BAB II plat
description
Transcript of BAB II plat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Plat Lantai
Plat lantai merupakan salah satu komponen struktur konstruksi pada suatu
bangunan,baik itu gedung perkantoran maupun rumah tinggal biasa dan juga menjadi
struktur konstruksi pada jembatan. Umumnya, pelat lantai dibangun dengan konstruksi
beton bertulang sebagai dasar utamanya.
2.1.1. Fungsi Flat
Pelat atau slab adalah elemen bidang tipis yang menahan beban-beban melalui aksi
lentur ke masing-masing tumpuan. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu
pada kolom bangunan. Struktur pelat lantai ini menyalurkan semua jenis beban yang
diantisipasi ke tanah. Tingkat ketebalan pelat ditentukan oleh besarnya lendutan yang
diinginkan dan lebar batang atau jarak antara balok-balok pendukung.
Plat lantai, yang meskipun terbuat dari berbagai macam jenis bahan, mempunyai
fungsi yang sama, yaitu:
1. Memisahkan lantai bawah dan lantai yang diatasnya
2. Tempat berpijak di lantai atas
3. Peredam suara dari lantai bawah ke lantai atas maupun sebaliknya
4. Sebagai tempat untuk penempatan kabel listrik dan lampu di lantai bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.
5
2.1.2. Jenis – jenis Plat Lantai
Berdasarkan material bahannya, terdapat bermacam-macam jenis plat
lantai.Macam-macam plat lantai tersebut yaitu:
1. P l a t Lantai Kayu
Plat lantai kayu ini terbuat dari bahan kayu, yang dirangkai dan disatukan
menjadi satu kesatuan yang kuat, sehingga terbentuklah bidang injak yang luas.
2. Plat Lantai Beton
Plat lantai beton ini umumnya bertulang dan dicor ditempat, bersama
denganbalok penumpu dan kolom pendukungnya. Plat lantai ini di Pasang
tulangan baja pada kedua arahnya, dan tulangan silang untuk menahan momen
tarik dan juga lenturan.Perencanaan dan perhitungan plat lanta beton ini telah
diatur oleh pemerintah yang tercantum didalam buku SNI Beton 1991 .
3. Plat Lantai Baja
Konstruksi plat lanta baja ini biasanya digunakan pada bangunan yang
komponen-komponen strukturnya sebagian besar terdiri dari material
baja tahap ini plat lantai baja digunakan pada bangunan semi permanen seperti
bangunanuntuk bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.
2.1.3. Metode Struktur Plat Lantai pada Bangunan Gedung
Macam-macam metode struktur plat lantai gedung ini yaitu:
1. Metode Konvensional
Yaitu pengerjaannya dilakukan ditempat, dengan bekisting yang menggunakan
6
polywood dengan perancah scaffolding. Ini adalah cara yang masih terbilang ‘kuno’
dan memakan banyak waktu dan biaya, sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk
mendapatkan inovasi terbaru dan untuk mendapatkan waktu yang cepat dan biaya
yang murah.
2. Metode half slab
Metode ini disebut metode half slab karena sebagian struktur plat lantai dikerjakan
dengan sistem precast. Bagian tersebut dibuat di pabrik untuk kemudian dikirim ke
lokasi proyek untuk dipasang, yang kemudian dipasang besi tulangan atas, kemudian
di cor sebagian plat yang dilakukan di tempat proyek.
Kelebihan dari metode half slab ini yaitu terdapat penghematan waktu dan biaya
untuk pekerjaan bekisting. Akan tetapi, tidak semua bagian plat gedung bisa dibuat dengan
sistem ini, contohnya yaitu area toilet, yang tetap dipasang dengan cara
konvensional untuk menghindari kebocoran di dalamnya.
3. Metode Full precast
Metode ini bisa disebut metode yang paling cepat pengerjaannya. Akan tetapi,
perlu diperhatikan juga, metode ini harus memperhatikan kekuatan alat angkat,dimana
kuat angkat ujung tower crane harus lebih besar dari total beton precast.
