Abrasi Gigi1

55
ABRASI,ATRISI DAN PROSES PENUAAN OLEH: DRG.BAMBANG SUMARYONO,M.Kes.

description

abrasi gigi

Transcript of Abrasi Gigi1

  • ABRASI,ATRISI DAN PROSES PENUAANOLEH: DRG.BAMBANG SUMARYONO,M.Kes.

  • Pengertian Abrasi Gigi;Abrasi gigi merupakan keadaan abnormal dimana ada lapisan pada gigi yaitu email yang hilang dan terkikis, atau terkadang hingga lapisan yang lebih dalam dari email yaitu dentin (Mozartha,2007).

    .1 Abrasi gigi adalah keausan secara abnormal dari gigi geligi akibat benda asing seperti tekanan penyikatan gigi dalam arah horizontal yang terlalu kuat disepanjang leher gigi (Eccles danGreen, 1994).

  • 2. Penyebab abrasi gigi Menurut Mozartha (2007) adalah disebabkan oleh gaya friksi (gesekan) langsung antara gigi dan objek eksternal, atau karena gaya friksi antara bagian gigi yang berkontak dengan benda abrasif. Beberapa penyebabnya adalah:a. Abrasi gigi yang disebabkan cara menyikat gigi dengan arah horizontal dan dengan penekanan berlebihanb. Kebiasaan buruk seperti menggigit pensilc. Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan diantara gigid. Penggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan cengkeram

  • 3. Macam-macam bentuk abrasi pada gigi ; Menurut Herawati, dkk, (2005) secara klinis gambaran gigi yang mengalami abrasi dapat dibedakan menjadi 2 bentuk kerusakan atau kelainan yaitu:a. berbentuk Vb. bentuk parit/selokan (ditch) atau irisan (wedge) yang terlihat pada sepertiga bagian servik gigi atau akar gigi

  • Gambar Abrasi pada gigi C dan P pasien. Pasien tersebut memiliki kecenderungan menyikat giginya dengan kuat. Resesi ringan terjadi pada gingiva dan semento-enamel yang mengalami keauasan tampak sebagai lesi abrasi pada permukaan prominensia akar gigi (tanda panah)(Gandara BK. J Contemp Dent Pract 1999; 1(1): 4).

  • Abfraksi juga dapat menyebabkan terkikisnya enamel . Beda dengan kerusakan gigi lainnya, abfraksi merupakan kerusakan permukaan gigi pada daerah servikal akibat tekanan tensile dan kompresif selama gigi mengalami flexure atau melengkung.Gambaran klinis abfraksi, sebagai berikut:a. Kelainan ditemukan pada daerah servikal labial/bukal gigi.b. Berupa parit yang dalam dan sempit berbentuk huruf V.c. Terjadi pada satu gigi yang mengalami tekanan eksentrik pada oklusal yang berlebihan atau adanya halangan pada oklusi.Akibat yang di timbulkan oleh abrasi gigi Menurut (Mozartha 2007) gigi menjadi hipersensitif, terasa ngilu bila terkena minuman dingin atau bila ada hembusan angin.Menurut (Baum dkk, 1997) abrasi gigi dapat menimbulkan kerusakan pada gigi, ujung gigi atau leher gigi yang terkena abrasi menjadi aus

  • Menurut (Herawati, dkk, 2005) gigi yang terkena abrasi gigi akan mengakibatkan gigi menjadisangat sensitif, kemungkinaan terkena pulpa gigi (berisi saraf, dan pembuluh darah) dan resiko fraktur (patah gigi) pada daerah sepertiga servik gigi

  • ATRISIDefinisi Yaitu keausan gigi yang disebabkan oleh kontaknya gigi. Merupakan suatu kondisi hilangnya lapisan gigi (email ataupun dentin) akibat gesekan antar permukaan gigi.Menurut Gelbier dan Copley (1977) serta Cawson(1978), .Atrisi gigi didefinisikan sebagai keausan permukaan oklusal gigi secara bertahap yang berhubungan dengan gerakan-gerakan pengunyahan. .Atrisi gigi adalah hilangnya suatu substansi gigi secara bertahap pada permukaan oklusal danproksimal gigi karena proses mekanis yang terjadi secara fisiologis akibatpengunyahan. .Atrisi gigi ini dapat terjadi pada daerah insisal, oklusal dan proksimal dari gigi.

