84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

16
MENINGITIS SEROSA PENDAHULUAN Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Infeksi adalah invasi dan multiplikasi kuman (mikro-organisme) di dalam jaringan tubuh. Invasi atau penetrasi berarti penembusan. Halangan besar bagi kuman untuk menembus tubuh dibentuk oleh epithelium permukaan tubuh luar dan dalam, yang kita kenal sebagai kulit, konjungtiva, dan mukosa. ( 1, 2 ) Penyakit-penyakit inflamasi pada sistem saraf pusat terutama adalah meningitis dan ensefalitis, dapat bersifat primer atau hanya merupakan bagian dari penyakit sistemik. Berbagai jenis mikroorganisme dapat menginvasi selaput otak dengan pola yang bervariasi banyak atau sedikit dalam hal keakutan, intensitas, durasi, dan kekhususan. Gambaran klinis utama yang timbul pada seorang pasien bergantung pada jenis mikroorganisme, jumlah, keadaan umum dan daya tahan tubuh pasien, adanya infeksi ikutan, dan penatalaksaan klinis. ( 3 ) 1

Transcript of 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

Page 1: 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

MENINGITIS SEROSA

PENDAHULUAN

Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama

di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Infeksi adalah invasi

dan multiplikasi kuman (mikro-organisme) di dalam jaringan tubuh. Invasi atau

penetrasi berarti penembusan. Halangan besar bagi kuman untuk menembus tubuh

dibentuk oleh epithelium permukaan tubuh luar dan dalam, yang kita kenal sebagai

kulit, konjungtiva, dan mukosa. ( 1, 2 )

Penyakit-penyakit inflamasi pada sistem saraf pusat terutama adalah meningitis

dan ensefalitis, dapat bersifat primer atau hanya merupakan bagian dari penyakit

sistemik. Berbagai jenis mikroorganisme dapat menginvasi selaput otak dengan pola

yang bervariasi banyak atau sedikit dalam hal keakutan, intensitas, durasi, dan

kekhususan. Gambaran klinis utama yang timbul pada seorang pasien bergantung

pada jenis mikroorganisme, jumlah, keadaan umum dan daya tahan tubuh pasien,

adanya infeksi ikutan, dan penatalaksaan klinis. ( 3 )

Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piameter,

arakhnoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula

spinalis yang superfisial. ( 2 )

Meningitis dibagi berdasarkan lapisan selaput otak yang mengalami radang :

1. Pakimeningitis : yang mengalami radang adalah durameter

2. Leptomeningitis : yang mengalami radang adalah arakhnoid dan piameter

Sedangkan berdasarkan penyebabnya :

1. Meningitis karena bakteri

2. Meningitis karena virus

3. Meningitis karena riketsia

1

Page 2: 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

4. Meningitis karena jamur

5. Meningitis karena cacing

6. Meningitis karena protozoa ( 2 )

Meningitis serosa disebut juga meningitis aseptik adalah sebuah penyakit yang

ditandai oleh sakit kepala, demam dan inflamasi pada selaput otak. Istilah meningitis

aseptik mengacu pada kasus dimana pasien dengan gejala meningitis tapi

pertumbuhan bakteri pada kultur tidak ditemukan. Banyak faktor yang berbeda yang

dapat menyebabkan penyakit ini, seperti virus atau mikobakterium. ( 5 )

ETIOLOGI

Bervariasi, Mikroorganisme yang bertanggung jawab adalah bakteri, protozoa,

jamur, ritketsia atau yang paling sering virus. ( 3 )

Kelompok virus yang paling sering adalah enterovirus (echo, coxsackie, polio),

diikuti oleh parotitis, herpes II, koriomeningitis limfositik dan adeno virus. Yang

termasuk arbovirus adalah virus yang ditransmisikan oleh kutu, meningoensefalitis

musim semi. ( 3 )

PATOFISIOLOGI

Kuman dapat tumbuh dan berbiak tergantung pada kondisi ruang lingkupnya,

kuman yang sudah masuk dalam tubuh dapat berbiak subur atau tidak, proses

multiplikasi ini tidak berlalu tanpa pergulatan antara kuman dan unsur-unsur sel dan

zat biokimiawi tubuh yang dikerahkan untuk mempertahankan keutuhan tubuh. Aksi

kuman dan reaksi tubuh setempat menghasilkan runtuhan kuman dan unsur-unsur

tubuh yang merupakan racun bagi tubuh. ( 1 )

