asdsadasdsad

download asdsadasdsad

of 67

description

asdsadasdsadsadsad

Transcript of asdsadasdsad

32

PAPERGAMBARAN RADIOLOGIS PAYUDARA

Pembimbing:dr. Elvita Rahmi Daulay, M.Ked(Rad), Sp.Rad (K)

Disusun oleh:Ikrar Rananta110100353Jesslyn Felix110100148Eurika Lawrence110100219M. Ihsan Nst110100253William Omar110100321

DEPARTEMEN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIKFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN

2015DAFTAR ISI

DAFTAR ISIiDAFTAR GAMBARiiBAB 1PENDAHULUAN11.1 Latar Belakang1BAB 2TINJAUAN PUSTAKA32.1 Anatomi Mammae32.2 Ultrasonografi (USG)62.3 Pemeriksaan USG (Ultrasonografi)92.3.1 Ca Mammae102.3.2 Kista Mammae (fibrocystic disease of the breast)132.3.3 Perubahan Fibrokistik Mammae152.3.4 Galactocele Mammae162.3.5 Tumor Filoides192.3.6 Mastitis222.3.7 Lipoma222.3.8 Nekrosis Lemak232.3.9 Abses Mammae242.3.10 Fibroadenoma mammae272.3.11 Gambaran USG implan payudara302.4 Mammografi322.4.1 Indikasi Mammografi372.4.2 Teknik Pemeriksaan382.4.2 Proyeksi Mammografi402.4.3 Pembacaan Mammogram43BAB 3KESIMPULAN51DAFTAR PUSTAKA52

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Potongan sagital mammae4Gambar 2.2 Perdarahan pada mammae5Gambar 2.3 Aliran limfe kelenjar mammae6Gambar 2.4 Pemeriksaan USG7Gambar 2.6 USG mammae normal8Gambar 2.7 Tempat patologis mammae9Gambar 2.8 USG Ca mammae10Gambar 2.9 Massa maligna pada payudara11Gambar 2.10 Ca mammae11Gambar 2.11 Ca mammae12Gambar 2.12 Tumor ganas payudara13Gambar 2.13 USG Kista mammae14Gambar 2.14 Oil kistik mammae15Gambar 2.15 USG Fibrokistik mammae16Gambar 2.16 USG Galactocele mammae17Gambar 2.17 Galactocele dengan air fluid level17Gambar 2.18 Galaktokel mamae18Gambar 2.19 Galaktokel dengan fluid level19Gambar 2.20 USG tumor filoides20Gambar 2.21 USG tumor filoides dengan color Doppler20Gambar 2.22 Filoides tumor payudara21Gambar 2.23 USG Mastitis22Gambar 2.24 USG Lipoma23Gambar 2.25 USG Nekrosis Lemak24Gambar 2.26 USG Abses Mammae25Gambar 2.27 USG Abses Mammae Dextra25Gambar 2.28 Abses mammae pada masa laktasi26Gambar 2.29 USG Fibroadenoma Mammae28Gambar 2.30 Fibroadenoma mammae29Gambar 2.31 Giant Fibroadenoma atau Jouvenile Fibroadenoma30Gambar 2.32 Implan silikon pada payudara kanan31Gambar 2.33 Ceroma setelah beberapa saat pemasangan implan payudara32Gambar 2.34 Senographe pertama (A), mesin mamografi yang dproduksi pertama oleh CGR (B)33Gambar 2.35 Mesin mamografi digital34Gambar 2.36 Skrening mammogram pada wanita usia 57 tahun, dengan parenkim payudara padat dan microcalcifications jinak yang tersebar dengan proyeksi MLO (A) konvensional / film (B) sistem mamografi digital.35Gambar 2.37 Representasi payudara berdasarkan klasifikasi BI-RADS. Keterangan: BI-RADS tipe 1 (A), BI-RADS tipe 2 (B), BI-RADS tipe 3 (C), BI-RADS tipe 4 (D)36Gambar 2.38 Titik Pandang Pengambilan Citra40Gambar 2.39 Proyeksi standart mamografi. Keterangan: proyeksi MLO (A), proyeksi CC (B)41Gambar 2.40 Mamogram. Keterangan: Proyeksi MLO (A), Proyeksi CC (B)41Gambar 2.41 Posisi untuk proyeksi dengan kompresi local42Gambar 2.43 Proyeksi tambahan pada mamografi. Keterangan: (A) suatu daerah yang menjadi perhatian identifikasi pada proyeksi lateral kiri, (B) paddle view dilakukan kecurigaan adanya dua lesi massa speculates. Keduanya terbukti menjadi karsinoma invasive pada biopsy berikutnya43Gambar 2.44 Kista dengan masa bulat batas tegas dengan halo44Gambar 2.45 Fibroadenoma45Gambar 2.46 Papiloma kecil multipel45Gambar 2.47 Lipoma, masa dengan densitas lemak, dengan kapsul yang tipis46Gambar 2.48 Hamartoma, tampak masa lobulated dengn berbagai daerah padat yang mencerminkan adanya unsur-unsur jaringan lemak dan jaringan lunak47Gambar 2.49 Masa spikula (ditunjukan dengan tanda panah) karsinoma invasive, (A) proyeksi lateral, (B) kompresi local dengan magnifikasi48Gambar 2.50 (1) Karsinoma duktus invasive, (2) Mucinous carcinoma49Gambar 2.51 Intracistic carcinoma. Dengan kompresi local menunjukan masa berbatas tegas dan mikrokalsifikasi ireguler49Gambar 2.52 Duktal karsinoma in situ-tipe (A-C) microcalcification bercabang tidak teratur linier50

iv

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPemeriksaan radiologis pada payudara bisa dilakukan dengan cara sonografi, mammografi, magnetic resonance imaging dan pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan radiologis pada payudara dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis.3USG payudara adalah pemeriksaan payudara menggunakan gelombang suara. USG dapat membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista. USG biasa digunakan untuk mengevaluasi kelainan payudara yang tampak pada gambaran mammogram dan lebih direkomendasikan untuk dilakukan pada wanita usia muda (di bawah 30 tahun). Pemeriksaan USG saja tanpa mammografi sebelumnya tidak direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara. Namun dengan kombinasi pemeriksaan USG dan Mammografi, maka kelainan pada payudara dapat ditentukan dengan lebih akurat. Pemeriksaan USG saat ini cukup banyak dilakukan karena tidak bersifat invasif dan dengan biaya yang tidak lebih mahal dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya. Tapi efektifitas pemeriksaan USG sangat tergantung dari pengalaman dan keahlian petugas yang melaksanakan pemeriksaan.2Wanita sehat usia 40 tahun atau lebih sebaiknya menjalani pemeriksaan Mammografi tiap tahun sekali.Mammografi adalah pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X yang dapat memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi. Dengan pemeriksaan mammografi, kanker payudara dapat dideteksi dengan akurasi sampai 90%. Pada pemeriksaan dengan mesin mammografi, payudara diletakkan diantara dua plat yang menekan untuk meratakan dan menyebarkan jaringan payudara. Hal ini mungkin menimbulkan rasa yang tidak nyaman, tetapi sangat penting untuk menghasilkan gambar mammogram yang baik dan dapat dibaca. Penekanan payudara ini akan berlangsung dalam beberapa detik dari seluruh prosedur mammografi untuk satu payudara yang membutuhkan waktu sekitar 20 menit.1Bagi wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara, direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan MRI bersama dengan pemeriksaan Mammografi tahunan. MRI menggunakan magnet dan gelombang radio untuk memproduksi gambar irisan tubuh. Pemeriksaan MRI akan jauh lebih bermanfaat dan efektif bila menggunakan bahan/zat kontras.MRI merupakan alat deteksi kanker yang lebih sensitif dari Mammografi, namun MRI memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi, dimana sering muncul gambaran kelainan positip kanker payudara yang ternyata sebenarnya bukan kanker. Itu sebabnya MRI tidak direkomendasikan sebagai alat skrining/penjaringan kanker payudara bagi wanita yang tidak memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara.4

