BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Wireless
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Wireless
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teknologi Wireless
Teknologi wireless (nirkabel) adalah sebuah teknologi pengembangan dari
komputer yang sebelumnya menggunakan kabel sebagai media penghubungnya.
Wireless memanfaatkan udara atau gelombang elektromagnetik sebagai media lalu
lintas pertukaran data. (L Afriana, 2013)
Teknologi wireless dapat dimanfaatkan sebagai media komunikasi dan
pengontrolan. Untuk media komunikasi yang dikenal dengan wireless
communication yaitu transfer informasi berupa apapun, secara jarak jauh tanpa
menggunakan kabel misalnya telepon seluler, jaringan komputer nirkabel dan
satelit. Sedangkan untuk pengontrolan secara jarak jauh tanpa kabel, misalnya
aplikasi remote control, seperti untuk membuka pintu garasi mobil atau
pengontrolan alat elektronik dengan media remote control sebagai pengontrolnya.
Berdasarkan jangkauan area, jaringan wireless dibagi dalam beberapa
katagori yaitu :
Wireless Personal Area Network (W-PAN)
W-PAN Merupakan jaringan komunikasi antara satu perangkat dengan
perangkat lainnya dengan jarak yang sangat dekat, yaitu hanya dalam beberapa
puluh meter saja atau dalam area personal. WPAN sama dengan jaringan
nirkabel pada umumnya, yang berfungsi untuk menghubungkan perangkat
periferal (seperti printer, handphone, dan peralatan rumah lainya) atau tablet
7
(PDA) ke komputer, atau hanya dua komputer terdekat, tanpa menggunakan
koneksi server. Standar yang digunakan pada WPAN adalah IEEE 802.15.
Wireless Local Area Network (W-LAN)
Wireless Metropolitan Area Network (W-MAN)
W-MAN adalah jaringan wireless network dengan transfer data
berkecepatan tinggi yang menghubungkan beberapa jaringan WLAN di
berbagai lokasi seperti kampus, perkantoran, pemerintahan, dan sebagainya.
MAN ini merupakan jaringan yang tepat untuk membangun jaringan antar
kantor - kantor dalam satu kota antara pabrik atau instansi dan kantor pusat yang
berada dalam jangkauannya. Standar yang digunkan pada WMAN adalah IEEE
802.16.
Wireless Wide Area Netwoek (W-WAN)
W-WAN adalah suatu jaringan komputer yang mencakup area yang
besar dan luas, yaitu antar wilayah, kota, dan bahkan negara. WAN
menggunakan sarana fasilitas transmisi seperti seluler, telepon, kabel bawah laut
atau pun satelit. Kecepatan transmisinya beragam dari 2Mbps, 34 Mbps, 45
Mbps, 155 Mbps, sampai 625 Mbps (bahkan lebih).
8
Gamabar 2.1. Pembagian Jaringan Wireless Berdasarkan Jangkauanya(Vincentius Hendita Marendra Kusuma, 2013)
2.2. Wireless LAN (WLAN)
Wireless LAN menghubungkan perangkat – perangkat dalam sebuah
jaringan lokal dengan menggunakan gelombang radio sebagai media transmisi.
Karena itu proses instalasi menjadi lebih mudah dibandingkan jaringan lokal yang
menggunakan kabel. Selain itu, teknologi wireless LAN juga mengijinkan
pengguna bergerak dari satu tempat ke tempat lain asalkan masih berada dalam
jangkauan (coverage area) dari access point (AP). Standar yang paling populer
dan banyak digunakan untuk WLAN adalah IEEE 802.11. Selain standar tersebut,
sebenarnya terdapat beberapa standar lain misalnya HiperLAN yang dibidangi
oleh European Telecommunications Standards Institute (ETSI), akan tetapi
implementasi HiperLAN sejauh ini masih belum dapat menembus pasar dengan
sukses sebagaimana halnya IEEE 802.11.
Istilah “Wi-Fi” biasa digunakan untuk menyebut WLAN dalam keluarga
802.11. Nama ini berasal dari sebuah badan aliansi yang dibentuk oleh beberapa
industri WLAN dengan tujuan untuk menjaga kompabilitas antara produk –
9
produk WLAN 802.11. Nama badan tersebut adalah Wireless Fidelity (Wi-Fi)
Alliance. Karena itu produk – produk Wi-Fi yang telah lolos prngujian dari Wi-Fi
Alliance dapat menggunakan logo seritifikasi Wi-Fi seperti terlihat dalam Gambar
2.2.
Gambar 2.2. Logo Sertifikasi Wi-Fi
2.2.1. Arsitektur dan Layanan – Layanan 802.11
Pada Tahun 1990, komite IEEE 802 (Institute of Electrical and
Electronics Engineers) membentuk sebuah kelompok kerja baru, yaitu IEEE
802.11, yang secara khusus mengemban misi mengembangkan teknologi LAN
nirkabel, dengan fokus utama spesifikasi – spesifikasi untuk sebuah lapisan MAC
( Medium Access Control ) dan sebuah lapisan fisik baru. Pada awalnya, LAN
nirkabel dikembangkan untuk secara spesifik beroprasi pada pita ISM ( Industri,
sains dan medis ). Namun sejak standar – standar pertama dikeluarkan,
permintaan untuk jaringan – jaringan WLAN ( Wireless Local Area Network )
yang dapat beroprasi pada pita – pita frekuensi lain dan dengan laju data yang
berbeda – beda meningkat dengan sangat cepat. Berupaya mengimbangi lonjakan
popularitas WLAN ini, kelompok kerja IEEE 802.11 terus mengembangkan dan
mengeluarkan standar – standar yang semakin lama mencangkup ruang lingkup
yang luas.
