Askeb Bbl (Bps Nina) New

47
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peralihan dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin, memerlukan perubahan biokimia dan faali dengan terpisahnya bayi dari ibu. Banyak masala berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faal disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik dan lingkungan yang k dalam kandungan pada persalinan maupun sesudah lahir. Masalah pada neonatus timbulsebagai akibat buruknyakesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak t dan tidak steril atau bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. mewujudkan koordinasi dan standart pelayanan yang berkwalitas maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat melaksanakan pelay esensial neonatal yang dikategorikan dalam dua kelompok yaitu pelayan meliputi persalinan aman dan bersih, mempertahankan suhu tubuh dan m hipotermi, mempertahankan pernafasan spontan, ASI eksklusif dan perawatan mat sedangkan perawatan kelompok ke dua adalah pelayanan khusus meliputi tata lak bayi neonatus sakit, berat badan lahir rendah dan imunisasi. Oleh berperan penting dalam asuhan kebidanan pada bayi antara lain membersihkan nafas, menjaga bayi agar tetap hangat, menetekkan bayi ke ibu, pemberian vita dan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru mengetahui ada atau tidaknya kelainan pada bayi untuk menghindari komplikasi. Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. Pada masa ini sa rawan karena bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan di lua ibu untuk pertama kalinya. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya angka ke dan kematian pada masa neonatus, kira-kira 2 / 3 bayi di bawah umur 1 tahun meninggal pada masa neonatus. 1.2 Tujuan

Transcript of Askeb Bbl (Bps Nina) New

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peralihan dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin, memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali dengan terpisahnya bayi dari ibu. Banyak masalah yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan pada persalinan maupun sesudah lahir. Masalah pada neonatus timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak steril atau bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standart pelayanan yang berkwalitas maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat melaksanakan pelayanan esensial neonatal yang dikategorikan dalam dua kelompok yaitu pelayanan dasar meliputi persalinan aman dan bersih, mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hipotermi, mempertahankan pernafasan spontan, ASI eksklusif dan perawatan mata, sedangkan perawatan kelompok ke dua adalah pelayanan khusus meliputi tata laksana bayi neonatus sakit, berat badan lahir rendah dan imunisasi. Oleh karena itu bidan berperan penting dalam asuhan kebidanan pada bayi antara lain membersihkan jalan nafas, menjaga bayi agar tetap hangat, menetekkan bayi ke ibu, pemberian vitamin K dan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan pada bayi untuk menghindari komplikasi. Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. Pada masa ini sangat rawan karena bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar tubuh ibu untuk pertama kalinya. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian pada masa neonatus, kira-kira 2/3 bayi di bawah umur 1 tahun meninggal pada masa neonatus. 1.2 Tujuan

2

1.2.1

Tujuan Umum 1.2.1.1 Sebagai laporan pertanggung jawaban selama melaksanakan kegiatan praktik klinik 1.2.1.2 Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir normal

1.2.2

Tujuan Khusus Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir diharapkan mahasiswa mampu:

1.2.2.1 Melakukan pengkajian pada Bayi Baru Lahir 1.2.2.2 Interpretasi data dasar 1.2.2.3 Identifikasi diagnosa dan masalah 1.2.2.4 Identifikasi kebutuhan tindakan segera 1.2.2.5 Mengembangkan rencana tindakan asuhan kebidanan yang efisien 1.2.2.6 Mampu dan dapat mengevaluasi asuhan yang telah diberikan 1.2.2.7 Mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan 1.3 Manfaat Praktik 1.3.1 Manfaat Bagi Penulis Penulis mendapat tambahan pengetahuan tentang penulisan laporan dan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal usia 4 jam post partum. 1.3.2 Manfaat Bagi Klien Klien mendapatkan pelayanan kebidanan yang baik.

BAB 2

3

TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir 2.1.1 Batasan bayi baru lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Jumiarni,1995). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang berusia dari lahir sampai 4 minggu, biasanya hingga usia gestasi 38-42minggu dengan berat badan lahir 2500-4000 gram(DepKes RI, 2004).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada kehamilan cukup bulan dan berat badan bayi antara 2500 gram sampai dengan 4000 gram dan tanpa tanda-tanda asfiksia dan penyakit penyerta lainnya (Johnson, 2004). Bayi baru lahir normal adalah janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan yang memiliki karakteristik usia gestasi 36-42 minggu, berat badan lahir 2500-4000 gram, dapat bernafas dengan teratur dan normal serta organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik. (Lailia,2008). bidanlia.blogspot.com Neonatus dini adalah bayi baru sampai dengan usia 1 minggu. Neonatus lanjut adalah bayi baru lahir dari usia 8 hari sampai dengan usia 28 hari. 2.1.2 Klasifikasi bayi baru lahir 2.1.2.1 Menurut Usia 1. Bayi Prematur Bayi prematur sering disebut bayi dengan berat badan rendah yaitu antara 1000-2499 gram atau kurang dari 2500 gram. Bayi dengan berat badan rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan :

1)

Prematur Murni

4

Bayi yang lahir pada usia kehamilan 28-37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan usia kehamilan tersebut. Penyebab : 1). Faktor ibu: Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun, psikologis ibu,trauma fisik atau toxamia gravidarum. 2). Faktor janin : kehamilan ganda, hidramnion, KPP 3). Faktor lingkungan : tempat tinggal, radiasidan zat-zat racun 2) Dismatur Bayi yang lahir dengan berat badan tidak sesuai dengan usia kehamilan dismatur. Penyebabnya adalah adanya keadaan yang mengganggu pertukaran zat pada janin dan ibu. 2. Bayi Aterm Bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan lahir antara 2500-4000 gram. 3. Bayi Post Maturitas Bayi yang dilahirkan pada usia lebih dari 42 minggu. 2.1.2.2 Menurut nilai APGAR Tabel Nilai APGAR SKOR A: Appearance colour (Warna kulit) P: Pulse/ Heart Rate (Frekuensi Jantung) G: Grimace (Reaksi Terhadap rangsang) A: Activity (Tonus otot) R: Respiration (Usaha nafas)(Hanifah Winknjosastro., 2005)

0 Pucat Tidak ada Tidak ada Lumpuh Tidak ada Badan

1 merah, Seluruh ekstrimitas biru Dibawah 100 Sedikit mimik Ekstrimitas fleksi sedikit Lemah, tidak teratur

2 tubuh kemerahan Diatas 100

gerakan Menangis/ batuk/ Bersin dalam Gerakan aktif Menangis kuat

Penilaian diambil 2 kali yaitu pada menit ke-1 dan menit ke-5. Perhitungan pada menit ke-1 (pertama) :

