abrasi kornea

15
Makalah ABRASI KORNEA D I S U S U N OLEH : Amri Citra Roza Bitnawati Armayana Desi Muwarni Fatimah Wati

description

referat abrasi kornea

Transcript of abrasi kornea

Page 1: abrasi kornea

Makalah

ABRASI KORNEA

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

AmriCitra RozaBitnawatiArmayana

Desi MuwarniFatimah Wati

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAMBANDA ACEH

2011

Page 2: abrasi kornea

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan panulisan makalah ini yang berjudul “Abrasi Kornea”.

Selawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi

kita Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah

kita dapat menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen

pembimbing, yang telah bersedia meluangkan sedikit waktu untuk membimbing

dan membantu kami dalam proses penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari

cara penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami

dapat berkarya dengan lebih baik di masa yang akan datang.

Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya.

Amiin Yarabbal ‘alamin.

Banda Aceh, 02 Desember 2011

Penulis

i

Page 3: abrasi kornea

DAFTAR ISI

Halaman :

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Tujuan ............................................................................................. 1

BAB II Pembahasan

A. Definisi ........................................................................................... 2

B. Anatomi ........................................................................................... 2

C. Diangnosis ....................................................................................... 3

D. Penatalaksanaan .............................................................................. 3

E. Komplikasi ...................................................................................... 4

F. Prognosis ......................................................................................... 4

BAB III Kesimpulan ..................................................................................... 6

Daftar Pustaka .................................................................................................... 7

ii

Page 4: abrasi kornea

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abrasio kornea umumnya akibat dari trauma pada permukaan mata.

Penyebab umum termasuk menusukkan jari ke mata, berjalan ke sebuah cabang

pohon, mendapatkan pasir di mata dan kemudian menggosok mata atau dipukul

dengan sepotong logam proyektil. Sebuah benda asing di mata juga dapat

menyebabkan goresan jika mata digosok. Cedera juga dapat dikeluarkan oleh

"keras" lensa kontak yang telah ditinggalkan di terlalu lama. Kerusakan bisa

terjadi jika lensa dihapus, bukan ketika lensa masih dalam kontak dengan mata.

Selain itu, jika kornea menjadi sangat kering, mungkin menjadi lebih rapuh dan

mudah rusak oleh gerakan di seluruh permukaan.

B. Tujuan

- Mengetahui definisi dari Abrasi Kornea itu sendiri

- Mengenal penyebab terjadinya Abrasi Kornea

- Mengetau cara pengomatan yang dilakukan jika Abrasi Kornea terjadi

1

Page 5: abrasi kornea

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Trauma tumpul kornea dapat menimbulkan kelainan kornea mulai dari

erosi kornea sampai laserasi kornea. Bilamana lesi terletak dibagian sentral, lebih-

lebih bila mengakibatkan pengurangan ketajaman penglihatan. Benda asing dan

abrasi di kornea menyebabkan nteri dan iritasi yang dapat dirasakan sewaktu mata

dan kelopak digerakkan. Pada trauma tumpul mata, kornea diperiksa untuk

mencari apakah terdapat kehilangan lapisan epitel (abrasi), laserasi dan benda

asing. Abrasi kornea merupakan terkikisnya lapisan kornea (epitel) oleh karena

trauma pada bagian superfisial mata. Abrasi kornea umumnya sembuh dengan

cepat dan harus diterapi dengan salep antibiotik dan pelindung mata.

Ada 2 kategori pada abrasi kornea yaitu abrasi superfisial, hanya sebatas

lapisan epitel saja dan arbrasi profunda, abrasi yang terjadi hingga pada membran

descemen tanpa disertai ruptur pada membran tersebut. Abrasi dapat diakibatkan

oleh karena benda asing, lensa kontak, pengusap pipi untuk make-up, ranting kayu

dan tertusuknya mata oleh jari.

B. Anatomi

Dinding bola mata bagian depan ialah kornea yang merupakan jaringan

yang jernih dan bening, bentuknya dan bening, bentuknya hampir sebagai

lingkaran dan sedikit lebih lebar pada arah transversal (12mm) dibanding arah

vertikal. Kornea disisipkan ke sklera di limbus. Kornea dewasa rata-rata

mempunyai ketebalan 0,54mm di tengah, sekitar 0,65 mm di tepi dan diameternya

sekitar 11,5 mm. Dari anterior ke posterior, kornea mempunyai 5 lapisan yang

berbeda-beda.Dimulai dari lapisan epitel, membran Bowman, stroma, membran

descemen dan lapisan endotel.

2

Page 6: abrasi kornea

C. Diagnosis

Pada abrasi kornea, diagnosa dapat ditegakkan dengan melakukan

anamnesis dan pemeriksaan oftamologi yang tepat. Pada anamnesis yang

didapatkan adanya riwayat trauma tumpul dengan gejala-gejala seperti rasa nyeri

pada mata, fotopobia, rasa mengganjal, blefarospasme, pengeluaran air mata

berlebihan dan visus yang menurun. Pada pemeriksaan slit lamp adanya defek

yang terjadi pada lapisan epitel bersamaan dengan adanya edema kornea. Pada

kasus berat, dengan edema yang berat harus diperhatikan pada lapisan membran

descemen juga. Dengan tes fluoresensi, daerah defek/abrasi dapat dilihat pada

daerah yang berwarna hijau. Misalnya pada gambar berikut :

Tampak lima lapisan kornea

D. Penatalaksanaan

Abrasi kornea umumnya sembuh dengan cepat dan harus diterapi dengan

salep antibiotik dan pelindung mata. Dilatasi pupil dengan siklopentolat 1% dapat

membantu menghilangkan nteri yang disebabkan oleh spasme otot siliar. Kornea

memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri, dimana pengobatan

bertujuan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Jika abrasi yang terjadi ringan,

maka terapi yang diberikan hanyalah lumbrikasi pada mata yang sakit dan

kemudian dilakukan follow-up untuk hari berikutnya. Penyembuhan ini dapat

berlangsung selama 2 hari ataupun dalam waktu seminggu. Bagaimanapun untuk

menghindari infeksi, pemberian antibiotik dianjurkan. Namun tak lepas dari

pengobatan, seorang dokter harus tetap melakukan follow up utnuk meyakinkan

bahwa tidak terjdi inefeksi nantinya.