10
Standar 802.11 yang pertama kali diterima secara luas oleh industri adalah
802.11b. Meskipun produk – produk berbasis 802.11b dibuat dengan merujuk ke
satu standart yang sama, selalu terdapat kekhawatiran akan ketidakmampuan
perangkat – perangkat dari berbagai vendor yang berbeda untuk saling bekerja
sama ( Interoperasi ) dengan baik. Untuk mengatasi kondisi ini, organisasi WECA
( Wireless Ethernet Compatibility Alliance ), yang merupakan sebuah konsorsium
industri, dibentuk pada tahun 1999. Organisasi tersebut, yang kemudian dirubah
namanya menjadi Wi-Fi Alliance, mengembangakan sebuah sistem sertifikasi
untuk menjaminkan interoperabilitas produk – produk 802.11b dari pabrikan –
pabrikan yang berbeda.
Hingga tahun 2004, tercatat sebanyak 120 pabrikan yang telah
mendapatkan sertifikasi untuk produk – produk yang dikeluarkanya. Label yang
digunakan untuk sertifikasi ini adalah Wi-Fi. Sertifikasi Wi-Fi telah diperluas
untuk mencakup pula produk – produk 802.11g, dan sejauh ini 57 buah pabrikan
telah dinyatakan memenuhi kualifikasi untuk menyandangnya. Wi-Fi Alliance
juga telah mengembangkan sebuah sistem sertifikasi untuk produk – produk
berbasis 802.11a, yang disebut sebagai Wi-Fi5. Wi-Fi Alliance berkepentingan
untuk meluaskan ruang lingkup aplikasi bagi jaringan – jaringan WLAN. Berikut
adalah tabel Standar IEEE 802.1
11
Tabel 2.1.Standar – Standar IEEE 802.11 (William Stalling; 2007)
Standart Waktu Dikeluarkan Ruang Lingkup
IEEE 802.11 1997
Kontrol akses medium (MAC): satu lapisan MAC bersama untuk
semua aplikasi WLAN
Lapisan fisik: Infra – Merah pada laju 1 dan 2 Mbps
Lapisan fisik: FHHS 2,4 GHz pada 1 dan 2 Mbps
Lapisan fisik DSSS 2,4 GHz pada 1 dan 2 Mbps
IEEE 802.11a 1999 Lapisan fisik: OFDM 5 GHz pada laju 6 – 54 Mbps
IEEE 802.11b 1999 Lapisan fisik: DSSS 2,4 GHz pada 5,5 dan 11 Mbps
IEEE 802.11c 2003 Operasi bridging pada lapisan MAC 802.11
IEEE 802.11d 2001Lapisan fisik: Perluasan operasi WLAN 802.11 ke wilayah –
wilayah hokum baru ( Negara – negara selain AS )
IEEE 802.11e Masih berlanjutMAC: Penyempurnaan untuk kualitas layanan (QoS) dan
penyempurnaan mekanisme – mekanisme keamanan
IEEE 802.11f Masih berlanjutPraktik – praktik yang direkomendasikan untuk interoperabilitas
titik akses multi vendor
IEEE 802.11g 2003 Lapisan fisik: perluasan 802.11b untuk laju data > 20 Mbps
IEEE 802.11h Masih berlanjut
Fisik/MAC: Penyempurnaan IEEE 802.11a untuk menambahkan
kemampuan pemilihan kanal Indoor dan Outdoor dan perbaikan
manajemen spectrum dan daya transmisi
IEEE 802.11i Masih berlanjutMAC: Penyempurnaan mekanisme – mekanisme otentikasi dan
keamanan data
IEEE 802.11j Masih berlanjutFisik: Penyempurnaan IEEE 802.11a untuk menyesuaikan
dengan kriteria – kriteria penggunaan di jepang
IEEE 802.11k Masih berlanjut
Penyempurnaan mekanisme pengukuran kanal radio dengan
penambahan antarmuka pengukuran kinerjakanal radio bagi
lapisan – lapisan atas
IEEE 802.11m Masih berlanjutPerbaikan untuk standart IEEE 802.11 tahun 1999 dengan
sejumlah revisi teknis dan redaksional
IEEE 802.11n 2008Fisik/MAC: penyempurnaan untuk mencapai Throughput yang
lebih tinggi
12
Tabel 2.2. Terminologi IEEE 802.11 (William Stalling; 2007)
Access Point (AP)
Setiap entitas yang memiliki fungsionalitas terminal /
stasiun dan menyediakan akses ke sistem distribusi via
medium nirkabel bagi terminal – terminal lainya
Basic Service Set (BSS)Sekumpulan terminal yang dikendalikan oleh sebuah
fungsi koordinasi tunggal
Fungsi Koordinasi
Sebuah fungsi logika yang menentukan kapan sebuah
terminalyang beroperasi di dalam suatu BSS diizinkan
untuk melakukan transmisi dan menerima PDU –PDU
Distribution system (DS)
Sebuah sisitem yang digunakan untuk interkoneksi BSS
– BSS dengan jaringan – jaringan LAN terintegrasi untuk
membentuk sebuah ESS
Extended Service Set (ESS)
Sebuah interkoneksi antara satu atau lebih BSS dan LAN
terintegrasi yang dipandang sebagai sebuah entitas BSS
tunggal, oleh lapisan LLC yang berdiam di sembarang
terminal yang ada di salah satu BSS
MACProtocol Data Unit (MPDU)
Satuan – satuan data yang dipertukarkan diantara dua
entitas MAC peer, menggunakan layanan – layanan
lapisan fisik
MAC Service Data Unit (MSDU)Satuan – satuan informasi yang dipertukarkan diantara
dua pengguan MAC
Terminal/StasiunSetiap perangkat yang mengoprasikan lapisan MAC dan
lapisan fisik IEEE 802.11
Bentuk arsitektur IEEE 802.11 mengindikasikan bahwa sebuah titik akses
(AP) diimplementasikan sebagai bagian dari sebuah terminal / stasiun;
fungsionalitas AP diwujudkan oleh piranti logika yang terpasang pada terminal
dan menyediakan akses ke DS (Distribution System) dengan memberikan layanan
– layanan DS, selain itu juga menjalankan fungsi – fungsi terminal.