4. Metode Bondek
Yaitu metode dengan mengganti tulangan bawah diganti oleh plat bondek, dengan
harapan mampu menghemat besi tulangan dan bekisting dibawahnya. Tulangan atas bisa
dibuat dalam bentuk batangan atau bisa juga diganti dengan besi wiremesh agar lebih cepat
dalam pemasangannya.
7
1.1.4. Pekerjaan Plat Lantai
Prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan bekisting plat
Sebelum pekerjaan bekisting pemasangan Scaffolding (Perancah) harus di
lakukan guna untuk sebagai penyangga dan penopang beban pada
pengecoran.Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu
usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu
maka dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan posisi bekisting saat
pengecoran.digunakan beton decking untuk menjaga posisi tulangan dan
memberikan selimut beton yang cukup.
2. Pekerjaan pembesian.
Pembesian dilakukan setelah lantai kerja atau bekisting selesai ,kemudian di
lakukan pengangkatan material besi menggunakan crane ,setelah itu di lakukan
proses penganyaman besi dan penyambungan dengan diameter besi ulir 10 mm
dan jarak 100 - 200 mm.
3. Pekerjaan control kualitas.
Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan control kualitas yang terdiri
atas dua tahap yaitu :
a. Sebelum pengecoran.
Sebelum pengecoran dilakukan control kualitas terhadap :
Kebersihan dari sisa-sisa kawat bendrat dan serbuk sisa pemotongan.
Posisi dan kondisi bekisting.
Posisi dan penempatan pembesian.
Jarak antar tulangan.
8
Panjang penjangkaran.
Ketebalan beton decking.
Ukuran baja tulangan yang digunakan.
b. Pada saat pengecoran.
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck
diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum
dalam spesifikasi. Pekerjaan control kualitas ini akan dilakukan bersama-
sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara
pengesahan control kualitas.
4. Pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan
menggunakan Concrete Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan
sambungan selalu didahului dengan penggunaan bahan Bonding Agent.
2.2. Struktur Organisasi Proyek
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek, agar segala sesuatu
didalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan baik, diperlukan suatu
organisasi kerja yang efisien.
Pada saat pelaksanaan kegiatan pembangunan suatu proyek terlibat unsur-unsur
utama dalam menciptakan, mewujudkan, dan menyelenggarakan proyek tersebut.
Adapun unsur-unsur utama tersebut adalah:
a. Pemilik Proyek
b. Konsultan Perencana
c. Konsultan Pengawas
d. Kontraktor
9
2.2.1. Pemilik Proyek / Owner (Pemberi Tugas)
Pemilik proyek atau pemberi tugas yaitu seseorang atau perkumpulan atau badan
usaha tertentu maupun jabatan yang mempunyai keinginan untuk mendirikan suatu
bangunan.
10
Konsultan Perencana Konsultan Pengawas
Supervisi Quality Enginer
Direktur
Chief Enginering Surveyor Inspektor Lap Technician
Pelaksana Peralatan
OWNER
KONSULTAN KONTRAKTOR
KONSULTAN
KONTRAKTOR
Pengawas
Mandor Staf Ahli
Kepala Tukang Q.E Surveyor Mekanik Seksi Logistik
Gambar 2.12. Struktur organisasi proyek
Pemilik proyek berkewajiban sebagai berikut:
a. Memberikan tugas kepada pemborong untuk melaksanakan pekerjaan pemborong
seperti diuraikan dalam pasal-pasal rencana kerja dan syarat sesuai dengan gambar
kerja, berita acara penjelasan, maupun berita acara klasifikasi menurut syarat-syarat
teknis sampai pekerjaan seluruhnya dengan baik.
b. Harus memberikan tugas kepada pemborong untuk melaksanakan pekerjaan
pemborong seperti diuraikan dalam pasal rencana kerja dan syarat sesuai dengan
gambar kerja. Berita acara penyelesaian pekerjaan maupun berita acara klasifikasi
menurut syarat-syarat teknik sampai pekerjaan selesai seluruhnya dengan baik.
11
c. Bila pemborong menemukan suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan antar
gambar kerja, rencana kerja, dan syarat-syarat lainnya, ia harus dengan segera
memberitahukan kepada pemberi tugas secara tertulis, menguraikan
ketidaksesuaian atau penyimpangan itu, dan pemberi tugas harus mengeluarkan
petunjuk mengenai hal tersebut.
