A11ras_BAB v Pelaksanaan Mgang
-
Upload
yusra-faperta -
Category
Documents
-
view
75 -
download
3
Transcript of A11ras_BAB v Pelaksanaan Mgang
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Pembibitan
Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi
bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan
yang dilaksanakan bertujuan untuk melakukan seleksi sehingga hanya bibit yang
baik yang ditanam di lapangan, untuk memelihara bibit secara intensif sehingga
pertumbuhannya jagur dan seragam, meminimalkan gangguan pada masa
pertumbuhan, menentukan tingkat kematian kecambah dan mengatur penggantian
secara dini.
Pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang, di PT Tunggal Perkasa
Plantations sedang tidak melaksanakan kegiatan penanaman kecambah sehingga
penulis hanya melakukan pengawasan, penyiraman, dan pemupukan. Sistem
pembibitan yang digunakan di PT TPP adalah sistem double stage. Luas areal
pembibitan di PT TPP yaitu 23.48 ha.
Penyiraman bibit. Penyiraman pembibitan di PT TPP dilakukan
sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan kebutuhan air
sebanyak 1 – 2 liter/hari. Semakin tua umur bibit, semakin besar pula debit air
yang diberikan. Penyiraman tidak mesti dilakukan setiap hari, jika pada malam
hari hujan turun dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka penyiraman pagi
hari ditiadakan, sedangkan jika hujan turun pada pagi hari dengan debit air lebih
besar dari 8 mm maka tidak dilakukan penyiraman.
Penyiraman bibit menggunakan dua sistem, yaitu sumi sansui dan drip
irrigation. Mekanisme penyiraman dengan menggunakan sumi sansui, yaitu
dengan memanfaatkan tekanan sehingga air yang masuk ke dalam pipa akan
tersebar melalui lubang kecil yang terdapat pada pipa bagian atas. Pipa sumi
sansui berdiameter 2 inci dengan banyak lubang halus yang dirancang ke arah
kanan kiri secara berselang-seling. Drip irrigation atau irigasi tetes merupakan
sistem penyiraman dengan meletakkan selang infus pada setiap media pembibitan.
20
Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu efiseinsi dalam penggunaan air dan
meminimalkan kehilangan media tanam dan pupuk.
Pemupukan bibit. Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis dan umur
bibit yang mengikuti standar rekomendasi pemupukan. Pupuk diaplikasikan
dengan cara menabur pupuk di atas tanah polybag secara melingkar dengan jarak
4 – 5 cm dari pangkal bibit dan tidak boleh mengenai daun atau akar. Akar yang
terbuka terlebih duhulu harus dibumbun dengan tanah halus. Pemupukan
dilakukan dan diselesaikan petak demi petak. Pemupukan dilakukan setelah 1 jam
penyiraman pertama.
Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau
menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman guna
mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan.
Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit dibagi atas dua, yaitu pemeliharaan
tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).
Pasa fase TBM, pemeliharaan dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang
sehat dan jagur (pertumbuhan vegetatif), sedangkan untuk fase TM pemeliharaan
ditujukan untuk memperoleh produksi optimal.
Penanaman dan perawatan legume cover crop (LCC). Di Afdeling V
Kebun Bandar Balam Radang Seko PT Tunggal Perkasa Plantations jenis LCC
yang ditanam adalah Mucuna bracteata. Peningkatan pertumbuhan Mucuna
bracteata merupakan salah satu item project improvement dari Afdeling V. Satu
pohon sawit ditanam empat bibit Mucuna bracteata yang berbentuk ondol-ondol
(bibit stek yang dibungkus media tumbuh dengan menggunakan plastic yang
dibentuk bulat-bulat) sehingga satu hektar membutuhkan 572 bibit Mucuna
bracteata.
Mucuna bracteata memiliki ciri-ciri berdaun lebar yang berwarna hijau,
batang berwarna ungu untuk batang muda dan berwarna hijau dan berbulu untuk
batang tua, serta berkembang biak dengan menggunakan stolon. Seperti halnya
tanaman penutup tanah lainnya, Mucuna bracteata berfungsi sebagai pengikat
nitrogen, menahan terjadinya erosi, menyimpan air, dan menahan pertumbuhan
21
gulma. Standar perawatan Mucuna bracteata di PT TPP dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP
Umur
(bulan)
Rotasi Rawat Gawangan Rotasi Rawat Piringan
Chemis
(kali/bulan)
Manual
(kali/bulan)
Chemis
(kali/bulan)
Manual
(kali/bulan)
0-6 1 3 - -
7-12 - - 1 2
12 1 - 1 -
12-36 1.5 3 1.5 -
48 3 4 3 - Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)
Standar perawatan Mucuna bracteata yaitu 4 HK/ha. Pupuk yang
digunakan yaitu Rock Phosphate (RP) dengan dosis 125 kg per hektar. Kegiatan
penanaman dan perawatan Mucuna bracteata di lapangan dapat dilihat pada
Gambar 1.