13
Untuk mengintegrasikan arsitektur IEEE 802.11 ke sebuah jaringan LAN
kabel tradisional, sebuah simpul yang menjalankan fungsi – fungsi portal
dibutuhkan. Fungsionalitas portal adalah sebuah piranti logika yang
diimplementasikan pada sebuah perangkat, tipikalnya sebuah bridge atau router,
yang berada di dalam jaringan LAN kabel, dan karenanya portal ini merupakan
bagian dari DS, bentuk arsitektur IEEE 802.11 adalah sebagi berikut:
Gambar 2.3. Arisitektur IEEE 802.11 (William Stalling; 2007)
Gambar 2.3. mengilustrasikan model yang dikembangkan oleh kelompok
kerja 802.11. Balok pembentuk terkecil dari sebuah jaringan LAN nirkabel adalah
sebuah himpunan layanan dasar (Basic Service Set – BSS ), yang pada dasarnya
merupakan sekumpulan terminal yang mengoprasikan protocol MAC yang sama
dan bersaing mendapatkan akses ke sebuah medium nirkabel yang digunakan
bersama. Sebuah BSS dapat berdiri terisolir atau dapat pula tersambung ke sebuah
sistem distribusi (DS) backbone dari sebuah titik akses (Access Point – AP ). AP
menjalankan fungsi – fungsi bridging jaringan dan sekaligus berperan sebagai
sebuah simpul relay. Di dalam sebuah BSS, terminal – terminal klien tidak dapat
14
berkomunikasi secara langsung dengan satu sama lainya. Jika sebuah terminal
hendak berkomunikasi dengan stasiun lainya di dalam BSS yang sama, frame
MAC dari terminal pengirim akan terlebih dulu dirutekan ke AP, dan kemudian
dari AP barulah disampaikan ke terminal tujuannya. Demikian pula, sebuah frame
MAC dari sebuah terminal di dalam BSS yang ditujukan ke suatu terminal lainya
diluar BSS akan terlebih dahulu sampai ke AP, dan kemudian diteruskan oleh AP
melalui DS ke terminal tujuan. BSS merupakan jargon 802.11, biasanya
diterjemahkan sebagai sebuah sel di dalam buku – buku teks untuk jaringan
nirkabel. Fungsionalitas DS dapat diimplementasikan oleh sebuah perangkat
switch, sebuah jaringan kabel maupun jaringan nirkabel.
Jika semua stasiun di dalam sebuah BSS adalah terminal – terminal
bergerak (mobile), dan BSS ini tidak memiliki koneksi ke BSS lain manapun,
maka BSS yang bersangkutan disebut sebagai sebuah BSS independen (IBSS).
Sebuah IBSS biasanya adalah sebuah jaringan ad-hoc. Dalam sebuah IBSS,
terminal – terminal dapat berkomunikasi secara langsung dengan satu sama
lainnya, tanpa melibatkan fungsionalitas AP.
Contoh konfigurasi sederhana pada gambar 2.3, dimana tiap – tiap stasiun
tergabung dalam satu BSS tunggal saja, artinya tiap – tiap stasiun hanya berada
dalam jangkauan radio stasiun – stasiun lainya yang berada di dalam BSS yang
sama. Dua buah BSS dapat pula terletak secara berhimpit sebagian di satu wilayah
geografis yang sama, sehingga sebuah terminal dapat berparsitipasi di dalam lebih
dari satu BSS. Lebih jauh lagi, keterkaitan antara sebuah terminal dan sebuah BSS
bersifat sangat dinamis, dimana status terminal bersangkutan dapat terputus sama
15
sekali (atau “dimatikan” ) dari BSS, dapat berada di dalam jangkauan atau dapat
pula di luar jangkauan BSS terkait.
Sebuah himpunan layanan ekstensi (extended service set - ESS)
merupakan gabungan dari dua himpunan layanan dasar (BSS) atau lebih yang
tersambung ke sebuah sistem distribusi (DS). Sistem distribusi tersebut adalah
sebuah jaringan LAN backbone, namun dapat pula berupa jaringan komunikasi
apapun. Himpunan layanan ektensi ini tampak sebagai sebuah jaringan LAN
logika tunggal [berukuran besar] bagi lapisan kontrol jalur logika (LLC).
2.3. Bluetooth
Bluetooth adalah sebuah saluran nirkabel jarak pendek berbasis gelombang
radio dengan perangkat kesistemannya dikembangkan dalam bentuk sebuah
mikrochip. Teknologi ini pada mulanya dikembangkan oleh pabrikan telepon
seluler Swedia, Ericsson pada tahun 1994 dan dimaksudkan sebagai sebuah
sarana bagi seorang pengguna komputer laptop untuk menghubungkan
komputernya ke sebuah pesawat telepon seluler untuk kemudian melakukan
panggilan telepon. Tak beberapa lama kemudian, ribuan pabrikan perangkat
nirkabel telah menyatakan minatnya dan bersepakat untuk menjadikan bluetooth
sebagai teknologi standar bagi koneksi nirkabel koneksi jarak pendek berdaya
rendah. Standar - standar bluetooth dipublikasikan oleh sebuah konsorsium
industri yang diberi nama bluetooth SIG (Special Interest Group).
Pemanfaatan teknologi bluetooth tidak membutuhkan kondisi line of sight
antara perangkat komunikasi terpenuhi, hal ini disebabkan karena frekuensi yang
digunakan tidak terlalu tinggi sehingga dapat memantul di dinding dan permukaan
16
lain asalkan perangkat komunikasi tersebut masih berada dalam jangkauan. Hal
ini tentu saja sangat bergantung pada jumlah daya yang digunakan untuk
mentransmisikan gelombang radio. Berdasarkan standar, terdapat tiga macam
kelas perangkat bluetooth. Pembagian ini berdasarkan pada kekuatan transmisi
data dan jarak jangkau dari rangkaian.
