BAB II LANDASAN TEORI Komunikasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3291/3/BAB II.pdf · 2018. 8....
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI Komunikasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/3291/3/BAB II.pdf · 2018. 8....
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Komunikasi
Menurut Burger dan Chaffe, ilmu komunikasi itu mencari untuk
memahami mengenai produksi, pemrosesan dan efek dari simbol serta sistem
signal, dengan mengembangkan pengujian teori-teori menurut hukum
generaslisasi guna menjelaskan fenomena yang berhubungan dengan produksi,
pemrosesan, dam efeknya.23
Lawrence Kincaid menerangkan bahwa komunikasi adalah suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lain, yang pada akhirnya mereka tiba pada saling pengertian
yang mendalam.24
Komunikasi memiliki beberapa unsur di dalamnya, unsur utama dalam
komunikasi menurut Arni Muhammad adalah:
1. Komunikator
Orang yang menyampaikan isi pernyataan kepada komunikan, bisa
tunggal, kelompok, maupun organisasi. Komunikator bertanggung jawab
dalam hal mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang cocok, dan
memastikan pesan yang disampaikan telah diterima dengan baik. Untuk
23 Wiryanto, Pengamtar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Gramedia, 2006), hal: 5 24 Hafied Cangara, Pengamtar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
hal: 19
21
itu, dalam menyampaikan pesannya seorang komunikator harus
memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang disampaikan,
dan bagaimana cara menyampaikannya.
2. Pesan
Pesan adalah segala sesuatu yang disampaikan komunikator
kepada komunikan. Suara, mimik, dan gerak-gerik tergolong sebagai
pesan non-verbal, sedangkan bahasa lisan dan tertulis adalah pesan verbal.
3. Komunikan
Penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan
bertanggung jawab untuk dapat mengerti dengan baik dan benar isi pesan
yang disampaikan komunikator. Komunikan juga memberikan umpan
balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah
diterima dengan baik dan dimengerti secara sempurna.25
B. Pengertian Pola Komunikasi
Kata pola dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya sistem, cara kerja,
bentuk (struktur).26 Cara atau bentuk yang tetap, sehingga pola dapat dikatakan
sebagai contoh atau struktur.
Secara etimologis menurut Onong Uchjana Effendi, istilah komunikasi
berasal dari perkataan inggris “communication” yang bersumber dari bahasa latin,
communication berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Makna hakiki dari
communication adalah communis yang berarti sama, atau kesamaan arti sama,
25 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal: 58. 26 http://kbbi.co.id/arti-kata/pola (12 Februari 2018).
22
atau kesamaan arti sama halnya dengan pengertian tersebut.27 Dalam kata
communis ini memiliki makna “berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu
suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Pola komunikasi adalah suatu gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen lainnya.28 Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola
hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman, dan penerimaan cara
yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Dari pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pola
komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam
proses mengkaitkan dua komponen yaitu gambaran atau rencana yang menjadi
langkah-langkah pada suatu aktifitas dengan komponen-komponen yang
merupakan bagian penting atas terjadinya hubungan antar organisasi ataupun juga
manusia.
C. Pengertian Organisasi
Organisasi sudah diterapkan manusia dari dulu. Adanya bentuk kerjasama
antara manusia satu sama dengan yang lainnya untuk meraih sesuatu merupakan
salah satu kegiatan organisasi. Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa
yang dimaksud dengan organisasi, menurut Kochler yang dikutip oleh Onong
Uchjana dalam buku ilmu komunikasi teori dan praktek mengatakan organisasi
27 Onong Uchjana Effendi, Spectrum Komunikasi, (Bandung: Bandar Maju, 1992), cet. ke-1, hal:
4. 28 Agoes Soejanto, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal: 27.
23
adalah “sistem hubungan yang berstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu
kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu”.29
Selanjutnya menurut Schien yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam
buku komunikasi organisasi mengatakan bahwa “Organisasi adalah suatu
koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan
umum untuk pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan
tanggung jawab”.30
Lain lagi dengan pendapatnya Wright yang dikutip Onong Uchjana, dia
mengatakan bahwa “Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktifitas
yang di koordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan
bersama”.31
Menurut Prof Dr. Sondang P. Siagian, “organisasi ialah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan
yang mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan
seorang atau sekelompok orang yang disebut dengan bawahan”.32
Dari pengertian di atas, penulis menyimupulkan bahwa organisasi adalah
sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama,
dimana terdapat tingkatan hierarki otoritas dan tanggung jawab masing-masing.