5

1. Nilai 0-3

: Bayi asfiksia berat

2. Nilai 4-6 : Bayi asfiksia ringan atau sedang 3. Nilai 7-10 : Bayi normal 2.1.3 Perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir 2.1.3.1 Perubahan pada sistem pernafasan Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta, setelah lahir pertukaran gas harus malalui paru-paru bayi. Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi waktu 30 detik sesudah lahir. Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal susunan syaraf pusat dan dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya seperti kemoreseptor yang ada di sinus karotis yang kekurangan oksigen, rangsangan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu di dalam uterus dan di luar uterus. Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot-otot pernafasa lainnya. Tekanan mekanik dari torax bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan paru-paru yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80 sampai 100 cc cairan. Kehilangan 1/2 dari cairan ini,sesudah bayi lahir akan diganti bentuk semula. Upaya pernafasan pertama bayi berfungsi untuk : 1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru 2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali(Sarwono, 2007).

Perkembangan Sistem Pulmonar UMUR KEHAMILAN 24 hari 26-28 hari 6 minggu 12 minggu 24 minggu 28 minggu PERKEMBANGAN Bakal paru-paru terbentuk Kedua bronchi membesar Dibentuk segmen bronchus Differensial lobus Dibentuk alveolus Dibentuk surfaktan

6

34-36 minggu(Sarwono, 2007)

Struktur matang

2.1.3.2 Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler Terjadi perubahan besar yaitu : 1. 2. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta

Dengan berkembangnya paru-paru tekanan oksigen pada paru-paru meningkat. Sebaliknya tekanan karbondioksida turun. Hal-hal tersebut mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh-pembuluh darah paru, sehingga aliran darah ke alat tersebut meningkat. Ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Dengan menciutnya arteri dan umbilikus kemudian tali pusat dipotong,aliran darah dari placenta melalui vena cava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri berhenti. Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi dari pada di atrium kanan, ini menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu (Sarwono, 2007). 2.1.3.3 Perubahan Sistem Termogenik Ketika bayi baru lahir, bayi berada pada suhu lingkungan yang sangat rendah dari suhu dalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan pada suhu kamar 25oC maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, konduksi dan evaporasisebanyak 200 kal/ kg BB/ menit. Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh hanya 1/10 nya. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu tubuh 2 oC dalam waktu 15 menit. Akibat suhu tubuh yang rendah metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat (DepKes RI, 2004). Mekanisme kehilangan panas pada BBL dapat terjadi melalui 4 cara antara lain : 1. Konveksi : proses kehilangan panas pada bayi melalui kontak dengan udara dingin di sekitarnya 2. Radiasi : proses kehilangan panas pada bayi apabila bayi dalam keadaan basah

7

3. Konduksi : proses kehilangan panas pada bayi melalui kontak langsung dengn benda yang bersuhu lebih rendah 4. Evaporasi : proses kehilangan panas pada bayi karena bayi dalam keadaan basah 2.1.3.4 Perubahan pada sistem renal Ginjal pada bayi baru lahir sudah berfungsi tetapi belum sempurna. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk mempertahankan hemostasis darah. Bayi baru lahir harus BAK dalam waktu 24 jam setelah lahir, dengan jumlah urine +20-30 ml/ hari dan meningkat menjadi 100-200 ml/hari pada waktu akhir minggu partama. 2.1.3.5 Perubahan metabolisme karbohidrat Dalam 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah dari 65mg/ ml menjadi 50 mg/ml. Untuk energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/ml. Bila karena suatu hal perubahan glukosa menjadi glikogen meningkat atau adanya gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar akan menderita hipoglikemia (Sarwono, 2007). 2.1.4 Ciri-ciri masa bayi neonatal 2.1.4.1 Masa bayi neonatal merupakan periode yang tersingkat dari semua periode perkembangan. Masa ini hanya dimulai dari kelahiran sampai tali pusat lepas dari pusatnya. 2.1.4.2 Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal. Masa dimana suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar. 2.1.4.3 Masa bayi neonatal merupakan masa terhentinya perkembangan ketika periode pranatal sedanga berkembang tiba-tiba terhenti pada kelahiran. 2.1.4.4 Masa bayi neonatal merupakan pendahuluan dari perkembangan selanjutnya. Perkembangan individu dimasa depan akan tampak pada waktu dilahirkan.

8

2.1.4.5 Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya. Masa ini berbahaya karena sulitnya penyesuaian dengan lingkungan yang baru. (Ridwan, 2007).ridwanamirudin.wordpress.com

2.1.5 Masalah-masalah bayi baru lahir 2.1.5.1 Darah dan keputihan dari vagina Pada beberapa bayi perempuan yang baru lahir, kadang ditemui bercak darah yang keluar dari vaginanya seperti wanita yang tengah haid. Bahkan kadang ditemui keputihan. Penyebabnya tak lain pengaruh hormon estrogen ibu saat bayi masih berada dalam kandungan, terutama pada trimester tiga kehamilan. Hal ini bisa terjadi karena bayi sudah memiliki rahim dan kelenjarnya sudah bekerja karena disebabkan oleh pengaruh hormonal sang ibu, maka tak perlu pengobatan. Biarkan sampai pengaruh hormon hilang dengan sendirinya. Hilangnya tergantung kadar hormon ibu, kurang lebih 2 bulan. 2.1.5.2 Payudara membengkak Pada bayi laki-laki pengaruh hormonal dari ibu akan terlihat pada payudara yang agak besar seakan membengkak. Tak perlu dilakukan pemijatan karena akan menghilang sendiri. 2.1.5.3 Lendir Akibat adanya lendir, nafas bayi terdengar berisik suara grok-grok. Bunyi tersebut berasal dari cairan yang berada pada paru-paru karena organ ini menghasilkan lendir dan bunyi yang dikeluarkan bayi merupakan pertanda bahwa sekresinya berlebihan. Pada bayi yang berbakat alergi maka produksi lendir akan meningkat. Selain itu peningkatan lendir bisa diakibatkan oleh infeksi. Sejauh lendir tersebut tidak mengganggu makan-minum, tidak ada demam atau infeksi, mengganggu aktivitas bayi, tak perlu dikhawatirkan. Sebab pada prinsipnya tubuh bayi memproduksi banyak lendir, hanya saja dia tidak bisa mengeluarkannya seperti dengan batuk karena refleknya belum baik. Cara untuk mengeluarkan lendir bayi :