Tabel 2.3. Pembagian Kelas Bluetooth
Bluetooth terdiri dari microchip radio penerima / pemancar yang sangat
kecil / pipih dan beroperasi pada pita frekuensi standar global 2,4 GHz. Teknologi
ini menyesuaikan daya pancar radio sesuai dengan kebutuhan. Ketika radio
pemancar mentransmisikan informasi pada jarak tertentu, radio penerima akan
melakukan modifikasi sinyal-sinyal sesuai dengan jarak yang selaras sehingga
terjadi fine tuning. Data yang ditransmisikan oleh chipset pemancar akan diacak,
diproteksi melalui inskripsi serta otentifikasi dan diterima oleh chipset yang
berada di peralatan yang dituju. Alokasi frekuensi radio bluetooth sendiri dapat
dilihat pada gambar berikut ini yaitu pada gambar 2.4.
Kelas Daya Maksimum Jarak Jangkau
Kelas 1 100 mW (20 dBm) 100 m
Kelas 2 2,5 mW (4dBm) 10 m
Kelas 2 1 mW (0 dBm) 1 m
17
Gambar 2.4. Alokasi Frekuensi Radio(Sumber : Hasad, Andi. 2013)
Teknologi Bluetooth dirancang dan dioptimalkan untuk perangkat yang
bersifatmobile (Mobile Device). Komputer yang bersifat mobile seperti laptop,
tablet PC, atau notebook, cellular, handset, network access point, printer, PDA,
desktop, keyboard, joystick dan device yang jangkauannya seperti bluetooth yang
bekerja pada jaringan bebas 2.4 GHz Industrial Scientific Medical (ISM) jalur
yang terintegrasi di dalam sebuah chip dan dengan menggunakan sebuah
frequency hopping tranceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi
data dan suara dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas (sekitar 10
meter, dapat ditingkatkan sampai 100 meter).
Untuk peralatan mobile komsumsi tenaga listrik harus diperhatikan,
bluetooth memerlukan daya yang rendah yaitu kurang dari 0.1 W dan sejak
bluetooth didesain untuk kedua keperluan yaitu komputasi dan aplikasi
komunikasi. Bluetooth jugan didesain untuk men-support komunikasi secara
bersama suara dan data dengan kemampuan transfer data sampai 721 Kbps.
Bluetooth juga men-support layanan synchronous dan ansynchronous dan mudah
diintegrasikan dengan jaringan TCP/IP. Setiap teknologi yang menggunakan
spektrum ini mempunyai batasan sesuai dengan aplikasinya. Komunikasi
bluetooth didesain untuk memberikan keuntungan yang optimal dari tersedianya
18
spektrum dan mengurangi interferensi RF. Semuanya itu akan terjadi karena
bluetooth beroperasi menggunakan level energi yang rendah.(Hasad, Andi 2013)
2.3.1.Arsitektur Protokol Bluetooth
Bluetooth didefinisikan sebagai arsitektur protokol berlapis (Gambar 2.5),
terdiri dari protokol – protokol inti, protokol – protokol kontrol telefoni dan
pengganti kabel, serta protokol – protokol yang diadopsi dari teknologi lain.
Protokol – protokol inti membentuk lima buah lapisan di dalam arsitektur
protokol bluetooth dan terdiri dari elemen – elemen berikut ini:
a. Radio: menjabarkan secara terprinci berbagai aspek antarmuka udara
bluetooth, termasuk di dalamnya frekuensi, penerapan teknik frequency
hopping, skema modulasi, dan daya transmisi.
b. Baseband (Pita Dasar): berkenaan dengan pembentukan koneksi – koneksi
radio (fisik) di dalam sebuah pikonet, masalah pengalamatannya, format
paket data, pewaktuan (timing) dan kontrol daya.
c. Link Management Protocol (LMP): bertanggung jawab atas pembentukan
jalur – jalur data (logika) di antara perangkat – perangkat bluetooth, dan
pengelolaan jalur – jalur ini selama masih aktif. Hal ini meliputi pula
aspek – aspek keamanan semisal prosedur otentikasi dan teknik enkripsi,
selain juga kontrol dan negosiasi untuk ukuran paket – paket data
baseband.
d. Logical Link Control and Adaptation Protocol (L2CAP): menerjemahkan
protokol – protokol dari lapisan yang lebih tinggi ke dalam lapisan
19
baseband. Protokol L2CAP menyediakan layanan berorientasi koneksi
maupun tanpa koneksi.
e. Service Discovery Protocol (SDP): informasi mengenal perangkat,
layanan, dan karakteristik layanan dapat saling dipertukarkan (querried) di
antara kedua perangkat, untuk memfasilitasi pembentukan sebuah koneksi
logika di antara keduannya.
Gambar 2.5. Arsitektur Protokol Bluetooth (William Stalling; 2007
RFCOMM adalah protokol pengganti kabel yang disebutkan di dalam
spesifikasi bluetooth. RFCOMM mendefinisikan sebuah port serial maya (virtual)
yang dirancang untuk menggantikan teknologi kabel.Port serial adalah salah satu
tipe anarmuka komunikasi yang paling umum digunakan pada perangkat –
perangkat komputer dan telekomunikasi. Sehingga, RFCOMM memungkinkan
penggunaan antarmuka port serial standar tanpa kabel – kabel sambungan, hanya
dengan modifikasi yang sangat sederhana pada perangkat. RFCOMM
memfasilitasi pemindahan data biner dengan memanfaatkan sinyal – sinyal
20
kontrol yang serupa dengan EIA – 232 pada lapisan baseband bluetooth. EIA –
232 (yang sebelumnya bernama RS - 232) adalah sebuah protokol kontrol jalur
data yang secara baku digunakan untuk antarmuka port serial.
Bluetooth mendefinisikan pula protokol kontrol telefoni. TCS BIN
(Telephony control Specification Binary) adalah sebuah protokol berorientasi bit
yang menjalankan pensinyalan kontrol panggilan (call control signaling) saat
membangun panggilan – panggilan suara maupun data di antara perangkat –
perangkat bluetooth. Selain itu, protokol ini menjalankan pula prosedur – prosedur
manajemen mobilitas untuk mendukung grup – grup perangkat TCS bluetooth.
