BAB II KAJIAN TEORI 2 -...

39
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Budaya Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah kata buddhaya adalah bentuk jamak dari buddhi yang berarti “ budi” atau “ akal”.Secara etimologis, kata “kebudayaan” berarti hal-hal yang yang berkaitan bengan “akal”.Namun ada pula anggapan bahwa kata “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya dari budi” atau “daya dari akal” yang berupa cipta,karsa,dan rasa.Kata “kebudayaan” itu sepadan dengan kata culture dalam bahasa inggris.Kata culture itu sendiri berasal dari bahasa latin colere yang berarti merawat,memelihara,menjaga,mengolah, terutama mengelolah tanah atau bertani.. Budaya menurut Kroeber dan Kluckhohn ada enam pemahaman mengenai budaya, yaitu: 1 Definisi deskriptif: cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang menyusun keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukkan sejumlah ranah( bidang kajian) yang membentu budaya . 2 Definisi historis: cenderung melihat budaya sebagai warisan yang di ahlikan-turunkan dari generasi satu ke kenerasi berikutnya. 3 Definisi normatif: bisa mengambil dua bentuk. pertama ,budaya adalah aturan atau jalan hidup yang membentuk pola-pola perilaku dan tindakan yang kongkret. kedua, menekankan peran gugus nilai tanpa mengacu pada perilaku. 4 Devinisi psikologis: cenderung memberikan tekanan pada peran budaya sebagai piranti pemecahan masalah yang membuat orang bisa berkomunikasi, belajar atau memenuhi kebutuhan material maupun emosionalnya.

Transcript of BAB II KAJIAN TEORI 2 -...

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Budaya

Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah kata buddhaya adalah bentuk

jamak dari buddhi yang berarti “ budi” atau “ akal”.Secara etimologis, kata “kebudayaan”

berarti hal-hal yang yang berkaitan bengan “akal”.Namun ada pula anggapan bahwa kata

“budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya dari budi” atau “daya dari

akal” yang berupa cipta,karsa,dan rasa.Kata “kebudayaan” itu sepadan dengan kata culture

dalam bahasa inggris.Kata culture itu sendiri berasal dari bahasa latin colere yang berarti

merawat,memelihara,menjaga,mengolah, terutama mengelolah tanah atau bertani..

Budaya menurut Kroeber dan Kluckhohn ada enam pemahaman mengenai budaya, yaitu:

1 Definisi deskriptif: cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang

menyusun keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukkan sejumlah ranah( bidang kajian)

yang membentu budaya .

2 Definisi historis: cenderung melihat budaya sebagai warisan yang di ahlikan-turunkan dari

generasi satu ke kenerasi berikutnya.

3 Definisi normatif: bisa mengambil dua bentuk. pertama ,budaya adalah aturan atau jalan

hidup yang membentuk pola-pola perilaku dan tindakan yang kongkret. kedua, menekankan

peran gugus nilai tanpa mengacu pada perilaku.

4 Devinisi psikologis: cenderung memberikan tekanan pada peran budaya sebagai piranti

pemecahan masalah yang membuat orang bisa berkomunikasi, belajar atau memenuhi

kebutuhan material maupun emosionalnya.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

5 Definisi stuktural : mau menunjukan pada hubungan atau keterkaitan antara aspek-aspek

yang terpisah dari budaya sekaligus menyoroti fakta bahwa budaya adalah abstraksi yang

berbeda dari perilaku konkret.

6 Definisi genetis : definisi budaya yang melihat asal usul bagaimana budaya itu bisa eksis

atau tetap bartahan. Definisi ini cenderung melihat melihat budaya lahir dari interaksi

antara manusia dan tetap bisa bertahan karena di transmisikan dari satu generasi ke

generasi lain.

Budaya menurut Barnouw, (1985) bahwa “budaya adalah sebagai sekumpulan sikap, nilai,

keyakinan, dan perilaku yang di miliki bersama oleh sekelompuk orang, yang di komunikasikan

dari generasi ke generasi berikutnya lewat bahasa atau beberapa sarana komunikasi lain.

Devinisi budaya ini” kabur”. Artinya, tidak ada aturan yang baku dan cepat untuk menentukan

sebuah budaya atau siapa-siapa yang termasuk dalam budaya tersebut. Dalam pengertian ini,

budaya adalah sebuah konstruk sosiopsikologis, suatu kesamaan dalam sekelompok orang dalam

fenomena psikologis seperti nilai, sikap, keyakinan dan perilaku.

Kebuyaan menurut Falsom (1928) Kebudayaan adalah keseluruhan benada yang di ciptakan

manusia. Ia merupakan seperangkat alat-alat, kebiasaan-kebiasaan hidup yang diciptakan

manusia yang kemudian di turunkan dari generasi ke generasi berikutnya.

Kebudayaan menurut Sir Edward B.Tylor (1871) seorang anropologi Inggris, mengunakan

kata kebudaya untuk menunjukan “keseluruhan kompleks dari ide dan segala sesuatu yang

dihasilkan manusia dalam pengalaman historisnya”. Termasuk di sini ialah “pengetahuan,

kepercayaan, seni, moral hukum, kebiasaan, dan kemampuan serta perilaku lainya yang

diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

Dari beberapa devinisi diatas dapat di simpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil daya

pemikiran manusia baik bentuk abstrak maupun konkret. Daya pikir manusialah yang di

andalkan dalam kebudayaan, dengan kata lain manusialah yang menciptakan kebudayaan

tersebut sehingga dua unsur manusialah dan budaya tidak dapat di pisahkan. Kebudayaan

mempunyai tiga wujud, yakni pertama wujud kebudayaan sebagai suatu khasanah dari ide-ide,

gagasan, nilai-nilai, norma-norma peraturan dan sebagainya, kedua wujud kebudayaan sebagai

suatu khasanah aktivitas perilaku terpola dari manusia dalam mayarakat, dan ketiga, wujud

kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

2.2 Konsep Masyarakat

Istilah yang paling lazim di pakai untuk menyebutkan kesatuan-kesatuan hidup

manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari,adalah masyarakat. Dalam

bahasa Inggris di pakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang berarti “

kawan”.istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab syaraka yang berarti “ikut serta,

berpartisifasi”

Pengertian masyarakat menurut Koentjaraningrat (2002: 146) masyarakat adalah semua

kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang

bersifat kontinu,dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Masyarakarat menurut M.J.

Herskotvite menulis, bahwa masyarakat adalah sekelompok individu jang yang di

organisasikan jang mengikuti mengikuti satu tjara hidup terentu. Masyarakat menurut J.L

Gillin dan J.P Gillin mengatakan, bahwa masyarakat itu adalah kelompok manusia jang

terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan jang sama.

Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

Masyarakat menurut Sofia Rangkuti-Hasibuan, ( 2002:152-153) bahwa masyarakat

dapat di artikan sebagai kelompok manusia yang angotanaya satu sama lain berhubungan erat

dan memiliki hubungan timbal- balik. Dalam interaksi tersebut tedapat nilai-nilai sosial tertentu,

yang menjadi pedoman untuk bertingkan laku bagi anggota masyarakat. Dengan demikian,

anggota masyarakat biasanya memiliki kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan tertentu yang

sama, dan seliruhnya menciptakan ciri tersendiri bagi masyarakat tersebut.

Masyarakat menurut Linton seorang ahli antropologi mengemukakan bahwa masyarakat

adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga

mereka dapat mengorganisasikan diri dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai sutu kesatuan

social dengan batas-batas tertentu.

Masyarakat itu timbul dari setiap kumpulan individu-individu yang telah cukup hidup

dan bekerja sama. Dalam waktu yang cukup lama itu, kelompok manusia seperti yang di maksud

diatas, yang belum terorganisasikan, mengalami proses yang fundamental yaitu (1) Adaptasi dan

organisai dari tingkah laku para anggota. (2) timbulnya secara lambat laun, perasaan kelompok

atau L‟espirit de corps. Jadi menuru Linton factor penting dalam pembentukan suatu masyarakat

dari kelompok individu itu, yaitu factor waktu.

Seperti apa yang telah terurai di atas dapat di simpulkan bahwa tiap masyarakat

merupakan suatu kesatuan dari individu-individu yang satu dengan yang lain berada dalam

hubungan berinteraksi yang berpola mantap. Interaksi itu terjadi bila seseorang individu dalam

masyarakat berbuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan suatu respon atau reaksi dari

individu-individu lain manusia .Manusia tidak dapat hidup menyendiri, tanpa ada bantuan dari

orang lain dan interaksi social itu adalah alat yang membantunya untuk melangsungkan

hidupnya.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

2.3 Konsep Adat

Sebelum kedatangan orang-orang barat ke Indonesia, bangsa Indonesia telah mengatur

kehidupan dan ketatanegaraannya dengan aturan yang di sebut adat. Meskipun pada waktu

itu Indonesia belum menjadi suatu Negara kesatuan seperti sekarang ini. Menurut Rafael

Raga Maran ( dalam Alpian lamusu 2010:9 ) di kemukakan bahwa “ istilah adat-istiadat ini

sebagian besar telah di pakai oleh masyarakat Indonesia walaupun dalam dialek bahasa yang

berbeda, maka terdengar berlainan ucapannya,‟‟.

Pengetian di atas dapat di uraiakn melalui kenyataan yang ada. Misalnya orang gayo (

Aceh) menyebutnya odot, orang lampung menyebutnya hadat,orang jawa menyebutnya

ngadat orang bugis menyebutnya ade, dan Gorontalo menyebutanya adati.