29 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2002), cet. ke-6, hal: 7. 30 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet. ke-8, hal: 23. 31 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2002), cet. ke-6, hal: 7. 32 http://www.jatikom.com/2017/01/pengertian-organisasi-menurut-para-ahli, (12 Februari 2018).
24
D. Komunikasi Organisasi
R.Wayne Pace & Don F Faules dalam buku Komunikasi Organisasi
menjabarkan bahwa komunikasi organisasi adalah “perilaku pengorganisasian”
yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan
memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Sedangkan komunikasi organsisasi
dalam perspektif objektif. Lebih jelasnya, komunikasi organisasi adalah proses
penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah
organisasi. 33
Menurut Redding dan Sanborn yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam
buku Komunikasi Organisasi, menurut mereka “komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang
termasuk bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan
persatuan pengelola, komunikasi downward, komunikasi upward, dan lain-lain”.34
Hampir sama dengan Redding dan Sanborn, Joseph Devito yang dikutip
oleh Soleh Soemirat dkk, dalam buku komunikasi organisasi organisasional
menyatakan bahwa “komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
pesan baik dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal
organisasi”.35
Dari ketiga pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi
organisasi adalah suatu proses komunikasi yang kompleks dalam sebuah
33 R.Wayne Pace & Don F Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), hal: 33. 34 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet. ke-8 hal: 67. 35 Soleh Soemirat, dkk., Komunikasi Organisasional, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000) Modul
Kuliah, hal: 1-3.
25
kelompok atau organisasi, komunikasi tersebut dapat menghasilkan pengertian
yang sama sehingga dapat mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut.
Komunikasi tidak selamanya berjalan dengan lancar seperti yang
diharapkan. Apabila seseorang mengirimkan pesan, pesan itu tidak memiliki
makna. Makna tersebut ada dalam benak pengirim dan penerima pesan. Untuk
dapat saling memahami, pengirim dan penerima pesan harus memiliki pengertian
yang sama mengenai kata, gerakan badan, nada suara dan simbol-simbol lain. 36
Ada beberapa hambatan yang berpotensi memperlambat atau
menyimpangkan komunikasi efektif:37
1. Penyaringan
Hambatan yang pertama dalam komunikasi adalah penyaringan.
Penyaringan merupakan suatu proses komunikasi dimana tidak semua
informasi disampaikan. Hanya informasi yang dirasa perlua dan
menguntungkan saja yang disampaikan. Tetapi sekiranya informasi itu akan
mendatangkan kerugian maka onformasi tersebut tidak seutuhnya atau bahkan
tidak sama sekali disampaikan.
Sebab utama dari penyaringan adalah karena adanya jumlah level
dalam struktur organisasi. Semakin tinggi jabatan dalam organisasi, semakin
banyak terjadinya peluang penyaringan. Faktor-faktor seperti ketakutan
menyampaikan kabar buruk dan keinginan untuk menyenangkan atasan sering
36 Badri M Sukoco. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hal: 56. 37 Stephen P. Robins & Timothy A. Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat. 2008),
hal: 27-29.
26
menyebabkan seseorang untuk memberi informasi mengenai apa yang mereka
pikir ingin didengarkan oleh atasan mereka. Kondisi seperti ini mendistorsi
komunikasi ke atas.
2. Persepsi Selektif
Biasanya penerima dalam proses komunikasi secara selektif menerima
dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang,
dan karakteristik personal lainnya. Para penerima juga menjelaskan minat dan
harapan mereka ke dalam proses komunikasi. Dengan adanya persepsi selektif
ini memungkinkan bagi kita untuk tidak melihat realitas tetapi menafsirkan
apa yang kita lihat dan menyebutnya sebagai realitas.
3. Kelebihan Informasi
Dalam proses komunikasi adakalanya seseorang menambah atau
mengurangi informasi yang di dapat dan disampaikannya. Hal ini dikarenakan
kapasitas seseorang untuk mengolah data terbatas. Sehingga ketika informasi
yang diterima oleh seseorang melebihi kapasitasnya yang dapat mereka pilah
dan gunakan maka orang akan cenderung menyeleksi, mengabaikan,
melewati, atau melupakan informasi tersebut atau menghentikan pengolahan
sampai situasi berlebih itu lewat. Tidak peduli apakah akibatnya kehilangan
informasi ataupun komunikasi yang efektif.
