Analisis Aspek Pembiayaan

21
4.1 Analisis Aspek Kebijakan Analisis kebijakan salah satunya adalah untuk merumuskan masalah sebagai bagian dari pencarian solusi (Dunn). Dengan menanyakan pertanyaan yang benar, masalah yang semula tampak tak terpecahkan kadang dapat dirumuskan kembali sehingga ditemukan solusi yang tidak terdeteksi sebelumnya. Ketika ini terjadi, maka ungkapan tak ada masalah, tak ada solusi, dapat diganti dengan ungkapan sebaliknya "Masalah yang dirumuskan dengan baik adalah masalah yang setengah terpecahkan". Metodologi analisis kebijakan menggabungkan dua prosedur umum yang lazim dipakai dalam pemecahan masalah yaitu: Deskripsi, Deskripsi (Pemantauan) menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan. Evaluasi, Evaluasi menghasilkan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengatasan masalah. 4.1.1 Evaluasi Kebijakan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Subang Untuk melihat kesesuaian Kebijakan Provinsi Jawa Barat Dan Kabupaten Subang yang bersumber dari RTRWP Jawa Barat dan RTRW Kabupaten Subang bisa dilihat pada tabel di bawah :

description

mengenai pembiayaan yang ada di Kabupaten Subang, dari dokumen rencana yang berisikan tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah, lalu dicari analisis tingkat kemandirian, kesehatan dan keamanan dari APBD Kabupaten Subang

Transcript of Analisis Aspek Pembiayaan

4.1 Analisis Aspek KebijakanAnalisis kebijakan salah satunya adalah untuk merumuskan masalah sebagai bagian dari pencarian solusi (Dunn). Dengan menanyakan pertanyaan yang benar, masalah yang semula tampak tak terpecahkan kadang dapat dirumuskan kembali sehingga ditemukan solusi yang tidak terdeteksi sebelumnya. Ketika ini terjadi, maka ungkapan tak ada masalah, tak ada solusi, dapat diganti dengan ungkapan sebaliknya "Masalah yang dirumuskan dengan baik adalah masalah yang setengah terpecahkan". Metodologi analisis kebijakan menggabungkan dua prosedur umum yang lazim dipakai dalam pemecahan masalah yaitu: Deskripsi, Deskripsi (Pemantauan) menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan. Evaluasi, Evaluasi menghasilkan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengatasan masalah.

4.1.1 Evaluasi Kebijakan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten SubangUntuk melihat kesesuaian Kebijakan Provinsi Jawa Barat Dan Kabupaten Subang yang bersumber dari RTRWP Jawa Barat dan RTRW Kabupaten Subang bisa dilihat pada tabel di bawah :Tabel 4.1Evaluasi Kebijakan Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten SubangArahan Kebijakan RTRW Propinsi Jawa BaratArahan Kebijakan RTRW Kabupaten SubangEvaluasi

Struktur RuangBerdasarkan arahan kebijakan Provinsi Jawa Barat diarahkan sebagai pusat pelayanan perkotaan dan pusat pelayanan pedesaan, diantaranya :Pengembangan sistem perkotaan PKL di Jawa Barat meliputi : Kecamatan Pamanukan, Kecamatan Subang, dan Kecamatan Jalancagak;Pengembangan sistem PKL Pedesaan meliputi : Kecamatan Ciasem, Kecamatan Pagaden dan Kecamatan Pusakanagara;Dalam arahan struktur ruang Provinsi Jawa Barat, untuk Kabupaten Subang ditetapkan Wilayah Pengembangan (WP) Purwasuka (Purwakarta, Subang dan Karawang), dengan arahan pengembangannyas sebagai berikut :Optimalisasi fungsi pangkalan udara Kalijati di Kabupaten Subang;Pembangunan waduk Sadawarna, Cilame, Talagaherang, Cipunagara, Kandung dan Bodas di Kabupaten Subang;Pengembangan prospek panas bumi di lapangan panas bumi Sagalaherang dan Tangkubanperahu;Pengembangan jaringan pipanisasi gas dan gas Kota di Kabupaten Subang.Struktur RuangRencana struktur ruang Kabupaten Subang terdiri dari sistem kegiatan dan sistem jaringan, diantaranya :Sistem kegiatanPusat Kegiatan Lokal (PKL) : Kecamatan Pamanukan, Kecamatan Subang, Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Ciasem, Kecamatan Pagaden, Kecamatan Kalijati dan Kecamatan Pusakanagara;Pusat Pelayanan Kawasan : Kecamatan Pabuaran dan Kecamatan Blakanan.