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi MammaeMammae adalah sebuah organ yang berisi kelenjar untuk reproduksi sekunder serta berasal dari lapisan ektodermal. Kelenjar ini dinamakan sebagai kelenjar mammae dan merupakan modifikasi dari kelenjar keringat. Mammae terletak di bagian superior dari dinding dada.Pada wanita, mammae adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria organ ini tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita. 5Proses perkembangan mammae dimulai pada janin berumur 6 minggu dimana terjadi penebalan lapisan epidermis pada bagian ventral, superfisial dari fasia pektoralis serta otot-otot pektoralis mayor dan minor. Penebalan yang terjadi pada venteromedial dari regio aksila sampai ke regio inguinal menjadi milk lines dan selanjutnya pada bagian superior berkembang menjadi puting susu dan bagian lain menjadi atrofi. 3Mammae lazimnya terletak di antara tulang sternumbagian lateral dan lipatan ketiak, serta terbentang dari iga ke 2 sampai iga ke 6 atau 7. Pada bagian puncak dari mammae terdapat struktur berpigmen dengan diameter 2-6 cm yang dinamakan areola. Warna areola itu sendiri bervariasi mulai dari merah muda sampai coklat tua. Warna areoala ini bergantung pada umur,jumlah paritas dan pigmentasi kulit. 3

Gambar 2.1. Potongan sagital mammae

Mammae adalah organ yang kaya akan suplai pembuluh darah yang berasal dari arteri dan vena. Cabang dari arteri torakalis interna menembus ruang antara iga 2, 3 dan 4 untuk memperdarahi setengah dari bagian medial mammae. Arteri ini menembus sampai otot-otot interkostalis dan membrane interkostalis anterior untuk mensuplai otot-otot pektoralis mayor dan pektoralis minor di kedua mammae. Cabang-cabang kecil dari arteri interkostalis anterior juga mensuplai darah untuk mammae di bagian medial. Di daerah lateral, mammae disuplai oleh cabang dari arteriaksilaris dan arteri torakalis lateral. Cabang dari arteri aksilaris adalah arteri arteri torakoakromial, kemudian bercabang lagi menjadi arteri pektoralis. Sementara cabang dari arteri torakalis lateral adalah arteri mamari eksternal yang menyusuri otot pektoralis mayor untuk memperdarahi setengah mammae bagian lateral. 4

Gambar 2.2 Perdarahan pada mammae

Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus oleh saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni n.interkostobrakialis dan n.kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas. Pada diseksi aksila, saraf ini sedapat mungkin disingkirkan sehingga tidak terjadi mati rasa di daerah tersebut. 5Saraf n.pektoralis yang mengurus m.pektoralis mayor dan minor, n. torakodorsalis yang mengurus m.latisimus dorsi, dan n.torakalis longus yang mengurus m.serratus anterior sedapat mungkin dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi aksila. 5Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula penyaliran yang ke kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50 (berkisar dari 10-90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan vena brakialis. Saluran limfe dari seluruh payudara menyalir ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam fosa supraklavikuler. 5

Gambar 2.3 Aliran limfe kelenjar mammae

2.2 Kelainan-Kelainan Pada Payudara2.2.1 MastitisMastitis adalah peradangan pada payudara. Infeksi pada kelenjar payudara wanita yang sedang menyusui. Namun tidak jarang mastitis juga dijumpai pada ibu-ibu yang sudah bertahun-tahun selesai menyusui, terutama dengan riwayat ASI yang kurang lancar dari salah satu payudara.6

2.2.2 Nekrosis LemakNekrosis lemak adalah proses inflamesi non-supuratif yang biasa terjadi sebagai suatu kecelakaan atau karena penyebab iatrogenic yang sering agak nyeri tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya biasanya tidak rata. Secara klinis, sukar dibedakan dengan tumor ganas. 8

.

2.2.3 Abses MammaeAbses mammae adalah komplikasi tersering mastitis atau kista yang terinfeksi. Bisa terjadi akibat trauma atau infeksi. Infeksi dapat disebabkan oleh gangguan kulit dengan perkembangan inflamasi retrograde. 8

2.2.4 Ca MammaeKanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.7

2.2.5 Fibroadenoma mammaeFibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana kemari. Biasanya FAM tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Pertumbuhan FAM bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsangan estrogen meninggi. 9

2.2.6 Kista MammaeKista mammae adalah benjolan yang sifatnya jinak berbentuk kantung bulat dan terasa kenyal seperti balon berisi cairan. 8Kista merupakan penyebab paling umum dari massa payudara, walaupun mereka sering multiple dan bilateral. Biasanya sering terjadi antara usia 20 dan 50 tahun, dengan insiden puncak antara 40 dan 50 tahun. Kista sederhana (simple cyst) tidak terkait dengan peningkatan risiko keganasan dan tidak memiliki potensi ganas. Pada mamografi terlihat massa bulat atau oval dan kadang terlihat karakteristik halo. Diagnosis yang lebih akurat dari pemeriksaan USG tampak masa oval dengan posterior enhancement.23

2.2.7 Fibrokistik MammaeFibrokistik mammae juga dikenal sebagai mamary displasia. Ragam kelainan akibat dari peningkatan dan distorsi perubahan siklik payudara yang terjadi secara normal selama daur haid. 5 Hampir sama dengan fibroadenoma, fibrokistik ini merupakan benjolan pada payudara yang sering dialami sebagian besar wanita. 5

2.2.8 Galactocele MammaeSaat tumor terbentuk akibat tersumbatnya saluran kelenjar susu pada ibu yang sedang menyusui atau baru saja selesai masa laktasi. Gejalanya, tumor berbatas tegas, bulat, berisi ASI yang kental berupa kantong. 7

2.2.9 Tumor FiloidesTumor filoides merupakan sebuah tipe neoplasma jaringan ikat yang timbul dari stroma intralobular mammae. Ditandai dengan pembesaran yang cepat massa mobile, dengan konsistensi keras serta asimetris. Secara histologis tampak seperti celah stroma seperti daun yang dibatasi oleh sel-sel epitel. 9Tumor ini termasuk neoplasma jinak, namun kadangkala dapat menjadi ganas. Tumor ini bersifat agresif local dan dapat bermetastasis. Umumnya, tumor ini berdiamater 3-4 cm, namun dapat tumbuh hingga berukuran besar. Sebagian mengalami lobulasi dan menjadi kistik. 9

2.2.10 LipomaLipoma merupakan nodul dari jaringan adiposa matang. Terletak di dalam lemak subkutan tetapi dapat ditemukan di mana saja dalam payudara. 42.3 Pemeriksaan Radiologis Pada Payudara2.3.1 Ultrasonografi (USG)USG payudara adalah pemeriksaan payudara menggunakan gelombang suara. USG dapat membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista. USG biasa digunakan untuk mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mammogram dan lebih direkomendasikan pada wanita usia muda (di bawah 30 tahun). Pemeriksaan USG saja tanpa mammografi tidak direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara. Tetapi dengan kombinasi USG dan mammografi, kelainan pada payudara dapat ditentukan dengan lebih akurat. Dengan USG selain dapat membedakan tumor padat atau kistik, juga dapat membantu untuk membedakan suatu tumor jinak atau ganas. Ca mammae yang klasik pada USG akan tampak gambaran suatu lesi padat, batas ireguler, tekstur tidak homogen. Posterior dari tumor ganas mammae terdapat suatu Shadowing. Selain itu USG juga dapat membantu staging tumor ganas mammae dengan mencari dan mendeteksi penyebaran lokal (infiltrasi) atau metastasis ke tempat lain, antara lain ke KGB regional atau ke organ lainnya (misalnya hepar). 7Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik digunakan untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat. Karsinoma mammae disertai dengan dinding yang tidak beraturan, tetapi dapat juga berbatas tegas dengan peningkatan akustik. USG juga digunakan untuk mengarahkan fine-needle aspiration biopsy (FNAB), coreneedle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG merupakan pemeriksaan yang praktis dan sangat dapat diterima oleh pasien tetapi tidak dapat mendeteksi lesi dengan diameter 1 cm. 7