9

Letakkan bayi pada posisi tengkurap lalu tepuk-tepuk punggungnya. Lakukan sebeum bayi minum. Posisi tengkurap bagus kerena posisi saluran nafas lebih rendah sehingga lendir akan turun ke arah mulut. 2.1.5.4 Tinja Tinja bayi yang berwarna hijau tua dan agak kehitaman merupakan hal normal, tinja tersebut terjadi karena saat dalam kandungan bayi meminum cairan ketuban dan disekresikan oleh tubuh untuk kemudian kembali ke dalam air ketuban dalam placenta ibu. Begitu lahir, bila buang air besar maka kotoran awal yang keluar disebut mekonium. Mekonium akan keluar selama 2-3 hari. Setelah itu kotorannya akan berwarna hijau, walaupun sudah tidak ada lagi kaitannya dengan air ketuban. Warna hijau ini diberikan oleh empedu yang terdapat di usus 12 jari. Bila tinja berwarna putih seperti dempul, mungkin ada sumbatan pada empedu. Bayi yang normal BAB 6-8 kali/hari dalam bentuk cair dan ada ampasnya. Bila BAB konsistensinya cair dan berlendir kemungkinan besar terjadi infeksi. 2.1.5.5 Urine Umumnya urine bayi baru lahir tidak putih bening melainkan kuning agak pekat, kadang kemerahan seperti darah. Hal tersebut dipengaruhi oleh minuman yang diminum bayi tersebut. 2.1.5.6 Keringat Pengeluaran keringat merupakan proses ekskresi, yaitu membuang sisa garam dan racun dalam tubuh. Selain itu untuk mengeluarkan panas dalam tubuh dan membuat suhu permukaan kulit turun. 2.1.5.7 Air mata Pada beberapa bayi ada yang memproduksi air mata secara berlebihan, sementara saluran menuju hidung belum sempurna dan belum dapat dipakai dengan baik, sehingga bayi hanya dapat mengeluarkan air mata hanya dari matanya saja. Saluran hidung ini akan berfungsi dengan baik pada usia 1 tahun. 2.1.5.8 Muntah Gumoh terjadi karena terdapat udara dalam lambung yang terdorong keluar saat makanan masuk ke dalam lambung bayi. Yang harus dikhawatirkan adalah muntah

10

yaitu cairan yang keluar lebih banyak dari gumoh. Muntah bukan sekresi ataupun ekskresi, tetapi memang ada sesuatu yang tidak normal. Harusnya makanan dan minuman masuk melalui mulut ke dalam lambung, lalu ke usus dua belas jari. Jika muntah berarti ada sesuatu yang terganggu. 2.1.6 1. 2. Bahaya pada bayi baru lahir dan tanda-tandanya Bahaya fisik, seperti lingkungan prenatal yang tidak baik, persalinan yang sulit, kelahiran kembar, postmatur, prematur dan kematian bayi. Bahaya psikologi, seperti kepercayaan tradisional mengenai kelahiran, ketidak berdayaan, individualitas bayi, terhentinya perkembangan bayi, kurangnya rangsangan, kemurungan orang tua baru, dan sikap dari orang-orang yang kurang menyenangkan. 2.1.6.2 Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : 1. Pernafasan, sulit atau lebih dari 60 x/menit. 2. Suhu tubuh, terlalu panas (>38oC) atau terlalu dingin (10 hari ingat akan kemungkinan infeksi. 3) Variasi umbilicus dapat berupa umbilicus kadang-kadangkita jumpai pada bayi sebagai manifestasi kelainan embriologis dari ductus urachus.

18

4) Umbilikus pada bayi dapat menunjukkan locus minoris resistensi terhadap infeksi. Oleh karena itu perlu perawatan dan pengawasan cermat. 14. Genetalia Laki-laki : 1) Adanya cryptorchimus pada bayi tak berarti patologis. 2) Pembesaran scrotum bayi dapat disebabkan hydrocele atau hernia scrotalis. 3) Muara urethra bayi dapat mengalami kelainan dalam letak dapat epispadi atau hypospadia. Perempuan : 1) Sering labia mayor tak menutup labia minor. 2) Secret mukus keputih-putihan dari vagina bayi masih sering dijumpai dalam 1-2 minggu setelah lahir, kadang-kadang timbul perdarahan pada hari 3-4 melalui vagina (menstruasi). Ini normal dikarenakan pengaruh hormon ibu. 15. Anus Kelainan pada anus dapat berupa : 1) Atresia ani mudah ditemukan dengan memeriksa lubang anus. 2) Atresia recti : adanya lubang anus belum berarti adanya kebebasan dari passage meconium sebab atresia recti dapat terletak 21/2 cm atau lebih dari lubang anus. Keadaan ini sering disertai fistula antara rectum vaginal 16. Ekstrimitas 1) Bentuknya banyak dipengaruhi posisi dalam uterus. 2) Perhatikan position of comfort untuk dapat menentukan adanya paralyse atau fracture. 3) Congenital displasi of the hip harus diketahui dini dan diberi terapi, bila tidak akan terjadi degenerative arthritis. 4) Kelainan pada jari-jari ekstremitas dapat berupa polydactili, syndactili, arachnodactili yang sering disertai dengan kelainan congenital lainnya.

19

17. Reflek Pemeriksaan reflek pada bayi sangat penting dan pada umumnya reflek ini merupakan daya untuk mempertahankan hidupnya. 1) Reflek menghisap : sudah positif kuat sejak lahir. 2) Reflek menelan : sejak dalam kandungan sudak positif 3) Rooting reflek : merupakan sebagian dari reflek menghisap. 4) Reflek moro : reflek ini menilai : 1). Fungsi otak. 2). Fungsi syaraf perifer 3). Ada atau tidaknya patah tulang atau fractur pada ekstremitas. 4).Reflek ini juga penting untuk membedakan oedema cerebri atau perdarahan otak. Bila reflek ini masih negatif dalam 6 bulan ini berarti tidak normal. 18. Meconium 1) Meconium adalah tinja pertama yang dikeluarkan bayi. Biasanya pada 1-2 jam post partum, bila lebih dari 10 jam belum ada meconium mungkin ada kelainan congenital. 2) Setelah 3-4 hari meconium berubah warna dan bentuk, disebut transitional stool (berlangsung selama 2 hari) dan kemudian disusul dengan faeces normal. 3) Frekuensi dan sifat tinja bayi tergantung dari macam susu yang diberikan. 4) Adanya darah dalam tinja bayi dapat berasal dari darah ibu atau darah bayi sendiri. 19. Urine 1) Urine bayi pada 24 jam pertama berkisar antara 15-20 cc, berangsur-angsur akan meningkat hingga dapat mencapai 200 cc pada hari ke 6.