(a) (b)
Gambar 1. Penanaman (a) dan Perawatan Mucuna bracteata (b)
Rawat parit dan pembuatan parit. Kegiatan rawat parit dilakukan secara
manual dengan norma kerja 20 m/HK. Merawat parit meliputi kegiatan
pembersihan bibir parit, melebarkan bibir parit, dan melancarkan aliran air parit.
Pembersihan dilakukan selebar 1 m dari bibir parit, bibir parit harus bersih dari
gulma dan pelepah yang jatuh, kemudian pelepah tersebut ditumpuk bersama di
gawangan mati. pelebaran bibir parit dilakukan apabila lebar bibir parit yang ada
kurang dari 1.5 m, tanah dicangkul untuk kemudian diletakkan di sekitar bibir
parit. Pelepah dan sampah-sampah yang ada di parit harus dinaikkan sampai parit
tersebut bersih hingga kedalaman 1 m.
22
Pembuatan tapak timbun. Tapak timbun berfungsi untuk melindungi
tanaman dari genangan air saat curah hujan tinggi pada daerah rendah dan areal
pasang surut atau dekat dengan aliran air sungai, menghindari pencucian unsur
hara atau hilangnya pupuk akibat aliran air, dan menghindari pengikisan tanah
oleh air sehingga akan memperkokoh akar tanaman.
Tapak timbun dibuat melingkari tanaman sawit. Standar ukuran dalam
pembuatan tapak timbun yaitu jari-jari 2 m dengan tinggi timbunan mencapai 0.5
m. Pada jarak 0.5 m dari tanaman sawit dibuat cekung ke dalam atau pangkal
tanaman tidak boleh tertimbun, hal ini untuk mempermudah penyerapan air. Alat
yang digunakan untuk pembuatan tapak timbun adalah cangkul. Tanah yang
digunakan menimbun merupakan tanah galian di sekitar tanaman sawit.
Permukaan tapak timbun diratakan dan dipadatkan agar tetap tahan dari hujan dan
aliran air bawah.
Rawat piringan (circle). Piringan adalah areal di sekeliling pohon sawit
yang memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman sehingga harus dibersihkan
untuk mempermudah pengumpulan brondolan sewaktu panen dan tempat untuk
penaburan pupuk. Rawat piringan adalah membersihkan piringan dari gulma-
gulma yang merugikan tanaman dalam hal persaingan unsur hara, pupuk, dan air.
Pada tanaman menghasilkan (TM), jari-jari piringan minimal ditambah 15
cm dari ujung daun terluar. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan
cara membabad gulma hingga mencapai tinggi 20 – 30 cm dari permukaan tanah,
kemudian sisanya dibersihkan menggunakan cangkul atau dapat langsung
dicangkul tanpa dibabad terlebih dahulu. Pencangkulan gulma dilakukan dari arah
dalam ke luar piringan. Norma kerja pada perawatan piringan secara manual
adalah 0.5 HK/ha.
Pada perawatan piringan secara kimia, dilakukan penyemprotan herbisida
dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. Piringan setelah disemprot harus
bebas dari segala jenis gulma dan rumput-rumputan. Untuk memudahkan
penyemprotan, maka cara penyemprotan untuk tanaman menghasilkan (TM)
adalah mengelilingi piringan searah jarum jam (ke kanan). Tangan sebelah kanan
digunakan untuk menyemprot dan tangan sebelah kiri digunakan untuk
menyibakkan daun saat penyemprotan, sehingga bahan kimia tidak mengenai
23
daun yang dapat menyebabkan kematian. Bila pada saat pelaksanaan pekerjaan
pengendalian gulma, dijumpai piringan yang masih bersih sesuai standar maka
piringan tersebut bisa ditinggalkan (perawatan selektif). Norma kerja pada
perawatan piringan secara kimia adalah 0.25 HK/ha.