4. Emosi
Emosi dapat mempengaruhi komunikasi. Misalnya pesan yang
diterima seseorang ketika ia sedang marah atau kesal dibandingkan dengan
27
ketika ia sedang senang atau ceria akan berbeda tingkat ke-efektifan
komunikasinya.
5. Bahasa
Dalam bahasa yang kita gunakan sehari-hari, kerap kali ada kata yang
bisa mengandung banyak makna ketika diucapkan. Usia, pendidikan, dan latar
belakang budaya merupakan tiga dari variable-variabel yang begitu
mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan definisi yang diberikan
ke kata-kata itu.
Dalam sebuah organisasi biasanya terdiri dari anggota yang berbeda-
beda, baik latar belakang pendidikan, budaya, dan usianya. Kemudian mereka
juga dibagi-bagi kedalam beberapa hierarki organisasi sesuai dengan
spesialisasinya masing-masing. Masalah dalam memahami penggunaan
bahasa ini adalah anggota organisasi biasanya tidak tahu bagaimana orang
yang dia ajak berinteraksi telah memodofikasi bahasa itu. Para pengirim
cenderung berasumsi bahwa kata-kata dan istilah-istilah yang mereka gunakan
adalah sama, baik bagi dirinya maupun bagi penerima informasi tersebut.
Tentu saja hal semacam ini dapat menjadikan komunikasi menjadi tidak
efektif.
6. Kesulitan komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins, diperkirakan 5-20% dalam populasi
menderita kesulitan dalam melakukan komunikasi. Seringkali orang merasa
takut ketika berbicara di depan umum. Mereka mengalami ketegangan dan
28
kecemasan yang tidak pada tempatnya baik dalam komunikasi lisan maupun
tulisan. Berbagai studi menunjukkan bahwa orang seperti itu selalu
menghindari situasi yang menuntut mereka terlibat dalam komunikasi.
E. Tujuan dan Fungsi Komunikasi Organisasi
1. Tujuan Komunikasi Organisasi
Pada dasarnya, masalah komunikasi selalu muncul dalam sebuah
organisasi. Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk
saling pengertian (mutual understanding). Singkat kata, agar terjadi
penyetaraan dalam kerangka referensi (frame of reference) maupun
bidang pengalaman (field of experience).
Hubungan komunikasi yang terjalin baik antara pimpinan dengan
bawahannya maupun sesama anggota organisasi merupakan salah satu
kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.
“Tujuan dari komunikasi organisasi adalah untuk memberikan
informasi, baik kepada pihak internal maupun eksternal, memanfaatkan
umpan balik dalam rangka proses pengendalian manajemen, mendapatkan
pengaruh, alat untuk pemecahan persoalan guna pengambilan keputusan,
mempermudah perubahan-perubahan yang akan dilakukan,
mempermudah pembentukan kelompok-kelompok kerja, serta dapat
29
dijadikan untuk menjaga pintu keluar masuk dengan pihak-pihak di luar
organisasi”.38
2. Fungsi Komunikasi Organisasi
Sandjaja menyatakan, fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut:39
a. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan
informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik
dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap
anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih
pasti.
Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan
pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
38 Husein Umar, Riset SDM dalam Organisasi, (Jakarta: Gramedia, 2005), hal: 27. 39 Sasa Djuarsa Sandjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), hal: 136-137.
30
b. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh, yaitu:
1) Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan..
2) Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif berorientasi
pada kerja. Bawahan membutuhkan kepastian peraturan
tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan
tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk
mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan
sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
F. Komunikasi Formal
Komunikasi dalam organisasi juga dapat digolongkan menjadi komunikasi
formal dan komunikasi informal. “Dasar dari penggolongan ini adalah gaya, tata
krama, dan pola aliran informasi dalam perusahaan. Komunikasi organisasi
31
formal terjadi bila pesan-pesan atau informasi dikirimkan, ditransfer, dan diterima
melalui pola hierarki kewenangan organisasi yang telah ditetapkan dalam struktur
organisasi, yang biasanya disebut rantai komando”.40
Komunikasi organisasi formal merupakan proses komunikasi yang
mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur
organisasi. Dalam komunikasi organisasi formal terdapat tiga bentuk utama dari
arus pesan yang mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam
struktur organisasi yaitu:
1) Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari
atasan atau pimpinan kepada bawahannya. Pada umumnya komunikasi ke
bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berhubungan
dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan
umum. Menurut Lewis (1987) yang dikutip oleh Arni Muhammad tujuan
komunikasi ke bawah adalah:
“Tujuan komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan
organisasi, merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan
kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman
karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan”.41
40 Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, (Malang:
UMM Press. 2010), hal: 14. 41 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hal: 108.
32
Secara umum komunikasi ke bawah diklasifikasikan atas lima tipe
yaitu:42
a) Instruksi atau tugas
Pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai apa yang
diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan
yang disampaikan itu bervariasi seperti perintah langsung, deskripsi
tugas, prosedur manual, program latihan tertentu, alat-alat bantu
melihat dan mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebagainya.
Faktor yang prinsipal adalah mempengaruhi isi dari instruksi tugas-
tugas yang kelihatannya kompleks dan menghendaki keterampilan dan
pengalaman untuk melakukannya.
b) Rasional pekerjaan
Pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas dan
bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi
atau objektif organisasi, kualitas dan kuantitas dari komunikasi
rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan mengenai
bawahannya. Bila pimpinan menganggap bawahannya pemalas, maka
pimpinan hanya memberikan sedikit pesan yang bersifat rasional
ataupun sebaliknya.
42 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hal: 108.
33
c) Ideologi
Pesan yang merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada
pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya
dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi
sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi
guna memperkuat loyalitas, moral dan motivasi.
d) Informasi
Pesan yang memberitahukan kepada bawahan mengenai
praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi,
keuntungan, kebiasaan, dan data lain yang tidak berhubungan dengan
instruksi dan rasional. Misalnya buku handbook dari karyawan adalah
contoh dari pesan informasi.
e) Umpan balik (feedback)
Pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu
dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk sederhana dari
umpan balik ini adalah pembayaran gaji karyawan yang telah siap
melakukan pekerjaannya atau apabila tidak ada informasi dari atasan
yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah
memuaskan. Tetapi apabila hasil pekerjaan karyawan kurang baik
umpan baliknya mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap
karyawan tersebut.
34
Arus komunikasi dari atasan kepada bawahan tidak selalu berjalan
lancar, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain sebagai berikut:43
a) Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka di antara pimpinan dan karyawan
akan menyebabkan tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan
dalam pesan. Umumnya pimpinan tidak begitu memperhatikan arus
komunikasi ke bawah. Pimpinan mau memberikan informasi ke
bawah bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian
tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas pesan
tersebut tidak disampaikan, misalnya seorang pemimpin mengirim
pesan untuk memotivasi karyawan guna penyempurnaan produksi,
tetapi tidak mau mendiskusikan kebijaksanaan baru dalam mengatasi
masalah-masalah organisasi.
b) Kepercayaan pada pesan tulisan
Kebanyakan para pemimpin lebih percaya pada pesan tulisan
dan metode difusi yang menggunakan alat-alat elektronik daripada
pesan yang disampaikan secara lisan dengan tatap muka.
c) Pesan yang berlebihan
Banyaknya pesan-pesan yang disampaikan kepada bawahan,
maka para karyawan cenderung tidak membaca semuanya dan hanya
43 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hal: 110.
35
membaca pesan yang dianggap penting bagi dirinya. Hal ini membuat
informasi yang disampaikan tidak mengenai sasaran yang diinginkan.
d) Timing
Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi
komunikasi ke bawah. Pimpinan hendaknya mempertimbangkan saat
yang tepat untuk mengirim pesan dan dampak yang potensial kepada
tingkah laku karyawan. Pesan seharusnya dikirimkan ke bawah pada
saat saling menguntungkan kedua belah pihak yaitu pimpinan dan
karyawan.
e) Penyaringan
Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah
semuanya diterima mereka, tetapi mereka saring mana yang mereka
perlukan. Penyaringan pesan dapat disebabkan oleh bermacam-macam
faktor diantaranya, perbedaan persepsi diantara karyawan, jumlah
mata rantai dalam jaringan komunkasi dan perasaan kurang percaya
kepada supervisor.