Pemilik proyek akan menunjuk seorang yang ahli sebagai pemimpin proyek.
Dibawah owner (pemilik proyek) terdapat beberapa staff yang membantu dalam
terlaksananya proyek yaitu:
1. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran)
KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan seluruh atau sebagian
kewenangan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Satuan
Kerja Perangkat Daerah.
Kewajiban KPA yaitu:
a. Mengembangkan tujuan dan sasaran proyek yang ingin dicapai dari segi biaya
dan waktu serta membuat perkiraan biaya awal.
b. Menyusun pembagian paket pekerjaan sebagai dasar untuk tahapan perencana.
c. Membuat master network planning yang terpadu sebagai pedoman bagi semua
pihak yang terlibat.
d. Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan bagian proyek.
e. Mengambil tindakan yang menyangkut penyalahgunaan anggaran dari jumlah
yang telah ditetapkan.
f. Membentuk Panitia Pelelangan Pekerjaan Bagian Proyek yang dipimpinnya.
g. Menetapkan HPS ( Harga Perhitungan Sendiri ) untuk Pelelangan Pekerjaan
dari bagian proyek yang dipimpinnya.
h. Menetapkan pemenang pelelangan pekerjaan proyek yang dipimpinnya.
12
i. Menandatangani SPK / Kontrak Pekerjaan Proyek yang dipimpinnya.
j. Bertanggung jawab atas penyelesaian proyek.
2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
PPTK adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna
Anggaran pada Sekretariat Daerah dengan surat perintah, yang melaksanakan satu atau
beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
Kewajiban PPTK yakni:
a. Mengendalikan pelaksana kegiatan.
b. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan.
c. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.
d. Membantu PPK dalam melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.
2.5.2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana yaitu seorang, perkumpulan, atau badan hukum yang ahli
dalam bidang perencanaan.
Adapun tugas dan wewenang konsultan (perencana) adalah:
a. Perencana secara berkala menunggu dilapangan untuk melihat kemajuan-
kemajuan pekerjaan dan ikut serta menilai kualitas pekerjaan yang dilakukan
kontraktor agar tidak menyimpang dari ketentuan dalam dokumen kontrak.
b. Perencana memberi konsultasi mengenai hal-hal estetis/arsitektural, fungsional,
struktural jika terdapat keragu-raguan atas ketentuan dalam dokumen kontrak
melalui direksi lapangan.
c. Perencana apabila diperlukan berhak untuk meminta pemeriksaan pengujian
pekerjaan sesuai dengan isi dokumen kontrak melalui direksi lapangan.
13
d. Perencana memberikan penjelasan lanjutan tentang isi dokumen kontrak
apabila diperlukan sebagai instruksi kepada kontraktor melalui direksi
lapangan.
2.5.3. Konsultan Pengawas (Direksi Lapangan)
Konsultan pengawas adalah beberapa orang ataupun badan hukum yang
melaksanakan manjemen konstruksi atau badan pengawas bangunan. Badan pengawas
lapangan diangkat oleh pemimpin proyek yang mewakili direksi dalam melaksanakan
tugas sehari-hari di lapangan.
Tugas dan wewenang konsultan pengawas adaalah:
a. Konsultan pengawas menjalankan tugas pengawasan dan pengendalian selama
pelaksanaan pekerjaan keseluruhan, dan penasehat bagi pemberi tugas.
b. Konsultan pengawas menempatkan tenaga ahli dalam masing-masing bidang
yang dibutuhkan dilapangan dan bertindak sebagai direksi dan koordinator
pelaksanaan proyek dilapangan.
c. Konsultan pengawas mengawasi pelaksanaan pembangunan yang menyangkut
pengendalian aspek kualitas dan kuantitas (quantity and quality control) dan
penyesuaian dengan jadwal pelaksanaan (time schedule) yang diajukan
kontraktor dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.
d. Konsultan pengawas memegang teguh peraturan-peraturan yang berlaku pada
pelaksanaan pembangunan dan memberi petunjuk supaya pelaksanaan
pekerjaan pembangunan mengikuti dan sesuai dengan dokumen kontrak yang
telah disepakati.
