HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI, FAKTOR PEMUNGKIN, DAN FAKTOR …
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · sedangkan sisanya sebesar 88,4% dipengaruhi oleh...
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … · sedangkan sisanya sebesar 88,4% dipengaruhi oleh...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2012-2014
FEBRIAN BEZARO HIA
120462201023
Pembimbing I: PRIMA APRILYANI RAMBE, SE.,M.SC
NIDN. 1021047901
Pembimbing II: JACK FEBRIAND ADEL, SE.AK., M.SI.,CA
NIDN. 1006027702
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai analisis faktor-
faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Faktor-
faktor yang digunakan antara lain return on assets, net profit margin, debt on assets, media
exposure, dan umur perusahaan. Pengukuran tanggung jawab sosial perusahaan didasarkan
pada kategori corporate social reporting untuk menghitung Corporate Social Responsibility
Index (CSRI) yang dilihat dari laporan tahunan perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada tahun 2012-2014. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling. Total sample yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 54
perusahaan. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan
metode regresi berganda.
Hasil dari metode regresi berganda dengan uji t faktor umur perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR di Indonesia. Sementara itu, return on assets, net profit margin,
debt on assets, media exposure tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR di Indonesia.
Namun hasil dari regresi berganda secara simultan menunjukkan bahwa return on assets, net
profit margin, debt on assets, media exposure, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR di Indonesia Besarnya R2 pada penelitian ini sebesar 0,116. Hal ini
menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independen yaitu return on assets, net profit
margin, debt on assets, media exposure, dan umur perusahaan terhadap variabel dependen
pengungkapan CSR yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini sebesar 11,6%
sedangkan sisanya sebesar 88,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar penelitian.
Kata kunci: Corporate Social Responsibility (CSR), return on assets, net profit margin,
debt on assets, media exposure, dan umur perusahaan.
Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, baik besar atau kecil perusahaan hakikatnya menjalankan roda
usahanya untuk mendapatkan suatu laba yang maksimal dan untuk kelangsungan hidup
perusahaan tersebut. Dalam upaya untuk memperoleh laba yang maksimal dan
mempertahankan going concern perusahaan, setiap manajemen harus mampu menciptakan
tindakan-tindakan yang direncanakan secara matang, serta dapat diimplementasikan secara
nyata dalam kegiatan operasional perusahaan agar mampu bertahan dan bersaing dengan
perusahaan lainnya. Tindakan-tindakan tersebut adalah memanfaatkan segala sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut secara efektif dan efisien. Namun dalam menjaga
eksistensinya, perusahaan tidak hanya mengandalkan sumber daya yang ada, namun juga
tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya.
Dalam hubungannya terhadap lingkungan, pada dasarnya terdapat hubungan timbal
balik antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan dari perusahaan tersebut.
Perusahaan dan masyarakat memiliki hubungan yang saling memberi dan membutuhkan satu
sama lain. Keduanya harus bergerak secara dinamis dan bersinergi sehingga tercipta kondisi
sinergis dimana keberadaan masyarakat berguna bagi keberlangsungan hidup perusahaan
serta keberadaan perusahaan membawa perubahan bagi masyarakat dan peningkatan taraf
hidup masyarakat.
Masalah lingkungan sosial merupakan masalah yang sangat sensitif bagi masyarakat.
Bagi masyarakat, perusahaan merupakan salah satu faktor pemicu adanya kerusakan yang
dialami oleh lingkungan. Jika masyarakat menganggap perusahaan tidak memperhatikan
aspek sosial dan lingkungannya, serta tidak merasakan kontribusi secara langsung bahkan
mereka merasakan dampak negatif dari beroperasinya sebuah perusahaan, maka kondisi itu
akan menimbulkan rasa tidak percaya masyarakat terhadap sebuah perusahaan. Perusahaan
diharapkan dapat memiliki kepekaan terhadap masyarakat dan lingkungan dengan
berkontribusi dalam aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Hal ini yang merupakan isu
utama dari perlunya perusahaan untuk melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility
(CSR).
Tanggung jawab sosial adalah sebuah rasa tanggung jawab perusahaan terhadap
kemungkinan kerusakan yang ditimbulkan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya. Menurut Darwin (dalam Anggraini, 2006 : 5) Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan atau Corporate Social Resposibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu
organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial
ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab
organisasi di bidang hukum. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan
sebuah bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungannya yang dilaksanakan secara
terintegerasi dengan kegiatan operasionalnya namun dilaksanakan secara sukarela. Penelitian
ini merupakan replikasi dari penelitian Dewi dan Keni (2013) yang berjudul “Pengaruh Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Pengungkapan
Tanggungjawab Sosial Peusahaan”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
yaitu terletak pada waktu dan sampel yang diteliti, selain itu penelitian ini menambah satu
variabel dari varibel sebelumnya yaitu variabel media exposure dan mengganti variabel
leverage (debt to equities ratio) menjadi debt to assets ratio.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena perusahaan manufaktur dalam menjalankan kegiatan
usahanya kemungkinan untuk merusak dan mencemari lingkungan lebih besar daripada
perusahaan non-manufaktur. Dalam hal ini perusahaan manufaktur diduga lebih besar
melakukan pengungkapan tangggung jawab sosial daripada perusahaan manufaktur, hal
tersebut sesuai dengan UU RI No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang pengungkapan tanggung
jawab sosial dan lingkungan untuk perseroan terbatas.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Teori Stakeholder
Teori stakeholder menurut Ghozali & Chariri (dalam Karina, 2013 : 12) mengatakan
bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun
harus mampu memberikan manfaat bagi stakeholdernya.