Usaha memenuhi hidup manusia tidak pernah berhenti beraktifitas. Adapun aktivitas ini

adalah realisasi hasil pikiran manusia yang kemudian di aplikasikanya ke dalam berbagai

kehidupan yang nyata. Dan karena hasil aktivitas bersifat abstrak maka dapatlah hal ini di

golongkan dalam wujud ideal kebudayaan,menurut daulima (Renol Hasan 2008:6) bawha adat

istiadat adalah suatu kompleks norma-norma yang oleh individu-individu penganutnya

menjunjung tinggi dalam kehidupanya. Selanjutnya menurut asal mulanya bawha adat istiadat

berasal dari bahasa arab”adab" yang normative yang telah terwujud tingkah laku yang hidup

dalam masyarakat dan sampai sekarang terus di pertahankan keberadaanya.

Suatu hal yang perlu di perhatikan bahwa seprtinya terdapatperbedaaan antra adat istiadat

dan kebiasaan di tinjau dari fungsinya, kebudayaan mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk

mengkaji tentang tingkah laku manusia dalam kehidupanya. Sedangkan di tinjauh darisegi

kebudayaan adat-istiadat merupakan kewujudan dan beberapa tingkah laku atau kebiasaan yang

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

berlaku dalam masyarakat. Sedangkan kebiasaan hanya merupakan adat istiadat yang hanya

menyangkut beberapa kehidupan manusia.

Bangsa Indonesia adat yang masing-masing daerah suku bangsa yang berbeda-beda

ragamnya. Adat istiadat suku bangsa Indonesia menujukan sifat kebinekaan yang memiliki

makna warna walaupun terdapat perbedaan yang sangat beragam, namun satu dalam bingkai

Negara kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu merupakan penjelmaan jiwa dari bangsa

yang bersangkutan sepanjang perjalanan massa. Menurut Hajairin(dalam Paskalina Kinugum

2008:11) adat merupakan resepan (endapan ) kesusilahan dalam dalam masyarakat yaitu bahwa

kaidah-kaidah merupakan kesusilahan yang sebenarnya mendapat pengakuan umum dalam

masyarakat itu.

Hukum adat adalah hokum non ststutair yang sebaagan basar adalah hokum kebiasaan

dan sebagian kecil hukum islam. Hukum adat itupun melengkapi hukum yang berdasarkan

keputusan-keputusan hakim yang berisi asa-asas hukum dalam lingkungan di mana ia

memutuskan perkara. Hukum data adalah beraturan berakar pada kebudayaan trdisional. Hukum

dat adalah suatu hokum yang hidup, karena ia menjalankan perasaan hukum yang nyata dari

rakyat. Sesuai dengan fitranya sendiri, hukum adat terus-menerus dalam keadaan tumbuh dan

berkembang seperti hidup itu sendiri.

Hukum adat yakni hukum adat perdata, berlaku bagi bangsa Indonsia dalm hal-hal diman

hukum perdata tidak diganti dengan peraturan undang-undang. Orang-orang Eropa dan orang-

orang Tionghoa, yang menjadi tangan Belanda kepada Republic Indonesia ini adalah warisan

dari pemerintah Colonial Belanda dan sampai sekarang masih berlaku. Hukum adat pidana dan

hukum adat acara berlaku dalam hal-hal, di mana hukum adat itu belum diganti dengan

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

peraturan-peraturan undang-undang di daerah-daerah Indonesia, di mana masi bertugas apa yang

dinamakan “pengendalian adat” (inheemse rechtspaak).

Hukum adat konstitusional dan hukum adat usaha-usaha berlaku jika belum diganti

dengan peraturan-peraturan undang-undang dalam masyarakat-masyarakat desadan daerah adat

otonom yang lebih tinggi tingkatnya. ( prof. DR. R. soepomo, S.H. Hukum adat 1987:03).

Dari araian di atas maka dapat di simpulkan bahwa adat merupakan kebiasaan yang

bersifat magis religius dari kehidupan penduduk asli yang meliputi nilai-nilai budaya, norma-

norma hukum dan aturan-aturan yang saling berkaitan dan kemudian menjadi suatu sistim atau

aturan-aturan yang saling berkaitan dan kemudian menjadi suatu sistim atau aturan- aturan

tradisional.

2.4 Ekologi budaya

Ekologi budaya adalah yang terikat di antara pendekatan-pendekatan yang pada

hakekatnya bersifat metodologis Davit Kaplan (dalam nasvianty baingan 2013:13 di sebut

“orientasi teoretik”) pendekatan alias ancangan, atau pun metodologi, atao orientasi ekologi

budaya,merupakan perhatian pokok para antropologi yang di kenal sebagai kelompok

evolusionis. Suatu ciri dalam ekologi budaya ialah perhatian mengenai adaptasi pada dua

tataran:

pertaman sehubungan dengan cara system budaya beradaptasi terhadap lingkungan totalnya, dan

kedua sebagai konsekuensi adaptasi sistematik itu. Ekologi budaya menyatakan bahwa

pentingnya proses-proses adaptasi akan memungkinkan kita melihat cara kemunculan,

pemeliharaan dan transformasi berbagai konfigurasi dudaya.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

Julian sterward dalam bukunyan Roger M keeng (1999:146) mengendalikan bahwa : Ada

bagian inti dari sistim social budaya, khususnya tanggap terhadap adaptasi ekologi,pembagian

kerja,ukuran dan stabilitas dari kelompok-kelompok local dan penyebaranya dalam suatu

wilayah dan dan ketentuan-ketentuan pemukiman. Berbagai penyesuaian terhadap tekanan

ekologis secara langsung mempengaruhi unsure-unsur inti dari struktur social ini, jadi iklim yang

bermusim tersedianya air,atau kesuburan tanah akan menentukan beberapa banyak orang dapat

tinggal di suatu pemukiman, beberapa lama mereka bisa menetap, bagaimana penyebaran

mereka, dan bagaimana penduduk mengatur upaya produktif mereka, dan bagaimana penduduk

mengatur upaya produktif mereka. Pengaruh pada srukrur social ini kemudian bercabang-cabang

melalui suatu budaya agar perkembanagan perubahan dalam berbagai bidang hanya secara

sekunder dikaitkan dengan ekologi dalam gagasan kosmologi, pola sukses politik, seni dan

sebagaiya.

Umumnya ekologi budaya cultural cenderung menekanakan teknologi dan ilmu ekonomi

dalam analisis mereka terhadap adaptasi budaya. Apakah kesadaran dalam segi-segi budaya

itulah kelihatan jelas peredaban di antara budaya-budaya di samping peredaban dari waktu ke

waktu di dalam suatau budaya. Apakah kesadaran moral manusia atau mutu kehidupan sosialnya

telah berubah atau maju sepanjang beberapa ribu tahun yang lalu, adalah soal yang mudah

memancing perselisihan pendapat. Akan tetapi jelas sekali bahwa penguasaan manusia atas

linngkungannya telah meningkat hebat sejak zaman palaeolithic. Dapat di katakan bahwa

peningkatan ini sebagai besar terjadi karena perbaikan sarana teknologi yang dapat digunakan

manusia dan arena pertumbuhan pengetahuan ilmiah. Budayah-budaya moderen sekarang ini

sanggup menganut filsafat moral yang usianya telah 2000 tahun.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

Demikianlah maka berdeda dengan ekologi umum,ekologi budaya tidak sekedar

membicarakan interaksi bebtuk-bentuk kehidupan dalam suatu ekosistem tertentu, melainkan

membahas cara manusia (berkat budaya sebagai sarananya) memanipulasi dan membentuk

ekosistim itu sendiri. Para ekolog budaya menekankan bahwa berbagai corak manipulasi

lingkungan (adaptasi nonpasif) telah menghasilkan berbagai ragam konfigurasi dan system

budaya.

Dari pembahasan di atas menjadi jelas bahwa dua konsep sentral dalam ekologi budaya

ialah lingkingan (environment) dan adaptasi (adaptation). Kata lingkungan umunya di sama-

artikan dengan cirri-ciri atau hal-hal menonjol yang menandai habitat alami: cuaca, flora dan

fauna, tahah, pola hujan,dan bahkan ada-tidaknya mineral di bawah tanah. Salah satu kaidah dasr

ekologi-budaya adalah pembedaan antara lingkungan-sebagaimana adanya dengan lingkungan

efektif,yakni lingkungan sebagaimana dikonseptualisasikan, di manfaatkan dan dimodifikasi oleh

manusia.

Adaptasi merupakan proses yang menghubungakan sistem budaya dengan lingkunganya.

Budaya dan lingkungan berinteraksi dalam sesuatau sistem tunggal tidaklah berarti bahwa

pengaruh kausal dari budaya ke lingkingan niscaya sama besar dengan pengaruh lingkungan

terhadap budaya. Dengan kemajuan teknologi, maka faktor dinamik dalam kepaduan budaya dan

lingkungan makin lama makin didominasi oleh budaya dan bukinya oleh lingkungan itu sendiri.

Konsep adaptasi menurut para antropolog adalah suatu budaya yang sedang bekerja, dan

mengganggap bahwa warga budaya itu telah melakukan semacam adaptasi terhadap

lingkungannya secara berhasil baik. Seandainya tidak demikian, budaya itu niscaya sudah

lenyap, dan kalaupun ada peninggalannya itu hanya akan berupa kenagan arkeologis tentang

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

kegagalan budaya itu beradaptasi. Artinya kegagalanya yang sama, salah satunya mampu

melebarkan sayapnya dengan dengan menguraikan budaya lainya. Hal ini berarti kelestarian

budaya yang pertama mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkunganya dibandingkan

dengan adaptasi budaya yang digusurnya.

Ekologi budaya adalah sebuah cara pandang memahami persoalan lingkungan hidupnya

dalam perfektif budaya. Atau sebaliknya, bagaimana memahami kebudayaan dalam perspektif

lingkungan hidup. Ulang-alik antara lingkungan hidup (ekologi) dan budaya itulah yang menjadi

didang garap Ekologi Budaya.

