Alternatif Pengobatan Kanker

26
Alternatif Pengobatan Kanker JAMUR MAITAKE, ALTERNATIF PENGOBATAN KANKER DAN AIDS http://www.terasdesa.co.id/berita-Suara-pembaruan1.htm Tumbuhan jamur sudah lama dikenal sebagai bahan makanan. Dalam sejarah masyarakat Cina, pemanfaatan jamur untuk pengobatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam. Di dunia ini, jamur memang cukup banyak. Bahkan jenis jamur diperkirakan mencapai jumlah 100 ribu. Sesuai jenisnya, jamur hanya terdiri dari satu sel tunggal berukuran beberapa mikrometer saja. Sel tersebut dapat membentuk kelopak yang besarnya dapat mencapai satu meter. Kelopak itu bervariasi, baik dari segi bentuk, ukuran, warna, maupun pertumbuhannya. Tetapi dari segi struktur, spora sebagai alat perkembangbiakan hampir selalu dijumpai. Karena pola hidupnya sangat beraneka ragam, jamur dapat mendatangkan keuntungan sekaligus kerugian. Beberapa jenis jamur seperti Penicillium dan kerabatnya dimanfaatkan untuk menghasilkan antibiotik. Seringkali jamur juga menyebabkan sejumlah penyakit pada manusia, antara lain panu dan kadas. Pada pertengahan tahun 1980, Prof Dr Hiroaki Nanba PhD, salah satu peneliti jamur terkenal di Jepang, menemukan manfaat jamur Maitake (Grifola Frondosa) sebagai antikanker. Namun sejak awal tahun 1980-an itu, pemerintah Jepang sebenarnya telah menyetujui tiga jenis ekstrak jamur untuk digunakan sebagai obat kanker. Masyarakat Jepang sudah menggunakan PSk, yakni ekstrak dari jamur Kawaratake (Coriolus Versicolor). Adapula Lentinan merupakan ekstrak dari jamur Shiitake (Lentinus Edodes) dan Shizopyllan merupakan ekstrak dari jamur Ling Zhi (Ganoderma Lucidum). Dengan demikian, jamur Maitake merupakan jamur keempat yang disetujui penggunaannya oleh pemerintah Jepang. Jamur Obat Selain tergolong sebagai jamur obat, Maitake juga termasuk jamur pangan karena rasanya yang lezat. Maitake tumbuh di daerah bagian Timur Laut Jepang. Secara harafiah, nama Maitake bermakna "jamur menari" (dancing mushroom). Konon nama itu disebabkan kisah kuno, awal jamur Maitake ditemukan. Ketika itu, jamur Maitake sangat sulit ditemukan dan harganya pun mahal sekali. Bahkan pada zaman itu, nilai jamur Maitake setara dengan perak murni. Para pemburu jamur yang menemukannya seringkali langsung meloncat-loncat kegirangan dan menari-nari ketika berhasil menemukan Maitake. Itulah sebabnya, Maitake dikenal dengan nama "jamur menari".

Transcript of Alternatif Pengobatan Kanker

Page 1: Alternatif Pengobatan Kanker

Alternatif Pengobatan Kanker

JAMUR MAITAKE, ALTERNATIF PENGOBATAN KANKER DAN AIDShttp://www.terasdesa.co.id/berita-Suara-pembaruan1.htm

Tumbuhan jamur sudah lama dikenal sebagai bahan makanan. Dalam sejarah masyarakat Cina, pemanfaatan jamur untuk pengobatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam. Di dunia ini, jamur memang cukup banyak. Bahkan jenis jamur diperkirakan mencapai jumlah 100 ribu. Sesuai jenisnya, jamur hanya terdiri dari satu sel tunggal berukuran beberapa mikrometer saja. Sel tersebut dapat membentuk kelopak yang besarnya dapat mencapai satu meter. Kelopak itu bervariasi, baik dari segi bentuk, ukuran, warna, maupun pertumbuhannya. Tetapi dari segi struktur, spora sebagai alat perkembangbiakan hampir selalu dijumpai. Karena pola hidupnya sangat beraneka ragam, jamur dapat mendatangkan keuntungan sekaligus kerugian. Beberapa jenis jamur seperti Penicillium dan kerabatnya dimanfaatkan untuk menghasilkan antibiotik. Seringkali jamur juga menyebabkan sejumlah penyakit pada manusia, antara lain panu dan kadas.

Pada pertengahan tahun 1980, Prof Dr Hiroaki Nanba PhD, salah satu peneliti jamur terkenal di Jepang, menemukan manfaat jamur Maitake (Grifola Frondosa) sebagai antikanker. Namun sejak awal tahun 1980-an itu, pemerintah Jepang sebenarnya telah menyetujui tiga jenis ekstrak jamur untuk digunakan sebagai obat kanker. Masyarakat Jepang sudah menggunakan PSk, yakni ekstrak dari jamur Kawaratake (Coriolus Versicolor). Adapula Lentinan merupakan ekstrak dari jamur Shiitake (Lentinus Edodes) dan Shizopyllan merupakan ekstrak dari jamur Ling Zhi (Ganoderma Lucidum). Dengan demikian, jamur Maitake merupakan jamur keempat yang disetujui penggunaannya oleh pemerintah Jepang.

Jamur ObatSelain tergolong sebagai jamur obat, Maitake juga termasuk jamur pangan karena rasanya yang lezat. Maitake tumbuh di daerah bagian Timur Laut Jepang. Secara harafiah, nama Maitake bermakna "jamur menari" (dancing mushroom). Konon nama itu disebabkan kisah kuno, awal jamur Maitake ditemukan. Ketika itu, jamur Maitake sangat sulit ditemukan dan harganya pun mahal sekali. Bahkan pada zaman itu, nilai jamur Maitake setara dengan perak murni. Para pemburu jamur yang menemukannya seringkali langsung meloncat-loncat kegirangan dan menari-nari ketika berhasil menemukan Maitake. Itulah sebabnya, Maitake dikenal dengan nama "jamur menari".

Sebelum diketahui khasiatnya oleh Prof Nanba, Maitake hanya dikonsumsi sebagai bahan makanan. Prof Nanba adalah mikrobiolog dan peneliti khusus jamur dari Kobe Pharmaceutical University di Jepang. Dia meneliti jamur Maitake selama lebih 15 tahun setelah jamur tersebut berhasil dibudidayakan oleh seorang bernama Yoshinobu Ordaira. Baru-baru ini, Prof Nanba malah sudah berkunjung ke Indonesia memperkenalkan penemuannya yang sudah dikemas menjadi produk Vitacare. Dari hasil penelitian, Maitake diketahui memiliki kemampuan untuk mencegah pertumbuhan tumor dan kanker. Penelitian yang dilakukan di sejumlah klinik di bagian Barat Jepang itu juga melibatkan 165 pasien kanker yang berada pada stadium II-IV dan berumur antara 25 dan 65 tahun. Pasien-pasien tersebut menjalani pengobatan dengan Maitake atau disertai dengan kemoterapi. Hasil uji klinis menunjukkan bahwa pengobatan Maitake menghasilkan perbaikan secara nyata. Kefektifan Maitake sebagai antikanker meningkat sebesar 12-27 persen jika dikombinasikan dengan Mitomycin C.

Mengobati KankerMenurut Prof Nanba, keunggulan Maitake dalam mengobati tumor dan kanker disebabkan adanya unsur kimia Polisakarida Beta 1.6 Glukan sebagai rantai cabangnya. Unsur itulah yang membedakan jamur Maitake dengan jamur-jamur lainnya yang lebih dulu dimanfaatkan sebagai antikanker. Pada jamur tersebut, unsur kimia yang

Page 2: Alternatif Pengobatan Kanker

dikandung hanya Beta 1.3. Berkat penemuan Prof Nanba, pengidap kanker payudara, kanker paru-paru, dan kanker hati memiliki alternatif. Selama ini, pasien kanker kebanyakan menjalani operasi dan kemoterapi. Padahal, risiko kedua pengobatan tersebut sangat tinggi dan efek sampingnya besar. Pasien kemoterapi biasanya juga akan kehilangan sel-sel sehat.

Sementara itu, dr Gatot Purwoto SpOG dari RSCM Jakarta mengatakan, pengobatan kanker dengan jamur Maitake dapat dianggap sebagai alternatif. "Selama ini, kalangan medis hanya melakukan lima cara standar untuk pengobatan kanker. Operasi, radiasi, gen terapi, kemoterapi, dan suntik hormonal," katanya. Di sisi lain, Prof Nanba mengatakan, khasiat jamur Maitake sebenarnya cukup sederhana. Di dalam tubuh manusia, senyawa aktif Polisakarida Beta 1.6 akan mengaktifkan dan meningkatkan produksi sel-sel pembunuh kuman secara alami melalui sistem kekebalan tubuh. Sel-sel T pembantu (CD4) dan makrofag di dalam tubuh akan menjadi aktif. Dibanding kemoterapi dan operasi, penggunaan jamur Maitake jauh lebih aman.