Teori Stakeholder Freeman (dalam Tamba, 2011 : 16) mendefinisikan stakeholder
seperti sebuah kelompok atau individual yang dapat memberi dampak atau terkena dampak
oleh hasil tujuan perusahaan.
Stakeholder theory menyatakan bahwa semua stakeholder mempunyai hak untuk
memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan selama periode tertentu yang mampu
mempengaruhi pengambilan keputusan (Sindhudiptha & Yasa, 2013 : 394).
Teori Legitimasi
Legitimasi masyarakat menurut Nor Hadi (dalam Sari, 2012 : 127) merupakan faktor
strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat
dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan, terutama terkait dengan
upaya memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju.
Legitimasi merupakan keadaan psikologis keberpihakan orang dan kelompok orang
yang sangat peka terhadap gejala lingkungan sekitarnya baik fisik maupun non fisik (Sari,
2012 : 127).
O’Donovan (dalam Nurkhin, 2009 : 12) menyatakan bahwa;
“Legitimacy theory as the idea that in order for an organization to continue
operating successfully, it must act in a manner that society deems socially
acceptable.”
Legitimasi perusahaan dapat ditingkatkan melalui Corporate Social Responsibility
(CSR), karena praktik–praktik CSR dan CSR Disclosure yang dilakukan perusahaan dapat
dipandang sebagai suatu usaha untuk memenuhi harapan–harapan masyarakat terhadap
perusahaan. Untuk itu, CSR Disclosure diperlukan dalam laporan tahunan untuk
mendapatkan nilai positif dan legitimasi dari masyarakat (Oktavarina, 2013 : 12), karena
dengan melakukan kegiatan CSR
Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Berikut adalah definisi tanggungjawab sosial perusahaan menurut beberapa ahli.
Menurut World Business Council for Sustainable Development menurut Gary K. Y. Chan &
George T. L. Shenoy (dalam Sofia & Keni, 2013 : 4)
“Corporate social responsibility is the continuing commitment by business to behave
ethically and contribute to economic development while improving the quality of life
of the workforce and their families as well as of the local community and society at
large.”
Menurut Lisna Untari:
“Corporate social responsibility dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
tanggungjawab sosial perusahaan. Pada intinya, diartikan sebagai upaya perusahaan untuk
meningkatkan kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan dalam kegiatan usaha dan
juga pada cara perusahaan berinteraksi dengan stakeholders yang dilakukan secara sukarela.
Selain itu, corporate social responsibility diartikan pula sebagai komitmen bisnis untuk
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan
perusahaan, keluarga karyawan dan masyarakat setempat (lokal) dalam rangka meningkatkan
kualitas kehidupan.” (Untari, 2010: 3)
Return On Assets
Profitabilitas merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Menurut Heinze (1976); Gray, et al. (1995b);
dalam Sembiring (2005) profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi
bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan CSR kepada pemegang saham.
Menurut Nistantya (2010 : 17) return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan
manajemen perusahaan dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki
untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukkan seberapa besar efektivitas perusahaan
dalam menggunakan asetnya. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin efektif penggunaan
aktiva tersebut.
Net Profit Margin
Menurut Heinze (1976) dalam Anggraini (2006: 10) profitabilitas merupakan
faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan
pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Menurut Yuliana et al. (2008: 252)
tingkat profitabilitas yang tinggi mendorong manajer untuk memberikan informasi yang lebih
terperinci termasuk kebebasan dan keleluasaan untuk menunjukkan dan
mempertanggungjawabkan seluruh program sosialnya. Hal ini disebabkan manajer ingin
meyakinkan investor akan profitabilitas perusahaan.
Menurut Darwis (dalam Sofia & Keni, 2013 : 4) sesuai teori legitimasi ketika
perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi perusahaan menganggap tidak perlu
melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan.
Sebaliknya pada saat tingkat profitabilitas perusahaan rendah, perusahaan berharap pemakai
laporan keuangan akan membaca good news kinerja perusahaan misalnya lingkup sosial
perusahaan dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan.
Debt to Assets Ratio
Debt to assets ratio merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan
tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat debt
to assets ratio tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya.
Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat debt to assets ratio lebih rendah lebih banyak
membiayai asetnya dengan modal sendiri. Tingkat debt to assets ratio perusahaan, dengan demikian
menggambarkan risiko keuangan perusahaan. Menurut Jensen & Meckling (dalam Anggraini, 2006 :
8) perusahaan dengan debt to assets ratio yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak
informasi, karena biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi.
Media Exposure
Menurut Ati (dalam Dermawan & Deitiana, 2014 : 161) pengungkapan media
(media exposure) adalah perusahaan harus memberikan informasi tentang tanggungjawab
sosialnya dan pesan lain yang terkait kepada karyawan, pelanggan, dan pemangku
kepentingan lain, dan secara umum, kepada seluruh masyarakat dengan berbagai alat
komunikasi.