20

2)

Bila dalam 24 jam pertama bayi belum kencing kemungkinan

terjadi anuria atau adanya resistensi. 20. Kelainan akibat trauma kelahiran antara lain : 1) Cranium 1). Luka pada kulit kepala 2). Cephal hematoma 3). Caput succedaneum 4). Perdarahan otak 5). Oedema otak 6). Kadang-kadang fraktur tulang tengkorak Perdarahan otak dan oedema otak memberi gejala susunan syaraf pusat, antara lain : 1). Penurunan kesadaran 2). Tanda eksitasi dari pusat motor (twitching, kejang tonis atau clonik) 3). Tangisan yang melengking 4). Ekspresi mata Fixed and storing 5). Nystagmus, strabismus 6). Fontanela tegang dan menonjol Oedema otak biasanya baru memberi gejala beberapa jam setelah lahir. 21. Ekstemitas 1). 2). 3). Patah tulang misalnya clavicula humerus, femur. Paralyse dari plexus brachialis atau plexus lumbosacralis. Local cyanosis pada ekstremitas yang menumbung.

22. Organ-organ lain 1). Dapat terjadi ruptura lienalis, renalis, hepatis dan sebagainya. 2). Patah tulang dari madibula bila terdapat pertolongan manual aid yang sukar. 2.1.9.4 Pemeriksaan antropometri 1. Tinggi dan panjang badan

21

Pengukuran dilakukan dari telapak kaki sampai ujung puncak kepala. Dengan menggunakan metelin atau penggaris pengukur tinggi badan bayi. 2. Berat badan Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat timbangan yang harus ditera secara berkala. Jenis alat timbangan sesuai dengan umur anak. 3. Lingkar kepala 1) Hubungan antar tulang tengkorak Antara tulang tengkorak ditutup dengan jaringan ikat yang disebut sutura. Sutura pada bayi yang menghubungkan tulang-tulang sutura antara lain : 1). Sutura frontalis, antara kedua tulang frontalis 2). Sutura sagitalis, antara tulang parietalis 3). Sutura koronaria, antara tulang frontalis dan tulang parietalis 4). Sutura lamboidea, antara tulang oksipitalis dengan tulang parietalis Disamping itu terdapat pertemuan antara sutura-sutura yang membentuk fontanela (ubun-ubun) : 1). Fontanela mayor (ubun-ubun besar) Bentuknya belah ketupat, merupakan pertemuan antara sutura sagitalis, dua sutura koronaria dan sutura frontalis. Sudut lancipnya terletak di sutura sagitalis, sebagai petunjuk letak puncak. 2). Fontanela minor (ubun-ubun kecil) Dibentuk oleh sutura sagitalis dan dua sutura lamboidea, sabagai petunjuk letak belakang kepala. 2) Hubungan tulang kepala bayi aterm Ukuran melintang 1). Diameter bitemporalis Antara kedua tulang temporalis. Jaraknya 8 cm. 2). Diameter biparietalis Antara kedua tulang parietalis. Jaraknya 9 cm.

22

Ukuran muka belakang : 1). Diameter fronto oksipitalis Antara titik pangkal hidungtitik terjauh belakang kepala. Jaraknya 11 cm.Lingkaran suboksipito frontalis dengan ukuran 34cm. 2). Diameter mento oksipitalis Antara dagu titik terjauh belakang kepala. Jaraknya 13,5 cm. Lingkaran mento oksipitalis sebesar 35 cm. 3). Diameter suboksipito bregmatika Antara foramen magnum ubun-ubun besar. Jaraknya 9,5 cm. Dengan lingkaran (sirkumferensia) berukuran 32 cm. 4). Diameter suboksipito frontalis Antara foramen magnum pangkal hidung. Jaraknya 11 cm. 5). Diameter submento bregmatika Antara os hioid ubun-ubun besar. Jaraknya 9,5 cm. Lingkaran sub mento bregmatika 32 cm. 4. Lingkar dada Dilakukan pada bayi/anak dalam keadaan bernafas biasa dengan titik ukur pada areola mammae. 5. Lingkar lengan atas Diukur dengan metlin pada 1/3 lengen atas antara acromnion dan fossa cubiti. 2.2 Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir Fisiologis 2.2.1 Pengkajian Pengkajian data dapat diperoleh dari data subyektif dan data obyektif. 2.2.1.1 Data Subyektif Semua data yang diperoleh dari hasil anamnesa atau wawancara langsung dengan ibu atau keluarga. 1. Identitas bayi 1). Nama bayi

23

Nama yang ditulis adalah nama dari ibu bayi yang terang dan jelas untuk menghindari kekeliruan. 2) Tanggal/jam lahir Untuk mengetahui kapan dan jam berapa bayi lahir serta mempermudah memberikan asuhan. 3) Jenis kelamin Untuk mengetahui jenis kelamin bayi ditulis secara jelas dan terang untuk menghindari kekeliruan. 4) Berat badan lahir dan panjang badan lahir Untuk mengetahui berat badan dan panjang badan bayi saat lahir 2. Identitas orang tua 1) Nama Untuk mengetahui orang tua bayi serta menghindari kekeliruan. 2) Umur Umur dicatat dalam tahun. Terutama umur ibu untuk mengetahui apakah terlalu muda atau terlalu tua untuk melahirkan. 3) Suku/ bangsa Untuk mengetahui kondisi social budaya ibu yang mempengaruhi perilaku kesehatan. 4) Pendidikan Untuk mengetahui tingkat intelektual sehingga mempermudah memberikan asuhan. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. 5) Pekerjaan Ditanyakan pada ibu maupun suami. Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan social ekonomi keluarga agar nasihat kita sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan seperti bekerja di pabrik rokok, percetakan, dan lain-lain. 6) Agama

24

Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita yang berhubungan dengan ketentuan agama. Antara lain dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan, misalnya agama islam memanggil ustadz, dan sebagainya. 7) Alamat Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama, bersamaan datang. Ditanyakan alamatnya, agar dapat dipastikan ibu yang mana hendak ditolong itu. Alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada penderita. 3. Keluhan Utama Keluhan yang nampak pada bayi atas apa yang dilihat ibu atau keluarga terhadap bayinya. 4. Riwayat Kehamilan dan Persalinan 1) Riwayat prenatal Anak ke berapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi bayi baru lahir adalah kehamilan yang tidak ada komplikasi seperti DM, hipertensi, hepatitis, jantung, asma dan TBC. Frekuensi ANC, dimana keluhan-keluhan selama hamil, suntikan TT selama hamil, kebiasaan mengkonsumsi jamu-jamuan, pola makan ibu, pantangan yang dilakukan selama hamil, serta tanggal pertama haid terakhir. 2) Riwayat natal Berapa usia kehamilan saat ini, waktu/jam persalinan, jenis persalinan spontan atau tindakan, APGAR Skor 7-10, lama kala I 8-10 jam, lama kala II 30-90 menit, berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, denyut nadi 120-150 x/menit, pernafasan 40-80 x/menit, suhu antara 365-37oC, bagaimana ketubannya, letaknya bagaimana dan penolong persalinannya siapa.