Setelah kuman berhasil menerobos permukaan tubuh dalam dan luar, ia dapat

tiba disusunan saraf pusat melalui lintasan-lintasan berikut. Pada kuman yang

bersarang di mastoid dapat menjalar ke otak perkontinuitatum. Sutura memberikan

kesempatan untuk invasi semacam itu. Invasi hematogenik melalui arteria

intraserebral merupakan penyebaran ke otak secara langsung.( 1 : 305 )

2

Page 3: 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

Penyebaran hematogen tak langsung dapat juga dijumpai, misalnya arteri

meningeal yang terkena radang dahulu. Dari arteri ini kuman dapat tiba di likuor dan

invasi kedalam otak melalui penerobosan dari piamater. Akhirnya, saraf – saraf tepi

dapat digunakan juga sebagai jembatan bagi kuman untuk tiba disusunan saraf pusat. (

1 : 306 )

Faktor predisposisi infeksi susunan saraf pusat. Daya pertahanan susunan saraf

pusat untuk menangkis infeksi mencakup kesehatan umum yang sempurna, struktur

sawar darah otak yang utuh dan efektif, aliran darah ke otak yang adekuat, sistem

imunologik, hormonal dan seluler yang berfungsi sempurna. ( 1 )

Meningitis viral dan meningitis tuberkulosa merupakan bagian meningitis

serosa. Meningitis tuberkulosa adalah komplikasi sistemik dari tuberkulosis dan

merupakan hasil penyebaran secara hematogen ke piamater atau arakhnoid. Ada

respon seluler dengan adanya limfosit, sel plasma, histosit, dalam waktu yang singkat

terjadi perubahan giant sel dan tipe granulomatous. Tuberculoma bisanya berada pada

hemisfer, serebellum atau serabut spinal. (8)

Sarang infeksi tuberkulosis di luar susunan saraf, pada umumnya di paru-paru,

melepaskan mikrobakterium tuberkulosis. Melalui lintasan hematogen ia tiba

dikorteks serebri, dan akhirnya ia mati di situ atau berbiak dan membentuk eksudat

kaseosa. Leptomeninges yang menutupi sarang infeksi di korteks dapat ikut terkena

dan menimbulkan meningitis sirkumskripta. Tetapi eksudat kaseosa dapat meletus

dan masuk serta membawa kuman tuberkulosis ke dalam ruangan subaraknoidal. ( 1 )

Meningitis viral yang benigne tidak melibatkan jaringan otak pada proses

radangnya, gejala-gejalanya dapat sedemikian ringannya sehingga diagnosis

meningitis luput dibuat. Tetapi pada pungsi lumbal ditemukan pleiositosis limfositer.

Jika gejala-gejalanya agak berat, maka gejala yang paling menggangu ialah sakit

kepala dan nyeri kuduk. Virus yang biasanya bertanggung jawab atas terjadinya

infeksi di susunan saraf pusat tergolong pada keluarga enterovirus. Mereka

melakukan invasi dan penetrasi melalui usus dan ditemukan dalam feses dan sekresi

nasofaring. Selanjutnya pada mula timbulnya cairan serebrospinal sudah mengandung

3

Page 4: 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

virus. Penularan dapat terjadi melalui lintasan oral-fekal atau melalui droplet spray. ( 1 )

GEJALA KLINIS( 3 :59- 62, 5 )

Gejala dan tanda meningitis serosa :

1. Nyeri kepala selalu ada, kadang-kadang sangat hebat dan difus.

2. Nyeri punggung seringkali ada

3. Temperatur biasanya tidak begitu meningkat seperti pada meningitis

purulenta.