Penyakit DegeneratifSelain itu, Beta 1.6 Glukan yang dikandung Maitake juga berfungsi mengobati penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes, hepatitis, dan sindroma kelelahan kronis. Bahkan Prof Nanba menemukan bahwa Maitake juga mampu menghambat pertumbuhan HIV (Human Immunnodeficiensy Virus) dan meningkatkan aktivitas sel T pembantu (CD4). Seperti diketahui, berkurangnya sel-sel CD4 dalam jumlah besar pada orang yang terinfeksi HIV akan mengakibatkan Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS). Dengan ekstrak Maitake, kematian sel-sel CD4 dapat dicegah hingga 97 persen. Dari penelitian yang dilakukan bersama para dokter di New York, AS, terhadap 26 penderita AIDS, 13 penderita ternyata mengalami peningkatan sel CD 4 dengan pesat. Diperlihatkan juga, Maitake turut menghilangkan gejala-gejala AIDS, seperti batuk kering, insomania, dermatitis, penurunan berat badan, dan sembelit.

Kini produk jamur Maitake sudah dapat diperoleh di Indonesia yang dipasarkan oleh Multi Care dalam bentuk kapsul dan kaplet. Vita Care membuatnya menjadi dua jenis, yakni Super Maitake dan Super Maitake MD -Fraction. Formula kedua jenis produk sama, hanya saja komposisinya berbeda. Atas jasa di bidang penelitian jamur dan kesehatan, Prof Nanba dianugerahi Mori Kisaku Award (1990). Tahun 1991, dia juga mendapat Mushroom Art & Science Award. Berikutnya, Prof Nanba juga menerima Symposium Special Award (1995) dari Cancer Treament Research Foundation, Florida, AS. (UW/B-12)

Page 3: Alternatif Pengobatan Kanker

BUKTI ILMIAH SARI BUAH MERAHhttp://www.deherba.com/bukti-ilmiah-sari-buah-merah.html

Hasil Penelitian Drs. I Made Budi, M.S.Buah merah pertama kali dikenalnya saat ia berada di lingkungan masyarakat pedalaman Wamena pada 1988. Ketika itu ia sedang meneliti jamur alam di daerah Kurulu, Wamena. Di sana masyarakat setempat menjadikan buah merah sebagai bagian dari konsumsi harian mereka. Dari informasi yang diperoleh, mereka jarang mengalami kasus penyakit degeneratif. "Data statistik setempat pun mencatat, mereka memiliki angka harapan hidup cukup tinggi," papar alumnus Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) IKIP Negeri Manado tahun 1985 itu.

Sayangnya, kesibukan sebagai dosen tak memberi kesempatan baginya untuk segera menemukan jawaban atas fakta itu. Peluang baru muncul 10 tahun kemudian saat ia menempuh pendidikan S2 di Program Pascasarjana IPB. Bidang ilmu Gizi Masyarakat dipilih lantaran obsesi itu.

Di Laboratorium Gizi IPB Made menganalisis kandungan buah merah. Hasilnya? P. conoideus mengandung senyawa-senyawa aktif berkhasiat dalam kadar tinggi. Yang paling menonjol ialah tingginya kandungan betakaroten dan tokoferol.

Untuk mengetahui aktivitas betakaroten dalam proses metabolisme, misalnya, kelahiran Werdi Agung, desa transmigran di Kecamatan Dumoga, Bolaangmongondouw, Sulawesi Utara, itu mencampurkan ekstrak buah merah ke dalam pakan ayam petelur. Ternyata kuning telur yang dihasilkan menjadi merah."Tandanya betakaroten terserap sempurna dalam proses metabolisme," paparnya.

Dalam sistem metabolisme, setiap molekul betakaroten akan menghasilkan 2 molekul vitamin A. Dengan tersedianya vitamin A dalam jumlah cukup, penyerapan protein yang mendukung sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan. Penelitian pada ayam petelur membuktikan itu. "Ayam yang pakannya diberi ekstrak buah merah tidak terserang tetelo pada musim penyakit," papar Made.

Hal serupa dilakukan pada ayam potong untuk menguji aktivitas tokoferol yang dikandung buah merah. Ia mencampurkan ekstrak buah merah pada konsentrat keluaran pabrik. Pakan kemudian diberikan pada ayam pedaging berumur 1 bulan dengan dosis standar, 3 kali sehari. Setelah 4 bulan perlakuan, ternyata daging ayam benar-benar bebas lemak. Itu berarti tokoferol mampu menjalankan fungsinya untuk menekan pembentukan lemak tubuh.

Hasil uji aktivitas pada 2001 itulah yang meyakinkan Made, buah merah benar-benar bisa dimanfaatkan sebagai obat. Mengandalkan kadar tinggi betakaroten dan tokoferol sebagai senyawa antioksidan, ia percaya buah merah dapat mengatasi kanker. Apalagi obat alami itu didukung banyak metabolisme. Selain omega 3 dan omega 9—asam lemak tak jenuh yang gampang diserap tubuh, buah merah juga masih dilengkapi sejumlah vitamin dan mineral lain. Penelitian Made mengungkapkan, buah merah mengandung 3 senyawa antikanker yang sangat signifikan.

Ia tidak berhenti di situ. Dimodifikasinya pengolahan buah merah ala masyarakat pedalaman. Tujuannya supaya senyawa-senyawa aktif tidak hilang dan tahan lama. "Dengan begitu khasiat buah merah sebagai obat tidak berkurang," paparnya.

Mula-mula hasil olahannya diberikan kepada keluarga para tetangga di Kompleks BTN Kotaraja, Jayapura, yang menderita sakit. Karena terbukti ampuh, berita soal obat itu cepat menyebar. Berkat promosi getok tular, lebih dari 1.000 orang di berbagai daerah dan mancanegara kini telah merasakan khasiat obat temuannya. Penyakit

Page 4: Alternatif Pengobatan Kanker

yang disembuhkan beragam: kanker, tumor, kolesterol, asam urat, diabetes, hipertensi, flek paru, hepatitis, jantung koroner, mata, osteosporosis (rapuh tulang), hingga HIV/ AIDS.

Sejak 2003 ia pun ikut membantu mengobati penderita HIV/AIDS di beberapa lembaga sosial di Jayapura, Wamena, Sorong, dan Merauke. "Itu salah satu solusi penting untuk memecahkan masalah HIV/ AIDS di Papua," papar pria 44 tahun itu ketika Oktober lalu di salah satu kamar hotel di bilangan Jakarta Barat. Maklum, hingga Juni 2004 jumlah penderita HIV/AIDS di Papua tercatat 1.579 orang. Sebanyak 983 orang terinfeksi virus HIV dan 596 pasien positif mengidap AIDS.

Tak pernah terbersit di benak Made jika sari buah merah bakal melambungkan namanya. Bahkan, sampai membuat mata dunia tertuju ke provinsi di ujung timur Nusantara itu. Semula ahli gizi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Cenderawasih, Jayapura, itu hanya ingin mengungkap misteri kandungan gizi buah itu. Itu pun lantaran penasaran melihat kondisi fisik masyarakat pedalaman Wamena yang prima.

Informasi penting itu kemudian disebarkan kepada masyarakat. Bekerjasama dengan dinas-dinas terkait di Papua, ia aktif menyampaikan manfaat buah merah di berbagai seminar, lokakarya, dan sidang-sidang di DPRD Papua. Tanpa kenal lelah ia berbaur dengan masyarakat untuk membina dan melatih teknologi pengolahannya.

Saat pertama kali menjejakkan kaki di Bumi memang pernah berikrar untuk menyumbangkan pikiran, tenaga, dan keahliannya demi kemajuan masyarakat Papua. "Kalau saya tinggalkan Papua, saya telah tinggalkan sesuatu buat mereka. Masyarakat akan mengenang hasil karya saya di sini." Impian itu kini terkabul. Berkat Made, buah merah mendunia dan menjadi modal berharga bagi masyarakat Papua.

Hasil Penelitian Farmasi ITBTidak ada satu pun professional dari kalangan medis yang meragukan manfaat buah merah untuk kesehatan. Namun, menyebutnya sebagai obat penyakit tertentu, nanti dulu! Apalagi kalau buah merah dicap sebagai penyembuh aneka penyakit degeneratif. Kebanyakan profesional yang paham benar aturan di dunia medis itu mempertanyakan tahap-tahap pengujian yang sudah dijalani oleh buah merah.