Jika perusahaan ingin mendapat kepercayaan dan legitimasi melalui kegiatan
CSR, maka perusahaan harus mempunyai kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan dan berkomunikasi dengan pemangku kepentingannya secara efektif. Fungsi
komunikasi menjadi sangat pokok dalam manajemen CSR. Pengkomunikasian CSR melalui
media akan meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat. Pada pelaksanaannya, hal
inilah yang menjadi bagian pada proses membangun institusi, membentuk norma yang
diterima dan legitimasi praktek CSR. Penelitian teori legitimasi secara luas menguji peran
yang dimainkan oleh berita media pada peningkatan tekanan yang diakibatkan oleh tuntutan
publik terhadap perusahaan (Nur & Priantinah, 2012).
Umur Perusahaan
Menurut Sudaryono (2007: 110) umur perusahaan merupakan lamanya
perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Umur perusahaan menunjukkan bahwa
H1
H2
H3
H4
H5
perusahaan tetap eksis dan mampu bersaing. Menurut Untari (2010: 6-7) umur perusahaan
juga merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mengungkapkan
tanggungjawab sosialnya. Umur perusahaan dapat menunjukkan kemampuan dalam
mengatasi kesulitan dan hambatan yang dapat mengancam kehidupan perusahaan serta
menunjukkan kemampuan perusahaan mengambil kesempatan dalam lingkungannya untuk
mengembangkan usaha. Di samping itu umur perusahaan menunjukkan kemampuan dalam
keunggulan berkompetensi. Dengan demikian semakin lama perusahaan berdiri, perusahaan
tersebut semakin dapat menunjukkan eksistensi dalam lingkungannya dan semakin bisa
meningkatkan kepercayaan investor. Menurut Marpaung (2009) dalam Untari (2010: 7)
perusahaan yang berumur lebih tua mungkin lebih mengerti informasi-informasi apa saja
yang sebaiknya diungkapkan dalam laporan tahunan sehingga perusahaan hanya akan
mengungkapkan informasi-informasi yang akan memberikan pengaruh yang positif terhadap
perusahaan.
Kerangka Pemikiran
Return on Assets
(X1)
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
(Y)
Variabel
Independen Variabel Dependen
Net Profit Margin
(X2)
Media Exposure
(X4)
Debt to Assets Ratio
(X3)
Umur Perusahaan
(X5)
H6
Hubungan Return on Assets Terhadap Pengungkapan CSR
Menurut Hendra (dalam Sari, 2012 : 129) rasio profitabilitas mengukur kemampuan
para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba
perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal
sendiri (shareholders equity). Hubungan kinerja keuangan dengan tanggung jawab sosial
perusahaan menurut Belkaoui dan Karpik manajemen sama dengan kemampuan yang diminta
untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Selain itu tingkat profitabilitas dapat
menunjukkan seberapa baik pengelolaan manajemen perusahaan, oleh sebab itu semakin
tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka cenderung semakin luas Corporate Social
Responsibility Disclosure. Dikaitkan dengan teori agensi, perolehan laba yang semakin besar
akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi sosial yang lebih luas. Menurut
Dermawan dan Deitiana (2014 : 160) perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang kuat,
juga akan mendapatkan tekanan yang lebih dari pihak eksternal perusahaan untuk lebih
mengungkapkan pertanggungjawaban sosialnya secara luas. Suatu perusahaan yang memiliki
profit lebih besar harus lebih aktif melakukan CSR.
Hubungan Net Profit Margin Terhadap Pengungkapan CSR
Menurut Anggraini (dalam Santioso dan Devona, 2012 : 602) profitabilitas
merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Menurut Yuliana et al.
(2008: 252) tingkat profitabilitas yang tinggi mendorong manajer untuk memberikan
informasi yang lebih terperinci termasuk kebebasan dan keleluasaan untuk menunjukkan dan
mempertanggungjawabkan seluruh program sosialnya. Hal ini disebabkan manajer ingin
meyakinkan investor akan profitabilitas perusahaan.
Menurut Darwis (dalam Sofia & Keni, 2013 : 4) sesuai teori legitimasi ketika
perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi perusahaan menganggap tidak perlu
melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan.
Sebaliknya pada saat tingkat profitabilitas perusahaan rendah, perusahaan berharap pemakai
laporan keuangan akan membaca good news kinerja perusahaan misalnya lingkup sosial
perusahaan dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan.
Hubungan Debt to Assets Terhadap Pengungkapan CSR
Menurut Untari (2010 : 6) perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih banyak
dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar. Oleh
karena itu, perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk
memenuhi kebutuhan informasi krediturnya. Semakin tinggi tingkat leverage (rasio
hutang/aset) semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga
perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi, supaya laba yang
dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biaya – biaya (termasuk biaya untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosial). Keputusan untuk mengungkapkan informasi
sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan.
Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang obligasi
terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu perusahaan dengan
debt to assets ratio yang tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih
luas daripada perusahaan dengan rasio debt to assets ratio yang rendah (Purnasiwi, 2011 :
40).
Hubungan Media Exposure Terhadap Pengungkapan CSR
Menurut Ati (dalam Dermawan dan Deitiana, 2014 : 161) pengungkapan media
adalah perusahaan harus memberikan informasi tentang tanggungjawab sosialnya dan pesan
lain yang terkait kepada para karyawan, pelanggan, dan pemangku kepentingan lain, dan
secara umum, kepada seluruh masyarakat dengan berbagai alat komunikasi.