Sistem JaringanRencana jaringan jalan dan jembatan;Rencana jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan;Rencana jaringan pelayanan lalu lintas angkutan jalan;Rencana jaringan transportasi laut;Rencana jaringan transportasi udara.

Pola RuangKawasan LindungKawasan perlindungan setempat : sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar mata air dan kawasan RTH Kota;Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya : kawasan cagar alam Gunung Tangkubanperahu, kawasan mangrove Muara Bobos dan Blanakan;Kawasan rawan bencana alam : kawasan gelombang pasang dan kawasan rawan banjir;Kawasan rawan bencana alam geologi : kawasan rawan gerakan tanah, kawasan rawan abrasi;Kawasan lindung lainnya : kawasan terumbu karang di Pantai Bobos.Kawasan BudidayaKawasan pertanian pangan;Kawasan perkebunan;Kawasan perikanan;Kawasan pariwisata;Kawasan budidaya lainnya : kawasan perdagangan dan jasa, kawasan permukiman, ruang terbuka hijau (RTH), kawasan industri.Pola RuangKawasan Lindung - Kawasan hutan lindung : KPH Bandung Utara (Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Tanjungsiang, dan Kecamatan Ciater), KPH Purwakarta (Kecamatan Kalijati, Kecamatan Legonkulon, Kecamatan Pusakanagara, Kecamatan Blanakan, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Cijambe; dan Kecamatan Cibogo);- Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya : kawasan resapan air yang tersebar hampir diseluruh kecamatan;- Kawasan Perlindungan setempat : kawasan sempadan pantai (Kecamatan Blanakan, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Legonkulon, dan Kecamatan Pusakanagara), kawasan sempadan sungai mencakup hampir diseluruh kecamatan;- Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, dan Cagar Budaya : cagar alam (cagar alam tangkubanparahu dan cagar alam burangrang), kawasan pantai berhutan mangrove (Kecamatan Blanakan, Kecamatan Legonkulon, Kecamatan Sukasari, dan Kecamatan Pusakanagara), taman wisata alam (taman wisata alam tangkubanperahu);- Kawasan rawan bencana alam : kawasan rawan banjir (Kecamatan Pamanukan, Kecamatan Legonkulon, Kecamatan Pusakanagara, Kecamatan Blakanakan, Kecamatan Patokbeusi dan Kecamatan Ciasem), kawasan rawan banjir rob (Kecamatan Legonkulon), kawasan rawan abrasi (Kecamatan Legonkulon dan Kecamatan Pusakanagara), kawasan rawan gempa bumi (Kecamatan Tanjungsiang), kawasan rawan letusan gunung berapi (Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Ciater dan Kecamatan Jalancagak), kawasan rawan gerakan tanah (Kecamatan Tanjungsiang, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Cijambe, Kecamatan Jalancagak dan Kecamatan Subang).

