67595464 Poliomyelitis
-
Upload
rizki-archard-alfonso -
Category
Documents
-
view
54 -
download
1
description
Transcript of 67595464 Poliomyelitis
Dokter Pembimbing:
dr. Eddy Ario Koentjoro, Sp.S
oleh: Ambika Rinjani Imas Reza Palupi
Definisi Poliomyelitis atau polio, adalah penyakit paralisis
atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV)
POLIOMYELITIS 3 Serotipe, Tipe 1 biasanya berperan pada epidemik
Hanya 5% kasus bergejala
Masa infektiviti:
Virus di tenggorakan selama 1 minggu sesudah onset (permulaan) gejala &
Virus di feces selama 4 minggu
Polyomyelitis anterior akuta tersembunyi, 90% tak ada gejala, tidak lumpuh Yang lumpuh (paralisis flaksid) hanya 2%, asimetri
volunter Sangat menular, 100% dalam keluarga silent infection antar manusia
Penyakit dengan kelumpuhan akibat kerusakan motor neuron pada cornu anterior dan batang otak akibat infeksi virus
ETIOLOGI Disebabkan golongan enterovirus
3 strain penyebabnya TIPE 1 (Brunhilde) plg luas & ganas
TIPE 2 (Lansing) menyebabkan kasus yang sporadis
TIPE 3 (Leon) paling ringan
Tidak imunitas silang
Masa inkubasi 7-10 hari
Kadang-kadang masa inkubasi antara 3-35 hari
Patogenesis sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk
ke tubuh melalui mulut, menginfeksi saluran usus.
Berkembang biak dalam traktus digestivus, KGB regional dan RES, dapat menimbulkan perkembangan virus, reaksi tubuh membentuk antibodi spesifik.
Patofisiologi Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir
ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI Lesi neuron terjadi pada
Medula spinalis, serebellum, otak tengah, talamus-hipotalamus, palidum, korteks cerebri
Kerusakan saraf berupa nekrosis pada neuron dengan adanya kromatolisis, neuronophagia atau terjadi kematian sel cara cepat dengan pembengkakan nukleus, koagulasi, Nissl Bodys, disentrigasi sitoplasma
Gambaran Klinis: POLIOMYELITIS
Silent infection : setelah masa inkubasi 7-10 hari karena daya tahan tubuh, tidak ada gejala sama sekali.
Poliomielitis Abortif
Timbul mendadak, beberapa jam-hari
Malaise, anoreksia, mual, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeri perut.
Demam jarang lebih dari 39ºC (103°F)
Poliomyelitis Nonparalytik Kelainannya di meningen, tidak didapatkan
kelainan fokal neurologis.
Gejala klinis = poliomielitis abortif kecuali nyeri kepala, mual muntah lebih parah
Nyeri dan kaku otot leher belakang, badan dan tungkai, kaku kuduk dan spina sebagai dasar diagnotis non paralitik.
Poliomyelitis Paralytik:
poliomeilitis non paralitik + kelemahan otot-otot skelet atau kranial dibedakan ada 4 : Poliomielitis spinal murni dan insufisiensi pernafasan
(otot leher, diafragma, leher dsb)
P. bulber murni (dapat apneu)
P. bulbospinal dengan insufisiensi pernafasan.
Ensefalik (iritabilitas, tremor, disorientasi)
LAB: Likor Spinalis: ada limfositosis moderat dan protien meningkat moderat.
POLIOMYELITIS 4 Bentuk Paralysis Spinal: Leher, extremitas, tubuh, abdomen paralysis
asimentris (pada anak) atau
simetris (pada remaja & >)
Bulbar: Syaraf-Syaraf Motorik Otak dan syaraf pusat vital: pernafasan & circulatory, menyebab apne
Spino-Bulbar: kombinasi 1 & 2.
Enkefalitis Akut: Kejang-kejang, delirium, paralysis, paresis simetris atau asimetris
POLIOMYELITIS? WASPADALAH Rangsangan/trauma pada penderita Poliomyelitis
Nonparalytik dapat menyebab terjadinya paralysis: Contoh trauma: SUNTIKAN, cabut gigi, tonsilektomi, trauma olah raga, dll.
