A1D108135_351

15
KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT PADA SISWA KELAS V SDN NO. 126/VIII RIMBO BUJANG Khoiroh Usmawati ABSTRAK Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam mempelajari membaca puisi masih ditemukan banyak siswa yang membaca puisi belum fasih dan membaca puisinya masih seperti membaca cerita, guru belum bisa benar-benar menerapkan dan mencontohkan pembacaan puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Proses pembelajaran membaca puisi yang diberikan guru cenderung sulit untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa. Penelitian ini bertujuan Mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa-siswi kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang. Membaca Puisi dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat. Selain mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca puisi penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca puisi siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang. Membaca Puisi dengan faktor kebahasaan yang meliputi, aspek pelafalan bunyi bahasa, aspek penggunaan intonasi, dan kesesuaian isi puisi yang dibacakan. Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 12 Desember 2012 s/d 12 Januari 2013 penelitian ini merupakan penelitian deskriftif dengan pengamatan yang menggunakan lembar penilai berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan berdasarkan teori. Berdasarkan pembahasan dalam analisis data yang dilakukan, dari hasil membaca puisi 1, dan puisi 2 untuk siswa kelas V SDN No.126/VIII Rimbo Bujang dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Pada siswa kelas V SDN No. 126/VII Rimbo Bujang Mendapat pradikat “Baik” dengan jumlah siswa 20 orang pada presentase 69%. Dengan rata-rata nilai nila 4 pada predikat “Baik.”. Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan agar guru bidang studi Bahasa Indonesia, agar meningkatkan kualitas cara mengajar, dengan menekankan pengajaran pada penerapan unsur kebahasaan dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Supaya siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang dapat menumbuhkan semangat dalam belajar bahasa Indonesia khususnya dalam kemampuan membaca puisi dengan menerapkan aspek kebahasaan Kata kunci: Kemampuan, Membaca PENDAHULUAN Tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia lebih ditekankan pada empat aspek keterampilan berbahasa yaitu : (1) Medengarkan (Menyimak), (2) Berbicara, (3) Membaca, (4) dan Menulis. Keempat aspek ini hendaknya harus benar-benar dikuasai oleh siswa, agar terampil menggunakan bahasa secara lisan maupun tulisan untuk berkomunikasi. Bahasa Indonesia merupakan bidaang studi yang harus dipelajari sesuai dengan peraturan pemerintah yang ditetapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

description

creative

Transcript of A1D108135_351

Page 1: A1D108135_351

KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN LAFAL DAN INTONASI YANG TEPAT PADA SISWA KELAS V SDN NO. 126/VIII RIMBO

BUJANG

Khoiroh Usmawati

ABSTRAKPembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam mempelajari membaca

puisi masih ditemukan banyak siswa yang membaca puisi belum fasih dan membaca puisinya masih seperti membaca cerita, guru belum bisa benar-benar menerapkan dan mencontohkan pembacaan puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Proses pembelajaran membaca puisi yang diberikan guru cenderung sulit untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa. Penelitian ini bertujuan Mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa-siswi kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang. Membaca Puisi dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat. Selain mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca puisi penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca puisi siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang. Membaca Puisi dengan faktor kebahasaan yang meliputi, aspek pelafalan bunyi bahasa, aspek penggunaan intonasi, dan kesesuaian isi puisi yang dibacakan.

Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 12 Desember 2012 s/d 12 Januari 2013 penelitian ini merupakan penelitian deskriftif dengan pengamatan yang menggunakan lembar penilai berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan berdasarkan teori.

Berdasarkan pembahasan dalam analisis data yang dilakukan, dari hasil membaca puisi 1, dan puisi 2 untuk siswa kelas V SDN No.126/VIII Rimbo Bujang dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Pada siswa kelas V SDN No. 126/VII Rimbo Bujang Mendapat pradikat “Baik” dengan jumlah siswa 20 orang pada presentase 69%. Dengan rata-rata nilai nila 4 pada predikat “Baik.”.

Dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan agar guru bidang studi Bahasa Indonesia, agar meningkatkan kualitas cara mengajar, dengan menekankan pengajaran pada penerapan unsur kebahasaan dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Supaya siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang dapat menumbuhkan semangat dalam belajar bahasa Indonesia khususnya dalam kemampuan membaca puisi dengan menerapkan aspek kebahasaan

Kata kunci: Kemampuan, MembacaPENDAHULUAN

Tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia lebih ditekankan pada empat aspek keterampilan berbahasa yaitu : (1) Medengarkan (Menyimak), (2) Berbicara, (3) Membaca, (4) dan Menulis. Keempat aspek ini hendaknya harus benar-benar dikuasai oleh siswa, agar terampil menggunakan bahasa secara lisan maupun tulisan untuk berkomunikasi.

Bahasa Indonesia merupakan bidaang studi yang harus dipelajari sesuai dengan peraturan pemerintah yang ditetapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Page 2: A1D108135_351

Pendidikan (KTSP). Bahasa Indonesia selain bahasa resmi juga sebagai bahasa nasional. Hal ini sesuai dengan apa yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 mengenai sumpah pemuda yang berisi: Kami Putra Putri Indonesia, Mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia, kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bahasa indonesia, kami putra purti Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Didalam masyarakat modren seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak) merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung.

Keterampilan membaca sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan membaca seseorang dapat memperoleh imformasi untuk mencapai maksud dan tujuannya. Dengan demikian, membaca merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media kata-kata bahasa tulisan Membaca juga bagian dari kegiatan sehari-hari, dan bagian dari komunikasi selain menulis, mendengarkan, dan berbicara saat kita berinteraksi atau bergaul dengan orang lain.

Salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD adalah “ siswa memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan (Depdikbud, 2006:84). Tujuan tersebut dapat diartikan bahwa siswa SD diharapkan telah mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagi alat komunikasi baik lisan maupun tulisan. Bahasa lisan adalah penyampaian dengan berbicara contohnya membaca puisi, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa yang penyampaianya dengan jalan menulis atau mengarang dan melakukanya dengan membaca. Sesuai dengan standar isi yang telah ditetapkan mengharuskan siswa kelas V dapat membaca puisi dengan lafal dangan lafal dan intonasi yang tepat.

Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, keterampilan membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat harus dikuasai oleh para siswa karena keterampilan ini berkaitan dengan seluruh proses pembelajaran siswa di sekolah misalnya dikelas V SD khususnya dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi intonasi yang tepat. Hal ini juga sependapat dengan Udin dan Zuhdi (1999:47) “ Kegiatan membaca dilakukan untuk mendapatkan imformasi.

Keterampilan membaca tidak hanya pada keterampilan membaca cerita atau dongeng tetapi keterampilan membaca biasa juga di terapkan pada pembacaan puisi .karena puisi sebagai salah satu genre sastra puisi tentu juga memiliki nilai-nilai yang positif untuk dikaji dan dipelajari oleh anak didik. Waluyo (dalam Supriyadi, 2006:44) Mendefinisikan bahwa puisi adalah: ”bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinya”. Adapun desrkripsi dalam pembacaan puisi yang baik adalah dengan tercapainya dua kompetensi dalam pembacaan puisi yaitu aspek kebahasaan antara lain: lafal, intonasi, kesesuaian isi puisi yang dibacakan, dan aspek non kebahasaan antara lain: ketenangan dan kegairahan, gerak, dan penghayatan. Dari dua aspek kompetensi dalam membaca puisi tersebut harus tercapai. Akan tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya

Page 3: A1D108135_351

menggunakan satu aspek saja yaitu aspek kebahasaan dengan alasan karena dalam penelitian ini yang ingin diketahui adalah kemampuan membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Jadi menurut peneliti yang harus diteliti hanya aspek kebahasaan

Perlu diketahui bahwa membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat adalah salah satu tuntutan kurikulum siswa Sekolah Dasar dan puisi sudah diperkenalkan pada jenjang kelas I. Pada jenjang kelas V yang akan diteliti ini berdasarkan silabus, indikator yang mesti dicapai yaitu siswa diharuskan mampu membaca puisi dengan lafal yang tepat dan intonasi yang tepat

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada siswa kelas V SD No 126/VIII Rimbo Bujang, bahwa kemampuan membaca puisi sekarang ini kurang diperhatikan, terlebih lagi tingkat SD seharusnya kemampuan membaca puisi sangat perlu diperhatikan khusunya dari segi aspek kebahasaan, yang meliputi penggunaan intonasi, penggunaan lafal, dan kesesuaian isi puisi yang dibacakan. Dengan tujuan agar siswa lebih memahami tentang penggunaan bahasa ketika membaca puisi, sehingga tidak terjadi kesalahgunaan pemakain bahasa, selain itu Sekolah Dasar merupakan dasar atau fondasi bagi anak-anak tingkat selanjutnya. Hal ini menjadi alasan peneliti untuk memilih tentang kemampuan membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Pengambilan SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang sebagai lokasi penelitian karena di kelas V SDN No. 126/VIII dalam proses belajar mengajar sudah berlangsung dengan baik dan juga didukung dengan fasilitas belajar yang cukup, karena tampa adanya proses belajar yang baik, tidak mungkin siswa dapat menerima pelajaran dari guru.selain itu juga belum pernah dilakukan penelitian tentang kemampuan membaca puisi dengan lafal dan itonasi yang tepat ditinjau dari aspek kebahasaan. Di kelas V SDN No.126/VIII Rimbo Bujang

Bila hal ini tidak dideskripsikan kita tidak akan pernah tahu sejauh mana kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat, yang meliputi faktor kebahasaan. Dengan demikian bagaimanapun cara seorang guru harus bisa merancangdan memanfaatkan segala sesuatu yang berguna untuk menunjang proses pembelajaran yang lebih baik, serta diharapkan setelah penerapan pembacaan puisi dengan intonasi dan lafal yang tepat maka siswa dapat mengerti dan memahami pembelajaran puisi.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa kelas V SDN No.126/VIII Rimbo Bujang dalam Membaca Puisi dengan Lafal dan Intonasi yang tepat?.

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi imformasi faktual mengenai (1) kemampuan siswa kelas V SDN No126/VIII Rimbo Bujang membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat (2) Kemampuan siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang membaca puisi dengan faktor kebahasaan, serta dihrapkan dapat mengembangkan teori-teori pengajaran bahasa Indonesia membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.Secara peraktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Siswa.

Bagi Siswa diharapkan dapat memperoleh wawasan siswa belajar mengenai mebaca puisi dengan lafa yang tepat dan intonasi yang tepat.

b. Guru.

Page 4: A1D108135_351

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan untuk munumbuhkan keinginan untuk membaca. Bagi guru Bahasa Indonesia dalam melaksanakan pembelajaran khususnya materi yang berkaitan dengan membaca puisi.

c. Sekolah. Sebagai masukan dalam upaya pemantapan pelaksanaan visi dan misi sekolah yang dikelola.

d. Peneliti lainSebagai masukan dan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya

METODE PENELITIANPenelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif karena

dimaksudkan untuk melihat keadaan yang sebenarnya di lapangan tanpa adanya perlakuan atau manipulasi terhadap objek penelitian. Objek dalam penelitiana ini adalah siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang.