Menurut Julian Stewaed(dalam ihromi 2006:70) Ekologi budaya yaitu analisa mengenai

hubungan antara suatu keudayaan alam dengan sekitarnaya atau lingkungannya. Sterward merasa

bahwa penjelasan untuk beberapa aspek-aspek variasi kebudayaan dapat di cari dalam adaptasi

masyarakat terhadap lingkunganya.

Teory ekologi barbeda dengan teori yang lain. Teori ekologi memempatkan tekanan yang

kuat pada landasan perkembangan biologis. Teori ini mengajukan suatu pandanagan bahwa

lingkungan sangat kuat mempengaruhi perkembangan. Teori ekologi (ecolological theory) Ialah

pandangan sosio cultural tentang perkembangan yang terdiri dari lima system lingkungan mulai

dari masukan hingga masukkan kebudayaan yang berbasis luas. Kelima system dalam teori

ekilogi bronfenbrenner ialah mikrosistem, mesosistem, makrosistem, dan kronosistem.

Mikrosistem (micrisystem) dalam teori ekologi Bronfebrenner ialah setting dalam

manaindividu hidup. Mikrosistem adalah yang paling dekat dengan pribadi anak yaitu meliputi

keluarga, guru, individu, teman-teman sebaya, sekolah, lingkungan dan sebagainya yang sehari-

hari di temui anak. Dalam mekrosistem inilah interaksi yang paling langsung dengan agen-agen

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

social berlangsung, misalnya: dengan orang tua teman sebaya dan guru. Individu tidak di

pandang sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi sebagai seorang yang

menolong membangun setting. Bronfrenbrenner menunjukkan bahwa kebanyakan penelitian

tentang dampak-dampak sosiokultural berfokus pada mikrosistem.

Mikrosistem adalah interaksi antara factor-faktor dalam sistem mikro meliputi hubungan

antara beberapa mikrosistem atau beberapa konteks misalnya hubungan-hubungan orangtua-

guru, orangtua –teman, antara teman,guru-teman,dapat juga hubungan antara pengalaman

sekolah dengan pengalaman keagamaan dan pengalaman keluarga, dengan pengalaman teman

sebaya. Misalnya anak-anak yang orang tuanya menolak mereka dapat menggalami kesulitan

mengembangakan hubungan positif dengan guru. Para devolopmentalis semakin yakin

pentinganyamengamati perilaku dalam setting majekuntuk memperoleh gambaran yang lebih

lengkap tenyang perkembangan individu.

Ekosistem dalam teori bronfenbrenner dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dal

setting social lain dimana individu tidak memliki peran yang aktif-mempengaruhi apa yang

individu alami dalm konteks yang dekat. Atau sederhanya menurut ekosistem melibatakan

pengalaman individu yang tak memiliki peran aktif di dalamnya. Pengalaman kerja dapat

mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya.Seorang ibu dapat

menerima promosi yang menuntutnya melakukan lebih banyak perjalanan yang dapat

meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola interaksi orang tua-anak. Maka diketahui

bahwa ekosistem tidak langsung menyentuh pribadi anak akan tetapi akan tetapi masih besar

pengarunya seperti koran, televise, dokter, keluarga besar,dll.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

Mikrosistem meliputi kebudayaan dimana individu hidup. Kita ketahui bahwa

kebudayaan mengacu pada pola prilaku,keyakinan dan semua produk lain dari sekelompok

manusia yang di teruskan dari generasi ke generasi.Kita ketahui pula bahwa kebudayaan lain-

memberi informasi tentang generalitas perkembangan. Mikrosistem terdiri dari ideology Negara,

pemerintah, tradisi, agama, hokum, adat istiadat, budaya,dll. Okosistem meliputi pemolaan

peristiwa-peristiwa sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosioshistori. Misal, dalam

mempelajari dampak penceraian terhadap anak-anak, para peneliti menemukan bahwa dampak

negatif sering memuncak pada tahun tahun pertama setelah pencarian. Atau dengan

mempertimbangakan keadaan sosihistoris, dewasa ini, kaum perempuan tampaknya sangat di

dorong unutuk meneliti karier disbanding pada 20 atau 30 tahun lalu.

2.5 Struktural Fungsional

Dalam salah satu bentuknya, fungsionalisme adalah penekanan domonan dalam studi

antropologi khusunya penelitian etnongrafis, selama beberapa dasawarsa siman (sudah barang

tentu menonjolkan Fungsionalisme dan kerja lapangan dalam antropologi secara bersamaan ini

bukan hal kebetulan). Dalam fungsionalisme ada kaidah yang bersifat mendasar bagi suatu

antropologi yang mengesplorasi cirri sistematik budaya. Artinya kita harus mengetahui

bagaimana perkaitan antar stitusi-stitusi atau sruktur-struktur suatu masyarakat sehngga

membentuk suatu sistim yang bulat. Kemungkinan lainya ialah memandang budaya sebagai

sehimpun cirri yang berdiri sendiri,khas dan tanpa kaitan,yang muncul di sana sini karena

kemunculan historis.

Kiranya perwujudan metodologi fungsionalisme inilah yang di uraikan oleh Kingsley

Davis dan Davit kaplan (dalam nasvianti baigan 2013 ;19 ). yang menyatakan bahwa:

Fungsionalisme sinonim dengan analisis sosiologis dan antropologis.akan tetapi karena semua

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

ilmu bebkepentingan dengan pengisolasian system secara konsepsual dan pengeksplorasian

variable dalam system tersebut, pandangan fungsionalisme bukan hanya sinonim bagi ilmu social

saja. Dalam arti yang lebih luas, sinonim dengan semua ilmu.

Dalam teori fungsinalisme struktural di kenal dengan sebagai integration

approach,order approach, dan equilibrium approach,menekankan keteraturan sebagai sumber

integrasi dan keseimbangan. Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem social yang

terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam

keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan membawa perubahan pula

terhadap bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam system sosial,

fungsional terhadap yang lainya, secara ekstrim dapat di gambarkan bahwa semua peristiwa dan

semua struktur adalah fungsional bagi masyarakat.

Adapun dalam ilmu antropolog biasanya bekerja dengan menggunakan asumsi yang

tersirat, yakni mengenal batasan unit yang sedang diamati ( desa, suku, dan komunitas ). Robet

marton dan Davit kaplan ( dalam nasvianti baigan 2013;19) menyebutkan asumsi tersirat itu

sebagai :

1) Postulat keutuhan fungsional masyarakat, yakni bahwa segala sesuatu berhubungan

fungsional dengan segala sesuatu yang lain.

2) Postulat fungsionalisme universal, yaitu bahwa segala unsure budaya melaksanakan sesuatu

fungsi dan tidak ada sutu pun unsure lain yang melaksanakan fungsi yang sama itu.

Upaya menjernihkan konsep fungsi Marton dan Davit Kaplan (dalam nasvianty baigan

2013:20) telah memperkenalkan perbedaan antara fungsi manifest dan fungsi laten (fungsi

tampak dan funsi terselubung ), dalam suatu tindak atau unsure budaya.Fungsi manifest ialah

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

konsekuensi objektif yang memberikan sumbangan pada penyesuaian atau adaptasi system yang

di kehendaki dan di sadari oleh partisipan system tersebut. Sebaiknya fungsi laten adalah

konsekuensi objektif dari suatu budaya yang tidak di kehendaki maupun didasari oleh warga

masyarakat.

Teory fungsionalisme sturuktural memilki proritas pada kerurunan sosial dan sedikit

memperhatikan masalah perubahan sosial. Titik prioritasnya itu antara lain:

1. Sistem memiliki property keteraturan dan bagian-bagian yang saling tergantung.

2. Sistem cenderung bergerak kearah mempertahankan keteraturan-diri atau keseimbangan.

3. Sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan yang tertur.

4. Sifat dasr bagian suatu system berpengaruh terhadap benruk bagian0bagian yang lain.

5. Sistem memelihara batas-batas dengan lingkungannya.

6. Alokasi dan integrasi merupakan dua proses fundamental yang diperlukan untuk memelihara

keseimbangan system.

7. Sistem cenderunga kearaha pemeliharaan keseimbangan-diri yang meliputi pemeliharaan

batas dan pemeliharaan hubungan antara bagian-bagian dengan keseluruhan sytem,

mengendalikan lingkungan yang berbeda-beda dan mengendalikan kecenderungan untuk

merubah system dari dalam.

Dalam hal ini Raymond fitth ( dalam davit Kaplan 1999:83) mengemukakan bahwa satu

di antara masalah-masalah pokok analisis fungsional adalah Kesulitan pihak pengamat untuk

memperkirakanya fungsi-fungsi dalam situasi empirik. Bantak hal bergantung pada pandangan

pengamatan tentang karakter keseluruhan hubungan- hubungan sosial,dan bergantung pula pada

teoty yang menurut pengamat dapat diterapkan.contohnya orang orang dapat membahas “ fungsi

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

protes” dan fungsi “penekana” yang di miliki serikat-serikat dengan sebagai fungsi introvert

yang melayani kepentingan sendiri dan keterpeliharaannya solidaritas internalnya. Akan tetapi

orang dapat memandanganya sebagai sesuatu yang di fungsionalkan dari titik pandng bahwa

masyarakat adalah suatu keseluruhan yang bulat,dan ada praktek-praktek tertentu yang bersifat

menghambat atau menggangu keutuhan itu. Sebaliknya orang dapat memandangnya sebagai

bagian dari proses keseluruhan dimana kelompok-kelompok serta-merta mengungkapkan diri

dan serta bekerja di tengah masyarakat, memberikan keyakinan diri dan energy kepada anggota-

anggotanya, dan mempersembahakan hasil karyanya kepada masyarakat.yang mengandalkan

upaya kelompok-kolompok tersebut.