Gambar 2.4 Pemeriksaan USG Gambar 2.5 Hasil pemeriksaan USG

Untuk usia di bawah 30 tahun USG direkomendasikan lebih dahulu dilakukan sebelum mammografi karena pada usia muda (di bawah 30 tahun) cukup sulit untuk menginterpretasikan hasil mammogram. Hal ini dikarenakan payudara di usia muda lebih padat dan kelenjar susunya lebih banyak daripada usia tua yang payudaranya lebih tersusun oleh lemak sehingga lebih muda dideteksi dengan mammogram. USG saat ini cukup banyak dilakukan karena tidak bersifat invasif dan tidak semahal pemeriksaan lainnya. Tetapi, efektifitas pemeriksaan USG sangat tergantung dari pengalaman dan keahlian operator.Tanda-tanda tumor ganas secara USG, ialah: 6a. Lesi dengan batas tak tegas dan tak teraturb. Struktur echo internal lemah dan heterogenc. Batas echo anterior lesi kuat, posterior lesi lemah sampai tak ada (posterior acoustic shadow)d. Adanya perbedaan besar tumor secara klinis dan secara USG

Sedangkan tanda tumor jinak, ialah: 6a. Lesi dengan batas tegas, licin dan teraturb. Struktur echo internal biasa:i. Tak ada (sonolusen), misalnya kistaii. Lemah sampai menengah tetapi homogeny, misalnya pada fibroadenomac. Batas echo anterior lesi dan posterior lesi bervariasi dari kuat atau menengahd. Lateral acoustic shadow dari lesi dapat bilateral atau unilateral (tedpole sign)

Gambar 2.6 USG mammae normal

Gambar 2.7 Tempat patologis mammae

2.3.2 MammografiMammografi adalah pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar-X yang terutama bertujuan untuk menyaring adanya kelainan neoplasma ganas, namun lebih dari itu mammografi juga bermanfaat untuk mendeteksi kelainan selain keganasan. Pemeriksaan penyaring didefinisikan sebagai evaluasi terhadap suatu populasi wanita 'normal', tanpa keluhan atau gejala yang mengarah ke tumor payudara dalam usaha mendeteksi kanker dini.24Secara tidak langsung tindakan ini merupakan upaya untuk menekan mortalitas yang disebabkan oleh kanker payudara. Karena seperti diyakini bahwa makin dini kanker payudara ditemukan, makin baik prognosisnya. Namun masih banyak suara-suara yang tidak menyetujui atau meragukan pendapat di atas, terutama peranan mammografi dalam mendeteksi kelainan payudara pada pasien tanpa gejala.24Upaya pertama penggunaan radiografi untuk diagnosis kelainan payudara dibuat di akhir 1920-an, tapi mamografi yang kita pahami saat ini, menggunakan X-ray unit baru dikembangkan di tahun 60an. Secara singkat ada tiga periode utama dalam sejarah mamografi. Periode yang pertama dimulai pada tahun 1913 dengan pengamatan seorang ahli bedah Jerman, A. Salomon memberikan konstribusi yang penting dalam sejarah mamografi. Pada saat ini anatomi radiologi dibandingkan dengan hasil pemeriksaan mikroskopik. Pada tahun 1940 sampai sekitar 1970 pengembangan teknik oleh ahli radiologi dan kemudian oleh industri, dibawah dorongan Ch. Gross, sejak tahun Compagnie Generale de Radiologie (CGR) membuat Senographe. Pemasaran peralatan mamografi mendorong revolusi dalam pencitraan payudara. Pada kuarter terakhir sampai pada abad 20 ini, terutama sejak tahun 1970 mamografi merupakan teknik yang tepat skrining kanker payudara. Salah satu pelopor adalah Ph Strax dari Amerika Serikat dengan penelitiannya yang diberi nama Health Insurance Plan (HIP) of NY dimana dilaporkan penurunan angka mortalitas karena mamografi. Kemudian pada akhir tahun 80an USG dan MRI merupakan teknik tambahan untuk menunjang mamografi dalam diagnosis kanker payudara.24

BAGambar 2.34 Senographe pertama (A), mesin mamografi yang dproduksi pertama oleh CGR (B)Mammografi pada awalnya dikembangkan secara konvensional dengan gambar yang dituangkan dalam film (film dalam kaset yang dirancang khusus). Namun semakin berkembangnya zaman, produsen mengembang alat mamografi digital. Keuntungan utama dari sistem mamografi digital adalah pemisahan gambar, pengolahan akuisisi dan tampilan, yang memungkinkan masing-masing langkah yang harus dioptimalkan. Mamografi digital juga banyak mengalami perkembangan, dari yang menggunakan Photostimulable Fosfor Computed Radiografi (CR), kemudian Charge Couple Device (CCD) dengan tujuan menghasilkan gambar dalam format digital yang dapat memanipulasi tampilan dari gambar untuk mengoptimalkan kualitas gambar. Mammogram digital terbaik dilaporkan menggunakan workstation dilengkapi dengan monitor resolusi tinggi.27

Gambar 2.35 Mesin mamografi digital

Pembaca lebih suka film tampilan mammogram digital. Daerah anatomis yang berbeda seperti kulit, wilayah dan daerah parenkim retromamillary padat terlihat lebih baik digital dari pada layar/mammogram film. Kelainan seperti microcalcifications dan massa mungkin lebih mencolok pada mammogram digital. Hal ini penting untuk menentukan apakah peningkatan dalam visualisasi struktur di payudara berkaitan peningkatan tingkat deteksi kanker.27

ABGambar 2.36 Skrening mammogram pada wanita usia 57 tahun, dengan parenkim payudara padat dan microcalcifications jinak yang tersebar dengan proyeksi MLO (A) konvensional / film (B) sistem mamografi digital.

Biasanya, perempuan muda cenderung memiliki jaringan kelenjar payudara yang lebih padat. Pada wanita yang lebih tua, kepadatan mammographic cenderung menurun, dengan penggantian jaringan kelenjar oleh jaringan lemak. Namun, ada wanita muda yang memiliki jaringan lemak yang padat pada gambaran mamografinya. Klasifikasi sistem telah dikembangkan untuk menggambarkan kepadatan jaringan payudara pada mamografi. Salah satu yang paling dikenal adalah klasifikasi Wolfe.25 Wolfe N1 pola mengacu pada payudara yang mengandung proporsi yang tinggi dari jaringan lemak, tidak tampak bayangan duktus Wolfe DY mengacu pada jaringan payudara yang sangat padat, jaringan kelenjar lebih dominan disebut dysplastic breast Wolfe P1 mengacu pada payudara didominasi jaringan lemak dengan jaringan kelenjar terlihat di bagian anterior 25%.