Dari data yang dieproleh nantinya dapat diketahui bagaimana tingkat kemampuan dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Diadakannya analisis terhadap data tersebut, guna untuk mendapatkan kesimpulan tentang tingkat kemampuan siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009:14) ”Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitain yang berlandasan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, tehnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara rondom, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hopotesis yang telah ditetapkan”.

Melalui metode tersebut akan diadakan analisis untuk memperoleh kesimpulan tentang membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat oleh siswa keals V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bagaimana tingakt kemampuan siswa dalam membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat. Dengan tolak ukur apakah tergolong baik sekali baik, cukup, kurang baik, tidak baik.

Menurut Sugiyono (2009:117) dalam penelitian kuantitatif “Populasi diartikan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V SD Negeri No. 126/VIII Rimbo Bujang. Berjumlah 26 orang yang terdiri dari 14 perempuan dan 12 laki-laki.Tabel 1.Jumlah siswa SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang

Kelas Jumlah siswaV 29Jumlah 29

Sugiyono (2009:297) menyatakan bahwa” Sampel adalah sebagai dari populasi”. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Sampling Jenuh” disebut “jenuh” dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Dimana yang dijadikan sampel adalah siswa kelas V SDN No.126/VIII Rimbo Bujang.

19

Page 5: A1D108135_351

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Hal ini didukung oleh pendapat Sugiyono (2009:148) yang menjelaskan bahwa ” Instrumen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang akan diamati”. Instrumen penelitian disusun bertujuan untuk memperoleh data tentang kemampuan membaca puisi dengan menerapkan ”Aspek kebahasaan dan non kebahasaan. Aspek kebahasan meliputi dari tiga aspek yaitu (1) Pelafalan bunyi bahasa, (2) penggunaan intonasi, (3) dan kesesuaian isi puisi yang dibacakan. Dan aspek non kebahasaan antara lain: ketenagan dan kegairahan, gerak dan penghayatan.

Puisi yang akan dibacakan oleh siswa telah ditentukan oleh peneliti. Sebelum siswa ditugaskan membaca puisi, siswa lebih dahulu ditugaskan untuk membaca puisi selama 10 menit. Selanjutnya siswa diminta tampil kedepan satu persatu membacakan puisi dengan menerapkan aspek kebahasaan dan di tampilkan di depan kelas dengan waktu 5-7 menit.

Instrumen yang di gunakan adalah bahasa lisan yang ditampilkan didepan kelas. Haryadi dan Zamzani (2002:55) ” Bahasa lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia saluran untuk memindahkan adalah udara”. Untuk mempermudah subjek yang diteliti dalam menceritakan hasil pengamatan maka instrumen penelitian dilengkapi aspek penilaian kemampuan membaca puisi. Yang dilihat dari aspek kebahasaan

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Haryadi dan Zamzani (2002:61) aspek yang mendukung kearah tercapainya membaca puisi yang efektif yaitu ” aspek kebahasaan (1) Pelafalan bunyi bahasa (2) Penggunaan Intonasi (3) Kesesuaian puisi yang dibacakan. Aspek non kebahasaan (1) ketenangan dan kegairahan (2) Gerak (3) dan penghayatan.

Pada aspek non kebahasaan, aspek ini tidak digunakan oleh peneliti karena yang ingin diteliti adalah kemampuan membaca puisi dengan lafal dan intonsi yang tepat jadi hanya aspek kebahasaan saja yang akan diteliti.

Purba (2009:online) ”Pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat”. Hal ini berarti pelafalan bunyi bahasa adalah menggunakan bahasa lafal yang jelas dan baku tanpa adanya pengruh bahsa asing.

Pelafalan bunyi bahasa mempunyai deskriptor sebagai berikut: (1) Lafal setiap bunyi bahasa jelas dan baku tanpa adanya pengaruh lafal bahasa daerah dan bahasa asing, (2) pengucapan bunyi-bunyi bahasa tepat, (3) melafalkan huruf sesuai dengan nama huruf, (4) ucapan mudah dipahami, (5) terdapat sedikit keslahan lafal, tapi secara keseluruhan masih dapat diterima

Berdasarkan deskriptor tersebut Penilaan Penggunaan intonasi digunakan skala penilian sebagai berikut:Pelafalan Bunyi Bahasa

Aspek Kebahasaan Deskriptor

Pelafalan Bunyi Bahasa

Lafal setiap bunyi bahasa jelas dan baku tanpa adanya pengaruh lafal bahasa daerah dan bahasa asingPengucapan bunyi bahasa tepatMelafalkan huruf sesuai dengan nama huruf Ucapan mudah dipahamiTerdapat sedikit keslahan lafal, tapi secara keseluruhan masih dapat diterima..

Skala Penilaian 5 4 3 2 1

Page 6: A1D108135_351

Keterangan:Kriteria Penilaian dengan menggunakan skala 1-51. Mendapat nilai 5 apabila kelima deskriptor muncul2. Mendapat nilai 4 apabila empat deskriptor muncul3. Mendapat nilai 3 apabila tiga deskriptor muncul4. Mendapat nilai 2 apabila dua deskriptor muncul5. Mendapat nilai 1 apabila satu deskriptor muncul

Menurut Sentosa (2006:53) ”Intonasi (unsur suprasegmental) yaitu naik, turun suara, keras lembut tekanan suara, jeda kesenyapan atau perhentian sesaat atau beberpa saat”.