Dalam fungsionalisme structural di kenal juga teory tentang sruktur sosial dan anomie

yakni analisis mengnai hubungan antara kultur, struktur dan anomie. Kultur sebagai seperangkat

nilai normative yang terorganisir,yang mementukan perilaku bersama anggota masyarakat atau

anngota kelompok. Sruktur sosial adalah seperangkat hubungan sosial yang terorganisir, yang

dengan berbagai cara melibatkan anggota masyarakat atau kelompok didalamya. Anomie terjadi

bila ada keputusan hubungan antara norma cultural dan tujuan dengan kapasitas yang tersruktur

secara sosial anngota kelompok untuk brtindak sesuai dengan nilai kultur secara sosial dari

anggota kelompok untuk bertindak sesuai dengan nilai kultur. Artinya bahwa karena posisi

mereka didalam sruktur sosial masyarakat beberapa orang tidak Mampu bertindak sesuai dengan

nilai normative. Kultur menghendaki tipe prilaku tertentu yang justru dicegah oleh sruktur sosial.

Teory fungsionalisme structural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan

antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-

bagian yang saling berhubungan. Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan

dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya: terutama norma, adat, tradisi, dan

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

institusi.sebuah analogi umum yang di populerkan Harbert spencer http://

rifghy.blongspot.com/2012/06/teory-fungsionalismen-sruktural-dan. Html (di akses tanggal 09

Juni2013).

Menampilkan bagian-bagian masyarakat ini sebagai “organ” yang bekerja demi

berfungsinya seluruh “badan” secara wajar. Dalam arti paling mendasar, istilah istilah ini

menekankan “ upaya untuk menghubungkan,sebisa mungkin, dengan setiap fitur,adat,atau

praktik, dampaknya terhadap berfungsinya suatu system yang stabil dan kohesif.

Selain itu, ada dua macam mekanisme yang dapat mengintergrasikan system-sistem

persoalan ke dalam sistem sosial, yaitu mekanisme sosialisasi dan mekanisme control sosial.

Melalui operasi kedua mekanisme ini, sistem personal akan menjadi srukrur dan secara harmonis

terlihat di dalam strutur sistem sosial. Pengertiannya yang secara abstrak mekanisme sosial di

pandang sebagai cara dimana pola-pola cultural, seperti nilai-nilai, kerercayaan-kerecayaan

bahasa serta symbol-simbol lain di internalisasikan ke dalam sistem personal. Mekanisme control

sosial melibatkan cara-cara di mana tindakan-tindakan sosial di organisasikan di dalam sistem

sosial untuk mengurangi ketengangan dan penyimpangan. Ada bebrapa mekanisme spesifik dari

control sosial, antara lain: a) instutisionalisasi, yang membuat pengharapan-penharapn di dalam

masyarakat menjadi jelas dan terkontrol, b) adanya sanksi, di mana anggota masyarakat terikat di

dalamya, c) aktivitas-aktivitas keagamaan, dimana ketengangan dan penyimpangan dapat di

redamkan dan di kurangi, d) struktur-stuktrur reintegrasi, dan f) sistem yang memiliki

kemampuan dalam mengunakan kekuasaan dan tekanan.

Menurut pandangan melikonowski (dalam ihromi 2006: 62) Tentang kebudayaan, semua

unsur kedubayaan akhinranya dapat di pandang sebagai hal yang memenuhi kebutuhan dasar

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

para warga masyarakat. Pendekatan yang fungsional mempunyai suatu nilai praktis yang

penting. Nilai yang praktis dari teory tersebt di atas (teory fungsionalisme) adalah bahwa teori ini

mengajar tentang kepentingan relative dari berbagai kebiasaan yang beragam itu.

Penjelasan tersebut di atas adalah gambaran tentang teory fungsional structural, seperti

yang telah kita ketahui bersama adalah teory fungsional structural, seperti yang telah kita ketahui

bersama adalah teori fungsional stuctrul melahirkan sebuah reaksi sehingga lahirlah teory

konfilik yang berkembang sebagai reaksi terhadap fungsionalisme structural dan akibat berbagai

kritik dari teori fungsinal sturuktural. Masalah mendasar dalam teory konflik adalah teory

tersebut tak pernah berhasil memisahkan dirinya dari akar srukrural fungsionalnya.teory ini lebih

merupakan sejenis fungsionalisme sruktural yang angkuh ketimbang toery yang benar-benar

berpandanagn kritis terhadap masyaraakat.

Teori struktural fungsional berkaitan erat dengan sebuah struktur yang tercipta dalam

masyarakat. Struktural - fungsional, yang berarti struktur dan fungsi. Artinya, manusia memiliki

peran dan fungsi masing - masing dalam tatanan struktur masyarakat. Hal ini tentu telah menjadi

perhatian oleh banyak ilmuwan sosial, dari zaman klasik hingga modern. Teori - teori klasik

fungsionalisme diperkenalkan oleh Comte, Spencer, dan E. Durkheim, serta fungsionalisme

modern yang diteruskan oleh Robert K. Merton dan Anthony Giddens.

Di awal - awal kelahiran teori fungsionalisme. August Comte berpikir agar ilmu - ilmu

sosial tetap menjadi ilmiah, dan memandang biologi sebagai dasar melihat perkembangan

manusia, hingga lahirlah ilmu sosiologi. Kajian, teori fungsionalisme mempelajari struktur dalam

masyarakat seperti halnya perkembangan manusia dalam struturasi organisme. Spencer

menyebutkan, “Jika salah satu organ mengalami „ketidakberesan‟ atau „sakit‟, maka fungsi dari

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

bagian tubuh yang lain juga akan terganggu.” Hal yang sama terjadi pada sebuah tatanan

kesatuan dalam masyarakat. Jika salah satu atau dua individu tidak dapat menjalankan fungsi dan

perannya dengan baik, maka akan sangat menganggu sistem kehidupan.

Masyarakat, sebuah kesatuan yang terdiri dari beragam individu dengan latar belakang

politik, budaya, sosial, dan ekonomi yang berbeda. Dalam pandangan Robert K. Merton yang

diteruskan dari Comte, Spencer, dan E. Durkheim, masyarakat cenderung mengalami perubahan

seiring dengan perkembangan zaman. Jika perubahan tersebut kearah positif, maka dapat disebut

sebagai masyarakat berfungsi, namun jika terjadi hal sebaliknya, maka dapat disebut sebagai

masyarakat tidak berfungsi (disfungsional). Menurut Comte dan Spencer, perkembangan

masyarakat bermula dari kesederhanaan hingga akhirnya menuju pada masyarakat positif,

dengan pembagian struktur yang juga semakin kompleks, dari masyarakat primitif ke masyarakat

industri. Dalam arti lain, seperti teori Karl Marx dalam pembagian kelas. Yang menyebutkan

bahwa masyarakat berubah dari masyarakat primitif dengan struktur proletarian (pemilik tanah

dan buruh), masyarakat Industri (pemilik modal dan buruh industri), lalu masyarakat modern

(kapitalis). Penekanan yang terjadi pada teori fungsionalis struktural bersumber pada bagaimana

dalam perkembangan tersebut mencakup keragamannya, tercipta sebuah keseimbangan

(equilibrium) atau dinamic equlibrium (keseimbangan berjalan). Notebene, berasal dari fungsi

dan peran masing – masing individu yang ada dalam masyarakat. Parsons (1957) menyebutkan,

keseimbangan dapat tercipta dengan konsep Adaptation (adaptasi), Goals (tujuan), Integration

(integrasi), dan Latern Pattern Maintenance (pemeliharaan pola – pola). Adaptation, yang berarti

dilaksanakan oleh masing – masing individu, terhadap pengaruh baru yang masuk. Integrasi,

mencakup bagaimana fungsi dan peran dalam masyarakat saling terhubung (connected). Tujuan,

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

jelas merupakan tujuan umum yang ingin dicapai oleh masyarakat tersebut dibantu oleh norma –

norma yang dimiliki, dan sanksi terhadap pelanggaran norma.

Meski terjadi konflik pun, dapat diatasi dengan penyesuaian-penyesuaian dan

institusionalisasi (Nasikun, 1984 : 11). Lattern Pattern Maintenance, sub – konsep yang terakhir

ini merupakan pemeliharaan pola – pola, dimana suatu masyarakat memiliki peluang untuk

menjaga tatanan sistem yang sudah terbentuk. Sekali lagi, meski terdapat „penyakit sosial‟ atau

pelanggaran norma yang mungkin terjadi, tidak akan mampu merusak tatanan kehidupan

masyarakat.

Konsep AGIL oleh Parsons diatas digunakan untuk bertahan (defensed) dalam sebuah

struktur fungsionalisme. Tentu, sebuah tatanan masyarakat akan dipengaruhi oleh subsistem

yang ada didalamnya (struktur fungsionalisme) diantaranya ; subsistem ekonomi, perubahan

ekologis (lingkungan tempat tinggal), politik, kebudayaan, dan sosialisasi (David Easton dan

Talcott Persons). Karena menurut Mallinowski, terdapat empat unsur fungsionalisme mencakup

(1) sistem norma yang memungkinkan kerjasama antar individu dalam masyarakat, (2)

organisasi ekonomi (baik swadaya maupun bentukan pemerintah), (3) alat – alat pendidikan, (4)

organisasi kekuatan (politik), yakni regulasi (peraturan/kebijakan) yang dibuat oleh pemerintah

atau daerah setempat.

Struktural fungsionalisme berjalan melalui individu – individu (invidu Act) sebagai aktor

dengan menjalankan fungsi dan perannya masing – masing melalui bentuk adaptasi terhadap

subsistem struktural fungsionalisme, yang menghasilkan sebuah tindakan (unit aksi). Dari unit

aksi inilah kemudian terjadi sistem aksi (act system) dimana masyarakat telah menemukan tujuan

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

dari aksi tersebut. Sehingga terbentuklah sebuah tatanan masyarakat dengan keunikannya

tersendiri. Nantinya, akan mengalami perubahan yang lebih kompleks.