Klasifikasi lain yang biasanya digunakan oleh American College of Radiology adalah BI-RADS (Breast Imaging Reporting and Data System) : BI-RADS tipe 1 = hampir seluruhnya lemak, jaringan kelenjar < 25% (disebut sebagai densitas rendah) BI-RADS tipe 2 = kelenjar fibroglandular tersebar sekitar 25%-50% dari payudara (densitas rata-rata) BI-RADS tipe 3 = kepadatan heterogen, kelenjar berkisar 51%-75% dari payudara (densitas tinggi) BI-RADS tipe 4 = sangat padat, jaringan kelenjar > 75% dan fibrosa (kepadatan sangat tinggi)

Gambar 2.37 Representasi payudara berdasarkan klasifikasi BI-RADS. Keterangan: BI-RADS tipe 1 (A), BI-RADS tipe 2 (B), BI-RADS tipe 3 (C), BI-RADS tipe 4 (D)

Tujuan utama skrining dengan mamografi adalah untuk menurunkan angka mortalitas dari kanker payudara dengan mendeteksi kanker ketika masih kecil, sebelum kanker tersebut berkembang dan menyebar secara lebih luas dan prognosis dari terapi yang dilakukan akan lebih baik dibandingkan tumor yang lebih besar. 24Ketepatan mamografi bergantung pada banyak factor diantaranya teknik, kualitas gambar, pengalaman ahli radiologi dalam membaca mamogram, namun ketepatan mamografi ini berkisar antara 66-98%. Nilai ketepatan diagnostik mamografi berkisar antara 80-94% untuk tumor ganas dan 90-93% untuk tumor jinak.24

Indikasi MammografiIndikasi pemeriksaan mamografi :1. Adanya benjolan pada payudara2. Adanya rasa tidak enak pada payudara3. Pada penderita dengan riwayat risiko tinggi untuk mendapatkan keganasan payudara4. Pembesaran kelenjar aksiler yang meragukan5. Penyakit paget pada puting susu6. Adanya penyebab metastasis tanpa diketahui asal tumor primer7. Pada penderita dengan cancer-phobia.Menurut referensi lainya, indikasi mamografi adalah :1. Skrening pada wanita asimptomatik pada wanita usia 50 tahun atau lebih.2. Skrening pada wanita asimptomatik pada usia 35 tahun atau lebih yang mempunyai resiko berkembangnya kanker payudara: Wanita yang memiliki satu atau lebih saudara pada derajat pertama keluarga yang didiagnosis menderita kanker payudara postmenopause. Wanita yang memiliki faktor resiko yang ditemukan secara histologik pada operasi yang dilakukan sebelumnya contohnya hyperplasia duktal atipik.3. Investigasi pada wanita dengan gejala pada usia 35 tahun atau lebih dengan benjolan di payudara atau bukti klinis lain dari kanker payudara.4. Pengawasan payudara setelah eksisi lokal kanker payudara.5. Evaluasi benjolan payudara pada wanita setelah mendapat mammoplasty.6. Investigasi benjolan payudara yang mencurigakan pada pria.26

A

Teknik PemeriksaanPersiapan mammogram dimulai pada penjadwalan ketika pasien diberi petunjuk khusus untuk mempersiapkan diri untuk melakukan pemeriksaan. Penjadwalan mammogram setelah menstruasi akan mengurangi ketidaknyamanan yang mungkin terjadi saat menekan payudara. Cara terbaik adalah untuk jadwal mammogram bagi perempuan yang tidak menopause 5 sampai 7 hari terakhir setelah mens.24Pasien akan melepas semua pakaian dari pinggang ke atas, sehingga disarankan untuk memakai celana dan blus yang mudah dilepas. Pasien tidak boleh menggunakan deodoran, parfum, atau bedak sebelum pemeriksaan karena dapat menghasilkan artefak pada mammogram yang mengakibatkan salah tafsir.. Riwayat penyakit pasien harus diketahui karena dapat mengungkapkan apakah diperlukan proyeksi mammogram tambahan. Setiap mammogram yang sudah dilakukan di tempat lain sebelumnya dibawa.24Mammografi adalah foto rontgen payudara dengan mempergunakan peralatan khusus. Cara ini sederhana dan dapat dipercaya untuk menemukan kelainan-kelainan di payudara, tidak sakit dan memerlukan kontras. Mammografi mampu mendeteksi karsinoma payudara ukuran kecil, lebih kecil dari 0,5 cm bahkan pada tumor yang tidak teraba (unpalpable tumor). Cara ini dapat dipergunakan untuk skrining massal terutama golongan resiko tinggi. Tujuan utama pemeriksaan mammografi adalah untuk mengenali secara dini keganasan payudara.26Mamografi yang efektif membutuhkan gambar berkualitas tinggi dengan densitas film dan kontras yang optimal, dengan resolusi tinggi dan dosis radiasi yang rendah. Hal ini sangat penting untuk mendeteksi kanker kecil karena tanda-tanda radiologis mungkin sangat halus. Peralatan mamografi dan teknik yang digunakan oleh karena itu harus memperhitungkan variasi luas dalam ukuran payudara, variasi dalam jumlah relatif dari jaringan lemak, kelenjar dan stroma jaringan, dan kontras rendah antara jaringan payudara yang normal dan lesi patologis pada umumnya. Untuk menghasilkan gambar berkualitas tinggi alat Xray mamografi harus dilengkapi dengan fitur sebagai berikut :1. Generator. Generator modern dengan tegangan tinggi menghasilkan potensial output yang konstan dengan output yang tinggi diharapkan dapat mengurangi waktu paparan dan meminimalisasi ketidakjelasan gambar karena adanya pergerakan.2. Tabung X-ray. Yang paling sering digunakan dengan kombinasi target-filter yaitu target Molybdenum (Mo) dengan filter Mo 0,03 mm. Puncak kilovoltase antara 26-30 kv dan tersering 28 kv. Energy yang lebih rendah antara 17-20 kv, dapat menghasilkan kontras maksimum yang berasal dari jaringan lunak payudara.3. Automatic exposure control (AEC). AEC secara otomatis mengontrol durasi pemaparan densitas optimum dari mammogram dapat dipertahankan pada berbagai ukuran dan kepadatan payudara yang berbeda. Biasanya perangakat AEC ini diposisikan 3-5 cm posterior putting susu dimana diperkirakan jaringan kelenjar yang paling padat.4. Grid radiasi sekunder. Penggunaan system grid yang bergerak meningkatkan resolusi dan kontras dengan menurunkan radiasi hambur.5. Kompresi. Biasanya kompresi payudara diharapkan mencapai ketebalan 4cm. Efek dari kompresi adalah : Menurunkan dosis Mengurangi sinar hambur, meningkatkan kontras Mengurangi ketidakjelasan geometric Mengurang ketidakjelasan karena gerakan Mengurangi perbedaan ketebalan dari berbagai bagian payudara Mengurangi overlapping jaringan, meningkatkan resolusi.Mamografi menggunakan radiasi pengion untuk gambar payudara. Risiko radiasi pengion sudah banyak diketahui, untuk itu dijaga agar dosis radiasi yang diberikan serendah mungkin. Dosis radiasi untuk pemeriksaan dua tampilan standar dari kedua payudara adalah sekitar 4,5 mGy. Dosis yang lebih tinggi dalam program screening, dapat merangsang terjadinya kanker payudara setelah terkena radiasi. Diperkirakan bahwa risiko merangsang kanker payudara pada wanita telah dpublikasikan di Inggris melalui National Health Service Breast Screening Program (NHSBSP) yaitu 1 dari 100 000 per mGy. Perhitungan antara risiko dan manfaat telah dipertimbangkan dan hasilnya menunjukan bahwa manfaat dari skrining jauh lebih besar daripada risiko merangsang kanker, dengan rasio perbandingan nyawa yang diselamatkan dan yang hilang kira-kira 100 : 1.26

Proyeksi MammografiAda dua proyeksi standar mamografi yaitu : proyeksi obliq mediolateral (MLO) dan proyeksi kraniokaudal (CC). MLO diambil dengan sinar X-ray yang diarahkan dari superomedial ke inferolateral, biasanya pada sudut 30-60, dengan kompresi yang diterapkan miring di dinding dada, tegak lurus dengan sumbu panjang dari otot pectoralis mayor. Proyeksi MLO adalah proyeksi satu-satunya di mana semua jaringan payudara dapat ditunjukkan pada gambar yang tunggal. Proyeksi MLO dengan posisi yang baik harus menunjukkan sudut inframammary, puting diposisikan pada level batas bawah dari otot pectoralis major, dengan otot melintasi batas posterior dari film pada sudut 25-30 ke vertikal.24,27Untuk proyeksi CC, sinar X-ray diarahkan dari atas ke inferior. Posisi dicapai dengan menarik payudara ke atas dan ke depan menjauh dari dinding dada, dengan kompresi yang diterapkan dari atas. Proyeksi CC dengan posisi yang baik harus menunjukkan hampir semua jaringan medial dan mayoritas dari jaringan lateral dengan pengecualian ekor aksiler payudara. Otot pektoralis major terletak di tengah film CC pada sekitar sekitar 30% dari individu dan kedalaman jaringan payudara harus didemonstrasikan dalam jarak 1 cm dari puting ke pectoralis major pada proyeksi MLO.27

Gambar 2.38 Titik Pandang Pengambilan Citra

Berdasarkan citra yang diperoleh dari hasil pemeriksaan mamografi ini maka dapat dilihat normal atau tidaknya payudara.