  • Etiologi : Pada saat gigi kontak, maka timbul keausan gigi. Makin sering kontak terjadi makin besar keausannya.

    Keausan yang disebabkan oleh kontak gigi disebut atrisi.Lapisan email itu demikian kerasnya dan gigi yang saling berhadapan selalu kontak karena adanya saliva sebagai pelumas, maka keausan terbatas sifatnya ,meksi gigi telahbeberapa dekade berada di dalam mulut.

  • Gambaran klinis :Ciri khas atrisi adalah perkembangan dari suatu sisi yang mana adalah permukaan yang datar dengan di kelilingi oleh tepi yang berbatas jelas. Terdapat garisparalel yang jelas hanya dalam satu arah dan di dalam tepi dari permukaan gigi.

  • SIKLUS GIGI

    1. Tahap pertumbuhanTahap Inisiasi - permulaan pembentukan kuntum gigi (bud) dari jaringan epitel mulutTahap proliferasi - pembiakan dari sel-sel dan perluasan dari organ enamel (cap stage)Tahap histodiferensiasi - spesialisasi dari sel-sel yang mengalami perubahan histologi dalam susunannyaTahap morfodiferensiasi

  • 2. Erupsi IntraoseousTahap aposisi - pengendapan dari matriks enamel dan dentin dalam lapisan tambahan.Tahap kalsifikasi - pengerasan dari matriks oleh pengendapan garam-garam kalsium.3. Tahap Erupsi - pergerakan gigi ke dalam rongga mulut4. Atrisi - ausnya permukaan gigi karena lamanya pemakaian waktu berfungsi.5. Resorpsi - penghapusan dari akar-akar gigi susu oleh aksi dari osteoclast.

  • ANATOMI:CORONA DENTISCOLLUM DENTISRADIX DENTIS

    KEDUDUKAN:DALAM ALVEOLUS DARI PROCCESSUSALVEOLARIS MANDIBULA dan MAXILLA

  • PERTUMBUHANPEMBENTUKAN ORGAN EMAILKALSIFIKASI TULANGDENTINOGENESISAMELOGENESIS

    ERUPSIDALAM JARINGAN TULANGDALAM CAVUM ORIS

    ATRISIPENGIKISAN EMAILPENGIKISAN DENTIN

  • KELAINAN PULPAEtiologi Kelainan Pulpa dapat dibedakan mjd 3 kelompok besar :a. Fisik-Mekanis-Termal-Listrikb. Kimiawic. Bakterial

  • 1.MekanisTrauma :injuri pulpa akibat kecelakaan, olah raga dpt disertai/ tdkfraktur mahkota/ akar. Trauma dapat pula disebabkan olehprosedur gigi iatrogenik (ekskavasi saat pembersihan karies,gerakan gigi pd perawatan orto, dll)Pemakaian patologik (atrisi, abrasi, dll)Sindroma gigi retakPerubahan barometrik (barodontalgia)a. Etiologi Fisik

  • 2. TermalPanas krn preparasi kavitas menggunakan burPanas eksotermik krn setting bahan semenKonduksi panas-dingin melalui tumpatan yg dalam tanpabahan dasar protektifPanas friksional saat pemolesan restorasi3. Listrik : arus galvanik dr bahan tumpatan metal yg tidak sama

  • b. Etiologi Kimiawi

    Bahan2 kedokteran gigi : semen silikat (kandungan arsen), etsa asam, alkohol dan kloroform, aplikasi stannous fluoride 8% (> 30 detik)

    Erosi asam pada labial atau fasial servical gigi

  • c. Etiologi BakterialInflamasi pulpa akibat bakteri dan produk2 bakteri yg masuk ke dalam pulpa melalui keretakan pd dentin akibat karies atau terbukanya pulpa krn trauma, perluasan infeksi dr gingiva, atau aliran darah.

    Reaksi pulpa terhadap invasi bakteri :Bakteri & toksin menembus tubuli dentinalis mencapai pulpa: reaksi inflamasi akut (leukosit pmn dikerahkan) bila infeksi meluas : eksudat inflamasi menekan ujung saraf timbul rasa sakit dapat berkembang mjd inflamasi kronis (limfosit & sel plasma menggantikan leukosit pmn nekrosis.