Adanya gangguan dalam penyampaian pesan dari atasan kepada
bawahan, maka pimpinan perlu memperhatikan cara-cara penyampaian pesan
yang efektif. Menurut Davis (1976) yang dikutip oleh Arni Muhammad
memberikan saran-saran untuk mengatasi masalah tersebut sebagai berikut:44
44 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hal: 112.
36
a) Pimpinan hendaklah sanggup memberikan informasi kepada
karyawan apabila dibutuhkan mereka. Jika pimpinan tidak
mempunyai informasi yang dibutuhkan mereka dan perlu
mengatakan terus terang dan berjanji akan mencarikannya.
b) Pimpinan hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh
karyawan. Pimpinan hendaklah membantu karyawan merasakan
bahwa diberi informasi.
c) Pimpinan hendaklah mengembangkan suatu perencanaan
komunikasi, sehingga karyawan dapat mengetahui informasi yang
dapat diharapkannya untuk diperoleh berkenaan dengan tindakan-
tindakan pengelolaan yang mempengaruhi mereka.
d) Pimpinan hendaklah berusaha membentuk kepercayaan diantara
pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan ini akan
mengarahkan kepada komunikasi yang bersifat terbuka yang
mempermudah adanay persetujuan antara atasan dan bawahan.
Untuk menentukan metode yang tepat digunakan oleh pemimpin ada
kriteria yang dapat digunakan sebagai berikut:45
a) Ketersediaan
Metode yang sudah tersedia dalam suatu organisasi lebih
cenderung untuk digunakan. Bila diperlukan dapat ditambah dengan
metode lain untuk menjadikan lebih efektif.
45 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hal: 114.
37
b) Pertimbangan
Pertimbangan biaya cenderung dipilih untuk menyebarluaskan
informasi yang bersifat rutin dan tidak mendesak. Tetapi bila
informasi yang akan dikomunikasikan tidak bersifat rutin dan
mendesak, maka soal biaya tidak begitu dipertimbangkan yang
penting informasi cepat sampai.
c) Dampak
Metode yang memberikan dampak atau kesan yang lebih besar
akan sering dipilih atau digunakan daripada metode yang sedang atau
kurang dampaknya.
d) Relevansi
Metode yang paling relevan dengan tujuan yang akan dicapai
paling sering dipilih. Misalnya untuk memberikan informasi yang
pendek mungkin lebih tepat digunakan metode lisan yang diikuti
dengan memo, tetapi jika tujuan untuk memberikan informasi yang
rinci maka lebih tepat menggunakan metode laporan secara tertulis.
e) Respons
Pemilihan metode juga dipengaruhi oleh apakah respons
terhadap informasi itu diinginkan atau diperlukan. Bila diinginkan
maka metode lisan secara tatap muka lebih tepat digunakan mungkin
dalam bentuk interpersonal atau rapat.
f) Skill
Metode yang paling cocok digunakan adalah metode yang
paling sesuai dengan skill si penerima dan si pengirim. Bila si
38
penerima mempunyai latar belakang pendidikan yang kurang, maka
metode tulisan yang bersifat kompleks kurang tepat untuk digunakan.
2) Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu
seperti yang dikemukakan menurut Pace (1989) yang dikutip oleh Arni
Muhammad fungsinya adalah sebagai berikut:46
a) Pimpinan dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi
informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka menerima apa
yang disampaikan karyawan.
b) Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi
pembuatan keputusan.
c) Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karaywan
terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk
menanyakan pertanyaan, menajukan ide-ide dan saran-saran tentang
jalannya organisasi.
d) Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas desus
muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
e) Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah
bawahan menangkap arti seperti yang dia maksudkan dari arus
informasi yang ke bawah.
46 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hal: 117.
39
f) Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-
tugasnya di organisasi.