Rawat pasar pikul (path). Pasar pikul adalah jalan yang berada di tengah-
tengah barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan pekerja rawat dan jalan
pengangkut panen dari dalam blok ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Standar
lebar pasar pikul adalah 1.2 – 1.5 m yang letaknya searah barisan tanaman untuk
areal datar dan mengikuti kontur untuk daerah berbukit. Jalan panen harus ada
pada setiap dua barisan tanaman dan harus bebas dari gulma, tunggul/sisa-sisa
kayu, anak kayu, dan kacang-kacangan. Rawat pasar pikul dilakukan secara
manual dan kimia. Perawatan secara kimia untuk jalan panen dilakukan rutin
dengan rotasi 90 hari atau 4 kali setahun dengan norma kerja 0.05 HK/ha.
Rawat tempat pengumpulan hasil (TPH). TPH atau tempat
pengumpulan hasil adalah suatu tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan
hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul
dan dapat diketahui hasil per karyawan pemanen dan mempercepat pengangkutan.
Ukuran TPH umumnya 4 m x 3 m. Perawatan TPH dilakukan rutin secara kimia
dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. TPH harus bersih dari segala jenis
gulma. Pekerjaan rawat TPH dilakukan bersama dengan kegiatan rawat piringan
dan rawat jalan panen dengan norma kerja 0.5 HK/ha.
Rawat gawangan. Gawangan adalah areal yang berada di luar piringan
tanaman. Areal tersebut harus dikendalikan dari gulma yang dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar
penyerbukan dapat lebih lancar dan mencegah berkembangnya penyakit tanaman.
Selain itu, pengendalian gulma pada gawangan dapat memberi peluang cahaya
matahari sampai ke permukaan tanah.
Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari sekelompok anak kayu
yang ada di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun menyulitkan
pekerjaan panen baik di pasar pikul, piringan, dan sekitar parit/sungai. Penyiangan
gawangan bertujuan untuk membuang semua jenis gulma yang merugikan, baik
secara teknis maupun ekonomis. Perawatan gawangan dilakukan dengan weeding
24
manual dan dongkel anak kayu (DAK). Gawangan harus bebas dari gulma
kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan, bambu, kerisan, dan sebagainya. Rotasi
dongkelan umumnya bervariasi antara 50 – 60 hari. Hal ini disebabkan siklus
hidup dari gulma yang pengendaliannya dengan cara didongkel sejak dari biji
hingga tumbuh muda umumya berkisar 45 – 60 hari. Pelaksanaan DAK adalah
dengan membongkar semua gulma yang termasuk anak kayu dan menghindarkan
pembabadan gulma. Pembabadan gulma dapat mengakibatkan tertinggalnya akar
atau sebagian dari batang tanaman yang dapat tumbuh dan bertunas kembali.
Norma kerja pada pekerjaan rawat gawangan secara manual adalah 1.5 HK/ha.
Pemangkasan pelepah (prunning). Pemangkasan pelepah pada tanaman
kelapa sawit adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah
kurang produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut
bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif,
mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang
menghalangi penyerbukan secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata
sehingga proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong
penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun yang lebih produktif, dan
mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang.
Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan generatif maka jumlah
cabang optimum disesuaikan dengan unsur tanaman. Selain itu tujuan akhir dari
pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi yang optimum karena
berkaitan dengan fotosintesis. Pada tanaman muda, pelepah yang harus disisakan
adalah 48 – 56 pelepah, pada tanaman dewasa 40 – 48 pelepah, dan untuk
tanaman tua 32 – 40 pelepah.
Pekerjaan prunning dilakukan secara rutin pada tanaman menghasilkan
(TM). Alat yang digunakan untuk prunning adalah dodos besar atau egrek,
bergantung pada ketinggian tanaman. Prunning maksimum boleh dilakukan
dalam bentuk songgo dua (dua pelepah di bawah tandan paling bawah harus
ditinggalkan). Tujuan pemangkasan pelepah yang dilakukan dengan songgo dua
adalah untuk memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup
tinggi, dan memberikan keleluasaan perkembangan tandan untuk menghindari
adanya tandan terjepit. Pemotongan pelepah harus dilakukan sedekat mungkin
25
dengan pohon. Hal dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada
cabang. Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati
dengan posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar
pikul dan piringan. Pada areal yang curam, pelepah disusun mengikuti kontur
untuk menahan aliran air. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga
kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan
kegiatan perawatan dan panen, merangsang pertumbuhan akar, dan sebagai
sumber bahan organik. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemangkasan pelepah
adalah tenaga kerja harian maupun borongan. Rotasi penunasan yang dilakukan
adalah 1 kali per tahun.
Pengambilan Sampel Daun (LSU)
Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari
kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat
LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan
kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi
pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur
tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas
tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 12.00
WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan ≥ 20 mm maka LSU
ditunda esok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan,
maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi.
Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 – 36 pokok per blok LSU.
Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 13, artinya tiap
12 pokok dalam barisan dan tiap 13 baris, mulai diambil pokok ke-3 setiap masuk
barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok
tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau
abnormal, tumbuh miring, di pinggir jalan, pinggir parit atau sungai, tanaman
sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam.
Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17 untuk TM 4 tahun ke
atas, pelepah ke-9 untuk TBM 2 – 3 tahun, dihitung dari pelepah satu yaitu
pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Cara pengamatan
26
sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi
label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena
sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok.
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulama di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk sanitasi,
memudahkan pemeliharaan, taksasi, dan panen. Gulma yang dominan tumbuh di
areal perkebunan PT TPP adalah Nephrolepis biserata, Imperata cylindrica,
Scleria sumatrensis, Mikania micrantha, Borreria alata, Ottochloa nodosa,
Melastoma malabatricum, Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilakukan
secara manual dan kimiawi. Pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan
pengendalian gulma dilakukan secara manual. Pengendalian gulma secara
kimiawi dilakukan untuk piringan, pasar pikul, dan tempat pengumpulan hasil
(TPH) serta untuk pengendalian ilalang (Imperata cylindrica). Gulma yang
dominan di Afdeling Viktor PT TPP dapat dilihat pada Gambar 2.
(a) (b)
Gambar 2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor :
(a) Imperata cylindrica dan (b) Dicranopteris linearis
Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia
dilakukan pada circle (piringan), path (pasar pikul), dan tempat pengumpulan
hasil (TPH) atau lebih dikenal dengan sebutan CPT (circle, path, dan TPH).
Circle merupakan areal di sekeliling pohon dengan jari-jari 2 – 2.5 meter dari
pohon. Circle harus dibersihkan dari semua jenis gulma untuk memudahkan
penaburan pupuk, serta untuk memudahkan pemanenan. Pemberantasan gulma di
piringan dikendalikan dengan cara circle weeding chemis (CWC) dan circle
weeding manual (CWM). Penggunaan herbisida disesuaikan dengan jenis gulma
27
yang tumbuh di piringan. Norma standar penggunaan materi herbisida pada TBM
dapat diliht pada Tabel 4.
Tabel 4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM
No. Deskripsi Material
TBM 1 TBM 2 TBM 3
Dosis l/ha/
rotasi
Rotasi (kali/
thn)
l/ha/ thn
Dosis l/ha/
rotasi
Rotasi (kali/
thn)
l/ha/ thn
Dosis l/ha/
rotasi
Rotasi (kali/
thn)
l/ha/ thn
1. CPT: Cricle Weeding,
Path dan TPH
Round Up
Ally
0.500
0.025
3
3
1.500
0.075
0.500
0.025
4
4
2.000
0.100
2. Rawat gawangan a. Weeding
Chemist (WC)
Ally
Gramoxone
0.025
0.500
3
3
0.075
1.500
0.025
0.500
3
3
0.075
1.500
. b. Lalang
-Spot Lalang -Wiping Lalang
Round Up Round Up
0.40 0.03
3 12
1.20 0.36
0.030
12
0.360
0.030
12
0.360
Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation 2010
Path (jalan angkong atau pasar pikul) merupakan jalan panen di tengah
barisan tanaman yang diperuntukkan bagi pemanen guna memudahkan
pelaksanaan panen, mempermudah pengangkutan hasil, dan juga memudahkan
dalam perawatan. Tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan tempat untuk
mengumpulkan tandan buah segar dan brndolam sehingga memudahkan dalam
pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit. Pengendalian gulma di jalan angkong
dan TPH dilakukan secara kimiawi dengan rotasi 60 hari dan kebutuhan HK
sebesar 0.3 HK/ha.
Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu
(DAK) merupakan kegiatan mendongkel gulma baik yang berada di piringan
maupun di gawangan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan cangkul. Gulma
atau anak kayu yang didongkel di antaranya Clidemia hirta, teki, putihan, anak
sawit, dan semua jenis tanaman berkayu lainnya yang tumbuh di piringan dan
gawangan kelapa sawit.
Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan penaburan pupuk di lahan perkebunan
kelapa sawit sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan perusahaan yang
didasarkan pada analisis daun dan analisis tanah. Analisis daun di PT TPP
dilakukan satu tahun sekali yaitu pada akhir semester satu (bulan Juni). Hasil
analisis daun digunakan sebagai rekomendasi pemupukan pada tahun berikutnya.