    Diskolorasi struktur gigi akibat nekrosis gigi : produk dekomposisi darah, bakteri, kadang sisa makanan memasuki tubuli dentinalis

  • Juga dikenal beberapa istilah klinis :a. Pulpitis Hiperblastik kronis = polip pulpa Inflamasi pulpa produktif yg disebabkan olehterbukanya karies yg luas pd pulpa muda. Ditandai dg jaringan granulasi (kadang tertutup epitelium) akibat iritasi tingkat rendah yg berlangsung lama.b. Resorpsi Internal Proses idiopatik progresif resorptif yg timbul pd dentin di ruang pulpa atau saluran akar gigic. Degenerasi Pulpa Umumnya dijumpai pd gigi orang tua, atau pd gigi org muda (krn iritasi ringan persisten). Jaringan pulpa digantikan oleh kalsifikasi mineral atau jaringan ikat fibrous.

  • KELAINAN PULPAPulpitis A.Pulpitis Reversibel 1.Simtomatik (akut)2.Asimtomatik (kronis)B. Pulpitis Ireversibel1.Akut ( sangat responsif thdp panas/ dingin)2.Kronis (asimtomatik dg pulpa terbuka)II. Degenerasi dan Nekrosis

  • Degenerasi Pulpa Degenarasi pulpa ini jarang ditemukanmerupakan penyakit pulpa.terjadi pada penderita usia lanjut yang disebabkan oleh iritasi ringan yang persisten. Kadang-kadang dapat juga ditemukan pada penderita muda seperti pengapuran. Degenerasi pulpa biasanya tidak menyebabkan gejala klinis yang nyata. Gigi tidak berubah warna, dan pulpa bereaksi secara normal tehadap tes listrik dan tes termal. Ada beberapa macam degenerasi pulpa yaitu degenerasi kalsifik; degenerasi atrofik;dan degenerasi fibrous

  • Degenerasi kalsifik ditandai dengan perubahan sebagian jaringan pulpa digantikan oleh bahan mengapur, yaitu terbentuk batu pulpa (dentikel), yang biasanya disebut sebagai pulpa stone.,dijumpai pada lebih dari 60% gigi penderita usia lanjut. Degenerasi atrofik, terjadi pada penderita usia lanjut. Secara histopatologis dijumpai lebih sedikit sel-sel skelat, dan cairan interselular meningkat. Jaringan pulpa kurang sensitif daripada normal. Yang disebut atrofi retikuler adalah suatu artifiak (artifact) dihasilkan oleh bahan fiksatif dalam pulpa. terlihat saluran akarnya sempit dan seringkali menyulitkan bila dilakukan perawatan saluran akar. Degenerasi fibrous, bentuk degenerasi pulpa ini ditandai dengan pergantian elemen selular oleh jaringan penghubung fibrus/jar.ikat.Dapat terlihat jelas pada saat pengambilan jaringan pulpa berupa jaringan keras.

  • Nekrosis Pulpa Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya, meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadi setelah jejas traumatik yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi. Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuefaksi (pengentalan dan pencairan). Nekrosis koagulasi, bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau dirubah menjadi bahan solid. Pengejuan adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa seperti keju, yang terdiri atas protein yang mengental, lemak dan air. -Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau debris amorfus.

  • Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh jejas seperti bakteri, trauma dan iritasi kimiawi.

    Gigi tampak normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa sakit. perubahan warna pada gigi keabu-abuan/ kecoklat-coklatan adalah indikasi bahwa pulpa mati. Pada pemeriksaan histopatologis tampak debris seluler dan mikroorganisme dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal tampak normal atau menunjukkan adanya inflamasi pada ligamen periodontal.

  • Proses Penuaan Jaringan Rongga MulutProses penuaan jaringan lunak rongga mulut. Mukosa Terjadi perubahan struktur, fungsi, dan elastisitas jaringan mukosa mulut.Mukosa tampak tipis, mengkilat dan hilangnya lapisan yang menutupi dari sel berkeratin. Hal tersebut menyababkan rentan terhadap iritasi mekanik, kimia, dan bakteri.Mukosa mulut lemah dan mudah terluka oleh makanan kasar atau gigi tiruan yang longgar.Epitel mudah terkelupas dan jaringan ikat dibawahnya sembuh dengan lambat.Mukosa mulut terlihat pucat, kering, kemunduran lamina propia, keratinisasi berkurang, vaskularisasi berkurang menyebabkan memburuknya nutrisi dan pemberian oksigen ke jaringan.

