bab 1 baru

4
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dua tipe umum dari engine pesawat yang digunakan sebagai penggerak dari semua tenaga pesawat yaitu motor turbin gas dan engine reciprocating atau motor piston, yang mana turbin diputar oleh panas, gas yang berkecepatan tinggi. 1 Pada motor piston menggunakan panas untuk mengembangkan campuran udara dengan bahan bakar dan untuk membuat tekanan terhadap piston pada sebuah silinder, piston tersebut terhubung dengan crankshaft untuk berputar sehingga timbul tenaga. Motor piston terdiri dari beberapa sistem, diantaranya sistem pemasukan, sistem bahan bakar, sistem pelumasan, sistem pendingin, sistem pengapian dan sistem pembuangan. Pada sistem pelumasan bertujuan untuk menyediakan oli ke engine dengan tekanan dan jumlah yang sesuai untuk pelumasan yang cukup dan 1 Bent McKinley, aircraft powerplant 4 th edition ( united states of America), p.6

description

bab 1 baru

Transcript of bab 1 baru

Page 1: bab 1 baru

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dua tipe umum dari engine pesawat yang digunakan sebagai penggerak dari semua

tenaga pesawat yaitu motor turbin gas dan engine reciprocating atau motor piston, yang mana

turbin diputar oleh panas, gas yang berkecepatan tinggi.1 Pada motor piston menggunakan panas

untuk mengembangkan campuran udara dengan bahan bakar dan untuk membuat tekanan

terhadap piston pada sebuah silinder, piston tersebut terhubung dengan crankshaft untuk

berputar sehingga timbul tenaga.

Motor piston terdiri dari beberapa sistem, diantaranya sistem pemasukan, sistem bahan

bakar, sistem pelumasan, sistem pendingin, sistem pengapian dan sistem pembuangan. Pada

sistem pelumasan bertujuan untuk menyediakan oli ke engine dengan tekanan dan jumlah yang

sesuai untuk pelumasan yang cukup dan pendinginan semua komponen engine yang bergesekan.2

Sistem pelumasan motor piston terdiri dari dua jenis yaitu wet-sump dan dry-sump. Pada wet-

sump, pelumasan ditampung pada sump atau wadah yang pemasangannya integral dengan

engine. Tipe ini tidak memiliki tangki pelumas sendiri. Pada umumnya light aircraft

menggunakan tipe ini.

Pada dry sump, engine memiliki scavenge-pump yang memompa pelumas dari sump atau

wadah yang berada pada bagian bawah engine menuju tangki pelumas tersendiri. Pesawat

aerobatik pada umumnya menggunakan tipe dry-sump, karena pesawat ini bisa terbang pada

1 Bent McKinley, aircraft powerplant 4 th edition ( united states of America), p.6 2 Ibid p.176

Page 2: bab 1 baru

posisi normal dan posisi berbalik. Tipe pelumasan ini mampu memberikan lubrikasi secara terus

menerus pada sikap terbang ( attitude) yang ekstrim dan tipe ini juga cocok digunakan untuk

radial engine yang memiliki pemasangan silindernya terbalik (inverted). Tetapi sekarang ini,

sistem pelumasan tipe dry-sump sudah jarang dipakai pada pesawat aerobatik dan kebanyakan

sudah menggunakan sistem pelumasan tipe wet sump yang secara umum ada perbedaan dengan

sistem pelumasan wet sump pada pesawat non aerobatik.

Para peserta pelatihan dan pendidikan di sekolah tinggi penerbangan Indonesia yang

mempunyai fasilitas terlengkap di Indonesia dilatih dan di didik untuk mempunyai wawasan

yang luas tentang dunia penerbangan. Khususnya Program studi teknik pesawat udara yang

merupakan bagian dari sekolah tinggi penerbangan Indonesia mempunyai misi untuk

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas internasional. Dalam proses pembelajaran,

penglihatan memiliki peranan 75%, pendengaran 12%, sentuhan 8%, penciuman 3% dan perasa

2%.3

Sistem pelumasan yang ada pada pesawat latih di Sekolah Tinggi Penerbangan

Indonesia umumnya menggunakan sistem pelumasan tipe wet sump yang dirancang untuk

terbang normal seperti pada pesawat Piper Warrior III, Sokata Tobago 10 Dan Piper Dakota.

Pesawat ini jenis ini hanya bisa terbang dengan posisi normal saja dan tidak memungkinkan

untuk terbang terbalik. Dikarenakan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia hanya

mempunyai pesawat latih non aerobatik yang hanya bisa terbang pada posisi normal. Dan

untuk menunjang dalam proses pembelajaran dan membantu dalam meningkatkan

pemahaman kepada para peserta, Maka penulis mencoba memperkenalkan salah satu sistem

pelumasan pada pesawat aerobatik jenis EXTRA 300 mesin AEIO 540 yang menggunakan

sistem pelumasan tipe wet-sump. Engine jenis Lycoming AEIO-540 series ini mirip dengan

3 FAA. Aviation instructor’s handbook, flight standards service, okhlahama, 2008, p.2-6

Page 3: bab 1 baru

Lycoming IO-540, tetapi AEIO aerobatic series ini berbeda pada wadah dan oli sistem

terbalik.4 Dengan adanya simulasi tentang sistem pelumasan pada pesawat aerobatic, peserta

dapat mengamati bagaimana komponen pada sistem bekerja dan diharapkan bisa menambah

wawasan dan pemahaman kepada peserta tentang salah satu sistem pelumasan pada pesawat

aerobatik. Dari permasalahan diatas maka penulis mencoba membuat “RANCANGAN

MODEL SISTEM PELUMASAN MOTOR PISTON TIPE WET SUMP PESAWAT

AEROBATIK TIPE EXTRA 300 MESIN LYCOMING AEIO 540 SAAT TERBANG

NORMAL DI SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA”.

4 Operator’s manual avco Lycoming AEIO-320, -360, -540 Series Aircraft Engines edition, p.1-1