3)

Post natal (nifas ini)

25

Pada ibu, mengobservasi perdarahan post partum, TFU, TTV dan dilihat adakah tanda-tanda infeksi. Sedang pada bayi, mengobservasi TTV dan lihat adakah tanda-tanda infeksi pada tali pusat. 4) Riwayat kesehatan 1). Riwayat kesehatan/ penyakit klien Menanyakan pada ibu tentang penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan dan pada bayinya, seperti DM, hipertensi, asma, ginjal, jantung, hepatitis dan riwayat perdarahan, eklamsi, penyakit kelamin dan lainlain. 2). Riwayat kesehatan / penyakit keluarga Riwayat penyakit keluarga yang berpengaruh pada bayi adalah penyakit yang ,menurun, menahun seperti DM, jantung, TBC, hipertensi, asma dan hepatitis. 5) Riwayat psikososial Kesiapan keluarga menerima anggota baru dan kesanggupan ibu menerima dan merawat bayi. 5. Kebutuhan Dasar 1) Pola Nutrisi Bayi baru lahir segera disusukan ibunya, apakah ASI nya keluar sedikit. Kebutuhan minum untuk hari pertama 60 cc/kg BB selanjutnya ditambah 30 cc/kg BB untuk hari-hari berikutnya. 2) Pola Eliminasi Proses pengeluaran defekasi dan urinee terjadi 24 jam pertama setelah lahir. Konsistensi, warna, produksi berapa cc (produksi normal urine pada neonatus 50300 cc/24 jam atau 1-2 cc/kg BB/jam). 3) Pola Istirahat/ tidur Pola keadaan fisiologis bayi lebih banyak tidur sekitar 16-24 jam.

4)

Pola Aktifitas

26

Pola aktifitas bayi seperti menangis dengan keras bila lapar, BAB dan BAK, memutar kepala dan mencari ke arah puting susu. 2.2.1.2 Data Obyektif Data obyektif diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi serta pemeriksaan dalam dan pemeriksaan laboratorium. 1. Keadaan Umum Bagaimana kemampuan menghisap bayi, warna kulit, gerakan dan tangisan bayi. 2. Tanda-tanda Vital Suhu Nadi/HR Pernafasan/RR 3. Pemeriksaan fisik 1) Kepala : simetris, adakah caput succedanum, cephal hematom, keadaan 2) 3) Muka Mata ubun-ubun, moulage, hidrocephal, mikrocephal, meningokel/tidak. : warna kulit kemerahan : simetris, adakah tanda-tanda perdarahan/tidak, konjungtiva : Normal 365-37 oC : Normal 120-150x/menit : Normal 40-80x/menit

merah muda atau pucat, sklera putih atau ikterus, nystagmus, anisocori, epicantus. 4) 5) Hidung : tidak ada PCH, sekret ada/tidak, septum. Mulut : keadaan mukosa bibir, apakah ada labio palato schizis/tidak, apakah produksi saliva berlebihan, reflek menghisap positif atau tidak, lidah bersih/tidak. 6) 7) 8) Telinga : apakah simetris, kebersihan. Leher gloters. Dada pigeon : bentuk pembesaran dada, pernapasan, retraksi intercosta, chest, funnel chest : ada/tidaknya hematoma (caput ostipum), webbed neck,

27

9)

Abdomen : membuncit (pembesaran hati, limfe, tumor, acites), skafoid (kemungkinan hernia diafragma, fistula), tali pusat terikat kuat adakah perdarahan/infeksi

10) Genetalia : Laki-laki : apakah skrotum sudah turun, penis berlubang, epispadi, hipospadi, hernia scrotatis, hidrocele Perempuan: apakah labia mayora sudah menutupi labia minora, adakah vaginal discharge 11) Anus 13) Urine 14) : atresia ani, atresia rekti ada/tidak : normal : bening kekuningan 24 jam pertama 15-20 cc, hari ke-6 200 cc Ekstremitas :apakah simetris, adakah polydaktili, syndaktili, paralyse/fraktur 1) Reflek moro/ reflek terkejut 4. Pemeriksaan Neurologis Apabila bayi diberi sentuhan mendadak, khususnya dengan jari dan tangan maka akan menimbulkan gerakan terkejut. 2) Reflek menggenggam Apabila telapak tangan bayi disentuh dengan jari pemeriksa maka bayi akan menggenggamnya. 3) Rooting reflek Apabila pipi bayi disentuh dengan jari maka bayi akan menolehkan kepalanya dan mencarisentuhan itu. 4) Sucking reflek/reflek menghisap Apabila bayi diberi speen/puting susu di mulutnya maka bayi akan berusaha menghisapnya. 5. Pemeriksaan Antropometri 1) 2) 3) Panjang badan Berat badan Lingkar kepala : Normalnya 48-52 cm : Normalnya 2500 - 4000 gram : 1). Bitemporalis = 8 cm 2). Biparietalis = 9 cm 12) Mekonium : warna dan konsistensinya

28

3). FO = 11 cm 4). MO = 13,5 cm 5). SOB = 9,5 cm 6). SOF = 11 cm 7). SMB = 9,5 cm 4) 5) Lingkar dada Lingkar lengan atas Adakah 6. Pemeriksaan Penunjang pemeriksaan yang dapat menunjang, seperti pemeriksaan laboratorium atau fotografi. 2.2.2 Interpretasi Data Dasar 2.2.2.1 Diagnosa Bayi baru lahir lahir fisiologis ..... jam/hari 2.2.2.2 Masalah Masalah yang dapat timbul pada bayi baru lahir : 1. Hipotermi Dasar : 1) Suhu < 36 oC 2) Kedua kaki dan tangan (akral) teraba dingin 3) Gejala lain seperti bayi tidak mau menetek, tampak lesu dan mengentuk saja, tubuh bayi teraba dingin, HR bayi menurun, kulit tubuh bayi mengeras (sklerema). 2. Asfiksia Dasar : 1) Pernafasan cuping hidung 2) Sianosis atau pucat 3) Tarikan ke dalam dinding iga bagian bawah 4) Merintih 5) Pernafasan cepat >60x/menit 6) Aktifitas menurun disertai atoni atau hipotoni : Normalnya 30 cm : Normalnya 11 cm