BA

Gambar 2.39 Proyeksi standart mamografi. Keterangan: proyeksi MLO (A), proyeksi CC (B)

ABGambar 2.40 Mamogram. Keterangan: Proyeksi MLO (A), Proyeksi CC (B)Proyeksi tambahan dapat diambil untuk memecahkan masalah diagnostik tertentu. Misalnya, tampilan CC bisa diputar untuk memvisualisasikan gambar yang lebih baik dari aspek lateral atau medial payudara dibandingkan dengan proyeksi CC standar. Kompresi lokal atau 'paddle wiew' dapat dilakukan melibatkan aplikasi kompresi lebih kuat untuk area lokal dengan menggunakan dayung kompresi. Proyeksi ini digunakan untuk membedakan lesi nyata dari superimposisi jaringan normal dan untuk menentukan batas dari massa.27

Gambar 2.41 Posisi untuk proyeksi dengan kompresi localPandangan lateral dapat digunakan agar dapat membedakan superimposisi struktur normal dari lesi nyata atau untuk meningkatkan ketepatan lokalisasi dari lesi yang tidak teraba. Pandangan lateral yang benar dilakukan dengan unit mamografi yang diputar 90 dan sinar X-ray mediolateral atau lateromedial.Proyeksi dengan pembesaran (magnifikasi) merupakan proyeksi yang paling sering dilakukan untuk memeriksa area microcalcifications dalam payudara, untuk menentukan ciri dan menetapakan luas dari kalsifikasi tersebut. Proyeksi dengan pembesaran biasanya dilakukan dalam proyeksi craniocaudal dan lateral. 24,27Teknik mammographi mungkin perlu dimodifikasi pada perempuan dengan payudara implan. Silikon dan implan saline adalah radio-opak dan dapat mengaburkan banyak jaringan payudara. Akibatnya, mamografi adalah nilai diagnosis yang terbatas pada beberapa perempuan. Teknik Eklund dapat digunakan untuk menggantikan implan posterior, belakang plat kompresi, memaksimalkan volume jaringan payudara yang dikompresi dan dicitrakan.

ABBGambar 2.43 Proyeksi tambahan pada mamografi. Keterangan: (A) suatu daerah yang menjadi perhatian identifikasi pada proyeksi lateral kiri, (B) paddle view dilakukan kecurigaan adanya dua lesi massa speculates. Keduanya terbukti menjadi karsinoma invasive pada biopsy berikutnya

2.3.3 Breast Ductography

Duktugrafi payudara (galaktografi) adalah teknik foto dimana digunakan untuk mengevaluasi lesi yang menyebabkan puting susu mengeluarkan cairan. Pemeriksaan ini juga membantu secara akurat menempatkan lokasi massa di jaringan payudara dan memberikan informasi yang berguna untuk operasi dan tindakan selanjutnya. Duktografi digunakan jarum siologram tumpul (30-gauge). Saluran abnormal di identifikasi dan dikanulisasi. Sekitar 1-2 mL kontrast disuntikan.2Indikasi dalam melakukan duktugrafi adalah keluarnya cairan dari salah satu puting susu. Prosedur duktografi itu tidak sakit tetapi pasien tetap memcemaskannya. Mengidentifikasi saluran dengan meminta pasien untuk menekan payudaranya dan melihat tempat keluar cairan. Radiologis mengunakan senter dan kaca pembesar untuk melakukan prosedur dengan antiseptik.Cairan kontrast disuntikan ke saluran, bisa juga dicampurkan dengan methylene blue untuk assesmen pra-operasi dan membantu ahli bedah melokalisir tempat gangguan di salurannya.3

Gambaran payudara normal pada duktografi

2.3.4 Magnetic Resonance Imaging (MRI)Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh/organ manusia dengan meng-gunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.1Prinsip Dasar MRIStruktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat diluar medan magnet mempunyai arah yang acak dan tidak membentuk keseimbangan. Kemudian saat diletakkan dalam alat MRI (gantry), maka atom H akan sejajar dengan arah medan magnet . Demikian juga arah spinning dan precessing akan sejajar dengan arah medan mag-net. Saat diberikan frequensi radio , maka atom H akan mengabsorpsi energi dari frequensi radio tersebut. Akibatnya dengan bertambahnya energi, atom H akan mengalami pembelokan, sedangkan besarnya pembelokan arah, dipengaruhi oleh besar dan lamanya energi radio frequensi yang diberikan. Sewaktu radio frequensi dihentikan maka atom H akan sejajar kembali dengan arah medan magnet . Pada saat kembali inilah, atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya. Kemudian energi yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang khusus dan diper-kuat. Selanjutnya komputer akan mengolah dan merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari bagian irisan.3Instrumen MRISecara garis besar instrumen MRI terdiri dari: a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet. Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut ; b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan koil, yaitu : 1.Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagittal. 2 . Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal. 3. Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial . Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan oblik; c. Sistem frequensi radio berfungsi mem-bangkitkan dan memberikan radio frequensi serta mendeteksi sinyal ; d. Sistem komputer berfung-si untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengon-trol semua komponen alat MRI dan menyim-pan memori beberapa citra; e. Sistem penceta-kan citra, berfungsinya untuk mencetak gambar pada film rongent atau untuk menyimpan citra.3

Penatalaksannan Pasien dan Teknik PemeriksaanPada pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen, alat resusistasi, kursi roda, dll yang bersifat fero-magnetik tidak boleh dibawa ke ruang MRI. Untuk keselamatan, pasien diharuskan mema-kai baju pemeriksaan dan menanggalkan benda-benda feromagnetik, seperti : jam tangan, kunci, perhiasan jepit rambut, gigi palsu dan lainnya. 5Screening dan pemberian informasi kepada pasien dilakukan dengan cara mewawancarai pasien, untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang membahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan MRI, misalnya: pasien menggunakan alat pacu jantung, logam dalam tubuh pasien seperti IUD, sendi palsu, neurostimulator, dan klip anurisma serebral, dan lain-lain. 5Transfer pasien menuju ruangan MRI, khususnya pasien yang tidak dapat berjalan (non ambulatory) lebih kompleks dibandingkan peme-riksaan imaging lainnya. Hal ini karena medan magnet pesawat MRI selalu dalam keadaan on sehingga setiap saat dapat terjadi resiko kece-lakaan, dimana benda-benda feromagnetik dapat tertarik dan kemungkinan mengenai pasien atau personil lainnya. Salah satu upaya untuk meng-atasi hal tersebut, meja pemeriksaan MRI dibuat mobile, dengan tujuan : pasien dapat dipindahkan ke meja MRI di luar ruang pemeriksaan dan da-pat segera dibawa ke luar ruangan MRI bila terjadi hal-hal emergensi. Selain itu meja ca-dangan pemeriksaan perlu disediakan, agar dapat mempercepat penanganan pasien berikutnya se-belum pemeriksaan pasien sebelumnya selesai. Upaya untuk kenyamanan pasien diberikan, anta-ra lain dengan penggunaan Earplugs bagi pasien untuk mengurangi kebisingan, penggunaan penyangga lutut / tungkai , pemberian selimut bagi pasien, pemberian tutup kepala . 5Untuk persiapan pelaksanaan pemeriksaan perlu dilakukan beberapa hal berikut. Persiapan console yaitu memprogram identitas pasien se-perti nama, usia dan lain-lain, mengatur posisi tidur pasien sesuai dengan obyek yang akan diperiksa. Memilih jenis koil yang akan diguna-kan untuk pemeriksaan, misalnya untuk pemerik-saan kepala digunakan Head coil, untuk peme-riksaan tangan, kaki dan tulang belakang digu-nakan Surface coil. Memilih parameter yang te-pat, misalnya untuk citra anatomi dipilih para-meter yang Repetition Time dan Echo Time pendek, sehingga pencitraan jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan berwarna hitam. Untuk citra pathologis dipilih parameter yang Repetition Time dan Echo Time panjang, sehingga misalnya untuk gambaran cairan serebro spinalis dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak berwarna putih. Untuk kontras citra antara, dipilih parameter yang time repetition panjang dan time echo pendek sehingga gambaran jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak berwarna abu-abu. 5 Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal, perlu penentuan center magnet (land marking patient) sehingga coil dan bagian tubuh yang diamati harus sedekat mungkin ke center magnet, misalnya pemeriksaan MRI kepala, pusat magnet pada hidung. 5Untuk menentukan bagian tubuh dibuat Scan Scout (panduan pengamatan), dengan parameter, ketebalan irisan dan jarak antar irisan serta format gambaran tertentu. Ini merupakan gambaran 3 dimensi dari sejumlah sinar yang telah diserap. Setelah tergambar scan scout pada TV monitor, maka dibuat pengamatan- peng-amatan berikutnya sesuai dengan kebutuhan. 5Pemeriksaan MRI yang menggunakan kon-tras media, hanya pada kasus-kasus tertentu saja . Salah satu kontras media untuk pemeriksaan MRI adalah Gadolinium DTPA yang disuntikan intra vena dengan dosis 0,0 ml / kg berat badan. 5