Teori struktural fungsional juga mengalami perubahan seiring dengan perkembangan

masyarakat yang semakin kompleks. Jika diawal – awal lahirnya teori ini diprakarsai oleh

Comte, Parsons, dan E. Durkehim dengan menyesuaikan jiwa jaman (Geiisweitch) saat itu, yakni

keadaam dimana masyarakat masih begitu sederhana. Maka dalam perkembangan yang lebih

lanjut, teori struktural fungsional klasik tersebut dinilai „kurang‟ sesuai dengan perkembangan

masyarakat saat ini yang lebih kompleks. Sehingga munculah teori – teori baru yang diteruskan

oleh Robert K. Merton (1910 – 2003), dan Anthonny Giddens (1938 – sekarang). Robert K.

Merton yang lebih menitikberatkan kajiannya terhadap perubahan sosial dan Anthonny Giddens

dengan strukturisasi masyarakatnya.

Dalam masyarakat yang lebih kompleks, pembatasan terhadap teori fungsional dinilai

perlu dilakukan, dimana perubahan – perubahan kerap terjadi. Robert K. Merton mengakui

bahwa teori fungsionalisme klasik telah banyak membantu bagi perkembangan studi

kemasyarakatan, namun tidak dapat menjawab permasalahan sosial secara keseluruhan. Menurut

Merton dan Giddens, tindakan sosial (act social) tidak pernah terlepas dari struktur sosial.

Raclidffe brown menyebutkan, pembagian dalam masyarakat beserta ide mengenai strata yang

membedakan agama, ras, dan suku tersebut dipengaruhi oleh peraturan – peraturan dan hukum

yang sedang berlaku di sekitar lingkungan masyarakat.

Ada keterkaitan antara struktur sosial dengan perilaku dan adaptasi individu. Lower class

(masyarakat bawah) misalnya, cederung memiliki kesempatan yang lebih kecil jika

dibandingkan dengan masyarakat kelas atas. Tentu hal ini berakibat pada keresahan, frustasi, dan

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

kekecewaan terhadap individu – individu tertentu, sehingga dapat menghasilkan perubahan

sosial dengan adaptasi tertentu. Masih menurut Merton, adaptasi dalam teori struktural

fungsional terbagi menjadi 5 jenis yakni conformity (keadaan tetap pada keadaan sosial yang

lama), Inovation (terdapat perubahan cara untuk menggapai tujuan dalam masyarakat), Ritualism

(bentuk penolakan terhadap pengaruh – pengaruh baru), Retreatism (bentuk penarikan diri

individu dengan cara melakukan penyimpangan sosial), dan Rebellion yang berarti pemberontak,

dan berani mengubah tatanan struktur sosial secara keseluruhan.

Dalam teori Giddens, perubahan sosial yang terjadi memerlukan struktur sosial (recurrent

social practise) sebagai sarana dan sumber daya untuk melakukan tindakan sosial. Perubahan

sosial yang juga dipengaruhi oleh subsistem (ekonomi, budaya, politik, dan sosialisasi) dan

struktur teori fungsionalisme (norma, organisasi ekonomi, alat pendidikan, dan politik kebijakan

pemerintah), membutuhkan jarak (space) saat praktiknya dimulai, notabene tidak semua ritual

lama ditinggalkan oleh masyarakat file:///D:/dayango/New%20folder/teori-struk tural-

fungsional--546379.html ( di akses 15 desember 2013).

2.4 Panggoba Dalam Masyarakat Gorontalo

Masyarakat Gorontalo mengenal budaya dengan istilah “panggoba”Yang mengandung

arti Orang tua. Budaya ini menjadi ciri khas kepribadian masyarakat gorontalo yang telah di

bina secara turun- temurun. Panggoba bangi masyarakat gorontalo merupakan suatu adat

istaiadat yang menjadi panutan anggota masyarakat,pemimpinya yang di dasarkan pada

solidaritas social,letak geografis, iman dan kepercayaan guna memenuhi kebutuhan dan

kepentingan bersama.Sebagian masyarakat gorontalo belum mengetahui konsep “panggoba”

sebagai sebuah nilai cultural dasar masyarakat, numun dalam beberapa kesempatan kebanyakat

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

masyarakat mencampur adukan pengertian panggoba menjadi beberapa bagian. Ada yang

mengatakan panggoba sebagai dukun,penjaga, milu tua, orang tua,bulan dan masih banyak lagi

orang yang salah menafsirkannya.

Panggoba merupakan indentitas dan corak masyarakat yang di wariskan dari nenek

moyang kita yang selama puluhan tahun atau bahkan ratusan tahun. Ditetapkan oleh orang yang

dituakan dan menjadi panutan masyarakat dengan sebutan Panggoba Ilmu ini di wariska secara

turun-temurun Panggoba adalah sebutan bagi orang yang menguasai ilmu perbintangan. Ilmu

tersebut diwariskan turun-temurun, Dengan melihat posisi bintang, panggoba akan menentukan

kapan waktu yang tepat untuk memulai menanam atau memanen. Bahkan, dibagi secara rinci

saat-saat yang tepat untuk menanam tanaman yang berbuah di bawah (kacang tanah), berbuah di

tengah (jagung), dan berbuah di atas (padi).

Melihat posisi bintang, panggoba akan menentukan kapan waktu yang tepat untuk

memulai menanam atau memanen. Bahkan, dibagi secara rinci saat-saat yang tepat untuk

menanam tanaman yang berbuah di bawah (kacang tanah), berbuah di tengah (jagung), dan

berbuah di atas (padi). Ada tiga posisi bintang yang jadi acuan Ketiga posisi bintang itu adalah

taa daata, otoluwa,dan toto’iya. Posisi bintang taa daata artinya kumpulan bintang dalam

jumlah yang banyak Otoluwa dan toto’iya memiliki jumlah bintang sebanyak tujuh buah,

pembagiannya adalah tiga bintang di atas dan empat bintang otolowa dan toto’iya memiliki

perbedaan,perbedaanya yaitu antara otoluwa dan toto’iya adalah waktu peredarannya, bintang

Otoluwa beredar mulai Juni hingga Desember. Bintang toto’iya beredar mulai Januari hingga

April. Adapun bintang jenis taa daata beredar mulai Mei hingga Juni. Bintang toto’iya disebut

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

oleh panggoba sebagai rajanya bintang karena pada bulan-bulan itulah waktu yang tepat untuk

menyebar bibit tanaman.

Selain menguasai ilmu perbintangan dan penetapan waktu menanam, seorang panggoba

juga menguasai ilmu penetapan waktu menanam,selain itu seorang panggoba juga menguasai

ilmu pembasmian hama. Dalam membasmi hama, mereka menggunakan bahan-bahan alami,

seperti kayu cendana, air kelapa muda, atau batu kemenyang. Caranya, kayu cendana dan batu

kemenyan dihancurkan sampai halus dan dicampur dengan air kelapa muda. Setelah larut,

campuran itu disebarkan di seliling petak sawah atau di pematang sesaat setelah penanaman

dimulai, Maksud dari ritual ini tak lain adalah agar buah pada tanaman tidak mendapat gangguan

binatang atau di serang hama selain itu panggoba juga berperan penting dunia pertanian. Kepada

panggoba, petani bertanya kapan waktu yang tepat untuk menanam dan memanen.

Pada zaman dulu, seorang panggoba selalu menjadi rujukan petani sebelum mereka

memulai penebaran benih, menanam, atau memanen. Jika mereka tidak mengikuti anjuran

panggoba, biasanya hasil panen akan buruk. Seiring perubahan cuaca dan ilmu modern bidang

pertanian, kini peran panggoba mulai surut. Saat ini tak bisa diprediksi waktu musim hujan tiba

atau berakhir.Yang terpenting perawatan tanaman karena faktor i

Hal ini kalau diwariskan dan diterapkan secara baik maka pasti akan meningkatkan

produksi pangan lokal yang variatif, karena masyarakat setempat sangat pandai dan bijak

membaca tanda tanda alam, sebelum menanam, sesudah menanam maupun pada waktu panen.

Numun panggoba tidak hanya berperan pada satu bidang saja panggoba selain berperan dalam

dunia pertanian panggoba juga berperan di bidang payanggo, jam yang baik untuk melakukan

pekarjaan, tanggal yang baik memulai pekerjaan, hari na‟as setiap bulan(lowangga) , cahaya

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

setiap bulan,perhitungan bulan di langit dan hari untuk di pakai pada sewa pekerjaan, jatuhnya 1

hari awharam tahun baru islam,dan masi banyak lagi perananya Hal ini kalau diwariskan dan

diterapkan secara baik maka pasti akan meningkatkan produksi pangan lokal yang variatif,

karena masyarakat setempat sangat pandai dan bijak membaca tanda tanda alam, sebelum

menanam, sesudah menanam maupun pada waktu panen.

Tujuan dan manfaat pelaksanaan panggoba memanag sudah menjadi kepribadian bangsa

Indonesia yang harus benar-benar di jaga dan di pelihara,akan tetapi akan tetapi arus kemajuan

ilmu dan teknologi ternyata membawa pengaruh yang cukup besar terhadap sikap dan

kepribadian suatu bangsa,serta selalu di ikuti oleh perubahan tatanan nilai dan norma yang

berlaku dalam masyarakat. Adapun nilai-nilai yang telah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa

Indonesia, tentu tidak akan lepas dari penggaruh tersebut. Namun sykurlah bahwa sistim budaya

kita di landasi oleh nilai-nilai keagamaan yang merupakan benteng kokoh dalam menghadapi

arus perubahan jaman.

Tradisi panggoba memiliki aturan main yang di sepakati bersama(norma), menghargai

prinsisp timbale balik di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dan dalam waktu

tertentu akan menerima kompensasi/reward sebagai suatu bentuk sistim resiprositas

(reciprocity), ada saling percaya antara pelaku bahwa masing-masing akan memetuhi semua

bentuk aturan main yang telah di sepakati(trust), serta kegiatan kerjasama tersebut diikat kuat

oleh hubungan-hubungan spesifik antara lain mencakup kekerabatan (prinsip), pertentangan

(neighborship) dan pertemanan (friendship) sehingga semakin menguatkan jaringan antara

pelaku (network).