  • Perubahan pada keseimbangan jaringan membran mukosa menyebabkan terjadinya atropi, hilangnya stippling, penipisan epitel, menurunnya kelenturan jaringan ikat.Pada lap epitel kemampuan mitosis berkurang dgn pergantian epitel yg lambat. Proses keratinisasi berlangsung lambat dan lapisan epitel menjadi tipis rentan terhadap jejas.Hal tsb dapat disebabkan karena terjadi perubahan pada sintesis protein, perubahan respon terhadap faktor pertumbuhan, atau karena perubahan vaskularisasi pada mukosa mulut (akibat arteriosclerosis).Pada lamina propria dan submukosa perubahan yg mirip dgn lapisan dermis kulit. Serat elastin dan kolagen bertambah tebal dan memadat.Terjadi penurunan sistem imun dari mukosa mulut rentan terhadap infeksi dan proses penyembuhan luka menjadi terlambat.

  • Perubahan mukosa mulut pada lansia akibat faktor lokal (status gigi-geligi, pemakaian gigi palsu, konsumsi tembakau, sekresi saliva) dan penyakit sistemik.95% dari kanker mulut terjadi pada orang berusia lebih dari 40 tahun.Pada lansia, mulai terlihat kerutan-kerutan pada muka akibat kulit mulai melentur jaringan hipodermis tidak kencang lagi perlekatannya dengan otot/tulang akibat mulai kehilangan berat badan.Pada usia sangat lanjut kerutan dapat semakin meluas akibat hilangnya dimensi vertikal setelah kehilangan gigi-geligi.

    LidahPapilla pengecap di ujung lidah menurun jumlahnya.Berkurangnya gigi geligi seiring proses penuaan menyebabkan lidah terlihat lebih besar, tampak bercelah, dan beralur (fissured tongue).

  • Menurunnya sensitivitas pengecapan, berkurangnya taste bud di daerah papilla circumvallata.Pergerakan lidah berkurang karena kehilangan proses tonus otot dan terdapat juga penurunan serabut otot. c. Kelenjar salivaKelenjar saliva menurun produksinya, enzim ptyalin menurun sehingga fungsi lidah membantu melicinkan makanan berkurang dan proses penelanan lebih sukar.Aliran saliva yang menurun menyebabkan mukosa mulut menjadi kering.Perubahan penurunan produksi kelennjar saliva yang biasa terjadi adalah adanya penumpukan jaringan ikat dan jaringan penyambung atau fibrous yang bertambah pada kelenjar saliva.Gangguan berkurangnya produksi saliva yaitu terjadinya gangguan pengecapan, menurunnya kelenturan mukosa, rasa terbakar dan keirng pada mukosa mulut (xerosthomia), meningkatnya karies gigi, kesukaran pemakaian protesa sehingga menyebabkan iritasi protesa.

  • Degenerasi epitel saliva, atrofi, hilangnya sel asini dan fibrosis terjadi dengan frekuensi dan keparahan yang meningkat sejalan dengan meningkatnya usia.Perubahan ini luasnya bervariasi pada seluruh kelenjar saliva manusia.Kelenjar individu tertentu, seperti parotis, tidak menunjukkan penurunan fungsi akibat usia, sementara kelenjar submandibula menunjukkan adanya penurunan kecepatan aliran saliva pada usia tua.Secara umum, saliva non stimulasi (istirahat) secara keseluruhan menurun volumenya pd usia tua, sdgkn saliva yg distimulasi tidak menurun.Kecepatan biosintesis protein me nurun karena sel-sel asini atrofi jumlah protein dlm saliva menurun.Pada pars terminalis kelenjar saliva, sel-sel asini digantikan oleh jaringan lemak, terutama kelenjar parotis.

  • Sedangkan pd kelenjar submandibularis dan kelenjar saliva minor banyak ditemukan jaringan fibrosa.Pada lansia sering ditemukan keadaan mulut kering (xerostomia) lebih karena patologis, seperti akibat penyakit sistemik (Sjogrens syndrome), obat-obatan yg dikonsumsi (antihipertensi, antidepresi, diuretik, antihistamin), dan terapi kanker (kemoterapi dan radioterapi.