Protokol – protokol adopsi adalah protokol – protokol yang didefinisikan
oleh lembaga – lembaga standarlisasi lainnya, yang dimasukkan untuk
menjadikan bluetooth secara keseluruhan. Strategi ini dimaksudkan untuk
menjadikan bluetooth hanya mendefinisikan protokol – protokol baru yang
dianggap perlu saja, dan menfaatkan sebesar - besarnya standar yang sudah ada,
protokol adopsi bluetooth atara lain:
PPP (Point to Point Protocol): salah satu protokol baku internet yang
digunakan untuk memindahkan diagram – diagram IP dari satu simpul ke
satu simpul lainnya, atau dengan sebuah jalur simpul ke simpul (point to
point).
TCP/UDP/IP: ketiga protokol ini merupakan pondasi dari keluarga
protokol TCP/IP.
OBEX (Object Exchenge Protocol): sebuah protokol lapisan sesi yang
dikembangkan oleh organisasi Infrared Dat Association (IrDA), dan
dimaksudkan untuk pertukaran obyek – obyek data. OBEX menyediakan
21
fungi yang mirip dengan HTTP, namun dalam wujud yang lebih
sederhana. Protokol ini menyediakan sebuah model untuk
merepresentasikan obyek – obyek beserta operasinya. Contoh obyek yang
dapat dipertukarkan dengan OBEX adalah vCard dan vCalender, yang
merupakan format data mendefinisikan sebuah kartu nama elektronik dan
sekumpulan entri kalender (jadwal kerja) pribadi elektrinik secara berturut
– turut.
WAE / WAP (Wireless Application Protocol): setandar teknologi terbuka
yang bersifat universal, dikembangkan oleh organisasi WAP Forum untuk
memungkinkan para pengguna terminal bergerak, seperti misalnya telepon
seluler, pager dan PDA (Personal Digital Assistant), mengakses berbagai
layanan telefoni dan informasi, semisal internet dan web.
2.3.2.Spesifikasi Radio
Spesifikasi radio bluetooth adalah sebuah dokumen yang memberi rincian
sederhana mengenai aspek – aspek transmisi radio untuk perangkat
berkemampuan bluetooth. Beberapa di antara parameter – parameter penting di
dalam spesifikasi ini dijelaskan pada tabel 2.4.
Tabel 2.4. Parameter – Parameter Baseband dan Radio Bluetooth
TopologiMaksimum 7 jalur data dapat ada aksesbersamaan membentuk sebuah jaringanlogika bintang (star)
Modulasi GPSK
Laju data maksimum 1 Mbps
22
Lebar pita RF 220 kHz (-3 dBm), 1MHz (-20 dBm)
Pita frekuensi operasional 2,4 GHz pada pita ISM
Jumlah frekuensi pembawa (kanal) 23 / 79
Jarak antar pembawa 1 MHz
Daya transmisi 0,1 W
Akses pikonet FH – TDD – TDMA
Laju lompatan fekuensi 1600 lompatan / detik
Akses scatternet FH – CDMA
Bluetooth memanfaatkan pita 2,4 GHz yang berada di dalam pita ISM
(industri, sains, dan medis). Kebanyakan di negara, bandwidth yang tersedia pada
pita ini telah memadai untuk mendefinisikan 79 buah kanal selebar 1 MHz.
Mekanisme kontrol daya digunakan untuk mencegah perangkat – perangkat
memancarkan daya melebihi batas yang diperbolehkan. Algoritma untuk kontrol
daya ini diterapkan dengan menggunakan protokol LMP (Link Management
Protocol) pada koneksi – koneksi di antara perangkat master dan perangkat –
perangkat slave di dalam sebuah pikonet.
Modulasi yang digunakan pada sebuah sistem bluetooth adalah Gaussian
FSK(GFSK), dimana sebuah bit satu direpresentasikan oleh sebuah simpangan
positif dan sebuah bit nol oleh sebuah simpangan negatif dari frekuensi pembawa.
Simpangan frekuensi minimum untuk merepresentasikan sebuah bit adalah
sebesar 115 kHz.
23
Tabel 2.5. Alokasi Frekuensi Untuk Bluetooth di Berbagai Negara
Daerah Pita Frekuensi Kanal – Kanal RFA.S, sebagaian besar Eropadan kebnyakan negara lainya.
2,4 – 2,4835 GHz f = 2,402 + n MHz; n = 0,...,78
Jepang 2,471 – 2,497 GHz f = 2,473 + n MHz; n = 0,...,22Spanyol 2,445 – 2,475 GHz f = 2,449 + n MHz; n = 0,...,22Perancis 2,4465 – 2,4835 GHz f = 2,454 + n MHz; n = 0,...,22
2.3.3. Bluetooth Baseband
Lapis yang memungkinkan hubungan RF terjadi antara beberapa unit
bluetooth membentuk piconet. Sistem RF dari bluetooth ini menggunakan
frekuensi hopping spread spectrum yang mengirimkan data dalam bentuk paket
pada time slot dan frekuensi yang telah ditentukan, lapis ini melakukan prosedur
pemeriksaan dan paging untuk sinkronisasi transmisi frekuensi hopping dan clock
dari perangkat bluetooth yang berbeda. Unit baseband atau disebut link control
unit, adalah perangkat keras yang memfasilitasi hubungan RF diantara perangkat
bluetooth.
Apabila sudah tersambung, terdapat dua jenis hubungan yang dapat
dikerjakan oleh unit ini yaitu synchronous conection oriented (SCO) dan
asynchronous connectionless (ACL). Sambungan SCO dapat melakukan circuit
switched, sambungan point to point (biasanya untuk data), suara dan streaming.
Kecepatan data pada kedua sisi (pengirim, penerima) adalah 433,9 Kbps. ACL
melayani sambungan packet switched dan point to multipoint biasanya hanya
untuk data. Kecepatan sisi penerima mencapai 723,2 Kbps dan sisi pengirim
hanya 57,6 Kbps. Modul Baseband ini terdiri dari flash memory dan sebuah
central processing unit yang bertugas mengatur timming, frequency hopping,
24
enkripsi data dan error correction bekerja sama dengan link manager protocol
(LMP).