29

2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial sesuai dengan diagnosa dan masalah yang sudah diidentifikasi. 2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera Konsultasi, Kolaborasi, dan Rujukan 2.2.5 Perencanaan Dalam merumuskan rencana asuhan kebidanan, harus didasarkan pada data yang diperoleh serta harus disertai dengan rasional dari perencanaan tersebut. Perencanaan tindakan pada bayi baru lahir fisiologi adalah : 2.2.5.1 Bangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu. Rasional: Dengan terjalinnya hubungan saling percaya yang baik antara petugas kesehatan dan ibu akan membuat ibu lebih nyaman dan tenang. 2.2.5.2 Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan pada bayinya dan tujuan dari pemeriksaan. Rasional: Dengan menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan dan manfaat dari pemeriksaan diharapkan ibu bisa kooperatif dengan petugas dan dapat menambah pengetahuan ibu. 2.2.5.3 Lakukan asuhan pada bayi baru lahir dan deteksi dini pada bayi baru lahir Rasional: Dengan memberikan asuhan yang benar dan deteksi dini sesegera mungkin pada bayi baru lahir akan mengurangi resiko terjadinya masalah patologis. 2.2.5.4 Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan Rasional: Dengan memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan diharapkan ibu mengetahui tentang keadaan bayinya. 2.2.5.5 Observasi pernapasan, suhu, denyut jantung, perdarahan tali pusat, reflek serta intake dan output bayi. Rasional: Mengetahui keadaan bayi guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti hipotermi, perdarahan tali pusat dan lain-lain. 2.2.5.6 Berikan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene, ASI eksklusif, susui sesering dan sedini mungkin.

30

Rasional: Lingkungan yang sehat serta kebiasaan yang benar dapat memberi dampak positif bagi bayi, serta kebutuhan nutrisi bayi tercukupi. 2.2.5.7 Jelaskan tanda bahaya masa bayi baru lahir : 1. Pernafasan 2. Kehangatan 3. Warna 4. Muntah 5. Tali Pusat 6. Infeksi 7. Kemih 8. Tinja 9. Aktivitas yang dapat terjadi. 2.2.5.8 Mandikan bayi minimal 6 jam setelah bayi lahir Rasional: Menunda memandikan bayi sampai 6 jam/lebih, menghindarkan bayi mengalami hipotermi 2.2.5.9 Persiapkan bayi untuk pulang Rasional: Sebelum pulang bayi dipersiapkan dengan diganti baju dan popoknya. 2.2.5.10 Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah 1 minggu. Rasional: 2.2.6 Pelaksanaan Pelaksanaan yang terjamin. 2.2.7 Evaluasi dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan yang efisien menyingkat waktu dan biaya serta menghasilkan mutu asuhan Kunjungan ulang untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan pada bayi. : Sulit atau cepat ( lebih dari 60 kali per : Kuning, Biru, Pucat : Banyak Muntah : Merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah : Suhu meningkat, merah bengkak, pernafasan sulit : Tidak berkemih dalam 24 jam : Tinja lembek, sering, hijau, lendir atau darah pada tinja : Menggigil, tangis tidak biasa, tidak bisa tenang, menagis terus menit) : Terlalu panas (36,5oC)

Rasional: Mengetahui adanya bahaya sedini mungkin dapat menghindari komplikasi

31

Merupakan tahap akhir dari keseluruhan asuhan proses kebidanan. Evaluasi menilai apakah asuhan yang diberikan sudah efektif atau tidak. Jika belum berhasil, proses asuhan dapat dimulai dari awal lagi. Evaluasi ditulis dalam bentuk catatan perkembangan yang meliputi subyektif, obyektif, assessment dan planning.

BAB 3

32

TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian Tanggal Jam Oleh Tempat : 10 Mei 2010 : 14.00 WIB : Setya resmi mukti padami : BPS Nina Nuraenayatin Surabaya : 409/10 MKB : 15 Mei 2010 Pukul : 07.15 WIB

No. Register 3.1.1 Data Subyektif 3.1.1.1 Identitas

1. Identitas Bayi Nama Bayi Tgl./Pukul Jenis Kelamin No. Status Reg Berat Badan Panjang Badan Usia 2. Identitas orang tua Nama : Umur : Suku/bangsa: Agama : Pendidikan : Pekerjaan : Alamat : 3.1.1.2 Keluhan Utama Ibu mengatakan bayi baru lahir usia 4 jam lahir normal dan bayi sehat 3.1.1.3 Riwayat Kehamilan dan Persalinan 1. Riwayat prenatal Anak ke : 6 Ny. W Nama 41 th Umur Jawa/Indonesia Suku/bangsa Islam Agama SMA Pendidikan Pedagang Pekerjaan Ambengan Batu gg. 2 No.12 : : : : : : Tn. M 42 th Jawa/Indonesia Islam SMA Pedagang : By. Ny.W : 15 Mei 2010/10.00 WIB : Perempuan : 409/10 : 3800 gram : 52 cm : 4 jam post partum

33

Penyakit yang menyertai kehamilan : DM : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada ANC : 4x di BPS Nina N TT Merokok : 2x : tidak pernah Jamu-jamuan : tidak pernah Alkohol : tidak pernah Kebiasaan selama kehamilan : Obat-obatan: tidak pernah 2. Riwayat natal Umur kehamilan MKB Lahir jam Jenis persalinan Kala I Kala II Kala III Kala IV : 39/40 minggu : 15 Mei 2010, 07.15 WIB : 10.00 WIB : spt B : 8 jam : 10 menit : 5 menit : 2 jam post partum Jml. Nilai Asma Jantung TBC : : : Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Tanda Menit ke-1 Frekuensi jantung Usaha bernapas Tonus otot Reflek Warna Menit ke-5 Frekuensi jantung Usaha bernapas Tonus otot Reflek

0 Tak ada Tak ada Lumpuh Tak bereaksi Bau/pucat Tak ada Tak ada Lumpuh Tak bereaksi 100

2

Lambat tak teratur Ext. fleksi sedikit Gerakan sedikit Tumbuh kemerahan tangan dan kaki 100 Menangis kuat Gerakan aktif Menangis 9 8