Salah satu pertanyaan yang paling sering terlontar ialah berapa dosis aman untuk dikonsumsi manusia? Apa dasar pemberian dosis itu? Kini pertanyaan tentang dosis itu sudah dijawab dengan riset ilmiah yang dilakukan oleh Prof Dr Elin Yulinah Sukandar dari Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (FMIPA-ITB).

Elin, doktor Farmakologi alumnus ITB melakukan uji toksisitas akut pada mencit, Maret 2005. Ada 2 kelompok mencit yang dijadikan sebagai kelinci percobaan. Masing-masing terdiri atas 6 ekor: 3 jantan dan 3 betina berbobot 25-30 g. Mus cervicolor berumur 3 bulan itu dipuasakan selama 16 jam. Setelah itu sebuah kelompok diberi ekstrak sari buah merah dengan dosis 2 g; kelompok lain, 5 g per ekor.

Dosis pemberian itu mengacu pada OECD yang berpusat di Jepang. Lembaga itu sejak 2001 merekomendasikan 2 g sebagai dosis percobaan dari sebelumnya 5 g. Kemudian sampai 14 hari perilaku satwa yang aktif pada malam hari itu diamati. Ada 26 hal yang menjadi objek pengamatan Elin. Beberapa di antaranya apakah mencit mengalami tremor (tubuh bergetar), writhing (berjalan dengan menyeret perut), katalepsi (gangguan kemampuan menggantung), dan grooming (kaki kerap menggaruk-garuk mulut).

Hasilnya, pada mencit jantan tremor, writhing, dan katalepsi masing-masing 0%, sedangkan grooming 66,7%. Pada mencit betina tremor, writhing, dan katalepsi masing-masing juga 0%; grooming 33,3%. Itu berarti, "Dosis

Page 5: Alternatif Pengobatan Kanker

itu relatif aman," kata Prof Elin. Jika dikonversi ke manusia yang berbobot 70 kg, misalnya, dosis itu setara 240 g. Volume tiga sendok makan buah merah sekitar 45 ml setara 36 g.

Yang juga diiuji di jurusan Farmasi ITB adalah klaim buah merah sebagai antiinfeksi. Ini memang baru uji pendahuluan yang hasilnya amat menggembirakan. Prof Elin Yulinah Sukandar memanfaatkan 3 kelinci jantan berbobot masing-masing 2,5 kg. Di punggung—setelah kulit dikerok—setiap kelinci disuntikkan 3 cendawan/ bakteri berbeda: Candida albicans, Staphylucoccus aureus, dan Microsporum gypseum. Menurut dr Willie Japaris Candida albicans cendawan penyebab penyakit infeksi pada saluran pernapasan, pencernaan, dan organ lain. Ia menyerang pasien yang memiliki kondisi tubuh lemah dan acap terjadi pada penderita HIV/AIDS.

Staphylucoccus aureus jenis kuman penyebab infeksi kulit hingga terjadi bisul atau luka bernanah. Ia juga menyerang saluran pencernaan dan pencernaan. Sedangkan Microsporum gypseum penyebab penyakit kulit, pemakan zat tanduk atau keratin, serta merusak kuku dan rambut. Selama 9 hari setelah penyuntikkan cendawan, Elin mengamati eritema alias pemerahan, eschar atau luka, dan pembentukan udem atau yang populer sebagai bengkak.

Sehari setelah diberi bakteri dan cendawan, indeks iritasi sedang pada skala 4. Artinya, eritema berat dan pembentukan eschar. Namun, setelah luka diolesi ekstrak buah merah hari ke-2, skala iritasi turun menjadi 3. Iritasi itu kian mengecil dan sembuh total pada hari ke-8 dan sebagian ke-9. Sebaliknya, kelinci yang tak diolesi ekstrak buah merah hingga hari ke-9 belum juga sembuh. Saat itu indeks iritasi pada skala 2 (eritema sedang-berat) alias masih tetap mengalami peradangan. Dengan uji itu buah merah amat berpotensi sebagai antiiritasi/infeksi.

Klaim buah merah sebagai antiinflamasi juga diteliti. Pada Maret 2005 Suwendar MSi menguji klaim itu pada 3 kelompok mencit—masing-masing 7 ekor. Kaki kiri belakang mencit disuntik dengan 0,05 ml karagenan supaya membengkak. Penanganan setiap kelompok berlainan.

Pembengkakan kaki sebuah kelompok diatasi dengan cara mengoleskan buah merah. Setelah itu luka ditutup dengan plastik transparan. Kelompok lain diolesi dengan obat lain yang telah mapan di pasaran. Obat itu mengandung metil salisilat. Pengolesan kedua obat itu sejam, 4 jam, dan 8 jam setelah penyuntikkan karagenan. Sebuah kelompok lagi tanpa perlakuan apa pun. Setelah itu luas pembengkakkan sebelum dan setelah pengolesan diukur dengan pletismometer. Hasil riset menunjukkan, buah merah tidak terlalu signifikan sebagai obat antiinflamasi.

Hasil Penelitian Farmasi UIRiset toksisitas akut yang merupakan kerjasama dengan majalah Trubus juga ditempuh koleganya, Dr Yandiana Harahap dan Dra Syafrida Siregar Apt dari Jurusan Farmasi Universitas Indonesia. Hasil uji toksisitas mereka menunjukkan, LD50 mencit jantan sekitar 2,687 g/kg bobot tubuh; mencit betina, 6,714 g/kg bobot tubuh. "Potensi ketoksikan pada jantan, sedikit toksik dan pada betina hampir tak ada toksik," ujar Yandiana seperti tertera pada hasil pemeriksaan. Yandiana sepakat dengan Elin, dosis buah merah yang selama banyak dianjurkan cukup aman. "Harus ada penelitian lanjutan untuk mengetahui akumulasi konsumsi," katanya.

Uji lain juga diperlukan untuk mengetahui EDS, alias dosis efektif konsumsi buah merah. Dari angka itulah diketahui, Indeks Terapi (IT) dengan cara membagai LD50 dengan ED50. Menurut Dr Anas Subarnas dari Jurusan Farmasi Universitas Padjadjaran, "Makin tinggi Indeks terapi suatu obat berarti makin aman. Artinya jarak antara LD50dan EDSC makin jauh. LD50 semakin tinggi, artinya konsumsi buah merah yang banyak pun masih aman." (Sumber: Buku Keajaiban Buah Merah Kesaksian Dari Mereka Yang Tersembuhkan, Penulis Bernard T. Wahyu Wiryanta)

Page 6: Alternatif Pengobatan Kanker

MENCARI KESEMBUHAN DARI KEBUNhttp://www.tempo.co.id/kliniknet/artikel/2001/23042001-1.htm

Kunyit Putih dan Keladi TikusTanaman berkhasiat obat kini makin dikelola secara serius. Ada kebun yang dilengkapi dengan klinik, dikelola para dokter, yang menawarkan pengobatan alternatif. Dan penderita kanker pun banyak yang berburu tanaman obat.

KESEMBUHAN tak hanya bisa dicari di rumah sakit, tetapi juga di kebun. Cobalah berjalan-jalan ke sebuah kebun terpencil di kaki Gunung Sanggabuana. Di lereng ini, di tengah perbukitan di Desa Karyasari, Leuwiliang, Bogor, terhampar Kebun Tanaman Obat Karyasari. Di tempat sejuk ini tumbuh beragam tanaman yang berkhasiat obat. Setidaknya itulah keyakinan Winarto, lulusan Institut Pertanian Bogor yang memiliki kebun tersebut. "Alam adalah penyembuh yang luar biasa," kata pria 41 tahun itu.

Diusahakan sejak 1995, Karyasari bukanlah kebun yang sekadar mengutamakan keindahan. Sepintas lalu, ratusan tanaman yang memenuhi kebun malah tampak seperti semak yang biasa tumbuh liar. Namun, bagi banyak orang yang lebih suka pengobatan alamiah, berbagai tanaman itu adalah dewa penolong: pasukan pelawan berbagai penyakit dari yang ringan seperti demam, batuk, sampai kanker yang ganas.

Sejak enam tahun silam, Winarto rajin berburu dan mempelajari tanaman obat (fitofarmaka). Kini, koleksinya mencapai 420 spesies, yang terawat rapi. Semua tanaman yang dikelola secara organik--tanpa pupuk dan pestisida kimia-ini dilengkapi label yang menginformasikan nama lokal, julukan ilmiah, dan khasiatnya. Walhasil, pengunjung dengan gampang menemukan daun andong, cakar ayam, daun dewa, daun gandarusa, jinten hitam, sampai rumput mutiara.