  • d. Ligamen periodontalBerkurangnya fibroblast dan strukturnya lebih irregular, berkurangnya produksi matriks organik.Serat kolagen menjadi lebih tebal serta jumlah pembuluh darah mengalami penurunan.Kalsifikasi serat-serat kolagen yang menyebabkan berkurangnya lebar ligamen periodontal.Seiring bertambahnya usia, ligamen periodontal akan mengalami perubahan derajat selularitas.Struktur ligamen periodontal yang mengalami penuaan berupa reduksi matriks organic ligamen serta penurunan aktivitas mitotic sel. Hal tersebut menyebabkan ligamen periodontal menjadi kurang reaktif.Pada ligamen periodontal dapat terjadi arteriosklerosis meningkat, fibroplasias, dan mukopolysakarida

  • e. GingivaKeratinisasi epitel gingiva menipis. Keadaan ini berarti permeabilitas terhadap antigen bakteri meningkat, resistensi terhadap trauma fungsional berkurang.Pada gingiva terjadi resesi, atropi, hilangnya bintil-bintil permukaan(rate peg), berkurangnya jaringan ikat, turunnya oksidasi dan metabolisme jaringan.

  • Penuaan jaringan keras. Gigi Email Secara umum :Email aus akibat pengunyahan.Warna lebih gelap karena penambahan bahan organik atau warna dentin yg terlihat karena menipisnya lapisan email.Permeabilitas email menurun karena mengecilnya mikro pori email (celah diantara molekul pembentuk kristal) tidak bisa dimasuki oleh bbrp zat, contoh Ca, tapi dpt dimasuki oleh mineral yg lebih kecil dari Ca, mis F.Kandungan air di email menurun.Komposisi permukaan email berubah, seperti penambahan kandungan fluor pada lingkungan mulut insidens karies berkurang

  • Dan juga terjadi atrisi, abrasi dan erosi.Atrisi Hilangnya suatu subtansi gigi secara bertahap akibat pengunyahan. Penyebabnya adalah proses pengunyahan didukung oleh kebiasaan buruk seperti mengunyah sirih.Erosi Melarutnya email gigi dan asam disebabkan hilangnya jaringan keras dan tidak melibatkan bakteri. Penyebabnya adalah makanan dan minuman yang mengandung asam, asam yang timbul akibat gangguan pencernaan, dan asam dengan PH < 5,5.

  • Erosi dimulai dari adanya pelepasan ion kalsium, jika hal ini berlanjut maka akan menyebabkan kehilangan dari prisma enamel dan dilanjutkan dengan adanya porositas. Porositas menyebabkan kekerasan lapisan enamel gigi berkurang.- Abrasi Terkikisnya lapisan email gigi karena faktor mekanik. Disebabkan oleh cara menyikat gigi yang tidak tepat, kebiasaan buruk seperti mengunyah tembakau, menggunakan tusuk gigi yang berlebihan di antara gigi dan penataan gigi tiruan lepasan yang menggunakan cengkeram.

  • Abrasi disebabkan oleh gaya friksi (gesekan) langsung antara gigi dan objek eksternal, atau karena gaya friksi antara gigi yang berkontak dengan benda abrasive.Abrasi yang disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah horizontal dan dengan penekanan berlebihan adalah bentuk yang paling sering ditemukan.

  • Gambaran klinis biasanya terlihat sebagai cekungan tajam di daerah sepertiga bawah mahkota gigi, didekat gusi, dengan takikan berbentuk V pada bagian gingiva dari aspek fasial gigi. Bila abrasi terjadi akibat penggunaan tusuk gigi, selah, atau takikan ini dapat terjadi di celah gigi. Gigi yang paling sering terkena adalah gigi premolar dan caninus.Selain mengganggu penampilan, abrasi gigi dapat menyebabkan gigi menjadi hipersensitif. Pada sebagian orang, di daerah tersebut akan terasa ngilu bila terkena minuman dingin atau bila ada hembusan angin.

  • Dentin Reaksi kompleks dentin pada proses penuaan ialah terjadinya pembentukkan:Dentin Sekunder, yang merupakan kelanjutan dentinogenesis serta reduksi jumlah odontoblasDentin Tersier, respon rangsangan dan odontoblast berdesakan serta tubulus dentin bengkokDentin Sklerotik, karies terhenti/ berjalan sangat lambat dan tubulus dentin menghilangDead Tracks (Sal. Mati), tubulus dentin kosong.