Seringkali keluarga melapor bahwa sesudah anaknya disuntik karena “panas”, besok menjadi lumpuh
3 Tes Klasik untuk Poliomyelitis Tanda Tripod
Tes Cium Lutut (kiss-the-knee)
Tes Kepala Lemah (Head-drop)
Poliomyelitis Diagnosa Banding Tergantung manifestasi klinis.
Poliomielitis paralitik GBS
BOTULISME
HERPES ZOSTER KRANIALIS PARALITIK
Poliomielitis non paralitik ASEPTIS MENINGITIS
MENINGITIS BAKTERIIL DGN PENGOBATAN PARSIIL
MENINGITIS SEROSA STADIUM DINI
Laborat Serologi Virus pada darah, Liquor Spinalis, air seni
Biakan Virus dari feces, darah, farinks, Liquor Spinalis
Polymerase Chain Reaction (PCR) biasanya pada Likor Spinalis: 5 jam selesai, 90% sensitif dan 97% specifik, lebih efektif daripada biakan.
Likor Spinalis: ada limfositosis moderat dan protien meningkat moderat.
Komplikasi Aspirasi & pneumonia sekunder
Ulcera decubitas karena penekanan pd kulit dibawa anggota yang tidak bergerak
Hypertensi arterial pada status akut tetapi bisa berlanjutan (serta hyperkalsemia) sampai konvulsi
Kelumpuhan, Kelemasan & Atrofi pada otot yang diserang
Kontraktur yang mengakibatkan terjadi talipes quino varus atau skoliosis
Subluxatio disebab kelumpuah seluruh otot sekitar
sendi
Penatalaksanaan Suportif dan istirahat sampai
radang otot mulai mereda
Kemudian mulai senam pasif.
Kebanyakan kekuatan yang akan kembali akan nyata dalam 6 bulan pertama.
Sesudah fase radang berlalu, otot-otot yang lemah perlu senam aktif. Senam di kolam air efektif sekali.
Pencegahan Vaksin harus melawan 3 serotipe (trivalent)
Vaksin diberi 4 kali pada umur 2 bulan,
4 bulan, 6 - 18 bulan, lalu 4 - 6 tahun (booster)
Kalau “terlambat”, tidak perlu mulai lagi.
Hanya teruskan jadwal. Isolasi penderita, Higiene
ADA DUA TIPE VAKSIN
Inactivated poliovirus vaccine (IPV)-vaksin polio Salk
Oral Polio Vaksin (vaksin polio Sabin)
IPV (inactivated PolioVaccine)
campuran tiga strain poliovirus dari supernatan kultur
jaringan di inaktifkan dengan formalin ( 1:4000 for 6 days at
370)
Strain yang digunakan adalah Mahoney type 1, MEFI type 2,
Saucket type 3. enhaced IPV (eIPV) diproduksi dengsn cara
yang sama dengan molekul yang lebih besar sehingga lebih
immunogenic.
Aman diberi kepada pasien yang “immuno-compromised” dan anak serumah mereka.
Biasanya dewasa diberi eIVP karena resiko VAPP lebih tinggi pada dewasa yang diberi OPV.
OPV (Oral PolioVaccine)
Menempel pada PVR (poliovirus receptor), kolonisasi dan replikasi dalam usus, merangsang antibodi sekretori lokal (sIgA anti-polio) dan antibodi humoral
Antibodi lokal menghambat penempelan virus lain(termasuk VPL) dan antibodi humoral menetraliser virus yang akan masuk SSP.
Kemampuan replikasi dalam usus berakibat ekskresi virus keluar usus melalui tinja, tersebar ke lingkungan dan masuk ke tubuh kontak , mis saudara atau teman bermain, menghasilkan penyebaran efek komunitas.
Dua metode imunisasi OPV : Imunisasi rutin Imunisasi suplemen
KONTRAINDIKASI : reseptor yang lemah imun atau anak
yang tinggal serumah dengan orang yang immuno- compromised, Contoh:
• Pasien diobati dengan steroid (Nephrosis, Asma dll),
• Pasien kanker • Penderita HIV
PROGNOSIS Tergantung beratnya penyakit
Pada bentuk paralitik (pemulihan perlu 18-24 bulan) tergantung pada bagian yang terkena.
Tipe bulber prognosisnya buruk
Kematian disebabkan kegagalan pernafasan atau infeksi sekunder pada jalan nafas
Mortalitas dan tingkat kecacatan lebih besar sesudah umur pubertas