34

Warna

Bau/pucat

Tumbuh kemerahan tangan dan kaki

Kemerahan

(Hanif W., 2005) BB S RR : 3800 gram : 36,5oC : 60 x/menit PB HR : 52 cm : 120 x/menit

3. Riwayat post natal 1) Ibu, Perdarahan TFU TTV 2) Bayi, TTV: S : 200 cc : 2 jari bawah pusat : TD RR HR 4. Riwayat Kesehatan 1) Riwayat kesehatan ibu DM : Tidak pernah Hipertensi : Tidak pernah Asma : Tidak pernah 2) Riwayat kesehatan keluarga DM : Hipertensi : 5. Riwayat Psikososial Ibu dan keluarga bahagia atas kelahiran putri ke enamnya dan sanggup merawat putrinya tersebut. 6. Kebutuhan Dasar 1) Pola Nutrisi Pola Nutrisi Setelah bayi lahir segera disusukan kepada ibunya, colostrum sudah keluar. 2) Pola Eliminasi Tidak ada Tidak ada Jantung Ginjal Hepatitis Jantung Asma : : : : : Tidak pernah Tidak pernah Tidak pernah Tidak ada Tidak ada : 120/80 mmHg : 24 x/menit RR : 120 x/menit S HR : 36,5oC : 80 x/menit

: 36,5oC

: 60 x/menit

Iinfeksi dan perdarahan tali pusat : tidak ada

35

Bayi baru lahir segera mengeluarkan mekonium warna hijau kehitaman dengan konsistensi lunak 3) Pola Istirahat Setelah bayi lahir, bayi lebih banyak tidur. 4) Pola Aktivitas Bayi segera menangis keras setelah lahir, menggerak-gerakkan kepala dan ekstremitasnya, mencari-cari ke arah puting ibu. 3.1.2 Data Obyektif 3.1.2.1 Keadaan Umum Keadaan umum Kesadaran 3.1.2.2 Tanda-tanda Vital Suhu : 36,5 oC HR RR : 120 x/ menit : 60 x/menit : baik : composmentis

3.1.2.3 Pemeriksaan Fisik 1. Kepala UUB Moulage Bentuk kepala UUK : belum menutup :O : simetris : belum menutup

Caput succedanum : tidak ada Cephal hematom : tidak ada 2. Mata Bentuk Pupil mata Keadaan Strabismus Sclera Konjungtiva : simetris : normal : bersih : tidak ada : putih : merah muda

36

3. Hidung Bentuk PCH Keadaan 4. Mulut Bentuk Refleks hisap Gusi Palatum Bibir 5. Telinga Posisi Keadaan 6. Leher Pembesaran vena/kelenjar : tidak ada Webbed neck Pergerakan leher 7. Dada Posisi Mammae Retraksi HR RR 8. Perut Posisi : simetris Tali pusat : basah Tidak ada pembesaran dan benjolan 9. Ekstremitas Atas: Jari tangan : lengkap Posisi dan bentuk : simetris kanan kiri : simetris : ada : tidak ada : 120 x/menit : 60 x/menit : tidak ada : positif dapat bergerak kanan kiri : simetris kanan kiri, telinga teraba lunak : bersih, tidak ada sumbatan : simetris : baik : normal : lengkap atas bawah : normal : simetris : tidak ada : bersih

37

Bawah Pergerakan Reflleks 10. Genetalia

: Jari kaki: lengkap : aktif : babinsky negative

Lengkap terdapat labia mayora dan labia minora. Jenis kelamin Anus Atresia ani : perempuan : tidak ada sumbatan : tidak ada

BAK pertama : sudah BAB pertama : sudah 11. Reflek Reflek moro Reflek rooting Reflek sucking Reflek menggenggam 12. Ukuran Antropometri Lingkar kepala 1) Diameter bitemporalis Antara kedua tulang temporalis. Jaraknya 8 cm. 2) Diameter biparietalis Antara kedua tulang parietalis. Jaraknya 9 cm. : baik : baik : baik : baik

3) Diameter fronto oksipitalis Antara titik pangkal hidungtitik terjauh belakang kepala. Jaraknya 11 cm.Lingkaran suboksipito frontalis dengan ukuran 34cm. 4) Diameter mento oksipitalis Antara dagu titik terjauh belakang kepala. Jaraknya 13,5 cm. Lingkaran mento oksipitalis sebesar 35 cm. 5) Diameter suboksipito bregmatika

38

Antara foramen magnum ubun-ubun besar. Jaraknya 9,5 cm. 6) Diameter suboksipito frontalis Antara foramen magnum pangkal hidung. Jaraknya 11 cm. 7) Diameter submento bregmatika Antara os hioid ubun-ubun besar. Jaraknya 9,5 cm. Lingkaran sub mento bregmatika 32 cm. Dengan lingkaran (sirkumferensia) berukuran 32 cm. Lingkar dada Lingkar lengan atas 13. Eliminasi Miksi Mekonium : sudah : sudah Warna Warna : kekuningan : hijau kehitaman : 35 cm : 11 cm

3.1.2.4 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang : tidak ada 3.2 Interpretasi Data Diagnosa aktual Masalah aktual Kebutuhan : Bayi baru lahir fisiologis 4 jam pertama : Tidak ada : Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tidak terjadi hipotermi, perawatan tali pusat, pemberian ASI eksklusif 3.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Diagnosa Potensial Masalah Potensial : Tidak ada : Potensial infeksi

3.4 Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera Konsultasi, kolaborasi dan rujukan. 3.5 Perencanaan 3.5.1 Bangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu. Rasional: Dengan terjalinnya hubungan saling percaya yang baik antara petugas kesehatan dan ibu akan membuat ibu lebih nyaman dan tenang.