Sebagai langkah awal, diberikan pengobatan yang berisifat siklopegi

seperti atropine 1% pada kasus yang berat, hematropine 5% pada kasus sedang

dan cyclopentolate 1% untuk pasien dengan abrasi yang ringan. Anjuran

3

Page 7: abrasi kornea

selanjutnya yaitu pada obat topical antibiotic yang terdiri dari polytrim,

gentamycin dan tombramycin. Selain itu, pasien dianjurkan untuk istirahat total

(bed-rest) diharapkan tidak adanya pergerakkan pasien secara aktif. Apabila

pasien merasa nyeri, diberikan pengobatan topical nonsteroid anti inflamasi

(Voltaren, Acular atau Ocufen).

E. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi apabila penyembuhan epitel tidak terjadi secara

baik atau minimal sehingga kerusakan lapisan kornea bisa terjadi hingga pada

daerah membrane descemen. Dengan keadaan seperti itu, maka akan terjadi

pelepasan pada lapisan kornea hingga terjadi Recurrent Corneal Erosions (RCE)

dalam beberapa bulan atau hingga beberapa tahun.

F. Prognosis

Pada pengobatan topical umumnya dengan prognosis yang baik.

Penyembuhan pada lapisan kornea ini dapat terjadi dalam beberapa hari. Pada

abrasi yang terjadi agak dalam dapat terjadi penyembuhan dengan jaringan

sikatriks berupa nebula, makula ataupun leukoma kornea.

Meskipun abrasio kecil mungkin tidak memerlukan pengobatan khusus,

abrasio yang lebih besar biasanya diobati selama beberapa hari dengan antibiotik

topikal untuk mencegah infeksi dan kadang-kadang cycloplegic topikal untuk

mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan. Sebuah studi besar tunggal

oleh John W Raja, et al;. Menunjukkan bahwa hanya 0,7% dari abrasio kornea

benar-benar menjadi terinfeksi tanpa tetes antibiotik, mempertanyakan perlunya

praktik seperti cycloplegic juga dapat mengurangi peradangan sekunder iris

dikenal. sebagai suatu iritis [kutipan diperlukan]. Sebuah tinjauan 2000 namun

tidak menemukan bukti yang baik untuk mendukung penggunaan cycloplegics /

mydriatics .Hal ini sering percaya bahwa mata bantalan digunakan dalam "patch

tekanan" dapat meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan penyembuhan

dengan mencegah berulang. kelopak mata berkedip yang dapat menyebabkan

4

Page 8: abrasi kornea

distruption fisik lebih lanjut ke kornea. studi Terkendali memiliki namun tidak

didukung pernyataan ini.

5

Page 9: abrasi kornea

BAB III

KESIMPULAN

Sebuah abrasi kornea adalah awal atau dipotong (abrasi) dari lapisan luar

yang jelas (kornea) mata. Cedera (trauma) adalah penyebab paling umum untuk

abrasio kornea.

Penyebab trauma yang paling umum adalah:

- Goresan dari kuku (manusia dan hewan).

- Memukul benda asing kornea (misalnya, kotoran, serpihan kayu, serutan

logam, tanaman, cabang pohon, dll).

- Curling besi.

- Berlebihan menggosok mata.

- Overexposure sinar ultraviolet.

- Arc pengelasan paparan cahaya.

- Lebih dari pemakaian lensa kontak.

- III-pas lensa kontak.

- Lensa kontak Tom.

- Kuas Makeup.

- Kertas pemotongan.

- Kimia luka bakar.

- Bulu mata teratur menggosok kornea atau jatuh ke dalam mata.

- Sebuah benda asing yang tertangkap di bawah kelopak mata, yang

kemudian mengganggu kornea setiap kali Anda berkedip.

Penyebab lainnya adalah kondisi mata yang mendasari, seperti:

- Ketidakmampuan untuk sepenuhnya menutup kelopak mata.

- Kelainan posisi tutup.

- Parah kondisi mata kering.

- Parah blepharitis, kronis (kelopak mata meradang).

6

Page 10: abrasi kornea

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Sidarta., Trauma Mata : Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. FK-UI, Jakarta, 2004. Hal : 259,264-5.

James, Bruce., Trauma : Oftamologi edisi kesembilan. Erlangga, Jakarta, 2006. Hal : 177,181,182,184.

Ilyas, Sidarta., Trauma Tumpul Mata : Ilmu Penyakit Mata. Sagung Seto, Jakarta, 2002. Hal : 263-6.

Vaughan, Daniel,G., Trauma : Oftamologi Umum edisi ke-14. Widya Medika, Jakarta, 2000. Hal: 380,384.

Batterburry, Mark., Trauma : Ophthalmology. Elsevier, London, 2007. Hal : 76,78.

Webb, Lennox.A., Trauma : Manual of Eye Emergencies. Butterworth Heinemann, London, 2004. Hal : 114-6, 123-4.

7