Kawasan BudidayaKawasan peruntukan hutan produksi : Kecamatan Ciater, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Tanjungsiang, Kecamatan Subang, Kecamatan Cibogo, Kecamatan jalancagak, Kecamatan Kalijati, Kecamatan Dawuan, Kecamatan Cipeundeuy, dan Kecamatan Sagalaherang;Kawasan peruntukan hutan rakyat : Kecamatan Sagalaherang, Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan Ciater, Kecamatan Cisalak, Kecamatan Kasomalang, Kecamatan Tanjungsiang, Kecamatan Cijambe, Kecamatan Cibogo, Kecamatan Subang, Kecamatan Kalijati, Kecamatan Dawuan, Kecamatan Cipeundeuy, Kecamatan Pabuaran, Kecamatan Purwadadi, Kecamatan Cikaum, Kecamatan Pagaden, Kecamatan Pagaden Barat, dan Kecamatan Cipunagara;Kawasan peruntukan pertanian : pertanian lahan basah (menggunakan irigasi teknis berada di Kecamatan Binong, Kecamatan Pamanukan, Kecamatan Patokbeusi, Kecamatan Pusakanagara, Kecamatan Legonkulon, Kecamatan Blanakan dan Kecamatan Ciasem dan untuk tadah hujan hampir berada di seluruh kecamatan), pertanian lahan kering palawija hanya berada di Wilayah Subang Bagian Tengah dan Selatan;Kawasan peruntukan pertanian hortikultuta berupa tanaman buah-buahan yang tersebar di seluruh kecamatan;Kawasan peruntukan perkebunan yang terdiri dari perkebunan besar (PT Rajawali dan PT Perekbunan Nusantara VIII) dan perkebunan rakyat yang berada diseluruh kecamatan;Kawasan peruntukan peternakan yang berada diseluruh kecamatan;Kawasan peruntukan perikanan, terdiri dari perikanan tangkap dan budidaya yang tersebar di Wilayah Subang Bagian Utara;Kawasan peruntukan pariwisata : pariwisata budaya (Kecamatan Kalijati, Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Blanakan, Kecamatan Subang dan Kecamatan Ciater), pariwisata budaya diseluruh kecamatan

Kawasan StrategisKSP pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis Pantura Jawa Barat;KSP Pesisir Pantura.Kawasan StrategisKabupaten Subang diarahkan sebagai kawasan strategis kabupaten (KSK) diantaranya :KSK Minapolitan berada di Kecamatan Pagaden, Kecamatan Blanakan dan Kecamatan Cijambe;KSK Agropolitan Ponggang berada di Kecamatan Serangpanjang;KSK kawasan peruntukan industri sekitar koridor jalan tol;KSK pemandian Air Panas Ciater dan sekitarnya;KSK perkotaan Subang diantaranya Perkotaan Subang, Perkotaan kalijati, Perkotaan Pagaden dan Perkotaan Cibogo.

4.1.2 Evaluasi Kebijakan Sektoral dengan Kondisi Eksisting Wilayah Subang Bagian SelatanTabel 4.2Analisis Evaluasi Kebiajakan Sektoral Wilayah Subang Bagian SelatanNoKecamatanArahan KebijakanKondisi EksistingEvaluasi

1.SubangMenurut struktur ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Subang diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang ditunjang dengan Kelengkapan sarana dan prasana. Yang mendukung kecamatan subang sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidkan, dan aktivitas kegiatan lainnya.merupakan pusat pengembangan utama dengan orientasi kegiatan berupa pusat pemerintahan, perdagangan, industri dan pelayanan masyarakat

Menurut pola ruang Kabupaten Subang, arahan pemanfaatan lahan terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Perkembangan kawasan perdagangan dan jasa penunjang permukiman dalam Kawasan Budidaya ,skala yang cukup signifikan hanya terlihat di wilayah-wilayah pusat kegiatan yang berinteraksi dengan kawasan di luar Kabupaten Subang, yaitu Kecamatan Subang, wilayah ini dilalui jaringan jalan utama Provinsi sehingga akses produksi dan pemasaran hasil produksi menjadi lebih mudah.

Dalam kondisi eksisting baik lindung dan budidaya sebagai kawasan :Terdapat peternakan bebek, dan dombaKawasan pertanian lahan basah

2.Jalan CagakMenurut struktur ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Jalan Cagak merupakan pusat di zona selatan dengan sektor pariwisata, perkebunan dan industri sebagai sektor andalannya. rencana sistem telekomunikasi Sentral Telepon OtomatPembangunan Terminal tipe CDalam Kondidisi eksisting di kecamatan jalan cagak, terfokus pada pengolahan hasil perkebunan yang diperoleh dari kecamatan jalan cagak sendiri dan kecamatan sekitar seperti cijambe,kasomalang, dan serang panjang.Terdapat Peternakan Sapi perah Dan kematan jalan cagak sendiri sebagai PKL menjadi Pusat perdagangan di wilayah subang selatan kaarena letak strategisnya yang berada pada titik tengah dari 9 kecamatan yang ada di subang selatan.