Menurut Nur & Priantinah (2012 : 26) Jika perusahaan ingin mendapat kepercayaan
dan legitimasi melalui kegiatan CSR, maka perusahaan harus mempunyai kapasitas untuk
memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan dan berkomunikasi dengan pemangku
kepentingannya secara efektif. Fungsi komunikasi menjadi sangat pokok dalam manajemen
CSR. Pengkomunikasian CSR melalui media akan meningkatkan reputasi perusahaan di mata
masyarakat. Pada pelaksanaannya, hal inilah yang menjadi bagian pada proses membangun
institusi, membentuk norma yang diterima dan legitimasi praktek CSR. Penelitian teori
legitimasi secara luas menguji peran yang dimainkan oleh berita media pada peningkatan
tekanan yang diakibatkan oleh tuntutan publik terhadap perusahaan.
Hubungan Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR
Menurut Untari (2010 : 6) umur perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi
kinerja perusahaan dalam pengungkapan tanggungjawab sosialnya. Umur perusahaan dapat
menunjukkan kemampuan dalam mengatasi kesulitan dan hambatan yang dapat mengancam
kehidupan perusahaan serta menunjukkan kemampuan perusahaan mengambil kesempatan
dalam lingkungannya untuk mengembangkan usaha. Disamping itu umur perusahaan
menunjukkan kemampuan dalam keunggulan berkompetensi. Dengan demikian semakin
lama perusahaan berdiri, perusahaan tersebut semakin dapat menunjukkan eksistensi dalam
lingkungannya dan semakin bisa meningkatkan kepercayaan investor. Menurut Marpaung
(dalam Untari, 2010: 7) perusahaan yang berumur lebih tua mungkin lebih mengerti
informasi-informasi apa saja yang sebaiknya diungkapkan dalam laporan tahunan sehingga
perusahaan hanya akan mengungkapkan informasi-informasi yang akan memberikan
pengaruh yang positif terhadap perusahaan.
Hubungan Umur Perusahaan, Return on Assets, Net Profit Margin, Media Exposure, dan
Debt to Assets Secara Simultan Terhadap Pengungkapan CSR
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dermawan & Deitiana (2014), Dewi &
Keni (2013), Nur & Priantinah (2012), Santioso & Devona (2012), Sari (2012), Purnasiwi
(2011), Pian KS (2010), Untari (2010), Yuliana et.al (2008) terhadap variabel umur
perusahaan, return on assets, net profit margin, media exposure, dan debt to assets terhadap
pengungkapan corporate social responsibility, maka peneliti berhipotesis umur perusahaan,
return on assets, net profit margin, media exposure, dan debt to assets berpengaruh secara
simultan pengungkapan corporate social responsibility.
Hipotesis
Berdasarkan pengembangan hipotesis tersebut maka dalam penelitian ini hipotesis
atau dugaan sementara peneliti adalah :
H1 : Return on Asset berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
H2 : Net Profit Margin berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
H3 : Debt to Assets berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
H4 : Media Exposure berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
H5 : Umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
H6 : Return on assets, net profit margin, debt to assets, media exposure, dan umur
perusahaan berpengaruh secara simultan pengungkapan corporate social responsibility.
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Dependen
Menurut Sembiring (2005: 383) pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan
diukur berdasarkan 78 item pengungkapan dengan melihat data yang berasal dari laporan
tahunan. Data tersebut berupa jumlah kalimat pengungkapan tanggungjawab sosial
perusahaan yang bersangkutan. Menurut Untari (2010: 4) pengungkapan tanggungjawab
sosial perusahaan dirumuskan sebagai berikut:
CSRDIj = ∑ Xij
NjX 100 %
Keterangan:
CSRDIj : Corporate social responsibility disclosure index (pengungkapan tanggungjawab
sosial perusahaan) j
Nj : Jumlah item untuk perusahaan j, Nj ≤ 78
Variabel Independen
Return on Assets
Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diproksikan
dengan return on assets (ROA). Dari semua rasio fundamental yang dilihat oleh investor,
salah satu rasio yang terpenting adalah ROA. Sesuai Nur & Priantinah (2012 : 27) untuk
memperoleh nilai ROA, dihitung dengan rumus:
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥 100%
Net Profit Margin
Sesuai Dewi & Keni (2013 : 8) net profit margin dalam penelitian ini dihitung
dengan rumus :
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑥
𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠X 100 %
Debt to Assets
Menurut Kasmir (dalam Yuliani, 2014 : 7), debt to assets merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiaya dengan utang. Artinya
besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika
dibandingkan dengan modal sendiri. Dalam penelitian ini debt to assets dihitung dengan
rumus :
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑋 100 %
Media Exposure
Mengukur media exposure melalui website dengan variabel dummy, yaitu dengan
memberikan nilai 1 untuk perusahaan yang mengungkapkan kegiatan CSR di media website
dan 0 untuk perusahaan yang tidak mengungkapkan kegiatan CSR di media website Kristi
(2013).
Umur Perusahaan
Menurut Sudaryono (2007: 110) umur perusahaan merupakan lamanya perusahaan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sesuai Untari (2010: 8) umur perusahaan dirumuskan
sebagai berikut:
UM = tahun ke n - tahun first issue di Bursa Efek Indonesia.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling. Kriteria pemilihan
sampel adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014.
b. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan perusahaan pada tahun 2012-2014
dan perusahaan tersebut menyediakan informasi mengenai pelaksanaan CSR yang
diungkapkan di dalam laporan tahunan perusahaan (annual report).
c. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang berakhir per tanggal 31
Desember selama tahun 2012-2014 secara berturut-turut.
d. Perusahaan memperoleh laba selama tahun 2012-2014 secara berturut-turut.
e. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah selama tahun
2012-2014.