Sebagai kebun tanaman obat, Karyasari bukanlah satu-satunya. Setidaknya ada 80 kebun tanaman obat yang tersebar di seantero negeri. Sebelas perguruan tinggi, di antaranya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan Universitas Airlangga, Surabaya, juga mengembangkan kebun khusus untuk menunjang kegiatan riset di Pusat Penelitian Obat Tradisional.

Namun, Karyasari punya nilai tambah. Secara rutin, Karyasari menggelar kursus singkat untuk umum ataupun profesional pengobatan. Fokus pelatihan adalah menggali kandungan farmakologis dan jurus-jurus memanfaatkan tanaman obat. Sampai kini, sudah 160 peminat tanaman obat yang datang berguru dan kemudian mengembangkan kebun tanaman obat di berbagai tempat. Namun, hanya ada 14 dokter dan dua apoteker yang berminat mengikuti training. "Memang perlu kampanye lebih gencar untuk menarik minat kalangan medis," kata Winarto.

Satu lagi keistimewaan kebun swasta ini, sejak sebulan lalu Karyasari dilengkapi dengan dua klinik herbal yang dikelola enam dokter. Kedua klinik tersebut--di Pondokcabe, Tangerang, dan Pulonangka, Jakarta--juga dipenuhi ratusan pot tanaman obat. Dengan demikian, pasien bisa membawa pulang tanaman dalam kondisi segar. Tak jarang pula, pasien memborong pot-pot tanaman yang berharga Rp 10 ribu per pot itu untuk dibiakkan di halaman rumah mereka.

Menurut pengelola Karyasari, Krisdianto Nugroho, puluhan pengunjung yang biasa berburu tanaman ke kebun, di akhir pekan, paling sering mencari tanaman untuk penyakit menahun seperti kanker, rematik, tekanan darah tinggi, dan diabetes. "Orang Jakarta paling suka mencari kunyit putih untuk obat mag, menambah nafsu makan, dan menghambat pertumbuhan sel kanker," kata Krisdianto.

Page 7: Alternatif Pengobatan Kanker

Selama ini, kunyit putih (Curcumae alba) memang populer sebagai tanaman obat untuk kanker rahim dan payudara. Retno Sudibyo, peneliti di Pusat Antar-Universitas (PAU) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kepada TEMPO pernah menyebutkan bahwa kunyit putih mengandung zat aktif ribosome-inactivating protein (RIP). Protein inilah yang menghambat pembentukan sel kanker. Pada 1999, tim peneliti Pusat Penelitian Tanaman Obat Universitas Gadjah Mada juga mengamati efek antikanker pada kunyit putih ini.

Selain kunyit putih, tanaman yang juga laris-manis adalah keladi tikus (Typhonium flagelliforme), yang punya sifat sitostatika atau pembunuh sel kanker. Pamor keladi tikus melesat sejak 1995. Kala itu, Chris Teo, ahli onkologi dari Universiti Sains Malaysia, meneliti khasiat tanaman ini. Peneliti Malaysia ini memang belum sukses melacak senyawa aktif yang berperan dalam keladi tikus. Namun, fungsinya sebagai pembunuh sel kanker (sitostatika) sudah banyak terbukti pada banyak pasien kanker.

Kepada penderita kanker, Winarto biasa menyarankan untuk minum keladi tikus dalam waktu lama. Jadi, lebih efektif bila pasien menanam sendiri keladi tikus di halaman rumahnya. Resep yang dianjurkan: tiga tanaman keladi tikus direndam, ditumbuk, dan diperas airnya. Air perasan ini diminum setiap hari.

Hasilnya? Mungkin bisa merujuk pengalaman Herlisa, 30 tahun, penderita tumor--bukan kanker--payudara. Pada 1992, Herlisa sudah menjalani operasi untuk mengangkat benjolan tumor di dada kanannya. Namun, akhir tahun 2000, benjolan kecil tumbuh lagi di tempat yang sama. Melalui pemeriksaan laboratorium, dokter memastikan bahwa benjolan tersebut adalah tumor yang harus diangkat sebelum menyebar.

Herlisa, yang enggan dua kali dioperasi, mendatangi Karyasari, yang saat itu belum dilengkapi klinik. Kemudian, Winarto menyarankan ibu satu anak ini minum air keladi tikus dan kapsul yang berisi ekstrak daun sambiloto, daun jombang, dan rumput mutiara. Merujuk Winarto, daun sambiloto bisa menggusur racun dari tubuh, sedangkan rumput mutiara dan daun jombang bertugas mengempiskan benjolan kanker. Setelah enam minggu, Herlisa merasa kondisinya membaik. "Pemeriksaan ultrasonografi juga memperlihatkan benjolan tumor di dada saya sudah menghilang," tuturnya.

Benarkah berbagai tanaman itu ampuh melawan tumor? Memang, Winarto mengakui, sebagian besar tanaman obatnya belum diuji klinis secara komplet seperti halnya obat-obatan kimia. Namun, bukan berarti Winarto serampangan memilih tanaman. "Saya mempelajari kandungan farmakologis tanaman dan menggabungkannya dengan kajian pengobatan alternatif dari berbagai negara seperti Cina, Malaysia, dan India," ujarnya.

Sementara itu, Zuhaida Mahfud, dokter di Klinik Herbal Karyasari, menegaskan bahwa tanaman obat tidak seratus persen melawan penyakit. "Yang jauh lebih penting, kami menerapkan pendekatan yang holistis," kata Zuhaida, yang tiap hari menangani 5-10 pasien. Cara ini, menurut Zuhaida yang akupunkturis itu, mensyaratkan hubungan manusiawi antara dokter dan pasien. Selama konsultasi yang cukup intensif, dari setengah sampai satu jam, dokter akan menggali keluhan dan pola hidup yang dijalani pasien. Relasi semacam ini sangat berguna bagi pasien kanker dan penyakit berat lain yang umumnya sudah merasa lelah menjalani pengobatan medis. Setelah curahan hati pasien tergali, dokter akan meminta keterlibatan pasien untuk menyaring perilaku yang layak ditinggalkan, diubah, atau diperbaiki.

Pendekatan serupa juga diterapkan di Klinik Pengobatan Alternatif Terpadu milik Yayasan Kanker Wisnuwardhana (YKW), Surabaya. Seperti juga Karyasari, Klinik YKW, yang berlokasi di Jalan Kayun 16-18 ini, juga memaksimalkan penggunaan tanaman berkhasiat obat. Bedanya, sesuai dengan namanya, klinik ini semata berkonsentrasi pada penanganan kanker. Selain itu, tanaman obat di klinik ini sudah dikemas lebih praktis, yakni dalam bentuk ekstrak kapsul berharga Rp 10 ribu-Rp 60 ribu tiap paket.

Page 8: Alternatif Pengobatan Kanker

Klinik yang melayani 300-400 pengunjung per hari ini juga memiliki personel dan sarana pendukung yang lebih komplet. Setidaknya ada sebelas dokter sukarelawan, lima di antaranya spesialis berbagai bidang, yang bergabung dengan YKW. Berbagai peralatan deteksi kanker juga tersedia di balai pengobatan yang dirintis oleh almarhum Profesor Asmino, ahli onkologi dari Rumah Sakit Dr. Soetomo, sejak 32 tahun silam ini.

Yang layak disorot, Klinik YKW lebih memfokuskan pada penanganan pasien kanker stadium lanjut. Pasien kanker stadium dini justru dianjurkan berobat secara konvensional. Alasannya, "Kanker tahap dini bisa sembuh tuntas melalui jalur medis biasa," kata Koosnadi Saputra, ahli akupunktur yang juga penanggung jawab Klinik Terpadu YKW.

Sementara itu, pasien kanker tahap lanjut hampir selalu merasakan berbagai hal yang tidak nyaman akibat kemoterapi, seperti rambut rontok, mual, dan nafsu makan hilang. Untuk itu, Klinik YKW menggunakan berbagai pintu alternatif. Di samping kapsul tanaman obat seperti daun dewa (Gynura procumbens) dan keladi tikus, pasien juga diberi serbuk tulang rawan ikan hiu untuk menggenjot kekebalan tubuh dan terapi akupunktur guna melancarkan sirkulasi darah. Untuk mengontrol emosi dan meningkatkan kondisi fisik, pasien dianjurkan aktif berlatih senam taichi atau latihan pernapasan qiqong.

Memang, bukan berarti beragam jalur alternatif tadi menjamin pasien sembuh total dari kanker yang parah. Namun, "Paling tidak, kami berusaha meringankan penderitaan hidup pasien dengan mengerahkan seluruh kekuatan fisik dan spiritual," kata Koosnadi.