2.4 Gambaran pada pemeriksaan radiologis kelainan-kelainan payudara2.4.1 MastitisUSG:Pada USG atau mammografi akan tampak massa yang sedikit hiperdense dengan batas yangundefined, tidak jarang di diagnosis banding dengan proses keganasan. 6

Gambar 2.23 USG Mastitis

Mammography:

Gambar 2.51 Mamografi mastitis

Pada gambaran mamografi mastitis dapat dilihat peningkatan densitas dengan batas yang tidak jelas dan tampak penebalan kulit.51Ductugraphy:Ductography tidak seharusnya dilakukan pada pasien dengan mastitis atau abses payudara. Ductography merupakan kontraindikasi primer pada pasien-pasien tersebut karena dapat memperparah peradangan yang terjadi.52

MRI:

Gambar 2.53 MRI MastitisMRI post-contrast aksial, coronal dan sagital pada wanita muda dengan granulomatosa mastitis. Didapati gambaran kontras yaitu a starry mass internal homogenus.53

Gambar 2.54 MRI Rare Lupus MastitisIni adalah MRI perempuan ras hitam 43 tahun dengan varian diskoid SLE yang akan segera didiagnosis dengan manifestasi langka lupus mastitis, berikut interpretasi dari spesimen biopsi pada gambar patologi di atas . MRI awal: The T1 aksial pra - kontras lemak tak jenuh (a , TR 6,7 ; TE 2,63 ; ST 1,5 mm ) gambaran menunjukkan kalsifikasi kasar (bintang ) seperti void sinyal yang terlihat pada mammogram ditampilkan sebelumnya. Namun padat jaringan parenkim bilateral (panah) menyembunyikan LM . BLADE aksial ( Sospol , b; TR 11070 , TE 137 , ST 3 mm , tanpa kontras ) gambaran menunjukkan perubahan fibrokistik tersebar berdekatan dengan halus , perifer , sinyal intensitas tinggi sekitar LM di payudara kiri (panah) . Sagital tertunda pasca kontras GRE ( c ; TR 4,35 ; TE 1,75 ; 2,0 mm , 1 cc / 10kg IV Gadolinium kontras hingga 20 cc ) gambaran payudara kiri menunjukkan 5,6 cm , massa heterogen dengan perifer , tidak teratur , tebal , rim enhancement (bintang).54

2.4.2 Nekrosis LemakUSG:

Gambar 2.25 USG Nekrosis Lemak

Mammography:

Gambar Mamografi Nekrosis LemakPada nekrosis lemak sangat variasi, kadang ada gambaran khas pada mamografi. Tampak gambaran irreguler, spiculated mass. Juga terkait dengan kalsifikasi, hampir sama dengan gambaran keganasan. Diketahui bahwa pada nekrosis lemak pada payudara bisa berubah dengan kalsifikasi yang progresif, maka pasti akan ada perbedaan gambaran mamografi pertama dan selanjutnya.Kalsifikasi pada nekrosis lemak biasanya perifer dengan gambaran lengkung yang menciptakan gambaran kilauan gelembung di parenkim payudara. Pembentukan tumor bukan merupakan bagian dari nekrosis lemak meskipun secara klinis teraba. referensi:http://radiopaedia.org/articles/fat-necrosis-of-the-breast

Ductugraphy:MRI:

Gambar MRI Nekrosis Lemak

aku gk tau apa yg mau ku tulis san gambarnya dari radiopaediahttp://radiopaedia.org/articles/fat-necrosis-of-the-breasthttp://www.ajronline.org/doi/full/10.2214/AJR.07.4051

2.4.3 Abses MammaeUSG:Pada pemeriksaan USG, menunjukkan batas irregular, massa yang komplek di retroaerolar payudara kanan. 8

Gambar 2.26 USG Abses Mammae

Gambar 2.27 USG Abses Mammae Dextra

Gambar 2.28 Abses mammae pada masa laktasi

Gambaran USG 2.28 pada mamae kanan ini didapatkan pada wanita yang sedang dalam masa laktasi. Wanita ini mengeluhkan nyeri, ada benjolan pada mamae dexter dan adanya nanah. Gejala ini dapat digambarkan di USG dengan ditemukannya massa berbentuk bulat, lesi hampir anechoic, dengan adanya pembesaran di posterior. Lesi berukuran 2 cm, ireguler, batas jelas, tidak ada septa-septa didalamnya. Pada gambaran Doppler didapatkan warna yang menunjukkan peningkatan vaskuler sepanjang lesi. Vaskularisasi ini tidak hilang dengan medikasi obat-obat antiinflamasi dan antibiotik. Pada USG ini didapatkan gambaran abses mamae.16Lesi lainnya yang hampir mirip, lesi kistik sederhana pada mamae berdinding tipis. Gambaran ini sulit dibedakan dengan abses galaktokel mamae/ pada karsinoma mamae memiliki gambaran hiperechoic tapi tidak anechoic (mirip dengan abses). 17

Mammography:Ductugraphy:MRI:

2.4.4 Ca MammaeUSG:

Gambar 2.8 USG Ca mammae

Gambar USG ini mengungkapkan, gambaran hypoechoic dan massa yang pada payudara. Ada juga bukti akustik membayangi posterior. Temuan pada USG ini menunjukkan massa ganas payudara. 7

Gambar 2.9 Massa maligna pada payudara

Gambar USG 2.9 menunjukkan gambaran massa yang hypoechoic, sulit untuk digambarkan, massa yang ireguler pada payudara. Selain itu juga didapatkan gambaran acoustic shadowing. Penemuan ini menduga adanya massa maligna pada payudara. Gambar ini didapat dari Dr. Nirmali Dutta, UAE.10

Gambar 2.10 Ca mammae

Gambar USG 2.10 menunjukan gambaran USG pada kanker payudara kiri. Tumor tersebut diperlihatkan sebagai gambaran massa hypoechoic dengan mikrolobulasi dengan tepi yang irregular. Sebagai tambahan, massa tersebut menunjukan area echogenic multiple, dan tanda-tanda keganasan yang jelas pada karsinoma payudara. Gambar ini milik Ravi Kadasne, MD, UAE.10,11

Gambar 2.11 Ca mammae

Gambaran USG 2.11 pada wanita ini menunjukan massa yang hypoechoic pada payudara kanan, yang terlihat menyebar vertical (lebih tinggi daripada lebar) yang merupakan tanda keganasan yang alami pada tumor payudara. Sebagai tambahan, didapatkan adanya penyimpangan yang halus pada tepi benjolan. Semua penemuan gambaran sonografi menyugesti adanya karsinoma payudara.