Intonasi dalam membaca puisi mempunyai deskriptor sebagai berikuti: (1) Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme sesuai, (2) ketepatan tinggi rendagnya nada, (3) keras lembutnya tekanan suara, (4) jeda kesenyapan, (5) perhentiaan sesaat atau bebrapa saat.

Berdasarkan deskriptor tersebut untuk mengetahui kualitas membaca puisi ditinjau dari penggunaan intonasi digunakan skala penilaian sebagai berikut:Penggunaan Intonasi

Aspek Kebahasaan Deskriptor

Penggunaan Intonasi

Penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme sesuaiKetepatan tinggi rendagnya nada tepatKeras lembutnya tekanan suara tapatJeda kesenyapan tepatPerhentiaan sesaat atau beberapa saat tepat

Skala Penilaian 5 4 3 2 1

Keterangan:Kriteria Penilaian dengan menggunakan skala penilaian 1-51. Mendapat nilai 5 apabila kelima deskriptor muncul2. Mendapat nilai 4 apabila empat deskriptor muncul3.Mendapat nilai 3 apabila tiga deskriptor muncul4. Mendapat nilai 2 apabila dua deskriptor muncul5. Mendapat nilai 1 apabila satu deskriptor muncul

Melati (2008:online) mengemukakan ”Membaca puisi adalah bentuk kegiatan mengungkapkan kembali isi puisinya, pengungkapan yang dilakukan oleh sipembaca harus sesuai dengan makna puisi. Maka dari itu agar sipembaca dapat mengungkapkan puisinya dengan tepat dia harus mengerti dahulu isi tersebut”.

Kesesuaian isi puisi yang dibacakan mempunyai deskriptor sebagai berikut: (1) kesesuian isi puisi yang dibacakan sudah tepat, (2) penciptaan arti dalam kesesuian isi puisi yang dibacakan sudah tepat, (3) tidak ada penyimpangan arti dalam kesesuaian isi puisi yang dibacakan, (4) tidak terdapat penggantian arti dalam kesesuian isi puisi yang dibacakan, (5) Pengungkapan puisi sesuai dengan isi puisi yang dibacakan.

Berdasarkan deskriptor tersebut untuk mengetahui kualitas membaca puisi ditinjau dari kesesuaian isi puisi yang dibacakan digunakan skala Penilaia sebagai berikut:Kesesuaian Isi Puisi yang Dibacakan

Aspek Kebahasaan

Deskriptor

Kesesuaian Isi Kesesuaian isi puisi yang dibacakan sudah tepat

Page 7: A1D108135_351

Puisi yang Dibacakan

Penciptaan arti dalam kesesuian isi puisi yang dibacakan sudah tepat

Tidak terdapat penggantian arti dalam kesesuian isi puisi yang dibacakaTidak ada penyimpangan arti dalam kesesuaian isi puisi yang dibacakan

Pengungkapan sesuai dengan isi puisi yang dibacakanSkala Penilaian 5 4 3 2 1

Keterangan:Kriteria Penilaian dengan menggunakan skala penilaian 1-51. Mendapat nilai 5 apabila kelima deskriptor muncul2. Mendapat nilai 4 apabila empat deskriptor muncul3.Mendapat nilai 3 apabila tiga deskriptor muncul4. Mendapat nilai 2 apabila dua deskriptor muncul5. Mendapat nilai 1 apabila satu deskriptor muncul

Ada dua ciri penting untuk instrumen, yaitu validitas dan reliabilitas. ”Validitas instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan relibilitas instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama” (Sugiyono:2009:173).

Validitas merupakan ciri yang sangat penting, yang seharusnya dimiliki oleh setiap tes yang digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk tujuan pengajaran bahasa. Secara konvensial, validitas diartikan sebagai ciri yang menunjukan adanya kesesuaian antara tes dengan apa yang ingin diukur dengan tes itu.

Sugiyono (2009:172) Menyatakan ” Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.”

Sebelum instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud. Pada dasarnya validitas bukan merupakan ciri yang terkait pada tesnya sebagai alat, melainkan lebih pada kesesuaian hasil yang dapat diinterprestasikan sesuai dengan tujuan diselenggarakan tes itu. Validitas lebih menunjukan kesesuaian tes sebagai alat ukur dengan apa yang diukur.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi menuntut adanya kesesuaian isi antara kemampuan yang diukurnya. Kesesuaian isi juga mencakupbahan tes yang harus mencerminkancakupan dan kemampuan yang dijadikan sasaran pokok tes. Dikatakan memenuhi validitas isi apabila terdapat kesesuaian bahan tes dengan kurikulum yang berlaku dilakukan dengan uji coba tes. Uji coba tes ini di uji cobakan di SDN No. 45/I Sridadi

Sebelum suatu intrumen digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba yang berguna untuk mengetahui validitas (kesahihan). Tes ini diujicoba kepada siswa kelas SDN No. 45/I Sridadi Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah petunjuk tersebut dapat dipahami oleh siswa yang menampilkan tugas tersebut. Petunjuk tersebut adalah sebagai berikut:1) Siswa diminta untuk berlatih membaca puisi terlebih dahulu.2) Siswa diminta untuk membaca berulang kali puisi yang diberikan

3) Setelah kedua petunjuk diatas selesai dilakukan siswa diminta untuk tampil didepan kelas dengan aspek kebahasaan (pelafalan bunyi bahasa,

Page 8: A1D108135_351

penggunaan intonasi, dan kesesuaian isi puisi yang dibacakan selama 5-7 menit.