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

Dengan demikian dapat di katakan Dalam masyarakat demi kepentingan bersama adalah

sanggat penting,karena dengan kegiatan menjadi lancer dalam mencapai tujuannya. Dengan

prinsip masyarakat terkandung nilai norma antara lain: (1) keiklasan berpartisipasi dan

kebersamaan/persatuan. (2) saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama/umum.

(3) uasah meningkatkan / pemenuhan kesejahteraan. (4) usaha menyesuaikan dan

integrasi/penyatuan kepentingan sendiri dengan kepentingaan bersama.

Fakto-faktor yang mendorong jalanya proses perubahan pelaksanaan panggoba adalah

proses perubahan social di masyarakat termasuk dalam pelaksanaan budaya panggoba adalah (a)

kontak dengan kebudayaan lain,(b) sisteim pendidikan formal yang maju,(c) sikap menghargai

karya seseorang dan keinginan-keniginan untuk maju,(d) toleransi terhadap perbuatan –

perbuatan yang menyimpang(deviation), yang bukan merupakan delik,(e) sistim terbuka lapisan

masyarakat(open srtatification),(f) penduduk yang herterogen,(g) ketidak puasan masyarakat

terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu,(h) orientasi ke masa depan,(i) nilai budaya manusia

harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

Pendidikan mengajarkan kepada individu aneka macam kemampuan. Pendidikan

memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam membuka pikiranya serta

menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara berfikir secara objektif, serta memberikan

kemampuan untuk menilai apakah kebudayaan masyarakat akan memenuhi kebutuhan-

kebutuhan zaman atau tidak.

Sikap menghargai karya orang lain dan keinginan-keinginan untuk maju. Apabila sikap

saling menghargai tersebut melembaga dalam masyarakat , maka masyarakat akan merupakan

pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Sisteim terbuka lapiasan masyarakat

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

memungngkinkan adanyagerak social vertical luas atu berarti memberikan kesempatan kepada

para individu untuk maju atas dasr kemampuan sendiri dalam keadaan demikian,seseorang

mungkin akan mengadakan identivikasi dengan harga yang mempunyai status lebih

tinggi,identifikasi merupakan tingkah laku yang sedemikian rupa sehingga seseorang merasa

kedudukanya sama dengan orang ataug olongan lain di annggap lebih tinggi dengan harapan

agar di perlakukuan sama dengan orang lain tersebut. Pada golongan yang berkedudukan lebih

rendah, keadaan tersebut dalam sosiologi terseebut status anxiety, ststus anxiety menyebabkan

seseorang berusaha untuk menaikan pendidikan sosialnya.

Penduduk yang heterogen di mana masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok

sosial yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda,ras yang berbeda,idiologi yang

berbeda dan seterusnya. Mempermuda terjadinya pertentangan pertentangan yang mengandung

kegoncangan –kegoncangan. Keadaan dimikian menjadi pendorong bagi terjadinya peresubahan-

perubahan dalam masyarakat. Ketidak puasan masyarakat terhadap budaya-budaya kehidupan

tertentu,yaitu dalam hal ketidak puasan yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat

berkemakmuran berkemakmuran besar akan mendatangkan masa depan dan harus senantiasa

berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya.

Foktor-faktor yang menghalangi pelaksanaan panggoba adalah perubahan social dalam

masyarakat termasuk dalam pelaksanaan budaya panggoba di antara lain adalah (a) kurangnya

hubungan dengan masyarakat lain. (b) perkembangan ilmu penggetahuan yang terlambat. (c)

sikap masyarakat yang tradisional. (d) adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam

dengan kuat atau vested interest. (e) rasa takut akan terjadinya kegoyaan pada interaksi

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

kebudayaan(f) prasangka terhadap hal-hal baru atau asing yang tertutp. (h) adat atau kebiasaan.

(i) nilai baru untuk hidup pada hakikat buruk dan tidak mungkin mungkin di perbaiki.

Kurangnya hubungan dengan masyarakat, menyebabkan sebuah masyarakat tidak

mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin

akan memperkaya kebudayaan sendiri. Hal itu juga menyebabkan bahwa para warga

terkungnkung pemikiranya oleh tradisi. Sikap masyrakat yang tradisional yaitu suatu sikap yang

mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau serta anggapan bahwa tradisi secara mutlak tak

dapat diubah, menghambat jalanya proses perubahan. Keadaan tersebut akan menjadi lebih parah

apabila masyarakat yang bersangkutan di kuasai oleh golongan konservatif.

Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interets.

Disetiap organisasi sosial yang mengenal sistim lapisan pasti akan ada sekelompok orang yang

menikmati kedudukan perubahan-perubahan. Misalnya dalam masyarakat feodal dan juga pada

masyarakat yang sedang mengalami trasisi. Dewasa ini, ada golongan-golongan dalam

masyarakat yang di anggap sebagai pelopor proses transisi. Karena selalu mengidentifikasikan

diri dengan usaha-usaha dan jasa-jasanya, sukar sekali bagi mereka untuk melepaskan

kedudukannya di dalam suatu proses perubahan.

Rasa takut akan terjadi kegoyaan pada interaksi kebudayaan, memang harus diakui kala

atau tidak mungkin integrasi semua unsur suatu kebudayaan bersifat sempurna. Bebrapa

pengelompokan unsur-unsur tertentu mempunyai derajat integrasi tinggi. Maksudnya unsur-

unsur luar di khawatirkan akan mengoyahkan integrasi dan menyebabakan perubahan-perubahan

pada aspek-aspek tertentu masyarakat.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atu sikap yang tertutup. Dalam hal ini sikap

yang demikian banyak di jumpai pada masyarakat yang tidak pernah bias melupakan

pengalaman-pengalaman pahit.hambatan-hambatan bersifat ideologis masyarakat yang sudah

menjadi dasar integrasi masyarakat tersebut.

Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anngota masyarakat di dalam

memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Apabila kemudian ternyata pola-pola perilaku tersebut

efektif lagi di dalam memenuhi kebutuhan pokok,krisis akan muncul. Mungkin adat kebiasaan

yang mencakup bidang kepercayaan,sistim mata pencaharian,pembuatan rumah,cara berpakaian

tertentu, begitu kokoh sehingga sukar untuk diubah. Di samping itu factor pengahambat yang

tidak dapat di abaikan adalah nilai bahwa hidup pada hakekatnyaburuk dan tidak mungkin di

perbaiki.

Penemuan –penemuan baru dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat, pengaruh

tersebut tidak hanya pada satu bidang tertentu saja,melainkan meluas ke bidang-bidang lain.

Penemuan baru akan memancarkan pengarunya keberbagai arah dan menyebabkan perubahan-

perubahan dalam lembanga-lembaga kemasyarakatan dan pada istiadat.

Sejarah dan Tradis Ketika air surut, perlahan terbentuklah rawa di mana ikan tola (ikan

gabus). Rawa yang kemudian menjadi daratan ini lalu di sebut hulua lo tola (tempat berkembang

biakan ikan gabus)yang kemudian di eja Hulontalo. Asal usul nama gorontalo itu sendiri

sebenarnya banyak versi,seperti gunung tellu, ucapan orang Gowa yang melihat tonjolan tiga

bulan buah gunung dari kejauhan. Mengingat perpindahan penduduk dari bukit-bukit (hunto)ke

tempat yang di genangi air (langi-langi). Hulontalangi artinya lebih mulia. Hulondatalangi: nama

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

salah satu kerajaan yang kemudiandi simgkat Hulontalo. Lidah orang Belanda sulit

mengucapaka denga tapat .Mereka menyabutnya Horontalo (di tulis Gorontalo).

Tercatatat dalam Sejarah Gorontalo, daratan Gorontalo sekarang merupakan lautan.

Bukitnya, banyak di temukan garam lautan, karang dan kerang di puncak-puncak bukit/gunung.

Demikianlah maka kerajaan pada waktu itu terdapat terdapat di sekitar puncak gunung. kerajaan

tertua: suwawa terdiri dari dua kelompok masyarakat. Pidodotiya adalah kelompok yang

menetapkan dan witohiya sebagai kelompok yang bebas merantau ke mana-mana.

Takkalah air makin surut kelompok perntau di atas keluar kerajaan dan kawin mawin di

perntauanya. Salah sati di antaranya adalah putrid Bulaidaa,adik Raja Mooduto Hulontalangi

bernama Humolanggi. Anak keturunannya pemikiran Wantogia berpendapat bahwa mitos asal-

usul nenek moyang Gorontalo yang berasal langgit,dari busa laut,kayu rotan dan lain-lain adalah

tidak benar( Alim S. Niode “Gorontalo Perubahan Nilai-Nilai Budaya dan Pranata Sosial

“2007:19).

2.5 Gorontalo dalam Sejarah Awal

Gorontalo atau dalam lama hulontalo, merupakan kerajaan yang tidak dapat di pisahkan

dari kedudukan kerajaan tua lainya yang pernah hadir di kawasan ini provinsi gorontalo

sekarang. Kerajaan-kerajaan tua yang pernah berkuasa di wilayah gorontalo berdasarkan awal

berdirinya adalah dua kerajaan wadda, letaknya berada di kaki Gunung Tilongkabila, dengan raja

pertama di bawah kekuasaan Binuanguguto,selanjutnya,kerajaan suwawa,letaknya di daratan

tinggi bagnio di kaki Gunung Tilongkabila, dengan pemerintah awalnya kerajaan berada di

bawah kekuasaan Raja Ayudugia. Kerajaan tua selanjutnya adalah kerajaan limutu (limboto),

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

pusat pemerintahannya terletak di lintalo sebelah barat danau limboto. kerajaan ini pada awalnya

berada di bawah kekuasaan Ratu Buibungale.