Pengujian Hipotesis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah model
regresi berganda. Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir
nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik, goodness of fit dapat diukur
dari nilai koefisien determinasi (R2), nilai statistik F, dan nilai statistik t. Persamaan regresi
berganda untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
CSRDI = a + b1 ROA + b2 NPM + b3 DAR + b4 ME + b5 UM + e.
Keterangan persamaan regresi berganda:
CSRDI = Corporate Social Responsibility Disclosure
a = Intercept
b1, b2,..., b5 = Koefisien regresi
UM = Umur perusahaan
ROA = return on assets
NPM = net profit margin
ME = media exposure
DAR = debt to assets ratio
e = Error
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013 : 19) statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, maksimum,
dan minimum dari sampel. Statistik deskriptif digunakan untuk mengembangkan sampel
penelitian. Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan IBM Statistics SPSS 22 dari
variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Uji Deskriptif Setelah Uji Outlier
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CSR 139 ,03846 ,19231 ,1050546 ,03729420
ROA 139 ,00061 ,32115 ,0875525 ,06173739
NPM 139 ,00058 ,26816 ,0790976 ,05779338
DAR 139 ,07347 ,83872 ,4023854 ,18302187
ME 139 ,0 1,0 ,777 ,4178
UP 139 3,0 33,0 20,180 5,4056
Valid N
(listwise) 139
Hasil analisis deskriptif setelah uji outlier diatas menunjukkan bahwa jumlah sampel
yang diteliti adalah 139.
Dari hasil analisis deskriptif pada variabel pengungkapan CSR ini diketahui bahwa
nilai minimunnya adalah 0,03846 sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan paling
sedikit hanya mengungkapkan sekitar 3% dari 78 item pengungkapan CSR. Nilai
maksimumnya adalah 0,19231 sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan paling banyak
hanya mengungkapkan sekitar 19% dari 78 item pengungkapan CSR. Nilai rata-ratanya
adalah 0,1050546 sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan hanya mengungkapkan
sekitar 10,5% dari 78 item pengungkapan CSR. Nilai standar deviasinya adalah 0,03729420
sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai sebaran datanya sebesar 0,03729420.
Dari hasil analisis deskriptif pada variabel return on assets ini diketahui nilai
minimumnya adalah 0,00061 sehingga dapat disimpulkan tingkat minimun dari return on
assets yang diteliti adalah 0,061%. Nilai maksimum adalah 0,32115 sehingga dapat
disimpulkan tingkat maksimum dari return on assets yang diteliti adalah 32,1%. Nilai rata-
ratanya adalah 0,0875525 sehingga dapat disimpulkan rata-rata tingkat return on assets yang
diteliti adalah 8,7%. Nilai standar deviasinya adalah 0,06173739 sehingga dapat disimpulkan
bahwa sebaran datanya adalah sebesar 0,06173739.
Dari hasil analisis deskriptif pada variabel net profit margin ini diketahui nilai
minimumnya adalah 0,00058 sehingga dapat disimpulkan tingkat minimum dari net profit
margin yang diteliti adalah 0,058%. Nilai maksimun adalah 0,26816 sehingga dapat
disimpulkan tingkat maksimum dari net profit margin yang diteliti adalah 26,8%. Nilai rata-
ratanya adalah 0,0790976 sehingga dapat disimpulkan rata-rata tingkat net profit margin yang
diteliti adalah 7,9%. Nilai standar deviasinya adalah 0,05779338 sehingga dapat disimpulkan
bahwa sebaran datanya adalah sebesar 0,05779338.
Dari hasil analisis deskriptif pada variabel debt to assets ini diketahui nilai
minimumnya adalah 0,07347sehingga dapat disimpulkan tingkat minimum dari debt to assets
yang diteliti adalah 7,3%. Nilai maksimun adalah 0,83872 sehingga dapat disimpulkan
tingkat maksimum dari debt to assets yang diteliti adalah 83,8%. Nilai rata-ratanya adalah
0,4023854sehingga dapat disimpulkan rata-rata tingkat debt to assets yang diteliti adalah
40,2%. Nilai standar deviasinya adalah 0,18302187 sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebaran datanya adalah sebesar 0,18302187.
Dari hasil analisis deskriptif pada variabel media exposure ini diketahui nilai
minimumnya adalah 0,0. Nilai maksimumnya adalah 1,0. Nilai rata-ratanya adalah 0,777.
Nilai standar deviasinya adalah 0,4178.
Dari hasil analisis deskriptif pada variabel umur perusahaan ini diketahui bahwa
nilai minimumnya adalah 3 sehingga dapat disimpulkan umur perusahaan minimum yang
diteliti adalah 3 tahun. Nilai maksimumnya adalah 33 sehingga dapat disimpulkan bahwa
umur perusahaan maksimum yang diteliti adalah 33 tahun. Nilai rata-ratanya adalah 20,180
sehingga dapat disimpulkan umur perusahaan yang diteliti memiliki rata-rata sekitar 20
tahun. Nilai standar deviasinya adalah 5,4056 sehingga dapat disimpulkan nilai sebaran
datanya sebesar 5,4056.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal berdasarkan pendapat Ghozali (2013 :
160). Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi normalitas data, peneliti menggunakan uji statistic
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (KS). Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov,
kriteria data dikatakan berdistribusi normal jika Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05.