28
Analisis daun dilakukan per blok tanaman, sehingga dosis pupuk per blok tidak
sama. Pemupukan dilakukan dengan rotasi dua kali setahun. Tujuan dari
pemupukan adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman pada tanaman
belum menghasilkan (TBM) dan untuk meningkatkan produksi untuk tanaman
menghasilkan (TM).
PT Tunggal Perkasa Plantation melakukan pemupukan dengan dua jenis,
yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemupukan organik dengan
menggunakan limbah padat berupa tandan kosong (tankos) dan pupuk kandang.
Sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk kimia/buatan seperti
pupuk tunggal (ZA, MOP, RP, Kieserit, dan Borat) dan pupuk majemuk (NPK
15:15:15 dan NPK 12:12:17). Pada saat magang penulis hanya melakukan
pengamatan kegiatan pemupukan pada fase TBM.
Pemupukan organik (janjangan kosong dan pupuk kandang).
Janjangan kosong (JJK) merupakan sisa proses pengolahan tandan buah kelapa
sawit oleh pabrik dengan produksi JJK sekitar 23 % dari tandan buah segar (TBS).
Potensi JJK sebagai pupuk organik berkaitan dengan kandungan haranya yang
cukup tinggi. JJK kelapa sawit mengndung unsur hara N, P, K, dan Mg yang
dibutuhkan tanaman. Satu ton JJK kepala sawit setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg
RP, 12 kg MOP, dan 2 kg Kieserit. Di PT Tunggal Perkasa Plantation JJK
diaplikasikan dengan dosis 60 ton/ha.
Aplikasi JJK kelapa sawit banyak mengalami masalah di lapangan, di
antaranya adalah tumpukan JJK menutupi jalan dan menghambat proses pekerjaan
panen dan rawat pada blok tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut JJK dari
pabrik sering kali melebihi kapasitas truk. Hal tersebut menyebabkan JJK–JJK
akan berjatuhan dan tercecer di sepanjang jalan yang dilalui.
Alat yang digunakan untuk menyusun JJK adalah gancu/tajok dan
angkong untuk melansir janjangan kosong. JJK disusun rapi di sekeliling pohon
sawit dengan jarak 1 – 2 meter dari batang sawit, seperti terlihat pada Gambar 3.
29
Gambar 3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit
Selain janjangan kosong, PT Tunggal Perkasa Plantation jaga
menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang yang diaplikasikan di kebun
merupakan kotoran ayam yang dipasok dari daerah Sumatra Barat. Pada beberapa
kejadian, pupuk kandang yang dikirim ke kebun sudah tidak murni lagi karena
telah dicampur dengan sekam dan tanah. Pupuk kandang mengandung 0.5 % N,
0.25 % P2O5, dan 0.5 % K2O. Pemupukan dilakukan secara manual dengan
menggunakan sistem target, 20 karung/orang/hari. Pupuk kandang dimasukkan ke
dalam rorak yang telah disediakan di dekat pohon sawit dengan dosis 20
kg/rorak. Ukuran rorak panjang 1 m, lebar 20 cm, dan dalam 30 cm.
Pemupukan anorganik. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam
satu tahun yaitu pada semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli –
Desember). Jenis pupuk yang digunakan merupakan pilihan berdasarkan
pertimbangan teknis dan ekonomis yang ditetapkan oleh Direktorat
Pengembangan Produksi dan Kontrol PT Astra Agro Lestari, Tbk. Jenis pupuk
yang diberikan adalah pupuk majemuk (NPK), RP, MOP, Urea, Borate, dan
Kieserit. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan dengan
kisaran curah hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk RP, MOP,
Urea, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja (tidak bergantung pada
musim).
Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis. Pemupukan manual
dilakukan pada daerah bergelombang atau rolling. Pemupukan dilakuan secara
berkelompok yang terdiri atas mandor pupuk, pengumpul karung, pelangsir
pupuk, dan beberapa orang penabur yang disesuaikan dengan jumlah pupuk yang
30
akan ditabur. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah
ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara mekanis
dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk
daerah datar atau flat.
Pemanenan
Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi
kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya
dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari
operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi,
mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan
mutu minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan
baik sehingga mencapai umur produktif yang lama.