e. Konsultan pengawas dapat menolak pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai
dengan dokumen kontrak dan berhak memerintahkan pemeriksaan khusus
14
terhadap bagian pekerjaan tertentu yang dianggap meragukan atas biaya
kontraktor.
f. Konsultan pengawas dapat menilai kinerja kontraktor dan pegawai-pegawainya
atau orang-orang lain dalam melaksanakan pekerjaannya dan berhak menolak
seorang dari pihak kontraktor jika dinilai menghambat kelancaran pelaksanaan
pekerjaan pembangunan.
g. Konsultan pengawas berwenang untuk menghentikan sementara pekerjaan pada
keadaan tertentu bila terdapat penyimpangan-penyimpangan dari peraturan-
peraturan yang berlaku atau dokumen kontrak yang telah disepakati.
h. Konsultan pengawas menandatangani Berita Acara Pemeriksaan / Kemajuan
Pekerjaan, setelah selesainya pekerjaan dan penyerahan pekerjaan
pembangunan tersebut.
i. Konsultan pengawas membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan dalam
rangka penyusunan laporan berkala mengenai kemajuan pekerjaan dari
permulaan pelaksanaan hingga selesainya pembangunan/penyerahan kedua.
Tugas dan tanggung jawab personil adalah:
1. Direktur
a. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan pelaksanaan proyek.
b. Memberikan perintah kepada seluruh unsur dari organisasi proyek.
c. Menandatangani segala urusan administrasi proyek serta surat yang masuk
dan yang keluar dari perusahaan.
d. Membuat agenda rapat perusahaan.
e. Merencanakan dan mengesahkan suatu keputusan.
f. Membuat kebijakan yang ada hubungannya dengan kemajuan perusahaan.
g. Mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain.
15
2. Supervisi Engineer
a. Bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan dilapangan sampai tuntas.
b. Bertanggung jawab mengoreksi terhadap semua penyimpangan mutu.
c. Mengecek dan menandatangani dokumen tentang pengendalian mutu dan
volume pekerjaan.
d. Memberikan pengarahan dan pembinaan kepada staf dibawahnya agar
proses quality plan dan quality control terlaksana dengan baik.
e. Mengadakan penelitian terhadap kemajuan pekerjaan.
f. Bersama direksi memeriksa dan mengevaluasi semua hasil pekerjaan tim
dan menyetujui pekerjaan bersama-sama dengan direksi dan pelaksana.
g. Menghadiri dan mewakili rapat-rapat bersama dengan PPTK dan direksi
pekerjaan.
h. Menyiapkan laporan bulanan kemajuan fisik dan menyampaikan kepada
pemimpin proyek.
i. Memantau kelengkapan administrasi kontraktor.
3. Quantity Engineer
a. Bertanggung jawab kepada Supervisi Engineer.
b. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan.
c. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan.
d. Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal yang
menyangkut masalah pengendalian kuantitas.
4. Chief Inspector
16
a. Bertanggung jawab kepada supervisi engineer.
b. Membantu Supervisi Engineer dalam menyiapkan data untuk final payment.
c. Memberikan laporan kemajuan pekerjaan kepada supervisi engineer.
d. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan,
jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.
e. Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang dilakukan kontraktor.
5. Quality Engineer
a. Bertanggung jawab kepada supervisi engineer.
b. Menyerahkan kepada supervisi engineer himpunan data bulanan
pengendalian mutu. Himpunan data harus mencakup semua tes
laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci.
c. Melakukan semua analisa tes, termasuk usulan komposisi campuran (job
mix formula) dan justifikasi teknis atas persetujuan dan penolakan usul
tersebut.
d. Memerintahkan kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki kembali
pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.
e. Menolak material dan peralatan kontraktor yang tidak memenuhi syarat dan
ketentuan yang berlaku.
f. Memeriksakan hasil pekerjaan dari kontraktor apakah sesuai mutu dan
kualitas yang ditentukan.
6. Surveyor
a. Bertanggungjawab langsung kepada quantity engineer.