Menurut pendapat ahli lain yaitu Smith (1986) yang dikutip oleh Arni
Muhammad mengatakan bahwa komunikasi ke atas berfungsi sebagai
berikut:
“Komunikasi ke atas berfungsi sebagai umpan balik bagi pimpinan
memberikan petunjuk tentang keberhasilan suatu pesan yang disampaikan
kepada bawahan dapat memberikan stimulus kepada karyawan untuk
berpartisipasi dalam merumuskan pelaksanaan kebijaksanaan bagi
departemennya atau organisasinya. Hal yang seharusnya dikomunikasikan ke
atas adalah informasi dari bawahan sebagai berikut”:47
a) Apa yang dilakukan bawahan, pekerjaannya, hasil yang dicapainya,
kemajuan mereka dan rencana masa yang akan datang.
b) Menjelaskan masalah-masalah pekerjaan yang tidak terpecahkan yang
mungkin memerlukan bantuan tertentu.
c) Menawarkan saran-saran atau ide-ide bagi penyempurnaan unitnya
masing-masing atau organisasi secara keseluruhan.
d) Menyatakan bagaimana pikiran dan perasaan mereka mengenai
pekerjaannya, teman sekerjanya dan organisasi.
47 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hal: 117-118.
40
Komunikasi yang disampaikan ke atas belum tentu efektif. Faktor-
faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi ke atas adalah sebagai
berikut:48
a) Komunikasi keatas lebih mungkin digunakan oleh pembuat keputusan
pengelolaan, apabila pesan itu disampaikan tepat pada waktunya.
b) Komunikasi ke atas bersifat positif, dan mengabaikan atau
menekankan informasi yang bersifat negatif guna membuat
keputusan.
c) Komunikasi ke atas lebih mungkin diterima, jika pesan itu
mendukung kebijaksanaan yang baru.
d) Komunikasi ke atas mungkin akan lebih efektif, jika komunikasi itu
langsung kepada penerima yang dapat berbuat mengenai hal itu.
e) Komunikasi ke atas akan lebih efektif apabila komunikasi itu
mempunyai daya tarik secara intuitif bagi penerima.
Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang penting bagi
pemimpin untuk mengetahui keinginan karyawan dalam mencapai tujuan.
3) Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)
Dalam jaringan komunikasi organisasi juga ada istilah, seperti yang di
kutip oleh Arni Muhammad bahwa, “Komunikasi horizontal adalah
pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di
dalam organisasi”.49 Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi
48 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hal: 119. 49 Ibid., hal: 121.
41
diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya bersangkutan dengan tugas-
tugas atau tujuan kemanusiaan seperti koordinasi, pemecahan masalah,
penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi.
Komunikasi horizontal juga memberikan kemudahan dalam berbagi
informasi organisasi diantara karyawan dan memungkinkan para karyawan
saling memberikan dukungan dalam pekerjaan. Selain itu komunikasi
horizontal juga merupakan saluran komunikasi formal untuk menyelesaikan
masalah dan konflik diantara para karyawan.
Adapun tujuan komunikasi horizontal menurut Arni Muhammad,
yaitu:50
a) Mengkoordinasikan tugas-tugas.
b) Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas-aktivitas.
c) Memecahkan masalah-masalah yang timbul diantara orang-orang
yang berada dalam tingkatan yang sama.
d) Menyelesaikan konflik diantara orang-orang yang berada dalam
organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya.
e) Menjamin pemahaman yang sama.
f) Mengembangkan sokongan interpersonal
Selanjutnya Arni Muhammad menjelaskan mengenai metode dalam
komunikasi horizontal bahwa: “Metode komunikasi horizontal yang sering
digunakan dalam suatu organisasi yaitu rapat-rapat komite, interaksi informal
50 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hal: 122.
42
pada waktu jam istirahat, percakapan telepon, memo dan nota, aktivitas
sosial, kelompok mutu”.51
Seperti bentuk komunikasi lain, komunikasi horizontal juga memiliki
hambatan dalam pelaksanaannya seperti menurut pendapat Kahn dan Katz
dalam buku Komunikasi Organisasi dikutip oleh Arni Muhammad yang
mengatakan bahwa:
“Organisasi yang agak lebih otoriter akan mengontrol dengan ketat
komunikasi horizontal, karena semakin tinggi tingkat pimpinan makin banyak
informasi yang tentang bagian-bagian yang dibawah kontrolnya dan makin
rendah tingkat pimpinan makin sedikit informasi yang dikenalnya.
Keterbatasan informasi menambah kekuasaan bagi pimpinan untuk
berkuasa”.52
51 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Bandung: Bumi Aksara, 2001), hal: 123. 52 Ibid., hal: 124.