Jika Asymp. Sig. (2-tailed) lebih kecil dari tingkat signifikansi penelitian 5%, maka data
variabel terdistribusi secara tidak normal berdasarkan pendapat Ghozali ( dalam Fahriza,
2014:41 ). Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (KS) adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Uji Normalitas Dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 139
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviation ,03442963
Most Extreme
Differences
Absolute ,066
Positive ,066
Negative -,030
Test Statistic ,066
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov (KS),
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari pada 0,05 yaitu 0,200 maka, dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi normal.
Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
berdasarkan pendapat Ghozali (2013 : 110). Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi. Pendeteksian gejala ini dilakukan dengan menggunakan Run Test
berdasarkan pendapat Ghozali (2013 : 120). Run Test digunakan untuk melihat apakah data
residual terjadi secara random atau tidak (sistematis). Jika Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka
data residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual. Namun, jika Asymp.
Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data residual bebas dari autokorelasi. Hasil pengujian dengan Run
Test adalah sebagai berikut :
Hasil Uji Autokorelasi Dengan Run Test Setelah Uji Outlier
Unstandardized Residual
Test Valuea -,00265
Cases < Test Value 69
Cases >= Test
Value 70
Total Cases 139
Number of Runs 81
Z 1,788
Asymp. Sig. (2-
tailed) ,074
a. Median
Berdasarkan hasil tersebut maka diketahui bahwa sampel bebas autokorelasi karena
nilai Asymp.Sig.(2-tailed) lebih besar dari dari 0,05 yaitu 0,074.
Uji Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model analisis regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen berdasarkan pendapat Ghozali (2013 :
105). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi dapat dilihat dari tolerance
value dan nilai variance inflation factor (VIF). Model regresi yang bebas multikolinieritas
adalah yang mempunyai nilai tolerance di atas 0,1 atau VIF di bawah 10 berdasarkan
pendapat Ghozali (2013 : 105 ). Apabila tolerance variance di bawah 0,1 atau VIF di atas 10,
maka terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolonieritas adalah sebagai berikut :
Hasil Uji Multikonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,137 ,017 8,187 ,000
ROA -,016 ,088 -,026 -,182 ,856 ,302 3,316
NPM ,185 ,099 ,287 1,876 ,063 ,274 3,648
DAR -,014 ,020 -,066 -,690 ,492 ,694 1,441
ME -,010 ,008 -,109 -1,295 ,198 ,904 1,106
UP -,002 ,001 -,233 -2,775 ,006 ,913 1,096
a. Dependent Variable: CSR
Berdasarkan hasil multikonieritas diatas diketahui bahwa masing-masing variabel
memiliki nilai Tolerance diatas 0,1 dan memiliki nilai VIF kurang dari 10 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013: 139) pengujian uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji glejser. Jika Asymp. Sig. (2-tailed) lebih
besar dari tingkat signifikansi penelitian 5%, maka model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji glejser adalah
sebagai berikut :
Hasil Uji Heterokedastisitas Dengan Menggunakan Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,023 ,009 2,427 ,017
ROA ,043 ,049 ,136 ,874 ,384
NPM ,006 ,055 ,019 ,116 ,908
DAR ,003 ,011 ,028 ,273 ,785
ME -,003 ,004 -,058 -,644 ,521
UP 9,821E-5 ,000 ,027 ,303 ,763
a. Dependent Variable: Abs_Res
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji glejser diatas
diketahui bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) variabel-veriabel independen diatas memiliki nilai
yang diatas 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terjadi heterokedatisitas.
Uji Signifikansi Parsial (Uji Signifikansi t)
Menurut Ghozali (2013 : 98) uji signifikansi t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara invidual dalam menerangkan variasi
variabel independen. Hasil uji signifikansi parsial (uji signifikansi t) adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,137 ,017 8,187 ,000
ROA -,016 ,088 -,026 -,182 ,856
NPM ,185 ,099 ,287 1,876 ,063
DAR -,014 ,020 -,066 -,690 ,492
ME -,010 ,008 -,109 -1,295 ,198
UP -,002 ,001 -,233 -2,775 ,006
a. Dependent Variable: CSR
a. Variabel return on assets memiliki nilai t hitung sebesar -0,182 lebih kecil dari t
tabel yaitu 1,97529 dan dengan tingkat signifikansi 0,856 lebih besar dari taraf
signifikansi yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa return on assets tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dengan
demikian, hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa return on assets
berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility tidak dapat
diterima.
b. Variabel net profit margin memiliki nilai t hitung sebesar 1,876 lebih kecil dari t
tabel yaitu 1,97529 dengan tingkat signifikansi 0,063 lebih besar dari taraf
signifikansi yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa net profit margin tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dengan
demikian, hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa net profit margin
berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility tidak dapat
diterima.
c. Variabel debt on assets memiliki nilai t hitung sebesar -0,690 lebih kecil dari t tabel
yaitu 1,97529 dengan tingkat signifikansi 0,492 lebih besar dari taraf signifikansi
yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa debt on assets tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan corporate social responsibility. Dengan demikian, hipotesis ketiga
(H3) yang menyatakan bahwa debt on assets berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility tidak dapat diterima.