17
b. Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor terhadap
titik-titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi maupun elevasi.
c. Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan dan
bertanggungjawab atas ketelitian yang didapat.
7. Inspector / Pengawas
a. Mengikuti petunjuk chief inspector dalam melaksanakan tugasnya.
b. Mengirim laporan kepada supervisi engineer atau chief inspector.
c. Mengadakan pengawasan yang terus-menerus dilokasi pekerjaan yang
sedang dikerjakan dan memberi laporan kepada chief inspector atas
pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil
pengamatan harus dilaporkan secara tertulis.
d. Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan yang
digunakan oleh kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan harian.
8. Lab Technician
a. Melaksanakan pengambilan contoh tanah/material dan melakukan
pengujian tanah/material dilaboratorium.
b. Mengevaluasi hasil tes tersebut dan bertanggung jawab terhadap ketelitian
dan kebenaran hasil yang diproses.
c. Memberikan saran dalam memecahkan masalah yang menyangkut material.
d. Membuat laporan hasil uji laboratorium.
2.5.4. Kontraktor (Pelaksana)
18
Kontraktor adalah seorang atau beberapa orang ataupun badan hukum yang
mengerjakan pekerjaan menurut syarat-syarat yang telah ditetapkan dengan dasar imbalan
pembayaran menurut jumlah tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Tugas dan wewenang kontraktor adalah:
a. Kontraktor harus menunjuk Project Manager sebagai wakil penuh dari
perusahaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan dalam hal manajemen proyek.
b. Kontraktor harus menempatkan Site Manager yang bertanggung jawab dan
mempunyai kekuasaan penuh atas pelaksanaan pekerjaan dalam hal tersebut.
c. Kontraktor wajib menanggung biaya pembuatan dokumen kontrak termasuk
gambar kontrak dan wajib menyediakan satu set dokumen kontrak di lapangan
untuk digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor tidak
diperbolehkan melaksanakan pekerjaan tanpa kelengkapan dokumen kontrak.
d. Kontraktor harus menjamin pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan
peraturan dalam dokumen kontrak. Kontraktor wajib meneliti dokumen
kontrak. Jika terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat membawa akibat
terhadap segi konstruksi, arsitektural fungsi teknik, baik menyangkut segi
kemudahan pelaksanaan, pelayanan (operator), maupun perawatan
(maintenance) ataupun pembiayaan, kontraktor harus segera memberitahukan
kepada direksi lapangan/konsultan pengawas yang akan menetapkan
kebijaksanaan yang harus diambil.
e. Kontraktor wajib mengindahkan petunjuk, teguran, dan perintah tertulis direksi
lapangan.
f. Kontraktor bertanggungjawab atas perawatan, pengawasan , dan penjagaan
keamanan fisik dan teknis selama dan dalam hubungan dengan pelaksanaan
19
pekerjaan, sejak mulainya pelaksanaan pekerjaan sampai dengan penyerahan
pekerjaan/proyek.
g. Kontraktor wajib menyediakan kemudahan dan fasilitas bagi pemberi tugas,
direksi lapangan dan perencana untuk bebas memasuki dan mengunjungi
tapak/lokasi selama penyelenggaraan pembangunan.
h. Kontraktor diwajibkan hadir dalam setiap rapat pertemuan, rapat koordinasi
proyek atau rapat lain yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
i. Jika dokumen kontrak atau peraturan mensyaratkan suatu pekerjaan untuk
disetujui, kontraktor harus memberitahukan tepat pada waktunya pada direksi
lapangan persiapan atau pengaturan tanggal pemeriksaan tersebut, sehingga
direksi lapangan dapat melakukan pemeriksaan atau pengujian tersebut dengan
baik.
j. Kontraktor bertanggungjawab atas semua biaya pemeriksaan dan atau
pengujian yang disebut dalam dokumen kontrak, kecuali bila ditentukan lain.
k. Kontraktor harus melakukan perbaikan-perbaikan atas kerusakan atau kurang
sempurnanya pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan pembangunan.
Semua biaya perbaikan pekerjaan tersebut diatas harus ditanggung oleh
kontraktor.
