bab 1 baru
-
Upload
rezicky-imam -
Category
Documents
-
view
16 -
download
2
description
Transcript of bab 1 baru
![Page 1: bab 1 baru](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082404/55cf8f69550346703b9c1491/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dua tipe umum dari engine pesawat yang digunakan sebagai penggerak dari semua
tenaga pesawat yaitu motor turbin gas dan engine reciprocating atau motor piston, yang mana
turbin diputar oleh panas, gas yang berkecepatan tinggi.1 Pada motor piston menggunakan panas
untuk mengembangkan campuran udara dengan bahan bakar dan untuk membuat tekanan
terhadap piston pada sebuah silinder, piston tersebut terhubung dengan crankshaft untuk
berputar sehingga timbul tenaga.
Motor piston terdiri dari beberapa sistem, diantaranya sistem pemasukan, sistem bahan
bakar, sistem pelumasan, sistem pendingin, sistem pengapian dan sistem pembuangan. Pada
sistem pelumasan bertujuan untuk menyediakan oli ke engine dengan tekanan dan jumlah yang
sesuai untuk pelumasan yang cukup dan pendinginan semua komponen engine yang bergesekan.2
Sistem pelumasan motor piston terdiri dari dua jenis yaitu wet-sump dan dry-sump. Pada wet-
sump, pelumasan ditampung pada sump atau wadah yang pemasangannya integral dengan
engine. Tipe ini tidak memiliki tangki pelumas sendiri. Pada umumnya light aircraft
menggunakan tipe ini.
Pada dry sump, engine memiliki scavenge-pump yang memompa pelumas dari sump atau
wadah yang berada pada bagian bawah engine menuju tangki pelumas tersendiri. Pesawat
aerobatik pada umumnya menggunakan tipe dry-sump, karena pesawat ini bisa terbang pada
1 Bent McKinley, aircraft powerplant 4 th edition ( united states of America), p.6 2 Ibid p.176
![Page 2: bab 1 baru](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082404/55cf8f69550346703b9c1491/html5/thumbnails/2.jpg)
posisi normal dan posisi berbalik. Tipe pelumasan ini mampu memberikan lubrikasi secara terus
menerus pada sikap terbang ( attitude) yang ekstrim dan tipe ini juga cocok digunakan untuk
radial engine yang memiliki pemasangan silindernya terbalik (inverted). Tetapi sekarang ini,
sistem pelumasan tipe dry-sump sudah jarang dipakai pada pesawat aerobatik dan kebanyakan
sudah menggunakan sistem pelumasan tipe wet sump yang secara umum ada perbedaan dengan
sistem pelumasan wet sump pada pesawat non aerobatik.
Para peserta pelatihan dan pendidikan di sekolah tinggi penerbangan Indonesia yang
mempunyai fasilitas terlengkap di Indonesia dilatih dan di didik untuk mempunyai wawasan
yang luas tentang dunia penerbangan. Khususnya Program studi teknik pesawat udara yang
merupakan bagian dari sekolah tinggi penerbangan Indonesia mempunyai misi untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas internasional. Dalam proses pembelajaran,
penglihatan memiliki peranan 75%, pendengaran 12%, sentuhan 8%, penciuman 3% dan perasa
2%.3
Sistem pelumasan yang ada pada pesawat latih di Sekolah Tinggi Penerbangan
Indonesia umumnya menggunakan sistem pelumasan tipe wet sump yang dirancang untuk
terbang normal seperti pada pesawat Piper Warrior III, Sokata Tobago 10 Dan Piper Dakota.
Pesawat ini jenis ini hanya bisa terbang dengan posisi normal saja dan tidak memungkinkan
untuk terbang terbalik. Dikarenakan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia hanya
mempunyai pesawat latih non aerobatik yang hanya bisa terbang pada posisi normal. Dan
untuk menunjang dalam proses pembelajaran dan membantu dalam meningkatkan
pemahaman kepada para peserta, Maka penulis mencoba memperkenalkan salah satu sistem
pelumasan pada pesawat aerobatik jenis EXTRA 300 mesin AEIO 540 yang menggunakan
sistem pelumasan tipe wet-sump. Engine jenis Lycoming AEIO-540 series ini mirip dengan
3 FAA. Aviation instructor’s handbook, flight standards service, okhlahama, 2008, p.2-6
![Page 3: bab 1 baru](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082404/55cf8f69550346703b9c1491/html5/thumbnails/3.jpg)
Lycoming IO-540, tetapi AEIO aerobatic series ini berbeda pada wadah dan oli sistem
terbalik.4 Dengan adanya simulasi tentang sistem pelumasan pada pesawat aerobatic, peserta
dapat mengamati bagaimana komponen pada sistem bekerja dan diharapkan bisa menambah
wawasan dan pemahaman kepada peserta tentang salah satu sistem pelumasan pada pesawat
aerobatik. Dari permasalahan diatas maka penulis mencoba membuat “RANCANGAN
MODEL SISTEM PELUMASAN MOTOR PISTON TIPE WET SUMP PESAWAT
AEROBATIK TIPE EXTRA 300 MESIN LYCOMING AEIO 540 SAAT TERBANG
NORMAL DI SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA”.
4 Operator’s manual avco Lycoming AEIO-320, -360, -540 Series Aircraft Engines edition, p.1-1