4. Sensitif terhadap cahaya ( fotopobia )

5. Malaise umum, gelisah, atau tidak enak badan

6. Nausea dan vomitus

7. Mengantuk dan pusing

8. Kadang-kadang terdapat bangkitan epileptik

9. Meningismus ( laseque dan kaku kuduk hampir selalu ada )

10. Organ-organ lain sering kena mis: paru-paru pada meningitis tuberkulosa

11. Umumnya terdapat tanda-tanda gangguan saraf kranial dan cabang-

cabangnya

DIAGNOSIS

Pada anamnesis yang ditanyakan adalah ada tidaknya gejala prodromal berupa

nyeri kepala, anoreksia, mual/muntah, demam subfebris, disertai dengan perubahan

tingkah laku dan penurunan kesadaran, onset sub akut, riwayat penderita TB atau

adanya fokus infeksi sangat mendukung. ( 10 )

Pemeriksaan fisis yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis meningitis

serosa adalah : ( 10 )

1. Pemeriksaan rangsang meningeal dengan pemeriksaan kaku kuduk.

Biasanya pada pasien meningitis terdapat kaku kuduk yang positif

2. Pemeriksaan nervi craniales yaitu N III, N IV, N VI, N VII, N VIII,

biasanya kelumpuhan saraf otak dapat sering dijumpai

4

Page 5: 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

Pemeriksaan penunjang : ( 10 )

1. Pemeriksaan laboratorium : darah rutin, kimia dan elektrolit

2. Pemeriksaan radiologik : foto polos paru, dan Ct-Scan kepala sebelum

dilakukan lumbal pungsi bila dijumpai peninggian tekanan intrakranial.

Pungsi lumbal penting untuk menegakkan diagnosis dan untuk membedakannya

dari meningitis purulenta. Hasilnya memperlihatkan hitung sel yang kurang dari 100-

1000 sel/ml. Lebih dari 1000 sel umumnya ditemukan pada koriomeningitis

limfositik, parotitis dan infeksi echo 9. Pada hari pertama sampai 50% sel PMN dapat

ditemukan, setelah itu unsur mononuclear dan limfositik yang dominan. Kadar

protein agak meningkat pada kebanyakan kasus, glukosa pada meningitis viral adalah

normal. Jika glukosa berkurang, infeksi bakteri spesifik (tuberkulosis) atau jamur

harus dicurigai. Pemeriksaan sediaan langsung pada meningitis viral tidak ditemukan

mikroorganisme, sedangkan jamur dan bakteri dapat diidentifikasi dengan memakai

pewarnaan khusus. Pemeriksaan berupa kultur dan tes serologis terutama penting

pada kelompok penyakit ini untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebabnya.( 3 :

62, 63 )

Meningitis tuberkulosa

Anamnesis diarahkan pada riwayat kontak dengan pasien penderita tuberkulosa,

keadaan sosio-ekonomi, imunisasi dan sebagainya. Sementara itu gejala-gejala yang

khas untuk meningitis tuberkulosa ditandai dengan tekanan intrakranial meninggi,

muntah yang hebat, nyeri kepala yang progresif dan pada bayi terdapat fotanela yang

menonjol. ( 9 )

Meningitis tuberkulosa sudah jarang ditemukan dan sekarang sudah dapat

diobati. Tetapi, prognosisnya buruk jika pengobatannya terlambat. Oleh karena itu,

penyakit ini harus dicurigai pada pasien – pasien :

1. Dengan gambaran klinis meningitis yang timbul dalam waktu beberapa

minggu.

2. Dengan hitung sel limfosit kurang dari 300 sel disertai kadar glukosa yang

menurun

5

Page 6: 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

3. Dengan kelumpuhan saraf kranialis bagian bawah.

4. Dengan riwayat sebelumnya atau bukti klinis tuberkulosis paru atau organ

lainnya.

5. Dengan adanya tuberculosis dalam masyarakat pasien. ( 3 : 63,65 )

Untuk menghindari kesalahan diagnosis dari meningitis tuberculosa maka harus

diperhatikan cairan serebrospinal, adanya limfositosis dan hipoglicorrhachia pada

susunan saraf pusat terdapat kira-kira 1 % pada diagnosis awal kasus tuberkulosa.