Tugas dan tanggungjawab personil adalah:
1. Direktur
a. Bertanggungjawab terhadap pekerjaan pelaksanaan proyek.
b. Memberikan perrintah kepada seluruh unsur dari organisasi proyek.
20
c. Menandatangani segala urusan administrasi proyek serta surat yang masuk dan
yang keluar dari perusahaan.
d. Membuat agenda rapat perusahaan.
e. Merencanakan dan mengesahkan suatu keputusan.
f. Membuat kebijakan yang ada hubungannya dengan kemajuan perusahaan.
g. Mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain.
2. Kepala Divisi Teknik
a. Membantu pelaksana kegiatan dalam mengendalikan proyek sejak awal
kegiatan sampai pelaksana kegiatan.
b. Membantu mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan sehingga
sesuai dengan yang direncanakan.
c. Memberikan saran-saran teknis kepada pelaksanaan kegiatan.
d. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan proyek atas persetujuan
pelaksana kegiatan.
e. Mengumpulkan, meneliti dan mengelola data yang berhubungan dengan
pelaksanaan proyek.
3. General Superintendent
a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.
d. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
21
4. Logistik
a. Melakukan administrasi pemesanan dan pengiriman material dan alat
diproyek.
b. Memproses mobilisasi dan demobilisasi peralatan sesuai dengan jadwal
penggunaan alat proyek.
c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat dan perlengkapannya
sehingga dalam keadaan siap pakai.
d. Membantu peningkatan efisiensi pemakaian material dan produktifitas alat
diproyek.
5. Quantity Engineer
a. Bertanggungjawab kepada General Superintendent.
b. Memberi petunjuk pelaksanaan pekerjaan kepada pelaksana.
c. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai
dengan dokumen kontrak.
d. Membantu general superintendent dalam mengkoordinir pelaksanaan proyek
dari awal sampai selesai.
6. Pelaksana
a. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja.
b. Mengatur pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya sesuai
dengan metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.
22
c. Menjalin hubungan baik dengan pengawas pekerjaan/konsultan untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
7. Mandor
Mandor ialah orang yang berhubungan langsung dengan pekerja dan berperan
dalam mengkoordinir pekerja agar bekerja secara efektif dan efisien. Mandor
menerima tugas dan bertanggungjawab langsung kepada pelaksana.
8. Tukang
Tukang ialah orang yang langsung melaksanakan pekerjaan harian lapangan di
lokasi proyek yang dibimbing oleh mandor.
9. Quality Engineer
a. Bertanggung jawab kepada General Superintendent.
b. Melakukan hasil analisa laporan surveyor dan drafter.
c. Membantu general superintendent dalam mengkoordinasi pelaksanaan proyek
dari awal sampai selesai.
10. Surveyor
a. Analisa penelitian dan pengambilan keputusan. Pemilihan metode
pengukuran, peralatan, pengikatan titik-titik sudut.
b. Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data, yakni melaksanakan pengukuran
dan pencatatan data dilapangan.
c. Pemetaan atau penyajian data.
23
d. Patok ukur untuk menetukan batas-batas pedoman dalam pekerjaan
konstruksi.
e. Memberikan laporan data pengukuran kepada quality engineer.
11. Drafter
a. Membuat gambar-gambar shop drawing.
b. Membuat serta memelihara bukti-bukti kerja.
c. Melakukan pendetailan dari gambar kerja (BESTEK) yang sudah ada.
d. Melakukan koordinasi dari pihak yang terkait (struktur dan konsultan
perencana).
e. Membuat daftar penerimaan dokumen gambar, daftar induk dokumen gambar,
dan daftar distribusi gambar.
f. Membuat laporan hasil dokumen gambar kerja dan diserahkan kepada quality
engineer.
12. Mechanical Engineer
a. Bertanggung jawab kepada General Superintendent.
b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
mechanical.
c. Melakukan perencanaan serta perhitungan segala pekerjaan yang berhubungan
dengan mechanical.
d. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan
untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
e. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan
bulanan yang akan diberikan ke General Superintendent.
24
13. Mechanical
a. Mengecek alat serta yang ingin dipakai saat berlangsungnya pekerjaan.
b. Melakukan perbaikan pada alat-alat yang mengalami gangguan.
25