Page 9: Alternatif Pengobatan Kanker

TERAPI ALAM TANAMAN PELAWAN KANKER DARI KUNYIT PUTIH HINGGA BENALUhttp://www.ekafood.com/kanker.htm

Tumbuh-tumbuhan di Indonesia terbukti mampu mencegah maupun mengobati kanker. Meski perlu penelitian dan pengembangan lebih lanjut, sejumlah tanaman seperti kunyit putih, tapak dara, daun dewa hingga benalu telah digunakan penderita kanker sebagai ikhtiar mengobati penyakitnya. Banyak yang berhasil sembuh sehingga pengobatan tradisional pun menjadi tumpuan harapan baru bagi para penderita kanker.

Kunyit putih diyakini memiliki khasiat antikanker. Meski demikian cuma kunyit putih jenis mangga (Curcuma mangga) yang tumbuh terbatas di tempat yang bersuhu dingin di Indonesia, yang dapat mencegah atau mengobati kanker. Kunyit putih ini mempunyai ciri tertentu, antara lain bintik umbinya seperti umbi jahe dan berwarna kuning muda (krem). Dalam keadaan segar baunya seperti buah mangga kweni dan bila telah diekstrak atau dijadikan bubuk, warnanya tetap kuning muda (krem).

Sementara tapak dara (Catharanthus roseus) telah teruji sebagai bahan pencegah dan penumpas sel kanker. Tanaman yang masih termasuk keluarga Apocynaceae atau kamboja-kambojaan ini mengandung dua senyawa golongan alkaloid vinka yakni vinkristin dan vinblastin yang berkhasiat menghambat perbanyakan dan penyebaran sel kanker.

Vinkristin digunakan sebagai bahan pengobatan kanker bronkial, tumor ganas pada ginjal, kanker payudara, dan berbagai jenis tumor ganas yang awalnya menyerang urat saraf maupun otot. Tanaman yang di Sumatera disebut rumput jalang itu juga mengandung alkaloid cabtharanthin yang diperkirakan dapat mendesak dan melarutkan inti sel kanker.

Sebagai obat kanker payudara, rebus 22 lembar daun tapak dara dan buah adas (Foeniculum vulgare) serta kulit kayu pulasari (Alyxia reinwardti) dengan tiga gelas air. Bubuhi gula merah secukupnya. Setelah mendidih sampai tinggal setengahnya, saring. Ramuan diminum tiga kali sehari masing-masing setengah gelas. Pengobatan dilakukan paling tidak selama sebulan.

Keladi tikus (Typhonium Flagelliforme/Rodent Tuber) juga telah diteliti sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker. Untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, tiga batang keladi tikus lengkap dengan daunnya (kurang lebih 50 gram) direndam selama 30 menit, tumbuk halus dan peras. Air perasan ini disaring lalu diminum. Di Malaysia, sudah ada uji ilmiah khasiat keladi tikus. Bahkan ekstrak keladi tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan tanaman lainnya dalam dosis tertentu, sudah dipasarkan di negeri jiran tersebut.

Air perasan temu lawak (Curcuma Zedoaria) juga mujarab sebagai obat kanker. Menurut Andrew Chevallier Mnimh, herbalis asal London, dalam temulawak terkandung curcumol dan curdione yang berkhasiat antikanker dan antitumor. Di Cina, temulawak telah lama digunakan sebagai obat kanker leher rahim. Tanaman ini bisa meningkatkan efek mematikan sel kanker ketika dilakukan radioterapi dan kemoterapi.

Mengkudu juga tengah populer sebagai tanaman obat-obatan yang manjur. Daging buah mengkudu atau pace (Morinda citrifolia L.) mengandung dammacanthel, zat antikanker yang mampu melawan pertumbuhan sel abnormal pada stadium prakanker dan dapat mencegah perkembangan sel kanker. Sari dari perasan dua atau tiga buah mengkudu dapat dibubuhi madu agar rasanya lebih nikmat. Sebaiknya pilihlah mengkudu yang tidak terlalu masak karena alkohol yang terbentuk akibat proses fermentasi pada mengkudu yang terlalu masak merusak zat-zat penting yang terkandung di dalamnya.

Page 10: Alternatif Pengobatan Kanker

Daun dewa (Gynura divaricata) juga merupakan tanaman yang telah dikenal sebagai tanaman antikanker. Ramuan 30 gram daun dewa segar, 20 gram temu putih, 30 gram jombang yang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan diminum airnya dapat digunakan dalam pengobatan penyakit kanker. Dapat pula menggunakan bahan lain seperti 30 gram daun dewa segar, 30 gram tapak dara segar, 30 gram rumput mutiara, 30 gram rumput lidah ular direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 500 cc. Airnya disaring lalu tambahkan madu secukupnya, aduk kemudian diminum selagi hangat.

Daun ceremai (Phyllanthus acidus) juga dapat dapat digunakan sebagai obat antikanker. Segenggam daun ceremai muda, sejumput daun belimbing, bidara upas sejari, gadung cina sejari dan gula aren direbus dengan tiga gelas air hingga tinggal segelas. Ramuan ini diminum tiga kali sehari masing-masing satu gelas.

Sementara senyawa dalam benalu telah lama diperkirakan bekerja sebagai penghambat keganasan kanker. Benalu yang direbus menjadi teh terbukti dapat dipakai sebagai obat penunjang selama menjalani kemoterapi (terapi dengan mengonsumsi obat antikanker).

Bagi Anda yang belum terkena kanker, tumisan brokoli, sawi, kembang kol, wortel, tomat dan daging ikan dengan bumbu sedikit garam dan bawang putih, mampu menjadi masakan yang kaya akan zat antikanker. Penelitian Universitas Harvard terhadap 48.000 orang pada tahun 1995 menunjukkan risiko terkena kanker prostat bagi mereka yang memakan 10 kali hidangan yang mengandung tomat per minggu turun sampai hampir separuhnya.

Page 11: Alternatif Pengobatan Kanker

GETAH PEPAYA ATASI KANKERhttp://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Natural+Healing&y=cybershopping%7C7%7C0%7C3%7C96

Setiap bagian dari tumbuhan pepaya memiliki khasiat. Bahkan, getah pepaya yang terdapat di seluruh bagian tanaman, mulai dari buah, daun, batang, sampai akarnya, bersifat antitumor dan kanker. Ini karena lebih dari 50 asam amino yang terdapat di dalamnya. Buah pepaya memiliki kadar serat yang tinggi. Itu sebabnya saat mengalami sulit buang air besar, pepaya adalah buah yang pas untuk dikonsumsi. Tentu, khasiat pepaya tak hanya pada buahnya saja. Linda misalnya. Ibu rumah tangga yang tinggal di Jakarta ini pernah membuat ramuan alami untuk

mengatasi gejala cacingan pada anaknya yang berusia 3 tahun dengan memanfaatkan akar kering pepaya dicampur dengan bawang putih. Hasilnya tak kalah dengan obat cacing yang banyak dijual di toko.

Munaroh, juga ibu rumah tangga, pernah merasakan manfaat daun papaya untuk menambah nafsu makan anaknya yang sempat menurun setelah sakit. Hasilnya lumayan, berkat ramuan daun pepaya segar seukuran telapak tangan, sedikit garam, dan air hangat setengah cangkir yang kemudian diblender dan disaring guna diambil airnya untuk diminumkan, nafsu makan anaknya jadi bertambah.

Kandungan PapainBuah, daun, dan akar papaya memang dapat dimanfaatkan mencegah gangguan ginjal, sakit kandung kemih, tekanan darah tinggt, dan gangguan haid. Sementara biji pepaya ber-, manfaat mengobati cacing gelang, gangguan pencernaan, masuk angin, dan diare.

Dari beberapa penelitian dijelaskan, batang dan daun pada tumbuhan pepaya mengandung banyak getah putih seperti susu (white milky latex) yang berpeluang dikembangkan sebagai antikanker. Manfaat getah pepaya untuk kesehatan dibuktikan Bouchut secara ilmiah, seperti dikutip Journal Society of Biology, yang menyatakan papain bersifat antitumor atau kanker. Peran itu dimungkinkan oleh kandungan senyawa karpain, alkaloid bercincin laktonat dengan tujuh kelompok rantai metilen. Dengan konfigurasi itu, tak hanya tumor dan penyakit kulit yang disembuhkan, karpain ternyata juga ampuh menghambat kinerja beberapa mikroorganisme yang menggangu fungsi pencernaan, sehingga efektif untuk menekan penyebab tifus.

Lebih dari 50 asam amino terkandung dalam getah pepaya, antara lain asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat, prolin, glisin, alanin, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lysin, arginin, tritophan, dan sistein. Mereka bersatu padu menjadi bahan baku industri kosmetik , untuk menghaluskan kulit, menguatkan jaringan agar lebih kenyal, dan menjaga gigi dari timbunan plak.