Menurut pola ruang Kabupaten Subang dilihat dari peruntukan lahan kawasan lindung terdapat kawasan Daerah / Taman Wisata Alam, Sempadan Sungai ,Kawasan sekitar Waduk danIrigasi Pertanian Kawasan sekitar, Mata air dan Tangkapan WadukRencana pengembangan pariwisata.Dalam kondisi eksisting baik lindung dan budidaya sebagai kawasan :Kawasan Perkrbunan The PTPN 8Kawasan Perkebunanan NanasKawasan pariwisata berupa Wisata Pemandian Air panasKawasan rawan bencana LongsorDesa Wisata Wangunharja dan Desa Wisata Bunihayu di Kecamatan Jalancagak

3.CisalakMenurut struktur ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Pusakanagara ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan; Kaw. Pusat Pengembangan Desa rencana jaringan Sistem Drainase dan perbaikan jaringan jalan.

Terdapatnya Sarana Pendidkan seperti SD, SMP,SMA,dan beberapa industry besar seperti Pt. Danone Aqua.

Menurut pola ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Pusakanagara dilihat dari peruntukan lahan kawasan lindung terdapat Kawasan Hutan Lindung dan Resapan Air, kawasan sempadan sungai, Kawasan sekitar Mata air dan Tangkapan Waduk dankawasan budidaya diperuntukkan sebagai pertanian lahan perkebunan.

Dalam kondisi eksisting baik lindung dan budidaya sebagai kawasan :Kawasan berhutan LindungKawasan hutan produksiTerdapat perkebunan campuran Buah-buahanKawasan tambak perikananTerdapat peternakan dombaDesa Mayang dan Desa Cipunagara terletak di Kecamatan Cisalak

4.CijambeMenurut struktur ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Cijambe sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)Cijambe adalah satu dari sekian daerah di kabupaten subang yang memiliki potensi besar terutama dari sektor pertanian dan perikanan sebagai sentra ekonomi mayoritas masyarakatnya. Pun dari sektor lainnya mulai dari budidaya buah rambutan sampai gula arensarana dan prasana belum cukup optimal dan menunjang . Salah satunya adalah sarana transportasi yang belum menjangkau sampai pelosok desa selebihnya masyarakat hanya mengandalkan jasa trasportasi ojeg. selain itu pada umumnya ketersediaan prasarana jalan yang layak masih sangat terbatas di tiap penghubung antar desa banyak di temui ruas jalan yang rusak parah dan memerlukan perhatian pemerintah karena dapat menghambat mobilitas warga dalam kesehariannya maupun saat panen raya tiba dimana jalan adalah prasarana vital untuk memasarkan hasil tani, disamping prasarana penunjang lainnya seperti fasilitas Pendidikan, kesehatan, dan lainnya, ini penting agar segala potensi alam, sumber daya manusia, dapat bersinergi untuk dapat menjadikan Cijambe lebih berkembang dan dapat bersaing di masa mendatang.

Menurut pola ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Cijambe dilihat dari peruntukan lahan kawasan lindung terdapat Kawasan Sekitar Mata Air dan Tangkapan Waduk diharapkan adalah kawasan yang mampu menjamin tersimpannya air dalam tanah yang dapat digunakan pada saat kemarau, mencegah erosi yang dapat memenuhiDalam kondisi eksisting baik lindung dan budidaya sebagai kawasan :Hutan, Resapan airHutan Produksi Perkebunan RambutanPerkebunan KaretTambak IkanTerdapat peternakan bebek, dan dombaKawasan pertanian lahan basah

5.CiaterMenurut struktur ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Ciater sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan; Kaw. Pusat Pengembangan DesaDalam kondisis eksistingnya pelayanan jaringan jalan pada kecamatan ciater sudah baik, Namun fasilitas penungjang lain seperti Penerangan jalan masih belum tersedia.

Menurut pola ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Ciater dilihat dari peruntukan lahan kawasan budidaya pertanian lahan kering dan lahan basah, serta sebagai, hutan produksi tetap dan terbatas.

Dalam kondisi eksisting pola ruang di kecamatan ciater mengalami banyak perubahan dan tidak sesuai dengan arahan pemanfaatannya Didominasi oleh lahan perkebunan teh.Perkebunan campuran buah-buahan.Kawasan vila-vila

Penggunaan lahan yang tidak sesuai pada arahan pemanfaatan ruangnya amat beresiko menimbulkan bencana dan kerusakan lingkungan, hal yang banyak terjadi pada kecamatan ciater yakni tumbuh pesatnya Villa-villa yang mengantikan lahan hutan produksi.