Kerajaan Gorontalo berdiri melalui persekutuan 17 linula(komunitas kecil) yang

memiliki teritori dan ikatan geneologis.Denagan musyawarah di pilihlah seorang raja bernama

Wadipalapa atau ilahudu. Adapun kerajaan bolongo awalnya di bawah kekuasaan Gorontalo,

tapi selanjutnya mengalami kemajuan dan membentuk kerajaan sendiri. Selanjutnya adalah

kerajaan Atinggola (Andagile) dan kerajaan boalemo yang pusat pemerintahnnya berada di

tilamuta (awalnya di bawah pengaruh kekuasaan Gorontalo), tapi pada tahun1790 membentuk

kekuasaan sendiri yang otonom. Kerajaan-kerajaan tertua yang pernah berkuasa di kawasan

Gorontalo tersebut telah menampilkan berbagai hubungan yang saling mempengaruhi dan saling

ketergantungan antara berbagai aspek kehidupan kerajaan dan kemasyarakatan pada masa itu.

Tradisi lisan Gorontalo dikatakan bahwa asal mula kerajaannya di bentuk melalui

persekutuan 17 rumpun komunitas kecil yang di sebut linula. Setiap kelompok linula di pimpin

seorang olongia, kemudian berinteraksi ke dalam suatu kerajaan (lipu lo Hulondalo) di bawah

kekuasan Raja Wadipalapa atau ilahudu sekitar tahun 1385. Diantara 17 linula, Huondalangi

adalah linula terbesar dengan Olangia pertama yang tercatat dalam laporan arsip adalah

halawadula (ilahudu), kemudian mengawini tantahula (Tolanggohula) sebagai Olangia limutu

(limboto).

Ketuju belas olangia kecil yang telah mengintegrasikan wilayahnya ke dalam satu

kerajaan adalah:

1.Linula Hungginaa sebagai olangia adalah lihawa

2. Linula Lupoyo sebagai olangia adalah pel

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

3 Linula Billinggata sebagai olangia adalah luo

4 Linula Wuwabu (Uwabu) sebagai olongia adalah Wahumolungo

5 Linula Biawao sebagai olongia adalah Walango Huladu

6 Linula Padengo sebagai olongia adalah palanggo

7 Linula Huangoboto sebagai olongia adalah Dawangi

8 Linula Tapa sebagai olongia adalah Deyilohijodaa

9 Linula lawuwono sebagai olongia adalah Bongohulawa

10 Linula Tuto sebagai olongia adalah Tilopalani

11 Linula Dumati sebagai olongia adalah buata

12 Linula Ilotedia sebagai olongia adalah Tamau

13 Linula Patonggo sebagai olongia adalah ngobuto

14 Linula panggulo sebagai olangia adalah hungginyalo

15 Linula huangobotu sebagai olangia adalah lealini

16 Linula olangia sebagai olangia adalah dajilombuto

17 Linula hulontalanggi sebagai olangia adalah wadipalapa(Ilahudu).

Dari persekukutuan tujuh belas linula di atas terdapat linula besar yang mempunyai

peranan sangat penting dalam proses pembentukan kerajaan gorontalon. Linula besar tersebuta

adalah Hungginaa, Lopoyo, Bilinggata dan Wuwabu (Uwabu). Keempat linula ini secara

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

langsung menempatkan olongia-nya untuk memengang peranan penting pada struktur politikdan

birokrasi kerajaan. Mereka berperan sebagai tiang utama kerajaan.

Pada masa kekuasaan Raja Walipalapa atau ilahudu, kerajaan Gorontalo mempunyai

hubungan erat dengan kerajaan Wadda, sehingga di beri gelar Lantarang papang La To wadda

(Pelindung Kerajaan Wadda ).Raja Wadipalapa juga melakukan ekspansi bersama sawerigading-

putra Raja Luwu-untuk memperluas supremasi kekuasaannya sampai Teluk Tomini. Dalam

tradisi lisan dikisahkan pula tentang perjalanan Saweringading bersama pengikutnya mencari

sudara kembarnya bernama Rawe-ke Gorontalo dengan memekai perahu. Konon mereka tiba

pertama kali di bayolamilate(padengo). Di bayolamilate inilah kemudian Sawerigading berhasil

bertemu dengan Putri Rawe, tapi rupanyan ia telah menikah dengan Raja Wadipalapa.

Pertemuan kedua pembesar kerajaan ini secara langsung mengikat suatu hubungan diplomasi

dan akhinrnya mereka sepakat untuk memperluas kekuasaan kedua kerajaan mereka di sekitar

negeri-negeri Teluk Tomini.

Dalam ekspansinya,merera akhinya berhasil menaklukan negeri-negeri di kawasan Teluk

tomini. Setelah kembali ke Gorontalo dari ekspansinya , Wadipalapa maupun Sriwegading

kemudian membagi negeri-negeritaklukanya itu.Raja Wadipalapa mendapatkan bagian daerah

taklukan yang penduduknya merupakan orang-orangnya memakai senjata sejenis keris. Degan

demikianpembagian hasil ekspansi di dasarkan peda jenis senjata yang di gunakan peeduduk

pada negeri taklukanya. Setelah itu,Sawerigading melanjutkan pelayaranya ke negeri Cina. Tidak

muda bagi Walipalapa dalam menjaga kekuasaanya di Teluk Tomini, terutama karena dia selalu

terganggudan kuatir akan kegiatan ekspansi yang di lakukan orang-orang Bugis dan Mandar di

Pantai teluk Tomini.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

Setelah berakhirnya masa pemerintah Raja Wadipalapa selanjunyadi nobatkan Uloli

sebagai penganti raja. Pada masa pemerintahanya Gorontalo tidak mengalami banyak

perkembangan,beliau hanya meneruskan kebijakan-kebijakan yang di rintis oleh Raja Wadipala.

Selanjutnya peralihan kekuasaan kerajaan kepada Raja wolanga. Dalam periode itu

terjadiperistiwa penting dalam kehidupan kerajaan Gorontalo dan kerajaan

tetangganya,Limboto.

Raja Wolanga melakukan hubungan kerja samadengan kerajaan Limboto, sehingga

begitu kuatnya kerja sama tersebut maka dalam struktur birokrasi kedua kerajaan mempunyai

banyak kesamaan sampai pada hubungan ikatan keluarga yang erat. Hubungan ini diperkut

dengan perkawinan Raja Wolanga Ratu Moliye- dari Kerajaan Limboto. Dari hasil

perkawinannya di karunia seorang putra benama Polamolo. Setelah putranya memasuki masa

dewa, baik Raja Wolanga maupun Ratu Moiye bersama-sama melakukan ekspansi di wilayah

Teluk Tomini. Degan demikian kekuasaan pemerintahan Kerajaan Gorontalo Limboto di

serahkan kepada putranya, Polamolo.

Dalam ekspansinya, Raja Wolanga di samping para prajuritnya kerajaan bertolak dari

muara Sungai Paguyaman menuju Kepulapuan Togian dan kemudian melanjutkan perjalananya

ke daerah Tanjung Api. Dari tempat itu kembali melanjutkan pelayarannya ke daerah barat dan

bertemu dengan suaminya Raja Wolanga di Sausu (Kabepaten Moutong-parigi,Sulawesi Tengah

sekaarng). Pada pertemuan di Sausu telah melahirkan kesepakatan bersama dikenak dengan

perjanjian ”Sausu Masabuku”antara lain kesepakatan tentang batas –batas wilayah kekuasaan

Kerajaan Gorontalo-Limboto di mulai dari daerah Sausu.

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

Peryataan kedua Kerajaan Gorontalo-Limboto dalam ikatan perkawinan penguasa

utamanya (Raja Wolanga dan Ratu Moliye) secara langsung semakin memrekuat

kekuasaan,kewibawaan dan meliterGorontalo dan limbot. Dalam mempertahankan kelangsungan

kebesaran kerajaan, pada 1481 mereka menobatkan putranya, Polamolo sebagai raja yang yang

memerintahnya, baik di Gorontalo maupan di limboto. Pada masm pemirintahannya Polamolo

merupakan Raja pertama yang menguasai dua kerajaan sehingga disebut sebagai ”Olangia lo

balanga” Artinya raja yang melaksanakan pemerintahanya selama 7hari berpindah kerajaan dari

Gorontalo ke limboto, begitu pula sebaliknya. Dalam kekuasaanya, Polamolo menambahkan

jabatan pemerintah kerajaan dengan mengangkat walaapula dan diti olangiadengan tujuan dapat

membantu tugas-tugasnya apabila dia sebagai raja tidak berada di tempat. Sampai akhir masa

kekuasaanya, ternyata Polamolo tidak mampu mempersatukan para pembesar kerajaan Gorontalo

dan Limboto dalam satu kesatuan.

Dalam masa pemerintahanya Polamolo terjadi peristiwa penting di kawasan ini, di

sebabkan oleh pemecahan politik pada kedua kerajaan tersebut, hal mana sangat mempengaruhi

perjalanan sejarah Gorontalo dan Limboto pada masa yang cukup panjang. Untuk itu perlu di

bentangkan proeses terjadinya konflik tersebut.Pada bagian ini dimulai dari kepemimpinan dan

kewibawaan Polamolo yang lemah dan di anggap kurang mampu mengatur kedua kerajaan,

sehinggamenyebabkan hubungan Gorontalo dan Limboto semakin renggang, walaupun dalam

pengambilan keputusan berada di tanganya. Proses ini mengakibatkan munculnya perselisihan

berkembang menjadi konflik cukup lama antara Gorontalo-Limboto.

Dalam perjalanan sejarah, terjadinya konfrontasi dan konflik cukup lama berlangsung

sekitar dua abad. Beberapa versi menyatakan tentang foktor terjadinya konflik kedua kerajaan

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

tersebut, di antaranya kedua kerajaan ini. Hal ini di sebabkan penduduk Gorontalo maupun

Limboto sering kali melanggar perbatasan untuk menggambil emas, produk hutan dan hasil laut.