Tes membaca dianggap layak apabila pemahaman petunjuk memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Minimal 75% siswa telah membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

2) Minimal 75% siswa telah menerapkan aspek kebahasaan (Pelafalan Bunyi3) bahasa, penggunaan intonasi, dan kesesuaian isi puisi yang dibacakan).

Setelah diujicoba, apabila instrumen memenuhi syarat seperti diatas, maka instrumen tersebut dikatakan layak dan selanjutnya bisa dipakai sebagai alat pengambilan data. Untuk menetukan beberapa persen kriteria yang sesuai dengan petunjuk berbicara yang efektif maka digunakan rumus berikut ini:

Secara konvensial, reliabilitas sebagai ciri tes yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengukuran yang sama atau tidak berubah ubah-ubah. Seandainya digunakan secara berulan-ulang pada sasaran yang sama. Menurut sugiyono (2009:17) ” Hasil penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda”. Instrumen yang dapat dipercayai juga. Apabila memang datanya sesuai dengan kenyataan, maka beberapa kalipun diambil, akan tetap sama.

Untuk menentukan skor reliabilitas kemampuan membaca puisi digunakan tehnik antar penilai. Dalam penerapan metode ini, setiap penampilan dinilai lebih dari seorang penilai. Sekurang-kurangnya dua orang. Yang menjadi penilai penelitian dan wali kelas V SDN No. 45/I Sridadi. Tiap-tiap penilai melakukan penilaian secara terpisahatas dasar kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Bila skor-skor yang diberikan oleh para penilai itu dikorelasikan, maka hasilnya menunjukan tingkat koefisien reliabilitas hasil tes tersebut.

Uji coba ini di SDN No 45/I Sridadi. Hasil uji coba instrumen yang berupa tugas membaca puisi dengan lafal dan intonasi yan tepat dengan jumlah sampel keseluruhan siswa kelas V SDN No. 45/I Sridadi sebanyak 20 orang siswa, adalah sebagai berikut:

1). Siswa telah membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat 18 orang.2). Siswa telah menerapkan aspek kebahasaan (Pelafalan bunyi bahasa,

Penggunaan intonasi, dan kesesuaian puisi yang dibacakana).17 0rang.Hasil uji coba instrumen menunjukkan: (1) 18 0rang dengan jumlah

persentase 90% siswa telah membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat, (2) 17 orang dengan jumlah persentase 85% siswa telah menerapkan aspek kebahasaan (pelafalan bunyi bahasa, penggunaan intonasi, dan kesesuaian isi puisi yang dibacakan. Dengan mendapat predikat “Baik”.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tampilan didepan kelas. Tampilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tampilan didepan kelas membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat langkah-langkah yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengecek kehadiran subjek penelitian terlebih dahulu selama 5 menit

Jumlah siswa menerapkan aspek yang benar

P = X 100%

Jumlah siswa

Page 9: A1D108135_351

2) Menyuruh subjek berlatih terlebih dahulu selam 10 menit3) Meminta subjek tampil kedepan suatu-perstu dengan waktu 5-7 menit4) Memberi penilaian kepada subjek sesuai aspek yang telah ditetapkan.Penilain terhadap membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Masing-masing penilaian melakukan terhadap data yang menjadi subjek penelitanPenelitian data berdasarkan format penilaian yaitu aspek kebahasaan. Agar meng-hasilakn nilai yang objektif, peneliti menggunakan teknik antara nilai dari Djiwandono (2011:52) yaitu:

Jlh = P1+P2 2

Keterangan : Jlh = jumlah skorP1 = Penilai 1P2 = Penilai 2Untuk mengetahui skor yang didapat oleh subjek peneliti menggunakan rumusSeperti berikut ini:

P = Sekor Yang Didapat x 100 Skor Tertinggi

Untuk lebih jelasnya penilaian dilakukan berdasarkan Rekap penilaian yang dapat dilihat pada tabel 2.Tabel 2. Rekap Nilai

Nama

Lafaljml

Rata2

intonasi jml

Rata2

isiJumlah

Rata2

Jumlah

Skor

Penilai 1

Penilai 2

Penilai 1

Penilai 2

penilai 1

Penilai2

P1

P2

P1

P1

P1

P2

P1

P2

P 1

P2

P1

P2

12DstjmlRata2

Ket:P1= Puisi 1P2 = Puisi 2

Kriteria penilaian membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat merupakan dasar penarikan kesimpulan. Jika membaca puisi terletak pada persentase 85-100 maka kategorinya baik sekali, persentase 75-84 kategori baik, persentase 60-74 kategorinya cukup, persentase 40-59 kategorinya kurang baik, 0-39 kategori tidak baik.

Berdasarkan hasil prsentase, peneliti akan menetapkan kriteria kualitas kemampuan dengan pedoman kepada Nurgiyantoro (1984:65) dalam Sukilawati (2010:22) seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Puisi Skor Nilai Keberhasilan Nilai Angka Predikat

85 -10075 – 8460 – 7440 – 59

5432

Baik SekaliBaik

CukupKurang Baik

Page 10: A1D108135_351

0 – 39 1 Tidak Baik

Untuk mengetahui nilai kualitas secara klasikal menggunakan rumus berikut ini.

P = Jumlah frekuensi siswa x 100 Jumlah Siswa

Catatan : Angka dibelakang koma dibulatkan, kecil dari 0,5 dibulatkan kebawah, besar dari 0,5 dibulatkan keatas.