6.KasomalangMenurut struktur ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Kasomalang sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Dalam kondisi eksisting baik lindung dan budidaya sebagai kawasan :Kawasan pendidikan (terdapat banyak sarana pendidikan tk,sd,smp, atau pun Madrasah, Namun pada tingkat SMA masih minim jumlahnya.Prasarana jalan pun baikKecamatan Kasomalang dijadikan sebagai acuan pendidikan karena banyak terdapat sekolah selain pada kecamatan Subang dan Jalan Cagak. Namun pada sisten jaringan jalan perlu diperbaiki dengan perlebaran jalan dan penerangan jalan umum.

Menurut pola ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Pusakajaya dilihat dari peruntukan lahan kawasan Budidaya terdapat kawasan perkebunan,Dan daerah rawan bencana longsor.

Dalam kondisi eksisting kecamatan kasomalang amat didominasi oleh lahan perkebunan, baik itu - buah-buahan seperti nanas, rambutan,dll Sayuran seperti terong,cabe. Dan takbak ikan yang dibudidayan oleh warga.Banyaknya rumah-rumah warga yang didirikan didaerah rawan bencana.Kasomalang menurut RTRW Kabupaten Subang merupakan daerah rawan bencana longsor, Namun pada kondisi eksistingnya banyak rumah-rumah warga yang berdiri pada titik rawan bencana.Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya kasus bencana longsor di Kecamatan Kasomalang.Hal tersebut baiknya ditangangi pemerintah untuk mencegah korban dan meminimalisir kerugian.

7.Serang PanjangMenurut struktur ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Serang Panjang sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan; Kaw. Pusat Pengembangan Desa rtencana jaringan jalan dan jembatan yaitu jaringan jalan nasional dan povinsi, rencana jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan yaitu pengembangan Serang panjang padalam kondisi eksistinya dalam seri prasaran jaringan jalan masih belum bisa memadai untuk menopang potensi pariwisatanya, Serang panjang menjadi daerah perlintasan jalur timur alirang barang dari Wilayah subang selatan dan Kabupaten Purwakarta maka dari itu pelayanan prasarana jalan perlu ditingkatkan seperti perbaikan kondisi jalan. Selain pada prasana jalan utama, akses pada jaringan jalan menuju lokasi perlu ditingkatkan, karna pada akses menuju lokasi pariwisata belum dibangun jalan aspal

Menurut pola ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Serang Panjang dilihat dari peruntukan lahan kawasan lindung terdapat kawasan sempadan sungai, dan kawasan budidaya diperuntukkan sebagai pertanian lahan basah dan dan perkebunan

Dalam kondisi eksisting baik lindung dan budidaya sebagai kawasan :Terdapat perkebunan manggaKawasan pertanian lahan basahTerdapat kolam renang rekreasiTerdapat permukiman sekitar sempadan sungai

Pada pola ruangnyasudah sesuai, namun pada kecamatan serang panjang ini sedikit sekali sitemui permukiman warga, hal ini disebabkan karena tidak meratanya persebaran penduduk.

8.Sagala HerangMenurut struktur ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Sagala Herang sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)Serang panjang padalam kondisi eksistinya dalam seri prasaran jaringan jalan masih belum bisa memadai untuk menopang potensi pariwisatanya, Sagala Herang menjadi daerah perlintasan jalur timur alirang barang dari Wilayah subang selatan dan Kabupaten Purwakarta maka dari itu pelayanan prasarana jalan perlu ditingkatkan seperti perbaikan kondisi jalan.Selain pada prasana jalan utama, akses pada jaringan jalan menuju lokasi perlu ditingkatkan, karna pada akses menuju lokasi pariwisata belum dibangun jalan aspal

Menurut pola ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Serang Panjang dilihat dari peruntukan lahan kawasan lindung terdapat kawasan resapan air, kawasan sempadan sungai, dan cagar terdapat cekungan dan kawasan budidaya diperuntukkan sebagai pertanian lahan basah, pertanian lahan kering Objek Wisata di Kecamatan Sagala banyak dimanfaatkan sebagai objek pariwisata.