Gambar 2.12 Tumor ganas payudara

Pasien dengan massa yang nyeri pada payudara kiri. Gambar USG 2.12 menunjukan massa irregular yang ditandai dengan gambaran hypioechoic dan menunjukan rigiditas pada tumor jaringan pada studi elastografi. Gambaran elastrogram pada massa payudara menunjukan area merah, meningkatkan kemungkinan keganasan pada tumor payudara. Gambar USG color juga menunjukan peningkatan vascular yang signifikan pada tumor payudara. Mammografi juga mengkonfirmasi adanya kemungkinan tumor ganas pada payudara kiri. Kasus study ini milik Dr Rahl Patil,MD, India.11

Mammography:Merupakan gambaran mamografi yang paling sering ditemukan pada kanker payudara invasive. Terdiri atas masa tumor jaringan lunak di sentral dan spikula pada permukaan yang menyebar ke skitarnya. Semakin besar tumor, akar spikula akan semakin panjang. Kadang disertai dengan kalsifikasi yang kasar dan sering dikaitkan dengan besarnya tumor yang mengakibatkan nekrosis.22

ABGambar 2.49 Masa spikula (ditunjukan dengan tanda panah) karsinoma invasive, (A) proyeksi lateral, (B) kompresi local dengan magnifikasi

Tumor dengan batas yang rata (malignan) paling sering terdapat pada intracystic carcinoma, medullary carcinoma (tumbuh dengan cepat biasanya pada wanita umur kurang dari 50 tahun, mucinous/ colloid carcinoma (prognosisnya baik, dan biasanya pada wanita lebih dari 50 tahun) dan jarang terdapat pada carcinoma ductal invasive atau sarcoma.21

Gambar 2.50 (1) Karsinoma duktus invasive, (2) Mucinous carcinoma

Gambar 2.51 Intracistic carcinoma. Dengan kompresi local menunjukan masa berbatas tegas dan mikrokalsifikasi ireguler

Deteksi adanya mikrokalsifikasi yang ditemukan secara tunggal menunjukan kelainan sebesar 25% dalam mendeteksi karsinoma. Kalsifikasi duktal ditemukan pada Ductal Carcinoma in situ (DCIS) yang merupakan transformasi ganas dari sel epitel yang melapisi saluran yang dapat meluas ke lobulus dan di mana sel berkembang biak yang dibatasi oleh membran basal utuh.22,23

Gambar 2.52 Duktal karsinoma in situ-tipe (A-C) microcalcification bercabang tidak teratur linier

Ductugraphy:MRI:

2.4.5 Fibroadenoma mammaeUSG:Pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan USG, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography. Dengan pemeriksaan USG hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik. 9Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas, berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan USG merupakan pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan di sekitarnya. 9

Gambar 2.29 USG Fibroadenoma Mammae

Tampak massa hipoechoic yang rata, batas tegas pada sebagian lobus merupakan khas dari fibroadenoma. 9

Gambar 2.30 Fibroadenoma mammaeSeorang wanita muda saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan ada massa kecil yang dapat dipalpas, lunak, mobile pada mamae dexter. Pada USG mamae, massa dapat terlihat oval dengan ukuran 10 x 5 mm, dan batas kurang jelas. Lesi ini nonkalsifikasi dan mobile saat tertekan oleh probe. Gambar USG 2.30 mengarah ke fibroadenoma mamae. Pada lesi ini didapatkan vaskularisasi yang rendah pada gambaran Doppler. 18

Gambar 2.31 Giant Fibroadenoma atau Jouvenile Fibroadenoma

Pada gambar USG 2.31 mammae kiri pada wanita usia 15 tahun menunjukkan gambaran pembesaran massa dengan ukuran 8,2 cm, homogen, batas jelas, dan pembesaran akustik posterior. Temuan ini mengarah ke diagnosis Giant fibroadenoma pada mammae kiri. Diagnosis banding utama pada kasus ini adalah tumor Phylodes. Namun, tumor phyllodes terlihat pada wanita usia lebih dari 30 tahun. Meskipun peningkatan pesat dalam ukuran massa, dalam hal ini, potensi keganasan sangat rendah. Gambar USG adalah milik Ravi Kadasne, MD, UAE.18

Mammography:Fibroadenoma merupakan penyebab paling umum dari suatu massa padat jinak di payudara, secara klinis masa halus, batas tegas, benjolan mobile. Paling sering ditemui pada wanita muda dengan puncak kejadian pada dasawarsa ketiga. Pada mamografi, fibroadenoma dipandang sebagai massa yang jelas, bulat atau oval. Pada kebanyakan kasus mereka soliter, tetapi pada 10-20% multipel. Kalsifikasi kasar dapat ditemukan pada fibroadenoma, terutama pada wanita yang lebih tua.20,23

Gambar 2.45 Fibroadenoma

Ductugraphy:MRI:

2.4.6 Kista MammaeUSG:Pada pemeriksaan dengan USG, kista mammae mempunyai gambaran dengan batas yang tegas dengan batas yang halus dan daerah bebas echo di bagian tengahnya. Massa payudara jinak biasanya menunjukkan kontur yang halus, berbentuk oval atau bulat, echo yang lemah di bagian sentral dengan batas yang tegas. 8

Gambar 2.13 USG Kista mammaeHasil USG kista mammae menunjukkan terdapat lubang lubang hitam di sebelah kiri yang merupakan kista mammae. 8

Gambar 2.14 Oil kistik mammae

Mammae pada gambar 2.14 menunjukkan adanya lesi kistik multiple pada pemeriksaan sonography, adanya bayangan acustic posterior pada kista tersebut, adanya cairan jernih pada lesi kistik itu.Pada mammogram didapatkan lesi bulat dengan tepi kalsifikasi, yang dapat dijelaskan dengan sonography yang didapatkan adanya bayangan akustik.Gambaran USG dan mammogram menunjukkan adanya kalsifikasi oil kistik pada mammae. Kista lemak diproduksi oleh nekrosis lemak dengan liquenifikasi dan membentuk gambaran kista, biasanya karena adanya trauma. USG dilakukan oleh Dr. Ravi Kadasne, UAE menggunakan USG Toshiba Powervision ultrasound scanner.12,13

Mammography:Ductugraphy:MRI:

2.4.7 Fibrokistik MammaeUSG:Ultrasonografipayudara memberikan bayangan payudara yang jelas dan membedakan dengan tegas antara kista dengan masa yang padat. Pemeriksaan USG dianjurkan pada wanita usia kurang dari 30 tahun. 5

Gambar 2.15 USG Fibrokistik mammae

Mammography:Ductugraphy:MRI:

2.4.8 Galactocele MammaeUSG:

Gambar 2.16 USG Galactocele mammae

Gambar 2.17 Galactocele dengan air fluid level

USG payudara menunjukkan 3 cm berukuran hypoechoic (hampir kistik) lesi dengan melalui transmisi. Warna doppler gambar payudara tidak menunjukkan peningkatan signficant dari vaskularisasi. Dibentuk oleh dilatasi kistik dari saluran-saluran laktiferus. 7

Gambar 2.18 Galaktokel mamae

Pada wanita muda ini, pasien yang sedang masa laktasi menunjukkan adanya massa pada mammae dektra yang mengalami pembesaran secara perlahan. Massa lunak, tidak ada pireksia, pada sonografi mammae didapatkan massa 3 cm, lesi hipoecoic (hampir kistik). Pada gambaran Doppler didapatkan warna pada mammae yang menunjukkan adanya vaskularisasi yang tidak signifikan. Gambaran USG 2.18 ini menunjukkan gambaran galaktokel. Galaktokel dibentuk oleh dilatasi kistik duktus laktiferus dan terisi cairan susu.13Gambaran diatas ini terlihat pada wanita pada masa laktasi. Gambar diambil menggunakan Nemio 30 (Toshiba) oleh dr Jayadeep Ganahi, Numbai.Galaktokel dengan Fluid Level