Selama ini getah pepaya yang terdapat pada daun memang lebih dimanfaatkan untuk pengempukan daging dengan cara membungkus daging mentah dengan daun tersebut selama beberapa jam dalam suhu kamar. Selain itu, daun pepaya dapat langsung digosok-gosokkan pada permukaan daging. Penggosokan daun pada daging dimaksudkan untuk mengeluarkan getah (lateks) yang terdapat pada daun agar keluar, kemudian masuk dalam daging.

Bentuk KemasanDi beberapa daerah, daging dimasak langsung bersama daun dan buah pepaya mentah untuk mendapatkan daging yang lunak dan mudah dicerna. Saat ini, getah yang terdapat dalam daun dan buah pepaya mentah diekstrak untuk dimanfaatkan sebagai bahan campuran pengempuk daging secara komersial. Tepung getah

Page 12: Alternatif Pengobatan Kanker

pepaya sebagai pengempuk daging banyak dijual dalam bentuk kemasan di super market atau di toko bahan kimia.

Penggunaan getah tersebut bisa dengan penyuntikan secara langsung pada ternak setengah jam sebelum disembelih agar dagingnya lebih lunak. Enzim papain akan menghidrolisis kolagen dalam daging, sehingga bentuknya menjadi kendur dan daging akan lebih empuk. Enzim papain inilah yang merombak protein (kolagen) menjadi beberapa bagian.

Dalam buku Taman Obat Keluarga edisi III terbitan Departemen Kesehatan disebutkan, pepaya termasuk tanaman yang cepat tumbuh dan berbuah banyak. Di daerah tropis, pembuahan pertama dapat berlangsung kurang dari satu tahun dan kemudian berbuah sepanjang tahun. Jumlah buah bisa mencapai 50-150 per pohon setahun.

Jika selama ini Anda termasuk penggemar buah pepaya, tentu sepakat bahwa manfaat dan nilai gizinya bagi kesehatan sangatlah besar. Tidak sekadar memiliki serat tinggi, pepaya juga mengandung berbagai jenis enzim, vitamin, dan mineral. Malah kandungan vitamin A-nya lebih banyak daripada wortel, dan vitamin C nya lebih tinggi daripada jeruk. Kaya pula dengan vitamin B kompleks dan vitamin E.

Hebatnya lagi, kandungan enzim papain dalam buah pepaya berfungsi mempercepat prows pencernaan protein. Kadar protein dalam buah pepaya tidak terlalu tinggi, hanya 4-6 gram per kilogram berat buah, tetapi hampir seluruhnya dapat dicerna dan diserap tubuh. Ini disebabkan enzim papain dalam buah pepaya mampu mencerna zat sebanyak 35 kali lebih besar dari ukurannya sendiri.

Meramu Idola Sepanjang MusimKarena mudah dipelihara dan tidak mengenal musim, harga pepaya memang jauh lebih murah dibandingkan dengan buah lain. Meski harganya murah, manfaat yang dikandungnya ternyata sangatlah besar. Bahkan, setiap bagian tanaman, mulai dari biji, buah, daun, hingga getahnya, dapat dimanfaatkan untuk beragam keluhan. Tak heran, pepaya bisa disebut sebagai buah idola sepanjang musim.

Berikut beberapa contoh meramunya.

Biji- Mengunyah satu sendok teh biji pepaya mentah dalam kondisi perut masih kosong setiap hari dapat mencegah dan membasmi cacing serta parasit lainnya. Biji pepaya ini dapat dipergunakan dalam keadaan basah maupun kering. Jika rasanya terlalu kuat, bisa dicampur dengan kurma atau madu. Bisa saja biji pepaya ini diblender dan dicampur dengan sedikit air, baru diminum. Sebagai program antiparasit, makanlah biji pepaya ini setiap hari selama seminggu, selanjutnya diulang dua minggu kemudian.- Cara lainnya, ambil biji pepaya kering berupa serbuk 10 gram. Serbuk ini dididihkan bersama air 150 ml, sampai diperoleh larutan 75 ml setelah disaring. Hasil ini bisa diminum sekaligus dua jam sebelum makan malam.

Akar- Untuk obat cacing, gunakan akar pepaya kering 10 gram, bawang putih 1 gram, dan air 100 ml. Bahan dipotong-potong, kemudian dididihkan dengan air selama 15 menit, baru disaring. Bila perlu, tambahkan air matang sehingga diperoleh hasil saringan 75 ml.- Sebagai minuman penyegar, ambil dua potong akar dan satu lembar daun pepaya. Kedua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian direbus dengan satu liter air sampai mendidih, lalu saring. Bila perlu, campurkan madu atau jahe agar rasanya lebih segar.

Page 13: Alternatif Pengobatan Kanker

- Untuk mencegah risiko batu ginjal, ambil tiga potong akar pepaya, kemudian rebus dengan satu liter air sampai mendidih, kemudian saring. Setelah dingin, campur dengan sedikit madu, lalu minum.

Getah- Untuk obat luka bakar maupun gatal-gatal di kulit (sebagai obat luar). Oleskan getah dari buah pepaya yang masih muda. Agar tidak terjadi infeksi, bersihkan dulu kulit sebelum diolesi.- Sebagai pelunak daging, daun pepaya dapat langsung digosokgosokkan pada permukaan daging. Penggosokan daun pada daging tersebut dimaksudkan untuk mengeluarkan getah (lateks) yang terdapat pada daun agar keluar, kemudian masuk dalam daging.

Daun- Sebagai pengontrol tekanan darah, ambit 5 lembar daun pepaya, rebus dengan 1/2 liter air hingga tinggal tiga perempatnya. Dinginkan sebelum diminum. Jika perlu, tambahkan gula merah atau madu agar terasa lebih manis sebelum diminum layaknya teh.- Untuk obat demam berdarah, campur 5 lembar daun pepaya, temulawak, meniran secukupnya, dan gula merah. Rebus hingga masak untuk kemudian didinginkan sebelum siap diminum.- Obat nyeri perut saat haid, ambit 1 lembar daun pepaya, buah asam, dan garam secukupnya. Rebus hingga masak untuk kemudian dinginkan dan diminum dalam satu gelas.

Buah mentah- Untuk memperlancar ASI, mengatasi sembelit, gangguan haid, maupun gangguan lambung, manfaatkan buah pepaya sebagai bahan dasar sayuran. Sayuran buah pepaya ini biasanya dimasak seperti halnya membuat sayur lodeh. Sebagai selingan, dapat dicampur dengan daging atau tempe. Jangan lupa, sebelum memasak, cuci buah untuk membersihkan kotoran dan mengurangi getahnya.

Buah masak- Untuk meningkatkan asupan serat yang membantu menjaga organ pencernaan sekaligus memperlancar BAB. Dapat dimakan langsung atau dibuat jus dengan dicampur buah lain serta ditambah madu atau gula.

Page 14: Alternatif Pengobatan Kanker

KELADI TIKUS, BUKAN KELADI BIASAhttp://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Natural+Healing&y=cybermed|7|0|3|95

Beberapa tahun yang lalu beredar kabar heboh di dunia maya alias internet. Diberitakan seorang pasien penderita kanker payudara stadium lanjut dapat melewati kemoterapi tanpa efek yang menyiksanya dan kini dinyatakan sembuh setelah mengonsumsi keladi tikus (Typhonium flagelliforme). Keladi tikus sebelumnya memang belum setenar herba lainnya seperi sambiloto, temu putih, temu lawak, dan mengkudu. Nama keladi tikus diambil dari nama

asing Rodent Tuber yang lebih dulu terkenal di Malaysia. Untuk menemukan tanaman ini ternyata tidak sulit. Tanaman ini sejenis talas namun tingginya hanya 25 cm hingga 30 cm, termasuk tumbuhan semak menyukai tempat yang lembab dan tidak terkena matahari langsung. Tanaman berbatang basah ini banyak tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Daun tunggalnya muncul dari umbi. Bentuk daunnya bulat dengan ujung meruncing berbentuk jantung. Warnanya hijau segar.

Umbi keladi tikus ini berbentuk bulat rata sebesar buah pala. Bagian dalam maupun luar umbi berwarna putih. Untuk perkembangbiakannya, bisa menggunakan umbinya atau anakan yang tumbuh dari umbi tersebut. Pada musim kemarau, batangnya menghilang. Sedangkan pada musim hujan, tumbuhan ini muncul lagi di atas permukaan tanah dari umbi yang terpendam di dalam tanah. Mahkota bunganya berbentuk panjang kecil berwarna putih mirip dengan ekor tikus, dari sinilah nama keladi tikus di berikan. Namun ada beberapa jenis yang mempunyai kelopak bunga berwarna merah. Untuk jenis yang ini biasanya dikembangkan untuk tanaman hias hasil silangan.