HASIL PENELITIAN Taraf Kemampuan Siswa Kelas V SDn 126/VIII Rimbo Bujang Membaca

Puisi dengan Lafal dan Intonasi yang TepatBerdasarkan penelitian yang dilaksanakan di kelas V SDN 126/VIII

Rimbo Bujang yaitu kemampuan siswa membaca Puisi dengan lafal dan Intonasi yang tepat

Dilihat dari aspek kebahasaan. Aspek kebahasaan terdiri dari tiga unsur, yaitu pelafalan bunyi bahasa, penggunaan intonasi dan kesesuaian isi puisi yang dibacakan. Pada setiap unsur yang telah ditetapkan siswa dimungkinkan dapat memeperoleh nilai tertinggi 5 dan terendah 1.

Pada penelitian ini ada dua penilai yaitu penilai 1 Ibu Fitrini, S.Pd SD. Penilai II Khioroh Usmawati, agar dapat menghasilkan nilai yang objektif. Taraf Kemampuan Siswa Menerapkan Aspek kebahasaan

Didalam aspek kebahasan ada tiga kemampuan yang akan dinilai yaitu, 1) Taraf kemampuan siswa dalam menerapkan pelafalan bunyi bahasa, 2) Taraf kemampuan siwa dalam menerapkan aspek penggunaan intonasi, 3) dan taraf kemampuan siswa dalam menerapkan aspek kesesuaian isi puisi yang dibacakan.Taraf Kemampuan Siswa Menerapkan Aspek Pelafalan Bunyi Bahasa

Pada Kemampaun penerapan aspek pelafalan bunyi bahasa siwa dimungkinkan memperoleh nilai tertinggi sebesar 5 dan nilai terendah 1. Adapun taraf kemampuan siswa dalam menerakan aspek pelafalan bunyi bahasa tersebut dapat dilihat pada tabel 4. Berikut ini:Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kemempuan membaca Puisi Berdasarkan Aspek Pelafalan Bunyi Bahasa

SkorPelafalan Bunyi BahasaFrekuensi Presentase

4,75 11 38%4.5 6 21%4.25 1 3%4 2 7%3,75 1 3%3,5 2 7%3,25 6 21%

(Sumber: Tabel Lampiran 8 Halaman 58-59)Berdasarkan uraian diatas, 38%, penerapan pelafalan bunyi bahasa pada

apek kebahasaan dengan jumlah frekuensi 11 orang siswa, pada skor 4,75. Dibulatkan menjadi 5.dengan mendapat predikat ”Baik Sekali”. 21%, penerapan pelafalan bunyi bahasa pada aspek kebahasaan dengan jumlah frekuensi, 6 orang siswa mendapat skor 4,5. Dibulatkan menjadi 5 dengan mendapat predikat ”Baik

Page 11: A1D108135_351

Sekali”. 3% Penerapan pelafalan bunyi bahasa pada aspek kebahasaan dengan jumlah 1 orang siswa mendapat skor 4,25. Dibulatkan menjadi 4 dengan mendapat predikat ”Baik”. 7% Penerapan pelafalan bunyi bahasa pada aspek kebahasaan dengan jumlah 2 orang siswa mendapat skor 4 dengan mendapat predikat ”Baik”. 3% Penerapan pelafalan bunyi bahasa pada aspek kebahasaan dengan jumlah 1 orang siswa mendapat skor 3,75. Dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik”. 7% Penerapan pelafalan bunyi bahasa pada aspek kebahasaan dengan jumlah 2 orang siswa mendapat skor 3,5 dibulatkan menjadi 4 dengan mendapat predikat ”Baik”. 21% Penerapan pelafalan bunyi bahasa pada aspek kebahasaan dengan jumlah 6 orang siswa mendapat skor 3,25 dibulatkan menjadi 3 dengan predikat ”Cukup”.Dari uraian diatas rata-rata kemampuan siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang dalam pelafalan bunyi bahasa mendapat nilai 4 dengan predikat ”Baik” dapat dilihat dilampiran 8 hal 57-58.Taraf Kemampuan Siswa Menerapkan Aspek Penggunaan Intonasi

Pada kemampuan penerapan aspek penggunaan intonasi siswa dimungkinkan memperoleh nilai tertinggi sebesar 5 dan nilai terendah 1. Adapun taraf Kemampuan siswa menerapkan aspek penggunaan intonasi tersebut dapat dilihat pada tabel 5. berikut.Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kemamapuan Membaca Puisi Berdasarkan Aspek Penggunaan Intonasi

SkorPenggunaan IntonasiFrekuensi Presentase

4,5 2 7%4.25 5 17%4 7 24%3,75 9 31%3,5 4 14%3,25 2 7%

(sumber: Tabel Lampiran 8 Halaman 58-59)

Berdasarkan uraian di atas, 7%, penerapan penggunaan intonasi dengan jumlah frekuensi 2 orang siswa, pada skor 4,5. Dibulatkan menjadi 5 dengan predikat ”Baik Sekali” 17%, penerapan penggunaan intonasi dengan jumlah frekuensi 5 orang siswa mendapat skor 4,25 dibulatkan menjadi 4 dengan mendapat predikat ”Baik” 24% Penerapan penggunaan intonasi pada aspek kebahasaan dengan jumlah 7 orang siswa mendapat skor 4 dengan predikat ”Baik”. 31% Penerapan penggunaan intonasi pada aspek kebahasaan dengan jumlah 9 orang siswa mendapat skor 3,75 dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik” 14% Penerapan penggunaan intonasi pada aspek kebahasaan dengan jumlah 4 orang siswa mendapat skor 3,5 dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik”. 7% Penerapan penggunaan intonasi pada aspek kebahasaan dengan jumlah orang siswa mendapat skor 3,25 dibulatkan menjadi 3 dengan predikat ”Cukup”. Dari uraian diatas rata-rata kemampuan siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang dalam penggunaan intonasi mendapat nilai 4 dengan predikat ”Baik” dapat dilihat dilampiran 8 hal 57-58.Taraf Kemampuan Membaca Puisi pada Aspek Kesesuaian Isi Puisi yang

Dibacakan.