LMP merupakan protokol bluetooth yang bertugas mengontrol dan men-
setup hubungan data dan audio diantara perangkat bluetooth. Radio frequency
(RF), baseband dan link manager protocol disebut sebagai Host Control Interface
(HCI) yang berfungsi melaksanakan dan menjaga semua hubungan komunikasi
dalam bluetooth. (Hasad, Andi 2013)
2.3.4.Frequency Hopping
Skema frequency hopping (FH) di dalam sebuah sistem bluetooth
memiliki dua fungsi:
a. Memberikan ketahanan terhadap interferensi dan efek – efek jalur jamak
(multipath).
b. Menyediakan suatu bentuk mekanisme akses jamak (multiple access) bagi
perangkat – perangkat yang berada di satu lokasi yang sama namun di
dalam pikonet – pikonet yang berbeda.
Cara kerja FH dapat dijelaskan sebagai berikut. Lebar pita (bandwidth)
total yang digunakan oleh sebuah scatternet dibagi menjadi 79 buah (di hampir
semua negara) kanal fisik, masing – masing dengan bandwidth kanal selebar 1
MHz. Sekema FH diwujudkan dalam bentuk lompatan – lompatan (hopping) dari
satu kanal ke kanal lainya dengan pola yang pseudorandom (mirip acak namun
tidak). Pola lompatan yang sama akan digunakan oleh semua perangkat yang ada
di dalam sebuah pikonet yang sama. Laju terjadinya lompatan – lompatan ini (hop
rate) adalah 1600 lompatan per detik, sehingga tiap – tiap kanal akan diduduki
25
selama 0,625 ms untuk satu pola lompatan tertentu. Tiap – tiap periode 0,625 ms
ini disebut sebagai sebuah slot FH, dan slot – slot yang ada diberikan nomor urut.
Perangkat – perangkat radio bluetooth berkomunikasi dengan
menggunakan meknisme time division duplex (TDD). TDD adalah sebuah teknik
transmisi dimana data dikirimkan hanya ke satu arah tertentu, dan transmisi kedua
arah (bolak – balik, atau pengiriman dan penerimaan) dilakukan secara
bergantian. Penggunaan TDD menghindarkan terjadinya gangguan percakapan
silang (crosstalk) di antara kanal pengirim dan kanal penerima. Karena di dalam
sebuah lebih dari dua buah perangkat harus bebagai satu medium fisik yang sama,
maka teknik akses jamak TDMA digunakan. Sehingga, metode akses keseluruhan
di dalam sebuah pikonet dapat dirujuk sebagai sekema FH - TDD – TDMA.
Gambar 2.6 mengilustrasikan skema ini, di dalam gambar tersebut, k menotasikan
nomor slot dan f(k) menotasikan kanal fisik yang diduduki selama periode slot ke-
k.
Gambar 2.6. Skema frequency hopping (FH) - time division duplex (TDD)
Transmisi sebuah paket dilakukan pada saat dimulainya sebuah slot.
Panjang paket yang membutuhkan 1, 3 atau 5 buah slot diperbolehkan dalam
26
sekema ini. Ketika mengirimkan sebuah paket yang membutuhkan lebih dari satu
slot, perangkat radio pengirim akan berada pada frekuensi yang sama hingga
seluruh bagian paket selesai ditransmisikan (gambar 2.7). pada slot berikutnya
setelah pengiriman ini, perangkat radio tersebut akan berpindah ke kanal frekunsi
yang seharusnya, sebagaimana yang ditunjukan oleh pola lompatannya, hal ini
berarti bahwa selama transmisi paket multi slot tersebut, dua atau empat lompatan
frekuensi telah terlewatkan. Perhatikan bahwa karena transmisi dan penerimaan
dilakukan pada slot – slot waktu yang berbeda, maka hal ini secara otomatis
terjadi pada kanal – kanal frekuensi yang berbeda.
Pola lompatan FH yang digunakan di dalam sebuah pikonet ditentukan
oleh perangkat radio yang berperan sebagai master, dan merupakan fungsi dari
alamat bluetooth sang master. Sebuahoperasi matematika yang cukup kompleks
melibatkan serangkaian operasi logika OR-eksklusif (XOR), digunakan untuk
membangkitkan pola – pola lompatan pseudarandom tersebut.
Karena pikonet – pikonet berbeda yang berada di satu lokasi yang sama
akan memiliki master – master yang berbeda, maka tiap – tiap pikonet ini akan
menerapkan pola lompatan yang berbeda – beda. Sehingga hampir di semua
waktu transmisi yang dilakukan oleh dua buah perangkat yang berbeda di dua
pikonet yang berbeda namun di satu lokasi yang sama akan menduduki kanal –
kanal yang berbeda. Terkadang, dua pikonet secara bersamaan akan melompat ke
kanal sama sehingga mengakibatkan terjadinya “tabrakkan” dan kerusakan data.
Akan tetapi, karena insiden semacam ini hanya terjadi sekali – kali saja, efek
negatif yang ditimbulkan dengan mudah dikompensasikan dengan menerapkan
teknik – teknik deteksi error / ARQ dan koreksi error maju. Dengan demikian,
27
suatu bentuk akses jamak berdasrkan pembagian kode (code division multiple
access - CDMA) dengan sendirinya berlaku pada pikonet – pikonet yang berbeda
di dalam satu scatternet yang sama, inilah yang menjadikan skema akses pikonet
dirujuk sebagai FH – CDMA.
Gambar 2.7. Contoh – Contoh Paket Multi-slot
2.4. Quality of Service(QoS)
Quality of Services adalah kemampuan dari sebuah layanan untuk
menjamin performansi dan merupakan parameter untuk mengukur kualitas dari
sebuah layanan. Parameter QoS mengacu pada performansi tingkat kecepatan dan
keandalan penyampaian berbagai jenis data dalam komunikasi. Parameter
parameter QoS adalah :
a. Throughput
Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur
dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses dan
diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval
waktu tersebut.