Kriteria panen. kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat
membantu pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa
sawit dapat ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah
terdapat 10 brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat
janjang. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah
yang akan mempengaruhi rendemen minyak dan ALB. Tingkat kematangan buah
dinyatakan dengan fraksi tandan atau buah luar yang memberondol dapat seperti
tercantum pada Tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit
Fraksi % Brondolan Lepas Derajat Kematangan
00
0
1
2
3
4
5
0
1 – 12.5
12.5 – 25
25 – 50
50 – 75
75 – 100
Buah dalam memberondol
Sangat mentah
Mentah
Matang
Matang I
Matang II
Lewat matang I
Lewat matang II Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation (2010)
31
Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah
mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal
tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di TPH dan
ancak panen karena kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan
sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksi, dan
merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian meninggalkan brondolan
adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan. Oleh karena itu di PT TPP
pemanen diharuskan berpasangan untuk mengutip semua brondolan yang ada di
piringan dan sekitarnya. Pengawasan panen pada PT TPP dilaksanakan oleh
mandor panen, krani panen, mandor 1, asisten afdeling, dan kepala kebun.
Sistem panen. Sistem panen yang digunakan di PT TPP merupakan
sistem panen hancak tetap. Sistem tersebut sangat baik digunakan pada areal yang
sempit, topografi berbukit atau curam, dan tahun tanam yang berbeda-beda. Pada
sistem tersebut pemanen diberi ancak dengan luas areal 1.5 – 2 ha per orang dan
tidak berpindah-pindah. Luas ancak panen bergantung pada umur tanaman. Pada
tanaman yang masih muda ancak panen lebih besar daripada tanaman yang lebih
tua. Hal tersebut disebabkan tanaman kelapa sawit yang masih muda lebih mudah
dipanen dan lebih mudah dalam pengangkutan.
Rotasi panen. Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen
terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di PT TPP rotasi panen
yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari
dalam 7 hari. Rotasi panen yang digunakan adalah rotasi panen yang normal
karena proses pematangan buah adalah ± 7 hari. Akan tetapi sering kali rotasi
panen berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah.
Taksasi produksi. Sebelum dilakukan pemanenan, perlu dilakukan
taksasi produksi harian yang dilakukan sehari sebelum panen. Angka kerapatan
panen (taksasi) adalah perkiraan jumlah pohon yang dapat dipanen dari seluruh
pohon yang ada dalam blok, yang dihitung secara acak dari sejumlah pohon
tertentu dari masing-masing blok. Sistem perhitungan yang digunakan adalah
dengan mengamati pokok sampel pada gawangan sampel yang berada pada areal
atau blok yang akan dipanen. Umumnya dari satu areal diambil 10 % sebagai
pokok sampel. Data yang dicatat dalam taksasi produksi harian di antaranya
32
adalah jumlah bunga, buah hitam, buah mengkal, dan buah masak. Data jumlah
bunga digunakan untuk memperkirakan produksi buah 6 bulan yang akan datang.
Jumlah buah hitam digunakan untuk estimasi produksi semester ini. Jumlah buah
mengkal digunakan untuk memperkirakan produksi rotasi panen berikutnya.
Sedangkan data buah masak digunakan untuk taksasi produksi rotasi minggu ini.
Alat-alat panen. Alat-alat panen yang digunakan untuk memotong TBS
dari pokoknya digunakan dodos dan egrek. Dodos digunakan untuk memotong
TBS pada tanaman yang masih pendek dan mudah dijangkau, sedangkan untuk
tanaman yang lebih tinggi (tinggi > 3 m) digunakan egrek. Alat-alat yang sering
digunakan dalam pelaksanan panen di PT TPP tercantun pada Tabel 6.
Tabel 6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal
Perkasa Plantations
No. Nama Alat Kegunaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dodos
Egrek
Angkong
Gancu
Kapak Tomasun
Karung
Batu asah
Pemotong tandan buah pada tanaman yang masih pendek
Pemotong tandan buah pada tanaman yang sudah tinggi
Alat angkut TBS dan brondolan dari pasar pikul ke TPH
Alat angkut TBS dari pokok ke pasar pikul/ke angkong
Memotong tandan buah yang panjang
Tempat brondolan
Pengasah dodos, egrek, kapak, dan lain-lain Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan (2010).
Pelaksanaan panen. pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan ancak
yang telah ditentukan. Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu
ancak dalam satu hari sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam
mengerjakan hanca sering kali dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut
kenek. Kenek tersebut membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh
di piringan, mengangkut tandan ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan.
Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong
pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan
panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah
yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk
huruf “U” mengelilingi pokok atau membentuk huruf “I” sebagai gawangan mati
dengan ujung pelepah mengarah utara-selatan. Pemotongan tandan pada TM yang
tinggi dilakukan dengan egrek, sedangkan pada tanaman yang pendek dengan
33
menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian diangkut ke TPH
dengan menggunakan angkong. Di PT TPP panjang tangkai dari pangkal buah ± 1
cm yang berbentuk huruf “V” (cangkem kodok). Alat yang digunakan untuk
memotong tangkai panjang adalah kampak yang disebut Tomasun. Nama
Tomasun merupakan gabungan dari dua nama pekerja PT TPP Tomi dan Asum
yang menemukan alat tersebut. Kapak tersebut menghasilkan potongan seperti
hurup “V” atau seperti cangkem kodok. Pada tangkai buah diberi nomor sesuai
pemanen di hancak tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan
tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat
nomor panen serta mempermudah krani buah dan mandor panen dalam
melakukan pengecekan buah mentah.
Basis dan premi panen. Pada kegiatan panen di perkebunan kelapa sawit
dikenal istilah basis. Di PT Tunggal Perkasa Plantations untuk panen diterapkan
basis borong. Basis borong adalah target tonase atau jumlah janjang berdasarkan
berat janjang rata-rata (BJR) tertentu yang harus didapatkan oleh seorang
pemanen dalam satu hari sebagai dasar untuk menghitung premi panen. Premi
panen merupakan pemberian pendapatan tambahan di luar gaji pokok yang
disesuaikan dengan prestasi kerja (PK). Sistem perhitungan premi pemanen dapat
dilihat pada Lampiran 8 . Besarnya basis borong ditentukan oleh tahun tanam dan
topografi areal panen. Besarnya pemberian premi ditentukan oleh kriteria tahun
tanam tanaman kelapa sawit dan kriteria kelas pemanen. Kriteria kelas pemanen
dapat dilihat pada Lampiran 9 .
Premi panen selain diberikan kepada pemanen juga diberikan kepada
mandor panen, kerani panen, mandor transportasi, dan mandor satu. Premi
mandor panen adalah 1.5 kali dari rata-rata premi pemanen yang diawasi
dikalikan faktor kualitas; premi mandor satu adalah 1.5 kali dari rata-rata premi
mandor panen yang ada di afdeling dikalikan faktor kualitas; serta premi kerani
panen dan mandor transportasi adalah 1.25 kali dari rata-rata pendapatan premi
pemanen yang ada di wilayahnya dikalikan faktor kualitas. Faktor kualitas
ditentukan berdasarkan rendemen dan kandungan asam lemak bebas (ALB) harian
pabrik, seperti tertera pada Tabel 7.
Tabel 7. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit di PT Tunggal Perkasa
34
Plantations
No. Rendemen (%) ALB (%) Faktor Kualitas (%)
1. > 23.5 < 3 125
2. 23 – 23.5 < 3 100
3. 22 – 23 < 3 75
4. Berapapun > 3 50
5. < 22 Berapapun 50 Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)
Aspek Manajerial
Karyawan Non staf
Penggerak utama dalam suatu organisasi suatu perusahaan adalah sistem
manajerial. Sistem manajerial yang baik didukung dengan sumber daya manusia
yang handal dapat memberikan pengaruh yang positif bagi suatu perusahaan.
Setelah penulis mengikuti kegiatan-kegiatan secara langsung di lapangan sebagai
BHL, maka selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor. Mandor
adalah manajer tingkat bawah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan semua
kegiatan di lapangan. Mandor harus mampu memotivasi pekerja untuk bekerja
sesuai dengan standar operasional perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh
mandor bertujuan untuk meningkatkan keefektifan bekerja. Setiap mandor
bertanggung jawab terhadap hasil kerja yang dikoordinirnya dengan selalu
berpedoman pada Lembar Rencana Kerja (LRK) yang telah ditetapkan kepala
afdeling dan perusahaan.
Setiap hari mandor mengisi buku kerja mandor yang berisi daftar hadir
pekerja setelah selesai kegiatan dan prestasi kerja yang diperolehnya pada hari itu.
Buku kerja mandor merupakan alat yang digunakan dalam pengawasan pekerja.
Mandor harus bisa memberi motivasi dan mengarahkan pekerja dalam melakukan
suatu pekerjaan, karena hal inilah yang menentukan tercapainya target atau tidak
suatu pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang diawasi oleh mandor bervariasi antara
5 – 25 orang.