d. Variabel media exposure memiliki nilai t hitung sebesar -1,295 lebih kecil dari t
tabel yaitu 1,97529 dengan tingkat signifikansi 0,198 lebih besar dari taraf
signifikansi yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa media exposure tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dengan
demikian, hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa media exposure
berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility tidak dapat
diterima.
e. Variabel umur perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar -2,775 lebih besar dari t
tabel yaitu 1,97529 dengan tingkat signifikansi 0,006 lebih besar dari taraf
signifikansi yaitu 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dengan demikian, hipotesis
kelima (H5) yang menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan corporate social responsibility diterima.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghozali (2013 : 98) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama sama terhadap variabel dependen/terikat. Hasil uji signifikansi simultan (uji
statistik F) adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,028 5 ,006 4,610 ,001b
Residual ,164 133 ,001
Total ,192 138
a. Dependent Variable: CSR
b. Predictors: (Constant), UP, DAR, ME, ROA, NPM
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji statistik f) diatas, nilai f hitung yaitu
4,610 lebih besar dari f tabel yaitu 2,27 dengan nilai signifikan < 0,05 yaitu 0,001. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa kelima variabel independen secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen, sehingga dengan demikian bahwa hipotesis 6 (H6)
diterima.
Pengujian Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Menurut Ghozali (2013 : 97) koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil pengujian
koefisien determinasi (adjusted R2) adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,384a ,148 ,116 ,03507083
a. Predictors: (Constant), UP, DAR, ME, ROA, NPM
Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi (adjusted R2), besarnya nilai adjusted R
square adalah 0,116, hal ini berarti 11,6% variabel dependen yaitu pengungkapan corporate
social responsibility dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen yaitu return on assets,
net profit margin, debt to assets, media exposure, dan umur perusahaan. Sedangkan sisanya
(100% - 11,6% = 88,4%) dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada bab IV dapat
diterik kesimpulan sebagai berikut :
1. Return on assets tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility.
2. Net profit margin tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility.
3. Debt to assets tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility.
4. Media exposure tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility.
5. Umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility.
6. Variabel return on assets, net profit margin, debt to assets, media exposure,
dan umur perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat ditarik beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi manajemen diharapkan lebih lengkap dalam mengungkapkan kegiatan –
kegiatan yang berhubungan dengan corporate social responsibility dalam
laporan tahunannya.
2. Bagi pemerintah dan IAI diharapkan mampu merumuskan suatu kebijakan
yang jelas mengenai standar mengenai seberapa banyak corporate social
responsibility yang harus diungkap mengingat rendahnya tingkat
pengungkapan corporate social responsibility.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode pengamatan yang
lebih lama sehingga akan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk
memperoleh kondisi yang sebenarnya serta menambah jumlah sampel.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan atau menggunakan
variabel lain untuk menemukan suatu model standar pendugaan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhipradana, F., & Daljono. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Dan
Coporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Journal Of
Accounting , 1-12.
Adnantara, K. F. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Dan Corporate Social
Responsibility Pada Nilai Perusahaan. Jurnal Buletin Studi Ekonomi , Vol. 18, 107-
113.
Agoes, S., & Ardana, I. C. (2011). Etika Bisnis Dan Profesi - Edisi Revisi : Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.
Anggraini, F. R. (2006). Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan
Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan Perusahaan Yang Terdaftar Bursa Efek
Jakarta). SNA IX (Hal. 1-21). Padang: Univ. Sanata Dharma Yogya.
Ardimas, W., & Wardoyo. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Pada Bank Go Public Yang Terdaftar Di
BEI. Jurnal Manajemen Dan Bisnis , 57 - 66.
Astuti, I. F. (2004). Analisis Autokorelasi Dan Penerapannya. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Cahya, B. A. (2010). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) (Studi Pada Bank Di
Indonesia Periode Tahun 2007-2008). Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Christian. (2014). Pengaruh Umur, Ukuran, Leverage, Net Profit Margin, Dan Earning Per
Share Perusahaan Terhadap Pengungkapan Kegiatan Tanggungjawab Sosial
Perusahaan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Dermawan, D., & Deitiana, T. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Corporate Social
Responsibility. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi , Vol.16, 158-165.
Dewi, S. P., & Keni. (2013). Pengaruh Umur Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan
Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi
, Vol.15, 1-12.
Ekowati, L., Prasetyono, & Wulandari, A. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Growth, Dan Media Exposure Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun
2010-2012). SNA XVII (Hal. 1-24). Mataram: Universitas Mataram.
Fahmi, F. N. (2015). Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas, Media Exposure
Dan Umur Perusahaan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi
Empiris Pada Perusahaan High Profile Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2013). Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Fahriza, R. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sustainability
Report (Studi Pada Perusahaan High Profile Di BEI Tahun 2009 – 2013). Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 21. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harmoni, A. (2010). Pemanfaatan Laman Resmi Sebagai Media Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan/CSR Pada Perusahaan Di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Bisnis , Vol.15, 9-17.
Hartini, W. (2012). Pengaruh Financial Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba Dengan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi.
Management Analysis Journal , Vol.1, 1-7.
Haryudanto, D. (2011). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Tingkat Corporate Social
Responsibility Dan Nilai Perusahaan. Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Hermawati, R. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Laporan Tahunan Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Fakultas Ekonomi.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah.