28
(Sumber : TIPHON dalam FATONI)
Secara umum terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan
berdasarkan nilai Throughput sesuai dengan standar TIPHON
(Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks),
yaitu seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel 2.6. Standar Throughput
Rumus yang digunakan untuk mencari Throughtput adalah :
Throught = ........................................(1)
(Sumber : TIPHON dalam FATONI)
b. Packet Loss
Packet Loss adalah banyaknya paket yang hilang pada suatu jaringan
yang disebabkan oleh tabrakan (collision) dan congestion. Pada jaringan hal ini
berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi
jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk
aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk
menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer
akan penuh dan data baru tidak akan diterima, penuhnya kapasitas jaringan, dan
penurunan paket yang disebabkan oleh habisnya TTL (Time To Live) paket.
KATEGORITHROUGHPUT
THROUGHPUT(bps)
Sangat Bagus 100
Bagus 75
Sedang 50
Jelek < 25
29
(Sumber : TIPHON dalam FATONI)
Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan, dapat disebabkan oleh
beberapa kemungkinkan, di antaranya yaitu:
a) Terjadinya overload trafik di dalam jaringan,
b) Tabrakan (congestion) dalam jaringan.
c) Error yang terjadi pada media fisik.
d) Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan
karena overflow yang terjadi pada buffer.
Di dalam implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan
mempunyai nilai yang minimum. Secara umum terdapat empat kategori
penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai packet loss sesuai
denganstandar TIPHON, yaitu seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel 2.7. Standar Packet Loss
Rumus yang digunakan untuk menghitung Packet Loss :
Packet Loss = x 100 % ..................(2)
(Sumber : TIPHON dalam FATONI)
KATEGORIDEGRADASI
PACKET LOSS(%)
Sangat Bagus X ≤ 3%Bagus X ≤ 15%Sedang X ≤ 25%Jelek X ≥ 25%
30
(Sumber : TIPHON dalam FATONI)
c. Delay
Delay (latency) adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh
proses transmisi dari satu titik menuju titik lain yang menjadi tujuannya. Delay
dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang
lama. Delay diperoleh dari selisih waktu kirim antara satu paket TCP dengan
paket lainnya yang direpresentasikan dalam satuan second. Delay di dalam
jaringan dapat digolongkan sebagai berikut :
Tabel 2.8. Standar Delay
Rumus untuk menghitung nilai delay adalah :
Rata-Rata Delay = ........................................(3)
(Sumber : TIPHON dalam FATONI)
d. Jitter
Jitter atau variasi kedatangan paket, diakibatkan oleh variasi-
variasidalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data dan juga
dalamwaktu penghimpunan ulang paket - paket di akhir perjalanan jitter. Jitter
lazimnya disebut variasi delay berhubungan erat dengan latency, yang
KATEGORI LATENSI BESAR DELAY
Sangat Bagus < 150 ms
Bagus 150 s/d 300 ms
Sedang 300 s/d 450 ms
Jelek > 450 ms
31
(Sumber : TIPHON dalam FATONI)
menunjukkan banyaknya variasi delay pada transmisi data dijaringan. Delay
antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter.
Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik
dan besarnya tumbukan antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan IP.
Semakin besar beban trafik di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar
pula peluang terjadinya congestion dengan demikian nilai jitter-nya akan
semakin besar. Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai QoS akan
semakin turun. Untuk mendapatkan nilai QoS jaringan yang baik, nilai jitter
harus dijaga seminimum mungkin.
Terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan
nilai peak jitter sesuai dengan standar TIPHON.
Tabel 2.8. Standar Jitter
Rumus yang digunakan untuk menghitung jitter adalah :
Average delay = ........................(4)
Jitter = Delay - Average Delay .....................................................(5)
(Sumber : TIPHON dalam FATONI)
KATEGORI LATENSI PEAK JITTER
Sangat Bagus 0 ms
Bagus 75 ms
Sedang 125 ms
Jelek 225 ms
32
e. MOS (Mean Opinion Score)
Kualitas sinyal yang diterima biasanya diukur secara subjektif dan
Objektif. Metode pengukuran subyektif yang umum dipergunakan dalam
pengukuran kualitas speech coder adalah ACR (Absolute Category Rating) yang
akan menghasilkan nilai MOS (Mean Opinion Score). Skala rating umumnya
mempergunakan penilaian yaitu berturut – turut : Exellent, Good, Fair, Poor dan
Bad dengan nilai MOS (Mean Opinion Score) berturut – turut: 5, 4, 3, 2 dan 1.
Kualitas suara minimum mempunyai nilai setara MOS 4.0.
f. Echo Cancelation
Untuk menjamin kualitas layanan voice over packet terutama disebabkan
oleh echo karena delay yang terjadi pada jaringan paket maka perangkat harus
menggunakan teknik echo cancelation. Persyaratan performansi yang diperlukan
untuk echo canceller harus mengacu standar internasional ITU G.165 atau
G.168.
2.5. Wireshark
Wireshark merupakan salah satu aplikasi yang berfungsi sebagai network
analyzer (penganalisa jaringan) dengan cara menangkap paket – paket data atau
informasi di jaringan melalui network iterface card (NIC). Wireshark banyak
disukai karena interfacenya yang menggunakan graphical user interface (GUI)
atau tampilan grafis.
Semua jenis paket informasi dalam berbagai format protokol pun
akan dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Wireshark mampu menangkap
33
paket-paket data atau informasi yang berjalan dalam jaringan yang terlihat dan
semua jenis informasi ini dapat dengan mudah dianalisa yaitu dengan memakai
sniffing, dengan sniffing diperoleh informasi penting seperti password email
account lain.
Wireshark merupakan aplikasi untuk melakukan analisa lalu lintas
jaringan komputer yang memiliki fungsi - fungsi yang sangat berguna bagi
profesional jaringan, administrator jaringan, peneliti,hingga pengembang piranti
lunak jaringan. Wireshark dapat membaca data secara langsung dari Ethernet,
Token-Ring, FDDI, serial (PPP dan SLIP), 802.11 wireless LAN, dan koneksi
ATM.