Keadaan ini menjadi prioritas untuk dilaksanakan pencegahan dan terapi. Diagnosis

defenitif meningitis tuberkulosa tergantung pada identifikasi mikobakterium

tuberkulosa pada cairan serebrospinalis. ( 4, 8 )

Diagnosis yang cepat sangat bergantung atas tiga sumber informasi yaitu :

1. Data epidemiologi mengenai keaktifan atau ketidakaktifan tuberkulosis pada

sebuah keluarga

2. Tanda/ gejala klinik atau diagnosis tuberkulosis di luar dari susunan saraf

pusat.

3. Karakteristik perubahan cairan serebrospinal yang terdiri dari limfositosis

sedang ( < 500 – 1500 sel/ml), hipoglicorrhachia ( glukosa darah kurang

dari 40%, tetapi lebih besar 10 mg/dl ) ( 4 )

Meningitis viral

Pada pemeriksan laboratorium didapatkan jumlah sel darah putih biasanya

normal atau sedikit meningkat. Cairan serebrospinal biasanya normal atau sedikit

meningkat. Cairan serebrospinal biasanya berisi pleocytosis antara 20 – 1000 WB/

mm3, limfosit yang lebih dominan. Glukosa CSF biasanya normal tetapi kadang-

kadang pasien dengan meningitis akut mumps, varicella zoster, herpes simplex tipe 2,

limfosit choriomeningitis terjadi sedikit penurunan kadar glukosa CSF. Kadar protein

CSF dapat normal atau sedikit meningkat. Antigen bakteri dan jamur tidak terdeteksi

di CSF dan pada pewarnaan dan kultur tidak ditemukan bakteri maupun jamur. Pada

EEG dan CT-Scan otak nampak normal. ( 7 )

6

Page 7: 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

DIAGNOSIS BANDING ( 9,10)

1. Meningitis purulenta

2. Meningoensefalitis

PENATALAKSANAAN

Meningitis tuberkulosa ( 4, 11 )

1. umum

2. Terapi kausal : kombinasi anti tuberkulosa

- obat-obat lini pertama : terapi obat lini pertama untuk meningitis

tuberkulosa terdiri atas dua macam obat, isoniazid (INH) dan rifampisin.

Isoniazid diberikan dengan dosis 10 -20 mg/KgBB/hari dengan dosis

maksimal 300 m/hari untuk anak-anak dan 600 mg/ hari untuk dewasa.

- Obat-obat lini kedua : terdapat tiga obat antituberkulosa lini kedua untuk

meningitis tuberkulosa yang digunakan sebagai tambahan ataupun

pengganti INH dan rifampisin. Ethambutol, pyrazinamid dan ethionamid

sangat efektif penetrasinya ke dalam cairan serebrospinal untuk

menghilangkan inflamasi.

- Obat-obat lini ketiga : lima obat yang paling sering digunakan adalah

aminoglikosida pada terapi tuberkulosis adalah golongan aminoglikosida

yaitu streptomisin, capreomisin, kanamisin, viomisin dan amikatin.

Kesemuanya adalah antibiotik polipeptida dan kesemunya berpotensi

menimbulkan nefrotoksik dan ototoksik. Kelima obat tersebut penetrasinya

sangat jelek kedalam otak atau cairan serebrospinal.

3. Kortikosteroid

Pada meningitis viral tidak ada pengobatan spesifik. Pada kebanyakan kasus

pengobatan yang diberikan bersifat simtomatik. Analgetik dibutuhkan untuk keluhan

sakit kepala dan antiemetik untuk mual dan muntah. Perawatan rumah sakit jarang

dibutuhkan kecuali ketika muntahnya mengakibatkan dehidrasi. Pada pasien dengan

herpes simpleks meningitis viral dilakukan terapi simptomatik, dan pada beberapa

7

Page 8: 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

kasus pengobatannya dapat dipertimbangkan pemberian acyclovir. Acyclovir 30

mg/kg yang dibagi dalam 3 kali per hari dan harus diberikan lebih awal untuk

mendapatkan hasil yang maksimal ( 6, 7 )