Indrawati, N. (2009). Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Annual
Report Serta Pengaruh Political Visibility Dan Economic Performance. Pekbis
Jurnal , Vol.1, 1-11.
Karina, L. A. (2013). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan CSR
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011). Fakultas Ekonomika Dan Bisnis. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Maulana, M. R. (2009). Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) Pt Rekayasa Industri
Dalam Upaya Pengembangan Masyarakat. Fakultas Ekologi Manusia. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Munawaroh, A. (2014). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate
Social Responsibilty Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
, 1-17.
Mustafa, C. C. (2014). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi , 1-16.
Nistantya, D. S. (2010). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas
Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing Di BEI Tahun
2007 Sampai Dengan Tahun 2009). Fakultas Ekonomi. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Nur, M., & Priantinah, D. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengungkapancorporate Social Responsibility Di Indonesia (Studi Empiris Pada
Perusahaan Berkategori High Profile Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Nominal , Vol 1, 22-34.
Nurkhin, A. (2009). Corporate Governance Dan Profitabilitas; Pengaruhnya Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia). Semarang: Universitas
Diponegoro.
Oktafia, Y. (2013). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Humanika , Vol.2, 676-704.
Oktavarina. M, A. D. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pelaporan CSR
Serta Efeknya Pada Kinerja Perusahaan Di Masa Depan. Fakultas Ekonomika
Dan Bisnis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Permana, D. M. (2013). Kemampuan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dalam Memoderasi Hubungan Antara Kinerja Keuangan Dengan Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks Kompas 100. Denpasar:
Universitas Udayana.
Pian Ks, A. M. (2010). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Regulasi Pemerintah
Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Laporan
Tahunan Di Indonesia. Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Purnasiwi, J. (2011). Analisis Pengaruh Size, Profitabilitas Dan Leverage Terhadap
Pengungkapan CSR Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Puspitaningtyas, A. (2011). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Tanggungjawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI Tahun
2008-2009. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Putra, I. G., & Wirakusuma, M. G. (2015). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Pada Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Pemoderasi.
E-Jurnal Akuntansi , Vol.13, 461-475.
Ramadhan, A. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) Dan Likuiditas Terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) Melalui Laba Sebagai Variabel Intervening
Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia. Fakultas Syariah Dan Hukum.
Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Retno M, R. D., & Priantinah, D. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance Dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-
2010). Jurnal Nominal , Vol.1, 84-103.
Rohmah, D. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Di Dalam Laporan Sustainability (Studi Empiris Pada Perusahaan
Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013). Jurnal Bisnis Dan
Manajemen , 243-262.
Santioso, L., & Devona, N. C. (2012). Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan,
Dewan Komisaris, Leverage, Dan Profitabilitas, Terhadap Pengungkapan
Tanggungjawab Sosial Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun
2008-2010. Jurnal Akuntansi , 12, 595-616.
Sari, R. A. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social
Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Nominal , Vol.1, 124-140.
Sayekti, Y., & Wondabio, L. S. (2007). Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning
Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Jakarta). SNA X (Hal. 1-35). Makassar: Universitas Hasanuddin.
Sembiring, E. R. (2005). Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. SNA
VIII (Hal. 379-395). Solo: Universitas Katolik St. Thomas.
Sembiring, E. R. (2003). Kinerja Keuangan, Political Visibility, Ketergantungan Pada
Hutang, Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. SNA VI (Hal.
249-259). Surabaya: Universitas Katolik St. Thomas.
Sindhudiptha, I. N., & Yasa, G. W. (2013). Pengaruh Corporate Social Responsibility Pada
Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Implikasinya Terhadap Nilai Perusahaan. E-
Jurnal Akuntansi , Vol.4, 388-405.
Sudaryono, B. (2007). Kajian Atas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan
Lingkungan (Environmental Disclosure) Pada Perusahaan Publik Di Bej Pada
Tahun 2004-2005. Media Riset Akuntansi, Auditing Dan Informasi , Vol.7, 107-
139.
Suharto, E. (2010). CSR & Comdev Investasi Kreatif Perusahaan Di Era Globalisasi.
Bandung: Alfabeta.
Susanti, S., & Riharjo, I. B. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Cosmetics And Household.
Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi , Vol.1, 152-167.
Tamba, E. G. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufacturing
Secondary Sectors Yang Listing Di BEI Tahun 2009). Fakultas Ekonomi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Untari, L. (2010). Effect On Company Characteristics Corporate Social Responsibility
Disclosures In Corporate Annual Report Of Consumption Listed In Indonesia
Stock Exchange. Jurnal Online , 1-17.
Wijaya, M. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi , Vol 1, 26-30.
William. (2012). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsinbility Berdasarkan
Pedoman Global Reporting Initiative Terhadap Nilai Perusahaan. Fakultas
Ekonomi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Windari, R. A. (2012). Pengaturan Kewajiban CSR Pada Perusahaan Perseroan Terbatas
Serta Bentuk-Bentuk Kegiatannya Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007. Program Studi Ilmu Hukum. Denpasar: Universitas Udayana.
Wirartha, I. M. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi.
Yuliana, R., Purnomosidhi, B., & Sukoharsono, E. G. (2008). Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility(CSR) Dan
Dampaknya Terhadap Reaksi Investor. Jumal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia
, Vol.5, 245-276.
Yuliani, N. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Dan Karakteristik Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013. Tanjungpinang:
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).