  • PulpaRongga pulpa berkurang besarnya karena pembentukan dentin sekunder atau pembentukan dentin sbg mekanisme pertahanan pulpa (dentin reparatif).. Pada orang tua tidak jarang bahwa pulpanya sama sekali hilang akibat dari rangsangan eksterna yang terus menerus atau dari satu kali rangsangan yang lebih kuat, misalnya setelah trauma.Peningkatan kalsifikasi jaringan pulpaPenurunan komponen seluler dan vaskulerPeningkatan kolagen jaringan pulpaDapat terjadi pengapuran yg tidak teratur pulp stonesTerjadi pengurangan jumlah dan penurunan kualitas dari dinding pembuluh darah dan saraf vaskularisasi dan inervasi pulpa mesnurun reaktifitas pulpa berkurang.

  • b. Tulang alveolarSetelah tanggalnya gigi geligi, tulang alveolar di sekitar gigi geligi dan soketnya perlahan-lahan akan teresorpsi pada kedua belah rahang. Rahang akan saling berhubungan lebih dekat satu sama lain saat mulut ditutup. Di rahang atas resorpsi tulang alveolar dapat berkembang lebih jauh pada region pipi.Terjadi resorbsi dari processus alveolaris, terutama setelah pencabutan gigi.Resorbsi tulang alveolar menyebabkan pengurangan jumlah tulang akibat kerusakan tulang karena adanya peningkatan osteoklast (fungsinya : perusakan tulang) sehingga terjadi proses osteolisis dan peningkatan vaskularisasi

  • Proses penuaan dipicu oleh laju peningkatan radikal bebas dan system penawaran racun yang semakin berubah seiring berjalannya usia. Faktor proses penuaan : a. Faktor genetikPenuaan diniResiko penyakitIntelegensiaPharmakogenikWarna kulitTipe/ kepribadiaan seseorang b. Faktor endogenikPerubahan structural dan penurunan fungsionaKemampuan/ skill menurunKapasitas kulit untuk mensintesis vitamin D c. Faktor eksogenik (faktor lingkungan dan gaya hidup)Diet/ asupan zat gizi Radang mukosa dapat dikaitkan dengan kekurangan vitamin B12, riboflavin dan zat besi pada diet pasien lanjut usia.

  • Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan lambatnya penyembuhan luka, kerapuhan kapiler, dan perdarahan serta pembengkakan pada gingiva.Nutrisi yang adekuat sangat dibutuhkan. Terutama protein. Karena protein berguna untuk mempertahankan dan memperbaiki jaringan lunak dan jaringan keras. Nitrogen dan asam amino yang diperoleh dari protein sangat diperlukan untuk sintesis hormone, enzim, plasma protein dan hemoglobin. Pada rongga mulut, kekurangan protein sering dikaitnya dengan degenerasi jaringan ikat gingiva, membaran periodontal dan mukosa. Kekurangan protein sering juga dikaitkan dengan percepatan kemunduran tulang alveolus.

  • Pengaruh proses penuaan terhadap system stomatognatik System Stomatognatik Kombinasi struktur cavum oris yang terlibat dalam proses bicara, pengecapan, mastikasi dan penelanan. Terdiri dari : a. Gigi b. Rahang c. Otot pengunyahan d. Persyarafan e. TMJSecara umumPenuaan mengakibatkan kehilangan kontak oklusal akan mengganggu kestabilan lengkung gigi sehingga mengacaukan fungsi kunyahPada proses bicara, huruf konsonan dibentuk oleh pemutusan aliran udara di atas larink.

    Pemutusan ini dapat dilakukan oleh salahsatunya karena gigi sehingga jika gigi sudah tanggal, pembentukan huruf konsonan terganggu, dan menghambat proses bicara - Produk bicara juga dipengaruhi oleh otot pengunyahan.

  • Pengaruh perubahan usia pada gigi geligiPergerakan ke mesial (kearah depan) dari gigi geligi. Pada tiap arcus dentalis yang berhubungan dengan ausnya facies aproximalis (daerah kontak) dari gigi geligi tetangganya (proses penyesuaian local untuk gigi sebelahnya)Atrisi enamel, diikuti dengan terbukanya dentin pada facies occlusalis dan edge insisal. Proses ini berhubungan dengan reduksi besar cavitas pulparis karena dentin sekunder yang mengalami atrisi yang hebat.Pergerakan mandibula ke depan dalam hubungan dengan maksila. Diakibatkan karena atrisi bonjol-bonjol gigi belakang cenderung menimbulkan kontak gigitan tepi dari insisivus atas dan bawah bertemu