Program ini juga sering digunakan oleh chatters untuk mengetahui ip
korban maupun para chatter lainnya lewat typingan room. Tool wireshark dapat
menganalisa transmisi paket data dalam jaringan, proses koneksi dan transmisi
data antar komputer.Selama kita bisa mendapatkan paket langsung dari jaringan,
dengan tools seperti wireshark, maka kita juga bisa memanfaatkan wireshark
untuk ‘menyadap’ pembicaraan Voice over IP. (Miftakhur Rozikin, 2017)
Wireshark mempunyai beberapa fitur, antara lain :
a. Aplikasi wireshark dapat di instal pada sistem operasi UNIX maupun
Windows.
b. Menangkap paket data secara langsung tanpa dengan tambahan peralatan
lain dari sebuah interface jaringan. Jadi dengan mnggunakan aplikasi
wireshark kita dapat menangkap paket – paket data dengan langsung
tanpa harus dikoneksikan ke perangkat analisis jaringan khusus.
34
c. Menampilkan paket dengan informasi protokol yang sangat detail. Pada
aplikasi wireshrak terdapat fitur untuk menampilkan informasi protokol
secara lengkap. Langkah untuk mendapatkan informasi lengkap tersebut,
yaitu:
Klik informasi protokol apa yang ingin anda ketahui, contoh
protokol UDP. Lalu double klik pada protokol yang ingin anda
ketahui informasinya.
Kemudian akan muncul detail informasi yang tarkait dengan
protokol UDP tersebut.
d. Paket data yang ditangkap dapat dibuka dan disimpan. Paket data yang di
simpan menjadi file dan nantinya dapat di buka kembali, yaitu dengan
cara:
Klik file pada menu bar kemudian pilih open.
Kemudian pilih lah file yang ingin anda buka, lalu klik open.
e. Paket data yang ditangkap dapat diimpor dan diekspor dari dan ke banyak
program. Jadi peket data yang di tangkap oleh aplikasi wireshark dapat
dipindah ke aplikasi atau program lain.
f. Mem-filter paket dengan berbagai kriteria. Pada apikasi wireshark kita
dapat mem-filter paket data apa saja yang akan ingin kita lihat, yaitu
dengan cara:
Klik icon bertuliskan filter.
Kemudian pilih paket data apa saja yang ingin kita lihat.
Maka paket data yang akan terlihat hanya pakat yang kita pilh.
35
g. Mencari paket dengan berbagai kriteria. Pada aplikasi wireshark kita dapat
mencari paket lalu lintas data dengan berbagai kriteria. Contohnya paket
data dengan kriterian protokol UDP, TCP, ARP, dan lain – lain.
h. Pewarnaan penampilan paket data sehingga dapat mempermudah
penganalisaan paket data. Pada software wireshark dapat membedakan
warna pada setiap paket data supaya kita bisa dengan mudah membedakan
paket data jaringan satu dengan lainnya.
i. Dapat menampilkan data grafik. Ada aplikasi wireshark juga dapat
menampilkan data grafik. Berikut caranya :
Klik statistic pada menubar, kemudian pilih IO Graph.
Kemudian akan muncul IO grafik. Pilih grafik apa yang akan anda
lihat, contoh jika menginginkan menampilkan grafik ARP. Klik
icon filter kemudian piilih ARP only. Maka akan muncuk grafik
ARP yang anda ingin lihat.
36
2.5.1. Bagian – Bagian Wiresahark
A. Tampilan Awal Wireshark
Gambar 2.8. Tampilan Awal Software Wireshark
Dari tampilan awal wireshark tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 4 menu utama
dalam software ini yaitu: Capture, Capture Help, Files, dan Online, berikut
adalah penjelasan dari masing - masing tool:
a. Capture
Terdiri dari Interface List, Start, dan Capture Options. Berikut adalah
masing-masing dari penjelasannya :
Interface list akan menampilkan daftar interface yang terdapat pada
komputer kita yang akan digunakan untuk dianalisis dalam jaringan
komputer.
Start digunakan untuk memulai capture data.
Capture Option digunakan untuk mengatur opsi - opsi dalam mengambil
data dan menganalisisnya.
37
b. Capture Help
Terdiri dari How to Capture dan Network Media. Secara
kesuluruhan kedua sub menu ini digunakan untuk memberikan informasi
tentang cara penggunaan software ini.
c. Files
Terdapat sub menu Open dan Sample Captures yang digunakan
untuk melihat file dari hasil capture data yang sudah tersimpan. Baik dari
komputer kita atau komputer orang lain.
d. Online
Menu ini berhubungan dengan software properti yang berhubungan
dengan internet.
B. Tampilan Sesudah Melakukan Capture
Gambar 2.9. Tampilan Capture
38
a. Menu: disini kita bisa bernavigasi antar menu – menu yang tersedia pada
Wireshark.
b. Display Filter: sebenarnya adalah sebuah kolom, kita akan mengisinya
dengan sintaks - sintaks untuk mem-filter (membatasi) paket - paket apa saja
yang akan ditampilkan pada list paket.
c. Daftar paket: disini akan ditampilkan paket - paket yang berhasil ditangkap
oleh Wireshark, berurutan mulai dari paket yang pertama kali ditangkap dan
seterusnya. Daftar paket terdapat beberapa kolom menu antara lain :
o Time : Menampilkan waktu saat paket itu pertamakali dan seterusnya
tertangkap.
o Source : Menampilkan IP sumber dari paket data tersebut berasal.
o Destination : Menampilkan IP tujuan dari paket data tersebut.
o Protocol : Menampilkan protokol apa yang sedang digunakan pada
sebuah paket data tersebut.
o Info : Menampilkan informasi mendetail tentang paket data tersebut.
d. Detail Paket: Disini akan ditampilkan detail paket yang terpilih dari daftar
paket yang ada diatasnya.
e. Detail Heksa : Detail paket yang terpilih akan ditampilkan dalam bilangan
heksa, terkadang kita akan lebih mudah untuk mendapatkan data dari bagian
ini.