Dalam kondisi eksisting baik lindung dan budidaya sebagai kawasan :Kawasan pariwisata berupa CurugKawasan rawan bencana abrasi, LongsorTerdapat peternakan ditikKawasan pertanian lahan basah dan lahan kering

Pada pola ruangnyasudah sesuai, namun pada kecamatan serang panjang ini sedikit sekali sitemui permukiman warga, hal ini disebabkan karena tidak meratanya persebaran penduduk.

TanjungsiangMenurut struktur ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Tanjungsiang sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)Jaringan Prasarana jalan masih minim pelayanannya, dilihat dari aktivitas kegiatan Tanjung siang merupakan perbatasan dengan Kabupaten Sumedang Sehingga aktivitas Pola Aliran barang Wilayah Subang Selatan pada sisi barat tentunya melalui kecamatan TanjungsiangTanjungsiang menjadi daerah perlintasan jalur barat alirang barang dari Wilayah subang selatan dan Kabupaten Subang maka dari itu pelayanan prasarana jalan perlu ditingkatkan seperti perbaikan kondisi jalan.

Menurut pola ruang Kabupaten Subang, Kecamatan Tanjungsiang dilihat dari kawasan siangKawasan Hutan Lindung dan Resapan Air, Sempadan Sungai, Kawasan sekitar Mata air dan Tangkapan Waduk.Dalam kondisi eksisting baik lindung dan budidaya sebagai kawasan :Kawasan pertanian lahan basahPerkebunan umbi-numbian dan buah-buahan

Hasil produksi perkebunan pada kecamatan tanjung siang tergolong tinggi, namun

4.2 Analisis Aspek Kelembagaan

4.3 Analisis Aspek PembiayaanUntuk mengetahui pendapatan daerah yang ada serta perbandingan antara APBD pada tahun 2012 hingga tahun 2014, maka perlu dilakukan suatu analisis yang terdiri dari analisis kemandirian, analisis kesehatan, dan analisis keamanan sehingga dapat dilihat apakah terjadi peningkatan atau sebaliknya terjadi penurunan terhadap perkembangan APBD tersebut.Tabel IVKlasifikasi Data Analisis APBDNoUraianTahun

201220132014

1Jumlah Penerimaan Daerah1.373.647.435.737,001.499.668.098.462,001.638.167.458.141,00

2Pendapatan Asli Daerah95.933.419.548,00119.940.035.200,00150.997.506.000,00

3Bagi Hasil Pajak & Bukan Pajak198.144.042.258,00218.926.194.663,00181.220.614.819,00

4Sumbangan Daerah22.969.000.000,0075.788.203.644,0077.157.623.600,00

5Jumlah Pengeluaran Daerah1.416.947.254.713,001.547.392.028.404,001.699.790.376.068,00

6Jumlah Penduduk1.677.7901.575.284

7Jumlah Kecamatan303030

8Jumlah PDRB ADHB18,559,471.1819,940,306.92-

9Jumlah PDRB ADHK7,402,624.338,299,369.54-

10PDRB Per kapita12.3613.21-

Sumber: BPS tahun 2014 dan DPPKAD4.3.1 Analisis Kemandirian KeuanganKemandirian keuangan suatu daerah dapat dilihat berdasarkan proporsi total pendapatan daerah tersebut terhadap sumber pendapatan asli daerah, seperti bagi hasil pajak dan bukan pajak serta sumbangan daerah. Terdapat beberapa cara untuk mengetahui tingkat kemandirian keuangan suatu daerah, sebagai berikut :