Hingga saat ini belum banyak peneliti yang mengungkap khasiat keladi tikus terutama untuk penyakit kanker. Prof Dr Chris K.H. Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia pada tahun 1995 meneliti tanaman ini, hasilnya ekstrak dari akar keladi tikus efektif untuk kanker prostat. Selain itu Lam Siew Hong peneliti dari USM menyebutkan bahwa terjadi peningkatkan aktivitas antibakteri dalam darah ikan lele. Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari Malaysia, Amerika, Inggris, Australia, Selandia baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia. Di Indonesia, tanaman ini pertama kali diperkenalkan oleh Patoppoi seorang pensiunan dari Departemen Pertanian.

Khasiat ramuan ini telah dirasakan oleh isterinya sendiri yang sangat tersiksa setelah menjalani kemoterapi, seakan dunia ini akan berakhir. Istri Patopoi menderita kanker payudara stadium Ill. Setelah mengonsumsi ramuan yang diberikan Prof Dr Chris K.H. Teo, efek kemoterapi tidak dirasakan sehebat dulu dan is dapat menjalani kemoterapi hingga 12 kali, dan kini wajahnya berseri.

Keladi tikus mengandung antineoplastik atau antikanker selain juga bisa berkhasiat sebagai antivirus. Efek farmakologi inilah yang menjadi obat utama untuk mengatasi kanker stadium lanjut. Bagian yang digunakan untuk pengobatan adalah keseluruhan dari tanaman tersebut. Mulai dari akar (umbi), batang, daun hingga bunga. Tentu saja, efek tersebut akan bertambah baik bila diberikan bersama-sama dengan tanaman lainnya, seperti sambiloto, rumput mutiara dan temu putih.

Ekstrak Typhonium flageffiforme clan bahan alami lainnya membantu detoxifikasi jaringan darah. Ramuan ini mengandung ribosome inacting protein (RIP), zat antioksidan dan zat antikurkumin. RIP berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya dan memblokir pertumbuhan sel kanker. Zat antioksidan berfungsi mencegah terjadinya kerusakan gen. Sementara zat antikurkumin berfungsi sebagai antiinflamasi/antiperadangan. Kombinasi bahan alami ini mengaktivasi dengan memproduksi mediator yang menstimulasi untuk menguatkan sel dari sistem kekebalan tubuh untuk

Page 15: Alternatif Pengobatan Kanker

bersamasama memberantas sel kanker. Di Cina tanaman ini di teliti oleh Zhong Z, Zhou G, Chen X, dan Huang P dari Guangxi Institute of Traditional Medical and Pharmaceutical Sciences, Nanning. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui efek farmakologis dari Typhonium flagelliforme. Diketahui bahwa ekstrak air dan alkohol dari Typhonium flagelliforme mempunyai efek mencegah batuk, menghilangkan dahak, antiasmatik, analgesik, antiinflamasi, dan bersifat sedatif. Pada konsentrasi 720 g/kg ekstrak air, 900 g/kg ekstrak alkohol dan 3240 g/kg ekstrak ester tanaman ini dapat meracuni tubuh. MenurutAngela Riwu Kaho PhD, Ahli Kimia Natural peniliti zat anti tumor dari Ohio State University, ekstrak Typhonium flagelliforme memang mengandung zat anti kanker namun konsentrasinya lemah. Mengenai hasil penelitiannya pernah di publikasikan dalam jurnal Phytotheraphy Research pada bulan Mei 2001. Namun demikian ia juga tidak memungkiri ada pasien yang sembuh dengan mengonsumsi ramuan ini.

Berdasarkan hal inilah dr Setiawan Dalimartha menyarankan agar berhati-hati menggunakannya. "Jika tidak lihai mengolahnya dapat menyebabkan gatal-gatal pada tenggorokan." Lebih lanjut ia menyarankan untuk pengobatan kanker sebaiknya tidak menggunakan ramuan tunggal.

Untuk pencegahan sebaiknya keladi tikus tidak dikonsumsi secara terusmenerus, hal ini dapat memperberat kerja hati, lever dan ginjal.

Page 16: Alternatif Pengobatan Kanker

TANAMAN OBAT UNTUK PENDERITA KANKERhttp://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=865&tbl=alternatif

Indonesia terkenal dengan khasanah tanaman obatnya. Namun demikian, penelitian sekaligus pengembangan tanaman obat Indonesia dirasakan belum maksimal. Padahal, dunia barat kini diliputi semangat “back to nature”, salah satunya mencari upaya pengobatan melalui bahan-bahan yang tersedia di alam.

Kini Indonesia mulai membuka mata atas potensi yang terkandung di alamnya. Salah satu upayanya dengan memperkenalkan tanaman obat sebagai terapi suportif pada penderita kanker. Bahkan beberapa diantaranya, telah dibuat dalam bentuk kapsul atau sirup. Berikut ringkasan petunjuk penggunaan tanaman obat pada penderita kanker (Seperti terangkum dalam buku ‘Tanaman Obat dan Resep Masakan Untuk Penderita Kanker’);

Hati-hati mengidentifikasi jenis tanaman karena banyak tanaman yang mirip. Nama tanaman yang baku adalah nama ilmiah (nama latin), nama daerah sering rancu dan tumpang

tindih. Waktu pemetik terbaik:

- Daun dipetik saat tanaman berbunga s/d buah belum masak.- Bunga dikumpulkan sebelum atau setelah mekar.- Buah dipetik dalam keadaan masak.- Biji dikumpulkan dari buah masak sempurna.-Akar, rimpang, umbi dan umbi lapis waktu tanaman tidak tumbuh lagi.

Pencucian dan pengeringan.- Cuci bersih dengan mengalir.- Pengeringan sebaiknya secara perlahan-lahan, jika dengan sinar matahari sebaiknya tidak terlalu terik. Jika perlu umbi atau rimpang dapat dipotong-potong. Daun perlu dilayukan dulu sebelum dijemur.

Penggunaan tanaman obat ini harus memperhatikan sifat dan rasa tanaman;- Sifat : dingin, sejuk, hangat dan panas.- Rasa : pedas, manis, asam, pahit, asin dan tawar.

Merebus tanaman obat;- Bahan tanaman : bisa tunggal atau ramuan.- Keadaan bahan tanaman : bersih, bisa kering atau segar, utuh atau dipotong.- Wadah merebus tidak bisa menggunakan panci logam, bisa mengakibatkan reaksi kimia yang merugikan. Gunakanlah kuali tanah, panci keramik, panci gelas (setidaknya dengan panci email).

Waktu minum obat;- Sebelum makan, bila obat tersebut tidak merangsang lambung.- Waktu perut kosong, untuk yang bersifat tonik.- Obat yang berkhasiat untuk menenangkan, diminum sewaktu ingin tidur.- Untuk penyakit akut, obat diminum sesuai kebutuhan. Untuk penyakit kronis obat diminum secara teratur.- Dimana perlu obat diminum sesering mungkin sebagai pengganti teh.

Cara meminum;- Satu dosis sehari, dibagi untuk 2-3 kali minum.- Obat diminum sewaktu masih hangat untuk penyakit sindroma dingin.- Obat diminum sesudah dingin untuk penyakit sindroma panas.- Obat yang agak beracun diminum sedikit demi sedikit tetapi sering.

Lama pengobatan;Pengobatan dengan tanaman obat umumnya lama bersifat kontruktif. Berbeda dengan obat kimia hasil pengobatannya lebih cepat tetapi bersifat destruktif.

Page 17: Alternatif Pengobatan Kanker

PENGOBATAN DENGAN TANAMAN OBAT Pengobatan dengan tanaman obat ditujukan untuk:

Memperkuat jaringan yang terserang serta memperbaiki kerusakannya. Menghentikan pendarahan (anti hemostatik). Menghilangkan/menetralkan racun (anti toxic). Mengilangkan radang/bengkak (anti radang/anti inflasi). Menghilangkan rasa sakit (analgesik/anti piretik). Menghilangkan demam/menurunkan temperatur tubuh (anti piretik). Membersihkan darah dengan meningkatkan sifat phagoctye dan macrophase dari sel darah putih. Meningkatkan daya tahan tubuh (immunotherapy). Menghentikan pertumbuhan sel kanker (anti neoplastik/sitostatika).

TANAMAN OBAT UNTUK KANKER Nama Tanaman: TAPAK DARA (CHARTARATHUS ROSEUS (L.) G.DON)Khasiat Untuk:- Menghentikan mitosis sel kanker pada metaphase.- Penenang.- Menyejukkan darah.- Menghentikan pendarahan.Cara Pengobatannya: Tanaman 15 gr (kering) direbus dengan 5 gelas air sehingga tersisa 1-2 gelas dengan api kecil, setelah dingin, disaring lalu diminum beberapa kali hingga habis dalam sehari.