Page 12: A1D108135_351

Pada kemampua penerapan kesesuaian isi puisi yang dibacakan dimungkikan siswa memperoleh nilai tertinggi sebesar 5 dan nilai terendah 1. dapun taraf Kemampuan siswa dalam penerapan aspek kesesuaian isi puisi yangdibacakan dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:Tabel 6. Distirbusi Frekuensi Kemamapuan membaca Puisi Berdasakan Aspek Kesesuaian Isi Puisi yang Dibacakan

SkorIsi Puisi yang DibacakanFrekuensi Presentase

4,5 1 3%4 4 14%3,75 9 31%3,5 3 10%3,25 10 35%3 2 7%

(sumber: Tabel Lampiran 8 Halaman 58-59 )Berdasarkan uraian di atas, 3%, penerapan kesesuaian isi puisi dengan

jumlah frekuensi 1 orang siswa, pada skor 4,5 dibulatkan menjadi 5 dengan predikat ”Baik Sekali”. 14%, penerapan kesesuaian isi puisi dengan jumlah frekuensi, 4 orang siswa mendapat skor 4 medapat predikat ”Baik”. 31% Penerapan kesesuaian isi puisi pada aspek kebahasaan dengan jumlah 9 orang siswa mendapat skor 3,75. dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik”. 10% Penerapan kesesuaian isi puisi pada aspek kebahasaan dengan jumlah 3 orang siswa mendapat skor 3,5 dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik”. 35% Penerapan kesesuaian isi puisi pada aspek kebahasaan dengan jumlah 10 orang siswa mendapat skor 3,25 dibulatkan menjadi 3 dengan predikat ”Cukup”. 7% Penerapan kesesuaian isi puisi pada aspek kebahasaan dengan jumlah orang siswa mendapat skor 3 dengan predikat ”Cukup”. Dari uraian diatas rata-rata kemampuan siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang dalam kesesuaian isi puisi yang dibacakan mendapat nilai 4 dengan predikat ”Baik” dapat dilihat dilampiran 8 hal 57-58.Nilai Secara Kelasikal Kemampuan Siswa Kelas V SDN No, 126/VIII Rimbo

Bujang dalam Membaca Puisi dengan Lafal dan Intonasi yang TepatDiperoleh nilai secara klasikal kemampuan membaca puisi dengan lafal

dan intonasi yang tepat pada siswa kelas V SDN No. 12/VII Rimbo Bujang, yaitu 1 orang siswa mendapatkan nilai predikat ” Baik Sekali” dengan skala nilai keberhasilan 85-100 dengan prsetase 3%. Diperoleh 20 orang siswa mendapat nilai predikat ” Baik” dengan skala nilai keberhasilan 75-84 dengan presentase 69%. Diperoleh 8 orang siswa mendapatkan nilai predikat ” Cukup” dengan skala nilai keberhasilan 60-74 dengan prsentase 28%. Dari uraian hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat ditulisakan seperti tabel 7 dibawah ini:Tabel 7. Frekuensi Kemampauan Siswa membaca Puisi dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat

Skala Nilai Keberhasilan

Jumalah Siswa Predikat Presentase

85-100 1 Baik Sekali 3%75-84 20 Baik 69%60-74 8 Cukup 28%<60 Kurang

( Sumber Lampiran 8 Halaman 58-59)

Page 13: A1D108135_351

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan, dengan demikian dapat disimpulakan bahwa secara umum siswa kelas V SDN No. 126/VII Rimbo Bujang kemampuan siswa membaca puisi dengan lafal dan itonasi yang tepat yaitu pada pradikat ”Baik”.

PEMBAHASAN Kemampuan Membaca Puisi Kelas V SDN No. 126/VII Rimbo Bujang dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat.Dalam penelitian ini aspek yang akan dinilai yaitu aspek kebahasaanyang terdiri dari pelafalan bunyi bahasa, penggunaan intonasi, kesesuaian isi puisi yang dibacakan.Penerapan Apek Pelafalan Bunyi Bahasa

Dalam Penelitian ini siwa telah menerapkan aspek pelafalan bunyi bahasa 38%, menggunakan bahasa lafal yang jelas dan baku tanpa adanya pengaruh bahasa asing, mendapatkan skor 4,75. dibulatkan menjadi 5 dengan predikat ”Baik Sekali”. 21%, pengucapan bunyi bahasa jelas mendapat skor 4,5.dibulatkan menjadi 5 dengan predikat ”Baik Sekali”. 3% Penerapan pelafalan bunyi bahasa pada aspek kebahasaan skor 4,25 dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik”. 7% Penerapan pelafalan bunyi bahasa pada aspek kebahasaan mendapat skor 4. dengan predikat ”Baik”. 7% ucapan mudah dipahami mendapat skor 3,5. 21% terdapat sedikit kesalahan lafal dengan mendapat skor 3,25.di bulatkan menjadi 3 dengan predikat ”Cukup”. Penerapan Aspek Penggunaan Intonasi