KOMPLIKASI

1. Hidrosefalus

2. Kelumpuhan saraf kranial

3. Epilepsi

4. Iskemi dan infark pada otak

PROGNOSIS

Meningitis aseptik adalah penyakit yang tidak berbahaya dan pada umumya

pasien sembuh sempurna setelah 4 sampai 5 hari setelah munculnya gejala. Pada

meningitis tuberkulosa faktor prognosis yang paling penting adalah panjangnya

waktu antara permulaan gejala dengan permulaan pengobatan anti tuberkulosa,

sembuhnya lambat dan umumnya meninggalkan sekuele neurologis ( 6, 8, 11 )

KESIMPULAN

Meningitis serosa disebut juga meningitis aseptik adalah sebuah penyakit yang

ditandai oleh sakit kepala, demam dan inflamasi pada selaput otak. Etiologi

bervariasi, mikroorganisme yang bertanggung jawab adalah bakteri, protozoa, jamur,

ritketsia atau yang paling sering virus

Gejala dan tanda meningitis serosa :

1. Nyeri kepala selalu ada, kadang-kadang sangat hebat dan difus.

2. Nyeri punggung seringkali ada

3. Temperatur biasanya tidak begitu meningkat seperti pada meningitis

purulenta.

4. Sensitif terhadap cahaya ( fotopobia )

5. Malaise umum, gelisah, atau tidak enak badan

8

Page 9: 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

6. Nausea dan vomitus

7. Mengantuk dan pusing

8. Kadang-kadang terdapat bangkitan epileptik

9. Meningismus ( laseque dan kaku kuduk hampir selalu ada )

10. Organ-organ lain sering kena mis: paru-paru pada meningitis tuberkulosa

11. Umumnya terdapat tanda-tanda gangguan saraf kranial dan cabang-

cabangnya

Pada pemeriksaan lumbal pungsi hasilnya memperlihatkan hitung sel yang

kurang dari 100-1000 sel/ml. Pemeriksaan sediaan langsung pada meningitis viral

tidak ditemukan mikroorganisme, sedangkan jamur dan bakteri dapat diidentifikasi

dengan memakai pewarnaan khusus. Pemeriksaan berupa kultur dan tes serologis

terutama penting pada kelompok penyakit ini untuk mengidentifikasi mikroorganisme

penyebabnya.

Pengobatan disesuaikan dengan penyebab dari meningitis tersebut apakah oleh

karena virus maka diberikan antivirus atau karena tuberkulosa maka diberikan

antituberkulosa.

9

Page 10: 84318366 Meningitis SEROSA by Ari Sutiko Referat in Neuro 1

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardjono, Mahar. Priguna Sidharta. NEUROLOGI KLINIS DASAR in

Mekanisme Infeksi Susunan Saraf. Dian Rakyat. Jakarta; 2004. hal. 303 –

320.

2. Harsono. KAPITA SELEKTA NEUROLOGI in Meningitis Purulenta. Ed.

Harsono. Gajah Mada University Press. Yogyakarta; 2003. hal.165 - 167.

3. Mumenthaler, Mark. NEUROLOGI Jilid 1 in Penyakit-penyakit Inflamasi

pada otak dan selaput otak. Binarupa Aksara. Jakarta Barat ;1995. hal. 62 –

65.

4. Johnson, T. Richard. CURRENT THERAPY IN NEUROLOGIC

DISEASE-2 in Tuberculous Meningitis. B.C Decker Inc. Toronto; 1987. hal.

111 – 113.

5. Christus Health. Aseptic Meningitis. Available at www.yahoo.com

6. Levy, Daniel. Aseptic meningitis. Available at www.yahoo.com

7. Marsden, C.,D. INFECTIONS OF THE NERVOUS SYSTEM in Acute

viral meningitis and encephalitis. Butterwotths. London :1987. hal. 158

8. Davis, Larry E., et al. MANUAL of CLINICAL PROBLEMS in

NEUROLOGY in Tuberculous Meningitis. Ed. Kennedy, peter G. E.,

Rischard T. Johnson. Little, Brown and Company. Boston; 1989. hal. 198 –

199.

9. Harsono. BUKU AJAR NEURILOGI KLINIS in Meningitis Tuberkulosa.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta; 2005. hal.

10. Ahmad, Airiza. NEUROLOGI in meningitis tuberkulosa. Perhimpunan

Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Jakarta; 2006. hal. 30 – 31.

10