Seorang mandor mempunyai kegiatan-kegiatan wajib yang harus diikuti,
di antaranya apel pagi bersama BHL, briefing bersama kepala afdeling atau kepala
35
kebun untuk mendapatkan pengarahan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan,
briefing tentang teknik aplikasi pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan
perusahaan (SOP), mengisi daftar hadir pekerja sebelum dan sesudah bekerja,
mengawasi pekerjaan secara langsung serta mengarahkan pekerja agar bekerja
lebih efektif, menghitung dan melaporkan hasil pekerjaan meliputi prestasi kerja
pekerja dan kualitas pekerjaan serta masalah yang dihadapi kepada kepala
afdeling. Selain itu, mandor juga mempunyai kewajiban mengurus pengambilan
material dan mempersiapkan tenaga kerja.
Mandor I. Tingkatan yang berada di bawah kepala afdeling adalah
mandor I. Mandor I adalah orang yang mengatur semua kegiatan yang ada di
lapangan. Fungsi dan tanggung jawab seorang mandor I lebih luas dibandingkan
dengan mandor-mandor lainnya. Mandor I mempunyai tugas untuk mengontrol
semua jenis pekerjaan yang dilakukan, sekaligus memberikan penilaian terhadap
hasil kerja tersebut. Mandor I mempunyai hak untuk menegur mandor lain jika
mandor tersebut melakukan kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan. Mandor
I berwenang untuk mengecek semua jenis kegiatan, baik kegiatan administrasi
(permintaan dan penerimaan barang) sebelum mendapat persetujuan dari kepala
afdeling. Selain itu, mandor I menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan selesai
dan sesuai dengan norma/target serta membuat laporan harian hasil kerja dan
melaporkan masalah-masalah yang dihadapi ke kepala afdeling.
Kegiatan yang dilaksanakan penulis selama menjadi pendamping mandor
yaitu sebagai pendamping mandor pupuk, mandor rawat, mandor semprot, dan
mandor panen. Semua mandor tersebut berada di bawah mandor I.
Mandor pupuk. Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan
blok/petak yang akan dipupuk atas persetujuan asisten afdeling, membuat
permintaan bahan/bon gudang yang disetujui asisten afdeling dan kepala kebun,
meminta kendaraan pengangkutan pupuk ke krani afdeling, menghitung tenaga
kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan
memberikan pengarahan kepada keryawan, mengawasi pengambilan pupuk di
gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan,
mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan.
36
Mandor rawat. Mandor rawat merupakan karyawan non staf yang termasuk
dalam serikat karyawan utama (SKU). Mandor rawat bertugas merencanakan dan
mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur ancak perawatan, mengatur
kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa
kualitas pekerjaan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan
pemeliharaan adalah pengendalian gulma, pemeliharaan jalan dan jembatan,
pemeliharaan TPH, dan pengendalian hama dan penyakit. Mandor rawat
mengawasi semua kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan secara manual.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh petugas HPT.
Mandor semprot. Penyemprotan merupakan salah satu kegiatan dalam
pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus sebagai
mandor semprot kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan
pengambilan herbisida di gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di
lapangan.
Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas
persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi untuk memberikan pengarahan
dan pengabsenan karyawan, mengawasi pekerjaan di lapangan dan mengawasi
penggunaan herbisida. Setelah kegiatan di lapangan, mandor semprot mengisi
absen karyawan, menghitung penggunaan bahan yang dipakai.
Mandor panen. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan
blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan kepala afdeling, kemudian
melakukan apel pagi dengan karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang
standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga
pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor
panen kemudian memberi ancak kepada masing-masing pemanen dan
melaksanakan pengawasan panen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen
menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang
dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi krani buah, dan
mengisi Buku Kerja Mandor (BKM). Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak
TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka
pemanen tersebut berhak mendapatkan premi.
Karyawan Staf
37
Kepala afdeling (asisten) merupakan orang yang bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan dan hal-hal penting lainnya dalam suatu luasan areal
tertentu (divisi). Asisten bertanggung jawab kepada asisten senior (kepala kebun)
dan administratur. Asisten bertugas merencanakan dan mengkoordinasikan
program kerja dan target mingguan serta bulanan sesuai program kerja kebun,
mengevaluasi hasil-hasil kegiatan dan mengarahkan pemecahan masalah di
tingkat afdeling, melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kegiatan lapangan,
melakukan pengawasan dan penilaian terhadap prestasi mandor, dan melakukan
administrasi afdeling dengan dibantu oleh krani kantor. Kegiatan administrasi
tesebut, antara lain membuat Lembar Rencana Kerja (LRK) yaitu rencana kerja
per item pekerjaan yang berisi rencana luas areal yang akan dikerjakan, rencana
tenaga, dan rencana material yang akan digunakan.