Nama Tanaman: BUAH MAKASAR (BRUCEA JAVANICA (L) Merr)Khasiat Untuk:- Menghambat sintesa DNA sel kanker.- Merangsang pembentukan sel darah merah pada sumsum tulang.- Meningkatkan phogocyte dan makrofag.Cara Pengobatan: Sudah tersedia dalam bentuk obat suntik, infus dan emulsi untuk diminum.Catatan: Wanita hamil dilarang menggunakan obat ini.

Nama Tanaman: CAKAR AYAM (SELAGINELLA DOEDERLEINI HIERON)Khasiat Untuk: Anti kanker dan pemberian darah.Cara Pengobatannya: Tanaman 60 gram direbus selama 3-4 jam dengan api kecil, minum setelah dingin.

Nama Tanaman: JALI (COIX LACHRYMA-JOBIL)Khasiat Untuk:- Mengganggu sel kanker pada tingkat metafase.- Meningkatkan fungsi cortex adrenal.- Meningkatkan imunitas seluler dan fungsi hormonal.Cara Pengobatannya: Biji 16-60 gram (kering), masin berkulit, digodok 6 gelas air jadi 2 gelas, dinginkan dan saring, minum 2 kali 1 gelas.Catatan: Wanita hamil dilarang pakai.

Nama Tanaman: KI TOLOD (ISOTOMA LONGIFLORA PRESL)Khasiat Untuk: Obat kanker.Cara Pengobatannya: Daun 3 lembar, berikut batangnya, direbus dengan 5 gelas air hingga menjadi 1-2 gelas dengan api kecil. Rebusan diminum beberapa kali hingga habis dalam sehari.Catatan: Tanaman ini beracun. Untuk sekali minum tidak boleh lebih dari 3 lembar daun.

Page 18: Alternatif Pengobatan Kanker

Nama Tanaman: BAMBU TALI (ASPARAGUS COCHINCHINENESIS (LOUR.) MERR.)Khasiat Untuk: Kanker Payudara, kanker Limpa dan Kanker Darah.Cara Pengobatannya: Umbi 20-40 gram digodok, minum atau Umbi tampa kulit, ditim dengan arak kuning, minum 3 kali sehari.

Nama Tanaman: BIDARA UPAS (MERREMIA MAMMOSA (LOUR.) HALL.F.)Khasiat Untuk: Kanker.Cara Pengobatannya: Umbi segar ¾ jari, cuci, parut, tambah 4 sendok makan air matang, peras, airnya, tambahkan 2 sendok makan madu. Airnya bagi 3 kali minum perhari, ampasnya tempelkan ke bagian yang sakit.

Nama Tanaman: DARUJU (ACANTHUS ILICIFOLIUS LINN.)Khasiat Untuk: Kanker Hati.Cara Pengobatannya: Akar 30-120 gr ditambah 60-120 gr daging sapi tanpa lemak, digodok dengan 500 cc air selama 6 jam sampai tersisa 1 mangkok. Dibagi untuk 2 kali minum, lakukan setiap hari.

Nama Tanaman: KOMFREY (SYMPHYTUM OFFICINALE L.)Khasiat Untuk: Leukemia. Cara Pengobatannya:- Daun segar 4 lembar dilalap setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci, untuk 2 kali; atau- Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali; atau- Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, diminum airnya 2 kali sehari.

Nama Tanaman: WARU LANDAK (HISBISCUS MUTABILIS L.)Cara Pengobatannya: - Bunganya atau daun 10-30 gr (kering) atau 50-150 gr (segar) direbus 3 gelas air jadi 1 gelas, minum 1 gelas sehari sekali. - Bubuk bunga atau daun sebanyak 3 gram dikonsumsi 203 kali sehari.

Nama Tanaman: SEMBUKAN (FEDERIA FOETIDAL)Khasiat Untuk: Menghilangkan nyeri akibat kanker.Cara Pengobatannya: Tanaman segar 15060 gr direbus dalam 3 gelas air jadi 1 gelas, minum sekaligus. Atau dijuice, airnya disaring, peras, minum.

Nama Tanaman: JOMBANG (TARAXACUM MONGOLICUM HANDMAZZ)Khasiat Untuk: Anti kanker pada pencemaran dan kanker Payudara.Cara Pengobatannya:- Tanaman 20-60 gram, digodok atau ditumbuk, air perasannya diminum (bisa dicampuri).- Tanaman 20-60 gram. Digodok atau ditumbuk, air perasannya (daun kering) diminum, (bisa juga dicampuri).

Nama Tanaman: MIMBA (AZADIRACHTA INDICA JUSS)Khasiat Untuk: Anti kanker lever.Cara Pengobatannya:- Tujuh lembar daun direbus dengan 2 gelas air hingga tinggal kurang lebih 1,5 gelas. Setelah dingin disaring dan diminum pagi, siang dan sore.- Diulang menurut kebutuhan.

Nama Tanaman: RUMPUT MUTIARA (HEDYOTIS CORYMBOSA (L.) LAMK)Khasiat Untuk: Kanker Payudara, Lambung, rectum, fibrosarcoma dan Ca-nosopharynx.

Page 19: Alternatif Pengobatan Kanker

Cara Pengobatannya: Tanaman 30-60 gram direbus, minum. Ditambahkan pada pengobatan konvensional/obat anti neoplastik, baik bersama-sama atau diberikan berseling.

Nama Tanaman: SAMBILOTO (ANROGRAPHIS PANICULATA (BURM.F) NESS.)Khasiat Untuk: KankerCara Pengobatannya: 1 genggam kering direbus 6 gelas, 3 gelas diminum setiap pagi, siang dan sore.

Nama Tanaman: KAYUMANIS CINA (CINNAMOMUM CASSIA PRESL)Khasiat Untuk: Kanker perut.Cara Pengobatannya: Bubuk kulit kayu 0,5 - 2,5 gram diseduh dengan air hangat, minum, lakukan 2 kali sehari.

Nama Tanaman: KUNIR PUTIH (CURCUMA ALBAL L.)Khasiat Untuk: Menghambat pertumbuhan sel kanker.Cara Pengobatannya: Minum ½ sendok the serbuk kunir putih, sehari 3 kali.Catatan: Banyak minum air.

Nama Tanaman: KUNYITZat Aktif: CurcuminKhasiat Anti Tumor :- Menghambat aktifitas karsinogen melalui reseptor aryl hidrokarbon.- Menghambat tumorigenesis kanker kolon.- Khemopreventif terhadap karsinogen kimia.

Nama Tanaman: BAWANG PUTIHZat Aktif: Dialildisulfida (DAS)Khasiat Anti Tumor: Imunosteimulator

Tanaman: DAUN DEWA (GYNURA PROCUMBENIS) VARIETAS MACROPHYLLA DAUN SAMBUNG NYAWA (GYNURA PROCUMBENS)Khasiat Anti Tumor: Menghambat Pertumbuhan Tumor

Nama Tanaman: TYPHONIUM (RODENT TUBER) atau KELADI TIKUSKhasiat Anti Tumor: Menghambat pertumbuhan tumor, serta menghilangkan keluhan keluhan selama menjalani chemoterapi.

Nama Tanaman: PACE, MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA)Khasiat Anti Tumor : Bekerja dengan cara menghambat proses angiogenesis.

Nama Tanaman: JINTEN HITAM(NINGELLA SATIVA) BLACK SEEDKhasiat Anti Tumor : Menghambat onsel pembentukan dan menurunkan kasus papiloma yang diinduksi dengan crosan oil/DBMA.

Nama Tanaman: CURCUM ALBA, KUNIR PUTIH, TEMU MANGGA, TEMU PUTIHKhasiat Anti Tumor: Imunostimulator dan sebagai adjuvant pada pengobatan kanker.

Nama Tanaman: IMBO (MELIA AZE DARACHTA)Khasiat Anti Tumor: Memiliki efek sitoksisitas terhadap sel tumor.

Nama Tanaman: BRASSICA SP.FAMILI CRUCIFERAE (KUBIS, SAWI, LOBAK, BROKOLI KAILAN)

Page 20: Alternatif Pengobatan Kanker

Zat Aktif:Indole - 3 carbinolKhasiat; Anti tumor, khemo preventif terhadap tumor payudara, menghambat karsinogenesis terhadap cell line estrogen responsive, Imunomodulator dan mampu meningkatkan produksi TNF (Tumor Necrosis Factor).Kegunaan : Pencegahan terhadap tumor.

Nama Tanaman: PHYLLANTUS NIRURIKhasiat Anti Tumor: Khemo preventif terhadap karsinogensis kimia.