Gambar 2.19 Galaktokel dengan fluid levelPada gambar USG 2.19 didapatkan galaktokel dengan fat fluid level. Lesi ekogenik yang didapatkan mobile dengan perubahan posisi. USG ini dilakukan oleh dr Ravi Kadasne menggunakan USG Philip iv22.13

Mammography:Ductugraphy:MRI:

2.4.9 Tumor FiloidesUSG:USG dan MRI mammae dari tumor filoides melaporkan bahwa MRI memberikan gambaran yang paling akurat dan ini membantu ahli bedah tumor dalam menjalankan rencana operasi mereka. Bahkan jika tumor itu cukup dekat dengan otot-otot dinding dada, MRI bisa memberikan gambaran yang lebih baik dari tumor filoides daripada mammogram atau USG. 9

Gambar 2.20 USG tumor filoides

Gambar 2.21 USG tumor filoides dengan color Doppler

Gambar 2.22 Filoides tumor payudara

Pasien wanita 48 tahun mengalami pembesaran pada lobus medial pada mammae kiri. Pada gambar USG 2.22 didapatkan gambaran massa inhomogen 5,6 x 3,4 cm dengan lobulasi multiple dan kistik. Gambaran tumor seperti gambaran daun, ada pembesaran akustik posterior.Pada gambaran dopler ultrasound dan 3 dimensi didapatkan vaskularisasi yang sedikit, gambaran lobulasinya seperti daun, usia pasien, ukuran tumor. Gambaran yang khas pada ultrasound menunjukkan adanya tumor filoides pada mammae kiri. USG gambar filoides tumor adalah milik Ravi Kadasne, MD, UAE.14,15

Mammography:Ductugraphy:MRI:

2.4.10 LipomaUSG:

Gambar 2.24 USG Lipoma

Tiga penampilan USG dari lipoma: 4(1) isoechoic ke sekitar lobulus lemak normal (2) agak hyperechoic ke dekat lobulus lemak normal(3) isoechoic dibandingkan dengan lobulus lemak yang berdekatan dan banyak serta tipis

Mammography:Lipoma adalah tumor jinak terdiri dari lemak secara klinis lembut, massa lobulated. Lipoma besar mungkin terlihat pada mammografi sebagai massa radiolusen.20

Gambar 2.47 Lipoma, masa dengan densitas lemak, dengan kapsul yang tipis

Ductugraphy:MRI:

BAB 3KESIMPULAN

Pemeriksaan radiologis pada payudara dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis. Ada beberapa metode pemeriksaan radiologis pada payudara, contohnya seperti USG, Mamografi, MRI, dan Ductography.USG biasa digunakan untuk mengevaluasi kelainan payudara yang tampak pada gambaran mamografi dan lebih direkomendasikan untuk dilakukan pada wanita usia muda.Bagi wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara, direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan MRI bersama dengan pemeriksaan mamografi tahunan.

DAFTAR PUSTAKA

1. De jong, Syamsuhadi. 2005. Ilmu Bedah. EGC: Jakarta.2. Sjahriar Rasad. 2005. Radiologi Diagnostik. Departemen Radiologi FK UI- RSCM: Jakarta3. Kumpulan Naskah Ilmiah Muktamar Nasional VI Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia. 2003. Semarang4. Moningkey, Ivonne, S., 2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika: Jakarta.5. Tjindarbumi, 2000. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penaggulangannya, In: Deteksi Dini Kanker. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta6. Vaidya, M.P, and Shukla, H.S. A textbook of Breast Cancer. Vikas Publishing House PVT LTD.7. Kumar, Cotran dan Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi, Ed 7, Vol 2. EGC: Jakarta8. Swart, 2010. Breast Cancer. Medscape. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/283561-overview [Accessed on October 27th 2015]9. Pass, H.A., 2002. Disease of the Breast. In : Norton JA (Editor). Essential practice of surgery: basic science and clinical evidence. Springer: New York, p. 655-6810. Rechtman, L.R., Lenihan, M.J., Lieberman, J.H., et al., 2014. Breast-Specific Gamma Imaging for Detection of Breast Cancer. The George Washington University: Washington. Available from: http://www.ajronline.org/doi/abs/10.2214/AJR.13.11585 [Accessed on October 27th 2015]11. Sauther, M.L., 2003. Breast Masses. Cambridge University: Cambridge. Available from: http://www.journals.cambrige.org/production/action/cjoGetFulltext?fulltextid=337348 [Accessed on October 27th 2015]12. Goel, Ayush., 2015. Galactocele. Radiopedia. Available from: http://radiopaedia.org/articles/galactocele [Accessed on October 27th 2015]13. Dave, P.K., Bhaduri, S.B., Gupta, S., et al., 2000. Galactocele in Postmenopausal Woman. Jawaharlal Nehru Cancer Hospital and Research Centre: Bhopal. Available from: http://breast-cancer-research.com/content/2/S2/A53 [Accessed on October 27th 2015]14. Chung, Ellen M., Cube, Regino., Hall, Gregory J., et al., 2009. Breast Masses in Children and Adolescent. Armed Forces Institute of Pathology: Washington. Available from: http://pubs.rsna.org/doi/full/10.1148/rg.293095010 [Accessed on October 27th 2015]15. Pasillas, Sonia, 2005. Ultrasound Imaging Findings in Phyllodes Tumor. Triton College: Illinois. Available from: http://www.mypacs.net/cases/PHYLLODES-TUMOR-1512497.html [Accessed on October 27th 2015]16. Imaginis, 2015. Breast Cyst Breast Ultrasound Images. Available from: http://www.imaginis.com/breasthealth/ultrasound_images_print.asp [Accessed on October 27th 2015]17. Miller, Andrew C., 2015. Breast Abscess and Masses. Medscape. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/781116-diagnosis [Accessed on October 27th 2015]18. Roubidoux, Marilyn A., 2013. Breast Fibroadenoma Imaging. Medscape. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/345779-imaging [Accessed on October 27th 2015]19. Lannin, Donald R. 2014. Cystisarcoma Phyllodes. Medscape. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/188728-overview [Accessed on October 27th 2015]20. Anonim. 2011. Breast cancer : prevention and control. Available from: http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index [Accessed on October 27th 2015]21. Coleman, M.P., et al. 2008. Cancer survival in five continents: a worldwide population-based study (CONCORD). Lancet Oncol 9: 7305622. Anonim. 2011. Jika tidak dikendalikan 26 juta orang di dunia menderita kanker. Pusat komunikasi publik, Sekretariat Jenderal Kementrian kesehatan RI. Depkes RI. Available from: http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/34-press-release/1060-jika-tidak-dikendalikan-26-juta-orang-di-dunia-menderita-kanker-.pdf [Accessed on October 27th 2015]23. Boyle, P., Levin, B., 2008. World Cancer Report. Available from: http://www.iarc.fr/en/publications/pdfs-online/wcr/2008/index.php [Accessed on October 27th 2015]24. Makes, D., 2005. Mamografi Payudara. In: Radiologi Diagnostik ed 2nd. Departemen Radiologi FK UI RSCM: Jakarta25. James, J.J., et al., 2008. The Breast in Womens Imaging. Grainger & Allison's Diagnostic Radiology ed 5th. Churcill Livingstone: Philadelpia26. Meschan, I., Bertrand, M.L., 1987. Radiologi of the breast. Roentgen Signs in Diagnostic Imaging ed 2nd. W.B Saunders Company: Philadelpia27. Joseph, N., 2011. Breast Mammography: Correlated Ultrasound, MRI, CT, and SPECT-CT. Available from: http://www.ceessentials.net/article40.html [Accessed on October 27th 2015]