Pada bagian versi lain, persaingan para kepala prajurit kerajaan Gorontalo bernama

hilibaladan Hemuto dari kerajaan Limboto. Peristiwa ini berawal setelah kedua kerajaan kembali

dari ekspansi nya di teluk tomini. Setelah kedua prajurit Gorontalo dan Limboto mengadakan

pertandingan adu kerbau yang tujuanya utamanya untuk lebih meningkatkan hubungan

persaudaraan. Dalam pertandingan tersebut kerbau Gorontalo menang sebabyak dua kali,

sedangkan kerbau Limboto hanya menang sekali. Dari peristiwa itu muncul sajak-sajak ejekan

yang di tujukan bagi orang orang Limboto sebagai pihak yang kalah, namun sebaiknya pihak

Limboto membalasnya dengan mengatakan bahwa “walu kerbaunya kalah, namun orangnya-

orangnya belum tentu di kalahkan ”.

Demikan pula pada periode kekuasaan Polamolo, 4 kepala Linula Hungginaa, Lupoyo,

Balinggata dan Wuwabu (Uwabu) memang peranan penting sebagai tiang kerajaan, sehingga di

beri hak istimewa memalui otonomi sendiri. Ologia (raja) Gorontalo hanya menuntut penyerahan

upeti hasil bumi, hasil laut-laut dan hasil hutan secara rutin dalam jumlah tertentu.

Masa kekuasaan Ratu Ntihedu tidak berlangsung lama,kemudian kekuasaan Ratu Ntihedu

tidak berangsung lama, kemudiayan kekusaan Ntihedu berlangsung lama Kemudian kekuasaan

Ntihedu di lanjutkan putranya yaitu Raja Detu, Tapi masa pemerintahannya hanya dalam waktu

singkat Permasalahan ini di sebabkan kuranhya perhatian Raja Detu dalam mengatur

pemerintahan kerajaan. Dalam kepemimpinannya beliau lebih mementingkan bakatnya sebagai

pembuant perkakas rumah,utamanya perabotan halus seperti meja, lemari pakaian dan kursi.

Akibat kurangnya parhatian raja Detu terhadap kerajaan ,maka para wulea lo lipu,walaapulu dan

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

ditiolangia mengadakan musyawarah untuk menentukan kelangsungan pemerintahan kerajaan.

Kemudian di putuskan untuk menambah seorang raja dengan mengangkat Podungge -adik Raja

Detu- sebagai Olangia tohiliyaliyala (Raja Atas ),sedangkan Raja Detu di tetapkan sebagai

Olangia to tilato(Raja Bawah).

Islaminasi hinngga persekutuan limboto-Gorontalo

Dalam suasana konflik Gorontalo-Limboto, Pada sekitar 1520 Kejaan Gorontalo di

bawaanh kekuasaan Olangia To Tilayo Amai,sedangkan Olangia To Huliyaliya di jabat

Tuliyabu. Dalam periode ini, terjadi perubahan penting dalam kehidupan masyarakat Gorontalo

setelah masuknya agama islam di dalam kerajaan. Raja amai merupakan pelatak dasar islaminasi

di Gorontalo setelah melakukan perkawinan dengan Owutang-putri Raja Palasa Ogomonjolo

(kumojojo) di Siyendeng, Tomini, yang mempunyai pertalian darah dengan Raja-Raja Ternate.

Proses peng-islaman Raja Amai di mulai dari kunjunganya untuk memperkuat hubungan

kerajaan sama dengan kerajaan –kerajaan di telik tomini. Di kerajaan palasa, Raja Amai terpikat

dan kemudian melamar Putri Owatango. Setelah di sepakati dalam kerajaan palasa, akhinya

lamaran Raja Amai di terima dengan suatu syarat harus memeluk Islam dan begitupula secara

langsung adat istiadat yang belaku pada masyarakat Gorontalo harus bersumber pada Alquran.

Hal ini terbukti ketika Raja Amai melakukan pembauran dalam kerajaan dengan

mengembangkan prinsip adat dan kebiasaan masyarakat di sesuaikan dengan ajaran Islam.

Setelah pelaksanaan perkawinan, Raja Amai kembali ke Gorontalo bersama istrinya

Putri Owutango dan di dampingi 8 raja-raja kecil di bawah vasalpalasa yaitu Tamalate,

Lemboo, Syiyendeng, Hulongato, Siduan, Sipayo, soginti, dan Bunuyo. Mereka di harapkan

bertugas membantu Raja Amai dalam membimbing masyarakat serta merancang adat istiadat

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

yang berpedoman pada Islam. Kedatangan Raja Amai dan para pembesar kerajaan Gorontalo

.Selanjutnya 8 raja-raja kecil Palasa di beri gelar Olangia walu lonto otolopa.

Berdasarkan aturan yang berlaku pada Kerajaan Gorontalo, mereka membagi tugas sesuai

dengan bidang dan kemampuan yang di milikinya,seperti Raja tamalate, Lemboo, Siyendeng dan

Hulamggatodi tugaskan merancang dat-istiadat yang akan di berlakukan pada masyarakat

Gorontalo. Selain itu, Raja tamalate dan Siyendeng juga mengajarkan tentang cara pembuatan

peralatan rumah tangsga seperti tolu, tutupan saji, dan pembuatan garam dapur. Dimikian pula

bagi Raja siduan, sipayo, Soginti dan Bunuyo bertugas megerjakan hal-halyang berhubungan

dengan mantera-mantera dan dudukan dalam pengobatan. Di samping itu 8 raja tersebut juga

bertugas sebagai mubaligh dalam pengembangan ajaran Islam pada masyarakat.

Mereka di berikan lokasi pemukiman tersendiri oleh Raja Amai di daerah Hunto

(kelurahan biawu, kecamatan kota selatan sekarang). Di daearh tersebut juga di dirikan sebuah

tempat ibadah yang di debut tihi lo hunto (Mesjid Sultan Amai sekarang). Bangunan inilah

menjadi pusat kegiatan pendidikan dan kebudayaan Islam bagi masyarakat. Kegiatan pendidikan

yang di selengarakan berupa dakwa dan tabling tentang keagamaan –kemasyarakatan dalam

hubungan dunia dan akhirat. Demikian pula Dalam aktifitasnya kebiasaan yang berlaku pada

kerajaan dengan cara ajaran Islam, sehingga adat memengang peranan penting dalam saluran

islamisasi. Pada tahun 1530 agama islam secara resmi menjadi agama kerajaan dan mengatur

adat Istiadat dengan memasukkan pengaruh islam , sehingga adat dengan memasukan pengaruh

islam di dalamnya. Peran islam sebagai agama kerajaan terutama dibentuk pada masa

Matolodula, anak Raja Amai.

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

Dalam kerajaan mulai di tetapkan tentang pentingya adat istiadat di sesuaikan dengan

syariat Islam. Hasil rumusan ini di kenal dengan prinsip “saraa topa-topango to adati’’ artinya

“ syarah bertempuh pada adat‟‟. Pada rancangan adat yang di buat Raja Amai bersama adat

sebanyak 185 adat yang di berlakukan .prinsip-prinsip adat itu menjadi pengangan utama dalam

menjalankan pemerintah kerajaan serta hubungan dengan masyarakat yang berpola pada

kehidupan isam.

Pada 1590 Raja Amai di gantikan oleh outranya Motolodulakiki sebagai Olangia To

tilayo. Dalam kehidupan penduduk memeluk penanut anemisme yang kebiasaanya menyembah

dewa Gunung Tilongkabila-Toguwata, Melenggabila, dan Longgabilla secara perlahan lahan

mulai berpindah ke agama islam Untuk lebih memahami ajaran islam, Motoludulakiki mengutus

pembesaran kerajaan guna mempelajari ajaran Islam di Ternate sehingga dalam ajaran islam

tersebut lebih di tekankan pada ajaran tauhid ma‟rifat. Sesama pemerintahanya, Motoludulakiki

berhasil mengembangkan proses islaminasi dan memperluas Hal ini terbukti setelah di

berlakukan suatu pengembangan prinsip hokum adat yang berbunyi :“Adati hulahulaa to

saraa;saraa hulahulaa to adati”(adat bersendi syara,syara bersendi adat). Pada tahap ini yang

berlaku adalah bahwa hukm adat adalah hokum Islam mempunyai kedudukan yang sama.

Pengaruh Islam makin melus terbentuk pada abad-abad setelah periode Raja Amai

Motolodulakiki, seperti terlihat dalam soal pengembangan ilmu-ilmu agam dan peran raja yang

akhirnya mengunakan gelar sutan. Kegigatan sosial yang merujuk pada islam makin membumi

seperti yang di contohkan Baginda Bayauddian(1790) yang memulai praktek “demdulo” berupa

hantaran buat acara seperti, rempah-rempah, minyak, ayam, dsb untuk membantu mereka yang

miskin yang sedang di timpah musibah. Kegiatan seperti ini di tanamkan Biyauddin sebagai

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI 2 - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/320/3/2013-2-87201-231409059-bab2-09012014055246.pdf · “budaya” berasal dari kata majemuk budidaya yang berarti “daya

kegiatan yang ebrhubungan dengan praktik pahal. Dalam sejarah juga dicatat baginda

Mohammad Iskandar Pui Manoarfa, Ta lo tomilo(1860). Dia di kenal karena keulamannya,

pandai berbahasa Arap dan mengkaji kitab. Beliau din kenal dengan sebagai pengarang naskah

syair Islam di Gorontalo,seperti suruhjanji,zikir,syair tepuk rabana dan lagu-lagu Islami. Istrinya

bernama Sjarifah, anak seorang ulama bernama Sayid Alwi Alhabsy.