi:
1. untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam
rencana struktur ruang dan rencana pola ruang;
2. sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah provinsi yang dinilai mempunyai
pengaruh sangat penting terhadap wilayah provinsi bersangkutan; dan
3. sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis provinsi.
Kawasan strategis provinsi ditetapkan berdasarkan:
1. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;
Halaman | II -29
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
2. nilai strategis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi
penanganan kawasan;
3. kesepakatan para pemangku kepentingan berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan;
4. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup lingkungan hidup wilayah
provinsi; dan
5. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Kawasan strategis provinsi ditetapkan dengan kriteria:
1. Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah provinsi yang
memiliki kekhususan;
2. Memperhatikan kawasan strategis nasional (KSN) yang berada di wilayah
provinsi;
3. Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional, namun harus memiliki
kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi yang jelas;
4. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi yaitu
merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
a) potensi ekonomi cepat tumbuh;
b) sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;
c) potensi ekspor;
d) dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
e) kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
f) fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan; atau
g) fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energy dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi.
5. Dapat merupakan kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal di dalam wilayah provinsi;
6. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
sosial antara lain kawasan yang:
a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
budaya;
b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
Halaman | II -30
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
c) merupakan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya;
e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau
f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
7. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber
daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah provinsi, antara lain:
a) diperuntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategi, pengembangan
antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
b) memiliki sumber daya alam strategis;
c) memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
d) memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
e) memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
8. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, seperti halnya kawasan yang:
a) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
b) merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem,
flora dan/atau fauna yang hamper punah atau diperkirakan akan punah
yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
c) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian;
d) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
e) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
f) merupakan kawasan rawan bencana alam; atau
g) merupakan kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam
dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
9. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai
dengan kepentingan pembangunan wilayah provinsi.
10. Mengikuti ketentuan pemetaan kawasan strategis provinsi sebagai berikut:
a) delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah provinsi secara keseluruhan;
b) pada peta kawasan strategis provinsi juga harus digambarkan delineasi
kawasan strategis nasional yang berada di dalam wilayah provinsi
bersangkutan;
Halaman | II -31
Review RTRW Kabupaten Tana Tidung Tahun 2010-2030
Laporan Pendahuluan
c) pada bagian legenda peta harus dijelaskan bidang apa yang menjadi pusat
perhatian setiap delineasi kawasan strategis provinsi; dan
d) penggambaran peta kawasan strategis provinsi harus mengikuti peraturan
perundang-undangan terkait pemetaan rencana tata ruang.
Penetapan Kawasan Strategis Provinsi Kalimantan Utara
Berdasarkan pertimbangan kriteria nilai strategis untuk kawasan strategis nasional
yang meliputi aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dalam penanganan
kawasan, bahwa rencana Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang Provinsi Kalimantan
Utara,terdiri atas:
1. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi
Kawasan perbatasan dengan kegiatan utama ekonomi di:
Long Bawan dan Long Layu di Kabupaten Nunukan;
Pulau Sebatik di Kabupaten Nunukan; dan
Long Nawang di Kabupaten Malinau;
Kawasan Food Estate dan Rice Estate di Kabupaten Bulungan;
Kawasan Tanjung Palas Timur di Kabupaten Bulungan; dan
Koridor perkotaan Tarakan – Tanjung Selor.
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan social dan budaya di dalam wilayah
provinsi
Warisan Budaya Kerajaan Bulungan.
3. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup di dalam wilayah provinsi
Koridor Sungai Sesayap; dan
Delta Tanjung Palas di Kabupaten Bulungan.
4. Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan teknologi tinggi
PLTA Peso di Kabupaten Bulungan.