39

3.5.2 Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan pada bayinya dan tujuan dari pemeriksaan. Rasional: Dengan menjelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan dan manfaat dari pemeriksaan diharapkan ibu bisa kooperatif dengan petugas dan dapat menambah pengetahuan ibu. 3.5.3 Lakukan asuhan pada bayi baru lahir dan deteksi dini pada bayi baru lahir Rasional: Dengan memberikan asuhan yang benar dan deteksi dini sesegera mungkin pada bayi baru lahir akan mengurangi resiko terjadinya masalah patologis. 3.5.4 Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan Rasional: Dengan memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan diharapkan ibu mengetahui tentang keadaan bayinya. 3.5.5 Observasi pernapasan, suhu, denyut jantung, perdarahan tali pusat, reflek serta intake dan output bayi. Rasional: Mengetahui keadaan bayi guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti hipotermi, perdarahan tali pusat dan lain-lain. 3.5.6 Berikan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene, ASI eksklusif, susui sesering dan sedini mungkin. Rasional: Lingkungan yang sehat serta kebiasaan yang benar dapat memberi dampak positif bagi bayi, serta kebutuhan nutrisi bayi tercukupi. 3.5.7 Jelaskan tanda bahaya masa bayi baru lahir : 3.5.7.1 Pernafasan 3.5.7.2.Kehangatan 3.5.7.3 Warna 3.5.7.4 Muntah 3.5.7.5 Tali Pusat 3.5.7.6 Infeksi 3.5.7.7 Kemih 3.5.7.8.Tinja : Sulit atau cepat ( lebih dari 60 kali per menit) : Terlalu panas (36,5oC) : Kuning, Biru, Pucat : Banyak Muntah : Merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah : Suhu meningkat, merah bengkak, pernafasan sulit : Tidak berkemih dalam 24 jam : Tinja lembek, sering, hijau, lendir atau darah pada tinja

40

3.5.7.9 Aktivitas

: Menggigil, tangis tidak biasa, tidak bisa tenang, menagis terus

Rasional: Mengetahui adanya bahaya sedini mungkin dapat menghindari komplikasi yang dapat terjadi. 3.5.8 Mandikan bayi minimal 6 jam setelah bayi lahir Rasional: Menunda memandikan bayi sampai 6 jam/lebih, menghindarkan bayi mengalami hipotermi. 3.5.9 Persiapkan bayi untuk pulang Rasional: Sebelum pulang bayi dipersiapkan dengan diganti baju dan popoknya. 3.5.10 Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang setelah 1 minggu. Rasional: Kunjungan ulang untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan pada bayi.

3.6 Pelaksanaan No. 1. 2. Hari/Tgl./Pukul Sabtu , 15 Mei 2010 14.00 14.15 Pelaksanaan Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu. Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan

41

3. 4.

14.20 14.40

pada bayinya dan tujuan dari tindakan tersebut Deteksi dini pada bayi baru lahir. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, Suhu HR RR : 36,5 oC : 120 x/ menit : 60 x/menit

5. 6. 7.

14.45 15.00 15.15

Perdarahan tali pusat : tidak ada Menyusukan bayi ke ibu dengan ibu diberi kapas hangat / kapas DTT Memberikan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene, ASI eksklusif, susui sesering dan sedini. Menjelaskan tanda bahaya masa bayi baru lahir : 1) Pernafasan : Sulit atau cepat ( lebih dari 60 kali per menit) 2) Kehangatan : Terlalu panas (lebih 38 oC ) atau terlalu dingin (kurang dari 36,5 oC) 3) Warna 4) Muntah 5) Tali Pusat 6) Infeksi 7) Kemih 8) Tinja 9) Aktivitas : Kuning, Biru, Pucat : Banyak Muntah : Merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah : Suhu meningkat, merah bengkak, pernafasan sulit : Tidak berkemih dalam 24 jam : Tinja lembek, sering, hijau, lendir atau darah pada tinja : Menggigil, tangis tidak biasa, tidak bisa tenang, menagis terus menerus

8.

15.30

Memandikan bayi

42

3.7 Evaluasi Hari Jam S: O: : Sabtu : 15.45 WIB Ibu mengatakan bayinya sehat dan tidak ada masalah apapun sejauh ini. KU: baik TTV: Suhu Intake Output A: P: : 36,5 oC : baik : Miksi : sudah Warna : kekuningan HR : 120 x/ menit RR : 60x/menit Perdarahan tali pusat : tidak ada Tanggal : 15 Mei 2010

Mekonium : sudah Warna : hijau kehitaman Bayi baru lahir fisiologis 4 jam pertama. 1. Memberikan perawatan tali pusat dan imunisasi. 2. Mempersiapkan bayi pulang 3. Follow up : ibu melakukan kunjungan 1 minggu lagi yaitu tanggal 22-05-2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian Pengkajian data subyektif dapat dilaksanakan dengan cara wawancara ibu secara langsung untuk mendapatkan data seperti identitas bayi, ibu, dan ayah; riwayat penyakit kehamilan; kebiasaan waktu hamil; dan riwayat persalinan sekarang.

43

Sedangkan pengkajian obyektif dapat dilaksanakan dengan cara pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, pengukuran antropometri, dan eliminasi. 4.2 Analisa Data Analisa data dilakukan untuk merumuskan data-data baik data subyektif dan data obyektif dimana data-data yang sama akan dikelompokkan untuk menentukan diagnosa kebidanan, masalah, dan diagnosa potensial. 4.3 Permasalahan Tidak ada masalah yang terjadi pada kasus ini. Oleh sebab itu, asuhan kebidanan dapat dilaksanakan dengan baik bila klien dapat merespon baik dan bekerja sama, contohnya bila diajak tanya jawab, klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Apabila tidak ada respon aktif dari klien maka asuhan kebidanan pada klien tidak dapat tercapai.

BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Pengkajian data subyektif dapat dilakukan dengan anamnesa / wawancara secara langsung kepada ibu bayi atau keluarga untuk mendapatkan data seperti identitas klien, keluhan utama yang klien lihat pada bayinya, riwayat kehamilan dan

44

persalinan, riwayat penyakit ibu, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial, riwayat psikososial, dan pola kebiasaan. Identifikasi kebutuhan tindakan segera pada asuhan kebidanan ini adalah konsultasi, kolaborasi dan rujukan. Perencanaan yang dilakukan adalah disesuaikan dengan kebutuhan bayi baru lahir. Pada asuhan ini semua perencanaan terlaksana dengan baik tanpa kekurangan sedikitpun. Sehingga pada evaluasi didapatkan keadaan umum bayi baik. Oleh karena itu dalam asuhan kebidanan dapat terlaksana dengan baik bila klien mau merespon dan bekerjasama dengan petugas kesehatan. Apabila tidak ada peran aktif dari klien maka asuhan kebidanan tidak akan tercapai. Kesimpulan didapat sebagai berikut : 5.1.1 Data Subjektif 5.1.1.1 Keluhan utama Ibu mengatakan bayi baru lahir usia 4 jam lahir normal, bayi sehat. Pada teori, Sarwono P. menjelaskan bahwa tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir : 1. pernafasan, sulit atau lebih dari 60 x/menit. 2. Suhu tubuh, terlalu panas (>38oC) atau terlalu dingin (