Dalam penelitian ini siswa telah menerpakan aspek 7%, penerapan penggunaan jeda kesenyapan pada skor 4,5 dibulatkan menjadi 5 dengan predikat ”Baik Sekali” 17%, penerapan penggunaan intonasi keras lembutnya tekanan suara dapat skor 4,25. dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik” 24% Penerapan penggunaan intonasi penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi dan ritme sesuai dapat skor 4, dengan predikat baik 31% Penerapan penggunaan intonasi pada aspek kebahasaan dengan mendapat skor 3,75 dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik”. 14% Penerapan penggunaan intonasi pada aspek kebahasaan jeda kesenyapan mendapat skor 3,5 dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik” 7% Penerapan penggunaan intonasi pada aspek kebahasaan perhentian beberapa saat tepat dengan mendapat skor 3,25 dibulatkan menjadi 3 dengan predikat ”Cukup”.Kesesuaian Isi Puisi yang Dibacakan

Dalam penelitian ini siswa telah menerapkan kesesuaian isi puisi yangdibacakan 3%, penerapan kesesuaian isi puisi penciptaan arti dalam kesesuaian isi puisi yang dibacakan sudah tepat, pada skor 4,5 dengan predikat ”Baik Sekali”. 14%, penerapan kesesuaian isi puisi mendapat skor 4 dengan predikat ”Baik”. 31% Penerapan kesesuaian isi puisi pada aspek kebahasaan kesesuaian isi puisi yang dibacakan sudah tepat mendapat skor 3,75 dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik”. 10% Penerapan kesesuaian isi puisi pada aspek kebahasaan mendapat skor 3,5 dibulatkan menjadi 4 dengan predikat ”Baik”. 35% Penerapan kesesuaian isi puisi pada aspek kebahasaan dengan jumlah mendapat skor 3,25 dibulatkan menjadi 3 dengan predikat ”Cukup” 7% Penerapan kesesuaian isi puisi pada aspek kebahasaan mendapat skor 3 dengan predikat ”Cukup”.

Page 14: A1D108135_351

PENUTUPSimpulan

Berikut ini akan disajikan kesimpulan tingkat kemampuan siswa dalam membaca puisi sesuai dengan penerapan aspek kebahasaan dalam membaca puisi dengan lafal dan inrtonasi yang tepat.

Aspek kebahasaan dalam membaca puisi meliputi tiga aspek yaitu pelafalan bunyi bahasa, penggunaan intonasi, dan kesesuaian isi puisi yang dibacakan.

Pada penerapan aspek pelafalan, secara umum siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang telah menerapkan pelafalan bunyi bahasa yaitu lafal setiap bunyi jelas dan buku tanpa adanya pengaruh lafal bahasa daerah dan bahasa asing dengan nilai rata-rata 4 dengan pada predikat ”Baik”. Dalam penggunaan intonasi, secara umum siswa kelas V SDN No. 126/VIII Rimbo Bujang telah menerapkan penggunaan intonasi yaitu penempatan tekanan, nada, jangka, intonasi, dan ritme dengan rata-rata nilai 4 dengan predikat ”Baik” . Pada aspek kesesuaian isi puisi yang dibacakan, secara umum siswa kelas V SDN No. 126 Rimbo Bujang telah menerapkan aspek kesesuaian isi puisi yang dibacakan yaitu siswa membaca puisi sesuai dengan isi bacaan puisi.dengan rata-rata nilai 4 dan mendapat predikat ”Baik”.Saran

Sesuai dengan isi dari pembahasan dalam penelitian ini, penulis memberikan saran kepada:1. Guru Sebagai bahan pertimbangan dan petunjuk dalam meningkatkan membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat sesuai dengan apa yang diharapkan guru khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.2. SekolahSebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan pretasi dan kualitas para gurur dalam sekolah untuk meningkatkan kemamapuan dalam mengajar sehingga sekolah memperoleh guru yang profesional dalam melakukan proses belajar mengajar.3. Peneliti LanjutanSebagai acuan dalam melakukan penelitian atau membuat karya ilmiah yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

DAFTAR PUSTAKAAbbas, Saleh.2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Efektif Di Sekolah

Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral PendidikanDepdiknas. 2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran bahasa dan Sastra

Indonesia Jakarta: Depdiknas.Fajri, E. Z. dan Senja, R.A. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta:

Aneka Ilmu.Haryadi dan Zamzani.2002. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Jambi: UPP PGSD Muara Bulian Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yarama

Widya.

39

Page 15: A1D108135_351

Melati. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. (http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2152818-jenis-jenis-puisi/#IgJtwkRza

Nurhadi. 1987. Kajian Bahasa, Sastra, da Pengajaranya. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh (YA3).

Purba, Anita. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu. Purba.2009. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

(http:// Pustaka.ut.ac.id/index.php?Option- pembelajaranBahasaIndonesia&catid=30:fkip&itemid

Rahma.2010.Pengertian Intonasi, jeda, Lafal, Tekanan. (Online), (http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2152818-pengertian-intonasi-jeda-lafal-tekanan/#ixzzIgJtwkRza

Sentosa,P.2008.Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta:Universitas Terbuka.

Suenadi, Djiwandono.20011. Tes Bahasa Penggangan Bagi Pengajaran Bahasa.Jakarta.Pt Indek

Sugiyono. 2009. Metode penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta.Suhendra, E.dan Supinah, P. 1992. Bahasa Indonesia (Keterampilan Berbahasa).

Bandung: Pionir Jaya.Sukilawati.2010. Penilaian Berbasis kelas dan Kompetensi.Bandung:Refika

AditamaSupriyadi. 2006. Pembelajaran Sastra Yang Persiatif dan Inofatif Di sekolah

Dasar Jakarta: Derektoat Jendral PendidikanTarigan H.G. 1985. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

AngkasaUdin & Zuhdi. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi. Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Wiyanto. 2005. Teori dan Apresiasi Puisi. Bandung: Pustaka Prima.