A. Desentralisasi FiskalTabelHasil Perhitungan Analisis KemandirianAnalisis Kemandirian DaerahTahun

201220132014

Desentralisasi Fiskal

Pendapatan 17%8,00%9,22%

Pendapatan 214,42%14,60%11,06%

Pendapatan 31,67%5,05%4,71%

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2015Berdasarkan tabel hasil perhitungan analisis kemandirian dengan menggunakan analisis desantralisasi fiskal dapat diketahui bahwa pada pendapatan 1 yang memiliki nilai tertinggi pada tahun 2014 sebesar 9,22% yang dimana mencerminkan bahwa Kabupaten Subang memiliki pendapatan asli daerah yang besar dengan nilai desentralisasinya lebih dari 1 artinya ketergantungan terhadap pemerintah pusat semakin kecil. Pada pendapatan 2, setiap tahunnya mengalami kenaikan yang pesat pada tahun 2012 sampai 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2014. Dengan kenaikan pada pendapatan 2 mencerminkan bahwa Kabupaten Subang memiliki pastisipasi dari bagi hasil pajak dan bukan pajak.Pada pendapatan 3 mengalami kenaikan dari tahun 2012 sampai 2013, namun mengalami penurunan lagi pada tahun 2014. Pada pendapatan 3 tersebut mencerminkan sumbangan pemerintah pusat terhadap daerah, dan sumbangan terbesar terjadi pada tahun 2013 sebesar 5,05%.

B. Kebutuhan FiskalTabel 4Hasil Perhitungan Analisis KemandirianAnalisis Kemandirian DaerahTahun

201220132014

Kebutuhan Fiskal

SKF30.742,6635.967,91

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2015Berdasarkan tabel hasil analisis kebutuhan fiskal Kabupaten Subang dapat diketahui bahwa kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi pelayanan dasar umum sangat besar yang dapat dilihat dari nilai SKF dari tahun 2012 sampai dengan 2014 semakin meningkat. Dimana nilai terbesar terdapat pada tahun 2014 sebesar 35.967,91.

C. Kapasitas FiskalTabel 4Hasil Perhitungan Analisis KemandirianAnalisis Kemandirian DaerahTahun

201220132014

Kapasitas Fiskal

KFS0,56

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2015D. Upaya FiskalTabel 4Hasil Perhitungan Analisis KemandirianAnalisis Kemandirian DaerahTahun

201220132014

Upaya Fiskal

Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan

4.3.2 Analisis Kesehatan KeuanganDilihat dari tingkat kesehatan, Kabupaten Subang dari segi keuangan belum sehat dikarenakan perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran daerah tidak sebanding, dimana pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan pendapatan sehingga terjadi defisit. Pada tahun 2012, pendapatan daerah sebesar Rp 1.373.647.435.737,00 dan pengeluaran daerah sebesar Rp 1.416.947.254.713,00 sehingga mengalami defisit sebesar Rp 43.299.818.976,00.Pada tahun 2013, pendapatan daerah sebesar Rp 1.499.668.098.462,00 dan pengeluaran daerah sebesar Rp 1.547.392.028.404,00 sehingga mengalami defisit sebesar Rp 47.723.929.942,00. Untuk tahun 2014, pendapatan daerah sebesar Rp 1.638.167.458.141,00 dan pengeluaran daerah sebesar Rp 1.699.790.376.068,00 sehingga mengalami defisit sebesar Rp 61.622.917.927,00. Tiap tahunnya mengalami kenaikan defisit dan peningkatan defisit paling tinggi pada tahun 2014. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 4. Perbandingan Pendapatan dan Pengeluaran Daerah Kabupaten Subang Tahun 2012-2014 berikut ini :Grafik 4Perbandingan Pendapatan dan Pengeluaran DaerahKabupaten Subang Tahun 2012-2014

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2015

4.3.3 Analisis Keamanan KeuanganTabel 4Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2015

Berdasarkan tabel pengeluaran pembiayaan daerah dapat diketahui bahwa hanya pada tahun 2012 saja yang terdapat dana cadangan dan di tahun berikutnya tidak terdapat lagi dana cadangan. Dilihat dari pembentukan dana cadangan yang tidak terdapat pada tahun berikutnya mencerminkan tingkat keamanan keuangan di Kabupaten Subang belum aman. Pembentukan dana cadangan sangat penting dianggarkan apabila terjadi sesuatu yang tidak diduga seperti bencana alam atau yang lainnnya. Pemerintah Kabupaten Subang harus meningkatkan keamanan keuanagan dengan cara menganggarkan pembentukan dana cadangan. Untuk penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, dari tahun 2012 sampai tahun 2014 terjadi kenaikan dan penurunan. Namun pada tahun 2014 memiliki nilai penyertaan modal (investasi) yang besar yaitu Rp 5.000.000.000,00.