  • 4.Resesi gingiva, menyebabkan CEJ pada cavum oris sehingga perlekatan ligamentum periodonsium akan berkurang dan tepi soket tereabsorpsi5.Akar gigi memanjang karena deposisi cementum pada regio apicalis sehingga kompensasi resesi gusi ke arah akar menyebabkan erupsi aktif6.Penyempitan rongga pulpa dan penebalan cementum

  • Pengaruh penuaan terhadap sendi TMJ dan persyarafan Perubahan pada sendi Temporo Madibular Junction sering terjadi pada usia 30-50 tahun.Perubahan ini terjadi akibat dari proses degenerasi sehingga melemahnya otot-otot mengunyah yang mengakibatkan sukar membuka mulut secara lebar.

  • Pengaruh pengurangan jumlah gigi akibat penaan, terutama di gigi posterior telah diindikasikan sebagai penyabab gangguan TMJ. Hal ini karena condilust mandibula akan mencari posisi yang nyaman pada saat menutup mulut. Inilah yang memicu perubahan letak condilust pada fossa glenoid dan menyebabkan kelainan pada TMJAkibat penuaan jmengakibatkan kontraksi otot bertambah panjang saat menutup mulut. Hal ini menyebabkan kerja sendi lebih kompleks.Penuaan mengakibatkan remodeling (degradasi makromolekul sel dan ekstraselular secara continue pada struktur dan fungsi jaringan konektif) pada sendi. Remodeling ini merupakan adaptasi biologis terhadap lingkungan yaitu respon stress biomekanis. Contohnya remodeling sebagai kompensasi gigi yang telah dicabut. Akibat proses menua, jaringan sendi mnegalami reduksi sel yang progresif. Remodeling terjadi pada bagian anterior dan posterior kondil medial dan lateral dan atap fossa glenoid.

  • Perubahan umum- Berkurangnya kemampuan proliferasi secara keseluruhan sehingga bila terjadi kerusakan atau kematian sel jaringan TMJ : o Kemampuan untuk melakukan reparasi menurun o Menurunya kemampuan reaksi jaringan terjadap rangsangan pertumbuhan o Menurunya respon imun dan menurunya kemampuan pembentukan protein akibat rangsangan dari luar

  • Perubahan pada jaringan tulang rawan sendiMenurunya ketebalan lapisan fibro kartilago pada permukaan condilust sendiTerjadi degenerasi dari kondrosit sehingga munurunya kemampuan kartilago terhadap rangsangan tekanan Cairan synovial menurun sehingga :Mempunyai kelancaran pergerakan diskus artikularisTerjadi krepitasi pada gerak sendi dan pada keadaan yang lebih parah diskus artikulasi akan robek atau mengalami kerusakan

  • Perubahan pada Ligamen SendiMenurunya ketebaln kapsula sendiMenurunya daya tahan regangan dari serat kolagen yang membentuk ligament TMJSintesa menurun sehingga proses reparasi menurun, karena menurunya ketahan regangan maka terjadi penurunan keleluasaan artikulasi TMJ.

  • Perubahan pada otot-otot wajah dan sendi rahangOtot-otot wajah berpartisipasi dalam fungsi penelanan, pengunyahan, dan bicara. Otot-otot wajah mengalami atropi, menurunnya tonus otot dan kadang-kadang dijumpai fibrosis otot mengakibbatkan fungsi pengunyahan dan penelanan berkurang.Hilangnya serabut otot untuk gerakan mandibula berkaitan dengan penambahan usia. Reduksi lebih lanjut pada ketebalan otot rahang juga terjadi, tetapi lebih sering pada orang tak bergigi.Koordinasi dan kekuatan otot menurun sehingga terjadi pergerakan yang tidak terkontrol dari bibir, lidah, dan rahang.Umumnya gerakan mandibula tidak terganggu dan sendi rahang tetap berfungsi dengan baik. Namun apabila terjadi gangguan sendi rahang kemungkinan karena tekanan yang melampaui batas sehingga sendi rahang tidak mampu untuk menahan tekanan yang ada dan keadaan ini diperhebat karena proses degenerasi sendi.Kelainan sendi rahang yaitu dislokasi sendi/ sub-luksasi, osteosthrosis dan clicking.

  • *******************************************************